MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 6 WONODADI GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh SUKARTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 6 WONODADI GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU
OLEH
SUKARTI
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 WONODADI GADINGREJO
KABUPATEN PRINGSEWU
Nama : SUKARTI
No. Pokok Mahasiswa : 1013119196
Program Studi : S.1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing,
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Sugiyanto, M.Pd.
NIP 19590419 198503 1 004 NIP 19560616 198303 1 003
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Sugiyanto, M.Pd
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs.H. Maman Surahman, M.Pd. ... .
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: Juli 2012
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 6 WONODADI GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh: SUKARTI
Masalah yang dihadapi guru adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia . Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 6 Wonodadi Gadingrejo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pola umum setiap tindakan meliputi 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
Pembelajaran menggunakan metode sosiodrama mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus ditunjukkan dari jumlah siswa yang tuntas belajar.. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus 1 sebanyak 11 orang (44%), kemudian pada siklus II jumlah siswa yang tuntas bertambah 12 orang sehingga jumlah siswa yang tuntas pada akhir siklus II sebanyak 23 orang (92%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia.
Kata kunci : Prestasi Belajar, Metode Sosiodrama
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Wonodadi Gadingrejo Kabupaten Pringsewu sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr.H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Sugiyanto,M.Pd., selaku dosen Pembimbing, terima kasih atas kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses penyelesaian Skripsi ini
5. Bapak Drs.H. Maman Surahman, M.Pd., selaku Dosen Pembahas, terima kasih atas segala saran dan masukannya.
Akhirnya penulis panjatkan doa dan syukur, semoga apa yang penulis sajikan dalam laporan ini, bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Gadingrejo, Juli 2012 Penulis,
S u k a r t i
NPM. 1013119196
Halaman A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PengertianBelajar ... 6
B. Pengertian Prestasi Belajar ... 7
C. Metode Pembelajaran ... 8
D. Metode Sosiodrama ... 9
1. Langkah-langkah Sosiodrama ... 9
2 Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama... 10
E. Kerangka Pikir ... 11
F. Hipotesis Tindakan ... 13
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian ... 14
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14
C. Subjek Penelitian ... 14
D. Prosedur Penelitian ... 14
E. Teknik Pengumpulan Data ... 18
F. Teknik Analisis Data ... 18
G. Indikator keberhasilan ... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 20
B. Pembahasan ... 21
B. Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN 1. RPP dan Soal tes ... 34
2. Teks Dialog ... 55
3. Lembar Observasi Aktivitas ... 59
4. Nilai Siswa ... 60
5. Alat Peraga Gambar ... 62
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama : Sukarti
NPM : 1013119196
Program Studi : Program S-1 PGSD Dalam Jabatan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Judul Skripsi : Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Wonodadi Gadingrejo Kabupaten Pringsewu
Menyatakan bahwa penelitian skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,
S u k a r t i
MOTTO
(Al Insyiraah : ayat 5)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sukarti, dilahirkan di Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, pada tanggal 20 Juli 1957, anak keenam dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Kartodikromo (almarhum) dan Ibu Jumiyem.
Pendidikan formal di Sekolah Dasar SD Negeri 2 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1971, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 1974, dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di SPG Negeri II Tanjung Karang diselesaikan pada tahun 1977. Di tahun 1979, penulis diangkat menjadi guru Sekolah Dasar. Penulis juga telah menyelesaikan pendidikan Diploma II (DII) PGSD UP BJJ Bandar Lampung UT pada tahun 2006.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahi rohmaanirrohimm.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan Skripsi ini kepada:
ALLAH SWT atas segala anugerah yang telah diberikan.
Suami tercinta, Pujiono.
Anak-anaku tercinta Ari Irawati dan Reni Oktavia, S.S.T. yang selalu setiamemberi dukungan, semangat dan doanya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini dengan lancar.
Menantu tercinta, Ridwantoro dan Handoko Pamungkas, S.Pd.
Cucu tercinta, Anastasya Dian Nur Ratri dan Dwi Viona Indah Maharani.
Bapak pembimbing dan pembahas yang selalu memberikan bimbingan danABSTRAK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 6 WONODADI GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh: SUKARTI
Masalah yang dihadapi guru adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia . Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 6 Wonodadi Gadingrejo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pola umum setiap tindakan meliputi 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
Pembelajaran menggunakan metode sosiodrama mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus ditunjukkan dari jumlah siswa yang tuntas belajar.. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus 1 sebanyak 11 orang (44%), kemudian pada siklus II jumlah siswa yang tuntas bertambah 12 orang sehingga jumlah siswa yang tuntas pada akhir siklus II sebanyak 23 orang (92%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, dapat memudahkan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran dan mempermudah siswa untuk menangkap materi yang disampaikan. Namun dalam pelaksanaannya banyak guru yang masih menggunakan metode pembelajaran dengan ceramah, dan pembelajaran lebih didominasi oleh guru. Akibatnya pembelajaran yang dilakukan kurang menarik, siswa menjadi cenderung sering merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran.
Selain itu guru sering beranggapan bahwa dengan menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya berarti guru sudah menyelesaikan tugasnya mengajar. Guru kurang menyadari bahwa dalam pembelajaran seharusnya lebih mengutamakan proses pembelajaranya. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan. Oleh karena itu guru perlu melakukan usaha untuk memperbaiki pembelajaran yang ada dengan menggunakan pembelajaraan yang bisa membuat siswa lebih aktif dan bisa berkomunikasi dengan guru maupun dengan sesama siswa.
2
menyampaikan materi dengan ceramah saja. Keadaan ini jika dibiarkan tentu akan sangat merugikan bagi siswa karena Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang masuk dalam pelajaran yang dimasukkan dalam Ujian Nasional (UN).
Berdasarkan hasil observasi, nilai pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 6 Wonodadi pada kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah. Dari seluruh siswa diketahui hanya sebanyak 10 orang siswa atau 40% saja yang tuntas belajar atau mendapat nilai di atas KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65, sedangkan sebanyak 15 orang atau 60% mendapat nilai dibawah KKM atau belum tuntas. Ketidaktuntasan belajar siswa ini kemungkinan disebabkan pembelajaran yang digunakan kurang menarik. Hal ini rnengakibatkan hasil yang diperoleh belum maksimal karena metode pembelajaran yang digunakan belum menciptakan suasana yang dapat merangsang keinginan dan motivasi siswa untuk belajar secara optimal sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan menggunakan metode ceramah, siswa hanya akan menerima materi secara satu arah dari guru saja. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau gagasan-gagasan mereka.
Untuk itu guru perlu melakukan uaha untuk memperbaiki proses pembelajaran yang ada dengan menggunakanpembelajaran yang bisa membuat siswa lebih aktif dan bisa berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan sesama siswa, Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2002:9)
3
menarik perhatian anak didik karena tidak ada metode yang digunakan dalam pembelajaran yang seratus persen baik.
Salah satu pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut adalah pembelajaran dengan metode Sosiodrama. Metode sosiodrama mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan, sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama. Siswa juga akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yaitu:
a. Pembelajaran kurang menarik karena belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga cenderung membosankan.
b. Pembelajaran kurang memotivasi siswa.
c. Prestasi belajar siswa rendah dilihat dari rata-rata nilai yang belum mencapai KKM.
4
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan
per penerapan metode
sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 6 Wonodadi?"
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 6 Wonodadi Gadingrejo setelah diberikan metode Sosiodrama.
E. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa ,
Dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan diharapkan siswa akan lebih tertarik dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Bagi guru
a. Dapat memberikan gambaran dalam rangka pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
b. Mengembangkan kreatifitas dan strategi dalam memotivasi belajar siswa. c. Dapat menjadikan antisipasi mengajar Bahasa Indonesia bagi guru.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam
proses belajar terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan" pengetahuan,
dan keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif.
Whittaker (dalam Djamarah 2002:12) misalnya, merumuskan belajar sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman.
Menurut Slameto (dalam Djamarah 2002: 13) "Belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya"
Sedangkan menurut Kingskey (dalam Djamarah 2002:13) mengatakan bahwa
learning is the process by which behavior(in the broader sense) is originated or
changed through pactice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah
7
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang relatif
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh melalui interaksi
individu dengan lingkungannya.
B. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah
mengalami suatu proses belarjar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga
diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu
usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai - nilai kecakapan. Selain itu
prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang
diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial abitity)
yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk
mencapai prestasi. Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat
dimasukkan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan(ability).
Winkel (1996:162) mengatakan bahwa "prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kernampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan
belajamya sesuai dengan bobot yang dicapainya". Sedangkan menurut
Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: "Kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif afektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi
8
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat
diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah siswa yang bersangkutan
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata (actual) bukan
kecakapan potensial. Prestasi siswa biasanya dipengaruhi oleh faktor dalam diri
siswa yang belajar yang meliputi IQ, motivasi, minat, bakat, kesehatan dan faktor
luar siswa yang belajar yang meliputi guru pengajar,materi ajar, latihan, sarana
kelengkapan belajar siswa tempat di sekolah atau di rumah serta di lingkungan
sosial siswa.
Prestasi belajar ini dapat dilihat secara nyata berupa skor atau nilai setelah
mengerjakan suatu tes. Tes yang digunakan untuk menentukan prestasi belajar
merupakan suatu alat untuk mengukur aspek - aspek tertentu dari siswa misalnya
pengetahuan, pemahaman atau aplikasi suatu konsep.
C. Metode Pembelajaran
Menurut Sri Anitah (2007 : 7.24) dalam bahasa Inggris, metode berarti method
yang artinya cara. Apabila kita kaitkan dengan pembelajaran, metode merupakan
cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih
menekankan kepada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata
mengajar, yaitu metode mengajar. Metode adalah cara kerja yang bersifat relatif
umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pada hakikatnya
adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan , yang
meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Pemilihan bahan. b) Urutan bahan, c)
9
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode mengajar diperlukan oleh
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir. Guru sebaiknya menggunakan metode mengajar
yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran agar jalannya pengajaran tidak
membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik.
Berdasarkan beberapa arti tersebut jika dikaitkan dengan pembelajaran maka
pengertian metode adalah cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi
untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran
yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
D. Metode Sosiodrama
1) Langkah-langkah Sosiodrama
Menurut Ruminiati (2008 :2-8) metode sosiodrama merupakan salah satu
metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok.
Proses pembelajaran yang menggunakan metode sosiodrama cenderung
objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan
mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan sosiodrama dapat dilakukan
oleh siswa pada kelas tinggi di Sekolah Dasar. Di samping itu dalam
metode sosiodrama siswa diajak untuk bermain peran beberapa prilaku
10
Menurut Sri Anitah (2007:5.23) prosedur penggunaan metode sosiodrama
adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan topik sosiodrama yang diarahkan oleh guru. Ketika siswa akan membuat suatu drama, maka langkah awal yang harus ditempuh adalah menetapkan topik cerita dari drama tersebut.
b. Menetapkan kelompok dan topik yang akan dibahas. Metode sosiodrama adalah suatu metode yang memerlukan lebih dari satu orang siswa, oleh karena itu hendaknya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
c. Sosiodrama diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik dan peran yang dimainkan. Untuk memainkan peranan dalam sosiodrama, maka guru diharuskan memberi petunjuk awal tentang cara dan teknik memainkan sosiodrama yang baik sesuai dengan topik yang disampaikan.
d. Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik dan prosedur dapat dilakukan dengan diskusi. Untuk membahas kekurangan dan kelebihan tentang sosiodrama yang ditampilkan oleh kelompok, maka dapat dievaluasi melalui diskusi kelas.
e. Kesimpulan dan saran dari kegiatan sosiodrama. Pada akhir pembelajaran maka harus ada benang merah yang berupa kesimpulan yang dibahas oleh guru dan siswa secara bersama-sama.
Berikut ini, dijelaskan tentang kemampuan guru dan kondisi siswa guna
mendukung efektivitas metode sosiodrama dalam pembelajaran.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode
sosiodrama diantaranya:
a. Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan
peran yang akan dilahrkan dalam sosiodrama,
b. Mampu memberikan illustrasi,
c. Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam sosiodrama tersebut,
d. Mampu mengamati secara proses sosiodrama yang dilakukan oleh
11
2) Kelebihan dan Kekurangan Sosiodrama
Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi dan interaksi
merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui
pembelajaran sosiodrama. Hal ini merupakan salah satu kelebihan
metode sosiodrama. Metode mengajar sosiodrama lebih banyak
menuntut aktivitas siswa sehingga langsung maupun tidak langsung
melalui metode sosiodrama kemampuan siswa yang berkaitan
dengan bermain peran dapat dikembangkan. Siswa akan menguasai
konsep dan keterampilan intelektual, sosial dan motorik dalam
bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar melalui
situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang
berkelanjutan.
Namun demikian, pelaksanaan pembelajaran sosiodrama memerlukan
waktu yang cukup banyak. Inilah yang menjadi kekurangan metode
sosiodrama. Jika guru tidak maksimal dalam memanfaatkan waktu
pembelajaran, maka pembelajaran dengan sosiodrama tidak akan
maksimal.
E. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru. Metode pembelajaran yang
digunakan tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Metode pembelajaran
12
menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk
memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat akan menentukan
tingkat aktivitas dan prestasi belajar siswa terhadap konsep yang diberikan
dalam proses pembelajaran. selama ini guru belum memanfaatkan metode
pembelajaran yang ada sehingga berpengaruh pada aktivitas dan prestasi belajar
siswa. Untuk mengetahui bagaimanakah metode sosiodrama dapat
meningkatkan prestasi belajat bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 6
Wonodadi, maka dilakukan penelitian terhadap kelas tersebut dengan diterapkan
metode sosiodrama.
Menurut Ruminiati (2008 :2-8), kelebihan penggunaan metode sosiodrama
adalah pembelajarannya mampu untuk mengajak siswa berperan aktif dalam
pembelajaran di kelas, siswa juga dituntut untuk lebih bertanggungjawab dengan
konsep materi yang didapatkannya sehingga materi yang didapat tidak hanya
sebatas diingat, tetapi juga disampaikan. Siswa juga menjadi jauh lebih aktif
dalam proses belajarnya. Oleh karena itu, siswa akan lebih mudah mengingat
materi yang didapat akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Tetapi juga
ada beberapa kendala atau kelemahan dari pembelajaran ini, Masalah yang
sering muncul adalah pembagian waktu yang tepat. Karena jika pembagian
waktunya kurang baik, maka pembelajaran dengan metode sosiodrama ini justru
akan menjadi susah diterapkan.
Berdasarkan kelebihan metode pembelajaran sosiodrama tersebut, maka dengan
penggunaan waktu yang baik, metode sosiodrama ini akan mampu
13
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu : Berdasarkan hasil
tinjauan pustaka dan kerangka pikir maka dapat ditarik hipotesis “Penerapan
metode sosiodrama dengan benar dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dimulai dari perencanaan tindakan, observasi dan
refleksi, kemudian kembali ke perencanaan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Wonodadi Kabupaten Pringsewu.
Penelitian ini dimulai dari bulan April dan berakhir pada bulan Mei semester
Genap Tahun Pelajaran 201 I -2012.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 6 Wonodadi Tahun
Pelajaran 20l1 -2012 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki
dan 15 siswa perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini diadopsi dari model
Kemmis dan MC Taggart (dalam Sunyono 2010:15) dengan pola umum sebagai
15
Garis besar langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
Siklus I Siklus II
Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus 1
a. Perencanaan 1
Pada tahap ini diawali dengan:
a. Membuat RPP, lembar observasi, menyiapkan bahan ajar ,alat peraga
bermain peran, LKS dan soal tes formatif
b. Mempersiapkan dan merencanakan skenario pembelajaran berupa
skema sebagai berikut: Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi Perencanaan II Perbaikan
16
Gambar 3.2. Skenario pelaksanaan pembelajaran adaptasi dari Sri Anitah
(2007:5.23)
b. Pelaksanaan Tindakan 1
Pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario pembelajaran sebagai
berikut:
1) Menyampaikan indikator pembelajaran, mengaitkan pembelajaran
dengan pengetahuan awal siswa serta menentukan topic sosiodrama
yaitu tentang kesehatan yang berjudul “sakit perut”.
2) Mengelompokkan siswa secara berpasang-pasangan (2 orang tiap
kelompok).
3) Guru memberi petunjuk cara dan teknik bermain sosiodrama.
4) Melaksanakan pembelajaran sosiodrama dengan menggelar pentas
drama yang masing-masing tokoh diperankan oleh siswa tiap
kelompok.
5) Tiap kelompok melakukan diskusi untuk menganalisis kekurangan
dan kelebihan pelaksanaan sosiodrama.
6) Menarik kesimpulan bersama siswa.
17
c. Pengamatan 1
Melakukan pengamatan bersama dengan observer terhadap pelaksanaan
pembelajaran melalui metode pembelajaran sosiodrama, guru, siswa
kondisi kelas dan masalah-masalah yang muncul pada saat pembelajaran
di kelas. Pengamatan ini dilakukan oleh seorang observer yang dapat
dipercaya dalam artian observer adalah orang yang mampu menyampaikan
data dengan sebenar-benarnya. Lembar observasi terlampir. Tes formatif
menggunakan tes tertulis.
d. Refleksi 1
Refleksi 1 dilakukan untuk membahas tentang kekurangan yang terjadi
pada siklus 1 berkenaan dengan skenario pembelajaran, pembagian waktu
dan tugas siswa serta refleksi mengenai RPP dan hasil pembelajaran untuk
direvisi atau diperbaiki pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan 2
Berdasarkan refleksi siklus 1, Guru membuat RPP sebagai pedoman siklus
ke II dengan metode dan model yang digunakan sesuai pada siklus 1.
b.Pelaksanaan tindakan 2
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada mei 2012 dan dimulai
dengan kegiatan hasil dari refleksi siklus l. Menekankan pada hal-hal yang
18
pada siklus II ini, siswa lebih memahami pelajaran yang disampaikan
sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.
c. Pengamatan 2
Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui
metode pembelajaran sosiodrama terhadap siswa. Lembar pengamatan
terlampir, serta tes formatif yang dilakukan menggunakan tes tertulis
seperti pada sikus I.
d. Refleksi 2
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama tindakan 2, guru , siswa dan
observer bersama membahas hasil pengamatan serta hasil uji siklus.
Diharapkan pada akhir siklus ini semua siswa mendapatkan hasil yang
optimal.
E. Teknik pengumpulan data
1. Observasi
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung
terhadap aktivitas sosiodrama.
2. Tes
Teknik tes dilakukan untuk mengambil berupa data prestasi siswa. Tes
dilakukan pada akhir setiap siklus. Tes dilakukan pada tiap akhir siklus.
19
Untuk pengambilan data akttivitas menggunakan lembar pengamatan/observasi,
sedangkan data prestasi siswa ditentukan dari nilai tes formatif pada tiap siklus.
Adapun rumus mencari skor pengamatan sesuai dengan tabel sebagai berikut:
No. Nama Aspek yang diamati
Nilai bermain
peran
Lafal Intonasi Ekspresi
1 2 3 dst..
Keterangan nilai aktivitas bermain peran:
100
Untuk nilai tes formatif tertulis sebagai berikut:
Nilai tes formatif = 100
G. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan tindakan kelas ini yaitu Siswa dianggap aktif bila nilai
aktivitas bermain drama mencapai 60, dan Nilai prestasi belajar dianggap tuntas
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan Penilaian Tindakan Kelas ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode pembelajaran sosiodrama dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas V SD Negeri 6 Wonodadi.
2. Dengan menggunakan metode sosiodrama siswa dapat berdiskusi dengan
leluasa dan dapat berkreasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa kelas V SD Negeri 6 Wonodadi.
3. Dapat meningkatkan hubungan sosial antara siswa yang satu dengan
yang lain juga antara siswa dan guru.
B. Saran
Pada pembelajaran ini masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Maka,
dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan selanjutnya dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah dasar, maka penulis mengajukan saran sebagai
30
1. Siswa
Siswa harus lebih berani untuk mengeluarkan pendapat dan ide kreatif
serta lebih efisien menggunakan waktu yang ada dalam pembelajaran.
2. Guru
Guru harus lebih bisa menggali pengetahuan awal siswa dan memberikan
motivasi sebelum memulai pembelajaran sehingga siswa akan lebih siap
dalam memulai pembelajaran
3. Sekolah
Penggunaan pembelajaran metode sosiodrama dengan baik akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran Bahasa