• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 isi mandil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 3 isi mandil"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ISI

3.1 IDENTIFIKASI UNSUR LOGAM PADA BATU EMPEDU

Pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011 di Wisma Cipete Jalan Cipete Raya Kel. Cipete Selatan Kec. Cilandak Jakarta Selatan, diduga telah terjadi perkara tindak penipuan yang diduga dilakukan oleh seorang laki – laki yang mengaku bernama M. Said yang dilaporkan oleh saksi Mia Umaniah. Dengan cara: pelaku membuka pengobatan Alternatif maka pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011 saksi pelapor membawa suaminya Alm. Junaedi yang menderita sakit batu empedu ke tempat pengobatan Alternatif di Wisma Cipete Jalan Cipete Raya Kel. Cipete Selatan Kec. Cilandak Jakarta Selatan, pada saat itu M. Said menyedot dengan menggunakan mulutnya dan dari mulut M. Said keluar batu yang menurut M. Said bahwa batu tersebut yang dikeluarkan dari tubuh pasien / Alm. Junaedi, namun setelah berobat sebanyak 15 kali dengan membayar sekali berobat sebesar Rp 80.000,- ternyata penyakit suami pelapor yaitu Alm. Junaedi bertambah parah, kemudian pada tanggal 15 Oktober 2011 dilakukan operasi batu empedu di RS. Sari Asih Ciputat dan dari hasil operasi maka batu empedu yang dikeluarkan oleh Dokter bedah tidak cocok dengan batu yang dikeluarkan oleh M. Said dan suami dari saksi pelapor meninggal dunia pada tanggal 7 Desember 2011 setelah menjalani operasi, hingga akhirnya atas kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Metro Cilandak guna pengusutan lebih lanjut.

Pada hari Kamis, 9 Agustus 2012, dilakukan identifikasi barang bukti berupa 1 (satu) buah batu empedu dan beberapa butir batu berukuran kecil (Gambar 1.a) yang dikirim oleh Polsek Metro Cilandak Jl. Caringin Utara No. 1, Cilandak, Jakarta Selatan. Identifikasi kali ini dilakukan dengan menggunakan instrumen XRF stasioner.

Langkah Kerja yang dilakukan antara lain: Identifikasi terhadap batu empedu (kode A)

1. Menggerus batu empedu dengan mortar hingga halus (Gambar 1.b), lalu diayak. 2. Menimbang serbuk halus batu empedu yang dihasilkan sebanyak 5 gr

3. Menambahkan dan mencampurkan serbuk selulosa sebanyak 1 gr sebagai bahan perekat (Gambar 1.c)

4. Menempatkan campuran tersebut ke dalam cetakan khusus, lalu di-press agar padat (Gambar 1.d)

(2)

Identifikasi terhadap batu kecil (kode B)

1. Menggerus batu kecil dengan mortar hingga halus (Gambar 1.f), lalu diayak. 2. Menimbang serbuk halus batu empedu yang dihasilkan sebanyak 0,22 gr

3. Memadatkan serbuk langsung pada cetakan khusus dengan bantuan perekat (isolasi) 4. Menempatkan cetakan khusus tersebut ke dalam instrumen XRF

5. Memproses instrumen dan diperoleh output dan data komposisi unsur

Hasil Pemeriksaan

Pemeriksaan analisis komposisi kimia dengan menggunakan alat XRF (X-Ray Fluoroscence) didapatkan hasil sebagai berikut:

No. Kandungan Kadar (%)

Kode A Kode B

1. Fe 0,48

-2. O 28,99

-3. Sr - 1,009

4. Si 1,05

-5. Mg 0,20

-6. Cl 3,97

-7. Ca 61,82 97,159

8. S 1,21 1,018

9. Zr - 0,329

10. P - 0,488

11. Nd 0,53

-12. Al 0,73

-13. Na 0,91

-14. Cu 0,12

-Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, maka pemeriksa berpendapat dan berkeyakinan bahwa barang bukti kode A (batu empedu) dan kode B (butiran batu kecil) merupakan jenis batuan yang berbeda.

3.2 IDENTIFIKASI UNSUR KIMIA PADA PETASAN RENTENG

(3)

berukuran besar (Gambar 2.a) yang dikirim oleh Polsek Metro Cilandak Jl. Abdul Hamid Tigaraksa, Kab. Tangerang.

Kasus ini merupakan kasus penyitaan petasan terhadap tersangka Chuzaini bin (Alm.) Djuri pada tanggal 14 Juli 2012 oleh pihak Polres Kota Tangerang.

Pihak PUSLABFOR ditugaskan untuk membuktikan kebenaran apakah barang bukti tersebut merupakan petasan (bahan peledak) dengan cara mengidentifikasi unsur kimia (komponen bahan peledak) yang terkandung di dalam barang bukti.

Sebelum melakukan identifikasi unsur kimia, diambil sampel dari petasan tersebut lalu dikeluarkan isinya (Gambar 2.b)

Tahap awal identifikasi barang bukti adalah dengan metode spot test. Berikut adalah langkah kerja yang dilakukan:

1. Menempatkan sedikit sampel pada palet uji.

2. Membuat reagen – reagen yang diperlukan untuk spot test Cara membuat reagen spot test:

UJI RESIDU BAHAN PELEDAK I. TES ANION – ANION

1. Pereduksi (Reduktor)

 Dilarutkan 1 gram Diphenilamin (DPA) dalam 100 ml H2SO4 pekat

2. Pereaksi Griese

a. GREISE A (Tes Nitrat)

 Dilarutkan 1 gram Sulfanilat dalam 100 ml Asam Asetat 30% b. GREISE B

 Dilarutkan 0,5 gram (Naphtyl) Etilendiamin dalam 100 ml metanol 3. Tes Klorat

 HCL pekat  Anilin 4. Tes TNT

 Dilarutkan 10 gram KOH dalam 100 ml alkohol absolut

5. Tes Aluminium

 Ditambahkan 1 tetes NaOH 1 N ke dalam sampel  Ditambahkan 1 tetes Alizarin red ke dalam sampel

 Ditambahkan CH3COOH 1 N setetes demi setetes hingga warna violet alizarin red hilang dan terbentuk endapan warna merah. Hal ini menunjukan bahwa sampel mengandung alumunium

6. Tes Nessler (NH4+)

a. 5 gram KI + 5 cc aquades b. 3 gram HgCl2 + 50 cc aquades

c. 22,5 gram KOH + 40 ml aquades

catatan : ke dalam larutan b ditambahkan tetes demi tetes larutan a hingga terbentuk endapan permanen kemudian ditambahkan dengan larutan c, encerkan hingga 100 ml dan didiamkan sekitar 12 jam

(4)

 Ditambahkan piridyn ke dalam sampel dan dipanaskan. Setelah

dipanaskan, didinginkan beberapa waktu dan kemudian ditambahkan NaOH 2 M sampai warna biru kecoklatan

II. TES KATION – KATION 1. Logam Kalium / Potassium (K+)

 Ditambahkan asam pikrat ke dalam sampel. Uji positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya kristal jarum

2. Logam Natrium 3. Logam Timbal (Pb)

 Ditambahkan Amonium asetat 20% ke dalam sampel

 Kemudian ditambahkan dengan Potasium dikromat 10%. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan kuning

4. Logam merkuri (Hg)

 Ditambahkan HCl pekat ke dalam sampel

 Kemudian ditambahkan KI 5%. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah terang

III. TES INISIATOR 1. Pb Azida (PbN3)

 Ditambahkan Ferri klorida 10%. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah dan kemudian hilang pelan – pelan jika ditambahkan dengan HgCl2 (Merkuri klorida)

2. Merkuri Fulminate

 Ditambahkan Natrium Thiosulfat sebanyak 50 ml kemudian tetes demi tetes tambahkan 10 tetes phenoftalein 1% sebagai indikator. Setelah itu ditambahkan NaOH. Uji positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi warna merah

3. Diazo Dinitrophenol (DDNP)

 0,05 gram dilarutkan dalam aseton, kemudian ditambahkan air.

 Ditambahkan 200 ml air ke dalam 5 ml NaOH 20%, lalu campurkan ke dalam campuran pertama. Uji positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah kecokelatan

4. Pb Sthypnate

 Tes logam Pb terlebih dahulu, kemudian timbang 0,1 gram dan ditambahkan 10 ml asam klorida 10%. Setelah itu dipanaskan dan dikeringkan

 Dinginkan sambil ditambah 10 ml eter, dicampurkan, kemudian disaring dan dikeringkan pada temperatur kamar

(5)

 Ditimbang 0,25 gram sampel kemudian dilarutkan dalam NaOH 10%

sambil dihangatkan hingga larutan tersebut tercampur sempurna, jika masih berbau amonia kemudian ditambahkan 1 ml tembaga asetat. Jika muncul warna endapan biru menunjukkan adanya tetracene. Jika tidak dapat diketahui padatan tersebut dapat dilakukan dengan melihat bentuk kristalnya di mikroskop

IV. IDENTIFIKASI BAHAN – BAHAN TAMBAHAN DALAM ISIAN 1. Gula

a. Tes Molish

 Ditambahkan Asam sulfat pekat yang telah berisi alfa naftol dengan 0,5 N asam nitrat. Terbentuknya dua lapisan cairan dan terbentuk cincin ungu

Pembuatan Reagen Molish dengan cara :

menambahkan 3 gram alfa naphtol dengan 0,5 ml HNO3. Reaksi ini tidak

menunjukkan adanya oksidator

3. Meneteskan reagen – reagen yang telah dibuat pada sampel yang telah siap diuji sesuai dengan prosedur di bawah ini:

No. Nama Reagen Uji Positif (Warna) Hasil

1. Klorat Biru Klorat

2. Griese A + Griese B Merah muda Nitrit

3. Griese A + Griese B + Zn Merah muda Nitrat 4. NaOH 1 N + Alizarin +

CH3COOH 1 N

Ungu hilang perlahan membentuk endapan merah

Aluminium

5. Pyridin + NaOH 2 N Cokelat Sulfur

6. Nessler Cokelat Amonium

7. Oksidator Biru Klorat, Nitrat

8. Asam Pikrat Endapan kristal jarum Potassium

9. TNT Cokelat TNT

4. Diperoleh hasil positif pada Oksidator, Klorat dan Aluminium (Gambar 2.c)

Tahap identifikasi selanjutnya dilakukan uji spesifik dengan insrumen SEM (Scanning Electron Microscope). Langkah – langkah yang dilakukan adalah:

1. Menyalakan dan memanaskan instrumen SEM selama 15 menit dalam posisi stand by sesuai dengan prosedur yang tertera dalam tinjauan pustaka.

(6)

3. Siapkan sampel pada specimen holder

4. Pilih docking panel ‘Vacuum’ lalu klik ‘vent’ pada layar ‘SmartSEM’ sebagai perintah pengisian gas nitrogen ke dalam chamber

5. Buka aliran gas nitrogen untuk dialirkan ke chamber sampai posisi chamber dapat dibuka

6. Menutup kembali aliran gas nitrogen setelah chamber sudah dapat dibuka 7. Memasang lempeng specimen holder di stage

8. Tutup kembali chamber dan tekan ‘pump’ pada docking panel ‘Vacuum’ sampai keadaan chamber vakum kembali

9. Mengatur posisi specimen holder sesuai dengan prosedur yang tertera pada tinjauan pustaka agar elektron tepat ditembakan ke permukaan sampel

10. Diperoleh output berupa topografi permukaan sampel dan grafik komposisi unsur-unsur kimia yang terkandung dalam sampel tersebut (Lampiran 1).

Kesimpulan

Dari hasil uji spot test dan menggunakan instrumen SEM, dapat didimpulkan bahwa barang bukti yang telah diperiksa dominan mengandung unsur alumunium, karbon dan klorat yang tergolong sebagai komponen unsur bahan peledak low explosive.

3.3 IDENTIFIKASI NOMOR MESIN KENDARAAN BERMOTOR

Pada hari Rabu, 28 Maret 2012 sekitar pukul 18.30 WIB telah twrjadi pencurian 1 unit sepeda motor Suzuki Satria FU No. Pol: E-6715-SY No. Rangka: MH8BG41CABJ603724 No. Mesin: G420ID663394 tahun 2011 warna putih hitam atas nama STNK Sumarni, alamat: Desa Jambak Kec. Cikedung Kab.Indramayu dengan cara pada saat sepeda motor tersebut diparkir di halaman rumah dan ditinggal oleh pemiliknya masuk ke dalam rumah kemudian selang waktu ± 30 menit ketika pemiliknya keluar rumah ternyata sepeda motor tersebut sudah tidak ada di tempat, atas kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp 8.100.000 dan melaporkan kejadiannya ke polsek Cikedung Polres Indramayu.

Untuk kepentingan penyidikan, dilakukan penyitaan terhadap benda atau surat yang diduga ada kaitannya dengan tindak pidana pencurian yang terjadi di tempat tersebut berupa:

 1 unit sepeda motor sepeda motor Suzuki Satria FU warna putih-hitam tanpa plat nomor, No. Rangka: MH8B641CAAJ619687 dan No. Mesin: G420ID615113 dengan kondisi kendaaraan sesuai foto terlampir (Gambar 3.a)

 1 lembar STNK dengan No. Seri 0830601/JB/2010 dan tertera No. BPKB

(7)

 1 lembar SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) PKB dengan No. Seri 7033392H a.n

Usnandi, Desa Cangkoak 17/05 Dukupuntang Kab. Cirebon yang dikeluarkan oleh kantor samsat kab. Cirebon

Barang bukti disita dari sdr. Gunali Bin Rudianto kemudian disimpan di polsek Cikedung untuk diamankan guna untuk proses penyidikan.

Untuk kebutuhan proses penyidikan, polsek cikedung mengirimkan barang bukti berupa No. Rangka dan No. Mesin untuk diidentifikasi kebenarannya.

Langkah Re-etching Nomor Rangka dan Nomor Mesin :

1. Foto nomor rangka (Gambar 3.b) dan nomor mesin (Gambar 3.c) yang tertera 2. Olesi aseton pada permukaan nomor rangka dan nomor mesin

3. Amplas permukaan nomor rangka dan nomor mesin sampai nomor yang tertera tidak muncul lagi

4. Olesi larutan A, B, atau C (Gambar 3.d) sesuai dengan ketebalan lokasi nomor mesin sampai nomor rangka (Gambar 3.e) dan nomor mesin (Gambar 3.f) asli muncul Catatan :

 larutan A (warna hijau) digunakan untuk re-etching lokasi nomor mesin dengan tingkat ketebalannya tinggi, contoh : lokasi yang berbahan dasar baja seperti lokasi nomor rangka pada mobil.

 larutan B (warna kuning) digunakan untuk re-etching lokasi nomor mesin dengan tingkat ketebalannya sedang, contoh : lokasi yang berbahan dasar alumunium seperti lokasi nomor rangka pada motor.

 larutan C (tak berwarna) digunakan untuk re-etching lokasi nomor mesin dengan tingkat ketebalannya rendah. Komposisi larutan C : 80% HCl dan 20% Aquades.

Kesimpulan

 Pada lokasi nomor rangka motor sebelum dilakukan re-etching, baru terbaca: MH8B641CAAJ61968 (lihat gambar 3.b). Dan setelah dilakukan proses re-etching di lokasi nomor rangka motor terdapat bekas pengerusakan dan timbul angka – angka baru, sehingga terbaca: MH8. . .1 . . . .18 . . .2 (lihat gambar 3.e).

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Program aplikasi berbasis android dalam manajemen proyek pembangunan kapal baru membantu pihak galangan dan project manager dalam perencanaan, penjadwalan, dan

penulis dapat melaksanakan Proyek Akhir Arsitektur (PAA) tahap Landasan Teori dan.. Program (LTP) pada periode LXXII ini, dengan judul Semarang Creative

Dengan meningkatnya presentase penjualan pembiaayaan griya PT Bank Syariah Mandiri pastinya membutuhkan strategi pemasaran yang tepat dan efektif agar bisa diterima di masyarakat

Menimbang bahwa dalam perkara a quo pidana yang tepat adalah pidana bersyarat baik dipandang dari sudut kepentingan anak yakni diharapkan dalam masa percobaan tersebut

Kalsium karbonat "uga digunakan dalam industri minyak dalam cairan pengeboran sebagai !ormasi bridging dan penyegelan !luida pengeboran untuk mengontrol tekanan downhole

Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar,tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan,

Dengan demikian, yang dimaksud dengan “Sejarah Perekonomian Kota Palembang: Masa Kolonial Belanda tahun 1825-1942 M, dalam penelitian ini adalah bahwa kajian ini membahas