A. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
B. DEPARTEMEN ILMU VIATERIAL DAN
TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI
C. TAHUN 2007
D.
STEVI KURNIAWAN ZALUCHU
E.
RESIN KOMPOSIT
SEBAGAI BAHAN RESTORASI D1REK PADA
GIGI POSTERIOR
F.
ix + 22 halaman
(G)
Amalgam sejak dulu merupakan bahan tambalan langsung untuk gigi posterior.
Keuntungan dari bahan ini adalah manipulasinya mudah, memiliki sifat mekanik
yang baik, tahan terhadap keausan, dan memiliki sifat menutup sendiri, yaitu,
mengurangi
kebocoran antara
tepi
tambalan.
Namun,
dengan
meningkatnya
permintaan kosmetik dentistry, dan pertimbangan mengenai kemungkinan sifat toksik
merkuri, terjadi peningkatan penggullaan komposit untuk restorasi
posterior.
Restorasi direk resin komposit adalah restorasi yang langsung dimasukan ke
dalam kavitas. Jenis resin komposit ini merupakan restorasi yang paling konservatif
tetapi haruslah restorasi tersebut dapat melindungi gigi dari fraktur mahkota.
Pemilihan resin komposit berdasarkan daripada besarnya ukuran partikel bahan
pengisi (filler) dan komposisi bahan pengisi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan
mekanik yang berbeda. Hal ini juga yang mempengaruhi dalam pemilihan jenis resin
komposit yang digunakan pada daerah posterior yang umumnya mengalami beban
yang besar. Ada empat golongan resin komposit telah lama digunakan untuk daerah
inL Kelompok yang pertama dengan partikel pengisi yang berukuran 30-50
/.1m.
Kelompok resin komposit ini digantikan oleh partikel yang lebih keeil. Kelompok
yang kedua , menurut penggolongan ini, berukuran kira-kira
1-
5 )-1m. Kelompok yang
ketiga dengan partikel yang relatif lebih bagus pada ukuran 0.5-0.6 f-lm. Kelompok
terakhir dalam penggolongan ini adalah
microfiller
yang telah tersedia untuk profesi
Kedokteran Gigi sejak 1970-an.
Resin komposit yang digunakan pada penambalan gigi posterior mempunyai
keuntungan estetik yang baik, restorasi sewarna gigi, konduktivitas suhu yang rendah,
tidak bersifat toksik karena tidak mengandung merkuri atau galvanism, dan dapat
menguatkan struktur gigL Selain itu dapat juga menyebabkan pengerutan sewaktu
polimerisasi,
membutuhkan
waktu
yang
lama
pada
penambalan
restorasi,
mieroleakage, sensitif setelah penempatan, dan keausan pada pemnukaan oklusal.
H. Daftar Rujukan : 13 (1987-2005)