• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus Pemetaan Perubahan Penutupan Lahan Hutan Menggunakan Data Landsat-TM dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Kutai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Kasus Pemetaan Perubahan Penutupan Lahan Hutan Menggunakan Data Landsat-TM dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Kutai"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

RINGKASAN

Rivan Juniawan E01495086. Studi Kasus Pemetaau Pernbahan Penutupan Lalian Hutan klenggunakan Data Landsat-Tkl d e n Sistein lnforniasi Geografis di Kabupateo Kutai dibawah bimbingan Ir. RI. Buce Saleh, M S dan Drs. Surlan.

Indonesia merniliki kawasall hotan yang sangat luas pang mempunyai tiga fungsi utama

dalam ekosistel~l alam, yaitu sebgai sistem pengatur iklim, sumber daya, dan pelindung. Akan tetapi,

laju deforestasi di Indonesia juga cukup tinggi. Lanpkah-langkah dalaln nlenanygulangi laju

deforestasi i11i telall diambil ole11 pemerintah. Salah satunya adalah evaluasi meiigenai perubahan

lahan yang terjadi.

Tallap evaluasi meliputi perhitungan luasan penlbahan lahan. I'engyunaan data satelit untuk

mengetahui luasan perubahan lahan merupakan salah satu cara yang cukup efektif Data Landsat-TM

dapat memberikan informasi yang rinci mengenai keadaan areal penutupan lahan. Data yang didapat

dari citra Lansat-TM berupa citra piktorial rnaupun dijital. Data ini perlu diolah untuk mendapatkan

infoi-masi yang diperlukan baik melalui cara \*isual maupun cara dijital. lnforrnasi yang diperoleh

dapat digabungkan dengan data Sistem I n f o r ~ ~ ~ a s i Geografis (SIG) untuk mena~nbah informasi yang

akan didapat.

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari aspek-aspek yang berhubungan

dengan kegiatan pengolahan citra, pemetaan dan pemanfaatan SIG, dan dapat memetakan perubahan

dengan menggunakan data penginderaan jauh dan SIG serta penutupan lahan.

Kegiatan magang ini dilaksanakan dari t a n g a l 12 April sampai dengan 12 A~wstus 1999

berten~pat di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional J1. Lapan No. 70 Pekayon Jakarta Timur.

Bahan yang digunakan adalah data Landsat-TA4 tanggal 17 Januari, IS Februari dan 22 Maret 1998

pathhow : 117160. Data lain yang digunakan adalah peta Paduserasi Tata Guna Hutan Kesepakatan

(TGHK) dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kali~nantan Timur skala 1 :

~ ~~ - . . ~ ~ ~ . ~~ .~~~~ .~~ .~ . ~~ ~ ~~. ~ .. . lur skala 1 : 100000. Sedangkan alat yang digunakan

adalah meja dijitasi (Wiritab C'oniparible Digitizer All/ 4.2-hj Cnl Corn[)) dan seperangkat komputer,

dengan dilengkapi program Aato (,'ad re/en.sc IZ,li,r air~duit..~. Arc Info ?.4.lb, dan Erdns Inmagi~le

versi 8 . 3 1

Pengolahan citra Landsat-TM dimulai dengan koreksi geometris dengan menggunakan 8

titik kontrol. Penafsiran objek lahan terbuka pada Landsat-TM mengunakan dua analisis yaitu

analisis dijital dan visual untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Data peta dikonversi ke dalam

bentuk dijital dengan cara didijitasi menggunakan me.ia digitizer dan software Atrtocad.

Pengiiltegrasian data hasil penafsiran Landsat-TM dan peta dijital dilakukan setelah semua proses

(6)

Pada teknik analisis visual, pengelompokan piksel ke dalam suatu kelas pengsunaan lahan,

dilakukan secara manual berdasarkan elemen penafsiran. Dalam melakukan analisis visual diperlukan

suatu kunci interpretasi sebagai alat standarisasi hasil interpretasi terutama jika interpretasi dilahkan

oleh orang yang berbeda. Klasifikasi data dijital herangkat dari hipotesa bahwa nilai dijital memiliki

hubungan yang erat dengan kondisi penutupan lahannya, dengan diasumsikan suatu penutupan lahan

yang sama akan memiliki nilai dijital yang relatif sama. Proses klasifikasi dijital citra dilakukan secara

ro~.srij~o.~~i.sccl, dengan jumlah kclas yang dihasilkan adalah 65 kelas. Hasil klasifikasi ini belum dapat

menentukan jenis penutupan Iahannya. Oleh karena itu, proses identifikasi atau penlberian nama l~ntuk

tiap kelas penggunaan lahan dibaritu dengan analisis visual. Analisis visual ini diperiokan karena

pengecekan kc lapangan tidak hisa langsung dilaksanakan. Pada akhir proses ini, setelah mengalami

proses penggabungan kelas yang dianggap memiliki kelas penutupan lahan yang sama, citra terbagi

menjadi 12 kelas penutupan lahan. Dari ke-12 kelas ini terdapat heberapa kelas yang bukan temlasuk

kelas penggunaan lahan yang menyebabkan perhitungan luas perubahan penutupan lahan rnenjadi

kurang akurat. Kelas yang dimaksud adalah kelas awan dan asap. Dalam penentuan luas areal

perubahan penutupan lahan, pengaruh awan dan asap terhadap luasan hams dihindarkan. Pengaruh

kelas awan, asap dan bayangannya dapat dihilangkan.

Peygunaan metode nnrlli liir~e series memungkinkan interpreter untuk menghilangkan

pengaruh penutupan awan dan bayangannya. Jika pada citra bulan Januari terdapat awan pada suatu

lokasi, sedangkan pada bulan Pebruari tidak terlihat adanya awan dan bayangan serta dapat dilihat

penutupan lahannya, misalkan hutan, maka citra bulan Januari pada lokasi yang sama, pada lahan yang

tertutup awan dan bayangannya, akan memiliki penutupan lahan yang sama dengan penutupan lahan

pada bulan Pebruari yaitu hutan. Karenanya, pengaruh awan dan bayangannya dapat dihilanskan.

Akan tetapi untuk kasus yang serupa dimana pada bulan Pebruari penutupan lahan adalah lahan

terbuka, sedang pada bulan Januari tenutup awan dan bayangannya, awan dan bayangan tidak dapat

dihilangkan. Hal ini dikarenakan pada lokasi tersebut kemungkinan masih terdapat penutupan lahan

berupa hutan atau vegetasi tersebar, atau m u n ~ k i n sudah merupakan lahan terbuka. Pada kondisi

~.. ~~ ~ ~~ . ~ ~ ~. ~~. ~ ~ ~ .. ~ ~ . . ~ ~ ~ ~ .~~~~ ~ . . ~ ~ .

seperti ini, dimana masih terdapat beberapa kemungkinan dengan peluang yang sama, pengaruh awan

dan bayangannya tidak dihilangkan. Penutupan lahan sekitar awan dan bayangannya dapat juga

dijadikan petunjuk penutupan lahan dibawah awan dan bayangannya

Untuk menghilangkan pengaruh asap, penentuan areal penutupan lahan dilakukan dengan

mendelinasi dan memperkirakan batas areal penutupan lahan pada bagian yang tertutup asap. Citra

yang digunakan adalah citra hasil klasifikasi dan analisis visual citra sehelum diklasifikasi. Pada citra

hasil klasifikasi terdapat kelas asap yang menlpengaruhi penentuan luasan perubahan lahan. /&an

tetapi, batas tiap penutupan lahan pada citra hasil klasifikasi terlihat lebih jelas. Sedangkan pada citra

sebelum klasifikasi (citra asli), penutupan asap tidak terlalu mempengaruhi penentuan kelas penutupan

(7)

Deliniasi citra dilakukan dengan menggunakan kombinasi citra hasil klasitikasi dan citra

sebelum klasifikasi untuk saling menutupi kekurangan masing-masing. Kelas penutupan lahan akhir

yang dihasilkan untuk menentukan perubahan lahan terbagi menjadi 9 kelas.

Perubahan penutupan lahan yang dimaksud adalah perubahan dari kelas penutupan lahan

butan, vegetasi tidak rapat dan tersebar, dan latian terbuka bervegetasi tersebar terbakar menjadi lalian

terbuka berdasarkan data n~ulti 1i11re series.

Hasil deliniasi ini disimpan dalam format data anotasi. Untuk mendapatkan luasan dari

areal penibahan penatupan lahan, format data hasii deliniasi dikonversi menjadi f6rniat data raster.

Luasan perubaliaii penutupali lalian dapat diiihat pada data atribut. Ketiga data yang telali dideliniasi,

dilakukan analisis perubahan deiigan mengoverlay ketiga citra sehingga dapat terliliat perubahan

penutupan Lahan.

Pe~igintegrasian data inderaja dengan SIG bertujuan agar data yang dihasilkan menjadi lebili

informatif Hasii pengolahan citra baik visual maupun dijital ditransformasikan kedalam peta dijital

yang telah ada. Tambahan informasi berupa jenis penggunaan lahan berdasarkan peta paduserasi

TGHK dan RTR\VP Kalimantan Timur dan xvilayah administrasi lokasi yang diteliti.

Pemetaan hasil pengolahan dilakukan dengan mengoverlay citra dengan peta dijital yang

dihasilkan. Langkah selanjutnya adalah pemberian koordinat kartografis dan anotasi lainnya sepeni

arah utara peta dan legenda.

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa lokasi perubahan lebih banyak terjadi pada areal

budidaya non keliutanan dengan asumsi baliwa perubahan terjadi akibat proses konversi lahan. Ini

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi peta perubahan bentuk penutupan lahan dilakukan dengan menggunakan Extention Change Detection Arc View Gis 3,3 pada citra Landsat ETM tahun 2002, 2006 dan 2009

Hasil interpretasi citra dengan metode analisis visual, terdapat 6 kelas penutupan lahan yang teridentifikasi di kawasan hutan BKPH Sadang KPH Purwakarta yaitu

Hasil identifikasi tutupan lahan klasifikasi secara visual pada penelitian ini diperoleh 12 kelas tutupan lahan yaitu awan, bayangan awan, badan air, lahan terbangun,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan penutupan lahan dan distribusi suhu permukaan dan hubungan antara keduanya di Kota Bogor dari tahun 1997 dan

Faktor utama yang mempengaruhi perubahan penutupan lahan yang te rjadi di Kota Tangerang antara tahun 1997-2006 y a k meningkatnya jumlah penduduk.. Dengan begitu perlu

Penutupan/penggunaan lahan kebun campuran tahun 1989 menjadi penutupan/penggunaan lahan yang sama pada tahun 2007 memiliki luasan 4.090 ha dengan jumlah karbon organik

Identifikasi peta perubahan bentuk penutupan lahan dilakukan dengan menggunakan Extention Change Detection Arc View Gis 3,3 pada citra Landsat ETM tahun 2002, 2006 dan 2009

Pada periode tahun 2003 sampai dengan 2009 (6 tahun) telah tejadi perubahan luas penutupan lahan di Hutan SM Dolok Surungan yaitu penurunan jumlah luas hutan