• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI

KERJA PEGAWAI PADA PT. INDOSAT, Tbk. DIVISI

REGIONAL WILAYAH BARAT MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

LASTIAR PANGARIBUAN 050521188

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara M e d a n

(2)

yang telah memberikan hamba hikmat, ketenangan, kekuatan, penghiburan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan kemurahan-Mu sungguh tiada terhingga dalam kehidupanku.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Departemen Manajemen konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya, baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis akan tetap berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan baik berupa moril maupun materil dari berbagai pihak dalam penyalesaian skripsi ini. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dan turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

(3)

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Yulinda. SE. MSi selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Lucy Anna. SE. MSi dan Ibu Dra. Lisa Marlina. SE. MSi selaku Penguji I dan Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Drs. Haida Jasin, Se. Msi selaku dosen wali yang telah membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis.

8. Kepada Ka Risma Situngkir yang selalu menjadi sahabat dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini, kuucapkan terimakasih atas dukungan dan doanya.

9. Sahabat-sahabat penulis Dina, Epta, Soffie, Ervina, Marini, Marlina, Adrian, Frans, Arnold, Selpi, Lina, Katrin, Linda Tambunan, Dian, Linda, Eva, atas semua bantuan, nasehat, dan pengertiannya

(4)

menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah Bapa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, April 2008 Penulis,

(5)

A. Latar Belakang………...1

B. Perumusan Masalah………..4

C. Kerangka Konseptual………5

D. Hipotesis………...7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….7

F. Metodologi Penelitian………...8

1. Batasan Operasional…………..………...8

2. Defenisi Operasional...…...………8

3. Skala Pengukuran Variabel….…………...………...…….11

4. Lokasi dan Waktu Penelitian...……...………13

5. Populasi dan Sample...………….…...…………..13

6. Jenis Data..….………....……….14

7. Teknik Pengumpulan Data……….……..…………..14

8. Teknik analisis Data………...……….15

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu...19

B. Pengertian Kepemimpinan………..20

(6)

1. Pengertian dan jenis – jenis motivasi...24

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ...……..26

3. Teori – teori Motivasi...…….………...………….27

F. Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai...29

BAB III GAMBARAN UMUMPERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan...31

B. Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas...33

C. Aktivitas Dan Kegiatan Perusahaan...41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriftif...45

1. Deskriftif Responden...45

2. Deskriftif Variabel...47

B. Analisis Statistik...55

1. Uji Validitas dan Reliabilitas...55

2. Analisis Regresi Linier Berganda...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan...67

2. Saran...68 DAFTAR PUSTAKA

(7)

Barat Medan dibawah bimbingan Dra. Komariah Pandia, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Ulfa, MSi (Penguji I), Dr. Elisabeth Siahaan, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja yang dilakukan oleh karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera terhadap komitmen karyawannya. Pengujian data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti : uji validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 12,0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0.518. Untuk regresi berganda menggunakan Adjusted R Square yang disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu 0.474 yang berarti 47,4 % variasi variabel terikat (komitmen karyawan) mampu dijelaskan oleh variabel independen (bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas) dan 52,6% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji Fhitung sebesar 11,570 dan Ftabel sebesar 4,08 sehingga Fhitung > Ftabel (11,570 >4,08) pada α = 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja tuntas secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera. Pada uji t, variabel bekerja tuntas (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen pegawai.

(8)

Barat Medan dibawah bimbingan Dra. Komariah Pandia, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Ulfa, MSi (Penguji I), Dr. Elisabeth Siahaan, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja yang dilakukan oleh karyawan PT. Tiffa Mitra Sejahtera terhadap komitmen karyawannya. Pengujian data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti : uji validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 12,0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0.518. Untuk regresi berganda menggunakan Adjusted R Square yang disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu 0.474 yang berarti 47,4 % variasi variabel terikat (komitmen karyawan) mampu dijelaskan oleh variabel independen (bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja tuntas) dan 52,6% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji Fhitung sebesar 11,570 dan Ftabel sebesar 4,08 sehingga Fhitung > Ftabel (11,570 >4,08) pada α = 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bekerja cerdas, bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja tuntas secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada PT. Tiffa Mitra Sejahtera. Pada uji t, variabel bekerja tuntas (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen pegawai.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin.

Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang

usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan anggota

organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal,

yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut.

Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan

pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat

memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Pemimpin tersebut

memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk

melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan

yang ditetapkan.

Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan

dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku

organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang

pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara

produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167). Motivasi merupakan

sebab, alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dorongan seseorang untuk berbuat atau ide

pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap segenap tingkah laku manusia (Kartono,

(10)

bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan

tujuan yang telah ditentukan dan motivasi tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis

yang bersifat materil saja (berbentuk uang) akan tetapi motivasi karyawan juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor akan keberhasilan pelaksanaan karyawan dalam bekerja,

pengakuan akan keberhasilan dalam bekerja, tanggung jawab, dan pengembangan

pegawai.

Pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk memotivasi karyawannya agar

bekerja dengan baik. Apabila motivasi bekerja karyawan rendah maka kinerja

karyawan akan menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki rendah.

Motivasi dan pembangkitan motivasi merupakan sebuah fungsi manajemen yang

penting untuk dilakukan. Motivasi juga menggambarkan hubungan antara harapan dan

tujuan dengan hal yang dilakukan untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu

dengan motivasi yang bersifat positif dan negatif yang dapat digunakan seorang

pemimpin agar karyawan mau bekerja giat dan optimal untuk mencapai tujuan

perusahaan.

PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan merupakan salah

satu perusahaan telekomunikasi yang berhubungan dengan masyarakat. Dalam

memasarkan produknya, penyelenggara pertelekomunikasian dan informasi terkemuka

di Indonesia yang memberikan pelayanan jasa selular (Mentari, Matrix, dan IM3), jasa

telekomunikasi tetap atau jasa telepon tetap (seperti jasa SLI yaitu SLI 001, SLI 008,

dan FlatCall 01016, jasa fixed wireless yaitu StarOne dan IPhone). Persaingan yang

ketat dibidang pertelekomunikasian saat ini dengan perusahaan telekomunikasi yang

(11)

karyawan kepada pelanggan dan motivasi terhadap karyawan adalah hal penting yang

mendukung pencapaian target perusahaan dan tentunya didukung kepemimpinan yang

efektif sesuai dengan gaya yang dijalankan oleh pimpinan perusahaan.

Ringkasan kinerja operasional PT. INDOSAT, Tbk Divisi Regional Wilayah

Barat Medan tahun 2006 s/d 2007 menunjukkan jumlah pelanggan pengguna jasa

Indosat yang meningkat setiap tahunnya, dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1

Ringkasan Kinerja Operasional PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan

Periode Tahun 2006 s/d 2007

Deskripsi 2006 2007 Perubahan

Pelanggan Selular 13.900.000 orang 20.000.000 orang 143,8 % Pelanggan Telepon

Tetap Nirkabel

208.100 orang 483.400 orang 232,2 %

BTS (Base Transceiver Station)

6.248 buah 8.366 buah 133,8 %

Sumber : Divisi Operasional PT. Indosat, T.bk. (diolah)

Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja. Hal ini dapat di lihat

dari Tabel 1.1, dimana kinerja operasional PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah

Barat Medan mengalami peningkatan pada periode 2006 s/d 2007. Peningkatan jumlah

pengguna seluler meningkat sebanyak 143,8 %, Pelanggan telepon tetap nirkabel juga

mengalami peningkatan sebanyak 232,2 % ini berarti kepercayaan masyarakat terhadap

PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan meningkat. Kondisi ini tidak

akan tercapai apabila tidak didukung oleh keberhasilan pemimpin dalam memotivasi

karyawan, sehingga karyawan berjuang untuk meningkatkan keberhasilan kerjanya.

Peningkatan pelanggan seluler dan pelanggan telepon tetap nirkabel tentunya

(12)

Semakin banyak pelanggan PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan

Maka semakin banyak BTS (Base Transceiver Station) yang dibangun.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan dan

pertambahan jumlah pelanggan pengguna jasa Indosat sangat dipengaruhi oleh

kemampuan setiap karyawan untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaaan.

Loyalitas yang tinggi, rasa memiliki, dan bekerja secara efektif dan efisien tidak akan

tercapai tanpa adanya motivasi yang kuat dan positif dari pimpinan. Melihat hal diatas

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahannya

“Apakah Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Secara umum model gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin

dalam perusahaan terdiri atas 3 macam yaitu gaya kepemimpinan demokratis, gaya

kepemimpinan otoriter, dan gaya kepemimpinan laissez faire. Menurut O’Donnell,

(13)

pemimpin menggunakan kekuasaannya. Dengan demikian terdapat tiga gaya

kepemimpinan, ketiga gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Demokratis: Pemimpin dipandang sebagai orang yang tidak

melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu pada

bawahannya. Pemimpin ini mengikutsertakan pendapat bawahan sebelum ia

membuat keputusan.

2. Kepemimpinan Otoriter: Pemimpin dipandang sebagai orang yang memberi

perintah dan dapat menuntut, keputusan ada ditangan pemimpin.

3. Kepemimpinan Laissez Faire: Pemimpin hanya menggunakan sedikit kekuasaan

dan memberikan banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan kegiatan.

Menurut teori Herzberg, dalam Manullang (2001:179) faktor-faktor yang

berperan sebagai motivator terhadap pegawai yakni yang mampu memuaskan dan

mendorong orang untuk mau bekerja baik terdiri dari :

1. Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang bawahan berhasil dalam melaksanakan

pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan

pekerjaannnya dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

mencapai hasil dan berkembang. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat

kepada bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu yang

dirasa bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil

mengerjakan pekerjaannnya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu.

2. Pengakuan : Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus

memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan

(14)

keberhasilannya misalnya dengan memberi surat penghargaan, memberi hadiah

berupa uang tunai, memberi medali, memberi kenaikan gaji dan promosi.

3. Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu

memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi.

4. Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai dengan melatih bawahannya

untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan

selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi kepada bawahan yang siap untuk

pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan

atau latihan lanjutan.

Keterkaitan antara suatu variable bebas (independen) yaitu gaya kepemimpinan

terhadap variable terikat (dependen) yaitu motivasi kerja pegawai maka modelnya

adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual Tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai

Sumber : Koontz, O’ Donnel (2001:144), Manullang (2001:179), diolah

(15)

D. Hipotesa

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesa yang diambil penulis

adalah “Gaya Kepemimpinan berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan”

E. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah :

a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi

kerja pegawai pada di PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat

Medan.

b. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan mana yang paling berpengaruh di PT.

INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.

2. Manfaat Penelitian adalah : a. Bagi Perusahaan

Memberikan tambahan informasi tentang kepemimpinan dan motivasi kerja

sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan tercapai dengan baik.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai pedoman atau referensi dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh

kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.

c. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan memperluas pola pikir dalam bidang kepemimpinan

(16)

F. METODE PENELITIAN 1. Batasan Operasional

Dalam Penelitian ini, yang menjadi batasan operasionalnya adalah :

a. Variabel bebas (independen) : Gaya kepemimpinan (X)

Gaya kepemimpinan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Gaya

Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya

Kepemimpinan Laissez Faire (X3).

b. Variabel terikat (dependen) : Motivasi Kerja (Y)

Motivasi kerja akan diukur menurut indikator kerja antara lain: Keberhasilan

Pelaksanaan, Pengakuan, Tanggung Jawab, dan Pengembangan Pegawai.

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

A. Variabel Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan adalah cara yang diambil oleh seseorang dalam rangka

mempraktekkan kepemimpinannya sesuai dengan pola perilaku yang ada untuk

dapat mempengaruhi orang lain.

Indikator Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah:

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis (X1)

Gaya kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor

terpenting dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya,

dalam setiap keputusan yang diambil selalu berdasarkan dan mengutamakan

(17)

2. Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)

Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya

kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik) sebagai

satu-satunya penentu, penguasa dan pengadilan anggota organisasi, dalam usaha

mencapai tujuan organisasi.

3. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X3)

Gaya kepemimpinan ini, pemimpin membiarkan kelompoknya dan setiap orang

berbuat semau sendiri dan pada dasarnya pemimpin berpandangan bahwa

anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu

mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau

pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai

bagian dari tugas pokok organisasi.

B. Variabel Motivasi Kerja Pegawai

Motivasi pegawai adalah faktor yang mendorong pegawai melakukan pekerjaannya

dengan baik dan melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat dirinya menjadi

aktif dinamis dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri maupun dari luar diri

karyawan tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai tersebut adalah:

1. Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang bawahan berhasil dalam melaksanakan

pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan

pekerjaannnya dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

(18)

kepada bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu yang

dirasa bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil

mengerjakan pekerjaannnya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu.

2. Pengakuan : Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus

memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan

terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan langsung menyatakan

keberhasilannya misalnya dengan memberi surat penghargaan, memberi hadiah

berupa uang tunai, memberi medali, memberi kenaikan gaji dan promosi.

3. Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu

memungkinkan dan menerapakan prinsip partisipasi.

4. Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai dengan melatih bawahannya

untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan

selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk

pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan

atau latihan lanjutan.

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item

instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan dan kemudian

memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang

(19)

a. Variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja ditanyakan kepada seluruh

pegawai tetap yang terpilih menjadi responden dengan jumlah pernyataan untuk

variabel gaya kepemimpinan 9 pernyataan, motivasi kerja pegawai 8 pernyataan

b. Setiap pernyataan diberi 5 kategori jawaban (1 jawaban harus dipilih responden

dengan ketentuan bobot nilai sebagai berikut :

1. Sangat Tidak setuju (STS) : Nilai 1

2. Tidak Setuju (TS) : Nilai 2

3. Netral (N) : Nilai 3

4. Setuju (S) : Nilai 4

(20)

Tabel 1.2

Identifikasi Variabel Peneliti

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran

1. Memberikan perintah disertai dengan arahan dan bimbingan kepada karyawan.

2. Setiap keputusan diambil dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan.

1. Memberikan perintah selalu dengan paksaan yang harus selalu dipatuhi.

2. Memberlakukan hukuman kepada bawahannya.

1. Membebaskan karyawan untuk bekerja dengan caranya

Motivasi (Y) 1. Keberhasilan pekerjaan : keberhasilan yang dilakukan oleh bawahan diakui oleh pimpinan.

2. Pengakuan : Pimpinan memberikan pengakuan akan

keberhasilan berupa penghargaan, bonus, dll.

3. Tanggung Jawab : Bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu menerapkan prinsip yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

4. Pengembangan Pegawai : Pemimpin memberikan rekomendasi pengembangan karier, atau mengikuti pelatihan.

Skala Likert

(21)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah

Barat Medan yang berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 31 Medan. Penelitian ini

dilakukan pada 18 November 2007 sampai 30 Maret 2008.

5. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT. INDOSAT, Tbk.

Divisi Regional Wilayah Barat Medan yang berjumlah 44 orang karena hanya

karyawan tetap yang memiliki hubungan yang langsung dengan pimpinan. Gaya

kepemimpinan yang diteliti oleh penulis terbatas hanya pada tingkat middle

management yang terdiri dari bagian direct sales, indirect sales, sales administrasi,

marketing communication, finance, customer service, general administrasi, dan

tehnical operation. Menurut pendapat Sudjana (1992:6) yang menyatakan bahwa jika

melakukan sensus apabila setiap anggota tiada terkecuali yang ada dalam sebuah

populasi dikenai penelitian dan melakukan sampling apabila hanya sebagian saja dari

populasi yang diteliti. Jadi dalam hal ini penulis melakukan sensus karena seluruh

karyawan tetap yang merupakan anggota populasi dijadikan sebagai sample.

Tabel 1.3 Jumlah Responden

No. Jabatan Kerja Responden Jumlah (Orang)

1. Direct Sales 5

2. Inderect Sales 5

3. Sales Administrasi 5

4. Marketing Comunication 6

5. Finance 5

6. Customer Service 7

7. General Administrasi 7

8. Tehnical Operation 4

Total 44

(22)

6. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden dan

berpedoman pada kuesioner penelitian.

b. Data Sekunder

Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi lebih informatif bagi

pihak lain. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di

perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner adalah Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada karyawan

tetap PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan.

b. Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data atau bahan-bahan

keterangan dengan mengadakan tanya jawab dan tatap muka langsung dengan

pihak perusahaan yang berwenang mengenai masalah yang diteliti.

c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan

(23)

8. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah:

a. Metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh,

disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga

diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil

perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi

oleh sejumlah responden penelitian.

b. Metode analisis regresi linear berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari

variable terikat yaitu Motivasi Kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan

nilai-nilai variable bebas yaitu Gaya Kepemimpinan (X) dapat diketahui pengaruh

positif. Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic

Product and Service Solution) 12,0 for Windows. Adapun model persamaan

yang digunakan adalah:

Y = Motivasi Kerja Pegawai

a = Konstanta Y

b = Koefisien Arah Regresi

X1 = Gaya Kepemimpinan Demokratis

X2 = Gaya Kepemimpinan Otoriter

X3 = Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

e = Standard Error

(24)

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya

disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0

diterima. Dalam analisis regresi yang menjadi kriteria ketepatan yaitu:

a. Uji Signifikan Individual (Uji – t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pangaruh variable bebas secara individual

terhadap variable terikat.

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variable Gaya

Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya

Kepemimpinan Laissez Faire (X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu

variable terikat (Y)

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variable bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan

Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya Kepemimpinan

Laissez Faire (X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu variable terikat (Y)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

H1 diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang di

masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

(25)

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variable Gaya

Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya

Kepemimpinan Laissez Faire (X3). Terhadap motivasi kerja pegawai yaitu

variable terikat (Y).

H0 ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variable bebas (X1, X2, X3) yaitu variable Gaya

Kepemimpinan Demokratis (X1), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2), Gaya

Kepemimpinan Laissez Faire (X3). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu

variable terikat (Y)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

H1 diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

c. Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model

dalam menerangkan variable terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu),

maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas (X1, X2, X3) adalah besar

terhadap variable terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerangkan pengaruh variable bebas yang diteliti terhadap variabel

terkait. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat

dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y) semakin

kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan

(26)

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu

kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan

seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas

berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai

sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata

atau benar. Reliabilitas menunjukan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.

Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama

diperoleh hasil yang tidak berbeda. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Maisardana (2006) meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi

kerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Stabat. Hasil penelitian menunjukkan :

1. Secara parsial disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan Demokratis (X1)

dan gaya Otoriter (X2) berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT.

Bank Sumut Cabang Stabat, variabel gaya kepemimpinan Laissez Faire (X3) tidak

berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT. Bank Sumut Cabang

Stabat.

2. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel gaya

kepemimpinan otoriter (X2) merupakan paling dominan. Hal itu dapat dilihat dari

nilai thitung pada variabel X2 lebih besar dari nilai thitung X1 dan X3.

3. Secara serentak variabel gaya kepemiminan demokratis (X1), kepemimpinan

Otoriter (X2), dan gaya kepemimpinan Laisses Faire (X3) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Bank Sumut cabang Stabat.

Qamariah (2005) meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

pegawai pada Asisten Administrasi Kesekretariatan Daerah Propinsi Sumatera Utara

menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa

gaya kepemimpinan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

(28)

kepemimpinan hanya mempunyai pengaruh dan kontribusi yang kecil terhadap kinerja

pegawai.

Smat (2004) meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja

karyawan dikantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyatakan bahwa

secara simultan (serentak) gaya kepemimpinan demokratis, otoriter, dan laissez faire

berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawannya, ini berarti seorang pemimpin

harus dapat memadukan ketiga gaya kepemimpinan tersebut untuk memotivasi

karyawannya. Secara parsial menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang

memberikan tanggung jawab internal dan kerjasama yang baik dengan bawahan

(demokratis) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi

karyawan.

Smat juga menyatakan akan lebih baik bila memotivasi karyawan dengan

memadukan gaya kepemimpinannya, dan pemimpin hendaknya selalu

mempertimbangkan keadaan, situasi, waktu, dan tempat pada keadaan dan situasi

tertentu seorang pemimpin harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan selain gaya

demokratis yang lebih dikenal dengan gaya kepemimpinan situasional.

(29)

B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan inovator

dalam organisasi (Kartono, 2006:10). Pemimpin seseorang yang karena kecakapan –

kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi

kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan upaya bersama kearah pencapaian

sasaran – sasaran tertentu (Winardi, 2000:2). Menurut Terry dan Frankin

mendefinisikan pemimpin dengan hubungan dimana seseorang (pemimpin)

mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas – tugas yang saling

berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau kelompok (Yuli,

2005:166).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat di defenisikan kepemimpinan dari sudut

pandang perspektif sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan antara lain,

kepemimpinan menurut Kartono (2006:10) merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan

semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota

untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi conform dengan keinginan pemimpin.

Kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua

orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan yang

terarah pada tujuan bersama (Nawawi, 1995:9). Menurut Robbin (2002:163)

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah

pencapaian tujuan. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam

menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

(30)

Dari defenisi yang sudah dijelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kepemimpinan menurut Nawawi (2003:20) merupakan aktivitas seseorang untuk

mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi sebagai satu kesatuan sehingga

kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota

kelompok dan organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk

mencapai tujuan kelompok dan organisasi.

C. PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu

organisasi. Pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan pimpinan dalam mencapai

tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga – lembaga harus di berikan oleh

pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif. Menurut Robin

(2003:40) pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap

masa depan kemudian mereka menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi ini

dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan. Keadaan ini menggambarkan

bahwa kepemimpinan sangat diperlukan, jika suatu organisasi atau perusahaan

memiliki perbedaan dengan yang lain dapat dilihat dari sejauh mana pemimpinnya

dapat bekerja secara efektif.

Menurut Kartono (2006:69) pemimpin yang efisien itu mampu menghadapi

setiap permasalahan dengan sikap lebih terbuka, dan dengan itikad baik yang besar dari

pada seorang pemimpin kerdil serta non efisien yang selalu dipenuhi oleh ide-ide sempit

(31)

D. GAYA KEPEMIMPINAN

Pengertian gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2003:15) adalah perilaku atau

cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan,

sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya.

Beberapa Gaya Kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis.

Kepemimpinan Demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan

bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi

pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab

internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan

demokratis ini bukan terletak pada person atau individu pemimpin, akan tetapi

kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

2. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya Otoriter ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang

bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik) sebagai satu-satunya penentu,

penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha

mencapai tujuan organisasi.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)

Pada gaya kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak

memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau

sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya,

(32)

E. MOTIVASI KERJA

Motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan

suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali di artikan

pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang (Mulyono, 2001:171). Motivasi

diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme

psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi

tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Dalam arti kognitif motivasi

diasumsikan sebagai aktivitas individu untuk menentukan kerangka dasar tujuan dan

penentu perilaku untuk mencapai tujuan, dalam arti afeksi motivasi bermakna sikap dan

nilai dasar yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau

tidak bertindak (Danim, 2004:2)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Motivasi adalah dorongan yang timbul

pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

tujuan tertentu atau usaha – usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok

orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di

kehendakinya atau mendapat kepuasan atas perbuatannya.

1. Jenis – Jenis Motivasi Kerja

Memotivasi orang lain bukan sekedar mendorong atau bahkan memerintah

seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai

kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling

tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh

(33)

Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya.

Secara umum motivasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang satu sama lain

memberi warna terhadap aktivitas manusia. Motivasi yang dimaksudkan disini tidak

terlepas dari konteks manusia organisasionalnya. Motivasi yang mempengaruhi

manusia organisasional dalam bekerja atau mungkin menjauhi pekerjaan. Menurut

Danim (2004:17), motivasi yang diberikan digolongkan menjadi empat bagian yaitu :

a. Motivasi Positif

Motivasi positif adalah proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan

motif, dimana hal itu diarahkan pada usaha untuk mempengaruhi orang lain agar dia

bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu

kepadanya. Jenis – jenis motivasi positif antara lain imbalan yang menarik,

informasi tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan terhadap

bawahan, kondisi kerja, rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas berikut

tanggung jawabnya, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

b. Motivasi Negatif

Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut,

misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut dikeluarkan, takut tidak

diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan sekerja. Motivasi negatif yang berlebihan

akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan. Motivasi negatif

merupakan suatu proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan

sesuatu yang diinginkan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah melalui

(34)

c. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu dia menjalankan tugas – tugas

atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri. Dengan demikian

berarti juga bahwa kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja dan dia

sendiri menyenangi pekerjaannya itu. Motivasi dari dalam diri individu, karena

memang individu itu mempunyai kesadaran untuk berbuat. Baginya berbuat adalah

suatu kewajiban, laksana makan sebagai kebutuhan dan paksaan, ancaman, atau

imbalan yang bersifat eksternal lainnya memang penting akan tetapi tidaklah lebih

penting dibandingkan aspek – aspek nirmaterial.

d. Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh

yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri. Motivasi dari luar

biasanya dikaitkan dengan imbalan. Kesehatan, kesempatan cuti, program rekreasi

perusahaan, dll. Pada konteks ini manusia organisasional ditempatkan sebagai

subjek yang dapat didorong oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata –

mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber

dari faktor – faktor di luar subjek.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Herzberg, dalam Tampubolon (2004:86), faktor yang mempengaruhi

kerja staff atau pengawai dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu :

a. Faktor – faktor Intrinsik

Yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing – masing karyawan. Faktor –

(35)

perusahaan, mutu dari supervise teknisi, mutu dari hubungan interpersonal diantara

teman sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan.

b. Faktor - faktor Ekstrinsik.

Yaitu pendorong yang datang dari luar diri seseorang atau karyawan, terutama dari

organisasi tempat bekerja. Faktor - faktor ekstrensik ini meliputi : prestasi,

pengakuan, tanggung jawab, kemajuan pegawai, pekerjaan itu sendiri dan

kemungkinan berkembang.

Makna dari teori ini adalah bahwa orang yang bekerja terdorong secara

instrinsik akan lebih mudah diajak meningkatkan kinerjanya dibandingkan mereka yang

terdorong secara ekstrinsik.

3. Teori – Teori Motivasi

Menurut Maslow, dalam Tampubolon (2004:84 manusia mempunyai sejumlah

kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkat atau hirarki, yaitu :

a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologikal), merupakan kebutuhan akan makan, minum,

dan mendapatkan tempat tinggal.

b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan (Safety), merupakan kebutuhan akan

kebebasan dari ancaman, seperti aman dari ancaman lingkungan (penjahat dan

gangguan lingkungan)

c. Kebutuhan rasa memiliki cinta (Social), yaitu kebutuhan akan teman, affliasi,

interaksi, mencintai dan dicintai.

d. Kebutuhan akan penghargaan (Esteem), yaitu kebutuhan akan penghargaan dari

(36)

e. Kebutuhan akan realisasi diri (Self Actualization), yaitu kebutuhan untuk memenuhi

diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, melalaui keterampilan dan

potensi yang ada.

Teori Maslow, dalam Tampubolon (2004:85) mengasumsikan bahwa orang

berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih cocok (Fisiologis) sebelum memenuhi

kebutuhan tertinggi atau Realisasi Diri.

Teori predisposisi atau model presdiposisi Argyris, dalam Danim (2004:24)

tentang motivasi didasari atas asumsi psikologi terhadap manusia. Chris Argyris

berpendapat bahwa individu adalah organisme yang kompleks dan organisme tersebut

dapat menimbulkan kekuatan kerja pada diri individu untuk membangkitkan kebutuhan

dalam dirinya. Pada hakikatnya teori ini mengelompokkan manusia organisasionalnya

kedalam kelompok, bahwa ada dua sistem nilai yang berkembang di dalam organisasi

yang karakteristiknya berbeda. Pertama, nilai – nilai limas dari birokrasi yang

mendominasi praktek kerja keorganisasian. Kedua, nilai – nilai demokrasi yang

berorientasi humanistik.

Sistem nilai birokrasi limas mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Hubungan manusiawi (Human Relation) dianggap penting dalam mencapai tujuan

organisasi, terutama untuk melaksanakan tugas – tugas atau pekerjaan secara baik.

b. Efektivitas dalam hubungan manusiawi akan bertambah dengan syarat perilaku

menjadi lebih rasional, logis, dan dikomunikasikan secara jelas. Jika perilaku

berubah menjadi emosional dan tidak logis, maka efektivitas akan menurun.

c. Hubungan manusiawi menjadi sangat efektif jika dimotivasi melalui pengarahan

(37)

Penghargaan yang sepadan dengan perilaku rasional perlu diberikan. Sistem nilai

demokrasi humanistik mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a. Hubungan manusiawi sangat penting bagi pencapaian tujuan organisasi dan

pemeliharaan sistem internal, serta penyesuaian sebaik mungkin dengan lingkungan.

b. Efektivitas hubungan manusiawi akan bertambah jika segala aspek perilaku, baik

rasional maupun interpesonal dapat dengan mudah dikendalikan.

c. Dalam hubungan dengan pengarahan, pengendalian, imbalan atas prestasi

(penghargaan), dan hukum, hubungan manusiawi akan sangat berpengaruh terhadap

afektivitas organisasi jika dilakukan dengan hubungan yang otentik, kesepakatan

internal, keberhasilan secara psikologi, dan proses konfirmasi.

F. PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA

PEGAWAI.

Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda, meski memiliki

tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar manusia organisasional. Tanpa

kepemimpinan organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak

teratur, dan tidak akan dapat melahirkan perilaku bertujuan. Kepemimpinan adalah

faktor manusiawi yang mengikat kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju

tujuan – tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ini berarti

kepemimpinan dengan motivasi memiliki kekuatan yang kuat (Danim, 2004:30)

Dari rumusan diatas keterkaitan antara kepemimpinan dengan motivasi dapat

dianalisis sebagai berikut :

1. Tanpa kepemimpinan, organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia yang kacau.

(38)

sebagai anggota kelompok, dituntut dapat memacu upaya pencapaian tujuan

organisasi yang sekaligus bagian dari tujuan dirinya. Kehadiran pemimpin

memungkinkan manusia organisasional dimotivasi untuk dapat bekerja secara

efektif dan efisien. Kelompok dengan sistem yang kurang padu dapat menurunkan

produktivitas organisasi. Atas dasar itu manusia organisasi perlu diarahkan dan

dimotivasi oleh pemimpinnya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, dengan

akuntabilitas tertentu.

2. Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan. Kepengikutan (Followership)

adalah bagian yang paling penting dalam usaha melahirkan perilaku organisasi yang

sesungguhnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pada hakikatnya

kepemimpinan adalah kepengikutan (leadership is followership). Istilah ini

adakalanya diberi makna luas, bahwa pemimpin yang baik dihasilkan dari pengikut

yang baik. Manusia pengikut di sini tidak dapat dipersepsi sebagai robot, melainkan

mereka adalah manusia biasa yang memiliki perasaan, kebutuhan, harapan, dan

aspek manusiawi lainnya. Tanpa pemahaman terhadap aspek – aspek manusiawi

yang dipimpin, kepemimpinan yang gagal.

3. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi. Kompetensi bawahan

antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan oleh dua

kemungkinan, yaitu benar – benar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan

untuk melakukan tugas – tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi

manusia dalam bekerja, antara lain bahwa manusia mempunyai seperangkat

kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling dasar (biologik) sampai kepada taraf

(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

Tahun 1967, PT. Indosat (PERSERO) Tbk. didirikan dengan Akta Notaris MS.

Tadjoedin No. 55 tanggal 10 November 1967, sebagai Perusahaan Penanaman Modal

Asing (PMA), sahamnya similiki oleh International Telephone Telegraph Corporation

(ITT) dari Amerika.

Tepatnya tanggal 29 September 1969, perusahaan mengoperasikan Station Bumi

Jatiluhur sehingga dapat mengakses ke Intelsat yaitu Samudera Hindia (IOR) dan

Samudera Pasifik (POR). Saat ini Stasiun Bumi Jatilihur memiliki 5 buah antena

Intelsat dan 1 buah antena Immarsat, selain dari pada itu juga terdapat di Pantai Cermin

Medan, Banyu Urip Surabaya, dan Bukit Mata Kucing Batam.

Tahun 1980, PT. Indosat (Persero) Tbk. mulai mengoperasikan Sistem

Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Pemerintah RI membeli 100% saham ITT, maka

sejak 1980 PT. Indosat (persero) Tbk. menjadi badan usaha milik Negara (BUMN)

penyelenggara telekomunikasi internasional untuk umum. Pada tahun 1983 PT. Indosat

(persero) Tbk. memperkenalkan jasa sambungan langsung inetrnasional (SLI).

Tahun 1984, PT. Indosat (persero) Tbk. Divisi Regional Barat Medan

mendirikan Stasiun Gerbang Indosat Kedua (SGI-2) beroperasi di Medan untuk

melayani Telekomunikasi Internasional dari seluruh Sumatera. Peresmian Kabel Laut

Medan Penang dan Medan Sigapore pada tahun 1985, yang kemudian dilanjutkan

dengan mendirikan Stasiun Gerbang Indosat ketiga (SGI-3) beroperasi di Batam pada

(40)

Tahun 1994, PT. Indosat (persero) Tbk. Go Publik, mencatatkan saham di bursa

efek di Newyork, Jakarta, dan Surabaya. Merupakan BUMN pertama di Indonesia Go

Publik, pada tahun yang sama dilakukan peresmian Station Bumi Pantai Cermin.

Tahun 1999, pemerintah mengeluarkan UU No. 36/1999, efektif berlaku 8

September 2000. Indosat diberi izin menjadi penyelenggara telekomunikasi local /

domestik atau disebut FNSP (Full Service Network Provider). Pada tanggal 14 Agustus

2000, pemerintah juga memberi izin prinsip kepada PT. Indosat (persero) Tbk. untuk

menyelenggarakan seluler indosat multi media mobile (IM3).

Tahun 2001, dilakukan peluncuran seluler indosat IM3 tepatnya pada tanggal 31

agustus 2001 di Batam. Bukan hanya itu saja PT. Indosat (persero) Tbk. juga resmi

memiliki 100% saham PT. Satelindo, legal merger dilaksanakan oleh PT. Indosat

(persero) Tbk. penggabungan PT. Satelindo, Indosat Multi Media Mobile kedalam

indosat disebut Vertica Merger, kemudian PT. Indosat (persero) Tbk. Divisi Regional

Wilayah Barat Medan membuka kantor cabang di Pekanbaru (Area Sumbagsel)

melayani propinsi Riau (daratan), Jambi, Sumatera Selatan, Aceh, dan Sumatera Barat.

Tanggal 27 Desember 2002, Divestasi 41,94% saham PT. Indosat (persero) Tbk.

kepada Sigapore Teknologi Telemedia (STT) Singapore, pemerintah 14,96%, Publik

43,10%. PT. Indosat (persero) Tbk. berubah menjadi PMA (Perusahaan Milik Asing).

Tahun 2003 Legal Merger Indosat (Penggabungan Satelindo, Indosat Multi Media

Mobile) ke dalam indosat pun dilaksanakan. Pada tahun 2004 perusahaan PT. Indosat

(persero) Tbk. melakukan launching CDMA Indosat “Star One” dan Launching Seluler

(41)

B. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas.

Uraian tugas dan fugsi dari masing – masing unit (divisi) dalam perusahaan PT.

Indosat (persero) Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan adalah sebagai berikut :

A. Divisi Internal Audit

a. Bidang Internal Audit Bisnis.

1. Melakukan audit bisnis perusahaan dengan mencakup aspek :

a. Perencanaan, implementasi strategi dan kebijakan.

b. Pengembangan dan Proyek.

c. Niaga mencakup resiko dan jaminan pendapat (risk & revenue assurance)

2. Menyampaikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan direksi dalam mengambil

keputusan strategi mencakup aspek manajemen, financial, kualitas, dan resiko.

3. Evaluasi dan pelaporan hasil audit termasuk saran – saran perbaikan kepada unit

kerja terkait.

4. Pemantauan tindak lanjut oleh unit kerja terkait atas saran – saran perbaikan.

b. Bidang Internal Audit Operasi Teknik.

1. Melakukan Audit dibidang operasi teknik dengan cakupan aspek :

a. Kehadiran dan keterpaduan informasi.

b. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana kerja, prosedur, ketentuan dan aturan.

c. Penyelamatan asset perusahaan.

d. Penggunaan sumber daya secara efisien dan produktif.

(42)

2. Menyampaikan rekomendasi sebagai baan pertimbangan direksi dalam mengambil

keputusan strategis mencakup aspek teknik.

3. Evaluasi dan pelaporan hasil audit termasuk saran perbaikan kepada unit kerja

terkait.

4. Pemantauan tindak lanjut oleh unit kerja terkait atas saran – saran perbaikan.

c. Bidang Internal Audit Keuangan dan Sistem Pendukung.

1. Melakukan audit di bidang keuangan dan sistem pendukung (keuangan,

administrasi, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan hubungan

kelembagaan) dengan cakupan aspek :

a. Kehandalan dan keterpaduan informasi.

b. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana kerja, prosedur, ketentuan dan aturan.

c. Penyelamatan asset perusahaan.

d. Penggunaan sumber daya secara efisien dan produktif.

e. Pencapaian sasaran program kerja.

2. Menyampaikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan direksi dalam mengambil

keputusan strategi mencakup aspek keuangan, data dan informasi.

3. Evaluasi dan pelaporan hasil audit termasuk saran perbaikan kepada unit kerja

terkait.

4. Pemantauan tindak lanjut oleh unit kerja terkait atas saran – saran perbaikan.

B. Divisi Commercial dan Northern Sumatera Area.

1. Melakukan riset pasar dan menyusun perencanaan dan program pengembangan

(43)

2. Melakukan pengembangan produk dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar dan

pelanggan di WRO.

3. Menetapkan dan mengevaluasi target penjualan dan pencapaian di WRO serta

melaporkan secara periodic.

4. Merencanakan srategi, system manajemen penjualan, pelayanan dan penetrasi pasar

di WRO.

5. Merencanakan dan melaksanakan komunikasi pemasaran calon pelanggan dan

pelanggan eksisting mencakup promosi, pameran, dan penyediaan kit pemasaran.

6. Administrasi penjualn dan kontrak berlangganan.

7. Menyusun dan Mengevaluasi proses bisnis jasa WRO.

8. Melaksanakan fungsi pelayanan pelanggan meliputi penerimaan, penyelesaian, dan

koordinasi dengan unit kerja terkait dalam penyelesaiaan pengaduan.

9. Pelayanan operator, PABX, Receptionist, dan C3, dan KBU Khusus.

10.Analisa dan evaluasi kualitas pelayanan berdasarkan jenis dan jumlah informasi dan

pengaduan.

11.Pengolahan data base pelanggan mencakup volume, market share, trend, dan profil

pelanggan.

12.Perencanaan dan pelaksanaan penjualan jasa – jasa Fixed dan MIDI untuk segment

korporat, retail, dan resendisial untuk Northern Sumatera Area.

13.Analisis data produksi dan evaluasi terhadap program penjualan dan

pengembangannya.

14.Melakukan kerjasama dengan operator regional dalam rangka kerjasama operasi dan

(44)

15.Pelaksanaan hubungan masyarakat internal dan eksternal untuk menjaga dan

meningkatkan citra perusahaan.

16.Partisipasi pengelohan media antar karyawan dan koordinasi pengadaan barang

cetak kehumasan dan publikasi untuk wilayah operasi WRO.

C. Divisi Southern Sumatera Area.

1. Perencanaan dan pelaksanaan penjualan jasa – jasa Indosat di Southern Sumatera

Area.

2. Merencanakan, melaksanakan komunikasi pemasaran kepada calon pelanggan dan

pelanggan eksisting mencakup promosi, pameran dan penyediaan kit pemasaran.

3. Administrasi penjualan dan kontrak berlangganan.

4. Melaksanakan fungsi pelayanan pelanggan meliputi penerimaan, penyelesaian dan

koordinasi dengan unit kerja terkait dalam penyelesaian pengaduan.

5. Pelayanan Operator, PABX, Receptionist, dan C3 dan KBU Khusus.

6. Analisa dan evaluasi kualitas pelayanan berdasarkan jenis dan jumlah informasi dan

pengaduan.

7. Pengelolaan data base pelanggan mencakup volume, market sahre, trend, dan profil

pelanggan.

8. Analisis data produksi dan evaluasi terhadap program penjualan dan

pengembangannya.

9. Melakukan fungsi pelayanan pelanggan meliputi pelayanan, penyelesaian, dan

koordinasi dengan unit kerja terkait dalam penyelesaiaannya pengaduan lebih lanjut.

(45)

a. Mendukung proses provisioning yang meliputi survey teknis kebutuhan sarana,

instalasi atau deintalasi.

b. Melakukan perbaikan dan penanggulanagan gangguan teknik pelanggan.

c. Melakukan preventive maintenance, serta program kunjungan rutin ke

pelanggan.

d. Persiapan non teknis untuk mendukung proses instalasi atau set up (penyiapan

sarana dan prasarana : sewa gedung. Local line, dsb)

e. Koordinasi persiapan teknis dan administrasi dengan pihak ke-3.

D. Divisi Batam dan Riau Islands Area.

1. Perencanaan dan pelaksanaan penjualan jasa – jasa Indosat pada Batam dan Riau

Island Area.

2. Merencanakan dan melaksanakan komunikasi pemasaran kepada calon pelanggan

dan pelanggan eksiting mencakup promosi, pameran, dan penyediaan kit pemasaran.

3. Administrasi penjualan dan kontrak berlangganan.

4. Analisa dan evaluasi kualitas pelayanan berdasarkan jenis dan jumlah informasi dan

pengaduan.

5. Pengolahan data base pelanggan mencakup volume, market share, trend, dan profil

pelanggan.

6. Analisis data produksi dan evaluasi terhadap program penjualan dan

pengembangannya.

7. Melakukan fungsi pelayanan pelanggan meliputi pelayanan, penyelesaian, dan

(46)

8. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan sarana penunjang seperti UPS, AC,

LIFT, Genset dan perlatan lainnya.

9. Melaksanakan operasional perkantoran, pemeliharaan gedung, halaman, dan

peralatan sarana penunjang.

10.Mengkoordinir dan melaksanakan hubungan masyarakat internal dan eksternal

untuk meningkatkan dan menjaga citra perusahaan diwilayah operasi Batam & Riau

Island Area.

11.Mengkoordinir dan melaksanakan pengamanan perusahaan dan K3.

12.Partisipasi pengelolaan media massa, pemerintah, Opinion Leader, dewan legislative

dan tokoh – tokoh masyarakat.

13.Melakukan fungsi dukungan teknik, meliputi :

a. Mendukung proses provisioning yang meliputi survey teknis kebutuhan sarana,

instalasi atau deintalasi.

b. Melakukan perbaikan dan penanggulanagan gangguan teknik pelanggan.

c. Melakukan preventive maintenance, serta program kunjungan rutin ke

pelanggan.

d. Persiapan non teknis untuk mendukung proses instalasi atau set up (penyiapan

sarana dan prasarana : sewa gedung. Local line, dsb)

e. Koordinasi persiapan teknis dan administrasi dengan pihak ke-3.

14.Pemeliharaan dan pengeporasian SGI-3 Toll SLJJ dan ITMC Sekupang.

(47)

E. Divisi Finance & IT

1. Penyusunan anggaran divisi dan pemantauan realisasi anggaran.

2. Pengelolaan penerimaan dan pembayaran transaksi keuangan divisi regional.

3. Pencatatan dan pemeliharaan data transaksi keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi.

4. Penyusunan laporan keuangan divisi regional.

5. Proses produksi data billing dan invoicing.

6. Kegiatan dukungan pelayanan data informasi.

7. Pengembangan dan pemeliharaan aplikasi billing, jastel, dan sistem informasi

manajemen untuk divisi regional.

8. Pemeliharaan infrastruktur sistem informasi untuk divisi regional barat.

9. Pengiriman tagihan kepada pelanggan.

10.Pengelolaan tagihan termasuk pemantauan dan verifikasinya.

11.Penanganan tagihan tertunggak.

F. Divisi Technics Operation.

1. Melaksanakan O&M sentral (Lokal dan Internasional) meliputi monitoring,

pengendalian kualitas dan performansi sentral.

2. Melakukan aktivasi dan Deaktivasi pelanggan serta perekaman data percakapan.

3. Merencanakan dan melaksanakan Preventif action untuk kesinambungan pelayanan

meliputi aspek kontigensi dan restorasi sentral.

4. Melakukan pendataan pelanggan dan perencanaan kebutuhan sirkit.

5. Melakukan pelaksanaan Provisioning yang meliputi survey teknis kebutuhan sarana,

(48)

dan integrasi perangkat serta penandatanganan berita acara aktivasi dan deaktivasi

jasa GCS.

6. Membuat perencanaan jaringan untuk jasa GCS meliputi perhitungan nilai investasi.

7. Melakukan koordinasi dengan pihak ke-3 untuk seluruh kegiatan persiapan non

teknis dan administrasi dari aspek perencanaan dan pengembangan jaringan.

8. Pengoperasian dan pemeliharaan perangkat transmisi dari jaringan pantai cermin.

9. Monitoring dan pengendalian kualitas performansi.

10.Koordinasi dengan mitra kerja dalam dan luar negeri untuk menjamin kontinuitas

dan sinkronisasi.

G. Administration & General Affairs Divisi.

1. Koordinasi perencanaan dan pengadaan kebutuhan tenaga kerja divisi regional.

2. Administrasi kepegwaian seperti penggajian, fasilitas pegawai dan pension divisi

regional.

3. Pengelolaan data base pegawai untuk divisi regional.

4. Koordinasi program pendidikan dan latihan divisi regional.

5. Kegiatan fungsi pengadaan dan inventory untuk divisi regional.

6. Pengelolaan operasional perkantoran dan keamanan gedung di Medan.

7. Operasi dan pemeliharaan sarana penunjang untuk Medan dan Pantai Cermin.

8. Pengelolaan suku cadang penunjang Medan dan Pantai Cermin.

9. Pengembangan teknis sesuai dengan perkembangan teknologi sarana penunjang

(49)

Untuk struktur organisasinya PT. Indosat. Tbk. Divisi Regional Wilayah

Barat Medan menggunakan system struktur organisasi fungsional yang didasarkan

atas beberapa divisi.

C. Aktivitas dan Kegiatan Perusahaan

PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan merupakan

penyelenggara telekomunikasi untuk umum yang memperkenalkan jasa sambungan

langsung internasional (SLI) antara lain SLI 001, SLI 008. Kemudian pada tahun 1999,

perusahaan diberi izin menjadi peyelenggara telekomunikasi lokal atau domestic yang

disebut dengan FNSP (Full Service Network Provider), disamping itu perusahaan juga

bergerak dalam bidang multimedia, data communication, dan internet (MIDI)

bekerjasama dengan PT. Indosat Mega Media. Perusahaan pun telah bekerjasama

dengan PT. Satelindo Multi Media dan PT. Indosat Multi Media Mobile yang

bekerjasama dalam menghasilkan produk seluler yaitu IM3, Matrix, Mentari, Global

Save, dan Star One.

Untuk melaksanakan aktivitas dan kegiatannya perusahaan tidak bekerja sendiri.

Ada beberapa perusahaan yang turut serta diantaranya adalah PT. Aplikanusa

Lintasarta, PT. Sisindosat Lintasbuana, PT. Bimagraha Telekomindo, PT. Asitelindo

Data Buana, PT. Artajasa Pembayaran Elektroniks, PT. Indosatcom Adimarga, Indosat

Finance Company B.V. Satelindo International Finance B.V dan PT. Satelit Palapa

(50)

Visi dan Misi

Visi : Menjadi peyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus seluler dan wireless yang terkemuka di Indonesia.

Misi :

1. Fokus pada produk dan jasa yang berkualitas, menyediakan dan

mengembangkan produk, layanan, dan solusi yang inovatif dan berkualiatas.

2. Meningkatkan shareholder values secara terus menerus.

3. Kualitas kehidupan stakeholder yang lebih baik, mewujudkan kualitas

kehidupan stakeholder yang lebih baik.

NILAI – NILAI INDOSAT

Nilai – nilai Indosat dirangkum dalam INSAN GEMILANG yaitu :

INtegritas : Menjunjung tinggi kejujuran, loyalitas, tanggung jawab, dan dedikasi KerjaSAma : Saling percaya dan saling membantu dan memberikan seluruh keahlian

untuk menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan.

KeuNGgulan : Komitmen untuk memberikan yang terbaik.

KEMItraan : Mitra yang profesional, produktif, dan saling menguntungkan Fokus Kepada :

(51)

STRATEGI PERUSAHAAN

Menjadi penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus

seluler/wireless yang terkemuka di Indonesia dengan cara memperkuat posisi kompetitif

dan mengambil pangsa pasar lebih besar di pasar seluler Indonesia yang tumbuh pesat.

1. Konsentrasi pada pertumbuhan seluler.

Meningkatkan cakupan, kapasitas dan kualitas jarigan seluler serta mempercepat

integrasi operasional dan jarigan antara satelindo dan IM3 untuk memaksimasi

efisiensi operasional dan pertumbuhan pangsa pasar.

2. Mempertahankan jasa SLI dan penggelaran jarigan tetap secara selektif.

Mengimplementasikan program retensi dan paket harga kompetitif untuk jasa SLI,

serta penggelaran jarigan fixed access secara selektif dan masuk ke pasar

telekomunikasi domestic secara selektif.

3. Mempertahankan kebutuhan MIDI.

Maksimasi dan memanfaatkan sinergi antar unit bisnis MIDI dan mengembangkan

penawaran produk dan jasa kompetitif.

4. Membuat penyelenggara telekomunikasi terintegrasi.

Mengkonsilidasikan bisnis seluler, fixed, dan MIDI pada platform yang sama dan

terintegrasi, sehingga meningkatkan efisiensi dan sinergi antar tiga segmen bisnis

yang utama.

MAKNA LOGO PT. INDOSAT (Persero) Tbk. FILOSOFI INDENTITAS INDOSAT

Indentitas Indosat terdiri dari kombinasi teks “indosat” dan simbol “Techno

(52)

TEKS “indosat”

Teks “indosat” di desain secara khusus menggunakan huruf kecil yang

melambangkan sikap indosat yang bersahabat dan mudah bekerjasama.

WARNA

Warna indosat melambangkan kekuatan korporasi indosat yang kokoh dan solid,

kemampuan dan rasa percaya diri dalam bidang teknologi tinggi serta kestabilan

perusahaan.

SIMBOL “TECHNO FLOWER”

SIMBOL Techno Flower tercipta dari gabungan tiga elips yang mencerminkan

usaha dan fokus bisnis indosat saat ini, yaitu di Indonesia, dalam bidang teknologi dan

pelayanan bagi masyarakat, serta pentingnya kerjasama yang kokoh diantara ketiga

elemen tersebut.

TIGA ELIPS

Tiga elips membentuk Techno Flower masing – masing mencerminkan :

1. Masyarakat Indonesia (Warna Merah)

2. Teknologi (Warna Biru)

3. Komunikasi (Warna Kuning)

Rangkaian elips ini membentuk Bintang Permata ditengah mencerminkan

layanan terbaik dan berkualitas yang senantiasa diberikan oleh indosat kepada

(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DESKRIFTIF 1. Deskriftif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT. Indosat, Tbk.

Divisi Regional Wilayah Barat Medan pada tingkat Middle Management yang terdiri

dari bagian Direct Sales, Indirect Sales, Sales Administrasi, Marketing Communication,

Finance, Customer Service, General Administrasi, dan Technical Communication

berjumlah 44 orang dan seluruh karyawan tetap dijadikan sebagai responden dapat

dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Identitas Responden

No Karakteristik Jumlah Responden (orang) %

1 Jenis Kelamin

Laki-laki 30 70

Perempuan 14 30

Jumlah 44 100

2 Umur

20-25 Tahun 5 12

26-30 Tahun 8 18

31-35 Tahun 8 18

36-40 Tahun 8 18

41-45 Tahun 5 12

46-50 Tahun 10 22

Gambar

Tabel 1.1 Ringkasan Kinerja Operasional PT. Indosat, Tbk.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan    terhadap
Tabel 1.2 Identifikasi Variabel Peneliti
Tabel 1.3 Jumlah Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas dan melihat pentingnya gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan pegawai, motivasi kerja dan disiplin kerja dalam

Kontribusi gaya kepemimpinan partisipatif, motivasi dan disiplin kerja untuk menjelaskan kinerja pegawai dalam penelitian ini masih cukup rendah sehingga peneliti

Kesimpulan penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja memiliki pengaruh positif tidak secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor

Artinya motivasi kerja pegawai dipengaruhi oleh iklim kerja di tempat ia bekerja, semakin baik iklim kerja di tempat mereka bekerja , maka akan semakin tinggi

Pimpinan melibatkan saya untuk memutuskan cara dalam melakukan pekerjaan.. Pimpinan berbaur

Saya sering mengingatkan pada rekan-rekan untuk bekerja lebih baik lagi Sebagai Pegawai, Saya dituntut menjadi anggota satuan kerja yang kompak dan handal dalam menjalankan

Peran Gaya Kepemimpinan dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai pada Bagian Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Hal ini berarti penerapan kepemimpinan transformasional yang baik akan mampu meningkatkan motivasi kerja pegawai untuk bekerja lebih baik sehingga dampaknya adalah