BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Origami
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. origami merupakan suatu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula sejak kertas diperkenalkan pada abad pertama di zaman tiongkok kuno pada tahun 105 masehi oleh Ts‟ai lun. Origami atau melipat kertas adalah aktivitas seni yang mudah dibuat dan menyenangkan, origami juga sangat fungsional untuk anak. Seni ini memiliki fungsi melatih motorik halus dalam masa perkembangan, hal tersebut juga dapat merangsang tumbuhnya motivasi, kreativitas juga ketekunan pada pelaku pelipat kertas itu sendiri. Oleh karena itu seni tersebut cocok untuk diterapkan pada pendidikan dasar. (online, 12 Desember 2011).
3.2 Augmented Reality
Augmented reality (AR) atau dalam bahasa indonesia
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata. Ada tiga prinsip dari augmented reality. Yang pertama yaitu AR merupakan penggabungan dunia nyata dan virtual, yang kedua berjalan secara interaktif dalam waktu nyata (real-time), dan yang ketiga terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata (Azuma, 1997). Secara sederhana AR bisa didefinisikan sebagai lingkungan nyata yang ditambahkan obyek virtual. Penggabungan obyek nyata dan virtual dimungkinkan dengan teknologi display yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu. AR merupakan variasi dari Virtual Environments (VE), atau yang lebih dikenal dengan istilah Virtual Reality (VR). Teknologi VR membuat pengguna tergabung dalam sebuah lingkungan virtual secara keseluruhan. Ketika tergabung dalam AR memungkinkan pengguna untuk melihat lingkungan nyata, dengan obyek virtual yang ditambahkan atau tergabung dengan lingkungan nyata. Tidak seperti VR yang sepenuhnya menggantikan lingkungan nyata, AR sekedar menambahkan atau melengkapi lingkungan nyata.
tentang obyek dan lingkungan disekitar kita dapat ditambahkan kedalam sistem AR yang kemudian informasi tersebut ditampilkan diatas layer dunia nyata secara real-time seolah-olah informasi tersebut adalah nyata.
3.3 Autodesk 3ds Max
Pembuatan modeling 3 dimensi serta animasi yang mendekati keadaan sebenarnya atau yang sering disebut prototype sangat dimungkinkan dengan bantuan software design graphic. Perkembangannya pada saat ini sangatlah
pesat. 3d Studio Max merupakan salah satu software yang ada untuk membantu para designer pemodelan 3 dimensi dalam membuat karyanya dengan ide dan imajinasinya kedalam bentuk visual. Karena perancangan situs-situs web, advertising, broadcasting, film, pendidikan, game, dan entertainment pada saat ini sering mengikut sertakan animasi dinamis. 3d Studio Max adalah sebuah perangkat lunak grafik vektor 3 dimensi dan animasi (http://www.autodesk.com/products/3ds-max/overview).
Perangkat lunak ini dikembangkan dari pendahulunya 3d Studio for DOS, tetapi untuk platform Win32. Kinetix kemudian bergabung dengan akuisisi terakhir Autodesk, Discreet Logic.
3.4 Unity
Unity adalah tool untuk membuat 3d video game atau
bermacam-macam, mulai dari Javascript, C# dan Boo. Pada unity, tidak bisa melakukan desain atau modelling, dikarenakan unity bukan tool untuk mendesain. Jadi untuk mendesain,
memerlukan 3d editor lain seperti 3D Max atau Blender, kemudian export menjadi ekstensi .fbx atau langsung format file blend. Unity lebih sederhana dan powerfull daripada game engine lainnya dengan berbagai asset yang dimiliki. Ada dua lisensi utama: Unity dan Unity Pro, pada versi unity Pro merupakan versi berbayar dan versi non pro merupakan versi gratis. Pada versi unity pro terdapat fitur tambahan, seperti membuat tekstur dan penambahan efek. Versi gratis, menampilkan splash screen (dalam permainan mandiri) dan watermark (dalam game web).
Baik unity maupun unity pro termasuk dalam lingkungan pengembangan, tutorial, sample project dan konten, dukungan dengan forum, wiki, dan update dalam versi yang sama.
3.5 Bahasa Pemrograman C#
berjalan, dan bahasa ini sangat bergantung pada kerangka tersebut sebab ia secara spesifik didisain untuk mengambil manfaat dari fitur-fitur yang tersedia pada CLR.
3.6 Marker
Marker digunakan sebagai pola yang dibuat dalam bentuk gambar yang akan dikenali oleh kamera. Pola marker dapat dibuat dengan menggunakan photoshop ataupun software lainnya. Untuk marker standar yang sering digunakan, pola yang dikenali adalah pola marker berbentuk segi panjang dengan kotak-kotak hitam didalamnya.
Ada 2 buah metode Augmented Reality, yaitu : A. Augmented Reality dengan marker
Merupakan metode Augmented Reality yang membutuhkan sebuah marker (kertas dengan lambang/simbol khusus) yang akan diproses dan dikenali oleh sistem sebagai alas/permukaan yang akan memproyeksikan objek virtual hasil Augmented Reality di atas permukaan marker tersebut.
B. Markerless Augmented Reality
Gambar 3.1 Pengenalan Marker Pesawat OAR
3.7 Arsitektur Vuforia
Vuforia SDK memerlukan beberapa komponen penting agar dapat bekerja dengan baik. Komponen-komponen tersebut antara lain :
a. Kamera
Kamera dibutuhkan untuk memastikan bahwa setiap frame ditangkap dan diteruskan secara efisien ke tracker. Para pengembang hanya tinggal memberitahu kamera kapan mereka mulai menangkap dan berhenti.
b. Image Converter
Mengkonversi format kamera (misalnya YUV12) kedalam format yang dapat dideteksi oleh OpenGL (misalnya RGB565) dan untuk tracking misalnya luminance).
c. Tracker
video kamera. Berdasarkan gambar dari kamera, algoritma yang berbeda bertugas untuk mendeteksi trackable baru, dan mengevaluasi virtual button. Hasilnya akan disimpan dalam state object yang akan digunakan oleh video background renderer dan dapat diakses dari application code.
d. Video Background Renderer
Merender gambar dari kamera yang tersimpan di dalam state object. Performa dari video background renderer sangat tergantung pada handphone yang digunakan.
e. Application Code
Menginisialisasi semua komponen di atas dan melakukan tiga tahapan penting dalam application code seperti:
1. Query state object pada target baru yang terdeteksi atau marker
2. Update logika aplikasi setiap input baru dimasukkan
3. Render grafis yang ditambahkan (augmented) f. Target Resource
Gambar 3.2 Diagram Aliran Data Vuforia
3.8 Android
Menurut situs resmi android
(http://www.android.com) dan (Lessard et al, 2010)
seluler. Di lain pihak, Google merilis kode-kode Android di bawah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler. Terdapat beberapa versi pada sistem opersai Android, mulai dari versi 1.5 (CupCake), versi 1.6 (Donut), versi 2.1 (Eclair), versi 2.2 (Froyo), versi 2.3 (GingerBread), versi 3.0 (HoneyComb), versi 4.0 (Ice Cream Sandwich), versi 4.3 (Jelly Bean), versi 4.4 (KitKat), hingga versi yang terbaru yaitu versi 5.0 (Lollipop).
3.9 Android Development Tools (ADT)
Menurut (Nazarudin, 2011) Android Development Tools (ADT) merupakan plug-in Eclipse IDE yang dirancang untuk memberi kemudahan dalam membuat aplikasi Android. ADT memperluas kemampuan Eclipse untuk memberi kemudahan kepada seseorang agar membuat project Android, membuat aplikasi UI, menambahkan komponen berdasarkan Android Framework API, dan debug aplikasi menggunakan Android SDK. Mengembangkan Eclipse dengan ADT sangat dianjurkan dan merupakan cara tercepat untuk memulai pembuatan aplikasi pada sistem operasi Android. Dengan setup project yang telah disediakan, dan integrasi peralatan, custom XML editor, dan debug panel output. ADT memberikan dorongan luar biasa untuk mengembangkan aplikasi Android. Dengan setup project yang telah disediakan, serta integerasi peralatan, custom XML editor, dan debug panel output.
3.10 Android SDK
mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman Java. Android SDK menyediakan tools dan API untuk pengembangan platform aplikasi android dengan menggunakan bahasa pemograman java (Mulyadi, 2010).
(Bhawiyuga, 2011) Untuk membangun atau membuat
aplikasi berbasis Android, terdapat dua cara. Pertama, kita harus memiliki perangkat telepon seluler yang berbasis Android langsung. Kedua, menggunakan emulator yang sudah disediakan oleh Google. Sebelum memulai membangun aplikasi berbasis Android, diperlukan beberapa perangkat, antara lain :
1. The Eclipse IDE.
2. Sun’s Java Development Kit (JDK).
3. The Android Software Developer’s Kit (SDK).
4. The Android Developer Tool (ADT). 5. Plug-in Eclipse.