• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Hasil Produksi Karet Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Dengan Menggunakan Metode Fuzzy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Hasil Produksi Karet Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Dengan Menggunakan Metode Fuzzy"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN HASIL PRODUKSI KARET PADA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

SKRIPSI

MARTINA SUSELY BR SURBAKTI

120823002

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERAMALAN HASIL PRODUKSI KARET PADA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

MARTINA SUSELY BR SURBAKTI 120823002

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN HASIL PRODUKSI KARET PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

Kategori : SKRIPSI

Nama : MARTINA SUSELY BR SURBAKTI

Nomor Induk Mahasiswa : 120823002

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Pengarapen Bangun, M.Si. Drs. Ujian Sinulingga, M.Si.

NIP. 19560815 198503 1 005 NIP. 19560303 198403 1 004

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN HASIL PRODUKSI KARET PADA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Ujian Sinulingga,

M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Pengarapen Bangun, M.Si selaku

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Bapak Drs. Partano Siagian, M.Sc selaku dosen penguji atau pembanding yang telah memberikan saran-saran guna menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Drs. Tulus, Vordipl. Math, M.Si, Ph.D. dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc. selaku Dekan FMIPA USU serta para pegawai.

Terima kasih juga kepada pihak PTPN III (PERSERO) Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan memberikan pelayanan yang baik selama riset. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, D. Surbakti, BA dan L. br Pelawi serta kepada kedua saudara tersayang, Serbina br Surbakti, Ampd dan Aristo Asmawin Surbakti, Amd yang selama ini memberikan motivasi dan doa. Terimakasih buat sahabatku brother Martin, Maria dan Novi atas bantuan dan motivasi yang diberikan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S-1. Terimakasih buat bapak Salam Ferry selaku manager accounting PT. Leong Ayamsatu Primadona tempat saya bekerja untuk dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan S-1 ini. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2012 khususnya Uly Maris Hutagaol dan Oktavia Manullang untuk waktu belajarnya selama ini. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Juli 2014 Penulis

(6)

PERAMALAN HASIL PRODUKSI KARET PADA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk meramalkan hasil produksi karet dengan menggunakan metode fuzzy. Dalam kajian ini, digunakan data produksi karet sebagai output atau

variabel terikat (Y) dan faktor yang mempengaruhinya yaitu jumlah pemupukan, luas lahan dan rata-rata curah hujan sebagai input atau variabel bebas X1, X2, X3. Variabel jumlah pemupukan (X1) terdiri atas 3 himpunan fuzzy yaitu : sedikit, standar dan banyak. Untuk variabel luas lahan (X2) terdiri atas 3 himpunan fuzzy yaitu : sempit, sedang dan luas. Dan untuk variabel rata-rata curah hujan (X3) terdiri atas 3 himpunan

fuzzy yaitu : rendah, standar dan tinggi. Sementara variabel jumlah produksi (Y)

terdiri atas 3 himpunan fuzzy yaitu : berkurang, tetap dan bertambah. Aturan fuzzy

yang digunakan ada 27 aturan. Metode penyelesaian yang digunakan adalah metode

fuzzy mamdani. Metode ini menggunakan 4 tahap yaitu : menentukan variabel input

dan output yang merupakan himpunan tegas, mengubah variabel input menjadi himpunan fuzzy dengan proses fuzzyfikasi, pengolahan data himpunan dengan

metode maksimum dan langkah terakhir mengubah output menjadi himpunan tegas dengan proses defuzzifikasi yaitu dengan metode centroid, sehingga akan diperoleh

hasil yang diinginkan pada variabel output. Dari data perhitungan fuzzy mamdani

produksi karet untuk bulan Januari 2012 diperoleh 3.415,716 ton, sedangkan data produksi karet pada Januari 2012 adalah 3.383 ton. Maka dapat disimpulkan bahwa peramalan dengan metode fuzzy mamdani lebih besar dan mendekati nilai yang

sebenarnya.

(7)

FORECASTING PRODUCTION OF RUBBER AT

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BY USING FUZZY METHOD

ABSTRACT

This study aim is to predict the rubber production by using fuzzy method. In this study, rubber production is the data used as output or dependent variable (Y) and factors that influence it, namely the amount of fertilizer, land area and the average rainfall as input or independent variables X1, X2 and X3. Number of fertilization variable (X1) consists of three fuzzy sets, such : little, medium and a lot. For the land area variable (X2) cosists of three fuzzy sets, namely : narrow, medium and wide. And for the average rainfall (X3) consists of three fuzzy sets, such : low, standard and high. While number of production variables (Y) consists of three fuzzy sets, such : reduced, remain and grow. Fuzzy rules used are consist of 27 rules. Completion method used is Mamdani Fuzzy method. The methode used four steps, such : define the input and output variables which are set firmly, changing the input variables into fuzzy sets with fuzzying process, processing the data set with a maximum and final step method to change the output to be a set firmly in the process of defuzzification by using centroid method, in order to get the desired result in the output variable. From the mamdani fuzzy data calculation, rubber production for January 2012 acquired 3.415,716 tons, while the rubber production data in January 2012 was 3.383 tons. It can be concluded that the prediction using mamdani fuzzy method is bigger and closer the actual value.

(8)

DAFTAR ISI

2.2.2 Operasi pada Himpunan Fuzzy 11

2.3 Fungsi Keanggotaan 12

2.4 Fungsi Implikasi 16

2.5 Sistem Inferensi Fuzzy 17

2.6 Sistem Inferensi Fuzzy Mamdani 20

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1 Penyajian Data 25

3.2 Tahapan Untuk Mendapatkan Output dengan Menggunakan Metode

Fuzzy Mamdani 26

3.2.1 Pembentukan Himpunan Fuzzy Setiap Variabel 27

3.2.2 Aplikasi Fungsi Implikasi 31

3.2.3 Penentuan Junlah Produksi dengan Metode Mamdani 33

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Representasi Linear Naik 6

Gambar 1.2 Representasi Linear Turun 6

Gambar 2.1 Representasi Linear Naik 13

Gambar 2.2 Representasi Linear Turun 14

Gambar 2.3 Representasi Kurva Segitiga 14

Gambar 2.4 Representasi Kurva Trapesium 15

Gambar 2.5 Representasi Kurva Bentuk bahu 16

Gambar 2.6 Fungsi Implikasi MIN 17

Gambar 2.7 Fungsi Implikasi DOT 17

Gambar 2.8 Komposisi Aturan Fuzzy Metode MAX 21

Gambar 2.9 Proses Defuzzyfikasi 23

Gambar 3.1 Represantasi Variabel Jumlah Pemupukan 27

Gambar 3.2 Represantasi Variabel Luas Lahan 28

Gambar 3.3 Represantasi Variabel Rata-rata Curah Hujan 29

Gambar 3.4 Represantasi Variabel Jumlah Produksi 30

Gambar 3.5 Solusi Daerah Fuzzy 44

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jumlah Pemupukan, Luas Lahan, Rata-rata Curah Hujan dan 25 Jumlah Produksi Karet pada PT. Perkebunan Nusantara III

(PERSERO) Tahun 2012-2013

Tabel 3.2 Semesta Pembicaraan untuk setiap variabel fuzzy 26

Tabel 3.3 Himpunan Fuzzy 26

Tabel 3.4 Aturan Fuzzy 31

Tabel 3.5 Perbandingan Jumlah Produksi PTPN III dengan Fuzzy Mamdani 47

(11)

PERAMALAN HASIL PRODUKSI KARET PADA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk meramalkan hasil produksi karet dengan menggunakan metode fuzzy. Dalam kajian ini, digunakan data produksi karet sebagai output atau

variabel terikat (Y) dan faktor yang mempengaruhinya yaitu jumlah pemupukan, luas lahan dan rata-rata curah hujan sebagai input atau variabel bebas X1, X2, X3. Variabel jumlah pemupukan (X1) terdiri atas 3 himpunan fuzzy yaitu : sedikit, standar dan banyak. Untuk variabel luas lahan (X2) terdiri atas 3 himpunan fuzzy yaitu : sempit, sedang dan luas. Dan untuk variabel rata-rata curah hujan (X3) terdiri atas 3 himpunan

fuzzy yaitu : rendah, standar dan tinggi. Sementara variabel jumlah produksi (Y)

terdiri atas 3 himpunan fuzzy yaitu : berkurang, tetap dan bertambah. Aturan fuzzy

yang digunakan ada 27 aturan. Metode penyelesaian yang digunakan adalah metode

fuzzy mamdani. Metode ini menggunakan 4 tahap yaitu : menentukan variabel input

dan output yang merupakan himpunan tegas, mengubah variabel input menjadi himpunan fuzzy dengan proses fuzzyfikasi, pengolahan data himpunan dengan

metode maksimum dan langkah terakhir mengubah output menjadi himpunan tegas dengan proses defuzzifikasi yaitu dengan metode centroid, sehingga akan diperoleh

hasil yang diinginkan pada variabel output. Dari data perhitungan fuzzy mamdani

produksi karet untuk bulan Januari 2012 diperoleh 3.415,716 ton, sedangkan data produksi karet pada Januari 2012 adalah 3.383 ton. Maka dapat disimpulkan bahwa peramalan dengan metode fuzzy mamdani lebih besar dan mendekati nilai yang

sebenarnya.

(12)

FORECASTING PRODUCTION OF RUBBER AT

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BY USING FUZZY METHOD

ABSTRACT

This study aim is to predict the rubber production by using fuzzy method. In this study, rubber production is the data used as output or dependent variable (Y) and factors that influence it, namely the amount of fertilizer, land area and the average rainfall as input or independent variables X1, X2 and X3. Number of fertilization variable (X1) consists of three fuzzy sets, such : little, medium and a lot. For the land area variable (X2) cosists of three fuzzy sets, namely : narrow, medium and wide. And for the average rainfall (X3) consists of three fuzzy sets, such : low, standard and high. While number of production variables (Y) consists of three fuzzy sets, such : reduced, remain and grow. Fuzzy rules used are consist of 27 rules. Completion method used is Mamdani Fuzzy method. The methode used four steps, such : define the input and output variables which are set firmly, changing the input variables into fuzzy sets with fuzzying process, processing the data set with a maximum and final step method to change the output to be a set firmly in the process of defuzzification by using centroid method, in order to get the desired result in the output variable. From the mamdani fuzzy data calculation, rubber production for January 2012 acquired 3.415,716 tons, while the rubber production data in January 2012 was 3.383 tons. It can be concluded that the prediction using mamdani fuzzy method is bigger and closer the actual value.

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara bahari dan agraris, di mana dulu Indonesia merupakan negara yang memiliki pertanian dan perkebunan terbesar di ASEAN. Perkebunan di negara kita sangat berperan penting baik di bidang ekonomi maupun sosial karena dapat menghasilkan devisa yang cukup besar untuk membangun bangsa dan negara ini. Dari perkebunan dapat dihasilkan komoditi ekspor terbesar setelah sub sektor pertambangan minyak dan gas serta kehutanan. Tidak dapat mengabaikan peranannya di dalam negara karena selain merupakan sumber energi bagi industri pengolahan hasil perkebunan, juga dapat menyerap tenaga kerja karena pada dasarnya yang dikelola adalah jenis tanaman yang sulit digarap secara mekanis terutama tanaman keras tahunan. Hal ini memberikan dampak yang positif bagi pelestarian alam sekitarnya (pengawetan tanah dan air) yang dapat menciptakan kehidupan sehat dalam kawasan yang luas sangat penting.

(14)

Ilmu matematika berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah dalam kompleksnya bahasa yang menimbulkan kesamaran atau kekaburan. Kesamaran dinyatakan sebagai sebuah bahasa lazim yang diterima dengan arti yang berbeda di setiap tempat. Namun lambat laun ditemukan kesulitan dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga untuk membuat suatu keputusan dilakukanlah peramalan atau prediksi. Selama ini metode peramalan yang lazim digunakan adalah regresi linear. Regresi linear digunakan untuk membentuk suatu persamaan dari beberapa variabel bebas yang dinilai memiliki hubungan dengan variabel tidak bebas. Pada awalnya, regresi linear yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel adalah regresi linear sederhana. Namun pada kenyataan sehari-hari sering dijumpai sebuah kejadian yang dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel, oleh karenanya dikembangkanlah analisis regresi linear berganda. Analisis regresi berganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebasnya (X) dua atau lebih yakni X1, X2, X3, …. , Xn( Algafari, 2000).

Dewasa ini juga telah dikembangkan salah satu metode yang digunakan untuk melakukan analisis sistem yang mengandung ketidakpastian, yaitu logika fuzzy

(kabur). Logika fuzzy dapat digunakan untuk meramalkan suatu nilai dengan prosedur

(15)

Bahasa seperti itulah yang diciptakan oleh Lotfi Asker Zadeh, seorang guru besar dari Universitas California, Amerika Serikat pada awal tahun 1965. Beliau memodifikasi teori himpunan yang lazim digunakan menjadi teori himpunan kabur (fuzzy). Teori ini dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain algoritma

kontrol, diagnosa medis, sistem pendukung keputusan, ekonomi, teknik, psikologi, lingkungan, keamanan dan ilmu pengetahaun (Setiadji, 2009).

Logika fuzzy adalah logika yang menggunakan konsep sifat kesamaran. Sehingga

logika fuzzy adalah logika dengan tak hingga banyak nilai kebenaran yang dinyatakan

dalam bilangan real dalam selang tertutup [0,1]. Angka 0 dan 1 inilah yang disebut derajat keanggotaan. Dengan kata lain, fungsi keanggotaan dari suatu himpunan kabur  dalam semesta X adalah pemetaan µÂ dari X ke selang [0,1] yaitu µÂ : X → [0,1]. Nilai fungsi µȂmenyatakan derajat keanggotaan unsur x Є X dalam himpunan kabur Â. Nilai fungsi sama dengan 1 menyatakan keanggotaan penuh dan nilai fungsi sama dengan 0 menyatakan sama sekali bukan anggota himpunan kabur tersebut (Frans Susilo, 2006).

Dalam aplikasinya ada tiga metode dalam sistem inferensi fuzzy yang dapat

digunakan untuk menentukan jumlah produksi yaitu : metode Tsukamoto, metode Mamdani dan metode Sugeno (Setiadji, 2009). Dimana dalam setiap metode, variabel X dan variabel Y diasumsikan ke dalam fungsi keanggotaan masing–masing sesuai jenisnya. Namun model inferensi fuzzy yang umum digunakan adalah fuzzy–Mamdani

sebagai alat untuk meramalkan hasil produksi.

Untuk dapat melihat penggunaan metode Fuzzy tersebut, maka dalam penelitian

(16)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan faktor yang mempengaruhi produksi karet (Y) adalah jumlah pemupukan (X1), luas lahan (X2) dan rata-rata curah hujan (X3). Berdasarkan uraian di atas maka penulis memberi tulisan ini dengan judul “PERAMALAN HASIL PRODUKSI KARET PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA III (PERSERO) DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana meramalkan hasil produksi karet pada PT. Perkebunan Nusantara III

dengan menggunakan metode fuzzy dengan memperhatikan faktor jumlah

pemupukan, luas lahan dan rata-rata curah hujan.

1.3Batasan Masalah

Agar tidak terlalu luas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Data yang digunakan adalah data sekunder dari PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Tahun 2012-2013.

2. Banyaknya variabel yang digunakan hanyalah empat macam yaitu jumlah

produksi karet, jumlah pemupukan, luas lahan dan rata-rata curah hujan. 3. Metode yang digunakan adalah metode fuzzy-Mamdani untuk meramalkan

jumlah produksi karet.

1.4 Tujuan Penelitian

(17)

1.5Tinjauan Pustaka

Much. Djunaidi (2005), logika fuzzy merupakan sebuah logika yang memiliki

nilai kebenaran atau kesamaran antara benar dan salah. Dalam teori logika fuzzy

sebuah nilai bisa bernilai benar dan salah secara bersamaan namun berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot keanggotaan yang dimilikinya.

Himpunan Fuzzy adalah himpunan yang setiap unsur–unsurnya mempunyai

derajat keanggotaan atau kesesuaian dengan konsep yang merupakan syarat keanggotaan himpunan tersebut. Himpunan fuzzy pertama sekali diperkenalkan oleh

Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965 sebagai modifikasi dari teori himpunan. Dalam teori himpunan dikenal fungsi karakteristik yaitu fungsi dari himpunan semesta X ke himpunan {0,1}.

Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo (2010), Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan, misalnya representasi linear. Pada representasi linear, pemetaan

input ke derajat keanggotaannya digambarkan sebagai suatu garis lurus.

Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linear, yaitu :

a. Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat

(18)

derajat keanggotaan (�)

1

0 x

a domain b

Gambar 1.1 Representasi Linear Naik

Fungsi keanggotaan:

µ[�] =�

0; � ≤ �

(�−�)

(�−�); � ≤ � ≤ �

1; � ≥ �

b. Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah.

derajat keanggotaan (�)

1

0 x

a domain b

Gambar 1.2 Representasi Linear Turun

Fungsi keanggotaan:

µ[�] =�

1; � ≤ �

(�−�)

(�−�); � ≤ � ≤ �

(19)

Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo (2010), ada beberapa metode defuzzifikasi pada komposisi aturan Mamdani, salah satunya adalah metode Centroid. Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat (z*) daerah fuzzy. Secara

umum dirumuskan :

Untuk variabel kontinu : � ∗ =∫ ��(�)��

� �

∫ �� ()��

Untuk variabel diskrit : � ∗ = ∑��=1���(��)

(�)

�=1

Dimana:

z = Nilai output

� ∗ = Titik pusat daerah fuzzy output �(�) = Derajat keanggotaan �

1.6Metodologi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan studi kepustakaan (literature) dengan menggunakan contoh kasus yang dalam hal ini adalah data sekunder. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan penelitian ini adalah :

1. Memahami konsep metode fuzzy-Mamdani melalui literatur berupa

buku-buku, jurnal, maupun internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Pengambilan data yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara III

(PERSERO) Tahun 2012-2013.

3. Pengolahan data dengan metode fuzzy-Mamdani dengan 4 langkah, yaitu:

a. Pembentukan himpunan fuzzy

b. Aplikasi fungsi implikasi c. Komposisi aturan

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Logika Fuzzy

Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat

bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

yang memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1 (satu). Logika fuzzy merupakan suatu

logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran antara benar atau salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Namun

seberapa besar kebenaran dan kesalahan tergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya.

Logika fuzzy memiliki derajat keanggotaan dalam rentang 0 hingga 1 dan

logika fuzzy menunjukkan sejauh mana suatu nilai benar dan sejauh mana suatu nilai

itu salah. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang

input ke dalam suatu ruang output dan mempunyai nilai kontiniu. Fuzzy dinyatakan

dalam derajat keanggotaan dan derajat kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama (Kusumadewi, 2004).

(21)

“pandai” dan “tidak pandai”. Dengan kata lain himpunan para murid yang pandai dan tidak pandai seakan–akan dibatasi secara tidak tegas atau kabur. Maka diperlukan suatu bahasa keilmuan baru yang mampu menangkap ketidaktegasan/kekaburan istilah bahasa sehari–hari yang memadai (Frans Susilo, SJ, 2006).

Bahasa seperti itulah yang diciptakan oleh Lotfi Asker Zadeh, seorang guru besar dari Universitas California, Amerika Serikat pada awal tahun 1965. Beliau memodifikasi teori himpunan yang lazim digunakan menjadi teori himpunan kabur (fuzzy). Teori ini dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain algoritma

kontrol, diagnosa medis, system pendukung keputusan, ekonomi, teknik, psikologi, lingkungan, keamanan dan ilmu pengetahaun (Setiadji, 2009). Sebagai contoh adalah seorang manajer pergudangan mengatakan kepada manajer produksi seberapa banyak persediaan barang pada akhir minggu ini, kemudian manajer produksi akan menetapkan jumlah barang yang harus diproduksi esok hari. Contoh kedua adalah seorang pegawai melakukan tugasnya dengan kinerja yang sangat baik, kemudian atasan akan memberikan penghargaan yang sesuai dengan kinerja pegawai tersebut. Dengan menggunakan teori himpunan fuzzy, logika bahasa dapat diwakili oleh sebuah

daerah yang mempunyai jangkauan yang menunjukkan derajat keanggotannya (Kusumadewi, 2004).

2.2 Himpunan Fuzzy

2.2.1 Pengertian Himpunan Fuzzy

Himpunan tegas (crisp) merupakan himpunan yang terdefinisi secara tegas

(22)

muda atau tidak. Tetapi kita dapat memisalkan seseorang dikatakan muda memiliki umur 25 tahun, maka orang yang umurnya 26 tahun menurut defenisi termasuk tidak muda. Sulit bagi kita untuk menerima bahwa orang yang umurnya 26 tahun itu tidak termasuk orang muda. Hal ini menunjukkan bahwa memang batas antara kelompok orang muda dan kelompok orang yang tidak muda tidak dapat ditentukan secara tegas (Frans Susilo,2006).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Lotfi Asker Zadeh mengaitkan himpunan semacam itu dengan suatu fungsi yang menyatakan derajat kesesuaian unsur-unsur dalam semestanya dengan konsep yang merupakan syarat keanggotaan himpunan tersebut. Fungsi ini disebut fungsi keanggotaan dan nilai fungsi itu disebut derajat keanggotaan suatu unsur dalam himpunan itu yang selanjutnya disebut himpunan kabur. Himpunan

fuzzy adalah rentang nilai-nilai, masing-masing nilai mempunyai derajat

keanggotaan antara 0 hingga 1. Suatu himpunan fuzzy  dalam semesta

pembicaraan X dinyatakan dengan fungsi keanggotaan µ dalam interval [0,1], dapat dinyatakan dengan :

µÂ : X → [0,1]

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu

:

a. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu

sistem fuzzy. Contoh : umur, temperatur, permintaan, dsb.

b. Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi

atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

Himpunan fuzzy memiliki atribut, yaitu :

(23)

Yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : MUDA, PAROBAYA, TUA.

2. Numeris

Yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti : 50, 25, 45, dsb.

3. Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan

merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

Contoh : semesta pembicaraan untuk variabel umur : [0,100]

4. Domain

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam

semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan

fuzzy.

Contoh :

a. MUDA = [0,40] artinya seseorang dikatakan muda

dengan umur 0 hingga 40

b. PAROBAYA = [30,50] artinya seseorang dikatakan parobaya

dengan umur 30 hingga 50

c. TUA = [40,+] artinya seseorang dikatakan tua

dengan umur 40 hingga +

2.2.2 Operasi pada Himpunan Fuzzy

Ada beberapa operasi yang didefenisikan secara khusus untuk mengkombinasikan dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai keanggotaan

(24)

strength ∝ −��������. Ada 3 operator dasar yang diciptakan oleh

Zadeh, yaitu : AND, OR dan NOT.

a. Operator AND (DAN)

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan

∝ −�������� sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh

dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.

µA∩B = min(µA(x), µB(y))

b. Operator OR (ATAU)

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan

∝ −��������sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh

dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.

µAUB = max(µA(x), µB(y))

c. Operator NOT (KOMPLEMEN)

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan

∝ −�������� sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh

dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1.

µA = 1-µA(x)

2.3Fungsi Keanggotaan

(25)

a. Representasi Linear

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya

digambarkan sebagai suatu garis lurus.

Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linear, yaitu :

• Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat

keanggotaan nol (0) bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi.

derajat keanggotaan (�)

1

0 x

a domain b

Gambar 2.1 Representasi Linear Naik

Fungsi keanggotaan:

µ[�] =�

0; � ≤ �

(�−�)

(�−�); � ≤ � ≤ �

1; � ≥ �

(2.1)

• Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan

(26)

derajat keanggotaan (�)

(27)

c. Representasi Kurva Trapesium

Kurva segitiga pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1.

derajat keanggotaan (�)

0 x

a b domain c d

Gambar 2.4 Representasi Kurva Trapesium

Fungsi keanggotaan :

�(�) =

⎩ ⎪ ⎨ ⎪

⎧ 0; (�−�) � ≤ ������ ≥ � (�−�); � ≤ � ≤ �

1 ; � ≤ � ≤ �

(�−�)

(�−�); � ≥ �

(2.4)

d. Representasi Kurva Bentuk Bahu

Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang dipresentasikan dalam kurva segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun (misalkan: dingin bergerak ke sejuk bergerak ke hangat bergerak ke panas). Tetapi terkadang salah satu sisi tidak mengalami perubahan. Contoh, apabila telah mencapai keadaan panas, kenaikan suhu akan tetap berada pada keadaan panas. Himpunan fuzzy “bahu” bukan segitiga digunakan untuk mengakhiri

(28)

derajat keanggotaan μ(x)

dingin sejuk hangat panas

1 0.75 0.5 0.25

0 Suhu (oC)

15 20 25 30 35 40

Gambar 2.5 Representasi Kurva Bentuk bahu

2.4Fungsi Implikasi

Tiap–tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan

suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi

adalah:

JIKA x adalah A MAKA y adalah B

Dengan x dan y adalah skalar, serta A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi

yang mengikuti JIKA disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti MAKA disebut sebagai konsekuen. Proposisi dapat diperluas dengan menggunakan operator fuzzy, seperti (Cox, 1994):

JIKA (x1 adalah A1) o (x2 adalah A2) o (x3 adalah A3) o ... o (xN adalah AN) MAKA y adalah B dengan o adalah operator (misal: ATAU atau DAN).

Secara umum, ada dua fungsi implikasi yang dapat digunakan, yaitu (Yan, 1994):

a. Min (minimum). Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. Gambar

(29)

TINGGI SEDANG NORMAL

Gambar 2.6 Fungsi Implikasi MIN (Sumber: Sri Kusumadewi, 2002)

b. Dot (Product). Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy. Gambar

menunjukkan salah satu contoh penggunaan fungsi Dot.

TINGGI SEDANG NORMAL

Gambar 2.7 Fungsi Implikasi DOT (Sumber: Sri Kusumadewi, 2002)

2.5 Sistem Inferensi Fuzzy

Salah satu aplikasi logika fuzzy yang telah berkembang sangat luas dewasa ini adalah

sistem inferensi fuzzy, yaitu sistem komputasi yang bekerja atas dasar prinsip

penalaran fuzzy, seperti halnya manusia melakukan penalaran dengan nalurinya.

Misalnya penentuan produksi barang, sistem pendukung keputusan, sistem klasifikasi data, sistem pakar, sistem pengenalan pola, robotika, dan sebagainya.

Aplikasi Operator

Aplikasi fungsi implikasi Min

JIKA Permintaan Tinggi dan Biaya Produksi Sedang MAKA Produksi Barang Normal

Aplikasi Operator AND

Aplikasi fungsi implikasi Dot (Product)

(30)

Pada dasarnya sistem inferensi fuzzy terdiri dari empat unit, yaitu :

a. Unit fuzzifikasi

b. Unit penalaran logika fuzzy

c. Unit basis pengetahuan, yang terdiri dari dua bagian :

1. Basis data, yang memuat fungsi-fungsi keanggotaan dari

himpunan-himpunan fuzzy yang terkait dengan nilai dari variabel-variabel linguistik

yang dipakai.

2. Basis aturan, yang memuat aturan-aturan berupa implikasi fuzzy.

d. Unit defuzzifikasi (unit penegasan).

Pada sistem inferensi fuzzy, nilai-nilai masukan tegas dikonversikan oleh unit

fuzzifikasi ke nilai fuzzy yang sesuai. Hasil pengukuran yang telah difuzzikan itu

kemudian diproses oleh unit penalaran, yang dengan menggunakan unit basis pengetahuan, menghasilkan himpunan-himpunan fuzzy sebagai keluarannya. Langkah

terakhir dikerjakan oleh unit defuzzifikasi yaitu menerjemahkan himpunan keluaran itu ke dalam nilai yang tegas. Nilai tegas inilah yang kemudian direalisasikan dalam bentuk suatu tindakan yang dilaksanakan dalam proses itu.

Pada umumnya ada 3 metode sistem inferensi fuzzy yang digunakan dalam

logika fuzzy, yaitu : Metode Tsukamoto, Mamdani, dan Sugeno.

a. Metode Tsukamoto

Metode Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk JIKA-MAKA harus dipresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat. Hasil akhirnya

diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.

b. Metode Mamdani

(31)

gabungannya berbentuk maksimum (MAX), karena himpunan aturan-aturannya bersifat independent (tidak saling bergantung).

c. Metode Sugeno

Penalaran dengan Metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985, sehingga metode ini sering dinamakan dengan Metode TSK.

Menurut Cox (1994), Metode TSK terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol

Jika (x1 adalah A1) o (x2 adalah A2) o (x3 adalah A3) o ... o (xN adalah AN) maka z=k

Dengan A1 adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatu konstanta (tegas) sebagai konsekuen.

2. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu

Jika (x1 adalah A1) ... o (xN adalah AN) maka z = p1*x1 + …+ pN*xN + q Dengan A1 adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan p adalah suatu konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen.

Apabila komposisi aturan menggunakan metode Sugeno maka defuzzifikasi dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya.

(32)

2.6Sistem Inferensi Fuzzy Mamdani

Metode Mamdani sering dikenal dengan sebagai Metode Max-min. Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output,

diperlukan 4 tahapan:

a. Pembentukan himpunan fuzzy

Pada metode Fuzzy–Mamdani, baik variabel input maupun variabel output

dibagi menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.

b. Aplikasi fungsi implikasi (aturan)

Pada metode Fuzzy–Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min.

c. Komposisi aturan

Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu

max, additive dan probabilistik ATAU (probor).

1). Metode Max (maximum). Secara umum dapat dituliskan :

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil

nilai maksimal aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy, dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan

operator ATAU (union). Jika semua proposisi telah dievaluasi, maka

output akan berisi suatu himpunan fuzzy yang merefleksi konstribusi dari

tiap-tiap proposisi. Secara umum dapat dituliskan:

���[��] =�������[��],���[��]� (2.5)

Dengan :

��[�] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke i.

��[�] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke i.

Misalkan ada 3 aturan (proposisi) sebagai berikut:

[R1] Biaya Produksi RENDAH DAN Permintaan NAIK MAKA

(33)

[R2] JIKA Biaya Produksi STANDAR MAKA Produksi Barang NORMAL

[R3] JIKA Biaya Produksi TINGGI DAN Permintaan TURUN MAKA

Produksi Barang BERKURANG;

RENDAH NAIK BERTAMBAH

STANDAR tak ada input NORMAL

TINGGI TURUN BERKURANG

Gambar 2.8 : Komposisi Aturan Fuzzy Metode MAX (Sumber: Sri Kusumadewi,

2002)

IF Biaya Produksi RENDAH And Permintaan NAIK THEN Produksi Barang BERTAMBAH

IF Biaya Produksi STANDAR THEN Produksi Barang NORMAL

(34)

2). Metode Additive (Sum)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan:

���(��) =��� (1,���[��] +���[��]) (2.6)

Dengan :

��(�) = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

���(��) = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i

3). Metode Probabilistik ATAU (Probor)

Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan

produk terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan:

���(��) =���(��) +���(��)−(���(��)∗ ���(��)) (2.7)

Dengan :

���(��) = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i

���(��) = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.

d. Penegasan (defuzzyfikasi)

Input dari proses defuzzyfikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh

dari komposisi aturan–aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan

merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga

jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat

(35)

Gambar 2.9 : Proses Defuzzyfikasi (Sumber: Sri Kusumadewi, 2002)

Ada beberapa metode defuzzyfikasi pada komposisi aturan Mamdani, antara lain :

1). Metode Centroid

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat (z*)

daerah fuzzy. Secara umum dirumuskan :

Untuk variabel kontinu :

� ∗=∫ ��(�)��

� �

∫ �� (�)�� (2.8)

Untuk variabel diskrit :

� ∗=∑��=1���(��)

�()

�=1 (2.9)

Dimana:

z = Nilai output

� ∗ = Titik pusat daerah fuzzy output �(��) = Derajat keanggotaan ��

Nilai yang diharapkan

Daerah fuzzy`B’

Daerah fuzzy`C’

Output :

(36)

2). Metode Bisektor

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan setengah dari jumlah total nilai

keanggotaan pada daerah fuzzy.

Secara umum dituliskan :

�� sedemikian hingga ∫ �ℜ1� (�)��= ∫ �ℜ� (�)�� (2.10)

3). Metode Mean of Maximum (MOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata–rata

domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

4). Metode Largest of Maximum (LOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar

dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.

5). Metode Smallest of Maximum (SOM)

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil

(37)

BAB 3

PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1 Penyajian Data

Dalam penelitian ini, akan dibahas peramalan hasil produksi karet pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Tahun 2012-2013. Adapun data yang dikumpulkan adalah data mengenai jumlah produksi karet dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu jumlah pemupukan (ton), luas lahan (ha) dan rata-rata curah hujan (mm).

Tabel 3.1 Data Jumlah Pemupukan, Luas Lahan, Rata-rata Curah Hujan dan Jumlah Produksi Karet pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO)

Tahun 2012-2013

No. Tahun Bulan Jumlah Luas Rata-rata Jumlah

pemupukan Lahan

Curah

hujan Produksi

(ton) (ha) (mm) (ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 2012 Januari 2956 23,914 93 3383

2 Februari 18 23,909 169 2787

3 Maret 989 23,909 175 2273

4 April 2612 23,909 248 2179

5 Mei 3917 23,909 206 2794

6 Juni 4570 23,909 120 3140

7 Juli 4570 23,909 173 3327

8 Agustus 4598 23,909 151 2669

9 September 2955 23,909 253 3324

10 Oktober 4620 23,909 298 3576

11 November 4620 23,909 340 3786

12 Desember 4620 23,909 114 3918

(38)

No (1) (2) (3) (4) (5) (6)

(Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III)

Tabel 3.2 Semesta Pembicaraan untuk setiap variabel fuzzy

Fungsi Nama Variabel Pembicaraan Semesta

Input

Jumlah Pemupukan [18 ; 4.620]

Luas Lahan [23.198 ; 23.914]

Rata-rata Curah

hujan [90 ; 395]

Output Jumlah Produksi [1937 ; 3918]

Tabel 3.3 Himpunan Fuzzy

Variabel Nama Himpunan Fuzzy Domain

(39)

3.2 Tahapan Untuk Mendapatkan Output dengan Menggunakan Metode Fuzzy

Mamdani

3.2.1 Pembentukan Himpunan Fuzzy Setiap Variabel a. Variabel Input Jumlah Pemupukan (X1)

Pada variabel input jumlah pemupukan, didefenisikan 3 himpunan fuzzy

yaitu : SEDIKIT, STANDAR dan BANYAK. Berdasarkan gambar 2.1, 2.2 dan 2.3 maka bentuk kurvanya adalah :

µ[x]

Sedikit Standar Banyak 1

0 18 785 1.552 2.319 3.086 3.853 4.620 X Gambar 3.1 Represantasi Variabel Jumlah Pemupukan

Fungsi Keanggotannya adalah :

µ[�1�������] =�

1; �< 18

(1552−�1�)

(1552−18) ; 18≤ � ≤1552

0; �> 1552

µ[�1�������] =

⎩ ⎪ ⎨ ⎪

⎧ 0 ; �1�−785 �< 785 2319−785; 785 ≤ � ≤2319 3853−�1�

3853−2319 ; 2.319≤ � ≤3.853

(40)

µ��1�������=�

Pada variabel input luas lahan , didefenisikan 3 himpunan fuzzy yaitu :

SEMPIT, SEDANG dan LUAS. Berdasarkan gambar 2.1, 2.2 dan 2.3 maka bentuk kurvanya adalah :

µ[x]

Sempit Sedang Luas 1

0 23.198 23.317 23.437 23.556 23.675 23.794 23.914 X Gambar 3.2 Representasi Variabel Luas Lahan

(41)

µ[�2����] = �

0; � < 23.675

(2�−23.675)

(23.914−23.675); 23.675≤ � ≤23.914

1; � > 23.914

c. Variabel Input Rata-rata Curah hujan (X3)

Pada variabel input rata-rata curah hujan, didefenisikan 3 himpunan fuzzy

yaitu : RENDAH, STANDAR dan TINGGI. Berdasarkan gambar 2.1, 2.2 dan 2.3 maka bentuk kurvanya adalah :

µ[x]

Rendah Standar Tinggi 1

0 90 141 192 243 294 345 395 X Gambar 3.3 Represantasi Variabel Rata-rata Curah Hujan

Fungsi Keanggotannya adalah :

µ[�3�����ℎ] =�

1; �< 90 (192− �3�)

(192−90); 90≤ � ≤192 0; � > 192

µ[�3�������] =

⎩ ⎪ ⎨ ⎪

⎧ 0 ; �3�−141 �< 141

(243−141); 141 ≤ � ≤243 (345−�3�)

(345−243) ; 243≤ � ≤345

(42)

µ��3�������= �

d. Variabel Output Jumlah Produksi (Y)

Pada variabel output jumlah produksi, didefenisikan 3 himpunan fuzzy yaitu

: BERKURANG, TETAP dan BERTAMBAH. Berdasarkan gambar 2.1, 2.2 dan 2.3 maka bentuk kurvanya adalah :

µ[Y]

Berkurang Tetap Bertambah 1

0 1.937 2.267 2.598 2.928 3.258 3.589 3.918 Y Gambar 3.4 Represantasi Variabel Jumlah Produksi

(43)

µ[���������ℎ] =�

Setelah pembentukan himpunan fuzzy, maka dilakukan pembentukan aturan-aturan dibentuk untuk menyatakan relasi antara input dan output. Tiap aturan merupakan suatu implikasi. Operator yang digunakan untuk menghubungkan antara dua input adalah operator DAN, dan yang memetakan antara input-output adalah JIKA-MAKA. Proposisi yang mengukuti JIKA disebut anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti MAKA disebut konsekuen. Berdasarkan unit penalaran pada inferensi fuzzy yang berbentuk :

JIKA X1 adalah A DAN X2 adalah B DAN X3 adalah C, MAKA Y adalah D

(44)

(1) (2) (3) (4) (5)

Dari tabel 3.4 dapat ditemukan aturan-aturan yang terbentuk pada inferensi

(45)

[R17] Jika X1 Standar dan X2 Luas dan X3 Standar maka Y Bertambah

3.2.3 Penentuan Jumlah Produksi dengan Metode Mamdani

(46)

Maka untuk aplikasi aturan fuzzy adalah :

Sehingga aturan ke-1 ; ∝1= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R2] JIKA X1Sedikit DAN X2Sempit DAN X3Standar MAKA YBerkurang

∝2= min (µxSedikit [2.956] ; µx2Sempit [23.914] ; µx3Standar [93] )

Sehingga aturan ke-2 ; 2= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R3] JIKA X1Sedikit DAN X2Sempit DAN X3Tinggi MAKA YBerkurang

(47)

= 0

Sehingga aturan ke-4 ; 4= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R5] JIKA X1 Sedikit DAN X2 Sedang DAN X3 Standar MAKA Y Tetap

Sehingga aturan ke-5 ; 5= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R6] JIKA X1 Sedikit DAN X2 Sedang DAN X3 Tinggi MAKA Y Bertambah

(48)

[R7] JIKA X1 Sedikit DAN X2 Luas DAN X3 Rendah MAKA Y Berkurang

Sehingga aturan ke-7 ; ∝7= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R8] JIKA X1 Sedikit MAKA X2 Luas DAN X3 Standar MAKA Y Berkurang

Sehingga aturan ke-8 ; 8= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R9] JIKA X1 Sedikit DAN X2 Luas DAN X3 Tinggi MAKA Y Tetap

(49)

[R10] JIKA X1 Standar DAN X2 Sempit DAN X3 Rendah MAKA Y Tetap

Sehingga aturan ke-10 ; 10= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

(50)

[R13] JIKA X1 Standar DAN X2 Sedang DAN X3 Rendah MAKA Y Berkurang

Sehingga aturan ke-14 ; 14= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

(51)

Y = 3.589

Sehingga aturan ke-15 ; ∝15= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

(52)

�−3.258

Sehingga aturan ke-20 ; 20= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

(53)

�−2.267

Sehingga aturan ke-21 ; 21= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R22] JIKA X1 Banyak DAN X2 Sedang DAN X3 Rendah MAKA Y Tetap

Sehingga aturan ke-22 ; 22= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

(54)

= min ( 0 ; 0 ; 0 )

Sehingga aturan ke-26 ; ∝26= 0 maka tidak ada daerah implikasi.

[R27] JIKA X1 Banyak DAN X2 Luas DAN X3 Tinggi MAKA Y Bertambah

(55)

= min ( 0 ; 1 ; 0 )

(56)

Dari aturan tersebut diperoleh solusi daerah fuzzy seperti gambar 3.5

0,585

D1 D2

0 3.258 3.644,1 3.918 Gambar 3.5 Solusi Daerah Fuzzy

3.2.5 Defuzzifikasi atau Penegasan

Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan tegas pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka

harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output.

Metode penegasan yang digunakan adalah metode Centroid dengan

domain kontinu yaitu dengan menggunakan rumus (2.8) :

� ∗= ∫ ��(�)��

� �

∫ �� (�)��

Gambar 3.5 menunjukkan daerah solusi fuzzy. Untuk menentukan nilai crisp Z, dilakukan dengan membagi daerah menjadi 2 bagian (D1 & D2) dengan luas masing-masing A1 & A2. Momen terhadap nilai keanggotaan masing-masing adalah M1 & M2.

� ∗

=

∫ ��(�)��

� �

∫ �� (�)��

=

1+�2

(57)

Menghitung Momen dan Luas :

a. Inferensi yang pertama merupakan fungsi naik, sehingga :

1= � � � −3.258

b. Inferensi yang kedua merupakan fungsi linear, sehingga :

(58)

Demikian seterusnya untuk setiap nilai input X1, X2, X3 dan output Y. Dengan menggunakan bantuan software Matlab maka akan didapatkan nilai peramalan Y yang

disajikan dalam tabel 3.5 berikut. Berikut salah satu nilai peramalan Y dengan menggunakan bantuan software Matlab :

Gambar 3.6 Input variabel X1, X2 dan X3

(59)

Tabel 3.5 Perbandingan Jumlah Produksi PTPN III dengan Fuzzy Mamdani

No. Tahun Bulan

Jumlah Luas Rata-rata Jumlah Produksi

Pemupukan Lahan Curah hujan PTPN III Mamdani

(ton) (ha) (mm) (ton) (ton)

1 2012 Januari 2956 23,914 93 3383 3160

2 Februari 18 23,909 169 2787 2320

3 Maret 989 23,909 175 2273 2860

4 April 2612 23,909 248 2179 3370

5 Mei 3917 23,909 206 2794 2940

6 Juni 4570 23,909 120 3140 2580

7 Juli 4570 23,909 173 3327 2830

8 Agustus 4598 23,909 151 2669 2750

9 September 2955 23,909 253 3324 3200

10 Oktober 4620 23,909 298 3576 2990

11 November 4620 23,909 340 3786 3130

12 Desember 4620 23,909 114 3918 2530

13 2013 Januari 2958 23,202 220 3504 3180

14 Februari 2954 23,202 222 2929 3180

15 Maret 2954 23,202 90 2473 2890

16 April 29 23,198 233 1937 2270

17 Mei 633 23,198 180 2384 2750

18 Juni 1986 23,198 94 2862 2920

19 Juli 2989 23,198 135 3245 2930

20 Agustus 3214 23,198 211 2452 3080

21 September 3336 23,198 226 3177 3070

22 Oktober 2956 23,198 395 3338 3200

23 November 2955 23,198 333 3329 3170

(60)

Tabel 3.6 Tabel Kesalahan Relatif

Adapun nilai kesalahan relatif diperoleh dengan rumus :

Kesalahan Relatif = ℎ����������������������−ℎ������������������

ℎ���������������������� �

Dari tabel 3.6 dapat dicari nilai rata-rata kesalahan relatif, yaitu :

Rata-rata kesalahan relatif = 3,4313324 = 0,14297

(61)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

a. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan logika fuzzy terhadap

peramalan jumlah produksi karet di PTPN III (PERSERO) berdasarkan variabel jumlah pemupukan, luas lahan dan rata-rata curah hujan dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi karet (Y) di bulan januari 2012 adalah 3.415,716 ton. Dimana data produksi karet (Y) dari PTPN III (PERSERO) adalah 3.383 ton. Hasil produksi menggunakan metode Mamdani lebih besar dibandingkan dengan hasil produksi dari PTPN III (PERSERO).

b. Metode fuzzy Mamdani bermanfaat untuk meramalkan jumlah produksi karet

PTPN III (PERSERO) dengan melihat perhitungan rata-rata kesalahan relatif

dari jumlah produksi sebenarnya dengan ramalan jumlah produksi fuzzy

Mamdani sebesar 14,297 %.

4.2 Saran

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Draper, N.R. and Smith, H.,1992. “Analisis Regresi Terapan”. Jakarta: edisi kedua, Penerbit PT. Gramedia.

Frans Susilo SJ. 2003. Himpunan dan Logika Kabur Serta Aplikasinya. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Kusumadewi, Sri. 2002. Analisi & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan TOOLBOX MATLAB. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Kusumadewi, Sri & Purnomo, Hari. 2010. ”Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan”. Yogyakarta : edisi 2, Penerbit Graha Ilmu.

Mulyono, Sri. 1996. “Teori Pengambilan Keputusan”. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.

Setiadji. 2009 “Himpunan dan Logika Samar serta Aplikasinya”. Graha Ilmu. Yoyakarta.

Sri Widodo, Thomas, 2005. “Sistem Neuro Fuzzy Untuk Pengolahan Informasi, Pemodalan dan Kendali”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Zadeh, L.A., Fuzzy sets as a basic for a theory of possibility, Fuzzy sets and system, 1,

Gambar

Gambar 1.1 Representasi Linear Naik
Gambar 2.1 Representasi Linear Naik
Gambar 2.2 Representasi Linear Turun
Gambar 2.4 Representasi Kurva Trapesium
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, dibuat sistem untuk recruitment karyawan dengan cara mengumpulkan data pelamar melalui internet, untuk mendapatkan data pelamar dibuat sistem penerimaan

Naime, spominjući pojavu panpedagogizma — »optimističnog povjerenja u odgojnu svemoć masovnog filmskog medija« — Majcen odmah upozorava kako prema takvu pristupu:

Siklus PTK model Tagart dan Kemis (Arikunto, 2006). Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan melalui siklus kegiatan yang terdiri dari dua siklus sebagaimana Gambar 2.

Alasan lain yang menyenangkan adalah dapat dimainkan dan dinikmati berbagai usia dan tingkat kemampuan, dapat dimainkan di segala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir,

memiliki divisi produksi yang yang lebih besar dari divisi lainnya, sehingga penulis ingin mengetahui apakah pemikiran bahwa pengendalian mutu adalah tanggung jawab penuh

– Transparency and integrity (for example, conflicts of interest, research funding, reporting standards – Peer review and the role of the editorial team beyond that of the

Hal ini terjadi karena semakin kaya udara menyebabkan bahan bakar memiliki udara yang berlebih sehingga bahan bakar (fuel) yang terbakar secara difusi semakin

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa siswa melakukan bolos sekolah karena merasa malas atau tidak suka terhadap salah satu mata pelajaran dan suasana kelas yang