perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN TUGAS AKHIR
RANCANG ULANG SISTEM KEMUDI
PADA MOBIL ETHANOL
Disusun guna memenuhi sebagian syarat
Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar
Ahli Madya Teknik Mesin
Disusun oleh :
Disusun Oleh :
AGUNG DWI SAPUTRO I 8608038
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANG ULANG SISTEM KEMUDI
PADA MOBIL ETHANOL
Disusun Oleh : AGUNG DWI SAPUTRO
I 8608038
Telah disetujui untuk dapat dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proyek Akhir
Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I
WIBOWO, ST. MT NIP. 196904251998021001
Pembimbing II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
penguji Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Otomotif Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapat gelar Ahli Madya.
Pada hari :
Ir. Wijang Wisnu Raharjo, MT
( 19681004 199903 1 002 ) ( )
4. Penguji IV
Zainal Arifin, ST.MT
( 19730308 200003 1 001 ) ( )
Mengetahui, Disahkan,
Ketua Program D-III Teknik Mesin Koordinator Proyek Akhir Fakultas Teknik UNS Fakultas Teknik UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia. ~ (Nabi
Muhammad SAW)
Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu
yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian
untuknya. – (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. – (Thomas Alva
Edison)
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi
manusia yang berguna. – ( Einstein)
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang
diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira
menuju kegagalan. – ( Mario Teguh)
Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi
manusia. Tiada yang lebih buruk dari dua kejahatan : Syirik pada Allah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Laporan Proyek Akhir ini kami persembahkan kepada :
1. Kedua Orang tuaku, Bapak Yudi Anggoro dan Ibu Hartini tercinta terima
kasih atas semua dukungan, do’a materi dan segala bimbingannya.
2. Semua keluargaku yang tersayang terima kasih atas semua dukungan, do’a
dan materi yang telah diberikan.
3. Kekasihku yang tersayang yang telah memberi suport dan dukungannya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
4. Rekan-rekan mahasiswa D-III Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret
Surakarta angkatan 2008 terima kasih atas semua bantuannya.
5. Teman-teman kelompok Proyek Akhir ( Setyo, Aji, Safriul ) terima kasih atas
semua kerja sama dan bantuannya.
6. Semua orang yang telah berjasa bagi penulis atas terselesainya laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Proyek Akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
AGUNG DWI SAPUTRO TA, 2011, “LAPORAN PROYEK AKHIR MOBIL ETHANOL : RANCANG ULANG SISTEM KEMUDI”
PROGRAM DIPLOMA TIGA, TEKNIK MESIN OTOMOTIF, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir dan
laporan yang berjudul ”Rancang Ulang Sistem Kemudi Pada Mobil Ethanol”.
Proyek akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Ahli Madya dan untuk menyelesaikan program studi D-III Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak upaya dan usaha keras yang penulis kerjakan untuk mengatasi
hambatan dan kesulitan yang ada selama pengerjaan proyek akhir ini. Dan berkat
rahmat Allah SWT dan bantuan dari segala pihak, akhirnya tugas ini dapat
terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan yang bahagia ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya.
2. Bp. Heru Sukanto, S.T., M.T. selaku Ketua Program D-III Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bp. Jaka Sulistya Budi, S.T. selaku Koordinator Proyek Akhir Serta
selaku Dosen pembimbing II Proyek akhir
4. Bp.Wibowo, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I Proyek Akhir.
5. Semua Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
6. Bapak dan Ibu tercinta beserta semua keluarga yang telah memberikan
dukungan, do’a dan bimbingan kepada penulis.
7. Rekan-rekan mahasiswa D-III Teknik Mesin Otomotif angkatan 2008
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
8. Semua orang yang telah memberi kasih sayang, cinta, do'a dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
9. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Proyek
Akhir dan penyusunan laporan ini.
Penulis yakin tanpa bantuan dari semua pihak, karya ini akan sulit
terselesaikan dalam hal perancangan, pengerjaan alat, pembuatan laporan, dan
dalam ujian pendadaran. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan bersama.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya dan serta dapat menambah wawasan keilmuan bersama.
Surakarta, Pebruari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Motto ... iv
Halaman Persembahan ... v
Abstrak ... vi
Kata Pengantar ... vii
Daftar Isi ... ix
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Proyek Akhir ... 2
1.4.1 Tujuan Akademis ... 2
1.4.2 Tujuan Teknis ... 2
1.5 Manfaat Proyek Akhir ... 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x BAB II DASAR TEORI
2.1 Uraian ... 4
2.2 Komponen Umum Sistem Kemudi ... 5
2.2.1 Batang Kemudi ... 5
2.2.2 Gigi Kemudi ... 9
2.2.3 Sambungan Kemudi ... 12
2.3 Perbandingan Karakteristik Roda Gigi ... 12
2.4 Sistem Kemudi Rak dan Pinion ... 13
2.5 Ban ... 18
2.5.1 Kontruksi Ban ... 19
2.5.2 Tipe Ban ... 19
2.5.3 Sistem Kode Spesifikasi Ban ... 20
2.6 Pelek Roda ... 22
BAB III PROSES PENGERJAAN DAN RINCIAN BIAYA 3.1 Dasar Proses Pembuatan ... 23
3.2 Kontruksi Sistem Kemudi ... 24
3.3 Kontruksi Rangka Dan Batang Kantilever ... 26
3.3.1 Bentuk Rangka Dan Batang Kantilever ... 26
3.3.2 Kekuatan Rangka Dan Batang Kantilever ... 27
3.3.2.1 Kekuatan Rangka ... 27
3.3.2.2 Kekuatan Batang Kantilever ... 32
3.3.2 Sambungan ... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3.5 Rincian Biaya ... 36
3.5.1 Biaya Harga Bahan ... 36
3.5.2 Biaya Harga Alat dan Jasa ... 38
BAB IV ANALISA PERBANDINGAN 4.1 Perbandingan Sistem Kemudi ... 39
4.1 Posisi Setir ... 39
4.2 Posisi Jok ... 40
4.3 Sambungan Universal Joint ... 40
4.4 Diameter Setir ... 41
4.5 Posisi Pedal ... 41
4.6 Bentuk Dudukan Kemudi ... 42
4.2 Perbandingan Rentang Dimensi ... 43
4.3 Hasil Pengambilan Data Kenyamanan Mobil Ethanol ... 44
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 47
Daftar Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kecepatan ijin kode ban ... 21
Tabel 2 Hasil Perhitungan Rangka ... 31
Tabel 3 Biaya harga bahan ... 36
Tabel 4 Biaya harga alat ... 38
Tabel 5 Biaya Tukang/Jasa ... 38
Tabel 6 Hasil Perbandingan Rentang Dimensi ... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Cara Kerja bracket column ... 6
Gambar 2 2. Penyetelan posisi roda kemudi ... 6
Gambar 2.3. Mekanisme steering lock ... 7
Gambar 2.4. Batang kemudi model mesh ... 8
Gambar 2.5. Batang kemudi tipe bola ... 8
Gambar 2.6. Gigi kemudi model cacing dan sector roller ... 9
Gambar 2.7. Gigi kemudi model cacing dan sector ... 10
Gambar 2.8. Gigi kemudi model screw pin ... 10
Gambar 2.9. Gigi kemudi model screw dan nut ... 11
Gambar 2.10. Gigi kemudi model recirculating ball ... 11
Gambar 2.11. Gigi kemudi tipe rak dan pinion ... 12
Gambar 2.12. Rak pada steering rack housing ... 13
Gambar 2.13. Tie rod ... 14
Gambar 2.14. Ujung tie rod ... 14
Gambar 2.15. Lengan knukel ... 15
Gambar 2.16. Steering knukel ... 15
Gambar 2.17. Kontak gigi rak dan pinion ... 17
Gambar 2.18. Kontruksi ban ... 19
Gambar 2.19. Gambar penampang ban bias dan ban radial ... 20
Gambar 3.1. Bentuk rangka dan batang kantilever ... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Gambar 3.3. Kontruksi rangka ... .. 28
Gambar 3.4 Distribusi gaya pada batang rangka ... ... 28
Gambar 3.5 Skema gaya batang ABC ... .. 29
Gambar 3.6 Gaya potongan pada x-x ... 29
Gambar 3.7 Gaya potongan pada y-y ... 30
Gambar 3.8 Diagram BMD ... .. 31
Gambar 3.9 Penampang bahan rangka ... .. 31
Gambar 3.10 Kontruksi batang kantilever ... 32
Gambar 3.11 Gaya awal yang bekerja ... . 32
Gambar 3.12 Hasil pemindahan gaya ... . 33
Gambar 3.13 Penampang bahan pengunci ... . 34
Gambar 4.1.1 Posisi setir ... ... 39
Gambar 4.1.2 Posisi jok ... ... 40
Gambar 4.1.3 Sambungan universal joint ... ... 40
Gambar 4.1.4 Diameter setir ... ... 41
Gambar 4.1.5 Posisi pedal ... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Sifat baja konstruksi umum menurut DIN 17100
Lampiran 2 : Angket responden kenyamanan mobil ethanol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Fakultas teknik Universitas Sebelas Maret jurusan mesin otomotif kini
telah berhasil membuat mobil dengan body berbahan dari komposit sedangkan
chasisnya diambil dari chasis mobil Honda civic excellent keluaran tahun 70an.
Selain itu bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar ethanol.
Namun pada mobil yang telah dibuat terdapat beberapa kekurangan,
diantaranya yaitu pada sistem kemudi. Kekurangan pada sistem kemudi itu sendiri
antara lain pada posisi kemudi terlalu tinggi, posisi kemudi terlalu kekiri
sedangkan jok terlalu kekanan ( kurang sejajar ), kemudi terlalu berat dan posisi
pedal dengan lantai terlalu tinggi.
Maka dengan permasalahan diatas dilakukan perancangan ulang sistem
kemudi agar lebih nyaman. Dimana dalam perancangan tersebut dilakukan
penggeseran posisi kemudi dan membuat kemudi dengan sistem adjustable ( bisa
disesuaikan ). alasan dari penggunaan sistem adjustable itu sendiri karena terdapat
masalah dengan penentuan sudut kemudi yang pas bagi pengemudi, karena setiap
pengemudi mempunyai postur tubuh dan kenyamanan sendiri – sendiri. dengan
sistem adjustable diharapkan kemudi yang telah didesain ulang akan lebih nyaman
karena ketinggian kemudi dapat disesuaikan dengan tinggi pengemudi atau
disesuaikan sesuai kenyamanan pengemudi itu sendiri.
1.2.Rumusan Masalah
Dalam Proyek Akhir ini permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana merubah sistem kemudi pada mobil ethanol menjadi sistem kemudi yang dapat disesuiakan?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
1.3.Batasan Masalah
Agar tidak berkembang terlalu luas, maka penyusun membatasi
pembahasan masalah proyek akhir ini pada perubahan dan penggantian komponen
sistem kemudi yang meliputi ; perubahan sistem kemudi yang dapat disesuiakan
dengan 5 pilihan sudut kemudi, penggantian roda kemudi, perubahan posisi jok,
perubahan dudukan batang kemudi dan perubahan posisi pedal.
1.4.Tujuan Proyek Akhir
Penyusunan Proyek Akhir mempunyai tujuan yang dapat dikelompokkan
menjadi tujuan secara akademis dan teknis. Adapun tujuan-tujuan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.4.1.Tujuan akademis
a. Sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa yang menempuh program
diploma tiga teknik mesin otomotif.
b. Sebagai sarana pengamatan dan analisa teknis bagi mahasiswa.
c. Sebagai aplikasi ilmu teknik yang telah didapat dalam proses perkuliahan
baik praktis maupun teoritis.
1.4.2.Tujuan teknis
a. Mampu membuat sistem kemudi yang adjustable ( dapat disesuiakan )
b. Mampu merubah posisi jok, pedal, dan dudukan batang kemudi.
1.5.Manfaat Proyek Akhir
Proyek Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa. Adapun
manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam
bangku perkuliahan.
b. Melatih daya kreasi dan inovasi mahasiswa dalam melakukan analisa
teknis.
c. Melatih mahasiswa dalam bekerja team.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.6.Sistematika Penulisan Laporan Proyek Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan proyek akhir ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan proyek akhir, manfaat proyek akhir, dan
sistematika penulisan laporan proyek akhir.
BAB II DASAR TEORI
Dalam bab ini dijelaskan mengenai uraian tentang kemudi, komponen
umum, perbandingan karakteristik tipe roda gigi, tipe rak and pinion, ban
dan pelek roda.
BAB III PROSES PENGERJAAN DAN RINCIAN BIAYA
Dalam bab ini menguraikan tentang langkah-langkah pengerjaan sistem
kemudi meliputi merancang ulang sistem kemudi, membongkar sistem
kemudi yang lama, memilih bahan, memotong bahan, pengelasan,
pengecetan, perangkaian sistem kemudi yang baru serta rincian biaya yang
dikeluarkan dalam Proyek Akhir.
BAB IV ANALISA
Pada bab ini berisi tentang perbandingan antara sistem kemudi yang lama
dengan hasil sistem kemudi yang baru, perbandingan rentang dimensi
antara mobil ethanol, kijang super, sedan civix exselent dan karimun estilo
serta hasil pengambilan data kenyamanan mobil ethanol.
BAB V KESIMPULAN
Dalam bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran terhadap proses kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sistem kemudi yang merupakan bagian dari sistem Chasis-Transmisi
berfungsi sebagai pengatur arah kendaran dengan cara membelokkan roda
depan.
Sistem kemudi yang dipakai pada kendaraan jika ditinjau dari tenaga yang
dipakai untuk membelokkan roda kemudi dapat dibedakan menjadi:
a. Kemudi manual
Pada kemudi ini semua tenaga yang dibutuhkan untuk membelokkan
roda datang dari roda kemudi yang diputar oleh tenaga pengemudi.
b. Power steering
Pada sistem kemudi ini tenaga yang dibutuhkan untuk membelokkan
datang dari tenaga hidrolik atau elektrik, tidak datang dari pengemudi.
Putaran lingkaran roda kemudi dari pengemudi hanya merupakan
suatu sinyal bagi sistem tenaga pada sistem kemudi.
Sedangkan ditinjau dari jumlah roda yang berbelok saat roda kemudi
Pada sistem ini keempat roda digunakan untuk mengendalikan arah
gerakan. Belokan roda depan berfungsi sebagai pemberi arah
sedangkan belokan roda belakang berfungsi sebagai pengendali atau
penyetabil arah gerakan kendaraan.
Kerja sistem kemudi secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut:
Saat steering wheel (roda kemudi) diputar steering column (batang kemudi)
akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (gigi kemudi), yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
memperbesar tenaga putar ini sehingga menghasilkan momen yang lebih
besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage (sambungan
kemudi).
Tipe sistem kemudi yang digunakan tergantung dari setiap mobil
dipengaruhi oleh sistem pemindah daya, suspensi, dan apakah digunakan
sebagai mobil penumpang atau komersial. Tipe yang banyak digunakan saat
ini adalah tipe recirculating ball dan tipe rack and pinion, khususnya untuk
mobil penumpang.
Bersama dengan sistem suspensi, sistem kemudi memegang peran penting
dalam menunjang kemudahan dan kenyamanan dengan senantiasa
memperhatikan keamanan saat pengemudian berlangsung, baik pada level
kecepatan tinggi, sedang, maupun rendah.
Sistem kemudi yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mampu mengendalikan arah kendaraan dari berbagai situasi jalan,
jenis tikungan atau belokan dan kecepatan.
b. Menjamin stabilitas gerak dan arah kendaraan dalam berbagai kondisi
jalan dan kecepatan.
c. Tidak banyak menguras tenaga putar dari pengemudi saat memutar
roda kemudi.
d. Tidak membahayakan pengemudi saat terjadi kecelakaan.
2.2. Komponen Umum Sistem Kemudi
Secara umum sistem kemudi terdiri dari tiga bagian utama yang
Batang kemudi merupakan bagian yang meliputi sambungan-sambungan
kemudi. Bagian-bagian tersebut antara lain poros utama yang berfungsi
meneruskan putaran roda kemudi ke gigi kemudi, dan column tube yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
meruncing dan bergerigi, dan roda diikatkan di tempat tersebut dengan
sebuah mur pengikat.
Batang kemudi juga merupakan mekanisme penyerap energi yang
menyerap gaya dorong dari pengemudi saat terjadi kecelakaan. Batang
kemudi dipasang pada bodi melalui bracket column tipe breakaway
sehingga batang kemudi dapat bergeser turun saat terjadi kecelakaan. Cara
kerja pada waktu terjadi kecelakaan seperti terlihat pada gambar 2.1.
Ganbar 2.1 cara kerja bracket column
Bagian bawah poros utama dihubungkan pada gigi kemudi melalui
sambungan universal yang berfungsi memperkecil atau meredam kejutan
akibat dorongan jalan ke roda kemudi melalui gigi kemudi.
Pada jenis mobil tertentu juga dilengkapi sistem kontrol kemudi,
diantaranya mekanisme steering lock untuk mengunci poros utama.
Mekanisme tilt steering untuk memungkinkan penyetelan posisi vertikal
roda kemudi, serta mekanisme telescopic steering agar diperoleh panjang
poros utama yang diinginkan seperti terlihat pada gambar 2.2. dan gambar
2.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Gambar 2.3. Mekanisme steering lock
Berdasarkan reaksi terhadap kecelakaan, poros utama dan batang kemudi
dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
1. Non Collapsible
Pada tipe ini poros utama dan batang kemudi tidak mengalami
runtuh saat terjadi benturan akibat kecelakaan, sehingga keamanan untuk
tipe ini kurang terjamin.
2. Collapsible
Untuk tipe ini akan terjadi runtuhnya poros utama dan batang
kemudi saat kecelakaan. Berdasarkan bahan dan kontruksi yang
digunakan, tipe ini dibagi menjadi: a. Tipe mesh
Tipe mesh mempunyai kolom dengan struktur jaring dan poros
utamanya terdiri dari bagian atas dan bawah yang disambung dengan
plastik pin. Sedang pada column bracket-nya dipasang capsule. saat
terjadi benturan, poros utama dan kolomnya akan mengalami runtuh,
maka capsule column bracket akan terlepas dan poros dan batang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Gambar 2.4. Batang kemudi model mesh. b. Tipe bola
Kolom tipe ini terdiri dari dua bagian atas dan bawah, yang
tersambung oleh ball bearing, sedang poros utamanya terdiri dari
bagian atas dan bawah yang tersambung dengan plastic pin. Saat
terjadi benturan keras maka kolom dan poros utamanya akan
mengalami penyusutan, tenaga ini akan diserap oleh ball bearing yang
dipasang pada lower dan upper tube sehingga pengemudi terhindar
dari bahaya. Mekanismenya seperti terlihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. Batang kemudi tipe bola.
Kedua jenis diatas mempunyai karakteristik yang memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
a. Model Non Collapsible
Keuntungan :
- Poros utamanya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Kerugian :
- Saat kecelakaan terjadi, kemudi tidak dapat menyerap goncangan
sehingga keselamatan kurang terjamin. b. Model Collapsible
Keuntungan :
- Saat benturan, goncangan dapat diserap oleh kemudi sehingga
pengemudi dapat lebih terjamin keselamatannya.
Kerugian :
- Poros utamanya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada
mobil ukuran kecil dan penumpang.
- Kontruksinya lebih rumit.
2.2.2. Gigi Kemudi
Gigi kemudi selain untuk mengarahkan roda depan, juga berfungsi
sebagai gigi reduksi untuk memperbesar putaran roda kemudi sehingga
tidak terasa berat. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut
juga perbandingan gigi kemudi. pada umumnya perbandingan tersebut
antara 18 – 20 : 1. Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan
kemudi menjadi semakin ringan akan tetapi jumlah putaran akan
bertambah banyak untuk menghasilkan sudut belok yang sama.
Berdasarkan kontruksi gigi yang dipakai, maka gigi kemudi dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian : a. Model cacing dan Sector Roller
Gigi cacing berkaitan dengan sector roller di bagian tengahnya.
Gesekannya dapat merubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi
sentuhan menggelinding. Kontruksinya terlihat pada gambar 2.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Model cacing dan Sector
Pada model ini, hubungan gigi cacing dan sector berkaitan secara
langsung. Kerja gigi kemudi seperti terlihat pada gambar 2.7 di bawah
ini.
Gambar 2.7. Gigi kemudi model cacing dan sector
c. Model screw pin
Pada jenis roda kemudi ini, bekerja dengan mekanisme hubungan pin
yang berbentuk tirus yang bergerak sepanjang gigi cacing, dimana
seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8. Gigi kemudi model screw pin
d. Model Screw dan Nut
Di bagian bawah poros utama terdapat ulir dan sebuah nut terpasang
padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipergunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gambar 2.9. Gigi kemudi model screw dan nut.
e. Model Recirculating Ball
Model ini peluru – peluru diisikan dalam lubang – lubang nut dan gigi
cacing. Mempunyai sifat yang baik dalam menahan keausan dan
goncangan. Mekanisme kerja tipe ini dapat dilihat pada gambar
dibawah ini. 2.10.
Gambar 2.10. Gigi cacing model recirculating ball.
f. Model Rak dan Pinion
Gerakan putar pinion diubah secara langsung oleh rak menjadi gerakan
linear. Model rak – pinion mempunyai kontruksi yang sederhana, sudut
belok tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari
permukaan jalan mudah diteruskan ke roda kemudi. Model rak pinion
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Gambar 2.11. Gigi kemudi tipe rack dan pinion.
2.2.3. Sambungan Kemudi
Sambungan kemudi adalah kombinasi dari batang – batang dengan
lengan dimana bekerja untuk meneruskan gerakan gigi kemudi ke roda –
roda depan kiri dan kanan. Sambungan kemudi harus dapat dengan tepat
meneruskan gerakan roda kemudi ke roda – roda depan pada saat
kendaraan bergerak naik – turun saat berjalan.
Ada dua macam sambungan kemudi, yaitu sambungan kemudi untuk
suspensi rigid dan sambungan kemudi untuk suspensi independen. Untuk
suspensi rigid terdiri dari lengan pitman, drag link, lengan knukle, tie rod,
dan tie rod end ( ujung tierod ). Sedangkan untuk suspensi independen
terdapat sepasang tie rod yang disambungkan dengan relay rod ( pada tipe
rak dan pinion, rak berfungsi sebagai relay rod ). Sebuah pipa dipasangkan
diantara tie rod dan ujung tie rod untuk penyetelan panjang batang. 2.3. Perbandingan Karakteristik Tipe Roda Gigi
Penggunaan tipe gigi kemudi untuk tiap kendaraan sesuai dengan
fungsi operasional yang didasarkan pada pertimbangan karakteristik
bentuk dan kontruksi tanpa mengesampingkan faktor keamanan,
ekonomis, dan kenyamanan sebagai fungsi utama komponen chasis dan
transmisi.
Saat ini yang paling dominan dipakai dalam kendaraan adalah tipe
recirculatingball dan rak – pinion. Tipe rak dan pinion bila dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
- Kontruksinya sederhana dan lebih ringan
Dengan sifat diatas tipe ini relatif efisien karena gear box yang
diperlukan tidak terlalu besar, dan rak yang digunakan juga
berperan sebagai sambungan langsung terhadap kemudi, sehingga
relay rod tidak dibutuhkan.
- Kontak gigi terjadi secara langsung
Sifat diatas membuat tipe rak dan pinion dirasa lebih responsif
dibandingkan dengan tipe recirculating ball.
- Hambatan geser kecil
Kemudi tipe ini mampu memindahkan momen yang lebih baik,
sehingga dipandang putaran kemudi relatif lebih kecil.
- Perawatan lebih mudah
Hal ini dimungkinkan, karena kontruksi dari roda gigi yang
tertutup sehingga memudahkan dalam perawatan. 2.4. Sistem Kemudi Tipe Rak Dan Pinion
Model rak dan pinion pada umumnya dimanfaatkan pada kendaraan
berukuran kecil hingga sedang. Secara umum selain dari komponen utama
penyusun sistem kemudi seperti yang telah diterangkan didepan, tipe rak
dan pinion tersusun dari komponen berikut : a. Rak
Rak dalam tipe rak dan pinion berfungsi sebagai relay rod yang
menghubungkan kemudi dan gigi secara langsung. Perkaitan rak
dan pinion dapat diatur oleh rack guide dengan menyetel baut
pengatur ( adjusting screw ).
Adapun gambar tipe kemudi rak dan pinion dapat dilihat dibawah
ini. 2.12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Tie rod
Dengan ujung yang berbentuk ulir, tie rod dimungkinkan dapat
distel dengan memutar bola hubungan tie rod dan rumah rak,
sehingga toe in dapat diperoleh sesuai dengan ukuran yang di
inginkan. Gambar tie rod dapat dilihat dibawah ini.2.13
Gambar 2.13. Tie Rod
c. Ujung tie rod
Ujung tie rod yang ditunjukkan pada gambar 2.14 dibawah ini
berfungsi sebagai penghubung tie rod dengan lengan knukle. Pada
ujung tie rod dilengkapi dengan sambungan bola, yang untuk
kendaraan penumpang biasanya digunakan tipe sambungan bola
tanpa pelumasan, untuk itu bahan model ini harus tahan gesekan
dan memiliki daya tutup terhadap debu yang cukup baik dan
memerlukan gemuk yang khusus untuk perawatan.2.14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Lengan knukle
Berfungsi sebagai penerus gerakan tie rod ke roda depan melalui
steering knukle. Adapun gambar lengan knukle dapat dilihat
dibawah ini. 2.15
Gambar 2.15. Lengan Knukel
e. Steering knuckle
Seperti terlihat pada gambar 2.16 dibawah ini, bagian ini berfungsi
sebagai penahan beban yang terjadi pada roda depan dan sekaligus
sebagai poros putaran roda.
Gambar 2.16. Steering knuckle
Sesuai dengan letak pinion, tipe kemudi rak – pinion dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pinion tengah tie rod pinggir
Pada tipe ini, posisi pinion berada ditengah antara tie rod
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
digunakan pada mobil, karena dipandang memiliki keunggulan
sebagai berikut.
- Jika terjadi kecelakaan, keamanan lebih terjamin karena
tidak terhubung secara langsung dengan batang kemudi. - Produksi lebih efisien untuk dibuat kemudi kiri dan kanan
Selain keunggulan diatas, juga terdapat kekurangan sebagai
berikut :
- Kontak gigi kecil
- Pemegasan tidak baik
- Pemakaian tempat besar
2. Pinion pinggir tie rod tengah
Tipe ini jarang dipakai pada kendaraan pada umumnya, namun
model ini juga memiliki kelebihan sebagai berikut :
- Kontak gigi besar
- Pemegasan baik, dengan tie rod yang panjang
memungkinkan pemegasan yang baik akibat perubahan
geometri yang kecil.
- Pemasangan tie rod bebas atau tidak terikat dengan tinggi
lengan suspensi.
Selain kelebihan diatas, terdapat juga kekurangan sebagai
berikut :
- Pemakain tempat yang lebih besar
3. Pinion pinggir tie rod pinggir
Model ini banyak di adopsi mobil Volvo, Toyota starlet, dan
ford laser. Tinggi dan panjang tie rod terhadap lengan suspensi
harus sama.
Keunggulan tipe diatas adalah sebagai berikut : - Kontak gigi besar ( pinion miring terhadap rak )
- Harga relatif murah
- Memerlukan sedikit tempat
Selain kelebihan diatas, terdapat juga kekurangan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
- Pemegasan jelek, karena terot pendek
Perbandingan bervariasi pada gigi kemudi model rak dan pinion
didasarkan pada situasi dan kontruksi rak dan pinion. Adapun
perbandingan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Situasi
- Pada jalan raya, terjadi pengemudian langsung.
Pada situasi semacam ini pengemudi secara langsung merasakan
gaya pengemudian yang terjadi pada roda kemudi.
- Pada saat parkir, diperlukan gaya pengemudian yang lebih berat.
2. Kontruksi
- Jarak puncak gigi rak dibuat tidak sama.
- Pada tiap putaran pinion, terjadi perubahan gerak yang jaraknya
berubah – ubah. (2.17 )
Gambar 2.17. Kontak gigi rack dan pinion.
Saat pinion diposisi tengah
- Diameter kontak pinion lebih besar
- Jarak gerak rak lebih panjang
- Gaya kemudi berat, sudut yang dihasilkan lebih besar
Saat pinion diposisi pinggir - Diameter kontak lebih kecil
- Jarak gerak rak lebih pendek
- Gaya kemudi ringan, tetapi sudut belok lebih kecil
Prinsip kerja rak dan pinion :
Pada ujung bawah gigi pinion terdapat hubungan dengan rak, yang
apabila roda kemudi diputar maka putaran tersebut akan diteruskan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yang diteruskan pada hubungan tie rod dan knukle yang akhirnya
menghasilkan sudut belok pada roda depan. 2.5. Ban
Dalam mobilitasnya mobil secara langsung bersinggungan dengan
permukaan jalan dengan berbagai kondisi. Gerak mobil terjadi karena ada
transfer tenaga yang dihasilkan mesin pada putaran roda melalui sistem
ban. Sedangkan untuk gerak belok, arah roda depan dipengaruhi gaya yang
digunakan untuk memutar roda kemudi.
Gaya yang diterima oleh ban secara langsung dipengaruhi oleh
besarnya gesekan yang terjadi pada ban terhadap kondisi jalan yang
dilalui. Adapun besar koefisien gesek ban dengan bahan jalan dapat
dirumuskan sebagai persamaan berikut :
Untuk jalan aspal
µ = Ė.ĖĖĖ, = (2.1) untuk jalan dengan batu kwarsa
µ = 1,01968 – 0,0063 (2.2)
Selain itu ban juga berfungsi sebagai peredam untuk mengurangi
efek kejut yang terjadi akibat kondisi jalan yang kurang rata, dan atau
medan yang tidak nyaman. Dengan sifat kekakuan yang dimiliki, ban juga
dapat dianggap pegas yang akan berpengaruh pada jari – jari penapakan
ban terhadap jalan.
Adapun besaran kekakuan ban sesuai dengan tipe ban dapat
dirumuskan dengan persamaan dibawah :
Untuk ban bias : 爀 = 100,0 + 41,6667 (Pi) (2.4)
Untuk ban radial : 爀 = 430 + 27,9167 (Pi) (2.5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dimana : 爀 = kekakuan ban (lb/in)
= tekanan ban (Psi)
Sehingga, secara garis besar fungsi ban dapat diutarakan sebagai berikut :
- Penopang seluruh berat kendaraan
- Bersentuhan langsung dengan permukaan jalan dan mentransfer
gerakan dan daya pengereman ke jalan, dengan demikian dapat
berperan sebagai pengontrol gerak awal, percepatan, perlambatan,
dan sekaligus sebagai pengereman.
- Menerima kejutan yang diterima dari jalan yang tidak rata.
2.5.1. Kontruksi ban
Gambar 2.18. dibawah menunjukkan kontruksi ban secara umum.
Gambar 2.18. Kontruksi Ban
2.5.2. Tipe ban
Dilihat dari kontruksi penyusunnya dan carcass, ban dapat
digolongkan menjadi ban bias ( bias ply tire ) dan ban radial ( radial ply
tire )
- Ban bias
Carcass untuk ban bias disusun dari lapisan benang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
melintang. Tetapi saat menerima beban vertikal ban akan
cenderung menggeliat. - Ban radial
Carcass tersusun dari lapisan yang tegak lurus terhadap tengah
ban. Kontruksi ini tahan terhadap pembebanan radial tetapi tidak
kuat menahan beban memanjang dan melintang ke sekeliling roda.
Untuk itu diperlukan adanya sabuk yang terbuat dari benang
tekstil atau kawat yang dibalut karet. Ban ini memiliki
kemampuan belok yang baik, kecepatan dan kemampuan
gelinding rendah, gambar 2.19 merupakan perbandingan antara
ban bias dan ban radial.
Gambar 2.19. Gambar penampang ban bias dan radial.
2.5.3. Sistem kode spesifikasi ban
Pada sisi sebelah luar ban biasanya terdapat kode yang menunjukkan
lebar ban, diameter dalam ( diameter pelek ), dan ply rating. Untuk
beberapa tipe ban tertentu terdapat kode yang memperlihatkan fungsi, atau
aspek rationya. Berikut contoh sistem kode spesifikasi ban : - Ban bias
6.45 S 14 4PR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Sistem kode ban ISO (international standarisational organization)
195 / 70 R 14 86 H
1 5 6 3 7 2
Keterangan :
Lebar ban dalam satuan inch ( ban bias ) atau millimeter ( ban radial ) 1. Lebar ban
2. Kecepatan maksimum yang diijinkan
3. Diameter dalam ( inch )
4. Kapasitas maksimum membawa beban dalam ply rating (
kekuatan ban 4PR sama dengan kekuatan ban yang
menggunakan 4 lapisan benang katun ).
5. Aspek ratio ( tinggi dibagi lebar ban ) dalam persen.
6. Ban radial
7. Kapasitas mengangkut beban ( load indeks )
Untuk kecepatan yang diijinkan, dilambangkan dengan kode huruf besar yang memuat batas maksimum kecepatan. Adapun arti dari simbol yang
diberikan adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2.6. Pelek Roda
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi harus
dipasangkan pada pelek roda ( disc wheel ). Karena roda merupakan bagian
penting yang menyangkut keamanan pengemudi, maka harus cukup kuat
menahan beban vertikal dan horizontal, beban pengendaraan dan
pengereman, dan berbagai macam beban yang bertumpu pada ban. Pada
umumnya pelek yang dipakai saat ini adalah pelek yang terbuat dari bahan
baja press dan campuran besi tuang.
Setiap mobil akan mempunyai spesifikasi pelek dengan simbol tercetak
pada pelek itu sendiri, yang belum tentu sama, sistem kode spesifikasi pelek
adalah sebagai berikut :
4 ½ - J x 13
1 2 3
5.50 F x 15 SDC
1 2 3 4
Keterangan :
1. Lebar pelek dalam inch
2. Bentuk flens pelek
3. Diameter pelek ( inch )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
PROSES PENGERJAAN DAN RINCIAN BIAYA
3.1. Dasar Proses Pengerjaan
Pada dasarnya, proyek akhir dengan judul rancang ulang sistem kemudi pada
mobil ethanol supaya lebih nyaman, adalah pebaikan dan pengerjaan ulang
sistem kemudi yang semula telah ada agar menjadi lebih nyaman.
Proses pengerjaan dimaksudkan untuk memperoleh sistem kemudi yang
lebih nyaman dibandingkan sebelumnya. Adapun langkah yang perlu dilakukan
dalam proses redesain sistem kemudi adalah sebagai berikut:
- Merancang ulang sistem kemudi
Dalam melakukan perancangan ulang sistem kemudi ini kita melihat dari
beberapa sistem kemudi yang sudah ada dan membandingkan dengan jok
yang telah dibuat maka didapat sistem kemudi yang adjustable ( dapat
disesuiakan/disetel dengan 5 pilihan sudut kemudi )
- Pembongkaran sistem kemudi lama
Pada proses ini sistem kemudi yang telah ada dibongkar untuk didesain
menjadi sistem kemudi yang adjustable.
- Memilih bahan
Bahan dudukan sistem kemudi dipilih dengan mempertimbangkan unsur
kekuatan, kemudahan pengerjaan, dan faktor harga ( ekonomi ).
- Pemotongan bahan
Bahan yang telah diukur sesuai dengan dimensi rancangan, dipotong dan
diukur dengan mengecek panjang sistem yang telah dirancang.
- Pengelasan
Potongan yang telah dihasilkan akan disambung dengan proses
pengelasan, hingga diperoleh hasil yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
- Pengecatan
Proses pengecatan dilakukan sebagai langkah untuk hasil yang lebih.
Dimana bagian yang dicat meliputi dasbort,dudukan dasbort dan dudukan
batang kemudinya agar sesuai dengan interior yang ada.
- Perangkaian sistem kemudi
Perangkaian sistem kemudi adalah sebagai langkah akhir dari redesain
sistem kemudi.
3.2. Kontruksi Sistem Kemudi
Spesifikasi teknis dari sistem kemudi rak dan pinion yang dipakai dapat
digambarkan dengan uraian sebagai berikut :
1. Roda kemudi
Roda kemudi sebagai komponen penggerak manual semula mempunyai
ukuran 12 inch diganti dengan ukuran 14 inch. dimana secara teknis semakin
besar lingkar roda kemudi akan semakin sedikit putaran yang diperlukan roda
kemudi untuk membelokan mobil.
2. Dudukan kemudi
Dudukan kemudi berfungsi sebagai tempat pengatur sudut pada roda kemudi
dimana dalam dudukan kemudi ini terdapat 5 pilihan sudut kemudi dan
dilengkapi dengan pengunci yang berfungsi untuk mengunci ketika selesai
memindahkan sudut roda kemudi. dudukan batang kemudi ini berbentuk
setengah kubus dengan ukuran 13x12 cm dan penguncinya berbentuk batang
kantilever.
3. Batang kemudi
Batang yang dipergunakan dalam meneruskan putaran roda kemudi ke bagian
rak dan pinion. Semula panjang batang kemudi 35,43 inch, dipotong menjadi
13,38 inch. dimana batang kemudi yang dipotong ini difungsikan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Sambungan universal joint
Sambungan universal joint yang berfungsi meneruskan putaran dari batang
kemudi ke roda gigi semula berukuran 8,27 inch di tambah satu sambungan
universal joint lagi dengan ukuran 14,96 inch. dimana penambahan satu
sambungan universal joint ini difungsikan sebagai sambungan yang bebas
untuk menentukan sudut roda kemudi dengan menggeser naik/turun batang
kemudi.
5. Poros dan gigi pinion
Setelah dilakukan pembongkaran dan pengukuran maka diperoleh data
spesifikasi batang dan pinion sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3.3. Kontruksi Rangka dan Batang kantilever
Rangka sebagai dudukan kemudi yang berfungsi menopang beban unit
kemudi, sedangkan batang kantilever berfungsi sebagai pengunci adjustable.
dimana rangka diperhitungkan memiliki kekuatan dan kontruksi yang kokoh baik
dalam keadaan diam maupun ada pergerakan. sedangkan batang kantilever
diperhitungkan memiliki kekuatan yang kokoh untuk menahan beban dari
pengemudi.
3.3.1. Bentuk rangka dan batang kantilever
Setelah mengalami proses pemilihan berbagai alternatif, maka dengan
pertimbangan faktor – faktor diatas diambil bentuk rangka dudukan adjustable
dan pengunci adjustable ( batang kantilever ) seperti gambar 3.1
penguat
penyangga
Batang kantilever
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3.3.2. Kekuatan rangka dan batang kantilever.
3.3.2.1. Kekuatan rangka
Dari fungsi utama yang dibuat, maka rangka dan dudukan sistem
kemudi tersebut diisyaratkan memiliki karakter yang kuat dan kokoh. Untuk
itu diperlukan bahan yang memiliki kriteria diatas sehingga dipilih pipa besi
dengan ukuran diameter 3 cm. pemilihan bahan diatas memiliki dasar
pertimbangan sebagai berikut :
- Kekuatan
Kekuatan rangka ditentukan dari jenis material yang digunakan. Untuk
menjamin kekuatan rangka sendiri penyusunan rangka dibuat bentuk persegi
panjang ditambah 2 penguat pada bagian tengah dan 2 penyangga dari
bawah, hingga terjadi hubungan yang saling menguatkan. Pada kontruksi
rangka ini diperhitungkan memiliki kekuatan dan kontruksi yang kokoh
untuk menahan beban yang harus ditanggung.
- Faktor ekonomi
Dilihat dari faktor harga, bahan ini sudah cukup untuk menopang sistem
kemudi yang dibuat, jika dibandingkan dengan bahan lain yang lebih mahal
dan tentunya bahan tersebut mempunyai spesifikasi yang lebih kuat juga.
Pada sisi ujung – ujung rangka dibuat agak menyerong seperti gambar
dibawah.hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembuatan dasbort
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 3.4 Distribusi gaya pada batang rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 2 Hasil perhitungan rangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3.3.2.2 Kekuatan pengunci ( batang kantilever )
Batang kantilever digunakan sebagai pengunci adjustable, dimana
bahan pengunci terbuat dari besi ST 37. Dengan kekuatan tarik 5 = 440
/22ᯰ dan kekuatan geser
5 = 240 /22ᯰ ( lampiran: table sifat baja konstruksi umum DIN:17100 ).
- Perhitungan pengunci ( batang kantilever )
Gambar 3.11 Kontruksi batang kantilever
Gambar 3.12 Gaya awal yang bekerja
∑ = = 50kg = 50 -
∑麈 = 0 .14 + .16 = 0
50 kg
A
RC
Pengunci / Batang kantilever
16
14
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
R
Gambar 3.13 Penampang bahan pengunci
M = .2 + .4
M = ( -350 kg.2mm ) + ( 400kg.4mm )
M = -700kg.mm + 1600kg.mm
M = 900 kg.mm = 9000 N.mm
-
솰0 = .= .
= mmm 솰솰.ᯰ,䴸 솰솰
燘䴸솰솰
= ᯰᯰ䴸mm 솰솰
폨 , ᯰ솰솰
=366,9 /22ᯰ
˒ 鯠
aman
Jadi untuk tegangan geser dan tegangan tarik pada batang kantilever dengan ukuran
diameter 5 mm aman digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3.3.3. Sambungan
Dari berbagai tipe sambungan, proses pengerjaan rangka digunakan
sambungan las. Dengan pertimbangan unsur kekuatan ikat dan sifat material
yang dipakai maka las yang digunakan adalah las busur listrik. Adapun proses
pengelasan yang digunakan sebagai berikut :
a. Elektroda
Jenis elektroda yang digunakan E 6013
§ Diameter : 3,2 mm § Panjang : 35 cm § Jenis selaput : High titania § Tebal selaput : 0.65 mm b. Perangkat pengelasan
Pesawat las mempunyai arus searah ( AC )
§ Voltase : 220 volt § Arus sekunder : 160 Ampere c. Alat bantu
dilakukan pengecatan agar lebih awet. Proses pengecatan :
- Membersihkan permukaan yang akan dicat dari kotoran dan karat dengan
sikat kawat dan amplas gerinda.
- Mengatur kekentalan cat dengan menambahkan thinner dengan perbandingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
- Sapukan cat dengan menggunakan kuas pada permukaan yang sudah
dibersihkan tadi.
- Keringkan bagian yang telah dicat
- Ulangi pengecatan pada bagian – bagian yang belum rata.
3.5. Rincian biaya
Faktor biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan sistem kemudi ini. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan
suatu produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan,
alat, pemrosesan, tenaga manusia dan sebagainya.
Dibawah ini rincian-rincian biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan Proyek
Akhir Sistem kemudi.
3.5.1 Rincian biaya untuk membeli bahan
Tabel 3 Biaya harga bahan
NO MATERIAL/PEKERJAAN HARGA
SATUAN JUMLAH TOTAL
1 Pipa hitam ¾” @ 140.000 1 lonjor 140.000
2 Besi plat 1mm @ 12.000 4 kg 48.000
3 Plat sampul Mtg 3 mm @ 12.000 6 kg 72.000
4 Besi Profil U @ 12.000 10 kg 120.000
5 Plat galvanis 0,6 mm @ 14.000 12 kg 168.000
6 Universal joint ( kopel steer ) @ 175.000 1 batang 175.000
7 Steering wheel @ 300.000 1 buah 300.000
8 Bos pedal @ 7.500 2 buah 15.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
10 Per gas Rj @ 2.500 2 buah 5.000
11 Per kopling @ 8.000 1 buah 8.000
12 Resin shep @ 23.000 2 kg 46.000
13 Gayung besar @ 5.000 1 buah 5.000
14 Kuas 3” @ 7.000 3 buah 21.000
15 Thiner Nd @ 32.500 1 liter 32.500
16 ¼ DNT 9007 @ 17.000 1 kaleng 17.000
17 ½ Drainey 8756 @ 30.000 1 kaleng 30.000
18 Epoxsy AF @ 15.000 1 kaleng 15.000
19 Ban Bl 155/65-13 @ 415.000 2 buah 830.000
20 Alkohol /Ethanol @ 38.000 1 liter 38.000
21 Bensin @ 4.500 5 liter 22.500
22 Karet tie rod @ 19.000 2 buah 38.000
23 Baut tie rod @ 5.000 1 buah 5.000
24 Baut 10” @ 1000 15 biji 15.000
25 Baut 12” @ 1.500 6 biji 7.500
26 Baut Pedal @ 10.000 1 buah 10.000
Total 2.263.500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3.5.2 Rincian biaya untuk pembelian alat dan jasa
Tabel 4Biaya harga alat
NO MATERIAL/PEKERJAAN HARGA
SATUAN JUMLAH TOTAL
1 Elektroda @ 20.000 2 kg 40.000
2 Mata bor besi 6 mm @ 22.000 1 buah 22.000
3 King cup brush sikat baja @ 20.000 1 buah 20.000
4 Sikat kawat @ 14.000 1 buah 14.000
5 Gerinda selep @ 12.000 2 buah 24.000
6 Gerinda Potong @ 12.000 12 buah 144.000
7 Penjepit kertas @ 2.000 3 buah 6.000
Total 372.000
Tabel 5 Biaya Tukang/Jasa
NO MATERIAL/PEKERJAAN HARGA
SATUAN JUMLAH TOTAL
1 Potong+sambung cros joint @ 175.000 1 buah 175.000
2 Adjustable steer @ 250.000 1 buah 250.000
3 Perbaikan Tie rod dan
sayapnya @ 150.000 2 buah 300.000
4 Pasang ban @ 5.000 2 buah 10.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1. Dengan sistem kemudi yang dapat disesuikan/disetel maka pengemudi
dapat menyesuaikan kenyamanan dalam berkendara dengan 5 pilihan
sudut kemudi. .
2. Dengan lingkar kemudi yang didesain lebih besar dari sebelumnya, maka
akan membutuhkan putaran roda kemudi yang sedikit untuk membelokan
mobil dibandingkan dengan lingkar kemudi yang kecil.
3. Pedal terasa lebih nyaman setelah posisinya digeser kekanan
menyesuaikan posisi jok dan sistem kemudinya.
4. Jok yang sebelumnya kurang nyaman karena terlalu rendah sekarang
terasa lebih nyaman setelah ditinggikan sehingga lebih leluasa untuk
memandang kedepan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
5.2. Saran-saran
1. Sistem kemudi akan lebih terasa nyaman lagi apabila dilengkapi
dengan telescopic steering yang berfungsi untuk mengatur panjang
main shaft, agar diperoleh posisi yang sesuai.
2. Model pemindah sudut pada adjustable steering akan lebih terasa
nyaman apabila dibuat bergerigi dengan tuas kecil sebagai