• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5–6 TAHUN MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DI TK TUNAS HARAPAN III A SERDANG BEDAGAI TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5–6 TAHUN MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DI TK TUNAS HARAPAN III A SERDANG BEDAGAI TAHUN AJARAN 2014 / 2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5 – 6 TAHUN MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN

DI TK TUNAS HARAPAN III A SERDANG BEDAGAI TAHUN AJARAN 2014 / 2015

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

OLEH :

SAUMAL BARIDAH HASIBUAN

NIM. 1113313018

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

SAUMAL BARIDAH HASIBUAN, 1113313018 “Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5 – 6 Tahun Melalui Penerapan Metode Bermain Peran Di Tk Tunas Harapan III A Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2014 / 2015.”

Masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan Metode Bermain Peran dapat meningkatkan kemampuan sosial anak usia 5 – 6 Tahun di TK. Tunas Harapan III A Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2014 / 2015.

Keadaan yang terlihat di TK Tunas Harapan III A ini ± 50% anak yang menunjukkan kemampuan sosial yang bermasalah, anak tidak mau membantu temannya dalam hal meminjamkan alat tulis, anak tidak mau berbagi pada teman yang tidak membawa makanan, anak suka mengejek temannya, anak tidak mau membantu merapikan meja saat selesai kegiatan pembelajaran dan saat anak ada yang terjatuh anak lain menertawakan bukan menolong.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Penelitian tindakan ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu : perancangan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas B yang berjumlah 12 orang di TK. Tunas Harapan III A Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2014/2015. Yang terdiri dari 6 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan. Objek penelitian adalah Metode Bermain Peran dalam meningkatkan kemampuan sosial anak. Tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan sosial anak usia 5 – 6 tahun melalui metode bermain peran.

Hasil analisis data pada siklus I diperoleh data bahwa kemampuan sosial anak yaitu sebanyak 10 orang anak atau (83,33 %) tergolong sangat rendah dan 2 orang anak atau (16,67 %) tergolong rendah. Dari data hasil observasi tersebut hingga perlu dilakukan pembelajaran melalui metode bermain peran yang lebih baik pada siklus II. Dari hasil analisis siklus II diperoleh hasil bahwa perkembangan kemampuan sosial anak meningkat yaitu terdapat 7 orang anak atau (58,33 %) yang tergolong sangat tinggi, 3 orang anak atau (25 %) yang tergolong tinggi dan 2 orang anak atau (16,67 %) tergolong rendah.

(5)
(6)

3.4 Desain Penelitian ... 28

3.5 Prosedur Penelitian ………... 28

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.7 Teknik Analisis Data ... 33

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

4.1.1 Deskripsi Penelitian Siklus I ... 39

a. Perencanaan Siklus I ... 39

b. Pelaksanaan Siklus I ... 39

c. Hasil Pengamatan Siklus I ... 40

d. Refleksi Siklus I ... 46

4.1.2 Deskripsi Penelitian Siklus II ... 47

a. Perencanaan Siklus II ... 47

b. Pelaksanaan Siklus II ... 48

c. Hasil Pengamatan Siklus II ... 48

d. Refleksi Siklus II ... 54

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Tabel Interpretasi Kemampuan Sosial Anak Usia 5 – 6 Tahun ... 34

3.2 Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian ... 35

4.1 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus I Pertemuan 1 ... 41

4.2 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus I Pertemuan 1 ... 41

4.3 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus I Pertemuan 2 ... 42

4.4 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus I Pertemuan 2 ... 43

4.5 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak pada Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 43

4.6 Rangkuman Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Selama Siklus I ... 44

4.7 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus II Pertemuan 1 ... 49

4.8 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus II Pertemuan 1 ... 50

4.9 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus II Pertemuan 2 ... 51

4.10 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak Siklus II Pertemuan 2 ... 51

4.11 Hasil Observasi Kemampuan Sosial Anak pada Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ... 52

4.12 Rangkuman Hasil Pengamatan Kemampuan Sosial Anak Selama Siklus II ... 53

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas ... 28

3.2 Diagram Batang Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus I ... 45

3.3 Diagram Batang Kemampuan Sosial Anak Pada Siklus II ... 54

3.4 Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Sosial Anak

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Anak adalah karunia yang diberikan oleh Allah SWT yang tiada ternilai

harganya, dimana anak dibekali dengan berbagai potensi yang dapat

dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan anak usia dini adalah suatu

pendidikan yang ditujukan untuk merangsang setiap perkembangan dan

pertumbuhan anak untuk persiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. Seperti

yang dijelaskan dalam Undang – Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1,

dinyatakan bahwa :

"Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".

Adapun tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk membantu

dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak. Dalam

pendidikan anak usia dini terdapat aspek-aspek yang harus dikembangkan dan

ditanamkan dalam diri anak, diantaranya aspek kognitif, bahasa, nilai agama dan

moral serta perkembangan sosial anak 5-6 tahun.

(10)

2 tetapi ada beberapa bentuk perilaku yang tidak sosial atau anti sosial. Sejauh mana terjadinya peningkatan perilaku sosial akan bergantung tiga hal. Pertama, seberapa kuat keinginan anak untuk diterima secar sosial; kedua pengetahuan mereka tentang cara memperbaiki perilaku; dan ketiga kemampuan intelektual yang semakin berkembang yang memungkinkan pemahaman hubungan antara perilaku mereka dengan penerimaan sosial (Yulia Siska, 2011).”

Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada Anak

Usia Dini adalah perkembangan sosial. Perkembangan Sosial Anak Usia 5-6

tahun menurut Permendiknas No. 58 Tahun 2009 :

“Bersikap kooperatif dengan teman, menunjukkan sikap toleran, mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih, antusias dsb.), mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat, memahami peraturan dan disiplin. menunjukkan rasa empati, memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah), bangga terhadap hasil karya sendiri, menghargai keunggulan orang lain.”

Mengapa kemampuan sosial anak pada usia 5-6 tahun perlu

dikembangkan? karena pada dasarnya setiap anak akan memerlukan bantuan

orang lain dan akan hidup menjadi manusia sosial, demikian juga pada anak masa

usia 5-6 tahun anak seharusnya sudah dapat menunjukkan sikap toleran, mengenal

tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat,

memahami peraturan dan disiplin, menunjukkan rasa empati, bangga terhadap

hasil karya sendiri dan menghargai keunggulan orang lain, serta dapat

mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada seperti dalam

suasana senang-sedih-antusias dan sebagainya. Mengingat kemampuan sosial

sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebaiknya kemampuan sosial

ditanamkan pada anak sedini mungkin. Upaya yang telah dilakukan oleh guru

selama ini untuk mengembangkan kemampuan sosial anak adalah mengajarkan

(11)

3 menghargai teman, baik menghargai milik, pendapat, hasil karya teman atau

kondisi-kondisi yang ada pada teman. Selain itu guru mendorong anak untuk

melakukan kontak sosial dengan anak lain dengan cara bermain dan bicara

bersama.

Namun dalam kenyataan masih banyak anak yang tidak dapat

bersosialisasi dengan orang lain seperti halnya dengan keadaan yang terlihat di

TK Tunas Harapan III A ini ± 50% anak yang menunjukkan kemampuan sosial

yang bermasalah, anak tidak mau membantu temannya dalam hal meminjamkan

alat tulis, anak tidak mau berbagi pada teman yang tidak membawa makanan,

anak suka mengejek temannya, anak tidak mau membantu merapikan meja saat

selesai kegiatan pembelajaran dan saat anak ada yang terjatuh anak lain

menertawakan bukan menolong.

Kondisi yang ditemukan di TK Tunas Harapan III A ini menunjukkan

masih lemahnya kemampuan sosial anak yang disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah guru masih menggunakan metode mengajar yang

konvensional, kegiatan pembelajaran masih banyak menggunakan metode tanya

jawab dan metode ceramah, guru jarang menggunakan metode bermain peran,

guru yang lebih banyak berperan aktif dan anak hanya melakukan kegiatan

mengisi majalah, menggambar, mewarnai gambar dan mendengarkan guru

bercerita saja. Sementara guru juga kurang menyediakan media pembelajaran,

media dapat dijadikan alat untuk mempermudah proses kegiatan pembelajaran,

sementara fasilitas sekolahnya juga masih kurang memadai/alat bermain yang

(12)

4 tua anak, sehingga masalah anak di rumah sering terbawa-bawa ke sekolah

ataupun sebaliknya masalah anak di sekolah terbawa kerumah.

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dasar untuk merasa

menjadi bagian dari kelompok dan belajar untuk berfungsi dalam suatu kelompok

dengan komposisi dan peranan yang berbeda-beda. Melalui kegiatan bermain

anak dapat mengembangkan kemampuan sosial yang dibutuhkan dalam

berinteraksi seperti menunggu giliran, mengungkapkan perasaan dan keinginan

secara adaptif, berkomunikasi, dan mematuhi aturan- aturan sosial. Selain itu,

bermain dengan orang lain juga memberikan kesempatan bagi anak untuk

menyesuaikan tindakan mereka dengan orang lain, memahami sudut pandang dan

kebutuhan orang lain, mengatur emosi dan mengendalikan diri, serta berbagi

’kekuasaan’, tempat, dan ide dengan teman bermain.

Kemampuan sosial pada anak dapat dikembangkan melalui berbagai

metode pembelajaran, salah satunya adalah metode bermain peran. Bermain peran

atau bermain pura-pura adalah bermain yang menggunakan daya khayal yaitu

dengan memakai bahasa atau berpura-pura bertingkah laku seperti benda tertentu

dan binatang tertentu yang dalam dunia nyata tidak dilakukan.

“Kegiatan metode bermain peran yang diterapkan di Taman Kanak-Kanak diharapkan mampu untuk mengembangkan sosialisasi bagi peserta didik, belajar menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir agar dia berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Dengan kegiatan bermain peran anak memiliki kesempatan untuk mengaktualisasi diri bergerak, ekspresi dalam bermain dengan suasana riang dan gembira melalui peran-peran yang dilakoninya (Veronika dkk., 2012).”

Bentuk kegiatan metode bermain peran merupakan cermin budaya

(13)

5 dan didengar akan terulang dalam kegiatan bermain peran tersebut. Dengan anak

melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran,

kemampuan sosial pada anak akan tumbuh dan masuk ke dalam diri anak dan

melihat keadaan dari sisi orang lain, seolah-olah ia adalah orang itu.

Dengan kondisi yang terlihat di TK Tunas Harapan III A ini dan

berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia 5-6

Tahun Melalui Penerapan Metode Bermain Peran Di TK Tunas Harapan III A Serdang Bedagai T.A 2014/2015”

1.2Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang terdapat di TK Tunas Harapan III A

Serdang Bedagai T.A 2014/2015 dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai

berikut :

1. Lemahnya kemampuan sosial anak yang ditandai dengan anak tidak mau

membantu temannya dalam hal meminjamkan alat tulis, tidak mau berbagi

pada teman yang tidak membawa makanan, suka mengejek temannya,

tidak mau membantu merapikan meja saat selesai kegiatan pembelajaran,

saat ada anak yang terjatuh anak lain menertawakan bukan menolong

2. Guru masih menggunakan metode yang konvensional dan guru yang

banyak berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kurang

bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan guru dalam

(14)

6 3. Guru jarang menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran,

guru kurang menyediakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar

mengajar.

4. Fasilitas sekolah yang kurang memadai/alat bermain yang masih minim

serta kurangnya guru.

5. Kurang adanya komunikasi dan kerja sama diantara guru dan orang tua

anak, terutama/khususnya berkaitan dengan kemampuan sosial anak.

1.3Batasan Masalah

Untuk memberikan batasan ruang lingkup yang jelas maka masalah yang

ditulis dibatasi pada penerapan metode bermain peran yang digunakan oleh guru

pada saat proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan sosial

anak usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan III A Serdang Bedagai.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan metode

bermain peran dapat meningkatkan kemampuan sosial anak pada usia 5-6 tahun di

TK Tunas Harapan III A Serdang Bedagai ?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah meningkatkan

kemampuan sosial anak usia dini di TK Tunas Harapan III A Serdang Bedagai

(15)

7 1.6Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat memberikan

sumbangan pemikiran kepada Pendidikan Anak Usia Dini khususnya dalam

kemampuan bersosial anak dan sebagai masukan atau informasi bagi guru dalam

penerapan metode bermain peran khususnya meningkatkan aktivitas dan

pencapaian perkembangan anak.

2. Manfaat Praktis

- Manfaat bagi Anak

Membantu anak dalam mengembangkan kemampuan sosial di

lingkungannya agar dapat diterima dengan baik.

- Manfaat bagi Guru

1. Memberikan masukan pada guru dalam mengembangkan kemampuan

sosial anak agar di masa yang akan datang anak dapat diterima dengan

baik di lingkungannya

2. Menambah keterampilan guru dalam menerapkan metode

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan sosial anak agar di

masa yang akan datang anak dapat diterima dengan baik di

lingkungannya

- Manfaat bagi Sekolah/TK

a. Memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk berusaha menciptakan

interaksi yang baik dalam lingkungan sekolah, antara guru dengan

(16)

8 perhatian, kasih sayang, keterbukaan, suasana harmonis sehingga

nantinya dapat dijadikan bekal bagi anak dalam membentuk

kepribadian dan perilaku sehingga mudah dan dapat diterima dalam

pergaulan yang luas, baik di sekolah maupun lingkungan sekitar anak.

b. Memberikan masukan kepada Kepala Sekolah untuk memberikan

kebijaksanaan dalam meningkatkan kemampuan guru untuk

meningkatkan kemampuan sosial anak. Diharapkan pula hendaknya

memberikan penambahan fasilitas sekolah baik berupa mainan ataupun

media.

- Manfaat bagi Peneliti

Menambah pengetahuan atau wawasan dalam menerapkan

pengalaman peneliti untuk mengajar ataupun penerapan metode bermain

(17)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi terhadap penelitian tindakan kelas yang telah

dilakukan selama dua siklus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Melalui metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan sosial anak

usia 5-6 tahun di TK Tunas Harapan III A Kec. Dolok Merawan Kab. Serdang

Bedagai T.A 2014/2015.

2. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I setelah diberikan kegiatan dalam

pembelajaran dengan metode bermain peran dapat diketahui tingkat

perkembangan sosial anak yaitu pada siklus I terdapat 10 orang anak atau

(83,33%) tergolong kriteria sangat rendah dan 2 orang anak atau (16,67%)

tergolong rendah. Dari data hasil observasi tersebut sehingga perlu dilakukan

metode bermain peran yang lebih menarik dan bervariasi pada siklus II.

3. Pada siklus II dilakukan perbaikan cara penyampaian pembelajaran oleh

peneliti, namun tetap dengan metode bermain peran. Setelah dilakukan

tindakan siklus II, maka dapat diketahui tingkat perkembangan sosial anak

yaitu anak yang meningkat kemampuan sosialnya tergolong sangat tinggi

sebanyak 7 orang anak atau (58,33%), sedangkan yang tergolong tinggi

menjadi 3 orang anak atau (25%) dan anak yang tergolong kriteria sangat

rendah menurun bahkan tidak terdapat anak yang kriteria sangat rendah.

(18)

2 5.2 Saran

Dari hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi anak diharapkan melalui metode bermain peran dapat meningkatkan

kemampuan sosial anak.

2. Bagi guru diharapkan agar dalam meningkatkan kemampuan sosial anak

disarankan untuk menggunakan metode bermain peran.

3. Bagi pihak sekolah diharapkan lebih memberikan perhatian terhadap

peningkatan kemampuan sosial anak dengan mengikutsertakan guru-guru

dalam pelatihan-pelatihan, melalui penyediaan sumber belajar dan media yang

mampu meningkatkan kemampuan sosial anak.

4. Bagi peneliti, selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini

sehingga diharapkan agar dapat melakukan penelitian yang lebih baik agar

(19)

1 DAFTAR PUSTAKA

Ambar, 2010. Ditjen.PAUD, Sekolah Al-Falah Jakarta Timur dan CCCRT (2004).

Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran.

Arikunto, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Danar Santi, 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori dan Praktik. Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang.

Gunarti, W, dkk. 2008. Metode Pengembangan Perilaku Anak dan Kemampuan

Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan. Media Persada.

Kurniati, 2005. Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Keterampilan

Sosial Anak. Tesis. Tidak diterbitkan.

Masganti, Sit. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing.

Masitoh, dkk. 2006. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Mutiah, 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Nugraha, Ali. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional, Bandung: Universitas Terbuka.

Nurgayah, 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung : Citapustaka Media Perintis.

R. Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sujiono, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :Indeks.

Veronika Dewi Arto, dkk. 2012. Upaya Meningkatkan Sosialisasi Anak Melalui

Metode Sosiodrama Usia 5-6 Tahun Di TK Hang Tuah. Jurnal PG-PAUD

(20)

2 Yulia Siska, 2011. Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman
Gambar                                                                                                      Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada pelamar dari Formasi Cumlaude/Lulusan Terbaik, akan diisi dari pelamar lain yang mendaftar pada jabatan ini dan memenuhi nilai ambang batas (Passing Grade)

hitung untuk variabel motivasi belajar siswa signifikan pada taraf nyata α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa memberikan pengaruh yang signifikan

Tujuan dari penelitian ini adalah Mendeskripsikan wujud majas beserta latar belakang, fungsi, dan tujuan majas yang ditimbulkan dalam Album1000 Kisah Satu Hati karya Ungu

terhadap Inokulasi Mikroba Bermanfaat dan Interaksi Kedua Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Jumlah Cabang, Berat Akar Segar, Berat Akar Kering,

Tujuan peneliti memfokuskan penelitian tersebut dengan tujuan peneliti mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Kasan Kabupaten Sleman dan

Melalui perubahan paradigma tersebut, kini di TK Bukit Dago diterapkan pembelajaran tari kreatif (creative dance) bertema lingkungan yang melibatkan siswa secara

Pustakawan yang bekerja di perpustakaan instansi pemerintah adalah Pustakawan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu Pejabat Fungsional Pustakawan Keterampilan paling

NSM NPSN Nama Lembaga Siswa Lulusan PTK..