• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI DI PAUD METRO PLUS HELVETIAMEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI DI PAUD METRO PLUS HELVETIAMEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan pada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi berjudul “Peran Guru Dalam Meningkatkan Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini Di PAUD Metro Plus Helvetia Medan” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak kendala yang dihadapi peneliti dan dapat diselesaikan berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang akhirnya penulisan ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya.

Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra.Hj.Nasriah,Mpd sebagai Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada peneliti sejak awal sampai dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan

3. Bapak Drs. Nasrun, M.S, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

(4)

Nainggolan, M.Pd sebagai Dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 5. Terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd, dan Dr. Sudirman, S.E, M.Pd selaku ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang turut memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada kak Surya Indrawati,S.Pd dan kak Ika serta Staf pegawai Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Unimed yang telah banyak membantu peneliti. 7. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Christina Br

Sitanggang, S.Pd selaku kepala sekolah PAUD Metro Plus Helvetia Medan serta Ekaristina Saragih,S.Pd, Damay Rentina Siahaan, S.Pd, dan Hotmaniar Harahap, S.Pd dan yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu selaku staf pengajar di PAUD Metro Plus Helvetia Medan yang telah banyak memberikan izin penelitian serta dukungan motivasi dalam pelaksaan penelitian.

8. Teristimewa peneliti sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta H.Gurning dan Ibunda Y.Sitanggang dan Abangku Gideon Novian Gurning, S.Pt yang senantiasa telah memberikan bantuan, motivasi, doa yang tulus dan dukungan moril serta material sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan menyelasikan skripsi ini.

(5)

memberikan dorongan, bantuan dan doa selama perkuliahan serta dalam penulisan skripsi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Ucapan terima kasih yang tulus kepada Sahabat terbaikku Juliyati Sipayung adik Roma Br Sitanggang, Lumayan Br Sitanggang dan Dian Eka Wati Sinaga serta kakak tersayang Eva Br Sitanggang, Esra Bunga Yanti Sitanggang dan Anim Silsa serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

11.Buat sahabat-sahabat yang terkasih Reni F. Simamora, Lisna E hutapea, Ernita, Desy Susianti, Nuri Wulandari, Herman Sinaga, Teguh Amanda, serta teman seperjuangan selama mengikuti bimbingan skripsi yaitu Elka Mayalani Simbolon, Asmina Ginting, Rika Rentina Ginting, Rohana M. Tamba, Junjung M.Panjaitan, Dionisius Samosir, Agustinus Sianturi, Fatmawati Siregar, Yusuf Hidayat. Dan juga teman PLS LOVER’S yaitu Hamdan S. Siregar, Ramot Tua Tarihoran, Maruba Samosir, yang telah banyak memberikan bantuan moral dalam penyelesaian perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

(6)

Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi pengembang dunia pendidikan.

Medan, Januari 2015

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul “ PeranGuru Terhadap Tingkat Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini di Paud Metro Plus

Helvetia Medan”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Medan. Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis mengalami kesulitan dan penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.Nasriah M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyelesaian proposal penelitian ini. Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini bermamfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2015

(8)

ABSTRAK

Ester Kessia Gurning, NIM 1103371011Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini di Paud Metro Plus Helvetia Medan. Skripsi Program Study Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan,2015

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja pekerja sosial peran guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini di Paud Metro Plus Helvetia Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini yang terdiri atas memgajar, membimbing dan membina.

Penelitian ini meggunakan pendekatan metodekualitatif. Dalampenelitianini yang menjadiinformannyaadalah guru-guru yang menjadi tenaga pengajar di PAUD Metro Plus. Dalam pengumpulan data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik wawancara yang dilakukan bersamaan juga dengan observasi dan dokumentasi. Analisi data dilakukan dengan cara bersamaan dengan proses pengamatan yang tidak terlepas satu dengan yang lain serta data dan membangun keabsahan penelitian yang diantaranya yaitu 1) Pengumpulan Data. 2) Reduksi Data. 3) Penyajian Data (Display Data). 4) Kesimpulan atau Verifikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 (lima orang) anak yang belum vasih dalam berbicara dan belum mampu mengucapkan kalimat secara sempurna dan masih belum mampu mengungkapkan apa yang ada difikirannya dengan teratur, yaitu di kelas B ada 1 (satu) orang anak yang bernama Syahira Putri Kirana. Dan di kelas C ada 3 (tiga) orang anak yang belum fasih berbicara yang bernama Hanna Febriani Purba, Tiarmaida Durya Hutauruk dan Roma Naulimana ilalahi. Oleh sebab itu para guru harus lebih sering melakukan percapakan dengan anak supaya anak lebih terbiasa berbicara. Dan lebih berani mengungkapkan apa yang ada difikirannya.

(9)

DAFTAR ISI

1.2. Identifikasi Masalah. ... 7

1.3. Pembatasan Masalah ... 8

1.4. Perumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

1.6.1.Secara Praktis ... 8

1.6.2.Secara Teoritis ... 9

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Kerangka Teori ... 10

2.1.1 Pengertian Peran ... 10

2.1.2 Prinsip-prinsip Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini ... 11

2.1.3 Komponen-komponen Yang Mempengaruhi Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini ... 11

2.1.4 Langkah-langkah Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini ... 12

2.1.5 Fungsi Perkembangan Berbahasan Anak Usia Dini ... 15

2.1.6 Pengertian Berbahasa Anak Usia Dini ... 17

2.1.7 Pengertian Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini ... 18

2.1.8 Hubungan Komunikasi Guru dengan Anak Usia Dini ... 19

2.1.9 Peran Komunikasi Guru Terhadap Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini ... 20

2.2. Kerangka Berfikir ... 22

2.3 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III:METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Desain Penelitian ... 24

3.2 Subjek Penelitian ... 24

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 25

3.3.1Variabel ... 25

3.3.2 Devenisi Operasional ... 25

(10)

3.4.1Pengamatan/Observasi ... 25

3.4.2Wawancara ... 26

3.4.3 Dokumentasi ... 27

3.5.Tehnik Analisis Data ... 29

3.5.1Pengumpulan Data...29

3.5.2Reduksi Data ... 30

3.5.3Penyajian Data (Display Data) ... 30

3.5.4Kesimpulan atau Verifikasi ... 30

3.6. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 31

3.6.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.6.2 Waktu Penelitian ... 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ... 32

4.2 Program Membangun Karakter Anak di PAUD Metro Plus Helvetia Medan ... 37

4.3 Peran Guru Dalam MeningkatkanPerkembanganBerbahasa anak .. 40

4.4 Tujuan Peran Guru Dalam Meningkatkan Perkembanagan BerbahasaAnak ... 43

4.5 Pembahasan Dan Hasil ... 45

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Pedoman Wawancara... 27

Tabel 2 : Waktu Penelitian... 31

Tabel 3 : Sarana... 35

Tabel 4 : Prasarana... 36

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peran penting untuk mengembangkan potensi

Sumber Daya Manusia (SDM).Oleh karena itu, bidang pendidikan harus

mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara sungguh-sungguh baik

dari pemerintah, masyarakat pada umumnya dan guru pada khususnya.

Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 dituliskan tentang sistem

pendidikan Nasional (SIKDIKNAS) pada Pasal 28 ayat 1: pendidikan anak usia

dini diselenggarakan bagi anak sejak dini. Dalam keseluruhan proses pendidikan,

kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama karena pendidikan yang

diperoleh anak usia dini melalui proses belajar mengajar bukanlah sekedar

dipandang untuk menambah pengetahuan saja, melainkan harus pula dipandang

sebagai suatu proses perubahan kelakuan pribadi secara keseluruhan. Djumhur

(1975: 23) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai :

(14)

Bahasa merupakan alat untuk berinteraksi. Melalui bahasa manusia dapat

berinteraksi menggunakan hasil pemikirannya dan dapat mengekspresikanperasa

annya. Dengan bahasa anak dapat membuka cakrawala berfikir dan

mengembangkan wawasannya. Anak-anak belajar bahasa melalui interaksi

dengan lingkungannya baik lingkungan rumah, sekolah, atau masyarakat. Di

sekolah anak belajar bahasa melalui interaksi dengan guru, teman sebaya dan

orang dewasa lainnya. Guru atau pendidik anak usia dini perlu memahami

tentang perkembangan dan pengembangan bahasa anak.

Menurut Depdikbud (1994:185) dikatakan bahwa berbicara secara umum

dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,gagasan,atau isi hati) seseorang

kepada orang lain dengan berbahasa sehingga maksud tersebut dapat dipahami

oleh orang lain. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar

merupakan kegiatan utama karena pendidikan yang diperoleh anak usia dini

melalui proses belajar mengajar bukanlah sekedar dipandang sebagai suatu proses

perubahan kelakuan pribadi secara keseluruhan. Menurut Hariyadi dan Zamzami

(1996: 54), “Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi,

sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain.”

Pendidikan Anak Usia Dini yang berkaitan dengan anak dan ini

menandakan proses pembelajaran harus dalam keadaan menyenangkan dan

menarik. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

(15)

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,

daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan

perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan

tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama berbahasa dalam

waktu yang relatif singkat. Ketika mereka mulai bersekolah dan belajar berbahasa

secara formal, mereka sudah mengetahui dan mengucapkan sejumlah besar kata.

Namun, perkembangan berbahasa tidak berhenti ketika seorang anak sudah mulai

bersekolah atau ketika dia sudah dewasa. Proses perkembangan terus berlangsung

sepanjang hayat, (Zuchdi dan Budiasih, 1996: 4).

(16)

Perkembangan berbahasa yang dimaksud dan dipaparkan adalah berbahasa velbal yaitu bahasa formal baik lisan maupun tulisan yang diakui dan digunakan oleh anggota kelompok sosial. Bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan diantara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggungkapkannya. Secara formal bahasa diartikan sebagai kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Kata berbahasa dalam judul proposal ini berkenaan tentang bahasa verbal.

Hubungan guru dengan anak dinyatakan seperti orangtua dan

anak.Orangtua menjadi pembimbing anaknya supayaperkembangan anak dapat

berlangsung sebaik-baiknya tanpa ada hambatan atau gangguan. Guru berada

dalam lingkungan yang dekat dengan anak, dengan demikian cukup besar

pengaruhnya dan pembentukan pribadi dan cita-cita anak. Anak cenderung untuk

meniru tingkah laku guru, dan peka terhadap sifat-sifat, tingkah laku yang

diperlihatkan oleh seorang guru didepan anak-anak.

Guru berupaya dalam pengembangan berbahasa anak usia dini masih

sangat kurang sempurna diterima oleh anak dalam proses belajar sambil bermain.

Perkembangan berbahasa anak dan kemampuan berbicara anak tidak sama persis

pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu yang

cukup lama. Berbahasa juga memberikan sumbangan yang sangat besar dalam

perkembangan anak. Dengan berbahasa, anak akan tumbuh dan berkembang

(17)

masyarakat. Suryani (2010: 3) mengatakan bahwa anak usia dini melakukan

aktivitas berbahasa yakni berbicara dan mendengarkan. Mereka belum mampu

menulis dan membaca secara sempurna. Oleh karena itu, anak usia dini dalam

berbahasa yang perlu dibina dan dikembangkan terutama keterampilan

mendengarkan dan berbicara.

Seorang guru yang benar-benar mengharapkan anak usia dini tersebut

dapat berbahasa dengan baik dan benar sebaiknya berbahasa yang singkat, yaitu

jangan mempergunakan lima puluh kata ketika lima kata dapat dipahami. Hampir

semua orang dari kita dinasehati seperti anak-anak dan kita semua ingat bahwa

kita membenci hal tersebut, kemudian berbicaralah dengan jelas dalam istilah

yang sederhana dan mudah dipahami anak, bukan abstrak, dan berbahasa dengan

sesederhana mungkin. Di sekolah anak belajar berbahasa apabila seorang guru

memiliki perhatian yang tinggi dalam meningkatkan kemampuan berbahasa, maka

kemungkinan anak akan semakin mahir berbahasa setelah mendapatkan

pendidikan di sekolah.

Perkembangan berbahasa anak dan kemampuan bicara anak tidak sama

persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan

waktu yang agak lama. Berbahasa juga memberikan sumbangan yang besar dalam

perkembangan anak. Dengan berbahasa, anak akan tumbuh dan berkembang

menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul ditengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa berbahasa dipakai oleh

anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan, dan lain-lain

(18)

kehidupannya untuk memenuhi kepentingan individu anak itu sendiri.Dalam

berkomunikasi, berbahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui

berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul

dengan orang lain. Tanpa berbahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi

dengan orang lain. Hasil penelitian Dardjowidjojo (1991:60) menyatakan bahwa

anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia mampu mengeluarkan

kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Hal ini terjadi pada anak-anak yang

normal.Selain anak-anak normal, karena berbagai sebab, ada yang mengalami

kesulitan dalam berbahasa.Orang tua disini harus mampu berbahasa yang mudah

dimengerti oleh anak.

Anak dapat mengekspresikan pikirannya dengan berbahasa sehingga orang

lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak

dapat terjalin dengan baik dengan berbahasa agar anak dapat membangun

hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa berbahasa dianggap sebagai salah

satu indicator kesuksesan seorang anak.

Mengajarkan berbahasa sejak dini akan memudahkan bagi anak karena

masa ini merupakan periode yang sangat menakjubkan dimana terjadi

pertumbuhan kosa kata yang sangat cepat bagi anak. Dengan berbahasa, anak

dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya

kepada orang lain. Anak tersebut memperkaya kosa katanya melalui

pengulangan.Mereka sering mengulangi kosa kata yang baru dan unik sekalipun

mungkin belum tentu memahami artinya. Dalam mengembangkan kosa kata

(19)

menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali dalam

percakapan. Pada masa kanak-kanak awal inilah anak mulai mengkombinasikan

suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.

Berdasarkan hasil pengamatan di Paud Metro Plus Helvetia

Medandiketahui bahwa kemampuan anak dalam berbahasa masih kurang mampu

berkomunikasi dengan berbahasa yang baik. Salah satu alat komunikasi anak

adalah berbahasa yang mudah di mengerti.

Guru hendaknya memperhatikan perkembangan berbahasa anak dengan

cara lebih sering berkomunikasi dengan anak dengan berbahasa yang sederhana

yang mudah di mengerti anak sehingga anak dapat dengan mudah mengingat kata

demi kata yang didengarnya. Serta dengan melakukan kegiatan belajar sambil

bermain agar dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak usia dini. Atas

dasar uraian diatas,makan penulis berkeinginan mengangkat permasalahan

tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul,” Peran Guru Dalam Meningkatkan

Perkembangan Berbahasa Anak di Paud Metro Plus Helvetia Medan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diindentifikasikan

maslah penelitian sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran guru dalam pengembangan berbahasa anak.

2. Peran guru yang masih rendah dalam mengembangkan kemampuan

berbahasa pada kegiatan pengembangan berbahasa verbal.

3. Kurangnya pengetahuan guru tentang cara mendidik kemampuan berbahasa

(20)

4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai mendukung kegiatan belajar

anak.

1.3.

Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang diidentifikasi, tetapi dibatasi pada “Peran Guru Dalam

Meningkatkan Perkembangan Berbahasa Anak di Paud Metro Plus Helvetia

Medan”.

1.4.

Perumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah diatasuntuk lebih mengarah penelitian,

masalah-masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana

peran Guru Dalam Meningkatkan perkembangan berbahasa anak di Paud Metro

Plus Helvetia Medan.

1.5.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Guru Dalam Meningkatkan.

Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini di Paud Metro Plus Helvetia Medan.

1.6.

Manfaat Penelitian

Dalam pemkembangan berbahasa anak memiliki beberapa mamfaat

penelitian adalah :

1.6.1. Secara praktis

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan Guru yang ada di Paud Metro

Plus Helvetia Medan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak agar

lebih sering berinteraksi dengan berbahasa yang sederhana dan mudah dimengerti

dan diingat anak serta menggembangkan kemampuan berbahasa melalui suatu

(21)

1.6.2. Secara Teoritis

Tulisan ini diharapkan memberikan sumbangan dan bahan acuan bagi

peneliti yang lain dalam melakukan pembelajaran untuk mengembangkan lebihlan

jut mengenai Peran Guru Dalam Meningkatkan Perkembangan berbahasa anak

(22)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penitian yang dilakukan di PAUD Metro Plus Helvetia Medan

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Guru adalah sumber belajar pada pendidikan formal , non formal maupun

informal yang merupakan sumber daya manusia yang memegang peran

penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

2. Para guru memberikan pengarahan motivasi atau dorongan kepada anak

usia dini tanpa paksaan dan semangat agar para anak usia dini tidak terlalu

dipaksa untuk belajar, tetapi didorong dengan atau melalui belajar sambil

bermain dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif.

3. Para guru adalah pendidik yang sangat penting dalam meningkatkan

kemampuan berbahasa anak. Tetapi disini para guru masih terkendala oleh

prasarana yang kurang memadai walaupun proses belajar mengajar

(23)

2

5.2. SARAN

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dan kesimpulan peneliti ini,

maka peneliti mengajukan beberapa saran, yakni sebagai berikut:

1. Para guru ssebaiknya adalah lulusan dari PAUD atau Pendidikan Luar

Sekolah sehingga akan sesuai dengan bidang kerjanya untuk mengajar di

sekolah.

2. Para guru jangan memaksakan anak untuk terlalu monoton belajar dalam

proses mengajar, sehingga tujuan yang akan diinginkan dapat tercapai.

3. Para guru sebaiknya senantiasa berupaya untuk memotivasi dan

mendorong anak melalui prinsip belajar sambil bermain, sehingga anak

tidak terlalu jenuh dalam belajar.

4. Perlu kiranya para guru memberikan waktu luang kepada anak diluar jam

belajar seperti liburan,retret,dan lain sebagainya. Agar anak semakin

terarah dan berpengalaman.

5. Para guru hendaknya tidak terlalu vakum didalam proses belajar mengajar

didalam kelas agar anak tidak vakum dan bosan dalam kegiatan belajar

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmad,K (2005). Perlindungan Dan Pengasuhan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Bahri Djamarah, S (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Budiasih & Zuchdi, (1996) Proses Perkembangan Terus Berlangsung Sepanjang

Hayat.

Cox,Jhon, (1999). Komunikasi Alat Mengkomunikasikan Pikiransecara Lisan. Google

Dardjowidjojo, (1991). Majalah Seputar Anak Usia Dini: Jakarta: Depdikbud Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, (1994). Program Kegiatan Taman

Kanak-kanank: Jakarta: Balai Pustaka

Diana,A, DK. 2001. Komunikasi Sebagai Suatu Proses Peyampaian Makna, 52 Hartono,A & Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Kamisa (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika

Koentjaraningrat. 1997. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pustaka Umum Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Umum

Poerwardarminta, (2002). Skripsi Mahasiswa Universitas terbuka. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suhartono, (2005). Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Suhartono,(2005) Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini : Jakarta: Depdiknas.

(25)

Sugiono, (2013) Kategori Komunikasi Guru Dan Perkembangan Bahasa Anak. Sugiono, (2008). Konsep Dasar Ppendidikan AnakUsia Dini : Bandung: Alfabeta. Soejiarto, (1996). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Angkasa

Universitas Negeri Medan FIP, Pedoman Penulisan Skripsi, (2014). Medan Zamzami, DKK. (1996). Berbicara merupakan suatu proses Komunikasi.

Sumber Skripsi :

Suryani, Ade Irma,(2010) upaya orang tua dalam pengembangan berbahasa anak : Medan : Unimed

Sumber Internet :

Ghazali,A (1976). Kewajiban seorang Pendidik. Google.

Gleitman (1981). Pemilihan Kosa Kata Dalam Berbicara Guru. Google. Halim (1976) Fungsi-Fungsi Perkembangan Anak Usia Dini. Google

Halliday (1976) Fungsi-Fungsi Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini. Google.

Hidayat. 2012. Peran Guru Dalam Mengoptimalkan Perkembangan Peserta Didik SD, (Online), dalam http://taufikhidayat93.blogspot.com/2012/05/peran-guru-dalam-mengoptimalkan.html, diakses 15 September 2014)

Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosda : Bandung, (Online), dalam http://kokontibo.blogspot.com/2009/12/persepsi-bahasa-verbal-dan-bahasa.html, diakses 23 September 2014)

Mulyana (2009) & Hanafi (1984) Bahasa dapat Berupa Isyarat,Tulisan,Gambar, dan Wicara: Indonesia: Google

Oteng (1989) : Kelompok-kelompok Organisasi. Google

Rahmat, (1994: 87) Mendefaenisikan bahasa secara fungsional dan formal: Indonesia: Google

(26)

Sastro. 2013. Pengertian Komunikasi Verbal dan Nonverbal Beserta Contoh dan Slogan Produk, (Online), dalam

http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/pengertian-komunikasi-verbal-dan-nonverbal-beserta-contoh-dan-slogan-produk/, diakses 24 Sepetember 2014)

Sistem pendidikan nasioanal,(2003). Undang-undang Repoblik Indonesia no.23. Bandung:Perpustakaan Nasional.

Sinolungan (1997) Bahasa Juga Sebagai Sarana Melakukan Kegiatan Berbicara. Google.

Sroufe (1996). Pertumbuhan Kosa Kata Anak.Google

Vigotsky (1966: 24): Prinsip-Prinsip Dalam Membantu Perkembangan Berbahasa Anak Usia Dini. Google

Widdowson,Yudibrata (1998). Kematangan Menyimak Dan Kematangan Mengeluarkan Bunyi. Google.

Yudibrata, (1998). Pemerolehan Bahasa Anak Bergantung Pada Lingkungan Berbahasa. Google.

Sumber Jurnal :

http://ejournal. Peningkatan Kosa Kata Anak Melalui Tebak Sara. unp.ac.id/index.php/paud

ht t p:/ / ejournal.Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui kegiatan Penyuluhan Deteksi Dini Tumbuh kembang Anak.

Gambar

Tabel 1 : Pedoman Wawancara........................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diduga karena degradasi pati oleh asam organik yang dihasilkan selama proses fermentasi, dimana pada pengamatan cairan fermentasi diketahui bahwa perlakuan So-St

Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan digunakan sebagai tolak ukur peningkatan prestasi belajar

Bila dilihat dari kriteria LOLP sebesar 1 hari/tahun, Indeks LOLP dari PLN sangat kecil sekali sehingga kapasitas pasokan sangat berlebih, sebagai pembandingnya

baik, Anda harus segera menggalang sumber daya sehingga mereka melihat bahwa Anda telah mulai melakukan perubahan..  Namun, kalau Anda

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis fungsi komite sekolah dalam rangka mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan

Hasil penelitian ini sesuai dengan pecking order Theory , kenaikan nilai perusahaan diikuti oleh naiknya financial leverage Nilai perusahaan dapat memberikan

Murid mengenalpasti maksud komputer dan menyenaraikan jenis-jenis komputer melalui perbincangan dengan rakan kumpulan dibawah bimbingan

Dari segi peran dosen, keteladanan menjadi komunikasi yang efektif dalam mengembangkan nilai-nilai luhur dalam diri mahasiswa; dosen perlu menekankan daya kritis pada