• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Sikap Remaja Putri yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Sikap Remaja Putri yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PAYUDARA DI SMA NEGERI 1 MARBAU KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH :

ROSIAH HASIBUAN NIM. 111021116

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PAYUDARA DI SMA NEGERI 1 MARBAU KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

ROSIAH HASIBUAN NIM. 111021116

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ini banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita kanker di payudaranya. Salah satu metode deteksi dini kanker payudara adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk menemukan kanker payudara pada stadium dini.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang melakukan SADARI di SMA Negeri 1 Marbau dengan jumlah sampel sebanyak 122 responden. Teknik analisis data menggunakan Path Analysis.

Hasil penelitian menunjukkan pada uji normalitas data, seluruh data berdistribusi normal dan uji kesesuaian menggunakan software Amos diperoleh hasil

Goodness of Fit Model yakni memenuhi kriteria model yang fit. Pada uji hipotesis diperoleh hasil bahwa pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap motivasi remaja putri yang melakukan SADARI dengan nilai P 0,012<0,05 dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap sikap remaja putri yang melakukan SADARI dengan nilai P

0,002<0,05 serta terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap sikap remaja putri yang melakukan SADARI dengan nilai P 0,002<0,05. Selanjutnya diperoleh hasil bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap sikap melalui motivasi remaja putri yang melakukan SADARI.

Sebagai saran, peneliti merekomendasikan kepada pihak sekolah bekerjasama dengan pihak puskesmas agar kiranya menyelenggarakan kegiatan penyuluhan mengenai SADARI kepada siswa-siswi supaya mereka dapat melakukan SADARI secara rutin dan teratur.

(5)

Nowadays, many patients were found suffered breast cancer at an early age even in fourteen years old has suffered this disease. One of the early detection methods of breast cancer is breast self-examination (BSE). BSE is the most effective and efficient way to find breast cancer at an early stage.

This study is aimed to examine the effect of knowledge and motivation to the attitude of girls who do breast self-examination (BSE) as an efforet early detection of breast cancer in SMA 1 Marbau of Labuhanbatu Utara district. The populations in this study were all girls who do the BSE in SMA 1 Marbau with a total sample of 122 respondents. The analysis was used is path analysis.

The results showed that the normality test of data, all data were normal distribution and conformance test which used Amos software resulted Goodness of Fit models which fulfill the criteria of fit model. In the hypothesis test resulted that the knowledge obtained significantly influence to the motivations of girls who do BSE with probability value 0,012<0,05 and the motivations significantly influence the attitudes of girls who do BSE with probability value 0,002<0,05 as well as a significant influent between the knowledge toward the girls’ attitudes who do BSE with probability value 0,002<0,05. Furthermore, the results showed that there was the influence of knowledge on the girls’ attitudes through girls’ motivations who do BSE in SMA Negeri 1 Marbau.

As a suggestion to reader, the researcher recommend to the school to collaborate with the public health center that would organize counseling activities of the BSE to students so that they can do BSE routinely and regularly.

(6)

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap Sikap Remaja Putri Yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua ayahanda tercinta Alm. H. Ramli Hasibuan dan ibunda tersayang Hj. Siti Khalizah yang telah membesarkan, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(7)

ini.

4. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Tukiman M.S selaku penguji II yang telah banyak memberikan

saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Lita Sri Andayani SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing Akademik. 7. Seluruh dosen dan staf administrasi di Departemen Kependudukan dan

Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 8. Bapak H. Doli Ritonga selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Marbau yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan para pengajar yang telah bersedia memberikan informasi dalam mendukung kelancaran penelitian untuk penulisan skripsi ini.

9. Adik-adik siswi SMA Negeri 1 Marbau yang telah bersedia meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini.

10.Teristimewa untuk kedua orang tuaku tersayang, ayahanda Alm. H. Ramli Hasibuan dan Ibunda yang tercinta Hj. Siti Khalizah yang telah memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dukungan dan doa restu kepada ananda dalam berjuang menyelesaikan skripsi ini.

(8)

12.Teman-teman seperjuangan dipeminatan kesehatan reproduksi Departemen Kependudukan dan Biostatistika.

13.Sahabat-sahabatku tersayang yang telah banyak membantu dalam suka dan duka sepanjang jalan kehidupanku Meilina S.Pd dan Raisa Siska S.Pd.

14.Teman-teman tercinta yang telah banyak menemani keseharianku Darmai, Kak mondang, Winda, Via, Alba, Elida, Valentina dan Kezia

15.Teman-teman semasa PBL kak Ida (Inong), Ayu, Sarah, Cahya, Parta, bang Zay, dan bang Iis.

16.Seorang “teman” yang selalu ada di kala susah maupun senang, selalu mengerti dan mau menerima serta selalu memberikan dukungan yang terbaik kepada penulis.

17.Semua pihak yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca .

Medan, Juli 2014

(9)

ABSTRAK ... ii

2.1.1 Defenisi Pengetahuan ... 11

2.2 Motivasi ... 13

2.3 Sikap ... 14

2.4 Kanker Payudara ... 17

2.4.1 Defenisi Kanker Payudara ... 17

2.4.2 Jenis-jenis Kanker Payudara... 19

2.4.3 Etiologi Kanker Payudara... 22

2.4.4 Gejala Kanker Payudara ... 24

2.4.5 Klasifikasi Kanker Payudara ... 25

2.5 Deteksi Dini Kanker Payudara ... 28

2.6 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 28

(10)

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 43

4.2 Gambaran Karakteristik Responden ... 49

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 49

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 50

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi 50 4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 51

4.3.1 Tampilan Hasil Analisis Menggunakan AMOS ... 51

4.3.2 Uji Normalitas Menggunakan AMOS ... 53

4.3.3 Uji Kesesuaian Model ... 57

4.3.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 58

BAB V PEMBAHASAN ... 63

5.1 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Motivasi Remaja Putri yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 63

5.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Sikap Remaja Putri yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 65

5.3 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Putri yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

6.1 Kesimpulan ... 68

(11)
(12)

Halaman

Gambar 2.1 Pemeriksaan payudara didepan cermin ………. 31

Gambar 2.2 Pemeriksaan puting payudara ………. 32

Gambar 2.3 Pemeriksaan payudara dengan posisi berbaring ……….. 34

Gambar 2.4 Pemeriksaan payudara ketika mandi ………. 35

Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian ……….. 41

Gambar 2.6 Output dalam bentuk diagram ……….. 52

(13)

Lampiran 1 Master Data

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Daftar Nama Siswi yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 6 Output Karakteristik Responden

(14)

ini banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita kanker di payudaranya. Salah satu metode deteksi dini kanker payudara adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk menemukan kanker payudara pada stadium dini.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang melakukan SADARI di SMA Negeri 1 Marbau dengan jumlah sampel sebanyak 122 responden. Teknik analisis data menggunakan Path Analysis.

Hasil penelitian menunjukkan pada uji normalitas data, seluruh data berdistribusi normal dan uji kesesuaian menggunakan software Amos diperoleh hasil

Goodness of Fit Model yakni memenuhi kriteria model yang fit. Pada uji hipotesis diperoleh hasil bahwa pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap motivasi remaja putri yang melakukan SADARI dengan nilai P 0,012<0,05 dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap sikap remaja putri yang melakukan SADARI dengan nilai P

0,002<0,05 serta terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap sikap remaja putri yang melakukan SADARI dengan nilai P 0,002<0,05. Selanjutnya diperoleh hasil bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap sikap melalui motivasi remaja putri yang melakukan SADARI.

Sebagai saran, peneliti merekomendasikan kepada pihak sekolah bekerjasama dengan pihak puskesmas agar kiranya menyelenggarakan kegiatan penyuluhan mengenai SADARI kepada siswa-siswi supaya mereka dapat melakukan SADARI secara rutin dan teratur.

(15)

Nowadays, many patients were found suffered breast cancer at an early age even in fourteen years old has suffered this disease. One of the early detection methods of breast cancer is breast self-examination (BSE). BSE is the most effective and efficient way to find breast cancer at an early stage.

This study is aimed to examine the effect of knowledge and motivation to the attitude of girls who do breast self-examination (BSE) as an efforet early detection of breast cancer in SMA 1 Marbau of Labuhanbatu Utara district. The populations in this study were all girls who do the BSE in SMA 1 Marbau with a total sample of 122 respondents. The analysis was used is path analysis.

The results showed that the normality test of data, all data were normal distribution and conformance test which used Amos software resulted Goodness of Fit models which fulfill the criteria of fit model. In the hypothesis test resulted that the knowledge obtained significantly influence to the motivations of girls who do BSE with probability value 0,012<0,05 and the motivations significantly influence the attitudes of girls who do BSE with probability value 0,002<0,05 as well as a significant influent between the knowledge toward the girls’ attitudes who do BSE with probability value 0,002<0,05. Furthermore, the results showed that there was the influence of knowledge on the girls’ attitudes through girls’ motivations who do BSE in SMA Negeri 1 Marbau.

As a suggestion to reader, the researcher recommend to the school to collaborate with the public health center that would organize counseling activities of the BSE to students so that they can do BSE routinely and regularly.

(16)

1.1Latar Belakang

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker tersebut merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol akibat perubahan yang tidak normal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), kanker payudara menempati urutan pertama berdasarkan insidennya dan kedua berdasarkan mortalitas kanker di dunia pada tahun 2008. Menurut American Cancer Society (ACS) terdapat 1,4 juta kasus baru kanker payudara (23% dari semua kasus kanker) didunia pada tahun 2008 yang setengahnya terjadi dinegara berkembang.

Menurut Organisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2008, mayoritas (69%) kematian akibat kanker payudara terjadi dinegara berkembang. WHO juga menyebutkan 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara semasa hidupnya. Bahkan menurut survey terakhir setiap 3 menit ditemukan penderita dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker payudara.

(17)

100.000 wanita serta di Uruguay sebesar 22,0 kematian per 100.000 wanita. Di beberapa negara tingkat kematian akibat kanker payudara wanita secara substansial lebih besar daripada kanker serviks. Di negara Brazil pada tahun 2009 tercatat tingkat kematian akibat kanker payudara dan kanker serviks sebesar 14,9 dan 8,4 per 100.000 wanita. Hal serupa juga terjadi pada negara Meksiko yakni tercatat 9,0 kematian akibat kanker payudara dan 8,0 kematian akibat kanker serviks per 100.000 wanita.

Insiden kanker payudara bervariasi disetiap negara. Setiap risiko kanker payudara pada wanita dapat mempunyai probabilitas yang lebih tinggi atau lebih rendah, bergantung pada beberapa faktor yang meliputi riwayat keluarga, genetik, usia saat menstruasi pertama (menarche) dan faktor lainnya. Ketika wanita dengan usia muda terkena kanker payudara maka ada kecenderungan perkembangan kanker tersebut lebih agresif dibandingkan wanita dengan usia yang lebih tua (Rasjidi, 2009). Menurut American Cancer Society (ACS) insiden rate kanker payudara telah meningkat dibanyak negara Asia dan Afrika. Di Miyagi, Jepang insiden ratenya meningkat 140% dalam periode 30 tahun. Di Chennai, India ratenya meningkat 40% dalam periode 20 tahun. Walaupun begitu di Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Australia insiden ratenya menurun. Bahkan kematian akibat kanker payudara cenderung stabil atau menurun di Amerika Utara dan Eropa dalam periode 25 tahun terakhir yang dihubungkan dengan deteksi dini. Sebaliknya di negara Asia seperti Jepang dan Korea mortality ratenya meningkat akibat dari perubahan gaya hidup dan terlambatnya program skrining serta deteksi dini.

(18)

Indonesia. Dalam jangka waktu 10 tahun, peringkat kanker sebagai penyebab kematian di Indonesia telah meningkat menjadi peringkat ke 6 dari peringkat 12. Diperkirakan sebanyak 190.000 penderita baru dan seperlimanya akan meninggal akibat kanker setiap tahunnya. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010 menunjukkan bahwa kanker payudara sudah lebih tinggi daripada kanker leher rahim, yakni proporsi kanker payudara sebesar 28,7% dan kanker leher rahim 12,8%.

Di Sumatera Barat kejadian kanker (5,6%) lebih tinggi dari rata-rata nasional (4,3%), yaitu pada urutan tertinggi ke 6 dari 33 provinsi di Indonesia berdasarkan Riskesdas Nasional tahun 2008. Di RSUP dr.M.Djamil Padang tahun 2010, kanker payudara adalah jenis tertinggi dari seluruh kejadian kanker. Di Instalasi Rawat Jalan RSUP dr.M.Djamil tahun 2010, kasus kanker payudara berjumlah 1758 kasus sedangkan Instalasi Rawat Inap berjumlah 209 kasus. Di Instalasi Rawat Inap terdapat 11% penderita (22 orang) berusia 30 tahun kebawah, usia termuda adalah 22 tahun. Bahkan, di Instalasi Rawat Jalan usia termuda penderita adalah 15 tahun. Penderita kanker payudara di RSUP dr.M. Djamil terbanyak (54%) berasal dari kota Padang (Gondhowiardjo, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2009-2010 terdapat 106 kasus kanker payudara yang dirawat inap. Sedangkan dari RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado bagian rawat inap, kasus kanker payudara dari April 2012 - Juni 2013 terdapat sekitar 165 penderita yang terdiagnosa menderita kanker payudara.

(19)

disebut dengan “cancer age group”. Namun usia muda juga bukan jaminan aman dari

kanker payudara (Luwia, 2003).

Menurut Sutjipto, saat ini telah banyak ditemukan penderita kanker payudara pada usia muda, bahkan tidak sedikit remaja puteri usia empat belas tahun menderita tumor di payudaranya. Dimana tumor yang terjadi bisa menjadi kanker, bila tidak terdeteksi lebih awal. Meskipun tidak semuanya ganas, tetapi ini menunjukkan bahwa saat ini sudah ada tren gejala kanker payudara yang semakin tinggi diusia remaja (Lily, 2008).

Menurut Jane Wardle dari Badan Penelitian Kanker Amal Inggris, sebagian besar remaja puteri disetiap negara tidak menyadari faktor pola hidup dapat mempengaruhi resiko mereka terserang kanker payudara. Hanya 5% yang menyadari bahwa menyantap makanan, minuman alkohol serta kurang berolahraga beresiko terserang kanker payudara (Kollinko, 2007).

Janet E Olson dari Mayo Clinic College of Medicine di Rochester Minnesota (AS) mengatakan bahwa resiko kanker payudara dimulai saat remaja wanita memutuskan untuk merokok atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Olson juga menunjukkan bahwa para wanita yang mulai merokok sebelum mengalami kehamilan pertama akan memiliki resiko terkena kanker payudara setelah masa menopause. Olson juga menyatakan bahwa target untuk menanggulangi terjadinya kanker payudara pada wanita bisa dicegah saat masih remaja (Jaknews, 2005).

(20)

lanjut maka dalam hal ini deteksi dini dan diagnosis keganasan memegang peranan penting untuk memperbaiki prognosis disamping faktor klinis lainnya.

Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhan. Pada tumor ukuran kecil tindakan bedah kuratif dapat diharapkan, sekalipun kemungkinan sifat

unpredictable tidak dapat diabaikan. Oleh sebab itu, penanggulangan kanker payudara dititikberatkan pada deteksi tumor stadium dini yang biasanya berukuran kecil.

Salah satu metode deteksi dini kanker payudara adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI perlu dilakukan ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mengalami perkembangan payudara. SADARI berperan penting dalam penemuan kanker payudara stadium dini, karena secara statistik di negara Amerika dan Indonesia 95% kejadian kanker payudara ditemukan oleh penderita itu sendiri. Bahkan 90% dari kanker payudara ditemukan oleh wanita itu sendiri saat melakukan SADARI. Lebih lanjut Foster dan Conctanta menemukan bahwa kematian akibat kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan SADARI dibandingkan yang tidak.

(21)

SADARI sebaiknya dilakukan secara rutin pada waktu yang sama setiap bulan, yakni hari ke-7 hingga ke-10 sesudah hari pertama menstruasi, karena pada saat ini pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor ataupun kelainan pada payudara (Widyastuti, 2012). Sedangkan American Cancer Society (ACS) menyatakan SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi (hari ke-10 terhitung mulai hari pertama haid) (kemenkes, 2008).

SADARI merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk menemukan kanker payudara pada stadium dini. Masalah utama pelaksanaan SADARI sebagai metode deteksi dini kanker payudara adalah ketidakteraturan dan jarang sekali dilakukan dengan benar, sehingga perlu adanya intervensi berupa pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik (Erniyati, 2006).

Menurut Smeltzer, hanya 25%-30% wanita yang melakukan SADARI dengan baik dan teratur setiap bulannya. Menurut Bustan, rendahnya kesadaran untuk memeriksakan diri tidak hanya terjadi pada wanita dengan pendidikan atau ekonomi rendah tetapi juga mereka yang berpendidikan tinggi atau cukup mapan, bahkan dikalangan profesi kedokteran sendiri. Padahal Notoatmodjo (2003) menyatakan perilaku seseorang tentang kesehatan diantaranya ditentukan oleh pengetahuan orang yang bersangkutan.

(22)

Dengan mempelajari motivasi maka kita akan dapat menjelaskan dan memprediksi perilaku seseorang. Jika seseorang sudah memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, maka perilakunya menjadi konsisten dan dapat diramalkan. Motivasi merupakan sebuah konsep psikologis yang intangible atau tidak kasat mata sehingga kita tidak dapat melihatnya secara kasat mata namun kita dapat mengetahuinya dengan menyimpulkan perilaku, perasaan dan perkataannya ketika mereka ingin mencapai tujuannya.

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada remaja puteri di SMUN 2 Pasar Tangerang (2010) menunjukkan masih rendahnya remaja yang berperilaku SADARI secara benar, dengan data yang diperoleh yaitu sebanyak 39,9% responden yang pernah melakukan SADARI, 4,1% yang melakukan secara teratur dan 7,8% yang melakukan SADARI secara benar (7-10 hari) setelah menstruasi.

Penelitian yang dilakukan pada pasien kanker payudara di 9 rumah sakit umum di Alexandria, diperoleh hasil bahwa pasien yang melakukan SADARI memiliki proporsi yang lebih tinggi untuk terdiagnosis pada stadium dini (stadium I&II) (87,5%) dibanding dengan pasien yang tidak pernah melakukan SADARI (52,5%).

(23)

SMA Negeri 1 Marbau merupakan salah satu SMA yang ada di kecamatan Marbau, terletak di Jalan Besar Marbau No.25 dusun Batu Satu Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhan Batu Utara. SMA tersebut memiliki jumlah siswa sebanyak 518 orang, terdiri dari 222 siswa laki-laki dan 296 siswa perempuan dengan rentang umur 15-19 tahun yang tergolong usia remaja.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 04 November 2013 menunjukkan bahwa diantara 10 orang remaja putri siswi SMA Negeri 1 Marbau, 7 orang memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI dan kanker payudara dan 2 orang memiliki pengetahuan yang cukup serta 1 orang tidak mengetahui tentang SADARI dan kanker payudara. Sedangkan tindakan SADARI, hanya 2 orang yang melakukan dengan frekuensi yang tidak teratur.

1.2 Perumusan Masalah

(24)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk melihat besarnya pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap motivasi remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014

1.4 Manfaat penelitian

(25)

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(26)

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Defenisi Pengetahuan

Dalam pemahaman umum pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan isinya termasuk manusia dan kehidupannya (Keraf, 2001). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu ia mencari dan hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan (Tafsir, 2004).

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

(27)

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

2. Informasi/Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedianya bermacam-macam media massa mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lainnya mempunyai pengaruh terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

(28)

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

6. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.

Pengetahuan sangat menentukan seseorang dalam berperilaku, hal ini sesuai dengan pendapat Green dan Kauter (2005) bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi antara lain pengetahuan, dan hal tersebut sejalan dengan pendapat H.L.Blum dikutip oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku nyata (tindakan) seseorang.

Pendidikan kesehatan khususnya mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam upaya pendeteksian kanker payudara secara dini, sehingga remaja putri dapat segera mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara yang kemungkinan dapat menimbulkan terjadinya kanker payudara.

2.2 Motivasi

(29)

motivasi kita akan berhubungan dengan hasrat, keinginan (want), dorongan (drive) dan tujuan (Thoha, 2007).

Motivasi seseorang untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah daya upaya yang mendorong seseorang baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar untuk dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam sehingga mengarahkan remaja putri untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

Menurut Notoatmodjo (2010), ada 2 aliran teori motivasi yaitu : 1. Content Theory

Merupakan teori-teori yang mengajukan cara untuk menganalisis kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku tertentu. Salah satu teori kebutuhan yang terkenal adalah teori kebutuhan berhierarki dari Maslow.

2. Process Theory

Merupakan teori-teori yang berusaha memahami proses berpikir yang ada yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Salah satu teori ini dalah teori harapan (expectancy theory).

2.3 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2007).

(30)

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan (perilaku). Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Allen, Guy and Edgley mengatakan bahwa sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap merupakan respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan (Azwar, 2005).

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponan pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2009) adalah:

1) Pengalaman pribadi

(31)

dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis.

2) Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, akan sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentingan perorangan.

3) Orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, sesorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak memengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami dan lain-lain.

4) Media massa

(32)

dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. 5) Institusi/ lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik-dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6) Faktor emosi dalam diri individu

Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

Sikap mempunyai arah artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu setuju atau tidak setuju. Orang yang setuju terhadap suatu objek maka arahnya positif dan sebaliknya orang yang tidak setuju maka arahnya negatif.

2.4 Kanker Payudara

2.4.1 Defenisi Kanker Payudara

(33)

perubahan yang tidak normal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara (Depkes, 2008). Kanker tersebut merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol akibat perubahan yang tidak normal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

Kanker payudara merupakan suatu mekanisme terjadinya perubahan sel dan saluran kelenjar air susu dalam payudara normal menjadi sel yang bersifat buruk. Sel ini tumbuh sangat cepat bahkan lebih cepat daripada sel normal, merusak jaringan sekitar, menyebar ke kelenjar getah bening, masuk ke pembuluh darah sampai organ-organ lain dan menyebabkan kegagalan fungsi organ-organ sehingga dapat mengakibatkan kematian (Soemitro, 2012).

(34)

2.4.2 Jenis-Jenis Kanker Payudara

Terdapat banyak varian dari kanker payudara, meskipun sebagian diantaranya sangat jarang terjadi. Berikut ini adalah beberapa jenis kanker payudara yang menyerang manusia, yang terdiri atas (Nurcahyo, 2010) :

1. Jenis kanker payudara yang sering terjadi a) Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)

Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) adalah perkembangan sel abnormal yang menyerang sel-sel pada saluran susu. Kanker ini termasuk jenis noninvasif (tidak menyebar), namun ada kemungkinan DCIS ini menyebar ke kelenjar susu dan jaringan lemak. DCIS yang sudah menjangkiti tubuh umumnya menunjukkan gejala seperti keluarnya cairan dari puting susu. Hampir semua wanita yang mengalami kanker pada tahapan ini dapat diobati dengan baik.

b) Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)

(35)

c) Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)

IDC merupakan kanker yang paling banyak menyerang, terutama pada wanita yang berusia >45 tahun. IDC berawal dari saluran susu dan menyebar melalui aliran darah serta jaringan limfa ke bagian tubuh lainnya. Jenis ini menghasilkan ancaman yang paling berbahaya. Dari seluruh kasus kanker payudara yang diketahui, sekitar 60-80% adalah IDC. Salah satu ciri fisik dari gejala IDC adalah puting penderita tertarik kedalam dan terdapat benjolan yang runcing.

d) Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)

ILC adalah jenis kanker payudara invasif, ia bahkan sulit dideteksi dengan teknik mammogram. Kanker jenis ini menyerang jaringan payudara dibawah kulit, didalam kelenjar susu dan menyebar ke jaringan lemak serta jaringan penyangga payudara. Ciri-ciri fisik ILC adalah payudara penderitanya menebal serta dibagian tertentu membengkak dan keras, puting susu tertarik kedalam dan kulit payudara menebal, berkerut/bersisik.

2. Jenis Kanker yang Jarang Menyerang a. Inflammatory Breast Cancer (IBC)

(36)

b. Karsinoma Medulari (Medullary Carcinoma)

Medullary Carcinoma merupakan jenis khusus dari kanker payudara yang membahayakan. Jenis ini mirip dengan IDC, bedanya pada medullary terdapat batas–batas yang terlihat jelas antara jaringan tumor dengan jaringan normal. Ciri khusus dari kanker ini adalah ukuran kanker sel yang besar dan adanya sel-sel sistem kekebalan disisi-sisi tumor.

c. Karsinoma Koloid (Mucinous Carcinoma)

Mucinous Carcinoma merupakan jenis kanker payudara invasif yang jarang terjadi yang dibentuk oleh sel-sel kanker yang memproduksi lendir. Sel kanker jenis ini berbentuk seperti jelly dan mudah dibedakan dengan sel normal.

d. Karsinoma Tubular (Tubular Carcinoma)

Karsinoma tubular adalah jenis khusus dari karsinoma payudara duktal invasif yang lain. Karsinoma tubular kejadiannya sekitar 2% dari semua kasus kanker payudara dan cenderung mempunyai ramalan atau prognosis yang lebih baik dibandingkan karsinoma duktal atau lobular berbahaya lainnya.

e. Gangguan Paget pada Puting (Paget Disease of the Nipple)

(37)

2.4.3 Etiologi Kanker Payudara

Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Namun ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara. Beberapa diantaranya, adalah (Aulia, 2012) :

1. Faktor usia

Peluang mengidap kanker payudara meningkat pada usia remaja keatas, khususnya pada wanita yang usianya sudah tua. Sekitar 1 dari 8 penderita kanker payudara invasif ditemukan pada wanita yang berusia <45 tahun, sedangkan 2 dari 3 wanita yang mengidap kanker payudara invasif berusia >50 tahun ketika kanker tersebut terdeteksi.

2. Faktor genetik (keturunan)

Gen BRCA 1 dan BRCA2 diyakini para ahli medis sebagai jenis gen yang membawa potensi kanker payudara. Gen ini ditemukan pada penderita kanker payudara dan keturunannya. Jika seseorang memiliki jejak keluarga penderita kanker payudara maka ia berpotensi 2 kali lebih besar untuk terjangkit kanker payudara daripada orang yang keluarganya tidak memiliki jejak sebagai penderita kanker payudara.

3. Usia reproduksi

(38)

yang tinggi untuk menderita kanker payudara. Kehamilan pertama dialami pada usia <20 tahun dan >35 tahun berpotensi untuk mengalami terjadinya kanker payudara. Selain itu, wanita yang tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker payudara.

4. Penggunaan obat diethylstilbestrol (DES)

Diethylstilbestrol (DES) adalah obat penguat kehamilan yang biasanya dikonsumsi wanita hamil untuk mencegah keguguran. Namun, kini obat tersebut jarang dikonsumsi. Para ahli menyimpulkan DES berpotensi menimbulkan sel kanker.

5. Terapi hormon post menopause

Terapi hormon post menopause disebut juga terapi penggantian hormon/hormone replacement therapy (HRT), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk membantu mengurangi gejala-gejala menopause dan membantu mencegah penipisan tulang (osteoporosis). Penggunaan hormon estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

6. Keadaan depresi (stress)

Stres juga termasuk salah satu penyebab kanker payudara. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa risiko kanker payudara meningkat pada orang yang sering mengalami stress (goncangan jiwa) dan pada wanita yang mengalami menstruasi pertama dibawah usia 11 tahun.

7. Diet yang tidak sehat (tidak seimbang)

(39)

mengkonsumsi lemak secara berlebihan. Terjadinya tumpukan lemak didalam tubuh dan jaringan lemak payudara dapat memicu reaksi dengan radikal-radikal bebas dan menumbuhkan sel abnormal.

8. Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan seseorang merokok beresiko menumbuhkan sel kanker disetiap bagian tubuh. Mengonsumsi alkohol dapat memicu produksi hormon seseorang. Penumpukan hormon inilah yang dapat memicu ketidaknormalan sel jaringan didalam payudara. Mengonsumsi alkohol meningkatkan risiko kanker payudara pada orang sebesar 21%.

9. Faktor kegemukan/obesitas

Obesitas telah lama diteliti sebagai faktor risiko perkembangan payudara. Mempunyai berat badan berlebih (obesitas) bisa juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara yang lebih tinggi, khususnya bagi wanita pasca menopause. Setelah menopause, ketika ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen, jaringan lemak merupakan tempat utama dalam produksi estrogen endogen. Oleh karena itu, wanita dengan berat badan berlebih dan BMI yang tinggi, mempunyai level estrogen yang tinggi.

2.4.4 Gejala Kanker Payudara

(40)

Semakin lanjut stadium kanker, semakin sukar dan kecil peluang untuk disembuhkan. Semakin dini terapi dilakukan, semakin besar kesembuhan yang mungkin didapat (Setiati, 2009).

Adapun tanda dan gejala kanker payudara, antara lain (Kumalasari, 2012) :

1. Teraba benjolan yang keras disekitar jaringan payudara atau bahkan salah satu payudara tampak lebih besar. Benjolan ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, mulai dari ukuran kecil kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit (terfiksasi).

2. Terjadi perubahan pada kulit payudara sekitar benjolan, diantaranya berkerut dan iritasi seperti kulit jeruk. Saat benjolan mulai membesar, akan menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat ditekan.

3. Bentuk dan warna puting berubah (bisa masuk kedalam atau terasa sakit terus-menerus) serta mengeluarkan cairan/darah.

4. Ada luka dipayudara yang sulit sembuh. 5. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak. 6. Terasa sangat gatal didaerah sekitar puting.

7. Pada perabaan ada bagian payudara yang terasa lebih hangat dibandingkan daerah sekitar.

2.4.5 Klasifikasi Kanker Payudara

(41)

penyebaran ketempat lain. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi TNM. Sistem tumor nodus metastasis (TNM) pertama kali dikembangkan oleh Pierre Denoix pada tahun 1942 dan dipublikasikan oleh The International Union Against Cancer pada tahun 1958 (Rasjidi, 2009).

Ketiga faktor T, N, M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi serta sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Adapun klasifikasi stadium kanker payudara dengan system TNM antara lain:

 T (Tumor size) : adalah ukuran tumor ganas (kanker payudara), terbagi atas: T0 : tidak ditemukan tumor primer

Tis : Karsinoma In Situ

T1 : tumor ganas yang berukuran < 2 cm T2 : tumor ganas yang berukuran 2-5 cm T3 : tumor ganas yang berukuran > 5 cm

T4 : tumor ganas yang telah menempel pada kulit atau dinding dada yang ditandai dengan adanya gambaran kulit jeruk diatas tumor ganasnya. T4b : keadaan tumor ganas yang kulitnya sudah tidak ada sehingga

tumornya kelihatan.

 N (Node) : adalah kelenjar getah bening regional yakni kelenjar getah bening yang ditemukan dari kelenjar getah bening ketiak dan hubungannya dengan kanker payudara.

(42)

N1 : ada metastasis pada kelenjar getah bening aksilla dan dapat digerakkan

N2 : ada metastasis pada kelenjar getah bening aksilla dan sulit digerakkan.

N3 : ada metastasis pada kelenjar getah bening diatas tulang selangka (supraclavicula) mengenai kelenjar mammae interna dekat tulang sternum.

 M (Metastasis) : adalah penyebaran kanker payudara yang terjadi didalam tubuh, yang terdiri atas :

Mx : metastasis jauh tidak ditemukan M0 : tidak adanya metastasis jauh

M1 : ditemukan metastasis jauh yang telah mencapai organ

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M diperoleh, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

 Stadium 0 : Tis N0 M0

 Stadium I : T1 N0 M0

 Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

 Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

 Stadium IIIA : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 /T3 N2 M0

 Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

 Stadium III C : T… N3 M0

(43)

2.5 Deteksi Dini Kanker Payudara

Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi secara dini adanya kanker payudara, sehingga diharapkan dapat diterapi dengan teknik yang dampak fisiknya kecil dan punya peluang lebih besar untuk sembuh (Depkes, 2008).

Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI yakni pemeriksaan payudara sendiri. Ternyata sekitar 86% benjolan payudara yang kemungkinan dapat menjadi keganasan payudara ditemukan oleh individu yang bersangkutan pada saat melakukan SADARI (Harjanto, dkk, 2012).

2.6 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) adalah memeriksa ukuran dan bentuk kedua payudara, meraba jaringan payudara untuk menemukan adanya benjolan dan memeriksa apakah ada cairan yang keluar dari putting payudara (Depkes, 2008).

SADARI merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya kewaspadaan akan adanya benjolan yang tidak normal pada payudara. SADARI dapat dilakukan ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya (Soemitro, 2012).

(44)

dalam posisi berdiri sambil tangan disamping dan kedua telapak tangan menekan satu sama lain dan kedua tangan berada pada pinggang. Bentuk payudara yang asimetris, adanya massa dan kulit yang retraksi dapat terdeteksi dengan manuver ini (Freedman, 2005 dalam Rasjidi, 2009).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin, karena hampir 86% benjolan payudara ditemukan oleh individu yang bersangkutan. Pemeriksaan ini sangat mudah, murah dan tidak memerlukan biaya. Sebaiknya, SADARI dilakukan setiap bulan setelah menstruasi yaitu pada hari 7-10 sejak menstruasi hari pertama. Pada saat tersebut pengaruh hormon estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara dalam keadaan tidak bengkak sehingga mudah meraba adanya benjolan/kelainan (Harjanto, 2012).

American Cancer Society (ACS) dalam proyek skrining kanker payudara menganjurkan kepada wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara walaupun tidak dijumpai keluhan apapun, diantaranya :

a) Wanita berusia >20 tahun melakukan SADARI setiap bulan. b) Wanita berusia >35-40 tahun melakukan mammografi.

c) Wanita berusia >40 tahun melakukan check up pada dokter ahli. d) Wanita berusia >50 tahun check up rutin/mammografi setiap tahun.

(45)

2.6.1 Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Ada 3 langkah tatalaksana yang sederhana dalam melakukan SADARI, yakni: 1. Pemeriksaan didepan cermin

a) Melihat Payudara

Bukalah seluruh pakaian dari pinggang ke atas dan berdirilah di depan cermin yang besar dengan kedua tangan dipinggang, kemudian perhatikan payudara anda. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara, seperti :

Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris? Apakah payudara membesar atau mengeras?

Apakah arah puting susu tidak lurus ke depan atau berubah arah? Apakah puting susu tertarik ke dalam?

Apakah kulit pada puting susu berkerut?

Apakah puting susu berwarna kemerahan, terasa nyeri dan bengkak ? Apakah kulit menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)? Apakah permukaan kulit tidak mulus, ada kerutan atau cekungan?

Masih berdiri didepan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala, sementara kedua tangan ditarik kebelakang. Dengan posisi seperti ini, akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.

(46)

kontur payudara. Kemudian angkat kedua tangan dan cermati perubahan yang ada pada payudara anda.

Gambar 2.1 Pemeriksaan payudara didepan cermin b) Memijat Payudara

(47)

Selanjutnya tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning atau bercampur darah). Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

(48)

2. Pemeriksaan dalam posisi berbaring

Berbaring telentang dengan bantal yang diletakkan dibawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik keatas. Telusuri payudara kiri menggunakan jari-jari tangan kanan. Gunakan pijatan pelan namun mantap (bukan keras) dengan tiga ujung jari anda (telunjuk, tengah dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup seperempat bagian payudara. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

(49)
(50)

3. Pemeriksaan di kamar mandi

Pemeriksaan payudara dapat juga dilakukan pada saat mandi yakni dengan menggunakan baby oil atau sejenisnya pada payudara agar tangan bisa meluncur dengan licin saat meraba payudara. Dengan jari-jari yang bersusun rata gerakan secara mantap meliputi setiap bagian dari masing-masing payudara.

Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri dan tangan kiri untuk payudara sebelah kanan. Periksa adanya benjolan, massa yang keras atau penebalan. Bagi kebanyakan wanita, paling mudah melakukan perabaan terhadap payudaranya adalah ketika mandi karena payudaranya sedang basah atau licin, sehingga paling cocok adalah waktu mandi dibawah shower, dan lakukan perabaan seperti saat berbaring dan pastikan bahwa seluruh bagian payudara teraba seluruhnya (Nisman, 2011).

(51)

Hal-hal yang perlu dicari saat memeriksa payudara sendiri (SADARI), antara lain:

a. Perubahan ukuran dan bentuk payudara

b. Lipatan atau cekungan (dimple) pada kulit payudara c. Perubahan warna kulit

d. Terjadi tarikan pada puting

e. Terjadi pembengkakan pada ketiak dan perlukaan diketiak (Nisman, 2011).

2.7 Remaja 2.7.1 Defenisi

Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Defenisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun).

(52)

Gunarsa (1978) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab.

2.7.2 Ciri-ciri Masa Remaja

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (2004) antara lain :

a) Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

b) Masa remaja sebagai periode peralihan. yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Disini berarti masih berada dalam perkembangan masa kanak-kanak dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.

(53)

d) Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.

e) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri. Dikatakan demikian karena remaja sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut akan hal tersebut.

f) Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.

(54)

2.7.3 Perubahan Fisik Masa Remaja

Pada masa remaja pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Dalam perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan seks sekunder. Berikut ini adalah uraian lebih lanjut mengenai ciri-ciri seks primer dan sekunder pada remaja pria dan wanita:

1. Ciri seks primer pada masa remaja

Ciri seks primer pada masa remaja adalah tanda-tanda/perubahan yang menentukan bahwa organ reproduksi pada manusia sudah mulai berfungsi secara optimal.

a) Pada pria – Gonad atau testis yang terletak di skrotum, pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan menurun, testis sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Jika fungsi organ-organ pria sudah matang, maka biasanya mulai terjadi mimpi basah.

(55)

2. Ciri seks sekunder pada remaja

Ciri seks sekunder pada remaja, antara lain:

a) Pada wanita: Menurut Sarwono (2011) ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah pinggul lebar, bulat dan membesar, puting susu membesar dan menonjol serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif lagi. Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina. Otot semakin besar dan semakin kuat terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki bertambah panjang. Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu. Pada saat perempuan dilahirkan, banyak sel telur berisi cairan yang dinamai folikel, dan setiap bulan sel telur akan dikeluarkan dari ovarium kanan dan kiri secara bergantian melalui proses menstruasi.

(56)

2.8 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan:

Pengetahuan = Variabel Eksogenous

Motivasi = Variabel Intervening

Sikap = Variabel Endogeneus

2.9 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap motivasi remaja putri yang melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

2. Ada pengaruh motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

3. Ada pengaruh pengetahuan terhadap sikap remaja putri yang melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara

(57)

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian causal komparatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek dan waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab akibatnya (Arikunto, 2000), Teknik Analisis data menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2014.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2013 s/d Juli 2014. 3.3Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

(58)

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel yakni remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang berusia 15-18 tahun yang merupakan siswi SMA Negeri 1 Marbau kelas X dan XI sebanyak 122 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer yang digunakan merupakan hasil wawancara dari responden yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari tata usaha yakni berupa absensi dan rekapitulasi data siswa-siswi SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara serta informasi dari para guru mengenai pendidikan dan pelatihan terhadap siswa-siswi disekolah tersebut.

3.5Defenisi Operasional 1. Variabel Eksogenous

Pengetahuan adalah informasi atau hal yang diketahui remaja putri tentang cara, waktu, manfaat dan tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

2. Variabel Intervening

(59)

3. Variabel Endogenous

Sikap adalah pendapat atau persepsi berupa pernyataan penerimaan mengenai cara, waktu, manfaat dan tujuan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1 Pengetahuan

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) diukur melalui jawaban kuesioner dan responden diharapkan menjawab pertanyaan dengan memberi tanda “check list” (Notoatmojo, 2010).

Pengetahuan diukur melalui 16 pertanyaan dengan menggunakan skala interval, masing–masing pertanyaan bernilai 1 apabila dijawab dengan benar sehingga skor tertinggi adalah 16. Bila menjawab salah atau tidak tahu, maka diberi nilai 0 sehingga skor terendah adalah 0.

3.6.2Motivasi

Untuk mengetahui motivasi remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) diukur melalui nilai jawaban atas pernyataan yang diajukan kepada responden dengan menggunakan skala interval yakni total skor jawaban tertinggi adalah 35 dan total skor jawaban terendah adalah 7. Dalam kuesioner indikator motivasi terdiri atas 2 bagian yakni motif dan harapan. Pemberian nilai berdasarkan :

1. Alternatif jawaban 5 = Selalu

(60)

3 = Kadang-kadang 2 = Jarang

1 = Tidak pernah 3.6.3 Sikap

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Untuk mengetahui sikap responden disusun sebanyak 13 pernyataan. Adapun skala ukur yang digunakan adalah skala interval. Dalam pengukuran sikap, total skor tertinggi adalah 65 dan skor terendah adalah 13.

Pemberian nilai dilakukan berdasarkan: (Riduwan, 2007). 1. Jika tentang pernyataan positif, yaitu :

5 = Sangat setuju (SS) 4 = Setuju (S)

3 = Ragu-ragu (R) 2 = Tidak Setuju (TS)

1 = Sangat tidak Setuju (STS)

2. Jika tentang pernyataan negatif, yaitu : 1 = Sangat setuju (SS)

2 = Setuju (S) 3 = Ragu-ragu (R) 4 = Tidak setuju (TS)

(61)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diolah secara manual dan komputerisasi, pelaksanaannya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang telah diperoleh. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya dengan kode tertentu. Dan Tabulasi, yaitu data yang terkumpul ditabulasi dalam bentuk tabel.

3.7.2. Teknik Analisa Data

Dari kuesioner yang telah telah dikumpulkan yakni tentang pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap sikap remaja putri yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) kemudian dilakukan penerapan analisis jalur dengan menggunakan komputer yang memakai software AMOS ataupun SPSS.

Analisis jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Rutherford 1993 dikutip oleh Sarwono, 2007).

Analisis SEM (Structural Equation Modelling) memiliki peranan penting dalam analisis jalur karena analisis SEM mampu mengolah sejumlah variabel manifes dan variabel laten secara bersamaan. Analisis SEM terdiri atas Measurement model

dan structural model yang bertujuan untuk menguji apakh model tersebut sudah fit

dengan data yang ada (Santoso, 2014).

(62)

endogenous berdasarkan variabel eksogenous serta untuk melihat hubungan atau pengaruh langsung antara ketiga variabel dan diantaranya variabel intervening

(variabel antara) (Saparina, 2013).

Menurut Widiyanto (2013), adapun langkah dalam analisis jalur adalah: 1. Menghitung koefisien korelasi sederhana

2. Membuat matriks korelasi

3. Pengujian signifikasi koefisien jalur

(63)

4.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhan Batu Utara Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Marbau merupakan sekolah negeri milik pemerintah yang terletak di jalan Besar Marbau no.25 Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhan Batu Utara. SMA ini didirikan pada tahun 1996. SMA ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas X, kelas XI dan kelas XII.

SMA Negeri 1 Marbau memiliki batas wilayah sebagai berikut : 1. Bagian Utara : Jalan Raya

2. Bagian Selatan : Tanah Bapak Regar 3. Bagian Timur : Tanah Bapak Sampurna 4. Bagian Barat : Tanah Bapak Leman

Status tanah sekolah merupakan milik pemerintah dengan luas bangunan 15.771 meter dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang dalam proses belajar mengajar seperti ruang untuk belajar sebanyak 12 bangunan, ruang perpustakaan, ruang laboratorium bahasa dan sarana olahraga. Selain itu di SMA ini juga terdapat ruang kepala sekolah dan wakilnya, ruang guru, ruang tata usaha, ruang BP, ruang UKS. Mushalla, kamar mandi, kantin sekolah dan rumah penjaga sekolah serta parkir kendaraan siswa-siswi dan para pengajar.

Jumlah tenaga pengajar dan tenaga administrasi di SMA Negeri 1 Marbau sebanyak 45 orang yang terdiri dari :

(64)

3. Guru Honor Komite : 5 orang 4. Staff Tata Usaha : 2 orang 5. Penjaga Sekolah : 2 orang 6. Tenaga Kebersihan : 1 orang

Adapun jumlah siswa-siswi SMA Negeri 1 Marbau sebanyak 518 orang yang terdiri dari 222 orang laki-laki dan 296 perempuan, kelas X memiliki 110 siswa dan 106 siswi, kelas XI memiliki 58 siswa dan 100 siswi serta kelas XII memiliki 54 siswa dan 90 siswi.

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 122 responden di SMA Negeri 1 Marbau melalui pengisian kuesioner dengan wawancara, berikut ini disajikan gambaran karakteristik responden yang terdiri atas umur, agama dan sumber informasi.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Responden f %

1 15 tahun 10 8,2

2 16 tahun 60 49,2

3 17 tahun 46 37,7

4 18 tahun 6 4,9

Jumlah 122 100,0

(65)

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebanyak 122 orang, mayoritas responden berumur 16 tahun sebanyak 60 orang (49,2%) dan minoritas berumur 18 tahun sebanyak 6 orang (4,9%).

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Data deskriptif berdasarkan agama responden dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

No Agama Responden f %

1 Islam 113 92,6

2 Kristen 9 7,4

Jumlah 122 100,0

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebanyak 122 orang, mayoritas responden beragama Islam sebanyak 113 orang (92,6%) dan minoritas beragama Kristen sebanyak 9 orang (4,9%).

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

(66)

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

No Sumber Informasi f %

1 Media Elektronik 40 32,8

2 Media Cetak 14 11,5

3 Internet 50 41,0

4 Orang Tua 10 8,2

5 Teman 8 6,5

Jumlah 122 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menggunakan internet dalam mencari informasi kesehatan sebesar 41,0%, disusul oleh media elektronik sebesar 32,8%, kemudian media cetak sebesar 11,5%, melalui orang tua sebesar 8,2%, dan hanya sebesar 6,5% yang mencari informasi kesehatan melalui teman.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.1 Tampilan Hasil Analisis Menggunakan AMOS

Hasil analisis dapat ditampilkan dalam 2 bentuk, yaitu : a) Diagram

(67)

Unstandardized Estimate Standardized Estimate

Gambar 2.6 Output dalam bentuk diagram b) Teks Output

Data yang telah diolah menggunakan software AMOS akan menghasilkan

output berbentuk teks. Adapun output dalam bentuk teks dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar

Gambar 2.1 Pemeriksaan payudara didepan cermin …………………….  31
Gambar 2.1 Pemeriksaan payudara didepan cermin
Gambar 2.2 Pemeriksaan puting payudara
Gambar 2.4 Pemeriksaan payudara ketika mandi
+7

Referensi

Dokumen terkait

M erancang dan melaksanakan akt ivit i sukan/ permainan yang bert eraskan ilmu penget ahuan, kemahiran dan kreat ivit i/ inovasi, merekod, menganalisis dat a dan mengambil t

Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen dalam layanan purna jual tv led dan upaya yang dilakukan Service Center

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

Dalam Kitab Suci al- Qur’an misalnya, Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad, rasul -Nya, mengajak komunitas keagamaan yang lain, khususnya para penganut Kitab (Ahl al- Kitab

To ensure the conformity of the products manufactured with the sample material and/or sold we operate an effective quality assur- ance system and shall maintain it for the whole

Oemikian  juga  seperti  yang  terlihat  dalam  tabel  12  dimana  suami  dari   responden  sabagian  besar  bekerja  sebagai  pagawai  nageri  dan  swasta.  

Kegiatan awal dan kegiatan akhir yaitu sebuah pembiasaan untuk melatih anak terbiasa melakukan, mengucapkan pembiasaan yang ada dalam sekolah (standar

Pada mulanya UNIZAR memiliki 4 (empat) Fakultas, yakni: (1) Fakultas Hukum, Jurusan Hukum Keperdataan dan Jurusan Hukum Pidana, yang belakangan pada tahun 1993, program