• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Rantai Pasokan Obat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Rantai Pasokan Obat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI RANTAI PASOKAN OBAT DI RUMAH SAKIT ISLAM

JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Oleh

PUSPITA ROSA

H 24066004

PROGRAM SARJANA MANAJEMENPENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

EVALUASI RANTAI PASOKAN OBAT DI RUMAH SAKIT ISLAM

JAKARTA CEMPAKA PUTIH

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan khusus

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

PUSPITA ROSA

H 24066004

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

EVALUASI RANTAI PASOKAN OBAT DI RUMAH SAKIT

ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh PUSPITA ROSA

H 24066004

Menyetujui, Mei 2009

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir. Jono M Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(4)

ABSTRAK

Puspita Rosa, H 24066004. Evaluasi Rantai Pasokan Obat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis.

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih (RSIJCP) adalah salah satu contoh perusahaan jasa di bidang kesehatan yang memperhatikan mutu pelayanan dengan menerapkan sistem Manajemen Rantai Pasokan (MRP). Penelitian ini bertujuan (1) Mempelajari, menganalisis dan memberikan gambaran penerapan MRP di RSIJCP, (2) Mengetahui tanggapan anggota rantai pasokan (pemasok, perusahaan dan layanan farmasi (3) Menganalisis hubungan efektivitas terhadap MRP di RSIJCP.

Penelitian ini dilakukan di RSIJCP yang berlokasi di Cempaka Putih Tengah No.1 Jakarta Pusat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari dokumen RS, lembaga terkait, buku, internet, jurnal dan penelitian terdahulu. Pengolahan data dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda metode (backward ellimination).

Ada enam peubah yang mempengaruhi efektivitas, yaitu pemenuhan kebutuhan (X1), logistik (X2), produksi (X3), pendapatan dan laba (X4),

biaya-biaya (X5) dan kerjasama (X6). Pada RSIJCP, setelah dilakukan analisis dengan

analisis berganda hanya peubah logistik (X2), produksi (X3) dan kerjasama (X6)

memiliki hubungan efektifitas dari hasil uji F atau uji simultan diperoleh nilai siginifikan (p-value) < 0,05 yang diukur dari uji ANOVA (Analysis Of Variance). Uji t atau uji parsial diperoleh nilai p value < 0,05 yang diukur dengan (coefficients), sedangkan uji koefisien determinasi yang dilihat dari nilai (adjusted R square) 70,8 persen, yang diartikan bahwa peubah logistik dan produksi dapat menjelaskan efektivitas 70,8 persen.

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah putri sulung dari empat bersaudara pasangan H. Rojali dan Sulastri. Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 1984.

Pada tahun 2003-2006 penulis tercatat sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi perikanan lewat jalur USMI (Undangan Seleksi Mahasiswa IPB). Masa studi dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manjemen, Institut Pertanian Bogor pada November 2006.

(6)

KATA PENGANTAR

Maha Besar Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan, dilengkapi dengan akal sempurna yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Shalawat dan salam tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dari kebodohan kepada cahaya.

Pelayanan yang tepat waktu dan tepat mutu menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan pada setiap perusahaan. Salah satunya dengan penerapan Manajemen Rantai Pasokan (MRP) yang efektif yang selalu dievaluasi secara berkelanjutan. Untuk itu, pada kesempatan ini disampaikan Skripsi berjudul Evaluasi Rantai Pasokan Obat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada kesempatan kali penulis berterimakasih kepada :

1. Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis 2. Nurhadi Wijaya, S.TP, MM. dan Heti Mulyati, S.TP, MT. selaku dosen

penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun.

3. Staf Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang berkenan memberikan kesempatan untuk dijadikan sebagai objek penelitian.

4. Orang tua yang selalu mendukung dalam penyelesaian skripsi. 5. Rekan-rekan yang menjadi penyemangat dalam penyelesaian skripsi. 6. Seluruh pihak yang membantu penyelesaian skripsi.

Penulis berharap semoga penelitian yang akan dilakukan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya bagi diri pribadi. Saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan karya ini.

Bogor, Mei 2009

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.2. Prinsip Dasar Manajemen Rantai Pasokan ... 7

2.1.3. Unsur dan Ruang Lingkup Manajemen Rantai Pasokan... 7

2.1.4. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan ... 8

2.1.5. Jenis-Jenis Jaringan Proses Bisnis ... 9

2.1.6. Pengelolaan Rantai Pasokan ... 10

2.1.7. Pentingnya Rantai Pasokan di Perusahaan ... 13

2.1.8. Ciri-ciri Manajemen Rantai Pasokan ... 14

2.1.9. Kriteria Sukses Manajemen Rantai Pasokan ... 15

2.2. Rumah Sakit ... 17

2.3. Alat Kesehatan dan Obat-obatan ... 17

2.4. Kontrol dan Evaluasi ... 20

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21

III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3. Pengumpulan Data ... 25

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 30

3.4.1. Method of Succesive Interval ... 32

3.4.2. Uji Normalitas Data ... 33

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.4.4. Analisis Konklusif-Deskriptif ... 35

3.4.5. Analisis Regresi ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 44

(8)

4.1.2. Struktur Organisasi ... 45

4.2. Karakteriristik Responden ... 47

4.3. Rantai Pasokan ... 49

4.3.1. Aliran Rantai Pasokan ... 49

4.3.2. Anggota Rantai Pasokan ... 55

4.4. Jaringan Proses Rantai Bisnis ... 61

4.5. Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Data ... 62

4.6. Tanggapan Responden terhadap Kuesioner ... 64

4.7. Hubungan antara Efektivitas dan Manajemen Rantai Pasokan ... 68

4.7.1. Faktor Pendorong Efektivitas Rantai Pasokan ... 68

4.7.2. Hasil Analisis Regresi Berganda Antara Efektivitas dan MRP... 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(9)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Data perkembangan jumlah rumah sakit selama 5 tahun ... 1

2. Daftar hasil penelitian terdahulu ... 21

3. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data ... 27

4. Indikator dari setiap peubah dalam kuesioner ... 29

5. Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner ... 36

6. Tabulasi silang responden ... 47

7. Uji reliabilitas pada setiap peubah pertanyaan ... 63

8. Hasil tanggapan responden terhadap efektivitas ... 64

9. Hasil tanggapan responden terhadap pemenuhan kebutuhan... 65

10. Hasil tanggapan responden terhadap logistik ... 65

11. Hasil tanggapan responden terhadap produksi ... 66

12. Hasil tanggapan responden terhadap penerimaan dan laba ... 66

13. Hasil tanggapan responden terhadap biaya-biaya ... 66

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Rantai pasokan ... 9

2. Evaluasi MRP berbasis kecerdasan buatan ... 23

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 24

4. Penilaian berdasarkan interval ... 36

5. Rantai pasokan perbekalan kesehatan RSIJCP ... 49

6. Proses pengadaan dan pemesanan perbekalan kesehatan ... 54

7. Proses penerimaan perbekalan kesehatan dari pemasok ke petugas Gudang ... 55

8. Proses distribusi perbekalan kesehatan dari logistik ke layanan Farmasi ... 55

9. Jenis-jenis jaringan proses bisnis ... 62

(11)

EVALUASI RANTAI PASOKAN OBAT DI RUMAH SAKIT ISLAM

JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Oleh

PUSPITA ROSA

H 24066004

PROGRAM SARJANA MANAJEMENPENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

EVALUASI RANTAI PASOKAN OBAT DI RUMAH SAKIT ISLAM

JAKARTA CEMPAKA PUTIH

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan khusus

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

PUSPITA ROSA

H 24066004

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

EVALUASI RANTAI PASOKAN OBAT DI RUMAH SAKIT

ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh PUSPITA ROSA

H 24066004

Menyetujui, Mei 2009

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr.Ir. Jono M Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(14)

ABSTRAK

Puspita Rosa, H 24066004. Evaluasi Rantai Pasokan Obat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis.

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih (RSIJCP) adalah salah satu contoh perusahaan jasa di bidang kesehatan yang memperhatikan mutu pelayanan dengan menerapkan sistem Manajemen Rantai Pasokan (MRP). Penelitian ini bertujuan (1) Mempelajari, menganalisis dan memberikan gambaran penerapan MRP di RSIJCP, (2) Mengetahui tanggapan anggota rantai pasokan (pemasok, perusahaan dan layanan farmasi (3) Menganalisis hubungan efektivitas terhadap MRP di RSIJCP.

Penelitian ini dilakukan di RSIJCP yang berlokasi di Cempaka Putih Tengah No.1 Jakarta Pusat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari dokumen RS, lembaga terkait, buku, internet, jurnal dan penelitian terdahulu. Pengolahan data dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda metode (backward ellimination).

Ada enam peubah yang mempengaruhi efektivitas, yaitu pemenuhan kebutuhan (X1), logistik (X2), produksi (X3), pendapatan dan laba (X4),

biaya-biaya (X5) dan kerjasama (X6). Pada RSIJCP, setelah dilakukan analisis dengan

analisis berganda hanya peubah logistik (X2), produksi (X3) dan kerjasama (X6)

memiliki hubungan efektifitas dari hasil uji F atau uji simultan diperoleh nilai siginifikan (p-value) < 0,05 yang diukur dari uji ANOVA (Analysis Of Variance). Uji t atau uji parsial diperoleh nilai p value < 0,05 yang diukur dengan (coefficients), sedangkan uji koefisien determinasi yang dilihat dari nilai (adjusted R square) 70,8 persen, yang diartikan bahwa peubah logistik dan produksi dapat menjelaskan efektivitas 70,8 persen.

(15)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah putri sulung dari empat bersaudara pasangan H. Rojali dan Sulastri. Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 1984.

Pada tahun 2003-2006 penulis tercatat sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi perikanan lewat jalur USMI (Undangan Seleksi Mahasiswa IPB). Masa studi dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manjemen, Institut Pertanian Bogor pada November 2006.

(16)

KATA PENGANTAR

Maha Besar Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan, dilengkapi dengan akal sempurna yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Shalawat dan salam tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dari kebodohan kepada cahaya.

Pelayanan yang tepat waktu dan tepat mutu menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan pada setiap perusahaan. Salah satunya dengan penerapan Manajemen Rantai Pasokan (MRP) yang efektif yang selalu dievaluasi secara berkelanjutan. Untuk itu, pada kesempatan ini disampaikan Skripsi berjudul Evaluasi Rantai Pasokan Obat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada kesempatan kali penulis berterimakasih kepada :

1. Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis 2. Nurhadi Wijaya, S.TP, MM. dan Heti Mulyati, S.TP, MT. selaku dosen

penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun.

3. Staf Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang berkenan memberikan kesempatan untuk dijadikan sebagai objek penelitian.

4. Orang tua yang selalu mendukung dalam penyelesaian skripsi. 5. Rekan-rekan yang menjadi penyemangat dalam penyelesaian skripsi. 6. Seluruh pihak yang membantu penyelesaian skripsi.

Penulis berharap semoga penelitian yang akan dilakukan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya bagi diri pribadi. Saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan karya ini.

Bogor, Mei 2009

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan ... 6

2.1.2. Prinsip Dasar Manajemen Rantai Pasokan ... 7

2.1.3. Unsur dan Ruang Lingkup Manajemen Rantai Pasokan... 7

2.1.4. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan ... 8

2.1.5. Jenis-Jenis Jaringan Proses Bisnis ... 9

2.1.6. Pengelolaan Rantai Pasokan ... 10

2.1.7. Pentingnya Rantai Pasokan di Perusahaan ... 13

2.1.8. Ciri-ciri Manajemen Rantai Pasokan ... 14

2.1.9. Kriteria Sukses Manajemen Rantai Pasokan ... 15

2.2. Rumah Sakit ... 17

2.3. Alat Kesehatan dan Obat-obatan ... 17

2.4. Kontrol dan Evaluasi ... 20

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21

III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 22

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3. Pengumpulan Data ... 25

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 30

3.4.1. Method of Succesive Interval ... 32

3.4.2. Uji Normalitas Data ... 33

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.4.4. Analisis Konklusif-Deskriptif ... 35

3.4.5. Analisis Regresi ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 44

(18)

4.1.2. Struktur Organisasi ... 45

4.2. Karakteriristik Responden ... 47

4.3. Rantai Pasokan ... 49

4.3.1. Aliran Rantai Pasokan ... 49

4.3.2. Anggota Rantai Pasokan ... 55

4.4. Jaringan Proses Rantai Bisnis ... 61

4.5. Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Data ... 62

4.6. Tanggapan Responden terhadap Kuesioner ... 64

4.7. Hubungan antara Efektivitas dan Manajemen Rantai Pasokan ... 68

4.7.1. Faktor Pendorong Efektivitas Rantai Pasokan ... 68

4.7.2. Hasil Analisis Regresi Berganda Antara Efektivitas dan MRP... 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(19)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Data perkembangan jumlah rumah sakit selama 5 tahun ... 1

2. Daftar hasil penelitian terdahulu ... 21

3. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data ... 27

4. Indikator dari setiap peubah dalam kuesioner ... 29

5. Tanggapan responden terhadap pertanyaan kuesioner ... 36

6. Tabulasi silang responden ... 47

7. Uji reliabilitas pada setiap peubah pertanyaan ... 63

8. Hasil tanggapan responden terhadap efektivitas ... 64

9. Hasil tanggapan responden terhadap pemenuhan kebutuhan... 65

10. Hasil tanggapan responden terhadap logistik ... 65

11. Hasil tanggapan responden terhadap produksi ... 66

12. Hasil tanggapan responden terhadap penerimaan dan laba ... 66

13. Hasil tanggapan responden terhadap biaya-biaya ... 66

(20)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Rantai pasokan ... 9

2. Evaluasi MRP berbasis kecerdasan buatan ... 23

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 24

4. Penilaian berdasarkan interval ... 36

5. Rantai pasokan perbekalan kesehatan RSIJCP ... 49

6. Proses pengadaan dan pemesanan perbekalan kesehatan ... 54

7. Proses penerimaan perbekalan kesehatan dari pemasok ke petugas Gudang ... 55

8. Proses distribusi perbekalan kesehatan dari logistik ke layanan Farmasi ... 55

9. Jenis-jenis jaringan proses bisnis ... 62

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 81

2. Struktur organisasi RSIJCP ... 88

3. Denah gudang perbekalan kesehatan ... 91

4. Daftar perusahaan pemasok ... 92

5. Succesive interval method ... 93

6. Hasil uji validitas per butir pertanyaan ... 96

7. Hasil uji normalitas data ... 97

8. Hasil analisis regresi backward ellimination ... 100

(22)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan catatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 jumlah Rumah Sakit (RS) di Indonesia semakin bertambah, baik unit Rumah Sakit Swasta (RSS) maupun Rumah Sakit Umum (RSU). Pertumbuhan RS sendiri mengalami perkembangan yang sangat pesat, tetapi perkembangan tersebut tidak diikuti dengan penyebaran yang lebih merata. Sebagian besar RS itu berada di Pulau Jawa dan hanya kota-kota besar (Candraningrum, 2003).

Perkembangan jumlah RS selama 5 tahun (2000-2004), bertambah 17,3 persen dari 1145 menjadi 1.246 (tidak termasuk Rumah Bersalin). Bertambahnya jumlah RS yang paling nyata adalah RSS, dari 550 menjadi 621 RS. Tidak hanya RSS yang bertambahnya jumlahnya, namun RS dari berbagai kepemilikan juga bertambah kuantitasnya, seperti dimuat pada Tabel 1 (www.depkes.go.id, 2007).

RS yang telah dinyatakan terakreditasi baik yang dikelola pemerintah maupun swasta hingga Desember 2000 sebanyak 312 (27,2%) dari 1.145 RS yang ada. RSS yang terbanyak lulus akreditasi adalah wilayah DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Bali (Candraningrum, 2003).

Tabel 1. Data perkembangan jumlah RS dari tahun 2003-2006

Kepemilikan 2003 2004 2005 2006

1. Depkes 14 13 13 13

2. Propinsi/Kab/Kota 339 348 365 377

3. TNI / POLRI 110 110 110 110

4. DEP LAIN / BUMN 71 71 71 71

5. Swasta 432 434 436 441

Jumlah 966 976 995 1.012

A. RSU

1.RSK Vertikal 17 18 18 18

2.RSK Prop/Kab/Kota 57 56 56 56

3.RSK Swasta 185 187 190 197

Jumlah 268 270 273 280

B. RSK

1.RS Vertikal/ 31 31 31 31

(23)

Lanjutan Tabel 1.

Kepemilikan 2003 2004 2005 2006

3.RS TNI / POLRI / 112 112 112 112

4.RS Dep Lain /BUMN/ 78 78 78 78

5.RS Swasta/Private 617 621 626 638

Total (RSU+RSK) 1.234 1.246 1.268 1.392

Sumber : www.depkes.go.id, 2007

Berkembangnya industri kesehatan di Indonesia telah mendorong masing-masing RS baik, swasta maupun pemerintah untuk meningkatkan pelayanannya agar dapat menghadapi persaingan. Kenyataannya, RS sebagai institusi penyedia jasa layanan kesehatan, juga merupakan sebuah lembaga yang tidak lepas dari pengaruh atau tekanan lingkungan. Baik buruknya kinerja RS akan cepat mempengaruhi kepercayaan masyarakat pada umumnya. RS harus memiliki keunggulan kompetitif dalam rangka menghasilkan pelayanan bermutu. Mutu RS yang baik tidak terlepas dari sumber daya yang baik.

Heizer dan Render (2004) mendefinisikan mutu sebagai keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Crosby dalam Jacobalis (1991) mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dengan keperluan yang meliputi (availability), (delivery), (reliability), (maintainability) dan (cost effectivenes). Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Peningkatan mutu pelayanan RS dapat dipacu dari internal ataupun eksternal.

(24)

(supply chain/rantai pasokan) yang juga merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan RS secara internal.

Rantai pasokan adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan (outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan distributor (Heizer dan Render, 2004). Manajemen rantai pasokan (MRP) mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan konsumen, termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.

Kegiatan MRP dalam pelaksanaannya melibatkan secara langsung ataupun tidak langsung semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan inti. Tujuan akhir dari MRP adalah memaksimalkan keseluruhan nilai. Keseluruhan nilai yang dimaksud adalah keseluruhan diantara nilai dari produk akhir terhadap pelanggan dan upaya rantai pasokan sebuah perusahaan di dalam memenuhi permintaan pelanggan. Penerapan MRP memiliki beberapa alasan yang sangat mendasar, diantaranya (Said, 2006) :

1. Situasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas 2. Perubahan paradigma persaingan

3. Semakin canggihnya dukungan teknologi informasi

(25)

Menurut Heizer dan Render (2004) terdapat tiga permasalahan yang dimiliki MRP, yaitu optimasi lokal, insentif dan lot besar. Rinciannya sebagai berikut :

a. Optimasi lokal

Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Respon yang diberikan yang terlalu berlebihan dapat mendatangkan kerugian bagi para anggota pasokan. b. Insentif

Insentif yang dimaksud berupa insentif penjualan dan potongan, karena kuantitas, kuota dan promosi. Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang belum terjadi dapat menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.

c. Lot besar

Pemesanan dalam jumlah besar yang dilakukan oleh perusahaan dapat menimbulkan kerugian jika tidak disertai dengan pengetahuan secara jelas tentang kapasitas gudang dan kapasitas produksi.

Inti dari persaingan perusahaan-perusahaan sekarang ini terletak pada bagaimana sebuah perusahaan mampu menciptakan produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Hal tersebut memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya bisnisnya. Untuk dapat meningkatkan kinerjanya, sebuah perusahaan harus mampu menjalin kerjasama dengan para mitra bisnisnya, dalam hal ini pihak-pihak yang memberikan pasokan kebutuhan perusahaan dalam berbagai bentuk. Pengintegrasian ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Selain itu, lebih jauh lagi menciptakan keunggulan kompetitif tertentu bagi perusahaan terkait.

(26)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diteliti adalah :

1. Bagaimana mempelajari, menganalisis dan memberikan gambaran tentang penerapan MRP di RSIJCP ?

2. Bagaimana tanggapan anggota rantai pasokan dan hubungan keefektifan terhadap MRP di RSIJCP?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah :

1. Mempelajari, menganalisis dan memberikan gambaran penerapan MRP di RSIJCP

2. Mengetahui tanggapan anggota rantai pasokan (pemasok, perusahaan dan layanan farmasi)

3. Menganalisis hubungan efektivitas terhadap MRP di RSIJCP.

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Rantai Pasokan

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen Rantai Pasokan (MRP) atau SCM (Supply Chain Management) menurut Heizer dan Render (2004) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan (outsourcing), ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara pemasok dan distributor. Russel and Taylor (2003) menambahkan bahwa MRP mengatur aliran informasi yang diteruskan ke rantai pasokan di dalam pemesanan untuk mencapai tingkat sinkronisasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan menurunkan biaya.

(28)

2.1.2. Prinsip Dasar Manajemen Rantai Pasokan Lima prinsip dasar dalam MRP adalah : a. Prinsip integrasi

Semua unsur yang terlibat dalam rangkaian MRP berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari adanya saling ketergantungan

b. Prinsip Jejaring

Semua unsur berada dalam hubungan kerja yang selaras. c. Prinsip ujung ke ujung

Proses operasinya mencakup elemen pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir.

d. Prinsip saling tergantung

Setiap unsur dalam MRP menyadari bahwa untuk mencapai manfaat bersaing diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan.

e. Prinsip Komunikasi

Keakuratan data menjadi darah dalam jaringan untuk menjadi kete patan informasi dan material.

2.1.3. Unsur dan Ruang Lingkup MRP

Tunggal (2008) menyebutkan unsur-unsur dalam MRP adalah : 1. Struktur jaringan rantai pasokan

Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan rantai pasokan lainnya. 2. Proses bisnis rantai pasokan

Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi pelanggan.

3. Komponen MRP

(29)

Siagian (2005) menyatakan ruang lingkup MRP meliputi :

1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang, mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan konsumen, termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.

2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi.

2.1.4. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan

Menurut Tunggal (2008), anggota rantai pasokan meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan inti, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pemasok atau pelanggannya dari (point of origin) hingga (point of consumption) terdiri atas :

a. Anggota primer adalah semua perusahaan/unit bisnis strategik yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan manajerial dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran tertentu bagi pelanggan atau konsumen.

b. Anggota sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan sumber daya, pengetahuan, utilitas atau aset-aset bagi anggota primer di rantai pasokan.

(30)
[image:30.612.107.549.54.180.2]

Gambar 1. Rantai pasokan (Siagian, 2005)

2.1.5. Jenis-jenis Jaringan Proses Bisnis

Menyatukan dan mengatur semua proses bisnis melalui rantai pasokan tidak akan seefektif dengan hasil yang ingin dicapai. Harus ada pemisahan jaringan mana yang benar-benar penting dan perlu diperhatikan. Menurut Tunggal (2008), ada 4 jenis jaringan proses bisnis, yaitu :

1. Managed process links

Jaringan dimana perusahaan (focal) merasa penting untuk bersatu dan kolaborasi dengan anggota lain dari rantai pasokan. Perusahaan (focal) akan aktif bersatu dan mengatur proses dengan konsumen dan pemasok. 2. Monitored process links

Perusahaan (focal) tidak aktif terlibat, tetapi hanya meninjau dan mengaudit secara berkala bagaimana setiap proses disatukan atau diatur. 3. Not managed process links

Perusahaan (focal) tidak terlibat secara aktif dan tidak juga meninjau secara kontinu seperti pada jaringan sebelumnya. Perusahaan mempercayakan anggota lain yang mengaturnya.

4. Non member process links

Proses antara anggota-anggota perusahaan (focal) dengan selain anggota dari rantai pasokan. Non anggota tidak termasuk dalam struktur jaringan rantai pasokan (focal), tetapi perusahaan non anggota tersebut dapat dan sering memberi pengaruh pada perusahaan (focal) dan anggota-anggota lainnya.

- Informasi penjadwalan - Arus kas

- Arus pesanan

Pemasok Persediaan Perusahaan Distribusi Konsumen

(31)

2.1.6. Pengelolaan Rantai Pasokan

Mengelola MRP secara produktif dan efisien adalah sesuatu yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena secara tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan potensial yang akan diperoleh perusahaan. Secara teori, menurut Said (2006) disebutkan tahapan untuk mencapai rantai pasokan yang produktif dan efisien adalah :

1. Tetapkan MRP sebagai aspek strategik perusahaan

Menerapkan MRP tidak hanya pada level operasional, tetapi secara menyeluruh.

2. Rancang proses MRP dari ujung ke ujung

Organisasi merancang pola aliran informasi dan barang mulai dari pemasok paling awal sampai konsumen paling akhir. Bentuk intervensi yang perlu dilakukan dapat berbeda-beda, yaitu ada yang perlu dikendalikan langsung, ada yang hanya perlu dimonitor, ada yang hanya perlu diketahui saja. Dengan memiliki rancangan ini, perusahaan dapat memetakan dengan baik proses mana yang dapat menyebabkan biaya tinggi atau proses mana yang dapat menyebabkan waktu paling lama. 3. Rancang struktur organisasi MRP

Perusahaan harus memperjelas eksistensi dalam sebuah organisasi, bukan hanya sebagai perangkat kerja di luar sistem.

4. Kembangkan model kolaborasi yang tepat

Perusahaan harus membangun kerjasama dengan perusahaan lain, karena hampir tidak mungkin ada perusahaan yang mampu melakukan semua kegiatannya sendiri dengan membangun kerjasama.

5. Gunakan alat ukur kinerja yang tepat

(32)

sehingga dengan mengetahui posisi perusahaan diharapkan dapat segera dilakukan perbaikan.

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2007), area kompetitif dan strategik berikut dapat dipakai sebagai penyumbang manfaat yang sempurna untuk penerapan sistem MRP yang efektif. Faktor kompetitif dan strategik dimaksud adalah :

1. Pemenuhan kebutuhan

Aktivitas yang berhubungan dengan kepastian kecukupan kuantitas dari komponen yang diperlukan dalam menjalankan produksi atau produk yang akan dijual, dan tiba pada waktu yang tepat sesuai jadwal. Hal itu dimungkinkan melalui adanya komunikasi efektif, yang memastikan bahwa pesanan ditetapkan pada sejumlah jadwal yang sesuai dan siap untuk dipenuhi. Sistem MRP memungkinkan suatu perusahaan secara tetap melihat apa yang ada di gudang persediaan dan meyakinkan bahwa jumlah yang dipesan sesuai dengan kebutuhan dimaksud dalam pesanan dan jadwal untuk menggantikan sediaan yang sudah dipakai.

2. Logistik

Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan sediaan bahan atau komponen yang diperlukan. Aktivitas tersebut juga perlu dijaga agar biaya angkutan material serendah mungkin, konsisten dengan waktu penyerahan yang dijanjikan, serta dilakukan secara tepat waktu dan aman. Dalam hal ini, sistem MRP memungkinkan suatu perusahaan untuk mempunyai kontak tetap dengan tim distribusinya, dapat terdiri atas truk, kereta api, atau jenis transportasi lain. Sistem dapat mengizinkan perusahaan untuk menjajaki material yang diperlukan secara terus-menerus.

3. Produksi

(33)

dan pemenuhan atas order bahan atau komponen yang memuaskan, yaitu sesuai volume kebutuhan dan penyerahannya tepat sesuai jadwal.

4. Pendapatan dan laba

Aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas pemasaran dan penjualan, yaitu memberikan layanan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan yang membutuhkan secara tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu. Kegiatan itu harus mampu memberikan jaminan bahwa tidak ada penjualan yang akan hilang, karena persediaan tidak ada atau kosong. Mengelola rantai pasokan dengan baik akan meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam bereaksi terhadap perubahan tidak terduga yang terjadi atas permintaan dan penawaran. Sehubungan dengan hal tersebut, suatu perusahaan mempunyai kemampuan menghasilkan barang apada harga yang lebih rendah dan mendistribusikannya ke konsumen dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan jika tidak menerapkan MRP, sehingga MRP berperan untuk meningkatkan laba total perusahaan.

5. Biaya-biaya

Kemampuan berproduksi secara efektif dan efisien, pada gilirannya akan memampukan perusahaan memiliki keunggulan atas aspek biaya. Faktor biaya produksi atau penyiapan produk merupakan salah satu dari empat faktor keunggulan kompetitif perusahaan. MRP mampu mengurangi biaya melalui peningkatan rasio perputaran sediaan di gudang, mengendalikan mutu proses dan mengurangi biaya kegagalan internal dan eksternal, serta bekerjasama dengan pemasok, agar dapat menghasilkan keluaran melalui pemanfaataan alat-alat pabrikasi secara efisien.

6. Kerjasama

(34)

meningkatkan mutu ramalan dan akhirnya meningkatkan layanan kepada pelanggan, serta perolehan laba yang memuaskan. Para pemasok juga menerima manfaat dari hubungan kerjasama melalui peningkatan pembeli, peningkatan mutu dan penurunan biaya. Semua itu akan menghasilkan penghematan. Konsumen juga dapat menerima manfaat melalui tersedianya produk dengan mutu lebih tinggi atas biaya atau harga yang lebih murah.

2.1.7. Pentingnya Rantai Pasokan dalam Perusahaan

Posisi rantai pasokan sangat penting dalam sebuah perusahaan, baik terkait dengan kebijakan maupun strategi. Sebuah rantai pasokan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor penting di bawah ini :

1. Pasar

Pasar memerlukan produk dengan mutu bagus dan harga murah. Sebelumnya telah dikembangkan konsep (Consumer Relationship Management), namun saat ini telah berkembang menjadi (Consumer Intimacy Management). Konsep (Consumer Intimacy Management) merupakan bukti kepedulian perusahaan kepada konsumen.

2. Persaingan

Suatu perusahaan berkompetisi dengan perusahaan lain di berbagai lini mulai dari produksi, proses, pelayanan dan inovasi. Pada awalnya, perusahaan hanya fokus pada produksi, namun saat ini telah bergeser kepada distribusi. Perusahaan berkompetisi untuk memenuhi kebutuhan konsumen lebih awal dengan menawarkan produknya dengan berbagai layanan yang disediakan.

3. Teknologi

(35)

4. Ekonomi

Implementasi SCM dikenal sebagai usaha (improvement) yang banyak mengeluarkan biaya, karena banyak sekali infrastruktur yang dibutuhkan.

5. Kebijakan pemerintah

Faktor ini mencakup masalah (environment), (legal compliance), standar industri, dan lain-lain.

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2007), produk yang diproses atau disediakan memerlukan kerjasama berbagai pihak pelaksana kegiatan langsung, yaitu :

1. Pemasok yang mendukung tersedianya logistik.

2. Fungsi operasi atau departemen pabrikasi yang akan melakukan pengolahan atas masukan menjadi keluaran.

3. Fungsi distribusi dan pergudangan menyimpan dan mengatur distribusi produk ke konsumen.

4. Fungsi pemasaran dan penjualan memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan atau disediakan sejak dari gudang perusahaan sampai ke tangan konsumen.

5. Fungsi layanan pelanggan atau (customer relationship management), merupakan fungsi yang mengharuskan untuk menjaga hubungan dengan para pelanggan, antara lain selalu mengingatkan kepada pelanggan akan produk yang disediakan atau diproduksi oleh perusahaan. Pemeliharaan hubungan dapat dibangun melalui hubungan korespondensi, pameran dan kegiatan hubungan masyarakat.

2.1.8. Ciri-ciri MRP

Aset strategik yang dimiliki perusahaan sangat menentukan daya saing. Menurut Said (2006), MRP bercirikan tiga hal berikut :

1. Agility

(36)

pemasok dan merancang produk standar, tetapi dapat dimodifikasi pada ujung penjualan.

2. Adaptability

Perusahaan harus tahu apa yang terjadi di pasar, yaitu apakah akan muncul bahan baku baru, model transportasi baru, distributor baru, metode kerja baru ataupun pasar baru.

3. Alignment

Alignment adalah tahap penyelarasan antara pabrik, pemasok dan distributor. Hal ini dapat terjadi bila pertukaran informasi dan pengetahuan telah berlangsung dengan lancar dari pemasok sampai ke konsumen sedemikian rupa, sehingga perubahan permintaan dan pasokan dapat diketahui secara cepat.

2.1.9. Kriteria Sukses MRP

Perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh barang dan jasa dari pihak lain.

1. Sesuai dengan strategi bisnis

Empat (4) strategi utama MRP menurut Said (2006), adalah : a. Biaya

Strategi biaya adalah strategi yang mengutamakan efisiensi. Perusahaan harus mengupayakan agar biaya produksi, termasuk biaya distribusi menjadi seefisien mungkin. Strategi ini biasanya banyak digunakan di industri (retail) atau (consumer goods).

b. Inovasi

(37)

c. Pelayanan

Strategi yang mengutamakan pelayanan biasanya pada industri jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen. Contohnya RS dan hotel.

d. Mutu

Adanya jaminan produk dapat sampai dan dapat dikonsumsi secara aman. Biasanya strategi ini banyak digunakan pada industri makanan dan minuman. Saat ini telah tersedia teknologi (traceable), yang dapat memantau dan melaporkan posisi dan kondisi barang selama dalam proses pengiriman.

2. Sesuai dengan kebutuhan konsumen

Mendengarkan apa yang dibutuhkan konsumen beserta prioritasnya sangat diperlukan untuk suksesnya sebuah SCM. Dalam perusahaan perlu dikenali lebih lanjut kebutuhan konsumen untuk masing-masing segmen dan produk tertentu.

3. Sesuai dengan power position

SCM adalah permainan posisi daya tawar dan kekuatan sebuah perusahaan. Hal yang paling penting yang harus dilakukan perusahaan adalah mengetahui posisi tawar perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membutuhkan kerjasama dengan perusahaan lain untuk memperkuat posisi tawar menawar di pasar.

4. Adaptif

(38)

Menurut Heizer dan Render (2004), yang termasuk ke dalam strategi Rantai Pasokan ada lima bagian, yaitu :

a. Banyak pemasok

Strategi ini menandingkan satu pemasok dengan pemasok lain dan membebani pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok bersaing satu sama lain secara agresif.

b. Sedikit pemasok

Strategi ini digunakan untuk mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan sedikit pemasok untuk menjaga komitmen antar anggota rantai pasokan.

c. Integrasi vertikal

Strategi ini mengembangkan kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor.

d. Jaringan Keiretsu

Strategi yang berasal dari istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para pemasok yang menjadi bagian dari koalisi perusahaan. Anggota (keiretsu) dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi untuk perusahaan.

e. Perusahaan virtual

Strategi ini menggambarkan bahwa perusahaan mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Strategi ini dikenal sebagai jaringan berongga.

2.2. Rumah Sakit

(39)

RS adalah perusahaan jasa bersifat humanis yang menyediakan pelayanan kesahatan bagi masyarakat. Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus merupakan pusat pendapatan utama. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari 90 persen pelayanan kesehatan di RS menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas medik) dan 50 persen dari seluruh pemasukan RS berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi (Suciati, 2006).

2.3. Alat Kesehatan dan Obat-obatan

2.3.1. Definisi

Alat kesehatan adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu dalam proses pemberian jasa kesehatan bagi para pasien. Sedangkan obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Secara istilah yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan (www.phapros.com,2006). 2.3.2. Klasifikasi Obat

Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam: 1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut obat OTC (Over The Counter) yang terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.

a.Obat bebas

(40)

b. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih dapat dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk dan obat anti flu.

2. Obat Keras

Obat keras adalah obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain). Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan dapat berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.

3. Obat Psikotropika dan Narkotika

Obat-obat jenis ini sama dengan narkoba yang dapat menimbulkan ketagihan dengan segala konsekuensi. Obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan hanya boleh diserahkan oleh apotek atas resep dokter.

a. Psikotropika

Berdasarkan (Convention On Psychotropic Subtances), psikotropika adalah semua bahan alam maupun sintesis yang dapat menyebabkan ketergantungan, menurunkan aktivitas otak, merangsang susunan saraf pusat, menimbulkan kelainan kelakuan disertai timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir dan perubahan alam perasaan (LEPIN, 1999).

b. Narkotika

(41)

dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.

Macam-macam narkotika : a.Opiod /Opiat

Bahan-bahan (opiod) yang sering disalahgunakan adalah (Morfin), Heroin (putaw), (Codein), (Demerol pethidina) dan (Methadone).

b. Kokain

c. Cannabis/ganja 2.4. Kontrol dan Evaluasi

Kontrol adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengawasi serangkaian kegiatan-kegiatan yang saling terintegrasi. Kontrol dilakukan untuk menjaga kestabilan pada sebuah rangkaian kegiatan. Pelaksanaan kegiatan kontrol dilakukan oleh seseorang yang posisi jabatannya memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan koreksi seperti QC (Quality Control) yang diberikan tanggungjawab khusus oleh sebuah perusahaan dalam mengamati proses produksi, manajer perusahaan juga dapat melakukan kontrol terhadap bawahannya untuk menilai prestasi dan kinerja pada perusahaan.

(42)

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pada proses penyusunan skripsi ini dibutuhkan berbagai referensi, salah satunya penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang menjadi referensi adalah yang memiliki persamaan dalam pembahasan tema. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan berkaitan dengan evaluasi rantai pasokan, disajikan pada Tabel 2.

[image:42.612.157.526.422.706.2]

Empat penelitian terdahulu membahas tema yang sama, yaitu tentang rantai pasokan. Namun pembahasan masing-masing berbeda satu sama lain. Pembahasan yang telah diulas, antara lain mengenai produktivitas MRP, pengaruh MRP terhadap kinerja dan efisiensi MRP. Walaupun pada penelitian ini memiliki kesamaan pada tema bahasan, namun juga memiliki pembeda diantara penelitian sebelumnya. Penelitian ini menitikberatkan pada evaluasi MRP melalui pendekatan efektivitas MRP menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif, dengan metode analisis regresi linear berganda. Hasil akhir penelitian ini adalah rekomendasi dan solusi berupa kebijakan dan strategi penerapan MRP untuk mencapai pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) kepada logistik RSIJCP.

Tabel 2. Daftar hasil penelitian terdahulu

No Nama dan Judul Hasil Penelitian

1

Ana Oktiya (2006), FEM-IPB

Analisis Rantai Pasokan

Terhadap Produktivitas Di

UKM Keramik Klampok

Banjarnegara

Sistem manajemen rantai pasokan berpengaruh nyata terhadap produktivitas UKM Keramik Klampok Banjarnegara. Data diolah dengan regresi (stepwise) dan regresi logistik. Hasilnya diperoleh bahwa hanya kerjasama yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas.

2

Irmawati (2007), FEM-IPB Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja Di PTPN VIII Gunung Mas Bogor

Penelitian ini menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) untuk mengukur kinerja perusahaan yang didekati dengan strategi manajemen rantai pasokan dari anggota primer

3

Novianti P (2007), FATETA-IPB

Analisis Efisiensi Rantai Pasokan Komoditas Bawang Merah (Studi Kasus Di Bogor)

Penelitian ini menganalisis pengelolaan dan efisiensi rantai pasokan komoditas bawang merah. Penelitian ini menggunakan model

(transshipment) untuk mengetahui dan

mengukur keoptimalan rantai pasokan bawang.

4

Hani (2007), FATETA-IPB Analisis Rantai Pasokan Buah Kelapa (Studi Kasus Rantai Pasokan Buah Kelapa)

(43)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Kerangka Pemikiran Penelitian

Bahan baku utama bagi RS adalah seluruh komponen farmasi, yaitu obat-obatan. Obat-obatan merupakan komponen farmasi yang mendapat perhatian ekstra RS baik dari mutu maupun kuantitas persediaannya. Sebaik apapun kinerja RS, jika tidak disertai dengan mutu yang diberikan (termasuk di dalamnya mutu obat), maka tidak mendapat kepercayaan dari konsumen.

Ketepatan jumlah obat-obatan yang harus tersedia di RS mendorong manajemen RS untuk mengendalikan jumlah yang ada. Kelebihan persediaan obat mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi dan mengakibatkan (opportunity cost) atas modal yang seharusnya dapat dialokasikan untuk investasi pada sektor lain yang lebih menguntungkan, serta bermanfaat. Sebaliknya, jika jumlah persediaan obat tidak mencukupi kebutuhan, akan menyebabkan terganggunya kontinuitas proses produksi dan operasi RS. Kondisi demikian memaksa RS mengeluarkan biaya pengadaan obat tidak terencana yang harus disegerakan atau cito. Pengadaan obat cito lebih mahal, serta dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu pelayanan RS. Hal yang demikian tidak menutup kemungkinan kecewanya konsumen yang berakibat tidak terjadinya kunjungan ulang, dengan kata lain RS kehilangan konsumen potensialnya.

Supply Chain Management adalah satu-satunya solusi terintegrasi lengkap untuk menghasilkan nilai pada area bisnis yang penting dalam pengembangan produk, rencana pembelian, manufakturing dan pemenuhan pemesanan/order dengan menawarkan kedua solusi yang berbasis (enterprise) dan kolaborasi (business-to-business/B-B). Perusahaan dapat membuat kemampuan (intelligence) buatan yang memungkinkan perusahaan mengawasi dan terus meningkatkan performa rantai pasokan.

(44)

merupakan hal yang penting untuk mengurangi biaya keseluruhan dari rantai pasokan, pelaksanaan inventori dan waktu pemenuhan permintaan/order. Agar perusahaan dapat melompat dari perusahaan terintegrasi ke rantai jaringan penuh, perusahaan harus mengadopsi solusi yang kolaboratif meliputi strategi pengelolaan hubungan pasokan dan menawarkan visibilitas (real-time) di seluruh tingkatan rantai pasokan.

Sebuah pendekatan implementasi yang cepat dan fleksibel memenuhi kebutuhan dari berbagai perusahaan dan keseluruhan rantai pasokan, menghasilkan dampak dan pengembalian modal (return on investment atau ROI) terbesar nilai yang diperoleh dari keseluruhan rantai pasokan menjadi lebih baik. SCM akan menghilangkan kendala untuk berkomunikasi di antara perusahaan, menemukan kesempatan untuk penghematan dengan menggunakan (business intelligence) pada setiap keputusan di setiap langkah dalam sebuah proses dan menyelesaikan pekerjaan lebih baik dan lebih cepat dengan menggunakan sumber lebih sedikit.

Cara yang dapat ditempuh untuk melakukan evaluasi berbasis kecerdasan (intelligence) adalah mengupayakan beberapa tahapan berikut : 1. Mengintegrasikan rencana dan pelaksanaannya

2. Kolaborasi dengan seluruh mitra dagang 3. Merampingkan pengiriman global

4. Mendorong peningkatan yang terus menerus

[image:44.612.162.498.526.647.2]

Ilustrasi dimaksud disajikan dalam Gambar 2 dan terkait dengan kerangka pemikiran penelitian pada Gambar 3.

Gambar 2. Evaluasi MRP berbasis kecerdasan buatan (Said, 2006)

Keterangan :

A : Integrasi pelaksanaan rantai pasokan B : Kolaborasi seluruh mitra dagang B1 : Pemasok, B2 : MRP, B3 : Konsumen C : Menyederhanakan distribusi

D : Peningkatan rantai pasokan terus menerus

(45)
[image:45.612.113.539.43.685.2]

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

Nilai Strategik

Strategi manajemen pemasok

Strategi hubungan dengan pemasok dan (user atau

farmasi) Struktur rantai pasokan RSIJCP

Identifikasi rantai pasokan

RSIJCP

Sistem Manajemen RSIJCP

Keadaan umum RSIJCP (Visi Misi)

Peran obat di RSIJCP

1. Penentu mutu kinerja RS 2. Penentu baik atau tidaknya

manajemen, khususnya manajemen logistik RS

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis rantai pasokan : Analisis deskriptif Tanggapan responden : Frekuensi rataan Hubungan Efektivitas MRP: Regresi berganda

Rekomendasi dan solusi berupa kebijakan dan strategi penerapan MRP untuk mencapai

pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) Strategi Rantai pasokan RSIJCP

1.(Succesive interval Method)

(46)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSIJCP yang bertempat di Jln Cempaka Putih Tengah Jakarta Pusat. Penelitian dibatasi hanya pada divisi penunjang klinik bagian logistik perbekalan kesehatan (obat) dan divisi pelayanan klinik bagian layanan farmasi. Penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan, yaitu Juni - Nopember dimulai dengan tahap pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan bantuan kuesioner.

3.3. Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian (cross section, yaitu sekumpulan data dari fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu. Penelitian ini termasuk ke dalam riset konklusif-deskriptif. Tujuan riset deskriptif adalah menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena. Menurut Wibisono (1999) riset deskriptif adalah riset yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang : siapa (who), apa (what), kapan (when), dimana (where) dan bagaimana (how). Riset deskriptif juga bertujuan untuk menolong dalam pengambilan keputusan dalam menentukan, mengevaluasi dan memilih alternatif terbaik dalam pemecahan sebuah masalah (Rangkuti, 2003).

Pada riset ini digunakan metode pengumpulan data, yaitu : 1. Observasi

Observasi adalah suatu proses pencatatan yang sistematis terhadap pola perilaku orang, obyek dan kejadian-kejadian tanpa adanya pertanyaan dan komunikasi (Wibisono, 1999). Observasi bertujuan agar peneliti memahami kondisi yang sebenarnya terjadi pada obyek.

2. Wawancara

(47)

3. Kuesioner

Kuesioner berisi pertanyaan yang ditujukan kepada anggota rantai pasokan (divisi logistik obat, divisi layanan farmasi, serta pemasok obat) yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara MRP dengan efektivitas MRP di RSIJCP. Kuesioner yang digunakan ada 2 (dua) jenis, pertama kuesioner dengan jenis pertanyaan terbuka (Lampiran 1). Kuesioner tersebut digunakan sebagai panduan wawancara dengan manajer dan kepala seksi logistik untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Pertanyaan yang diajukan seputar rantai pasokan di divisi logistik khususnya mengenai logistik obat.

Kuesioner kedua dengan pertanyaan tertutup (Lampiran 1) bertujuan untuk mendapatkan opini dari responden yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan rantai pasokan, seperti pemasok, konsumen, strategi MRP dan kinerja logistik. Kuesioner kedua diajukan kepada anggota rantai pasokan (divisi logistik obat, pemasok/rekanan obat dan divisi layanan farmasi) sebanyak 34 responden. Peubah yang terdapat pada kuesioner adalah : efektivitas (Y), pemenuhan kebutuhan (X1), logistik

(X2), produksi (X3), penerimaan dan laba (X4), biaya-biaya (X5) dan

kerjasama (X6).

Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban responden adalah skala 4 tingkat, dengan keterangan pemberian bobot berikut : Bobot 4 = sangat setuju

Bobot 3 = setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 1 = sangat tidak setuju

(48)
[image:48.612.157.537.207.596.2]

Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen dan laporan-laporan divisi logistik, terutama bagian perbekalan kesehatan obat. Selain itu, data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang mendukung, seperti buku, internet, majalah, jurnal maupun hasil penelitian terdahulu.

Tabel 3. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data Kebutuhan Data Jenis

Data

Metode Sumber Data

Identifikasi perkembangan RS di

Indonesia

Sekunder Studi literatur Internet

Data Umum RS (company Profile)

1. Sejarah dan perkembangan RSIJ

2. Visi Misi dan stuktur organisasi

RSIJCP

Primer Wawancara Pengembangan dan

organisasi (Pamor)

dan direksi RSIJCP

Data Khusus RS

1. Data pembelian obat

2. Data distribusi obat

3. Data pemasok obat

Sekunder Wawancara Dokumen Divisi

logistik

Identifikasi rantai pasokan obat di RSIJCP

Primer 1.Wawancara

2.Kuesioner

3.Observasi

Pemasok obat ,

karyawan divisi

logistik dan layanan

farmasi

Faktor-faktor yang berhubungan Efektivitas MRP

Primer Kuesioner Pemasok obat ,

karyawan divisi

logistik dan layanan

farmasi yang

dijadikan sebagai

responden

Setelah rantai pasokan teridentifikasi, penelitian dilanjutkan dengan mengkaji hubungan MRP terhadap efektivitas (Tabel 4). Rinciannya sebagai berikut :

1. Efektivitas (Y)

(49)

yang terbentuk, keselarasan integrasi antar anggota rantai pasokan, penggunaan teknologi dan komunikasi.

2. Manajemen Rantai Pasokan

Beberapa peubah yang terkait dengan efektivitas manajemen rantai pasokan, antara lain :

a. Pemenuhan kebutuhan (X1)

Hal-hal yang menjadi indikator berkaitan dengan antara lain cara pemenuhan kebutuhan obat bagi (stakeholder) RS yang tepat jumlah, tepat waktu, bagaimana strategi pemenuhan obat yang berpedoman pada data permintaan obat yang dimiliki logistik.

b. Logistik (X2)

Hal-hal yang menjadi lingkup indikator berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut kegiatan logistik, diantaranya transportasi yang sangat penting pada saat pengiriman obat, ketepatan pengiriman baik waktu dan jumlah yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan (user) untuk memenuhi kebutuhan (stakeholder) RS. Selain itu indikator lain adalah yang berkaitan dengan pengaturan jadwal yang tepat, perencanaan distribusi oleh logistik dan frekuensi komunikasi dengan pemasok.

c. Produksi (X3)

Hal-hal yang menjadi indikator mengenai produksi adalah yang berkaitang dengan kegiatan produksi, antara lain integrasi MRP, kelancaran sistem informasi yang berpengaruh pada MRP, ketersediaan obat, kinerja logistik yang berpengaruh pada daya saing RS dan kepercayaan anggota MRP.

d. Pendapatan dan laba (X4)

(50)

e. Biaya-biaya (X5)

Hal-hal yang menjadi indikator yang berkenaan dengan peubah biaya, antara lain harga obat bersaing, mutu obat baik, distributor yang merespon cepat perubahan permintaan, logistik yang memiliki sistem informasi pengaduan dan pengaduan konsumen selesai dengan baik. f. Kerjasama (X6)

[image:50.612.133.516.331.683.2]

Hal-hal yang menjadi indikator mengenai kerjasama, antara lain bagaimana divisi logistik menjalin kerja sama dengan pihak dalam maupun luar RSIJCP yang memiliki keterkaitan. Kerjasama yang dijalin, diantaranya dengan pemasok, RS lain, antar sesama anggota rantai pasokan, dan kerjasama pada aktivitas manajemen rantai pasokan.

Tabel 4. Indikator dari setiap peubah dalam kuesioner

No Peubah Indikator No

kuesioner

1

Efektivitas

1. Sistem informasi dan komunikasi sebagai solusi pengefisienan waktu di rantai pasokan

2. MRP mempengaruhi kebutuhan konsumen

3. Metode integrasi MRP

4. Kepercayaan pada aktivitas MRP

mempengaruhi kinerja logistik

5. Kelancaran sistem informasi berpengaruh pada kinerja MRP

1 dan 2

3 4 5

6

2 Pemenuhan

Kebutuhan

1. Logistik sebagai pemenuh kebutuhan konsumen RS

2. Pemenuhan obat tepat waktu 3. Pemenuhan obat tepat jumlah 4. Strategi pemenuhan obat

5. Data permintaan dan pemenuhan kebutuhan obat

7

8 dan 9 10 dan 11

12 13

3 Logistik

1. Tranportasi penting pada pengiriman obat 2. Ketepatan pengiriman mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan konsumen RS 3. Pengaturan jadwal yang tepat oleh logistik 4. Perencanaan distribusi oleh logistik 5. Frekuensi komunikasi dengan pemasok

14 15 dan 16

17 18 19 dan 20

4 Produksi

1. Integrasi MRP

2. Kelancaran sistem informasi berpengaruh pada MRP

3. Ketersediaan obat

4. Kinerja logistik mempengaruhi daya saing

5. Kepercayaan anggota MRP

21 dan 22 23

(51)

No Peubah Indikator No kuesioner

5 Pendapatan

dan laba

1. Perencanaan distribusi

2. MRP mempengaruhi mutu obat dan keloyalan konsumen

3. Mutu mempengaruhi kepuasan konsumen

4. Logistik fleksibel terhadap perubahan permintaan

27 28 dan 29

30,31 dan 32 33 dan 34

6 Biaya-biaya

1. Harga obat bersaing 2. Mutu obat baik

3. Distributor merespon cepat perubahan permintaan

4. Logistik memiliki sistem informasi pengaduan 5. Pengaduan konsumen selesai dengan baik

35 36 37 38

39,40 dan 41

7 Kerjasama

1. Kerjasama dengan pemasok 2. Kerjasama dengan RS lain 3. Kerjasama anggota rantai pasokan 4. Kerjasama manajemen rantai pasokan

42,43 dan 44 45 46 47

3.4. Metode Pengambilan Contoh

Populasi menunjukkan semua jenis kumpulan yang dapat terdiri dari orang, kejadian, atau benda yang diteliti dan memiliki kesamaan satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus (Wibisono, 1999). Ariyanto (2007) mengatakan bahwa populasi adalah semua anggota obyek yang diteliti. Contoh adalah bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Informasi yang diperoleh kemudian diterapkan pada keseluruhan populasi. Indikator adalah ciri yang menjelaskan contoh. Besarnya contoh tergantung 3 (tiga) hal: keragaman (variasi) dari populasi, batas kesalahan contoh yang dikehendaki (penarikan contoh galat) dan interval kepercayaan (confidence interval). Elemen adalah satuan obyek dari populasi yang diamati (diukur), unit contoh adalah unit yang menjadi dasar dalam penarikan contoh. Contoh adalah bagian dari populasi/representasi dari populasi (Ariyanto, 2007).

(52)

dan probabilitas kompleks (sistematis, acak bertingkat, kluster, wilayah dan ganda). Sedangkan jenis kelompok penarikan contoh bukan peluang adalah penarikan contoh sewaktu-waktu, penarikan contoh pendapat pakar/pendapat pelaku (judgment sampling) dan penarikan contoh kuota.

Responden terdiri atas 3 (tiga) bagian yang terpisah, yaitu divisi logistik perbekalan kesehatan (obat), pemasok/rekanan obat dan divisi layanan farmasi. Penelitian ini menggunakan (nonprobability sampling, yaitu penarikan contoh dengan mempertimbangkan pendapat pelaku (judgment sampling) termasuk pelaku. (Judgment sampling) memiliki keunggulan, yaitu contoh yang digunakan dijamin sesuai dengan tujuan spesifik, disamping itu memiliki kelemahan, yaitu hasil penelitian ini dapat bias karena keyakinan pakar dapat membuat contoh tidak representatif/tidak dapat digunakan untuk proyeksi data. Penentuan jumlah contoh pada penelitian ini mengacu pada statistik, yaitu dengan contoh minimal 30 orang.

(53)

Pengolahan data dilakukan secara deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan MRP pada RSIJCP. Selain itu, data diolah ke analisis regresi khusus data pemasok. Namun sebelum kedua analisis tersebut dilakukan, terlebih dahulu dilakukan (method of succesive interval), uji normalitas data, uji validitas dan reliabilitas, serta analisis regresi berganda khusus pada populasi pemasok dengan metode (backward ellimination). 3.4.1. Method of Succesive Interval

Data yang telah diperoleh terlebih dahulu ditransformasi dari data ordinal menjadi data interval melalui (succesive interval method). Transformasi ini bertujuan untuk mengubah skala pengukuran ke dalam skala pengukuran yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu dari data berskala ordinal menjadi interval, sehingga data yang diperoleh memenuhi asumsi yang dituntut dalam perhitungan korelasi (product moment) dan analisis regresi.

Langkah-langkah dalam melakukan transformasi adalah :

a. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan dihitung frekuensi setiap pilihan jawaban.

b. Membagi setiap bilangan berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban dengan banyaknya responden keseluruhan, yang menghasilkan proporsi.

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan dihitung proporsi kumulatif untuk setiap jawaban.

d. Setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan jawaban. e. Menghitung (scale value) atau nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan

jawaban melalui persamaan berikut :

....(1) f. Menghitung (score) atau nilai hasil transformasi untuk setiap pilihan

jawaban dengan persamaan : (Score = scale value = scale valueMin-1) atau

K = 1+SV min

g. Mengganti setiap skor dengan nilai K yang sesuai untuk masing-masing skor dalam satu item, sehingga diperoleh data baru.

(54)

digunakan (microsoft Excel)sebagai alat bantu perhitungan. Hasil perhitungan terdapat pada Lampiran 3.

3.4.2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah data yang tersedia tersebebar normal atau tidak. Analisis normalitas data menggunakan (software) SPSS 13. Uji normalitas data dilakukan pada setiap peubah dengan tahapan berikut :

a. Masukkan data pada (uji non parametric test) b. Menguji data dengan uji k-satu contoh

c. Menampilkan grafik untuk melihat grafik distribusi data. 3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner dibuat untuk mengetahui tanggapan respoden mengenai rantai pasokan. Sebelum kuesioner disebar kepada responden, terlebih dahulu dilakukan tahap pengujian kuesioner dengan melakukan uji validitas dan reliabitas. Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur (instrumen) itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Perhitungan validitas menggunakan (software) SPSS 13. Langkah-langkah mencari validitas, menurut Riduwan (2007) adalah :

1. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus (Pearson Product Moment)atau PPM :

..………...(2)

Dimana: rhitung = Koefisien korelasi

Xi = Jumlah skor item n = Jumlah responden Y = skor total

2. Menghitung harga thitung dengan rumus :

...………..(3)

Dimana: t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

(

) (

)( )

(

)

(55)

3. Mencari t tabel pada = 0,05 dan dk = n – 2

4. Membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Kaidah

keputusannya adalah : a. thitung > ttabel berarti valid

b. thitung < ttabel berarti tidak valid.

Setelah kuesioner dinyatakan valid (sahih), dilakukan tahap pengujian selanjutnya, yaitu uji reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu nilai yang menunjukkan konsisten suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk menganalisis reliabilitas, digunakan metode (Alpha Cronbach).

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode (alpha cronbach), menurut Riduwan (2007) adalah :

1. Menghitung ragam skor tiap-tiap item dengan rumus :

………..(4)

Dimana : Si = Ragam skor tiap-tiap item Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi ( Xi)2= Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

2. Menjumlahkan ragam semua item dengan rumus :

……….………….(5)

Dimana: S = Jumlah ragam semua item

S1, S2, S3, = Ragam item ke-1,2,3……n 3. Menghitung ragam total dengan rumus :

……….…………(6)

Dimana: St = Ragam total

Xt2 = Jumlah kuadrat X total

( Xt)2 =

Gambar

Tabel 1. Data perkembangan jumlah RS dari tahun 2003-2006
Gambar 1. Rantai pasokan (Siagian, 2005)
Tabel 2. Daftar hasil penelitian terdahulu
Gambar 2. Evaluasi MRP berbasis kecerdasan buatan (Said, 2006)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian salah satu yang dapat dilakukan oleh Baitul Mal wa Tamwil adalah memberikan kualitas pelayanan yang baik dan fasilitas yang memadai guna memberikan

Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan yang

Komunikator : yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang; Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran dalam bentuk lambang; Message : pesan,

BOGOR 2006.. Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengembangan Perikanan mini purse seine Berbasisi Optimasi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di Provinsi Maluku

Jika bentuk- bentuk sastra ditulis dari kiri ke kanan (kecuali dalam bahasa-bahasa Simetik dan bahasa- bahasa Oriental), bentuk-bentuk musik ditulis dari kiri ke

Hasil penelitian Analisis Pengelolaan Tata Kelola TI dengan standar Manage Service Desk dan Incident (DS8) COBIT 4.1 Pada PT Nasmoco Majapahit Semarang memperoleh

Obat dosis unit adalah obat yang disorder oleh dokter untuk penderita, terdiri atas satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan

Uji moderasi digunakan untuk mengetahui hipotesis-3 yang menyatakan bahwa gender memoderasi hubungan antara Person Job Fit dan task performance dan hipotesis-4 yang