• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi dan Penerapan E-Filing Terhadap Kualitas Pelayanan (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi dan Penerapan E-Filing Terhadap Kualitas Pelayanan (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero))"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

THE EFFECT OF INFORMATION TECHNOLOGY QUALITY AND

E-FILING APPLICATION ON THE QUALITY OF SERVICES

(

Survey on Individual Taxpayers in the PT. Kereta Api Indonesia

(Persero))

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Skripsi

Jenjang Studi Strata I

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

EGI NUGRAHA SAPUTRA

21110042

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama

: Egi Nugraha Saputra

Tempat Tanggal Lahir

: Bandung, 25 Agustus 1992

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

:Jl. Pasundan No. 72/18 A RT 02/04 Kel.

Balonggede Kec. Regol Kota Bandung

Email

: eginugraha25@gmail.com

Riwayat Pendidikan formal:

TAHUN

PENDIDIKAN

TEMPAT

1998 - 2004

SD Negeri Balonggede 3

Bandung

2004 - 2007

MTs Persis 1-2 Bandung

Bandung

2007 - 2010

SMA Pasundan 1 Bandung

Bandung

2010 - 2014

Universitas Komputer Indonesia

Bandung

Riwayat pendidikan non formal:

2013-2013 : Kursus pajak brevet A/B

Kemampuan :

(3)

2.

Kemampuan komputer (ms word , ms excel, ms powerpoint, ms acess,

mayob, accurate, dreamwaver dan internet)

3.

Sisterm perpajakan

Pengalaman Kerja :

1.

Di DISPENDA di seksi penagihan sebagai pembantu untuk melaksanakan

(4)

ix

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2

Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1

Identifikasi Masalah... 7

1.2.2

Rumusan Masalah... 7

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1

Maksud Penelitian ... 7

1.3.2

Tujuan Penelitian ... 8

1.4

Kegunaan Penelitian... 8

(5)

x

1.5.2

Waktu Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... 10

2.1

Kajian Pustaka ... 10

2.1.1

Kualitas Teknologi Informasi ... 10

2.1.1.1

Pengertian Informasi ... 10

2.1.1.2

Pengertian Teknologi ... 12

2.1.1.3

Pengertian Teknologi Informasi ... 12

2.1.1.4

Pengertian Kualitas ... 14

2.1.1.5

Pengertian Kualitas Teknologi Informasi ... 15

2.1.1.6

Indikator Teknologi Informasi dengan pendekatan

TAM ... 15

2.1.2

Penerapan e-filing ... 18

2.1.2.1

Pengertian e-filing ... 18

2.1.2.2

Indikator e-filing... 19

2.1.3

Kualitas Pelayanan... 21

2.1.3.1

Pengertian Kualitas ... 21

2.1.3.2

Pengertian Pelayanan ... 21

2.1.3.3

Pengertian Kualitas Pelayanan ... 23

(6)

xi

2.2.2

Pengaruh Penerapan

e-filing Terhadap Kualitas

Pelayanan ... 30

2.3

Hipotesis ... 32

BAB III Objek dan Metode Penelitian... 34

3.1

Objek Penelitian ... 34

3.2

Metode Penelitian... 35

3.2.1

Desain Penelitian ... 36

3.2.2

Operasionalisasi Variabel ... 37

3.2.3

Sumber dan Teknik Penentuan Data... 41

3.2.3.1

Sumber Data ... 41

3.2.3.2

Teknik Penentuan Data ... 41

3.2.4

Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.2.5

Rancangan Analisis ... 44

3.2.6

Metode Pengujian Data... 50

3.2.6.1

Metode Analisis... 50

3.2.7

Pengujian Hipotesis ... 65

BAB IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 68

4.1

Hasil Penelitian ... 68

4.1.1

Gambaran Umum Unit Analisis ... 68

(7)

xii

4.1.1.4

Uraian Pekerjaan ... 75

4.1.1.5

Hasil Response Rate ... 85

4.1.2

Hasil Pengujian Alat Pengumpulan Data ... 86

4.1.2.1

Hasil Uji Validitas ... 86

4.1.2.2

Hasil Uji Reliabilitas ... 88

4.1.3

Analisis Deskriptif ... 89

4.1.4

Hasil Analisis Verifikatif ... 108

4.2

Pembahasan Penelitian ... 126

4.2.1

Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi Terhadap Kualitas

Pelayanan ... 126

4.2.2

Pengaruh Penerapan

E-filing Terhadap Kualitas

Pelayanan ... 130

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 134

5.1

Kesimpulan... 134

5.2

Saran ... 135

5.2.1

Saran Operasional ... 135

5.2.2

Saran Pengembangan Ilmu ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 138

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 143

(8)

138

of Service Quality”.

Journal of Retailing. Vol 64 (1) pp 12-37

Abdul Kadir. 2002. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Abdul Kadir, Terra Triwahyuni. 2003.

Pengenalan Teknologi Informasi Edisi II.

Yogyakarta: Andi

Abdul Kadir, Triwahyuni. 2003.

Teknologi Informasi.

Yogyakarta: Kanisius.

Cohen, Vicki Blum.

Al-Bahra bin Ladjamudin. 2005.

Analisis dan Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andri Kristanto. 2003.

Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Jakarta:

Gava Media

Atep, Adya, Barata, 2004,

Dasar-dasar Pelayanan Prima, Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo

Aviliani. 2013. Pakar Ekonomi: Pelayanan Sudah Meningkat Sejak Reformasi

Dilakukan. Jakarta:

http://klien.kontan.co.id/advertorial/client/pajak/73/

Aviliani-Pelayanan-Sudah-Meningkat-Sejak-Reformasi-Dilakukan

.

Jumat,

28 Juni 2013 | 00:41 WIB

Boone, Louise E. dan David L. Kurtz, 2002.

Pengantar Bisnis, Edisi 1,

Terjemahan Fadrinsyah Anwar, Emil Salim, Kusnedi, Erlangga, Jilid 2,

Jakarta.

Darmawan, Deni. 2012.

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teori

dan Aplikasi. Bandung: Rosda

Davis F.D. 1989.

Perceived Usefullness, Perceived Ease of Use of Information

Technology. Management Information System Quarterly, 13(3): 319-340.

Dewi Astuti. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

(9)

Lingkungan Fise Uny.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII.

No. 2

Tahun 2010, Hlm. 18

32

Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Fandy Tjiptono. 2012.

Service Management Mewujudkan Layanan Prima.

Yogyakarta: Andi

George H. Bodnar, William S. Hopwood. 2000. Sistem Informasi Akuntansi Buku

Satu. Jakarta: Salemba Empat

Haula Rosdiana dan Edi Slamet Irianto, 2011,

Panduan Lengkap Tata Cara

Perpajakan Di Indonesia, Jakarta: Visi Media.

Hall, James A, 2001.

Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba

Empat

Handi, Irawan. 2002.

10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Hendi Haryadi. 2009.

Administrasi Perkantoran untuk Manajer & Staf. Jakarta:

Visimedia

Hotman Panjaitan. 2006. Pengaruh Sistem Teknologi Informasi Terhadap Kualitas

Layanan dan Citra Perguruan Tinggi Swasta. Jurnal EKONOMI & BISNIS,

ISSN: 1410-7465, VOL. 10, No. 1. Januari 2006, Hal. 35-42

Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan konsep pelayanan publik serta implementasinya.

Bandung: Mandar Maju

Iwan Djuniardi. 2013. Direktur TIP DJP Kemenkeu: Pelaporan SPT Pajak

e-Filing Terus Digenjot. Jakarta:

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/

keuangan/13/12/06/mxdn44-pelaporan-spt-pajak-efiling-terus-digenjot

.

Jumat, 06 Desember 2013 | 15:48 WIB

Jogiyanto HM. 1999.

Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset

Juran, J.M. 1989.

Juran on Leadership for Quality, The Free Press,

MacMillan,Inc. E. Nugroho (penterjemah).1995.

Kepe-mimpinan Mutu.

Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo

(10)

?mod=art&id=387&t=Pelayanan%20Pajak%20Online%20&%20Telepon%

20Alami%20Gangguan%20&kat=Perpajakan

. Kamis, 28 Maret 2013

Kismantoro Petrus. 2014. Dirut Humas Pelayanan DJP: Ditjen Pajak Targetkan

700.000 WP Gunakan E-Filing Tahun Ini. Jakarta:

http://m.bisnis.com/

finansial/read/20140225/10/206001/ditjen-pajak-targetkan-700.000-wp-gunakan-e-filling-tahun-ini

Kismantoro Petrus. 2013. Dirut Humas Pelayanan DJP: Banyak yang Mau Setor

SPT, Situs Ditjen Pajak Sempat Error 12 Jam. Jakarta:

http://finance.detik.

com/read/2013/03/27/174515/2205528/4/banyak-yang-mau-setor-spt-situs-ditjen-pajak-sempat-error-12-jam

. Rabu, 27 Maret 2013 | 17:45 WIB

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. Prentice Hall. New Jersey

Kotler, Philip; Armstrong, Garry. 2008.

Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,

Jakarta: Erlangga

Lai, R.Y.C., Teo, T.S.H., Lim, V.K.G. 2005. Intrinsic and extrinsic motivation in

internet usage,

Omega, International Journal of Management Science, Vol.

27

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2003. Sistem Administrasi

Negara Kesatuan Republik Indonesia Jilid I, Jakarta: LAN RI.

Lena Ellitan dan Lina Anatan, 2007.

Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: PT.

Alfabet

Lukman, Sampara. 1999.

Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA-LAN

Prss

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat

Lovelock. 2002.

Principles of Service Marketing and Management, 2

nd

Edition.

Pearson Education. New Jersey

M., Mizar, Alfian., dan Mawardi, Muhjidin. 2008. Kerangka Konseptual Model

Adopsi Teknologi Untuk Industri Kecil Pengolahan Hasil Pertanian.

Jurnal

Teknologi dan Manajemen Informatika. Universitas Merdeka Malang.

Fakultas Teknologi Informasi.

Miarso. 2007. Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Pustekom Diknas.

(11)

Nur, Iim Ibrahim. 2010. Analisis Penerapan Sistem Pelaporan Pajak dengan

Aplikasi E-Filing secara Online. Ultima Infosys. ISSN 208 5-4579

Pandiangan, Liberti, 2008,

Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan

Berdasarkan Undang-Undang Terbaru, PT Elex Media Komputindo,

Jakarta.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Per

39/PJ/2011. Tentang Tata Cara

Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang

Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770s Atau 1770ss Secara E-Filing

Melalui Website Direktorat Jenderal Pajak (

www.pajak.go.id

).

Philip Kotler, Gary Armstrong; alih bahasa, Alexander Sindoro, 2004,

Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi kesembilan, Jilid 2, Jakarta: Penerbitan PT Indeks.

Pratama Rahardja dan Mandala Manurung,

Teori Ekonomi Makro: Suatu

Pengantar, Lembaga Penerbit FE UI, 2008

Rambat Lupiyoadi. 2001.

Manajemen Pemasaran Jasa Edisi I. Yogyakarta:

Salemba Empat

Ratminto dan Atik Winarsih. 2005.

Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Raymond McLeod, Jr. 2001.

Sistem Informasi.

Edisi 7 Jilid 2. Jakarta:

Prenhallindo

Sarosa, Samiaji, dan Zowghi Didar. 2003.

Strategy for Adopting Information

Technology for SMEs : Experience In Adopting Email Within an Indonesian

Furniture Company. Electronic Journal of Information Systems Evaluation

Vol. 6 Issue 2 PP. 165

176

Schiffman & Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen (edisi 7). Jakarta: Prentice Hall

Siti Kurnia Rahayu. 2010.

Perpajakan Indonesia : Konsep & Aspek Formal.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofia Mardika Ulfa. 2010. Reformasi Birokrasi Dalam Pelayanan Publik (Studi

Pelayanan Electronic Filing System Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sidoarjo Utara). Jurnal Ilmu Admintrasi.

(12)

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 45/PJ/2007 Tentang Pelayanan

Prima

Suryadi. 2007. Strategi mengelola Public Relations Organisasi. Jakarta: EDSA

Mahkota

Sutabri, Tata. 2013. Analisis Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta

Sutarman.2009. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Bumi Aksara

Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi. Yogyakarta: Andi

Tim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Turban, Rainer dan Potter. 2005. Information Technology. Wiley: USA

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, & Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya

Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit

Genesis

(13)

vi

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Alloh

SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

mampu menyelesaikan penyusunan skripsi

tentang “Pengaruh

Kualitas Teknologi

Informasi dan Penerapan e-Filing Terhadap Kualitas Pelayanan (survei pada

Wajib Pajak Orang Pribadi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero))

”.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

sidang akhir guna memperoleh gelar sarjana ekonomi

Program Studi Akuntansi di

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung yang di bimbing oleh Ibu

Dr. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak., Ak., CA.

Penulis menyadari dalam penyusunan ini masih banyak terdapat

kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena

keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Untuk itu,

penulis sangat mengharapkan kritik atupun saran yang sifatnya membangun

sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan yang bagi peningkatan

kemampuan penulis dimasa yang akan datang.

Begitu banyak bimbingan, bantuan maupun dorongan yang penulis

peroleh selama masa penyusunan penelitian ini, maka dalam kesempatan ini,

perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar

besarnya

(14)

vii

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3.

Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi.

4.

Wati Aris Astuti, SE., M.Si. Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5.

Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Wali Ak-1. Terima kasih atas

doa dan dukungan.

6.

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., CA, Selaku Dosen Pembimbing.

Terima kasih atas bimbingannya selama ini, terimakasih telah membantu,

memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

7.

Seluruh Bapak/ Ibu Dosen dan Karyawan/I Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

8.

Seluruh Staf dan Pegawai yang bekerja di Kantor PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Kota Bandung.

9.

Bapak dan Mamah terima kasih atas kasih sayang, dukungan moril

maupun materil, do’a dan nasihat, serta pengorbanan dan segala yang telah

di berikan dalam membesarkan dan mendidik penulis sampai penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10.

Kakak ku tersayang (Rustini dan Yuyun Sriwahyuni) yang telah

(15)

viii

Toni, Rieke, Fajar, Afri, Rezha, Anna, Susan, Rindi, Vita, Fitriana.

13.

Rekan-rekan mahasiswa SI Akuntansi Angkatan 2010 Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia Khususnya kelas AK-1 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas do’a dan dukungannya.

Akhir kata sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk

semuanya, atas segala bantuan dan dukungannya selama ini. Semoga Alloh SWT

membalas lebih dari semua kebaikanya yang telah kalian berikan kepada penulis,

Amin.

Bandung, Juli 2014

Penulis

(16)

10

2.1

Kajian Pustaka

2.1.1

Kualitas Teknologi Informasi

2.1.1.1

Informasi

Abdul Kadir (2002:31); McFadden dkk (1999) menyatakan bahwa:

“I

nformasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga

meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut

.

Menurut Bodnar (2000:1) menyatakan bahwa:

“Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk

mengambil keputusan yang tepat”.

Berdasarkan

definisi-definisi

di

atas,

maka

informasi

dapat

dikatakan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang digunakan untuk pengambilan

keputusan.

Menurut Mc. Leod (1997) dalam Deni Darmawan (2012:2-3) menyatakan

bahwa suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Akurat, artinya informasi mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui oengujian

oleh dua orang atau lebih yang berbeda-beda dan apabila hasil

pengujian tersebut hasilnya sama, maka dianggap data tersebut

akurat.

2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersadia atau ada pada saat

informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam

lagi.

(17)

maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di

berbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

4. Lengkap, artiny

a informasi harus diberikan secara lengkap”.

Menurut Al-Bahra (2005:11) menyatakan bahwa kualitas informasi

(Quality of Information) sangat dipengaruhi atau ditentukan sebagai berikut:

a. Relevan (relevancy)

Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap

kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang

akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan

benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan

sebagai sebuah bentuk aktivitas yang konkrit dan mampu

dilaksanakan, dan dibukti kan oleh siapa saja.

b. Akurat (accuracy)

Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan

informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh pesan

telah benar/sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah

lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security).

c. Tepat Waktu (timeliness)

Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu,

laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

d. Ekonomis (economy)

Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, seperti

biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal,

informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas

terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

e. Efisien (efficiency)

Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang

sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan romantik),

namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau

bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang

menerimanya.

f. Dapat dipercaya (reliability)

Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber

tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Misalkan output suatu

program komputer, bisa dikategorikan sebagai

reliability, Karena

program komputer akan memberikan output sesuai dengan input

yang diberikan, dan outputnya tidak pernah dipengaruhi oleh

iming-iming jabatan, ataupun setumpuk nilai rupiah

.

2.1.1.2

Teknologi

(18)

menyatakan bahwa:

“T

eknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan

manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan

memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,

pancaindra, dan otak manusia

.

Menurut Ellul dalam Miarso (2007:131) menyatakan bahwa:

Teknologi adalah keseluruhan metode yang secara rasional mengarah

dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia

.

Sedangkan menurut Miarso (2007:62) menyatakan bahwa:

“T

eknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses

tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk, produk yang

dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu

menjadi bagian integral dari suatu sistem

.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa teknologi

sebagai cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan yang secara rasional

mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia yang

meningkatkan nilai tambah.

Menurut Tata Sutabri (2013: 54) menyatakan bahwa:

“Teknologi diciptakan untuk mempermudah pekerjaan sehingga

meningkatkan kualitas kerja untuk menjadi lebih efektif dan efisien.

Contohnya: teknologi seluler, teknologi internet (e-mail, website, forum,

Blog

, dll)”.

2.1.1.3

Teknologi Informasi

Everett M Rogers (1986) dalam Deni Darmawan (2012:17) menyatakan

bahwa:

(19)

Lucas (2000) dalam Deni Darmawan (2012:16-17) menyatakan bahwa:

“T

eknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan

untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik

seperti mikrokomputer, komputer mainframe, pembaca barcode, software

pemroses transaksi perangkat lunak untuk lembar kerja, peralatan

komunikasi dan jaringan

.

Menurut McKeown (2001) dalam Suyanto (2005:10) menyatakan bahwa:

“T

eknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang

digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan

informasi dalam segala bentuknya

.

Haag dan Keen (1996) dalam Abdul Kadir dan Terra Ch Triwahyuni

(2003:2) menyatakan bahwa:

“T

eknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda

bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan

dengan pemrosesan informasi

.

Willian dan Sawyer (2003) yang dikutip Abdul Kadir dan Terra Ch

Triwahyuni (2003:2) dalam bukunya pengenalan teknologi informasi, menyatakan

bahwa:

“T

eknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi

(computer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa

data, suara, dan video

.

Abdul kadir (2003:2) juga menyatakan bahwa:

(20)

Adapun menurut Information Technology Association of America

(ITAA)

yang dikutip oleh Sutarman (2009:13) menyatakan bahwa:

“Teknologi informasi

adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis

komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras

komputer”.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa teknologi

informasi sebagai gabungan antara komputer dengan jalur komunikasi

berkecepatan tinggi yang membantu anda bekerja dengan informasi dapat berupa

aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer.

2.1.1.4

Kualitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan bahwa:

“K

ualitas (quality) adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat

atau taraf; mutu

.

Menurut American Society for Quality Control (Kotler, 2008:129)

menyatakan bahwa:

“K

ualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang

berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau yang tersirat

.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kualitas

sebagai tingkat baik buruknya sesuatu berdasarkan fitur dan karakteristik produk

atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan

(21)

2.1.1.5

Kualitas Teknologi Informasi

Menurut Deni Darmawan (2012:17) menyatakan bahwa:

Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunannya adalah teknologi

dan informasi. Maka yang dimaksud dengan teknologi informasi yang

berkualitas merupakan hasil rekayasa manusia terhadap proses

penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga:

a.

Lebih cepat;

b.

Lebih luas sebarannya;

c.

Lebih lama penyimpanannya

.

2.1.1.6

Indikator Teknologi Informasi dengan pendekatan TAM

Technology Acceptance Model (TAM) adalah suatu model untuk

memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan

menggunakan teknologi tersebut dalam pekerjaan individual pengguna. Model

Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis F.D (1989)

merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian

Sistem Informasi (SI) karena model ini lebih sederhana, dan mudah diterapkan.

Model TAM sebenarnya diadopsi dari model

The Theory of Reasoned Action

(TRA), yaitu teori tindakan yang dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi

seseorang terhadap suatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut.

Teori ini membuat model prilaku seorang sebagai suatu fungsi dari tujuan

perilaku. Tujuan perilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut. Model

TAM menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua

variabel yaitu kemanfaatan (usefulness) dan Kemudahan penggunaan (ease to use)

(22)

intention). Kemanfaatan (usefulness) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan

pengguna bahwa dengan menggunakan sistem, maka pengguna akan dapat

meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan Kemudahan Penggunaan (ease to use)

didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat

digunakan dengan mudah dan dapat dipelajari sendiri. Kedua variabel model

TAM tersebut dapat menjelaskan aspek keprilakuan pengguna (Davis et al, 1989).

Kedua variabel tersebut memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang sudah

teruji secara empiris.

TAM merupakan model penerimaan teknologi yang paling berpengaruh

dan paling banyak digunakan pada studi di bidang Technology Information (Lee

et al., 2003:42). Studi TAM terdahulu secara luas telah menggunakan berbagai

jenis model dengan maksud untuk mendapatkan cara pandang yang lebih luas

serta penjelasan yang lebih baik mengenai proses penerimaan teknologi pada

individu (Legris et al., 2003).

Menurut Davis

et al. (1989) indikator teknologi informasi dengan

menggunakan pendekatan TAM adalah sebagai berikut:

1. Mudah untuk dipelajari (ease of learn)

Yaitu Tingkat kualitas yang menggambarkan usaha yang diperlukan

oleh pemakai untuk mengerti perangkat lunak. Kondisi ideal adalah

usaha yang dilakukan seminimal mungkin.

2.

Controllable;

3. Jelas dan dapat dimengerti (clear and understandable);

4. Mudah untuk beradaptasi (flexible);

5.

Ease to become skillful;

6. Mudah untuk digunakan (ease to use)

Ease of use

dipergunakan untuk menyatakan kemudahan yang

dimiliki oleh perangkat lunak terutama dalam hal instalasi,

implementasi, input data, dipelajari, digunakan dan perawatan.

7. Bekerja lebih cepat (work more quickly);

(23)

9. Meningkatkan produktivitas (increase productivity);

10. Membuat pekerjaan lebih mudah (makes job easier);

11. Berguna (useful)

Usefulness mengukur apakah perangkat lunak yang telah kita bangun

dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan user dengan

menilai apakah ada kesalahan-kesalahan proses yang terjadi, adanya

ketidak sesuaian dengan prosedur sistem di perusahaan dan

sebagainya

.

Menurut Sudarmo dalam M. Alfian Mizar dan Muhjidin Mawardi (2008),

merinci kinerja atau keberhasilan teknologi diukur dari empat faktor yang

merupakan tolak ukur untuk mengevaluasi teknologi, faktor tersebut adalah:

“1.

Kelayakan teknis, teknologi harus menghasilkan nilai tambah,

mempunyai fitur atau kemampuan beragam untuk memenuhi

keperluan yang makin beragam, hemat dalam menggunakan

sumberdaya termasuk energi, awet, dan faktor teknis lainnya.

2.

Faktor ekonomis, teknologi harus menghasilkan produktivitas ekonomi

atau keuntungan finansial. Salah satu cara untuk mengevaluasi

produktifitas teknologi adalah menghitung rasio output rupiah

dibandingkan dengan input rupiah.

Teknologi

yang

tidak

menghasilkan

keuntungan,

disebut

nonpervorming, tidak berkinerja. Teknologi yang

non-pervorming

biasanya tidak sustainable, tidak berkelanjutan perkembangannya.

3.

Faktor ketiga, teknologi harus dapat diterima masyarakat pengguna

(user). Teknologi dapat diterima karena memang diperlukan dan

bermanfaat bagi pengguna, disenangi, mudah dipakai, dapat dibeli

dengan harga terjangkau, serta tidak bertentangan dengan budaya dan

kebiasaan masyarakat pengguna.

4.

Faktor keempat, teknologi harus serasi dengan lingkungan, faktor ini

akan menentukan

sustainability keberadaan teknologi ditengah

masyarakat pengguna

.

Menurut Sarosa dan Zowghi (2003), indikator atau alat ukur dari

Teknologi Informasi dapat diukur dengan 5 indikator sebgai berikut:

1. Intensitas Teknologi Informasi;

2. Ketersediaan tenaga Ahli;

3. Investasi pada teknologi;

(24)

Berdasarkan uraian diatas, maka indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menurut Davis et al. (1989) dengan pendekatan TAM adalah

sebagai berikut:

1.

Mudah untuk dipelajari (ease of learn);

2.

Jelas dan dapat dimengerti (clear and understandable);

3.

Mudah untuk beradaptasi (flexible);

4.

Mudah untuk digunakan (ease to use);

5.

Bekerja lebih cepat (work more quickly);

6.

Membuat pekerjaan lebih mudah (makes job easier);

7.

Berguna (useful).

2.1.2

E

-

Filing

2.1.2.1

Pengertian

E-filing

Menurut PER-39/PJ/2011 menyatakan bahwa:

E-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik

yang dilakukan secara

online dan real time melalui internet pada website

Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi

atau Application Service Provider (ASP)

.

Menurut Liberty Pandiangan (2008:38) menyatakan bahwa:

E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui

sistem online dan realtime

.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:132) menyatakan bahwa:

(25)

Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa e-filing sebagai cara

pelaporan atau penyampaian SPT tahunan orang pribadi yang dilakukan secara

online dan real time melalui website DJP atau Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

2.1.2.2

Indikator

E-filing

Menurut Mcleod (2001:9) Salah satu bagian sistem informasi yaitu

sistem pemrosesan transaksi/transaction processing system (TPS). Sistem

pemrosesan transaksi merupakan subsistem input yang mempunyai peranan

penting dalam aktivitas organisasi dengan cara mengumpulkan data dari

sumber-sumber baik dari dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan, dan

mentransformasikannya kedalam database.

Menurut Hendi Haryadi (2009:53) komponen dasar yang bisa dijadikan

pegangan dalam memilih sistem kearsipan elektronik yaitu:

“1.

Ketersedian yang luas dan akses yang fleksibel

Caranya dengan menyediakan beberapa cara untuk mengakses file.

dengan level akses yang luas akan menghemat dana modal suatu

jaringan karena pemanfaatannya yang optimal. Metode yang biasa

digunakan untuk mengintergrasikan seluruh komputer dengan setiap

pengguna (client based user interface) akan memungkinkan

penscan-an pengindeksan, atau penemuan kembali suatu arsip.

Manajemen arsip elektronis harus dapat memenuhi kebutuhan

masing-masing pengguna dengan lokasi yang berbeda.

2. Keamanan yang komprehensif

Sebuah organisasi yang menginplementasikan arsip elektronis

dengan dokumen yang bervariasi hendaknya meningkatkan

keamanan dengan melakukan kontrol akses yang komprehensif dan

sederhana. Hal ini akan memungkinkan administrator sistem

mengontrol folder dan dokumen apa yang bisa diakses, dilihat, di

copy

, bahkan di edit atau dihapus oleh seorang pengguna”.

Menurut Lai

et al. (2005:93) menyatakan bahwa

e-filing

dipengaruhi

(26)

1.

usage intention (minat penggunaan);

2.

attitude (sikap);

3. perceived ease of use (kemudahan penggunaan persepsi);

4. perceived usefulness (kegunaan persepsi); dan

5. compliance (kepatuhan)

.

Menurut Hall (2001:84) sistem pengolahan data dengan komputer dibagi

menjadi dua kelompok besar yaitu:

“1.

Sistem Batch

Sistem

Batch

mengatur transaksi kedalam kelompok-kelompok

pemrosesan. Dalam pendekatan ini, selalu terdapat jeda waktu (time

lag) antara titik timbulnya suatu peristiwa ekonomi dan titik dimana

peristiwa itu direfleksikan dalam akun-akun perusahaan. Panjangnya

jeda waktu tersebut bergantung pada frekuensi pemrosesan batch.

Sementara menurut Nugroho Widjajanto (2001:65) menyatakan

komputer menggunakan

batch processing

apabila data-data

perubahan dan permintaan data terhadap suatu file tidak dapat

dilakukan setiap saat, melainkan secara periodik. Proses updating file

tidak dapat dilakukan seketika, karena data-data yang akan diolah

harus ditumpuk dulu dan prosesnya dilakukan menurut jadwal.

2.

Sistem Real Time

Sistem

real time memproses transaksi secara individual pada saat

peristiwa ekonomi muncul. Karena

record tidak dikumpulkan

batches, tidak terdapat jeda waktu antara munculnya peristiwa

ekonomi dan pencatatannya. dan menurut Nugroho Widjajanto

(2001:67) menyatakan dalam realtime application transaksi yang

akan digunakan untuk bahan

updating file diproses secara langsung

segera, atau pada saat transaksi tersebut terjadi. Dengan demikian,

master file dalam suatu sistem

realtime selalu menunjukkan

informasi yang mutakhir

.

Berdasarkan uraian di atas, maka indikator yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1.

Kemudahan penggunaan (Lai et al., 2005:93);

(27)

2.1.3

Kualitas Pelayanan

2.1.3.1

Pengertian Kualitas

Pengertian kualitas menurut Lena Ellitan dan Lina Anatan (2007:44)

menyatakan bahwa:

“Kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungan yang memenuhi harapan pelanggan

.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan bahwa:

Kualitas (quality) adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat

atau taraf; mutu

.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kualitas

merupakan tingkat baik buruknya sesuatu berdasarkan fitur dan karakteristik

produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan konsumen.

2.1.3.2

Pelayanan

Menurut Lovelock (2002:5) menyatakan bahwa:

”P

elayanan didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan

dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu,

sebagai hasil dan tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan

dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut

.

Menurut Kotler (2003: 85) menyatakan bahwa:

”P

engertian pelayanan yaitu setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak

(28)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004: 191) menyatakan bahwa:

“P

elayanan merupakan suatu hal yang penting, sebab peningkatan

daripada pelayanan itu sendiri dapat meningkatkan kepuasan pelanggan

dan pada waktu yang bersamaan dapat meningkatkan keuntungan bagi

perusahaan

.

Ratminto dan Atik Winarsih (2005:2) menyatakan bahwa:

Definisi pelayanan menurut Gronroos adalah suatu aktivitas atau

serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai

akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal

lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud

untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan

.

Pengertian Pelayanan yang ditulis Kotler yang dialih Bahasa oleh

Aleksander Sindoro (2004:58) menyatakan bahwa:

”Pelayanan sebagai suatu tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Produknya dapat berupa fisik dan

non fisik”.

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-45/PJ/2007

menyatakan bahwa:

“Pelayanan adalah sentra dan indikator utama untuk membangun citra DJP,

sehingga kualitas pelayanan harus terus menerus ditingkatkan dalam

rangka mewujudkan harapan dan membangun kepercayaan Wajib Pajak

terhadap DJP”

.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pelayanan

sebagai suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata

yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya untuk

menyediakan kepuasan pelanggan.

2.1.3.3

Pengertian Kualitas Pelayanan

(29)

oleh Lena Ellitan dan Lina Anatan (2007:47) menyatakan bahwa:

“Kualitas pelayanan merupakan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat

pelayanan yang diberikan mampu menyesuaikan dengan ekspektasi

pelanggan, jadi kualitas pelayanan diwujudkan melalui pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaian

pelayanan tersebut membagi harapan pelanggan”.

Menurut Zeithaml dan Bitner (2002:40) menyatakan bahwa:

”Kualitas pelayanan (jasa) adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan”.

Menurut Handi Irawan (2002:38) menyatakan bahwa:

“K

ualitas pelayanan merupakan salah satu factor yang dapat mendorong

kepuasan pelanggan

.

Menurut LAN (2003:17) menyatakan bahwa:

Kualitas pelayanan juga diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan

dengan terpenuhinya harapan/kebutuhan pelanggan, dimana pelayanan

dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk dan jasa

(pelayanan) sesuai dengan

kebutuhan dan harapan pelanggan”

.

Menurut Albrecht dan Zemke (dalam Dwiyanto, 2005:145) menyatakan

bahwa:

“K

ualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek,

yaitu sistem pelayanan, sumber daya manusia pemberia pelayanan, strategi,

dan pelanggan (customers)

.

Menurut Ibrahim (2008:22) menyatakan bahwa:

(30)

Dan menurut Barata (2004:205-273) dalam kualitas pelayanan harus

memberikan pelayanan yang prima dimana menurut Barata (2004:205-273)

terdapat tiga konsep yang harus dijalankan oleh pihak yang melayani dalam

memberikan pelayanan yang prima yaitu:

“1.

Pelayanan prima berdasarkan konsep dan sikap (attitude) yaitu suatu

layanan kepada pelanggan dengan menonjolkan sikap yang baik dan

menarik antara lain melayani pelanggan dengan penampilan serasi,

berpikiran positif dan dengan sikap menghargai pelanggan.

2.

Pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian (attention) yaitu suatu

layanan kepada pelanggan.

3.

Pelayanan prima berdasarkan konsep tindakan (Action) yaitu

serangkaian perbuatan nyata yang dilakukan untuk mewujudkan

pemberian layanan yang terbaik bagi pelanggan

.

Maka dari tiga konsep pelayanan tersebut dapat dikatakan bahwa sikap

(attitude) dan perhatian (attention) dalam melakukan pelayanan yang baik adalah

dasar bagi pemberi layanan memberikan pelayanan yang secara nyata akan

terwujud menjadi suatu kesatuan bentuk pelayanan yang baik ketika melakukan

berbagai tindakan (action) terbaik untuk melayani pelanggan (Barata,

2004:205-273).

Pelayanan dikatakan berkualitas atau memuaskan bila pelayanan tersebut

dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Apabila masyarakat tidak

puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat

dipastikan tidak berkualitas atau tidak efisien. Karena itu, kualitas pelayanan

sangat penting dan selalu fokus kepada kepuasan pelanggan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kualitas

pelayanan sebagai ukuran baik buruknya pelayanan yang diberikan mampu

(31)

jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitasnya ditentukan

pada saat terjadinya pemberian pelayanan tersebut.

2.1.3.4

Indikator Kualitas Pelayanan

Dimensi Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) oleh Parasuraman (1998)

dibagi menjadi lima dimensi

SERVQUAL diantaranya adalah (Lupiyoadi,

2001:148):

“1.

Bukti Fisik (Tangibles)

Yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya

kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan

prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkugan sekitarnya adalah

bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang

meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain sebagainya),

perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta

penampilan pegawainya.

2.

Kehandalan (Reliability)

Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai

yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai

dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan

yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang

simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

3.

Ketanggapan (Responsiveness)

Yaitu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang

cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian

informasi yang jelas.

4.

Jaminan dan Kepastian (Assurance)

Yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada

perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi,

kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.

5.

Empati (Empathy)

Yaitu memberikan perhatian yag tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu untuk

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

(32)

pajak atas kebutuhan wajib pajak, dan kemampuan petugas untuk

mampu memberikan perhatian secara personal

.

Menurut Doll and Torkzadeh (1988) dalam Noershidah Mohamed

et al.,

(2009) ada 5 dimensi di dalam pengukuran tingkat kualitas pelayanan, yaitu:

“1.

Content (isi) dimensi ini mengukur kepuasan pengguna ditinjau dari

sisi isi suatu sistem. Isi sistem biasanya berupa fungsi dan model yang

dapat digunakan oleh pengguna sistem dan juga informasi yang

dihasilkan oleh system.

2.

Accuracy (ketepatan) mengukur kepuasan pengguna dari sisi

keakuratan data ketika sistem menerima input juga mengolahnya

menjadi informasi. Keakuratan sistem diukur dengan melihat seberapa

sering sistem menghasilkan output yang salah ketika mengolah input

dari pengguna, selain itu dapat dilihat pula seberapa sering terjadi error

atau kesalahan dalam proses pengolahan data.

3.

Format dimensi ini mengukur kepuasan pengguna dari sisi tampilan

dan estetika antarmuka sistem, format laporan atau informasi yang

dihasilkan oleh sistem apakah antar muka sistem itu menarik dan

apakah tampilan sistem memudahkan pengguna ketika menggunakan

sistem sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap

tingkat efektifitas dari pengguna.

4.

Ease of use (kemudahan pengguna), mengukur kepuasan pegguna dari

sisi kemudahan pengguna atau user friendly dalam menggunakan

sistem, seperti proses memasukan data, mengolah data, dan mencari

informasi yang dibutuhkan.

5.

Timeliness (ketepatan waktu), mengukur kepuasan pengguna dari sisi

ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan data dan

informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem yang tepat waktu

dapat dikategorikan real-time, berarti setiap permintaan atau input

yang dilakukan oleh pengguna akan langsung di proses dan output

akan ditampilkan secara cepat tanpa harus menunggu lama

.

Berdasarkan uraian di atas, maka indikator dalam penelitian ini adalah

menurut Noershidah Mohamed et al. (2009) sebagai berikut:

1.

Content (Isi);

2.

Accuracy (Ketepatan);

(33)

2.2

Kerangka Pemikiran

Perkembangan era globalisasi sekarang ini ditandai oleh berbagai macam

perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sebagai contoh yang sangat

terlihat dan kontras yaitu perkembangan di bidang teknologi yang dari tahun ke

tahun juga mengalami perkembangan pesat (Risal C.Y. Laihad, 2013:45). Lebih

lanjut menurut Risal C.Y. Laihad (2013:45) mengantisipasi perkembangan

informasi dan teknologi tersebut, DJP berusaha untuk memenuhi aspirasi Wajib

Pajak (WP) dengan mempermudah tata cara pelaporan Surat Pemberitahuan

(SPT) baik itu SPT Masa maupun SPT Tahunan. Menurut Dewi (2009),

pembaharuan dalam sistem perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Perpajakan tersebut tidak lain adalah sebagai bagian dari reformasi perpajakan

(tax reform), khususnya administrasi perpajakan. Berbagai terobosan yang terkait

dengan aplikasi Teknologi Informatika dalam kegiatan perpajakan pun terus

dilakukan guna memudahkan, meningkatkan serta mengoptimalisasikan

pelayanan kepada Wajib Pajak (Novarina, 2005).

Menurut Nurul Citra N (2012:16) mengatakan bahwa pembaharuan dalam

sistem perpajakan ini ditandai dengan penerapan teknologi informasi terkini

dalam pelayanan perpajakan, peningkatan pelayanan perpajakan ini terlihat

dengan dikembangkannya administrasi perpajakan modern dan teknologi

informasi di berbagai aspek kegiatan, perubahan mendasar yang berkaitan dengan

modernisasi pajak terjadi di awal tahun 2005 yaitu dilaksanakannya jenis

(34)

pemberitahuan dan penyampaian perpanjangan surat pemberitahuan tahunan

menggunakan elektronik (e-filing).

Penggunaan

e-filling

ini dilakukan bertujuan agar Wajib Pajak

memperoleh kemudahan dalam memenuhi kewajibannya, sehinggga pemenuhan

kewajiban perpajakan dapat lebih mudah dilaksanakan dan tujuan untuk

menciptakan administrasi perpajakan yang lebih tertib dan transparan dapat

dicapai (Gowinda, 2010). Hal ini akan dapat membantu memangkas biaya dan

waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan

melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu (Dewi, 2009).

Pelaku pelayanan umum di Indonesia adalah aparatur negara sebagai abdi

negara dan abdi masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok yang dominan

baik dalam hal peran layanannya maupun dalam hal jumlah layanan yang

diberikan oleh pemerintah untuk memenuhi kepentingan umum (Has Moenir,

2006). Pelayanan publik yang berkualitas adalah salah satu pilar untuk

mewujudkan berubahnya penyelenggaraan Pemerintah yang berpijak pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemerintah sebenarnya menyadari bahwa

masyarakat sudah menyerahkan mandat dan wewenang kepada Pemerintah untuk

memberikan ketentuan pelayanan publik (Monang Sitorus, 2007). Masih menurut

Monang Sitorus (2007) bahwa para pejabat publik mempunyai tanggungjawab

moral dalam mengatur dan memimpin kehidupan berbangsa dan bernegara

(35)
[image:35.595.114.488.106.511.2]

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.2.1

Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Pelayanan

Menurut Iim Ibrahim Nur (2010:23) menyatakan bahwa:

Berbagai terobosan terkait dengan aplikasi teknologi informasi dalam

sistem perpajakan terus dilakukan dalam rangka intensifikasi perpajakan.

Tujuannya adalah guna kemudahan, peningkatan dan optimalisasi

pelayanan kepada Wajib Pajak, sehingga akan diperoleh peningkatan

pendapatan negara dari sektor perpajakan”.

Menurut Turban, et al., (2005:183) menyatakan bahwa:

“Di era modern sekarang teknologi informasi mempengar

uhi banyak hal,

termasuk dalam hal pelayanan. Pada kondisi ini sebuah entitas (unit)

pemerintah menyediakan layanan kepada warganya memalui teknologi EC.

Reformasi perpajakan (Tax Reform)

Penerapan E-Filing Kualitas

Teknologi Informasi

Pelaporan SPT secara online tanpa harus

datang ke KPP Kemudahan, peningkatan

dan optimalisasi pelayanan menggunakan

teknologi

Wajib Pajak Kualitas Wajib Pajak

(36)

Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit

pemerintah lainnya serta dengan berba

gai perusahaan”.

Menurut Suryadi (2007:60) menyatakan bahwa:

“Komputer digunakan untuk menghasilkan informasi bagi pihak

manajemen bank sendiri dan juga untuk meningkatkan pelayanan kepada

nasabah bank. Layanan kepada nasabah seperti informasi saldo, informasi

transaksi yang pernah dilakukan oleh nasabah, transaksi pembayaran

telepon atau tagihan kartu kredit, tagihan listrik maupun transfer dana”.

Ada juga penelitian menurut Dian Apriadi (2010) menyatakan bahwa:

“T

erdapat hubungan yang positif dan signifikan antara layanan teknologi

informasi bank terhadap kualitas pelayanan

.

Berdasarkan teori penghubung dan hasil penelitian sebelumnya di atas,

maka dapat dikatakan bahwa teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan. Teknologi informasi yang baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

2.2.2

Pengaruh

E-filing

Terhadap Kualitas Pelayanan

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:99) menyatakan bahwa:

“Selain itu pembaruan sistem perpajakan juga melakukan pembenahan

aparatur perpajakan, dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan

dalam rangka memahami, menguasai dan melaksanakan peraturan

perpajakan yang baru. Bagi instansi pajak juga menekankan pada

peningkatan pelayanan kepada wajib pajak, agar dapat mendorong

kepatuhan wajib pajak yang akhirnya akan mempengaruhi peningkatan

penerimaan pajak. Selain itu juga membenahi baik menyangkut prosedur,

tata kerja, disiplin maupun mental”.

Menurut Suyanto (2005:331) menyatakan bahwa:

(37)

Menurut Haula Rosdiana dan Edi Slamet Irianto (2011:30) menyatakan

bahwa:

“Keberadaan

e-filing yang bisa disampaikan secara online, akan

memudahkan pelayanan terhadap wajib pajak, karena wajib pajak tidak

harus menyampaikannya secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak”.

Menurut Rapina (2011) menyatakan bahwa:

“Tingkat kepuasan pajak tercermin dalam

ketepatan waktu dalam

menyampaikan SPT karena kemudahan e-filing, berkurangnya denda atau

penalti atas keterlambatan pembayaran angsuran pajak karena kesulitan

pengisian formulir”.

Ada juga penelitian menurut Sofia Mardika Ulfa (2011) menyatakan

bahwa:

“Terdapat pengaruh yang positif antara

e-filing dengan kualitas pelayanan

yang berdasarkan teori kualitas pelayanan dari Parasuraman yang terdiri

dari reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangibles

.

Berdasarkan teori-teori penghubung dan hasil penelitian sebelumnya di

atas, maka dapat dikatakan bahwa

e-filing berpengaruh terhadap kualitas

pelayanan. Penerapan e-filing yang baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

Berdasarkan Kerangka pemikiran di atas maka paradigma penelitian ini

(38)
[image:38.595.129.503.107.359.2]

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

2.3

Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati (2010:20) adalah sebagai

berikut:

1. Merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah

penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran.

2. Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya

harus di uji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan data

dilapangan).

3. Kesimpulan yang sifatnya masih sementara perlu di uji secara empiris

melalui suatu analisis (berdasarkan data di lapangan)”.

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang diberikan

peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan

kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas penulis memberikan hipotesis

bahwa:

Kualitas Teknologi Informasi

(X1)

- Deni Darmawan (2012:17)

- Suyanto (2005:10) - Abdul kadir (2003: 2)

Penerapan E – Filing (X2)

- Hendi Haryadi (2009: 52) - PER-39/PJ/2011

- Siti Kurnia Rahayu (2010:132)

Kualitas Pelayanan (Y)

- Dwiyanto, 2005: 145) - Ibrahim (2008:22)

- Lena Ellitan dan Lina Anatan (2007:47)

- Iim Ibrahim Nur (2010: 23) - Turban, et al., (2005: 183) - Suryadi (2007:60)

- Dian Apriadi (2010)

- Siti Kurnia Rahayu (2010: 99) - Haula Rosdiana dan Edi Slamet

(39)

H

1

: Kualitas Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kualitas

Pelayanan.

(40)

134

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas

teknologi informasi dan penerapan

e-filing terhadap kualitas pelayanan, maka

pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan sekaligus

memberikan saran sebagai berikut:

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada wajib pajak orang pribadi di PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.

Kualitas teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan

Ketidaknyamanan wajib pajak dalam menggunakan aplikasi yang dibuat

oleh DJP terjadi karena teknologi informasi yang digunakan belum

berkualitas, ditandai dengan:

a.

Aplikasi yang dibuat oleh DJP belum sepenuhnya mudah untuk

dipelajari.

b.

Aplikasi yang dibuat oleh DJP belum dianggap mudah untuk

digunakan.

c.

Masih dianggap kurang jelas untuk dimengerti dalam memakai

aplikasi yang dibuat oleh DJP.

d.

Aplikasi yang dibuat oleh DJP tidak membuat pekerjaan lebih cepat

dalam hal ini untuk pelaporan SPT karena masih belum mengerti

(41)

e.

Aplikasi yang dibuat oleh DJP masih dianggap sulit dilakukan karena

tidak semua wajib pajak sudah terbiasa dengan internet (teknologi).

f.

Fungsi dari aplikasi yang dibuat oleh DJP dalam rangka

meningkatkan pelayanan masih belum dirasakan karena masih banyak

yang belum mencoba dan belum terbiasa dengan internet.

g.

Masih banyak yang belum menggunakan aplikasi yang dibuat oleh

DJP dikarenakan belum terbiasa dengan internet (teknologi).

2.

Penerapan e-filing berpengaruh terhadap kualitas pelayanan

Ketidaknyamanan wajib pajak dalam menggunakan aplikasi yang dibuat

oleh DJP terjadi karena penerapan e-filing yang belum maksimal, ditandai

dengan:

a.

Tingkat kemudahan dalam menggunakan aplikasi yang dibuat oleh

DJP dalam hal ini

e-filing yang ditujukan untuk mempermudah

pelayanan pelaporan SPT masih dianggap tidak mudah untuk

menggunakanya.

b.

Masih adanya keraguan akan keamanan dan kerahasian data SPT

yang dilaporkan sehingga yang menggunakan aplikasi buatan DJP

dalam hal ini e-filing masih sedikit.

5.2

Saran

5.2.1

Saran Operasional

Disarankan untuk memperbaiki kualitas teknologi informasi dengan cara:

1

Kepada wajib pajak yang belum terbiasa dengan internet, disarankan

(42)

2

Wajib Pajak disarankan untuk menggunakan koneksi berkecepatan

tinggi yang disediakan oleh ISP (internet service provider) dan

memilih ASP yang handal dan tentu saja manajemen alokasi waktu

yang tepat.

3

Wajib pajak disarankan untuk menggunakan teknologi informasi

dalam hal pelayanan pajak karena memudahkan dan tidak menguras

waktu serta tenaga.

4

Sosialiasi kepada masyarakat akan sistem ini sangat diperlukan, hal

ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesalahan.

5

Dengan menggunakan teknologi informasi kertas yang digunakan

lebih sedikit karena yang dicetak hanya Induk SPT saja, sedangkan

dengan manual wajib pajak membutuhkan banyak kertas karena harus

mencetak banyak lampiran-lampiran.

6

Disarankan kepada wajib pajak untuk memanfaatkan pelayanan yang

disediakan oleh DJP dalam bentuk teknologi dengan tujuan agar wajib

pajak tidak perlu antri dan proses pelayanan menjadi lebih cepat.

7

Agar sistem ini dapat digunakan oleh Wajib Pajak secara merata,

maka penambahan Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) sangat

diperlukan.

Disarankan untuk memperbaiki Penerapan E-filing dengan cara:

1

Disarankan kepada wajib pajak untuk menggunakan

e-filing karena

penghitungan pajak dengan

e-filing menjadi semakin mudah karena

(43)

melaporkannya melalui internet tanpa harus datang ke Kantor

Pelayanan Pajak.

2

Disarankan agar Wajib Pajak selalu membuat

back up, baik untuk

data yang di-upload, maupun hasil

print out

dari sistem

e-filing

sekalipun pihak ASP memberikan jaminan keamanan data Wajib

Pajak.

5.2.2

Saran Pengembangan Ilmu

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang

sama dengan menambahkan indikator-indikator, populasi dan sample dengan

jumlah yang berbeda tetapi dengan topik yang sama. Karena teknologi informasi

akan terus-menerus berkembang dengan cepat, begitu juga dengan penerapan

e-filing yang tiap tahunnya akan terus diperbaiki demi terwujudnya pelayanan yang

(44)

Egi Nugraha Saputra

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universias Komputer Indonesia Email: eginugraha25@gmail.com

ABSTRAK

Masalah yang terjadi menunjuk an bahwa wajib pajak masih kesulitan dalam menggunakan teknologi yang dipakai oleh DJP akibat kurangnya sosialisasi yang diberikan dan

e-filing masih baru untuk WP, sehingga dirasa tidak mudah dalam dalam penggunaannya. Hal ini mengakibatkan pelayanan yang diterima belum maksimal.

Penelitian ini bert ujuan untuk menget ahui pengaruh Kualitas Teknologi Informasi

terhadap Kualitas Pelayanan dan mengetahui pengaruh Penerapan E-filing Terhadap Kualitas

Pelayanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan unit analisis yang diteliti adalah wajib pajak orang pribadi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling

dengan sampel sebanyak 78 responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu Structural E quation Model (SEM) dengan pendekat an Partial Least Square (P LS) dan data

yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Teknologi Informasi berpengaruh

Terhadap Kualitas Pelayanan dan Penerapan E -filing berpengaruh Terhadap Kualitas Pelayanan.

Kata Kunci : Kualitas Teknologi Informasi, Penerapan E-filing, Kualitas Pelayanan

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pelayanan publik oleh birok rasi publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara (Mahmudi, 2005:229). Masih menurut Mahmudi (2005:229) pelayanan publik adalah segal a kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kualitas pelayanan (qualit y service) berhubungan dengan kecocokan antara produk

layanan dengan kebutuhan dari pengguna pelayanan tersebut (Mahendra, 2008). Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai persepsi pengguna layanan mengenai baik buruknya suatu layanan dan atau diterima tidaknya suatu layanan. Kualitas pelayanan adalah sebuah kat a yang bagi peny edia jasa merupakan ses uatu yang harus dikerjakan dengan baik (S uprant o, 2006:226).

Permasalahan yang terjadi pada pelayanan terhadap Wajib Pajak berupa e-filing yaitu masih

terdapat kekurangan terlihat dari situs tersebut nampaknya sulit di akses lantaran penuhnya WP yang ingin membayar pajak, yang mengakibatkan ketidakny amanan wajib pajak dalam

menggunakan dan memanfaatkan pelayanan berupa e-filing dalam pelaporan SP T tahunan

orang pribadi (Kismantoro Petrus, 2013).

(45)

dirancang berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan

pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui pembentukan account representative dan compliant

center untuk menampung keberatan Wajib Pajak (Sri Rahayu dan Lingga, 2009). Lebih lanjut menurut Sri Rahayu dan Lingga (2009) mengatakan bahwa sistem administrasi perpajakan

modern juga mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan yang berbasis e-system seperti

e-SPT, e-filing, e-Payment, dan e-Registration yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang ditunjang dengan penerapan K od e Etik Pegawai Direktorat Jenderal

Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanak an tugas dan pelaksanaan good

governance.

Di bidang perpajakan khususnya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak telah diimplementasikan arsip elektronik (Winna Titis Sugihanti, 2011: 1). Masih menurut Winna Titis Sugihanti (2011:1-2) bahwa arsip elektronik dimanfaatkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mendokumentasikan semua arsip-arsipnya. Ini merupakan suatu pembaharuan dalam sistem perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, pelayanan berbasis komputerisasi merupakan salah satu upaya dalam penggunaan Teknologi Informasi yang tepat unt uk memudahkan pelayanan terhadap Wajib Pajak (Herry Susanto, 2012).

Menurut Agus Raharjo (2002:59) berdas arkan Rancangan Undang-undang tentang informasi dan transaksi elektronik, teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapk an, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi. Tek nologi informasi memaink an peranan penting dalam perekayasaan ulang dalam proses bisnis, yaitu dalam hal kecepatan, kemampua

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Gambar 3.1 Struktur Analisis Variabel Penelitian Secara Keseluruhan
Tabel 4.13
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama “X” dinilai dalam kategori baik dan secara

Jadi dengan tingginya kualitas pelayanan pajak yang ditunjukan oleh petugas pajak dalam melayanai wajib pajak, maka akan menumbuhkan perasaan nyaman pada wajib pajak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Wajib pajak orang pribadi memberikan tanggapan yang positif terhadap kualitas pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh secara signifikasi terhadap kepatuhan wajib

Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas, pengetahuan perpajakan dan kualitas pelayanan pajak masing-masing secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Implementasi E-registration, E-filing , dan Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Wajib Pajak

Hal ini menunjukkan bahwa manfaat, kemudahan dan kepuasan dari penerapan sistem e-filing akan membuat wajib pajak menggunakan sistem e-filing dalam melaporkan SPT,

Teori moral pajak mengenai kualitas pelayanan diperkuat dalam penelitian Mas & Pratiwi (2014) menunjukkan semakin baik kualitas pelayanan akan menyebabkan