• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah kepemimpinan camat dalam pembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "makalah kepemimpinan camat dalam pembang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dan seluruh rakyat adalah suatu tuntutan kelanjutan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 yang menjamin terwujudnya pembangunan Indonesia seutuhnya.

Pembangunan Nasional bertujuan mewajudkan masyarakat yang adil dan makmur secara merata baik material maupun spritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan Nasional tersebut, maka pemerintah bersama-sama dengan seluruh rakyat melaksanakan pola umum pembangunan jangka panjang, yang pelaksanaannya dilaksanakan mulai tahun 1969 sebagai tahapan pembangunan lima tahun yang pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya, hingga era reformasi saat ini.

Dalam konteks tersebut, tampak bahwa pembangunan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu konsekuensi yang muncul adalah pentingnya meningkatkan peranan kepemimpinan yang mampu menggerakkan dan mengelola sumber daya manusia dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

(2)

yang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat diharapkan mampu memacu aktivitas mereka terhadap pembangunan.

Agar pembangunan dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan maka pembangunan haruslah dilakukan secara bertabap dan berencana. Dalam menetapkannya didasarkan pada kenyataan dan kemampuan yang ada dewasa ini, khususnya di daerah masih terbatas sungguhpun secara potensial negara memiliki sumber-sumber alam yang berlimpah yang masih terpendam dan memberi harapan untuk masa-masa yang akan datang.

Dalam rangka lebih meningkatkan pembangunan daerah diperlukan kemampuan pengelolaan pembangunan dari seluruh aparatur pemerintah dan partisipasi masyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat dalam rangka mewujudkan otonomi daerah yang lebih nyata dan bertanggung jawab .

Pembangunan sekarang ini dimana pembangunan nasional Indonesia memasuki era pemerintaban baru, dimana gerak pembangunan merupakan suate hal yang tidak mudah dilaksanakan tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari berbagai golongan dan lapisan masyarakat. Agar dapat mewujudkan pembangunan ini, peran kepemimpinan mempunyai pengaruh yang besar, karena salah satu fungsinya adalah mengarahkan organisasi.

(3)

penggerakan terhadap masyarakat, yang tentunya diperlukan seorang pemimpin yang benar-benar mampu melaksanakan tugasnya dalam pembangunan.

Beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah dengan menciptakan manusia sebagai sumber daya yang berkualitas, seperti yang digariskan pada REPELITA V dan VI, baik melalui itu, melalui jalur pendidikan dan pelatihan keterampilan baik formal maupun informal yang semua kegiatan berakhir pada tujuan untuk menciptakan manusia-manusia yang terampil, cerdas, dah bertanggung jawab, punya skill pada bidang kerja masing-masing dan mengabdikan dirinya untuk mengisi pembangunan pada masyarakat, bangsa dan negara serta punya sikap mental yang bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam membentuk manusia indonesia yang berkualitas, kita bisa ambil contoh hal-hal yang berlaku yang ada dinegara lain yang lebih maju, dimana tingkat pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan ideologi yang sangat berlainan dengan bangsa kita, untuk itu kita harus bisa membedakan mana yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai budaya kita, sehingga keutuhan dan persatuan bangsa dapat dipertahankan guna mendukung pembangunan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

(4)

tergantung atas kemampuan para pemimpin untuk menggerakkan sumber-sumber dan alat yang tersedia secara efesien, ekonomis, dan efektif.

Bertolak dari anggapan bahwa kepemimpinan inti dan manajemen, dalam hubungan ini manajemen tidak melaksanakan sendiri kegiatannya melainkan hanya dimiliki oleh seorang pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinannya dalam pembangunan.

Mengingat Camat selaku kepala pemerintahan - atau kepala wilayah dan ia sebagai pegawai negeri pusat yang diperbantukan diwilayah kecamatan, ia dituntut harus mampu mengelola pelaksanaan pembangunan, sehingga pembangunan dapat dinikmati oleh rakyat, dan ia harus dinamis dan kreatif dalam menggerakan para aparatnya secara berkesinambungan, dimana para aparat mampu menjads aparatur pemerintah yang efektif dan efesien dalam melaksanakan pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Karena kepemimpinan Camat sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan di daerahnya.

(5)

kepala desa / kelurahan yang ada dilingkungannnya, melalui lembaga ketahanan masyarakat desa sebagai wahana penampung keinginan masyarakat dan penggerak partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Namun yang menjadi permasalahan atau kendala kepemimpinan camat dalam pembangunan di Kecamatan ... Kabupaten ... disebabkan oleh adanya aparat atau pegawai kecamatan yang menguasai bidang pekerjaannya atau tidak sesuai dengan keahliannya serta kurangnya sarana dan prasarana di Kecamatan dalam menunjang pelaksanaan pembangunan.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas. Maka penulis membatasi permasalahan hanya pada kepemimpinan camat dalam pembangunan di Kecamatan ... Kabupaten ...

C. Perumusan Masalah

Bertitik tolak pada permasalahan tersebut dan adanya berbagai masalah mengenai fenomena dari objek penelitian, maka rnasalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana kepemimpinan camat dalam pembangunan di Kecamatan ... . b. Fakor-faktor apa saja yang menghambat kepemimpinan Camat dalam

pembangunan di Kecamatan ... .

(6)

D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penulisan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui kepemimpinan Camat dalam pembangunan di Kecamatan ... .

b. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang menghambat kepemimpinan Camat dalam pembangunan di Kecamatan ... .

c. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilaksanakan camat untuk mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan masukkan bagi kantor kecamatan ... Kabupaten ... Khususnya yang berkenaan dengan kepemimpinan camat dalam pembangunan,

b. Menambah ilmu yang didapat waktu kuliah.

c. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang lebih luas dalam bidang Ilmu Administrasi Negara,

BAB II

(7)

A. Teori/Definisi

1. Pengertian Kepemimpinan Dan Pembangunan a. Pengertian Kepemimpinan

Seiring orang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari manajemen. Memang demikian halnya, karena kepemimpinan merupakan motor penggerak atau daya penggerak dari semua sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia bagi organisasi. Pemimpin-pemimpin yang efektif merupakan orang yang bermotivasi tinggi. Mereka dengan sukarela berusaha menciptakan standar-standar prestasi yang tinggi bagi mereka sendiri. Kemampuannya dalam menentukan format-format kebijaksanaan dalam proses kegiatan sangat relevan dengan tujuan yang akan dicapai. Sosok-sosok jiwa pemimpin seperti inilah yang mampu memberikan gerak maju bagi bawahannya, mereka berusaha mengetahui banyak mengenai hal-hal yang bersifat tantangan dan problem-problem yang tidak dapat dipecahkan sekitar mereka, dalam arti lain mereka menyukai tantangan.

Untuk memperoleh pengertian tentang kepemimpinan penulis mengutip beberapa pendapat para ahli seperti Miftah Thoha (1993 : 9) yang mengemukakan bahwa :

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

(8)

kehidupan sehari-hari. seni yang dimiliki oleh seorang

pemimpin dengan caraya sendiri sehingga dia mampu mempengaruhi perilaku orang lain kearah yang akan dituju.

Sedangkan menurut (Buchari Zainun, 1984 : 3) mengatakan bahwa :

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau ketangguhan yang bersumber dari kemampuan untuk mencapai cita-cita dengan keberanian mengambil resiko yang bakal terjadi. Dengan kekuatan atau ketanguhan itu seseorang atau kelompok orang mampu menguasai dan mengandalikan orang banyak untuk mencapai cita-cita yang dimaksud.

Selain itu dua pendapat diatas, penulis juga mengutip pengertian pemimpin menurut Dann Sugandha dalam bukunya kepemimpinan didalam Administrasi adalah sebagai berikut : "Pemimpin biasanya diartikan sebagai orang yang mempunyai tugas mengarahkan dan membimbing bawahan hingga dapat menggerakkan mereka kearah tercapainya tujuan organisasi" (Dann Sugandha, 1986 : 62). Sedangkan menurut, sondang P. Siagian dan Drs. Ngalim Purwanto, yang dikutip oleh M. Karyadi kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar supaya melakukan pekerjaan bersama menuju tujuan tentu yang telah ditentukan terlebih dahulu (M. Karyadi, 1997:4).

(9)

Dengan demikian jelaslah bahwa seorang pemimpin dalam kepemimpinannya dapat dilaksanakan oleh siapapun dan bagaimanapun tetapi dengan syarat dapat menunjukkan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk tujuan tertentu. Sedang pemimpin harus memiliki kemampuan unutk menentukan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mencapai tujuan untuk dari pada organisasi. Hal tersebut merupakan adanya suatu pengertian tentang bagaimana tindak-tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi aktifitas bawahan dalam suatu kelompok yang bersangkutan seta meliputi berbagai pembuatan keputusan yang efektif dari pemimpin tersebut.

b. Syarat-Syarat Pemimpin

Syarat kepemimpinan ini mengandung arti bahwa pemimpin mengetahui dirinya sebagai seorang yang dapat dan memenuhi keinginan-keinginan kelompok membantu dalam kondisi-kondisi kerja yang diinginkan, membantu dalam menentukan tujuan yang realitis, dan kelangsungan hidup kelompok.

(10)

Tugas terpenting dan terutama seseorang pemimpin ialah untuk memimpin orang-orang. Untuk melaksanakan tugas tersebut dengan baik seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yaitu :

1. Memiliki kondisi fisik yangs sehat, sesuai dengan tugasnya.

2. Berpengatahuan luas

3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui dan berkat kepemimpinannya.

4. Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas dari pada tujuan yang hendak dicapai.

5. Memilki staming (daya kerja) antusiasme yang besar. 6. Gemar dan cepat mengambil keputusan

7. Objektif dalam arti dapat menguasai emosi dan lebih banyak menggunakan rasio.

8. Adil dalam memperlakukan bawahan. 9. Menguasai prinsip-prinsip human relation. 10. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi 11. Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat

12. Mempunyai gambaran menyeluruh mengenai semua aspek kegiatan organisasi. (Sondang P. Siagian, 1980 : 39)

Untuk mencari seorang pemimpin yang mempunyai syarat-syarat seperti diatas memang masih sulit ditemukan bahkan tidak ada, untuk itu perlu adanya koreksi dalam mencalonkan atau pencalonan seorang pemimpin yang setidak-tidaknya mendekati syarat-syarat tersebut. Selanjutnya untuk lebih melengkapi tetang syarat-syarat kepemimpinan maka penulis sajikan syarat-syarat kepemimpinan menurut Prof. Dr. Sarwono Praworahajo sebagaimana yang dikutip oleh Drs. Mukiyat yaitu :

(11)

hendak dicapai oleh organisasinya, dan cara yang hendak dipakai dalam mencapai tujuan itu.

2. Para pengikut seorang pemimpin ingin mendapat keyakinan bahwa kepentingan mereka selalu dipikirkan dan diperjuangkan. Para pengikut ingin diyakinkan bahwa kata-kata yang diucapkan oleh pemimpinnya dapat dipercaya dan mereka tidak usah takut akan ditinggalkan atau dikhianati dalam waktu menghadapikesulitan-kesulitan.

3. Seorang pemimpin harus berani bertindak tegas dan memikul tanggung jawab terhadap akibat tindakannya. Sikap tegas tidak berarti keputusan-keputusannya harus diambil dengan tergesa-gesa.

4. Dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknik, untuk berbagai pekerjaan dan sampai pada suatu tingkat organisasi yang tertentu, maka ada suatu keharusan bahwa seorang pemimpin yang dalam tekhnical knownya lebih unggul dari pada pembantunya.

5. Sebenarnya tidak usah lagi ditegaskan bahwa dengan demikian makin tinggi tingkat seseorang pemimpin makin diperlukan intelegensinya yang tinggi. Mutu yang diperlihatkannya dalam mengambil keputusan yang tepat dan cepat dalam memberikan penilaian yang inti suatu persoalan, haruslah tinggi bagi pemimpin yang demikian itu.

6. Pemimpin sebagai pembimbing adalah tugas dari seorang pemimpin untuk memberikan bimbingan kepada mereka yang bekerja di bawahannya. Mereka ini perlu mengerti dan menerima apa yang dikehendaki oleh pihak pimpinan, agar supaya mereka lebih ikhlas menjalankan maksud itu (Drs. Mukiyat, 1974 : 224).

Selanjutnya penulis mengutip pendapat Kartini Kartono (1980:3) bahwa konsep mengenai kepemimpinan itu harus selalu berkaitan dengan tiga hal penting yaitu :

(12)

- Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberi ewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.

- Kewibawaan ialah kelebihan keunggulan, keutamaan, sehingga rang mampu "mbawani" atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatantertentu.

- Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecapan keterampilan tekhnis maupun sosial, yang dianggap melebihi kemampuan sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa (Kartini Kartono, 1980 : 31).

Maka jelaslah, pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan-kelebihannya tersebut dia bisa berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya. Terutama sekali ialah kelebihan di bidang moral dan akhlak semangat juang, ketajaman intelegensi, kepekaan lingkungan dan ketekunan keuletan.

c. Gaya Kepemimpinan

(13)

Dalam konteks tersebut J. Ribaru (1978:9) mengatakan bahwa "gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin membawa diri sebagai pemimpin atau cara berlagak dalam menggunakan kekuasaannya". Dalam hubungannya dengen perilaku pemimpin ini Miftah Thoha menggolongkan dalam dua hal yang biasa dilakukan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya atau perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sejauhmana seorang pemimpin melibatkan komunikasi satu arah.

Bentuk pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain : menetapkan peranan yang seharusnya diikuti dan dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya dikerjakan. Sedangkan perilaku mendukung adalah sejauhmana seorang pemimpin melibatkan komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi dan melibatkan para pengikut dalam mengambil keputusan. Mengenai gaya kepemimpinan, dikemukakan oleh Duncan sebagaimana dikutip oleh Adam Indra Wijaya tentang beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu :

1. Kepemimpinan Otokratis 2. Kepemimpinan Demokratis

(14)

Untuk lebih jelasnya mengenai corak dan macamnya tindakan dari berbagai kepemimpinan, penulis jelaskan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Otokratis

Kepemimpinan gaya kepemimpinan dimana pemimpin banyak mempengaruhi atau menentukan perilaku pengikutnya. Dalam hal ini pemimpin lebih banyak memperhatikan pencapaian tujuan, untuk itu lebih banyak menentukan apa yang harus dicapai dan dilaksanakan serta bagaimana mencapainya.

Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang berdasarkan kekuasaan mutlak. Segala keputusan berada disatu tangan, yaitu pemimpin otoriter itu menganggap dirinya lebih mengetahui dari pada orang lain yang berada dalam kelompoknya setiap keputusannya dianggap sah dan pengikutnya menerima tanpa pertanyaan. Pemimpin ini dianggap sebagai manusia super. Kepemimpinan ini mempunyai kebaikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dilaksanakan dengan cepat atau dalam keadaan darurat.dari sisi buruknya kepemimpinan ini tidka pantas dilakukan setiap waktu, bawahan tidak senang kepada pemimpinnya, pekerjaan pemimpin menjadi banyak, dan bawahan akan berhenti berkerja apabila pemimpinnya pergi.

(15)

Merupakan gaya kepemimpinan yang banyak menekan pada partisipasi pengikut dari pada kecenderungan pemimpin menentukan sendiri. Para pengikut atau anggota selaku diberi kesempatan menentukan apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Gaya kepemimpinan ini pada umumnya berasumsi bahwa pendapat orang banyak lebih baik daripada sendiri, dengan adanya partisipasi maka akan menimbulkan tanggung jawab pelaksanaannya. Partisipasi memberikan kesempatan pada para anggota untuk mengembangkan diri mereka sendiri

Kepemimpinan ini mempunyai kelebihan antara lain, bawahan tetap bekerja walaupun pemimpinnya tidak ada dan selalu timbul kegairahan dan rasa senang pada kelompok ini.

3. Kepemimpinan gaya bebas (The Lassez Faire)

Merupakan gaya kepemimpinan yang lebih banyak menekan keputusan kelompok dalam gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik menurut kelompok itulah yang menjadi keputusan dan bagaimana pelaksanaannya tergantung kelompok.

(16)

Kepemimpinan ini mempunyai keburukan seperti, bawahan tidak menyukai pimpinannya, cara kerja yang tidak karuan dan ada semacam ketidakpuasan dari bawahan. Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas maka terlihat bahwa aya kepemimpinan Demokrasilah yang paling ideal untuk diterapkan pada saat sekarang ini.

d. Jenis-jenis Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan masalah yang mempunyai segi, sehingga dapat dipandang dari berbagai sudut, seperti cara pengangkatan yang dikemukakan oleh Kartini Kartono (1980:5) yaitu :

1. Peimipin formal adalah orang yang terorganisasi ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk mengaku suatu jabatan dalam suatu organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan.

2. Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencoba kedudukan sebagai seorang yang mampu mengetahui kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

(17)

1. Kepemimpinan Kharismatik adalah kepemimpinan seseorang yang seolah-olah diberi tugas khusus dan karena itu dikaruniai bakat-bakat khusus oleh Tuhan, yang memimpin sekelompok orang untuk mengarungi tantangan hidupnya. Pemimpin kharismatik merasa terpanggil dan diberikan tugas untuk memimpin merasa terikat kepada dan mengikutinya dengan gairah,

2. Kepemimpinan Tradisional adalah kepemimpinan seseorang yang mendapatkan kekuasaan berdasarkan warisan dari leluhurnya. Jadi pelimpahan wewenang berjalan melalui saluran keturunan.

3. Kepemimpinan legal adalah kepemimpinan seseorang yang mendapatkan kekuasaan berdasarkan prosedur pelimpahan, pengangkatan, pelantika dan pengukuhan yang diatur dengan hukum pasif yang berlaku dalam masyarakat (J. Ribaru, 1978 : 7).

e. Kepemimpinan Suksesi Dan Efektif

Aktivitas pemimpin mempengaruhi para bawahannya atau orang lain yang berada di bawah hirarkinya, dapat dijadikan landasan untuk mengetahui kesuksesan dan efektivitas kepemimpinan seseorang. Sehubungan dengan itu, Miftah Thoha (1987:145) dalam bukunya "Perspektif Peritaku Birokrasi" mengemukakan bahwa:

(18)

Berdasarkan pendapat diatas, jelas babwa kesuksesan seorang pemimpin belum menjamin efektivitas kepemimpinannya. Sebab, jika gaya kepemimpinan diterapkan oleh seorang pemimpin tidak menjamin kesamaan pengharapan oleh seseorang pemimpin tidak menjamin kesamaan harapan para bawahan, dan jika para bawahan hanya terpaksa melaksanakan pekerjaan karena kekuasaan jabatan pemimpin atau karena adanya sanksi, baik berupa penghargaan atau hukuman, maka kepemimpinan tersebut dapat dikatakan sukses tetapi belum efektif.

(19)

Jadi seorang pemimpin dapat menjadi sukses tetapi tidak efektif apabila memiliki pengaruh terhadap perilaku orang lain. Sebaliknya apabila kepemimpinan itu sukses sekaligus efektif, maka pengaruhnya cenderung membuahkan hasil yang berlaku lama dan dapat dipergunakan untuk mengembangkan organisasi.

2. Pengertian Pembangunan

Pada hakekatnya pembangunan terdiri dari kata dasar "bangun" dimana kata bangun tersebut mengandung pengertian bangkit, bergerak dari keadaan yang statis menjadi dinamis menurut Bintoro Tjokromidjojo dalam bukunya Administrasi pembangunan mengemukakan definisi dari batasan pembangunan sebagai berikut :

Pembangunan adalah suatu proses dari aktivitas kegiatan menusia yang bersifat dinamis yang merubah keadaan yang tadinya statis, disamping itu juga proses pembangunan membuat yang tadinya belum ada menjadi ada atau suatu aktivitas manusia untuk merubah keadaan yang tadinya kurang baik menjadi baik, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan" (Bintoro Tjokromidjojo, 1980 : 40).

(20)

B. HIPOTESA

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka teoritis yang telah diuraikan diatas, maka hipotesa yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Penelitian Kepustakaan

Yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan disini adalah, penelitian dalam mengkaji/menganalisis masalah penelitian selalu berupaya merujuk pada berbagai bahan pustaka/literatur yang relavan dalam masalah penelitian. Oleh karena itu, peneliti berupa yang mengumpulkan dan mempelajari beberapa bahan pustaka/literatur yang berkaitan dengan pokok masalah. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu dengan cara mengumpulkan data primer yang diperoleh secara langsung pada objek penelitian, oleh karena itu maka penulis secara langsung tujuan ke lapangan untuk melakukan tanya jawab pada informan yang peneliti anggap mengetahui dan terlibat langsung tentang kepemimpinan camat dalam pembangunan pada Kecamatan ... Kabupaten ...

B. Pendekatan Penelitian

(22)

C. Tipe Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tipe deskriptif yaitu untuk menggambarkan tentang suatu keadaan tertentu atau fenomena tertentu tanpa melakukan analisa terhadap data yang terkumpul. Selanjutnya penelitian deskriptif ini hanya memberikan gambaran tentang kepemimpinan camat dalam pembangunan di Kecamatan ... Kabupaten ...

D. Populasi dan Sampel a. Populasi

Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai dan seluruh masyarakat.Kecamatan ... Kabupaten ...

b. Sampel

Berdasarkan populasi diatas, selanjutnya penulis melakukan pengambilan sampel secara purposive Sampling dengan maksud agar sampel yang diambil dianggap dapat mewakili seluruh populasi.

Berdasarkan porpusive sampling tersebut, terpilih sebagai sampel adalah sebanyak 9 orang yaitu :

(23)

E. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Merupakan suatu teknik yang penulis lakukan untuk mengadakan pengamatan secara langsung pada objek penelitian dalam rangka pengumpulan data sehubungan dengan judul dan masalah yang diteliti

b. Wawancara

Merupakan suatu teknik yang penulis lakukan dengan cara mengadakan wawancara bebas secara langsung, terhadap pimpinan dan sebagian pegawai responden penelitian yang dilakukan pada kantor camat ... Kabupaten ... tentang hal-hal yang berkenaan dengan kepemimpinan dan pelaksanaan pembangunan di wilayah kecamatan

F. Analisa Data

Referensi

Dokumen terkait

4) Penelitian terdahulu yang keempat, “Faktor Yang Mempengaruhi Pemutusan Hubungan Kerja Karyawan Pada PT.PLN (Persero) Rayon Manado Utara” Oleh Mawey Z. Penelitian ini

Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi peserta didik SMA yang tidak mampu di dalam menentukan pilihan peminatan, baik kelompok mata pelajaran

KESATU : Membentuk Satuan Tugas Anti Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) Berbasis Masyarakat di Tingkat Desa Mappedeceng, Desa Benteng, Desa

1- mendahului: yakni, makmum mendahului imam dalam bertakbir, atau ruku, atau sujud, atau salam, dan lainnya. Perbuatan ini tidak boleh, dan barangsiapa yang melakukannya

Perangkapan kepemimpinan dapat dengan mudah digunakan pemimpin untuk mengakumulasi kekuasaan dengan alasan demi kepentingan masyarakat, sehingga munculnya

Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran Table matrik ini untuk !etiap pa!angan kriteria-kriteria, ukuran kuantitati dan kualitati dari eek yang

Dampak dari pengelolaan Koperasi Kredit Bina Masyarakat (BIMA) Sintang sebagai jasa keuangan yang masih belum mampu dalam mendatangkan kesejahteraan bagi anggotanya

Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah