• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN, KOMPETENSI GURU, DAN CARA PENILAIAN BELAJARA SISWA TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP 3 NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN, KOMPETENSI GURU, DAN CARA PENILAIAN BELAJARA SISWA TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP 3 NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN, KOMPETENSI GURU, DAN CARA PENILAIAN BELAJARA SISWA TERHADAP KINERJA GURU PADA

SMP 3 NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Rahmat Susan Wijaya

Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur kebehasilan sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah proses kerja guru yang terfleksi dalam merencanakan, merancang, melakasanakan dan menilai proses belajar yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin professional guru dalam proses pembelajaran. Tugas guru buakn hanya semata, tetapi dimulai dari proses

perencanaan sampai dengan penilaian. Seorang guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh.Apabila seorang guru kompetensi harus menjalakan tugas secara optimal. Selain itu, cara penilain belajar siswa melakukan cara penilaian pembelajaran siswa mampu menjalankan tugasnya dengan fresional. Namun pada kenyataanya masih banya guru yang membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tidak tepat pada waktunya, belum menerapkan Model pembelajaran yaitu kurikulum yang mengedepankan pendidikan karakter dan Contekstual Learning Students (CLS) dan hanya sedikit guru yang menggunakan teknik penilaian. Berdasarkan hal tersebut penelti bertujuan untuk mengetahui factor yang mempengaruahi kinerja guru pada SMP 3 Natar yang dibatasi pada variable bebas model pembelajaran, kompetensi guru, dan cara penilain belajar siswa.

(2)

linier multiple

Berdasarkan analisis data yang dihitung mengunakan rumus stasistik diperoleh : 1. Ada pengaruh model pembelajaran terhadap kinerja pada SMP Negeri 3 Natar,

dengan diperoleh t hitung 3, 635 > t tabel 2,007 koefisien korelasi (r) 0,423 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,423 > r tabel 0,268 dan koefisien determinasi (r2) 0,179 dengan persamaan linier Ŷ= 11,124 + 0,782X

2. Ada pengaruh antara kompetensi guru terhadap kinerja pada SMP Negeri 3 Natar, dengan diperoleh t hitung 5, 069 > t tabel 2,007, koefisien korelasi (r) 0,516 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,516 > r tabel 0,268 dan koefisien

determinasi (r2) 0,266 dengan persamaan linier Ŷ= 56,077 + 0,0139X

3. Apa pengaruh antara cara penilaian belajar siswa terhadap kinerja pada SMP Negeri 3 Natar, dengan diperoleh t hitung 4,776 > t tabel 2,007, koefisien korelasi (r) 0,487 yang menunjukkan bahwa r hitung 0,487 > r tabel 0,268 dan koefisien determinasi (r2) 0,237 dengan persamaan linier Ŷ= 55,154 + 0,011X

(3)

PENGARUH PEMAHAMAN MODEL PEMBELAJARAN, KOMPETENSI GURU DAN CARA PENILAIAN BELAJAR SISWA TERHADAP

KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN

2011/2012

(Skripsi)

Oleh

RAHMAT SUSAN WIJAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(5)

DAFTAR ISI

(6)

B. Populasi dan Sampel ... 43

2. Definisi Operasional Variabel ... 47

3. Pengukuran Variabel ... 53

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75

C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 88

1. Uji Normalitas ... 88

2. Uji Homogenitas ... 89

3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 89

a. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X1 Terhadap Y ... 89

b. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X2 Terhadap Y ... 90

(7)

D. Uji Hipotesi ... 95

1. Hipotesis Pertama ... 95

2. Hipotesis Kedua ... 96

3. Hipotesis Ketiga ... 98

4. Hipotesis Keempat ... 99

E.Pembahasan ... 101

1. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 101

2. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 ………. .. 102

3. Pengaruh Cara Penilaian Belajar Siswa Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 ………... . 104

4. Pengaruh Model Pembelajaran, Kompetensi Guru, dan Cara Penilaian Belajar Siswa Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 106

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi Absensi Guru ... 7

2. Persentase Absensi Guru ... 7

3. Hasil Penelitian yang Relevan ... 37

4. Definisi Operasinal ... 50

5. Uji Validitas Y ... 57

6. Uji Validitas X1 ... 58

7. Uji Validitas X2 ... 58

8. Uji Validitas X3 ... 59

9. Ringkasan Anava Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 65

10. Data Jumlah Siswa SMP Negeri 3 Natar ……….. ... 78

11. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 3 Natar …... ... 79

12. Kondisi Guru dan Karyawan SMP Negeri 3 Natar ………….. ... 79

13. Distribusi Frekuensi Variabel X1 ... 81

14. Kategori Variabel X1 ... 81

15. Distribusi Frekuensi Variabel X2 ... 83

16. Kategori Variabel X2 ... 83

17. Distribusi Frekuensi Variabel X3 ... 85

18. Kategori Variabel X3 ... 85

19. Distribusi Variabel Y ... 87

20. Kategori Variabel Y ... 87

(9)

2011/2012 (Skripsi)

Oleh

RAHMAT SUSAN WIJAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(10)

GURU DAN CARA PENILAIAN BELAJAR SISWA TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 3 NATAR

LAMPUNG SELATANTAHUN PELAJARAN

2011/2012.

(Skripsi)

Oleh:

RAHMAT SUSAN WIJAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(11)
(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Samsi, M.Si ...

Sekretaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1 003

(13)

Judul Skripsi DAN CARA PENILAIAN BELAJAR SISWA TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

: RAHMAT SUSAN WIJAYA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853031038

: Pendidikan Ekonomi

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI DAN CARA PENILAIAN BELAJAR SISWA

PADA SMP NEGERI 3 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembimbing II,

Hi. Nurdin, M.Si. 19600817 198603 1 003

Ketua ProgramStudi Ekonomi,

(14)

Motto

“Allah akan meninggikan orang beriman diantara mu dan orang-orang yang memberiakn ilmu beberapa deranjat dan Allah maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(QS. Al Mujaadillah : 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selsesai dari suatu urusan, kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain” (Al-Insyirah, 6-7)

“Rasulullah SAW bersabda: “ Dan barangsiapa yang berjalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya

jalan menuju surga”

(15)

Alhamdulillah Hirobbil Alamin....

Segala puji hanya milik Allah SWT. Rabb semesta alam

atas izin dan ridho-Nya, hingga selesai sudah karya kecil

dari peluh dan letihku.

Kupersembahkan dengan tulus kepada:

Mama dan Papaku(Alm) tercinta yang penuh dengan

kesabaran selalu memberikan dukungan, do’a, serta

semangat untuku meraih cita-cita. Semoga Allah

SWT. selalu memberikan kemulyaan di dunia dan di

akhirat.

Ayuk ku Elly Marlina, Kakak ku Hollazi Setiawan,

Mas Asiswanto, Kirana yang selalu memberikan

motivasi, semangat dan do’a untuk kesuksesanku.

Keluaga Bapak, Ibuk Sudarmanto, Embak Fit, Mas

Joko, Mas Heru,dan Keluarga Hi. Syarkawi serta

saudara-saudaraku semua yang ku sayangi.

Calon pendampingku yang setia menantiku

.

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Desa Tiuh Balak Pasar, Kecamatan

Baradatu, Kabupaten Way Kanan pada tanggal 24 Januari

1990 dengan nama lengkap Rahmat Susan Wijaya. Penulis

merupakan anak tiga dari tiga bersaudara, Putra dari pasangan

Bapak Maderi Usman dan Ibu Zulyani.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 2 Tiuh Balak Pasar diselesaikan pada tahun 2002

2. SMP Negeri 1 Baradatu diselesaikan pada tahun 2005

3. SMA Negeri 1 Baradatu diselesaikan pada tahun 2008

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

Lampung melalui jalur SNMPTN MANDIRI NON REG (Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti

beberapa organisasi, antara lain: Anggota HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam),

penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di

Solo-Yogyakarta-Semarang-Bandung-Jakarta. Pada bulan Juli, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata

(KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Desa Giham Suka Maju

(17)
(18)

SANWACANA

Segala puji hanya milik Allah Swt. Rabb semesta alam yang tiada henti

memberikan kenikmatan, rahmat, kasih sayang, dan karunia-Nya. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skipsi yang berjudul

“Pengaruh Pemahaman Model Pembelajaran, Kompetensi Guru, dan Cara

Penilaian Belajar Siswa Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Natar

Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Shalawat beserta salam tetap

tersanjung agungkan kepada Uswatun Khasanah kita semua Rasulullah

Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.

Ucapan terimakasih yang tulus Penulis sampaikan kepada pihak yang telah

membimbing dan membantu kelancaran akan terselesaikannya skripsi ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S, selaku pembantu Dekan I FKIP Unila.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila.

5. Bapak Drs. Buchori Asyik,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

(19)

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Samsi, M.Si, selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Yon Rizal M.Si., selaku penguji.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan

kepada penulis.

10. Mama dan Papa ( Alm) tersayang, terimakasih atas semua yang telah

diberikan untukku, doa, airmata, kasih sayang, dan semua pengorbanan beliau

untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun. Semoga kelak Allah

SWT. menyediakan jannahnya untuk Mama dan Papa. Amin Ya Rabbal

A’lamiin.

11. Ayukku Elly Marlina, Kakakku Hollazi Setiwan, Ponakan Kirana, Mas Asis

dan serta seluruh keluargaku dan keluarga besar Pak Sudarmanto tercinta

terima kasih atas dukungan, do’a, perhatian, kasih sayang, motivasi, dan

pengorbanannya selama ini.Terimakasih karena selalu menjagaku sepanjang

umur ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan kasih

sayang-Nya untuk kalian. Amin Ya Rabbal A’lamiin.

12. Untuk calon pendamping hidupku, terima kasih atas doa, dukungan dan

(20)

Sri, Santi, Aul, Citra, Desi, Devy, Dinar, Dyah, Eka N, Elda, Ellysa, Dila,

Ferli, Fiqih, Freddy, Galih, Gika, Kiki, Lisa, Udin, Marsel, Maya, Meyta,

Nia, Wulan, Pepi, Puji, Rahma, Fani, Rosi, Rudi, Bay, Windy, Dini, Yana

dan Yuli), terimakasih atas do’a dan dukungannya. Suka dan duka kita

bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk

mencapai ridho Allah SWT.

14. Untuk teman seperjuanganku ECOUTION 2008 MANDIRI (Andrea, Angga,

Ayu, Dede, Desi S, Durotul, Eka R, Ela, Iin, Ika P, Joko, Acc, Meli, Ana, Nur

KD, Osie, Ratih CN, Mai, Rachma, Suryo, Wina, Andrian, Aris, Chintya,

Desi MS, Ucil, Dwinta, Zie, Ika N, Ivan, Kris, Lia, Meri, Mina, Ony, Mitha,

Rini, Sigit, Siti Ruhibah, Vita dan Yenni), terimakasih atas do’a dan

dukungannya. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa

depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT.

15. Kakak tingkat 2005, 2006, 2007 yang telah memberikan masukan dan

informasi dalam penyelesaian skripsi ini serta adik tingkat angkatan 2009,

2010 dan 2011.

16. Keluarga Besar Kosant Kirana (Mega, Ulan, Lia, Husnul, David, Embak

Dian, Embak Fitri, Mas Heru, Mas Asiswanto) atas doa, dukungan, motivasi,

bantuan, dan kebersamaan selama ini.

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

(21)

bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,

(22)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahmat Susan Wijaya

NPM : 0853031038

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar

pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012

(23)

I. PENDAHULUAN

Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

dan ruang lingkup penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Minimnya lulusan pendidikan formal merupakan kejadian tersendiri dalam

dunia pendidikan, Merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

pengetahuanya dalam rangka membentuk nilai,sikap dan perilaku. Sebagai

upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, Pendidikan juga

merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk menujang

kehidupanya yang kualitas pendidikan yang memadai sangat dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan akan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM).

Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai keterampilan

dan keahlian sangat dibutuhkan untuk memenuhi pembangunan suatu bangsa

diberbagai bidang. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh berbagai pihak

untuk meningkatkan kualitas pendidikan.Namun pada kenyataanya banyak

lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi kriteria tuntutan

lapangan kerja yang tersedia, apalagi menciptakan lapangan kerja baru

(24)

pendidikan. Kondisi seperti ini merupakan gambaran rendahnya kualitas

pendidikan kita.

Era gelobalisasi dari segi kemajuan teknologi memberikan sikap kesadaran

terhadap kita semua. Kualitas pendidikan sangat dibutuhkan untuk dapat

bersaing dengan negara lain. Teruma pendidikan formal, dalam pendidikan

formal banyak faktor yang turut mempengaruhi kualitas pendidikan. Salah

satunya ialah kurikulum,menerapkan model pembelajaran, kinerja guru, peran

serta siswa dalam belajar, sistem pengelolaan administrasi, serta mekanisme

kepemimpinan kepala sekolah yang perlu dioptimalkan fungsinya agar

kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Namun pada kenyataanya, faktor

yang seharusnya turut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan belum

berpengaruh sebagaimana mestinya. Dikarenakan belum ada kesadaran diri

akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa.

Salah satu faktor yang menjadi tolok ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja

guru. Kinerja guru yang dimaksud adalah proses kerja guru yang terefleksi

dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar

yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin profesional guru dalam

proses pembelajaran. Tugas guru bukan hanya mengajar semata, tetapi

dimulai dari proses perencanaan sampai dengan penilaian. Namun pada

kenyataanya masih banyak guru yang membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran tidak tepat pada waktunya, belum menerapkan Pemahaman

(25)

karakter dan Contekstual Learning Students (CLS) dan hanya sedikit guru

yang menggunakan teknik penilaian. Berdasarkan hal tersebut, maka menjadi

salah satu dasar bahwa kinerja guru disekolah masih rendah.

Pentingnya model pembelajaran dalam KBM dikelas sesuai dengan setandar

kompetensi dan kompetensi dasar, Suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

efektif dan efisien. Dalam mengajar guru harus sebaiknya menggunakan yang

sesuai denganmodel pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu

model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model

pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok pembelajaran guru

diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi

yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi

pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya

pada model pembelajaran.Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu

memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu

model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model

pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja

sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru.

Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali

siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan

(26)

belum berjalan secara optimal, dikarenakan guru belum tepat dan piawai

menentukan yang mana menjadi model pembelajaran yang akan di

terapkan.Sering kali Guru sudah menerapkan model pembelajaran tetapi

siswa tidak terantisipasi terjadi kegaduhan dan proses mengajar tidak berjan

dengan baik yang berdampak pada kinerja guru di sekolah.

Seorang Guru untuk menjalankan tugasnya secara profesional tidak mudah

dilakukan, apabila seorang guru kompetensi harus menjalakan tugas secara

optimal, kemampuan apa yang dituntutkan oleh masyarakat terhadap guru di

masa datang. Karena guru sebagai faktor penentu mutu pendidikan yang

berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran

kelas, Peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin

kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai

peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus lebih

dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru

di masa mendatang tidak lagi satu-satunya orang yang paling”well informed

terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan

berinteraksi dengan manusia dijagat raya ini. Agar proses pendidikan dapat

berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang

memadai, baik dari kompetensi pedagogik pada kompetensi professional.

Efektif menekan kan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisien lebih melihat

pada bagai mana cara mencapai hasil dicapai dengan membandingkan atara

(27)

tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang tidak bertanggung jawab

dan layak. Guru belum piawai dalam melaksanakan profesinya, Dalam

menjalankan kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru yang berdampak pada

kinerja guru di sekolah.

Melakukan cara penilaian pembelajaran siswa mampu menjalankan tugasnya

dengan fresional, dan juga cara penilaian merupakan suatu teknik yang

digunakan oleh seorang guru sebagai alat untuk mengevaluasi dalam

menyampaikan materi pelajaran. Guru dituntut dapat evaluasi pendidikan

dalam institusi pendidikan, Yang dapat menggususkan evaluasi hasil belajar.

Guru dapat memberikan penilain siswa secara objektif dengan hasil dari

penilain afektif, kognitif, psikomotorik sesuai dengan kriteria penilain siswa

yang sudah ditetapkan di dalam rencana pembelajaran. Penilaian guru

terhadap siswanya akan mengetahui siswa-siswa mana yang berhak

melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun

mengetaui siswa - siswa yang belum behasil menguasai bahan.Dengan

petunjuk ini Guru lebih memusatkan perhatian kepada siswanya yang belum

berhasil. Namun pada kenyataanya masih banyak guru menilain siswa dengan

tidak objektif, Sehingga siswa tidak tau apa yang telah di proleh hasilnya.

Dan Guru masih belum secara optimal menggunakan cara penilaian yang

professional dalam kegiatan pembelajaran.cara penilaian yang baik akan

(28)

Sekolah Menegah Pertama merupakan suatu organisasi yang memerlukan

pengelolaan terpadu, baik oleh guru sebagai pelaksana kegiatan belajar

mengajar di kelas maupun oleh kepala sekolah sebagai pengendali kegiatan

disekolah. Koordinasi yang baik oleh kepala sekolah melahirkan pencapaian

tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada di lingkungan

sekolah, dan keterpaduan kerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar serta penciptaan situasi yang kondusif merupakan prasyarat

keberhasilan sekolah. Namun pada kenyataannya, belum terlaksana secara

optimal di sekolah. Keberhasilan sekolah yang diinginkan belum dapat

terealisasi seperti yang diinginkan, pengelolaan terpadu yang diharapkan

belum dapat terlaksana, dan belum ada koordinasi yang optimal antara kepala

sekolah sebagai pengendali dan guru sebagai pelaksana. Kemudian

menyebabkan kegagalan pengelolaan terpadu yang berdampak pada

rendahnya kinerja guru disekolah.

Salah satu aspek yang mencerminkan kondisi kinerja adalah tingkat kehadiran

atau absensi. Tingkat absensi dapat menunjukan tingkat kedisiplinan,

semangat bertanggung jawab yang dituntut sebagai profesinya , sikap kerja

dan keaktifan Guru menjalankan tugasnya dalam mengajar Namun pada

kenyataanya, berdasarkan hasil penelitian pendahuluan pada, diketahui masih

terdapat guru yang tidak hadir pada jam kerjanya, persentase ketidakhadiran

guru yang didasarkan pada absensi guru perbulan dibagi dengan hari kerja

(29)

Tabel 1. Rekapitulasi Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan

November Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada SMP 3 Natar Lampung Selatan.

Bulan Absensi Guru

Izin Sakit Tanpa Keterangan Juli

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan

Pada tabel 1. di atas terlihat bahwa ketidak hadiran guru selama 5 bulan pada

semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 terdiri dari keterangan izin

sebanyak 109 orang guru, keterangan sakit 28 orang guru, dan tanpa

keterangan sebanyak 20 orang guru.

Tabel 2. Persentase Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan November Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan.

Perhitungan tingkat absensi guru adalah sebagai berikut.

Berdasarkan tabel 2. di atas dapat diketahhui bahwa tingkat ketidak hadiran

guru relatif tinggi selama 4 bulan pada semester ganjil Tahun Pelajaran

2011/2012 dengan persentase yang berfluktuatif setiap bulanya. Tingkat

(30)

bulan Oktober dan November sebesar 2,10% dengan rata-rata tingkat absensi

guru sebesar 2,80% setiap bulannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa segala sesuatu pekerjaan yang

dilakukan baik bersifat pribadi maupun kelompok, apabila tanpa didasari

dengan usaha untuk meningkatkan kinerja, maka tujuan akhir dari suatu

organisasi tidak akan tercapai. Tinggi rendahnya kinerja guru berkaitan erat

dengan banyak faktor, salah satunya yaitu Pemahaman model pembelajaran,

Kompetensi guru, dan Cara penilaian belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka

penelitian ini mengambil judul tentang “Pengaruh Pemahaman Model

Pembelajaran, Kompetensi Guru, Cara Penilaian Belajar

SiswaTerhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Natar Lampung

(31)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Minimnya lulusan pendidikan formal.

2. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan antara lain:

pemahaman model pembelajaran, perencanaan pembelajaran guru,

kinerja guru.

3. Rendahnya kinerja guru di sekolah.

4. Pemahaman Model pembelajaran belum terlaksanakan secara optimal.

5. Rendahnya kompetensi guru dalam menjalakan tugasnya.

6. Cara penilaian belajar siswa belum menjalankan fungsi dan tugasnya

secara optimal.

7. Tingkat kehadiran guru masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi

masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada

Pengaruh Pemahaman Model Pembelajaran (X1), Kompetensi Guru (X2) dan

Cara Penilaian Belaja Belajar Siswa (X3) terhadap Kinerja Guru (Y).

D. Rumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka

secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai

(32)

1. Apakah ada pengaruh Pemahaman model pembelajaran terhadap kinerja

guru pada SMP Negeri 3 Natar tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah ada pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru pada SMP

Negeri 3 Natar tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh cara penilaian belajar siswa terhadap kinerja guru

pada SMP Negeri 3 Natar tahun pelajaran 2011/2012?

4. Apakah ada pengaruh pemahaman model pembelajaran , kompetensi guru

dan cara penilian belajar siswa terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 3

Natar tahun pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. pengaruh Pemahaman model pembelajaran terhadap kinerja guru pada

SMP Negeri 3 Natar tahun pelajaran 2011/2012;

2. pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru pada SMP Negeri 3

Natar tahun pelajaran 2011/2012;

3. pengaruh cara penilaian belajar siswa terhadap kinerja guru pada SMP

Negeri 3 Natar tahun pelajaran 2011/2012; dan

4. pengaruh Pemahaman model pembelajaran, kompetensi guru dan cara

penilaian belajar siswa terhadap kerja pada SMP Negeri 3 Natar tahun

(33)

F. Manfaat Penelitian

Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan akan

mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan

mendatangkan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada

umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.

b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti lainnya yang

ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru

di SMP Negeri 3 Natar.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam

menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan

kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan

kinerja guru.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan kepada guru untuk memahami penggunan

(34)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup:

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh guru di SMP Negeri 3 Natar Lampung

Selatan pada Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pemahaman model pembelajaran (X1),

kompetensi guru (X2), dan cara penilaian belajar siswa (X3) terhadap

kinerja guru (Y) di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan pada Tahun

Pelajaran 2011/2012.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung

Selatan.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2011/2012.

5. Disiplin Ilmu

Disiplin yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen

apendidikan dan manajemen sumberdaya manusia.

(35)
(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja guru, pemahaman terhadap model pembelajaran, kompetensi guru,cara penilaian belajar siswa, dan hasil penelitian yang relevan), kerangka berpikir dan hipotesis.

A.Tinjauan Pustaka

1. Kinerja Guru

1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar “kerja” yang menterjemahkan dari bahasa asing “prestasi” atau hasil kerja. Secara umum, kinerja adalah penampilan atau hasil tampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” dari bahasa Inggris yang berarti penampilan (Basrowi, 2010:54).

Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala,2009:604).

Colquit, Le Pine dan Wesson mendefinisikan kinerja sebagai berikut.

“job performance is defined as the value of the set of employee behaviors that contribute, either positively or negatively, to organizational goal

(37)

“bahwa kinerja didefinisikan sebagai nilai dari himpunan perilaku karyawan yang berkontribusi, baik positif atau negatif, untuk pencapaian tujuan organisasi. Definisi ini berarti, kinerja meliputi perilaku yang berada dalam kontrol karyawan, tetapi masih dalam batas perilaku pekerjaan (bukan yang diluar itu) dan relevan dengan kinerja”. (Basrowi, 2010:55).

Teori lain mengungkapkan bahwa, Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. (Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Segala, 2009:548).

Menurut August W. Smith, performance is output derives from proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari proses yang dilakukan manusia. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seorang atau orgnisasi dengan orentasi prestasi.(Rusman, 2010:50).

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melakasanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja target atau sasaran atau kritria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepaikati bersama. (Veithzal Rivai, 2008:14).

(38)

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya.(Basrowi, 2010:55)

Menurut Helfert,Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki.(Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala, 2009:604)

Berbagai pengertian kinerja di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan seseorang dalam bidang pekerjaanya menurut kriteria tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam

melakasanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja guru merupakan prestasi yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standard dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaanya sebagai seorang guru.

1.2Penilaian kerja

Menurut Basrowi (2010:56) penilaian kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap

karyawan. Sedangkan menurut T. Hani Handoko ( 2008: 135),

Penialaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevalusi atau menilai prestasi kerja karyawan.

(39)

dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. (Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala, 2009:604)

Menurut Yuliani, tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru yaitu, sebagai berikut.

1. Kemampuan pribadi meliputi hal-hal yang bersifat fisik seperti tampang, suara, mata atau pandangan, kesehatan, pakaian, pendengaran, dan hal yang bersifat psikis seperti humor, ramah, intelek, sabar, sopan, rajin, kreatif, kepercayaan diri, optimis, kritis, obyektif, dan rasional. 2. Kemampuan sosial antara lain bersifat terbuka, disiplin, memiliki

dedikasi, tanggung jawab, suka menolong, bersifat membangun, tertib, bersifat adil, pemaaf, jujur, demokratis, dan cinta anak didik.

3. Kemampuan professional sebagaimana dirimuskan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) yang meliputi sepuluh kemampuan professional guru yaitu: menguasai bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan pendalaman/ aplikasi bidang studi, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,

menggunakan media dan sumber, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pendidikan, mengenai fungsi, dan program bimbingan penyuluhan, mengenal, menyelenggarakan administrasi sekolah, memahami prinsip, dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan belajar. (Basrowi, 2010:27)

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa seorang guru harus mempunyai minimal tiga kemampuan dasar untuk menunjang profesinya sebagai seorang pendidik dan pengajar yang profesional. Tiga kemampuan dasar tersebut antara lain: kemampuan pribadi yang meliputi hal-hal yang bersifat fisik, kemampuan sosial meliputi disiplin dan tanggung jawab, dan kemampuan profesional.

(40)

a. The Time Bomb.

Sesuai dengan istilahnya, yaitu the time bomb atau bom waktu, maka pekerja pada kelompok ini terdiri dari orang-orang yang tempramental dan senang mengacaukan suasana. Tipe pekerja semacam ini akan semakin liar apabila mereka bekerja dalam lingkungan yang penuh tekanan (under pressure). Para supervisor atau manajer bahkan sering kali mampu berbuat apapun menghadapi tipe pekerja semacam ini. Dari segi kinerja, tipe pekerja the time bomb biasanya sulit mencapai kinerja yang dapat diharapkan oleh perusahaan.

b. The Wet Blanket

Kontradiksi mungkin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan tipe pekerja the wet blanket. Di satu sisi, pekerja semacam ini akan tersinggung dan merasa dirinya diturunkan apabila dilibatkan dala aktivitas yang berskala kelompok, misalnya proses-proses diskusi dan pengambilan keputusan lainnya. Di sisi lain, apabila pekerja dengan tipe the wet blanket ini dilibatkan dalam kelompok, maka mereka akan menyusupkan opini-opini yang negatif dan ekspentansi yang suram. Pekerja dengan tipe the wet blanket cenderung berkeberatan terhadap permasalahan-permasalahan yang dibahas, misalnya dengan ungkapan bernada skeptis seperti “oh, ide ini mengandung hambatan dan mustahil dilaksanakan”, “ini akan

menyulitkan kita”, dan pernyataan-pernyataan yang lainnya. Tentu saja tipe pekerja the wet blanket cenderung berkonflik terutama dengan supervisor yang inovatif, berani mengambil resiko, dan berusaha menemukan hal-hal baru. Sangat kontradiktif bahwa apabila the wet blanket dikeluarkan dari diskusi, maka mereka akan meradang dan menyalahkan hampir semua orang bahkan jika perlu tipe the wet blanket akan meremehkan segala diskusi tentang inovasi yang tidak melibatkannya dalam kelompok.

c. The Really Nice Person

Pekerja dengan tipe the really nice person cenderung kharismatik dan sangat sopan dalam persahabatan. Seringkali walaupun tipe the really nice person tidak mampu menghasilkan kinerja kinerja yang baik, tipe ini terlihat terlalu baik untuk diberikan sanksi. The really nice person dalam berbagai kesempatan selalu ingin menonjolkan diri, tetapi sebenarnya tidak memiliki kemampuan. Permasalahannya, seringkali seorang manajer atau supervisor cenderung meminta maaf kepada tipe the really nice person, padahal sebenarnya tipe the really nice person didapati memiliki kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaanya.

d. The Isolate

Tipe pekerja rendah sering didapati pada the isolate yaitu orang-orang yang cenderung pendiam, menyimpan rahasia, dan miskin komunikasi. Tipe the isolate dari aspek pekerjaan mampu melakukan dengan baik pekerjaannya, tetapi sulitnya berkomunikasi dengan the isolate

menyebabkan kinerja mereka pada pekerjaan yang terkait fungsi utama kelancaran komunikasi dalam organisasi. Uniknya, mereka justru lebih senang jika dibiarkan sibuk dengan “pekerjaannya sendiri” dan tidak diikutkan dalam aktivitas-aktivitas yang melibatkan kelompok.

(41)

kelangsungan organisasi, sehingga tipe-tipe seperti the isolate sering menimbulkan persoalan dalam proses komunikasi.

e. The Excuse Maker

Tipe pekerja yang tergolong the excuse maker sering menghambat kinerjanya sendiri maupun kinerja organisasi akibat kebiasaanya

menggunakan alasan. Setiap ditanyakan tentang kinerjanya yang rendah, tipe the excuse maker ini selalu memiliki alasan walaupun sudah terbukti kinerjanya tidak memenuhi standar. Tipe the excuse maker menggunakan berbagai alasan yang tidak masuk akal selalu ditunjukan untuk

membenarkan diri atas kinerjanya yang rendah. f. The Loose Cannon

Pekerja dengan tipe the loose cannon memiliki ciri-ciri terlalu tekun, berbicara keras, jarang mempertimbangkan kinerjanya yang rendah salah dalam pertimbangan dan berlebihan atau salah arah akibat antusiasmenya. g. The Employee With Paralysis of Indecision

Tipe the employee with paralysis of indecision ini sepintas mirip dengan the loose cannon, yaitu menguasai hampir dalam semua aspek pekerjaan dan bahkan the employee with paralysis of indecision memiliki kelebihan dibandingkan dengan the loose cannon.(Triton, 2007:94-98)

Berdasarkan pendapat Perry di atas, telah dijelaskan mengenai tujuh tipe pekerja yang gagal mencapai kinerjanya. Tujuh tipe tersebut, antara lain: pertama, The Time Bomb atau bom waktu ialah tipe pekerja yang tidak bisa memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan tugasnya tepat pada waktunya. Kedua, The Wet Blanket ialah tipe pekerja yang tidak bisa bekerja secara kelompok. Ketiga, The Really Nice Pearson ialah tipe pekerja yang

(42)

Menurut Hamid Darmadi (2010:61), kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya dan berupaya untuk dapat

meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik.

Payman J. Simanjuntak menyebutkan bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya sebagai berikut.

1. Kompetensi individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokan dalam dua golongan, yaitua: pertama, kemampuan dan keterampilan kerja. Kedua, motivasi dan etos kerja.

2. Dukungan organisasi

Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyedian sarana dan prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi, dan syarat kerja.

3. Dukungan manajemen

Kinerja setiap orang sangat tergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja, demikian juga dengan

menumbuhkan motivasi dan memobilisasi pegawai untuk bekerja secara optimal. (Basrowi, 2010:59)

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain: kompetensi individu, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen. Ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang dalam menjalankan tugasnya di dalam sebuah organisasi.

(43)

pekerjaan seseorang sehingga perlu ditetapkan standar kinerja atau standar performance.(E Mulyasa, 2007:137)

Penilaian kinerja ditunjukan bukan untuk kepentingan organisasi yang bersangkutan melainkan untuk semua pihak, seperti yang diungkapkan oleh Ahmad S. Ruky bahwa penilaian prestasi mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu, maupun

kelompok;

2. mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas;

3. merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja;

4. membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna;

5. menyediakan alat/ sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai dengan gajinya atau imbalanya; dan

6. memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaanya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitanya.(Basrowi, 2010:62)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahwa yang dimaksud dengan penilaian kinerja adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai kerja karyawan. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan dengan baik, tertib, dan benar maka dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus dapat meningkatkan loyalitas para anggota organisasi yang ada didalamnya, dan apabila ini terjadi akan menguntungkan organisasi itu sendiri. Oleh karena itu, penilaian kerja perlu dilakukan secara formal dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh organisasi secara obyektif

1.3Ukuran Kinerja

Menurut Hamid Darmadi (2010:60-61), ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembanya, rasa

(44)

tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran.

Menurut T. R. Mitcel, salah satu ukuran standar kinerja adalah qulity of woks, hal ini bahwa ukuran kualitas kinerja guru dapat dilihat dari produtivitas pendidikan yang telah dicapai menyakut output siswa yang dihasilkan. ( Rusman, 2010:52)

Menurut Isjoni, ukuran kinerja guru dapat dilihat dari beberapa hal yaitu: 1. rasa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah,

2. profesi yang diembanya,

3. rasa tanggung jawab moral yang diembanya,

4. kepatuhan dan loyalitas dalam menjalankan tugas keguruan di dalam maupun diluar kelas,

5. mempersiapkan semua kelengkapan pengajaran, dan

6. mempertimbangkan metodologi pengajaran, media pengajaran, dan alat penilaian yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi. (Basrowi, 2010:63)

Menurut Mulyadi, adapun ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk menilai kinerja secara kuantitatif, antara lain:

1. Ukuran Kinerja Unggul

Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran penilaian. Dengan digunakannya hanya satu ukuran kinerja, karyawan dan

manajemen akan cenderung untuk memusatkan usahanya pada kriteria tersebut dan mengabaikan kriteria yang lainnya, yang mungkin sama pentingnya dalam menentukan sukses tidaknya perusahaan atau bagian tertentu.

2. Ukuran Kinerja Beragam

Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja. Ukuran kinerja bergam merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria kinerja tunggal. Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga manajer diukur kinerjanya dengan berbagai kriteria.

3. Ukuran Kinerja Gabungan

(45)

Berdasarkan pendapat di atas, untuk mengukur penilaian kinerja secara kuantitatif, dapat dibagi menjadi ukuran kinerja unggul, ukuran kinerja beragam, dan ukuran kinerja gabungan. Dari ketiga alat ukur kinerja tersebut mempunyai porsi dan fungsinya masing-masing sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Guru yang memiliki kinerja tinggi akan bernafsu dan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik kaitanya dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Setidaknya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Kesepuluh faktor tersebut adalah dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap guru, penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan sesame guru, (MKMP) dan (KKG), kelompok diskusi terbimbing dan layanan kepustakaan. (Hamid Darmadi, 2010:128).

Veitzal dan Ahmad menyebutkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengukur kinerja adalah sebagai berikut.

a. Indikator kerja yang baik, yaitu:

- terikat pada tujuan program dan menggambarkan pencapaian hasil, - pada hal-hal tertentu mendapat prioritas,

- terpusat pada hal-hal yang vital dan penting bagi pengambilan keputusan, dan

- terbatas terkaitnya dengan sistem pertanggungjawaban yang memperlihatkan hasil.

b. Pertimbangan utama penetapannya bahwa indikator kinerja harus: - menggambarkan hasil atau pencapaian hasil,

- merupakan indikator di dalam wewenangnya, - mempunya dampak negatif yang rendah,

- digunakan untuk menghilangkan insentif yang sudah ada, dan - ada pengganti atau manfaat yang lebih besar jika menghilangkan

insetif.

c. Keberhasilan atau kegagalan manajemen dapat diukur dengan melakukan:

- perbandingan antara kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan, - perbandingan antara kinerja nyata dengan kinerja yang diharapkan, - perbandingan antara kinerja tahun ini dengan tahun-tahun

(46)

- perbandingan kinerja suatu sekolah dengan sekolah lain yang lebih unggul, dan

- perbandingan pencapaian tahun berjalan dengan rencana dalam trend pencapaian. (Basrowi, 2010:64-65)

Berdasarkan pendapat diatas, ada beberapa hal yang diperlu dilakukan dalam mengukur kinerja. Hal yang diperlukan tersebut antara lain: indikator kerja yang baik, pertimbangan utama penetapan indikator, dan keberhasilan atau kegagalan manajemen. Beberapa hal tersebut sangat diperlukan untuk mengukur kinerja sesorang dalam sebuah organisasi.

Kinerja guru adalah penampilan, prestasi atau unjuk kerja seorang guru yang dapat dinilai secara kuantitas maupun kualitas berkenaan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar di dalam ataupun diluar kelas. Produktivitas seseorang dalam hal ini guru dapat dinilai dari apa yang dilakukannya dalam melaksanakan tugasnya, yakni bagaimana ia melakukan tugasnya. Dengan demikian, produktivitas seorang guru dapat ditinjau berdasarkan tingkatnya dengan tolok ukur masing-masing yang dapat dilihat dari kinerjanya. (Basrowi, 2010:68)

Berdasarkan beberapa kajian teori di atas, telah dijelaskan mengenai kinerja guru. Bahwa kinerja guru adalah suatu kemampuan guru untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dalam proses belajar mengajar di dalam ataupun diluar kelas. Dengan demikian, kinerja guru akan

menentukan keberhasilan dalam proses pendidikan di sekolah yang akan berdampak pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.

(47)

optimal ketika ada kepala sekolah dan kedisiplinan kerja guru yang masih rendah pula. Bertolak dari hal tersebut, maka peneliti mengangkat kinerja guru untuk menjadi salah satu variabel penelitian.

2. Pemahaman Model Pembelajaran

Pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. (Sadiman, 2002: 109)

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang

mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep.

(http://www.google.co.id/search?q=devinisi+pemahaman+terhadap+model+pe mbelajaran&ie)

(48)

Menurut Joyce & Weil, model pembelajaran dapat dijadikan pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pendidikanya. Secara rinci tentang model-model pembelajaran ini akan dibahas di bagian akhir setelah pendekatan pembelajaran.(Rusman, 2010:133).

Model pembelajaran menurut Gunter et al dalam I Wayan Santyas mendefinisikan an instructional model is a step –by-step procedure that leads to specific learning outcomes. Joyce & Weil, mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka koseptual yang digunakan sebagi pedoman dalam melakuakan pembelajaran.( I Wayan Santyas, 2007: 7).

Berbagai pengertian model pembelajaran di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksud model pembelajaran adalah sebagai pedoman pembelajaran bagi para guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran turorial dan untuk mentukan perangkat pembelajaran sesuai dengan dilakuan oleh guru yang dingin pembelajaran akan tercapai atau tersampaikan dengan siswanya.

Kardi dan Nur, Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:

1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembanganya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar ( tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

(49)

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. (Trianto, 2010:23).

Berdasarkan uraian di atas, bahwa model pembelajaran memiliki berbagai macam strategi yang melalui metode atau prosedur. Dari metode atau prosedur memilki empat ciri-ciri untukr dapat menciptakan pencapain suatu

pembelajaran.

Menurut Kemp, suatu kegiatan pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.

Senada dengan pendapatnya Kemp, Dick and Carey juga menyebutkan strategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau siswa. (Rusman, 2010:132).

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa merupakan model pembelajaran yang harus dikerjakan guru dalam pembelajaran agar terciptanya pembelajaran yang mudah diserap oleh siswa dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Menurut Johnson dalam Trianto (2010:55), Untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek Proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu

mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampun atau kompetensi yang ditentukan. Dalam sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat di pastikan berlangsung baik.

(50)

Model pembelajaran adalah suatu perencanan atau pola yang dapat kita guna untuk mendesain pola-pola mengajar seacara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk mementukan material/ perangkat pembelajarn termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program media komputer, dan kurikulum ( sebagai kursus untuk belajar).Setiap model

mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membentuk siswa untuk mencapai beberapa tujuan.( Trianto, 2010:52).

Berdasarkan penjabaran kajian teori di atas, telah dijelaskan mengenai model pembelajaran. Model pembelajaran adalah model kerangka koseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisaikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran, pengguanan model pembelajaran mendukung penyerapan dan keefktifan belajar siswa, penggunan model belajar dalam KTSP diasaskan kreatif efektif dan menyenangkan, untuk mengurangi dominasi guru dalam proses belajar mengajar, karena para siswa aktif dan terlibat dalam jalannya proses belajar mengajar.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan oleh penulis di sekolah yang dijadikan objek penelitian bahwa model pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal, masih banyak guru yang kurang mampu

mengembangkan model belajar, atau merasa enggan bila harus menggunakan

model belajar karena dirasakan akan menghabiskan banyak waktu, rumit dan

tujuan penyampaian materi tidak tercapai, sehingga guru lebih senang

menyampaikan materi secara langsung. Bertolak dari masalah tersebut, peneliti

(51)

3. Kompetensi Guru

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

dikelompokkan dalam dua golongan , yaitu; pertama , kemampuan dan keterampilan kerja.Kedua, motivasi dan etos kerja. Payman J. Simanjuntak. (Basrowi, 2010:59).

Guru adalah kondisi yang di posisikan sebagai gerda terdepan dan posisi senteral di depan melaksanankan peroses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru bahan pembicaran banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja atau totalitas dedekasi dan loyalitas pengeabdiannya. (Hamid Darmadi, 2010:59).

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diuwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14/2005 dan peraturan pemerintah No. 19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.(Farida Sarimaya, 2009:17).

Pentingnya kompetensi guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus di miliki setiap guru dalam menjejang pendidikan apapun. Kompetensi – Kompetensi lainya adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Secara teoretis ketiga jenis kompetensi tersebut dapat di pisah-pisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga jenis kompetensi tersebut tidak mungkin di pisah-pisahkan.Guru yang terampil mengajar tentupulah harus memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat.Ketiga Kompetensi tersebut terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru. (Oemar Hamalik, 2008:34).

(52)

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Di dalamnya tekandung ada 4 kompetensi guru sebagai berikut:

Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peseta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencana dan pelaksaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di milikinya.

 Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawah, menjadi teladan bagi peserta didik dan berhakhlak mulia.

 Kompetensi Profesional merupakan kemampuan penguasan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkanya membimbing perserta didik memnuhi standar kompetensi yang di tetapkan oleh standar pendidikan.Sedangkan yang dimaksud dengan.  Kompetensi Sosial adalah kemampuan pendidik sebagi bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,tenaga pendidikan, orangtua/wali perta didik dan masyarakat sekitar.( Hamid Darmadi, 2010:31).

Berdasarkan teori di atas, bahwa kompetensi guru adalah

Pengetahuan keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

(53)

kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berujud tidakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran.( Farida Sarimaya, 2009:17).

Berdasakan pendapat - pendapat di atas, bahwa merupakan tidakan yang bertanggung jawab dalam amana yang sudah dijalankan seorang guru dengan perkerjanya dari segi keterampilan dan sikap sikap yang berujud tidakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

Kemudian tatkala Fuad Hassan menjadi menteri Dikbud. Para guru diminta mencermati tugas-tugas yang diembanya lewat sepuluh kemampuan dasar guru.Kesepuluh kemampuan dasar guru itu masing-masing sebagai berikut.

a. kemampuan mengembangkan kepribadian; b. kemampuan menguasai landasan kependidikan; c. kemampuan menguasai bahan pengajaran; d. kemampuan menyusun program pengajaran ;

e. kemampuan menilai hasil dan proses belajar-mengajar yang telah dilaksanakan;

g. kemampuan menyelenggarakan program bimbingan; h. kemampuan menyelenggarakan program sekolah;

i. kemampuan berinteraksi dengan teman sejawat dan masyarakat; j. kemampuan menyelenggarakan penilitian sederhana untuk kerluan pengajaran. ( Hamid Darmadi, 2010:31).

Berdasarkan uraian di atas, bahwa guru harus memiliki kemampuan dasar yang terdiri berbagai macam yakitu kemampuan mengembangkan keperibadian yang masih dapat dirinci menjadi subkemampuan yakitu: bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemampuan dasar menguasai landasan pendidikan yang meliputi, mengenal tujuan pendidikan, mengenal fungsi sekolah dalam

(54)

memilh dan mengembangkan strategi pembelajaran. Kemampun dasar melaksanakan program pengajaran meliputi menciptakan iklim belajar yang tepat. Kemampuan meyelenggarakan program bimbingan pada hakikatnya tertuju kepada cara-cara membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kemampuan dasar menyelenggarakan administrasi sekolah pada perinsipnya diupayakan agar guru mengenal jenis-jenis pekerjaan administrasi dan mahir melaksanakannya.

Maka guru yang dinilai kompeten secara professional, apabila:

a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik- baiknya.

b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-perannya secara berhasil. c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

(tujuan intruksional) sekolah.

d. Guru tersebut mampu melaksanakan perananya dalam proses mangajar dan belajar dalam kelas.(Oemar Hamalik, 2008:38).

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa seorang guru mampu ngembangkan tangung jawab sebagai guru, mampu melakasankan perannya dengan berhasil, berkerja atau berusaha semaksimal mungkin untuk pencapaian tujuan

pendidikan sekolah dan mampu menjalankan peranya dalam prose mengajaran pembelajran didalam kelas.

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diuwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14/2005 dan peraturan pemerintah No. 19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.( Farida Sarimaya, 2009:17).

(55)

melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru juga dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya. Guru sebagai agen pembelajaran diharapkan memiliki empat kompetensi. Empat kompetensi tersebut yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan kompetensi profesional.Sebelum membahas tentang

kompetensi sosial dan kepribadian, penulis uraikan secara singkat tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan oleh penulis di sekolah yang dijadikan objek penelitian bahwa kompetensi guru berkerjanya belum optimal, banyak guru yang tida melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang tidak bertanggung jawab dan layak. Guru belum piawai dalam

(56)

4. Cara Penilaian Belajar Siswa

Penilaian dalam bahasa inggris sering disebut evalusation atau assessment bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran, Pada akhirnya sesuatu program pendidikan dan pengajaran, atau pun pelatihan pada umumnya diadakan penilain. Tujuannya tiada lain untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran atau pelatihan tersebut telah dikuasi oleh pesertanya atau belum. (Arnie

Fajar,2009:217).

Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk . Penilain bersifat kualitaif. Menurut Ralph Tyler mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. (Suharsimi Arikunto, 2008:3).

Penilaian yang akan dilakuan hendaknya dilakuakan secara perkala dan berkelajutan, artinya bahwa penilaian mengukur semua kompetensi dasar, dilakukan pada satu atau lebih kompetensi dasar, hasilnya dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial atau pengayaan, mencangkup aspek kognitif, psikomotor dan afektif yang diukur melalui pengamatan, kuesioner, atau intrumen penilain lainnya. ( Arnie Fajar, 2009:218).

(57)

Berdasarkan teori diatas, bahwa cara penilain belajar siswa adalah dapat disimpulkan bahwa proses penilaian dalam lembaga-lembaga pendidikan formal pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai jarak antara situasi yang ada dengan kondisi yang diharapkan untuk memperoleh data yang akan memberikan gambaran tentang harapan-harapan yang tertuang dalam tujuan pembelajaran seperti yang ditetapkan sebelumnya. Tanpa ada kegiatan penilaian tidak akan mungkin seorang guru dapat mengembangkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan karena tidak tersedianya informasi yang akurat tentang kelebihan/keuntungan maupun kekurangan/kelemahan dari berbagai praktik-praktik yang telah dilakukannya di dalam proses pembelajaran itu sendiri. Demikian pula bahwa dengan

kegiatan penilaian akan diperoleh data tentang sejauhmana penguasaan peserta didik terhadap bahan yang telah tersaji dalam interaksi belajar mengajar dan sekaligus juga dapat diketahui efektifitas dan efesiensi program pengajaran yang telah dilakukan.

Menurut Robet L. Thorndike dan Elizabeth Hagen, menjelaskan evaluasi dengan pengukuran: bahwa dalam beberapa hal evaluasi lebih luas, karena dalam evaluasi juaga termasuk penilaian formal dengan penilain intuitif mengenai kemajuan perserta didik.Evaluasi juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan. ( Arnie Fajar,2009:217).

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa evaluasi merupakan suatu alat

(58)

mengenai kemajuan peserta didik, Terkait dengan penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan.

Menurut Saifuddin Azwar (2007: 157) pemberian nilai( grading) merupakan proses penerjemahan skor hasil tes yang dikonversikan, kedalam klafikasi evaluatif menurut norma atau keteria yang relevan.Klifikasikann evaluative dimaksudnya adalah pennggolongan ini tingkat atau jenjang yang punya arti evaluative seperti baik buruk ,tinggi-sedang - rendah ,memuaskan-tidak memuaskan dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa pemberian nilai melakuan keteria yang dapat dihasilakan oleh peserta didik dan ia memiliki titik kesejangan yang memiliki seperti baik buruknya yang di hasilkan.dan harus mampu menilai persertadidik dengan objektif sesuai dengan keriteria siswa.

Hal ini di dukung oleh pendapat Fajar (2009:218-219) tentang macam-macam penilaian, antara lain:

1. Penilaian melalui tes, meliputi:

a. Tes tertulis (uraian objektif, uraian non-objektif/uraian bebas, jawaban atau isian singkat, pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, sebab akibat).

b. Tes lisan.

c. Tes perbuatan/kinerja/performens/penampilan (melakukan tugas tertentu seperti membuat laporan atau makalah). 2. Penilaian melalui observasi atau pengamatan

3. Penilaian melalui portofolio 4. Penilaian melalui wawancara

5. Penilaian melalui tugas terstruktur baik individu maupun kelompok.

6. Penilaian melalui catatan perilaku harian laporan aktivitas di luar kelas.

(59)

Berdasarkan urain di atas, bahwa macam tentang penilain yang meliputi

diantaranya melalui tes, penilaian melalui observasi atau pengamatan, penilaian melalui portofolio, wawancara, tugas terstuktur baik individu maupun

kelompok. Semua itu banya macam dari segi penilain.

Dengan diadakannya penilain, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang di peroleh siswa dari menilai ini ada 2 kemungkinan:

1.Memuaskan

Jika siswa memproleh hasil yang memuaskan dan nilai itu meyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diprolehnya lagi pada kesempatan lain waktu. Akibatnya, siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapatkan hasil yang memuaskan lagi.

2. Tidak memuaskan

Jika siswa tidak puas dengan hasil yang di proleh, ia akan berusaha agar lain kali kedepadan itu tidak terulang lagi.keadan sebaliknya dapat terjadi. Ada beberapa siswa yang lama kemamuanya, akan menjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang telah diterimanya.

Makna bagi guru

a. dengan hasil penilaian yang tiproleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa yang mana yang sudah berhak melanjutkan pelajaranya karena sudah berhasil menguasi bahan maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan.Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatianya kepada siswa yang belum berhasil. Apalagi juga guru belum berhasil yang memusat dan memberikan perilaku yang lebih teliti sehingga keberhasilan selajutnya dapat diharapkan.

b. Guru mengatahui apa materi yang dijajarkan sudah dapat bagi siswa sehinngga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu di adakan perubahan.

c. Guru mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat apa belum. Jika sebagian besar dari siswa yang memproleh angka jelek pada penilain yang di adakan , mungkin hal ini di sebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru harus mewas dari atau mencoba mencari metode yang lain dalam

Gambar

Tabel
Tabel 2. Persentase Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan November
Tabel 3. Hasil Penelitian yang Relevan
Tabel 4. Definisi Operasional Variabel
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi yang dilihat melalui variabel pendapatan perkapita, angka partisipasi pendidikan, luas area

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ksduajenis krioprotektan, baik EG maupun DMSO, dapat dipakai untuk pembekuan semen ayam hutan hijau. EG dengan konsentrasi 4, 6, dan 8%

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisa bioekonomi perikanan sumberdaya udang dogol (Metapenaeus monoceros) di perairan Cirebon. Model Bioekonomi merupakan

1) Prof. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Arif Widodo, A.Kep., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang

“Pengaruh Perilaku Pembelian Hedonic dan Utilatarian Terhadap Store Loyalty di Gerai Fashion Matahari Department Store Surabaya” Skripsi.. Surabaya:

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Daerah diberi kewenangan untuk memungut

Gambar 6 Persentase komposisi jumlah jenis zooplankton pada kedua stasiun pengamatan di perairan cekungan karst Cileungsi selama penelitian Berdasarkan komposisi

Bahasa Kelima dari Konvensi Penerbangan Sipil Internasional, Chicago 1944) yang naskah aslinya dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir