• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PENEMPATAN KAPASITOR DAN DG ( DISTRIBUTED GENERATOR ) TERHADAP PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN DAN PENURUNAN LOSSES PADA SISTEM TENAGA IEEE 30 BUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMALISASI PENEMPATAN KAPASITOR DAN DG ( DISTRIBUTED GENERATOR ) TERHADAP PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN DAN PENURUNAN LOSSES PADA SISTEM TENAGA IEEE 30 BUS"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

OPTIMALISASI PENEMPATAN KAPASITOR DAN DG ( DISTRIBUTED GENERATOR ) TERHADAP PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN DAN

PENURUNAN LOSSES PADA SISTEM TENAGA IEEE 30 BUS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Pada Program Strata Satu (S-1)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Arief Kurniawan.

(20120120061)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

(2)

i

PENURUNAN LOSSES PADA SISTEM TENAGA IEEE 30 BUS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Pada Program Strata Satu (S-1)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Arief Kurniawan.

(20120120061)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

(3)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Yang betanda tangan di bawah ini:

NAMA : Arief Kurniawan NIM : 20120120061 Jurusan : Teknik Elektro

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa naskah skripsi ini merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis disebutkan sumbernya dalam naskah dan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 15 Agustus 2016

(4)

v

saya percaya pada diri saya sendiri.”

“Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijak sana dari yang sebelumnya.”

“ Semua orang pernah patah hati, All you have to do is move on.”

“Teman sekaligus musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri, takhlukan dan kau akan merasakan indahnya dunia ini secara bebas.”

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah

(5)

vi

PERSEMBAHAN:

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, kenikmatan dan kesabaran untuk mengerjakan tugas akhir ini.

Terima kasihjuga buat kepada Orang tuaku, kakakku dan adikku yang telah menjadi motivasi juga inspirasi dan tiada henti memberikan dukungan lahir dan batin.

Terimakasih yang tak terhingga buat seluruh dosen-dosenku, terutama pembimbingku yang tak pernah lelah dan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepadaku.

Terimakasih juga kepada para teman-teman yang senantiasa menjadi penyemangat dan menemani meraskan indahnya petualangan di bumi pertiwi ini. Terimakasih sudah mau menemaniku bermain dan berbagi pemikiran tentang bumi ini yang membuat aku ingin selalu mengalahkan diriku sendiri dan merasakan indahnya bumi yang besar dan indah ini.

Terimakasih juga buat kamu yang sudah membuatku tetap fokus untuk mengejar impianku. Kita akan terus bertengkar dan akan terus bertengkar untuk saling memahami namun kita memiliki suatu cara untuk menyelesaikannya tanpa mengucapkan maaf.

That’s our home, we’ll go home someday....with laugh

(6)

vii

Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul " Optimisasi penempatan Kapasitor dan DG (Distributed Generator) terhadap perbaikan profil tegangan dan penurunan losses pada sistem tenaga IEEE 30 bus " ini kami susun untuk memenuhi persyaratan kurikulum sarjana strata-1 (S-1) pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

) Allah SWT ya g telah eli pahka rah at da hidayah-Nya, sehi gga

penulisan Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat berjalan dengan lancar dan Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

) Bapak Prof. Dr. Ba ba g Cipto, M.A. selaku Rektor U iversitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(7)

viii

6) Bapak Karisma Trinanda Putra, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing, membagi ilmunya dan mengarahkan penulis selama melaksanakan penelitian Tugas Akhir (Skripsi) hingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir (Skripsi) ini.

7) Segenap Dosen pengajar dan Staff Laboratorium di Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

8) Staf Tata Usaha Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

9) Teman–teman Trafo Konslet, Big Brother, Teknik Elektro kelas A dan angkatan 2011, Keceme Familia, Physioadventure, Alumni SMA Negeri 5 Metro angkatan 4, Azizah Nur Annis Arfani dan mbak Novi Prihatiningrum, 10)Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan

satu persatu. Terima Kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir (Skripsi) ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan pengembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata semoga Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat bermanfaat dan memberi tambahan ilmu bagi para pembaca. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Amin ya Rabbal Alamin,

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 15 Agustus 2016

(8)

ix

gangguan baik kecil maupun besar. Karena itu perlunya dilakukan sebuah

evaluasi kestabilan didalam sistem agar sistem tersebut dapat bertahan dan

kembali dalam keadaan kesetimbangan saat terjadinya gangguan maupun setelah

terjadinya gangguan.

Test System IEEE 30 bus modifikasi merupakan data sistem distribusi tenaga listrik yang paling banyak digunakan sebagai database, metode

Newton-Raphson, metode RCF ( Reactive Contibution Factor) dan prinsip dari metode

LSF (Loss Sensitivity Factor) merupakan metode metode yang sangat efektif digunakan dalam pengoptimalan suatu sistem distribusi.

Dalam pengoptimalan penempatan kapasitor ini berhasil memperbaiki nilai

profil tegangan dan menurunan total losses sebesar 1,21 % dengan injeksi total

sebesar 10 MVar pada bus 26 dan 30 pada sistem. Selain itu, Pemasangan

Distributed Generator ini dapat memurunkan losses sebesar 3,3 % dengan prinsip dari metode LSF dan 9,03 % dengan menggunakan skenario 1.

(9)

x ABSTRACT

The bigger a system power distribution make a many potential of disorder.

Therefore an evaluation stability on the system power distribution make the exiting

system can survive and back when distruption or after distruption.

The test system IEEE 30 buses modification represents data distribution system of electric power as database, a method of Newton-Raphson, a method of

RCF (Reactive Contribution Factor), and the principle of a method of LSF ( Loss Sensitivity Factor) is a effective methode for an optimalization in distribution

system.

On this optimization, an additional Capasitor can incress a voltage profil and reduce a total losses as much as 1,21 % with 10 Mvar injection on bus 26 and

30. Then an additional Distributed Generator the system reduce a losses as much as 3,3 % with a LSF methode and 9,03 % used scenario 1.

Key Word : Equilibrium, Newton-Raphson Method, RCF Method, LSF Method,

(10)

xi

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

INTISARI... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1.

1.2. Rumusan Masalah ... 3.

1.3. Batasan Masalah ... 3.

1.4. Tujuan Penelitian ... 4.

1.5. Manfaat Penelitian ... 4.

1.6. Sistematika Penulisan ... 5.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ... 7.

2.2. Dasar Teori ... 8.

2.2.1. Studi Aliran Daya... 8.

(11)

xii

B. Metode Newton-Raphson ... 10.

2.2.2. Kompensasi Saluran Transmisi ... 17.

A. Kapasitor ... 17.

B. Reactive Contribution Factor (RCF) ... 19.

C. Distributed Generator (DG) ... 21.

D. Loss Sensitivity Factor (LSF) ... 22.

2.2.3. MATLAB ... 23.

BAB III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 25.

3.2. Langkah – langkah Penyusunan Tugas Akhir ... 28.

3.3. Diagram Alir Aliran Daya Newton-Raphson ... 30.

3.4. Diagram Alir Penempatan Kapasitor ... 32.

3.5. Gambar User Interface Perhitungan ... 33.

BAB IV. HASIL DAN ANALISA 4.1. Komputasi dan Hasil Perhitungan Penempatan Kapasitor ... 37.

4.2. Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Profil Tegangan dan Losses ... 44.

4.3. Pengaruh Penempatan Distributed Generator (DG) ... 50.

BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 62.

5.2. Saran... 63.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

xiii

Tabel 4.1. Profil tegangan bus dalam sistem IEEE 30 bus ... 39.

Tabel 4.2. Bus dengan tegangan < 0.95... 39.

Tabel 4.3. Hasil RCF tahap 1 ... 41.

Tabel 4.4. Hasil RCF tahap 2 ... 43.

Tabel 4.5. Lokasi dan besaran kapasitor ... 43.

Tabel 4.6. Efek penempatan kapasitor pada bus 30 ... 45.

Tabel 4.7. Perbandingan tegangan sebelum dan sesudah diinjeksi ... 48.

Tabel 4.8. Perbandingan besar losses dan drop tegangan dari setiap Tahapan ... 50.

Tabel 4.9. Daya nyata pembebanan pada bus ... 51.

Tabel 4.10. Losses pada jaringan ... 53.

Tabel 4.11. Skenario pembanding ... 54.

Tabel 4.12 Perbandingan nilai losses sebelum dan DG skenario 1 ... 56.

Tabel 4.13. Perbandingan nilai losses ... 57.

Tabel 4.14. Perbandingan nilai losses sebelum dan DG skenario 1 dan 2 ... 58.

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Single-line diagram dari sistem transmisi tanpa kompensasi

dan diagram fasornya ... 18.

Gambar 2.2. single-line diagram dari sistem transmisi yang dikompensasi dengan kapasitor shunt dan diagram fasornya ... 19.

Gambar 2.3. Pengaruh penambahan DG terhadap losses dalam sistem tenaga listrik ... 22.

Gambar 2.4. Kurva losses nonlinier ... 23.

Gambar 3.1. Flowchart metodologi penelitian ... 28.

Gambar 3.2. Flowchart Aliran Daya Newton-Raphson ... 30.

Gambar 3.3. Flowchart penelitian penempatan kapasitor ... 32.

Gambar 3.4 User interface analisa aliran daya sistem IEEE 30 bus ... 34.

Gambar 4.1. Kondisi awal profil tegangan sistem IEEE 30 bus ... 38.

Gambar 4.2. Pencarian Reactive Contribution Factor tahap 1 ... 40.

Gambar 4.3. Pencarian Reactive Contribution Factor tahap 2 ... 42.

Gambar 4.4. Kondisi profil tegangan setelah penambahan kapasitor tahap 1 ... 44.

Gambar 4.5. Tegangan sebelum dan sesudah diberikan 2 kapasitor ... 47.

Gambar 4.6. Grafik pembebanan sistem IEEE 30 bus ... 51.

Gambar 4.7. Grafik losses pada jaringan sistem IEEE 30 bus ... 52.

Gambar 4.8. Perbandingan losses sebelum dan sesudah penambahan DG dengan skenario 1... 55.

(14)
(15)
(16)

x

Therefore an evaluation stability on the system power distribution make the exiting

system can survive and back when distruption or after distruption.

The test system IEEE 30 buses modification represents data distribution

system of electric power as database, a method of Newton-Raphson, a method of

RCF (Reactive Contribution Factor), and the principle of a method of LSF ( Loss

Sensitivity Factor) is a effective methode for an optimalization in distribution

system.

On this optimization, an additional Capasitor can incress a voltage profil

and reduce a total losses as much as 1,21 % with 10 Mvar injection on bus 26 and

30. Then an additional Distributed Generator the system reduce a losses as much

as 3,3 % with a LSF methode and 9,03 % used scenario 1.

Key Word : Equilibrium, Newton-Raphson Method, RCF Method, LSF Method,

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat

modern saat ini. Pemanfaatannya yang secara tepat guna adalah salah

satu cara ampuh untuk dapat mendongkrak pertumbuhan perekonomian

dan pertumbuhan insfrastruktur dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa untuk

menopang pertumbuhan suatu negara yang kian pesat diperlukan juga

kebutuhan energi listrik yang besar dan ekonomis.

Suatu sistem tenaga listrik biasanya terdiri atas banyak generator,

transformator, elemen beban aktif dan pasif serta peralatan lainnya yang

terinterkoneksi dalam jaringan transmisi. Semakin besar suatu sistem

maka akan mengakibatkan banyaknya potensi gangguan baik kecil

maupun besar. Karena itu perlunya dilakukan sebuah evaluasi

kestabilan didalam sistem agar sistem tersebut dapat bertahan dan

kembali dalam keadaan kesetimbangan saat terjadinya gangguan

maupun setelah terjadinya gangguan.

Masalah yang sering terjadi adalah pada ketidaksetabilan yang

diakibatkan oleh besarnya permintaan daya reaktif yang dapat membuat

penurunan tegangan yang tidak terkendali secara progresif sehingga

menjadi salah satu penyebab adanya kegagalan beruntun yang membuat

(18)

diharapkan merupakan sebuah sistem yang ekonomis, berkualitas dan

memiliki tingkat kehandalan yang tinggi secara berkesinambungan.

Dalam suatu penelitian dijelaskan bahwasannya Pengaturan slack

bus dengan rugi-rugi daya paling kecil dengan menggunakan metode

Newton Rapshon pada sistem tenaga IEEE 30 bus pada aplikasi Matlab

7.0, adalah 10,9924 MW, dan setelah menambahkan kapasitor pada bus

5 dan bus 26, ternyatadiketahui rugi-rugi dayanya menjadi lebih kecil,

yaitu 10,6637 MW. Dan untuk pengaturan besaran tegangan (volt

magnitude), terjadi drop tegangan pada bus 26, 29, dan 30, tapi setelah

menambahkan kapasitor pada bus 5 dan bus 26, besaran tegangannya

(volt magnitude) optimal [1].

Selain itu, dari salah satu penelitian juga menjelaskan bahwasannya

daya nyata paling optimal terhadap kondisi awal sistem distribusi radial

33-bus standart IEEE melalui penggabungan pemasangan DG dan

kapasitor bank serta rekonfigurasi jaringan adalah sebesar 94,92% [2].

Berdasarkan latar belakang diatas, muncul gagasan untuk

melakukan pengembangan berupa "Optimalisasi penempatan

Kapasitor dan DG (Distributed Generator) terhadap perbaikan profil tegangan dan penurunan losses pada test system IEEE

(19)

3

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diperoleh rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan bus yang kritis dan lemah sebagai lokasi

penempatan peralatan kompensasi daya reaktif untuk

mengkompensasi tegangan jatuh dalam sistem.

2. Bagaimana perbandingan pengaruh dari peralatan kompensasi daya

reaktif terhadap profil tegangan dan losses.

3. Bagaimana perbandingan pengaruh dari penempatan Distributed

Generator (DG) terhadap losses pada sistem.

1.3. Batasan Masalah

Agar dalam penulisan skripsi ini dapat mencapai sasaran dan tujuan

yang diharapkan, maka dalam pembahasan penilitian ini dibatasi sebagi

berikut :

1. Sistem yang akan diteliti adalah sistem IEEE 30 bus dengan

modifikasi yaitu penambahan sebesar 2 MW beban aktif dan 1 MW

beban reaktif terhadap beban dalam sistem.

2. Analisis aliran daya akan dilakukan dengan metode Newton -

Raphson menggunakan aplikasi MATLAB.

3. Analisa yang dilakukan meliputi perbaikan kestabilan tegangan serta

(20)

4. Metode penempatan peralatan kompensasi daya reaktif dilakukan

dengan menggunakan perhitungan reactive contribution factor

(RCF).

5. Metode penentuan penempatan Distributed Generator (DG)

dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan metode Loss Sensitivity

Factor (LSF) dan pemilihan secara acak.

6. Pengujian dilakukan hanya dengan pemodelan sistem atau simulasi

dengan menggunakan MATLAB dan Ms.Exel.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menentukan bus kritis dan lemah sebagai lokasi penempatan

peralatan kompensasi daya reaktif dalam menjaga kestabilan

tegangan.

2. Untuk menganalisa pengaruh dari peralatan kompenasasi daya

reaktif terhadap profil tegangan dan losses.

3. Untuk menganalisa pengaruh dari penempatan Distributed

Generation (DG) untuk mengkompensasi losses pada sistem.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dan diharapkan dari penelitian ini adalah

(21)

5

1. Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan wawasan

serta gambaran tentang suatu studi aliran daya untuk pengoptimalan

distribusi energi listrik pada suatu sistem jaringan.

2. Menjadi kajian dalam pengoperasian dan pengembangan serta

peningkatan kualitas dalam suatu jaringan transmisi.

3. Menjadi informasi, dan bahan referensi akademis ataupun

keinsyinyuran dalam perencanaan penempatan dan pemasangan

peralatan kompenasasi daya reaktif (Kapasitor) serta Distributed

Generation (DG) dalam sistem jaringan transmisi tenaga listrik.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan dalam penulisan dan pembahasan studi kasus,

maka penulis menyusun tugas akhir ini dalam 5 bab berdasarkan sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang, tujuan penulisan, perumusan masalah,

pembatasan masalah, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi mengeanai teori-teori yang mendukung dari masing-masing bagian

(22)

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi mengenai metodologi penelitian yang akan dilakukan meliputi studi

literatur, alat dan bahan penelitian, serta diagram alir metode penelitian.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Berisi mengenai hasil simulasi yang telah dibuat, dan menganalisis stabilitas

tegangan dan losses pada jaringan.

BAB V PENUTUP

(23)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Pustaka

Semakin pesatnya pertumbuhan suatu wilayah menuntut adanya jaminan ketersediaannya energi listrik serta perbaikan kualitas dari energi listrik, menuntut para cendikiawan untuk memikirkan cara pengoptimalan suatu jaringan yang dapat mendistribusikan energi listrik dengan lebih efisien dan baik. Berdasarkan paparan diatas maka beberapa refrensi dari penelitian-penelitian ini diharapkan dapat membantu penyelesaian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. “ Pengaturan Slack Bus dalam mengoptimalkan Aliran Daya pada kasus IEEE 30 Bus menggunakan metode NEWTON-RAPHSON pada aplikasi MATLAB 7.0“, penelitian ini bertujuan untuk menentukan Slack Bus serta besaran tegangan ( Volt Magnitude )

dengan rugi-rugi daya paling kecil dengan menggunakan metode

Newton-Raphson pada sistem tenaga IEEE 30 bus pada aplikasi Matlab [1].

2. “Penentuan lokasi DG dan Kapasitor bank dengan rekonfigurasi jaringan untuk memperoleh rugi daya minimal pada sistem distribusi radial menggunakan algoritma Genetika“, menjelaskan bahwasannya daya nyata paling optimal terhadap kondisi awal sistem distribusi radial 33-bus standart IEEE melalui penggabungan pemasangan DG dan kapasitor bank serta rekonfigurasi jaringan adalah sebesar 94,92% [2].

3. “Optimalisasi penempatan kapasitor menggunakan faktor kontribusi daya reaktif dari invers matriks jakobian tereduksi“,

(24)

4. “Optimasi penempatan pembangkit terdistribusi pada IEEE 30 bus system menggunakan algoritma genetika”, menjelaskan bahwasannya berbagai kombinasi lokasi dan kapasitas pembangkit terdistribusi dengan mengunakan algoritma genetika berhasil menurunkan rugi-rugi daya secara signifikat [4].

5. “Penempatan dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)“,

menjelaskan bahwasannya Distributed Generator (DG) merupakan pembangkit berkapasitas kecil yang terletak pada sistem distribusi tenaga listrik dan biasanya ditempatkan pada bus-bus yang terhubung langsung pada beban [5].

2.2.Dasar Teori

2.2.1. Studi Aliran Daya A.) Aliran Daya

Studi aliran beban atau load flow study sering kali juga disebut studi

aliran daya adalah suatu studi yang mempelajari aliran daya pada suatu

sistem kelistrikan dari suatu titik ke titik lain dan tegangan pada bus-bus

yang berada pada sistem tersebut. Studi aliran beban merupakan penentuan

atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif, faktor daya dan daya reaktif

yang terdapat pada berbagai titik dalam suatu jaringan sistem tenaga listrik

pada keadaan pengoperasian normal, baik yang sedang berjalan maupun

yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang (William D.

Stevenson, Jr., 1994:6). Studi analisis aliran beban dapat dihitung secara

(25)

9

Tujuan dari studi aliran daya, yaitu:

a) Untuk mengetahui komponen jaringan sistem tenaga listrik pada

umumnya.

b) Mengetahui besarnya tegangan pada setiap bus (rel) dari suatu

sistem tenaga listrik.

c) Menghitung aliran-aliran daya, baik daya nyata maupun daya

reaktif yang mengalir dalam setiap saluran.

d) Kerugian-kerugian sistem yang optimal.

e) Perbaikan dan pergantian ukuran konduktor dan tegangan sistem.

Dalam Studi Aliran Daya dikenal berbagai Bus, yaitu :

1. Bus referensi (slack bus atau swing bus)

Slack bus berfungsi untuk mencatu rugi-rugi dan kekurangan daya

aktif dan reaktif pada jaringan. Karena itu bus yang biasa digunakan adalah

bus yang berdaya besar, dimana tegangan dan sudut fasanya diketahui.

a) Terhubung dengan generator.

b) V dan sudut fasa dari generator diketahui dan tetap.

c) P dan Q dihitung.

2. Generator bus (bus pembangkitan) atau (P-V bus)

Generator bus atau Voltage Generator bus berfungsi tidak hanya

untuk pengontrol tegangan akan tetapi juga dapat menambah daya dalam

(26)

a) Terhubung dengan generator.

b) P dan V dari generator diketahui dan tetap.

c) Sudut fasa dan Q dari daya reaktif generator dihitung.

3. Bus pembebanan (P-Q bus)

Bus pembebanan atau yang biasa juga disebut sebagai Load bus

adalah bus beban yang memiliki besaran nilai daya aktif (P) dan daya reaktif

(Q) yang diketahui. Pada bus ini tidak ada generator yang terkoneksi

melainkan hanya terkoneksi dengan beban saja.

a) Terhubung dengan beban.

b) P dan Q dari beban diketahui dan tetap.

c) V dan sudut fasa tegangan di hitung.

Besaran di setiap bus dalam studi aliran daya yaitu :

a) Daya real atau dya aktif / P (watt)

b) Daya reaktif / Q (var)

c) Tegangan / V (volt)

d) Sudut fasa tegangan

B.) Metode Newton -Raphson

Dalam analisis numerik, metode Newton (juga dikenal sebagai

metode Newton-Raphson), yang mendapat nama dari Isaac Newton dan

(27)

11

hampiran terhadap akar fungsi riil. Metode Newton secara umum lebih

banyak digunakan dalam program-program aliran daya karena untuk

mencapai titik konvergen hanya dibutuhkan waktu komputasi yang pendek,

tidak terpengaruh oleh kondisi sistem yang tidak sehat dan jumlah iterasi

tidak bergantung pada besarnya sistem. Oleh karena itu untuk solusi aliran

daya pad sistem besar maka Newton - Raphson lebih efisien dan praktis.

Untuk mendapatkan persamaan tegangan di setiap titik pada suatu

sistem maka satuan MVA base sistem dinyatakan dalam satuan per unit (p.u). Berdasarkan hukum kirchoff untuk mendapatkan nilai admitansi

maka dapat dilakukan dengan mengkonversikan nilai impedansi kedalam

nilai admitansi.

(2.1)

(28)

Dimana :

n : jumlah total bus

Yii : elemen diagonal matriks admitansi

Yi j : elemen diluar diagonal matriks admitansi

Vi : tegangan pada bus i

Ii : arus yang mengalir kedalam jaringan pada bus i

Atau

I

bus

= Y

bus

*V

bus (2.3)

Atau

(2.4)

Dimana :

1. Daya nyata injection vector (S)

2. Daya aktif Generator pada bus i ( Pgi )

3. Daya aktif beban pada bus i ( Pdi )

4. Daya reaktif Generator pada bus i ( Qgi )

(29)

13

Subtitusi persamaan (2.1) sampai (2.4), maka hasilnya adalah

(2.5)

Didalam analisis aliran daya, nilai permintaan beban diketahui sebagai

variabel.

Pi (V, ) = Pgi - Pdi (2.6)

Qi (V, ) = Qgi - Qdi (2.7)

Bentuk umum persamaan aliran daya dari subtitusi persamaan (2.5) adalah

(2.8)

Atau

(2.9)

Jika tegangan pada bus dalam persamaan (2.9) dinyatakan dalam

bentuk polar, maka tegangan kompleks, daya reaktif dan aktif dapat ditulis

sebagai :

= + (2.10)

(30)

= − (2.12)

≤ ≤ (2.13)

≤ , ≤ (2.14)

≤ , ≤ (2.15)

Dimana = − , yang merupakan perbedaan sudut antara bus

i dan bus j. Dan untuk setiap bus PV atau PQ, persamaan untuk

mismatch aliran dayanya adalah:

Persamaan daya aktif

(2.16)

Persamaan daya reaktif

(2.17)

Dimana, Pis adalah nilai injeksi daya aktif bus dan Qis adalah nilai

injeksi daya reaktif bus. Persamaan (2.16) dan (2.17) ini kemudian

(31)

15

(2.18)

Dalam hal ini bus 1 diumpamakan sebagai slack bus. Matriks Jacobian memberikan perbandingan linear antara perubahan pada sudut

tegangan ∆ ∂ dan besarnya tegangan ∆|V | dengan sedikit perubahan

pada daya aktif (∆ dan daya reaktif (∆ . Dalam bentuk singkat

dapat ditulis sebagai :

(2.19)

Atau

(32)

Dimana

(2.21)

(2.22)

(2.23)

(2.24)

(2.25)

H (Jacobian 1 / J1) adalah matriks dari (n-1) x (n-1), N (Jacobian 2 / J2)

adalah matriks dari (n-1) x m, K (Jacobian 3 / J3) adalah matriks dari m x

(n-1), dan L (Jacobian 4 / J4) adalah matriks dari m x m.

(33)

17

= ∆ = − − (2.26)

= ∆ = − − (2.27)

= ∆ = − (2.28)

= ∆ = − − (2.29)

Jika i = j, maka element Jacobian matriksnya adalah:

= + (2.30)

= − − (2.31)

= − (2.32)

= − (2.33)

2.2.2. Kompensasi Saluran Transmisi A.) Kapasitor

Kapasitor merupakan salah satu alat kompenasasi yang relatif murah

dan tidak kompleks dibandingkan dengan SVC (Static Var Compensator)

ataupun UPFC (Unified Power Flow Controller). Kompensasi yang terdiri

dari suatu "bank" kapasitor yang dihubungkan secara seri terhadap

masing-masing fasa pada saluran dapat memperkecil impedansi seri dari

(34)

tegangan jatuh (Drop Voltage) dan meruppakan faktor terpenting dalam

penentuan daya maksimum yang dapat dikirimkan oleh suatu jaringan.

Untuk mengatasi peningkatan daya reaktif pada bus, maka pada bus

tesebut dapat diinjeksikan kapasitor shunt (dalam susunan parallel) untuk

mengatasi beban lagging. Kapasitor ini tersusun dalam jumlah yang

banyak (capasitor bank) yang dapat menyuplai sebagian ataupun secara

penuh beban reaktif sehingga dapat mengurangi arus untuk penyuplai

beban. Tegangan jatuh antara pengirim (sending end) dan beban dapat

berkurang, sedangkan faktor daya dan daya aktif akan meningkat dari sisi

pengirim.

Gambar 2.1. Single-line diagram dari sistem transmisi tanpa kompensasi

dan diagram fasornya

Tegangan jatuh di transmisi dengan faktor daya yang lagging :

(35)

19

Gambar 2.2. single-line diagram dari sistem transmisi yang dikompensasi

dengan kapasitor shunt dan diagram fasornya

Tegangan jatuh dapat dihitung dengan :

VD = + − (2.35)

Perbedaan antara tegangan jatuh adalah kenaikan tegangan

sehubungan dengan instalasi dari kapasitor dan dapat dinyatakan dengan

VR =

B.) Reactive Contribution Factor (RCF)

Reactive Contribution Factor atau yang lebih sering disebut sebagai

metode RCF adalah sebuah metode baru untuk menentukan bus-bus yang

sesuai dengan injeksi daya rektif. Bus-bus ini dipilih dengan

mempertimbangkan faktor kontribusi terbesar dalam suatu sistem,

sehingga diperoleh titik-titik yang tepat untuk memberikan injeksi daya

reaktif kedalam sistem. Persamaan yang menggambarkan kontribusi daya

(36)

(2.35)

Dimana :

∆V = Perubahan Tegangan

∆Q = Perubahan daya reaktif

 Faktor kontribusi daya reaktif

Setiap perubahan titik ∆ dipengaruhi oleh perkalian dari ∆ dan

faktor kontribusi  merupakan variabel injeksi daya reaktif yang

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kestabilan tegangan pada titik

yang berhubungan dengan dan sekitarnya.

Untuk memilih bus yang paling tepat diantara beberapa bus yang

lemaah maka invers matriks jacobian ini dijumlahkan dengan

memasukkan titik-titik bus yang lemah.

(37)

21

Dimana :

RCF = Reactive Contribution Factor

RCF ini merupakan faktor yang berkontribusi terhadap perubahan

tegangan pada sistem.

C.) Distributed Generator (DG)

Distributed Generator atau yang lebih sering disebut sebagai DG

adalah sebuah pendekatan yang menggunakan teknologi skala kecil untuk

membantu menyuplai kedalam sebuah sistem jaringan listrik.

Distributed Generator juga sering disebut sebagai sebuah pembangkit

listrik skala kecil. Saat ini, belum ada kesepakatan yg dibuat untuk

mendefinisikan Distributed Generatorsecara pasti.

Institute of Electrical and electronics engineers (IEEE),

mendefinisikan bahwasannya Distributed Generation adalah sebuh

pembangkit energi listrik yang dilakukan oleh peralatan yang lebih kecil

dari pembangkit listrik pusat sehingga dimungkinkan terjadinya

interkoneksi dihampir semua titik pada sistem tenaga listrik. Sedangkan

International Council on large Electricity System (CIGRE)

mendefinisikan bahwasannya Distributed Generation sebagai setiap unit

pembangkit dengan kapasitas maksimum 50MW sampai 100MW.

Distributed Generator (DG) dapat dikalasifikasikan menjadi 4 jenis

(38)

1.) DG yang hanya mampu menginjeksikan P (daya aktif ).

Contoh : Pembangkit listrik tenaga surya, dan air.

2.) DG yang hanya mampu menginjeksikan Q (daya reaktif ).

Contoh : Pembangkit listrik tenaga gas.

3.) DG yang mampu menginjeksikan P dan Q (daya aktif dan reaktif).

Contoh : pembangkit yang menggunakan mesin sinkron.

4.) DG yang dapat menginjeksikan P tetapi digunakan oleh Q.

Contoh : Pembangkit listrik tenaga angin.

D.) Loss Sensitivity Factor (LSF)

Pengoptimalan penempatan dan pemilihan besaran DG memiliki

pengaruh terhadap meminimalkan nilai losses yang akan didapatkan dalam

suatu sistem.

Gambar 2.3. Pengaruh penambahan DG terhadap losses dalam sistem

(39)

23

Loss Sensitivity Factor atau yang lebih dikenal sebagai metode LSF adalah

sebuh metode yang didasarkan oleh prinsip linierisasi dari penyelesaian

persamaan nonliniear. Metode ini mengevaluasi losses pada setiap bus dari

sistem. Bus-bus ini dipilih dengan mempertimbangkan losses terbesar

dalam suatu sistem, sehingga diperoleh titik-titik yang tepat untuk lokasi

penambahan DG kedalam sistem.

Gambar 2.4. Kurva losses nonlinier

Untuk setiap bus yang diprioritaskan, banyaknya unit DG

ditempatkan dan memiliki ukuran yang bervariasi dari minimum ke nilai

yang lebih tinggi sampai hilangnya sistem minimum yang telah ditentukan

untuk setiap unit DG.

2.2.3. MATLAB

MATLAB (matemathics laboratory atau matrix laboratory) adalah

sebuah program untuk analisis dan komputasi numerik, merupakan suatu

bahasa pemrograman matematika lanjutan yang dibentuk dengan dasar

(40)

MATLAB didefinisikan sebagai bahasa pemrograman yang digunakan

untuk mengerjakan operasi matematika atau operasi aljabar matrix.

MATLAB yang merupakan bahasa pemrograman tingkat berbasis

pada matrix sering digunakan untuk teknik komputasi numerik, digunakan

untuk menyelesaikian masalah – masalah yang melibatkan operasi

matematika elemen, matriks, optimasi, aproksimasi, dan lain – lain.

MATLAB banyak digunakan untuk :

a. Matematika dan komputasi

b. Pengembangan dan algoritma

c. Pemrograman modeling, simulasi, dan pembuatan prototipe.

d. Analisa data, eksplorasi , dan visualisasi.

e. Analisa numerik dan statistik

(41)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu :

1. Laptop dan Software MATLAB

Laptop digunakan untuk melakukan simulasi pemodelan serta

melakukan analisis hasil simulasi. Dan perhitungan Optimal Power Flow

(OPF) menggunakan software Matlab.

2. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data test sistem

IEEE 30 bus yang sudah dimodifikasi.

Tabel 3.1. Modifikasi bus data input sistem IEEE 30 bus

No. Bus Ko

de B us

(42)

Tabel 3.1. Modifikasi bus data input sistem IEEE 30 bus

Bus Voltage Generator Beban (Load) Reactive Power Limit

Tabel 3.2. Line data input sistem IEEE 30 bus

(43)

27

Tabel 3.2. Line data input sistem IEEE 30 bus

(44)

3.2. Langkah – langkah penyusunan Tugas Akhir

Gambar 3.1. Flowchart metodologi penelitian

Gambar 3.1. Menjelaskan tentang langkah-langkah penulisan yang dilakukan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas maka dibawah ini

diberikan penjelasan yang lebih menyeluruh dari setiap langkah - langkah

penulisan karya tulis:

1. Persiapan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti mempersiapakan segala keperluan yang

(45)

29

2. Studi Aliran Daya

Studi Aliran adalah studi pustakan dengan mencari sumber literatur

sebagai tujuan mengetahui informasi – informasi mengenai metode yang

akan digunakan.

3. Studi sistem Tenaga IEEE 30 bus

Setelah diadakan studi aliran daya, permasalahan Optimal Power

Flow (OPF) pada sistem tenaga IEEE 30 bus dapat diidentifikasi. Kemudian

permasalahan yang diangkat menjadi topik adalah analisis tentang

perbandingan metodelogi yang digunakan.

4. Perhitungan menggunakan MATLAB

Tahap selanjutnya, setelah mendapatkan data-data yang akan

digunakan. Peneliti memodelkan dan melakukan perhitungan dengan

software MATLAB.

5. Data hasil perhitungan

Setelah melakukan perhitungan menggunakan MATLAB, peneliti

akan mendapatkan sebuah data yang diperlukan. Data yang diharapkan hasil

perhitungan meliputi: Besar Volt Magnitude, total Losses, penempatan

(46)

6. Analisa Data

Setelah mendapatkan data hasil dari perhitungan kemudian

dilakukan analisa meliputi : analisa perbandingan dan perhitungan sistem

teroptimal.

3.3. Diagram Alir Aliran Daya Newton-Raphson

Gambar 3.2. Flowchart Aliran Daya Newton-Raphson

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas maka dibawah ini

diberikan penjelasan yang lebih menyeluruh dari setiap langkah - langkah

(47)

31

1. Memasukkan (input) data dari sistem tenaga IEEE 30 bus yang sudah

dimodifikasi.

2. Bentuk persamaan matriks bus admittance (2.2)

3. Tentukan tegangan pada setiap bus.

4. Hitung power mismatch dari persamaan (2.16) dan (2.17). Periksa

apakah kondisi konvergensi memenuhi syarat :

(3.1)

Jika persamaan (3.1) terpenuhi, maka iterasi selesai dan lanjut untuk

menghitung aliran daya pada slack bus. Jika tidak, lanjut ke langkah

selanjutnya.

5. Hitung element matriks Jacobian dari persamaan (2.26) sampai (2.33).

6. Hitung besar tegangan dan sudut tegangan baru dari persamaan (2.19).

Kemudian hitung tegangan dan sudut dengan persamaan:

(3.2)

(48)

3.4. Diagram Alir Penempatan Kapasitor

Gambar 3.3. Flowchart penelitian penempatan kapasitor

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas maka dibawah ini

diberikan penjelasan yang lebih menyeluruh dari setiap langkah - langkah

Flowchart penelitian penempatan kapasitor :

1. Memasukkan (input) data dari sistem tenaga IEEE 30 bus yang

(49)

33

2. Menghitung aliran daya dalam sistem menggunakan metode Newton

-Raphson.

3. Mengidentifikasi tegangan jatuh ( Drop Tegangan ) pada setiap bus

dalam sistem. Sistem akan dianggap stabil apabila tegangan berada

paada voltage stability limit 0.95≤V≤1.05 pu.

4. Melakukan analisis menggunakan RCF (Reactive Contribution

Faktor) berdasarkan faktor kontribusi terbesar untuk meningkatkan

tegangan dan mengurangi tegangan jatuh pada sistem.

5. Memasang alat kompensasi ( Kapasitor ) berukuran 5Mvar pada bus

dengan RCF tertinggi.

6. Melakukan analisis aliran daya kembali setelah pemasangan

kapasitor. Sistem akan dianggap stabil apabila tegangan berada

paada voltage stability limit 0.95≤V≤1.05 pu.

7. Jika salah satu bus masih terdapat tegangan jatuh yang bernilai

dibawah 0.95 pu maka kembali pada langkah 4.

3.5. Gambar user interface perhitungan

Untuk mempermudah dalam mengamati hasil perhitungan aliran

daya yang akan dilakukan, maka penulis beinisiatif membuat sebuah user

(50)

Gambar 3.4 User interface analisa aliran daya sistem IEEE 30 bus

Keterangan :

 Tombol tanpa kapasitor

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik profil

tegangan saat sebelum ditambahkannya kapasitor pada sistem.

 Tombol dengan 1 kapasitor

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik profil

tegangan saat 1 unit kapasitor telah ditambahkan pada sistem.

 Tombol dengan 2 kapasitor

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik profil

tegangan saat 2 unit kapasitor telah ditambahkan pada sistem.

 Tombol tanpa DG

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik profil

tegangan saat 2 unit kapasitor telah ditambahkan namun DG belum

(51)

35

 Tombol DG SK 1 (skenario 1)

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik profil

tegangan saat 2 unit kapasitor telah ditambahkan dan DG

dipasangkan dengan skenario 1 pada sistem.

 Tombol DG SK 2 (skenario 2)

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik profil

tegangan saat 2 unit kapasitor telah ditambahkan dan DG

dipasangkan dengan skenario 2 pada sistem.

 Tombol RCF

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik faktor

kontribusi reaktif saat unit kapasitor belum ditambahkan pada

sistem.

 Tombol RCF 1

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik faktor

kontribusi reaktif saat 1 unit kapasitor belum ditambahkan pada

sistem.

 Tombol RCF 2

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik faktor

kontribusi reaktif saat 2 unit kapasitor belum ditambahkan pada

(52)

 Tombol kapasitor (perbandingan tegangan )

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik perbandingan

tegangan dari sebelum ditambahkannya kapasitor sampai

ditambahkannya 2 unit kapasitor pada sistem.

 Tombol DG (perbandingan tegangan)

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik perbandingan

tegangan sebelum ditambahkannya DG (distributed generator),

pada skenario 1 dan skenario 2 pada sistem.

 Tombol kapasitor (perbandingan losses)

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik perbandingan

losses dari sebelum ditambahkannya kapasitor sampai

ditambahkannya 2 unit kapasitor pada sistem.

 Tombol DG (perbandingan losses)

Merupakan tombol untuk menampilkan grafik perbandingan

losses sebelum ditambahkannya DG (distributed generator),

(53)

37 BAB IV

HASIL DAN ANALISA

Pada penelitian ini metode RCF ( Reactive Contribution Factor )

dan LSF ( Loss Sensitivity Factor ) akan diujikan pada sebuah test sistem

IEEE 30 bus yang telah dimodifikasi. Sistem IEEE 30 bus ini terdiri 30 bus,

4 transformator, dan 6 buah generator pembangkit. Dari 30 bus yang ada

dikategorikan menjadi 3 buah tipe bus yaitu 5 bus generator (PV bus), 24

bus beban (PQ bus) dan satu slack bus. Pada dasarnya Sistem IEEE 30 bus

adalah sistem yang sudah stabil, karena itu dilakukan modifikasi dengan

meningkatkan faktor pembebanan pada daya reaktif dan aktif pada bus

beban sehingga diperoleh kondisi yang diinginkan untuk dilakukan uji

metode. Daya reaktif pada bus beban masing-masing ditambahkansebesar

1 MVar untuk daya reaktif dan daya aktifnya ditambah sebesar 2 MW.

4.1. Komputasi dan hasil perhitungan penempatan kapasitor

Kapasitor merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk

mereduksi losses yang terjadi maupun memperbaiki nilai profil tegangan

dalam suatu sistem jaringan. Pada penelitian ini untuk mencari penempatan

letak kapasitor yang ideal digunakan sebuah metode RCF (Reactive

Contribution Factor). Reactive Contribution Factor atau yang lebih sering

disebut sebagai metode RCF adalah sebuah metode baru untuk menentukan

(54)

mempertimbangkan faktor kontribusi terbesar dalam suatu sistem, sehingga

diperoleh titik-titik yang tepat untuk memberikan injeksi daya reaktif

kedalam sistem. Setelah dilakukan perhitungan aliran daya dengan

menggunakan metode Newton-Raphson, maka didapatkan sebuah kondisi

awal untuk profil tegangan sistem IEEE 30 bus yang diperlihatkan seperti

gambar dibawah :

Gambar 4.1. Kondisi awal profil tegangan sistem IEEE 30 bus

Keterangan :

--- Batas maksimal tegangan ideal

---Batas minumal tegangan ideal

(55)

39

Tabel 4.1. Profil tegangan bus dalam sistem IEEE 30 bus

Tabel 4.2. Bus dengan tegangan < 0,95

(56)

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwasannya terdapat 6 buah

bus yang memiliki tegangan yang kurang dari batas ideal tegangan pada

sistem ini. Untuk menentukan lokasi penempatan alat kompensasi daya

reaktif (Kapasitor) maka selanjutnya dilakukan perhitungan RCF dengan

menggunakan bus dengan nilai RCF tertinggi sebagai kandidat pemasangan

kapasitor. Perhitungan RCF ini akan dilakukan dalam beberapa tahap agar

nantinya didapatkan profil tegangan yang termasuk didalam voltage stability

limit (Tegangan ideal) pada setiap busnya.

(57)

41

Tabel 4.3. Hasil RCF tahap 1

No

bus RCF bus No RCF bus No RCF bus No RCF

1 0 9 0,0133 17 0,3127 25 0,5999

2 0,2076 10 0,2725 18 0,468 26 0,9025

3 0,077 11 0,3113 19 0,5276 27 0,4438

4 0,2244 12 -0,089 20 0,4834 28 0,3304

5 0,3113 13 0,3113 21 0,434 29 0,7804

6 0,2608 14 0,1688 22 0,4303 30 0,9253

7 0,3326 15 0,2607 23 0,4772

8 0,3113 16 0,1734 24 0,6137

Pada tahap pertama (Gambar 4.2) terlihat pada grafik RCF

bahwasannya bus 30 memiliki faktor kontribusi terbesar dengan nilai

0,9253 (Tabel 4.3) maka, bus 30 tersebut kemudian dipilih sebagai tempat

pertama pemasangan kapasitor. Setelah kapasitor pertama terpasang,

kemudian masuk ketahap kedua dimana kembali dilakukan perhitungan

aliran daya namun dengan penambahan kapasitor pada bus 22 (penambahan

(58)

Gambar 4.3. Pencarian Reactive Contribution Factor tahap 2

Dari grafik diatas kita dapat melihat bahwasannya setelah

pemasangan kapasitor nilai RCF pada bus 30 sudah tidak setinggi saat awal

sebelum dipasangkannya kapasitor, karena itu pada tahap kedua bus 26

yang memiliki nilai Reactif Contribution Factor Reactif Contribution

Factor yang terendah dengan nilai 0,7372 (Tabel 4.4) dipilih sebagai

kandidat kedua penempatan kapasitor untuk membuat profil tegangan

masuk dalam rentang Voltage Stability limit. Dibawah ini merupakan tabel

nilai dari hasil pencarian RCF setelah ditambahkannya kapasitor pada bus

(59)

43

Tabel 4.5. Lokasi dan besaran kapasitor

(60)

4.2. Pengaruh penambahan kapasitor terhadap profil tegangan dan losses.

Pada setiap penambahan injeksi kapasitor pada sistem, maka akan

terjadi suatu peningkatan tegangan di area sekitar bus yang mengalami

penambahan injeksi. Untuk tahap pertama setelah penambahan kapasitor

sebesar 5 MVar diinjeksikan pada bus 30 maka terjadi perubahan profil

tegangan hampir pada setiap bus .

Gambar 4.4. Kondisi profil tegangan setelah penambahan kapasitor tahap 1

Keterangan :

--- Batas maksimal tegangan ideal

---Batas minumal tegangan ideal

--- Kondisi tegangan sebelum ditambahkannya kapasitor

(61)

45

Dari gambar 4.4 diatas kita dapat melihat bahwasannya masih

terdapat 1 buah bus yang memiliki profil tegangan kurang dari batas ideal

tegangan setelah ditambahkannya kapasitor pada sistem. Dibawah ini

adalah tabel profil tegangan setelah ditambahkannya kapasitor pada bus 30.

Tabel 4.6. Efek penempatan kapasitor pada bus 30

No. Bus Profil Tegangan (pu)

(62)

Tabel 4.6. Efek penempatan kapasitor pada bus 30

No. Bus Profil Tegangan (pu)

Awal Tahap 1

Jika dilihat dari tabel 4.6 diatas maka kita simpulkan bahwasannya

setelah menambahkan kapasitor pada bus 30 terjadi perbaikan profil

tegangan hampir pada setiap bus. Pada bus 19 yang semula memiliki nilai

profil tegangan yang dalam keadaan drop terjadi peningkatan nilai tegangan

(63)

47

peningkatan sebesar 0,0106 pu, kemudian pada bus 25 juga terjadi

peningkatan sebesar 0,0162 pu, dan pada bus 26 juga terjadi peningkatan

sebesar 0,0167 pu, serta pada bus 29 dan pada bus 30 terjadi peningkatan

masing masing sebesar 0,0292 pu dan 0,0395 pu.

Pada tahapan RCF kedua (Gambar 4.3) setelah bus 30 dan bus 26

diinjeksikan dengan kapasitor masing-masing sebesar 5 MVar maka profil

tegangan seluruhnya telah berada pada rentang Voltage Stability limit

dengan nilai profil tegangan paling rendah terdapat pada bus.

Gambar 4.5. Tegangan sebelum dan sesudah diberikan 2 kapasitor

Keterangan :

---Batas maksimal tegangan ideal

---Batas minumal tegangan ideal

---Kondisi awal tegangan

---Kondisi tegangan setelah penambahan 1 kapasitor

(64)
(65)

49

Tabel 4.7. Perbandingan profil tegangan sebelum dan sesudah diinjeksi

No.

Dari gambar diatas (Gambar 4.5) kita dapat melihat bahwa tegangan

pada bus-bus yang sebelumnya berada dibawah Voltage Stability limit

meningkat dengan nilai minimum 0,9620 pu pada bus 24 (Secara detail

hasil perbandingan tegangan dapat dilihat pada tabel 4.7).

Dapat dilihat bahwasannya penambahan kompensasi daya reaktif

(Kapasitor) dengan metode RCF ini memiliki efisiensi dalam komputasi

(66)

dan penurunan losses (Tabel 4.8) pada sistem IEEE 30 bus ini. Losses yang

dihasilkan dari kedua percobaan ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8. Perbandingan besar losses dan drop tegangan dari setiap tahapan

Tahapan Total losses Drop

Tegangan

MW MVar

Awal 25,386 101,686 6 buah bus

Tahap 1 25,182 100,861 1 buah bus

Tahap 2 25,003 100,471 -

Dari tabel diatas (tabel 4.8) didapatkan bahwasannya pemasangan kapasitor pada sistem ini selain dapat memperbaiki profil tegangan juga dapat mengkompensasi dari total losses dari sistem ini dengan penurunan sebesar 1,21 % .

4.3. Pengaruh penempatan Distributed Generation (DG)

Setelah dilakukan perhitungan aliran daya dengan menggunakan

metode Newton-Raphson dan pengoptimalan profil tegangan dengan

menambahkan kapasitor dengan metode RCF, maka kini dapat

melanjutkan ketahapan selanjutnya untuk pengoptimalan penempatan DG.

Untuk menguji kemampuan metode LSF maka dibuat metode tambahan

sebagai pembanding dengan total 15 MW DG pada setiap percobaan.

Penentuan penempatan DG ini menggunakan 2 cara, cara pertama

menggunakan prinsip dari metode LSF (Loss Sensitivity Factor) dimana

(67)

51

besar dan cara yang kedua sebagai pembanding metode yaitu penentuan

penempatan DG ditentukan secara acak.

Gambar 4.6. Grafik pembebanan sistem IEEE 30 bus

Tabel 4.9. Daya nyata pembebanan pada bus

(68)

Gambar 4.7. Grafik losses pada jaringan sistem IEEE 30 bus

Grafik diatas (Gambar 4.7) merupakan grafik losses yang

didapatkan menggunakan metode Newton-Raphson. Dari pengamatan

grafik diatas terlihat bahwasannya sistem ini memiliki losses terbesar pada

jaringan bus 1 ke bus 2 dengan nilai 22,658 MW (Tabel 4.10).

Tabel 4.10. Losses pada jaringan

(69)

53

Tabel 4.10. Losses pada jaringan

Dari bus ke bus Losses (MW) Dari bus ke

dipasangkan dengan total daya maksimal 15 MW untuk setiap percobaan.

Pada tahap awal pemilihan lokasi pemasangan DG akan didasarkan dari

(70)

terdapat pada jaringan bus 1 ke bus 2, Sedangkan pada skenario

pembanding 1 pemilihan lokasi pemasangan DG akan dipilih secara acak

yaitu pada bus 10, bus 12 dan bus 28.

Tabel 4.11. Skenario pembanding

No bus Kapasitas DG (MW)

Metode LSF Skenario 1

2 15 -

10 - 2,5

12 - 6,27

28 - 5,23

Percobaan optimisasi penempatan DG ini dilakukan dengan cara

memasangkan DG pada sisi injeksi daya aktif (DG tipe 1) sehingga

diharapkan didapatkan nilai losses yang minimal pada sistem ini.

Metode LSF

Dalam tes pertama ini lokasi penempatan DG 15 MW akan

dipasangkan pada bus berdasarkan prinsip dari metode Loss Sensitivity

Factor yaitu bus 2 dengan DG sebesar 15 MW. Pada tabel 4.12

memperlihatkan tegangan untuk seluruh bus apabila 15 MW DG

ditempatkan pada bus 2 dan dibandingkan dengan tegangan sebelum

(71)

55

Gambar 4.8. Perbandingan losses sebelum dan sesudah penambahan DG

dengan skenario 1

Keterangan :

--- Losses awal jaringan

---Losses setelah penambahan DG dengan skenario 1

Dari gambar 4.8 diatas terlihat bahwa penempatan DG pada bus 2

banyak mempengaruhi penurunan nilai losses yang terjadi pada jaringan

(lihat tabel 4.12) dengan penurunan losses sebesar 3,3 %.

, , , , , ,

lo

ss

es

(72)
(73)

57

Tabel 4.13. Perbandingan nilai losses

Tahapan Total losses

MW MVar

Awal 25,003 100,471

Skenario 1 23,958 97,225

Skenario 1

Pada skenario 1 ini lokasi penempatan DG total 15 MW akan

kembali dipasangkan namun pada bus yang dipilih secara acak dalam

sistem yaitu bus 10 dengan DG sebesar 2.5 MW, bus 12 dengan DG

sebesar 6.27 MW dan bus 28 dengan DG sebesar 5.23 MW (lihat tabel

4.11). Bila sistem dipasangkan DG secara acak dengan kapasitas total 15

MW maka :

Gambar 4.9. Perbandingan losses sebelum dan DG skenario 2

(74)

Keterangan :

--- losses awal jaringan

---losses jaringan setelah penambahan DG dengan metode LSF

---losses jaringan setelah penambahan DG skenario 1

Dari hasil percobaan kedua dengan penempatan DG secara acak

dalam sistem IEEE 30 bus diperoleh nilai losses pada jaringan seperti

pada tabel dibawah :

Tabel 4.14. Perbandingan nilai losses sebelum dan DG metode LSF dan

(75)

59

Tabel 4.14. Perbandingan nilai losses sebelum dan DG metode LSF dan

skenario 1

Losses yang dihasilkan dari kedua percobaan ini dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.15. Perbandingan losses

Tahapan Total losses

MW MVar

Awal 25,003 100,471

Metode LSF 23,958 97,225

(76)

Dari hasil simulasi perbandingan penempatan DG 15 MW dengan

skenario1 tidak banyak memperbaiki nilai losses pada jaringan. Pada

skenari 1 masih ada 11 titik jaringan yang memiliki losses lebih besar

dibandingkan dengan sebelum dipasangkannya DG pada sistem, yaitu

jaringan bus 5ke bus 7, jaringan bus 6ke bus 7, jaringan bus 12ke bus

14, jaringan bus 12ke bus 15, jaringan bus 14ke bus 15, jaringan bus 16

ke bus 17, jaringan bus 18ke bus 18, jaringan bus 18ke bus 19, jaringan

bus 15ke bus 23, dan jaringan bus 23ke bus 24. Jika penempatan DG 15

MW dilakukan berdasarkan metode LSF maka hampir semua jaringan

mengalami penurunan nilai losses dan hanya menyisakan 9 titik jaringan

yang memiliki losses yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum

dipasangkannya DG pada sistem, yaitu jaringan bus 2ke bus 4, jaringan

bus 2ke bus 5, jaringan bus 2ke bus 6, jaringan bus 6ke bus 9, jaringan

bus 6ke bus 10, jaringan bus 9ke bus 10, jaringan bus 10ke bus 20, bus

24ke bus 25, dan bus 28ke bus 27.

Perbedan pada titik penempatan DG memberikan perbedaan pada

nilai losses pada jaringan dalam sistem IEEE 30 bus. Pada dasarnya

penempatan DG menggunakan metode LSF dan skenario 1 telah

menurunkan nilai losses setelah diinjeksikan pada daya aktif dalam sistem.

Namun jika melihat perbandingan nilai output total losses maka skenario

1 lebih unggul dari metdoe LSF (lihat Tabel 4.15). Ini berarti penempatan

pembangkit terdistribusi (DG) berhasil meminimalkan losses pada sistem

(77)

61

digunakan pada kedua percobaan ini dirasa sudah cukup untuk

mengurangi losses pada sistem, walaupun setelah ditambahkannya DG

pada sistem terdapat beberapa jaringan yang memiliki nilai losses lebih

(78)

62 5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil :

1. Sistem IEEE 30 bus modifikasi yang dipakai untuk melakukan pengoptimalan

penempatan kapasitor ini berhasil memetakan 2 buah bus lemah yang bisa

digunakan yaitu pada bus 26 dan 30. Dengan injeksi total sebesar 10 MVar pada

daya reaktif maka profil tegangan yang didapatkan dapat terjaga pada keadaan

Voltage stability limit yaitu pada kisaran 0.95 < V < 1.05 pu.

2. Metode RCF (Reactive Contribution Factor) yang diterapkan dalam penelitian

ini memiliki efisiensi dalam komputansi untuk mengatasi masalah kestabilan

tegangan dalam suatu sistem.

3. Pemasangan 15 MW unit generator terdistribusi (DG) ini sangatlah berpengaruh

pada losses total dalam suatu sistem. Dimana dari hasil penelitian ini DG dapat

meminimalisasikan losses pada sistem IEEE 30 bus modifikasi sebesar 3,3 %

dengan prinsip dari metode LSF dan 9,03 % dengan menggunakan skenario 1.

4. Penggunaan prinsip dari metode LSF (Loss Sensitivity Factor) untuk

mengurangi losses pada sistem dirasa masih kurang memuasakan karena jika

dilihat keseluruhan total losses yang didapatkan penempatan paling optimal

utnuk mengurangi losses pada sistem adalah pada area bus yang dipilih secara

acak pada sistem.

5. Penempatan serta penentuan besaran suatu DG sangat berpengaruh pada

(79)

63

5.2 SARAN

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan analisis ekonomis

untuk penggunaan kapasitor dan DG ini agar diperoleh pembiayaan yang lebih

efisien untuk memperaiki suatu sistem.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan analisis kembali untuk

mengurangi kelebihan profil tegangan dari Voltage Stability Limit dengan

metode lainnya.

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan suatu analisi

penempatan dan besaran dari suatu DG dengan metode yang lebih praktis

sehingga tidak diperlukannya beberapa tahapan dalam penempatan dan

penentuan besaran suatu DG.

4. Diharapkan suatu saat akan dibuatkannya suatu desain DG yang lengkap dengan

tipe, harga dan cara pemasangannya serta kapasitas maksimal dari sebuah DG

(80)

Daya pada kasus IEEE 30 Bus menggunakan metode Newton-Raphson pada

aplikasi MATLAB 7.0“, Jurnal Universitas Ichsan Gorontalo, Gorontalo

[2] Fuaddi, dkk. 2016, “Penentuan Lokasi DG dan Kapasitor Bank dengan

Rekonfigurasi Jaringan unutk memperoleh rugi daya minimal pada Sistem

Distribusi Radial menggunakan Algoritma Genetika”, Jurnal Teknik ITS Vol 5,

No. 1 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print), Surabaya

[3] Antamil. 2015, “Optimalisasi penempatan kapasitor menggunakan faktor

kontribusi daya reaktif dari invers Matriks Jakobian tereduksi“, Jurnal Program

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makasar, Makasar

[4] Sabilla, N. H. dkk, 2012. “Optimasi penempatan Pembangkit Terdistribusi

pada IEEE 30 Bus system menggunakan Algoritma Genentika”, Jurnal Jurusan

Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang

[5] Zakaria, A. H. dkk, 2012. “ Penempatan dan Penentuan Kapasitas Optimal

Distributed Generator (DG) menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)”,

Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. 1, (Sept.2012) ISSN : 2301-9271

[6] Zhu, Jizhong. 2015, Buku “Optimization of Power System Operation”, Second

Edition, Penerbit John Wiley dan Sons, Inc., Hoboken, New Jersey

[7] Zobaa, A. F. Dan Ramesh Bansal, 2011, Buku “ Handbook of Renewable

Energy Technology “, Penerbit World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.,

(81)

[8] Seifi, Hossein dan Mohammad Sadegh Sepasian, 2011, Buku “Electrical Power

System Planing. Issues, Algorithms and Solutions”, Penerbit Springer-Verlag

Berlin, Heidelberg

[9] Paliwal, Priyanka dan N.P. Patidar. 2010, “Distributed Generator Placement

for Loss Reductiom and Improvement in Reliability”, International Journal of

Electrical, Computer, Energetic, Electronic and Communication Engineering

Vol:4. No:9

[10] Momoh, J. A. dkk, 1999 “ A Review of Selected Optimal Power Flow Literature

to 1993 Part II: Newton, Linear Programing and Interior Point Methods”, IEEE

(82)

Gambar

Gambar 2.3. Pengaruh penambahan DG terhadap losses dalam sistem
Gambar 2.4. Kurva losses nonlinier
Tabel 3.1. Modifikasi bus data input sistem IEEE 30 bus
Tabel 3.2. Line data input sistem IEEE 30 bus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data bagi proses pengesahan adalah melalui teknik temubual (Boyce &amp; Neale, 2006) dengan responden bagi yang terdiri daripada pakar teknologi maklumat dari

Sedangkan peran kedua adalah suatu cara yang baik untuk mempengaruhi kinerja filler dengan mempertimbangkan proporsi yang menguntungkan dari komposisi agregat halus,

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol Lansau mempunyai aktivitas perbaikan fungsi ginjal utamnaya kerusakan sel glomerulus dan tubulus pada ginjal

Pada saat awal Lokakarya dirancang dan dikomunikasikan dengan Pemda Bangka Tengah, ada kesan bahwa Lokakarya akan diarahkan kepada penanganan perselisihan ketenaga kerjaan yang

Tingkat kesukaan terhadap nagasari dengan variasi labu kuning dan kacang hijau secara statistik mutu warna, aroma, rasa dan tekstur memiliki perbedaan yang bermakna

Pengaruh Subsitusi Tepung Tulang Ikan Lele Terhadap Parameter Nilai Kesukaan Penampilan Fisik Roti Tawar………... Pengaruh Subsitusi Tepung Tulang Ikan Lele Terhadap

• Masukan terakhir dalam proses strategi berhubungan dengan lingkungan SI/TI eksternal, dimana tujuannya adalah untuk mendapatkan perspektif pada tren teknologi dan kesempatan

Umumnya, tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan buah pada umur sekitar 4 tahun.. Masa berbuah ini perlu dijaga agar tanaman memiliki masa menghasilkan yang