• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Upaya Penerapan Aspek Keadilan dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan antara Cosmas Usman dengan Otorita Batam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV Upaya Penerapan Aspek Keadilan dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan antara Cosmas Usman dengan Otorita Batam"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

76 BAB IV

UPAYA PENERAPAN ASPEK KEADILAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERTANAHAN ANTARA COSMAS USMAN DENGAN

OTORITA BATAM

A. Penerapan Aspek Keadilan Dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan

Pada setiap permasalahan sengketa pertanahan di tuntut suatu penyelesaian sehingga terdapat keadilan dan kepastian hukum mengenai penguasaan dan kepemilikan tanah yang menjadi objek sengketa, mengingat tanah bagian yang penting dari penyelenggaraan hidup dan kehidupan manusia, tanah menempati posisi yang khusus sebagai faktor produksi. Tanah adalah modal yang tidak dapat digantikan, tidak dapat dipindahkan, dan tidak dapat diproduksi. Maka penyelesaian suatu sengketa pertanahan tidak dapat dilihat dari satu aspek saja, dalam beberapa kasus penyelesaian dimaksud harus ditinjau dari berbagai aspek. Hal ini dimaksudkan agar penyelesaian masalah tersebut benar-benar sesuai dengan cita-cita hukum yaitu : keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.

(2)

77

Dalam bukunya A Theory of Justice (2006) Jhon Rawls berpendapat bahwa “Keadilan adalah kebajikan utama dalam institusi sosial, sebagaimana kebenaran dalam sistem pemikiran, dan sebagai kebajikan utama umat manusia, kebenaran dan keadilan tidak bias diganggu gugat”. Lebih lanjut, Rawls mengatakan bahwa perlu adanya keseimbangan, kesebandingan, dan keselarasan (harmony) antara kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat termasuk di dalamnya negara. Keadilan merupakan nilai yang tidak dapat ditawar-tawar karena hanya dengan keadilanlah ada jaminan kestabilan dan ketentraman dalam hidup manusia.

(3)

78

Menurut Aristoteles, seorang pemikir Yunani, keadilan dapat diartikan dengan memberikan kepada setiap orang sesuatu yang menjadi haknya atau unicuique suum tribuere dan tidak merugikan orang lain atau neminem laedere.

Keadilan, menurut John Rawl, adalah keseimbangan, kesebandingan, dan keselarasan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bersama atau kepentingan masyarakat umum, termasuk negara. Proses mengukur bagaimana keseimbangan itu dibentuk, diperjuangkan, dan diberikan itulah yang disebut dengan Keadilan. Aturan-aturan yang adil tentu saja dapat menghindari benturan yang terjadi antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hukum harus berpihak pada kebenaran dan keadilan. Hukum harus berpihak pada mereka yang sedang tidak memperoleh keadilan, seperti kaum marginal yang tersingkir secara hukum. Jadi, hukum harus dapat berpihak pada orang yang memang berhak diperlakukan dan memperoleh keadilan.

Terkait dengan uraian konsep keadilan diatas, dalam proses penyelesaian sengketa pertanahan antara Cosmas Usman dengan Otorita Batam, negara seharusnya memperhatikan prinsip-prinsip penting terkait asas keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.

(4)

79

tidak responsive, time consumting proses berpekaranya, dan terbuka untuk umum. Seiring dengan perkembangan zaman, proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan pun ikut berkembang.

Penyelesaian sengketa di luar pengadilan bersifat tertutup untuk umum (close door session) dan kerahasiaan para pihak terjamin (confidentiality), proses beracara lebih cepat dan efisien. Proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini menghindari kelambatan yang diakibatkan procedural dan administratif sebagaimana beracara di pengadilan umum dan win win solution. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dinamakan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS).

Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa mendefinisikan1 :

Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa alternative penyelesaian sengketa merupakan suatu cara penyelesaian sengketa yang dilakukan di luar pengadilan dan pelaksanannya diserahkan sepenuhnya kepada para pihak dan para pihak dapat memilih penyelesaian sengketa yang akan ditempuh yakni melalui konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau meminta penilaian dari ahli. Hal ini menjadi kehendak bebas sepenuhnya dari para pihak. Kebebasan memilih bentuk penyelesaian yang

(5)

80

membedakan antara penyelesaian sengketa di luar pengadilan dan penyelesaian sengketa melalui pengadilan.

Pada umumnya, asas-asas yang berlaku pada alternatif penyelesaian sengketa sebagai berikut :2

1. Asas itikad baik, yakni keinginan dari para pihak untuk menentukan penyelesaian sengketa yang akan maupun sedang mereka hadapi;

2. Asas kontraktual, yakni adanya kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk tertulis mengenai cara penyelesaian sengketa; 3. Asas mengikat, yakni para pihak wajib untuk mematuhi apa

yang telah disepakati.

4. Asas Kebebasan, berkontraknyakni para pihak dapat dengan bebas menentukan apa saja yang hendak diatur oleh para pihak dalam perjanjian tersebut selama tidak bertentangan dengan undang-undang dan kesusilaan. Hal ini berarti pula kesepakatan mengenai tempat dan jenis penyelesaian sengketa yang akan dipilih;

5. Asas kerahasiaan, yakni penyelesaian atas suatu sengketa tidak dapat disaksikan oleh orang lain karena hanya pihak yang bersengketa yang dapat menghadiri jalannya pemeriksaan atas suatu sengketa.

(6)

81

Alternatif Penyelesaian Sengketa di bidang pertanahan dapat dilaksanakan berdasarkan 2 (dua) alasan, yaitu : Pertama, di dalam setiap sengketa perdata yang diajukan di muka pengadilan, hakim selalu mengusulkan untuk penyelesaian secara damai oleh para pihak (Pasal 130 HIR). Kedua, secara eksplisit cara penyelesaian masalah berkenaan dengan bentuk dan besarnya ganti kerugian dalam kegiatan pengadaan tanah diupayakan melalui jalur musyawarah.

Kepres Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 yang merupakan peraturan pelaksanaan Kepres Nomor 55 Tahun 1993, mengatur tentang tata cara melakukan musyawarah secara cukup terinci.

(7)

82

Sementara itu wawancara penulis dengan Toto Sumito, Kepala Sub Bidang Penyelesaian Sengketa Pertanahan Badan Pertanahan Daerah Kota Batam, penyelesaian sengketa pertanahan di luar pengadilan seperti negosiasi dan mediasi dapat dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Daerah Kota Batam, namun demikian karena tanah di Batam diberikan dengan hak pengelolaan kepada Otorita Batam, tentu akan lebih baik sengketa pertanahan diselesaikan oleh Otorita Batam yang mengalokasikan lahan dan kemudian menjadi sengketa.3

Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota menyelesaikan sengketa pertanahan dapat dilihat pada Pasal 1 dan 2 Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan. Sebagian kewenangan Pemerintah di bidang pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, kewenangan tersebut antara lain :4

(1) Sebagian kewenangan Pemerintah di bidang pertanahan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. pemberian ijin lokasi;

b. penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan;

c. penyelesaian sengketa tanah garapan;

d. penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan;

e. penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee; f. penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat; g. pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong; h. pemberian ijin membuka tanah;

i. perencanaan penggunaan tanah wilayah Kabupaten/Kota.

3 Toto Sumito, Wawancara Pribadi, Kepala Sub Bidang Penyelesaian Sengketa Pertanahan Badan Pertanahan Daerah Kota Batam, (Batam, tanggal Juni 2012).

(8)

83

Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai lembaga negara yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, tidak bisa lepas tangan dengan permasalahan pertanahan khususnya sengketa pertanahan.

Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional pada Pasal 2 dan 3 berbunyi sebagai berikut :5

Pasal 2

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Badan Pertanahan Nasional menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan; b. perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan;

c. koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan;

d. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang pertanahan;

e. penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan di bidang pertanahan;

f. pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum;

g. pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah;

h. pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus;

i. penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah bekerjasama dengan Departemen Keuangan; j. pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah; k. kerjasama dengan lembaga-lembaga lain;

l. penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan;

m. pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan;

n. pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di bidang pertanahan;

o. pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan;

(9)

84

p. penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;

q. pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan;

r. pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan;

s. pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang pertanahan;

t. pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -undangan yang berlaku;

u. fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundang -undangan yang berlaku.

Terhadap kasus sengketa pertanahan antara Cosmas Usman dengan Otorita Batam dan pihak ketiga, M. Thamzil, Plt. Kasi Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan Kantor Pertanahan Batam mengatakan bahwa pihak Kantor Pertanahan Kota Batam telah melakukan koordinasi dengan pihak Otorita Batam, bahwa tanah Cosmas Usman terletak di Kawasan Hutan Wisata Muka Kuning, bahwa tanah yang dipermasalahkan belum pernah dimohonkan Hak Pengelolaan atas nama Otorita Batam.6

B. Penyelesaian Sengketa di luar Pengadilan 1. Penyelesaian dengan Otorita Batam

Setelah beberapa kali pertemuan antara Cosmas Usman dengan Tim PDPL Otorita Batam untuk menyelesaikan sengketa, pada hari Senin tanggal Dua puluh lima bulan Agustus Dua ribu delapan Cosmas Usman menandatangani Surat Pelepasan Penguasaan Tanah dengan luas 11.064,32 M² yang dialokasikan kepada Yayasan Putera Batam.

(10)

85

Terhadap tanah seluas 11.064,32 M² yang dilepaskan

penguasaannya, Cosmas Usman menerima ganti rugi sebesar Rp. 22.128.640,- (Dua puluh dua juta seratus dua puluh delapan ribu

enam ratus empat puluh rupiah).

Pelaksanaan Kesepakatan Bersama antara Cosmas Usman dengan Otorita Batam dan PT. Devin Buana Perkasa yang menjadi Putusan Pengadilan Batam Nomor : 103/PDT.G/2008/PN.BTM, pada hari Kamis tanggal Sembilan bulan Juli tahun Dua ribu sembilan, Cosmas Usman menandatangani Surat Pelepasan Penguasaan Tanah dengan luas 20.167,21 M² dan menerima ganti rugi sebesar Rp. 84.507.420,- (Delapan puluh empat juta lima ratus tujuh ribu empat ratus dua puluh rupiah).

Selain menerima ganti rugi tanah, Cosmas Usman juga menerima ganti rugi bangunan dan tanaman sesuai dengan nilai masing-masing jenis tanaman yang telah ditetapkan dalam Keputusan Ketua Otorita Batam Nomor : 57/KPTS/KA/VIII/2006 tentang Pedoman Pembebasan Lahan dan Pemberian Sagu Hati Atas Tanah dan Ganti Rugi Atas Tanaman dan Bangunan di Wilayah Kerja Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.

(11)
[image:11.595.112.513.168.389.2]

86

Tabel 2

Jenis dan Nilai Ganti Rugi yang Diterima Cosmas Usman dari Otorita Batam

No Jenis Ganti Rugi Jumlah Uang Yang Diterima (Rp) Terbilang

1. Ganti Rugi Tanah Rp. 60.331.060,- ratus tiga puluh satu ribu Enam puluh juta tiga enam puluh rupiah

2. Ganti Rugi Tanaman Rp. 2.059.000,- sembilan ribu rupiah Dua juta lima puluh

3. Ganti Rugi Bangunan Rp. 19.246.000,- ratus empat puluh enam Sembilan belas juta dua ribu rupiah

4. Ganti Rugi Kavling Rp. 25.000.000,- Dua puluh lima juta rupiah

Total Ganti Rugi Yang Diterima

Dari Otorita Batam Rp. 106.636.060,-

Seratus Enam Juta Enam Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Enam Puluh

Rupiah Sumber Data : Diolah dari Data Primer.

2. Penyelesaian dengan Yayasan Putera Batam

Terhadap sengketa pertanahan antara Cosmas Usman dengan Yayasan Putera Batam, berakibat terjadinya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak yayasan karena penggusuran paksa secara ilegal di lahan Cosmas Usman pada tanggal 11, 12 dan 14 Agustus 2008.

(12)

87

Yayasan Putera Batam untuk menyelesaikan sengketa pada tanggal 10 September 2008 dengan bunyi sebagai berikut :

Kesepakatan Bersama Nomor : 04

Pada hari ini, Rabu tanggal sepuluh September dua ribu delapan (10-09-2008) Pukul : 13.40 WIB (tiga belas empat puluh Waktu Indonesia Barat). Berhadapan dengan saya, ARIE HERAWATI, Sarjana Hukum, Notaris di Batam, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya , Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :

1. Tuan TONNY WANGDRA, Warga Negara Indonesia, Lahir di Palembang, Dua Puluh Satu Nopember Seribu Sembilan Ratus Enam Puluh Tiga (21-11-1963), Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Batam, Kampung Utama, Rukun Tetangga 003, Rukun warga 007, Kelurahan Lubuk Baja Kota, Kecamatan Lubuk Baja, Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nomor : 2171062111630001, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana, tertanggal dua puluh tiga Mei dua ribu tujuh (23-05-2007).

(13)

88

2. Tuan COSMAS USMAN, Warga Negara Indonesia. Lahir di Flores Timur, Sepuluh Februari Seribu Sembilan Ratus Empat Puluh (10-02-1940), Wiraswasta, bertempat tinggal di Batam, Tembesi Bengkel, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 27 Kelurahan Tiban Asri, Kecamatan Sekupang, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 52.07.045.10.02.40.56507 yang dikeluarkan oleh Camat Sekupang atas nama Walikota Batam, tertanggal Tujuh Maret Dua Ribu Lima (07-03-2005).

3. Nyonya BERO, Warga Negara Indonesia, lahir di Batam Tiga April Seribu Sembilan Ratus Lima Puluh Sembilan (03-04-1959), Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Batam, Tembesi Bengkel, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 27 Kelurahan Tiban Asri, Kecamatan Sekupang, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 52.07.045.43.04.59.108166 yang dikeluarkan oleh Camat Sekupang atas nama Walikota Batam, tertanggal Dua Belas April Dua Ribu Enam (12-04-2006)

Selanjutnya disebut ORANG TUA PENERIMA BEASISWA atau disebut juga PIHAK KEDUA.

(14)

89

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dibuat KESEPAKATAN ialah Timbulnya KESEPAKATAN bersama ini dikarenakan telah terjadi kondisi dimana Peta Lokasi (PL) Yayasan Putera Batam yang berada diatas tanah garapan PIHAK KEDUA.

Untuk menghindari permasalahan yang timbul dikemudian hari maka PARA PIHAK setuju membuat KESEPAKATAN BERSAMA.

Pasal2

KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA berjanji untuk memberikan tambahan saguhati atas tanah garapan PIHAK KEDUA yang dimana letak dari Peta Lokasi PIHAK PERTAMA tersebut berada diatas tanah garapan PIHAK KEDUA sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta Rupiah).

PIHAK PERTAMA juga setuju memberikan kepada satu orang anak kandung PIHAK KEDUA berupa Bea Siswa masuk Perguruan Tinggi dengan catatan Program Studi yang ada di Perguruan Tinggi Putera Batam.

Yang dimaksud Bea Siswa yaitu :

1. Bebas biaya Uang Pembangunan/Uang Pangkal/Uang Registrasi; 2. Bebas biaya Operasional Pendidikan (6 semester untuk D1 dan 8

semester untuk D3);

(15)

90

Dengan kata lain aturan pemberian Bea Siswa akan dilampirkan di dalam Minuta Akta ini.

PIHAK PERTAMA setuju bahwa pemberian Bea Siswa kepada anak kandung dari PIHAK KEDUA akan dilakukan selama 4 tahun dan akan diberikan kelonggaran 1 tahun apabila yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan 4 tahun.

PIHAK PERTAMA setuju permasalahan ini akan diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan.

Pasal 3

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA setuju dan telah menerima uang tambahan sagu hati dari PIHAK PERTAMA sejumlah Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta Rupiah) dan dibuktikan dengan Kwitansi tanda penerimaan.

PIHAK KEDUA juga sepakat tidak akan menghalangi PIHAK PERTAMA untuk melakukan baik pembebasan lahan, pembangunan atau apapun juga diatas tanah garapan yang terkena Peta Lokasi (PL) Yayasan Putera Batam atau PIHAK PERTAMA.

(16)

91

Pasal 4 DAN LAIN-LAIN

Hal-hal lainnya yang tidak atau belum cukup diatur dalam KESEPAKATAN BERSAMA ini akan diputuskan oleh PARA`PIHAK bersama-sama dengan jalan musyawarah.

Tentang Perjanjian KESEPAKATAN BERSAMA ini dengan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih akan menyelesaikan dengan cara musyawarah untuk mufakat.

PARA PIHAK juga setuju dan mufakat apabila salah satu dari PARA PIHAK mengalami musibah hingga terjadi salah satu meninggal dunia maka KESEPAKATAN ini juga berlaku bagi Ahli Waris KEDUA BELAH PIHAK.

Demikian KESEPAKATAN BERSAMA ini dibuat tanpa adanya paksaan dari Pihak manapun dan dibuat dengan penuh kesadaran.

Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin akan kebenaran identitas PARA PENGHADAP sesuai tanda pengenal yang disampaikan kepada saya Notaris, dan bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut dan selanjutnya PARA PENGHADAP juga telah mengerti dan memahami isi AKTA ini dan tentang segala sesuatu yang diuraikan diatas dengan ini menyatakan menerima dengan baik isi dari Akta ini.

(17)

92

DEMIKIANLAH AKTA INI

Dibuat sebagai minuta dan dilangsungkan di Batam, pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut dalam kepala akta ini, dengan dihadiri oleh : 1. Nona Murni Widowati, bertempat tinggal di Batam, Kampung Ponjen,

Rukun Tetangga 02, Rukun Warga 05, Kelurahan Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 52.07.041.69.02.84.57827 yang dikeluarkan oleh Camat sekupang, atas nama Walikota Batam tertanggal Enam Belas Maret Dua Ribu Enam (16-93-2006).

2. Tuan Fajri Ahmad, Bertempat tinggal di Batam, Bengkong Sadai, Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 010, Kelurahan Sadai, Kecamatan Bengkong, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 2171092808800016, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kota Batam, tertanggal tujuh belas Desember Dua Ribu Tujuh (17-12-2007).

Kedua duanya Pegawai Kantor Notaris dan bertempat tinggal di Batam. Sebagai saksi-saksi.

(18)

93

dan saya, Notaris dilangsung kan dengan empat perubahan yaitu tiga tambahan dan satu gantian.

Ditanda tangani oleh : Tonny Wangdra, Cosmas Usman, Bero, Murni Widowati, Fajri Ahmad, Arie Herawati, SH.

3. Penyelesaian dengan PT. Guna Citra Utama

Penyelesaian sengketa dengan PT. Guna Citra Utama dilaksanakan melalui Perjanjian Penyelesaian Perselisihan yang dibuat pada tanggal 4 April 2009 dihadapan Notaris Aryanto Lie, SH dengan bunyi sebagai berikut :

PERJANJIAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN Nomor : 02

Pada hari ini, Sabtu, pada tanggal empat April Tahun dua ribu Sembilan (4-4-2009) Pukul 12.30 (dua belas lewat tiga puluh menit waktu Indonesia bagian Barat).

Menghadap kepada saya, ARYANTO LIE, Sarjana Hukum, Notaris di Batam, wilayah jabatan meliputi seluruh Propinsi Kepulauan Riau, dan dihadiri para saksi yang saya Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir dalam akta ini.

(19)

94

Kecamatan Sekupang, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 52.07.045.10.02.40.56507

2. Nyonya BERO, lahir di Batam, pada tanggal tiga April seribu sembilan ratus limapuluh sembilan (3-4-1959), Warga Negara Indonesia, Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Batam, Tembesi Bengkel, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 27 Kelurahan Tiban Asri, Kecamatan Sekupang, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 52.07.045.43.04.59.108166.

Untuk selanjutnya bersama-sama disebut jga sebagai PIHAK PERTAMA 3. Tuan JENG LIANG, lahir di Jakarta, pada tanggal sebelas Oktober

seribu sembilan ratus lima puluh dua (11-10-1952), Warga Negara Indonesia, Wiraswasta bertempat tinggal di Batam, Pelita 7 Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 002, Kelurahan Kampung Pelita Kecamatan Lubuk Baja Pemegang Nomor Induk Kependudukan : 2171061110529002.

Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak selaku kuasa demikian berdasarkan surat kuasa yang dibuat dibawah tangan tertanggal sepuluh maret Tahun duaribu Sembilan (10-3-20090, yang aslinya bermaterai cukup, dilekatkan dalam minuta akta ini, dari dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama :

(20)

95

Park, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 005, Kelurahan Lubuk Baja Kota, Kecamatan Lubuk Baja, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 21.71.06.002.09.06.56.27103.

b. Tuan Insinyur HERU JULIANTO JUWONO, lahir di Juwana, pada tanggal dua puluh tujuh Juli seribu sembilanratus limapuluh enam (27-7-1956), Warga Negara Indonesia, Wiraswasta, bertempat tinggal di Batam, Jalan Raden Patah, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 007, Kelurahan Lubuk Baja Kota, Kecamatan Lubuk Baja, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 21.71.06.002.27.07.56.98189.

c. Tuan ERWIN WIJAYA, lahir di Daik Lingga, pada tanggal duabelas Desember seribu Sembilanratus enampuluh empat (12-12-1964), Warga Negara Indonesia, Wiraswasta, bertempat tinggal di Batam, Perum Palm Beach Blok. G Nomor 18, Rukun Tetangga 005, Rukun Warga 009, Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja Pemegang Nomor Induk Kependudukan : 2171061212640001.

Yang diwakilinya tersebut dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri dan berturut-turut selaku pemegang saham dan pengurus dalam perseroan terbatas “PT. GUNA CITRA UTAMA”, berkedudukan di Batam, yang anggaran dasar dan perubahannya dimuat dalam :

1. Akta Pendirian tertanggal tujuhbelas Desember Tahun dua ribu tiga (17-12-2003) Nomor 14;

(21)

96

Kedua Akta tersebut dibuat dihadapan RIDA MARZUKI, Sarjana Hukum, Notaris di Batam.

3. Akta Perubahan tertanggal duapuluh april Tahun duaribu tujuh (20-4-2007) Nomor 13;

4. Akta tertanggal lima Juni Tahun duaribu tujuh (5-6-2007), nomor 07; 5. Akta Perubahan tertanggal sepuluh Januari Tahun duaribu delapan

(10-1-2008), Nomor 11.

Anggaran dasar berikut perubahan perubahan tersebut hingga saat ini belum mendapat pengesahan Badan Hukum dari pihak yang berwenang, dengan ketentuan bahwa semua hak dan kewajiban yang ditimbulkan dari akta ini akan diambil alih oleh perseroan terbatas tersebut yang harus disahkan dalam rapat umum pemegang saham.

Akta-akta tersebut di buat dihadapan saya, Notaris untuk selanjutnya disebut juga sebagai PIHAK KEDUA.

Para Penghadap dalam kedudukannya tersebut di atas terlebih dahulu menerangkan:

C. Penyelesaian Sengketa di Pengadilan

(22)

97

AKTA PERDAMAIAN (Acte van vergelijk)

Nomor : 103/PDT.G/2008/PN.BTM

Pada hari ini : Kamis, tanggal 16 Juli 2009, pukul 11.00 Wib, pada persidangan Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Batam yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata gugatan dalam tingkat pertama, bersidang di gedung yang telah ditentukan untuk itu di jalan Ir. Sutami No. 03 Sekupang Kota Batam, telah datang menghadap:

1. COSMAS USMAN, Penggugat dalam perkara Perdata Register No. 103/PDT.G/2008/PN.BTM, bertempat tinggal di Tembesi Bengkel RT. 02 RW. I Tembesi Kelurahan Kibing Kecamatan Batu Aji Kota Batam, Untuk selanjutnya disebut “Pihak Pertama”/Pengugat :

MELAWAN

2. OTORITA PENGEMBANGAN DAERAH INDUSTRI PULAU BATAM,

Tergugat dalam Perkara Perdata Register No. 103/PDT.G/2008/PN.BTM, beralamat di Gedung BIDA Batam

Centre PO BOX 161 Batam, dalam hal ini diwakili oleh Raminda Unelly M. Sembiring, SH selaku Kuasa Hukum berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 9 Januari 2009, Untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua”/Tergugat”.

(23)

98

Cipta Griya No. 01 Batu Aji – Batam, Untuk selanjutnya disebut sebagai “Pihak Ketiga/Turut Tergugat”.

Di mana kedua belah pihak yang berperkara (Pihak Pertama/Penggugat, Pihak Kedua Tergugat dan Pihak Ketiga Turut Tergugat) menerangkan, bahwa mereka bersedia untuk menyelesaiakan atau mengakiri sengketa mereka sebagaimana termuat dalam surat gugatan Penggugat tertanggal 09 Desember 2008, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Batam di bawah Nomor : 103/PDT.G/2008/PN.BTM;

Bahwa pihak Pertama/Penggugat dengan Pihak Kedua/Tergugat dan Pihak Ketiga /Turut Tergugat telah sepakat untuk mengadakan perdamaian dengan mengadakan persetujuan secara tertulis dengan Surat Perdamaian tertanggal 09 Juli 2009, yang isinya sebagai berikut : 1. Bahwa Pihak Pertama telah menyatakan menguasai dan mengelola

sebidang tanah/lahan yang terletak di Jl. R. Soeprapto Tembesi Bengkel RT. 02 RW. I Tembesi Kelurahan Kibing Kecamatan Batu Aji Kota Batam seluas ± 7 Ha, sesuai dengan Surat Pernyataan Penguasaan Tanah yang di buat tanggal 15 Maret 1997 yang diketahui oleh Kepala Desa Pulau Buluh waktu itu, yang fotocopy suratnya dilekatkan sebagai lampiran1 Kesepakatan Bersama ini; 2. Bahwa berdasarkan laporan hasil pengukuran kembali yang dilakukan

(24)

99

sebagaimana tertuang dalam Memorandum Nomor : M/BP-20/TPDPL/I/2008 tanggal 16 Januari 2008 yang ditandatangani Ir. Bambang Marjito Kabid Pengukuran Tanah Tim PDPL luas tanah yang dikuasai Pihak Pertama adalah seluas 53.303 M² (lima puluh tiga ribu tiga ratus tiga meter persegi) yang dilekatkan sebagai lampiran 2 Kesepakatan Bersama ini.

3. Bahwa Pihak Pertama telah melakukan pelepasan penguasaan tanah seluas 11.064,32 M2 (sebelas ribu enam puluh empat koma tiga puluh

dua meter persegi) kepada Yayasan Putera Batam sebagaimana tertuang dalam Surat Pelepasan Penguasaan Tanah Nomor 22/SPPT/VIII/2008 tanggal 25 Agustus 2008 dan Kwitansi pembayaran ganti rugi tanah tanggal 25 Agustus 2008 yang fotocopynya dilekatkan sebagai lampiran 3 Kesepakatan ini.

4. Bahwa Pihak Kedua telah mengalokasikan sebagian lahan yang dikuasai Pihak Pertama seluas 20.167,21 M2 (dua puluh ribu seratus

enam puluh tujuh koma dua puluh satu meter persegi) dengan rincian :

(25)

100

: A.0048070802 tanggal 1 Juli 2008; Formulir Setoran Uang Muka UWTO; Faktur Tagihan Biaya Pengukuran, Nomor Faktur : B.0048070802 tanggal 1 Juli 2008, Formulir Setoran Pembayaran Biaya Tagihan Pengukuran serta gambar titik-titik koordinat sebagaimana terlampir dalam lampiran 4 Kesepakatan Bersama ini.

b. Kepada PT. Guna Citra Utama seluas : 10.643,13 M2 (sepuluh

ribu enam ratus empat puluh tiga koma tiga belas meter persegi) yang merupakan bagian dari areal sebagaimana tertuang dalam Gambar Penetapan Lokasi PT. Guna Citra Utama Nomor Penetapan Lokasi 27.27040283.G1 tanggal 24 Mei 2007, yang fotocopynya dilekatkan sebagai lampiran 5 Kesepakatan Bersama ini.

c. Kepada PT. Sadai Putra Persada seluas : 3.977,01 M2 (tiga ribu

sembilan ratus tujuh puluh tujuh koma nol satu meter persegi) yang merupakan bagian dari areal sebagaimana tertuang dalam Gambar Penetapan Lokasi PT. Putra Sadai Persada Nomor Penetapan Lokasi : 27040089 tanggal 15 Februari 2007, yang fotocopynya dilekatkan sebagai lampiran 6 Kesepakatan Bersama ini.

5. Bahwa sisa tanah masih dikuasai oleh Pihak Pertama seluas

22.071,47 m2 (dua puluh dua ribu tujuh puluh satu koma empat puluh

(26)

101

Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Kota Batam Tahun 2004 - 2014, berada di areal Kawasan Taman Wisata Alam yang fotocopynya dilekatkan sebagai lampiran 7

Kesepakatan Bersama ini;

6. Bahwa atas Pengalokasian sebagaimana disebutkan pada angka 4 diatas, Pihak Kedua telah menawarkan Pemberian Saguhati Atas Tanah dan Ganti Rugi Atas Tanaman dan Bangunan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam No : 57/KPTS/KA/VIII/2006 tentang Pedoman Pembebasan Lahan dan Pemberian Saguhati Atas Tanah dan Ganti Rugi Atas Tanaman dan Bangunan Di Wilayah Kerja Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (”SK Pedoman Pembebasan Lahan”), yang dilekatkan sebagai lampiran 8 Kesepakatan Bersama ini.

(27)

102

8. Bahwa Para Pihak diatas telah mengadakan pertemuan guna menyelesaikan perselisihan yang ada secara musyawarah untuk menghindari sengketa yang berkepanjangan dan merugikan semua pihak di mana Para Pihak telah mencapai kesepakatan dengan bentuk penyelesaian perkara berpedoman kepada Keputusan Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Nomor : 57/KPTS/KA/VIII/2006 tentang Pedoman Pembebasan Lahan dan Pemberian Saguhati Atas Tanah dan Ganti Rugi Atas Tanaman dan Bangunan Di Wilayah Kerja Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam yang selanjutnya akan dituangkan lebih lanjut dalam Kesepakatan Bersama ini;

Maka selanjutnya Para Pihak dalam Kesepakatan ini setuju dan mengikatkan diri kedalam Kesepakatan Bersama dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1

PENYELESAIAN PERKARA

(1). Para Pihak Sepakat menjadikan Kesepakatan Bersama ini sebagai penyelesaian atas perkara No. 103/PDT.G/2008/PN.BTM;

(28)

103

(1) dan (5) dan Kesepakatan ini berlaku sebagai ketentuan yang mengikat bagi Para Pihak;

(3). Para Pihak dalam perkara ini, terutama Pihak Pertama termasuk keluarga dan seluruh ahli warisnya sepakat menyelesaikan perkara No. 103/PDT.G/2008/PN.BTM dengan bentuk dan besaran sagu hati dan ganti rugi berdasarkan kepada Surat Keputusan Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Nomor : 57/ KPTS/ KA/ VIII/ 2006 tentang Pedoman Pembebasan Lahan dan Pemberian Saguhati Atas Tanah dan Ganti Rugi Atas Tanaman dan Bangunan Di Wilayah Kerja Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam;

PASAL 2

KOMPENSASI ATAS PEMBEBASAN LAHAN

(1). Pihak Kedua dengan ini mengikatkan diri untuk memberikan kompensasi atas Pembebasan Lahan Pihak Pertama sesuai aturan dalam SK Pedoman Pembebasan Lahan sebagai berikut :

a. Atas pembebasan lahan seluas 20.167,21 M2 (dua puluh ribu

(29)

104

seluas 19.101,21 M2 (sembilan belas ribu seratus satu koma dua puluh satu meter persegi). Dengan demikian jumlah total sagu hati yang diberikan kepada Pihak Pertama atas Pelepasan Penguasaan Tanah seluas 20.167,21 M2 (dua puluh ribu seratus enam puluh tujuh koma dua puluh satu meter persegi) adalah

Rp. 38.202.420,- (tiga puluh delapan juta dua ratus dua ribu empat ratus dua puluh rupiah) sebagaimana dituangkan dalam Surat Pelepasan Penguasaan Atas Tanah Nomor: 07/SPPT/VII/2009 tanggal 9 Juli 2009 serta Surat Pernyataan Tanggal 9 Juli 2009 yang fotocopynya dilekatkan sebagai

Lampiran 9 Kesepakatan Bersama ini,;

b. Ganti Rugi atas Tanaman sebagaimana tertuang dalam Daftar Inventarisasi Tanaman yang fotocopynya dilekatkan sebagai

Lampiran 10 dan Daftar Besar Ganti Rugi Tanaman yang fotocopynya dilekatkan sebagai Lampiran 11 dalam Kesepakatan ini yang keseluruhannya sebesar Rp. 2.059.000,- (dua juta lima puluh sembilan ribu rupiah);

(30)

105

d. Uang tunai tambahan yang bernilai sama dengan 5 (lima) petak/plot Kavling Siap Bangun, di mana pemberian uang senilai kavling ini adalah atas kesepakatan bersama, dengan perhitungan Rp. 5.000.000,-/kavling (lima juta rupiah per kavling) sehingga seluruhnya berjumlah Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) sebagai pengganti seluruh nilai Kavling Siap Bangun; Total keseluruhan kompensasi yang diberikan dengan mengacu kepada SK Pedoman Pembebasan Lahan yang merupakan jumlah

FINAL dan TERAKHIR kepada Pihak Pertama : Rp. 84.507.420,- (delapan puluh empat juta lima ratus tujuh ribu empat ratus dua puluh rupiah).

(2). Pembayaran atas seluruh Kompensasi Pembebasan Lahan Pihak Pertama sebagaimana disebutkan pada ayat (1) pasal ini akan dilakukan oleh Pihak Kedua selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak dituangkannya Kesepakatan Bersama dalam Putusan Perdamaian (”akta van dading”) yang dibuktikan dengan Kwitansi Pembayaran tersendiri.

(31)

106

(4). Pihak Ketiga dengan ini mengikatkan diri untuk menyelesaikan dan mengakhiri permasalahan penguasaan dan pemilikan oleh Pihak Pertama dengan cara :

a. Terhadap lahan seluas 5.547,07 M2 (lima ribu lima ratus empat

puluh tujuh koma nol tujuh meter persegi) termasuk segala sesuatu yang ada diatasnya sagu hati yang disepakati oleh Pihak Ketiga dan Pihak Pertama sebesar Rp. 3.000,- /M² (tiga ribu rupiah) per meter persegi, kecuali terhadap tanah seluas

1.066 M2 (seribu enam puluh enam meter persegi) yang telah

diwakafkan oleh Pihak Pertama yang diatasnya di bangun Mesjid Irsyadul Ikhlas sesuai dengan Surat Penyerahan Tanah Wakaf tanggal 6 November 2002 beserta Sket Tanah Wakaf sebagai

lampiran 14 Kesepakatan Bersama ini, sehingga lahan yang akan diberikan sagu hati oleh Pihak Ketiga adalah seluas

4.481,07 M2 (empat ribu empat ratus delapan puluh satu koma

nol tujuh meter persegi).

b. Terhadap tanah wakaf seluas 1.066 M2 (seribu enam puluh enam

meter persegi) Pihak Pertama tidak bersedia menerima ganti rugi dalam bentuk apapun karena telah diwakafkan oleh Pihak Pertama untuk dipergunakan sebagai fasilitas ibadah bagi masyarakat umum.

(32)

107

memindahkan lokasi Mesjid tersebut sepanjang dengan luas dan bentuk yang sama dengan luas tanah wakaf dan bangunan asalnya dan seluruh biaya-biaya yang timbul atas pemindahan mesjid merupakan tanggungjawab Pihak Ketiga.

d. Total keseluruhan sagu hati yang diberikan Pihak Ketiga yang merupakan jumlah FINAL dan TERAKHIR kepada Pihak Pertama adalah sebesar : Rp. 13.443.210,- (tiga belas juta empat ratus empat puluh tiga ribu dua ratus sepuluh rupiah).

e. Pembayaran atas seluruh Kompensasi Pembebasan Lahan Pihak Pertama sebagaimana disebutkan pada huruf d diatas akan dilakukan oleh Pihak Ketiga selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak dituangkannya Kesepakatan Bersama dalam Putusan Perdamaian (”akta van dading”) yang dibuktikan dengan Kwitansi Pembayaran tersendiri.

(5.) Pihak Pertama dengan ini mengikatkan diri untuk menyelesaikan dan mengakhiri permasalahan penguasaan dan pemilikan oleh Pihak Pertama atas lahan seluas 10.643,13 M2 (sepuluh ribu enam ratus

(33)

108

oleh Pihak Pertama dan PT. Guna Citra Utama dihadapan Notaris Aryanto Lie sebagai lampiran 15 dalam Kesepakatan Bersama ini.

PASAL 3

PERNYATAAN DAN JAMINAN

(1). Pihak Pertama menjamin dan menyatakan sebagai satu-satunya yang menguasai dan mengelola Lahan seluas 53.303 M2 (lima puluh tiga ribu tiga ratus tiga meter persegi) sebagaimana disebutkan pada lampiran 2 Kesepakatan ini;

(2). Pihak Pertama menyatakan dan menjamin dengan ditandatanganinya kesepakatan ini dan diterimanya kompensasi pembebasan lahan seluas 20.167,21 M2 (dua puluh ribu seratus enam puluh tujuh koma dua puluh satu meter persegi) maka seluruh permasalahan antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua, Pihak Ketiga, PT. Guna Citra Utama, dan PT. Putra Sadai Persada telah berakhir sepenuhnya, untuk itu Pihak Pertama selamanya tidak akan mengajukan tuntutan apapun berkaitan dengan lahan yang telah di bebaskan seluas dikemudian hari baik secara perdata, administrasi melalui Peradilan Tata Usaha Negara maupun secara pidana baik langsung maupun tidak langsung.

(34)

109

warisnya dan tidak akan berakhir karena sebab apapun juga, dan lebih lanjut Para Pihak menyatakan bahwa perubahan susunan organisasi dan/atau susunan direksi dan pemegang saham Pihak Kedua, Pihak Ketiga, PT. Guna Citra Utama dan PT. Putra Sadai Persada tidak akan mempengaruhi eksistensi Kesepakatan ini dan ketentuan dalam Kesepakatan ini mengikat sebagai sebuah undang-undang bagi Para Pihak.

(4). Masing-masing pihak yang menandatangani Kesepakatan ini menjamin bahwa pihak yang bersangkutan memiliki wewenang dan kuasa penuh untuk menandatangani Kesepakatan, dan karenanya seluruh butir-butir Kesepakatan ini mengikat secara penuh kepada seluruh Pemberi Kuasa masing-masing pihak, baik Pihak Pertama, Pihak Kedua mapun Pihak Ketiga tanpa kecuali, karenanya baik saat ini maupun dikemudian hari bantahan, protes, atau keberatan terhadap isi Kesepakatan ini yang diajukan oleh pihak-pihak yang memberikan Kuasa kepada masing-masing penandatangan Kesepakatan, tidak akan mempengaruhi eksistensi Kesepakatan ini. (5). Para Pihak menyatakan dan mengakui bahwa seluruh Lampiran

(35)

110 PASAL 4

PELANGGARAN KESEPAKATAN

(1). Pelanggaran terhadap salah satu ketentuan Kesepakatan ini merupakan pelanggaran terhadap Kesepakatan ini dan karenanya sudah cukup menjadi alasan untuk mengajukan tuntutan ganti kerugian biaya-biaya yang sudah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan akibat pelanggaran Kesepakatan ini oleh pihak lainnya, termasuk penggantian atas biaya jasa hukum yang telah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan.

(2). Pembayaran ganti kerugian harus mampu menjamin bahwa penyelesaian atas kerugian tersebut telah dilakukan secara tuntas dan pihak yang dirugikan dapat menerimanya secara baik dan wajar, sesuai dengan kerugian yang diderita tersebut.

PASAL 5 AKTA VAN DADING

Para Pihak sepakat untuk menuangkan seluruh kesepakatan ini kedalam Akta Perdamaian (Akta Van Dading) melalui putusan Majelis Hakim dalam perkara No. 103/PDT.G/2008/PN.BTM pada Pengadilan Negeri Batam

PASAL 6 DOMISILI HUKUM

(36)

111

Setelah Akta Kesepakatan tersebut dibacakan dan diterangkan isinya dihadapan kedua belah pihak, dengan bahasa yang dimengerti, maka masing-masing menyatakan telah mengerti isinya dan dapat menyetujuinya, selanjutnya Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan sebagai berikut :

PUTUSAN

Nomor : 103/PDT.G/2008/PN.BTM DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Batam Tersebut;---Setelah membaca; --- 1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Batam Nomor : 103/PDT.G/2008/PN.BTM, tertanggal 15 Desember 2008, Tentang penunjukan Majelis hakim untuk memeriksa dan Mengadili perkara perdata yang bersangkutan: --- 2. Penetapan Ketua Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Batam Nomor

: 103/PDT.G/2008/PN.BTM, tertanggal 15 Dsember 2008, Tentang Penentuan Sidang Perkara Perdata yang bersangkutan ;--- 3. Berkas Perkara Perdata Gugatan Nomor : 103/PDT.G/2008/PN.BTM,

(37)

112

4. Akta Perdamaian (Acte Van Vergelijk) Nomor 103/PDT.G/2008/PN.BTM tersebut; --- Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara (Pengugat dan Tergugat serta Turut Tergugat) tersebut dipersidangan : --- Setelah memperhatikan dengan cermat, terhadap segala sesuatu yang terjadi di muka persidangan yang selengkapnya sebagaimana termuat dalam berita Acara Persidangan ini : --- Menimbang bahwa sebagaimana diketahui pasal 154 R.Bg telah menentukan, jika kedua belah pihak yang berperkara (dalam hal ini Penggugat dan Tergugat serta Turut Tergugat) telah hadir di Persidangan, maka hakim mengupayakan perdamaian kepada para pihak yang bersengketa; ---

Menimbang, bahwa upaya perdamaian yang dilakukan oleh Hakim tersebut, tidak hanya terbatas pada hari persidangan pertama saja, melainkan dapat juga dilakukan pada setiap taraf pemeriksaan, sebelum putusan dijatuhkan ;---

Menimbang, bahwa jika usaha perdamaian tercapai, maka dibuatlah Akta Perdamaian (Acte van Vergelijk), Akta Perdamaian mana harus dibacakan terlebih dahulu oleh Hakim di hadapan para` pihak, seperti halnya perkara ini, sebelum hakim menjatuhkan putusan yang menghukum kedua belah pihak untuk mentaati isi perdamaian tersebut;

(38)

113

mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) dan terhadap Akta Perdamaian ini tidak dapat diajukan upaya hukum banding maupun Kasasi, sedangkan apabila putusan aquo tidak dilaksanakan secara sukarela oleh pihak, maka putusan dapat dijalankan secara dahulu kepada Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa usaha perdamaian yang dilakukan oleh Hakim dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara perdata yang diajukan kepadanya merupakan suatu kewajiban, atau interatif, dan harus termuat dalam berita acara sidang, jika tidak maka mengakibatkan pemeriksaan perkara mengandung cacat formil, sehingga pemeriksaan perkara menjadi batam demi hukum (nietig/null and voil).

Menimbang, bahwa apabila usaha perdamaian misalnya tidak berhasil, sehingga penyelesaian perkara harus dilakukan melalui putusan Hakim, maka sudah dapat dipastikan, bahwa pihak yang menang tentu merasa senang, sebaliknya pihak yang kalah merasa tidak puas (winning or lossing). Keadaan seperti ini dapat mengundang emosi yang bergejolak

yang diikuti dengan perasaan dendam, dan pada gilirannya dapat menimbulkan rasa benci dan permusuhan yang tiada akhir:

(39)

114

penyelesaian perkara menjadi sederhana, cepat dan biaya murah, akan tetapi juga bebas dari rasa benci, emosi dan dendam;

Menimbang, bahwa dalam kaitannya dalam perkara ini, setelah

Majelisbukti : (1). Telah mengadakan Pengikatan/Perjanjian, (2) Mereka

mempunyai kecakapan untuk membuat pengikatan/perjanjian itu, (3). Apa

yang mereka perjanjikan/mereka sepakati itu sudah pasti atau tentu sifatnya, dan (4). Apa yang mereka perjanjikan itu tidak bertentangan dengan Undang-Undang atau Hukum yang berlaku:

Menimbang, bahwa bertitik tolak dari apa yang diuraikan di atas, maka Surat Perjanjian Damai yang dibuat oleh Para Pihak (Penggugat dan Para Tergugat) secara substansial telah memenuhi syarat-syarat sahnya sebuah perjanjian, baik syarat Subyektif maupun syarat Obyektif menurut Pasal 1320 KUHPerdata;

(40)

115

mengabulkan tuntutan atau permohonan dari kedua belah pihak dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa oleh karena tuntutan Penggugat dan Tergugat dan Turut Tergugat dikabulkan oleh sebab cukup beralasan hukum, maka memerintahkan kepada kedua belah pihak yang bersengketa (Penggugat dan Tergugat serta Turut Tergugat III) agar supaya mentaati isi Surat Perdamaian yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa oleh karena tuntutan kedua belah pihak yang berpekara dikabulkan, maka mengenai ongkos perkara ini dibebankan kepada kedua belah pihak yang berpekara secara tanggung renteng, yang besarnya seperti akan disebutkan dalam amar putusan ini.

Memperhatikan ketentuan pasal 154 R.Bg, Undang-undang dan ketentuan lainnya yang bersangkutan ;

MENGADILI

1. Mengabulkan Tuntutan Pihak Pertama/Penggugat dan Pihak Kedua Tergugat serta Pihak Ketiga/Turut Tergugat tersebut;

2. Menghukum kedua belah pihak yang berpekara untuk mentaati dan mematuhi isi Akta Perdamaian (Acte van Vergelijk) tersebut.

(41)

116

DEMIKIANLAH, diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Batam pada hari : KAMIS tanggal 16 JULI

TAHUN DUA RIBU SEMBILAN, oleh Kami, PURNAWAN NARSONGKO, SH selaku Hakim Ketua Majelis, JULIEN MAMAHIT, SH dan RUDI RAFLI SIREGAR, SH, masing-masing selaku Hakim Anggota, Putusan mana diucapkan pada hari itu juga dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum, oleh kami Majelis Hakim tersebut diatas, dibantu oleh NURLAILI, SH Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan dihadiri oleh Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat III;

HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS

-DTO- -DTO-

JULIEN MAMAHIT, SH PURNAWAN NARSONGKO, SH -DTO-

RUDI RAFLI SIREGAR

Panitera Pengganti, -DTO-

Gambar

Tabel 2 Jenis dan Nilai Ganti Rugi yang Diterima Cosmas Usman dari

Referensi

Dokumen terkait

1. Pendidikan karakter terintregrasi dalam pembelajaran. Hasil temuan dari sub fokus pendidikan karakter yang terintregrasi dalam pembelajaran adalah 1) Pengkajian SK

Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan faktor-faktor dominan yang menyebabkan banjir di Kecamatan Tikala adalah adanya curah hujan yang tinggi serta,perubahan tata

Peneliti mengambil data awal sebelum tindakan yaitu nilai UAS semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 kelas VIII MTs Syarif Hidayatulloh. Hasil UAS tersebut menunjukkan

Aplikasi E-ZISWAF dibuat menggunakan metode waterfall dengan bahasa pemrograman java dan tool android studio untuk aplikasi berbasis android dan menggunakan framework

PT.  Swari  Andini  merupakan  perusahaan  yang  bergerak  dalam   general  trading  

Di saat sistem ekonomi lain hanya terfokus pada hukum dan sebab akibat dari suatu kegiatan ekonomi, maka Islam lebih jauh membahas nilai-nilai dan etika yang terkandung

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes awal berupa tes kemampuan komu- nikasi matematis mengenai materi yang telah siswa pelajari sebelum diberi perlakuan

Secara kuantitatif dilakukan melalui penimbangan bobot badan dan pengukuran ukuran tubuh, sedangkan secara kualitatif penilaian dilakukan terhadap tampilan umum,