• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVES OF STUDENTS WATCHING A STAND UP COMEDY METRO TV Studies On Part Timer Students Even Semester 2011/ 2012, At Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVES OF STUDENTS WATCHING A STAND UP COMEDY METRO TV Studies On Part Timer Students Even Semester 2011/ 2012, At Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta. Rineka Cipta

Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Budiman, Kris. 2002. Di Depan Kotak Ajaib. Yogyakarta. Galang Press

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada

Gerungan, W.A. 2002. Psikologi Sosial. Bandung. Refika Aditama

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta. Salemba Humanika

Kriyanto Rahcmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana

Prenada Media Group.

Morissan. 2009. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta. Prenada Media Group

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada

Maleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya

Santoso, Slamet. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung. PT Refika

Aditama

Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung. CV Pustaka Setia

Sugiyono, Prof Dr. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran

EGC (googlebook)

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Uchjana, Onong. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. Remaja

Rosdakarya.

Wirodono, Sunardi. 2006. Matikan TV-mu Teror Media Televisi Indonesia.

Magelang. Resist Books

(18)

Dari Jurnal

Elizabeth Nisca Wain. 2011 . Motif Anak Menonton Program Acara Opera Anak.

UPN Veteran Jatim

Dari Penelitian Terdahulu

Primacandra Febrianto. 2009. Motif Remaja Menonton Opera Van Java Di Trans 7 (Studi Pada Anggota Karang Taruna RW 06 Kelurahan Sawojajar). UMM.

Dari Internet

http://rollinstone.co.id/read/2011/10/27/171500/1754257/1101/stand-up-comedy-wajah-baru-pemancing-tawa. diakses pada 7 April 2012 pukul 10.00

Googlebooks.Sunaryo. Psikologi Keperawatan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004) diakses pada 1 Maret 2012 pukul 12.00

Id.wikipedia.org/wiki/televisi diakses pada 8 Maret 2012 pukul 09.00

http://id.wikipedia.org/wiki/Situasi_komedi diakses pada 8 Maret 2012 pukul 9.13

http://ms.wikipedia.org/wiki/Komedi_sketsa diakses pada 8 Maret 2012 pukul 9.13

http://www1.transtv.co.id/frontend/home/view diakses pada 8 Maret 2012 pukul 9.34

http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-sospol/ilmu

komunikasi/2010/jbptunikompp-gdl-yaserdwiya-24311/1-unikom-y-1.pdf diakses pada 12 Maret 2012 pada 8.44

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Televisi merupakan salah satu media massa yang kini lebih banyak

mendominasi waktu luang setiap orang. Pesona televisi mampu membuat

pemirsanya berlama-lama menonton televisi karena keberadaannya tidak

dapat dipisahkan. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan pada

masyarakat Amerika, ditemukan bahwa hampir setiap orang dibenua itu

menghabiskan waktunya antara 6-7 jam per hari hanya untuk menonton

televisi. Sementara di Indonesia pemakaian televisi meningkat pada waktu

libur, bahkan bisa melebihi 8 jam perhari. Hal tersebut karena televisi

memiliki sejumlah kelebihan terutama kemampuan menyatukan antara fungsi

audio dan visual.1 Pemirsa (tevision watcher, television viewer) adalah

sasaran komunikasi melalui televisi yang karena heterogen masing-masing

mempunyai kerangka melalui televisi siaran (frame of reference) yang

berbeda satu sama lain. Mereka berbeda bukan saja dalam usia dan jenis

kelamin, tetapi juga dalam latar belakang sosial dan kebudayaan, sehingga

pada gilirannya berbeda pula dalam pekerjaan, pandangan hidup, agama, dan

kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan, kesenangan, dan lain

sebagainya.2

Kini kebutuhan yang ingin diperoleh masyarakat dari televisi semakin

beragam. Kebutuhan kognitif yang meliputi keinginan untuk mendapatkan

1

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), p. 135

2

(20)

2 informasi, kebutuhan afektif yang berkaitan dengan emosional, kebutuhan

pribadi secara integratif yang berarti adanya kebutuhan akan peneguhan diri,

kebutuhan sosial secara integratif yaitu peneguhan diri terhadap sosial, dan

kebutuhan pelepasan akan tekanan. Kebutuhan tersebutlah yang

memunculkan motif sehingga masyarakat menggunakan media massa/

televisi. Berkenaan dengan pendekatan Uses and Gratification, terdapat motif

bagaimana seseorang memenuhi kebutuhannya terhadap media massa. Motif

mulai terbentuk ketika seseorang mulai memilih satu tontonan dan menolak

tontonan yang lain. Mengganti beberapa saluran untuk menyeleksi tiap

program acara yang dianggap menarik untuk ditonton. Ketika motif terpenuhi

dengan baik, maka media televisi dianggap media yang memuaskan. Dengan

begitu televisi telah berhasil secara langsung ataupun tidak memberikan

pengaruh kuat kepada pemirsanya.

Masyarakat pengguna televisi dimanjakan oleh beragam siaran dan

program acara. Walupun pada awalnya di Indonesia hanya terdapat satu

siaran yaitu TVRI di tahun 1962 karena mendapat kehormatan untuk

menyelenggarakan pesta olahraga Asian Games di Jakarta saat itu.

Perkembangannya kini, terdapat 12 stasiun televisi swasta yaitu RCTI,

SCTV, ANTEVE, TVRI, TPI, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, TV

One, Global TV, dan TRANS 7. Selain itu juga terdapat stasiun televisi lokal

terus bermunculan hampir di setiap daerah di Indonesia. Belum lagi ditambah

jaringan televisi kabel (berbayar) seperti INDOVISION yang menayangkan

(21)

3 Stasiun televisi di Indonesia cenderung memiliki program acara yang

seragam dengan stasiun televisi yang lain. Keterbatasan sumber daya

manusia, minimnya (atau tidak adanya) programmer televisi, membuat

televisi tidak memiliki barganing untuk melakukan eksplorasi program.3

Selain itu, tuntutan dari pemirsa juga menjadi penentu mengapa program

acara menjadi seragam. Ketika suatu program acara di salah satu stasiun

televisi banyak diminati oleh audien, maka beramai-ramailah stasiun televisi

yang lain membuat program acara serupa. Misalnya beberapa stasiun televisi

memiliki program acara komedi yang konsep acaranya hampir sama. Hal

tersebut membuktikan bahwa tingkat stress masyarakat semakin tinggi

sehingga program acara komedi adalah alternatif penghibur.

Berbeda dengan Metro TV yang ingin menjadi televisi berita

satu-satunya di Indonesia, akhirnya kini berkembang dengan program acara yang

semakin beragam. Metro TV menyajikan beberapa program acara seperti

entertainment, documentary, dan talk show. Serangkaian program acara

komedi Stand Up Comedy Show juga mengisi program entertainment di

Metro TV. Serangkaian acara tersebut terdiri dari Stand Up Comedy Show,

Stand Up Comedy Open Mic, dan Stand Up Comedy Battle of Comics. Stand

Up Comedy Show yang tayang perdana pada 15 September 2011. Pada

awalnya Stand Up Comedy hadir dengan Stand Up Comedy Show yang hadir

setiap hari Rabu pukul 22.30.

3

(22)

4 Tidak seperti komedi pada umumnya yang dilakukan secara

berkelompok, Stand Up Comedy Show merupakan one man show.

Dibutuhkan persiapan yang baik bagi para comic agar joke-jokenya

menimbulkan gelak tawa penonton. Walaupun Stand Up Comedy bukan

berasal dari Indonesia, namun kini Stand Up Comedy telah sukses memikat

pecinta acara tersebut. Dalam usahanya untuk mendapatkan perhatian

audiennya, setiap episode dibuat dengan tema berbeda. Melakukan Open Mic

adalah terbukanya bagi siapa saja yang ingin melakukan “lawakan berdiri”

tersebut. Pertemuan antara beberapa comic dalam Battle of comics juga

menjadikan Stand Up Comedy Show semakin seru untuk ditonton. Raditya

Dikha yang sebelumnya lebih dikenal sebagai seorang blogger dan penulis

buku, kini ikut terjun didalam dunia Stand Up Comedy. Raditya Dikha yang

sering membawakan joke-joke mengenai kehidupan remaja menjadikan acara

tersebut kini banyak diminati oleh remaja. Pada episode perdana Stand Up

Comedy Show menampilkan Soleh Solihun, Steny Agustaf, dan Miund.

Mereka melakukan joke-joke yang membuat penonton tak henti-hentinya

tertawa. Penampilan tersebut mendapat antusias penonton yang besar.

Terbukti dengan perolehan rating 1,3 dengan 7,8 share.4 Angka tersebut

menunjukan perolehan yang bagus, dan sejajar dengan rating program acara

pendahulunya yaitu Kick Andy.

Menurut Mc Quail (2002:72) terdapat empat motif yang mendasari

seseorang mengkonsumsi media massa. Empat motif tersebut adalah motif

4

(23)

5

informasi, motif identitas pribadi, motif interaksi sosial, dan motif hiburan.5

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti motif mahasiswa

sebagai penonton acara Stand Up Comedy Show yang tayang di Metro TV.

Mahasiswa dianggap individu yang kritis terhadap suatu program acara

televisi. Menonton televisi adalah kegiatan yang dilakukan entah untuk

mencari hiburan atau benar-benar mencari informasi yang mereka butuhkan.

Mahasiswa tenaga part timer di Unit Pelaksana Teknis Penerimaan

Mahasiswa Baru Semester Genap Universitas Muhammadiyah Malang adalah

subyek dalam penelitian ini, hal tersebut dikarenakan mahasiswa tenaga part

timer memiliki intensitas untuk datang ke kampus, sebagai tenaga part timer

dan kewajibannya sebagai mahasiswa yaitu berkuliah ataupun mengerjakan

tugas akhir. Program acara komedi seperti Stand Up Comedy Metro TV

adalah program acara televisi yang mampu memberikan hiburan ditengah

banyaknya tontonan yang dianggap tidak berkualitas. Dengan demikian,

mahasiswa sangat diharapkan mampu membantu peneliti untuk memberikan

penjelasan mengenai motif- motif apakah yang mendasari untuk menonton

Stand Up Comedy di Metro TV.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Motif apakah yang mendorong mahasiswa

tenaga part timer di Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru

5

(24)

6 semester genap 2011/ 2012 Universitas Muhammadiyah Malang sebagai

penonton Stand Up Comedy di Metro TV ? “

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah motif mahasiswa

tenaga part timer di Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru

seemester genap 2011/ 2012 Universitas Muhammadiyah Malang menonton

Stand Up Comedy di Metro TV.

D. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah

diuraikan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

motif-motif mahasiswa tenaga part timer semester genap 2011/ 2012 di Unit

Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah

Malang ketika akan menonton Stand Up Comedy di Metro TV.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah mampu

memberikan referensi dan masukan bagi penelitian selanjutnya di

lingkup jurusan ilmu komunikasi pada umumnya, dan atau pada

konsentrasi komunikasi jurnalistik dan studi medi pada khususnya. Selain

itu, penelitian ini kelak juga diharapkan bisa memberikan tambahan ilmu

(25)

7

2. Manfaat Praktis

Dari penelitian ini sangat diharapkan bisa memberikan masukan

kepada pemirsa televisi dalam memilih program acara yang patut untuk

dikonsumsi, mengingat beragamnya acara yang semakin tidak mendidik.

Penelitian ini juga nantinya diharapkan dapat menjadi acuan bagi

petinggi – petinggi industri pertelevisian di Indonesia untuk semakin

berlomba – lomba menyajikan program acara yang berkualitas dan

berpendidikan guna memperbaiki masa depan penerus bangsa

F. Tinjauan Pustaka

F.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki variabel-variabel dalam setiap tindak

komunikasi dan bagaimana variabel tersebut bekerja pada media massa.

Adapun lima komponen dalam komunikasi massa sebagai berikut, yaitu:6

a. Sumber, komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang

mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirim pesan.

b. Khalayak, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan

kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat

heterogen dan anonim.

c. Pesan, komunikasi massa adalah pesan dalam komunikasi massa

yang bersifat umum. Khalayak dapat mengetahu pesn-pesan

komunikasi massa dari media massa.

6

(26)

8

d. Proses, terdapat 2 proses dalam komunikasi massa, yaitu a)

komunikasi massa merupakan proses satu arah yaitu proses

mengalirkan pesan tanpa adanya interaksi. Komunikasi massa

merupakan proses dua arah (proses seleksi) yaitu media ataupun

khalayak melakukan seleksi, dimana media menyeleksi khalayak

sasaran dan sasaran penerima, sedangkan khalayak menyeleksi

media massa yang ada untuk diikuti.

e. Konteks, komunikasi massa berlangsung dalam satu konteks sosial.

Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan kontek sosial

masyarakat mempengaruhi media massa.

Bittner mendefinisikan komunikasi massa, adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar (Mass

Communication is massage communicated through a mass medium to a

large number of people)7. Dari definisi tersebut, maka dapat diketahui

bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang mewajibkan melalui

media massa. Media massa dalam komunikasi massa terdiri dari media

cetak dan media elektronik. Media elektronik terdiri dari radio, televisi,

dan komputer. Sedangkan media cetak terdiri dari koran, majalah, dan

lain-lain.

Yang lainnya, yaitu Gerbner mendefinisikan komunikasi massa

dengan produksi dan ditribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga

dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam

7

(27)

9

masyarakat individu (Mass communication is the technologically and

institutionally based producktion and distribution of the most broadly

shared continous flow of massage in industrial societies)8. Dari definisi

yang disampaikan oleh Gerbner, komunikasi massa menghasilkan suatu

produk yaitu pesan-pesan komunikasi yang tersebar untuk khalayak.

Dan menurut Rakhmat yang mendefinisikan komunikasi massa

sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang

tersebar, heterogen, dan anonim, melalui media cetak atau media

elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan

sesaat. Dari definisi tersebut diartikan setiap komunikasi yang

disampaikan melalui media massa ditujukan untuk khalayak yang

tersebar, sehingga khalayak dapat saling bersamaan menerima pesan

komunikasi.

F.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Berikut ini beberapa sifat komunikasi massa yang sekaligus

membedakan dengan bentuk komunikasi lain, yaitu:9

a. Komunikator Terlembagakan

Kepemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan,

organisasi usaha yang mempunyai struktur dengan tugas dan

fungsi tertentu. Informasi yang disiarkan media massa

merupakan kebijakan redaksi.

b. Pesan bersifat Umum

8

Ibid, p.6

9

(28)

10 Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal, yaitu

berbagai hal yang terjadi di sekitar kita baik pada lingkup

lokal, nasional, maupun internasional, yang patut diketahui

oleh masyarakat.

c. Komunikan Anonim dan Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa adalah khalayak yang

bersifat heterogen dalam segi demografis (usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, status perkawinan, dll).

Selain itu juga komunikan dalam segi geografis (tempat asal,

pemukiman), segi psikologis (cara hidup tertentu berdasarkan

pendapatan dan tingkat pendidikan).

d. Media Massa menimbulkan Keserempakan

Komunikasi massa memiliki jumlah sasaran khalayak atau

komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas.

Disamping komunikan yang banyak, tetapi juga secara

serempak pada waktu yang bersamaan.

e. Mengutamakan Unsur isi daripada hubungan

Komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan.

Namun dalam komunikasi massa, unsur isi adalah unsur yang

terpenting dibanding unsur hubungan. Hal tersebut

dikarenakan pesan merupakan yang menentukan efektivitas

(29)

11

berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan

karakteristik media massa yang digunakan.

f. Bersifat satu arah

Komunikasi massa adalah komunikasi dengan

menggunakan atau melalui media massa sehingga komunikator

dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung.

Komunikator aktif menyampaikan pesan, sedangkan

komunikan aktif menerima pesan, namun keduanya tidak dapat

saling berinteraksi.

g. Stimuli alat indra terbatas

Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera tergantung

pada jenis media massa. Misalnya pada surat kabar dan

majalah, pembaca hanya menggunakan indera penglihatan.

Sedangkan pada radio, khalayak menggunakan indera

pendengarnya saja. Dan pada media televisi, khalayak

menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan balik tertunda

Umpan balik pada komunikasi massa bersifat tidak

langsung (in-direct feedback). Maka dapat disebutkan jika

komunikasi massa adalah komunikasi satu arah, dimana

komunikator hanya memperoleh umpan balik dalam keadaan

(30)

12 F.2 Pengertian Motif

Secara etimologis, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive,

berasal dari kata motion, yang berati gerakan atau sesuatu yang bergerak.

Jadi istilah motif erat kaitannya dengan gerak, yakni gerakan yang

dilakukan oleh manusia, atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku.10

Sedangkan pengertian motif dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu

alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu hal disebabkan

terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi.

David Krech dan Crutchfiel (1948) mengemukakan dua alasan

pokok mengenai motif 11, yakni :

a. First, we ask why individuals chosen one action dan reject alternative

actions. Hal ini menunjukan bahwa tiap-tiap individu mempunyai

hanya satu penggerak dalam dirinya untuk bertingkah laku.

b. Second, we ask why people persist in a chosen action, often over a

long time and often in the face of difficulties and obstacles. Hal ini

menunjukan bahwa tiap-tiap individu memiliki satu penggerak

keteguhan yang digunakan untuk memilih kegiatan dan menghadapi

problem dalam kegiatan.

Dua alasan diatas menunjukan ketika seseorang memiliki motif/

penggerak maka sama artinya dengan ketika seseorang memiliki tujuan

dan keteguhan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian

motif adalah suatu pengertian yang meliputi suatu penggerak,

10

Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), p. 268

11

(31)

13 alasan dan dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia

berbuat sesuatu12.

Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai pengertian motif.

Sherif & Sherif (1956), menyebutkan motif sebagai suatu istilah generik

yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis

perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, sebagai kebutuhan

(needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan

keinginan, aspirasi, dan selera sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi

tersebut.

Gidden (1991: 64) mengartikan motif sebagai suatu impuls atau

dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan

kognitif/ perilaku ke arah pemuasan kebutuhan.

R.S Woodworth mengartikan motif sebagai suatu set yang dapat

atau mudah menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.13

Kemudian beberapa ahli lainnya mengemukakan pendapatnya

mengenai pengertian motif, antara lain Lindzey, Hall, dan Thompson

(1975) mengartikan motif sebagai sesuatu yang menimbulkan tingkah

laku. Dan Atkinson (1958) yang memberikan definisi motif sebagai suatu

disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan

tertentu.14

12

W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2002), p. 140

13

Op.cid, p. 267 14

(32)

14 Gardner Lindzey, Calvin S.Hall, dan Richard F.Thompson dalm

bukunya Psychology (1975, h 339) mengklasifikasikan motif ke dalam dua

hal yaitu 15 :

a. Drives ( needs )

Drives adalah dorongan untuk bertindak, dorongan primer dan

dorongan yang berasal dari proses belajar. Dorongan primer misalnya

lapar, haus, mengantuk, dan lainnya. Sedangkan drives yang berasal

dari proses belajar misalnya adanya persaingan.

b. Incentives

Incentive adalah benda/ situasi ( keadaan ) yang berada dalam

lingkungan sekitar kita yang merangsang tingkah laku. Incentives

merupakan alasan individu untuk bertindak.

Di dalam diri manusia ada dorongan yang menggerakan atau

energy dasar yang disebut motif. Motif timbul karena adanya

ketidakseimbangan dalam diri manusia. Akibat ketidakseimbangan

tersebut menimbulkan kebutuhan untuk segera dipenuhi sehingga terjadi

keseimbangan atau homeostatis. Keseimbangan terpenuhi dengan cara

berperilaku. Jadi, pada awalnya motif timbul karena adanya

ketidakseimbangan yang menimbulkan kebutuhan. Kebutuhan dipandang

sebagai kekurangan adanya sesuatu pada diri individu yang menuntut

untuk segera dipenuhi agar terjadi keseimbangan. Adanya kekurangan

tersebut, berfungsi sebagai dorongan yang menyebabkan individu

15

(33)

15

[image:33.595.223.388.170.358.2]

berperilaku untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.16 Berikut ini

gambaran bagaimana timbul motif dari dalam diri manusia.

Skema 2

( Sumber : Sunaryo, 2004:137)

F.2.1 Klasifikasi Motif

1. Motif Primer dan Motif Sekunder

Pengklasifikasian motif menjadi motif primer dan motif

sekunder didasarkan pada latar belakang motif (Handoko, 1992).17

Motif primer adalah dorongan yang bergantung pada keadaan

fisiologis individu. Dimana keadaan fisiologis individu berada

pada keadaan yang tidak seimbang. Motif primer bertujuan untuk

tetap menjaga keseimbangan tubuh. Yang termasuk dalam motif

primer adalah rasa lapar, rasa haus, kebutuhan bernafas, dan

istirahat.

Sedangkan motif sekunder adalah motif yang bergantung

pada proses kemis yang terjadi dalam tubuh. Proses

16

Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004), p.136-137 (Googlebooks).

17

Ibid, p. 294

(34)

16 kemis disini adalah pengalamn individu. Jadi, semakin banyak

pengalaman yang didapat oleh individu, maka semakin banyak

pula motif yang mempengaruhi.

2. Motif Intrinsik dan Motif Ekstrinsik

Berdasarkan motif jalarannya (dikarenakan), motif

dibedakan menjadi motif intrinsik dan motif ekstrinsik (Suryabrata,

1995:7).18 Motif Intrinsik, yaitu motif-motif yang dapat berfungsi

tanpa harus dirangsang dari luar. Jadi dapat dikatakan, motif

intrinsik adalah dorongan yang ada dalam diri individu. Seseorang

melakukan sesuatu karena adanya keinginan untuk melakukan.

Motif ekstrinsik adalah motif-motif yang berfungsi karena

ada perangsang dari luar. Dorongan dari luar sangat mempengaruhi

seseorang untuk melakukan suatu hal dalam motif ekstrinsik.

3. Motif Tunggal dan Motif Bergabung

Berdasarkan banyaknya motif yang bekerja di belakang

tingkah laku manusia, motif dapat dibagi menjadi motif tunggal

dan motif bergabung (Sastropoetro : 1986:240).19 Motif tunggal

adalah motif dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan

untuk dirinya sendiri. Sedangkan motif bergabung adalah dorongan

untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk

berhubungan dengan orang lain.

4. Motif Mendekat dan Motif Menjauh

18

Ibid, p.295 19

(35)

17 Pengklasifikasian motif menjadi motif mendekat dan motif

menjauh didasarkan pada reaksi organisme terhadap

rangsangan yang datang. Suatu motif dikatakan motif

mendekat bila reaksi terhadap stimulus yang datang bersifat

mendekati stimulus. Sedangkan motif menjauh adalah

terjadi bila respon terhadap stimulus yang datang sifatnya

menghindari stimulus atau menjauhi stimulus yang

datang.20 Stimulus adalah rangsangan yang dapat

menimbulkan respon. Respon mendekat maupun menjauh

dapat diperoleh individu dengan pengalaman maupun

tanmpa pengalaman.

5. Motif Sadar dan Motif Tak Sadar

Pengklasifikasian motif menjadi motif sadar dan

motif tidak sadar, semata-mata didasarkan pada taraf

kesadaran manusia terhadap motif yang sedang

melatarbelakangi tingkah lakunya (Handoko, 1992).21 Motif

tidak sadar dapat dimengerti dengan individu yang

melakukan suatutindakan tertentu, namun tidak dapat

mengatakan alasannya. Sebaliknya, apabila seseorang

melakukan suatu tindakan dan memiliki alasan melakukan

hal tersebut, itulah yang disebut dengan motif sadar. Motif

20

Ibid, p._ 21

(36)

18 sadar banyak berperan ketika melakukan tindakan yang

banyak melibatkan kativitas berpikir.

6. Motif Biogenetis, Sosiogenetis, dan Teogenetis

Motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan

tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri untuk

melakukan sesuatu. Motif tersebut memberikan tujuan dan

arah kepada tingkah laku. Dalam diri individu ada sesuatu

yang menentukan perilaku, yang bekerja dengan cara

tertentu untuk mempengaruhi perilaku tersebut. Motif

Menurut Abu Ahmadi (1999) ditinjau dari segi asalnya

terdiri dari tiga motif 22, yaitu :

a. Motif Biogenetis

Yaitu motif-motif yang berasal dari

kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan kehidupannya

secara biologis. Motif biogenetis berasal dari dalam diri dan

berkembang dengan sendirinya. Misalnya lapar, haus,

kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas,

seksualitas, buang air, dan sebagainya.

b. Motif Sosiogenetis

Motif sosiogenetis adalah motif-motif yang dipelajari

orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat

orang itu berkembang. Motif sosiogenetis tidak

22

(37)

19 berkembang dengan sendirinya, namun berkembang

berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang

disekitarnya atau hasil kebudayaan orang. Misalnya

keinginan untuk mendengarkan musik, menonton suatu

program acara televisi, membaca buku, bermain, dan

sebagainya.

c. Motif Teogenetis

Yaitu motif –motif yang berasal dari interaksi antara

manusia dengan Tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya

dan dalam kehidupannya sehari-hari di mana ia berusaha

merealisasikan norma-norma agama tertentu. Contoh motif

teogenetis ialahkeinginan untuk mengabdi kepada Tuhan

Yang Maha Esa, keinginan untuk merealisasi norma-norma

agamanya menurut petunjuk Kitab-kitab Suci, dan lain-lain.

F.2.2 Motif Menggunakan Media Massa

Ketika seseorang memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu

guna mencapai tujuan yang ingin dicapai, maka ia akan mencari

cara bagaimana untuk memenuhi keinginannya. Tidak jarang

media massa dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Misalnya,

ketika seseorang menginginkan kesenangan, media massa

memberikan hiburan. Media massa kadang mampu dijadikan

pelarian ketika seseorang ingin lari dari kenyataan. Seperti halnya

(38)

20 dia akan mencari informasi mengenai program acara tersebut.

Kebutuhan seseorang semakin beragam terhadap media massa/

televisi antara lain 23:

a. Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai

lingkungan.

b. Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan pengalam-pengalam yang estetis, menyenangkan,

dan emosional.

c. Kebutuhan Integratif Pribadi, yaitu kebutuhan yang berkaitan

dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia.

d. Kebutuhan Integratif Sosial, yaitu kebutuhan yang berkaitan

dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia.

e. Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan

upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan

keanekaragaman.

Kebutuhan tersebut yang menimbulkan motif seseorang

untuk mencapai tujuannya. Adapun motif seseorang

mengkonsumsi media menurut Mc Qual, Blumler, dan Brown

(1972)24, yaitu :

a. Motif Kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan kebutuhan

untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan misalnya

23

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta, PT Raja Grafindo, 2007), p. 194-195

24

(39)

21 memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum atau mencari

berita tentang peristiwa dan kondisi.

b. Motif Identitas Pribadi yaitu kebutuhan menggunakan isi

media untuk memperkuat sesuatu yang penting dalam

kehidupan atau situasi khalayak sendiri yang bersangkutan.

c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial yaitu keinginan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk mengikuti

keadaan sekitarnya.

d. Motif Diversi (hiburan) adalah keinginan untuk melepaskan

diri dari kejenuhan, tekanan, dan kebutuhan akan hiburan.

F.3 Televisi

Keberadaan media massa saat ini tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Media massa disini adalah televisi yang kini telah

berubah seolah-oleh menjadi kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

Televisi menjadi komunikasi massa yang lebih diminati oleh khalayak.

Karena televisi memberikan suguhan gambar dan suara yang beragam dan

terkesan nyata. Pada dasarnya, prosentase penggunaan jenis media massa

masih dikuasai oleh televisi. Kemampuan televisi mendominasi media lain

karena media ini mempunyai kelebihan, antara lain 25:

1. Bersifat Dengar – Pandang

Berbeda dengan media radio yang hanya bisa dinikmati

melalui indera pendengaran, televisi bisa dinikmati secara visual

25

(40)

22 melalui indera penglihatan. Karena jika seseorang melihat suatu

peristiwa di televisi, orang tersebut akan memiliki kekuatan sugestif

yang tinggi. Jika potensi semacam ini dioptimalkan untuk praksis

pembelajaran, maka akan memiliki pengaruh positif bagi

peningkatan kualitas pendidikan.

2. Menghadirkan Realitas Sosial

Televisi mampu menghadirkan suatu realitas sosial yang

seolah – olah seperti aslinya. Hal ini tentu memiliki pengaruh sangat

kuat pada diri khalayak. Visualisasi yang didukung oleh kekuatan

suara pada kenyataannya sangat membantu memahamkan seseorang

terhadap sesuatu yang sulit menjadi mudah dimengerti. Dengan

demikian, kelebihan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk

tujuan pendidikan.

3. Simultaneous

Kelebihan lain dari televisi adalah mampu menyampaikan

segala sesuatu secara serempak sehingga dapat menyampaikan

informasi kepada banyak orang yang tersebar di berbagai tempat

dalam waktu yang sama persis (simultaneous). Sifat ini tidak

dimiliki oleh media cetak yang membutuhkan sistem distribusi

panjang sehingga lokasi yang berada jauh dari tempat percetakan

akan menerima informasi lebih lambat dibandingkan dengan yang

berada didekat pusat penerbitan.

(41)

23 Televisi dijadikan media yang efektif dalam proses

komunikasi. Karena tayangan program televisi secara umum

disajikan dengan pendekatan yang persuasif kepada khalayaknya.

Dengan menggunakan sapaan yang member kesan dekat, tidak

berjarak, bahasa tutur sehari – hari, gesture yang wajar menciptakan

suasana intim atau dekat antara presenter program dengan khalayak.

Pada dasarnya, televisi didukung visual yang menarik, sehingga jika

potensi tersebut dikelola secara baik untuk misi pendidikan,

pengaruh yang ditimbulkan pun cukup besar.

5. Menghibur

Kelebihan terbesar televisi adalah menghibur. Menurut Neil

Postman bahwa esensi media televisi adalah hiburan sehingga beliau

memperolok masyarakat dengan sindiran “menghibur diri sampai

mati”. Oleh karenanya, dalam memproduksi suatu program acara,

televisi selalu mempertimbangkan aspek hiburan.

Setelah mengetahu kelebihan televisi sehingga lebih banyak

masyarakat untuk memilih televisi sebagai sarana pemenuhan

kebutuhannya. Maka menurut Onong Uchjana fungsi televisi sebagai

media massa adalah sebagai berikut, yaitu :26

a. Fungsi informasi (To information)

b. Fungsi pendidikan (The education)

c. Fungsi hiburan (To Entertainment)

26

(42)

24

d. Fungsi mempengaruhi (To Influence)

Keempat fungsi tersebut kemudian mengarah pada realitasnya

adalah, televisi lebih banyak berisi tentang program acara yang menghibur,

yaitu sebagai fungsi entertainment. Hal tersebut karena minat audien lebih

tinggi terhadap program hiburan yang ditangkap oleh stasiun televisi

sehingga banyak menayangkan program acara hiburan.

F.4 Program Acara Televisi

Setiap harinya stasiun televisi menyuguhkan berbagai jenis macam

program acara. Banyaknya ragam program acara berdasar pada kesukaan

penonton. Ketika ada satu jenis program kesukaan penonton dan mendapat

ratting tinggi, maka stasiun televisi akan terus menyuguhkan program

acara tersebut. Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program

berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program.

Adapun yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu

program mampu menarik audiennya, jenis program acara televisi dapat

dikelompokan menjadi dua,27 yaitu :

a. Program informasi (berita) adalah segala jenis siaran yang tujuannya

untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada audien.

Segala bentuk informasi disajikan dalam program tersebut. Tidak

melulu program berita, talk show (perbincangan) juga dapat masuk

27

(43)

25 dalam program informasi. Program informasi dapat dibagi menjadi dua,

yaitu :

- Hard news, segala informasi penting dan/ atau menarik yang harus

segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus

segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.

Program berita ini biasanya muncul beberapa kali dalam satu hari,

misalnya pada pagi, siang, petang dan tengah malam. Berdurasi 30

menit dan dapat dibagi dalam tiga bentuk berita, stanight news,

features, dan infotainment.

- Soft news, segala bentuk informasi yang penting dan menarik yang

disampaikan secara mendalam (in depth) namun tidak bersifat harus

segera ditayangkan. Soft news merupakan kombinasi dari fakta,

gosip, dan opini. Program yang masuk dalam kategori soft news

adalah current affair, magazine, dan talk show.

b. Program hiburan (entertainment) adalah segala bentuk siaran yang

bertujuan untuk menghibur audien dalm bentuk musik, lagu, cerita, dan

permainan. Berikut ini adalah program yang masuk dalam kategori

hiburan, adalah :

- Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai

kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang

diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.

Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema

(44)

26

- Musik merupakan program yang menyajikan berbagai bentuk musik

baik videoklip atau konser. Program acara tersebut dapat dilakukan

didalam ruangan ataupun luar ruangan. Keberhasilan program musik

dapat ditentukan dari kemampuan artis dan bagaimana acara tersebut

dikemas sehingga audien tertarik.

- Permainan (game show) merupakan suatu bentuk program yang

melibatkan sejumlah orang baik individu maupun kelompok yang

saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program acara

permainan adalah salah satu produksi yang paling mudah dibuat dan

biaya produksi yang relatif rendah. Program permainan dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu Quiz Show, Ketangkasan, dan Reality

Show.

- Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan

(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik

di Studio maupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun

di luar ruangan (outdoor). Program acara ini dapat terbagi dalam

berbagai jenis seperti pertunjukan musik, pertunjukan memasak,

pertunjukan lawak, atau pertunjukan-pertujukan yang lainnya.

Televisi memanjakan audiensnya dengan berbagai macam jenis

program. Jenis program yang banyak ditonton oleh audience dapat

meningkatkan ratting, sehingga stasiun televisi lainnya berlomba-lomba

untuk membuat program yang sama. Ratting adalah sistem yang

(45)

27

minimum satu menit (bahkan 17 detik). Ratting berurusan dengan

kuantitas, ratting dihitung berdasarkan presentase jumlah audien suatu

program acara, dibanding dengan populasi total atau populasi tertentu,

yang didefinisikan dalam satu periode waktu.28 Semakin tinggi ratting

suatu program acara maka tidak menutup kemungkinan semakin banyak

iklan. Program acara favorit audien tergantung dari selera audien terhadap

jenis-jenis program. Setiap audien bisa saja memilih beberapa program

acara menjadi program favoritnya. Menurut Neil Postman, orang yang

memiliki lebih dari satu program acara favorite disebut dengan

omnivision.29 Seorang omnivision mengkonsumsi segala jenis program.

Selain itu, faktor usia, gender, status, pekerjaan, dan tinggi pendidikan

dapat menentukan selera program yang disukai. Tidak jarang stasiun

televisi juga telah mengkategorikan program acaranya diperuntukan untuk

kalangan mana.

F.4.1 Program Acara Komedi

Masyarakat saat ini banyak disuguhi pilihan program acara

televisi. Program acara komedi adalah salah satu dari banyaknya

program acara televisi yang diminati oleh masyarakat. Komedi atau

melawak adalah usaha yang dilakukan untuk membuat orang lain

tertawa. Banyak yang dapat dilakukan agar orang lain tertawa,

dengan mengucapkan lelucon, dengan subyek lelucon orang lain

atau diri sendiri. Selain itu, cara lainnya adalah dengan tingkah laku

28

Sunardi Wirodono, Matikan TV-Mu,( Magelang : Resist Books, 2006), p.92

29

(46)

28 yang dibuat sehingga menimbulkan kelucuan. Berikut ini

merupakan jenis program acara komedi, antara lain:

a. Komedi situasi

Situasi komedi atau yang biasa akrab disebut dengan sitkom

merupakan genre komedi yang berada pada suatu latar. Sitkom

adalah komedi radio, namun saat ini lebih banyak ditayangkan

di televisi. Berdurasi 20-30 menit dengan karakter, latar, lokasi,

dan dekorasi yang selalu sama setiap kali tayang ditelevisi.

Misalnya acara OB (office boy) yang ditayangkan di RCTI

merupakan sitkom yang sempat terkenal dengan latar adalah

perkantoran.30

b. Drama komedi

Drama komedi merupakan genre komedi yang

menggabungkan drama dengan lelucon yang menggelitik. Tidak

hanya menyajikan drama dengan alur cerita yang menyedihkan

atau menyenangkan, tetapi juga memberikan lawakan

didalamnya.

c. Komedi Sketsa

Komedi Sketsa adalah adegan komedi yang berdurasi 1- 10

menit. Sketsa komedi dilakukan oleh sekumpulan lakon pelawak

yang dipentaskan dengan tema tertentu. Improvisasi adalah

unsur penting dalam sketsa komedi, karena dengan improvisasi

30

(47)

29

lelucon yang disampaikan bisa mengalir dengan sendirinya.31

Contoh komedi sketsa adalah program acara Sketsa yang tayang

di Trans TV.

d. Stand Up Comedy

Stand Up Comedy merupakan genre komedi yang

dilakukan oleh satu orang ( one man show ). Bernama Stand Up

Comedy, namun tidak harus dilakukan secara berdiri dan tidak

menentukan kostum. Pelaku stand Up Comedy disebut dengan

comic. Stand Up Comedy berisi lawakan monolog, dengan

sesekali melemparkan lawakannya kepada penonton. Stand Up

Comedy saat ini tengah tayang di Kompas TV dan Metro TV.

e. Komedi improvisasi

Komedi improvisasi adalah komedi dimana pelaku

beradegan sesuai dengan tema dan sinopsis cerita atau arahan

dari seseorang. Disini daya kreatifitas pelaku komedi

improvisasi dikembangkannya sehingga menimbulkan efek lucu

baik dengan dialog, gesture, maupun mimik wajah. Program

acara Akhirnya Datang Juga yang dibawakan oleh Wingky

Wiryawan merupakan bentuk komedi improvisasi.32

f. Game Show comedy

Game show comedy adalah komedi yang disisipkan dalam

sebuah permainan. Bukan semata komedi karena pada intinya

31

http://ms.wikipedia.org/wiki/Komedi_sketsa

32

(48)

30 adalah acara permainan. Namun acara permainan yang disetting

sehingga menjadi lucu/ menimbulkan kelucuan. Hole In The

Wall yang pernah tayang di SCTV adalah contoh dari game

show comedy.

Jika dulunya di Indonesia bentuk lawak dilakukan oleh

banyak orang (ber-group). Beberapa komedian yang tergabung

menjadi kelompok yang kemudian mementaskan suatu cerita.

Kelucuan timbul ketika terjadi interaksi antar komedian.

Merebaknya program acara komedi di beberapa stasiun televisi

berarti tingkat kebutuhan masyarakat akan hiburan semakin tinggi.

Beberapa program acara komedi yang tayang di televisi adalah

Extravaganza, Opera Van Java, Srimulat, dan lain-lain. Kini

komedi grup tersebut berevolusi menjadi Stand Up Comedy.

“Komedi berdiri” yang lahir di Inggris namun lebih populer di

Amerika tersebut kini banyak diminati oleh masyarakat.Tanpa

meninggalkan komedi berkelompok yang masih diminati, Stand Up

Comedy hadir sebagai pilihan program acara hiburan bagi

masyarakat. Stand Up Comedy adalah seni lawak yang dimainkan

secara monolog. Saat ini 2 Kompas TV dan Metro TV adalah

stasiun televisi yang menayangkan acara tersebut namun dengan

(49)

31 F.5 Mahasiswa Sebagai Audien Televisi

Tidak dapat dipungkiri bahwa audience televisi sangat beragam.

Ada banyak faktor yang yang membuat audience televisi berbeda yakni

tingkat pendidikan, status sosial, faktor psikologis serta faktor geografis

sehingga membedakan selera antar individu berbeda. Setiap individu juga

memiliki tujuan masing- masing ketika menikmati program acara televisi.

Menurut Hiebert membedakan karakteristik audience sebagai berikut,

antara lain : 33

1. Audien cenderung berisi individu- individu yang condong untuk

berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara

mereka. Individu tersebut memilih produk media yang mereka

gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.

2. Audien cenderung besar

Besar dapat diartikan dengan luadi sini berarti tersebar keberbagai

wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu,

ukuran luas ini bersifat bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu

yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik

ribuan atau jutaan itu tetap bisa disebut audien meskipun jumlahnya

berbeda. Tetapi, perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. Jadi tidak

ada ukuran pasti tentang luas audien itu.

33

(50)

32

3. Audien cenderung heterogen

Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa

medi massa tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga

tetap ada.

4. Audien cenderung anonim

Yakni tidak mengenal satu sama lain. Bagaimana mungkin audien bisa

mengenal khalayak televisi yang jumlahnya jutaan ?. Tidak mengenal

tersebut tidak ditekankan satu kasus per satu kasus tetapi meliputi

semua audience. Sebab, bisa saja sesama audience trans 7,

antaranggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling mengenal

disini bukan seperti itu maksudnya.

5. Audien secara fisik dipisahkan oleh komunikator

Anda berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun

televisi yang disiarkan dari Jakarta. Bukankah dipisahkan dengan

jarak ratusan kilometer ? Dapat juga dikatakan bahwa audien

dipisahkan oleh ruang dan waktu.

Mahasiswa merupakan audien yang sangat kritis terhadap tontonan

televisi. Karena mahasiswa dianggap sebagai intelektual muda yang

sedang dalam pencarian akan jati dirinya. Mahasiswa menjadi sangat

selektif terhadap tontonan televisi. Memilih beberapa program acara

televisi yang berkualitas atau layak ditonton. Mulai dari pemenuhan

(51)

33 merupakan komunikan media massa. K. Avery menggolongkan audien

media menjadi beberapa golongan34, antara lain:

1. Selective attention

Audien yang tergolongan dalam selective attention termasuk

menerima pesan-pesan dari media yang hanya diminatinya saja.

2. Selective perseption

Yang termasuk dalam golongan selective perseption adalah mereka

yang berbeda persepsinya dalam menanggapi suatu pesan media.

3. Selective retention

Selective retention adalah golongan yang hanya mau mengingat apa

yang perlu diingat saja terutama kalau erat kaitannya dengan

kepentingan mereka.

F.6 Teori Uses and Gratification

Ketika audience televisi dihadapkan pada banyaknya program

acara, maka Ia akan memilih acara yang sesuai dengan kebutuhannya,

apakah sekedar mencari hiburan tanpa memperhatikan kualitas atau justru

memperhitungkan kualitas, sekedar ingin tahu atau justru ingin terlibat

dalam acara tersebut. Teori uses and gratification adalah mempersoalkan

apa yang dilakukan orang pada media , yakni menggunakan media sebagai

pemuas kebutuhannya.Teori tersebut meneliti asal mula kebutuhan secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media

massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media

34

(52)

34 yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan

pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga

yang kita inginkan. Jadi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan,

seseorang memilih media apa yang gunakan untuk mengharapkan

kepuasan atau memenuhi keinginan. Hebert Blumler dan Elihu Katz

(1974) adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini, kemudian

mereka merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori Uses and

Gratification, meliputi 35:

a. Khalayak dianggap aktif , artinya sebagian penting dari penggunaan

media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak.

c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk

memuaskan kebutuhan . Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah

bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas.

Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat

bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

d. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang

diberikan anggota khalayak , artinya orang yang dianggap cukup

mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada

situasi-situasi tertentu.

35

(53)

35

e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Uses and gratifications sebagai sebuah teori dapat digunakan

sebagai upaya untuk menemukan apakah pemenuhan kebutuhan atau

keinginan publik terarah pada tipe media cetak atau elektronik. Audience

aktif terhadap media massa karena mereka memiliki tingkat yang berbeda

dalam pemanfaatan medianya. Karena audience dengan kebutuhan yang

berbeda-beda tersebutlah yang akan menggunakan media massa sebagai

pemuasnya. Hal ini membuktikan bahwa audience aktif terhadap media

massa.

G.Definisi Konseptual

1. Motif

Motif adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan.

Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respons atau suatu

himpunan respons dengan keadaan dorongan tertentu. Motif

merupakan suatu pengertian yang melengkapi penggerak alasan-alasan

atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia

berbuat sesuatu.36

2. Menonton

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, menonton adalah

melihat pertunjukan, gambar hidup dan sebagainya. Sedangkan

pengertian menonton menurut Sardji adalah suatu proses yang disadari

36

(54)

36 atau tidak disadari dimana menonton diletakan pada alam yang samar

yang dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan

ilusi di atas layar yang akan menimbulkan emosi, pikiran dan perhatian

manusia yang dipengaruhi tayangan – tayangan yang ditonton.37

3. Stand Up Comedy

Stand Up Comedy adalah acara komedi yang dilakukan oleh

satu orang. Pelaku Stand Up Comedy disebut dengan comic. Comic

melakukan monolog yang berisi joke-joke sehingga mengundang tawa

audien. Acara komedi adalah suatu karya yang lucu yang pada

umumnya bertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa, terutama di

televisi, film, dan lawakan.38

H. Metode Penelitian

H.1 Jenis dan Karakteristik Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial

secara alamiah, dimana mengedepankan proses interaksi antara peneliti

dengan informan.39 Dimana pendekatan deskriptif adalah data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

Kemudian dengan jenis penelitian ini dipergunakan untuk

menginterpretasikan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

subyek penelitian. 37 Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16239 38 http://id.wikipedia.org/wiki/Komedi 39

(55)

37 H.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian: Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas no. 246. Pemilihan lokasi

ini dikarenakan informan yang bermacam karakteristik dapat ditemui di

Universitas Muhammadiyah. Akan tetapi agar lebih spesifik maka

peneliti mengambil Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru

sebagai lokasi penelitian.

Waktu penelitian: 17 Februari – Selesai H.3 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tenaga part timer

semester genap 2011/ 2012 di Unit Pelaksana Teknis Penerimaan

Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang. Alasan peneliti

menjadikan mahasiswa sebagai informan dalam penelitian ini karena

mahasiswa dianggap perwakilan audien televisi yang kritis terhadap

tayangan televisi yang semakin beragam. Selain itu mahasiswa tenaga

part timer di unit tersebut memiliki intensitas datang ke kampus, selain

sebagai tenaga part timer tetapi juga sebagai mahasiswa yang memiliki

kewajiban berkuliah atau menyelesaikan tugas akhir. Selain itu sebagai

mahasiswa tenaga part timer di unit tersebut, mereka akan sering

berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai karakter secara

(56)

38 H.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel digunakan untuk menentukan siapa

dan berapa banyak subyek yang akan digunakan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan Nonprobability

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak melalui teknik

ramdom (acak). Semua anggota populasi belum tentu memiliki peluang

yang sama untuk dipilih menjadi sampel, disebabkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh peneliti.40 Peneliti memutuskan untuk

menentukan informan dengan cara teknik purposive sampling, yaitu

teknik pencarian informan yang mencakup orang-orang yang diseleksi

atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan

tujuan penelitian.41 Dalam hal ini, peneliti mengambil 5 mahasiswa

tenaga part timer di Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa

Baru untuk dijadikan sebagai informan. Berikut ini adalah kriteria-

kriteria dari peneliti untuk menentukan informan :

1. Subyek penelitian merupakan mahasiswa tenaga part timer semester

genap 2011/ 2012 di Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa

Baru Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Subyek penelitian merupakan penonton Stand Up Comedy Show di

Metro TV.

40

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 156

41

(57)

39

3. Informan bersedia untuk menjawab semua pertanyaan yang diberikan

oleh peneliti.

H.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data berupa wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap.42 Jadi selama

wawancara yang telah peneliti susun sebelumnya hanya digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan wawancara. Hal ini dirasa cukup membantu

peneliti dalam menemukan motif informan tentang suatu hal. Wawancara

yang dilakukan oleh peneliti kepada informan menggunakan bantuan tape

recorder sebagai alat untuk merekam jawaban dari responden, hal tersebut

dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data.

Selain itu teknik pengumpulan data dalam bentuk dokumentasi juga

diperlukan dalam penelitian ini. Dokumentasi adalah teknik yang dilakukan

guna melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subyek

sendiri atau oleh orang lain tentang subyek.43 Dalam penelitian ini

dokumentasi yang digunakan oleh peneliti adalah literatur – literatur dari

perpustakaan, penelitian terdahulu, jurnal, serta data tentang mahasiswa

tenaga part timer semester genap 2011/ 2012 di Unit Pelaksana Teknis

Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang.

42

Prof Dr Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,2008) p.140

43

(58)

40 F.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan model

Miles and Huberman. Pada dasarnya, model analisa data ini didasarkan pada

pandangan paradigmanya yang positivisme. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan 3 (tiga) tahapan analisis, yaitu sebagai berikut:44

1. Reduksi Data

Yaitu proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data

yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan

dianalisis.

2. Penyajian Data

Tahap penyajian data berisi tentang pengolahan data setengah jadi

yang sudah dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang

jelas ke dalam suatu matriks kategori sesuai tema-tema yang sudah

dikelompokan dan dikategorikan, serta akan memecahkan tema-tema

tersebut dalm bentuk yang lebih kongkret dan sederhana.

3. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan yang dilakukan menjurus kepada jawaban dari

pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkapkan

what dan how dari temuan penelitian.

H.7 Teknik Keabsahan data

Teknik keabsahan data yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini adalah teknik keabsahan triangulasi data. Triangulasi data diartikan

44

(59)

41 sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.45 Teknik

triangulasi ini dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut, yaitu:46

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

atau pengisian angket

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi

3. Membandingakan apa yang dikatakan orang – orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang yang berbeda – beda kelas atau status

sosialnya

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

45

ibid, p.241

46

Gambar

gambaran bagaimana timbul motif dari dalam diri manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Perairan laut NKRI yang memiliki Dokumen RTRLN *) *) *) BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Program Penyelenggaraa n Informasi Geospasial Pemetaan Tata Ruang dan Atlas

Dengan adanya peyusunan Tugas Akhir yang berjudul “ Penelusuran Banjir DAS Ngunggahan Sub DAS Bengawan Solo Hulu 3”, penyusun berharap semoga laporan ini berguna bagi para

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

Sehubungan dengan itu, t ujuan penelitian untuk (1) membangun model pola alokasi optimal sumberdaya air di Daerah Irigasi Jatiluhur, (2) membandingkan pola distribusi air

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) kebijakan antidumping zeroing yang diberlakukan oleh Amerika Serikat tidak sesuai dengan ketentuan WTO sebab, metode zeroing yang

Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai jenis informasi sebagai penunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disediakan sesuai dengan

Hipotesis ketiga yaitu saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen membeli sepeda motor pada APP KTM RODA TIGA di Sidoarjo dapat

Pada rekap triwulan ditampilkan data transaksi penerimaan dan pengeluaran barang sesuai dengan tahun yang dipilih pada filter laporan.. Informasi yang ada pada laporan ini detai