• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN AYAT AYAT PENDIDIKAN DIRI, ANAK DAN KELUARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN AYAT AYAT PENDIDIKAN DIRI, ANAK DAN KELUARGA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

AYAT AYAT PENDIDIKAN DIRI, ANAK DAN KELUARGA

َاه

ه ددُوقدوه ًاررَانه ممكدِيللهمأهوه ممكدس

ه ف

د نمأه ًاُوقد ًاُوندمهآ ن

ه ِيذلللًا َاههِييأ

ه َاِيه

ن

ه ُوص

د عمِيه ل ددًاد

ه ش

ل ظ

د ِلغل ةدكهئلِلمه َاههِيملهعه ةدرهَاجهحللمًاوه س

د

َانللًا

ن

ه وردمهؤمِيد َامه ن

ه ُولدعهف

م ِيهوه ممهدرهمهأه َامه ههلللًا

Sebab Turunnya surat Attahrim (Asbabun Nuzul) :

Ibnu katsir setelah menulis ayat At-Tahrim beliau juga menukil pendapat yang mengatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah Nabi mengharamkan atas dirinya Maria Al-Qibtiah

(lih. Tafsir Ibnu Katsir juz.8 hal.158)

Tapi kemudian beliau menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa sebab turunnya ayat tersebut adalah Nabi mengharamkan atas dirinya madu.

Kemudian Syaikh Utsaimin menguatkan pendapat yang mengatakan sebab turunnya ayat ini adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengharamkan atas dirinya madu. (Lih. Asy-Syarh Al-Mumti’ ala Zad Al Mustaqni’ oleh syaikh Utsaimin juz.13 hal.217).

Terjemahan Ayat :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6)

Penjelasan Ayat :

Segala puji bagi Allah Ta’ala, sholawat dan salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad

Shallallaahu’alaihi Wa sallam, para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta kepada siapa saja

(2)

meningkatkan amal harian kita, sebagai suatu bukti ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa

ta’ala. Sehingga hidup kita mendapat ridha dari-Nya. Yaitu dengan cara menjaga diri dan

keluarga, istri, anak, orang tua, dan sanak kerabat kita dari adzab api neraka.

ًاررَانه ممكدِيللهمأهوه ممكدسه فد نأه ًاُوقد

“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

1. Umar bin Khottob berkata : saat turun ayat ini, bertanya kepada Rasul. Kami akan jaga diri kami, lalu bagaimana dengan keluarga kami ? Jawab Rasul : Kau larang mereka apa yang Allah telah larang Nya, kamu perintah mereka dengan apa yang Allah telah perintah dari-Nya, jika itu kau lakukan, akan menyelamatkan mereka dari neraka.

2. Al-Qurtubi berkata : Di dalamnya hanya ada satu masalah : yaitu penjagaan seseorang terhadap diri dan keluarganya dari siksa neraka.

3. Ali bin Abi Tolhah berkata dari Ibnu Abbas : Jaga diri dan keluargamu, suruhlah mereka dzikir dan doa kepada Allah, sehingga Allah menyelamatkan kamu dan mereka dari neraka. Sebagian Ulama berkata : kalau dikatakan Qu anfusakum : mencakup arti anak-anak, karena anak adalah bagian dari mereka. Maka hendaklah orang tua mengajarkan tentang halal dan haram dan menjauhkannya dari kemaksiatan dan dosa, juga mengajarkan hukum-hukum lain selain hal tersebut.

4. Ali bin Abi Tholib berkata : Didiklah dan ta’limlah ( ajarlah ) mereka ( dirimu & keluargamu.)

5. Ibnu Abbas berkata : Ta’atlah kamu kepada Allah. Janganlah bermaksiat kepada-Nya, Suruhlah keluargamu untuk dzikir mengingat Allah, niscaya Allah akan selamatkannya dari neraka.

6. Mujahid berkata : Takwalah kepada Allah dan suruhlah keluargamu untuk takwa kepada-Nya.

(3)

tidak maksiat. Jika kamu lihat maksiat di antara keluargamu, maka ingatkan mereka dan tinggalkan kemaksiatannya.

8. Adh-Dhohak berkata : Hak seorang muslim adalah supaya mengajari keluarga dan sanak kerabatnya tentang kewajiban mereka kepada Allah dan memberitahu larangan-larangan-Nya.

9. Ulama Fiqih berkata : Demikian juga seperti mengajarkan masalah-masalah shoum, agar keluarga membiasakan ibadah, agar mereka terus-menerus dalam kondisi selalu ibadah, taat kepada Allah, menjauhi larangan dan meninggalkan kemungkaran.

10. Al-Maroghi berkata : Hai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, hendaklah di antara kamu memberitahukan satu dengan yang lain, yaitu apa-apa yang menyelamatkan kamu dari neraka, selamatkanlah diri kalian darinya, yaitu dengan taat kepada Allah melaksanakan perintah-Nya, beritahulah keluargamu, tentang ketaatan kepada Allah, karena dengan itu akan menyelamatkan jiwa mereka dari neraka, berilah mereka nasehat dan pendidikan. Hendaklah seorang lelaki itu membenahi dirinya dengan ketaatan kepada Allah, juga membenahi keluarganya sebagai rasa tanggungjawabnya sebagai pemimpin dan yang dipimpinnya.

11. Al Qurthubi mengingatkan lagi : Hak anak terhadap orang tua, hendaklah orang tua memberikan nama yang baik, mengajarkannya tulis menulis dan menikahkan bila telah baligh. Tidak ada pemberian orang tua terhadap anak yang lebih baik daripada mendidiknya dengan didikan yang baik. Perintahlah anak-anakmu sholat jika sudah berumur 7 tahun, dan pukullah jika umur 10 th, jika meninggalkan sholatnya, pisahkan tempat tidur mereka.

12. Lalu dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan Mengenai firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

اررانن ممككيللهمأنون ممككسنفكنمأن اوقك

“Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka”,

Mujahid (komentar Sufyan As-Sauri kepada Mujahid mengatakan, “Apabila datang kepadamu

suatu tafsiran dari Mujahid, hal itu sudah cukup bagimu”)mengatakan : “Bertaqwalah kepada

(4)

Sedangkan Qatadah mengemukakan : “Yakni, hendaklah engkau menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menjalankan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan mereka untuk menjalankannya, serta membantu mereka dalam menjalankannya. Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, peringatkan dan cegahlah mereka.”

Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Adh Dhahhak dan Muqatil bin Hayyan, dimana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan hal-hal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.”

Pelajaran Dari Ayat :

Pertama, Perintah Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah

Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Api neraka disediakan bagi para kafir / pendurhaka yang tidak mau taat kepada Allah dan yang selalu berbuat maksiat. Neraka adalah balasan setimpal bagi para pembuat kemungkaran, kemusyrikan dan kekacauan. Bahan bakar api neraka seperti dijelaskan dalam ayat diatas adalah manusia, sungguh mengerikan tidak dapat kita bayangkan manusia menjadi bahan bakar dan juga bahan bakarnya adalah batu, dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa batu yang dimaksud adalah batu yang sering dijadikan sesembahan oleh para

musyrikin atau berhala.

(5)

yaitu orang-orang terdekat kita / keluarga yaitu orang tua, istri, anak, adik, kakak dan karib kerabat, diijelaskan dengan firman-Nya:

ننيبلرنقمأنلما كنتنرنيشلعن رمذلنمأنون

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S Asy Syu'ara': 214)

Kemudian jika sudah mapan kita berdakwah dengan mereka, maka kita dituntut untuk menyebarkan kepada pihak masyarakat setelah berhasil maka masyarakat itu dituntut menyebarkan dakwah seluas-luasnya keluar daerahnya. Dengan hal inilah kita akan menyebarkan sebagian dari rahmat-Nya (kasih sayang Allah) yaitu ajaran islam yang penuh dengan keselamatan dan kedamaian.

Kemudian juga ayat ini terkait juga tentang perintah Allah yang tercantum dalam surat al-Ashr tentang kerugian manusia kecuali yang beramal shalih dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Rugi yang dimaksud adalah hakikat rugi yang sesungguhnya yaitu kerugian waktu karena banyak disia-siakan dan kerugian kehidupan diakhirat yang kekal. Sedangkan manusia kebanyakan hanya tahu kalau yang dimaksud rugi dikaitkan dengan untung ruginya harta benda. Padahal menurut Allah bisa jadi sebaliknya kelihatannya harta benda itu kurang tapi hakikatnya bertambah yaitu harta yang kita sedekahkan dijalan ALLAH SWT kelihatannya berkurang padahal hakikatnya bertambah berkahnya dan Allah SWT juga akan membalasnya berlipat-lipat baik didunia maupun akhirat.

Kedua, Anjuran menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka

Banyak sekali amalan shalih yang menjadikan seseorang masuk surga dan dijauhkan dari api neraka, misalnya bersedekah, berdakwah, berakhlaq baik, saling tolong menolong dalam kebaikan dan sebagainya. Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT.

(6)

Artinya:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu mengerjakannya (Q.S Taha: 132).

Ketiga, Pentingnya pendidikan islam sejak dini

Memang sudah menjadi fitrah dari setiap manusia yang sudah berkeluarga senantiasa mendambakan seorang anak. Anak yang lahir akan disambut dengan sukacita; sang istri bahagia merasa dinobatkan menjadi ‘ibu’, suatu predikat yang sangat mulia; sang suami merasa seakan sempurna akan dipanggil ‘ayah’.

Kebahagiaan ini akan senantiasa bertambah jika tumbuh kembang sang‘anak’ sehat dan si anak menunjukkan prestasi yang sesuai dengan harapan ayah dan ibunya. Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin banyak dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia. Banyak orang tua “salah asuh” kepada anak sehingga perkembangan fisik yang cepat diera globalisasi ini tidak diiringi dengan perkembangan mental dan spiritual yang benar kepada anak sehingga banyak prilaku kenakalan-kenalakan oleh para Remaja.

(7)

“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka hanya kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya seorang yahudi atau seorang nasrani atau seorang

majusi”. (HR.Bukhari)

Dari hadits di atas jelaslah bahwa setiap bani adam yang terlahirkan di dunia ini dalam keadaan fitrah (dalam keadaan islam), karena sesungguhnya setiap bani adam sebelum ia terlahirkan ke dunia (masih dalam kandungan), ia sudah berikrar dengan kalimat syahadat yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Sedangkan yang menjadikan anak itu menjadi seorang yahudi, nasrani, dan majusi melainkan itu semua karena peranan dari kedua orang tuanya.

Anak pada usia 0 sampai 6 tahun bagian otak yang berfungsi hanyalah otak bagian kiri yang berperan menangkap apa-apa yang ada di sekitarnya (masa-masa membeo), sedangkan otak yang berperan sebagai penyaring (otak bagian kanan) belum berfungsi, ketika anak berusia 7-8 tahun otak bagian kanan baru mulai berfungsi, dan baru mampu membedakan mana yang boleh dan tidak, mana yang baik dan buruk. Maka sebagai orang tua yang ingin anaknya menjadi anak saleh maka tidak akan menyia-nyiakan masa ini (umur 5-9 tahun) untuk mengajari anak disiplin, tata pergaulan, rajin sholat dan mengaji, mengajari adab dan sopan santun, mengajari ilmu-ilmu terapan dsb. Karena bagi anak hal itu akan lebih mudah diserap daripada mengajari anak jika telah menginjak usia remaja hal itu tentu akan lebih sulit tak bahkan jarang orang tua akan menemukan pembangkangan dari anak, karena seperti pepatah “belajar diwaktu kecil seperti mengukir diatas batu dan masuknya ilmu semudah masuknya sesuatu kedalam air”, “belajar diwaktu dewasa seperti mengukir diatas air dan masuknya ilmu sesulit mengukir diatas batu.

(8)

SWT. Seperti zaman keemasan pada saat Rasulullah SAW masih hidup kemudian diteruskan oleh para sahabatnya/khulafaurrasyidin.

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan pengharapan keluarga terhadap lansiadi Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto sebanyak 30% didapatkan karena keluarga selalu memberikan umpan balik,

Menjalankan Memahami Menanya Menghargai Menerapkan Mencoba Menghayati Menganalisis Menalar Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji - Mencipta Mencipta..

Hasil penelitian uji T menunjukkan bahwa responden untuk variabel human relation diperoleh t hitung (2,645) > t tabel (1,976), variabel beban kerja diperoleh t hitung (-

Tidak seperti sistem operasi lain yang hanya menyediakan satu atau 2 shell, sistem operasi dari keluarga unix misalnya linux sampai saat ini dilengkapi oleh banyak shell

Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui perbedaan dua variabel yaitu hasi belajar Ekonomi dengan perlakuan yang

Tadinya kekuasaan negara dapat memasuki domain pribadi dengan menanyakan jumlah uang yang dibawa seorang pendatang asing misalnya, tetapi kini sudah tidak mungkin lagi dengan

Pada Balai Penelitian terjadi kekurangan pada tahun- tahun 1982/1983 - 1986/1987, sedangkan sejak tahun 1988/1989 sampai dengan akhir tahun proyeksi akan ter jadi kelebihan

Papua merupakan daerah sagu yang sangat potensial, karena di samping memiliki banyak jenis sagu, produktivitas beberapa jenis sagu tersebut cukup tinggi, yaitu lebih dari 8