• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN AJAR HUKUM PIDANA SEMESTER II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHAN AJAR HUKUM PIDANA SEMESTER II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Email : ayulinanda@gmail.com

(2)

 Literatur yang digunakan dalam mata kuliah Hukum Pidana, sbb:  Peraturan Perundang-undangan:

 KUHP

 Buku Teks:

 Andi Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta 2007  Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Yarsif Watapone, Jakarta,

2005

 Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten), di Dalam

KUHP, Sinar Grafika, Jakarta 2009

 Bara Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan

Konsep Baru), Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2008

 Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya,

Bandung 1997

 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002

 Muladi dan Barda Nawawi, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni,

Bandung 1989

(3)

 Reading Material (Literatur)

 Posisi Keilmuan

 Pengertian Hukum Pidana

 Jenis-Jenis Hukum Pidana

 Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana

 Sejarah Hukum Pidana di Indonesia dan Sumber Hukum Pidana di Indonesia

 Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia

(4)

 Di indonesia mengadopsi sistem hukum

Eropa Kontinental yang berasal dari Hindia Belanda.

 Dapat dilihat dari sumber hukum pidana yang telah di kodifikasi : KUHP/WvS

(Wetboek van Straftrecht)

 Secara keilmuan, mengenal adanya: ◦ Hukum Pidana – Hukum Perdata

◦ Hukum Acara Pidana – Hukum Acara Perdata

◦ Hukum Tata Negara – Hk PTUN –Hk Adm Negara ◦ Hukum dagang - Hukum Bisnis

(5)

 Pada dasarnya bidang keilmuan hukum yang hakiki, ada tiga:

◦ Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Tata Negara

 Tiga dasar bidang keilmuan hukum tersebut yang melahirkan banyak hukum – hukum

lainnya :

◦ Hukum Pidana -> Hk Acara Pidana -> TIPIKOR

◦ Hukum Perdata -> Hk Acara Perdata -> Hk Dagang

◦ Hukum Tata Negara -> Hk Adm Negara ->Hk PTUN

 Sejatinya, banyak ilmuwan hk yg

(6)

 Hukum Pidana -> PUBLIC ->

(Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak)

 Hukum Perdata -> PRIVATE ->

(Menyangkut Hajat Hidup Pribadi Antar orang dgn orang, orang Dan masyarakat)

• Tuntutan

• Benar dan Salah

• Melalui

Pengadilan Negeri

• Negara Mewakili Hak Korban yang Dirugikan

• Gugatan

• Menang dan kalah

• Melalui

Pengadilan Negeri dan Agama

• Pihak yang dirugikan

(7)

 Pompe: Hk Pidana adl semua aturan hk yg menentukan terhadap perbuatan apa yg

seharusnya dijatuhi pidana, dan apakah macam pidana itu

 Moeljatno: Bagian drpd keseluruhan hk yg

berlaku di suatu negara, yg mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk:

◦ Menentukan perbuatan mana yg tdk boleh dilakukan, dilarang dgn disertai ancaman/sanksi berupa pidana tertentu bg barangsiapa melanggar larangan tsb.

(8)

 Materiel-Formil

 Umum-Khusus

 Dikodifikasikan-Tidak dikodifikasikan

 Nasional-Lokal

 Tertulis-Tidak Tertulis

 Internasional-Nasional

 Hk Obyektif (Ius Poenale)-Hk Subjektif (Ius

(9)

 Sumber Hk: KUHP

 Berlaku di Indonesia: Tahun 1946 (setelah kemerdekaan RI) dgn UU No 1 Th 1946

 Merupakan warisan kolonial belanda

diberlakukan di indonesia sjk 1 Jan 1918

 Sumber lain: UU Khusus (Korupsi, Narkotika, dll)

(10)

 Sumber Hk: KUHAP

 Mengatur ttg tata cara proses peradilan di Indonesia meliputi penyidikan, penuntutan, dan peradilan

(11)

 Melindungi Kepentingan Hukum

orang/masyarakat/negara dari perbuatan yang hendak menyeranganya, dengan cara mengancam dengan sanksi berupa pidana bagi org lain, karena demikian hk pidana harus dianggap sebagai ultimum

remedium (sarana terakhir jk hk lain

(12)

 Aliran Klasik (Beccaria, JJ Rousseau,

Montesquieu), melindungi individu dari kekuasaan penguasa

 Aliran Modern: Melindungi

(13)

Crimineel Wetboek Voor Het Koninkrijk Holland,  tahun 1795, berlaku 1809-1811

Code Penal (Perancis, Napeleon Bonaparte), berlaku 1811-1886

Wetboek Van Straftrecht Nederlansch, dibuat 1881, berlaku 1886

Wetboek Van Straftrecht Nederlansch Indie

(WvSNI),  berlaku 1 Jan 1918

Wetboek Van Straftrecht (WvS) (KUHP),  UU No

1 Tahun 1946 ttg Peraturan Hk Pidana Indonesia

(14)

 Sumber hukum pidana bisa diklasifikasikan menjadi tiga macam

1. Sumber hukum tertulis dan terkodifikasi misalnya UU 1/1946 (KUHP) atau UU 8/1981 (KUHAP)

KUHP Sistematika KUHP, sbb:

Buku I Aturan Umum Pasal 1-103, Bab I-IX

Buku II Kejahatan, Pasal 104-488, Bab X-XXXXI

Buku III Pelanggaran, Pasal 489-569, Bab XXXXI-XXXXXX

2. Sumber hukum tertulis tetapi tidak terkodifikasi (tersebar ke dalam peraturan per-UU-an yang lain). Misalnya UU Korupsi, UU Psikotropika, UU Narkoba, UU Pencucian Uang.

(15)

 Asas Legalitas

Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali

◦ Tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) KUHP “Tiada

suatu perbuatan yang dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam

perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan di lakukan”

(16)

Asas Teritorial

 Asas ini diatur juga dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu dalam pasal 2 KUHP yang menyatakan : “Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan suatu tindak pidana di Indonesia”.

Perluasan dari Asas Teritorialitas diatur dalam pasal 3 KUHP yang menyatakan : “Ketentuan pidana perundang-undangan Indonesia

berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana didalan

(17)

Asas Personal (Nasionaliteit aktif)

yakni apabila warganegara Indonesia

melakukan ke-jahatan meskipun terjadi di luar Indonesia, pelakunya dapat dikenakan hukum pidana Indonesia, apabila pelaku

kejahatan yang hanya dapat dikenakan hukum pidana Indonesia—-sedangkan perbuatan pidana yang dilakukan

warganegara Indonesia di negara asing yang telah menghapus hukuman mati,

maka hukuman mati tidak dapat dikenakan pada pelaku kejahatan itu, hal ini diatur

(18)

Asas Perlindungan (Nasional Pasif)

Tolak pangkal pemikiran dari asas

perlindungan adalah bahwa setiap negara yang berdaulat wajib melindungi

kepentingan hukumnya atau kepentingan nasionalnya. Ciri utamanya adalah

Subjeknya berupa setiap orang tidak

terbatas pada warga negara saja, selain itu tidak tergantung pada tempat, ia

merupakan tindakan-tindakan yang

(19)

 Kepentingan nasional tersebut ialah:

◦Keamanan ideologi negara, pancasila dan haluan Negara;

◦Keamanan perekonomian;

Keamanan pelayaran dan penerbangan

terhadap pembajakan

Asas Universal

Asas universal adalah asas yang menyatakan setiap orang yang melakukan perbuatan

(20)

 Kriminologi: etiologi kriminal (menentukan sebab-sebab dari kejahatan) dan politik kriminal

(menemukan cara-cara pemberantasannya.

 Viktimilogi: mempelajari tentang korban termasuk hub antara korban dan pelaku serta interaksi antara korban dgn Kejahatan dan menyangkut hub korban dgn sistem peradilan

 Sosiologi Hk: memusatkan perhatian pada sebab timbulnya peraturan pidana tertentu, serta

efektifitasnya dalam masy

 Filsafat Hk: merenungkan nilai-nilai hk pidana,

berusaha merumuskan, dan menyerasikan nilai-nilai yang berpasangan, tetapi mungkin bertentangan.

 Politik Hk: tindakan memilih nilai-nilai dan

(21)

 Ilmu Forensik: Berkaitan dengan kedokteran forensik yang

mempelajari hal ikhwal manusia atau organ manusia dengan hakikatnya peristiwa kejahatan

 Penologi: mempelajari mengenai masalah dan sarana-sarananya

tentang cara perlakuan/pemidanaan terhadap pelaku kejahatan sehingga dalam hk pidana sangat strategis karena menentukan dalam berhasilnya pemberian sanksi kepada pelaku. Sanksi apa yang tepat untuk pelaku, serta bagaimana pelaksanaannya

dalam hukum pidana menjadi sasaran penologi.

 Statistik: melakukan pengamatan masal dengan menggunakan

angka-angka yang merupakan salah satu pendorong

perkembangan ilmu pengetahuan sosial abad ke-17 agar dapat mengetahui perkembangan kejahatan yang terjadi di

(22)

Referensi

Dokumen terkait

tindak pidana pencurian yang ada dalam KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) juga dibagi menjadi beberapa macam antara lain tindak pidana pencurian sesuai dengan ketentuan Pasal

PENERAPAN PASAL 374 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ( KUHP ). TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN PADA PERKARA NOMOR :

Penerapan saksi pidana terhadap orangtua yang melakukan tindak pidana penelantaran anak diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan, seperti Kitab Undang-Undang Hukum

Pada tindak pidana penggelapan diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) terdapat dalam pasal 372, yang berbunyi: “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum

Penerapan saksi pidana terhadap orangtua yang melakukan tindak pidana penelantaran anak diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan, seperti Kitab Undang-Undang Hukum

Di jelaskan bahwa, ketentuan Pasal 284 ayat (2) KUHP berisi bahwa undang-undang menetukan terhadap pelaku tindak pidana-tindak pidana perzinaan yang diatur dalam

seharusnya pengaturan hukum terhadap Tindak Pidana Penistaan Agama di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia Pengaturan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Tindak pidana khusus adalah suatu perbuatan pidana atau tindak pidana yang diatur di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dasar pemberlakuan tindak pidana khusus adalah KUHP