FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN
TAHUN 2012
SKRIPSI
OLEH :
NIM : 081000019 MEGAWATI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN
TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
NIM : 081000019 MEGAWATI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012
Nama Mahasiswa : Megawati Nomor Induk Mahasiswa : 081000019
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan : Kesehatan Lingkungan Tanggal Lulus : 27 Agustus 2013
Disahkan Oleh Komisi Pembimbing
Pembimbing I PembimbingII
(DR.dr.Wirsal Hasan,MPH) (
NIP. 19491119 1987 1 001 NIP. 195804041987021001 dr. Surya Dharma, MPH)
Medan, 26 September 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRAK
Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus dilindungi dari pencemaran terutama untuk minum. Es merupakan jenis minuman jajanan yang digemari masyarakat Es batu merupakan air yang dibekukan, yang didinginkan di bawah 0 °C. Es batu digunakan sebagai pelengkap minuman atau sebagai bahan tambahan minuman. Es batu ada beberapa jenis salah satunya es batu balok dan es batu Kristal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berbuhungan dengan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar Sentral Kota Medan.
Penelitian ini bersifat Analitik. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan sampel 48 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik systematic random sampling.
Dari penelitian ini diketahui bahwa persentase tingkat pendidikan responden SD 4,2%, SMP 12,5%, SMA 75,0%, PT 8,3%. Responden yang menggunakan es batu Kristal 60,4% dan es batu balok 39,6%. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 81,3%, responden yang memiliki sikap dengan kategori baik sebesar 52,1%, responden yang memiliki tindakan baik sebesar 75,0%. Ada hubungan pendidikan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,076 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan pengetahuan dengan es batu yang digunakan α (0,001< 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan sikap dengan jenis es batu yang digunakan α (0,004 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan tindakan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,001 < 0,1) berarti Ho ditolak.
Diharapkan para pedagang minuman yang masih menggunakan es batu balok agar tidak menggunakan es batu balok lagi.
ABSTRACT
Water highly an important role in influencing human health, because it can be a medium of transmission of various diseases. therefore water is used to meet the needs of daily that must be protected from pollution especially it for drinking. Ice is kind of snacks were popular community drink Ice cubes were frozen water, which is cooled below 0 ° C. Ice cubes were used as a complement or an additive beverage drinks. There were several types of ice cubes one ice block and ice crystals.
The purpose of this study was to determine the factors relate with beverage vendors in selecting the type of ice cubes in the central market of Medan.
This research is Analytical . Population in this study were 94 people with 48 samples. Sample were taken by using systematic random sampling.
Of this research note that the percentage of respondents elementary education level by 4.2%, 12.5% junior high, high school 75.0%, 8.3% PT. Respondents using the ice crystals were 60.4% and 39.6% ice beam. Respondents who had a good knowledge of 81.3%, of respondents who had a good attitude to the category of 52.1%, of respondents who had a good measure of 75.0%. There is a relation between education and type of ice that used α (0.076 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship of knowledge with ice cubes used α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship with the kind of attitude that used ice cubes α (0.004 <0.1) means that Ho is rejected, no relation to the type of action used ice cubes α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected.
Traders expected the drinks were still using ice blocks that do not use ice beam again.
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan judul “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN
DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan dari
berbagAi pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada
1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
2. Ir. Evi Naria, MKes selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. DR.dr.Wirsal Hasan, MPH selaku Dosen Pembimbing I (satu) yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan kepada penulis sampai skripsi ini dapat diselesaikan.
4. dr. Surya Dharma, MPH selaku pembimbing II (dua) yang telah banyak membantu dan
meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ir. Erna Mutiara,Mkes, selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang telah banyak
6. Pegawai Perpustakaan FKM ( Ibu Lili, Kak Juli, Kak Koto dan Fadil “pegawai
dadakan”), banyak kesan mengenal kalian. terima kasih atas segala bantuan dan motivasi
di berikan.
7. Terkhusus kepada papa dan mama ku tersayang, orang yang selalu membangkitkan
semangat dan inspirasiku. terimaksih atas doa, kasih sayang, serta dukungan moril
maupun materil yang telah papa mama berikan setiap saat.
8. Kakak – kakak ku dan adikku terimakasih atas dukungan dan doanya.
9. Seluruh sahabat dan pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan banyak bantuan, dorongan dan motivasi bagi penulis sampai akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sehinggga
membutuhkan banyak masukan dan kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
dalam memperkaya materi skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat menjadi sumbangan berguna bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Medan, 28 Agustus 2013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Megawati
Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 10 Maret 1990
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Anak ke : 4 dari 5 bersaudara
Alamat Rumah : Jl. Nuri 13 no.115 Perumnas Mandala Medan
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 145611 Bangun Purba, Mandailing Natal : 1996 - 2002
2. SMP Swasta YPI Nurul Ilmi Padang Sidempuan : 2002 - 2005
3. SMA Swasta YPI Nurul Ilmi Padang Sidempuan : 2005 - 2008
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU : 2008 - 2012
Riwayat Organisasi
1. Panitia Hari Besar Islam (PHBI) FKM USU : 2008 – 2009
DAFTAR ISI
2.7. Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. ... 24
3.4. Metode Pengumpulan Data. ... 30
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional. ... 30
3.5.1. Variabel Independen. ... 30
3.5.2. Variabel Dependen... 31
3.6. Metode Pengukuran ... 31
3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) ... 31
3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) ... 33
3.7. Teknik Analisa Data. ... 33
5.2.Faktor yang mempengaruhi pedagang ... 50
5.2.1 Faktor Pendidikan ... 50
5.2.2 Faktor Pengetahuan ... 50
5.2.3 Faktor Sikap ……… 52
BAB VI KESIMPILAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan ... 54
6.2.Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.: Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pedagang Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012… 35 Tabel 4.2.: Distribusi Responden Berdasarkan jenis es btau Pedagang Minuman yang
Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional SentralKota Medan Tahun 2012…..35 Tabel 4.3.: Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pedagang Minuman yang
Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012….36 Tabel 4.4.: Kategori Pengetahuan Responden tentang Pedagang Minuman yang
Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012….39 Tabel 4.5.: Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pedagang Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012……….40 Tabel 4.6.: Kategori Sikap Responden tentang Pedagang Minuman yang Menggunakan Es
Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012 ……….41 Tabel 4.7.: Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Tindakan tentang Pedagang
Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012………..………..….42 Tabel 4.8.: Kategori Tindakan Responden tentang Pedagang Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012……….35 Tabel 4.9.: Pengaruh Pendidikan terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di Pasar Tradisional Sentarl Kota Medan Tahun 2012………..44 Tabel 4.10.: Pengaruh Pengetahuan terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang
Minuman Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2012………..………..45
Tabel 4.11.: Pengaruh sikap terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2012………...46 Tabel 4.12.: Pengaruh Tindakan terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
ABSTRAK
Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus dilindungi dari pencemaran terutama untuk minum. Es merupakan jenis minuman jajanan yang digemari masyarakat Es batu merupakan air yang dibekukan, yang didinginkan di bawah 0 °C. Es batu digunakan sebagai pelengkap minuman atau sebagai bahan tambahan minuman. Es batu ada beberapa jenis salah satunya es batu balok dan es batu Kristal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berbuhungan dengan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar Sentral Kota Medan.
Penelitian ini bersifat Analitik. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan sampel 48 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik systematic random sampling.
Dari penelitian ini diketahui bahwa persentase tingkat pendidikan responden SD 4,2%, SMP 12,5%, SMA 75,0%, PT 8,3%. Responden yang menggunakan es batu Kristal 60,4% dan es batu balok 39,6%. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 81,3%, responden yang memiliki sikap dengan kategori baik sebesar 52,1%, responden yang memiliki tindakan baik sebesar 75,0%. Ada hubungan pendidikan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,076 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan pengetahuan dengan es batu yang digunakan α (0,001< 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan sikap dengan jenis es batu yang digunakan α (0,004 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan tindakan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,001 < 0,1) berarti Ho ditolak.
Diharapkan para pedagang minuman yang masih menggunakan es batu balok agar tidak menggunakan es batu balok lagi.
ABSTRACT
Water highly an important role in influencing human health, because it can be a medium of transmission of various diseases. therefore water is used to meet the needs of daily that must be protected from pollution especially it for drinking. Ice is kind of snacks were popular community drink Ice cubes were frozen water, which is cooled below 0 ° C. Ice cubes were used as a complement or an additive beverage drinks. There were several types of ice cubes one ice block and ice crystals.
The purpose of this study was to determine the factors relate with beverage vendors in selecting the type of ice cubes in the central market of Medan.
This research is Analytical . Population in this study were 94 people with 48 samples. Sample were taken by using systematic random sampling.
Of this research note that the percentage of respondents elementary education level by 4.2%, 12.5% junior high, high school 75.0%, 8.3% PT. Respondents using the ice crystals were 60.4% and 39.6% ice beam. Respondents who had a good knowledge of 81.3%, of respondents who had a good attitude to the category of 52.1%, of respondents who had a good measure of 75.0%. There is a relation between education and type of ice that used α (0.076 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship of knowledge with ice cubes used α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship with the kind of attitude that used ice cubes α (0.004 <0.1) means that Ho is rejected, no relation to the type of action used ice cubes α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected.
Traders expected the drinks were still using ice blocks that do not use ice beam again.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (1992), sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik , mental, sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sedangkan
menurut Undang - Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan ,
kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik , mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan,
pada pasal 1 menyebutkan Hygiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mugkin menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. Penanganan makanan jajanan adalah kegiatan yang meliputi pengadaan,
penerimaan bahan makanan, pencucian, peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, pewadahan,
penyimpanan, pengangkutan, penyajian makanan atau minuman.
Menurut Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa Masalah kesehatan merupakan suatu
masalah yang sangat komplek yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar
kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat tidak hanya
dilihat dari segi kesehatannya sendiri tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah sehat-sakit atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun masyarakat untuk hal ini Hendrik L. Blum
menggambarkan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan,
Menurut Depkes RI, 2009 upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam
segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi
media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari harus terhindar dari pencemaran dan khususnya untuk
penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan R.I Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas
air.
Es batu merupakan air yang dibekukan, yang didinginkan di bawah 0 °C. Es batu
digunakan sebagai pelengkap minuman atau sebagai bahan tambahan minuman. Studi di
beberapa negara menunjukkan bahwa es batu yang digunakan dalam makanan dan minuman
yang dibuat pabrik es mengandung Escherichia coli,dan baktericoliform. Kehadiran
kuman-kuman tersebut disebabkan rendahnya kualitas sumber air atau kurangnya higiene dalam
pembuatan dan pengelolaan (Anonim, 2005). Salah satu contoh es dari delapan China Buffet
(rumah makan prasmanan) mengandung positif bakteri E. coli yang merupakan bakteri coliform
spesifik penyebab penyakit gastrointestinal (Segall, 2008). dianapolis Weather (WTHR)
mengumpulkan sampel es dari 25 bar dan restoran terkenal, kemudian menganalisisnya di
sampel es mengandung bakteri coliform (Segall, 2008). Sebanyak 87,2% air yang digunakan
untuk memproduksi es positif terkontaminasi E.coli dalam kadar yang jauh melebihi ambang
batas yang diperkenankan, sedangkan produksi es yang terkontaminasi mencapai 46,4%
(Taniawati, 2001). Tes laboratorium mikrobiologi oleh badan POM dengan es balok yang
dicairkan juga dilakukan di Jakarta. Publikasi di media elektronik melaporkan adanya
pencemaran bakteri E .coli dalam es batu yang diproduksi dan dijual.
Minuman merupakan air yang dapat langsung diminum. Agar minuman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya maka perlu diperhatikan kualitas minuman melalui ketersediaan zat-zat
gizi yang terkandung didalamnya dan bebas dari cemaran mikroba. Minuman yang
terkontaminasi oleh mikroorganisme akan mengakibatkan gangguan kesehatan karena
mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan timbulnya suatu
penyakit (Mulia, 2005).
Hygiene sanitasi minuman yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan
minuman terkontaminasi. Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat
kesehatan maka perlu diadakan pengawasan terhadap hygiene sanitasi makanan dan minuman
yang diutamakan pada usaha yang bersifat umum seperti restoran, rumah makan, ataupun
pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan media yang potensial
dalam penyebaran penyakit (Depkes RI, 2004).
Minuman dan makanan jajanan merupakan minuman dan makanan yang diolah oleh
pengrajin minuman dan makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai minuman dan
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan oleh jasa boga, rumah makan
Makanan dan minuman jajanan ini masih mengandung resiko yang cukup potensial
menyebabkan terjadinya penyakit atau ganguan kesehatan. Oleh karena itu, makanan dan
minuman jajanan yang kita konsumsi haruslah terjaga kebersihannya.
Salah satu jenis minuman jajanan yang beredar di masyarakat adalah berbagai jenis es
yang memakai es batu. Es merupakan jenis minuman jajanan yang digemari masyarakat. Harga
yang relatif murah dan keberadaannya yang mudah dijangkau membuat banyak orang tertarik
untuk mengkonsumsinya, apalagi pada saat cuaca panas.
Umumnya pedagang es menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan raya, pasar
tradisional dan sekolah-sekolah. Tempat penjualan yang tidak terkoordinir dan tidak menetap
menyebabkan dagangan yang dijual tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi yang demikian
memungkinkan es dapat tercemar. Pencemaran juga dapat terjadi pada semua tahap proses
produksi yang dilalui baik pada proses pengolahan hingga penyajian ke tangan konsumen.
Sejauh ini, hampir semua kalangan hanya menyoroti masalah minuman-minuman yang
mengandung alkohol, suplemen berbahaya, zat warna, serta unsur-unsur lain yang
membahayakan tubuh saja. Dan melupakan bahaya bahan minuman serta bahan pendingin
minuman yang kelihatannya putih bersih dan menyegarkan. yang biasa di campurkan dalam
minuman-minuman, hampir dapat dipastikan penyegar minuman ini selalu disediakan di warung
pinggir jalan sampai di restoran siap saji. Penyegar minuman yang putih bersih ini adalah es
batu. Apakah kita pernah berfikir, bagaimana dan air apa es batu itu di produksi oleh pabriknya.
Dan apa bahaya yang ditimbulkan bila kita campurkan ke minuman lalu kita minum.
Melalui survei pendahuluan es batu balok yang beredar di pasar-pasar tradisional kota
medan berasal dari Pabrik es batu balok yang berada di Pelabuhan Belawan. Dalam proses
batu balok berada di dekat laut lalu disaring dan dijernihkan kemudian dibekukan dalam bentuk
cetakan balok. Jelas bahwa es batu balok tidak layak dikonsumsi karena tidak memenuhi syarat
kualitas air minum. Es batu balok diperuntukan hanya untuk pengawetan hasil tangkapan
nelayan dan pendingin dalam makanan atau minuman dalam kemasan tetapi faktanya sekarang
es batu balok dikonsumsi sebagai es batu dalam minuman. Air yang tidak dimasak atau air
mentah mudah tercemar oleh berbagai macam mikroorganisme seperti Bakteri Escherichia coli.
Bakteri merupakan salah satu zat pencemar yang berpotensi dalam kerusakan makanan
dan minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan berkembang biak lebih
dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi 2.000.000 sel,
kemudian dalam 12 jam sudah menjadi 1.000.000.000 sel. Karena pertumbuhannya yang sangat
cepat, maka kemungkinan untuk menjadi penyebab penyakit besar sekali. Bakteri Escherichia
coli yang terdapat pada makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia dapat
menyebabkan penyakit seperti tifoid, kolera, disentri, gastroenteritis, diare dan berbagai penyakit
saluran pencernaan lain (Nurwantoro, 1997). Namun bakteri ini secara relatif mudah dibunuh
dengan pemanasan yaitu akan mati pada suhu 60ºC selama 30 menit (Depkes RI, 1991).
Berdasarkan penelitian Rajagukguk (2008) diketahui bahwa kandungan E. coli dalam
dalam es batu di pasar Kota Medan tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologis air
minum. Sebab dari 10 sampel yang diuji, hanya satu sampel yang tidak mengandung E. coli
dalam es batu. Dari penelitian lain yang dilakukan Misbah (2008) pada minuman jagung
mendapatkan 3 sampel (30%) tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung E. coli.
Menurut Bastian (2003) menemukan minuman jajanan yaitu es cendol dan sirup yang
dijual di pasar pagi kota Bireuen (Aceh Utara) positif terkontaminasi Salmonella sp. Berdasarkan
Sub Direktorat Surveilans Departemen Kesehatan tahun 1990-1994 melaporkan demam
tifoid rata-rata 395 kasus per 10.000 penduduk sedangkan dari rumah sakit dan pusat kesehatan,
data penyakit demam tifoid juga meningkat dari 92 kasus pada tahun 1994 menjadi 125 kasus
pada tahun 1996 per 100.000 penduduk. Angka kematian demam tifoid di beberapa daerah
adalah 2-5%. Untuk itu diagnosis dini demam tifoid perlu segera ditegakkan (Muliawan et al,
1999).
Menurut survei pendahuluan yang dilakukan bahwa masih banyak pedagang minuman
yang menggunakan es batu balok, padahal jelas bahwa es batu balok tidak layak untuk
dikonsumsi. Sehingga timbul pertanyaan faktor apa saja yang berhubungan dengan pedagang
minuman dalam memilih es batu.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti ingin mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan pedagang minuman dalam memilih es batu di pasar tradisional sentral kota
medan tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pedagang minuman dalam
memilih jenis es batu di pasar tradisional sentral kota medan tahun 2012.
1.3.2 Tujuan khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pedagang minuman berdasarkan tingkat
2. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pengetahuan pedagang minuman
dalam memilih jenis es batu.
3. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan sikap pedagang minuman dalam
memilih jenis es batu.
4. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tindakan pedagang minuman
dalam memilih jenis es batu.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi instansi terkait untuk peningkatan pengawasan
terhadap kesehatan makanan dan minuman yang dijual pedagang.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang keamanan dalam memilih es batu dalam
minuman es.
3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air
2.1.1 Pengertian Air
Air secara kimiawi yang mempunyai formula (H2O) yang merupakan gabungan dua
atom hidrogen dengan 1 atom oksigen. Air dapat ditemukan dalam fase padat, cair, dan gas. Pada
tekanan atmosfer (76 cm - Hg) air menjadi padat bila didinginkan sampai OoC dan mendidih
pada 100oC. Dalam keadaan murni air bersifat netral. Air dapat melarutkan berbagai zat. Air itu
sendiri terpecah menjadi unsur – unsur hidrogen dan oksigen pada suhu 2500oC. ahli kebersihan
melihat dari sudut lain dia hanya mempunyai perhatian dari bentuk cair dari air. Cairan itu harus
diangkut dari sumbernya ketempat yang memerlukannya seperti kerumah, kantor, pabrik dan
tempat- tempat lain yang memerlukan air. Air harus bebas dari dari berbagai macam bakteri yang
berbahaya, air harus tidak berwarna, relatif tidak berbau dan cukup lunak atau bebas dari garam
– garam mineral (Pandia Setiaty dkk, 1995).
2.1.2 Kegunaan Air
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yakni manusia,
hewan serta tumbuh – tumbuhan. Manfaat air bermacam – macam misalnya untuk minum, untuk
pembawa zat makanan pada tumbuhan, zat pelarut, pembersih dan sebagainya. Oleh karena itu
penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan
hidupnya dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Air yang
bersih mutlak diperlukan, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan
penyakit, terutama penyakit – penyakit pada pencernaan (Pandia Setiaty dkk, 1995).
Peningkatan kualitas air minum dengan proses pengolahan terhadap air yang akan
dari air permukaan. Proses pengolahan yang dimaksud dapat dimulai dari yang sangat sederhana
sampai yang rumit dan lengkap, sesuai dengan tingkat pencemaran air tersebut dan
pemanfaatannya. Semakin tercemar air tersebut maka akan semakin rumit pula tingkat
pengolahan yang dibutuhkan yang berarti akan semakin banyak pula teknik yang diperlukan
untuk mengolah air tersebut. Maka proses pengolahan air menjadi pertimbangan yang utama
untuk menentukan apakah sumber tersebut dapat dipakai sebagai sumber persediaan air atau
tidak bagi kebutuhan tertentu (Pandia Setiaty dkk, 1995).
Peningkatan kualitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas air. Semakin maju
tingkat kehidupan masyarakat maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air masyarakat
tersebut. Menurut WHO, jumlah air yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai syarat kesehatan
adalah 84,4 liter perhari. Kebutuhan air tersebut cukup untuk memenuhi keperluan kesehatan,
minum, memasak dan mencuci.
2.2 Air Minum
2.2.1 Pengertian Air Minum
Menurut Depkes RI, 2002. Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Bagi
manusia, air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Seperti telah diuraikan terdahulu,
manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, produksi pangan, papan
dan sandang. Mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia pada
saat manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air minum / bersih bagi
masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air.
Di Indonesia penyediaan air bersih telah mulai diperbaiki sejak pelita I perbaikan ini
dimulai dengan liputan. Indonesia memulainya dengan melakukan rehabilitasi fasilitas yang ada,
(PAB) dikelola oleh dua Departemen utama, yakni Departemen pekerjaan umum untuk
masyarakat perkotaan dan Departemen Kesehatan untuk masyarakat daerah pedesaan. Namun,
sejak pelita ke V semua urusan konstruksi dan teknis PAB menjadi tanggung jawab Departemen
pekerjaan umum, sedangkan Departemen kesehatan meningkatkan kualitas manusia pemanfaat
PAB. Laporan resmi pada akhir Pelita IV tentang liputan masyarakat dengan PAB menyebutkan
bahwa liputan PAB diperkotaan mencapai 65% dan dipedesaan mencapai 30% . karena
penduduk pedesaan merupakan 70% dari seluruh penduduk Indonesia, maka liputan PAB
diseluruh Indonesia hanya mencakup 44% saja. Sedangkan liputan untuk sanitasi adalah 31%
diperkotaan dan 25% dipedesaan, sehingga liputan sanitasi untuk seluruh Indonesia adalah
26,8%. Evaluasi dampak kesehatan dari usaha disektor ini selama kurun waktu 1969 – 1990
menunjukkan bahwa liputan PAB dan Sanitasi (PAB&S) terus naik, akan tetapi insiden penyakit
bawaan air juga naik (Juli Soemirat Slamet,1994).
Penyediaan air bersih, selain kuantitasnya, kualitasnya pun harus memenuhi standar yang
berlaku. Untuk ini perusahaan air minum, selalu memeriksa kualitas airnya sebelum
didistribusikan pada konsumen, karena air baku belum tentu memenuhi standard, maka sering
kali dilakukan pengelolahan air untuk memenuhi standard air minum. Tergantung kualitas air
bakunya, pengelolahan air minum dapat sangat sederhana sampai sangat kompleks. Apabila air
bakunya baik, maka mungkin tidak diperlukan pengelohan sama sekali. Apabila hanya ada
kontaminasi kuman maka desinfeksi saja sudah cukup. Dan apabila air baku semakin jelek
kualitasnya maka pengelohan harus lengkap, yakni melalui proses koagulasi, sedimentasi,
filtrasi, dan desinfeksi. Ataupun mungkin diperlukan suatu pra pengolahan seperti pra-khlorinasi,
.2.2 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak bewarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Air minumpun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan segala makhluk yang
membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi
tubuh dan dapat merugikan secara ekonomis. Air minum seharusnya tidak korosif, tidak
meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakikatnya, tujuan ini dibuat
untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air (water-borne diseases).
Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum yaitu suatu peraturan yang
memberi petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada
didalam air minum agar tujuan PAB dapat tercapai. Standar sedemikan akan berlainan dari
Negara ke Negara, tergantung pada keadaan sosio-kulturar termasuk kemajuan teknologi suatu
Negara. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, perlu didapatkan cara-cara pengelolahan
air yang relative murah (teknologi tepat guna), sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat
dapat dikatakan baik atau memenuhi standar internasional tetapi terjangkau oleh masyarakatnya.
Hal ini penting karena syarat air minum ini merupakan salah satu syarat dasar untuk dapat
menarik wisatawan dari mancanegara. Akan tetapi dari manapun asalnya suatu standar
parameternya selalu dibagi kedalam beberapa bagian antara lain :Parameter fisik, parameter
kimia, parameter biologis dan parameter radiologis (Juli Soemirat Slamet, 1994).
2.2.3 Standar Air Minum
Di Indonesia standar air minum yang berlaku dibuat pada tahun 1975 yang kemudian
diperbaiki pada tahun 1990. Menurut berbagai pihak yang berwenang masih banyak penyediaan
air minum yang tidak dapat memenuhi standar tersebut, baik karena keterbatasan pengetahuan,
bawaan air di Indonesia masih terdapat banyak dan tergolong salah satu dari sepeluh penyakit
utama. Penyakit bawaan air ini tidak saja disebabkan oleh air minum yang tidak memenuhi
standar tetapi dipengaruhi pula oleh berbagai faktor sebagai berikut :
1. Air buangan yang lebih berbahaya tetapi tidak dikelola, sehingga meskipun air memenuhi
standard tetapi penyakit bawaan air masih akan tetap banyak.
2. Air minum yang bersih sering kali perlu ditampung dirumah ataupun diangkut dari kran
umum kerumah. Maka apabila wadah air ini tidak bersih atau mudah terkontaminasi, maka air
yang telah aman atau sehat akan menjadi berbahaya kembali.
Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum, yaitu peraturan tentang berbagai
parameter yang diperbolehkan dalam air minum. Standar kualitas air minum biasanya berbeda
pada setiap Negara, tergantung pada keadaaan sosial kultural termasuk kemajuan teknologi suatu
Negara. Kualitas air yang digunakan sebagai sumber air minum sebaiknya memenuhi
persyaratan baik secar fisik, kimia dan biologis sesuai dengan standar mutu air minum menurut
Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air minum.
1. Secara Fisik
Kualitas air yang baik secara fisik adalah sebagai berikut :
a. Tidak bewarna : Sumber air minum harus jernih, air yang bewarna berarti mengandung
bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Kadar warna yang diperbolekan adalah
tidak lebih dari 15 TCU.
b. Temperaturnya normal
Air yang baik seharusnya memiliki temperatus yang sama dengan udara yaitu sekitar 20
tertentu atau memungkinkan terjadinya proses yang menghasilkan atupun menyerap
energi dalam air. Suhu yang diperbolehkan adalah lebih kurang 3oC dari suhu udara.
c. Rasanya tawar
Rasa asam, pahit, manis maupun asin didalam air menggambarkan bahwa kualitas air
tersebut tidak baik. Rasa asin biasanya saja disebabkan oleh garam-garaman dan rasa
asam biasanya disebabkan oleh adanya asam organik dan asam anorganik.
d. Tidak berbau
Air yang baik tidak berbau apapun, air yang berbau busuk mengindikasikan bahwa air
tersebut mengandung bahan organik yang sedang diuraikan oleh mikro organisme.
e. Jernih atau tidak keruh
Air yang baik tidak mengandung partikel-partikel koloid yang menyebabkan air menjadi
keruh. Angka kekeruhan yang diperbolehkan tidak boleh lebih dari 5 NTU.
f. Tidak mengndung zat padatan.
Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan, meskipun air itu secara kasat
mata nampak jernih. Karena saat air di masak sampai mendidih, zat padatan tersebut
akan larut dan menurunkan kualitas air minum. Total zat padatan yang diperbolehkan
tidak lebih dari 500mg/liter (Kusnaedi, 2010).
b. Pesyaratan kimia
a. pH netral
air minum yang baik harus memiliki pH netral, jika pH ari rendah maka air akan bersifat
asam, demikian sebaliknya jika pH air tinggi maka air akan bersifat basah. pH yang
diperbolehkan adalah 6,5 – 8,5.
c. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam seperti Alumunium (kadar maksimalnya
0,2 mg/I), Besi (kadar maksimalnya 0,3 mg/I), mangan (kadar maksimalnya 0.4 mg/I),
Tembaga (kadar maksimalnya 2 mg/I), Merkuri (kadar maksimalnya 0,001 mg/I), Seng
(kadar maksimalnya 3 mg/I).
d. Tidak mengandung bahan organik
Kandungan bahan-bahan organik pada air minum dapat membahayakan kesehatan.
3. Persyaratan Mikrobiologis
- Tidak mengandung bakteri pathogen, misalnya bakteri golongan coli (kadar
maksimum yang diperbolehkan adalah 0), salmonella typhi, vibrio cholera.
- Tidak mengandung kuman-kuman non pathogen, seperti actinomycetes,
phytoplankton coliform, dadocera.
2.3 Hubungan Air Dengan Kesehatan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor : 20 Tahun 1990, air di golongkan menjadi 4
(empat) golongan yaitu :
1. Golongan A : Air yang dapat dipergunakan sebagsai Air baku untuk minum.
2. Golongan B : Air yang dapat dipergunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
3. Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D : Air yang dapat dipergunakan sebagai keperluan pertanian dan dapat di
manfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan pembangkit tenaga air.
Untuk kelangsungan hidup manusia air sangat dibutuhkan terutama air minum. Air yang
memenuhi syarat kesehatan tentunya memberi manfaat yang sangat tidak ternilai. Akan tetapi air
yang telah ditetapkan, sehingga pada akhirnya air tersebut bukan memberi manfaat akan tetapi
justru menimbulkan kerugian bagi kesehatan.
Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui air dapat dikelompokan menjadi 4
(empat) kategori yaitu (Kusnoputranto, 2000) :
1. Water Borne Disease
Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana kuman
pathogen terdapat di dalam air minum. Di antara penyakit-penyakit tersebut adalah
penyakit kolera, penyakit typoid, penyakit hepatitis, infektiosa, penyakit disentri, dan
penyakit gastroenteritis.
2. Water Washed Disease
Adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangsan air untuk pemeliharaan hygiene
perorangan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan dan dapat dikelompokan
menjadi 3 (tiga) yaitu ;
a. Penyakit infeksi saluran pencernaan, misalnya diare. Penyakit dalam kelompok ini
serupa dengan yang terdapat dalam water borne disease yaitu kolera, typoid, hepatitis.
Berjangkitnya penyakit ini erat dengan tersedianya air untuk makan, minum, dan
memasak, serta untuk kebersihan alat-alat makan.
b. Penyakit kulit dan selaput lender. Penyakit yang termasuk golongan ini antara kain
penyakit infeksi fungsi pada kulit, penyakit conjunctivitis(trachoma). Berjangkitnya
penyakit ini sangat erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk hygiene
c. Penyakit infeksi yang di timbulkan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir.
Insekta penyakit akan sangat mudah berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila
kebersihan umum tidak terjamin.
3. Water Base Disease
Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebahagian siklus
hidupnya berada di air seperti Schistosomiasis. Larva Schistosomiasis hidup di dalam air.
Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi Curcuma dan dapat
menembus kaki manusia yang berada di dalam air tersebut. Air ini sangat erat
hubungannya dengan kehidupan manusia seperti mandi, mencuci, menangkap ikan dan
sebagainya.
4. Water Related Insecta Vectors
Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada
air, misalnya malaria, demam berdarah, filariasis, yellow fever, dan lain sebagainya.
Nyamuk sebagai vector penyakit akan berkembang biak dengan mudah, bila di
lingkunganya banyak genangan-genangan air seperti gentongan air, pot, kaleng-kaleng
bekas dan sebagainya sebagai tempat perindukannya.
2.4 Pengertian Es batu
Kata es diambil darijs” yang artinya beku, karena di Indonesia
tidak dijumpai es secara alami. D
Wikipedia, 2010).
Es batu adalah air yang membeku. Pembekuan ini terjadi bila air didinginkan dibawah
tinggi dengan tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai cairan atau gas sampai
-300C pada tekanan yang lebih rendah (Wikipedia, 2010).
Es batu juga merupakan komponen utama dalam pembuatan minuman dingin dengan
fungsi memberikan rasa segar pada minuman, mengingat suhu di Indonesia yang cukup tinggi 30
derajat Celsius permintaan akan minuman dingin yang bercampur es cukup tinggi, hampir 70%
penujualan minuman adalah minuman dalam keadaan dingin. Sebagai komponen utama
minuman dingin es juga ikut mnentukan apakah minuman tersebut layak dikonsumsi atau tidak.
Bila es yang digunakan higineis maka minuman dingin yang dihasilkan pun higienis.
Pembuatan es batu dari air mentah akan tampak berwarna putih karena masih banyak gas
yang terperangkap di dalamnya. Biasanya, es batu yang dibuat dari air mentah adalah es batu
balok. Es ini jelas-jelas tidak baik dikonsumsi, terlebih lagi jika airnya diambil dari air sungai
atau laut yang tercemar. Es dari air matang akan terlihat bening karena gas di dalam air
terlepaskan ketika proses perebusan. Bahaya pembuatan es batu dari air mentah yaitu dalam air
mentah ada banyak jenis bakteri salah satunya adalah bakteri E-Coli dan Salmonella.
Menurut Syamsir, 2010 menyatakan bahwa pembekuan didasarkan pada dua prinsip,
yaitu :
1.Suhu yang sangat rendah menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat
aktifitas enzim dan reaksi kimiawi.
2. Pembentukan kristal es yang menurunkan ketersediaan air bebas didalam pangan sehingga
pertumbuhan mikroorganisme terhambat.
2.4.1. Sumber Bahan Baku Es Batu
Menurut SNI 01-4872.1-2006, sumber bahan baku es batu adalah:
2. Air tanah
3. Perairan umum
4. Air laut yang tidak tercemar dan telah mengalami perlakuan sehingga memenuhi persyaratan
mutu air minum.
2.5 Proses pembuatan es batu balok
Proses pembuatan es batu balok berada di pabrik di sebelah pelabuhan belawan, sumber
air berasal dari air laut yang berada dekat pabrik lalu diolah dan dicetak dalam bentuk balok .
2.6 Jenis Es Batu 1. Es batu Kristal
2. Es batu balok
2.7 Pencemaran Air
2.7.1. Pengertian pencemaran air
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan no.173/Menkes/VII/77 Pencemaran air adalah
suatu peristiwa masuknya zatt ke dalam air yang mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut
menurun sehingga dapat menggangu atau membahayakan kesehatan masyarakat (Mukono, H.J.,
2006).
Menurut Peraturan Pemerintah RI no.20 tahun 1990 Pencemaran air adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ketingkat tertentu yang membahayakan,
yang mengakibatkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Mukono, H.J., 2006).
2.7.2. Beberapa faktor yang mempengaruhi Pencemaran air a. Mikroorganisme
Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme pathogen dan non
mikroorganisme yang berlainan dari air yang bersih. Air yang tercemar umumnya mempunyai
kadar bahan organik yang tinggi sehingga pada umumnya banyak mengandung mikroorganisme
heterotropik. Mikroorganisme heterotropik akan menggunkan bahan organic tersebut untuk
metabolism, misalnya bakteri coliform.
b. Curah hujan
Curah hujan di suatu daerah akan menentukan volume dari badan air dalam rangka
mempertahankan efek pencemaran terhadap setiap bahan buangan didalamnya.
c. Kecepatan aliran air
Bila suatu badan memiliki aliran yang cepat, maka keadaan itu dapat memperkecil
kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan polutan dalam air akan lebih cepat
terdispersi (Mukono, H.J., 2006).
2.7.3 Bakteri Escherichia coli sebagai indikator pencemaran air
Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara
normal di dalam kotoran manusia maupun hewan. E.coli juga bisa menjadi kuman opurtunis
yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena
dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan transveler diarrhea.
Klasifikasi ilmiah
1. Superdomain : Phylogenetica
2. Filum : Proteobacteria
3. Kelas : Gamma Proteobacteria
4. Ordo : Enterobacteriales
5. Famili : Enterobacteriaceae
7. Spesies : Escherichia coli
Escherichia coli bersifat gram negatif berbentuk batang dan tidak membentuk spora.
Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 nm, tersusun tunggal, berpasangan. E.coli
tumbuh pada suhu udara 10-40C, dengan suhu optimum 37C. pH optimum pertumbuhannya
adalah 7,0-7,5. Bakteri ini sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu
pasteurisasi (Supardi, 1999).
Escherichia terdiri dari spesies yaitu : Escherichia coli dan Escherichia hermanii.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang pendek (kokobasil) gram negatif,
tidak berkapsul, umumnya mempunyai fimbiria dan bersifat motile. Escherichia coli mempunyai
ukuran panjang 2,0-6,0 μm dan lebar 1,1 -1,5 μm, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella
peritikus (Supardi, 1999). Escherichia coli mempunyai antigen O, H dan K. Pada saat ini telah
ditemukan : 150 tipe antige O, 90 tipe antigen K dan 50 tipe antigen H. Antigen K dibedakan
lagi berdasarkan sifat-sifat fisiknya menjadi 3 tipe yaitu : L, A dan B. Escherichia coli memiliki
waktu generasi yang cukup singkat yaitu berkisar 15-20 menit (Depkes RI, 1991).
Escherichia coli yang pada umumnya menyebabkan penyakit diare di seluruh dunia.
Penyakit lain yang disebabkan oleh E.coli adalah:
1. Infeksi saluran kemih mulai dari cystisis sampai pyelonephritis, E.coli merupakan penyebab
lebih dari 85% kasus.
2. Pneumonia, E.coli menyebabkan 50% kasus.
3. Meningitis pada bayi baru lahir.
4. Infeksi luka terutama luka di dalam abdomen.
Escherichia coli menyebabkan penyakit pada manusia yang disebut. Ada empat golongan
1. Entero Phatogenic Escherichia coli (EPEC) adalah penyebab penting diare pada bayi. Akibat
dari infeksi EPEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga bersifat
kronik.
2. Entero Toxigenic Escherichia coli (ETEC) yang mampu menghasilkan enterotoksin dalam
usus kecil dan menyebabkan penyakit seperti kolera. Waktu inkubasi penyakit ini berkisar
8-24 jam dengan gejala diare, muntah-muntah, dehidrasi serupa dengan kolera.
3. E.coli Enterohemoragic (EHEC) menghasilkan verotoksin. EHEC berhubungan dengan kolitis
hemoragik, bentuk diare yang berat, dan dengan sindroma uremia hemolitik.
4. Entero Invasive Escherichia coli (EIEC) dimana sel-sel Escherichia coli mampu menembus
dinding usus dan menimbulkan kolitis (radang usus besar) atau gejala seperti disentri. Waktu
inkubasi 8-44 jam (rata-rata 26 jam) dengan gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan
diare berdarah.
2.8. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman
Menurut Adam (2004), Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat
dibutuhkan oleh mahluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan dan
minuman penting baik untuk mempertahankan kehidupan. Makanan dan minuman memberikan
energi dan bahan – bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk
bekerja dan untuk mempertahankan tubuh dari penyakit.
Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor
tempat, peralatan, orang (penjamah), dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau keracunan makanan (Depkes RI, 2004). Sanitasi makanan adalah
upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan
Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin baik segi kualitas maupun
kuantitas diperlukan adanya tindakan, diantaranya adalah sanitasi makanan dan minuman.
Makanan dan minuman yang sehat akan membuat tubuh menjadi sehat namun makanan yang
sudah terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Dengan demikian makanan dan minuman
yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas maupun segi kuantitasnya
(Ismunandar, 2010).
2.9. Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman
Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian
terhadap empat faktor yaitu tempat, peralatan, orang dan bahan makanan. Selain itu terdapat
enam prinsip santasi makanan dan minuman yaitu (Depkes RI, 2004).
2.10. Teori Perubahan Perilaku
Menurut teori Lawren Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:
a. Faktor faktor predisposisi (Predisposing factor)
Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat tentang kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk
berperilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan
dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan
janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakatjuga
dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya orang hamil tidak boleh
disuntik, karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif
b. Faktor-faktor Pemungkin (enabling factor)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dan
lain-lain. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin (Soekidjo,
2003).
c. Faktor-faktor Penguat (reinforcing faktor).
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
petugas kesehatan termasuk juga di sini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku
sehat, masyarakat bukannya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh yang dianggap berpengaruh di
masyarakat, lebih-lebih petugas kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa hamil, serta kemudahan
memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang
2.11. Teori Simpul
Gambar 1 : Diagram Skematik Patogenesis Penyakit
Simpul 1 : Sumber penyakit
Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan atau mengemisikan agent penyakit. Agent
penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui
kontak secara langsung atau melalui media perantara (yang juga komponen lingkungan).
Simbul 2 : Media transmisi Penyakit
Komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit pada hakikatnya hanya
ada 5 komponen lingkungan yang lazim kita kenal sebagai media penyakit, yaitu : udara, air,
tanah/pangan, binatang/serangga, manusia/langsung. Media trsmisi tidk akan memiliki potensi
penyakit kalau didalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.
Simpul 3 : Perilaku Pemajanan
Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain,masuk ke
dalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal sebagai proses hubungan interaktif. Hubungan
interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya dapat diukur dalam Komponen
Lingkungan
Masyarakat Sehat/Sakit Sumber
Penyakit
konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan yaitu jumlah kontak antara manusia dengan
komponen lingkungan yang mengndung potensi bahaya penyakit.
Simpul 4 : Kejadian Penyakit
Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan
lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguaun kesehatara. Seseorang dikatakan sakit
kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan dibandingkan rata-rata penduduk lainnya
(Achmadi, U.F., 2008).
2.12 . Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Faktor Independen
Faktor Dependen
Pada penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah tingkat pendidikan,
pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang minuman dalam memilih es batu di pasar tradisional
Sentral kota Medan. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pedagang minuman
dalam memilih es batu di pasar tradisional Sentral kota Medan. 1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Tindaka
2.13. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian ini adalah :
1. Ha : Ada hubungan antara tingkat pendidikan dalam memilih es batu
Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dalam memilih es batu
2. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dalam memilih es batu
Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dalam memilih es batu
3. Ha : Ada hubungan antara sikap dalam memilih es batu
Ho : Tidak ada hubungan antara sikap dalam memilih es batu
4. Ha : Ada hubungan antara tindakan dalam memilih es batu
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat analitikyaitu untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan pedagang minuman dalam memilihjenis es batu di pasar Tradisional Sentral
Kota Medan tahun 2012.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pasar Tradisional Sentral Kota Medan pada pedagang
minuman yang menggunakan es batu. Adapun alasan memilih lokasi tersebut sebagai tempat
penelitian karena :
1. Pasar Tradisional Sentral merupakan pasar di Kota Medanyang banyak dikunjungi
masyarakat dari berbagai kalangan.
2. Belum pernah dilakukan penelitian terhadap pedagang minuman yang menggunakan es batu.
3. Hygine sanitasi tempat penjualan minuman masih sangat memprihatinkan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2012 – Februari 2013
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang minuman yang menggunakan es
batu di pasar Tradisional Sentral Kota Medan yang berjumlah 94 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh pedagang minuman yang
menggunakan es batu di pasar tradisional sentral Kota Medan.
Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane
sebagai berikut : (Notoatmodjo, 2005).
Rumus : � = N
Keterangan : N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan / ketetapan yang di inginkan (0,1)
Dari rumus di atas, maka sampel yang dibutuhkan adalah 48 responden.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan systematic random sampling.Cara
pengambilan sampel adalah jumlah populasi 94 orang, sampel yang di inginkan adalah 48 orang
maka intervalnya adalah 94/48 = 1,92 atau digenapkan menjadi 2.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil observasi langsung ke lokasi mengggunakan lembaran kuesioner
kepada pedagang minuman yang menggunakan es batu.
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi: Jenis kelamin, Umur, Pendidikan,
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan.
1. Pedagang minuman adalah orang yang menjual minuman baik menggunakan es batu
2. Es batu adalah air yang dibekukan
3. Tingkat pendidikan adalah batas pendidikan tertinggi yang dilalui oleh pedagang. Dalam
hal ini tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yaitu mulai
dari SD, SMP, SMA, sampai perguruan Tinggi.
4. Pengetahuan adalah hasil dari tahu pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di
pasar tradisional sentral kota Medan dan upaya untuk mengendalikan faktor tempat,
peralatan, orang (penjamah), dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.
5. Sikap adalah tanggapan atau persepsi responden dalam memilih jenis es batu.
6. Tindakan adalah reaksi atau respon pedagang dalam memilih jenis es batu.
3.5.2. Variabel Dependen
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pedagang minuman dalam memilih jenis es
batu.
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) 1. Variabel Pendidikan
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pendidikan responden dalam
memilih jenis es batu diajukan satu butir pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian terhadap
jawaban responden dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika responden menjawab pendidikan
SD (Sekolah Dasar), nilai 2 jika responden menjawab SMP (Sekolah Menengah Pertama),
memberikan nilai 4 kepada responden yang menjawab PT (Perguruan Tinggi). Tingkat
pendidikan berdasarkan skala ordinal.
2.Variabel Pengetahuan
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pengetahuan responden dalam
memilih jenis es batu diajukan pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian terhadap jawaban
responden dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika reponden menjawab dengan benar, jika
responden menjawab tidak benar maka diberikan nilai nol. Jika responden menjawab benar ≥
7pertanyaan akan dikategorikan baik dan jika responden menjawab ≤ 6 pertanyaan akan
dikategorikan tidak baik. Skala tingkat pengetahuan adalah skala ordinal.
3.Variabel Sikap
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan sikap responden dalam memilih jenis
es batu diajukan 10 butir pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian dilakukan “Baik “ apabila
responden menjawab “setuju” sebanyak ≥ 5, “tidak baik” apabila menjawab “tidak” sebanyak ≤
5.
4. Variabel Tindakan
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tindakan responden dalam memilih
jenis es batu diajukan 10 butir pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian dilakukan “Baik”
apabila menjawab “ya” sebanyak ≥ 5 dan “tidak baik” apabila menjawab “tidak” sebanyak ≤ 5.
3.7. Teknik Analisa Data
Data yang sudah terkumpul diolah dengan bantuan Program Analisa data Komputer,
melalui tahapan editing, coding,entry data dan cleaning. Jenis analisis yang dilakukan adalah :
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya
proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pedagang
minuman dalam memilih jenis es batu di pasat Tradisional sentral Kota Medan dengan
variabel bebas (Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan tindakan ) dan variabel terikat
(Pedagang minuman dalam memilih jenis es batu). Untuk mengetahui ada tidaknya
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Luas wilayah Kelurahan Pusat pasar adalah 160 Ha. Kelurahan Pusat pasar termasuk
Kecamatan Medan Kota dengan jarak ke Ibu Kota Propinsi sekitar 5 Kilometer. Lokasi
penelitian yang penulis lakukan terletak di Jl. Pusat Pasar Medan Kota yang merupakan salah
satu lingkungan dari dua belas lingkungan yang ada di kelurahan Pusat Pasar.
4.2. Hasil Penelitian Tentang Faktor yang berhubungan dengan Pedagang Minuman dalam memilih jenis Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
4.2.1.Pendidikan
Gambaran distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dikategorikan menjadi
tingkat pendidikan SD, SMP, SMA DAN PT (Perguruan Tinggi) pedagang minuman dalam
memilih jenis es batu di pasar Tradisional Sentral Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4..1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Persentasi (%)
1. SD 2 4,2
2. SMP 6 12,5
3. SMA 36 75,0
4. PT 4 8,3
Total 48 100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui tingkat Pendidikan pedagang minuman dalam
memilih jenis es batu di pasar tradisional sentral kota Medan yaitu pendidikan yang terbanyak
adalah pendidikan SMA sebanyak 36 orang (75,0 %) dan pendidikan yang sedikit adalah
4.2.2.Jenis Es Batu
Gambaran distribusi responden dalam memilih jenis es batu untuk minuman
dikategorikan menjadi dua yaitu menggunakan es batu balok dan menggunakan es batu kristal
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Es Batu yang digunakan Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012
No. Jenis Es Batu Jumlah Persentasi (%)
1. Balok 19 39,6
2. Kristal 29 60,4
Total 48 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui jenis es batu yang digunakan pedagang minuman
di pasar tradisional sentral kota Medan sebanyak 39,6 % sebagian besar adalah es batu balok dan
60,4 % adalah yang menggunakan es batu Kristal.
4.2.3 . Pengetahuan
Pertanyaan tentang pengetahuan mengenai Faktor yang berhubungan dengan Pedagang
Minuman dalam memilih jenis Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan yang
dinyatakan kepada responden ada 15 pertanyaan. Distribusinya dapat dilihat pada tabel 4.3.
sebagai berikut :
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Tentang Pengetahuan dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012 N
o.
Pertanyaan Jumlah Persentase
(%)
b. Agar minuman lebih awet/tahan lama 24 50,0
digunakan ?
a. Es batu Kristal 15 31,3
b. Es batu balok 33 68,8
4. Apa yang anda ketahui tentang es batu balok ?
a. Es batu yang mudah mencair 18 37,5
b. Es batu yang digunakan untuk pengawetan hasil tangkapan nelayan dan pendingin minuman dalam kemasan
30 62,5
5. Apa yang anda ketahui tentang es batu Kristal ?
a. Es batu yang tahan lama mencair 46 95,8
b. Es batu yang layak dikonsumsi 2 4,2
6. Menurut anda apa manfaat dari es batu balok ?
a. Membuat minuman lebih sehat 30 62,5
b. Agar hasil tangkapan nelayan tetap segar dan awet dan sebagai pendingin pada minuman dalam kemasan
18 37,5
7. Menurut anda apa manfaat dari es batu Kristal ?
a. Agar minuman tambah segar 23 47,9
b. Agar minuman tahan lama 25 52,1
8. Menurut anda bahan baku es batu balok berasal dari air apa ?
a. Dari air yang dimasak dahulu lalu dicetak
31 64,6
b. Dari air sumur/sungai/laut disekitar pabrik
17 35,4
9. Menurut anda bagaimana proses pembuatan/pengolahan es batu balok ?
a. Dimasak dahulu air tersebut sampai mendidih lalu dicetak berbentuk balok
24 50,0
dalam bentuk balok
10 Menurut anda bahaya apa yang terjadi apabila mengkonsumsi es batu balok ?
a. Sakit perut seperti diare 47 97,9
b. Perut terasa mual-mual seperti mau muntah
1 2,1
11 Apa yang anda ketahui tentang air minum ?
a. Air yang dimasak sampai mendidih atau air yang memenuhi syarat kualitas air minum
29 39,6
b. Air yang bersih yang dapat langsung diminum
19 60,4
12 Menurut anda air yang bagaimana yang memenuhi syarat sebagai air minum ?
a. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
21 43,8
b. Jernih 27 56,3
13 Menurut anda es batu balok layak atau tidak dikomsumsi ?
a. Layak karena merupakan es batu 32 66,7
b. Tidak layak karena merupakan es batu yang hanya untuk pengawetan saja
16 33,3
14 Menurut anda mengapa es batu yang untuk dikonsumsi harus memenuhi syarat sebagai air minum ?
c. Karena es batu tersebut tercampur minuman yang langsung diminum
30 62,5
d. Karena es batu juga termasuk air minum
18 37,5
15 Menurut anda apakah yang menjadi alasan para pedagang menggunakan es batu balok ?
e. Harga yang murah 24 50,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan yaitu
tentang es batu ada 47 orang (97,9 %), yang mengetahui manfaat es batu ada 24 orang (50,0 %),
yang mengetahui jenis es batu apa yang baik dikonsumsi ada 33 orang (68,8%), yang mengetahui
tentang es batu balok ada 30 orang (62,5 %), yang mengetahui tentang es batu kristal ada 46
orang (95,8 %), yang mengetahui tentang manfaat es batu balok ada 30 orang (62,5 %), yang
mengetahui manfaat es batu Kristal ada 25 orang (52,1 %), yang mengetahui bahan baku es batu
balok ada 31 orang (64,6 %), yang mengetahui proses pengolahan es batu balok ada 24 orang
(50,0 %), yang mengetahui bahaya mengkonsumsi es batu balok ada 47 orang (97,9 %), yang
mengetahui tentang air minum ada 29 orang (60,4%), yang mengetahui air yang bagaimana
memenuhi syarat sebagai air minum ada 27 0rang (56,3 %), yang mengetahui es batu balok layak
tidak dikonsumsi ada 32 orang (66,7 %), yang mengetahui es batu yang untuk dikonsumsi harus
memenuhi syarat sebagai air minum ada 18 orang (37,5 %), yang mengetahui apakah yang
menjadi alasan para pedagang menggunakan es batu balok ada 24 orang (50,0 %).
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan di atas bahwa pengetahuan responden tentang
pengetahuan dalam memilih jenis es batu, manfaat dan dampak cukup baik, dapat dilihat dari
responden bisa menjawab sebagian besar pertanyaan dengan benar.
Berdasarkan penghitungan skor pengetahuan responden terhadap pedagang minuman
dalam memilih jenis es batu di pasar Tradisional Kota Medan dapat dikategoikan baik dan tidak
baik, Hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini.
Tabel 4.4. Kategori Pengetahuan Responden dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012
Kategori Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Baik 39 81,3
Tidak Baik 9 18,8
Tabel 4.4. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan dalam
memilih jenis es batu di pasar Tradisional Kota Medan dengan kategori baik yaitu sebanyak 39
orang (81,3 %).
4.2.4. Sikap
Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap responden dalam memilih jenis es batu di
pasar Tradisional Sentral Kota Medan, ada 10 pernyataan yang disediakan. Distribusinya dapat
dilihat pada tabel 4.5. di bawah ini:
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012
No .
Sikap Setuju Tidak Setuju Jumlah
N % n % N %
1 Apakah anda setuju kalau pedagang minuman harus memilih es batu mana yang layak untuk dikonsumsi ?
45 93,8 3 6,3 48 100,0
2 Apakah anda setuju kalau minuman boleh ditambahkan es batu balok ?
18 37,5 30 62,5 48 100,0
3 Apakah anda setuju kalau es batu balok termasuk air minum ?
21 43,8 27 56,3 48 100,0
4 Apakan anda setuju kalau es batu balok tidak layak dikonsumsi ?
25 52,1 23 47,9 48 100,0
5 Apakah anda setuju kalau es batu balok hanya boleh digunakan untuk
pengawetan ?
24 50,0 24 50,0 48 100,0
6 Apakah anda setuju kalau es batu balok berasal dari air mentah yang kotor ?
21 43,8 27 56,3 48 100,0
7 Apakah anda setuju kalau es batu balok boleh diminum ?
27 56,3 21 43,8 48 100,0
8 Apakah anda setuju kalau es batu Kristal lebih baik dikonsumsi daripada es batu balok ?
26 54,2 22 45,8 48 100,0
9 Apakah anda setuju kalau es batu balok berbahaya bagi kesehatan khususnya bagian pencernaan ?