• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Daya Serap Kristobalit Alam Jaboi Sabang Nangrroe Aceh Darussalam Terhadap Ion Logam Fe3+

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Daya Serap Kristobalit Alam Jaboi Sabang Nangrroe Aceh Darussalam Terhadap Ion Logam Fe3+"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sains Kimia Vol.8, No.1, 2004: 8-11

8

UJI DAYA SERAP KRISTOBALIT ALAM JABOI SABANG

NANGRROE ACEH DARUSSALAM TERHADAP

ION LOGAM Fe

3+

Khairi, Rahmi Dan Mawaddah Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Syiah Kuala Jl. Darussalam Banda Aceh 23111

Abstrak

Telah dilakukan penelitian uji daya serap kristobalit alam Jaboi Sabang Nanggroe Aceh Darussalam terhadap ion Fe3+. Proses adsorpsi dilakukan menggunakan metode batch dan kadar ion Fe3+ yang terserap pada semua variabel diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Kemampuan kristobalit mengadsorpsi ion Fe3+ diuji pada beberapa variabel yaitu waktu kontak, pH adsorbat dan konsentrasi adsorbat. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum adsorpsi ion Fe3+ terjadi pada waktu kontak 7 menit, pH = 6 dan konsentrasi adsorbat 30 ppm dengan efisiensi 99,73 %. Kapasitas serapan maksimum ion Fe3+ adalah 2,70 mg/gram dan nilai konstanta kesetimbangan 270,24.

Kata Kunci : Ion Fe3+, Spektrofotometer Serapan Atom, Kristobalit.

PENDAHULUAN

Kristobalit adalah batuan mineral dengan kerangka utama SiO2, sistem kristal tetragonal dan struktur kerangka kristal tiga dimensi (Gallerles, 1996). Sedangkan zeolit adalah batuan mineral dengan kerangka utama (SiO4)4- dan (AlO4)4-, sistem kristal tetrahedral dan struktur kerangkanya juga tiga dimensi. Dari uraian di atas, ada kesamaan struktur kerangka yang dimiliki antara kristobalit dengan zeolit, yaitu kerangka tiga dimensi. Akibatnya, kristobalit mempunyai sifat kimia yang sama dengan zeolit (Cotton, 1989).

Proses adsorpsi pada zeolit adalah adsorpsi fisik, dimana proses penyerapannya disebabkan adanya porositas, interaksi pemutusan dan pembentukan ikatan pada suhu tinggi

(Sukarjo, 1987). Karena zeolit mempunyai sifat kimia yang sama dengan zeolit, maka proses adsorbsi yang terjadi pada kristobalit sama seperti pada zeolit.

Menurut Sialagan (2001) batu-batuan di pegunungan Jaboi Sabang Nanggroe Aceh Darussalam adalah kristobalit dengan kandungan utama SiO2 85% dan dapat menyerap ion amonium (NH4)+ sebesar 86,18%. Ion ammonium adalah ion bermuatan positip (kation).

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui sejauh mana kristobalit dapat mengadsorbsi ion bermuatan positip lainnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan adsorbsi kristobalit terhadap ion besi dengan metoda Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

(2)

Uji daya serap kristobalit Alam Jaboi Sabang terhadap ion logam Fe3+ (Khairi)

9

BAHAN DAN METODA

Pengambilan sampel

Sampel diambil dari pegunungan Jaboi Sabang Nanggroe Aceh Darussalam dengan ukuran 250 mesh.

Pengaktifan kristobalit

Kristobalit yang telah dicuci, dikeringkan, digiling dan diayak dengan ukuran 250 mesh. Kristobalit yang telah halus diambil 25 g, ditambah 100 mL HCl 10%, dan dipanaskan sampai temperatur 110oC. Selanjutnya kristobalit yang telah aktif, dicuci dengan aquades panas sampai pH netral. Kristobalit disaring dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 110oC selama 3 jam (Crittenden, 1988).

Penentuan waktu kontak optimum

Ditimbang 2,5 g kristobalit yang telah diaktifkan, dan dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 25 mL larutan standar ion Fe3+ dengan konsentrasi 5 ppm. Campuran diaduk dengan magnetic strirer selama 1 menit, kemudian campuran disaring dan konsentrasi ion Fe3+ pada filtrat diukur dengan spektrofotometer serapan atom. Perlakuan diulang untuk waktu kontak 2 sampai 10 menit.

Variasi pH adsorbat

Ditimbang 2,5 g kristobalit yang telah diaktifkan dan dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 25 mL larutan standar ion Fe3+ dengan konsentrasi 5 ppm pada pH 3. Campuran diaduk selama waktu kontak optimum kemudian campuran disaring dan konsentrasi ion Fe3+ pada filtrat diukur dengan spektrofotometer serapan atom. Perlakuan diulang untuk pH 4 sampai 9.

Variasi konsentrasi adsorbat

Ditimbang 2,5 g kristobalit yang telah diaktifkan dan dimasukkan ke dalam larutan standar ion Fe3+ dengan variasi konsentrasi 5 sampai 40 ppm. Campuran diaduk dengan magnetic stirrer pada waktu dan pH optimum. Konsentrasi ion Fe3+ pada filtrat diukur dengan spektrofotometer serapan atom.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaktifan Kristobalit

Kristobalit yang digunakan untuk adsorpsi ion Fe3+ adalah kristobalit ukuran 250 mesh yang diaktifkan dengan HCl 10 %. Tujuan pengaktifan adalah agar daya serap kristobalit dapat meningkat. Daya serap kristobalit disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan muatan listrik dan

adanya pertukaran ion (Munaf, 1997).

Penentuan Daya Serap Kristobalit

Penentuan waktu kontak optimum

Waktu kontak ion Fe3+ dengan kristobalit dilakukan antara 1 sampai 10 menit. Waktu kontak optimumnya adalah 7 menit, konsentrasi ion Fe3+ yang teradsorpsi 2,12 ppm dengan persen adsorpsi 42,49 %. Uraiannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Konsentrasi ion Fe3+ yang teradsorpsi pada setiap waktu kontak

(3)

Jurnal Sains Kimia teradsorpsi akan menurun, hal ini disebabkan ion Fe3+ yang teradsorpsi terlepas kembali. Hal ini disebabkan, terjadinya adsorpsi fisika yang bersifat reversibel (Khopkar, 1990).

Pengaruh pH adsorbat

Pengaruh pH larutan ion Fe3+ (adsorbat) divariasikan antara 3 sampai 9, dan uraiannya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konsentrasi ion Fe3+ yang teradsorpsi pada variasi pH

pH

Konsentrasi ion Fe Teradsorpsi

(ppm)

Persen Efisiensi Adsorpsi (%)

Larutan yang terlalu asam akan mempengaruhi kemampuan adsorpsi, karena ion H+ akan menghalangi ion Fe3+ untuk berinteraksi dengan sisi aktif kristobalit. Hal ini disebabkan, ion H+ akan menghalangi proses pertukaran kation antara ion Fe3+ dengan ion Na+ dan Ca2+ pada kristobalit (Sari, 2003). pH optimum adsorbat adalah 6, konsentrasi ion Fe3+ yang teradsorbsi 4,84 ppm dengan persen adsorpsi 96,97 %. Jadi semakin tinggi pH asam, maka larutan adsorbat yang teradsorbsi semakin besar. Tetapi pada pH yang lebih tinggi dari pH 6 konsentrasi ion besi yang teradsorbasi turun, hal ini disebabkan terbentuknya

ikatan antara ion OH- dengan Fe3+ membentuk endapan Fe(OH)3.

Pengaruh variasi konsentrasi adsorbat

Proses adsorpsi ion Fe3+ pada kristobalit dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi ion Fe3+ dari 5 sampai 40 ppm. Hasil yang diperoleh terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Konsentrasi ion Fe3+ yang teradsorpsi pada variasi konsentrasi larutan Fe3+

Konsentrasi

Data penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Fe3+, maka jumlah ion yang teradsorpsi dan efisiensi adsorpsinya juga semakin besar. Khopkar (1990) mengatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi adsorbat maka jumlah zat yang terserap semakin banyak. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh, yaitu konsentrasi adsorbat optimum ion Fe3+ adalah 30 ppm, tetapi pada konsentrasi yang lebih tinggi, jumlah ion Fe3+ yang teradsorpsi akan menurun.

(4)

Uji daya serap kristobalit Alam Jaboi Sabang terhadap ion logam Fe3+ (Khairi)

11 mg/gram, dengan konstanta

kesetimbangan 270,24.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini diperoleh

• Kristobalit alam Jaboi Sabang Nanggroe Aceh Darussalam dapat digunakan sebagai adsorben untuk mengadsorpsi ion Fe3+.

• Kondisi optimum adsorpsi ion Fe3+ oleh kristobalit alam Jaboi Sabang Nanggroe Aceh Darussalam adalah waktu kontak 7 menit, pH 6 dan konsentrasi adsorbat 30 ppm, efisiensi adsorpsi 99,73%, kapasitas serapan maksimum (Qmaks) isoterm Langmuir 2,70 mg/gram dan (konstanta kesetimbangan) adalah 270,24.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton and Wilkinson, 1989., “Inorganic Chemistry”, University Collage.

Crittenden, 1988., “Activited Carbon For Water Treatment”, Journal of Chemical Education, Adsorption of. P- Nitrophenol from Bilete Aqueous Solution, The University Of Michigen.

Gallerles. A., 1996.,The Mineral Cristobalite”, http://www.Kompas.com/Kompas-cetak/0301/01/IPTEK/60157. htm. Khopkar, 1990., “Konsep Dasar Kimia Analitik”,

UI-Press, Jakarta.

Munaf. E and Zein. R. 1997., The Use of Rice Husk for Removal of Toxic Metals from Waste, “J. Environ, Sci Technol”, 18:359-362.

Sari. I. R. M. 2003., “Uji Daya Serap Kristobalit Alam Jaboi Sabang Nanggroe Aceh Darussalam Terhadap Ion Cd2+”, FMIPA, Unsyiah, NAD.

Sialagan A. 2001., “Study Pendahuluan Batuan Kristobalit Alam Jaboi Kotamadya Sabang”, FMIPA, Unsyiah, NAD.

Gambar

Tabel 2. Konsentrasi

Referensi

Dokumen terkait

Tradisi-tradisi kebudayaan di Indonesia seperti ini dapat menjadi pemicu terjadinya gegar budaya yang akan dialami oleh orang asing yang berhadapan langsung dengan

Masa jabatan untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi adalah sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada tahun

Dari domino asal di atas, dengan menambah satu persegi lagi pada sisi-sisinya, dimulai dengan menambah satu persegi pada ujung kanan, lalu menambah satu persegi pada bagian

$kan lele (Clarias batrachus ! pertama kali matang kelamin pada umur satu tahun dengan ukuran panjang tubuh sekitar ' cm dan ukuran..  berat tubuh ) sampai '

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Manisha Behal tahun 2015 didapatkan hasil bahwa kematian perinatal paling banyak terjadi pada kelompok yang melakukan persalinan

dan perkembangan ini, Cina telah menyiapkan pendirian „Free Trade Areas” (FTA) dengan negara-negara di kawasan Afrika. Nigeria dan Angola adalah dua negara produsen

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

Beri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dibawah ini mengenai Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi, dan Kinerja Aparat Pemerintah Daerah dengan cara memberikan