• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Siswa/Siswi Kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan tentang Vitamin C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Siswa/Siswi Kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan tentang Vitamin C"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA/SISWI KELAS XI IPA DI SMA SANTO THOMAS 2 MEDAN TENTANG VITAMIN C

Oleh :

ROCKY J. SIMATUPANG

070100204

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA/SISWI KELAS XI IPA DI SMA SANTO THOMAS 2 MEDAN TENTANG VITAMIN C

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

ROCKY J. SIMATUPANG

070100204

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan Siswa/Siswi Kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan tentang Vitamin C

Nama : ROCKY J. SIMATUPANG NIM : 070100204

Pembimbing Penguji I

(dr. Datten Bangun, M.Sc, SpFK) (dr. Tina Christina L. Tobing,SpA)

NIP: 130349092 NIP: 19610910198712 2 001

Penguji II

(dr. Juliandi Harahap, MA) NIP : 19700702 199802 1 001

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air yang sangat penting dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Vitamin ini tidak dapat disintesis oleh manusia karena tidak memiliki enzim gulonolakton oksidase (Naidu, 2003).

Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA SMA tentang vitamin C di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan. Penelitian dilakukan di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan, pada bulan Agustus 2010 s.d. Oktober 2010. Populasi penelitian ini adalah para siswa dan siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan. Jumlah populasi adalah 250 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode simple random sampling. Setelah dilakukan penghitungan diperoleh 100 sampel.

Berdasarkan penghitungan dan pengolahan data dari kuesioner yang telah dibagikan, diketahui bahwa dari 100 responden yang diteliti di SMA Santo Thomas 2 Medan, diketahui 59 responden (59%) dengan pengetahuan yang cukup (sedang) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 41 responden (41%), sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak ada sama sekali. Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup mengenai Vitamin C.

Walaupun pengetahuan para siswa dan siswi kelas XI IPA adalah sedang, namun para siswa dan siswi diharapkan dapat mencari tahu lebih banyak tentang kandungan vitamin C dalam bentuk tablet, sehingga dapat mengkonsumsi vitamin C secara teratur.

(5)

ABSTRACT

Vitamin C is one of the water-soluble vitamins that are very important

and frequently consumed by the public. This vitamin can not be synthesized

by humans because they do not have the gulonolactone oxydase enzyme.

This is a descriptive-study with cross-sectional method. The objective of

this study is to know the description of the knowledge of the science class

students at Santo Thomas 2 High School. This study has been conducted at

Santo Thomas 2 High School Medan, from August to September 2010. The

population of this study are the male and female students of the science

class. Total population is 250 students. The sampling method is Simple

Random Sampling. After calculated, 100 samples obtained.

Based on the calculation and processing of the data from the

questionnaires that have been distributed to science classes. Among 100

respondents who was studied at Santo Thomas 2 High School, 59

respondents (59%) have moderate level of knowledge, and the remaining 41

respondents (41%) have good level of knowledge. From the data, it can be

seen that most of the respondents have moderate level of knowledge about

vitamin C.

Although the knowledge level of the students at the science class are

moderate, it is suggested to the students to know more about vitamin C

volume in the tablets, so the students could use vitamin C wisely.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Siswa/Siswi Kelas XI IPA di

SMA Santo Thomas 2 Medan tentang Vitamin C”. Karya tulis ilmiah ini

merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD. KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Datten Bangun, MSc, SpFK selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan KTI ini.

3. dr. Tina Christina L. Tobing, SpA selaku dosen penguji I serta dr. Juliandi Harahap selaku dosen penguji II yang telah bersedia meguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. dr. Djuni Simatupang, SpTHT-KL dan Netty Roswita Situmorang selaku orang tua penulis, serta Rebecca Nenita Ulina Simatupang selaku adik penulis, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan KTI.

5. Seluruh dosen Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran USU.

6. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu selama perkuliahan.

(7)

8. Seluruh siswa-siswi kelas XI IPA dan guru di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan yang telah bersedia membantu selama penelitian.

9. Sahabat-sahabat saya Margareth, Silvia, Benjamin, Alta, Laurent, Amelia, Listra, Sheba, Gerald, Erwin, Dina, Irfan, dan semua sejawat angkatan 2007 saya yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan banyak motivasi, semangat, dan meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang KTI.

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Medan, 15 Desember 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 1

1.3. Tujuan Penelitian... 2

1.3.1. Tujuan Umum... 2

1.3.2. Tujuan Khusus... 2

1.4. Manfaat Penelitian... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1. Vitamin………... 3

2.1.1. Definisi Vitamin... 3

2.1.2. Vitamin C……... 3

2.1.3. Sejarah Vitamin C... 3

2.1.4. Manfaat Vitamin C... 4

2.1.4.1. Vitamin C sebagai Penguat Sistem Imun Tubuh.... 4

2.1.4.2. Vitamin C sebagai Antioksidan... 4

2.1.4.3. Vitamin C sebagai Obat untuk Common Cold... 6

2.1.4.4. Vitamin C sebagai Obat Anti-penuaan... 7

2.1.4.2. Vitamin C sebagai Pensintesis Kolagen... 7

2.1.5. Efek Samping Vitamin C... 8

2.1.6. Overdosis Vitamin C... 9

2.1.7. Indikasi... 9

2.1.8. Sumber dan Bentuk Sediaan Vitamin C... 11

2.1.9. Angka Kecukupan Gizi... 11

2.1.7. Defisiensi vitamin ... 11

2.2. Pengetahuan... 12

(9)

2.3.1. Definisi Siswa/Siswi Kelas XI IPA... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 14

3.2. Defenisi Operasional ... 14

3.2.1. Siswa/Siswi Kelas XI IPA... 14

3.2.2. Pengetahuan………... 14

3.2.3 Kriteria Inklusi………... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN... 16

4.1. Jenis dan Desain Penelitian... 16

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 16

4.4. Metode Pengumpulan Data... 17

4.5. Uji Validitas Kuesioner……... 17

4.6. Analisa dan Pengolahan Data... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 20

5.1. Hasil Penelitian... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 20

5.1.2. Demografi Responden... 21

5.1.3. Hasil Analisis Data...21

5.1.3.1. Pengetahuan Responden... 21

5.2. Distribusi Frekuensi atas Jawaban...22

5.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Kelas……….. 29

5.4. Pembahasan……….30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 31

6.1. Kesimpulan... 31

6.2. Saran... 31

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1.3 Rumus Bangun Vitamin C 4

Gambar 2.1.4.1 Reaksi reduksi dan oksidasi asam askorbat 5

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Nilai Vitamin C berbagai Bahan Makanan 10

Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi Vitamin C 11

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner 18

Tabel 5.1.2 Demografi Sampel di SMA Santo Thomas 2 Medan 21

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas 29

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Lampiran 5 Data Induk (Master Data) Lampiran 6 Tabel Frekuensi

Lampiran 7 Crosstabs

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian dari MEU

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Lampiran 10 Surat Tanda Selesai Penelitian

(13)

ABSTRAK

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air yang sangat penting dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Vitamin ini tidak dapat disintesis oleh manusia karena tidak memiliki enzim gulonolakton oksidase (Naidu, 2003).

Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA SMA tentang vitamin C di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan. Penelitian dilakukan di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan, pada bulan Agustus 2010 s.d. Oktober 2010. Populasi penelitian ini adalah para siswa dan siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan. Jumlah populasi adalah 250 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode simple random sampling. Setelah dilakukan penghitungan diperoleh 100 sampel.

Berdasarkan penghitungan dan pengolahan data dari kuesioner yang telah dibagikan, diketahui bahwa dari 100 responden yang diteliti di SMA Santo Thomas 2 Medan, diketahui 59 responden (59%) dengan pengetahuan yang cukup (sedang) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 41 responden (41%), sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak ada sama sekali. Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup mengenai Vitamin C.

Walaupun pengetahuan para siswa dan siswi kelas XI IPA adalah sedang, namun para siswa dan siswi diharapkan dapat mencari tahu lebih banyak tentang kandungan vitamin C dalam bentuk tablet, sehingga dapat mengkonsumsi vitamin C secara teratur.

(14)

ABSTRACT

Vitamin C is one of the water-soluble vitamins that are very important

and frequently consumed by the public. This vitamin can not be synthesized

by humans because they do not have the gulonolactone oxydase enzyme.

This is a descriptive-study with cross-sectional method. The objective of

this study is to know the description of the knowledge of the science class

students at Santo Thomas 2 High School. This study has been conducted at

Santo Thomas 2 High School Medan, from August to September 2010. The

population of this study are the male and female students of the science

class. Total population is 250 students. The sampling method is Simple

Random Sampling. After calculated, 100 samples obtained.

Based on the calculation and processing of the data from the

questionnaires that have been distributed to science classes. Among 100

respondents who was studied at Santo Thomas 2 High School, 59

respondents (59%) have moderate level of knowledge, and the remaining 41

respondents (41%) have good level of knowledge. From the data, it can be

seen that most of the respondents have moderate level of knowledge about

vitamin C.

Although the knowledge level of the students at the science class are

moderate, it is suggested to the students to know more about vitamin C

volume in the tablets, so the students could use vitamin C wisely.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vitamin C merupakan salah satu vitamin larut air yang sangat penting. Vitamin ini diperlukan untuk pembentukan kolagen, kartinin, dan neurotransmitter. Hewan dan tumbuhan dapat mensintesis vitamin C dalam tubuhnya sendiri. Akan tetapi, vitamin ini tidak dapat disintesis oleh manusia karena tidak memiliki enzim gulonolakton oksidase. Vitamin ini sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hingga saat ini, fungsi vitamin C yang dikenal oleh masyarakat adalah sebagai peningkat sistem imun, pembentuk kolagen, pencegah penuaan, dan sebagai obat untuk common cold (flu). Masyarakat juga mengetahui bahwa vitamin ini juga bermanfaat untuk orang-orang yang sering beraktivitas (Naidu, 2003).

Pauling (1981) dalam Douglas (2001) menyatakan bahwa defisiensi vitamin C juga dapat melemahkan serat kolagen tubuh oleh karena terganggunya proses sintesis kolagen yang membutuhkan vitamin C. Beliau juga menyatakan bahwa vitamin C digunakan oleh banyak orang untuk mengobati penyakit. Salah satu penyakit yang dapat diatasi dengan vitamin C adalah influenza (common cold). Masyarakat banyak mengkonsumsi vitamin C pada saat terjadinya wabah flu burung pada tahun 2003.

Oleh karena itu, peneliti berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang vitamin C, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian ini terhadap siswa/siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan.

1.2. Rumusan Masalah

(16)

1.3. Tujuan Penelitian

 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan para siswa/siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan tentang vitamin C.

 Tujuan Khusus

• Memperoleh tingkat pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA SMA Santo Thomas 2 Medan tentang manfaat penggunaan vitamin C.

• Mengetahui tingkat pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA SMA Santo Thomas 2 Medan tentang efek samping dari penggunaan vitamin C.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

 Bagi Peneliti: Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang vitamin C

 Bagi siswa/siswi kelas XI IPA SMA Santo Thomas 2:

• Dijadikan sebagai bahan referensi untuk siswa/siswi yang ingin mengetahui lebih jauh tentang vitamin C.

• Diharapkan dapat dijadikan pedoman untuk mengkonsumsi vitamin C secara sering dan teratur.

 Bagi Sekolah:

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Vitamin

2.1.1. Definisi Vitamin

Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah yang sedikit, dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, dan yang larut dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland, 2006).

Dalam tinjauan pustaka ini, yang akan dibahas adalah vitamin C.

2.1.2. Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang dapat larut dalam air. Vitamin C merupakan vitamin yang disintesis dari glukosa dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia tidak memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari prekursor vitamin C, yaitu 2-keto-1-gulonolakton, sehingga manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dalam tubuhnya sendiri (Padayatti, 2003).

Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui mekanisme transport aktif (Sherwood, 2000).

2.1.3. Sejarah Vitamin C

Vitamin C pertama kali ditemuka n oleh Albert Szent-Györgyi, seorang ilmuwan berkebangsaan Hungaria yang memenangkan Noble Prize in Physiology or Medicine pada tahun 1937 atas karyanya dalam

(18)

vitamin C saat mengisolasinya dari paprika pada tahun 1930. (Douglas, 2001).

Rumus bangun vitamin C (asam askorbat) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1.3. Rumus Bangun Vitamin C (Szent-Györgyi, 1937)

2.1.4. Manfaat Vitamin C

Ada beberapa manfaat vitamin C yang telah diketahui sampai saat ini, yaitu:

2.1.4.1. Vitamin C sebagai Penguat Sistem Imun Tubuh

Vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Akan tetapi hal ini masih kontroversial, dan belum ada kesepakatan yang jelas untuk mekanismenya (Guyton, 2008).

2.1.4.2. Vitamin C sebagai Antioksidan

(19)

Reaksinya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1.4.2. Reaksi reduksi dan oksidasi asam askorbat (Szent-Györgyi, 1937)

Menurut Padayatty (2003), setelah terbentuk, radikal askorbil (suatu senyawa dengan elektron tidak berpasangan, serta asam dehidroaskorbat dapat tereduksi kembali menjadi asam askorbat dengan bantuan enzim 4-hidroksifenilpiruvat dioksigenase. Tetapi, di dalam tubuh manusia, reduksinya hanya terjadi secara parsial, sehingga asam askorbat yang terlah teroksidasi tidak seluruhnya kembali. Vitamin C dapat dioksidasi oleh senyawa-senyawa lain yang berpotensi pada penyakit. Jenis-jenis senyawa yang menerima elektron dan direduksi oleh vitamin C, dapat dibagi dalam beberapa kelas, antara lain:

Senyawa dengan elektron (radikal) yang tidak berpasangan, contohnya radikal-radikal oksigen (superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil, radikal sulfur, dan radikal nitrogen-oksigen).

Senyawa-senyawa yang reaktif tetapi tidak radikal, misalnya asam hipoklorit, nitrosamin, asam nitrat, dan ozon.

Senyawa-senyawa yang dibentuk melalui reaksi senyawa pada kelas pertama atau kelas kedua dengan vitamin C.

(20)

Vitamin C dapat menjadi antioksidan untuk lipid, protein, dan DNA, dengan cara : (1) Untuk lipid, misalnya Low-Density Lipoprotein (LDL), akan beraksi dengan oksigen sehingga menjadi lipid peroksida. Reaksi berikutnya akan menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan menghasilkan proses radikal bebas. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak terjadi interaksi antara lipid dan oksigen, dan akan mencegah terjadinya pembentukan lipid hidroperoksida. (2) Untuk protein, vitamin C mencegah reaksi oksigen dan asam amino pembentuk

peptide, atau reaksi oksigen dan peptida pembentuk protein. (3) Untuk DNA, reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan kerusakan pada

DNA yang akhirnya menyebabkan mutasi (Padayatti, 2003).

Jika asam dehidroaskorbat tidak tereduksi kembali menjadi asam askorbat, maka asam dehidroaskorbat akan dihidrolisis menjadi asam 2,3-diketoglukonat. Senyawa tersebut terbentuk melalui rupture ireversibel dari cincin lakton yang merupakan bagian dari asam askorbat, radikal askorbil, dan asam dehidroaskorbat. Asam 2,3-diketoglukonat akan dimetabolisme menjadi xilosa, xilonat, liksonat, dan oksalat (Sharma, 2007).

Kerusakan karena oksidan akan menyebabkan penyakit seperti aterosklerosis dan diabetes melitus tipe 2. Dan kemungkinan juga memiliki peranan dalam terjadinya diabetes komplikata, gagal ginjal kronik, penyakit-penyakit degenerasi neuron, arthritis rheumatoid, dan pancreatitis (Padayatty, 2003).

2.1.4.3. Vitamin C sebagai Obat untuk Common Cold

(21)

dengan dosis 3-10 g/ hari, akan dapat mengurangi insidensi dari common cold.

2.1.4.4. Vitamin C sebagai Obat Anti-penuaan

Vitamin C juga terkenal dengan fungsinya sebagai pencegah penuaan. Menurut Hahn (1996), vitamin C bila dikonsumsi secara teratur dapat melindungi kulit dari proses oksidasi ataupun sengatan sinar ultraviolet, yang merupakan penyebab kerusakan kulit.

Proses vitamin C dalam mencegah penuaan adalah dengan terus-menerus mensintesis kolagen pada kulit, seperti yang akan dijelaskan berikut.

2.1.4.5. Vitamin C sebagai Pensintesis Kolagen

Kolagen adalah protein terbanyak pada serat-serat jaringan ikat kulit, tulang, dan kartilago. Kolagen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah dicerna dan mudah larut dalam basa (Dorland, 2000).

(22)

Penyakit skorbut menyerang struktur kolagen. Gejala utama dari penyakit ini adalah perdarahan gusi, perdarahan subkutan, dan penyembuhan luka. Tanda-tanda ini mencerminkan gangguan sintesis kolagen yang disebabkan oleh defisiensi prolil dan lisil hidroksilase, yang keduanya membutuhkan asam askorbat sebagai kofaktor (Murray, 2000).

Peranan vitamin C dalam mekanisme pembentukan kolagen masih berupa hipotesis. Secara ringkas, mekanisme biosintesis kolagen adalah sebagai berikut (Sharma, 2007).

Gambar 2.3. Proses pembentukan Kolagen (Sharma, 2007)

2.1.5. Efek Samping Vitamin C

(23)

2.1.6. Overdosis Vitamin C

Overdosis vitamin C (>1000 mg/hari) dapat menimbulkan efek toksik yang serius, yaitu batu ginjal, hiperoksaluria, diare yang berlangsung terus menerus (severe diarrhea), serta iritasi mukosa saluran cerna. Untuk mengatasinya, penderitanya cukup meminum air yang banyak agar vitamin C yang dikonsumsi segera dilarutkan oleh air dan diekskresikan melalui urine, keringat, dan feses (Fernandes, 2006).

FAO/WHO (2002) dalam Warner, 2007 menyatakan bahwa kelebihan vitamin C dapat berefek pada sistem saluran kemih, akan tetapi mekanisme yang mendasari hal ini belum dimengerti benar.

2.1.7. Indikasi

Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut dan common cold. Selain itu vitamin C digunakan sebagai obat terhadap penyakit-penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C, tetapi dosis yang diberikan adalah dosis yang paling besar, sehingga kadang-kadang menimbulkan kelebihan C dan diare (Goodman & Gilman, 2006).

(24)

2.1.8. Bentuk Sediaan dan sumber Vitamin C

Vitamin C alami terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Daftar buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin C dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2.1. Nilai Vitamin C berbagai bahan makanan (Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992).

Bahan

(25)

2.1.9. Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Angka Kecukupan Gizi untuk vitamin C dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 2. Angka Kecukupan Gizi Vitamin C (Sumber: Widya Pangan Gizi, 1997)

2.1.10. Defisiensi Vitamin C

Defisiensi vitamin C adalah suatu keadaan dimana kadar vitamin C dalam darah seseorang berkurang dari kadar normalnya. Nilai normal untuk vitamin C dalam darah adalah: dewasa : 0,6-2 mg/dL dalam plasma dan 0,2-2 mg/dL dalam serum, anak : 0,6-1,6 mg/dL dalam plasma.

(26)

Defisiensi vitamin C mengakibatkan timbulnya penyakit yang disebut skorbut (scurvy), penuaan, serta penurunan daya tahan tubuh (Barclay,2008).

2. 2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah proses belajar dan mengetahui apa yang terjadi dalam cara yang dapat diramalkan (Kaplan, 2010).

Dalam pengertian lain, Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan pokok yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan dapat dibagi menjadi 6 (enam), yaitu:

1. tahu (know) ; sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini ialah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang diterima

2. memahami (comprehension) ; sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui sehingga dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar

3. aplikasi (application) ; sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya 4. analisa (analysis) ; suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu

objek dalam komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain

5. sintesis (synthesis) ; menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

(27)

6. evaluasi (evaluation) ; berkaitan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

2. 3. SISWA/SISWI KELAS XI IPA 2. 3. 1. Definisi Siswa/Siswi Kelas XI IPA

Siswa/siswi SMA adalah orang-orang muda yang masih menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas pada tahun kedua di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (Pusat Bahasa, 2006).

(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2. Definisi operasional

3.2.1. Siswa/Siswi kelas XI IPA

Siswa/siswi kelas XI IPA adalah orang-orang muda yang masih menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas pada tahun kedua di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (Pusat Bahasa, 2006).

3.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan menunjukkan seberapa besar siswa/siswi kelas XI IPA SMA Santo Thomas 2 Medan mengetahui vitamin C, manfaat dan efeknya. Pengetahuan merupakan jawaban responden yang berkaitan dengan vitamin C dalam penelitian ini akan mencakup mengenai definisi vitamin C, manfaat vitamin C, sumber vitamin c, bentuk fisik dari vitamin C itu sendiri, kelebihan vitamin C, dosis vitamin C, peranan vitamin C dalam mencegah penyakit.

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA tersebut digunakan kuesioner sebagai instrumen. Dalam kuesioner tersebut diajukan 15 pertanyaan dengan total nilai 75, dimana responden akan memilih jawaban benar, salah, atau tidak tahu. Apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar maka diberi nilai 5, bila menjawab

(29)

salah atau tidak tahu diberi nilai 0. Jika responden tidak menjawab pertanyaan maka responden dianggap menjawab tidak tahu (Nilai 0). Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a.Tingkat pengetahuan “Baik” apabila responden dapat menjawab dengan benar ≥ 75% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

b.Tingkat pengetahuan “Sedang” apabila responden dapat menjawab dengan benar 40% sampai 75% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

c.Tingkat pengetahuan “Kurang” apabila responden dapat menjawab dengan benar ≤ 40% dari jumlah keseluruhan pertanyaan yang diberikan (Pratomo, 1990).

3.2.3. Kriteria Inklusi

Responden harus memenuhi kriteria inklusi untuk dapat dijadikan sampel.

 Kriteria Inklusi:

Bersedia mengisi kuesioner

(30)

METODE PENELITIAN

4. 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA tentang vitamin C, Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional.

4. 2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan, pada bulan Agustus 2010 s.d. Oktober 2010.

4. 3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah para siswa dan siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan. Jumlah populasi adalah 250 orang. Untuk mempermudah penghitungan, maka digunakan sampel.

Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini (Diperoleh dari Wahyuni, 2006). Melalui rumus tersebut, maka diperoleh 100 sampel.

N: besar populasi (dalam penelitian ini N = 250) n : besar sampel

α : tingkat kemaknaan yang ditetapkan oleh peneliti

(31)

P : proporsi keadaan yang akan dicari

d : derajat ketepatan yang diinginkan. (Dalam penelitian ini peneliti menetapkan d = 0,1)

2 2 1−α

Z : nilai distribusi normal baku tabel Z pada α tertentu (Dalam penelitian

ini nilainya adalah 1,96)

Perhitungan:

n ≈ 100,40 (digenapkan menjadi 100)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer, yang diperoleh melalui kuesioner dari responden. Responden dalam hal ini adalah para siswa dan siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan, yang terpilih sebagai sampel. Para siswa/siswi kelas XI IPA yang terpilih tersebut telah diwawancarai melalui kuesioner tentang vitamin C. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, dimana setiap responden dalam penelitian memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Cara pengambilan sampel adalah dengan menggunakan absen kelas dan nomor undian (Wahyuni, 2006).

(32)

Kuesioner yang telah dirancang sebagai alat pengukur dalam penelitian telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan formula pearson pada program SPSS. Sampel yang digunakan untuk uji validitas memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang digunakan pada penelitian. Jumlah sampel dalam uji validitas kuesioner adalah 40 orang.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Variabel No.

Pertanyaan

Korelasi

Pearson Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,744 Valid 0,847 Reliabel

2 0,513 Valid Reliabel

(33)

Pada tahap ini, data yang diperoleh telah diolah melalui empat langkah, yaitu:

Editing

Data yang telah diperoleh di-edit untuk memeriksa apakah semua jawaban pada kuesioner telah terisi dengan benar.

Coding

Kuesioner yang telah dibuat telah diberi kode untuk memudahkan penghitungan data dari kuesioner.

Entrying

Data yang telah diperoleh telah dimasukkan ke dalam program SPSS 17 for Windows.

Cleaning

(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. 1. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini telah dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Semua data telah diperiksa kelengkapan dan kebenarannya, dan berikut ini akan dipaparkan pembahasannya.

5. 1. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Santo Thomas 2 Medan adalah salah satu dari ratusan SMA yang terdapat di kota Medan. SMA Santo Thomas 2 terletak di Jl. S. Parman No. 107, Medan. SMA Santo Thomas 2 Medan terletak di kelurahan Petisah Tengah, kecamatan Medan Petisah.

Batas-batas SMA Santo Thomas 2 Medan, yaitu:

 Sebelah Utara: SMP Santo Thomas 4 Medan

 Sebelah Barat : Jl. Letjen S. Parman

 Sebelah Selatan : SMP Santo Thomas 1 Medan

 Sebelah Timur : Sungai Deli

(35)

Kelas X terdiri dari 6 kelas yaitu X-A, X-B, X-C, X-D,X-E, dan X-F. Kelas XI terdiri dari 6 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Kelas XII juga terdiri dari 6 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 2 kelas IPS.

Sekolah ini juga memiliki lima laboratorium, (yaitu laboratorium fisika di lantai 4, kimia dan biologi di lantai 4 gedung SMP Santo Thomas 4, komputer di lantai 1, dan bahasa di lantai 2 gedung SMP Santo Thomas 4 Medan), kantin di bagian belakang sekolah, ruangan multimedia di lantai dasar sekolah, ruangan tata usaha, BP, wakil Kepala Sekolah 1 & 2 dan kantor guru di lantai 1 sekolah.

5. 1. 2. Demografi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Siswa/Siswi kelas XI IPA yang bersekolah di SMA Santo Thomas 2 Medan. Berdasarkan tabel 5.1. bisa diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki. Umur responden pada penelitian ini berkisar antara 14-17 tahun, dimana responden terbanyak adalah pada usia 16 tahun.

Tabel 5.1.2. Demografi Sampel di SMA Santo Thomas 2 Medan Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

(36)

XI IPA 1 25 25%

XI IPA 2 25 25%

XI IPA 3 25 25%

XI IPA 4 25 25%

5.1.3. Hasil Analisis Data

5.1.3.1. Pengetahuan Responden

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan menunjukkan seberapa besar siswa/siswi kelas XI IPA SMA Santo Thomas 2 Medan mengetahui vitamin C, manfaat dan efeknya. Pengetahuan merupakan jawaban responden yang berkaitan dengan vitamin C dalam penelitian ini akan mencakup mengenai definisi vitamin C, manfaat vitamin C, sumber vitamin C, bentuk fisik dari vitamin C itu sendiri, kelebihan vitamin C, dosis vitamin C, peranan vitamin C dalam mencegah penyakit.

Pengetahuan responden dinilai berdasarkan 15 pertanyaan yang mencakup informasi yang diketahui responden mengenai Vitamin C, antara lain definisi, sumber, dan efek sampingnya.

5. 2. Distribusi Frekuensi atas Jawaban

Tabel 5.2.1. Distribusi jawaban pertanyaan tentang fungsi vitamin C dalam meningkatkan daya tahan tubuh

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

(37)

Salah 2 2 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab Pertanyaan dengan benar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ottoboni (2005), bahwa vitamin C berperan dalam meningkatkan sistem imun, tetapi mekanismenya masih belum dimengerti secara pasti.

Tabel 5.2.2. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang ketersediaan vitamin C

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 99 99 %

Salah 1 1 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab Pertanyaan dengan benar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Walingo (2005), bahwa vitamin C terdapat dalam bentuk alami dan buatan.

Tabel 5.2.3. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang sumber vitamin C

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 97 97 %

Salah 2 2 %

Tidak Tahu 1 1 %

(38)

(2005), bahwa vitamin C terdapat dalam bentuk alami yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Tabel 5.2.4. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang bentuk sediaan dari vitamin C buatan

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 98 98 %

Tidak tahu 2 2 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab dengan benar, menunjukkan bahwa para responden telah mengetahui bentuk sediaan dari vitamin C itu sendiri. Pernyataan ini sesuai dengan dengan yang dikemukakan oleh Goodman & Gilman (2008), bahwa vitamin C buatan terdapat dalam bentuk tablet dan cairan.

Tabel 5.2.5. Distribusi jawaban atas pertanyaan warna dari tablet vitamin C

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 97 97 %

Salah 2 2 %

Tidak tahu 1 1 %

(39)

hal warnanya. Naidu (2003) juga menyatakan bahwa vitamin C terdapat dalam bentuk tablet dengan warna kuning.

Tabel 5.2.6. Distribusi jawaban atas pertanyaan no. 6 tentang bentuk fisik dari vitamin C dalam bentuk cairan

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 72 72 %

Salah 11 11 %

Tidak tahu 11 11 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab benar, menunjukkan bahwa para responden sering melihat/membeli vitamin C, sehingga mengetahui warna dari bentuk vitamin C itu sendiri.

Tabel 5.2.7. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang sumber vitamin C yang lebih menyehatkan

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 97 97 %

Salah 2 2 %

(40)

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab benar. Pernyataan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Walingo (2005), bahwa vitamin C alami lebih menyehatkan, karena bersumber dari buah-buahan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Tabel 5.2.8. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang peranan vitamin C dalam menutup luka

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 72 72 %

Salah 15 15 %

Tidak tahu 13 13 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab benar, menunjukkan bahwa para responden telah mengetahui fungsi vitamin C dalam menutup luka. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sharma (2008), bahwa vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, sehingga dapat membantu penyembuhan luka, misalnya pada kulit dan mulut.

Tabel 5.2.9. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang efek toksik vitamin C

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 62 62 %

Salah 21 21 %

(41)

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab dengan benar. Para responden telah mengetahui dengan baik bahwa vitamin C jika dikonsumsi berlebihan dapat mengakibatkan diare. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Levine (1995), bahwa efek samping dan efek toksik dari vitamin C itu sendiri adalah nyeri pada epigastrium dan diare (mencret). Vitamin C jika dikonsumsi dalam dosis tinggi (> 1000 mg) akan menyebabkan efek toksik diare.

Tabel 5.2.10. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang kelarutan vitamin C

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 60 60 %

Salah 18 18 %

Tidak tahu 22 22 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab benar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hemila (1991), bahwa vitamin C adalah vitamin yang dapat larut dalam air.

Tabel 5.2.11. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang kandungan vitamin C dalam bentuk tablet

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

(42)

Salah 23 23 %

Tidak tahu 40 40 %

Dalam Pertanyaan ini lebih banyak responden menjawab tidak tahu. Menurut Goodman & Gilman (2008), vitamin C terdapat dalam bentuk tablet dengan isi 500 mg.

Tabel 5.2.12. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang nama lain vitamin C

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 49 49 %

Salah 23 23 %

Tidak tahu 28 28 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab benar, menunjukkan bahwa para responden telah mengetahui bahwa vitamin C dapat larut dalam air dan tidak dapat larut dalam lemak. Szent-Gyorgi (1937) adalah orang yang menemukan nama lain vitamin C.

Tabel 5.2.13. Distribusi jawaban atas tentang kandungan vitamin C dalam bentuk cairan

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 58 58 %

Salah 19 19 %

Tidak tahu 23 23 %

(43)

yang mereka konsumsi dalam bentuk tablet. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan dalam Goodman & Gilman (2008), bahwa vitamin C terdapat dalam bentuk cairan dengan isi 1000 mg.

Tabel 5.2.14 Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang manfaat vitamin C dalam aktivitas

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 84 84 %

Salah 13 13 %

Tidak tahu 3 3 %

(44)

Tabel 5.2.15. Distribusi jawaban atas pertanyaan tentang peranan vitamin C dalam menyembuhkan dan mencegah penyakit (misalnya flu)

Jawaban Jumlah (n) Persentase (%)

Benar 58 58 %

Salah 19 19 %

Tidak tahu 23 23 %

Pada pertanyaan ini, responden lebih banyak menjawab benar, menunjukkan bahwa para responden telah mengetahui bahwa mengkonsumsi vitamin C dapat mencegah penyakit. Pernyataan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Pauling (1981) yang telah melakukan penelitian terhadap pemberian vitamin C pada penderita common cold, dan Hemila (1991), bahwa insidensi common cold bisa diturunkan dengan mengkonsumsi vitamin C pada dosis yang dianjurkan.

5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik mayoritas paling banyak terdapat pada kelas XI IPA 4 dan XI IPA 3, yakni 19 orang (19%) untuk kelas XI IPA 4 dan 13 orang (13%) untuk kelas XI IPA 3. Responden dengan pengetahuan sedang mayoritas terdapat pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 (21% untuk kelas XI IPA 1 dan 20% untuk kelas XI IPA 2).

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi berdasarkan kelas

Kelas

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Sedang

n % n %

XI IPA 1 4 4% 21 20% 25

XI IPA 2 5 5% 20 20% 25

(45)

XI IPA 4 19 19% 6 6% 25

Total 41 41% 59 59% 100

5.4. Pembahasan

Tabel 5.4. Distribusi pengetahuan responden Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Sedang 59 59 %

Baik 41 41 %

Total 100 100 %

Berdasarkan penghitungan dan pengolahan data dari kuesioner yang telah dibagikan, dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang diteliti di SMA Santo Thomas 2 Medan, 59 responden (59%) dengan pengetahuan yang sedang, sedangkan sebesar 41 responden (41%) berpengetahuan baik. Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang mengenai Vitamin C.

Dari seluruh pertanyaan, pertanyaan tentang sumber vitamin C merupakan perrnyataan dimana jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah yang terbanyak. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Walingo (2005), bahwa vitamin C terdapat dalam bentuk alami (yang bersumber dari buah-buahan dan sayur-sayuran), serta dalam bentuk buatan (dalam bentuk tablet dan minuman). Pertanyaan no. 11 merupakan pertanyaan dimana responden lebih banyak menjawab tidak tahu. Peningkatan pengetahuan responden mengenai kandungan vitamin C dalam bentuk tablet sangat diperlukan, karena dengan pengetahuan yang baik akan mendorong responden dalam sikapnya untuk tidak mengkonsumsi vitamin C secara berlebihan.

(46)

1000 mg/ hari) dapat menyebabkan iritasi pada saluran cerna sehingga mengakibatkan diare.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan tentang vitamin C, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Sebagian besar siswa/siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan memiliki pengetahuan sedang mengenai vitamin C dan sebagian kecil berpengetahuan baik.

6.2. Saran

1. Bagi Siswa/Siswi kelas XI IPA SMA Santo Thomas 2 Medan

Diharapkan siswa/siswi kelas XI IPA SMA Santo Thomas 2 Medan dapat mengetahui lebih jauh tentang vitamin C, terutama dalam hal kandungannya dalam bentuk tablet, sehingga dapat mengkonsumsi vitamin C dengan teratur.

2. Bagi peneliti

Bagi peneliti di masa yang akan datang agar penelitian dapat dilakukan juga di beberapa lokasi lain dan dengan jumlah sampel dan variabel yang lebih banyak.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Albert Szent-Györgyi’s Biography : The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1937, dalam: Fernandes, D. 2006. Vitamin C. Stanford: Stanford University. 211-214

Barclay, L. 2008. Low Blood Levels of Vitamin C Linked to Mortality. Available from 2010]

Dorland, 2009. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

FKUI, 1992. Daftar Analisis Bahan Makanan, dalam: Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goodman A. and Gilman L. 2006. The Pharmacological Basis of Therapeutics. New York: The McGraw-Hill Company.

Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hahn, G. S. 1996. Anti Aging Cosmetics. Stanford: Stanford University. 12-15.

Hemila, H. 1991. Vitamin C and the Common Cold. Available from:

Levine M., 1995. Determination of Optimal Vitamin C Requirements in Humans. Available from: 2010]

(48)

Naidu, K. A. 2003. Vitamin C in human health and disease is still a mystery ? An Overview. Available from: [Accessed 03 April, 2010]

Notoatmodjo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ottoboni, F., 2005. Ascorbic Acid and The Immune System. Available from:

Padayatty S.J., Vitamin C as an antioxidant: evaluation of its role in disease prevention. Available from: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12569111 [Accessed 02 April 2010]

Pauling L. 1971. The Significance of the Evidence about Ascorbic Acid and the Common Cold. Stanford: Stanford University. 2678-2681,dalam: Douglas, RM. 2001, Vitamin C for Preventing and Treating the Common Cold.

Available from: http://www.plosmedicine.org/article/info:doi%2F10.1371%2Fjournal.pmed

.0020168 [Accessed 03 April 2010]

Peake, J. M. 2003. Vitamin C: Effects of Exercise and Requirement with Training. Queensland: Human Kinetics Publishers. Available from:

[Accessed 5 April, 2010]

Pratomo, H., 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sadock. B. J. & Kaplan, H.A. 2007. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry. New York. Lippincott Williams & Wilkins

Sastroasmoro, S., and Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Sharma, SL 2007. Effect of Collagen Biosynthesis. India: Birla Institute of Technology. 2049-2054

(49)

Warner, J. Vitamin C may Help Prevent Gout. Available from :

[Accessed 04 April 2010]

Wahyuni, A.S. 2006. Statistika Kedokteran. Medan: Bamboedoea

Communication.

Walingo, M. 2005. Role of Vitamin C (Ascorbic Acid) on Human Health – A Review. Available from: 2010]

(50)

Salam sejahtera,

Saya Rocky J. Simatupang, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2007. Saat ini, saya sedang melakukan pengumpulan data penelitian untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran USU. Adapun judul penelitian saya adalah “Gambaran Pengetahuan Siswa/Siswi Kelas XI

IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan tentang Vitamin C“. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengetahuan siswa/siswi kelas XI IPA di SMA Santo Thomas 2 Medan tentang vitamin C. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan adik-adik sekalian untuk turut serta dalam penelitian ini sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan tentang identitas kalian, serta pengetahuan kalian.

Data yang adik-adik berikan akan saya rahasiakan dan tidak akan disebarluaskan.

Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan, atas kesediaan adik-adik sekalian saya ucapkan terima kasih.

SURAT PERSETUJUAN (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama :

Umur : Kelas :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Medan, 2010

Peneliti Responden

(51)

KUESIONER Identitas Responden (wajib diisi)

Nama : Kelas: XI IPA….

Usia :

Beri tanda centang (฀) pada kolom yang sesuai dibawah ini:

No. Pertanyaan Benar Salah Tidak Tahu

1

Vitamin C adalah vitamin yang

berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh

2 Vitamin C terdapat dalam bentuk alami

dan buatan

3

Vitamin C alami terdapat dalam buah-buahan (contohnya jeruk, apel, mangga, dsb) dan sayuran (contohnya bayam, kangkung, dsb)

4 Vitamin C terdapat dalam bentuk tablet

dan cairan

5 Vitamin C dalam bentuk tablet, warna

tabletnya adalah kuning

6 Vitamin C dalam bentuk cairan warna

cairannya adalah orange dan kuning

7 Mengkonsumsi vitamin C alami lebih

menyehatkan dari vitamin C buatan.

8 Selain untuk meningkatkan daya tahan

(52)

serat-serat dalam tubuh sehingga menutup luka

9

Vitamin C jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan sakit maag dan mencret

10 Vitamin C dapat larut dalam air dan

bukan larut dalam lemak

11 Vitamin C dalam bentuk tablet isinya

500 mg

12 Nama lain vitamin C adalah asam

askorbat

13 Vitamin C dalam bentuk cairan isinya

1000 mg

14 Aktivitas seperti belajar, berolahraga,

bekerja, dll, membutuhkan vitamin C.

15 Vitamin C dapat menyembuhkan dan

(53)

Hasil Uji Validitas Kuesioner Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 TotalSkor

p1 Pearson Correlation 1 .297 .377* .498** .217 .368* .339* .550** .290 .603** .332* .490** .204 .452** .311 .744**

Sig. (2-tailed) .063 .017 .001 .179 .019 .033 .000 .070 .000 .036 .001 .206 .003 .051 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p2 Pearson Correlation .297 1 .227 -.160 .105 .372* .293 .354* .087 .227 .527** .227 .293 .245 .245 .513**

Sig. (2-tailed) .063 .159 .324 .517 .018 .066 .025 .593 .159 .000 .159 .066 .128 .127 .001

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p3 Pearson Correlation .377* .227 1 .263 .170 .205 .385* .321* .483** .386* .379* .284 .385* .541** .296 .678**

Sig. (2-tailed) .017 .159 .101 .295 .204 .014 .043 .002 .014 .016 .076 .014 .000 .063 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p4 Pearson Correlation .498** -.160 .263 1 .332* .212 .070 .291 .170 .490** .217 .490** -.064 .208 .087 .485**

Sig. (2-tailed) .001 .324 .101 .036 .190 .666 .069 .293 .001 .179 .001 .696 .198 .594 .001

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p5 Pearson Correlation .217 .105 .170 .332* 1 -.036 -.046 .507** .234 .065 .360* .274 -.170 .507** .297 .465**

Sig. (2-tailed) .179 .517 .295 .036 .825 .776 .001 .146 .689 .023 .087 .294 .001 .062 .003

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p6 Pearson Correlation .368* .372* .205 .212 -.036 1 .109 .243 .007 .489** .108 .205 .109 .183 .161 .421**

(54)

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p7 Pearson Correlation .339* .293 .385* .070 -.046 .109 1 .104 .521** .263 .077 .385* .570** .300 .087 .517**

Sig. (2-tailed) .033 .066 .014 .666 .776 .503 .524 .001 .101 .635 .014 .000 .060 .594 .001

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p8 Pearson Correlation .550** .354* .321* .291 .507** .243 .104 1 .216 .321* .507** .321* -.035 .504** .260 .647**

Sig. (2-tailed) .000 .025 .043 .069 .001 .132 .524 .181 .043 .001 .043 .832 .001 .105 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p9 Pearson Correlation .290 .087 .483** .170 .234 .007 .521** .216 1 .375* .124 .159 .521** .361* .088 .547**

Sig. (2-tailed) .070 .593 .002 .293 .146 .963 .001 .181 .017 .446 .326 .001 .022 .588 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p10 Pearson Correlation .603** .227 .386* .490** .065 .489** .263 .321* .375* 1 .379* .284 .385* .320* .195 .678**

Sig. (2-tailed) .000 .159 .014 .001 .689 .001 .101 .043 .017 .016 .076 .014 .044 .228 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p11 Pearson Correlation .332* .527** .379* .217 .360* .108 .077 .507** .124 .379* 1 .065 .325* .282 .194 .584**

Sig. (2-tailed) .036 .000 .016 .179 .023 .505 .635 .001 .446 .016 .689 .041 .078 .231 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p12 Pearson Correlation .490** .227 .284 .490** .274 .205 .385* .321* .159 .284 .065 1 .142 .210 .094 .548**

Sig. (2-tailed) .001 .159 .076 .001 .087 .204 .014 .043 .326 .076 .689 .381 .194 .565 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

(55)

Sig. (2-tailed) .206 .066 .014 .696 .294 .503 .000 .832 .001 .014 .041 .381 .295 .200 .002

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p14 Pearson Correlation .452** .245 .541** .208 .507** .183 .300 .504** .361* .320* .282 .210 .170 1 .470** .684**

Sig. (2-tailed) .003 .128 .000 .198 .001 .257 .060 .001 .022 .044 .078 .194 .295 .002 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

p15 Pearson Correlation .311 .245 .296 .087 .297 .161 .087 .260 .088 .195 .194 .094 .207 .470** 1 .480**

Sig. (2-tailed) .051 .127 .063 .594 .062 .320 .594 .105 .588 .228 .231 .565 .200 .002 .002

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Total

Skor

Pearson Correlation .744** .513** .678** .485** .465** .421** .517** .647** .547** .678** .584** .548** .471** .684** .480** 1

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .001 .003 .007 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .002

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(56)

HASIL UJI RELIABILITAS Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(57)

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 3.63 2.261 40

p2 3.00 2.481 40

p3 2.88 2.503 40

p4 3.63 2.261 40

p5 3.13 2.451 40

p6 4.25 1.808 40

p7 3.88 2.115 40

p8 3.75 2.193 40

p9 3.38 2.372 40

p10 2.88 2.503 40

p11 3.13 2.451 40

p12 2.88 2.503 40

p13 3.88 2.115 40

p14 3.50 2.320 40

p15 2.63 2.529 40

(58)

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 46.75 328.910 .685 .826

p2 47.38 346.138 .411 .842

p3 47.50 329.487 .600 .831

p4 46.75 351.987 .391 .843

p5 47.25 351.218 .359 .845

p6 46.13 363.446 .341 .845

p7 46.50 351.538 .432 .841

p8 46.63 338.958 .576 .833

p9 47.00 344.615 .454 .839

p10 47.50 329.487 .600 .831

p11 47.25 339.679 .493 .837

p12 47.50 342.308 .450 .840

p13 46.50 355.385 .381 .843

p14 46.88 332.933 .613 .830

p15 47.75 348.654 .373 .845

Scale Statistics

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

94 YN 15 tahun Perempuan XI IPA 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 70 Baik

95 JAS 16 tahun Perempuan XI IPA 4 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 0 0 0 5 5 50 Sedang

96 IPT 16 tahun Laki-laki XI IPA 4 5 5 5 5 5 5 0 0 5 0 0 0 5 0 5 45 Sedang

97 YP 16 tahun Laki-laki XI IPA 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 70 Baik

98 RS 16 tahun Laki-laki XI IPA 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 Baik

99 EK 15 tahun Laki-laki XI IPA 4 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 0 5 0 0 50 Sedang

100 ERS 16 tahun Perempuan XI IPA 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 70 Baik

Frekuensi

Statistics

Usia Responden Kategori

N Valid 100 100

Missing 0 0

(64)

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 14 tahun 1 1.0 1.0 1.0

15 tahun 20 20.0 20.0 21.0

16 tahun 75 75.0 75.0 96.0

17 tahun 3 3.0 3.0 99.0

18 tahun 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sedang 60 60.0 60.0 60.0

Baik 40 40.0 40.0 100.0

(65)

Kelas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid XI IPA 1 25 25.0 25.0 25.0

XI IPA 2 25 25.0 25.0 50.0

XI IPA 3 25 25.0 25.0 75.0

XI IPA 4 25 25.0 25.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

CROSSTABS

Jenis Kelamin * Kategori Crosstabulation

Count

Kategori

Total

Sedang Baik

Jenis Kelamin Laki-laki 28 16 44

Perempuan 32 24 56

Total 60 40 100

(66)

Count

Kategori

Total

Sedang Baik

Kelas XI IPA 1 21 4 25

XI IPA 2 20 5 25

XI IPA 3 12 13 25

XI IPA 4 7 18 25

Total 60 40 100

Usia Responden * Kategori Crosstabulation

Count

Kategori

Total

Sedang Baik

Usia Responden 14 tahun 0 1 1

15 tahun 12 8 20

16 tahun 47 28 75

17 tahun 1 2 3

18 tahun 0 1 1

Gambar

Gambar 2.1.3. Rumus Bangun Vitamin C (Szent-Györgyi, 1937)
Gambar 2.1.4.2. Reaksi reduksi dan oksidasi asam askorbat
Gambar 2.3. Proses pembentukan Kolagen (Sharma, 2007)
Tabel 2.1. Nilai Vitamin C berbagai bahan makanan (Sumber: Daftar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hanson  &  Beguin  juga  melakukan  penelitian  mengenai  perbandingan  metode  penyetaraan,  yaitu  membandingkan  metode  kalibrasi  terpisah  dan  kalibrasi 

Bunun için de evvela harp esirleri arasından ve sonra fethedilmiş ülkelerin gayrimüslim ve gayri Türk ahalisinden, vücut yapıları, sert asker hayatına elverişli, yüz

Dengan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif diharapkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sejarah akan lebih mudah dan berhasil disampaikan karena p

Stakeholder dan institusi diklasifikasikan menurut hirarki pemerintahan yakni level desa/kecamatan, kabupaten dan provinsi yang dipilih secara sengaja ( purvosive sampling

Variabel dummy crisis yang negatif signifikan menunjukkan bahwa ketika terjadi krisis, perusahaan akan memiliki tingkat profitabilitas lebih kecil dibandingkan saat tidak

Kendala ini sebenarnya bisa diatasi melalui kerjasama dengan desa lain yang mengusahakan nilam namun hanya berproduksi dalam bentuk daun dikarenakan tidak ada mesin penyuling

(3) Permohonan pengurangan BPHTB untuk Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan melalui pembelian dari hasil ganti rugi Pemerintah, Pemerintah Provinsi

Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi dengan kemampuan interaksi sosial pasien harga