LAMPIRAN 1
KUESIONER
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD
PENGADAAN BARANG PADA PT.TELKOMSEL CABANG MEDAN
Responden yang terhormat,
Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi saya di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
Saya berharap Bapak/Ibu menjawab dengan leluasa, sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu rasakan, lakukan dan alami, bukan apa yang seharusnya/yang ideal. Bapak/Ibu diharapkan menjawab dengan jujur dan terbuka, sebab tidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, saya menjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan Bapak/Ibu mengisi quesioner ini adalah bantuan tak ternilai bagi saya.
Akhirnya, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktu untuk mengisi quisioner ini, dan peneliti mohon maaf apabila ada pernyataan yang tidak berkenan di hati Bapak/Ibu.
CUT MEULILA
NIM. 120503254
DATA RESPONDEN
1. Nama : ………
2. Umur : ……..Tahun
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Pendidikan Ditamatkan :
5. Lama Bekerja : ………tahun/bulan
6. Status Karyawan : Karyawan Tetap/Karyawan Kontrak *) coret yang tidak perlu
7. Jabatan/Pekerjaan : ………
Petunjuk Pengisian :
a. Isilah semua nomor dalam kuisioner ini dan sebaiknya jangan ada yang terlewatkan.
b. Pengisian jawaban cukup dengan memberi tanda (X atau √) pada pernyataan yang dianggap sesuai dengan pendapat responden (satu jawaban dalam setiap nomor pernyataan).
Keterangan Jawaban:
1) Sangat Tidak Setuju (STS) Nilai (1)
2) Tidak Setuju (TS) Nilai (2)
3) Ragu-ragu (RR) Nilai (3)
4) Setuju (S) Nilai (4)
5) Sangat Setuju (SS) Nilai (5)
DAFTAR PERNYATAAN
1. PENGENDALIAN INTERNAL (VARIABEL BEBAS X1)
No Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
1
Perusahaan menerapkan integritas dan nilai etika kepada semua karyawan maupun pimpinan.
2
Manajemen perusahaan mengharapkan karyawan menerapkan komitmen terhadap kompetensi hasil pekerjaannya.
3
Filosofi manajemen dan gaya kepemimpinan didalam perusahaan yang tepat terhadap kebijakan dan prosedur aturan yang ada.
4
Manajemen perusahaan menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis.
Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)
5 Pimpinan menjelaskan arahan yang spesifik kepada karyawan mengenai tujuan perusahaan. 6 Perusahaan menjelaskan kemungkinan risiko
yang akan terjadi didalam bekerja.
Sistem Komunikasi dan Informasi Akuntansi (Accounting Information and Communication)
7 Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dikelola dengan komputer.
8
Sarana komunikasi yang dilakukan didalam perusahaan menggunakan komunikasi lisan maupun tulisan
9
Sistem informasi akuntansi dan sistem informasi manajemen sangat memadai untuk menghasilkan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
10
Sistem pengolahan data dengan teknologi yang digunakan untuk memproses dan menyajikan informasi dengan cepat dan tepat waktu pada semua transaksi
Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
11
Pimpinan perusahaan menjamin seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh satu orang.
memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh SPI serta transaksi dan kejadian penting
Pemantauan (Monitoring)
13 Pimpinan perusahaan memantau dan
menindaklanjuti hasil pekerjaan karyawannya.
14
Internal audit secara rutin mengadakan penelaahan atas sistem informasi akuntansi dan sistem informasi manajemen guna mendukung terciptanya pengendalian internal.
15 Hasil audit dan review lainnya mengenai perusahaan, harus dilakukan tindak lanjut.
Sumber : Arens (2010:13)
2. KOMITMEN ORGANISASI (VARIABEL BEBAS X2)
No Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
Komitmen Afektif (Affective Commitment)
16
Karyawan memiliki keterkaitan secara emosional dengan perusahaan terhadap hasil kerja
17 Karyawan perusahaan menikmati posisi kerja menurut keahliannya.
18 Karyawan menikmati tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
19 Karyawan memiliki keterlibat diri atau merasa menjadi bagian dari perusahaan.
Komitmen Berkelanjutan (Continuance Commitment)
20
Karyawan merasa kurangnya alternatif pekerjaan yang lain membuat turunnya produktivitas kerja
21
Kebutuhan akan pemberian gaji yang tidak dapat meningkatkan semangat kerja para karyawan.
22 Pekerjaan yang melebihi target diharapkan mendapatkan keuntungan dari perusahaan.
Komitmen Normatif (Normative Commitment)
23
24 Karyawan diharapkan memiliki social yang tinggi setiap melakukan pekerjaan perusahaan.
25
Pimpinan memberikan tanggungjawab yang besar kepada karyawan mengenai hasil pekerjaannya.
Sumber : Meyer dan Allen (2007:17)
3. PENCEGAHAN FRAUD (VARIABEL TERIKAT Y)
No Pernyataan SS S RR TS STS
5 4 3 2 1
Fraud Manajemen
26
Bagian pengadaan barang selalu merahasiakan informasi mengenai peluang untuk mendapat kontrak.
27 Bagian pengadaan barang mengajukan standar teknis yang tidak bersifat diskriminasi.
28 Karyawan membuat data keuangan yang
dilaporkan secara transparan
Fraud Karyawan
29
Manajemen perusahaan pernah mendapatkan karyawan yang melakukan penggelapan pengadaan barang
30
Manajemen perusahaan pernah mendapatkan
karyawan yang mengkonversi anggaran
pengadaan barang
Sumber : Karni, Soejono (2009:35)
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
Lampiran Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel
LAMPIRAN 5
Distribusi Frekuensi dan Persentase
Distribusi Frekuensi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengendalian Internal
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 3 1 4 1 2 4 4 4 1 2 5 1 2 2 2 Ragu-ragu 10 8 5 7 10 6 6 8 9 9 9 10 7 6 1 Setuju 12 16 15 15 12 11 15 10 11 11 11 14 15 16 12 Sangat Setuju 21 21 22 23 22 25 21 24 25 24 21 21 22 22 31 Total 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
Distribusi Frekuensi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Komitmen Organisasi
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 5 0 0 0 0 3 0 0 0 0
Ragu-ragu 3 14 5 4 5 7 14 6 6 4
Setuju 21 13 19 25 16 16 15 16 18 13 Sangat Setuju 17 19 22 17 25 20 17 24 22 29 Total 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
Distribusi Frekuensi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pencegahan
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 5 1 2 0 2
Ragu-ragu 2 12 9 8 8
Setuju 30 22 27 29 24
Sangat Setuju 9 11 8 9 12
LAMPIRAN 6
Uji Asumsi Klasik dan Regresi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 55
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.44394338
Most Extreme Differences Absolute .107
Positive .070
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z .791
Asymp. Sig. (2-tailed) .558
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi (X2), Pengendalian Internal (X1)
b. Dependent Variable: Pencegahan (Y)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 186.447 2 93.224 15.030 .000a
Residual 322.534 52 6.203
Total 508.982 54
a. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi (X2), Pengendalian Internal (X1) b. Dependent Variable: Pencegahan (Y)
Coefficientsa
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.333 2.186 .610 .545
Pengendalian Internal (X1) -.027 .024 -.154 -1.152 .255
Komitmen Organisasi (X2) .055 .033 .221 1.653 .104
a. Dependent Variable: uji_Glejser
LAMPIRAN 7 Data Penelitian
Pengendalian Internal (X1)
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 4 5
5 4 4 5 4 5 4 5 5 3 2 4 4 5 5
5 3 5 3 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5
4 3 4 4 5
Tingkat Signifikansi df1 df2 F Tabel
0.05 2 105 3.082852
Derajat Bebas Tingkat Signifikansi T Tabel
143 0.05 1.976692
144 0.05 1.976575
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Petunjuk Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta.
Albercht, W, Steve, Chad O,Albercht. 2012, Fraud Examination & Prevention, Thomson South-Western.
Alison. (2004). Artikel : Internal Audit (Fraud Auditing). 2 April 2004. Jakarta
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), 2007. Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit, AU Section 316, PCAOB Standards and Related Rules as of December 2006, NY: AICPA. New York.
Arens, 2010. Auditing And Assurance Service An Integrated Approach, Prentice Hall International, New Jersey.
Augustine, Y. dan R. Kristaung. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: PT Dian
Rakyat.
Committee of Sponsoring Organizations of Teadway Commission (COSO), 2006. Ademdum 1994, Internal Control Integrated Framework, AICPA Publication, New York.
Field, A. 2009. Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage.
Fitriana, Annisa. 2010. Pengaruh Pengendalian Internal dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.Skripsi.Universitas Negri Semarang.
Gamst, G., L.S. Meyers, dan A.J. Guarino. 2008. Analysis of Variance Designs, Computational Approach with SPSS and SAS. Cambridge: Cambridge University Press.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D.N. 2003.Basic Econometrics 4th Edition. New York: Mc Graw Hill.
Hall, James, A. 2011. Principles of Accounting Information systems, Asia Edition, Cengage Learning.
Hartono, J.M. 2007. Sistem Informasi keperilakuan. Yogyakarta : Erlangga
Hasibuan dan Malayu, S,P. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
Hermiyetti, 2010. Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang. Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Karni, Soejono. 2009. Auditing Audit Khusus dan Audit Foensik dalam Praktik, Edisi Pertama, FE UI, Jakarta.
Konrath, Lawsey, F. 2002, Auditing Concept and Application, A risk Analisys Approach, 5th Edition, West Publishing Company.
Mann, P.S. dan C.J. Lacke. 2011. Introductory Statistics, International Student Version, 7th Edition. John Wiley & Sons Inc.
Meyer, J and N, Allen, 2007. Testing the “side bet theory” of organizational commitment: Some methodological considerations, Journal of Applied Psychology 69: 372-378.
Mulyadi, 2002. Auditing, Salemba Empat, Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No, 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, 2006. Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.
Nazir, M. 2013. Metodologi Penelitian, Cetakan Kedepalan. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian untuk Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Pope, Jeremy, 2007. Strategi Memberantas Korupsi: Elemen Sistem Integritas Nasional, Edisi II, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Riyanto, A. 2012. Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika.
Sekaran, U. 2003.Research Methods for Business 4th Edition. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business : A Skill Building Approach. PT.Jakarta : Elex Media Komputindo.
Stevens, J.P. 2009. Applied Multivariate Statistics For The Social Science, 5th Edition . New York: Routledge
Susetyo, B. 2010. Statistika untuk Analisis Data Penelitian, Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Supranto, J. 2004. Ekonometri, Buku Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Supranto, J. 2005. Ekonometri, Buku Kesatu. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan Belas, Alfabeta, Bandung.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Tuanakotta, T,M, 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Tunggal, Amin, Wijaya, 2011. Teori dan Kasus Internal Auditing, Harvarindo, Jakarta.
Tunggal, Amin, Wijaya, 2012. Pedoman Pokok Audit Internal, Harvarindo, Jakarta.
Zigmund, W.G. et al. 2009. Business Research Methods, 8th Edition. Pearson Prentice Hall.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan riset kausal (causal research). Penggunaan riset kausal (causal research) dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
hubungan sebab akibat atau hubungan memengaruhi dan dipengaruhi dari variabel
yang diteliti, yaitu pengendalian internal dan komitmen organisasi terhadap
pencegahan kecurangan (fraud).
Variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas (independent variable), yaitu
pengendalian internal dan komitmen organisasi sedangkan variabel yang
terpengaruh oleh perubahan variabel bebas (independent variable) disebut
variabel terikat (dependent variable), yaitu pencegahan kecurangan (fraud).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah PT Telekomunikasi
Selular cabang Kota Medan yang beralamat di jl.Putri hijau no.1 Gedung Graha
Merah Putih lantai 3. Waktu penelitian untuk penyebaran kuesioner dilaksanakan
pada 26 Februari 2016 melalui perantara.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri
batasan operasional adalah untuk menghindari timbulnya salah tafsir terhadap
istilah-istilah dalam judul penelitian.
Tujuan dari batasan operasional adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat
ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya.
Oleh karena itu, batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang diteliti adalah PT Telkomsel cabang Kota Medan.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengendalian internal dan
komitmen organisasi.
3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pencegahan kecurangan
(fraud) pengadaan barang.
4. Sampel adalah seluruh karyawan bagian pengadaan barang dan pengawasan
internal.
3.4 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu konsep yang diberikan suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau
variabel tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil instrumen penelitian yang telah
dikembangkan dan diuji validitasnya oleh peneliti sebelumnya. Instrumen
penelitian yang digunakan pada penelitian ini mengacu kepada instrumen yang
Meyer and Allen (2007) untuk mengukur komitmen organisasi dan Karni (2009)
untuk mengukur pencegahan kecurangan (fraud).
3.4.1. Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis
yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat
dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta
mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan
(Tunggal,2011).
Variabel independen yaitu Pengendalian Internal diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikutip dari Arens (2010:13) dan skala yang
digunakan adalah skala likert dengan indikator skor 1 (STS = Sangat Tidak
Setuju), 2 (TS = Tidak Setuju), 3 (N = Netral), 4 (S = Setuju), dan 5 (SS =
Sangat Setuju).
3.4.2. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah sebagai kekuatan yang bersifat relatif
dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kedalam
bagian organisasi (Hasibuan,2009).
Variabel independen yaitu Komitmen Organisasi diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikutip dari Meyer dan Allen (2007) dan
Sangat Tidak Setuju), 2 (TS = Tidak Setuju), 3 (N = Netral), 4 (S = Setuju),
dan 5 (SS = Sangat Setuju).
3.4.3 Pencegahan Kecurangan (fraud)
Fraud sebagai kesalahan disengaja yang dalam fraudulent financial
reporting, yang meliputi; manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan
akuntansi atau dokumen pendukung yang salah(Tunggal,2011)
Variabel dependen yaitu pencegahan kecurangan (fraud) dengan
menggunakan instrumen dari Karni (2009 )yang dikutip dari Purwitasari
(2013). Skala yang dipakai adalah skala likert dengan indikator skor 1 (STS
= Sangat Tidak Setuju), 2 (TS = Tidak Setuju), 3 (N = Netral), 4 (S =
Setuju), dan 5 (SS = Sangat Setuju).
Secara garis besar definisi operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala
1 1. Pengendalian
b. Penilaian risiko
Manajemen
(Management Risk Assessment)
1) Integritas dan nilai etika
2) Komitmen terhadap
kompetensi
3) Filosofi manajemen
dan gaya kepemimpinan
4) Kebijakan dan praktik SDM
1) Penetapan tujuan perusahaan
2) Identifikasi risiko yang mungkin terjadi
c. Sistem komunikasi 2) Sarana komunikasi 3) SIA dan SIM cukup
memamdai
4) Informasi dihasilkan secara cepat dan tepat waktu
1) Aspek utama transaksi tidak dikendalikan oleh 2. Evaluasi terpisah 3. Tindak lanjut
1) Keterkaitan emosional karyawan dengan perusahaan
2) Menikmati posisi kerja
3) Menikmati tugas
pekerjaan
4) Keterlibatan diri dalam organisasi
1) Persepsi atas
kurangnya alternatif pekerjaan yang lain
2) Kebutuhan yang tinggi akan gaji
3) Ekspektasi untuk
mendapatkan
keuntungan dari perusahaan
1) Memiliki kesadaran
bahwa komitmen
2) Pengalaman sosial selama dalam organisasi
3) Tanggung jawab atas pekerjaan
2 3. Pencegahan Fraud Pengadaan Barang (Y)
a. Fraud manajemen
b. Fraud karyawan
1) Merahasiakan
informasi mengenai peluang untuk mendapatkan kontrak.
2) Mengajukan standar
teknis yang tidak bersifat diskriminasi. 3) Data keuangan yang
dilaporkan secara transparan
1) Mencuri sesuatu yang berharga (sebuah aktiva)
2) Mengkonversi aktiva tersebut ke bentuk yang dapat digunakan (kas)
Skala Likert’s
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran atau measurement adalah salah satu kegiatan yang harus
dilakukan dalam proses pengumpulan data. Apakah metode yang dipergunakan
dalam pengumpulan data itu menggunakan metode observasi, angket, test
interview experiment ataupun kepustakaan pengukuran data harus dilakukan
(Soewadji, 2012).
Pengukuran variabel menggunakan skala. Secara umum, terdapat empat
jenis skala, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.
Dalam penelitian ini pengukuran variabel menggunakan interval.
Skala interval adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori,
peringkat dan jarak konstruk yang diukur (Erlina, 2011).
Teknik penskalaan yang digunakan adalah skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini pengukuran
konstruk perilaku aktual menggunakan lima poin skala likert, yaitu Skala yang
dipakai adalah skala likert dengan indikator skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju),
2 (TS = Tidak Setuju), 3 (N = Netral), 4 (S = Setuju), dan 5 (SS = Sangat
Setuju).
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono, (2012:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari ; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
berada di bagian pengadaan barang dan bagian pengawasan internal pada
3.6.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:73), “Sampel merupakan bagian dari
populasi yang dapat diwakili dari seluruh populasi tersebut”. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan sampel adalah teknik
probability sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan cara pengambilan
sampel yang digunakan adalah teknik Simple random sampling atau
pengambilan sampel acak sederhana. Jadi seluruh karyawan yang berada di
bagian pengadaan barang dan pengawasan internal memliki peluang yang
sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, sehingga peneliti
menyebarkan kuisioner kesuluruh karyawan yang berada di bagian pengadaan
barang dan pengawasan internal. Berdasarkan uraian di atas sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 46 orang karyawan di bagian
pengadaan barang dan pengawasan internal.
3.7 Jenis Data
Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik (Erlina, 2011). Data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka, atau data kualitatif yang diangkakan, dalam penelitian ini data kuantitatif
diperoleh dari jawaban responden pada setiap item pertanyaan yang ada dalam
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data
primer didefinisikan sebagai data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli atau tidak melalui perantara. Sekaran (2006:110) menyebutkan
beberapa contoh sumber data primer adalah data responden, individu, kelompok
fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti dan dimana pendapat
bisa dicari terkait permasalahan tertentu. Dalam penelitian ini data primer
diperoleh dari jawaban responden penelitian yang diberikan kuesioner.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur sistematik yang standar untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei
merupakan metode pengumpulan data primer, di mana data primer ini mengacu
pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan
dengan konstruk minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006:135). Menurut
Hartono (2007:115), survei adalah metode pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Metode ini
memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subjek
(responden) penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Indriantoro dan
Supomo (2002:152) mendefinisikan survei sebagai pengumpulan data primer
yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.
Dalam penelitian ini, metode survei yang dilakukan yaitu pengumpulan data
mengumpulkan data primer penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner secara
tidak langsung kepada responden. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui
perantara dengan memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner
kepada perantara tersebut yang nantinya akan dijelaskan kembali kepada
responden oleh perantara tersebut. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis
yang telah dirumuskan sebelumnya yang nantinya akan dijawab oleh responden.
Sehingga dari metode survei secara tertulis dengan kuesioner yang dilakukan
akan dihasilkan data primer yang merupakan acuan dari informasi yang telah
diperoleh dari sumber pertama oleh peneliti yang terkait dengan konstruk yang
telah ditentukan sebelumnya.
Peneliti mengadopsi item pertanyaan kuesioner yang bersumber dari
penelitian Arens (2010), Meyer dan Allen (2007) dan Karni (2009).
Peneliti melakukan penyebaran beberapa kuesioner pada nonresponden untuk
menguji seberapa jauh responden telah memahami makna dari setiap item
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Langkah ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya bias dalam pengumpulan data pada penelitian yang sebenarnya.
Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa langkah:
1. Peneliti memasukkan proposal penelitian ke PT Telkomsel untuk
memperoleh izin penyebaran kuesioner. Setelah tiga hari, peneliti akan
memperoleh konfirmasi dari PT Telkomsel mengenai perizinan
penyebaran kuesioner di Perusahaan yang bersangkutan. Apabila dalam
Telkomsel, maka peneliti akan memberikan waktu selama dua hari lagi
untuk memperoleh konfirmasi.
2. Peneliti melakukan follow up kepada pihak PT Telkomsel. Dalam kurun
waktu tersebut diharapkan peneliti akan memperoleh kepastian dari pihak
PT Telkomsel mengenai perizinan penyebaran kuesioner.
3. Setelah memperoleh konfirmasi dan peneliti diperbolehkan melakukan
penelitian di kantor cabang PT Telkomsel yang berada di Kota Medan,
maka peneliti melakukan penyebaran melalui perantara.
Penyebaran perantara dilakukan dengan menitipkan kuisioner pada pihak
yang bersangkutan untuk disebarkan lebih lanjut pada orang lain. Hal ini
dilakukan berkaitan dengan kebijakan yang diterapkan oleh PT Telkomsel,
sehingga peneliti tidak dapat menyebarkan kuesioner secara langsung. Dengan
penyebaran kuesioner melalui perantara tersebut, diharapkan data yang diperoleh
dapat mencakup seluruh sampel penelitian.
Peneliti mempunyai beberapa langkah untuk meningkatkan respond rate
(tingkat pengembalian kuesioner) terkait dengan penyebaran melalui perantara,
yakni:
1. Untuk penyebaran melalui perantara, peneliti menghubungi kembali orang
yang menjadi perantara untuk dimintai konfirmasi lebih lanjut terkait
dengan kuesioner yang dititipkan satu minggu setelah kuesioner diberikan.
2. Jika setelah satu minggu peneliti belum memperoleh kepastian terhadap
jumlah kuesioner yang terisi, maka peneliti memberikan batas waktu satu
3. Jika peneliti belum memperoleh kepastian, maka peneliti akan
memberikan waktu satu minggu lagi dan melakukan konfirmasi terakhir
sekaligus mengambil kuesioner yang dititipkan. Setelah tiga minggu
penyebaran peneliti mengumpulkan semua data dan melakukan
rekapitulasi awal terhadap hasil kuesioner yang terisi. Apabila data yang
diperoleh telah mencapai batas minimal target yang diharapkan dan dirasa
cukup untuk mewakili data penelitian maka peneliti berlanjut untuk
melakukan pengolahan data. Namun, apabila jumlah data yang masuk
dirasa kurang atau belum mencukupi untuk dilakukan pengolahan maka
peneliti melakukan penyebaran ulang selama satu sampai dua minggu
kedepan.
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi norma. Dengan
kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data
penelitian yang berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisi. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam
1) Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan
dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a) Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal
b) Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal
Hipotesis yang digunakan:
a) Ho: data residual berdistribusi normal
b) Ha: data residual tidak berdistribusi normal
2) Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa
data normal berbentuk lonceng (Bell shaped). Data yang baik adalah
data yang memiliki pola distribusi normal.Jika data menceng ke kanan
atau menceng ke kiri berarti memberitahukan bahwa data tidak
berdistribusi secara normal.
3) Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikoliniearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
variabel bebas. Multikoliniearitas dapat diketahui dengan cara
menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, dapat dilihat
dari:
1) Tolerance value.
2) Nilai variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum
digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10.
Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10
maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel
dalam model regresi(Ghozali 2011).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini digunakan grafik plot
antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah
pada model regresi penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak.
Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Apabila grafik yang ditunjukan dengan titik-titik tersebut membentuk
suatu pola tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas dan apabila
polanya acak serta tersebar, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat kurva
heteroskedastisitas atau diagram pencar (chart), dengan dasar pemikiran
sebagai berikut:
1) Jika titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola tertentu
yang beraturan (bergelombang), melebar kemudian menyempit maka
terjadi heteroskedostisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar baik dibawah
atau di atas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.9.2 Uji Statistik
Uji statistik menggunakan model regresi linier berganda dengan
menggunakan bantuan SPSS for windows 17.00 dengan persamaan sebagai
berikut :
ŷ = a + β1x1 + β 2x2 + e
Dimana :
ŷ = Variabel terikat (Pencegahan Fraud Pengadaan Barang) x1 = Variabel bebas (Pengendalian internal)
x2 = Variabel bebas (Komitmen Organisasi)
a = Konstanta
β1,2 = Koefisien Regresi
3.9.3 Uji Hipotesis
1) Uji Parsial (Uji t)
Uji t statistik dimaksudkan untuk menguji pengaruh secara parsial antara
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi bahwa variabel
lain dianggap konstan, dengan tingkat kenyakinan 95% (α = 0,05). Kriteria pengujian :
Dimana : thitung > ttabel = Ho ditolak, jika variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat
thitung < ttabel = Ha diterima, jika variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat
2) Uji Simultan (Uji F)
Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) Uji Simultan (Uji F)
Kriteria pengujian :
Dimana : Fhitung > Ftabel = Ho ditolak, jika variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Fhitung < Ftabel = Ha diterima, jika variabel bebas tidak
3) Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang
dipakai. Koefisien determinasi (adjusted R2) yaitu angka yang
menunjukkan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari
variabel-variabel bebas yang menerangkan variabel terikat atau angka
yang menunjukkan seberapa besar variabel terikat dipengaruhi oleh
variabel bebasnya. Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga
1 (0 < adjusted R2 < 1), dimana nilai koefisien harus < 1, menjelaskan
hubungan variabel bebas X1, X2 terhadap variabel Y dimana nilai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Telkomsel
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di
Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26
Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT.Telkom (51%)
dan PT.Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi
operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM.
Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di
Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan memiliki market share sebesar
55% (Maret 2006).
Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar),
Kartu AS (prabayar), serta Kartu HALO (paskabayar). Saat ini saham
Telkomsel dimiliki oleh TELKOM (65%) dan perusahaan telekomunikasi
Singapura SingTel (35%). Pada tahun 1995, secara resmi Telkomsel
mendapat izin untuk memberikan jasa telekomunikasi selular GSM, setelah
sebelumnya sukses sebagai pilot project Telkom dalam proyek percontohan
GSM di Batam. Hal berbeda dengan operator lain, Telkomsel mulai
membangun jaringan dan melayani pelanggannya dari luar jawa yakni Batam,
Medan daerah lainnya. Selanjutnya Pada tahun 1996, Telkomsel mulai
ada di Indonesia,hal ini ditandai dengan pengoperasian layanan Telkomsel di
Ambon dan jayapura.
Telkomsel pada tahun 1998 membuat program baru untuk
mengembangkan jaringannya dengan mencanangkan Word Class Operator
sebagai tolak ukur standar layanan.Positioning baru kartu prabayar Telkomsel
dengan nama simPATI Nusantara yang bermottokan Dengan simPATI tetap
terkendali, dimana simPATI yang sebelumnya hanya digunakan di area
registrasinya, kini simPATI bisa digunakan di seluruh Indonesia. Untuk tahun
1999, implementasi BIANCA ( Billing and Customer Care) menggantikan
system billing lama, menandai peristiwa penting Telkomsel dalam
menjalankan bisnisnya.
Predikat pelayanan terbaik untuk kategori operator selular : The in
Achieving Costumer Satisfaction Toward Service Quality dari lembaga survey
frontier bekerja sama dengan majalah SWA. Pada tahun 2000, Telkomsel
mempelopori layanan Mobile Banking di Indonesia bekerja sama dengan
bank Panin, yang merupakan inovasi Tekomsel dalam mengintegrasikan
system teknologi telekomunikasi dan informasi dalam sistem banking. Pada
akhir Maret 2009, Telkomsel memiliki 72.1 juta pelanggan yang berdasarkan
statistik industri mewakili pangsa pasar yang diperkirakan sekitar 50%.
Telkomsel menyediakan layanan selular di Indonesia, melalui nasional
sendiri dual-band GSM 900-1800 MHz, jaringan 3G, dan internasional,
melalui 341 mitra roaming internasional di 180 negara (akhir Maret 2009).
untuk meluncurkan layanan 3G. Perusahaan menyediakan pelanggan dengan
pilihan antara dua-kartu prabayar simPATI dan Kartu As, atau pasca-bayar
kartuHALO layanan, serta berbagai layanan nilai tambah dan program. Pada
20 Maret 2009, Telkomsel dan Apple South Asia Pte. Ltd meluncurkan
iPhone 3G di Indonesia dengan harga disesuaikan rencana untuk semua
pelanggan Telkomsel berharga.
Telkomsel beroperasi di Indonesia telah tumbuh secara substansial
sejak peluncuran komersial pasca layanan dibayar pada tanggal 26 Mei 1995.
Pada November 1997, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler
pertama di Asia yang memperkenalkan GSM dapat diisi ulang layanan
pra-bayar. Pendapatan kotor Telkomsel telah tumbuh dari Rp 3.59 triliun pada
tahun 2000 menjadi Rp 44.42 triliun pada tahun 2008. Selama periode yang
sama, jumlah pelanggan selular Telkomsel meningkat dari sekitar 1,7 juta
seperti pada 31 Desember 2000 untuk 65.3 juta pada 31 Desember 2008.
Telkomsel memiliki jangkauan jaringan terbesar dari salah satu
operator selular di Indonesia, menyediakan jangkauan jaringan yang
mencapai lebih dari 95% dari jumlah penduduk Indonesia dan merupakan
satu-satunya operator di Indonesia yang mencakup seluruh negara, provinsi
dan kabupaten, baik semua "kecamatan" di Sumatra, Jawa, dan Bali.
Disini Perusahaan Telkomsel menawarkan GSM Dual Band (900 &
1800), GPRS, Wi-Fi, EDGE, dan 3G Teknologi. Di Sumatera Utara kantor
PT.Telkomsel Cabang Medan yang beralamat di Gedung Graha Merah Putih
4.1.2 Visi dan Misi PT.Telkomsel
Visi dan misi bagi sebuah perusahaan bisa dikatakan sebagai pedoman
dan tujuan. Visi dan misi PT.Telkomsel yang membawa Telkomsel menjadi
salah satu perusahan terkemuka di Indonesia. Visi dan Misi terbaru
Telkomsel menandakan adanya tiga perubahan penting, yaitu :
1. Menetapkan Posisi Pasar yang Baru
Posisi pasar yang baru merupakan posisi yang melampaui kepemimpinan
pasar yang telah dicapai.
2. Memperluas Lingkup Bisnis
Telkomsel akan memperluas lingkup bisnis menuju industri komunikasi
nirkabel.
3. Memberikan Solusi
Telkomsel memberikan solusi yang lebih dari sekedar penyediaan jaringan
generic (umum) dan pelayanan.
VISI PT.Telkomsel
Visi adalah pedoman bagi perusahaan yang merupakan suatu keinginan
terhadap keadaan di masa yang akan datang. Telkomsel memiliki visi yang
dijadikan acuan untuk pengembangan perusahaan ke depan yaitu :
“ The Indonesia wireless telecommunication solutions company”.
Telkomsel penyedia solusi nirkabel terkemuka di Indonesia Sebagai
Telkomsel selalu berusaha menyediakan layanan seluler seluas-luasnya
berstandar layanan kelas dunia dan mengacu pada kepuasan pelanggan.
MISI PT.Telkomsel
Misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai makna visi yang
mengandung falsafah atau nilai-nilai yang harus tertanam dalam tingkah laku
seluruh organisasi perusahaan. Misi yang diamanatkan dalam perusahaan
adalah :
“ First choice wireless telecommunication solutions provider in Indonesia
working in partnership with shareholders and other alliances to create
value for investors, employee and the nation”.
Menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel
di Indonesia yang bekerjasama dengan para pemegang saham dan mitra
usaha lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi investor (penanam
modal), karyawan dan Negara.
Bekerjasama dengan para pemegang saham dan mitra usaha agar dapat
menghasilkan nilai tambah bagi penanam modal, karyawan dan negara,
diharapakan dapat menjadikan Telkomsel sebagai penyedia solusi
4.1.3 Logo dan Slogan PT.Telkomsel 1. Logo PT.TELKOMSEL
Gambar 4.1 Logo PT.Telkomsel Sumber : PT.Telkomsel 2016
2. Slogan PT.Telkomsel
Slogan PT.Telkomsel yaitu Begitu Dekat Begitu Nyata. Dengan
demikian slogan ini diharapkan dapat menjadikan TELKOMSEL
sebagai perusahaan jasa telekomunikasi bergerak yang paling banyak
jumlah pelanggannya serta Telkomsel selalu mengutamakan kualitas
dan ketersediaan kapasitas jaringan terluas serta menyediakan jasa
pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya
4.2 Data Penelitian 4.2.1 Responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Staff PT Telkomsel
cabang di Kota Medan yang berada pada bagian pengadaan barang dan
pengawasan internal dalam melaksanakan tugas. Seperti yang telah dijelaskan
dalam bab sebelumnya, peneliti menggunakan metode survei yaitu dengan
selama 2 minggu, dimulai pada penyebaran kuesioner tanggal 26 Februari 2016
hingga pengumpulan kuesioner tanggal 16 Maret 2016.
Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 46 kuesioner. Adapun jumlah
kuesioner yang kembali sebanyak 46 kuesioner. Setelah diperiksa tidak ada
kuesioner yang tidak dapat digunakan karena terdapat data yang tidak diisi
lengkap dan terdapat bias. Dengan demikian tingkat pengembalian kuesioner
(responden rate) dalam penelitian ini adalah 100% dan kuesioner yang dapat
diolah adalah sebanyak 46 kuesioner sebagai sampel dalam penelitian ini. jumlah
sampel dan tingkat pengembalian kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Sampel dan Tingkat Pengembalian
Jumlah kuesioner yang disebar Jumlah kuesioner yang tidak kembali Jumlah kuesioner yang digugurkan Jumlah kuesioner yang digunakan
46 0 0 46 Tingkat pengembalian (respond rate)
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respond rate)
100% 100% Sumber : Data Primer (diolah)
Dalam penelitian ini, penyebaran kuesioner dilakukan di PT Telkomsel
cabang di Kota Medan.
4.2.2 Karakteristik Demografi
Gambaran umum mengenai responden yang menjadi data dalam
penelitian ini selanjutnya dijelaskan dalam bentuk tabel dan gambar. Tabel dan
gambar tersebut akan memberikan penjelasan secara menyeluruh berdasarkan
pada penelitian ini terdiri dari komposisi berdasarkan jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, dan masa jabatan.
Tabel 4.2 berikut ini menunjukkan komposisi responden berdasarkan jenis
kelamin.
Tabel 4.2
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-Laki 33 71,73
2. Perempuan 13 26,27
Jumlah 46 100
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, responden berdasarkan jenis kelamin berjumlah 46
orang. Komposisi dari 46 orang responden tersebut adalah jenis kelamin laki-laki
berjumlah 33 orang dengan persentase 71,73%, sedangkan jenis kelamin
perempuan berjumlah 13 orang dengan persentase 26,27%. Berdasarkan
komposisi terbagi dua tersebut yang merupakan komposisi tertinggi adalah jenis
kelamin laki-laki.
Komposisi responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan umur
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Komposisi Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Jumlah Persentase
1. < 20 tahun 0 0,00
2. 20 – 30 tahun 28 60,87
3. 31 – 40 tahun 15 32,61
4. 41 – 50 tahun 3 6,52
5. > 50 tahun 0 0,00
Jumlah 46 100
Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa semua responden berumur
kurang dari 20 tahun, 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, serta lebih dari 50
tahun yang berjumlah 46 responden. Tidak terdapat responden yang berumur
kurang dari 20 tahun sehingga persentase untuk responden yang berumur kurang
dari 20 tahun adalah 0%. Responden berumur 20-30 tahun berjumlah 28 orang
dengan persentase 60,87%, 31-40 tahun berjumlah 15 orang dengan persentase
32,61%, serta responden yang berumur 41-50 tahun berjumlah 3 orang dengan
pesentase 6,52% dan tidak ada responden yang berumur lebih dari 50 tahun. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah berumur 20-30 tahun.
Komposisi responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan
pendidikan terakhir responden ditunjukkan dalam Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
1. SMA 0 0,00
2. Diploma 0 0,00
3. Strata – 1 (S1) 42 91,30
4. Strata – 2 (S2) 4 8,70
Jumlah 46 100
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada responden
dengan pendidikan terakhir SMA dan Diploma. Responden dengan pendidikan
terakhir Strata-1 (S1) berjumlah 42 orang dengan persentase 91,3% dan responden
dengan pendidikan terakhir Strata-2 (S2) sebanyak 4 orang dengan persentase
8,70%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden berpendidikan
terakhir pada tingkat Strata-1 (S1) memiliki jumlah terbanyak atau persentase
Komposisi responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan masa kerja
responden ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.5
Komposisi Responden Berdasarkan Masa Kerja
No. Umur Jumlah Persentase
1. < 1 tahun 0 0,00
2. 1 – 3 tahun 10 21,74
3. > 3 tahun 36 78,26
Jumlah 46 100
Sumber : Data Primer (diolah)
Tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa tidak ada responden yang memiliki
masa kerja selama kurang dari 1 tahun, sedangkan responden yang memiliki masa
kerja selama 1-3 tahun berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 26,39%
serta responden dengan masa kerja lebih dari 3 tahun berjumlah 36 orang dengan
persentase sebesar 78,26%. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden paling
banyak memiliki masa kerja selama > 3 tahun.
4.3 Statistik Deskriptif
Berdasarkan Tabel 4.6, untuk variabel pengendalian internal, terdapat 15
pertanyaan. Diketahui mayoritas responden menjawab setuju dan sangat setuju
untuk tiap-tiap butir pertanyaan. Hal ini menandakan tingkat pengendalian
internal responden cukup baik. Berdasarkan Tabel 4.7, untuk variabel komitmen
organisasi, terdapat 10 pertanyaan. Diketahui mayoritas responden menjawab
setuju dan sangat setuju untuk tiap-tiap butir pertanyaan. Hal ini menandakan
komitmen organisasi responden cukup baik. Berdasarkan Tabel 4.8, untuk
menjawab setuju dan sangat setuju untuk tiap-tiap butir pertanyaan. Hal ini
menandakan pengetahuan responden mengenai pencegahan cukup baik.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengendalian Internal
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 3 1 4 1 2 4 4 4 1 2 5 1 2 2 2
Ragu-ragu 10 8 5 7 10 6 6 8 9 9 9 10 7 6 1
Setuju 12 16 15 15 12 11 15 10 11 11 11 14 15 16 12
Sangat Setuju 21 21 22 23 22 25 21 24 25 24 21 21 22 22 31
Total 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Komitmen Organisasi
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 5 0 0 0 0 3 0 0 0 0
Ragu-ragu 3 14 5 4 5 7 14 6 6 4
Setuju 21 13 19 25 16 16 15 16 18 13
Sangat Setuju 17 19 22 17 25 20 17 24 22 29
Total 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pencegahan
Keterangan P1 P2 P3 P4 P5
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 0
Tidak Setuju 5 1 2 0 2
Ragu-ragu 2 12 9 8 8
Setuju 30 22 27 29 24
Sangat Setuju 9 11 8 9 12
4.4 Hasil Uji Kualitas Data
4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Noor (2011:130) menyatakan agar diperoleh distribusi nilai hasil
pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba
kuesioner paling sedikit 30 orang. Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner
melibatkan 30 responden. Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir
pertanyaan dari variabel pengendalian internal , komitmen organisasi ,
dan pencegahan .
Tabel 4.10 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Komitmen
Tabel 4.11 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pencegahan
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected Item-Total
Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekaran dalam Augustine
dan Kristaung, 2013:70). Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.1 hingga
apakah tiap-tiap butir pertanyaan pada kuesioner valid atau tidak, dapat
dibandingkan dengan nilai . Untuk menghitung nilai , perlu diketahui
nilai derajat bebas. Nilai derajat bebas dihitung dengan rumus , di mana
menyatakan banyaknya responden yang dilibatkan untuk uji validitas. Dalam hal
ini, . Sehingga nilai derajat bebas adalah . Nilai
dengan derajat bebas 28 adalah 0,36. Karena tiap-tiap nilai korelasi
(Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari pada , maka
seluruh butir pertanyaan pada kuesioner memenuhi syarat validitas.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki
atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka
tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Noor, 2011:130). Berikut hasil dari uji
reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid.
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas pada Kuesioner Variabel Pengendalian Internal ( ), Komitmen Organisasi ( ), dan Pencegahan ( )
Variabel Nilai Alpha
Cronbach
Pengendalian internal
Komitmen Organisasi
Pencegahan
0,976
0,986
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian
bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui
bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari
0,6.
4.5 Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan
. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas ,
dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai probabilitas
atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,558. Dalam penelitian ini, tingkat
signifikansi yang digunakan adalah . Karena nilai probabilitas , yakni
0,558, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti
Tabel 4.13 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 55
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.44394338
Most Extreme Differences
Absolute .107
Positive .070
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z .791
Asymp. Sig. (2-tailed) .558
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pengujian asumsi normalitas dapat juga digunakan pendekatan analisis
grafik, histogram. Pada untuk pendekatan histogram, jika kurva berbentuk kurva
normal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Pada pendekatan normal probability
plot, jika titik-titik (dots) menyebar jauh (menyebar berliku-liku pada garis
diagonal seperti ular) dari garis diagonal, maka diindikasi asumsi normalitas error
tidak dipenuhi. Jika titik-titik menyebar sangat dekat pada garis diagonal, maka
asumsi normalitas dipenuhi. Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 merupakan output dari
SPSS. Perhatikan bahwa kurva pada histogram berbentuk kurva normal, sehingga
disimpulkan bahwa asumsi normalitas error dipenuhi. Di samping itu pada
normal probability plot (Gambar 4.2), titik-titik menyebar cukup dekat pada garis
Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Pendekatan Histogram
Gambar 4.3 Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot 4.5.2 Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari
nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengendalian Internal (X1)
.990 1.011
Komitmen Organisasi (X2)
.990 1.011
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.14, nilai VIF dari variabel
pengendalian internal ( ) adalah 1,011, dan nilai VIF dari variabel komitmen
organisasi adalah 1,011. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar
dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y,
dan ZPRED pada sumbu X. (Ghozali, 2011:139). Ghozali (2011:139) menyatakan
dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.6 Hasil Uji Hipotesis
4.6.1 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur
seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam
persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Supranto,
2005:158, Gujarati, 2003:212).
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .605a .366 .342 2.490
a. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi (X2), Pengendalian Internal (X1)
Berdasarkan Tabel 4.15, nilai koefisien determinasi terletak pada
kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar . Nilai
tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel
pencegahan sebesar 36,6%, sisanya sebesar 66,4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji )
Uji bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau
simultan terhadap variabel tak bebas.
Tabel 4.16 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 186.447 2 93.224 15.030 .000a
Residual 322.534 52 6.203
Total 508.982 54
a. Predictors: (Constant), Komitmen Organisasi (X2), Pengendalian Internal (X1) b. Dependent Variable: Pencegahan (Y)
Diketahui nilai F tabel adalah 3,199 (nilai F tabel tersaji di lampiran).
Berdasarkan Tabel 4.16, diketahui nilai F hitung adalah 15,030. Perhatikan bahwa
karena nilai F hitung (15,030) F tabel (3,199), maka disimpulkan bahwa
pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas signifikan secara statistika terhadap
4.8 Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Tabel 4.17 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.
Tabel 4.17 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )
Model
Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut
berikut.
Pengendalian = 2,125 + 0,175 Pengendalian Internal + 0,264 Komitmen
Organisasi + e
Berdasarkan Tabel 4.17, disajikan kembali nilai koefisien regresi untuk
masing-masing variabel bebas, beserta interpretasinya (Tabel 4.18).
Tabel 4.18 Koefisien Regresi Beserta Interpretasinya
Variabel Koefisien Regresi dan Interpretasi
Pengendalian Internal 0,175 (bernilai positif), berarti memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan
Komitmen Organisasi 0,264 (bernilai positif), berarti memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan
Berdasarkan Tabel 4.18, diketahui nilai koefisien regresi dari variabel
memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan. Diketahui berdasarkan Tabel
4.18, diketahui nilai koefisien regresi dari variabel komitmen organisasi adalah
0,264 (bernilai positif), berarti komitmen organisasi memiliki pengaruh positif
terhadap pencegahan.
Tabel 4.19 Menguji Signifikan Pengaruh dengan Nilai T
Variabel
Nilai T Hitung
Nilai T Tabel (Tersaji di Lampiran) pencegahan (T Hitung > T
Tabel)
pencegahan (T Hitung > T
Tabel)
Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji (Gio,
2015).
Atau dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.6 Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis berdasarkan Uji
Daerah penerimaan , penolakan (pengaruh signifikan)
Daerah penerimaan , penolakan (pengaruh tidak signifikan)
Tabel 4.20 Menguji Signifikan Pengaruh dengan Nilai Probabilitas (Sig.)
Variabel Nilai Sig. Tingkat Signifikansi Interpretasi
Pengendalian
Internal 0,000
Pengaruh pengendalian internal signifikan terhadap pencegahan
(Sig < 0,05) Komitmen
Organisasi 0,000
Pengaruh komitmen organisasi signifikan terhadap pencegahan
(Sig < 0,05)
4.8.1 Pengujian Pengaruh Pengendalian internal terhadap Pencegahan
Berdasarkan Tabel 4.16 hingga Tabel 4.20, diketahui variabel pengendalian
internal memberikan dampak pengaruh yang positif terhadap pencegahan. Dengan
kata lain, pengendalian internal yang semakin baik bagi tiap responden, cenderung
akan meningkatkan tingkat pencegahan untuk melakukan kecurangan. Diketahui
faktor pengendalian internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pencegahan.
4.8.2 Pengujian Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Pencegahan
Berdasarkan Tabel 4.16 hingga Tabel 4.20, diketahui variabel komitmen
organisasi memberikan dampak pengaruh yang positif terhadap pencegahan.
Dengan kata lain, komitmen organisasi yang semakin baik bagi tiap responden,
cenderung akan meningkatkan tingkat pencegahan untuk melakukan kecurangan.
Diketahui faktor komitmen organisasi memiliki pengaruh yang signifikan
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian
4.9.1. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (fraud)
Hipotesis 1 menyakatan bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan (fraud) pengadaan
barang. Berdasarkan tabel 4.18, diketahui nilai koefisien jalur dari
pengendalian internal ke pencegahan kecurangan bernilai positif,
yakni 0,175. Hal ini berarti pengendalian internal berpengaruh
signifikan positif terhadap pencegahan kecurangan. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 1 didukung. Hasil
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwitasari
(2013), Zulkarnain (2013), dan Hermiyetti (2010) namun tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan Fitriana (2010).
4.9.2 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Pencegahan Kecurangan (fraud)
Hipotesis 2 menyakatan bahwa konstruk komitmen
organisasi berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan dalam
pengadaan barang. Berdasarkan tabel 4.18, diketahui nilai koefisien
jalur dari komitmen organisasi ke pencegahan kecurangan bernilai
positif, yakni 0,264. Hal ini berarti komitmen organisasi
berpengaruh signifikan positif terhadap pencegahan kecurangan.
didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Purwitasari (2013).
4.9.3 Pengaruh Pengendalian Internal dan Komitmen Organisasi Terhadap Pencegahan Kecurangan (fraud)
Hipotesis 3 menyakatan bahwa konstruk pengendalian dan
komitmen organisasi berpengaruh secara simultan terhadap
pencegahan kecurangan dalam pengadaan barang. Berdasarkan
Gambar 4.16, diketahui nilai koefisien jalur dari pengendalian
internal dan komitmen organisasi ke pencegahan kecurangan bernilai
positif, yakni 15,030. Hal ini berarti secara simultan berpengaruh
positif terhadap pencegahan kecurangan. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 3 didukung. Hasil ini konsisten
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, maka
penulis akan mencoba untuk menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pencegahan fraud pengadaan barang pada PT.Telkomsel Cabang Medan.
2. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pencegahan fraud pengadaan barang pada PT.Telkomsel Cabang Medan.
3. Pengendalian internal dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang pada PT.Telkomsel
Cabang Medan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan. Adapun
keterbatasan pada penelitian ini yaitu dikarenakan penelitian ini hanya
meneliti PT Telkomsel di Kota Medan saja.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas penulis menyajikan beberapa saran
yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan, yaitu :
1. Disarankan kepada PT.Telkomsel Cabang Medan untuk memaksimalkan
kegiatan pengendalian karena mempunyai peranan yang penting dalam
2. Disarankan kepada PT.Telkomsel Cabang Medan agar pemberdayaan SDM
dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.
3. Bagi pihak perusahaan diharapkan untuk dapat lebih mengefektifkan dan
mengembangkan pengendalian internal (penerapan wewenang dan tangggung
jawab, komunikasi dan informasi serta pengawasan dan evaluasi) dan
pemberian kompensasi yang sesuai (khususnya gaji dan tunjangan) terhadap
karyawan agar dapat menekan terjadinya praktek kecurangan.
4. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan beberapa hal yakni memperluas
obyek penelitian, tidak terbatas pada satu perusahaan saja, dan menambahkan
variabel lain yang diperkirakan mempengaruhi kecenderungan kecurangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecurangan (Fraud)
2.1.1 Pengertian Kecurangan (Fraud)
Secara harfiah fraud didefinisikan sebagai kecurangan, namun
pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan
yang luas. Istilah kecurangan yang ditulis oleh Tunggal (2012:189) diartikan
sebagai “Penipuan di bidang keuangan yang disengaja, yang dimaksudkan
untuk mengambil aset atau hak orang maupun pihak lain”.
Menurut Albrecht et al. (2012:6) pengertian kecurangan (fraud) dalam
bukunya Fraud Examination adalah “Fraud is a generic term, and embraces
all the multifarious means which human ingenuity can devise, which are
resorted to by one individual, to get an advantage over another by false
representations”. Pengertian kecurangan (fraud) di atas adalah istilah umum,
dan mencakup bermacam-macam arti dimana kecerdikan manusia dapat
menjadi alat yang dipilih seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari
orang lain dengan representasi yang salah.