• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN JANTUNG (CARDIOVASCULAR) PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMA KOSGORO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN JANTUNG (CARDIOVASCULAR) PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMA KOSGORO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN JANTUNG (CARDIOVASCULAR) PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

BOLA VOLI SMA KOSGORO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

VINSENSIA YUFITA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji : 1) pengaruh interval training terhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular), 2) pengaruh circuit training terhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) dengan sampel penelitian ialah seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dengan populasi adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli yang berjumlah 30 siswa putri, karena populasi kurang dari 100 maka penelitian ini adalah penelitian sampel populasi. Instrumen penelitian untuk mengetahui daya tahan kerja jantung dan pernapasan menggunakan tes balke atau lari 15 menit. Sedangkan teknik analisis data hasil penelitian menggunakan uji-t.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan

perkembangan zaman.

Pendidikan Jasmani menurut Seaton (1974) adalah bentuk pendidikan yang memberikan perhatian pada pengajaran pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak manusia. Pendidikan Jasmani mempunyai keunikan dibandingkan dengan pendidikan yang lain, yaitu memberikan kesempatan untuk

mengembangkan karakter dan sifat sosial yang lebih besar untuk diwujudkan dalam praktik pengajaran. Pendidikan Jasmani adalah satu aspek dari

(3)

Salah satu kegiatan yang ada dalam ekstrakurikuler di SMA Kosgoro adalah cabang olahraga bola voli. Permainan bola voli adalah olahraga yang

dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan dari permainan bola voli adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Dalam tujuan ekstrakurikuler bola voli sebagai media penyaluran bakat dan minat yang pada akhirnya pembinaan prestasi, ekstrakurikuler bola voli berupaya melatih siswa menguasai keterampilan yang menunjang dalam permainan bola voli. Keterampilan-keterampilan itu berupa keterampilan dasar seperti passing bawah, passing atas, smash, servis bawah, servis atas, blocking dan lainnya. Penguasaan keterampilan bola voli diperlukan agar permainan dapat berjalan dengan baik.

Untuk mempelajari keterampilan gerak tersebut diperlukan komponen kondisi fisik yang baik yang meliputi kekuatan, kecepatan, kelincahan, reaksi,

fleksibilitas, daya tahan otot, daya tahan jantung, ketepatan, keseimbangan dan koordinasi. Selain itu untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan

kesegaran jasmani seseorang sehingga menunjang pencapaian prestasi siswa dalam bidang olahraga, seorang pendidik harus mempunyai wawasan yang luas. Pendidik juga harus mengerti tentang teori dan metodologi latihan yang akan mendukung prestasi siswa. Hal ini membuktikan bahwa seorang pendidik harus mengikuti perkembangan dunia olahraga yang semakin hari semakin modern dalam proses mengajar dan melatih siswa untuk berprestasi

(4)

erat hubungannya dengan olahraga telah dilibatkan untuk mendukung teori

Berdasarkan uraian di atas, maka latihan penting bagi siswa. Harsono (1988:101) mengatakan bahwa,trainingadalah proses yang sistematis dari berlatih atau berkarya yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Agar latihan tersebut dapat meningkatkan prestasi bola voli siswa maka ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama, yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental.

Dari empat aspek latihan di atas, ternyata latihan fisik memang memegang peranan yang sangat penting. Hal ini bisa dimengerti karena kondisi fisik merupakan dasar untuk dapat mengikuti latihan selanjutnya dengan baik, seperti yang dikatakan oleh Harsono (1988:100) bahwa perkembangan kondisi fisik menyeluruh amatlah penting, tanpa kondisi fisik yang baik siswa tidak akan bisa mengikuti latihan-latihan dengan sempurna.

(5)

dan modal bagi setiap siswa untuk meningkatkan kemampuan tubuhnya guna meraih prestasi yang diinginkan.

Daya tahan jantung (cardiovaskuler) adalah kemampuan mengkonsumsi oksigen tertinggi selama kerja maksimal. Daya tahan jantung (cardiovaskuler) digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran aerobik seseorang, kemudian juga dapat digunakan sebagai indikator penentuan beban latihan, sehingga dapat menggambarkan tenaga maksimal yang dapat dikerahkan secara maksimal saat berlomba. Sebenarnya setiap orang sudah mempunyai daya tahan akan tetapi daya tahan ini sifatnya relatif, maksudnya adalah daya tahan yang kita miliki kemungkinan besar tidak sama dengan daya tahan yang dimiliki orang lain. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, di antaranya postur tubuh, usia, dan juga kebiasaan gerak yang dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA Kosgoro Lampung Timur dalam pelaksanaan ekstrakurikuler bola voli, bahwa faktor penyebab belum

maksimalnya prestasi siswa cabang bola voli adalah kurangnya kemampuan siswa untuk mempertahankan penampilan dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga sering sekali saat latihan atau pertandingan yang

membutuhkan set panjang akan terlihat penurunan performa permainan siswa. Hal ini jelas sangat merugikan bagi tim, teknik yang baik tanpa daya tahan yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap prestasi yang dicapai siswa.

(6)

voli hanyalah berfokus pada latihan pengembangan teknik bermain bola voli, sedangkan latihan kondisi fisik hanya terbatas dengan latihan-latihan ringan tanpa adanya latihan yang lebih khusus guna meningkatkan kebuagaran jasmani siswa. Padahal baik latihan teknik dasar maupun kondisi fisik

keduanya adalah penting untuk latihan peningkatan awal, sehingga tercapailah prestasi yang optimal.

(7)

(recovery). Sedangkancircuit trainingmerupakan bentuk latihan yang terdiri dari beberapa pos latihan yang dilakukan secara berurutan dari pos satu sampai pos terakhir.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Interval TrainingdanCircuit TrainingTerhadap Peningkatan Daya Tahan Jantung (Cardiovascular) Pada siswa

Ekstrakurikuler Bola voli SMA Kosgoro Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kemampuan siswa untuk mempertahankan penampilan dalam jangka waktu yang relatif lama

2. Masih rendahnya daya tahan jantung (cardiovaskuler) pada siswa ekstrakurikuler bola voli SMA Kosgoro Lampung Timur.

3. Masih kurang seimbang program latihan pada ekstrakurikuler bola voli antara pemberian materi dan latihan kondisi fisik.

C. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah penelitian pada mengetahui pengaruhinterval trainingdancircuit trainingterhadap terhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) dengan sampel penelitian seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro.

(8)

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh dari latihaninterval trainingterhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur?

2. Apakah ada pengaruh dari latihancircuit trainingterhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur?

3. Manakah dari kedua jenis latihan yang memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh dari latihaninterval trainingterhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur? 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh dari latihancircuit trainingterhadap

peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur? 3. Untuk mengetahui jenis latihan mana yang memiliki pengaruh yang lebih

tinggi terhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur?

(9)

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi kepada guru Pendidikan Jasmani dan siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa ekstrakurikuler bola voli.

2. Bagi peneliti lainnya menjadi bahan informasi peneliti untuk kepentingan penelitian berikutnya.

3. Sebagai latihan pertimbangan bagi guru/pelatih untuk menggunakan interval trainingdancircuit traininguntuk meningkatkan daya tahan jantung (cardiovascular) bagi siswa.

G. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya salah pengertian tentang istilah dalam

penelitian ini, maka dijelaskan mengenai beberapa istilah agar para pembaca dapat memahami dengan jelas sehingga tidak timbul salah pengertian.

1. Latihan, menurut Harsono (1988:101) adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau pekerjaannya.

2. Interval training, menurut Suharjana (2004: 68) merupakan latihan yang bercirikan adanya interval kerja diselingi interval istirahat (recovery). 3. Circuit trainingmenurut Suharjana (2004: 69) merupakan bentuk latihan

yang terdiri dari beberapa pos latihan yang dilakukan secara berurutan dari pos satu sampai pos terakhir.

(10)

5. Daya tahan jantung, menurut Dede Kusmana (1997:37) adalah suatu kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

(11)

A. Kebugaran Jasmani

Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit dalam Arma dan Abdullah (1994: 146) ada dua definisi yang bisa digunakan. Dari sudut pandang fisiologis, kebugaran jasmani adalah kapasitas untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dari akibat latihan tersebut. Definisi kebugaran jasmani yang lebih umum adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi

melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang.

Menurut Sudoso Sumodisarjono (1989), kebugaran jasmani adalah

kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan mudah tanpa merasakan lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak.

Kemudian dari hasil rumusan pada seminar kesegaran jasmani yang

(12)

kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Berdasarkan pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa bila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi maka ia dapat melakukan kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dan untuk mempertahankan kesegaran jasmani maka diperlukan banyak latihan yang teratur.

B. Komponen Komponen kebugaran Jasmani

Kriteria kebugaran jasmani ditentukan oleh dua komponen yaitu komponen kesehatan dan komponen keterampilan. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari 4 hal pokok, yaitu; a. cardiovaskular endurance (daya tahan

kardiovaskuler), b. muscular endurance and strength (daya tahan dan kekuatan otot), c. body composition (keseimbangan pertumbuhan tubuh), dan d.

flexibility (kelentukan). (Hafen dalam Ichsan, 1988: 55). Sedangkan komponen keterampilan terdiri dari 5 hal pokok, yaitu; a. muscular power (kekuatan otot), b. agility (kelincahan), c. speed (kecepatan), d. muscle bulk (ketebalan otot), dan e. posture (bentuk tubuh). (Wynder dalam Ichsan, 1988: 55)

(13)

kebugaran jasmani meliputi: kekuatan, daya tahan otot, daya tahan cardioaskular dan fleksibilitas.

Mengacu kepada batasan mengenai kebugaran jasmani dan pendapat para pakar mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam kebugaran jasmani, maka dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam lingkup

kebugaran jasmani meliputi : 1) kekuatan, 2) daya ledak (power), 3)

kecepatan, 4) kelenturan, 5) daya tahan otot, 6) daya tahan kardio-respiratori.

Menurut M. Sajoto (1995) aspek-aspek kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja baik dalam peningkatan maupun pemeliharaan kondisi fisik. Komponen kondisi fisik itu meliputi :

1. Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

2. Daya tahan (endurance) dalam hal ini dikenal dua macam. Pertama adalah daya tahan umum (general endurance) yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan pekerjaan secara terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas dalam waktu yang cukup lama. Kedua adalah daya tahan otot (local endurance) yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban

tertentu.

3. Daya ledak otot (muscular power) kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kemampuan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan X kecepatan.

4. Kecepatan (speed) kemampuan seseorang dalam mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.

5. Daya lentur (flexibility) seseoraang dalam penyesuaian diri dalam aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

(14)

7. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.

8. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot.

9. Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.

10. Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, saraf, atau filling lainya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola.

Untuk memperbaiki kesegaran jasmani komponen- komponen tersebut harus dilatih. Jika hanya melatih satu komponen saja. Tidak dapat memperbaiki kesegaran jasmani seluruhnya. Maka guru pendidikan jasmani perlu menyusun program latihan yang mencangkup komponen- komponen tersebut sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

C. Daya Tahan Jantung

Kondisi fisik merupakan salah satu aspek latihan yang paling dasar untuk dilatih dan di tingkatkan, untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik

diperlukan persiapan latihan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kondisi fisik, daya tahan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk dilatih dan ditingkatkan menjadi stamina dalam upaya mencapai prestasi yang optimal.

(15)

Menurut Harsono (1988:155) daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja atau berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Maka bentuk latihan untuk mengembangkan daya tahan tubuh haruslah berlangsung untuk waktu lama, daya tahan jantung dan paru-paru sangat penting untuk menunjang kerja otot yaitu dengan cara mengambil oksigen yang menyalurkan ke otot yang aktif.

Daya tahan adalah suatu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah melakukan latihan-latihan, seperti setelah latihan circuit maupun interval. Yang dimaksud dengan daya tahan dalam penelitian ini adalah daya tahan sirkulatori respiratori, selanjutnya Harsono (1988:155) menjelaskan :

Circulatory respiratory enduranceatau yang menyebutcardiovascular endurance:circulatoryadalah hal yang berhubungan dengan peredaran darah; respiratorydengan pernapasan ;cardioberasal dari kata cardiac yang berarti

Suharjana (2004: 57) menjelaskan bahwa kebugaran aerobik adalah

kemampuan mengkomsumsi oksigen tertinggi selama kerja maksimal yang dinyatakan dalam liter/menit atau ml/kg/menit. Kebugaran aerobik disebut juga daya tahan paru jantung atau daya tahan kardiorespirasi, atau daya tahan kardiovaskuler. Dalam berbagai bulu pelatihan olahraga, kebugaran aerobic juga disitilahkan dengan nama kapasitas aerobic maksimal (Fox, 1987),

(16)

Berdasarkan perkembangan biologis masing-masing kelompok usia atau, maka kebutuhan kapasitas daya tahan jantung paru akan berbeda tiap siswa. Daya tahan yang tinggi dapat mempertahankan penampilan dalam jangka waktu yang relatif lama secara terus menerus.

Sistem latihan aerobik dapat mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh seperti :

1) Bertambah kuatnya otot-otot pernapasan untuk memungkinkan aliran udara yang cepat ke dalam dan ke luar paru-paru.

2) Bertambah kuatnya jantung untuk memompa lebih banyak darah dan oksigen pada tiap denyutan.

3) Menambah kuat otot-otot di seluruh tubuh.

Jadi, dengan aerobik, kita akan mendapatkan suatu pengaruh yang menuju pada perbaikan-perbaikan ataupun dapat melawan penyakit-penyakit tertentu diantaranya sakit jantung, sakit paru-paru, dapat menambah kesegaran jasmani, merubah sikap tubuh menjadi lebih tegap dan mental yang baik, menambah lebih waspada, percaya pada diri sendiri, serta untuk melawan penyakit-penyakit yang lainnya.

(17)

sehingga yang bersangkutan mampu bekerja secara kontiniu tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.

Gambar 1. Sistem Peredaran Darah Pada jantung. (Sumber:camphell et al 1999)

D. Interval Training

Interval training dapat diterapkan pada semua cabang olahraga yang membutuhkan endurance dan stamina, misalnya atletik, basket, voli, sepak bola, hoki, tenis, gulat, tinju, anggar, dan sebagainya. Jadi semakin panjang waktu dari suatu permainan maka semakin pentinglah daya tahan tersebut.

(18)

Sesuai dengan yang dikemukakan Harsono (1988:157) yang dimaksud dengan interval trainingadalah sistem latihan yang diselingi dengan masa-masa istirahat, misalnya latihan istirahat latihan istirahat dan seterusnya dalam sekali latihan. Interval training adalah acara latihan yang penting dimasukkan dalam program latihan keseluruhan. Interval training memberikan hasil yang sangat positif bagi perkembangan daya tahan maupun stamina atlet. Bentuk latihan dalam interval training dapat berupa lari (interval running) atau renang (interval swimming) dan juga dapat diterapkan dalam weight training, circuit training dan sebagainya.

Harsono (1988:157) menjelaskan bahwa dalam interval training, aspek interval dan istirahat ini penting sekali adanya. Istirahat pada sisteminterval trainingadalah istirahat aktif dan bukan istirahat yang pasif. Istirahat pada sistem inteval bisa berupa jalan,relaxed jogging, melakukan bentuk-bentuk latihan senam kelentukan, peregangan dan sebagainya. Jogging secara rileks adalah cara yang baik untuk pemulihan ataurecoveryyang cepat dan efektif. Jogging ini akan memasage darah kita lebih cepat ke jantung pada istirahat yang pasif .

Harsono (1988:157) menjelaskan dalam menyusun program latihan interval ada beberapa faktor yang harus dipenuhi, yaitu a) Lama latihan (jarak lari yang di tempuh); b) Beban latihan (waktu tempuh untuk jarak); c) Ulangan (repetition) melakukan latihan dan d) Masa istirahat (recovery internal) setelah setiap repetisi latihan (masa istirahat di antara setiap pengulangan).

Yang penting dalam memperkembangkan daya tahan adalah bahwa orang harus berlatih untuk waktu yang lama, jadi dengan repetisi yang banyak. Seperti hasil penelitian yang dikembangkan oleh para ahli bahwa secara mendasar, ada dua bentuk latihan interval, yaitu :

(19)

b. Cepat akan tetapi dengan jarak yang lebih dekat

E. Circuit Training

Circuit trainingdirancang selain untuk mengembangkan kardiorespirasi, juga untuk mengembangkan kekuatan otot. Menurut Suharjana (2004: 69)circuit trainingmerupakan bentuk latihan yang terdiri dari beberapa pos latihan yang dilakukan secara berurutan dari pos satu sampai pos terakhir. Jumlah pos antara 8-16 pos dengan istirahat dilakukan pada jeda anatar pos satu dengan yang lainya. Bentuk latihan biasanya disusun dalam lingkaran dan terdiri dari beberapa pos. Dengan sedikit kecerdikan dan kreatifitas pelatih akan dapat mendesain suatu sirkuit yang paling cocok untuk cabang olahraganya.

Menurut Harsono (1988: 227) bahwacircuit trainingadalah suatu sistem latihan yang dapat memperbaiki secara serempak fitness keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen-kompnen power, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, mobilitas, dan komponen-komponen fisik lainnya.

Selanjutnya Harsono (1988: 228) menjelaskan bahwa ada beberapa keuntungan berlatih dengancircuit trainingini:

1. Meningkatkan berbagai komponen kondisi fisik secara serempak dalam waktu yang relatif singkat

2. Setiap atlet dapat berlatih menurut kemajuannya masing-masing 3. Setiap atlet dapat mengobservasi dan menilai kemajuannya sendiri 4. Latihan mudah diawasi

5. Hemat waktu, karena dalam waktu yang relative singkat dapat menampung banyak orang berlatih sekaligus

(20)

tidak bisa dibuat seberat latihan sebagaimana yang diberikan dalam latihan kondisi fisik khusus. Oleh karena itu, setiap unsur fisik tidak akan bisa

berkembang sama optimalnya dengan perkembangan melalui latihan kondisi fisik khusus, kecuali stamina.

F. Latihan

Latihan sangat penting dilakukan dalam membantu peningkatan kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Untuk memungkinkan peningkatan prestasi, latihan haruslah berpedoman teori- teori serta prinsip- prinsip latihan tertentu. Tanpa melakukan latihan yang rutin maka mustahil atlet/peserta didik akan memperoleh prestasi yang diharapkan. Latihan adalah penyempurnaan fisik dan mental organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban, beban fisik, beban mental secara terarah dan meningkat.

Suatu latihan apapun bentuknya, jika dilakukan dengan benar akan memberikan suatu perubahan pada sistem tubuh, baik itu system aerobic, hormone maupun system otot. Menurut Nossek dalam Suharjana (2004: 13) latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang

komplek dengan memakai isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai dengan tujuan.

Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjannya. (Harsono, 1988 :101)

(21)

Yang diterjemahkan sebagai latihan adalah suatu aktifitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual mengarah kepada ciri- ciri fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Masih menurut Bompa latihan fisik yang dilakukan dengan sistematis, berulang-ulang dan terprogram akan memberi dampak positif bagi tubuh, sebagai berikut :

1. Jantung akan membesar, lebih kuat, penambahan volume dan curah jantung.

2. Bertambahnya jumlah pembulu kapiler disekitar otot. 3. Bertambahnya kemampuan darah membawa oksigen.

4. Bertambahnya kemampuan sel otot menghasilkan energi dengan penambahan konsentrasi enzim penghasil energi.

5. Bertambahnya kemampuan sel otot untuk menetralisir dan menghancurkan sisa-sisa pembakaran.

6. Bertambahnya kemampuan sel otot dan hati untuk bahan bakar terutama glikogen.

7. Bertambah besarnya ukuran otot.

(22)

kesusah, teratur dari sederhana ke kompleks. Berulang-ulang maksudnya agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah karena terbiasa.

Tujuantrainingmenurut Harsono (1988:99) adalah untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan dan prestasi agar semakin maksimal. Untuk mencapai hal tersebut ada beberapa aspek latihan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Latihan fisik (Physical training)

Latihan ditujukan untuk perkembangan ffisik secara meenyeluruh, karena olahraga sangat membutuhkan kondisi fisik yang prima.

b. Latihan Teknik (Technical Training)

Latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan pada saat bertanding, baik teknik yang telah ada atau mempelajari teknik-teknik baru.

c. Latihan taktik (Tactical Training)

Latihan untuk menumbuh kembangkan inteprestasi atau daya tafsir siswa. Teknik-teknik gerakan dengan baik haruslah dituangkan dan diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk-bentuk dan formasi-formasi permainan serta strategi dan taktik pertahanan dan penyerangan sehingga berkembang menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna.

d. Latihan Mental ( Physcological Training )

Latihan untuk mempertinggi efisiensi mental siswa, terutama bila siswa berada dalam posisi dan situasi stress yang kompleks. Tanpa memiliki mental yang bagus dapat dipastikan akan sulit mengatasi kondisi tersebut.

G. Prinsip Prinsip Latihan

Prinsip latihan atau training merupakan pedoman atau tata cara dalam melakukan suatu latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan adalah sebagai berikut :

a. Prinsip beban latihan (overlod principle)

(23)

berulaang kali dengan intensitas yang cukup tinggi dalm olahraga. Agar prestasi dapat meningkat siswa harus selalu berusaha untuk berlatih dengan beban kerja yang ada diatas ambang rangsang kepekaaannya. Kalau beban latihan terlalu ringan dan tidak ditambah maka berapa lamapun kita berlatih, seringpun kita berlatih atau sampai bagaimanapun capeknya kita mengulang-ulang latihan tersebut tidak akan mungkin meningkatkan prestasi. Jadi faktor beban atau overload dalam hal ini merupakn faktor yang sangat menentukan.

b. Prinsip Individualisasi (Multilateral development)

Menurut Harsono (1988:112) bahwa setiap orang mempunyai perbedaan individu masing-masing, demikian pula setiap siswa berbeda kemampuan, potensi dan karakteristik belajarnya. Oleh karena itu prinsip individualisasi yang merupakan salah satu syarat yang penting dalam latihan

kontemporer, Harus diterapkan kepada siswa, sekalipun mereka mempunyai tingkat prestasi yang sama. Seluruh konsep latihan harus disusun sesuai dengan kekhasan setiap individu agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai.

c. Prinsip Beragam (Variety principle)

Latihan merupakan proses panjang yang dilakukan berulang-ulang kali, hal ini sering menimbulkan kebosanan. Untuk mengatasinya guru/ pelatih harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan serta membuat aneka bentuk latihan.

d. Prinsip Kekhususan (The principle of specificity)

(24)

Kekhususan adalah latihan untuk satu cabang olahraga, mengarah pada perubahan harus ada kaitannya dengan keterampilan khusus.

e. Prinsip perkembangan menyeluruh (Multilateral principle) Menurut Harsono (1988:109) : Prinsip perkembangan multilateral didasarkan pada fakta bahwa selalu ada interpendensi ( saling ketergantungan ) antara semau organ dan sistem tubuh manusia dan proses-proses lahiriah dengan psikologis.

f. Prinsip latihan beraturan (The principle of progresissive resistance) Latihan hendaknya dimulai dari kelompok otot yang besar, keemudian dilanjutkan dengan otot yang kecil.

g. Variasi latihan, untuk mencegah kebosenan berlatih, pelatih harus kreaktif dan pandai menerapankan variasi-variasi dalam latihan.

h. Intensitas latihan, volume latihan mengacu pada kuantitas atau banyaknya materi dan bentuk latihan yang diberikan kepada atlet.

i. Volume latihan, volume latihan mengacu pada kuantitas atau banyaknya materi dan bentuk latihan yang diberikan kepada atlet.

j. Asas kompensasi, asas ini menganjurkan agar atlet pada waktu

pertandingan berada pada tahap overkompensasi, karena pada tahap inilah atlet memiliki energi/kinerja yang paling tinggi.

k. IPTEK, latihan keras dan intensitas yang tinggi tak akan banyak manfaatnya manakala tidak diintervensi dengan sentuhan-sentuhan IPTEK.

(25)

Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, mentalnya. Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani adalah suatu kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dalam Muhajir (2007: 2) dijelaskan definisi Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.

Menurut pakar Pendidikan Jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett dalam Arma Abdullah dan Agus Manadji (1994: 5) Pendidikan Jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

(26)

dengan pendapat Frost dalam Arma Abdullah dan Agus Manadji (1994: 6) Pendidikan Jasmani terdiri dari perubahan dan penyesuaian yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak.

Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis daam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas

berdasarkan pancasila Cholik Mutohir dalam Toho Cholik dan Rusli (1997).

Menurut Aip Syarifudin (1997:12) tujuan Pendidikan Jasmani dan kesehatan; 1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan

aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial. 2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemauan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

3. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 4. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi

untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

5. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efesien dan terkendali.

6. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

I. Permainan Bola Voli

(27)

jantung, ketepatan, keseimbangan dan koordinasi gerakan teknik secara keseluruhan.

Permainan bola voli diciptakan dan dikembangkan pertama kali oleh William G. Morgan, seorang ahli olahraga dari YMCA Holyok. Permainan bola voli bermula dimainkan untuk aktivitas rekreasi, yaitu bagi para bangsawan. Permainan ini menjadi berkembang dan menjadi populer di daerah-daerah pariwisata dan dilakukan di lapangan terbuka, untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Setelah bola baru tercipta, William G. Morgan

(28)

Gambar 2. Lapangan Permainan Bola Voli.

Seiring dengan upaya penyempurnaan permainan akan lebih menarik, maka unsur-unsur dalam permainan bola voli mengalami perubahan secara bertahap. Dalam sejarah perkembangan bola voli menyangkut empat hal pokok, yaitu teknik, peraturan permainan, sarana prasarana dan bentuk permainan. Pada dasarnya prinsip permainan bola voli adalah memantul-mantulkan bola agar bola jangan sampai menyentuh lantai atau tanah, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam lapangan sendiri dan diusahakan bola hasil sentuhan diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring atau net. Sesuai dengan prinsipnya permainan ini dikategorikan, kelompok

(29)

Selanjutnya

bola voli mengandung unsur-unsur keterampilan gerak yaitu:

1. Berupa tekni-teknik memainkan bola didalam permainan bola voli. 2. Nilai-nilai sosial seperti unsure kerja sama diantara teman seregu sangat

dibutuhkan.

3. Nilai-nilai kompetitif seperti memaknai keberhasilan dan ketidakberhasilan.

4. Kebugaran fisik. 5. Keterampilan berfikir. 6. Peningkatan mental.

7. Tertib hukum dan peraturan.

terampilan terbuka adalah keterampilan dimana lingkungan selalu berubah-ubah atau susah untuk diprediksi. Contohnya dalam pertandingan bola voli setiap regu selalu melakukan serangan yang bervariasi. Prinsip dasar dalam permainan bola voli menuntut adanya keterampilan terbuka atau open skill. Olahraga bola voli memiliki beberapa teknik dasar, keterampilan yang tinggi, penguasaan teknik dasar sangatlah diperlukan oleh setiap siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola voli.

Menurut Suharno HP (1985 : 1), permainan bola voli adalah cabang beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan. Maksud dan tujuan dari permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan lawan melewai atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola harus dipukul dengan satu tangan ke arah lapangan lawan melewati net. Setiap regu dapat

(30)

yang menang saturallypermainan memperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam pertandingan dengan terlebih dahulu mengumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka (Suharno HP, 1985 : 1).

Permainan bola voli termasuk cabang olahraga beregu, yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya secara sportif. Dalam cabang olahraga beregu setiap pemain dituntut untuk memiliki keterampilan yang baik. Keterampilan individu ini yang nantinya dapat digunakan untuk memperoleh angka, dengan cara mematikan bola ke daerah lawan. Angka dapat diperoleh dari bermacam macam teknik, antara lain: teknik servis, spike, defence, dan blok. Dari beberapa teknik serangan (attack) yang paling banyak digunakan untuk memperoleh angka (point) adalah teknik spike / smash.

Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain. Tipe-tipe pemain dalam permainan bola voli antara lain tipe pemain penyerang, tipe pemain bertahan dan tiep pemain pengumpan, lamanya permainan ditentukan oleh kemenangan salah satu tim yang bertanding dan harus memperoleh angka atau poin 25, kecuali bila tejadi angka seimbang (deuce).

(31)

tersebut sering kali menjadi tidak efektif. Setiap pemain akan mendukung kemampuan tim secara keseluruhan. Tim yang efektif dalam melakukan serangan akan memenangkan pertandingan. Suatu tim yang memiliki pemain dengansetterdanspikeryang cukup baik belum tentu efektif dalam

pertandingan.

J. Kerangka Berpikir

Permainan bola voli adalah cabang beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan

dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan. Maksud dan tujuan dari permainan ini adalah

menjatuhkan bola di lapangan lawan melewai atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola harus dipukul dengan satu tangan ke arah lapangan lawan melewati net. Setiap regu dapat memainkan bola sampai tiga kali pantulan untuk dikembalikan (kecuali perkenaan bola saat membendung). Dalam permainan bola voli hanya regu yang menang saturallypermainan memperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam pertandingan dengan terlebih dahulu mengumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka.

(32)

baik, diperlukan latihan yang teratur dengan beban sedikit demi sedikit ditambah, maka jantung dan paru-paru akan dirangsang untuk berkontraksi lebih kuat lagi, keadaan ini akan menjadikan daya tahan menjadi lebih baik.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis latihan untuk

meningkatkan daya tahan jantung, yaituinterval trainingdancircuit training. Pemilihaninteval trainingkarena pada sistem latihan ini beban latihan kian lama kian bertambah banyak dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, dengan intensitas yang maksimum dan repetisi sebanyak mungkin, akan menghasilkan perkembangan daya tahancardiovascularyang diinginkan. Demikian halnya dengan latihancircuit training, latihan yang terdiri dari beberapa pos latihan yang dilakukan secara berurutan dari pos satu sampai pos terakhir. Peneliti menduga bahwa unsurinterval trainingataupuncircuit trainingmempunyai pengaruh yang berarti terhadap peningkatan daya tahan jantung.

K. Hipotesis

Hipotesis berasa e

(pernyataan atau teori) karena merupakan pernyataan sementara yang masih lemah keberadaannya, hipotesis dapat menjadi penuntun ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.

(33)

dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Ada pengaruh yang signifikan dariinterval trainingterhadap

peningkatan daya tahan jantung pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011.

H2: Ada pengaruh yang signifikan daricircuit trainingterhadap peningkatan

daya tahan jantung pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011.

H3: Latihaninterval traininglebih tinggi pengaruhnya daripada latihan

(34)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhinterval training dan circuit trainingterhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa ekstrakurikuler bola voli SMA Kosgoro Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011. Sehingga dari kedua variable bebas dapat diketahui latihan yang mana lebih tinggi pengaruhnya terhadap daya tahan jantug siswa. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Menurut Riduwan (2005: 50) penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat.

Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen

perbandingan yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap -test and post-test

OP Pre -Test

S P

X1

X2

T1

T2

(35)

Gambar 3. Alur Penelitian.

Keterangan :

P : Populasi

S : Sampel

Pretest : Tes awal Balke OP : Ordinal Pairing

X 1 : Kelas eksperimen dengan T1 X 2 : Kelas eksperimen dengan T2 T1 :Interval Training

T2 :Circuit Training Posttest : Tes akhir Balke

B. Variabel Penelitian

Arikunto (1991:118) menjelaskan bahwa variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian. Menurut Margono (2007: 133) bahwa variabel adalah pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Jadi variabel adalah objek penelitian yang meliputi variabel bebas dan

variabel terikat.

Variabel yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah

a. Variabel bebas (X) adalahinterval training(X1) dancircuit training(X2). b. Variabel terikat (Y) adalah peningkatan daya tahan jantung.

C. Definisi Operasional Variabel

(36)

beberapa istilah agar para pembaca dapat memahami dengan jelas sehingga tidak timbul salah pengertian.

1. Latihan, menurut Harsono (1988:101) adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau pekerjaannya.

2. Interval training, menurut Suharjana (2004: 68) merupakan latihan yang bercirikan adanya interval kerja diselingi interval istirahat (recovery). 3. Circuit training, menurut Suharjana (2004: 69) merupakan bentuk latihan

yang terdiri dari beberapa pos latihan yang dilakukan secara berurutan dari pos satu sampai pos terakhir.

4. Daya tahan, menurut Harsono (1988:155) adalah keadaan atau sesuatu kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dengan waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti setelah melakukan pekerjaan tersebut. 5. Daya tahan jantung, menurut Dede Kusmana (1997:37) adalah suatu

kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

6. Permainan bola voli menurut Suharno HP (1985 : 1) adalah cabang beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan. Tujuan permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan lawan melewai atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai dengan peraturan.

(37)

Menurut Arikunto (1991:108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2005:6) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran,

kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Kemudian menurut Riduwan (2005: 3) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Dari ketiga teori di atas dapat penulis simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik yang akan dipelajari sifat-sifatnya sebagai subjek penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMA Kosgoro Lampung Timur yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli yang berjumlah 30 siswa. Dari 30 siswa tersebut semuanya siswa putri.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 57) sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Selanjutnya pedoman dalam penelitian ini adalah pendapat Arikunto (1991:107 bila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian

(38)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tes. Nurhasan (2001:3) menjelaskan tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan carapre testdanpost test. Pengambilan tesBalkeatau lari 15 menit untuk mengetahui daya tahan kerja jantung dan pernapasan.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (1991: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji melalui instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah tesBalke(lari 15 menit). Tujuan tesbalkeadalah mengetahui daya tahan jantung dan pernapasan. (Kemenpora RI, 2005: 34)

Adapun langkah pelaksanaan tes adalah sebagai berikut : 1. Siswa sikap berdiri di belakang garis start

2. Secepat mungkin selama 15 menit.

3. Jarak yang ditempuh selama 15 menit dicatat oleh petugas.

3

(Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta: 2003) Keterangan :

(39)

X adalah jarak dalam meter yang ditempuh oleh atlet selama lari 15 menit Tabel 1. Norma Tes Balke (Wanita)

No Klasifikasi Nilai

Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta: 2003

G. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian : SMA Kosgoro Lampung Timur 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan, dengan intensitas latihan tiga kali seminggu dan dilaksanakan pada sore hari untuk dua kali latihan yaitu selasa dan hari kamis dan latihan pada pagi hari yaitu setiap hari minggu.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan di analisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dipergunakan untuk menjelaskan, menggambarkan, dan menafsirkan hasil penelitian dengan menggunakan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti yaitu pengaruhinterval trainingdancircuit trainingterhadap peningkatan daya tahan jantung.

1. Uji Normalitas

(40)

Langkah pengujiannya mengikuti produser Sudjana (1995 : 466) yaitu : a. Pengamatan X1, X2 ndijadikan bilangan baku

Z1, Z2 ndengan menggunakan rumus Z1= SD

X x1

SD : Simpangan baku Z : Skor baku xi : Row skor

X : Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku. Kemudian di hitung peluang F (Zi i)

c. Selanjutnya dihitung Z1, Z2 nyang lebih kecil atau sama dengan Z1kalau proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) maka

S (Zi) =

d. Hitung selisih F (Zi) S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0, nilai hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L0untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga L0lebih kecil (<) dari L tabel maka data yang akan di olah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila L0lebih besar (>) dari L tabel maka datar tersebut tidak berdistribusi normal.

L0< Ltabel: normal atau L0> Ltabel: tidak normal

(41)

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (1995 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

F =

Terkecil Varians

Terbesar Varians

Membandingkan nilai Fhitungdengan Ftabeldengan rumus Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varian terkecil) Taraf signifikan (0,05) maka dicari pada tabel F Dengan kriteria pengujian,

Jika: Fhitung tabel Fhitung tabel

Pengujian homogenitas ini bila F lebih kecil (<) dari Ftabelmaka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila Fhitung (>) dari Ftabel maka kedua kelompok mempunyai varian yang berbeda.

3. Uji t

Berdasarkan kenormalan atau tidak serta homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sampel maka ada beberapa alternatif analisis : a) Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians

1 2) maka uji t yang dipergunakan untuk menguji

(42)

thitung=

X1: Rerata kelompok eksperimen A

X2: Rerata kelompok eksperimen B

S1 : Simpangan baku kelompok eksperimen A S2 : Simpangan baku kelompok eksperimen B n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen A n2 : Jumlah sampel kelompok eksperimen B

b) Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak

mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan menurut Sudjana (1995 : 241) adalah

thitung=

X1: Rerata kelompok eksperimen A

X2: Rerata kelompok eksperimen B

(43)

c) Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan adalah :

Z =

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Zhitung< dari Ztabelberarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara eksperimen A dan kelompok eksperimen B sebaliknya bila Zhitung> dari Ztabelberarti terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B.

4. Uji t-pengaruh

Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan dari perlakuan berupainterval trainingdancircuit trainingterhadap peningkatan daya tahan jantung maka digunakan rumus sebagai berikut :

n SD

B thitung

Keterangan :

B : selisih rata-rata pre test dan post tes kelompok eksperimen SD : standar deviasi pre test dan post tes kelompok eksperimen

(44)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analasis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa

1. Interval trainingmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011.

2. Circuit trainingmemberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011.

3. Latihaninterval trainingmemiliki pengaruh yang lebih tinggi untuk meningkatkan daya tahan jantung (cardiovascular) pada siswa ekstrakurikuler bola voli di SMA Kosgoro Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011.

B. Saran

(45)

1. Bagi para peneliti lainnya, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dapat terus

menerus memperbaiki penelitian dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2. Bagi siswa ekstrakurikuler bolavoli di SMA Kosgoro Lampung Timur

agar selalu berupaya meningkatkan dan menjaga daya tahan tubuh khususnya daya tahan jantung agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal.

(46)

TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN JANTUNG (CARDIOVASCULAR) PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

BOLA VOLI SMA KOSGORO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh

VINSENSIA YUFITA

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(47)

TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN JANTUNG (CARDIOVASCULAR) PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

BOLA VOLI SMA KOSGORO LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

VINSENSIA YUFITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(48)

Gambar Halaman

1. Sistem Peredaran Darah Pada Jantung ... 16

2. Lapangan Permainan Bola Voli ... 27

3. Alur Penelitian... 35

4. Grafik Batang Perbandingan Tes Akhir dan Tes Akhir Pada Latihan Interval Training ... 46

5. Grafik Batang Perbandingan Tes Akhir dan Tes Akhir Pada Latihan Circuit Training ... 46

6. SMA Kosgoro Lampung Timur ... 89

7. Peneliti Bersama Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Kosgoro ... 89

8. Melakukan Latihan Interval Training ... 90

9. Persiapan Tes Awal Lari Balke (15 menit) ... 91

10. Tes Awal Lari Balke (15 menit)... 91

11. Persiapan Tes Akhir Lari Balke (15 menit) ... 92

12. Tes Akhir Lari Balke (15 menit)... 92

13. Peneliti Mengambil Denyut Nadi Sebelum Tes Lari ... 93

14. Peneliti Mengawasi Siswa Menghitung Denyut Nadi Setelah Tes Lari 94 16. Siswa Melakukan Latihan Circuit Training (Post 1 Zig zag) ... 95

17. Siswa Melakukan Latihan Circuit Training (Post 1 Zig zag) ... 95

18. Siswa Melakukan Latihan Circuit Training (Post 1 Zig zag) ... 96

19. Siswa Melakukan Latihan Circuit Training (Post 1 Zig zag) ... 96

20. Siswa Melakukan Latihan Circuit Training (Post 1 Zig zag) ... 97

21. Tes Balke (15 menit) ... 97

(49)

Halaman

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Definisi Operasional Variabel... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Kebugaran Jasmani ... 10

B. Komponen-Konponen Kebugaran Jasmani ... 11

C. Daya Tahan Jantung ... 13

D. Interval Training... 16

E. Circuit Training... 18

F. Latihan... 19

G. Prinsip-Prinsip Latihan ... 22

H. Pendidikan Jasmani... 24

I. Permainan Bola Voli ... 26

J. Kerangka Pikir ... 30

K. Hipotesis... 32

III. METODOLOGI PENELITIAN... 34

A. Metode Penelitian... 34

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Definisi Operasional Variabel... 35

D. Populasi dan Sampel ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data... 38

F. Instrumen Penelitian... 38

G. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

(50)

A. Deskripsi Data ... 45

B. Hasil Penelitian ... 47

1. Uji Normalitas... 47

2. Uji Homogenitas ... 47

3. Pengujian Hipotesis... 48

C. Pembahasan... 51

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 56

A. Simpulan ... 56

B. Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Bompa, Tudor. 1999.Theory and Methodology of Training. Toronto: York University

Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Depdikbud Dirti PPLPTK. Jakarta.

_______. 2004.Perencanaan Program Latihan: Edisi Kedua. Bandung _______. 2000.Latihan Kondisi Fisik. Bandung

Ichsan, M. 1988.Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Kemenpora RI. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta

Muhajir. 2007.Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasman, Olahraga dan Kesehatan.Erlangga. Bandung.

Nurhasan. 2001.Tes dan Pengukuran dalam Pemdidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Dirjen OR Depdiknas. Jakarta.

Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2003. Buku Materi Pokok : Statistika Dasar. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

(52)

Ritongga. 1987. Statistik Terapan Untuk Penelitian. Lembaga penerbit fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.

Sajoto, Mochamad. 1995.Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2008.Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani. FIK UNY. Yogyakarta.

Suharno, HP, 1979,Dasar-Dasar Permainan Bola Voli,Yogyakarta, IKIP. ---, 1985,Dasar-dasar Permainan Bola Voli,Yogyakrta, IKIP. Thompson, Peter J. L. 1993.Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Alih bahasa

oleh Suyono Danusayogo. Pelatihan Atletik PASI. Jakarta.

(53)

Tabel Halaman

1. Norma Tes Balke (Wanita) ... 39

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Pada Siswa SMA Kosgoro yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli... 45

3. Hasil Analisis Uji Normalitas ... 47

4. Hasil Analisis Uji Homogenitas... 48

5. Hasil Analisis Uji t Perbedaan Pada Tes Awal ... 49

6. Hasil Analisis Uji Pengaruh ... 49

7. Data Tes Awal Lari Balke... 60

8. Data Tes Akhir Lari Balke ... 61

9. Pembagian Kelompok Eksperimen Dengan Ordinal Pairing... 62

10. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir 11. Daya Tahan Jantung (NBS) Pada KelompokInterval Training... 63

12. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Daya Tahan Jantung (NBS) Pada KelompokCircuit Training... 64

13. Tabel KerjaUji Normalitas Tes Awal KelompokInterval Training... 65

14. Tabel KerjaUji Normalitas Tes Awal Kelompok Circuit Training... 66

15. Tabel KerjaUji Normalitas Tes Akhir KelompokInterval Training.... 67

16. Tabel KerjaUji Normalitas Tes Akhir Kelompok Circuit Training... 68

17. Uji Homogenitas Tes Awal... 69

18. Uji Homogenitas Tes Akhir ... 70

19.Uji t Perbedaan Tes Awal ... 71

20.Uji t Pengaruh Pada Kelompok Eksperimen... 73

21.Uji t Pengaruh Pada Kelompok Kontrol ... 74

22. Tabel Z ... 75

23. Tabel F untuk uji Normalitas ... 76

24. Tabel t Student ... 77

(54)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Usman Adam, M.Pd

Sekretaris :Drs. Surisman, S. Pd, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Sudirman Husin, M.Pd. .

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(55)

Terhadap Peningkatan Daya Tahan Jantung (Cardiovascular) Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Kosgoro Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa :Vinsensia Yufita No. Pokok Mahasiswa : 0613051052

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Usman Adam, M.Pd. Drs. Surisman, S. Pd, M.Pd.

NIP 19520229 198303 1 004 NIP 19620808 198901 1 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(56)

Berbahagialah orang yang bertahan dalam percobaan, sebab apabila

ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang

dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi dia.

(Yakubus: 1:2)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

(57)

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Vinsensia Yufita

NPM : 0613051052

Tempat Tanggal Lahir : Selorejo, 05 April 1988

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Pengaruh Interval Training dan Circuit Training Terhadap Peningkatan Daya Tahan Jantung (Cardiovascular) Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Kosgoro Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah benar hasil karya penulis. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, plagiat dan ataupun hasil karya orang lain.

Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar ketentuan akademik maka saya bersedia untuk menerima sangsi akademik sesuai peraturan yang berlaku. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Bandar Lampung, 8 Mei 2012

Vinsensia Yufita

(58)

Kupersembahkan karyaku ini sebagai ekspresi syukur dan banggaku

Kepada

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menanamkan benih keyakinan keperihatinan, kepatuhan, kedisiplinan, kesabaran, kejujuran serta keuletan demi keberhasilan

dalam segala hal.

Untuk

Kakak-kakakku tercinta serta teman-teman ku, evi, ana yang selalu support aku dalam segala hal, seseorang yang spesial dalam hidupku (arief hudzaifah) yang

selalu menantikan keberhasilanku.

Buat

(59)

Penulis dilahirkan di Desa Selorejo kecamatan Batanghari kabupaten Lampung Timur pada tanggal 05 April 1988, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak G.Suprapto dan Ibu Y.Rubiah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh antara lain : Taman Kanak kanak (TK) PKK Bumiemas kec. Batanghari yang selesai tahun 1994, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Selorejo kec. Batanghari yang selesai tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP N 2 Batanghari selesai pada tahun 2003 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Metro selesai tahun 2006.

(60)

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus atas penyertaan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dalam penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Interval Training dan Circuit Training Terhadap Peningkatan Daya Tahan Jantung (Cardiovascular) Pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Kosgoro Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(61)

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing kedua yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sudirman Husin, M.Pd selaku penguji utama, atas saran dan bimbingan yang telah diberikan untuk kesempurnaan skripsi penulis.

6. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku ketua program studi yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan selama masa studi di universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa penulis menyelesaikan studi di Universitas Lampung.

8. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu beserta keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi serta doa demi keberhasilanku.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ihklas, semoga diberikan kebaikan yang berlimpah dari Tuhan yang Maha Esa.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 8 Mei 2012 Penulis

Gambar

Gambar 1. Sistem Peredaran Darah Pada jantung.(Sumber:camphell et al 1999)
Gambar 2. Lapangan Permainan Bola Voli.
Gambar 3. Alur Penelitian.
Tabel 1. Norma Tes Balke (Wanita)

Referensi

Dokumen terkait

Kemalasan saya muncul mungkin karena kejenuhan saya bekerja atau mungkin pula karena penggajian pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak signifikan membedakan antara PNS

dukungan serta masukan untukku selama ini. Terima kasih sudah menjadi tempat terbaikku untuk berkeluh kesah, sudah sangat menguatkanku, sudah membimbing hingga aku

Hasil pengujian menunjukkan bahwa empat sampel air minum yang diperiksa positif mengandung nitrit dengan kadar dibawah &lt;0,01.. Kadar tersebut masih jauh di bawah kadar

dan sanitasi pengolahan setra pemeriksaan zat pewarna metanil yellow pada mie aceh yang dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015. 1.3

Kontingen dari BI perbarindo akhirnya harus mengakui keunggulan tim dari perbanas 2 dalam semi final cabang olahraga volley yang berlangsung kemaren // Sementara juara 1 dan dua

JUARA SATU CABANG OLAH RAGA TENNIS MEJA DALAM PORSENI BMPD DIY 2009 / BERHASIL. DIRAIH OLEH KONTINGEN BI

Tujuan dari adanya Perancangan Video Belajar Pinhole Digital Camera ialah untuk mengetahui proses terjadinya sebuah gambar dimana media perekaman konvensional digantikan

a) Bahan hukum primer: bahan hukum yang mengikat dan terdiri atas norma-norma dasar, misalnya: Mahkamah Konstitusi, Ketetapan Majelis Perwakilan Rakyat, peraturan