• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LABORATORIUM UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MA AL ASROR GUNUNGPATI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN LABORATORIUM UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MA AL ASROR GUNUNGPATI SEMARANG"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMANFAATAN LABORATORIUM UNTUK

PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MA AL-ASROR

GUNUNGPATI SEMARANG

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Siti Imroah

4401407063

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)
(3)
(4)

iv ABSTRAK

Imroah, Siti. 2013. Pemanfaatan Laboratorium untuk Pembelajaran Biologi di MA Al-Asror Gunungpati Semarang. Skripsi, Jurusan biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Prof. Dr. Sri Mulyani Endang Susilowati., M.Pd dan Dr. Saiful Ridlo, M.Si.

Hasil observasi di MA Al-Asror Gunungpati Semarang diperoleh data bahwa nilai rata-rata biologi kelas XI IPA semester gasal 2011/2012 masih rendah yaitu sebesar 59 dimana nilai tersebut belum mencapai KKM yang ditetapkan sebesar 61. Kegiatan belajar mengajar menggunakan metode ceramah dengan bahan ajar buku paket, guru jarang melakukan praktikum serta memiliki laboratorium biologi dengan fasilitas yang cukup memadai meskipun masih bergabung dengan laboratorium fisika dan kimia. Keberadaan laboratorium (kegiatan praktikum) di sekolah dapat mendukung kegiatan pembelajaran serta mencapai tiga ranah tujuan pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar dengan mengaplikasikan teori dalam bentuk kegiatan laboratorium (praktikum) dapat meningkatkan kemampuan proses, kemampuan menyelesaikan masalah dan meningkatkan minat serta sikap siswa terhadap pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran biologi dengan memanfaatkan laboratorium terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa kelas XI IPA di MA Al-Asror Gunungpati Semarang.

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Asror Gunungpati Semarang dengan desain one group pretest postest. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 MA Al-Asror Gunungpati Semarang tahun ajaran 2012/2013, dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Data yang diperoleh adalah hasil belajar siswa (pretest-posttest) dihitung dengan N-gain dan uji t, aktivitas siswa didukung dengan nilai afektif dan psikomotorik, dan tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa  75% siswa aktif. Respons positif yang diberikan siswa terhadap pembelajaran didukung oleh nilai karakter dan keterampilan sosial, siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 masuk dalam kategori baik. Peningkatan nilai hasil belajar (pretest -posttest) kedua kelas sebesar 0,66 dan 0,63 masuk kriteria sedang. Hasil N-gain diperkuat dengan uji t diperoleh thitung > ttabel artinya terdapat perbedaan signifikan hasil pretest dan posttest. Hasil

belajar siswa mencapai KKM ( 61) yang ditetapkan oleh guru biologi MA Al-Asror yaitu siswa yang tuntas belajar ≥ 85% dari jumlah siswa.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemanfaatan laboratorium untuk pembelajaran biologi berpengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di MA Al-Asror Gunungpati Semarang.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”Pemanfaatan Laboratorium untuk Pembelajaran Biologi di MA Al-Asror Gunungpati Semarang”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, atas kesempatan yang diberikan pada penulis untuk menyelesaikan studi srata I di jurusan Biologi FMIPA UNNES. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, atas ijin yang diberikan pada

penulis untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang, atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Prof. Dr. Sri Mulyani Endang Susilowati., M.Pd, selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran-sarannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Dr. Saiful Ridlo, M.Si, selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan saran-sarannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Dr. drh. R. Susanti, MP, selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran-sarannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Kepala MA Al-Asror Patemon yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak Ahmad Zaeni, S.Pd. selaku guru biologi, segenap guru dan karyawan serta siswa kelas XI IPA MA Al-Asror yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

(6)

vi

10.Abah K.H. Al Mamnuhin Kholid, Ibunyai Hj. Istighfaroh, S.Pd., Ibunyai Al Ma’unatul Khafidloh S. Pd.I AH beserta keluarga ndalem dan keluarga besar Ponpes Al Asror Patemon yang selalu memberikan doa, nasehat serta ilmunya.

11.Mbak Viqoh dan Kang Husain terima kasih sudah menemaniku sejak awal kuliah hingga sekarang, memberiku motivasi serta kasih sayang sebagai saudara.

12.Teman-teman santriwan-santriwati Ponpes Al Asror, khususnya sahabat Narsong 2007 (mbak Tanti yang selalu ada ketika penulis membutuhkan, mbak Towi, mbak Isti, mbak Kiki, mbak Pipit, Mbak Endah, Mbak Ilmi, Mbak Qibti, kang Yasin dan kang Febri) semoga persaudaraan kita selalu terjaga.

13.Uly, Ovif, Siti, Ninik, Umi, Alif, Kirom, Yafi yang menjadi teman kecilku, seluruh penghuni kamar 3 dan 6, teman yang selalu berada di DPR dan kelas 3 angkatan 2010 yang selalu memberikan doa, dukungan, bantuan dan semangat.

14.Teman-teman angkatan 2007 Biologi FMIPA UNNES terima kasih untuk

dukungan dan semangatnya

15.Semua pihak yang telah membantu, mendukung, dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas bantuan dan amal baiknya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

.

Semarang, Juli 2013

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Penegasan Istilah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Laboratorium Biologi ... 5

2. Pembelajaran Biologi ... 6

4. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ... 7

B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 9

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

B. Populasi dan Sampel ... 11

C. Variabel Penelitian ... 11

(8)

viii

Halaman

E. Prosedur Penelitian... 12

F. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 16

G. Metode Analisis Data ... 16

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar Siswa ... 21

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 22

3. Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa ... 22

4. Penilaian Aspek Afektif Siswa ... 23

5. Tanggapan Siswa ... 24

B. Pembahasan………. 24

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 29

B. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kelompok soal valid yang dipakai pada evaluasi ... 12

2. Kelompok soal yang sesuai dengan tingkat kesukaran ... 13

3. Hasil perhitungan daya pembeda ... 13

4. Soal-soal yang digunakan untuk evaluasi. ... 15

5. Hasil peningkatan nilai pretest-posttest ... 21

6. Hasil analisis uji t terhadap hasil belajar siswa ... 21

7. Nilai akhir belajar siswa ... 22

8. Hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran ... 22

9. Hasil analisis penilaian aspek psikomotorik siswa ... 23

10. Hasil analisis nilai karakter ... 23

11. Hasil analisis nilai keterampilan social ... 23

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 34

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 37

3. Kisi-kisi soal uji coba ... 48

4. Soal uji coba ... 52

5. Analisis soal uji coba ... 64

6. Perhitungan validitas butir soal ... 71

7. Perhitungan tingkat kesukaran soal ... 72

8. Perhitungan daya pembeda soal ... 73

9. Perhitungan reliabilitas soal ... 74

10.Soal pretest-posttest ... 75

11.Contoh lembar jawaban soal evaluasi siswa ... 79

12.LKS 1 dan kunci jawaban ... 80

13.Contoh jawaban LKS 1 ... 83

14.LKS 2 dan kunci jawaban ... 84

15.Contoh jawaban LKS 2 ... 88

16.LKS 3 dan kunci jawaban ... 90

17.Contoh jawaban LKS 3 ... 94

18.Hasil pretest-posttest siswa ... 95

19.Analisis peningkatan pretest-posttest ... 97

20.Rekap nilai akhir siswa ... 99

21.Uji t untuk mengetahui efektifitas treatment ... 101

22.Rubrik penilaian aktivitas siswa ... 103

23.Hasil aktivitas siswa ... 104

24.Rekapitulasi aktivitas siswa ... 105

25.Rubrik penilaian aspek afektif siswa... 111

26.Hasil penilaian aspek afektif siswa ... 113

27.Rekapitulasi penilaian aspek afektif siswa ... 117

28.Rubrik penilaian aspek psikomotorik... 129

(12)

xii

30.Rekapitulasi penilaian aspek psikomotorik ... 131

31.Lembar tanggapan siswa ... 137

32.Rekapitulasi hasil tanggapan siswa ... 139

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menyadari pentingnya proses peningkatan sumber daya manusia, pemerintah terus berupaya mewujudkan amanat melalui pengembangan dan perbaikan mutu pendidikan (Simalango dan Zainuddin 2008). Salah satu upaya adalah mengembangkan kurikulum. Kurikulum menurut Mulyasa (2006) merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum terbaru yang digunakan di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum ini menuntut sekolah untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas, dan mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah. Hal ini menuntut kreativitas guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, termasuk kegiatan pembelajaran biologi.

Hasil observasi di MA Al-Asror Gunungpati Semarang diperoleh data bahwa nilai rata-rata biologi kelas XI IPA semester gasal 2011/2012 masih rendah yaitu sebesar 59 dimana nilai tersebut belum mencapai KKM yang ditetapkan sebesar 61. Selain itu, kegiatan belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah dengan bahan ajar buku paket sehingga siswa kurang memahami materi. Guru jarang melakukan praktikum dalam proses belajar mengajar, padahal MA Al-Asror memiliki laboratorium biologi meskipun masih bergabung dengan laboratorium kimia dan fisika. Fasilitas laboratorium MA Al-Asror cukup memadai, hal tersebut dapat dilihat dari adanya penerangan, meja praktikum, meja guru, kursi guru dan siswa, papan tulis, alat dan bahan praktikum yang memadai, almari penyimpanan alat dan bahan, torso, mikroskop yang berjumlah 6 buah serta kaca benda dan gelas benda. Akan tetapi keberadaan laboratorium tersebut belum difungsikan secara optimal dalam mendukung kegiatan pembelajaran.

Belajar dengan mengaplikasikan teori dalam bentuk kegiatan laboratorium (praktikum) dapat meningkatkan kemampuan proses, kemampuan menyelesaikan

(14)

masalah dan meningkatkan minat serta sikap siswa terhadap pembelajaran. Keberadaan laboratorium (kegiatan praktikum) di sekolah dapat mendukung kegiatan pembelajaran serta mencapai tiga ranah tujuan pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Hofstein dan Naaman 2007). Proses belajar mengajar biologi memerlukan kegiatan laboratorium (praktikum) untuk membantu siswa lebih memahami materi.

Laboratorium sangat diperlukan sebagai tempat belajar untuk memberikan pengalaman nyata pada siswa sebagai salah satu faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan laboratorium tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan teori, tetapi siswa dapat menemukan pengetahuan sendiri (Feyzioglu 2009). Menurut Tobin diacu dalam Hofstein dan Lunetta (2003) kegiatan laboratorium digunakan sebagai cara agar siswa mudah memahami materi serta dapat membangun pengetahuan dengan mengalami proses atau percobaan sendiri. Semakin tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum semakin tinggi pencapaian pemahaman dan ketrampilan proses siswa (Widayanto 2009). Pernyataan tersebut diartikan bahwa kegiatan laboratorium dapat membangun sendiri pengetahuan tentang fakta, konsep, dan teori yang terdapat dalam materi biologi serta memperkaya pengalaman sehingga akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.

Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas 2001). Pendidikan Biologi dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya, sehingga siswa akan lebih paham terhadap materi pelajaran dan hasil belajarnya dapat meningkat.

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah pemanfaatan laboratorium efektif untuk pembelajaran biologi di MA Al-Asror Gunungpati Semarang?

C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda tentang pengertian yang berhubungan dengan judul skripsi, maka perlu ditegaskan istilah-istilah sebagai berikut.

1. Pemanfaatan Laboratorium

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Laboratorium dalam pengertian sempit sering diartikan sebagai ruang atau tempat berupa gedung dibatasi oleh dinding dan atap yang di dalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Laboratorium dalam pembelajaran biologi berupa ruang terbuka atau alam terbuka misalnya kebun botani (Rustaman et al. 2003). Pada penelitian ini pembelajaran biologi hanya memanfaatkan laboratorium berupa ruang tertutup.

Pembelajaran biologi dengan memanfaatkan laboratorium hanya dibatasi pada materi kelas XI IPA yaitu struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Hal ini disesuaikan dengan silabus SMA/ MA kelas XI bahwa tujuan pembelajaran biologi harus dicapai siswa melalui kegiatan pengamatan dan percobaan yang pelaksanaannya memerlukan sarana laboratorium. Hasil observasi menunjukkan pada tahun-tahun sebelumnya nilai siswa masih rendah pada materi struktur dan fungsi jaringan dibawah KKM (61) dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah.

2. Pembelajaran Biologi

(16)

masalah-masalah yang dihadapi dan kekuasaan Penciptanya (Rustaman et al. 2003). Salah satu cara pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan laboratorium.

Diharapkan dengan memanfaatkan laboratorium pada materi struktur dan fungsi jaringan hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat sehingga pembelajaran efektif diterapkan. Pembelajaran dikatakan efektif apabila:

a. Hasil belajar siswa (nilai N-gain dalam kategori tinggi (g > 0,7) secara klasikal ≥85%, analisis t-tes thitung > ttabel, ketuntasan klasikal siswa ≥ 85% dari

keseluruhan jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 61(KKM di MA Al Asror Gunungpati Semarang)

b. Aktivitas siswa ≥ 75% siswa dalam kategori aktif dan sangat aktif data ini didukung dengan nilai afektif dan psikomotorik.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan laboratorium efektif untuk pembelajaran biologi di MA Al-Asror Gunungpati Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Bagi Siswa

a. Siswa termotivasi untuk belajar

b. Memudahkan siswa dalam memahami materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

c. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa 2. Bagi Guru

a. Membantu guru dalam mempermudah penyampaian materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Menciptakan kegiatan belajar yang menarik yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Laboratorium Biologi

Laboratoriun dalam pendidikan IPA merupakan suatu tempat dimana guru dan siswa melakukan percobaan penelitian baik dilaksanakan di laboratorium maupun di lapangan. Laboratorium merupakan tempat penunjang dari kegiatan kelas atau sebaliknya kegiatan kelas menjadi penunjang kegiatan laboratorium. Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat pameran (display), juga sebagai museum kecil, kalau ada benda-benda yang disimpan atau diawetkan. Yang tidak kalah pentingnya laboratorium juga berfungsi sebagai perpustakaan IPA, sumber-sumber IPA, memiliki alat-alat duplikasi dan reproduksi (Koesmadji et al. 2004).

Menurut Rustaman et al. (2003) kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori ke dalam bentuk praktek (Kamus besar bahasa Indonesia 2001). Dengan kegiatan praktikum, perhatian siswa akan lebih dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain serta siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan (Simalango dan Zainuddin 2008).

Woolnough & Allsop, diacu dalam Rustaman et al. (2003) mengemukakan bahwa sedikitnya terdapat empat alasan tentang pentingnya kegiatan praktikum dalam belajar sains. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismijanto (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari penggunaan laboratorium alam sekolah

(18)

terhadap motivsi belajar siswa dengan materi pelajaran ekosistem pada siswa kelas VII SMP N 1 Tulungagung tahun pelajaran 2009/2010.

Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian oleh Hayat (2011) bahwa sikap ilmiah siswa setelah belajar dengan pembelajaran berbasis praktikum lebih baik dari pada siswa yang belajar secara konvensional. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran.

Woolnough dalam Rustaman (2003) mengemukakan bahwa bentuk praktikum dapat berupa latihan, investigasi (penyelidikan) atau bersifat pengalaman. Bentuk praktikum seharusnya disesuaikan dengan aspek tujuan praktikum yang diinginkan. Kegiatan laboratorium atau praktikum dalam proses belajar mengajar berperan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terdiri atas keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan psikomotorik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustika (2011) melalui pembelajaran praktikum dengan memanfaatkan alat dan bahan di lingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VII SMP Negeri Kragan Rembang. Sobiroh (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemanfaatan laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas 2 SMA se-Kabupaten Banjarnegara semester 1 tahun 2004/2005.

2. Pembelajaran Biologi

Belajar biologi berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata di lingkungan dan mengenali diri sebagai makhluk hidup. Belajar biologi diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan lingkungannya. Pembelajaran biologi seharusnya mampu memberikan pengalaman kepada siswa, sehingga memungkinkan siswa melakukan penyelidikan berbagai konsep tentang fenomena biologi, dengan demikian dapat tercipta pembelajaran yang efektif (Rustaman et al. 2003).

(19)

Joyfull learning (pembelajaran yang menyenangkan), Meaningfull learning (pembelajaran yang bermakna), The Daily Life Problem Solving (pemecahan masalah sehari-hari).

Hasil penelitian Widiyanto menyatakan bahwa faktor penting dalam peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman adalah keterlibatan siswa dalam praktikum. Semakin tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum semakin tinggi pencapaian pemahaman dan keterampilan proses sains. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puasati (2008) bahwa pembelajaran biologi dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar biologi materi pokok keanekaragaman tingkat gen dan jenis dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan keterampilan siswa. Hal ini disebabkan karena siswa langsung mengalami sendiri sehingga pembelajaran bermakna. Hasil penelitian Aslamna (2006) bahwa penggunaan pembelajaran berdasarkan masalah yang berorientasi pada lingkungan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar “konsep perubahan lingkungan” pada kelas Xd SMA Negeri 1 Gambut tahun pelajaran tahun pelajaran 2005/2006.

3. Aktivitas belajar dan Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman dari interaksinya dengan lingkungannya (Slameto 2010). Salah satu ciri terpenting terjadinya proses belajar adalah aktivitas (Nasution 2000). Aktivitas belajar banyak sekali macamnya, Diedrich diacu oleh Sardiman (2004), menyatakan bahwa ada 177 macam aktivitas siswa dalam belajar digolongkan meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas yang telah diuraikan, akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan, dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

(20)

diberikan sebagai upaya yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung.

Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa adalah faktor lingkungan, faktor instrumental, kondisi fisiologis, dan kondisi psikologis (Djamarah 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriany (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa. Nelwati (2012) dalam penelitiannya di SD Negeri 09 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo menyatakan bahwa siswa yang memiliki perhatian baik dari orang tua memiliki hasil belajar baik. Semakin besar perhatian orang tua yang dipersepsi siswa, semakin baik prestasi yang dapat dicapai siswa.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarno Jurusan Teknik Otomotif di SMK N 2 Depok Yogyakarta menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap hasil belajar dengan thitung > ttabel.

Hasil penelitian Marlihah (2011) dalam penelitiannya di SMPIT ASSYFA Boarding School Subang Jawa Barat menyatakan bahwa dukungan sosial dalam bentuk instrumental support memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan dengan dukungan sosial bentuk emotional support. Didukung oleh penelitian oleh Bret Allen Taylor (2004) menyatakan bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Lingkungan belajar yang kondusif akan memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Faktor instrumental terdiri atas kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) Jurusan Tata Busana di SMK N 3 Sungai Penuh Padang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara fasilitas belajar dengan hasil belajar. Semakin baik fasilitas belajar yang tersedia maka semakin tinggi hasil belajar siswa tentang pengaruh lingkungan belajar dan motivasi terhadap hasil belajar siswa.

(21)

intelektual (IQ) dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hasil penelitian Hidayah (2006) menyatakan bahwa minat belajar dan aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. Sama halnya dengan penelitian Ariwaseso (2012) secara silmutan pengaruh minat dan kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Semakin besar kemandirian belajar siswa, maka akan memungkinkannya untuk mencapai hasil belajar yang tinggi (Tahar 2005). Dengan kata lain, semakin tinggi minat belajar siswa dan semakin baik kebiasaan yang diterapkan dalam belajar, maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa.

Didukung oleh pendapat Syah (2008) bahwa minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Siswa yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran tertentu maka akan memusatkan perhatiannya yang intesif terhadap materi, siswa untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

KERANGKA BERFIKIR

Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada guru, adanya laboratorium biologi, guru tidak penah melakukan praktikum. Nilai biologi rata-rata semester gasal masih rendah dibawah KKM yang ditentukan. Tujuan pembelajaran biologi agar tercapai sesuai silabus SMA/ MA kelas XI maka diperlukan pembelajaran yang kreatif, salah satunya yaitu memanfaatkan laboratorium yang sudah ada untuk pembelajaran. Kegiatan laboratorium atau praktikum dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang terdiri atas keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan psikomotorik, sehingga siswa lebih bisa memahami materi dan aktif. Siswa yang memahami materi maka nantinya akan berpengaruh terhadap nilai siswa yaitu tercapainya KKM sehingga pembelajaran dengan memanfaatkan laboratorium efektif diterapkan.

(22)

B. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah pemanfaatan laboratorium efektif untuk pembelajaran biologi di kelas XI IPA di MA Al-Asror Gunungpati Semarang.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Fakta yang ditemui

- Pembelajaran masih berpusat pada guru

- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

- Laboratorium tidak

dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran

Hasil belajar masih rendah

Pemecahan : Perbaikan proses pembelajaran dengan metode yang bervariasi Pembelajaran dengan

memanfaatkan laboratorium

Hasil yang diharapkan

 Pembelajaran menjadi

menyenangkan

 Siswa dapat mengembangkan keterampilan proses

 Siswa aktif mengikuti proses pembelajaran

Hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober-November 2012 di kelas XI IPA MA Al-Asror Gunungpati Semarang tahun ajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA Al-Asror Gunungpati Semarang yaitu kelas XI IPA I dan kelas XI IPA 2. Kedua kelas ini digunakan sebagai sampel karena diajar oleh guru yang sama dan jumlah kelas sedikit. C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran biologi pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Data in didukung oleh afektif dan psikomotorik siswa.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah pre-eksperimental (pre-eksperimental design) dengan menggunakan desain one group pretest posttest (Sugiyono 2009). Prosedur yang dilakukan adalah seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Metode one group pretest posttest Keterangan:

O0i : pretest untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum perlakuan

X : perlakuan atau treatment dengan memanfaatkan laboratorium (praktikum)

Oi : posttest untuk mengukur penguasaan konsep setelah perlakuan

O0i X Oi

(24)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Kegiatan yang dilakukan dalam masing-masing tahap sebagai berikut.

1. Persiapan penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut.

a. Melakukan observasi awal dan wawancara untuk mendapatkan data awal siswa berupa jumlah seluruh kelas XI IPA di MA Al-Asror, daftar absensi, nilai KKM Biologi kelas XI IPA, daftar nilai ulangan biologi dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

b. Mempersiapkan silabus, RPP, LKS, soal uji coba, soal pretest, soal posttest, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, lembar kuisioner tanggapan siswa dan lembar observasi kinerja guru.

c. Menganalisis hasil Uji coba soal

Untuk mengetahui soal yang baik dan yang dapat digunakan dalam penelitan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Dalam penelitian ini analisis soal menggunakan program Excel yang mencakup validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan kualitas pengecoh.

1) Validitas butir soal

Validitas merupakan suatu alat untuk menentukan valid tidaknya butir soal yang digunakan (Surapranata 2004). Pada penelitian ini, untuk menghitung validitas tiap butir soal digunakan program Excel. Berdasarkan uji coba yang dilakukan terhadap 30 siswa kelas XII IPA MA Al-Asror Gunungpati Semarang diperoleh hasil analisis validitas dari 50 soal yang diujicobakan.

Hasil perhitungan soal ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kelompok soal valid yang digunakan pada evaluasi (pretest-posttest)

(25)

2) Tingkat kesukaran

Taraf kesukaran butir soal dihitung dengan cara membandingkan siswa yang menjawab betul dengan jumlah seluruh siswa peserta tes dengan rumus seperti rumus 1 (Surapranata 2004).

p = ∑ (Rumus 1)

Keterangan:

p = tingkat kesukaran

∑x = banyaknya peserta tes yang menjawab benar N = jumlah peserta tes

Tingkat kesukaran menurut Surapranata (2004) dibedakan menjadi tiga kategori yaitu:

p < 0,3 = soal sukar 0,3 ≤ p ≥ 0,7 = soal sedang p > 0,7 = soal mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Kelompok soal yang sesuai dengan tingkat kesukaran

No Kriteria Jumlah Nomor soal 1 Sangat sukar 1 29

2 Sukar 10 3, 5, 6, 10, 15, 20, 21, 26, 32, 43

3 Sedang 29 1, 4, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 4 Mudah 1 2,

*Data selengkapnya disajikan pada lampiran 4 hal 52

3) Daya pembeda

Hasil perhitungan daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil perhitungan daya pembeda

No Kategori Jumlah Nomor soal 1 Sangat baik 2 24, 27,

2 Baik 23 1, 2, 9, 11, 12, 13, 17, 19, 23, 28, 30, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 41, 42, 44, 46, 47, 50

3 Cukup 5 4, 8, 25, 31, 48,

4 Jelek 20 3, 5, 6, 7, 10, 14, 15, 16, 18, 20 21, 22, 26, 29, 32, 38, 39, 43, 45, 49

5 Sangat jelek -

(26)

Soal-soal dalam kategori sangat jelek dan jelek tidak digunakan dalam evaluasi (pretest-posttest).

4) Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Surapranata 2004).

Reliabilitas dengan rumus KR-20 seperti pada Rumus 2.

r11= [ ] [ ∑ ] (Rumus 2)

Keterangan:

R11 = Reabilitas menggunakan persamaan KR-20

p = proporsi peserta tes menjawab benar q = porposi peserta tes menjawab salah k = banyaknya soal

Harga r yang diperoleh dibandingkan r tabel Product Moment dengan ά= 5%. Insrumen dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel dan jika sebaliknya r hitung < r tabel maka soal tersebut tidak reliabel (Surapranata 2004).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas untuk seluruh item soal diperoleh rhitung sebesar 0,9076 dengan n= 32 sedangkan rtabel = 0,349. Oleh karena rhitung >

rtabel maka instrumen tersebut reliabel. Perhitungan reliabilitas selengkapnya pada

Lampiran.

Berdasarkan analisis validitas, tingkat kesukaran soal, daya pembeda dan reliabilitas, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, dengan daya pembeda cukup, baik dan sangat baik serta komposisi tingkat kesukaran soal sukar, sedang, dan mudah 20; 60; 20. Soal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Soal-soal yang digunakan untuk evaluasi (pretest-posttest)

Jenis soal

(27)

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Asror Gunungpati pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Penelitian ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan (8 x 45 menit). Masing-masing pertemuan disusun dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Secara singkat kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Guru mengawali pembelajaran dengan memberi apersepsi kepada siswa agar dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

b. Guru memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi.

c. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok praktikum, masing-masing terdiri atas 6 sampai 7 orang siswa.

d. Guru membagikan LKS struktur daun (pada pertemuan I), LKS struktur batang (pada pertemuan II) dan LKS struktur akar (pada pertemuan III) kepada masing-masing siswa dan menjelaskan prosedur kerja praktikum yang telah disiapkan guru sebelumnya.

e. Guru mendampingi siswa dalam kegiatan praktikum dan diskusi kelompok. f. Perwakilan dari setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan

hasil diskusi dan pengamatannya di depan kelas dan kelompok lain diperbolehkan untuk menanggapi.

g. Guru memberikan penguatan konsep kepada siswa

h. Guru memberikan tes akhir (posttest) kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan setelah melakukan pembelajaran struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dengan memanfaatkan laboratorium.

3. Analisis Data dan Penyusunan Laporan

(28)

F. Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber dan metode pengambilan data meliputi:

1. Data aktivitas siswa diambil dengan metode observasi menggunakan lembar observasi.

2. Data afektif dan psikomotor siswa diambil dengan metode observasi menggunakan lembar observasi. Kedua data ini sebagai data pendukung. 3. Data nilai hasil evaluasi siswa diambil dengan metode tes (nilai LKS dan

nilai posttest).

4. Data tanggapan siswa diambil dengan metode angket menggunakan lembar angket.

G. Metode Analisis Data 1. Analisis hasil belajar siswa

Data hasil belajar didapat dari pretest, posttest dan nilai lembar kerja siswa, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a. Menghitung nilai pretest, posttest dan LKS ditunjukkan dengan Rumus 3. Nilai Evaluasi =

(Rumus 3) b. Menghitung nilai akhir (NA) ditunjukkan dengan Rumus 4.

NA = (Rumus 4) c. Menentukan ketuntasan belajar individu

Rumus yang digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar individual adalah deskriptif presentase yang menggambarkan besarnya tingkat penguasaan materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, ditunjukkan dengan Rumus 5.

K = (Rumus 5)

Keterangan:

K : persentase penguasaan materi n : skor yang diperoleh

(29)

d. Menentukan ketuntasan belajar klasikal

Setelah mendapatkan data nilai hasil belajar, data dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal, dihitung dengan teknik analisis presentase ditunjukkan pada Rumus 6.

P = ∑

∑ (Rumus 6)

Keterangan:

P : ketuntasan belajar klasikal

∑ : jumlah siswa yang tuntas secara individu (nilai ) ∑ : jumlah total siswa

Standar ketuntasan siswa belajar biologi sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 61.

e. Analisis Peningkatan nilai pretest dan posttest

Setelah data terkumpul, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa (pretest dan posttest) diolah secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Normal-Gain. N-gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Uji n-gain digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa terhadap materi biologi dan menggunakan Rumus 7 (Hake dalam Liliawati 2010).

N-gain:

(Rumus 7)

Tingkat perolehan skor dikategorikan atas tiga kriteria sebagai berikut. Tinggi : g

Sedang : 0,3 < g < 0,7 Rendah : g < 0,3 Kriteria:

Siswa mengalami peningkatan maksimal jika secara klasikal ≥ 85% siswa masuk dalam kriteria tinggi dengan nilai N-gain ≥ 0,7.

(30)

t= √

(Rumus 8)

Keterangan:

t : harga t

Md : mean dari deviasi (d) antara posttest dan pretest Xd : deviasi masing-masing siswa

∑X2

d : jumlah kuadrat deviasi

N : banyaknya siswa

Kriteria:

Jika thitung > ttabel dengan t 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara

hasil posttest dan pretest. 2. Aktivitas siswa

Data ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti proses kegiatan praktikum. Hasil observasi aktivitas siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif persentase. Rumus yang digunakan untuk menganalisis skor yang diperoleh adalah seperti pada Rumus 9.

Tingkat aktivitas:

x 100% (Rumus 9) Kriteria penilaian tanggapan siswa adalah sebagai berikut.

88%-100% = sangat baik 75%-87% = baik

62%-74% = cukup 50%-61% = kurang <50 = kurang sekali

Menghitung persentase keaktifan siswa secara klasikal adalah seperti pada Rumus 10.

P = x 100% (Rumus 10)

Keterangan:

P : persentase keaktifan siswa secara klasikal

(31)

n : jumlah total siswa

Siswa aktif secara klasikal sebanyak ≥ 75% siswa masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi.

3. Afektif dan psikomotorik

Data afektif dan psikomotorik siswa digunakan sebagai data pendukung. Rumus yang digunakan adalah seperti pada Rumus 11.

%:

x 100% (Rumus 11)

Kriteria penilaian tanggapan siswa adalah sebagai berikut. 88%-100% = sangat baik

75%-87% = baik 62%-74% = cukup 50%-61% = kurang <50 = kurang sekali

Menghitung persentase keaktifan siswa secara klasikal adalah seperti pada Rumus 12.

P = x 100% (Rumus 12)

Keterangan:

P : persentase keaktifan siswa secara klasikal

f : frekuensi yang dicari presentasinya (jumlah siswa dalam kategori sangat aktif dan aktif)

n : jumlah total siswa

Siswa baik secara klasikal ≥ 75% siswa masuk dalam kategori baik dan sangat baik.

4. Tanggapan siswa

(32)

Skor = ∑

∑ x 100 % (Rumus 13) Kriteria penilaian tanggapan siswa adalah sebagai berikut.

88%-100% = sangat baik 75%-87% = baik

(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. 1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada penelitian ini meliputi peningkatan nilai pretest-posttest (N-gain), Uji t, dan ketuntasan hasil belajar siswa.

a. Peningkatan pretest-posttest

Peningkatan pretest-posttest dihitung dengan menggunakan normalitas gain (N-gain). Rata-rata N-gain kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5 Hasil peningkatan nilai pretest-posttest

Kriteria Kelas XI IPA I Kelas XI IPA 2 Rata-rata N-gain ∑ siswa Rata-rata N-gain ∑ siswa Tinggi 0,81 12 0,78 16 Sedang 0,57 16 0,57 12 Rendah 0,27 1 0,17 4 *Data selengkapnya terdapat pada lampiran 19 hal 97.

Berdasarkan Tabel 5 diketahui rata-rata N-gain kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 menunjukkan peningkatan dalam kriteria sedang dan tinggi. Kedua kelas secara klasikal belum mencapai kriteria yang ditentukan yaitu ≥ 85% siswa masuk kriteria tinggi dengan nilai N-gain ≥ 0,7.

b. Uji t (paired sample test)

Hasil analisis t-test terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil analisis uji t terhadap hasil belajar siswa Kelas Nilai rata-rata t-test Keterangan

pretest posttest Thitung Ttabel

XI IPA 1 36,32 79,09 14,44 2,04 Signifikan XI IPA 2 27,34 79,17 11,62 2,04 Signifikan *Data selengkapnya terdapat pada lampiran 21 hal 101.

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest.

(34)

c. Ketuntasan hasil belajar siswa

Nilai akhir hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Nilai Akhir Hasil Belajar Siswa

*Data selengkapnya terdapat pada lampiran 20 hal 99.

Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran kedua kelas telah mencapai KKM yang ditetapkan oleh guru biologi yaitu siswa yang tuntas belajar ≥ 85% dari jumlah siswa.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa diamati selama proses pembelajaran. Kegiatan yang diamati yaitu (1) berdiskusi, (2) mempresentasikan, (3) mengajukan pertanyaan, (4) menanggapi pertanyaan, dan (5) menyelesaikan tugas. Hasil observasi aktivitas siswa disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran No Aspek Kelas XI IPA 1 Kelas XI IPA 2 *Data selengkapnya terdapat pada lampiran 24 hal 105.

Pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa aspek aktivitas siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dalam pembelajaran ada yang belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥75% jumlah siswa mencapai kategori baik.

3. Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa

(35)

Tabel 9 Hasil Analisis Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa *Data selengkapnya terdapat pada lampiran 30 hal 131.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar aspek psikomotorik masuk kategori baik, kemampuan siswa menggunakan mikroskop untuk kelas XI IPA 1 dan aspek membawa mikroskop untuk kelas XI IPA 2 belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 75% jumlah siswa mencapai kategori baik.

4. Penilaian Aspek Afektif Siswa

Analisis aspek afektif siswa meliputi nilai karakter siswa (kedisiplinan, kepedulian, bertanggungjawab, bekerjasama, dan kesantunan) dan keterampilan sosial siswa (sedangkan nilai keterampilan sosial bertanya, menyumbangkan ide, pendengar yang baik, dan berkomunikasi) dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11.

Tabel 10 Hasil Analisis Nilai Karakter

No Aspek Kelas XI IPA 1 Kelas XI IPA 2 *Data selengkapnya terdapat pada lampiran 27 hal 117.

Hasil analisis menujukkan bahwa seluruh aspek karakter siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dalam pembelajaran sudah mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 75% dari seluruh siswa mencapai kategori baik.

Tabel 12 Hasil Analisis Nilai Keterampilan sosial

(36)

Hasil analisis menujukkan bahwa seluruh aspek keterampilan sosial siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dalam pembelajaran sudah mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 75% dari seluruh siswa mencapai kategori baik.

5. Tanggapan Siswa

Data tanggapan siswa diperoleh dengan menganalisis lembar angket tanggapan siswa yang diberikan pada akhir pembelajaran. Hasil analisis tanggapan siswa yang terhadap pembelajaran disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12 Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran No

Pernyataan

Persentase jawaban siswa (%) kelas XI IPA 1 kelas XI IPA 2

Ya Tidak Ya Tidak

1. Mempelajari materi sebelum pembelajaran 79 21 88 12 2. Senang dan tertarik belajar 100 0 94 6 3. Membuat aktif di kelas 83 17 84 16 4. Memahami materi 97 3 88 12 5. Membantu memperkuat ingatan materi 97 3 97 3 6. Mengalami kesulitan melakukan kegiatan

praktikum *Data selengkapnya terdapat pada lampiran 32 hal 139.

Hasil analisis tanggapan siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 menujukkan bahwa siswa memberikan respons positif terhadap pembelajaran biologi dengan memanfaatkan laboratorium, hal ini dilihat dari keinginan siswa belajar lanjut pada materi yang lain yaitu 100%.

B.

Pembahasan

(37)

4 siswa. Berdasarkan fakta tersebut dapat diartikan bahwa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengalami peningkatan pretest-posttest tetapi secara klasikal belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 85% dari seluruh jumlah siswa masuk kriteria tinggi.

Berdasarkan hasil di atas, untuk memperkuat N-gain kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 perlu dilakukan uji t. Hasil analisis uji t kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 pada Tabel 8 diperoleh thitung > ttabel. Hal ini dapat diartikan bahwa pretest dan posttest

kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 terdapat perbedaan yang signifikan. Pemanfaatan laboratorium (praktikum) untuk pembelajaran biologi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Simalango (2008) yang menyimpulkan bahwa hasil belajar dengan metode praktikum lebih baik dari pada hasil belajar yang tidak memakai metode praktikum pada pokok bahasan laju reaksi. Hal ini didukung oleh hasil analisis tanggapan siswa pada Tabel 12 diketahui bahwa 97% siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 menyatakan membantu memperkuat ingatan materi. Sebanyak 97% dan 88% siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memahami materi serta 100% siswa berkeinginan pembelajaran biologi dengan memanfaatkan laboratorium dapat berlanjut, tidak hanya untuk materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan melainkan materi selainnya.

(38)

kemandirian belajar sendiri. Penelitian yang mendukung adalah penelitian oleh Tahar (2005) menyatakan bahwa semakin besar kemandirian belajar siswa, maka hasil belajar semakin tinggi. Hasil analisis tanggapan siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 tentang siswa mempelajari materi sebelum belajar masing-masing sebesar 79% dan 88%. Hal ini berarti kemandirian siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengenai belajar terlebih dahulu masuk kriteria baik yaitu ≥ 75% dari seluruh jumlah siswa.

Hasil analisis tanggapan siswa ditemukan sebanyak 93% dan 91% siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 menyatakan kesulitan melakukan kegiatan praktikum. Pembelajaran biologi dengan memanfaatkan laboratorium merupakan hal yang baru. Siswa baru pertama kali melihat, memegang dan menggunakan mikroskop untuk mengamati preparat secara nyata. Siswa kadang masih lupa cara memasang preparat ke mikroskop. Siswa kesulitan mencari cahaya dan menfokuskan gambar hasil pengamatan di mikroskop. Aspek psikomotorik kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memenuhi ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 75% jumlah siswa masuk kriteria baik, namun aspek menggunakan miroskop kelas XI IPA 1 dan aspek membawa mikroskop kelas XI IPA 2 tidak mencapai ketuntasan yaitu ≥ 75% dari seluruh jumlah siswa. Hal ini disebabkan karena siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 tidak pernah melakukan praktikum khususnya menggunakan mikroskop. Dengan demikian, siswa menjadi aktif bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum diketahui, hal-hal ini sesuai dengan analisis tanggapan siswa bahwa sebanyak 83% dan 84% siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dinyatakan aktif ketika pembelajaran berlangsung.

(39)

kesulitan mengidentifikasi gambar yang ditemukan dalam pengamatan mikroskop, memberi penjelasan ketika siswa bertanya, mengarahkan dan membantu siswa memahami konsep-konsep yang kurang dimengerti. Selain itu juga memotivasi siswa untuk berdiskusi dengan anggotanya menyelesaikan LKS.

Berdasarkan pengamatan pada pertemuan pertama, suasana kelas terlihat kurang kondusif. Hal ini terlihat dari alokasi waktu yang belum sesuai dengan rencana pembelajaran yaitu melebihi waktu yang direncanakan. Setiap kelompok hanya beberapa siswa yang mengamati preparat di mikroskop karena jumlah mikroskop yang belum efektif digunakan yaitu 1 mikroskop untuk 6 sampai 7 siswa. Siswa mengandalkan anggota teman yang lain untuk menyelesaikan LKS karena pada awal pembelajaran siswa sudah diberitahu bahwa setiap kelompok hanya mengumpulkan 1 LKS. Siswa belum terbiasa proses pembelajaran yang dilaksanakan karena baru pertama kali memperoleh pembelajaran dengan memanfaatkan laboratorium (praktikum) menggunakan mikroskop. Siswa terlihat main sendiri dan sering ijin keluar ketika mengamati preparat di mikroskop. Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang. Sebagaimana pendapat Djamarah (2008) dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan karena tanpa motivasi siswa tidak akan melakukan aktivitas belajar. Hal ini berarti proses pembelajaran tidak mungkin terjadi tanpa adanya aktivitas.

(40)

IPA 2 adalah 100% dengan nilai rata-rata masing-masing kelas 77,11 dan 79,62. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 lebih baik dari pada kelas XI IPA 1, begitu juga aktivitas belajarnya.

(41)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengalami peningkatan pretest-posttest tetapi secara klasikal belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 85% siswa masuk kriteria tinggi dengan nilai N-gain ≥ 0,7.

2. Hasil analisis uji t kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 diperoleh thitung > ttabel, hal ini

berarti terdapat perbedaan yang signifikan.

3. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 adalah 100% dengan nilai rata-rata masing-masing kelas 77,11 dan 79,62. Hasil ini didukung dengan aktivitas siswa. Semakin tinggi aktivitas siswa maka hasil belajar siswa semakin baik.

B. Saran

1. Bagi siswa diharapkan mampu memupuk kerjasama, melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberi oleh guru secara bersama-sama ketika berdiskusi kelompok.

2. Guru sebaiknya memanfaatkan laboratorium yang sudah ada untuk mendukung kegiatan pembelajaran (praktikum)

3. Sekolah perlu menambah kelengkapan alat dan bahan untuk mendukung kelancaran praktikum biologi. Misalnya mikroskop. Mengingat jumlah 1 mikroskop digunakan untuk 6 sampai 7 siswa, sebaiknya sekolah menambah jumlah mikroskop agar kegiatan praktikum lebih efektif

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Andartari. 2012. Pengaruh kemampuan intelektual (IQ) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi pada SMA labsshool Rawamangun. Jurnal pendidikan ekonomi dan bisnis1(1):1-24 Anni CT, Rifa’i A., Purwanto E & Purnomo D. 2007. Psikologi Belajar.

Semarang: UPT UNNES Press.

Ariwaseso G. 2011. Minat dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pataianrowo Nganjuk. (Skripsi). Surabaya: FE Universitas Negeri Surabaya.

Aslamna. 2006. Meningkatkan proses dan hasil belajar konsep “perubahan lingkungan” pada siswa kelas X d SMA Negeri 1 Gambut Tahun pelajaran 2005/2006 melalui pembelajaran berdasarkan masalah. (Skripsi). Program studi pendidikan biologi. Banjarmasin: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat.

Darsono M., Sugandhi A., Dj M.K., Sutadi R.K., & Nugroho. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press.

[Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang.

[Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMA dan MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang.

Djamarah SB. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah SB & Zain A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Febriany R. 2013 Hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Jurnal ilmiah konseling 2(1): 8-16. Feyzioglu B. 2009. An investigation of the relationship beetwen science process skills with efficient laboratory use and science achievement in chemistry education. Journal of Turkish Science Education 6(3):114-132.

(43)

menengah kejuruan (SMK) Negeri 3 Sungai Penuh. (Skripsi). Padang: FK Universitas Negeri Padang.

Hayat MS. 2011. Pembelajaran berbasis praktikum pada konsep invertebrata untuk pengembangan sikap ilmiah siswa. Bioma. 1(2): 141-152

Hidayah Y. 2006. Pengaruh minat belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar mengetik manual dengan system 10 (sepuluh) jari siswa kelas 1 program keahlian administrasi perkantoran di SMK Negeri 1 slawi tahun diklat 2005/2006. ( Skripsi). Universitas Malang.

Hofstein A. & Lunetta V.N. 2003. The laboratory in science education: foundation for the 21 st century. Science Education 88 :28-54

Hofstein A. & Naaman R.M. 2007. The Laboratory In Science Education: The State Of The Art. Journal 0f Chemitry Education and Prctice 8 (2):105-107. Ismijanto. 2011. Pengaruh pemanfaatan laboratorium alam sekolah terhadap motivasi dan hasil retensi belajar materi pelajaran ekosistem pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tulungagung tahun pelajaran 2009/2010. (Tesis). Malang: Universitas Negeri Malang.

Koesmadji W, Yusuf H.A, Bambang S., & Riandi. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI.

Liliawati W. & Erna P. 2010. Efektivitas pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Proseding Seminar Nasional Fisika: Jurusan Pendidikan Fisika UPI.

Marlihah S. 2011. Studi tentang hubungan dukungan sosial, penyesuaian sosial di lingkungan sekolah dan prestasi akademik siswa SMPIT ASSYFA Boarding School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi UNDIP 10(2): 103-113

Mulyasa E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mustika I. 2011. Upaya peningkatan hasil belajar IPA-Fisika melalui pembelajaran praktikum dengan memanfaatkan alat dan bahan di lingkungan sekitar pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kragan Rembang tahun ajaran 2008/2009. JP2F 2(1):89-99.

(44)

Nelwati A. 2012. Hubungan antara perhatian orang tua dengan hasil belajar siswa kelas I, II, dan III di SD Negeri 09 Surau Gadang Kec. Nanggalo. (Skripsi). Padang: FIP UNP.

Puasati C. 2008. Peningkatan keterampilan proses dan pemahaman konsep biologi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Seputih agung tahun pelajaran 2006/2007. Lomba forum ilmiah guru tingkat SMA se-Provinsi Lampung 6(1): 35-42.

Purwanto N. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rustaman N.Y, Soendjojo D, Suroso A Y, Yusmin A, Ruchji S, Mimin N K. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syah M. 2008. Psikologi belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Simalango A.N & Zainuddin M. 2008. Pengaruh pemakaian metode praktikum terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN3(1):29-39

Slamento. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sobiroh. A. 2006. Pemanfaatan laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas 2 SMA Se-Kabupaten Banjarnegara semester 1 tahun 2004/2005. (Skripsi). Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang. Sudjana. 2000. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sudijono A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surapranata S. 2004. Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(45)

Team Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Taylor, B.A. 2004. The Influence of Clasroom Environment on High School Student’t Mathematics Anxiety and Attitudes. (Tesis). Curtin University of Technology.

Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui KIT Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (21):1-9. Winarno B. 2012. Pengaruh lingkungan belajar dan motivasi berprestasi terhadap

(46)
(47)

Mata Pelajaran : Biologi

(48)
(49)

Semarang, Oktober 2013

Guru Mapel Mahasiswa peneliti

Ahmad Zaeni S.Pd Siti Imroah

NIP. NIM. 4401407063

berkomunikasi dalam pembelajaran

(50)

Sekolah : MA Al-Asror Kelas/ Semester : XI IPA/ I Mata Pelajaran : Biologi

Waktu : 6 x 45 Menit (3 x Pertemuan)

Standar Kompetensi:

2. Memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta penerapannya dalam konteks salingtemas

Kompetensi Dasar:

2.1 Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan fungsinya Indikator

Kognitif a. Produk

1. Gambar penampang melintang daun, batang dan akar pada tumbuhan dikotil dan monokotil.

2. Peta konsep struktur jaringan pada tumbuhan

3. Tabel perbedaan struktur jaringan daun, batang, dan akar pada tumbuhan dikotil dan monokotil

b. Proses

1. Melakukan pengamatan preparat awetan struktur jaringan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil

2. Menggambar jaringan daun pada tumbuhan

3. Menunjukkan letak jaringan epidermis, parenkim palisade, parenkim spons, dan jaringan pengangkut (floem dan xilem) pada daun dikotil dan monokotil

4. Menjelaskan fungsi jaringan epidermis, parenkim palisade, parenkim spons, dan jaringan pengangkut (floem dan xilem) pada daun dikotil dan monokotil

5. Menunjukkan letak jaringan epidermis, korteks dan jaringan pengangkut (floem dan xilem) pada batang dan akar dikotil pada tumbuhan dikotil dan monokotil

6. Menjelaskan fungsi jaringan epidermis, korteks dan jaringan pengangkut (floem dan xilem) pada batang dan akar dikotil pada tumbuhan dikotil dan monokotil

Psikomotorik

(51)

Perilaku disiplin, peduli, tanggung jawab, bekerjasama dan santun dalam praktikum struktur jaringan tumbuhan.

Keterampilan Sosial

Bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

A. Tujuan Pembelajaran Kognitif

a. Produk

1. Setelah siswa melakukan pengamatan penampang melintang daun, melintang batang dan akar pada tumbuhan, siswa dapat menggambar penampang melintang daun, batang, dan akar tumbuhan dikotil dan monokotil

2. Setelah siswa mempelajari struktur jaringan tumbuhan, siswa dapat membuat Peta konsep struktur jaringan pada tumbuhan

3. Setelah siswa mengamati preparat awetan struktur jaringan tumbuhan dikotil dan monokotil, siswa dapat membuat tabel perbedaan struktur jaringan daun, batang, dan akar pada tumbuhan dikotil dan monokotil

b. Proses

1. Setelah siswa melakukan pengamatan penampang melintang daun, siswa mampu menunjukkan letak jaringan epidermis, parenkim palisade, parenkim spons, dan jaringan pengangkut (floem dan xilem)

2. Setelah siswa mengamati struktur penampang melintang pada daun, siswa mampu menjelaskan fungsi jaringan epidermis, parenkim palisade, parenkim spons, dan jaringan pengangkut (floem dan xilem)

3. Setelah siswa melakukan pengamatan penampang melintang batang dan akar, siswa dapat menunjukkan letak jaringan epidermis, korteks dan jaringan pengangkut (floem dan xilem)

4. Setelah siswa melakukan pengamatan penampang melintang batang dan akar, siswa dapat menjelaskan fungsi jaringan epidermis, korteks dan jaringan pengangkut (floem dan xilem)

5. Siswa dapat menjelaskan perbedaan struktur jaringan daun, batang, dan akar pada tumbuhan dikotil dan monokotil

Psikomotorik:

(52)

Setelah siswa melakukan pengamatan struktur jaringan penampang melintang akar, batang, dan daun pada tumbuhan, siswa dapat berperilaku disiplin, peduli, tanggung jawab, bekerjasama, dan kesantunan.

Keterampilan Sosial

Setelah siswa melakukan pengamatan struktur jaringan penampang melintang akar, batang, dan daun pada tumbuhan, siswa dapat bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

B. Materi Pembelajaran

1. Struktur dan fungsi jaringan meristem

Jaringan meristem terdiri atas jaringan yang aktif membelah. Jaringan ini terdapat pada titik tumbuh di pucuk batang, kambium tumbuhan dikotil, dan ujung akar. Meristem dapat dibedakan menjadi meristem apical, interkalar, dan lateral.

2. Struktur dan fungsi jaringan pelindung (epidermis)

Jaringan epidermis merupakan lapisan sel yang berada di bagian paling luar. Jaringan ini biasa ditemukan pada permukaan organorgan tumbuhan, seperti akar, daun, batang, dan bunga. Sesuai dengan namanya, jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari faktor luar. Oleh karena itu, jaringan ini tersusun atas sel-sel yang rapat.

3. Struktur dan fungsi jaringan parenkim

Jaringan parenkim dapat ditemukan pada batang, akar, dan daun. Jaringan parenkim terletak di antara epidermis dan pembuluh angkut, serta terletak di empulur batang. Pada daun jaringan parenkim berada pada mesofil daun. Jaringan ini dapat berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan spons. Oleh karena itu, jaringan parenkim memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan pada buah dan biji.

4. Struktur dan fungsi jaringan penguat (sklerenkim dan kolenkim)

Jaringan penguat berfungsi menyokong bagian-bagian tumbuhan, misalnya daun dan batang. Jaringan penguat dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan kolenkim terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Jaringan sklerenkim terdapat pada organ-organ tumbuhan yang telah dewasa, seperti daun, batang, akar, dan dan kulit kayu.

5. Struktur dan fungsi jaringan pengangkut (xylem dan floem)

(53)

2. Diskusi 3. Tanya jawab

D. Langkah-langkah kegiatan

Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Pembukaan (+ 10 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa

Pendahuluan

 Memasuki ruang kelas tepat waktu dan memberi salam pada siswa

 Mengkondisikan siswa untuk berdoa sebelum proses pembelajaran.

 Sebelum proses pembelajaran dimulai, guru meminta siswa untuk mengamati dan membersihkan sampah yang ada di ruang kelas dan membuangnya ke tempat sampah.

 Mengecek kehadiran siswa, menanyakan siswa yang tidak berangkat.

 Memperlihatkan gambar sel tumbuhan.

 Memberikan pertanyaan: menurut kalian, jika sel-sel tumbuhan ini berkumpul menjadi satu, membentuk apakah sel-sel ini?

 Siswa masuk kelas tepat waktu, duduk dengan tertib dan menjawab salam dari guru. Disini diharapkan siswa menerapkan kedisiplinan dengan membiasakan masuk kelas tepat pada waktunya.

 Berdoa sebelum memulai pelajaran. Disini diharapkan siswa mampu memupuk rasa keimanan terhadap Tuhan YME.

 Siswa mengamati dan membuang sampah yang ada di ruang kelas ke tempat sampah. Disini diharapkan siswa menanamkan rasa peduli terhadap lingkungan di kelas agar tetap bersih dan nyaman selama proses pembelajaran.

 Menanggapi absensi dari guru dengan memberi informasi yang sebenarnya kepada guru. Disini diharapkan siswa mempunyai rasa peduli terhadap sesama khususnya teman satu kelas.

 Siswa mengamati gambar sel tumbuhan.

(54)

dalam pembelajaran. Kegiatan inti (± 70 menit)

Kegiatan guru Kegiatan siswa

Eksplorasi:

 Membimbing siswa di kelas agar mengetahui macam jaringan yang terdapat pada daun.

 Mengorganisasikan siswa agar berkelompok sesuai sesuai dengan kelompoknya

 Membagikan LKS I kepada tiap kelompok, guru membimbing siswa untuk peduli dengan cara membantu teman yang membutuhkan. Guru menujuk beberapa siswa untuk membantu guru membagikan LKS I.

 Membimbing siswa dalam diskusi kelas dan memberi penghargaan kepada kelompok.

 Siswa berpasangan dengan teman sebangku mencari informasi mengenai macam jaringan yang terdapat pada daun.

 Siswa berkelompok sesuai kelompok masing-masing.

 Beberapa siswa membantu guru membagikan LKS I dan berkomunikasi secara santun dengan anggota kelompok yang masih kekurangan lembar LKS I.

 Secara berkelompok siswa

mengomunikasikan hasil diskusinya di depan kelas. Disini diharapkan siswa dapat bersikap bekerja sama, menanggapi dan menghargai hasil diskusi kelompok lain.

Elaborasi

 Memberikan penguatan setelah siswa melakukan presentasi.

 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan memberikan informasi tambahan dari hal-hal yang belum dikuasai siswa.

 Secara berkelompok siswa

membandingkan hasil diskusinya dengan penjelasan guru

 Secara berkelompok siswa menanyakan kepada guru hal yang belum dipahaminya

Konfirmasi:

 Membimbing siswa membuat kesimpulan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Gambar

Tabel                                                                                                           Halaman
Gambar
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir
Gambar 2. Metode one group pretest posttest
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara secara mendalam pada informan masyarakat Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul Yogyakarta maka faktor – faktor yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja konselor dalam proses konseling secara umum sudah tergolong baik, namun pada beberapa aspek masih banyak kelemahan

Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah “Pembelajaran matematika materi segiempat melalui penerapan model kooperatif tipe talking stick dengan

Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah aplikasi virtual kata untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu berbasis android ini, dapat menerjemahkan suara

Adalah L/C yang pembayarannya dijamin oleh dua bank, yakni bank pembuat L/C dan bank penyampai L/C atau bank negosiasi, artinya L/C ekspor yang diterima oleh bank penyampai

Disintegrants for Pharmaceutical and Nutraceutical Orally Disintegrating Tablets.. Roquette Freres: Western

Hasil Verifikasi Peta Blok/Petak Bidang Tebangan dari Seluruh Dokumen Rencana Tehnik Tahunan (RTT) dari setiap KPH (Sampel), telah dilengkapi dengan Sketsa Gambar

The result shows that firm profitability has a positive and significant influence to company value, which is consistent with past researches [15]. Asset utilization