• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN

MUHAMMADIYAH

SKRIPSI

Oleh :

ARRIBATH PRIS FIRDAUS NIM. 09120027

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN SYARI’AH

(2)

ii STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN

MUHAMMADIYAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh :

ARRIBATH PRIS FIRDAUS NIM. 09120027

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN SYARI’AH

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN

MUHAMMADIYAH

SKRIPSI

Oleh :

ARRIBATH PRIS FIRDAUS

NIM. 09120027

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iv LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,

dan diterima untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana (S.Sy)

pada tanggal 26 Oktober 2013.

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Dr. Moh. Nurhakim, M.Ag 1. (……..……….…………)

2. Ahda Bina Afianto, Lc, M.Hi 2. (……..……….)

3. Drs. M. Sarif, M.Ag 3. (……...……….)

4. Drs. Syamsurizal Yazid, M.A 4. (……...……….)

Mengesahkan,

Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Agama Islam

Dekan,

(5)

v

MOTO:









“Ka a a

mperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami

di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi

mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa

ya

a

a a a a a a

a e”



“D

an janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)

yang lebih banyak.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

-

Ayahanda Supriaji dan Ibunda Sri

Supadmi

-

adik-adikku: Nani, Rahma dan

Alfian.

(7)

vii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arribath Pris Firdaus

NIM : 09120027

Tempat/Tgl Lahir : Surabaya, 27 September 1988

Fak/Jurusan : Agama Islam / Syari’ah

Menyatakan bahwa Tugas Akhir / Skripsi dengan judul :

“ Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah dengan Metode Hisab Dan Rukyat Menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah”

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,

kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 11 oktober 2013

Mahasiswa Ybs,

(8)

viii

ABSTRAK

Judul : “Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah dengan Metode Hisab dan Rukyat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah”

Peneliti : Arribath Pris Firdaus Nim : 09120027

Fakultas / Jurusan : Agama Islam / Syari’ah Kata kunci : Standar, Hisab, Rukyat

Penelitian yang berjudul “Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah dengan Metode Hisab dan Rukyat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah” ini bertujuan untuk mengetahui dasar hukum, kelemahan dan kelebihan metode hisab rukyat. Selain itu, juga untuk mengungkap standar penentuan awal bulan qomariyah yang dikembangkan dari kedua ormas Islam tersebut.

Peneliti merumuskan permasalahan ini dibatasi menjadi tiga rumusan masalah yakni meliputi dasar metode hisab rukyat, kelemahan dan kelebihan hisab rukyat serta standar penentuan awal bulan qomariyah. Tiga rumusan masalah tersebut dilatarbelakangi adanya wacana masyarakat yang berkembang menilai seputar masalah perbedaan awal bulan qomariyah (Ramadhan dan Syawal) antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek yang dilibatkan yaitu beberapa tokoh dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah wilayah Jawa Timur, untuk mendeskripsikan fenomena perbedaan hisab dan rukyat yang terjadi saat ini. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kualitatif, untuk menggambarkan data-data lapangan yang dianalisis berupa kata-kata. Data dalam penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara secara langsung terhadap tokoh-tokoh dari kedua ormas Islam tersebut. Sehingga teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi atau rekam (recorder). Namun tidak menutup kemungkinan didukung dengan data-data dokumenter secara tertulis yang didapatkan dari kedua instansi (NU dan Muhammadiyah).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar penentuan awal bulan qomariyah yang digunakan oleh kalangan Nahdlatul Ulama menggunakan metode

(9)

ix ABSTRACT

Title : "Preliminary Determination of Standard Methods Month Qomariyah with Hisab and Rukyat by Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah"

Researcher : Arribath Pris Firdaus Nim : 09120027

Faculty / department : Islamic Studies / Islamic Law Keywords : Standard, Hisab, Rukyat

The study, entitled "Preliminary Determination of Standard Methods Month Qomariyah with Hisab and Rukyat by Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah" This aims to know the legal basis, the advantages and disadvantages hisab and rukyat methods. Moreover, it also to uncover preliminary determination of Standard methods month qamariyah developed from both the Islamic organizations.

Researchers formulate these problems are limited to three problem statements that include basic methods of hisab and rukyat, weaknesses and strengths of hisab and rukyat and as well as the determination of the standard early qomariyah. Three formulation of the problem to a backdrop of growing public discourse around the issue of assessing preliminary differences qomariyah month (Ramadhan and Syawal) between Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah.

The approach used in this study is using a qualitative approach. The subjects involved are some leaders of Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah in East Java, to describe the phenomenon of hisab and rukyat differences that occur at this time. The type of study is a qualitative type, to describe the field data analyzed in the form of words. The data in this study the results obtained from direct interviews of the leaders of the two Islamic organizations. So that data collection techniques was done by using documentation or record (recorder). But do not rule out the possibility supported by data obtained written documentation from both agencies (NU and Muhammadiyah).

(10)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil „Alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan segala nikmat dan hidayahnya kepada penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir kuliah ini. Sesudah mengucap syukur tersebut, tidak lupa penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang turut membantu

dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

Pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, adek-adekku

dan segenap keluarga besar, yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam hal

materi dan non materi.

Kedua, penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada bapak Rektor

Universitas Muhammadiyah Malang, Dekan Fakultas Agama Islam bapak Drs.

Faridi, M.Ag, dosen pembimbing I: Drs. M. Sarif, M.Ag. dan pembimbing II: Drs.

Syamsurizal Yazid, MA, serta seluruh civitas akademika yang telah memberi

kesempatan belajar. Sehingga memperoleh kesempatan untuk menimba torehan ilmu

dan pengalaman. Baik di dunia pendidikan, organisasi maupun di dunia kerja.

Ketiga, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih juga kepada para tokoh

hisab rukyat Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di wilayah Jawa Timur. Yaitu

bapak Abdurrahman Nafis, Abd. Salam, Ahmad Mukharrom, dan Fathurrohman,

yang telah bersedia berbagi infomasi masalah seputar hisab rukyat. Sehingga penulis

(11)

xi menemukan serpihan sikap dan perilaku dalam menyikapi perbedaan yang ada.

Sebuah sikap dan perilaku kasih sayang yang beliau-beliau tanamkan kepada

masyarakat tidak lain hanya untuk menjaga tali persaudaran antar umat Islam. Karena

kita adalah umat yang satu, yakni umat Nabi Muhammad SAW.

Keempat, ucapan terima kasih disampaikan oleh penulis kepada teman-teman

kelas jurusan syari’ah angkatan 2009. Yaitu: arif, basir, dedy, fajri, nuzhan, najib,

nabawi, soni, hilman, relung, nurul karimeh, diah, lutfi, double syafi’I, huda dan

lainnya yang selama belajar di kampus ini telah berteman dan menjalin hubungan

baik dengan penulis. Teman-teman kos lama seperti: Subur, Hafit (wakho), Rengga

dan mas kotrek (Mufit) maupun baru (agus), yang telah bersedia menemani hari-hari

penulis di luar jam kuliah. Terima kasih juga kepada kakanda immawan dan

immawati yang telah memberikan pengalaman, wawasan ilmu pengetahuan dan

kecakapan berbicara terhadap penulis. Serta terima kasih juga kepada Nana, yang

telah memberikan bantuan materi dan non materi, seperti pinjaman printer dan Power

Banknya. Hal itu sangat membantu penulis dalam menyelesaikan finishing tugas

(12)

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ………. iv

SURAT PERNYATAAN ……….. v

ABSTRAK ……… vi KATA PENGANTAR ……….. viii DAFTAR ISI ……….…… x

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar belakang ……….. 1

B. Rumusan masalah ……….... 5

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Manfaat Penelitian ………... 5

E. Tinjauan Pustaka ………... 6

F. Metode Penelitian ………...7

G. Metode Analisa ……… 10

BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Gambaran Umum ………. 11

a. Pengertian Hisab, Rukyat dan Hilal ……….. 11

b. Historisasi Ilmu Hisab dan Rukyat ………... 16

c. Jenis Ilmu Hisab ……….... 26

(13)

xiii

B. Objek Kajian Ilmu Falak ……….. 33

a. Bumi ……….. 34 b. Bulan ………. 40

c. Matahari ……… 42 C. Kajian Tanda Awal dan Akhir Bulan Qomariyah ……… 45

a. Rukyatul Hilal ………... 46

b. Ikmal ………. 47

D. Kajian Teori Hisab ………...… 57

a. Aliran Ijtimak Semata ………...…… 60

b. Ijtimak dan Posisi Hilal di atas Ufuk ……….…... 63 E. Kajian Teori Rukyat ………. 66

a. Had Imkan Rukyat (Batas Penampakan Hilal) ……….. 67

b. Matla’ (Wilayah Berlakunya Hukum Rukyat) ……….. 69

BAB III: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Dasar Hukum Al-Qur’an dan Hadits Metode Hisab dan Rukyat ………….72

a. Hisab ………. 73

b. Rukyat ………... 74

B. Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah Menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ……….... 81

a. Nahdlatul Ulama……….... 82

b. Muhammadiyah ……….... 85

(14)

xiv BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan ...98

B. Saran-saran ...100

DAFTAR PUSTAKA ……….. 100

(15)

xv DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Latif Abu Wafa, (1933) M. al-Falak al-Hadits. Mesir; al-Qatr.

Abdullah Rahmat, (2011). TEORI ABSOLUTIVITAS MATAHARI MENGELILINGI BUMI, Solo: Pustaka Arafah.

Ad-Difa, Ali Abdullah. (2002). “Ilmu Matematika dalam Peradaban Islam”

dalam buku Mukjizat al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK Jilid 2. Jakarta: Gema Insani Press.

Al-Quran dan terjemahan, (2007). Tangerang; PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,

Az-zabibi, Imam. (1997). Ringkasan Shohih Bukhori. Bandung: Mizan (Anggota IKAPI), cet. ke-I.

Azhari, Susiknan. (2009). ILMU FALAK Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains modern. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet ke-II.

Azhari, Susiknan. (2004). ILMU FALAK Teori & Praktek. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet ke-I.

Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kualitatif dan Kuantitatif, Surabaya: Airlangga university press.

Djambek Saadoe’ddin, (1976), HISAB AWAL BULAN, Jakarta: Tintamas, cet. I.

Fathurrohman. (2005). Tinjauan Praktis BELAJAR ILMU FALAK. Jombang.

Admiranto, Gunawan. (2009). Menjelajahi Tata Surya. Yogyakarta: Kanisius.

Isa, Hafiz Muhammad ibn. (okt. 1992). Tarjamah Sunan At-tirmidzi. (Terj. Moh Zuhri). Semarang: Asy syifa’, cet-I,

Ismail, Abi Abdillah Muhammad bin, (1997). Shahih Al-Bukhari, Riyadh: Darus-salam.

Izzudin, Ahmad, (2007). Fiqh Hisab Rukyah. Jakarta: Erlangga,

Jamal Baidawi, Mustafa A. Ahmed. (2002). Al-Qur‟an dan Dampaknya terhadap

(16)

xvi Jamil, A. (2009). Ilmu Falak (Teori & Aplikasi). Jakarta; Amzah, cet. ke-I.

Jannan, Sofyan. (1994). Kalender Hijriyah dan Masehi 150 Tahun. Yogyakarta; UII Press.

Kamil, Abdushshamad Muhammad. (2007). Mukjizat Ilmiah dalam Al-Quran (Al

„Ijazul Ilmi Fil Islam Alquranul Kariem) penerjemah Alimin, Ghaniem Ihsan. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

Kadir, A. (2012). Formula Baru Ilmu Falak Panduan lengkap & Praktis. Jakarta; Amzah, cet. Ke-I.

Marsito. (1960). Kosmografi Ilmu Bintang-Bintang, Jakarta; Pembangunan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih. (1967). HIMPUNAN PUTUSAN MAJELIS TARJIH MUHAMMADIYAH. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, cet. ke III.

Rasyid, Rida Muhammad et al. (2009). HISAB BULAN KAMARIAH Tinjauan

Syar‟i tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah.

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet ke-I.

ROBBANI AL-QUR’AN PER KATA, TAJWID WARNA. (2012). Jakarta Timur: PT. Surya Prisma Sinergi.

Sabiq, Ahmad. (2011). Bidahkah Ilmu Hisab?!. Gresik: Pustaka Al-Furqon.

Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. (2009). Pedoman Hisab Muhammadiyah. Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, cet. ke II.

Internet

Abay zubaidillah, (2010). Pengertian hisab dan rukyat, diakses pada tgl 07/012013 dari http: //abayzub.blogspot.com /2010/ 09/ pengertian hisab dan rukyat.html.

Awal Ramadhan dan awal Syawal 1433 H. diakses pada tanggal 13 Juli 2013 dari http://hilal.kominfo.go.id/berita/43/.

(17)

xvii

Definisi Hisab dan Rukyat diakses pada tanggal 07 januari 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan _rukyat.

Kontroversi Penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal. diakses pada tgl 07 januari 2013 dari http://www.ISUKEPRI.com.

Murtadho, Ahmad. (2007, Maret) IMKAN AL-RU‟YAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH: PERSPEKTIF SYARI’AH DAN ASTRONOMI MANHAJ NAHDHATUL ULAMA. EL-QISTH. Vol 3, no.2.

PD IPM Kabupaten Magelang. (2011). mengapa Muhammadiyah menggunakan metode hisab. diakses pada tanggal 30 maret 2013 dari http://pd-ipm- mgl.blogspot.com/2011/08/mengapa-muhammadiyah-menggunakan-metode.html/.

Tarjih PDM kota Malang. (2012). Muhammadiyah dan Masalah Di Seputar Penentuan Awal Bulan Ramadhan. diakses pada tanggal 07 januari 2013 dari http://kanal3.wordpress.com/ mengapa – muhammadiyah – berbeda – dalam – penentuan – awal – bulan - ramadhan/

Wikipedia Bebas Tentang Bumi. diakses pada tanggal 20 juni 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi.

Pengamatan Hilal Ramadhan 1434 H. diakses pada tanggal 13 juli 2013 dari http://bosscha.itb.ac.id/en/news-articles/press-release/191.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Polemik yang terjadi di Indonesia seputar masalah penetuan awal puasa

dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

kalangan masyarakat. Tinjauan dari berbagai referensi serta metode telah

dilakukan oleh banyak pihak yang berwenang, yakni berbagai ormas Islam seperti

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Namun seolah-olah yang berbeda tidak

hanya metode-metode hisab dan rukyat yang dipakai dalam menetukan awal bulan

pada kalender hijriyah tersebut. Melainkan perbedaan pada kriteria wujudul hilal

dan rukyat hilalnya. Hal itu dikarenakan bahwa kalangan Nahdlatul Ulama sendiri

lebih mengutamakan metode rukyat hilal (imkan rukyat) dari pada metode hisab

dalam penentuan awal bulan qomariyahnya. Seperti halnya pernyatan dari

kalangan Nahdlatul Ulama di bawah ini:

„‟Menurut NU dalam lamannya, Rukyah sebagai sistem penentuan awal

bulan Qomariyah dengan cara melakukan pengamatan atau observasi terhadap penampakan hilal di lapangan, baik dengan mata telanjang maupun dengan menggunakan alat seperti teropong, pada hari ke 29 malam ke-30 dari bulan yang sedang berjalan. NU meyakini Rukyah mempunyai nilai ibadah jika hasilnya digunakan untuk pelaksanaan

ibadah seperti shiyam, „id, sholat gerhana, dan lain-lain. Juga dapat

menambah kekuatan iman. Rukyah juga diyakini ilmiah. “Rukyah,

pengamatan dan observasi benda-benda langit ribuan tahun lamanya dicatat dan dirumuskan, kemudian lahirlah ilmu astronomi dan ilmu hisab. Rukyah melahirkan hisab. Tanpa rukyah tak ada hisab,” demikian

dalam laman NU.‟‟1

1

(19)

Sehingga dengan adanya metode rukyat hilal yang diterapkan Nahdlatul

Ulama, maka muncul standarisasi wujudul hilal (visibilitas hilal). Dimana ada

waktu-waktu tertentu dalam melakukan imkan rukyat untuk mengetahui bulan

baru dan pada posisi yang masih kecil derajatnya. Serta pada saat itulah bisa

dilakukan imkan rukyat dengan melakukan perangkat astronomi.

Di samping itu para Ulama menetapkan adanya standarisasi hilal yaitu

mencapai 2,0˚ di atas ufuk, untuk bisa dilakukan imkan rukyat. Padahal

sebelumnya perlu diketahui bahwa kesepakatan standarisasi visibilitas hilal

tersebut mengalami beberapa perubahan. Bermula dari 5,0˚ hingga menjadi 2,0˚

sekarang ini. Sebenarnya hal itu juga demi kemaslahatan ummat pada saat itu

hingga sekarang. Hal itu juga dikarenakan bahwa dengan adanya ukuran hilal

yang masih muda (kecil), maka sangat sulit untuk dilakukan imkan rukyat dengan

menggunakan mata maupun perangkat modern sekalipun.

Di sisi lain pemerintah pernah menolak kesaksian beberapa orang yang

mengaku melihat hilal yang sudah tampak. Dengan mengatakan bahwa ukuran

hilal masih terlalu muda (kecil). Sehingga apabila dilakukan imkan rukyat, maka

hal tersebut sangat sulit untuk terlihat. Pemerintah juga menyatakan bahwa,

kesaksian yang diberikan tersebut tidak lain hanya sebuah halusinasi orang yang

menyaksikannya. Artinya bahwa jika seseorang mempunyai keinginan yang kuat

untuk melihat hilal, maka hilal tersebut boleh jadi akan tampak. Padahal hal

tersebut bukanlah hilal yang sebenarnya, melainkan hanya halusinasi seseorang

yang seolah-olah mereka melihatnya. Itulah yang menjadi alasan pemerintah

(20)

Sebenarnya bisa saja pemerintah menetapkan standarisasi hilal (2,0˚)

untuk dapat dilakukan imkan rukyat. Sehingga hal tersebut dapat dipakai untuk

bahan referensi para ormas Islam yang akan melakukan imkan rukyat. Namun

juga dapat disalahkan, jika pemakaian standarisasi hilal tersebut terhadap hilal

yang belum mencapai 2,0˚, tapi hilal sudah nampak dan dapat dilakukan imkan

rukyat. Dan akhirnya hal tersebut juga dapat menimbulkan polemik yang

berkepanjangan di negeri ini.

Sedangkan di Muhammadiyah yang lebih mengutamakan metode hisab

hakiki dengan prinsip wujudul hilal. Artinya metode penetapan awal bulan baru

yang menegaskan bahwa bulan qomariyah baru dimulai apabila telah terpenuhi

tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak. Ijtimak itu terjadi sebelum

matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.2

Hal itu dikarenakan ilmu hisab yang dipakai saat ini merupakan ilmu hisab

astronomi yang sudah berkembang pesat dengan kemajuan zaman. Sehingga lebih

reliable dan lebih akurat dalam menetapkan visibilitas hilal, dibandingkan dengan

hanya mengandalkan kesaksian dua orang yang bisa juga dianggap berhalusinasi

dan kekeliruan penglihatan. Dan juga tidak terlepas dari kebohongan untuk tujuan

maupun kepentingan tertentu yang tersembunyi, meskipun kita berusaha untuk

membuktikan keadilan mereka secara zahir.3 Dengan dasar ini pihak

2

PD IPM Kabupaten Magelang. Mengapa Muhammadiyah menggunakan metode hisab,

diakses pada tanggal 30 maret 2013 dari http://pd-ipm-mgl.blogspot.com/2011/08/mengapa-muhammadiyah-menggunakan-metode.html/.

3

Muhammad Rasyid Rido et al, HISAB BULAN KAMARIAH Tinjauan Syar‟i tentang

(21)

Muhammadiyah menilai bahwa metode inilah yang lebih bisa

dipertanggungjawabkan.

Berbagai persoalan dari adanya metode hisab rukyat yang dipakai sebagai

acuan dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah senantiasa berbeda.

Sehingga hal tersebut menjadi faktor penyebab perbedaan penetapan awal bulan

hijriyah (termasuk bulan ramadhan dan syawal). Memang jika diamati dari

berbagai hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhori, Muslim, Abu dawud,

an-Nasa’i, Ibnu Majjah, at-Tirmidzi dan lain-lain telah memberikan petunjuk bahwa

untuk menentukan masuknya bulan Qamariyah, khususnya Ramadhan dan Syawal

melalui tiga cara, yakni: 1) ru‟yah al-hilal, 2) istikmal iddah al-syahr, dan 3)

men-takdir-kan (memperkirakan dengan ilmu hisab). Namun cara yang terakhir inilah

yang masih mendapatkan perselisihan dari fuqaha‟.4

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi dasar al-Qur’an dan Hadits dari metode hisab dan

rukyat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah?

2. Bagaimana standar penentuan awal bulan qomariyah menurut

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah?

3. Apa saja kelebihan dan kelemahan metode hisab dan rukyat menurut

Nahdltul Ulama dan Muhammadiyah?

4

Ahmad Murtadho, IMKAN AL-RU‟YAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN

QOMARIYAH: PERSPEKTIF SYARI’AH DAN ASTRONOMI MANHAJ NAHDHATUL

(22)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dasar al-Qur’an dan hadits dari metode hisab dan

rukyat tersebut.

2. Untuk mengetahui standarisasi penetapan awal bulan Qomariyah dari

para ahli hisab Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode hisab dan rukyat

tersebut.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Untuk dijadikan bahan pedoman pengetahuan kepada masyarakat,

khususnya mereka yang hendak melakukan hisab rukyat dengan

menggunakan perangkat modern. Dan sebagai sumbangan pemikiran

khususnya mahasiswa untuk dijadikan acuan dalam melakukan hisab

rukyah.

2. Manfaat teoritis

Untuk memperluas khasanah keilmuan dan paradigma berfikir

yang sesuai. Dengan cara melakukan pendekatan antara ilmu

astronomi yang telah berkembang dengan unsur-unsur Islam.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Dari jurnal hukum Islam El Qisth yang ditulis oleh Moh.Murtadho,

(23)

oleh pihak NU. Seperti rukyah dan hisab dalam perspektif Nahdlatul Ulama,

matla‟(wilayah berlakunya hukum rukyah) dan had imkan rukyah (batas

penampakan hilal).5

Di samping itu, ada juga buku suara Muhammadiyah yang berjudul

Hisab bulan Qomariyah (tinjauan syar’i tentang penetapan awal bulan

Ramadhan, Syawal dan Zulhijah).Yang menyajikan tentang kontroversi hisab

dan rukyah, penetapan bulan Ramadhan dan pembahasan tentang penggunaan

hisab, penentuan hilal dengan hisab pada zaman sekarang dan lain

sebagainya.6

Di antara rujukan-rujukan di atas, penulis juga tetap akan

mempersiapkan rujukan yang utama, yakni al-Qur’an dan Hadits sebagai

sumber rujukan yang utama serta beberapa buku-buku tentang hisab dan

rukyah. Bahkan skripsi dan karya ilmiah yang lain mungkin akan

dipergunakan oleh penulis. Hal itu dikarenakan bahwa judul yang diangkat

oleh penulis merupakan judul yang tidak asing untuk dikaji. Sehingga

memungkinkan munculnya penulisan-penulisan research ilmiah yang telah

ada sebelum atau sesudah ini. Dan tentunya dapat dijadikan rujukan

selanjutnya.

F. Metode Penelitihan

5

Ahmad Murtadho, IMKAN AL-RU‟YAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN

QOMARIYAH: PERSPEKTIF SYARI‟AH DAN ASTRONOMI MANHAJ NAHDLATIL ULAMA. EL-QISTH. Vol. 3, no. 2 (Maret, 2007).

6

Muhammad Rasyid Rido et al. HISAB BULAN KAMARIAH Tinjauan Syar‟i tentang

(24)

1. Jenis penelitian

Penelitian yang digunakan merupakan penelitian studi lapangan.

Oleh karena itu sumber penelitian diperoleh dari hasil interview

dengan narasumber secara langsung serta kitab-kitab atau buku-buku

maupun referensi lain yang berkaitan dengan pokok bahasan. Dan juga

tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada penelitian pustaka

(library research). Hal itu dikarenakan tidak cukupnya sumber data

yang diperoleh dari penelitian studi lapangan.

2. Teknik pengumpulan data

a. Library Research, yaitu penulis melakukan pengumpulan data

dengan cara membaca dan menelusuri literatur-literatur yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

b. Field Research, yaitu penulis mengamati dan mengumpulkan data

secara langsung dari lapangan yang telah ditentukan sesuai judul

penelitiannya. Dimana hal tersebut ditempuh dengan cara sebagai

berikut:

 Interview yaitu proses pengumpulan data dengan jalan

mengadakan wawancara, dialog dan tanya jawab dengan nara

(25)

oleh penulis dan juga mempunyai kewenangan dalam penentuan

awal bulan Qomariyah.

 Dokumentasi yaitu penulis mengamati dan mengumpulkan data

berupa dokumen-dokumen yang ada.

3. Sumber data

Dikarenakan penelitian ini bersifat studi lapangan, maka dalam

penyusunan proposal penelitian ini, penulis memperoleh datanya dari

wawancara (interview) langsung kepada pihak yang bersangkutan.

Artinya bahwa pihak yang dijadikan objek penelitian merupakan para

pihak yang berkompetensi dalam hal melakukan hisab rukyat dan juga

mempunyai kewenangan dalam hal penetapan awal bulan Qomariyah

di wilayah Jawa Timur. Adapun sumber data penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Sumber Primer:

 Al-Qur’an

 Hadits

 Interview dengan narasumber

b. Sumber Sekunder:

Yakni meliputi buku-buku, artikel, makalah-makalah, jurnal

hukum Islam, majalah, koran online, artikel online dan lain

sebagainya.

(26)

Untuk kajian penelitian lapangan, maka peneliti akan menfokuskan

dalam lingkup wilayah. Artinya peneliti fokus terhadap objek penelitian

pada tokoh dari dua ormas yang mempunyai pengaruh dalam penentuan

awal bulan qomariyah di wilayah Jawa Timur, yaitu:

 Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ( Tokoh Dewan

Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama)

Alamat kantor: JL. Masjid Agung Timur No. 9 Surabaya.

 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (Tokoh Majelis

Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah).

Alamat kantor: Jl. Kertomenanggal IV/1 Surabaya.

G. Metode Analisa

1. Sintetis

Yaitu berfikir yang berangkat dari fakta-fakta, data-data, kasus-kasus

individual atau juga dengan berangkat melaui pengetahuan-pengetahuan

yang bersifat khusus, yang kemudian menuju kepada konklusi-konklusi

yang umum. Oleh karena itu, berfikir juga disamakan dengan berfikir

induktif.7

2. Deskriptif Kualitatif

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh

7

(27)

seseorang dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan

keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data

mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran

penelitian terbatas, tetapi kedalaman data sebut saja kualitas data tidak

terbatas. Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini

semakin berkualitas.8

8

Referensi

Dokumen terkait

STEL batas paparan jangka pendek: 2) batas paparan jangka pendek: nilai batas yang di atasnya paparan hendaknya tidak terjadi dan yang terkait dengan jangka 15-menit (kecuali

menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ( Concept Attainment ) Dalam Pembelajaran Virtual Terhadap Hasil Dan

Dalam pelaksanaan pembangunan Long Storage Muara Tukad Mati terdiri dari beberapa pekerjaan sebagai penunjang suksesnya proyek tersebut, diantaranya faktor metode

Pasien dengan ARDS, yang sering terlihat pada COVID-19 yang berat kadang- kadang berkembang menjadi kerusakan paru permanen atau fibrosis/scar. Pada CT scans, NORMAL = paru

Maize Research Institute “Zemun Polje” genebank maintains a collection of landraces grouped into 18 agro-ecological collected from ex- Yugoslavia territories. The

Bab ini menjelaskan mengenai implementasi Tugas Akhir yang meliputi algoritma dan kode sumber yang digunakan untuk melakukan proses penyelesaian permasalahan pembagian data

Bab VIII ketentuan Pidana pasal 44 di tetapkan bahwa: 1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan, fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam

Penegakan hukum terhadap anak korban kejahatan seksual di Propinsi Sumatera Utara Secara konsepsional terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan