KAJIAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
PENDUKUNG BANDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Disusun Oleh :
M. Ridwan Anas, ST., MT.
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
M. Ridwan Anas
, ST., MT. adalah Dosen Teknik Sipil USUKAJIAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
PENDUKUNG BANDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
M. Ridwan Anas, ST., MT.
Abstrak
Saat ini Bandara Internasional Polonia yang berada di Kota Medan sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi udara, dan juga tidak memungkinkan untuk
melakukan pengembangan karena akan menghambat perkembangan wilayah kota, terutama secara
vertikal. Oleh karena itu pemerintah akan memindahkan bandara Polonia ke Bandara Kualanamu
yang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Seiring dengan rencana tersebut
maka perlu dilakukan suatu kajian mengenai pengembangan transportasi yang menunjang
pergerakan orang dan barang menuju ke Bandara baru tersebut. Lingkup pembahasan meliputi
kajian konseptual yang meliputi kajian penyediaan prasarana dan sarana transportasi sehubungan
dengan tata guna lahan dan potensi pergerakan, hirarki jaringan transportasi yang menjadi dasar
bagi perencana transportasi dalam melakukan arahan dan pengembangan sehingga terciptanya
transportasi yang yang terintegrasi dengan tata ruang wilayah serta dapat memberikan pelayanan
yang efektif, efisien serta aman dan nyaman.
Kata kunci : jaringan transportasi, hirarki jaringan, aksesibilitas.
Abstract
Polonia International Airport, which now resides in Medan, is not able to meet the needs of air transportation
services but it is impossible to be developed, because it will inhibit the development of urban areas, especially
vertical development. Therefore, the government will move Polonia airport to Kualanamu airport in the
coastal Labu district, Deli Serdang regency. Along with this plan, it is necessary to conduct a study on
transportation development that support passenger and freight movement into the new airport. Scope of the
study is a conceptual studies, which includes studies of transport infrastructure and facilities to accommodate
the internal and external movement to the new airport, the interaction between the transportation and the land
use, the potential for movement, the hierarchy of transportation network and integration of multimode
transportation which becomes the basis for transportation planners in making referrals and development so
as to create an integrated transportation, patterns of land usage as well as providing effective, efficient, safe
and comforting services.
Pendahuluan
Prasarana transportasi darat dan udara merupakan suatu kebutuhan penting saat ini dalam sektor
perhubungan untuk menunjang pergerakan orang dan barang.
Sehubungan dengan perkembangan wilayah dan kebutuhan akan prasarana dan sarana transportasi
udara, Bandara Polonia tidak memungkinkan untuk malakukan pengembangan dan juga menghambat
pengembangan wilayah Kota Medan (khususnya pengembangan secara vertikal) dikarenakan lokasi
bandara yang berada di dekat pusat Kota Medan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dibangun Bandara Kualanamu sebagai pengganti Bandara
Polonia yang mampu menampung hingga 10 juta penumpang dengan luas 1.365 Ha (sumber: Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen PU). Bandara Kuala Namu, yang berada di wilayah Kecamatan
Beringin dan Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, merupakan bandara yang dirancang
untuk bisa menjadi bandara bertaraf internasional, hal ini dapat dilihat dari luas lahan yang mencapai
1.365 ha dan hampir mencapai tiga kali lipat dari luas total Bandara Polonia Medan.
Seiring dengan pembangunan Bandara Kualanamu maka diperlukan suatu jaringan transportasi darat
sebagai akses penunjang bandara baru tersebut.
Tujuan
Tujuan dari studi ini adalah mereview secara konseptual mengenai rencana pengembangan sistem
jaringan jalan dan kereta api menuju Bandara Kualanamu di wilayah Kabupaten Deli Serdang, guna
mendukung akses menuju Bandara lnternasional Provinsi Sumatera Utara.
Lingkup kajian sistem jaringan transportasi darat sebagai penunjang kegiatan Bandara Kualanamu antara
lain adalah :
o Pertimbangan pengembangan jaringan prasarana dan pelayanan Transportasi penunjang akses
bandara.
o Konsep Dasar Perencanaan Jaringan Prasarana dan Pelayanan Transportasi.
o Konsep Hirarki Simpul
Kriteria Perencanaan
Dengan beroperasinya Bandara Kualanamu, maka pergerakan barang ataupun penumpang menuju
kabupaten Deli Serdang akan semakin meningkat. Hal ini akan mengakibatkan terpacunya pertumbuhan
baik fisik maupun non-fisik pada daerah-daerah di sekitar bandara tersebut. Untuk mengakomodasi
jumlah pergerakan tersebut maka pemerintah mempunyai rencana melakukan pengembangan jaringan
transportasi. Berikut sketsa rencana transportasi menuju Bandara Kuala Namu (sumber: RTRW Sumut) :
Guna mendukung operasi Bandara Kualanamu, maka telah direncanakan pembangunan jalan Arteri
Simpang Kayu Besar-Kualanamu sebagai akses jalan non-tol menuju ke bandara dan juga peningkatan
jalan eksisting yang ada.
b. Pembangunan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
Pemerintah juga merencanakan untuk membangun jalan tol baru untuk ruas Medan-Kualanamu-Tebing
Tinggi. Untuk ruas Medan-Kualanamu digunakan juga sebagai jalan alternatif untuk menampung
pergerakan orang dan barang yang menuju ke Bandara Kualanamu
c. Pengembangan Jaringan Kereta Api
Tujuan dari Pembangunan infrastruktur jaringan kereta api dari Medan-Kualanamu diharapkan dapat
mengintegrasikan Bandara Kualanamu dengan jalan kereta api. Pengembangan ini meliputi
pembangunan jalan rel, City Air Terminal (CAT) dan Air Railways Terminal (ART) di bandara Kualanamu.
Gambar 1.1 Rencana Pengembangan Transportasi Menuju Bandar Kualanamu
Rencana pembangunan jalur Kereta Api meliputi jalur Medan-Aras Kabu dengan jarak 22,96 km dan
waktu tempuh diperkirakan berkisar 16-30 menit.
Kajian Konseptual
Pengembangan jaringan angkutan udara sebagai salah satu transportasi barang dan penumpang harus
terintegrasi dengan pegembangan jaringan transportasi lainnya. Dalam menunjang aksesibilitas ke
bandara perlu dilakukan penyediaan prasarana dan sarana yang menghubungkan Kota Medan dengan
Bandara Kuala Namu yang akan segera dioperasikan. Beberapa alternatif yang memungkinkan untuk
dilakukan adalah peningkatan jalan arteri yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah Kuala
Namu menuju Bandara dan diperlukan jalan tol serta pengembangan jaringan transportasi Kereta Api.
Konsep Pemenuhan Jaringan Transportasi terhadap Hubungannya dengan Tata Guna Lahan dan
Suatu perencanaan transportasi sangat dipengaruhi oleh perencanaan tata ruang di suatu zona wilayah.
Jaringan transportasi yang dibutuhkan juga sangat dipengaruhi oleh tujuan dan karakteristik
masing-masing pergerakan. Pergerakan barang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
pergerakan penumpang. Dalam membangun suatu jaringan transportasi atau infrastruktur transportasi
maka diperlukan suatu perencanaan yang baik untuk menjamin suatu jaringan transportasi yang
menjamin pergerakan manusia dan/atau barang secara lancar, aman, cepat, murah, dan nyaman
merupakan tujuan pembangunan dalam sektor perhubungan (transportasi). Salah satu perencanaan
tersebut adalah integrasi antara satu moda dengan moda yang lain.
Mengacu kepada pemindahan Bandara Internasional Polonia ke Kualanamu, maka hal ini akan merubah
jenis tata guna lahan wilayah dan akan mempengaruhi pola pergerakan orang dan barang dalam ruang
atau kawasan tersebut. Berdasarkan konteks perencanaan jaringan transportasi, maka perencanaan
jaringan transportasi harus disesuaikan dengan kebutuhan spasial ruang dan kondisi karakteristik
ekonomi yang berkembang diantara ruang spasial tersebut. Tujuan dari pengembangan jaringan
transportasi tidak boleh bertentangan dan harus mengacu dengan rencana tata ruang dan karakteristik
ekonominya.
Konteks perencanaan jaringan transportasi dan ruang lingkupnya dapat diilustrasikan pada gambar
berikut ini.
Gambar 1.2 Lingkup Penyusunan Perencanaan Transportasi
Dalam RPP RTRWN (edisi 17 Oktober 2003) konsep penyediaan prasarana transportasi didasarkan
kepada kebutuhan hubungan antar pusat kegiatan, yakni: PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat
Kegiatan Wilayah), dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Mengacu kepada hal tersebut maka Bandara
Kualanamu merupakan bagian dari Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) berfungsi
sebagai pusat penyebaran primer yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan
internasional, pusat ekonomi perkotaan (jasa dan industri) nasional dan simpul transportasi yang
merupakan salah satu simpul dari jaringan transportasi nasional serta internasional yang mempunyai
peran yang penting bagi pergerakan orang dan barang.
Hirarki Jaringan Transportasi
Jaringan transportasi diusahakan untuk memberikan pelayanan yang efisien. Efisien yang dimaksudkan
disini bahwa jaringan transportasi diusahakan dapat melayani pergerakan orang dan barang dengan
pelayanan dan biaya yang optimum. Untuk menghasilkan efisiensi transportasi tersebut diperlukan
pengaturan atau hirarki peran serta fungsi jaringan transportrasi. Hirarki transportasi ini akan
mengintegrasikan skala geografi yang berbeda dari pelayanan transportasi dari global ke lokal dan
sebaliknya.
Gambar 1.3 Pengaturan Hirarki Pergerakan dalam Sistem Transportasi Multimoda
(Sumber: Rodrigue and Comtois1)
Merujuk pada bahasan sebelumnya, maka dipandang sangat perlu adanya sinkronisasi hirarki fungsi
penyediaan prasarana transportasi (jalur KA, jalan, pelabuhan, dan bandara) dengan hirarki kota yang
direncanakan dalam rancangan tata ruang. Dengan adanya ketepaduan ini diharapkan dapat terjadi
efisiensi integrasi intermoda transportasi dalam melayani pergerakan orang dan barang secara nasional.
Maka jaringan transportasi yang harus disediakan sebagai akses ke Bandara sebagai pusat penyebaran
primer yang melayani penerbagan domestik dan internasional harus didukung dengan prasarana
transportasi darat yaitu jaringan jalan arteri primer dan jalur utama lintasan kereta api.
Kajian Kebutuhaan Transportasi
Analisis kebutuhan transportasi dalam suatu perencanaan transportasi dilakukan untuk mengetahui
tingkat kelayakan yang diperoleh jika dilakukan pengembangan prasarana dan sarana transportasi, baik
mengenai benfit atau profit yang diperoleh dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan sebagai
investasi dalam pembangunan prasarana dan sarana transportasi. Dalam studi ini hal tersebut tidak
dilakukan secara detail dan hal ini biasanya dilakukan dalam suatu studi kelayakan transportasi.
Jumlah frekuensi penerbangan dan jumlah penumpang yang dilayani oleh Bandara Polonia dapat dilihat
Tabel 1.1 Jumlah Penerbangan Internasional Dan Domestik Melalui Pelabuhan Udara Polonia 2002 - 2006
Internasional Domestik
Tahun
Datang Berangkat Datang Berangkat
2002 3,381 3,366 11,554 11,541
2003 2,968 2,971 15,221 15,199
2004 3,943 3,938 17,116 17,084
2005 4,386 4,359 23,862 23,857
2006 4,420 4,425 20,904 20,904
Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2007
Tabel 1.2 Jumlah Penumpang Internasional Dan Domestik Melaui Pelabuhan Udara Polonia 2002 - 2006
Internasional Domestik
Tahun
Datang Berangkat Datang Berangkat
2002 296,186 291,176 740,385 22,611
2003 287,696 294,657 1,056,888 31,186
2004 362,403 365,872 1,431,296 35,931
2005 395,264 419,333 1,600,023 590,287
2006 431,554 435,532 1,749,041 127,974
Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2007
Jika dilihat dari sisi frekuensi lalu lintas moda angkutan udara memiliki kecenderungan yang meningkat.
Dilihat dari jumlah penumpang domestik maka ada perbedaan antara jumlah penumpang berangkat dan
penumpang datang, yaitu penumpang datang jauh lebih banyak dari penumpang yang berangkat. Untuk
Bandara Kualanamu sendiri direncanakan dapat menampung penumpang sebesar 10 juta penumpang
pertahun.
Arahan Pengembangan jaringan Transportasi
Pengembangan jaringan angkutan udara di Kota Medan harus terintegrasi dengan pegembangan jaringan
transportasi di sekitar wilayahnya. Hal ini dikarenakan Bandara Kuala Namu merupakan satu-satunya
bandara angkutan penumpang dan barang yang sudah dikembangkan sebagai bandara internasional di
wilayah ini. Bandara Kualanamu merupakan akses utama sebagai simpul angkutan udara di wilayah
Sumatera Utara. Pengembangan jaringan angkutan udara dari bandara ini telah dilakukan dengan
membuka jaringan dengan beberapa kota di Indonesia dan wilayah kota-kota besar di negara lain. Hal ini
mengakibatkan kemudahan akses angkutan udara dari dan ke wilayah Kota Medan.
Dalam menunjang aksesibilitas ke bandara perlu dilakukan penyediaan sarana dan prasarana yang
menghubungkan Kota Medan dengan Bandara Kuala Namu yang akan segera dioperasikan. Peningkatan
jalan arteri yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah Kualanamu menuju Bandara akan
diperlukan seiring dengan peningkatan jumlah penumpang angkutan udara dan bahkan diperlukan jalan
tol yang dapat digunakan sebagai jalan alternatif bagi pengguna jalan.
Adapun kriteria jaringan jalan arteri primer adalah untuk menghubungkan antar PKN, antara PKN
Sementara jalan tol dikembangkan untuk mempercepat perwujudan jaringan jalan bebas hambatan
sebagai bagian dari jaringan jalan nasional. Untuk jaringan jalan bebas hambatan akan dilayani oleh jalan
bebas hambatan antar kota Medan – Kuala Namu – Tebing Tinggi
Selain itu bila dilihat dari lokasi bandara yang baru dengan kawasan disekitarnya maka perlu juga
dikembangkan jaringan jalan yang menghubungkan bandara dengan wilayah kabupaten/kotamadya lain
sehingga lebih memudahkan akses menuju bandara dan tidak hanya melalui Kota Medan.
Khusus untuk mengenai pembangunan jalan baru perlu menjadi perhatian mengenai masalah
pembebasan lahan, karena hal ini dapat menghambat terlaksananya pembangunan prasarana baru.
Selain pengembangan prasarana jaringan jalan yang mendukung aksesibilitas bandara maka perlu juga
dikembangankan prasrana dan sarana transportasi darat lainnya yaitu jaringan jalan rel Kereta Api yang
dapat menampung jumlah penumpang dan barang yang lebih besar. Hal ini perlu dikaji lebih mendalam
lagi sehingga dapat diketahui berapa jumlah penumpang dan barang yang menggunakan fasilitas kereta
api tersebut.
Selain kondisi jaringan jalan, yang perlu juga dipertimbangkan dalam pengembangan suatu wilayah
adalah ketersediaan sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu perlu ditingkatkan juga
pengembangan sumber daya manusia di sekitar bandara yang terkena dampak langsung dari
pengoperasian Bandara Kualanamu tersebut.
Kesimpulan
Pemindahan Bandara Polonia ke Bandara Kualanamu akan merubah fungsi dari tata ruang wilayah yang
sudah ada, sehingga akan mempengaruhi pola pergerakan orang dan barang.
Untuk menunjang pengoperasian bandara maka perlu dilakukan pengembangan prasarana dan sarana
transportasi yang memudahkan akses pergerakan penumpang dan barang menuju bandara. Oleh karena
itu perlu dikembangkan beberapa alternatif pengembangan prasarana dan sarana transportasi untuk
mengakomodir pergerakan internal dan eksternal Bandara baru tersebut.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan antara lain:
a. Peningkatan jalan arteri yang menghubungkan kota Medan sebagai PKN dengan Bandara
Kualanamu. Jalan eksisting akan ditingkatkan menjadi jalan arteri dengan 4 lajur dan 2 arah sebagai
jalan nasional. Jalan Arteri Simpang Kayu-Kualanamu dipilih sebagai akses utama menuju bandara
dengan panjang + 14,5 km, terdiri dari pembangunan jalan baru (5,9 km) dan peningkatan jalan
b. Pembangunan jalan tol antar kota Medan – Kuala Namu – Tebing Tinggi sebagai jalan alternatif
menuju bandara dengan tingkat pelayanan yang lebih baik lagi.
c. Pengembangan jaringan transportasi Kereta Api yang terintegrasi dengan jaringan transportasi
kereta api kota.
d. Perlu juga dikembangkan jalan lain yang menghubungkan bandara dengan kabupaten/kotamdya lain
yang berada dekat bandara Kualanamu sehingga bandara dapat mengakomodasi pergerakan dari
arah utara dan selatan wilayah Sumatera Utara dan tidak harus melalui kota Medan.
Selain pengembangan prasarana dan sarana seperti tersebut di atas, perlu juga dipikirkan mengenai
pelayanan sarana angkutan umum selain kereta api yang mendukung pergerakan menuju bandara.
Untuk mendukung kelancaran penggunaan moda transportasi udara dengan beroperasinya Bandara
Kualanamu, perlu direncanakan juga untuk melakukan city check-in di Kota Medan bagi penumpang
sarana transportasi umum. Selain itu untuk memfasilitasi pergerakan penumpang disekitar kawasan Kota
Medan maka akan digunakan bus sebagai angkutan feeder dari wilayah Medan Kota, Medan bagian
barat, Medan bagian selatan, Medan bagian utara, Binjai dsk, Pancur Batu dsk.
DAFTAR PUSTAKA
Muawar,Ahmad, Dasar-dasar Teknik Transportasi, Yogyakarta, Beta Offset, 2005
Tamin,Ofyar, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB Bandung, Bandung, 1998
DitJend Bina Marga Dep. PU, Kendala dan Upaya Percepatan Prasaran Transportasi, Dept. PU,
Jakarta, 2009
O’Flaherty, Transport Planning and Traffic Engineering, John Wiley & Sons,Inc., New York, 1997