• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL GALLERY WALK (GW) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 7

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

MARTHA EKA PUTRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA (Studi Eksperimen pada siswa Kelas XI SMA Negeri 7

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

MARTHA EKA PUTRI

Keterampilan proses siswa merupakan salah satu tuntutan hasil belajar (student learning outcome) yang harus dimiliki oleh siswa sekolah menengah. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas XI SMA Negeri 7 Bandar Lampung, diketahui bahwa keterampilan proses siswa belum dikembangkan secara optimal. Hal ini dikarenakan selama ini guru menggunakan metode/model pembelajaran yang tidak memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses siswa. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses oleh siswa yaitu model pembelajaran Gallery Walk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

(3)

Martha Eka Putri

ii

populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui program SPSS 17. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan proses siswa yang dihitung dengan N-gain pada kelas eksperimen yaitu 43,20 dan pada kelas kontrol yaitu 22,84. Adapun indikator keterampilan proses yang diteliti yaitu observasi, klasifikasi, interpretasi, dan prediksi, pada kelas eksperimen indikator tertinggi yaitu observasi (95) dan indikator terendah yaitu prediksi (65,50). Selain itu, rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan dari pertemuan I sampai III yang mencapai 13,2 %. Aspek membuat kesimpulan merupakan aktivitas tertinggi yang dilakukan siswa pada kelas yang

menggunakan model pembelajaran GW.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model GW memiliki pengaruh terhadap peningkatan keterampilan proses dan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA negeri 7 Bandar Lampung materi pokok Sistem pencernaan Manusia.

(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 7

Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Oleh

MARTHA EKA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

v

Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA

Nama Mahasiswa : Martha Eka Putri Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024034

Program Studi : PendidikanBiologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pramudiyanti, S.Si, M.Si NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19730310 199802 2001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si

(6)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ____________

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si, M.Si. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315198503 1003

(7)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 17 Maret 1989 sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Usman Arval, SE dan Ibu Ipnawati, S.Pd.SD

Penulis memasuki pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK) Beringin Raya Bandar Lampung pada tahun 1994. Pada tahun 1995-2001 penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Beringin Raya Bandar Lampung. Tahun 2001-2004 Sekolah Menengah Pertama di SMP N 14 Bandar Lampung, Tahun 2004-2007 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA YP Unila. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(8)

ii

Aku bersyukur kepadamu ya Allah atas izin mu jua lah

Kebahagiaan ini dapat ku raih....

Aku persembahkan kebahagiaan ini, buah manis dari

perjuangan dan jerih payahku kepada:

Ayahanda Usman Arval, SE dan ibunda Ipnawati, S.Pd.SD

Dalam suka dan duka yang telah membesarkanku, mendidik serta mendoakanku

dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tercurah tanpa batas, dan

mencukupkan segala kebutuhanku dalam menyelesaikan pendidikanku. Takkan

mungkin ananda dapat membalasnya walau sampai akhir hayat, hanya Allah

yang bisa membalas semua pengorbanan papi dan mami. Mudah-mudahan

kelak ananda dapat membahagiakan dan membuat kalian bangga telah memiliki

putri sepertiku.

Will always Love U…

Adik – adikku, Meida Dwi Suciati, Nia Septiana, Febri Ramadhani

dan M.Ikhsan Arvaldo

Terimakasih untuk segala cinta dan dukunga n yang kalian berikan untukku.

♥ Suamiku Terkasih ( Erwin )

Terimakasih untuk segala cinta dan pengorbananmu dalam hidupku

Para pendidik dan dosen yang telah berjasa

Sahabat-sahabatku yang selalu ada baik dalam keadaan suka maupun duka.

(9)

iii MOTTO

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

tentram.”

(QS. Ar-Ra’du:28)

“Sejauh pandangan mata melihat indahnya karunia Allah SWT, akan semakin

besar kegigihan hati menggapai pandangan itu dengan jalan-NYA”

(Martha Eka Putri)

“ Seorang Winner tidak akan pernah berkata tidak bisa sebelum ia mencoba dan

berusaha semampunya”

(10)

iv

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Gallery walk (GW) Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada Materi Pokok

Sistem Pencernaan Makanan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri 7 Bandar Lampung T.P 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu

Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA 3. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi.

4. Pramudiyanti, S.Si.,M.Si selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing II yang telah memberikan saran-saran berharga.

5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

v

6. Bapak dan Ibu dosen beserta staf tata usaha PMIPA.

7. Drs. Suharto, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 7, yang telah memberi izin atas kepentingan penelitian.

8. Nefi Gusmasari, S. Si., selaku guru mitra yang telah memberi masukan dan arahan selama penelitian.

9. Kembali ucapan terimakasih teristimewa untuk keluargaku, papi dan mami, udo, dan adik-adikku.

10. Kakak tingkatku angkatan 2005, 2006 dan adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011 untuk motivasinya.

11. Sahabat-sahabatku Q-Rap’, Melda Ariyanti, Padilah Fitriyana Sari, Yulisa Wulandari, Aditya Prayoga, Fitriadi, Achmad Fauzi, I.Gusti Putu , Feri Ardiyanto, Wening Sudrajat, terimakasih atas persahabatan yang telah kita jalin selama ini dengan cerita yang begitu indah, semoga persahabatan kita tetap terjalin hingga akhir hayat, jangan saling melupakan.

12. Teman-teman seperjuanganku Biologi 2007, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.

13. Teman-teman senasib dan seperjuangan, Nova, Anggi, Fitri, Rini, Yulita, A.Rudhia, terimakasih untuk kebersamaannya selama ini, juga untuk Nurvita dan Mba Herlina yang telah membantu sebagai observer selama penelitian. 14. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di

tuliskan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin. Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

(13)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Ekspermien ... 62

2. Silabus Kelas Kontrol……… 66

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 67

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol……….. 82

5. Lembar Instruksi Kelompok……….. 93

6. Kunci Jawaban Lembar Instruksi………. . 109

7. Soal Pretes dan Postes... 130

8. Rubrik Pretes Postes………. .. 140

9. Data Hasil Penelitia………. 143

10. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 176

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi Keterampilan Proses Siswa... 43

2. Persentase Keterampilan Proses... 44

3. Aktivitas Siswa... 44

4. Klasifikasi Aktuvitas Siswa... 45

5. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas N-gain siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ………47

6. Hasil uji t - N – gian, pretes dan postes siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... ... 48

7. Hasil Analisis rata-rata N-Gain Indikator KPS pada kelompok eksperimen dan Kontrol……….. 49

8. Hasil peningkatan KPS oleh siswa pada kelas Eksperimen dan Kontrol…… 50

(15)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat... 10

2. Desain pretest-postest tak ekuivalen ... 32

3. Diagram rata-rata pretes, postes dan N – gain keterampilan proses oleh

siswa………... 40

4. Diagram rata-rata indikator KPS………. 43

(16)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Martha Eka Putri

NPM : 0743024034

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain kecuali dosen pembimbing dan sepanjang pengetahuan saya

tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah

dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi ppada universitas

atau institute lain.

Hormat Saya,

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menyatakan pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dengan aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan, negara. Pendidikan ialah

segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan

sepanjang hidup (Depdiknas, 2003:1-2)

Pengertian pendidikan, proses pelaksanaan pendidikan seharusnya

memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa, sehingga

siswa mengalami sendiri sehingga pembelajaran mengarah pada

pengembangan kemampuan dasar berupa mental fisik, dan sosial untuk

menemukan fakta dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui

proses belajar mengajar yang telah mengaktifkan siswa (CBSA) sehingga

mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa,karena

sesungguhnya belajar pada hakikatnya suatu proses, yakni suatu proses

mengatur lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga menumbuhkan dan

mendorong siswa belajar (Sagala, 2010 : 9).

(18)

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diterapkan oleh sekolah

saat ini menghendaki pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student

center, sehingga diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Agar siswa aktif dalam proses pembelajaran diperlukan model yang membuat

siswa aktif, siswa menemukan sendiri pengetahuannya, siswa terlibat

langsung sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan menjadikan

pengalaman yang berkesan bagi siswa. Sesungguhnya belajar merupakan

suatu proses atau suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami.

Pada prinsipnya setiap siswa mempunyai motivasi dari dalam untuk belajar

karena didorong rasa ingin tahu, dan mengakibatkan keinginan mencari

jawaban atas apa yang menjadi pertanyaan sehingga tak disadari setiap orang

pernah melakukan penelitian secara tidak langsung (Sagala, 2010 : 9).

Pada saat ini seharusnya dikembangkan pembelajaran yang pada prinsipnya

mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki oleh siswa. Keterampilan

yang sudah dimiliki oleh siswa antara lain: mengamati, menghitung,

mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang/waktu, membuat

hipotesis, merancang eksperimen, menginterprestasikan data, menarik

kesimpulan sementara, meramalkan, memprediksi, dan mengkomunikasikan

(Semiawan, 1986: 17-18).

Keterampilan-keterampilan ini berproses dalam kerja ilmiah yang digunakan

oleh para ahli. Membiasakan para siswa berlatih menjadi ilmuan akan

(19)

dengan menekankan pada siswa belajar, bagaimana siswa mengelola

perolehannya, sehingga menjadi miliknya, dipahami, dimengerti dan dapat

diterapkan sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat sesuai kebutuhan

(Sriyono dkk, 1992: 36).

Keterampilan proses dapat dikatakan sebagai kompetensi yang bersifat

generik. Keterampilan proses memiliki peran yang sangat penting dalam

proses pembentukan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, kemampuan

keterampilan proses dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan siswa.

Membiasakan siswa belajar melalui proses kerja ilmiah, selain dapat melatih

detail keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, dapat pula membentuk pola

berpikir siswa secara ilmiah. Dengan demikian, pengembangan keterampilan

proses sains dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan berpikir

siswa (Mahmudin, 2010:10).

Hasil observasi yang dilakukan di SMA N 7 Bandar Lampung, pada kelas XI

IPA 1 dan kelas XI IPA 3 diketahui bahwa proses pembelajaran biologi di

kelas XI SMA N 7 Bandar Lampung masih menggunakan metode ceramah

yaitu guru memberikan penjelasan langsung. Metode ceramah ialah

penerangan dan penuturan secara lisan. Dalam pelaksanaan ceramah untuk

menjelaskan uraiannya, guru menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar.

Berdasarkan hasil wawancara langsung pada siswa menunjukan bahwa

pelajaran biologi dianggap sebagai pelajaran yang cukup sulit untuk dipahami

oleh siswa karena materi yang cukup banyak, dan siswa kurang mengetahui

(20)

sehari-hari. Pada saat pembelajaran di kelas, gurulah sebagai satu-satunya

sumber belajar sehingga membuat keterlibatan siswa kurang optimal, yang

menyebabkan kurang berkembangnya keterampilan yang dimilki siswa,

termasuk keterampilan proses siswa. Keterampilan proses siswa juga tidak

pernah dinilai dan dikembangkan oleh guru, sehingga dapat dikatakan

keterampilan proses siswa rendah.

Di SMA Negeri 7 Bandar Lampung kriteria ketuntasan belajar yaitu 67, dari

kriteria ketuntasan sebelumnya yaitu 65, terbukti dari rata-rata ketuntasan

belajar siswa hanya 25% yang mendapat nilai ≥ 67, dan sisanya memperoleh

nilai <67. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 67, sehingga diperlukan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa, sehingga siswa

mampu mencapai ketuntasan belajar.

Hasil penelitian oleh Rohmad (2010:23), bahwa penerapan model GW dapat

menciptakan suasana pembelajaran aktif sehingga suasana kelas menjadi

hidup, siswa menjadi aktif dalam belajar dan hasil belajar menjadi maksimal.

Dibandingkan yang hanya dengan menggunakan metode ceramah siswa

hanya menunjukkan sikap yang kurang berkeaktifan dan cenderung pasif

dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada saat proses

pembelajaran itu berlangsung. Selama proses pembelajaran, beberapa dari

siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh

guru dan ada juga yang melakukan aktivitas yang lain, seperti mengantuk,

(21)

yang lain. Model pembelajaran GW merupakan model pembelajaran yang

berpusat pada siswa, sehingga siswa terlibat aktif secara mental maupun fisik

dalam proses pembelajaran namun dalam pelaksanaannya guru menyediakan

bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Berbeda dengan model

pembelajaran lain yang umumnya kelas lebih cenderung dikuasai oleh guru

sehingga keterlibatan siswa dalam pembelajaran terbatas, dan kemampuan

berpikir siswa kurang dapat terlatih. Model GW dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan (Anonim, 2009:3).

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa

menerapkan keterampilan proses dalam pembelajaran adalah model GW.

Model GW dapat membiasakan siswa membangun kerjasama dalam

memecahkan masalah belajar, mengaktifkan mental dan fisik siswa selama

proses pembelajaran, membiasakan siswa dalam memberi saran dan kritik

(Rodgres, 2010:13).

Dari uraian di atas, maka akan diadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh

Penerapan Pembelajran Model GW Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan

Makanan Terhadap Keterampilan Proses Siswa Kelas XI Tahun Pelajaran

2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

(22)

1. Apakah penerapan model pembelajaran GW dapat meningkatkan

keterampilan proses siswa pada materi pokok sistem pencernaan

makanan?

2. Apakah rata-rata indikator keterampilan proses siswa meningkat secara

signifikan pada materi sistem pencernaan makanan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Penerapan pembelajaran GW terhadap keterampilan proses siswa pada

materi pokok sistem pencernaan makanan.

2. Rata-rata indikator keterampilan proses siswa meningkat secara signifikan

pada materi pokok sistem pencernaan makanan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

a. Memberi wawasan yang lebih luas untuk mengenal lebih jauh

penerapan model GW dalam pembelajaran biologi.

b. Mengetahui cara peningkatan keterampilan proses sains melalui

penerapan GW .

2. Bagi Siswa

a. Meningkatkan keterampilan proses sains untuk menemukan konsep.

b. Membiasakan siswa belajar melalui keterampilan proses sains.

(23)

3. Bagi Peneliti

Mengembangkan kemampuan melakukan penelitian dan menerapkan ilmu

yang telah diperoleh sebagai persiapan untuk menjadi calon guru.

4. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses belajar

dalam mata pelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan

dibahas maka diberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian

Siswa kelas XI IPA, yang terdiri dari kelas XI IPA 1, dan XI IPA 3

SMA Negeri 7 Bandar Lampung pada tahun ajaran 2011/2012.

2. Objek penelitian

Keterampilan Proses dan aktivitas siswa pada pokok bahasan Sistem

pencernaan Makanan.

3. Keterampilan Proses diperoleh dari hasil pretes dan postes

4. Materi Pokok yang diteliti adalah Sistem Pencernaan makanan

terhadap keterampilan proses siswa.

5. Dengan melihat penerapan model pembelajaran GW terhadap

peningkatan tiap indikator keterampilan proses yaitu : keterampilan

mengobservasi, mengklasifikasikan, meramalkan (memprediksi), dan

(24)

6. Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung akan diambil

melalui observasi. Aktivitas yang akan diamati seperti kemampuan

siswa bertanya, memberi kritik dan saran, bertukar informasi dan

membuat kesimpulan.

F. Kerangka Pikir

Pelajaran biologi merupakan bagian dari ilmu sains yaitu ilmu yang bermula

timbul dari rasa ingin tahu manusia, dan rasa keingintahuan tersebut membuat

manusia selalu mengamati gejala-gejala alam yang ada dan mencoba

memahami hasil. Selama ini pelajaran biologi merupakan salah satu mata

pelajaran yang masih dianggap cukup sulit oleh siswa SMA Negeri 7 karena

mereka menganggap bahwa pelajaran biologi banyak materi dengan nama

ilmiah dan istilah-istilah asing yang sulit dihafal. Proses pembelajaran biologi

di SMA Negeri 7 masih menggunakan metode ceramah. Siswa lebih banyak

memperoleh informasi dari guru sehingga siswa masih sulit untuk

menemukan konsep sendiri pada materi pembelajaran. Hal tersebut dapat

menyebabkan siswa kurang menggali keterampilan proses

yang dimiliki. Rendahnya keterampilan proses siswa pada umumnya

diakibatkan oleh proses pembelajaran yang memungkinkan siswa hanya

menerima informasi dari guru, Sehingga keterampilan proses siswa belum

optimal. Dalam upaya meningkatkan keterampilan proses siswa pada

pelajaran biologi, dilakukan dengan penerapan model GW. Model GW

dirancang untuk mengajak siswa secara langsung menunjukkan hasil karya

(25)

yang relatif singkat. Pelaksanaan pembelajaran model GW yaitu tidak hanya

mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada,

termasuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan

serta sesuatu yang baru dan memotivasi siswa dalam proses belajar.Sesuatu

yang baru tersebut bemula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Pelaksanaan pembelajaran GW adalah sebagai berikut. Siswa membuat

gambar atau skema yang dapat dipamerkan dengan menempelkan di depan

kelas kemudian mempresentasikan kepada kelompok lain bedasarkan tema

yang telah ditentukan. Kelompok lain berputar mengamati dan menilai dari

setiap hasil karya kelompok lain kemudian dipertanyakan pada saat diskusi

kelompok dan ditanggap. Kemudian siswa mengklasifikasikan berdasarkan

perbedaan, persamaan serta hubungannya yang berkaitan dengan materi

tersebut. Setelah penggalerian selesai guru akan mengklarifikasi serta

menyimpulkan hasil dari tiap kelompok. Dengan kegiatan tersebut maka

pembelajaran lebih menyenangkan sehingga keterampilan proses siswa

meningkat.

Selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa meliputi

kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, memberi kritik dan

saran, bertukar informasi dan membuat kesimpulan.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X serta variabel Y. Variabel X

adalah variable bebas yaitu penggunaan model GW, dan variabel Y adalah

(26)

Hubungan antara variable tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini

Keterangan : X : Variabel bebas yang menggunakan

Model GW, Y : Variabel terikat yaitu keterampilan proses siswa. Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

G. Hipotesis

1) Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan

pembelajaran model GW dalam meningkatkan keterampilan

proses siswa pada materi pokok sistem pencernaan makanan

H1: Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran model

GW dalam meningkatkan keterampilan proses siswa pada

materi pokok sistem pencernaan makanan

(27)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Gallery Walk

Secara etimologi, model pembelajaran GW terdiri dari dua kata yaitu Gallery

dan Walk.Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk

memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

Misalnya pameran buku,lukisan, tulisan dan lain-lain. Sedangkan walk

artinya berjalan atau melangkah.

Pembelajaran GW menurut Silberman (2010:264), GW atau Gallery belajar

merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah dipelajari

oleh siswa selama ini. Berdasarkan uraian tersebut, GW atau Gallery belajar

merupakan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan

kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat

mempermudah daya ingat, karena sesuatu yang ditemukan itu dilihat secara

langsung. GW(Gallery berjalan) juga dapat memotivasi keaktifan siswa

dalam proses belajar. Sebab bila sesuatu yang ditemukan itu berbeda antara

yang satu dengan yang lain maka dapat saling mengoreksi antara sesama

siswa baik kelompok maupun antar siswa itu sendiri. Dengan menggunakan

GW (Gallery Belajar) diharapkan dapat mengatasi kendala materi

pembelajaran yang sulit diserap oleh siswa secara tidak maksimal. Sehingga

(28)

12

efisiensi waktu pelajaran, dan siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran

karena strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat

suatu karya dan melihat langsung kekurang pahamannya dengan materi

tersebut dengan melihat hasil karya teman yang lainnya dan dapat saling

mengisi kekurangannya itu (Ismail, 2008:89).

Model GW atau gallery belajar adalah model pembelajaran yang dapat

memaksa siswa untuk membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun

skema sesuai hal- hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat

diskusi di setiap kelompok untuk dipajang di depan kelas. Setiap

kelompok menilai hasil karya kelompok lain yang digalerikan, kemudian

dipertanyakan pada saat diskusi kelompok dan ditanggapi. Penggalerian hasil

kerja dilakukan pada saat siswa telah mengerjakan tugasnya. Setelah

semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru memberi kesimpulan dan

klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari pemahaman siswa.

Dengan demikian mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan

sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai (Ismail,

2008:90).

Strategi belajar-mengajar, menurut David (2010:3) ialah strategi belajar

mengajar meliputi rencana, metode, model atau seperangkat kegiatan yang

direncanakan untuk mencapai tujuan mengajar tertentu.

Ada beberapa komponen dalam pemakaian model GW

Komponen-komponen tersebut adalah :

(29)

13

2. Siswa, dalam kegiatan belajar mengajar siswa

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, hal ini p erlu

dipertimbangkan dalam pemakaian model GW.

3. Alat/ bahan, bahan yang disiapkan adalah kertas plano dan Spidol

(Ismail, 2008:90)

Langkah-langkah penerapan modelpembelajaran GW adalah siswa dibagi

dalam beberapa kelompok 4-5 kelompok, kelompok-kelompok tersebut telah

ditentukan mengenai topic/tema yang akan mereka bahas dengan

menggunakan kertas plano, hasil kerja kelompok ditempel di dinding,

masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain, salah satu

wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain

mengoreksi bersama-sama, klarifikasi dan penyimpulan.

Pada model pembelajaran GW ini terdapat kelebihan dan kelemahan pada

proses pembelajarannya. Kelebihan model GW seperti : Siswa terbiasa

membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar, terjadi

sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran,

membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar

kawannya, mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar,

membiasakan siswa memberi dan menerima kritik. Sedangkan kelemahan

model pembelajaran GW bila anggota kelompok terlalu banyak akan

terjadi sebagian siswa menggantungkan kerja kawannya, guru perlu ekstra

cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu dan kolektif,

(30)

14

Mekanisme Pembelajaran GW adalah (1) Dimulai dengan tahap early

planning. Beberapa hari sebelumnya telah mengumumkan dikelas tersebut

bahwa akan dilaksanakan GW untuk topik tertentu yang sudah di tentukan.

Tiap kelompok ini harus menyiapkan materi dari topik yang sudah ditentukan

dan dimanifestasikan dalam bentuk poster yang nantinya akan dipamerkan ke

kelompok lain. (2) Tiap kelompok menampilkan poster di stand

masing-masing yang sudah dibuat. Tiap stand akan dijaga oleh 1-2 orang selebihnya

akan menjadi pengunjung di stand kelompok lain. Setiap kelompok

pengunjung diberi waktu 5 menit untuk bertanya terkait materi yang telah

disampaikan. Pengunjung juga disyaratkan untuk mencatat informasi apa saja

yang mereka peroleh ditiap stand. (3)Setelah semua kelompok selesai

berkunjung selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok. Dalam diskusi ini

anggota kelompok yang bertugas berkeliling sebagai pengunjung akan

menjelaskan ulang informasi yang diperolehnya dari stand lain kepada

anggota yang bertugas sebagai penjaga stand. Dalam diskusi ini juga, penjaga

stand akan melaporkan jika terdapat pertanyaan dari kelompok lain yang

tidak mampu dijawab oleh penjaga stand spada saat pelaksanaan GW, untuk

dicari jawabannya. (4)Selanjutnya sesi feedback yang dilakukan oleh

fasilitator, juga feedback dari kelompok. Dalam sesi ini memberikan

reinforcement (penguatan) kepada seluruh kelompok tentang pelaksanaan

kegiatan GW secara keseluruhan. Selain itu juga ada beberapa catatan yang

dibuat terutama tentang keaktifan anggota kelompok.Pada bagian feedback

oleh fasilitator untuk menghargai hasil jerih payah dan kreatifitas mereka,

(31)

15

B. Metode Ceramah

Metode Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh

guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah

berbicara. Dalam metode ini guru sangat mendominasi dan menjadi

subyek dalam pembelajaran, sedangkan siswa menjadi obyek pasif

menerima apa yang disampaikan oleh guru (Prasetyo, 2010:1). Metode

ceramah adalah metode yang paling banyak disukai oleh kebanyakan guru,

karena paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya. Bila guru

dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara

lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberi

ceramah (Hisyam, 2010:13).

Menurut Sumantri dan Permana yang dikutip oleh Baso Intang Sappaile,

menyatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang paling populer dan

banyak dilakukan guru, selain mudah penyajiannya, juga tidak banyak

memerlukan media. Metode ceramah merupakan suatu metode penyampaian

informasi, dimana guru berbicara memberi materi ajar secara aktif dan siswa

mendengarkan atau menerimanya (Hisyam, 2010:15).

Melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah,

guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan

Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan

dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk

penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar

(32)

16

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ceramah dapat menampung

kelas besar, tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendengarkan, dan karenanya biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih

murah, konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas

belajar kepada siswa, guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang

penting hingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin, tidak

adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak menghamba

terlaksananya pelajaran dengan ceramah. Sedangkan kekurangan metode

ceramah pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif,

karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh konsep yang

diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat catatan saja, kepadatan

konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan

yang diajarkan, pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat

terlupakan, ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar

Menghafal” yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.

Salah satu peran penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru atau

pendidik. Tugas guru adalah melihat apakah berbagai pengaruh yang ada

disekeliling siswa telah dipilih dan diatur agar dapat mendorong timbulnya

minat belajar dikalangan anak didik. Seorang guru membatasi dirinya dalam

berbicara dengan anak-anak sesuai dengan daya pengertiannya, jangan

diberikan kepadanya sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh akalnya karena

akibatnya ia akan lari dari pelajaran atau akalnya memberontak terhadapnya.

Isyarat tersebut di atas harus diperhatikan oleh seorang guru di dalam

(33)

17

sesuai dengan materi pelajaran yang diterimanya atau tingkat kecerdasannya

maka akan sangat fatal akibatnya bagi anak bahkan akan menimbulkan

dekadensi belajar dan trauma bagi anak . Olehnya itu di dalam menyajikan

suatu pelajaran bagi guru hendaknya sesuai dengan materi pelajaran yang

diajarkan dan sesuai dengan tingkat pola pikir anak didik (Roestiyah,

2001:137). Dalam pembelajaran metode ceramah ada beberapa

langkah-langkah yang harus dilakukan guru, yaitu:

a. Langkah persiapan

1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

Langkah pertama yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan

pembelajaran adalah merumuskan tujuan yang akan dicapai secara

jelas dan terarah. Apa saja yang harus dikuasai siswa setelah proses

pembelajaran dengaan metode ceramah berakhir.

2) Menentukan pokok- pokok materi yang akan diceramahkan. Tingkat

penguasaan guru terhadap materi pembelajaran akan sangat

menentukan dalam metode ceramah. Oleh sebab itu, Guru sebaiknya

harus mempersiapkan terlebih dahulu pokok-pokok materi yang akan

disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Termasuk persiapan-persiapan media, ilustrasi-ilustrasi yang sesuai,

agar bisa lebih memperjelas materi ceramah yang akan disampaikan

3) Mempersiapkan alat bantu pembelajaran untuk menghindari

kesalahan-kesalahan persepsi siswa, dan meningkatkan kualitas ceramah, sangat

diperlukan alat bantu pembelajaran, misalnya dengan mempersiapkan

(34)

18

b. Langkah pelaksanaan

Langkah-langkah yang harus di persiapkan dalam tahap ini adalah

pembukaan. Langkah ini merupakan langkah yang sangat menentukan,

karena keberhasilan pelaksanaan metode ceramah sangat ditentukan

oleh langkah pembukaan ini. Dalam langkah pembukaan ada beberapa

hal yang harus diperhatikan antara lain :

1) Meyakinkan siswa memahami tujuan yang akan dicapai dengan

mengemukakan kepada siswa. Mengapa siswa harus paham dengan

tujuan yang harus dicapai? Tujuan akan merangsang siswa untuk

termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui metode ceramah.

2) Melakukan langkah apersepsi, yaitu menghubungkan materi pelajaran

yang sudah diberikan sebelumnya dengan materi pelajaran yang akan

disampaikan kemudian. Hal ini dilakukan untuk membangun kembali

memori, dan menciptakan kondisi agar siswa mampu menerima materi

pembelajaran dengan mudah.

c) Langkah penyajian

Langkah penyajian merupakan tahap penyampaian materi pembelajaran

dengan cara bertutur. Oleh sebab itu agar ceramah berkualitas, guru

menjaga perhatian siswa agar tetap fokus pada materi pembahasan yang

diberikan yaitu dengan:

1) Selalu menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa.

Kontak mata merupakan salah satu cara agar siswa tetap

memperhatikan pada materi pembelajaran yang diberikan. Selain dari

(35)

19

kepada muridnya. Upayakan agar tidak memberi catatan-catatan yang

panjang, dan tidak berlama-lama menghadap ke papan tulis, dan

kontak mata harus harus tetap dijaga.

2) Gunakanlah bahasa dan kata-kata yang mudah dicerna, komunikatif

dan tidak bertele-tele. Jangan menggunakan istilah-istilah yang tidak

populer. Selain itu intonasi suara, artikulasi harus tetap dijaga dalam

bertutur kata.

3) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat,

agar mudah ditangkap oleh siswa.

4) Tanggapilah respon atau pertanyaan-pertanyaan siswa sesegera

mungkin dengan baik.

5) Jagalah agar kondisi kelas tetap dalam suasana yang aktif, interaktif,

komunikatif, kondusif, serta dalam suasana yang menggairahkan dan

menyenangkan.

2) Merangsang siswa untuk membuat tanggapan atau ulasan tentang

(36)

20

3) Melakukan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh

siswa mampu menguasai materi pembelajaran yang sudah diberikan.

C. Keterampilan proses

Keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola

(memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang

memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati,

menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan

penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut (Azhar, 1993: 7).

Sedangkan menurut Semiawan (1996 : 23) pendekatan keterampilan proses

adalah pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA)

dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan

pengetahuan sehingga siswa akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta

dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan

pembelajaran khusus. Keterampilan proses adalah keterampilan yang

diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan

mendasar yang telah dikembangkan terlatih lama-kelamaan akan menjadi

suatu keterampilan (Wahyana, dalam Trianto, 2010:144).

Funk (dalam Indrawati, 1999:5) membagi keterampialan proses menjadi 2

tingkatan, yaitu keterampilan proses tingkat dasar (basic science process

(37)

21

Dimyati (2002:138) mengatakan bahwa pendekatan keterampilan proses

dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa

adalah :

1. Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada pengertian yang tepat

tentang hakekat ilmu pengetahuan siswa dapat mengalami rangsangan

ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu

pengetahuan.

2. Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan

kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan tidak sekedar

menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.

3. Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan

membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.

Keterampilan proses tingkat dasar meliputi:

a) Mengamati/observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu keterampilan ilmiah

yang paling mendasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan

serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan

proses yang lain (Dimiyati, 1999 :142). Kegiatan mengamati, menurut

penulis dapat dilakukan dengan panca indera seperti melihat, mendengar,

meraba, mencium dan mengecap. Hal ini sejalan dengan pendapat

(Djamarah, 2000 :89). Bahwa kegiatan mengamati dapat dilakukan siswa

melalui kegiatan belajar, melihat, mendengar, meraba, mencicip dan

mengumpulkan dan atau informasi. Jadi kegiatan mengamati merupakan

(38)

22

siswa, karena hanya sekedar pada penglihatan dengan panca indera. Pada

dasarnya mengamati dan melihat merupakan dua hal yang berbeda

walaupu sekilas mengandung pengertian yang sama. Melihat belum tentu

mengamati, karena setiap hari mungkin siswa melihat beraneka ragam

tanaman, hewan, benda-benda lain yang ada di sekitarnya, tetapi sekedar

melihat tanpa mengamati bagaimana sebenarnya tanaman, hewan

tersebut berkembang dari kecil hingga menjadi besar.

b) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilih

berbagai obyek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khsususnya. Sehingga

didapatkan golongan atau kelompok sejenis (Dimiyati, 1999 :142).

Untuk melakukan kegiatan mengklasifikasi menurut Djamarah adalah

siswa dapat belajar melalui proses : mencari persamaan (menyamakan,

mengkombinasikan, menggolongkan dan mengelompokkan (Djamarah,

2000 : 89). Melalui keterampilan mengklasifikasi siswa diharapkan

mampu membedakan, menggolongan segala sesuatu yang ada di sekitar

mereka sehingga apa yang mereka lihat sehari-hari dapat menambah

pengetahuan dasar mereka.

c) Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai "menyampaikan dan

memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk

(39)

23

dengan baik pada diri siswa apabila mereka melakukan aktivitas

berdiskusi,mendeklamasikan,mendramatikan,bertanya,mengarang

memperagakan, mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan,

tulisan, gambar dan penampilan (Dimyati, 1993:143).

Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa mengkomunikasikan

bukan berarti hanya melalui berbicara saja tetapi bisa juga dengan

gambar, tulisan bahkan penampilan dan mungkin lebih baik dari pada

berbicara.

d) Mengukur

Keterampilan mengukur sangat penting dilakukan agar siswa dapat

mengobservasi dalam bentuk kuantitatif. Mengukur dapat diartikan

"membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah

ditetapkan (Dimiyati, 1999 : 144). Kegiatan pengukuran yang dilakukan

siswa berbeda-beda tergantung dari tingkat sekolah mereka, karena

semakin tinggi tingkat sekolahnya maka semakin berbeda kegiatan

pengukuran yang dikerjakan.

e) Memprediksi

Memprediksi adalah antisipasi atau perbuatan ramalan tentang sesuatu

hal yang akan terjadi di waktu yang akan datang, berdasarkan perkiraan

pada pola kecendrungan tertentu, atau hubungan antara fakta dan konsep

dalam ilmu pengetahuan (Dimiyati, 1999: 144). Menurut (Djamarah,

(40)

24

dilakukan oleh siswa melalui kegiatan belajar antisipasi yang

berdasarkan pada kecendrungan/pola.

Hubungan antara data, hubungan informasi. Hal ini dapat dilakukan

misalnya memprediksi waktu tertibnya matahari yang telah diobservasi,

memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu

dengan menggunakan kendaraan dengan yang berkecepatan tertentu.

Pada prinsipnya memprediksi, observasi dan menarik kesimpulan

merupakan tiga hal yang berbeda, hal tersebut dapat dibatasi sebagai

berikut : kegiatan yang dilakukan melalui panca indera dapat disebut

dengan observasi dan menarik kesimpulan dapat diungkapkan dengan,

mengapat hal itu bisa terjadi sedangkan kegiatan observasi yang telah

dilakukan apa yang akan diharapkan.

f) Menyimpulkan

Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk me

mutuskan keadaan suatu. Objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep

dan prinsip yang diketahui (Dimyati, 1999: 145). Kegiatan yang

menampakkan keterampilan menyimpulkan misalnya: berdasarkan

pengamatan diketahui bahwa lilin mati setelah ditutup dengan gelas

rapat-rapat. Siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin bisa menyala apabila ada

oksigen. Kegiatan menyimpulkan dalam kegiatan belajar mengajar

dilakukan sebagai pengembangan keterampilan siswa yang dimulai dari

(41)

25

D. Pentingnya Penerapan Keterampilan Proses

Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) perlu diterapkan dalam kegiatan

belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar

didapatkan agar hasil belajar yang optimal

3. Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi

kebenaran ini (Dimyati, 2002: 137)

Pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan murid dalam

kegiatan belajarnya. Untuk itu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang

mengembangkan keterampilan proses yang dimaksud dengan keterampilan di

sini adalah kemampuan fisik dan mental yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan-kemampuan lain dalam individu. Semiawan (1990:14)

menyatakankan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan

pendekatan keterampila proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepa sehingga tak

mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada

siswa.

2. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda

memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai

dengan contoh-contoh kongkrit.

3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus

(42)

26

4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan

dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa.

E. Peran Keterampilan Proses

Keterampilan proses perlu dilatih dalam pengajaran IPA karena keterampilan

proses mempunyai peran-peran sebagai berikut: (a) Membantu siswa belajar

mengembangkan pikirannya; (b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan penemuan; (c) Meningkatkan daya ingat; (d) Memberi kepuasan

instrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu; (e) Membantu siswa

mempelajari konsep-konsep sains. Dengan mengembangkan

keterampilan-keterampilan proses IPA, anak akan mampu menentukan dan mengembangkan

sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sendiri

sikap nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu

menjadi roda-roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep

serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai (Trianto, 2010:148).

F. Tujuan melatih keterampilan proses dalam pembelajaran IPA

Melatih keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting untuk

memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal. Mata pelajaran akan

mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan diingat dalam waktu yang relatif

lama bila siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari peristiwa

belajar tersebut melalui pengamatan dan eksperimen. Selain itu, tujuan

melatih keterampilan proses pada pembelajaran IPA diharapkan sebagai

berikut: (a) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam

(43)

27

dalam belajar; (b) Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik

keterampilan produk, proses, maupun keterampilan kinerjanya; (c)

Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan

secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi; (d) Untuk lebih

memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya karena

dengan latihan keterampilan proses, siswa sendiri yang berusaha mencari dan

menemukan konsep tersebut; (e) mengembangkan pengetahuan teori dan

konsep dengan kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat; (f) Sebagai

persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam

masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan dan berpikir logis dalam

memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan (Muhammad, dalam

Trianto, 2010: 150).

G. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam

pembelajaran. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar,

maka semakin baik pembelajaran yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sardiman (2003:95) berikut.

“Belajar memerlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.”

Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi

efektif, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2004:171): “Pengajaran

(44)

28

atau melakukan aktivitas sendiri.” Berdasarkan pendapat di atas, dapat

dikatakan bahwa dalam pembelajaran Biologi sangat diperlukan adanya

keterlibatan siswa secara aktif agar belajar menjadi efektif dan dapat

mencapai hasil yang baik.

Nasution (2003:85) menyatakan bahwa aktivitas adalah segala tingkah laku

atau usaha manusia, atau apa saja yang dikerjakan, diamati oleh seseorang

mencakup kerja pikiran dan badan. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan

mendengarkan atau mencatat, tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif

lain yag dilakukan siswa. Diedrich (dalam Sardiman, 2003:101)

mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut.

a. Kegiatan-kegiatan visual : membaca, melihat gambar- gambar,

mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain

bekerja atau bermain.

a. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : Mengemukakan fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

b. Kegiatan-kegiatan mendengarkan : Mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan

suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

c. Kegiatan-kegiatan menulis : Menulis cerita, menulis laporan,

memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau

rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

d. Kegiatan-kegiatan menggambar : Menggambar, membuat grafik,

(45)

29

e. Kegiatan-kegiatan metrik : Melakukan percobaab, memilih alat- alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,

menari, berkebun.

f. Kegiatan-kegiatan mental : Merenungkan, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan- hubungan,

membuat keputusan.

Hamalik (2004:175) mengungkapkan sebagai berikut:

“Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pengajaran pada siswa, sebab:

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung

mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek

pribadi siswa secara integral.

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.

4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar

menjadi demokratis.

6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat da orang tua

dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit

sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana

aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan aktivitas

pada pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk

kerjasama yang harmonis di kalangan siswa, serta dapat mengembangkan

(46)

30

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Biologi, siswa

diharapkan benar-benar aktif, sehingga apa yang dipelajari akan lebih lama

diingat agar diperoleh hasil yang maksimal. Suatu konsep mudah dipahami

dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan

langkah-langkah yang tepat, jelas dan menarik. Dengan demikian, guru

hendaknya menggunakan model pembelajaran yang sesuai agar aktivitas

(47)

31

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012, yaitu pada bulan Januari 2012 di SMA Negeri 7 Bandar

Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester Genap

di SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas XI IPA 1 yang berjumlah 40

orang sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas XI IPA 3 yang

berjumlah 41orang sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain tes awal-tes akhir

tak equivalen. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model

pembelajaran GW , sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah.

Hasil tes awal dan tes akhir pada kedua kelas subyek dibandingkan. Struktur

(48)

32 (modifikasi dari Purwanto dan Sulistyastuti, 2007:90).

Gambar 2. Desain tes awal-tes akhir tak equivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai

berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat

diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen menggunakan

model GW dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran

ceramah.

d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang akan

digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.

I

O1

X O2

(49)

33

c. Mengumpulkan perangkat pembelajaran berupa gambar sesuai dengan

materi untuk setiap pertemuan yang akan diteliti dengan cara

mengunduh gambar dari berbagai sumber, yaitu :

Pertemuan 1: Uraian sub materi pokok struktur dan fungsi organ-organ

sistem pencernaan makanan manusia dengan cara

mengunduh foto organ-organ yang terdapat pada sistem

pencernaan makanan manusia.

Pertemuan 2: Uraian sub materi pokok proses dalam sistem pencernaan

pada hewan vertebrata

Pertemuan 3 : Uraian sub materi berbagai gangguan atau penyakit yang

terjadi pada sistem pencernaan makanan manusia dan

hewan dengan cara mengunduh foto-foto gangguan atau

penyakit yang terdapat pada sistem pencernaan makanan

manusia dan hewan.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Instruksi Kerja (LIK)

untuk setiap pertemuan. Lembar Instruksi Kerja (LIK) berisi gambar dan

pertanyaan serta petunjuk tentang struktur dan fungsi serta proses

pencernaan makanan manusia dan hewan,gangguan dan penyakit yang

dapat terjadi pada manusia dan hewan.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal tes awal dan akhir

(50)

34

lembar observasi untuk pengamatan kemampuan keterampilan proses,

catatan lapangan, kemudian melakukan uji ahli soal.

f. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen dalam kelas kontrol

berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa

dengan nilai sedang, 1 siswa dengan nilai rendah. Setiap kelompok

terdiri dari 5 orang siswa dengan nilai yang heterogen (Lie, 2004 : 42 ).

g. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok dan langsung memberi tugas

untuk diselesaikan dan dipamerankan pada pertemuan berikutnya oleh

masing-masing kelompok.

h. Guru membimbing tiap-tiap kelompok bagaimana menyelesaikan

tugasnya untuk dapat dipamerankan pada pertemuan selanjutnya.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model GW untuk

kelas eksperimen dan menggunakan metode ceramah

untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali

pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai

berikut :

A. Kelas Eksperimen

a. Pendahuluan

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Guru memberikan tes awal mengenai materi sistem pencernaan

(51)

35

3. Guru memberikan Apersepsi dengan cara:

(pertemuan I) : mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum berangkat

sekolah kalian sudah sarapan pagi ?”

(Pertemuan II): Mengapa hewan ruminansia pada saat istirahat terlihat

seperti mengunyah di dalam mulutnya?”

(Pertemuan III): Mengapa apabila kita makan gorengan dengan banyak cuka yang mengandung asam cuka perut kita menjadi sakit ?”

4. Guru memberikan motivasi dengan cara: (pertemuan I dan II); “guru

memberikan penjelasan tentang manfaat sarapan yang di makan tadi

pagi, melalui beberapa organ yang menyusun sistem pencernaaan.

Pada hewan ruminansia terlihat mengunyah pada saat istirahat,

dikarenakan proses pencernaannya sangat panjang yang dikenal

dengan proses dikunyah, ditelan, dan dikeluarkan lagi-dikunyah lagi.

(Pertemuan II)

(pertemuan III); “ Guru memberikan penjelasan, bahwa mengonsumsi

asam cuka berlebih dapat menggangu kerja organ lambung sehingga

akan mengakibatkan sakit perut. Memberikan penjelasan

gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada organ-organ yang terdapat pada

sistem pencernaan manusia serta memberikan penjelasan bagaimana

sistem pencernaan pada hewan vertebrata”.

5. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Pertemuan pertama

membahas sub materi organ-organ pada sistem pencernaan makanan

(52)

36

pertemuan kedua membahas sub materi sistem pencernaan pada

hewan vertebrata dan pertemuan ketigamembahas sub materi

gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan pada manusia

a) Kegiatan Inti

1. Guru memberikan LIK (Lembar Instruksi Kerja) yang berisi

pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan sub materi

organ-organ pada sistem pencernaan makanan pada manusia serta proses

pencernaan makanan pada manusia (Pertemuan 1) sub materi

pokok pada sistem pencernaan pada hewan vertebrata dan proses

dalam sistem pencernaan ( Pertemuan 2 ). Gangguan/kelainan

pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan

(Pertemuan 3).

2. Guru memberi kesempatan siswa untuk menyiapkan hasil karya

nya untuk dipamerkan ke kelompok lain .

3. Guru memerintahkan masing-masing kelompok secara bergantian

untuk mengamati hasil karya kelompok lain dan memberikan

komentar pada hasil kerja kelompok lain.

4. Guru memberi kesempatan untuk membahas pertanyaan yang

diajukan oleh kelompok lain serta mempresentasikan kembali

materi.

5. Dari materi yang telah dipamerkan tersebut guru memulai

menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin

(53)

37

b) Kegiatan Akhir

1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan/

rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru memberikan postest (berupa soal bentuk essay) tentang

macam-macam organ pencernaan makanan pada manusia dan

hewan vertebrata, proses pencernaan makanan, serta

gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan manusia.

3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan

dipelajari selanjutnya.

B. Kelas Kontrol (Metode Ceramah)

a. Pendahuluan

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Guru memberikan tes awal mengenai materi sistem pencernaan

makanan (Pertemuan I).

3) Guru memberikan apersepsi :

(Pertemuan I) : Guru menanyakan kepada siswa ” Apakah sebelum

berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi?”.

(Pertemuan II) : Guru menanyakan kepada siswa” Mengapa hewan

rumninansia disebut sebagai hewan memamah

biak?”

(Pertemuan III): Mengapa apabila kita makan gorengan dengan

banyak cuka yang mengandung asam cuka perut

(54)

38

4) Guru memberikan motivasi :

(Pertemuan I) : Guru memberikan penjelasan, bahwa sarapan yang

kalian makan tadi pagi melalui beberapa organ yang

menyusun sistem pencernaaan, untuk itu kita perlu

mempelajari organ-organ yang menyusun sistem

pencernaan tersebut.

( Pertemuan II ) : Guru memberikan penjelasan bahwa proses pencernaan

pada ruminansia sangat panjang sehingga harus

mengunyah makanan yang kemudian ditelan, dikeluarkan

kembali, dan ditelan lagi. Saat dikunyah untuk kedua kali

ini lah yang disebut memamah biak. Untuk itu mari kita

identifikasi struktur dan fungsi organ yang ada pada

ruminansia

(Pertemuan II): Guru memberikan penjelasan, bahwa saat kita sakit perut

kita akan merasakan sakit pada bagian lambung kita dan

memberikan penjelasan gangguan-gangguan yang

mungkin terjadi pada organ-organ yang terdapat pada

sistem pencernaan manusia serta memberikan penjelasan

bagaimana sistem pencernaan pada hewan vertebrata.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersipakan alat bantu

2) Guru mempersiapkan pokok-pokok materi

3) Guru memberi penjelasan dengan tahap penyampaian materi

(55)

39

c. Penutup

1) Guru memberikan ringkasan atau kesimpulan

2) Guru memberikan informasi untuk materi pada pertemuan selanjutnya

3) Guru mengadakan tes akhir untuk pertemuan terakhir (Pertemuan III).

4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

berupa aktivitas belajar siswa dengan mengunakan angket aktivitas

belajar. Data kuantitatif yaitu kemampuan keterampilan proses siswa

yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih

antara nilai pretes dengan postes, lalu dianalisis secara statistik.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Tes awal dan Tes akhir

Data keterampilan proses berupa tes awal dan tes akhir. Nilai tes awal

diambil pada pertemuan ke I dan tes akhir diambil pada pertemuan ke.

Nilai tes awal diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada

setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai tes akhir

diambil setelah pembelajaran pertemuan ketiga . Bentuk soal yang

diberikan adalah berupa essay yang mengandung indikator

keterampilan proses, dan soal tes awal maupun tes akhir berupa soal

(56)

40

b) Lembar Observasi Keterampilan Proses

Lembar observasi keterampilann proses berisi semua aspek kegiatan

yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

c) Lembar Aktivitas Siswa

Lembar aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan siswa yang diamati

pada saat pembelajaran. Aspek yang diamati yaitu berkritik dan saran,

bertanya, bertukar informasi dan membuat kesimpulan.

F. Teknik Analisis Data

a. Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini

diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Uji

hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t menggunakan

software SPSS 17, sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors menggunakan

program SPSS 17.

(57)

41

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho Jika Lhitung < Ltabel dan tolak Ho jika Lhitung > Ltabel

(Sudjana, 2002:466) atau terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho

untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki,

2002:118).

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS

17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang meliputi uji kesamaan dua

rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata. Uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 17.

Uji hipotesis dengan uji t terdiri dari:

(58)

42

c. Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

1) Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak sama

2) Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig< 0,05

Gambar

Tabel 2. Format Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Tabel 3 : Persentase keterampilan proses

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Kemampuan Bahasa Lisan Melalui Story Telling Pada Anak Didik Kelompok A di RA Perwanida Kadipaten Andong Boyolali Tahun Pelajaran 2012/1013. Jurusan

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, penulis memberikan batasan masalah yaitu pada kinerja keuangan KUD Serba Usaha Musuk di kabupaten Boyolali dan laporan keuangan yang

Ketika orang-orang yang tidak menikah dikelompokkan ke dalam beberapa sub grup (tidak menikah, bercerai, janda), hasilnya menunjukkan bahwa sesuatu yang berlawanan dimana orang

Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data-data primer melalui hasil wawancara dan observasi dari setiap riset partisipan, serta data-data sekunder yang diperoleh

Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan analisis data faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Posyandu oleh ibu balita di wilayah

Mengatur pola makan merupakan salah satu upaya pemeliharan tekanan darah yang stabil. Namun, Di Dukuh Sembir responden hipertensi yang sadar akan hipertensi tidak

internasional untuk standar yang berisi persyaratan manajemen mutu..

[r]