• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - BAB IV"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Data Motivasi Belajar (X1) diperoleh dari angket yang terdiri dari 30 item pernyataan dengan 5 alternatif jawaban di mana skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1 dengan jumlah responden sebanyak 161 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket variabel Motivasi Belajar (X1) kemudian diolah dengan bantuan program Microsoft Excel (Lampiran 6), diketahui bahwa data skor terendah yang diperoleh responden adalah 107 dari skor ideal terendah 30 dan skor tertinggi adalah 150 dari skor ideal tertinggi 150. Berdasarkan penghitungan statistik sederhana melalui SPSS 23 diperoleh simpangan baku sebesar 11,095 mean sebesar 132,32 dan median sebesar 133,00.

Untuk melihat penyebaran data (skor) variabel motivasi belajar siswa, digunakan aturan Sturges.1 Penghitungan penentuan sebaran data variabel

penelitian dengan aturan Sturges dapat dilihat pada Lampiran 10. Tabel 4.1

Penyebaran Data Variabel Motivasi Belajar Siswa No. Interval

Kelas

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

1 107 – 111 7 4,35

2 112 – 116 9 5,59

3 117 – 121 12 7,45

4 122 – 126 23 14,29

(2)

No. Interval Kelas

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

5 127 – 131 21 13,04

6 132 – 136 26 16,15

7 137 – 141 22 13,66

8 142 – 146 24 14,91

9 147 – 151 17 10,56

Jumlah 161 100

Sumber: Pengolahan Data (2017)

Hasil mean, median, modus dan standar deviasi untuk motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel X1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean DeviationStd. Variance Motivasi Belajar

Siswa 161 107 150 21304 132,32 11,095 123,095 Valid N (listwise) 161

Sumber: Pengolahan Data (2017)

(3)

Gambar 4.1

Histogram Data Variabel X1

Untuk melihat kecenderungan sebaran data skor variabel motivasi belajar siswa di atas, dibuat kategorisasi data skor variabel dengan langkah-langkah yang telah diuraikan pada Bab III. Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 11), diperoleh kategorisasi untuk variabel X1 adalah sebagai berikut:

Rendah : X < 70 Sedang : 70 ≤ X ≤ 110 Tinggi : X > 110

Hasil dari kategorisasi skor variabel motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3.

Tabel Frekuensi Per Kategori Variabel X1

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 0 0

2 Sedang 6 3,73

(4)

Jumlah 161 100

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi variable Motivasi Belajar di atas, dapat disajikan dalam Pie Chart sebagai berikut :

Gambar 4.2

Diagram Pie Chart Variabel Motivasi Belajar Siswa

(5)

memiliki variasi yang rendah. Dengan kata lain, skor subjek antara satu dengan lainnya memiliki kemiripan atau seragam.

2. Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran

Data Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran (X2) diperoleh dari angket yang terdiri dari 30 item pernyataan dengan 5 alternatif jawaban di mana skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1 dengan jumlah responden sebanyak 161 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran (X2) kemudian diolah dengan bantuan program Microsoft Excel (Lampiran 6), diketahui bahwa data skor terendah yang diperoleh responden adalah 105 dari skor ideal terendah 30 dan skor tertinggi adalah 150 dari skor ideal tertinggi 150. Berdasarkan penghitungan statistik sederhana melalui SPSS 23 diperoleh simpangan baku sebesar 11,560, mean sebesar 132,25 dan median sebesar 133,00.

Untuk melihat penyebaran data (skor) variabel kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran, digunakan aturan Sturges.2 Penghitungan penentuan sebaran

data variabel penelitian dengan aturan Sturges dapat dilihat pada Lampiran 10. Tabel 4.4

Penyebaran Data Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran No. Interval

Kelas

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

1 105 – 110 8 4,97

2 111 – 116 8 4,97

3 117 – 122 20 12,42

4 123 – 128 24 14,91

5 129 – 134 27 16,77

6 135 – 140 27 16,77

7 141 – 146 28 17,39

(6)

8 147 – 152 19 11,80

Jumlah 161 100

Sumber: Pengolahan Data (2017)

Hasil mean, median, modus dan standar deviasi untuk kegiatan ekstrakurikuler sangar Alquran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Variabel X2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean DeviationStd. Variance Kegiataqn

Ekstrakurikuler Sanggar Al Quran

161 105 150 21293 132,25 11,560 133,641

Valid N (listwise) 161

Sumber: Pengolahan Data (2017)

(7)

Gambar 4.3

Histogram Data Variabel X2

Untuk melihat kecenderungan sebaran data skor variabel kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran di atas, dibuat kategorisasi data skor variabel dengan langkah-langkah yang telah diuraikan pada Bab III. Berdasarkan hasil perhitungan,diperoleh kategorisasi untuk variabel X2 adalah sebagai berikut:

Rendah : X < 70 Sedang : 70 ≤ X ≤ 110 Tinggi : X > 110

Hasil dari kategorisasi skor variabel kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6.

Tabel Frekuensi Per Kategori Variabel X2

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 0 0

2 Sedang 8 4,97

3 Tinggi 153 93,03

Jumlah 161 100

Sumber: Pengolahan Data (2017)

(8)

Gambar 4.4

Diagram Pie Chart Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran

(9)

3. Variabel Prestasi Belajar Siswa

Data prestasi belajar siswa (Y) pada mata pelajaran Alquran Hadits dalam peelitian ini diperoleh melalui dokumentasi yaitu yaitu perolehan nilai tes mata pelajaran Alquran Hadits yang diberikan kepada para siswa. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di Madrasah Aliyah yang ada di Kota Manado adalah 76. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes prestasi belajar pada mata pelajaran Alquran Hadits (Y) kemudian diolah dengan bantuan program Microsoft Excel, diketahui bahwa data skor terendah yang diperoleh responden adalah 10 dan skor tertinggi adalah 100. Berdasarkan penghitungan statistik sederhana melalui SPSS 23 diperoleh simpangan baku sebesar 20,589, mean sebesar 85,58 dan median sebesar 97,00.

Untuk melihat penyebaran data nilai variabel prestasi belajar siswa, digunakan aturan Sturges.3 Hasil penghitungan penyebaran data dengan aturan Sturges untuk variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Penyebaran Data Variabel Prestasi Belajar Siswa No. Interval

Kelas

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

1 10 – 20 2 1,24

2 21 – 31 2 1,24

3 32 – 42 9 5,59

4 43 – 53 6 3,73

5 54 – 64 3 1,86

6 65 – 75 3 1,86

(10)

No. Interval Kelas

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

7 76 – 86 34 21,12

8 87 – 97 45 27,95

9 98 – 108 57 35,40

Jumlah 161 100

Sumber: Pengolahan Data (2017)

Hasil mean, median, modus dan standar deviasi untuk prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Statistik Deskriptif Variabel Y

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance Prestasi Belajar

Siswa 161 10 100 13779 85,58 20,589 423,907 Valid N (listwise) 161

Sumber: Pengolahan Data (2017)

Sebaran data variabel prestasi belajar siswa juga dapat dilihat dengan jelas dalam grafik histogram pada Gambar 4.5 berikut ini.

Gambar 4.5

(11)

Identifikasi kecenderungan tinggi rendahnya Prestasi Belajar Alquran Hadis dalam penelitian ini tidak menggunakan penentuan mean atau rata-rata dan standar deviasi ideal, tetapi menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesuai dengan aturan yang diberikan madrasah. Jika ketercapaian belajarnya ≥ 76, maka dapat dikatakan siswa tuntas belajar atau kompeten, sebaliknya jika ketercapaiannya < 76, maka dapat dikatakan siswa belum tuntas atau belum kompeten. Berdasarkan data di atas dapat dibuat kategori kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 4.9.

Kategori Kecenderungan Prestasi Belajar Siswa

No Kategori Frekuensi Kategori

Kecenderungan Absolu

t

Relatif (%)

1 ≥ 76 136 84,47 Tuntas

2 < 76 25 15,53 Tidak Tuntas

Jumlah 161 100

Sumber: Pengolahan Data (2017)

(12)

84.47% 15.53%

Variabel Prestasi Belajar Siswa

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.6

Diagram Pie Chart Variabel Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan data dari identifikasi kategori variabel Prestasi Belajar Alquran Hadīts, menunjukkan bahwa kecenderungan variable Prestasi Belajar Alquran Hadīts siswa tergolong tinggi. Hal ini disebabkan karena jumlah nilai siswa yang memenuhi KKM sudah 84 % dari total yang ada.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Statistik 1. Uji Normalitas Data

(13)

normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Sedangkan untuk uji statisitk, pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test atau uji Lilliefors. Proses pengujiannya dilakukan dengan menggunakan seri pengujian statistik program SPSS for Windows versi 23.

a. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Grafik histogram untuk variabel motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.7. Histogram Variabel X1

(14)

tengah (tidak menceng ke kiri atau ke kanan). Selain histogram, metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Normal probability plot untuk variabel X1 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.8.

Grafik Normal Probability Plot Variabel X1

Dari grafik Normal Q-Q Plot untuk variabel motivasi belajar siswa di atas, nampak bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data motivasi belajar siswa memenuhi asumsi normalitas,

(15)

dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan.4 Pengujian normalitas data

secara analisis statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji

Kolmogorov–Smirnov. Secara multivariat pengujian normalitas data dilakukan terhadap nilai residualnya. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi diatas 0,05 atau 5%. Hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel X1 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Motivasi Belajar Siswa ,067 161 ,071 ,965 161 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas diperoleh nilai statistik untuk uji Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,067, dengan nilai signifikansi (Sig.) = 0,071. Nilai signifikansi = 0,071 ini lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data motivasi belajar siswa berdistribusi normal, atau memenuhi asumsi normalitas data.

b. Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran

Grafik histogram untuk variabel motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

(16)

Gambar 4.9. Histogram Variabel X2

Dari grafik histogram di atas, terlihat bahwa pola penyebaran data variabel X2 berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari pola kurva normal yang berada di tengah (tidak menceng ke kiri atau ke kanan). Selanjutnya Normal probability plot untuk variabel X2 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.10.

(17)

Dari grafik Normal Q-Q Plot untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran di atas, nampak bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel X2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Normalitas Data Variabel X2

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kegiatan Ekstrakurikuler

Sanggar Alquran ,068 161 ,064 ,967 161 ,001

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas diperoleh nilai statistik untuk uji Kolmogorov – Smirnov

sebesar 0,068, dengan nilai signifikansi (Sig.) = 0,064. Nilai signifikansi = 0,064 ini lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran berdistribusi normal, atau memenuhi asumsi normalitas data.

c. Variabel Prestasi Belajar Siswa

(18)

Gambar 4.11. Histogram Variabel Y

Dari grafik histogram di atas, terlihat bahwa pola penyebaran data variabel Y tidak berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari pola kurva normal yang menceng ke kiri (skewness). Selanjutnya Normal probability plot untuk variabel X2 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.12.

(19)

Dari grafik Normal Q-Q Plot untuk variabel prestasi belajar siswa di atas, nampak bahwa titik-titik data menyebar jauh dari garis diagonal dan penyebarannya tidak mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data prestasi belajar siswa tidak memenuhi asumsi normalitas atau tidak berdistribusi normal.

Kesimpulan di atas diperkuat dengan hasil uji Kolmogorov Smirnov untuk variabel Y yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Normalitas Data Variabel Y

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Prestasi Belajar Siswa ,245 161 ,000 ,720 161 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Dari tabel di atas diperoleh nilai statistik untuk uji Kolmogorov – Smirnov

sebesar 0,245, dengan nilai signifikansi (Sig.) = 0,000. Nilai signifikansi = 0,000 ini lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar siswa tidak berdistribusi normal, atau tidak memenuhi asumsi normalitas data.

(20)

bentuk transformasinya. Secara umum terdapat beberapa bentuk distribusi data yang dapat digambarkan sebagai berikut: 5

Gambar 4.13

Grafik Berbagai Bentuk Distribusi Data

(21)

Selanjutnya, berdasarkan bentuk distribusi data tersebut, maka jenis-jenis transformasi yang bisa dilakukan diberikan pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Jenis-jenis Transformasi Berdasarkan Bentuk Distribusi Data

Bentuk Histogram Jenis Transformasi

Moderate Positive Skewness SQRT (x)

Substansial Positive Skewness Ln(x)

Substansial Positive Skewness jika data mengandung nilai 0 Ln(x+1)

Severe Positive Skewness 1/x

Severe Positive Skewness jika data mengandung nilai 0 1/(x+1)

Moderate Negative Skewness SQRT (k – x)

Substansial Negative Skewness Ln (k – x)

Severe Negative Skewness SQRT (k – x)

Keterangan: k = Nilai tertinggi (maksimum) dari data mentah x6

Berdasarkan bentuk bentuk distribusi data dari histogram variabel prestasi belajar siswa, terlihat bahwa distribusi data berbentuk moderate negative skewness, sehingga untuk menormalkan data peneliti menggunakan jenis transformasi SQRT (k – x). Setelah data ditransformasi sesuai dengan bentuk distribusinya (Lampiran 10), selanjutnya data hasil transformasi tersebut kembali diuji normalitasnya, untuk memastikan bahwa data telah memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas untuk data transformasi variabel prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

(22)

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas Transformasi Data Variabel Y

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Transformasi Data Prestasi

Belajar Siswa ,062 161 ,200 ,940 161 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Dari tabel di atas diperoleh nilai statistik untuk uji Kolmogorov – Smirnov

sebesar 0,062, dengan nilai signifikansi (Sig.) = 0,200. Ternyata nilai signifikansi = 0,200 ini lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data transformasi untuk variabel prestasi belajar siswa berdistribusi normal, atau telah memenuhi asumsi normalitas data.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser yakni dengan cara meregresi nilai absolut residual dari model yang diestimasi terhadap variabel independen. Kriterianya apabila output koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan secara statistik, maka disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.7 Artinya, jika variabel independen secara signifikan

mempengaruhi nilai absolut residual dari model yang diestimasi, maka terdapat

(23)

indikasi heteroskedastisitas, sebaliknya jika variabel independen tidak mempengaruhi nilai absolut residual dari model yang diestimasi maka tidak ada indikasi heteroskedastisitas.

Dengan menggunakan SPSS for Windows versi 23 diperoleh hasil uji heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15

Output Ringkasan Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Dilakukan dengan Uji Glejser

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,096 1,305 2,371 ,019 Motivasi Belajar

Siswa ,011 ,020 ,086 ,522 ,603

Kegiataqn Ekstrakurikuler Sanggar Al Quran

-,028 ,020 -,233 -1,411 ,160

a. Dependent Variable: RES_2

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kotak Coefficients terlihat nilai Signifikansi (Sig.) variabel X1 (motivasi belajar siswa) sebesar 0,603 dan X2 (kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,160. Nilai signifikansi pada kedua variabel bebas tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga kesimpulannya tidak ada indikasi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

(24)

Variance Inflation Factor (VIF). Batas Tolerance > 0,10 dan batas VIF < 10,00. Berikut hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini:

Tabel 4.16

Ringkasan Hasil Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Motivasi Belajar Siswa ,227 4,414 Kegiataqn Ekstrakurikuler

Sanggar Al Quran ,227 4,414

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4. Uji Autokorelasi

(25)

Tabel 4.17

Hasil Uji Autokorelasi Dengan Durbin Watson

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Dari tabel di atas diperoleh Nilai DW sebesar 1,825, dimana nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 161 (n) dan jumlah variabel independen 2 (k=2). Dari tabel Durbin Watson, diperoleh nilai dL = 1,7172 dan dU = 1,7675, sehingga keputusan akan mengacu kepada tabel berikut ini:

Tabel 4.18

Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi

N k dL dU 4-dU DW Kesimpulan

161 2 1,7172 1,7675 2,2325 1,825 Tidak ada

autokorelas i

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Dari hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui bahwa model yang diteliti mempunyai jumlah data sebesar 161, dengan jumlah variabel bebas sebesar 2. Maka dari tabel Durbin Watson didapat nilai batas bawah (dL) sebesar 1,7172, dengan batas atas (dU) sebesar 1,7675. Hasil uji Durbin Watson statistik didapat sebesar 1,825 berada di area dL < DW< 4-dU, atau berada di area tidak ada autokorelasi. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi yang digunakan.

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

(26)
(27)

5. Uji Linearitas Regresi

Secara umum uji linearitas regresi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian memiliki hubungan linear yang signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan tabel ANOVA variabel X dan Y dari nilai signifikan. Apabila nilai signifikan tabel ANOVA < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan bersifat linier. Uji linier dalam penelitian ini juga menggunakan

SPSS for Windows Versi 23.0 dengan hasil pengujian sebgai berikut: Tabel 4.19

Uji Linearitas Regresi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 719,850 2 359,925 136,001 ,000b

Residual 418,144 158 2,646

Total 1137,994 160

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa

b. Predictors: (Constant), Kegiataqn Ekstrakurikuler Sanggar Al Quran, Motivasi Belajar Siswa

Sumber : Pengolahan Data (2017)

(28)

C. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang diuji kebermakanaanya. Ketiga hipotesis tersebut dianalisis dengan menggunakan uji regresi ganda (multiple regression), dengan uji signifikansi t (parsial) untuk menganalisis hipotesis pertama dan kedua, dan uji signifikansi F (simultan) untuk menguji hipotesis ketiga. Berdasarkan pada pengujian persyaratan analisis statistik sebagai syarat pemberlakuan pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hipotesis-hipotesis penelitian ini dapat diuji keberartian atau kebermaknaannya terutama dengan menerapkan analisis regresi.

Dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 23.0, hasil uji regresi ganda dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.20

Hasil Analisis Regresi Ganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients StandardizedCoefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -87,768 14,207 -6,178 ,000 Motivasi Belajar Siswa ,671 ,213 ,377 3,155 ,002 Kegiatan

Ekstrakurikuler Sanggar Alquran

,639 ,222 ,344 2,882 ,005

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Dari tabel hasil analisis regresi ganda di atas, maka persamaan regresi ganda dalam penelitian ini adalah:

Y = -87,768 + 0,671X1 + 0,639X2

(29)

1. Nilai konstanta sebesar -87,768, menyatakan bahwa jika variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) tidak dipengaruhi oleh kedua variabel bebasnya atau Motivasi Belajar Siswa (X1) dan Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran (X2) bernilai nol, maka besarnya rata-rata Prestasi Belajar Siswa akan bernilai -87,768.

2. Koefisien regresi untuk variabel bebas X1 (Motivasi Belajar Siswa) bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara motivasi belajar siswa (X1) dengan prestasi belajar siswa (Y). Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0.671 yang menunjukkan bahwa untuk setiap pertambahan skor motivasi belajar siswa (X1) sebesar satu satuan akan menyebabkan meningkatnya prestasi belajar siswa (Y) sebesar 0.671. 3. Koefisien regresi untuk variabel bebas X2 (Kegiatan Ekstrakurikuler

Sanggar Alquran) bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran (X2) dengan prestasi belajar (Y). Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,639 menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran (X2) sebesar satu satuan akan menyebabkan meningkatnya prestasi belajar siswa (Y) sebesar 0,639.

1. Uji t (Parsial)

(30)

parsial. Kriteria pengujian dari uji t jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan

jika signifikan < 0,05, maka H0 ditolak.

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab III, bahwa terdapat dua hipotesis yang akan diuji dengan uji t, yaitu :

Hipotesis 1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadits siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado

Hipotesis 2 : terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadits siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado

Uji ini akan dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Signifikansi koefisien variabel independen secara parsial (uji t) adalah:

• jika t-hitung < t tabel pada α = 0,05, maka H1 ditolak, • jika t-hitung > t tabel pada α = 0,05, maka H1 diterima.

a. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil uji regresi ganda pada Tabel 4.20 di atas, diperoleh nilai

(31)

b. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler sanggar Alquran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil uji regresi ganda pada Tabel 4.20 di atas, diperoleh nilai

t hitung untuk variabel X2 terhadap Y sebesar 2,882 dengan nilai signifikansi (Sig.) = 0,005. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari α = 0,05, sehingga H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

2. Uji F (Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. < 0,05) maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat dimana Ha diterima. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05) maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat dimana Ho diterima. Hipotesis yang akan diuji dengan uji F adalah:

(32)

Hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 23.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 33167,190 2 16583,595 75,602 ,000b

Residual 34657,928 158 219,354

Total 67825,118 160

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa

b. Predictors: (Constant), Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran, Motivasi Belajar Siswa

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Dari tabel ANOVA di atas, diperoleh nilai F sebesar 75,602 dengan signifikansi (Sig.) = 0,000, dimana nilai signifikansi ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai α = 0,05. Sehingga dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima,

yang berarti bahwa variabel-variabel independen penelitian, yaitu motivasi belajar siswa (X1) dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

3. Uji Koefisien Determinasi

(33)

Tabel 4.22

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,699a ,489 ,483 14,811

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi di atas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,699 yang berarti bahwa korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat cukup kuat, yang didasarkan pada nilai R yang berada di atas 0,5. Nilai R2 yang diperoleh sebesar 0,489, yang mengindikasikan bahwa kemampuan

variabel-variabel independen (motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran) mampu menjelaskan sebesar 48,9% variasi variabel dependennya (prestasi belajar siswa), sedangkan sisanya sebesar 51,1% dijelaskan atau dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

4. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif

Sumbangan relatif dan efektif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan

(34)

Tabel 4.23

Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif

Variabel Sumbangan Efektif (%) Sumbangan Relatif (%)

Motivasi Belajar 25,6 52,4

Kegiatan Ekstrakurikuler

Sanggar Alquran 23,3 47,6

T O T A L 48,9 100,00

Sumber : Pengolahan Data (2017)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sumbangan efektif (SE%) dari kedua variabel dalam penelitian ini sebesar 48,9%. Variabel motivasi belajar sebesar 25,6% dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran sebesar 23,3%, sedangkan sisanya 51,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sumbangan relatif (SR%) dari kedua variabel, yaitu 52,4% dari variabel motivasi belajar dan 47,6% dari variabel kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan juga bahwa, variabel motivasi belajar memberikan peranan lebih besar dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado pada mata pelajaran Alquran Hadits.

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Deskripsi Variabel Penelitian

(35)

berkaitan dengan mata pelajaran Alquran Hadits. Hal ini juga menunjukkan bahwa para siswa telah memiliki hasrat dan keinginan yang kuat berhasil dalam pembelajaran Alquran Hadits, memiliki dorongan dan menganggap bahwa belajar Alquran Hadits merupakan sebuah kebutuhan, memiliki harapan dan cita-cita masa depan, adanya persepsi yang baik dalam hal penghargaan yang diberikan jika mereka berhasil dalam belajar, merasa bahwa kegiatan belajar Alquran Hadits merupakan kegiatan yang menarik, serta adanya persepsi yang baik terhadap lingkungan belajar yang kondusif.

Ciri-ciri motivasi tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Marx dan Tombuch mengumpamakan motivasi sebagai bahan bakar dalam beroprasinya mesin gaseline.8 Tidaklah menjadi berarti betapaun

baiknya potensi meliputi kemampuan intelektual atau bakat siswa dan materi yang akan diajarkan serta lengkapnya sarana belajar, namun bila siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka kegiatan belajarpun tidak akan berlangsung optimal.

Untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran, hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa variabel ini berada pada kategori tinggi. Hasil ini mengindikasikan bahwa para siswa madrasah aliyah di Kota Manado tergolong aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran. Keaktifan ini menunjukkan bahwa para siswa telah memiliki minat yang baik untuk mempelajari Alquran Hadits melalui sanggar seni Alquran. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegitan ekstrakurikuler ini dapat memberikan dampak positif dalam kegiatan pembelajaran. Rohinah M. Noor mengemukakan bahwa dampak positif

(36)

dengan berkegiatan ekstrakurikuler bagi siswa adalah mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan minat dan bakat mereka, mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik, serta mengembangkan kesiapan karir peserta didik.9

Ketertarikan siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado untuk aktif pda kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran di sekolah juga menunjukkan bahwa faktor-faktor pendukung yang dapat memicu ketertarikan siswa untuk aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler telah terpenuhi oleh pihak sekolah. Faktor-faktor tersebut antara lain suasana yang kondusif, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, serta adanya komitmen dari kepala sekolah dan guru untuk mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran. Dukungan pihak sekolah ini sangat penting dalam kaitannya dengan tujuan akhir atau outcome dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, dimana kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.10

Selanjutnya untuk variabel prestasi belajar siswa, dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado sudah berada pada kategori tinggi, dimana dari 161 siswa yang menjadi

9 Noor, Rohinah. M., Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif di Sekolah dan di Rumah, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Mandiri, 2012), h.3.

(37)

responden penelitian, sebanyak 136 siswa (84,47 %) telah mencapai ketuntasan belajar dengan nilai di atas 75 yang merupakan kategori ketuntasan minimal untuk mata pelajaran Alquran Hadits, dan hanya sebanyak 25 siswa (15,53%) yang berada dalam kategori belum tu ntas dengan nilai < 75. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado sudah memahami materi yang menjadi bahan tes pada mata pelajaran Alquran Hadits yang diberikan.

2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Dari hasil uji t (parsial) terhadap koefisien regresi ganda, diperoleh hasil t

hitung untuk variabel motivasi belajar siswa signifikan pada taraf nyata α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Kota Manado pada mata pelajaran Alquran Hadits. Selanjutnya karena t hitung yang diperoleh bernilai positif, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa, maka akan menyebabkan semakin tingginya hasil belajar Alquran Hadits yang diraih siswa, dan sebaliknya semakin rendah motivasi belajar siswa maka akan berpengaruh dengan semakin rendahnya hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Sukmadinata yang mengatakan bahwa belajar perlu didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah serta tidak konstan akan menyababkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar.11 Motivasi

(38)

belajar yang kuat mendorong peserta didik untuk melakukan usaha belajar untuk meraih yang apa yang diinginkan dari hasil belajar. Sebaliknya rendahnya motivasi belajar kurangnya upaya untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan.

Dalam konteks pembelajaran, motivasi merupakan faktor penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta mampu menanggung resiko dalam studinya. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.12

Senada dengan yang dikemukakan Ngalim Purwanto bahwa tiga fungsi motivasi, yaitu: 1) mendorong siswa untuk berbuat; 2) menentukan arah perbuatan; 3) menyeleksi perbuatan.13 Motivasi belajar mendorong siswa dalam melakukan

suatu tindakan usaha belajar. Siswa mempunyai energi belajar yang tinggi dalam meraih hasil belajar yang maksimal. Dengan motivasi belajar yang tinggi siswa menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan secara serasi dalam mencapai hasil belajar yang maksimal, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi motivasi belajar sebagai kekuatan atau daya gerak dalam diri siswa yang menggerakan atau menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kegiatan belajar tetap berjalan dan mendengarkan kegiatan pada tujuan yang ingin dicapai. Jadi, motivasi belajar mendorong siswa untuk melakukan usaha belajar yang mempengaruhi hasil belajar yang ingin dicapai oleh siswa.

(39)

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yusni Harahap yang berjudul Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Kelas X Man Binja. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadīs Kelas X MAN Binjai TA. 2015-2016, dengan sumbangan efektif variabel motivasi belajar yang cukup dominan, yaitu sebesar 75,3%, sedangkan 24,7% dipengaruhi oleh faktor atau variabel yang lain. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin positif motivasi belajar maka semakin tinggi pula pencapaian prestasi belajar.

3. Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

(40)

Pengaruh yang signifikan dari kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa tingginya prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado pada mata pelajaran Alquran Hadits turut dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran. Hal ini disebabkan karena siswa dapat mengambil nilai-nilai positif dari keaktifan mereka dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya, dalam hal ini sanggar seni Alquran sehingga dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran, sekolah membantu para siswa untuk mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Dengan varian kegiatan yang lebih kompleks dan lebih menarik dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran reguler (intrakurikuler) di sekolah akan menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan, serta didukung oleh sarana prasarana yang representatif, memicu antusiasme siswa dalam keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran. Hal ini tentu berdampak terhadap ketekunan para siswa dalam menerima materi kegiatan serta kreatifitas mereka dalam pembelajaran Alquran, sehingga secara paralel dapat meningkatkan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Alquran Hadits.

(41)

menjadi yang terbaik dengan suasana hati yang nyaman untuk mencapainya. Kegiatan ekstrakurikuler yang linear dan terintegrasi dengan mata pelajaran Alquran Hadits juga membantu para siswa untuk mendalami materi pelajaran secara lebih intensif, sehingga mempertajam pemahaman materi pelajaran yang diberikan secara reguler di sekolah, yang kemudian dapat meningkatkan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Alquran Hadits. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Martani, bahwa hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler akan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yang diikuti yang dapat meningkatkan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran tersebut.14

4. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Alquran Secara Simultan Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Dari hasil uji F (simultan) pada analisis regresi ganda diperoleh nilai F

hitung sebesar 75,602 denga nilai signifikansi (Sig.) = 0,000, yang lebih kecil dari taraf nyata α = 0,05. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Nilai R2 yang diperoleh

sebesar 0,489, dimana hasil ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran mampu menjelaskan sebesar 48,9%

(42)

variasi prestasi belajar siswa, sedangkan sisanya sebesar 51,1% dijelaskan atau dipengaruhi variabel lain.

Dari hasi analisis tersebut terlihat bahwa motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran secara bersama-saa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado pada mata pelajaran Alquran Hadits, peningkatan motivasi belajar dan peningkatan keaktifan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran merupakan dua elemen penting yang perlu diperhatikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Mudzakir dan Sutrisno bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu salah satunya adalah faktor-faktor internal berupa faktor fisiologis (yang bersifat fisik) dan faktor psikologis yang meliputi intelegensia, bakat dan minat yang dapat diasah melalui kegiatan ekstrakurikuler yang relevan dan bermanfaat, motivasi sebagai faktor dalam batin yang berfungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar, seta faktor kesehatan mental.15 Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, yang

kemudian aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran, akan memicu kreatifitas dan keuletan siswa tersebut untuk mencapai apa yang diinginkan berkaitan dengan hasil belajar, yang akan berdampak pada prestasi belajar siswa.

Selanjutnya dari hasil uji regresi ganda dalam penelitian ini juga diperoleh sumbangan efektif variabel motivasi belajar siswa sebesar 25,6%, dengan sumbangan relatif 52,4%, sedangkan untuk variabel kegiatan ekstrakurikuler

(43)

sanggar Alquran diperoleh sumbangan efektif sebesar 23,3%, dengan sumbangan relatif sebesar 47,6%. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini variabel motivasi belajar siswa memberikan kontribusi yang relatif lebih besar atau memberikan pengaruh yang lebih dominan terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan kegiatan ekstrakurikuler sanggar Alquran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nasrulloh tentang pengaruh kegiatan ekstrakurikuler dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa yang menyimpulkan bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi belajar siswa dengan sumbangan efektif sebesar 5,5% dibandingkan dengan kegaitan ekstrakurikuler dengan sumbangan efektif sebesar 0,6%. Dalam penelitian ini juga disimpulkan bahwa secara parsial, kegiatan ekstrakurikuler memiliki pengaruh yang relatif kecil (tidak signfikan) terhadap prestasi belajar siswa, sedangkan motivasi belajar memiliki signifikansi pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.16

Dari uraian hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah di Kota Manado pada mata pelajaran Alquran Hadits, faktor motivasi belajar patut diberikan perhatian lebih tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa seperti faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan pergaulan dalam masyarakat.

E. Keterbatasan Penelitian

(44)

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kaidah ilmiah, namun demikian masih memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa begitu variatif dan kompleks, yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, namum dengan keterbatasan waktu dan sumber daya, peneliti hanya mengambil dua faktor sebagai variabel penelitian, yaitu motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler.

2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian, dimana kelemahan dalam penggunaan angket adalah terkadan jawaban responden tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 3. Responden dalam penelitian ini hanya diambil dari para siswa yang

Gambar

Tabel 4.2Statistik Deskriptif Variabel X1
Gambar 4.2
Tabel 4.5
Tabel Frekuensi Per Kategori Variabel X2
+7

Referensi

Dokumen terkait

memiliki tipe kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan di bidang akuntansi, memiliki kinerja yang. lebih tinggi dibandingkan AR yang memiliki kepribadian yang tidak sesuai

Simpulan penelitian ini yaitu: manajemen penerimaan siswa baru di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Seluma sudah sesuai standar yang ditetapkan pada aspek perencanaan

Sedangkan definisinya seperti yang dijelaskan Wikipedia , sport science adalah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip science dan teknik-teknik

Pelaksanaan program kegiatan PRR tahun 2012 selain berkaitan dengan kegiatan litbang, juga melaksanakan kegiatan workshop, seminar dan presentasi ilmiah, pelatihan

[r]

Pendidikan tinggi haruslah dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu mengantisipasi segala tantangan. Pembelajaran secara langsung di

Implementasi Electronic Government mencakup; membuat pekerjaan lebih efektif, layanan berbasis online, kemudahan akses ke data dan informasi, mengurangi biaya yang terkait

Sedangkan menurut Punia, et al (2012), literasi sains berarti pengetahuan dan pemahaman tentang konsep - konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk