• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Orangtua Tentang Kemampuan Perawat Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Ruang Rindu B2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Orangtua Tentang Kemampuan Perawat Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Ruang Rindu B2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI ORANGTUA TENTANG KEMAMPUAN PERAWAT

DALAM MERAWAT DALAM MERAWAT ANAK USIA SEKOLAH

PASCA BEDAH DI RUANG RINDU B2 RUMAH SAKIT UMUM PUSAT

HAJI ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

SEPTIANY PURBA

081121011

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Pembimbing

………..………. Salbiah, S.Kp, M. Kep Nip. 19751013200112002

Penguji I

………..………. Erniyati, S.Kp, MNS

Nip. 197610081999032001

Penguji II

………..………. Mula Tarigan

Nip. 197410022001121001

Medan, 29 Desember 2009 Pembantu Dekan I

………..……….

Erniyati, S.Kp, MNS

Nip. 19671208 199903 2 001

Judul

: persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat

anak usia sekolah pasca bedah di Ruang Rindu B2 Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa

: Septiany Purba

Nim

: 081121011

Jurusan

: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Tahun

: 2010

Tanggal Lulus :

(3)

Judul

: Persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat

anak usia sekolah pasca bedah di Ruang Rindu B2 Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa

: Septiany Purba

NIM

: 081121011

Jurusan

: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun

: 2010

ABSTRAK

Komunikasi merupakan penyampian informasi yang dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam memberikan asuhan keperawatan dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah.

Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian adalah anak usia sekolah yang di rawat pasca bedah di ruang rindu B2 sebanyak 22 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Analisa data menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai komunikasi yang baik adalah 54,2%, persepsi orangtua tentang sikap perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai sikap yang baik adalah 36,4%, Persepsi orangtua tentang kemampuan tindakan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai tindakan perawat yang baik adalah 45,4%. Persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai kemampuan perawat yang baik adalah 45,4%.

Untuk itu di sarankan pada perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan agar dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi perawat, dan diharapkan dapat lebih tanggap dan cepat melakukan asuhan keperawatan khususnya perawatan pasca bedah.

Kata Kunci : Persepsi, Kemampuan Perawat, Merawat Anak Usia Sekolah

(4)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatnya dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyusun proposal ini yang berjudul “ Persepsi Orang Tua Terhadap Kemampuan Perawat dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum Pemerintah H. Adam Malik Medan

Ucapan terimakasih kepada saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut:

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Salbiah S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada saya denganpenuh kesabaran dalam penyelesaikan skripsi ini.Ibu Siti Saidah Nasution S.Kp,M.Kep, Sp. Mater selaku pembimbing Akademik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.Kep, M.kep yang telah berperan dalam uji validitas skripsi ini. Terima kasih atas saran dan perbaikan yang sangat berguna dalam penyempurnaan kuesioner. 4. Seluruh dosen pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak

memdidik penulis selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administratif.

5. Dr. M. Nur Rasyid Lubis, SpB, FINACS selaku Direktur Rumah Sakit Umum Pemerintahan Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin kepada saya melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Pemerintahan Haji Adam Malik Medan.

6. Para responden yang telah bersedia berpartisipasi dan meluangkan waktu untuk pengisian kuesioner.

(5)

Lumbantoruan, Mimi Asmita, Siti Amina Daulay, Kholila Daulay, Desi Mastika Sari dan Abdul Muis Situmorang yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Teristimewa kepada kedua orangtuaku Bapak B. Purba, Ibu R br. Simangunsong, abang Agrarius

Purba, kakak Agreen Purba, kedua adik saya Febreen Purba dan Novalina Purba. Terima kasih buat doa dan dukungan yang sangat berarti bagi saya yang tidak dapat saya lupakan seumur hidup saya dan terima kasih buat cinta, doa, dan dukungan yang telah diberikan kepada saya dan semuanya yang belum saya sebutkan satu persatu terima kasih buat doa dan dukunganya. 9. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namaya satu persatu yang

telah banyak membantu penelitian baik dalam penyelesaian skripsi ini mampu dalam penyelesaian perkuliahan di Fakultas Keperawatan USU.

Semoga tuhan yang maha kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan anak.

Medan, Juli 2010 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... ... i

Abstrak ... ... ii

Prakata ... ... iii

Daftar Isi... iv

(7)

1. Latar Belakang ... ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... ... 6

3. Tujuan Penelitian ... ... 6

4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.Persepsi ... 5

1.1. Pengertian Persepsi ... ... . ... 5

1.2.

Factor- Factor Mempengaruhi

... ... ... 5

2.

Orangtua...

...

14

2.1. Pengertian Orangtua ...

2.2. Pengertian Anak Usia Sekolah Pasca Bedah...

2.3. Asuhan Keperawatan Pasca Bedah...

BAB.3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual ... ... 18

2. Defenisi Konseptual dan Operasional ... ... 19

BAB.4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... ... 20

2. Desain dan Sampel Penelitian ... ... 20

2.1. Populasi Penelitian... 20

2.2. Sampel Penelitian... 20

3. Lokasi Penelitian ... ... 21

4. Pertimbangan Etik ... ... 21

5. Instrumen Peneltian ... ... 21

6. Pengumpulan Data ... . 23

(8)

8. Analisa Data ... ... 24

BAB.5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian... .. 25

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden... 25

1.2.Persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat dalam merawat

anak usia sekolah pasca bedah

2. Pembahasaan………..………... 31

BAB.6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan ……….………..… 34

2. Rekomendasi………... 35

2.1 Untuk Pendidikan Keperawatan……….. 35

2.2 Untuk Penelitian Selanjutnya………... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN

1.Lembaran persetujuan responden

2.Instrumen penelitian

3.Jadwal proses penelitian

4.Surat pernyataan uji validitas

5.Perkiraan biaya penelitian

6. Surat pernyataan ijin penelitian dari fakultas keperawatan USU

7.Surat ijin penelitian rumah sakit adam malik medan

(9)

Judul

: Persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat

anak usia sekolah pasca bedah di Ruang Rindu B2 Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa

: Septiany Purba

NIM

: 081121011

Jurusan

: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun

: 2010

ABSTRAK

Komunikasi merupakan penyampian informasi yang dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam memberikan asuhan keperawatan dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah.

Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian adalah anak usia sekolah yang di rawat pasca bedah di ruang rindu B2 sebanyak 22 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Analisa data menggunakan statistik deskriptif.

Hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai komunikasi yang baik adalah 54,2%, persepsi orangtua tentang sikap perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai sikap yang baik adalah 36,4%, Persepsi orangtua tentang kemampuan tindakan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai tindakan perawat yang baik adalah 45,4%. Persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang mempunyai kemampuan perawat yang baik adalah 45,4%.

Untuk itu di sarankan pada perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan agar dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi perawat, dan diharapkan dapat lebih tanggap dan cepat melakukan asuhan keperawatan khususnya perawatan pasca bedah.

Kata Kunci : Persepsi, Kemampuan Perawat, Merawat Anak Usia Sekolah

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

(11)

pembayaran untuk perawatan kesehatan juga berubah, mengakibat lama hari rawat yang lebih singkat dan tindakan dengan biaya efektif (Brunner & Suddarth, 2002). Sebagai akibatnya, banyak orang yang dijadwalkan untuk pembedahan menjalani persiapan diagnostik dan praoperantif sebelum masuk rumah sakit. Mereka juga meninggalkan rumah sakit lebih cepat, meningkatkan kebutuhan akan penyuluhan klien, perencanaan pemulangan (discharge planning), persiapan untuk perawatan diri dan rujukan untuk perawatan rumah dan layanan rehabilitatif. Bedah ambulatori, pembedahan sehari mengharuskan perawat untuk mempuyai pengetahuan yang solid mengenai semua aspek perawatan klien bedah pengetahuan keperawatan praoperatif dan dan pascaoperatif tidak lagi memadai perawat yang lengkap harus mencakup pemahaman tentang aktivitas intraoperatif (Sjamsuidayat, 2000).

Pasien yang menjalani pembedahan tetaplah seorang individu yang memiliki kebutuhan, ketakutan dan masalah-masalah yang sangat nyata seperti individu yang lain, serta menghadapi peristiwa-peristiwa besar yang sering terjadi dalam kehidupan. Pada saat anak sakit dan harus di rawat di rumah sakit akan anak harus memiliki kemampuan melakukan pendekatan dan komunikasi kepada anak karena hal ini yang membedakannya dengan asuhan kepwerawatan yang dilakukan kepada pasien dewasa. Pasien dewasa mudah untuk diajak bekerjasama dalam pelayanan keperawatan yang dijalankan, sedangkan anak-anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya pada saat berhubungan dengan anak maupun orang tuanya dan tujuan asuhan keperawatan yang dijalankan dapat tercapai dengan baik. (Tamsuri, 2006) .

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah 22 orang. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagimana persepsi orang tua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan

(12)

Untuk mengidentifikasikan persepsi orang tua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang Rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran persepsi orang tua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang Rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

4. Manfaat Penelitian

4.1. Bagi Praktek Keperawatan

penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perawat dalam melakukan intervensi keperawatan pada proses pemberian asuhan keperawatan pasien dengan pesepsi orang tua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di Rumah Sakit Umumpusat Haji Adam Malik Medan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persepsi

2.1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu (Bimo, 2001 dalam Sunaryo, 2004).

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

(13)

a. Diri orang yang bersangkutan sendiri

Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapannya. Persepsi seseorang juga dipengaruhi motifnya.

b. Sasaran persepsi tersebut

Sasaran itu mungkin berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang melihatnya.

c. Faktor situasi

Faktor ketiga yang turut berperan dalam membentuk persepsi adalah faktor situasi. Dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian, situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penambahan persepsi seseorang.

2.2. Orang Tua

2.2.1. Pengertian Orang Tua

(14)

Orang tua tidak dapat dipisahkan dari ikatan keluarga yang mempunyai peranan dan fungsi yang penting. Peranan orang tua dapat menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam kondisi tertentu (Effendy, 1999).

Persepsi orang tua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di rumah sakit umum pusat haji adam malik medan yaitu perawat menjelaskan tetang prosedur dan tindakan pembedahan kepada orang tua yang memiliki anak yang sakit di rumah sakit.

2.2.5. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak adalah individu yang berusia 0 sampai 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang berbeda dengan orang dewasa.

Anak usia sekolah merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1) usia bermain/oddler (1-1,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-18 tahun). Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh-kembang dengan kebutuhan khusus baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual (Hidayat, 2005). Karena anak usia sekolah merupakan masa ketika terjadinya pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, perkembangan motorik, perkembangan psikososial,perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan spiritual dan masa bermain.

2.2.3. Asuhan Keperawatan Pada Anak Pasca Bedah

(15)

proses pembedahan. Walaupun dari insiden postoperatif komplikasi kesehatan anak mengalami atau menjalani pembedahan tidak sebanyak daripada 1% (Maxwell dan Yaster, 2000) melanjutkan monitor dari status anak cardiopulmonary hal-hal yang perlu selama dengan segera postoperatif periode salah satu komplikasi postanesthesia seperti itu jalan obstruksi, group postetubasi, plasma laring, dan bronkusplasma. Menjaga seorang pasien jalan nafas dan maksimal kriteria ventilasi, monitor pasien, oksigen, saturasi dan asal saja suplementasi oksigen sangat membutuhkan, menjaga suhu tubuh dan promosi keseimbangan cairan dan elektrolit. Aspek perawatan postoperatif sangat dilakukan dengan segera dengan mengukur tanda tanda vital dan setelah itu dilanjutkan dengan monitor kemudian mengevaluasi temperatur setelah itu kita lihat efek samping dari anastesia, syok, atau kompromi pernafasan. Sebuah perubahan tanda tanda vital membuat permintaan dengan segera di ataksi dalam periode postoperatif membuat penyebab dari malignant hipertemia (MH), sebuah potensial fatal genetik myiopati. Tindakan takikardi, dan takpnea dan metabolisme dan respirasi asisdsosis suhu yang sangat elevan konsisden dari banyak tindakan segera dilakukanya penyaring dan identifikasi pasien resiko dari sedang berkembang MH sebelum pembedahan imperatif anak dengan keluarga atau kisah privasi mendadak deman tinggi dengan prosedur pembedahan dan sistem saraf pusat tindakan yang sangat tinggi membuat resiko perkembangan anak menjadi menurun. Dilakukannya prosedur pembedahan, hiperventilasi dengan 100% oksigen dan IV infus, trolene sodium. Seorang pasien suhu temperaturnya sangat tinggi setelah dilakukanya pemasangan infus IV dan coline pendingin, selimut hangat serta tas yang berisi es diletakkan di ketiak dan kunci paha dan kardiopulmonari. Seorang pasien dipisahkan ICCU dan menutup monitor untuk stabilisasi tanda- tanda vital, metabolik (Wong, 2003).

Perawatan pasca bedah :

(16)
(17)

diperhatikan. Setiap laporan yang tampaknya tidak sesuai dengan kondisi pasien harus diperiksa kembali kebenaranya. Balutan operasi diperiksa tetapi jangan dibuka kecuali ada pendarahan, balutan basah atau tampak kotor atau ikatan yang terlalu kencang sehingga mungkin dapat mengganggu peredaran darah atau pernafasan, dan adanya alasan untuk memeriksa luka, seperti timbulnya demam yang sebabnya tidak jelas. Pasien yang menjalani operasi abdominal sebaiknya diperiksa apakah ada distensi abdomen pada setiap kali pemeriksaan dan dengan auskultasi untuk mendengar munculnya peristaltik. Daerah toraks diperiksa secara rutin untuk meyakinkan ventilasi dalam keadaan baik. Pada pasien ditanyakan adanya keluhan-keluhan khusus. Secara terus- menerus anda harus selalu mengantisipasi kemungkinan timbulnya komplikasi. Setiap keadaan yang tidak baik serta seluruh obat yang diberikan harus dicatat pada status pasien. (Nealon, 2000)

(18)

Pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi atau tindakan pengobatan invasif yang sering dilakukan dalam penyembuhan pasien fraktur, hal ini dapat menyebabkan dampak yang berupa respon fisiologis maupun patologis. Pembedahan dapat menyebabkan rasa takut, ansietas, nyeri, cacat dan mengakibatkan kematian. Peran perawat dalam mengurangi rasa nyeri post operasi dengan menggunakan berbagai bentuk tindakan non farmakologi yaitu dengan menggunakan manajemen nyeri teknik distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing dan massage kutaneus. (Sugiarto, 1999). Hal ini sesuai dengan pendapat Soegiarto (1999) bahwa perawatan anak dirumah sakit umumnya dapat menimbulkan gannguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyajit anak selama dirawat dirumah sakit. Strresor yang mempengaruhi permasalahan diatas timbul sebagai akibat dari dampak pembatasan aktivitas karena perlukaan tubuh dan nyeri, streesor tersebut tidak bisa diadaptasikan oleh anak karena anak belum mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Komunikasi dan sikap merupakan 2 hal penting yang harus diperhatikan ketika seorang perawat merawat anak usia sekolah pasca bedah di rumah sakit umum pusat haji adam malik medan.

1. Komunikasi

Dalam keperawatan anak yang penting dilakukan atau diperhatikan perawat ketika berkomunikasi dengan pasien anak yaitu :

− Kehadiran seorang perawat − Berhadapan dengan pasien − Mempertahankan kontak mata − Membungkuk kearah pasien − Mempertahankan sikap terbuka − Sentuhan kasih sayang dan perhatian − Ekspresi wajah atau muka perawat

(19)

2. Sikap

Dalam keperawatan anak yang penting dilakukan atau diperhatikan perawat ketika bersikap sebagai perawat dengan pasien anak yaitu :

− Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap- sikap lainya. Misalnya

tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk pada saat berbicara pasda saat berbicara, tidak melipat tangan, tidak menyilang kaki, tidak memasukkan tangan kekantong.

− Jarak saat berinteraksi antara pasien dengan perawat.

− Sentuhan, dapat digunakan dalam komunikasi terapeutik, tetapi harus dilakukan

secara tenang sambil menganalisis kondisi pasien dan respon yang mungkin akan diberikan oleh pasien, contohnya bersalaman, menepuk bahu, mengangkat jempol, tepuk tangan untuk memberikan pujian, memegang tangan pasien pada saat pasien sedih dan menangis.

− Berhadapan dengan lawan bicara − Sikap tubuh terbuka

− Memposisikan tubuh kearah / lebih dekat dengan lawan bicara − Pertahankan kontak mata sejajar dan natural.

− Bersikap tenang.

3. Melakukan tindakan perawatan

Dalam keperawatan anak yang penting dilakukan atau diperhatikan perawat ketika melakukan tindakan perawatan pasca bedah dengan pasien anak yaitu :

− Memberikan sentuhan dan perhatian kepada pasien − Memberikan suntikan IV dan memasang infus

− Membina hubungan rasa percaya antara perawat dengan pasien − Menjelaskan prosedur tindakan keperawatan kepada pasien − Perawat harus menghargai perbedaan karakteristik pasien. − Perawat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien

(20)

1. Memberikan dukungan emosional yaitu dengan cara memberikan kesejateraan emosional pasien harus dijaga selama operasi dan perawat bertugas mejelaskan prosedur tindakan yang dilakukan, memberikan dukungan psikologis dan menyakinkan pasien,penjelasan tentang pemantauan kondisi pasien akan mempengaruhi kondisi fisik dan kerja sama pasien.

2. Mengatur posisi yang sesuai untuk pasien maksudnya dengan diberikan posisi yang sesuai diperlukan untuk memudahkan pembedahan dan juga untuk menjamin keamanan fisiologis pasien. posisi ynag diberikan pada saat pembedahan disesuaikan dengna kondisi pasien.

3. Mempertahankan keadaan asepsis selama pembedahan maksudnya perawat bertanggung jawab untuk mempertahankan keadaan asepsis selama operasi berlangsung.

4. Menjaga kestabilan temperatur pasien artinya temperatur di kamar operasi dipertahankan pada suhu standar kamar operasi dan kelembapannya diatur untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

5. Memonitor terjadinya hipertermi malignan artinya monitoring kejadianya hipertermi malignan diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa kerusakan sistem saraf pusat atau bahkan kematian. Monitoring secara kontinu diperlukan untuk menentukan tindakan pencegahan dan penangan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang dapat merugikan pasien.

(21)

7. Membantu drainage artinya drain ditempatkan pada luka operasi untuk mengalirkan darah, serum, debris, dari tempat operasi yang bila tidak dikeluarkan dapat memperlambat penyembuhan luka dan menyebabkan terjadinya infeksi.

8. Memindahkan pasien dari ruang operasi ke ruangan pemulihan / ICU artinya sesudah operasi, tim kesehatan atau tim operasi akan memberikan pasien pakaian yang bersih, kemudian memindahkan pasien dari meja operasi ke barankard. Selama pembedahan ini tim pembedahan memberikan salah satu preposisi yaitu dengan terjadinya kehilangan panas, infeksi respirasi, dan shock, mencegah luka operasi terkontaminasi serta kenyamanan pasien. (Jong, 2000)

Evaluasi

− Setelah selesai operasi, ukur tanda vital, denyut jantung, frekuensi pernafasan dan

(22)

Faktor Yang Mempengaruhi

1. Pekerjaan 2. Pendidikan

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak teliti

Kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah :

− Komunikasi − Sikap

− Melakukan tindakan perawatan

(W 2005)

− Sangat baik − Baik − Cukup baik − Kurang baik Persepsi

(23)

3.3. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Persepsi Komunikasi Sikap Melakukan tindakan perawatan Tanggapan atau penerima langsung dari orang tua terhadap kemampuan perawat dalam melakukan tindakan perawatan pada anak usia sekolah pasca bedah di RSU. H. Adam Malik Medan.

Pertukaran informasi antar perawat dengan orang tua anak RSU. H. Adam Malik Medan. Respon atau reaksi perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah.

(24)

dipusatkan untuk kesembuhan pasien

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

(25)

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang mempunyai anak usia 6-12 tahun (anak usia sekolah) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dari catatan Reka Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan jumlah rata-rata pasien anak yang dirawat di ruangan Rindu B2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada bulan April 2010 adalah 18 orang.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui total sampling (Nursalam, 203).

yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003). Jumlah sampel dalam penelitian direncanakan kriteria minimal jumlah sampel yang dapat di anggap mencukupi (bukan sampel kecil) yaitu diatas 30.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berada di Jalan Bunga Lau No. 17, dengan alasan bahwa rumah sakit ini memberikan pelayanan keperawatan kepada anak. Selain itu Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pendidikan yang digunakan oleh Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (Fkep.USU) sebagai lahan praktek

(26)

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Dalam melaksanaan penelitian ini, ada beberapa pertimbangan etika yang harus diperhatikan yaitu kebebasan kerelaan menjadi responden serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik maupun tekanan sosial. Lembaran persetujuan diberikan kepada responden. Penelitian menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian yang dilakukan. Selanjutnya penelitian menanyakan kesediaan menjadi responden, jika para orang tua bersedia menjadi responden, maka mereka dimintai untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), jika para orang tua tersebut menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama orang tua pada lembaran pengumpulan data tetapi dengan memberi kode pada masing- masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi orang tua dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

(27)

dengan nomor 19, 20 pernyataan negatif dan nomor 16, 17, 18 pernyataan positif). Bagian kedua ini berbentuk penyataan dengan menggunakan skala likert dan pilihan jawaban dengan rentang skala 4 yaitu : sangat baik (skore 4), baik (skore 3), cukup baik (skore 2), kurang baik (skore 1) total skore 1-80. Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (1992) adalah :

Dimana P panjang kelas dengan nilai tinggi dikurangi nilai terendah sehingga didapat nilai rentang kelas dan banyak kelas adalah 4 kelas. Dari hasil perhitngan, maka rentang persepsi orang tua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah menurut (Nursalam, 2005 ) untuk kategori Sangat baik (51-80), Baik (41-60), Cukup baik (21-40), Kurang baik (1-20).

4.6. Validitas dan Realibilitas Instrumen

(28)

perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di rumah sakit umum pemerintahan H. Adam Malik Medan. Dengan jumlah kuesioner 20 dan jumlah sampel reabilitas 22 orang diruang rawat inap rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pemerintahan H. Adam Malik Medan. Peneliti Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Kuisioner ini dikatakan reliabilitas bila reliabilitasnya bernilai lebih dari 0,70 (Arikunto, 2006 ).

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah- langakh sebagai berikut : a. Setelah mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Unversitas

Sumatera Utara, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

b. Melaksanakan penelitian setelah mendapat izin dari dari direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

c. Menjelaskan tujuan penelitian kepada responden dan memintah kesediaannya untuk menjadi responden penelitian.

d. Bila responden bersedia untuk menjadi responden penelitian, kemudian peneliti mengajukan surat persetujuan responden untuk ditandatangani.

e. Menjelaskan cara pengisian kuesioner pada responden dan mengingatnya responden untuk mengisi kuesioner secara teliti dan cermat serta tidak ada pernyataan yang tidak dijawab. f. Mengingat responden untuk mengisi kuesioner dengan apa yang dilihat dan dilakukan oleh

responden dan harus diisi diri sendiri dan peneliti tetap mendamping responden selama pengisian responden.

(29)

4.8. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul dan melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data yang sesuai diberikan kode (Coding) untuk memudahkan peneliti dalam tabulasi dan analisa data. Selanjutnya memasukkan data kedalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi dengan menggunakan deskriptif stastistik.

Pengolahan data demografi meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku dan pekerjaan, dilakukan ecara statistik deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi untuk melihat data demografi dan persepsi orangtua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di ruang rindu B2 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

BAB 5

(30)

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai peresepsi orangtua yang merawat anak usia sekolah pasca bedah di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2010. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 18 orang yaitu orangtua dari anak yang di rawat. Penyajian hasil analisa data penelitian ini meliputi data demografi dan persepsi orangtua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2010.

5.1.1. Karakteristik Demografi

Dalam penelitian ini seluruh responden adalah orangtua pasien yang menjaga pasien saat dirawat di Rumah Sakit Umum Pemerintahan Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian tentang karakteristik responden orangtua berumur antara 30-40 tahun yaitu 12 orang (54%). Jenis kelamin orangtua yaitu laki-laki yaitu 16 orang (72,8%). Responden paling pegawai swasta yaitu 11 orang (50%). Pendidikan responden yaitu D-III yaitu 11 orang (50%). Suku bangsa responden yaitu suku Jawa yaitu 13 orang (43,3%), dan agama rsponden yaitu Islam ada yaitu 15 orang (68,2%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini :

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi Karakteristik data demografi persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Perawat Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2010

(31)

Umur

1. < 30 Tahun 7 31,8%

2. 30 – 40 Tahun 12 54,0%

3. > 40 Tahun 3 14, 2 %

Total 22 100%

Jenis Kelamin

1. Laki-laki 16 72,8%

2. Perempuan 6 27,2

Total 22 100%

Pekerjaan

1. Pegawai Negeri 0 0%

2. IRT 6 27,2%

3. Pegawai Swasta 11 50,0%

4. Karyawan 5 22,8%

Total 22 100%

Pendidikan

1. SD 0 0

2. SLTP 1 4,5%

3. SLTA 10 45,5%

4. D-III 11 50,0%

Total 22 100%

Suku Bangsa

1. Batak 8 36,2%

2. Jawa 13 43,3%

3. Melayu 0 0

(32)

5. Aceh 0 0

Total 22 100%

Agama

1. Islam 15 68,2%

2. Katolik 1 4,5%

3. Protestan 6 27,2%

4. Budha 0 0

4. Hindu 0 0

Total 22 100%

5.1.2. Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Komunikasi Perawat Dalam Merawat Anak Usia

Sekolah Pasca Bedah

Berdasarkan hasil penelitian bahwa persepsi orang tua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah psaca bedah di Rumah Sakit Umum Pemerintahan Haji Adam Malik Medan dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner yang terdiri komunikasi, sikap dan melakukan tindakan perawatan.

Berdasarkan jawaban yang diberikan responden, diperoleh bahwa kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah dipersepsikan bagus oleh responden. Bila dilihat untuk setiap komponen komunikasi perawat diperoleh bahwa seluruh komponen lebih banyak ditanggapi baik.

Dari jawaban tentang responden persepsi orang tua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah psaca bedah dibedakan menjadi 3 kategori yaiut kategori baik, cukup baik dan kurang baik.

(33)

adalah memiliki persepsi baik, dan yang memiliki persepsi cukup baik 26, 7 dan 0 yang memiliki kurang baik.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Komunikasi Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2010

No. Komunikasi Perawat Jumlah Persentase

1. Baik 6 27,2

2. Cukup Baik 8 18,8

3. Kurang Baik 8 18,8

Jumlah 22 100

Hasil pada tabel menujukkan bahwa persepsi untuk keseluruhan komponen kemampuan perawat dalam melakukan komunikasi pada anak termasuk kategori baik denagn nilainya yaitu 6 (27,2%) dan persepsi cukup baik yaitu 8 (18,8%) dan yang kurang baik yaitu 8 (18,8%)

5.1.3. Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Sikap Perawat Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Rumah Sakit Umu Pemerintahan Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

Persepsi orangtua terhadap kemampuan sikap perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah dirumah sakit umum pemerintahan haji adam malik medan yang paling banyak mempunyai sikap yang cukup baik yaitu hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Sikap Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2010

[image:33.595.70.473.216.348.2]
(34)

Kemampuan Sikap Perawat

1. Baik 6 36,5

2. Cukup Baik 12 25,0

3. Kurang Baik 4 42,5

Jumlah 22 100

5.1.4. Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Tindakan Perawat Dalam perawatan Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Rumah Sakit Umu Pemerintahan Haji Adam Malik Medan Tahun

2010

Persepsi orantua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah dirumah sakit umum pemerintah haji adam malik medan yang palin banyak

No. Tindakan Perawat Jumlah Persentase

1. Baik 18 73,3

2. Cukup Baik 8 26,7

3. Kurang Baik 0 0

Jumlah 22 100

4.1.5. Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Perawat Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Rumah Sakit Umu Pemerintahan Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

(35)

No. Tindakan Perawat Jumlah Persentase

1. Baik 18 73,3

2. Cukup Baik 8 26,7

3. Kurang Baik 4 45,0

Jumlah 22 100

5.1. Pembahasan

Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan persepsi orangtua terhadap kemampuan perwat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah. Berdasarkan hasil yang dipeoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan peneliti tentang persepsi orangtua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kategori persepsi orangtua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah adalah baik terbukti 22 orang (73,3) dapat melakukan komunikasi, sikap dan tindakan perawatan pada saat melakukan asuhan keperawatan. Dalam asuhan keperwaatan perawat harus berinteraksi dengan pasin, namun penjelasan suatu tindakan asuhan keperawatan dengan istilah kedokteran tidak baik haruslah bahasa yang dapat dimengerti oleh anak sehingga anak dapat mengerti.

5.2.1. Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Komunikasi Perawat Dalam Merawat Anak Usia

(36)

Komunikasi adalah suatu informasi dan penyampaian pesan antara dua atau lebih manusia, atau dengan kata lain pertukaran ide dan pikiran Komunikasi proses pengoperan lambang yang memiliki arti antara individu. Komunikasi adalah proses ketika seorang individu (komunikator) mengoper perangsang (biasanya lambang bahas) untuk mengubah tingkah laku individu yang lain (komunikan). Komunikasi mempunyai tujan untuk memberikan suata pesan atau informasi yang dimiliki (Kozier, 2004).

Persepsi orangtua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah, dilakukan komunikasi , sikap dan tindakan perawatan dengan baik. Pada masa anak usia sekolah, anak masih bersifat egosentris. Mereka memandang sesuatu hanya dalam hubungannya denagn diri mereka dan dari sudut pandang mereka sehinggakomunikasi yang dilakukan hendaknya difokuskan pada diri mereka. Pada masa ini, anak ingin ditanyai tentang hal hal yang telah didapat mereka lakukan dan memberikan pujian (Hurlcock, 1980).

Dalam penelitian ini perawat bersikap tenang, pada saat melakukan tindakan perawatan pasca bedah. Ketika melakukan sikap dan berkomunikasi kepada anak perawat dapat mempertahan kontak mata antara perawat dengan pasien (anak). Perawat melakukan komunikasi pada saat melakukan tindakan perawatan pasca bedah pada anak, sehingga anak merasa senang dan merasa nyaman pada saat berkomunikasi dengan perawat. Perawat berhadapan langsung dengan pasien atau anak, karena perawat berkomunikasi kepada pasien pada saat melakukan tindakan perawatan pada anak.

5.2.2.Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Sikap Perawat Dalam Merawat Anak Usia Sekolah

(37)

Sikap perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah sangat diperlukan untuk mengurangi dampak stres hospitalisasi yang salah satunya adalah meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri. (Soegianto, 1999)

Hal ini sesuai dengan pendapat (Jong, 2000), bahwa dalam melakukan keperawatan anak, perawat malakukan kontak mata pada saat berbicara, tidak melipat tangan, tidak menyilang tangan dan kaki. Perawat hendaknya memberikan salam, menepuk bahu, memberikan pujian kepada anak, dan memegang tangan anak ketika sedih dan menagis. Hal ini akan membuat anak merasa diperhatikan dan mengilangkan rasa cemasanak ketika berada dirumah sakit. Anak merasa cemas akibat prosedur medis dan perawatan yang dapat menimbulkan rasa nyeri akibat selesai operasi.

5.2.3. Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Tindakan Perawat Dalam Merawat Anak Usia

Sekolah Pasca Bedah

Tindakan perawatan merupakan aktivitas perawatan yang dilakukan pasca bedah. Perawat memberikan sentuhan dan perhatian pada pasien anak, membian hubungan rasa percaya, menjelaskan prosedur tindakan dan memberikan rasa nyaman pada pasien anak.

5.2.4 Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Tindakan Perawat Dalam Merawat Anak Usia

Sekolah Pasca Bedah

Persepsi adalah pengintergprestasikan terhadap rangsangna yang diterima oleh individu dan merupakan sesuatu yang berarti (aktivitas yang integrated) dalam diri individu (Bimo, 2001) . berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa yang paling banyak orangtua mempunyai persepsi orangtua yang baik adalah

(38)

lebih banyak tentang asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat sebagai petugas kesehatan keperawatan yang profesional.

Hal ini sesuia dengan pendapat Soegianto ( 1999) bahwa perawatan anak di rumah sakit umumnya dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan pad anak serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat dirumah sakit. Streesor yang mempengaruhi masalah tersebut akibat dampak pembatasan aktivitas karena perlukaan tubuh, dan nyeri. Streesor tersebut tidak bisa diadaptasikan oleh anak, karena anak belum mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru

Pembedahan merupakan salah satu tindakan atau betuk terapi dengan pengobatan invasif yang sering dilakukan dalam penyembuhan pasien fraktur. Hal ini dapat menyebabkan dampak berupa respon fisiologi maupun patologis.

Pembedahan dapat menyebabkan rasa takut, ansietas, nyeri, cacat dan mengakibatkan kematian. Peran perawat diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri post operasi dengan menggunakan berbagai tindakan yaitu tindakan non farmakologi yaitu mengguanakan manajemen nyeri teknik distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing dan massage kutanase (Sugiarto, 1999).

Untuk itu penting sekali perawat menggunakan pendekatan yang tepat melakukan komunikasi yang dijalnkannya pada anak sesuai dengan tahap usia anak misalnya pendekatan pada orangtua terlebih dahulu, baru mulai kontak dengan anak. Banyak faktor penyebab ketidakpuasan pasien di rumah sakit salah satunya adalah faktor komunikasi antara perawat dengan dokter. Tindakan keperawatan sangat tergantung pada bagimana faktor tersebut diatas dapat memenuhi harapan harapan kepada pasien.

(39)

anak dirumah sakit umumnua dapat menimbulakn ketegangan dan ketakutan pada anak serta menimbulkan gangguan emosi atau tingak laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat dirumah sakit. Streesor yang mempenaruhi masalah tersebut dari dampak pembatasan aktivitas karena pelukaan tubuh, nyeri. Streesor tersebut tidak bisa diadaptasikan kepada anak, karena anak belum mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan rumah sakit dimana anak dirawat dirumah sakit tersebut sehingga perawat melakukan tindakan seperti melakukan bermain atau melakukan aktivitas di lingkungan rumah sakit agar anak tidak merasa bosan dan merasa tidak nyaman dalam rumah sakit.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

(40)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan bahwa persepsi orangtua

terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di Rumah Sakit

Umum Pemerintahan Haji Adam Malik Medan terdapat 22 responden (73,3) mengatakan

perawat memiliki kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah adalah

baik sedangkan 8 responden (26,7) mengatakan terdapat perawat memiliki kemampuan

dalam merawat anak usia sekolah dan melakukan tindakan perawatan di Rumah Sakit Umum

Pemerintahan Haji Adam Malik Medan namun perlu ditingkatkan kepuasan dari pasien dapat

mendukung dari komunikasi serta sikap dan tindakan perawatan dari perawat.

Kepuasan ataupun ketidakpuasan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian (disconfirmasi) yang dipersepsikan antara harapan awal dan kinerja aktual

yang dirasakan. Seorang perawat yang merawat anak usia sekolah pasca bedah dan

menangani pasien anak harus memiliki kemampuan melakukankomunikasi, sikap dan

tindakan perawatan pada pasien anak karena hal ini yang membedakannya dengan asuhan

keperawatan yang dilakukan pada pasien orang dewasa. Pasien dewasa mudah untuk diajak

bekerjasama dalam pelayanan kesehatan yang dijalankan, sedangkan anak anak sesuai

dengan karakteristiknya perkembangannya, sering kali bisa maupun kadang kadang sulit

diajak bekerjasama dalam asuhan keperawatan, terutama anak usia sekolah.

Saran-saran

1. Saran terhadap bagi pendidikan keperawatan

(41)

tentang persepsi orang tua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2. Saran terhadap bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi informasi dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan persepsi orang tua tentang kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dalam melakukan asuhan keperawatan khusunya pasca bedah.

DAFTAR PUSTAKA

Amir,N.(2002).Diagnosis dan pelaksanaan depresi pasca stroke. Dibuka pada website

Alimul, H.A. (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I. Jakarta :

Salemba Medika.

http:/www.A:/%20 20 news % 20 % Energi % 20 chi % 20 % 20 defenisi %

(42)

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI.

Jakarta : Rineka Cipta.

Astawan, (2002). Cegah Hipertensi dengan pola makan. Dibuka pada website

Basha,A,(2004). Hipertensi : Faktor Resiko dan Penatalaksanaan Hipertensi. Dibuka

pada websit

http:/www.A:/%20 20 news % 20 % Energi % 20 chi % 20 % 20 defenisi %

document 20 % setting /bill-re..

Corwin,E,J(2001).Buku saku Patofisiologi. Jakarta:EGC.

Dekker,E,(1996).Hidup dengan tekanan darah tinggi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Depkes. (2007). Hipertensi di indonesia. Dibuka pada website

Dunitz,M.(2001).Treatrment of hypertension in general practise, Dallas : Blok Well

Sciens Inc.

Gunawan,L,(2001). Hipertensi : Tekanan darah tinngi. Yogyakarta : Percetakan Kanisus.

Gsianturi.(2002). Obat Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta : EGC

Harsono,S,P (2001). Modul Analisa Data.Depok : FKM UI.

Hayens,B,dkk. (2003). Buku pintar menaklukkan Hipertensi. Jakarta : Ladang Pustaka.

Julianti, E.D, Nurjana, dan soetrisno. (2005). Bebas Hipertensi dengan terapi jus. Jakarta

; Puspa Suara.

Mayer, P.(1980). Hipertensi Arterial : Mechanisme, Clinique, and Traitement. Greta

Britain : Oxfort University Press.

Mayo.(2005). Mengatasi tekanan darah tinngi. Jakarta : PT Duta Prima.

(43)

Nursalam.(2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan :

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika.

Santoso, S,S,Prasoedjo, & Zalbawi, (2001). Artikel faktor – faktor yang mendorong

penderita hipertensi kepengobatan tradisional. Jakarta : Puslitbang Ekologi

Kesehatan.

Sheps, (2005). Mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta : Intisari Mediatama

Wijayakusuma,H.M (2000). Ramuan Tradisional untuk pengobatan Darah Tinggi.

Jakarta: Swadaya.

Wexler, (2002). Hipertensi ; Encylopedia of Nursing and Alied Health. Dibuka pada

website http;//www.findarticles.com/p/article/mi.

WHO. ( 1998 :” 1993 : 2000). Hipertensi D Dunia. Dibuka pada website http

;//www.ruhyana.Wordpress.com.

Wiryowidagdo,S.(20002). Obat tradisional untuk penyakit jantung, darah tinggi dan

kolestrol. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PERSEPSI ORANTUA TENTANG KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT

ANAK USIA SEKOLAH PASCA BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI

(44)

Saya bernama Septiany Purba/081121011 mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “ persepsi orantua tentang

kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di rumah sakit umum

pusat haji adam malik medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Kerawatan Fakultas Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan saudara/i untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan saudara/i memberikan

jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Jika bersedia, silahkan

menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/i.

Terima kasih atas partisipasi saudara/i dalam penelitian ini.

Medan, Juli 2010

Peneliti,

Responden,

Septiany Purba

Lampiran 2

B. PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT ANAK USIA SEKOLAH PASCA BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PEMERINTAHAN H. ADAM MALIK MEDAN

 Bacalah baik-baik setiap item pernyataan.

(45)

 Semua pernyataan harus di beri jawaban.

 Setiap pernyataan dijawab dengan satu jawaban menurut anda benar.  Bila ada yang kurang dapat di mengerti dapat di pertanyakan kepada peneliti

Di bawah ini adalah persepsi orangtua terhadap kemampuan perawat dalam merawat anak usia sekolah pasca bedah di Rumah Sakit Umum Pemerintahan H. Adam Malik Medan.

Keterangan : TP : Tidak Pernah KK : Kadang Kadang SR : Sering

SL : Selalu

NO

PERNYATAAN

JAWABAN

TP KD SR SL

KOMUNIKASI

1. Komunikasi perawat mudah dipahami dan dimengerti oleh anak.

2. Perawat bersikap hormat dengan menggunakan senyum pada saat melakukan komunikasi pada anak

3. Perawat melakukan komunikasi pada pasien menggunakan bahasa yang jelas.

4. Perawat melakukan komunikasi pasien dengan menggunakan bahasa yang benar.

5. Perawat mempertahankan kontak mata dengan pasien. 6. Perawat melakukan sentuhan kasih sayang dan

perhatian kepada pasien.

7. Perawat mempertahankan sikap terbuka terhadap pasien.

8. Perawat menggunakan intonasi tinggi pada saat berbicara dengan anak.

9. Perawat membungkuk kearah pasien.

10 Perawat melipat tangan saat berbicara dengan anak. SIKAP

(46)

dan tangan terbuka (tidak bersilang) kepada pasien. 12. Perawat melakukan gerakan tubuh seperti tersenyum

kepada pasien.

13. Perawat berhadapan dengan lawan bicara (pasien). 14. Perawat bersikap tenang saat berkomunikasi kepada

pasien.

15. Perawat mempertahankan kontak mata dengan anak pada saat berkomunikasi dan selalu tersenyum

MELAKUKAN TINDAKAN PERAWATAN

16. Perawat memberikan informasi tentang prosedur tindakan kepada pasien.

17. Perawat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.

18. Perawatan pasca bedah di lakukan perawat di ruangan operasi.

19. Perawat melakukan hubungan rasa percaya antara perawat dengan anak

(47)

Nama

: SEPTIANY PURBA

Tempat/ Tanggal Lahir

: Pematangsiantar/ 30 September 1985

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Jln. Melanton Siregar Gang Sipahutar Pematangsiantar

Pendidikan

: 1. SD Budi Mulia Pematangsiantar

2. SLTP Budi Mulia Pematangsiantar

3. SMU Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar

4. Program D III Keperawatan FKep USU

Gambar

Tabel 5.3.  Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi Orangtua Terhadap Kemampuan Sikap Dalam Merawat Anak Usia Sekolah Pasca Bedah Di Rumah  Sakit Umum Pusat H

Referensi

Dokumen terkait

Program aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2005 yang merupakan pengembangan terbaru visual basic.Net dari Microsoft Corporation yang

Kebutuhan masyarakat mengenai informasi citra hasil deteksi sinar-X pun semakin meningkat, hal ini ditandai dengan tidak sedikitnya citra-citra hasil deteksi sinar-X dari

Program studi yang diusulkan harus memiliki manfaat terhadap institusi, masyarakat, serta bangsa dan negara. Institusi pengusul memiliki kemampuan dan potensi untuk

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga akan ditempatkan dalam pojok berita website LPSE Provinsi Jawa Tengah, oleh karenanya Pokja 3 ULP Provinsi

Bentuk sosialisasi primer oleh keluarga inti prosesi tradisi Naik Ayun Keluarga besar menginformasikan kepada keluarga inti untuk mempersiapkan untuk peralatan naik

perencanaan awal. Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw. 3)Tahap pengamatan

Sony Kurniawan 091 BANYUWANGI... SHOHIBUL FARIZ

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang meliputi kesalahan ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf;