i STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN
MUHAMMADIYAH
SKRIPSI
Oleh :
ARRIBATH PRIS FIRDAUS NIM. 09120027
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN SYARI’AH
ii STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN
MUHAMMADIYAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)
Oleh :
ARRIBATH PRIS FIRDAUS NIM. 09120027
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN SYARI’AH
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
STANDAR PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH DENGAN METODE HISAB DAN RUKYAT MENURUT NAHDLATUL ULAMA DAN
MUHAMMADIYAH
SKRIPSI
Oleh :
ARRIBATH PRIS FIRDAUS
NIM. 09120027
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
iv LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,
dan diterima untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana (S.Sy)
pada tanggal 26 Oktober 2013.
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Dr. Moh. Nurhakim, M.Ag 1. (……..……….…………)
2. Ahda Bina Afianto, Lc, M.Hi 2. (……..……….)
3. Drs. M. Sarif, M.Ag 3. (……...……….)
4. Drs. Syamsurizal Yazid, M.A 4. (……...……….)
Mengesahkan,
Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Agama Islam
Dekan,
v
MOTO:
“Ka a a
mperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami
di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
ya
a
a a a a a a
a e”
“D
an janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak.
”
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
-
Ayahanda Supriaji dan Ibunda Sri
Supadmi
-
adik-adikku: Nani, Rahma dan
Alfian.
vii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arribath Pris Firdaus
NIM : 09120027
Tempat/Tgl Lahir : Surabaya, 27 September 1988
Fak/Jurusan : Agama Islam / Syari’ah
Menyatakan bahwa Tugas Akhir / Skripsi dengan judul :
“ Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah dengan Metode Hisab Dan Rukyat Menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah”
Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Malang, 11 oktober 2013
Mahasiswa Ybs,
viii
ABSTRAK
Judul : “Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah dengan Metode Hisab dan Rukyat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah”
Peneliti : Arribath Pris Firdaus Nim : 09120027
Fakultas / Jurusan : Agama Islam / Syari’ah Kata kunci : Standar, Hisab, Rukyat
Penelitian yang berjudul “Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah dengan Metode Hisab dan Rukyat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah” ini bertujuan untuk mengetahui dasar hukum, kelemahan dan kelebihan metode hisab rukyat. Selain itu, juga untuk mengungkap standar penentuan awal bulan qomariyah yang dikembangkan dari kedua ormas Islam tersebut.
Peneliti merumuskan permasalahan ini dibatasi menjadi tiga rumusan masalah yakni meliputi dasar metode hisab rukyat, kelemahan dan kelebihan hisab rukyat serta standar penentuan awal bulan qomariyah. Tiga rumusan masalah tersebut dilatarbelakangi adanya wacana masyarakat yang berkembang menilai seputar masalah perbedaan awal bulan qomariyah (Ramadhan dan Syawal) antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek yang dilibatkan yaitu beberapa tokoh dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah wilayah Jawa Timur, untuk mendeskripsikan fenomena perbedaan hisab dan rukyat yang terjadi saat ini. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kualitatif, untuk menggambarkan data-data lapangan yang dianalisis berupa kata-kata. Data dalam penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara secara langsung terhadap tokoh-tokoh dari kedua ormas Islam tersebut. Sehingga teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi atau rekam (recorder). Namun tidak menutup kemungkinan didukung dengan data-data dokumenter secara tertulis yang didapatkan dari kedua instansi (NU dan Muhammadiyah).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar penentuan awal bulan qomariyah yang digunakan oleh kalangan Nahdlatul Ulama menggunakan metode
ix ABSTRACT
Title : "Preliminary Determination of Standard Methods Month Qomariyah with Hisab and Rukyat by Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah"
Researcher : Arribath Pris Firdaus Nim : 09120027
Faculty / department : Islamic Studies / Islamic Law Keywords : Standard, Hisab, Rukyat
The study, entitled "Preliminary Determination of Standard Methods Month Qomariyah with Hisab and Rukyat by Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah" This aims to know the legal basis, the advantages and disadvantages hisab and rukyat methods. Moreover, it also to uncover preliminary determination of Standard methods month qamariyah developed from both the Islamic organizations.
Researchers formulate these problems are limited to three problem statements that include basic methods of hisab and rukyat, weaknesses and strengths of hisab and rukyat and as well as the determination of the standard early qomariyah. Three formulation of the problem to a backdrop of growing public discourse around the issue of assessing preliminary differences qomariyah month (Ramadhan and Syawal) between Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah.
The approach used in this study is using a qualitative approach. The subjects involved are some leaders of Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah in East Java, to describe the phenomenon of hisab and rukyat differences that occur at this time. The type of study is a qualitative type, to describe the field data analyzed in the form of words. The data in this study the results obtained from direct interviews of the leaders of the two Islamic organizations. So that data collection techniques was done by using documentation or record (recorder). But do not rule out the possibility supported by data obtained written documentation from both agencies (NU and Muhammadiyah).
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil „Alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan hidayahnya kepada penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir kuliah ini. Sesudah mengucap syukur tersebut, tidak lupa penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang turut membantu
dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
Pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, adek-adekku
dan segenap keluarga besar, yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam hal
materi dan non materi.
Kedua, penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada bapak Rektor
Universitas Muhammadiyah Malang, Dekan Fakultas Agama Islam bapak Drs.
Faridi, M.Ag, dosen pembimbing I: Drs. M. Sarif, M.Ag. dan pembimbing II: Drs.
Syamsurizal Yazid, MA, serta seluruh civitas akademika yang telah memberi
kesempatan belajar. Sehingga memperoleh kesempatan untuk menimba torehan ilmu
dan pengalaman. Baik di dunia pendidikan, organisasi maupun di dunia kerja.
Ketiga, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih juga kepada para tokoh
hisab rukyat Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di wilayah Jawa Timur. Yaitu
bapak Abdurrahman Nafis, Abd. Salam, Ahmad Mukharrom, dan Fathurrohman,
yang telah bersedia berbagi infomasi masalah seputar hisab rukyat. Sehingga penulis
xi menemukan serpihan sikap dan perilaku dalam menyikapi perbedaan yang ada.
Sebuah sikap dan perilaku kasih sayang yang beliau-beliau tanamkan kepada
masyarakat tidak lain hanya untuk menjaga tali persaudaran antar umat Islam. Karena
kita adalah umat yang satu, yakni umat Nabi Muhammad SAW.
Keempat, ucapan terima kasih disampaikan oleh penulis kepada teman-teman
kelas jurusan syari’ah angkatan 2009. Yaitu: arif, basir, dedy, fajri, nuzhan, najib,
nabawi, soni, hilman, relung, nurul karimeh, diah, lutfi, double syafi’I, huda dan
lainnya yang selama belajar di kampus ini telah berteman dan menjalin hubungan
baik dengan penulis. Teman-teman kos lama seperti: Subur, Hafit (wakho), Rengga
dan mas kotrek (Mufit) maupun baru (agus), yang telah bersedia menemani hari-hari
penulis di luar jam kuliah. Terima kasih juga kepada kakanda immawan dan
immawati yang telah memberikan pengalaman, wawasan ilmu pengetahuan dan
kecakapan berbicara terhadap penulis. Serta terima kasih juga kepada Nana, yang
telah memberikan bantuan materi dan non materi, seperti pinjaman printer dan Power
Banknya. Hal itu sangat membantu penulis dalam menyelesaikan finishing tugas
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
MOTTO ... iii
PERSEMBAHAN ………. iv
SURAT PERNYATAAN ……….. v
ABSTRAK ……… vi KATA PENGANTAR ……….. viii DAFTAR ISI ……….…… x
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar belakang ……….. 1
B. Rumusan masalah ……….... 5
C. Tujuan Penelitian ………. 5
D. Manfaat Penelitian ………... 5
E. Tinjauan Pustaka ………... 6
F. Metode Penelitian ………...7
G. Metode Analisa ……… 10
BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Gambaran Umum ………. 11
a. Pengertian Hisab, Rukyat dan Hilal ……….. 11
b. Historisasi Ilmu Hisab dan Rukyat ………... 16
c. Jenis Ilmu Hisab ……….... 26
xiii
B. Objek Kajian Ilmu Falak ……….. 33
a. Bumi ……….. 34 b. Bulan ………. 40
c. Matahari ……… 42 C. Kajian Tanda Awal dan Akhir Bulan Qomariyah ……… 45
a. Rukyatul Hilal ………... 46
b. Ikmal ………. 47
D. Kajian Teori Hisab ………...… 57
a. Aliran Ijtimak Semata ………...…… 60
b. Ijtimak dan Posisi Hilal di atas Ufuk ……….…... 63 E. Kajian Teori Rukyat ………. 66
a. Had Imkan Rukyat (Batas Penampakan Hilal) ……….. 67
b. Matla’ (Wilayah Berlakunya Hukum Rukyat) ……….. 69
BAB III: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Dasar Hukum Al-Qur’an dan Hadits Metode Hisab dan Rukyat ………….72
a. Hisab ………. 73
b. Rukyat ………... 74
B. Standar Penentuan Awal Bulan Qomariyah Menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ……….... 81
a. Nahdlatul Ulama……….... 82
b. Muhammadiyah ……….... 85
xiv BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan ...98
B. Saran-saran ...100
DAFTAR PUSTAKA ……….. 100
xv DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Latif Abu Wafa, (1933) M. al-Falak al-Hadits. Mesir; al-Qatr.
Abdullah Rahmat, (2011). TEORI ABSOLUTIVITAS MATAHARI MENGELILINGI BUMI, Solo: Pustaka Arafah.
Ad-Difa, Ali Abdullah. (2002). “Ilmu Matematika dalam Peradaban Islam”
dalam buku Mukjizat al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK Jilid 2. Jakarta: Gema Insani Press.
Al-Quran dan terjemahan, (2007). Tangerang; PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
Az-zabibi, Imam. (1997). Ringkasan Shohih Bukhori. Bandung: Mizan (Anggota IKAPI), cet. ke-I.
Azhari, Susiknan. (2009). ILMU FALAK Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains modern. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet ke-II.
Azhari, Susiknan. (2004). ILMU FALAK Teori & Praktek. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet ke-I.
Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kualitatif dan Kuantitatif, Surabaya: Airlangga university press.
Djambek Saadoe’ddin, (1976), HISAB AWAL BULAN, Jakarta: Tintamas, cet. I.
Fathurrohman. (2005). Tinjauan Praktis BELAJAR ILMU FALAK. Jombang.
Admiranto, Gunawan. (2009). Menjelajahi Tata Surya. Yogyakarta: Kanisius.
Isa, Hafiz Muhammad ibn. (okt. 1992). Tarjamah Sunan At-tirmidzi. (Terj. Moh Zuhri). Semarang: Asy syifa’, cet-I,
Ismail, Abi Abdillah Muhammad bin, (1997). Shahih Al-Bukhari, Riyadh: Darus-salam.
Izzudin, Ahmad, (2007). Fiqh Hisab Rukyah. Jakarta: Erlangga,
Jamal Baidawi, Mustafa A. Ahmed. (2002). Al-Qur‟an dan Dampaknya terhadap
xvi Jamil, A. (2009). Ilmu Falak (Teori & Aplikasi). Jakarta; Amzah, cet. ke-I.
Jannan, Sofyan. (1994). Kalender Hijriyah dan Masehi 150 Tahun. Yogyakarta; UII Press.
Kamil, Abdushshamad Muhammad. (2007). Mukjizat Ilmiah dalam Al-Quran (Al
„Ijazul Ilmi Fil Islam Alquranul Kariem) penerjemah Alimin, Ghaniem Ihsan. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.
Kadir, A. (2012). Formula Baru Ilmu Falak Panduan lengkap & Praktis. Jakarta; Amzah, cet. Ke-I.
Marsito. (1960). Kosmografi Ilmu Bintang-Bintang, Jakarta; Pembangunan.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Tarjih. (1967). HIMPUNAN PUTUSAN MAJELIS TARJIH MUHAMMADIYAH. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, cet. ke III.
Rasyid, Rida Muhammad et al. (2009). HISAB BULAN KAMARIAH Tinjauan
Syar‟i tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah.
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, cet ke-I.
ROBBANI AL-QUR’AN PER KATA, TAJWID WARNA. (2012). Jakarta Timur: PT. Surya Prisma Sinergi.
Sabiq, Ahmad. (2011). Bidahkah Ilmu Hisab?!. Gresik: Pustaka Al-Furqon.
Tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. (2009). Pedoman Hisab Muhammadiyah. Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, cet. ke II.
Internet
Abay zubaidillah, (2010). Pengertian hisab dan rukyat, diakses pada tgl 07/012013 dari http: //abayzub.blogspot.com /2010/ 09/ pengertian hisab dan rukyat.html.
Awal Ramadhan dan awal Syawal 1433 H. diakses pada tanggal 13 Juli 2013 dari http://hilal.kominfo.go.id/berita/43/.
xvii
Definisi Hisab dan Rukyat diakses pada tanggal 07 januari 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan _rukyat.
Kontroversi Penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal. diakses pada tgl 07 januari 2013 dari http://www.ISUKEPRI.com.
Murtadho, Ahmad. (2007, Maret) IMKAN AL-RU‟YAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH: PERSPEKTIF SYARI’AH DAN ASTRONOMI MANHAJ NAHDHATUL ULAMA. EL-QISTH. Vol 3, no.2.
PD IPM Kabupaten Magelang. (2011). mengapa Muhammadiyah menggunakan metode hisab. diakses pada tanggal 30 maret 2013 dari http://pd-ipm- mgl.blogspot.com/2011/08/mengapa-muhammadiyah-menggunakan-metode.html/.
Tarjih PDM kota Malang. (2012). Muhammadiyah dan Masalah Di Seputar Penentuan Awal Bulan Ramadhan. diakses pada tanggal 07 januari 2013 dari http://kanal3.wordpress.com/ mengapa – muhammadiyah – berbeda – dalam – penentuan – awal – bulan - ramadhan/
Wikipedia Bebas Tentang Bumi. diakses pada tanggal 20 juni 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi.
Pengamatan Hilal Ramadhan 1434 H. diakses pada tanggal 13 juli 2013 dari http://bosscha.itb.ac.id/en/news-articles/press-release/191.
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang
Polemik yang terjadi di Indonesia seputar masalah penetuan awal puasa
dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh
kalangan masyarakat. Tinjauan dari berbagai referensi serta metode telah
dilakukan oleh banyak pihak yang berwenang, yakni berbagai ormas Islam seperti
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Namun seolah-olah yang berbeda tidak
hanya metode-metode hisab dan rukyat yang dipakai dalam menetukan awal bulan
pada kalender hijriyah tersebut. Melainkan perbedaan pada kriteria wujudul hilal
dan rukyat hilalnya. Hal itu dikarenakan bahwa kalangan Nahdlatul Ulama sendiri
lebih mengutamakan metode rukyat hilal (imkan rukyat) dari pada metode hisab
dalam penentuan awal bulan qomariyahnya. Seperti halnya pernyatan dari
kalangan Nahdlatul Ulama di bawah ini:
„‟Menurut NU dalam lamannya, Rukyah sebagai sistem penentuan awal
bulan Qomariyah dengan cara melakukan pengamatan atau observasi terhadap penampakan hilal di lapangan, baik dengan mata telanjang maupun dengan menggunakan alat seperti teropong, pada hari ke 29 malam ke-30 dari bulan yang sedang berjalan. NU meyakini Rukyah mempunyai nilai ibadah jika hasilnya digunakan untuk pelaksanaan
ibadah seperti shiyam, „id, sholat gerhana, dan lain-lain. Juga dapat
menambah kekuatan iman. Rukyah juga diyakini ilmiah. “Rukyah,
pengamatan dan observasi benda-benda langit ribuan tahun lamanya dicatat dan dirumuskan, kemudian lahirlah ilmu astronomi dan ilmu hisab. Rukyah melahirkan hisab. Tanpa rukyah tak ada hisab,” demikian
dalam laman NU.‟‟1
1
Sehingga dengan adanya metode rukyat hilal yang diterapkan Nahdlatul
Ulama, maka muncul standarisasi wujudul hilal (visibilitas hilal). Dimana ada
waktu-waktu tertentu dalam melakukan imkan rukyat untuk mengetahui bulan
baru dan pada posisi yang masih kecil derajatnya. Serta pada saat itulah bisa
dilakukan imkan rukyat dengan melakukan perangkat astronomi.
Di samping itu para Ulama menetapkan adanya standarisasi hilal yaitu
mencapai 2,0˚ di atas ufuk, untuk bisa dilakukan imkan rukyat. Padahal
sebelumnya perlu diketahui bahwa kesepakatan standarisasi visibilitas hilal
tersebut mengalami beberapa perubahan. Bermula dari 5,0˚ hingga menjadi 2,0˚
sekarang ini. Sebenarnya hal itu juga demi kemaslahatan ummat pada saat itu
hingga sekarang. Hal itu juga dikarenakan bahwa dengan adanya ukuran hilal
yang masih muda (kecil), maka sangat sulit untuk dilakukan imkan rukyat dengan
menggunakan mata maupun perangkat modern sekalipun.
Di sisi lain pemerintah pernah menolak kesaksian beberapa orang yang
mengaku melihat hilal yang sudah tampak. Dengan mengatakan bahwa ukuran
hilal masih terlalu muda (kecil). Sehingga apabila dilakukan imkan rukyat, maka
hal tersebut sangat sulit untuk terlihat. Pemerintah juga menyatakan bahwa,
kesaksian yang diberikan tersebut tidak lain hanya sebuah halusinasi orang yang
menyaksikannya. Artinya bahwa jika seseorang mempunyai keinginan yang kuat
untuk melihat hilal, maka hilal tersebut boleh jadi akan tampak. Padahal hal
tersebut bukanlah hilal yang sebenarnya, melainkan hanya halusinasi seseorang
yang seolah-olah mereka melihatnya. Itulah yang menjadi alasan pemerintah
Sebenarnya bisa saja pemerintah menetapkan standarisasi hilal (2,0˚)
untuk dapat dilakukan imkan rukyat. Sehingga hal tersebut dapat dipakai untuk
bahan referensi para ormas Islam yang akan melakukan imkan rukyat. Namun
juga dapat disalahkan, jika pemakaian standarisasi hilal tersebut terhadap hilal
yang belum mencapai 2,0˚, tapi hilal sudah nampak dan dapat dilakukan imkan
rukyat. Dan akhirnya hal tersebut juga dapat menimbulkan polemik yang
berkepanjangan di negeri ini.
Sedangkan di Muhammadiyah yang lebih mengutamakan metode hisab
hakiki dengan prinsip wujudul hilal. Artinya metode penetapan awal bulan baru
yang menegaskan bahwa bulan qomariyah baru dimulai apabila telah terpenuhi
tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak. Ijtimak itu terjadi sebelum
matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.2
Hal itu dikarenakan ilmu hisab yang dipakai saat ini merupakan ilmu hisab
astronomi yang sudah berkembang pesat dengan kemajuan zaman. Sehingga lebih
reliable dan lebih akurat dalam menetapkan visibilitas hilal, dibandingkan dengan
hanya mengandalkan kesaksian dua orang yang bisa juga dianggap berhalusinasi
dan kekeliruan penglihatan. Dan juga tidak terlepas dari kebohongan untuk tujuan
maupun kepentingan tertentu yang tersembunyi, meskipun kita berusaha untuk
membuktikan keadilan mereka secara zahir.3 Dengan dasar ini pihak
2
PD IPM Kabupaten Magelang. Mengapa Muhammadiyah menggunakan metode hisab,
diakses pada tanggal 30 maret 2013 dari http://pd-ipm-mgl.blogspot.com/2011/08/mengapa-muhammadiyah-menggunakan-metode.html/.
3
Muhammad Rasyid Rido et al, HISAB BULAN KAMARIAH Tinjauan Syar‟i tentang
Muhammadiyah menilai bahwa metode inilah yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan.
Berbagai persoalan dari adanya metode hisab rukyat yang dipakai sebagai
acuan dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah senantiasa berbeda.
Sehingga hal tersebut menjadi faktor penyebab perbedaan penetapan awal bulan
hijriyah (termasuk bulan ramadhan dan syawal). Memang jika diamati dari
berbagai hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhori, Muslim, Abu dawud,
an-Nasa’i, Ibnu Majjah, at-Tirmidzi dan lain-lain telah memberikan petunjuk bahwa
untuk menentukan masuknya bulan Qamariyah, khususnya Ramadhan dan Syawal
melalui tiga cara, yakni: 1) ru‟yah al-hilal, 2) istikmal iddah al-syahr, dan 3)
men-takdir-kan (memperkirakan dengan ilmu hisab). Namun cara yang terakhir inilah
yang masih mendapatkan perselisihan dari fuqaha‟.4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi dasar al-Qur’an dan Hadits dari metode hisab dan
rukyat menurut Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah?
2. Bagaimana standar penentuan awal bulan qomariyah menurut
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan metode hisab dan rukyat menurut
Nahdltul Ulama dan Muhammadiyah?
4
Ahmad Murtadho, IMKAN AL-RU‟YAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN
QOMARIYAH: PERSPEKTIF SYARI’AH DAN ASTRONOMI MANHAJ NAHDHATUL
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dasar al-Qur’an dan hadits dari metode hisab dan
rukyat tersebut.
2. Untuk mengetahui standarisasi penetapan awal bulan Qomariyah dari
para ahli hisab Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode hisab dan rukyat
tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Untuk dijadikan bahan pedoman pengetahuan kepada masyarakat,
khususnya mereka yang hendak melakukan hisab rukyat dengan
menggunakan perangkat modern. Dan sebagai sumbangan pemikiran
khususnya mahasiswa untuk dijadikan acuan dalam melakukan hisab
rukyah.
2. Manfaat teoritis
Untuk memperluas khasanah keilmuan dan paradigma berfikir
yang sesuai. Dengan cara melakukan pendekatan antara ilmu
astronomi yang telah berkembang dengan unsur-unsur Islam.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Dari jurnal hukum Islam El Qisth yang ditulis oleh Moh.Murtadho,
oleh pihak NU. Seperti rukyah dan hisab dalam perspektif Nahdlatul Ulama,
matla‟(wilayah berlakunya hukum rukyah) dan had imkan rukyah (batas
penampakan hilal).5
Di samping itu, ada juga buku suara Muhammadiyah yang berjudul
Hisab bulan Qomariyah (tinjauan syar’i tentang penetapan awal bulan
Ramadhan, Syawal dan Zulhijah).Yang menyajikan tentang kontroversi hisab
dan rukyah, penetapan bulan Ramadhan dan pembahasan tentang penggunaan
hisab, penentuan hilal dengan hisab pada zaman sekarang dan lain
sebagainya.6
Di antara rujukan-rujukan di atas, penulis juga tetap akan
mempersiapkan rujukan yang utama, yakni al-Qur’an dan Hadits sebagai
sumber rujukan yang utama serta beberapa buku-buku tentang hisab dan
rukyah. Bahkan skripsi dan karya ilmiah yang lain mungkin akan
dipergunakan oleh penulis. Hal itu dikarenakan bahwa judul yang diangkat
oleh penulis merupakan judul yang tidak asing untuk dikaji. Sehingga
memungkinkan munculnya penulisan-penulisan research ilmiah yang telah
ada sebelum atau sesudah ini. Dan tentunya dapat dijadikan rujukan
selanjutnya.
F. Metode Penelitihan
5
Ahmad Murtadho, IMKAN AL-RU‟YAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN
QOMARIYAH: PERSPEKTIF SYARI‟AH DAN ASTRONOMI MANHAJ NAHDLATIL ULAMA. EL-QISTH. Vol. 3, no. 2 (Maret, 2007).
6
Muhammad Rasyid Rido et al. HISAB BULAN KAMARIAH Tinjauan Syar‟i tentang
1. Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan merupakan penelitian studi lapangan.
Oleh karena itu sumber penelitian diperoleh dari hasil interview
dengan narasumber secara langsung serta kitab-kitab atau buku-buku
maupun referensi lain yang berkaitan dengan pokok bahasan. Dan juga
tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada penelitian pustaka
(library research). Hal itu dikarenakan tidak cukupnya sumber data
yang diperoleh dari penelitian studi lapangan.
2. Teknik pengumpulan data
a. Library Research, yaitu penulis melakukan pengumpulan data
dengan cara membaca dan menelusuri literatur-literatur yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b. Field Research, yaitu penulis mengamati dan mengumpulkan data
secara langsung dari lapangan yang telah ditentukan sesuai judul
penelitiannya. Dimana hal tersebut ditempuh dengan cara sebagai
berikut:
Interview yaitu proses pengumpulan data dengan jalan
mengadakan wawancara, dialog dan tanya jawab dengan nara
oleh penulis dan juga mempunyai kewenangan dalam penentuan
awal bulan Qomariyah.
Dokumentasi yaitu penulis mengamati dan mengumpulkan data
berupa dokumen-dokumen yang ada.
3. Sumber data
Dikarenakan penelitian ini bersifat studi lapangan, maka dalam
penyusunan proposal penelitian ini, penulis memperoleh datanya dari
wawancara (interview) langsung kepada pihak yang bersangkutan.
Artinya bahwa pihak yang dijadikan objek penelitian merupakan para
pihak yang berkompetensi dalam hal melakukan hisab rukyat dan juga
mempunyai kewenangan dalam hal penetapan awal bulan Qomariyah
di wilayah Jawa Timur. Adapun sumber data penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Sumber Primer:
Al-Qur’an
Hadits
Interview dengan narasumber
b. Sumber Sekunder:
Yakni meliputi buku-buku, artikel, makalah-makalah, jurnal
hukum Islam, majalah, koran online, artikel online dan lain
sebagainya.
Untuk kajian penelitian lapangan, maka peneliti akan menfokuskan
dalam lingkup wilayah. Artinya peneliti fokus terhadap objek penelitian
pada tokoh dari dua ormas yang mempunyai pengaruh dalam penentuan
awal bulan qomariyah di wilayah Jawa Timur, yaitu:
Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ( Tokoh Dewan
Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama)
Alamat kantor: JL. Masjid Agung Timur No. 9 Surabaya.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (Tokoh Majelis
Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah).
Alamat kantor: Jl. Kertomenanggal IV/1 Surabaya.
G. Metode Analisa
1. Sintetis
Yaitu berfikir yang berangkat dari fakta-fakta, data-data, kasus-kasus
individual atau juga dengan berangkat melaui pengetahuan-pengetahuan
yang bersifat khusus, yang kemudian menuju kepada konklusi-konklusi
yang umum. Oleh karena itu, berfikir juga disamakan dengan berfikir
induktif.7
2. Deskriptif Kualitatif
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan oleh
7
seseorang dengan sasaran penelitian yang terbatas, tetapi dengan
keterbatasan sasaran penelitian yang ada itu digali sebanyak mungkin data
mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian walaupun sasaran
penelitian terbatas, tetapi kedalaman data sebut saja kualitas data tidak
terbatas. Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka penelitian ini
semakin berkualitas.8
8