The Influence Of Product Quality And Price
On Consumer Purchase Decision
(Case Study On Consumer Soerabi PA'iS Jl. Kopo Sayati
Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata I Program Studi Manajemen
Oleh :
Dede Suhendri Afriyanto 21207136
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vii
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Soerabi
PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung)”. Pembimbing. Trustorini Handayani SE., M.Si.
Penelitian ini dilakukan pada salah satu usaha kecil menengah di Bandung yaitu Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati No. 138. Fenomena yang terjadi adalah Soerabi PA’iS merupakan usaha surabi yang belum sangat terkenal di Bandung jika dibandingkan dengan surabi Enhai dan Imut namun pada faktanya
Soerabi PA’iS unggul dalam hal penjualan surabinya daripada kedua usaha
lainnya. Mungkin ada hal-hal lebih yang membuat Soerabi PA’iS unggul dalam hal penjualan produk surabinya. Dalam hal ini Penulis tertarik untuk meneliti dari segi produk surabinya dan Harga yang ditetapkan oleh Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati No 138 Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan
kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen di Soerabi PA’iS
yang berjumlah 90 Orang sebagai sampel yang diteliti. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi pearson, Koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 17.0 for windows.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan kualitas produk termasuk dalam kriteria baik. Sedangkan untuk variabel harga termasuk dalam katergori baik (murah, terjangkau, bersaing). Kualitas produk dan harga berdampak positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Kemudian dampak secara simultan lebih besar dari secara parsial. Hal ini berarti kualitas produk sebaiknya diselaraskan dengan harga atau sebaliknya sehingga menciptakan minat sekaligus keputusan pembelian konsumen yang baik atau tinggi.
vi
Kopo Sayati Bandung)”.Under Guidance By: Trustorini Handayani SE., M.Si
The research was conducted at one of the small and medium businesses in the Soerabi PA'iS Bandung Jl. Kopo Sayati No. 138 Bandung. The phenomenon is happening is an attempt Surabi Soerabi PA'iS not yet very popular in Bandung when compared with Surabi Enhai and Imut Soerabi PA'iS but in fact superior in terms of sales surabi than two other businesses. Maybe there are things that make Soerabi PA'iS more superior in terms of product sales surabi. In this case the authors are interested in researching Surabi in terms of product and pricing set by Soerabi PA'iS Jl. Kopo Sayati No. 138 Bandung.
The method used in this study is qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this study were consumers in Soerabi PA'iS numbering 90 people as the studied sample. The test statistic used is the calculation of Pearson correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the help of an application program SPSS 17.0 for windows.
Research shows that the overall quality of the products included in the criteria either. As for the price variable is included in the category good (cheap, affordable, competitive). Product quality and price have a positive and significant impact on consumer purchasing decisions. Then simultaneously greater impact than partial. This means the quality of the products should be harmonized with the price or otherwise so as to create interest as well as high and good consumer purchasing decisions.
viii
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Dzat Yang Maha Menggenggam
setiap hal yang ada di muka bumi ini, Allah SWT. Karena atas rahmat, hidayah
serta inayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada baginda alam Rasulullah Muhammad SAW, sang
pembawa risalah kebenaran, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada
umatnya hingga akhir zaman.
Atas izin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung). skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh program Strata-1.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
atas dukungan dan bantuanya kepada banyak pihak sehingga Skripsi ini dapat
diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto. selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Nariamwati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas
ix
bosan terus membantu penulis dan meluangkan waktunya dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Reany Dwisanty, S.E., M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis
6. Seluruh Staf Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajeman Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
7. Ir. Irman Budiman sebagai pemilik beserta pengurus dan karyawan pada
“Soerabi PA’iS Bandung” yang telah banyak membantu, dan memberikan izin
untuk melakukan penelitian.
8. Rasa terimakasih dan sayang yang tiada terhingga untuk Ibundaku tercinta
kupanjatkan do’a, semoga segala bantuan dan dorongan yang telah diberikan
pasti mendapat balasan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah S.W.T
9. Ayahanda kupanjatkan do’a, pasti segala pengorbananmu menjadi pahala
yang berlipat ganda.
10.Adik-adikku (Siti Nura’idah dan Siti Nurlita Sari Azizah) tersayang
terimakasih atas segala dukungan serta doa’nya untuk kakak.
11.Rasa terimakasih dan sayang yang tiada hentinya kepada calon istriku tercinta
Adinda Eva Fauziyah yang setia mendampingi saat susah maupun senang.
12.Kepada saudara-saudarku yang saya banggakan atas segala bantuan material
x
14.Teman-teman “BARMAENT” yang sama-sama berjuang susah senang
kadang kita bersama, terimkasih telah memberikan bantuan dan dukungan
kepada penulis.
15.Sahabat 4 Serangkai (Hamidin, Opik, Lingga), telah bersama kita
melangkahkan kaki berangkat dari ujung dunia yang jauh dari kegemerlapan
cahaya. Semangat terus gapai cita-cita.
16.Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Pada penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
namun semua itu jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
koreksi dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirul Kalam Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Bandung, Agustus 2011
Penulis
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini dunia usaha sangat berkembang dengan pesat, hal ini
disebabkan adanya ide kreatif dan inovatif. Seiring dengan ide tersebut konsep
pemasaran pun turut berkembang. Kegiatan pemasaran sekarang sudah mulai
difokuskan pada pemuasan kebutuhan konsumen. Pada umumnya setiap usaha
bertujuan untuk mencari keuntungan, tujuan tersebut tidak terlepas dari kegiatan
pemasaran. Pemasaran itu sendiri sudah harus dipikirkan jauh hari sebelumnya,
agar lebih tepat pada sasaran konsumen. Karena konsumen yang potensial akan
mempertimbangkan berbagai faktor, diantaranya faktor kualitas produk, kepuasan
konsumen dan fasilitas yang ada sebelum memilih tempat yang dapat memberikan
kepuasan tertinggi terhadap konsumen.
Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan
kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan
primer atau kebutuhan pokok. Dengan alasan itu, manusia tidak dapat melepaskan
kebutuhannya untuk makan karena hanya dengan makan manusia dapat
melangsungkan hidupnya.
Masyarakat modern dewasa ini ditandai dengan aktivitas kerja yang
tinggi, khususnya yang terletak di perumahan, perkantoran dan sekolah. Mobilitas
kegiatan tersebut berdampak pada semakin banyak orang menghabiskan waktunya
dan karyawan yang sebagian besar dari mereka lebih suka mencari jenis makanan
ringan dengan harga yang murah dan memiliki citra rasa yang enak dan
berkualitas. Pada jaman sekarang ini banyak sekali jenis UKM makanan yang
bermunculan dengan harga yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
sehingga mengakibatkan timbulnya daya beli yang tinggi.
Bandung merupakan salah satu daerah kawasan wisata, kuliner, fashion
dan sebagai pusat pendidikan, maka tidak heran jika banyak sekali pengunjung
yang sengaja datang ke Bandung untuk refreshing, sehingga Bandung menjadi
tempat yang sangat potensial dalam dunia usaha. Banyak sekali para pemilik
modal dalam maupun luar daerah mendirikan usahanya di Bandung. Sehingga
persaingan sangat ketat.
Sebagai salah satu tempat tujuan kuliner di Indonesia maka jenis usaha
makanan menjadi ciri khas tersendiri bagi Bandung. sekian banyaknya jenis
makanan ringan yang ada di Bandung tapi tetap tidak menghilangkan ciri khas
makanan asal Bandung itu sendiri, misalnya jenis makanan yang khas dari
parahyangan adalah colenak peuyeum bandung, namun ada juga jenis makanan
ringan yang tak kalah populer dari bandung yaitu Surabi atau serabi.
Surabi atau serabi adalah makanan khas orang Sunda yang bentuknya
seperti “pancake” namun lebih kecil dan tebal, terbuat dari tepung beras. Surabi
dibakar dengan menggunakan alat tradisional yaitu tungku dan cetakan khusus
dari tanah liat. Surabi ini memiliki banyak rasa, dengan rasa yang dianggap
paling original khas Sunda yaitu surabi oncom. Surabi dalam istilah kamus
konsumen untuk mencoba jenis makanan tersebut. Mulai dari oncom, keju, coklat,
dan berbagai rasa buah yang menciptakan sensasi rasa manis, asin, pedas, dan
lain-lain. Jajanan ini populer di semua lapisan masyarakat dan dapat ditemukan
dengan mudah di pasar-pasar tradisional atau di tempat-tempat jajanan dengan
harga yang cukup murah.
Jenis usaha makanan ini di Bandung sangat memberikan peluang bagi
para pengusaha. Hal ini dapat dilihat dari semakin ketatnya persaingan dalam
dunia bisnis usaha makanan. Dalam jenis usaha makanan surabi ada beberapa
usaha surabi yang sudah populer dikalangan masyarakat Bandung bahkan menjadi
salah satu tujuan para touris domestic maupun manca negara yang sengaja
berkunjung ke kota parahyangan ini, yaitu Surabi Enhai Setia Budi, Surabi Imut
Setia Budi, dan Soerabi PA’iS jl. Kopo sayati.
Tabel 1.1
Daftar Usaha Surabi Yang Terkenal Di Bandung
Daftar Usaha Surabi Yang Terkenal di Bandung Nama
Usaha Daerah Harga Rasa Porsi Bentuk/Tampilan Surabi
Enhai Setia Budi Sedang Enak Sedang Menarik Surabi Imut Setia Budi Sedang Enak Kecil Menarik
Soerabi
PA’iS Kopo Sayati Murah Enak Besar Unik
Sumber: Hasil olahan wawancara, pengalaman dan pencarian informasi di internet
Dari tabel 1.1 diatas terlihat 3 usaha surabi yang terkenal di Bandung.
masing-masing usaha bila dilihat dari segi kualitas produk hampir sama. Jika
daerah Setia Budi, sedangkan Soerabi PA’iS tidak ada pesaing yang kuat dengan
kata lain hampir tidak ada pesaing yang tangguh di sekitar wilayah jangkauannya.
Harga yang ditetapkan oleh masing-masing tempat berbeda-beda.
Tabel 1.2
Data Pembeli Pada 3 Usaha Surabi di Bandung
Nama Usaha
Hari
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Total Surabi Enhai 131 133 125 118 163 480 362 1512
Surabi Imoet 51 48 54 52 56 164 153 578
Soerabi PA’iS 73 81 87 76 98 212 184 811
Sumber: Hasil olahan wawancara
Dari tabel 1.2 terlihat data hasil survey dan wawancara ke tiga usaha
surabi di Bandung untuk mengetahui banyaknya pembeli pada masing-masing
usaha. Dilihat perhari dari setiap usaha mengalami naik turun jumlah
pengunjungnya akan tetapi mengalami kenaikan yang signifikan pada hari sabtu
dan minggu dibandingkan hari-hari biasanya. Surabi Enhai menempati urutan
pertama dengan selisih sangat berbeda jauh dengan yang lainnya, sedangkan
Tabel 1.3
Data Penjualan Surabi
Nama Usaha Hari
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Total Surabi Enhai 144` 140 127 123 179 528 398 1639
Surabi Imoet 56 52 61 55 67 181 168 640
Soerabi PA’iS 194 189 182 186 223 360 312 1646 Sumber: Hasil olahan wawancara
Dalam usaha kuliner surabi yang ada di Bandung Kebanyakan orang
hanya mengenal surabi enhai di setiabudi mungkin karena tempatnya mudah
dikenali karena berada dijalan Setiabudi sebagai jalan menuju kawasan wisata
Kampung Gajah, Lembang dan Subang image yang dibangun enhai memang kuat
melekat terlihat dari jumlah pembeli yang tercantum dalam tabel 1.2 sangat
signifikan dibandingkan dengan usaha surabi lainya, akan tetapi dalam hal jumlah
penjualan surabinya tabel 1.3 bahwa Soerabi PA’iS lebih banyak dari pada Enhai,
walaupun hanya beda 7 porsi saja, ini dapat menunjukan bahwa image yang kuat
tidak berarti unggul dalam penjualan produknya, mungkin ada faktor-faktor
tertentu yang membuat Soerabi PA’iS lebih unggul penjualan surabinya dari pada
Surabi Enhai.
Soerabi PA’iS adalah salah satu tempat penjualan surabi yang populer di
Bandung memiliki banyak inovasi bahkan setiap hari sabtu dan minggu selalu ada
menu baru yang tidak terduga (menu khusus). Soerabi PA’iS terletak di Jl. kopo
sayati no. 138 Bandung yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan, dan
merupakan jalan utama menuju kawasan wisata Ciwidey, Kawah putih, Situ
industri sepatu yang sangat terkenal yaitu Cibaduyut. Tata letak Soerabi PA’iS
sangatlah mudah di jangkau, sehingga sampai saat ini merupakan salah satu
tempat makan surabi yang banyak digemari oleh para konsumen, khususnya
pecinta jajanan khas Bandung.
Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh penulis terhadap Soerabi
PA’iS penulis menyimpulkan tampilannya unik, jenisnya bermacam-macam,
inovatif, mereknya mudah di ingat, dan dari segi harga sangat terjangkau.
Sehingga mungkin menstimuli konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Soerabi PA’iS kemungkinan unggul dari para pesaingnya karena bahan
baku yang digunakan sengaja di datangkan dari luar negri (import) dari New
Zealand sehingga menghasilkan cita rasa yang beda dari yang lain selain itu juga
pengolahan yang dilakukan dalam proses produksi tidak dilakukan menggunakan
tangan secara langsung namun menggunakan alat yang bertekhnologi modern
sehingga mengahsilkan produk yang benar-benar higenies dan hal itu pula yang
menyebabkan Soerabi PA’iS mendapat label “Halal” dari MUI (Majlis Ulama
Indonesia), dan Soerabi PA’iS juga sudah memiliki hak paten. Menurut pemilik
Soerabi PA’iS produknya telah diuji ketahanannya oleh seorang profesor yang
menyatakan bahwa produk tersebut dapat bertahan selama 4 hari bahkan lebih,
sehingga masih bisa untuk dikonsumsi.
Melalui riset ini akan dianalisis mengenai faktor yang mempengaruhi
terhadap keputusan pembelian Soerabi PA’iS. Ketertarikan pemilihan Soerabi
PA’iS tersebut karena produk Surabinya banyak diminati konsumen dalam kota
dalam pembelian Soerabi PA’iS dapat dipengaruhi oleh stimuli atau rangsangan
pemasaran kualitas produk dan harga. Keadaan demikian yang melatar belakangi
penulis dalam pembuatan usulan penelitian yang kemudian penulis menetapkan
judul : “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung)”
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Soerabi
PA’iS merupakan usaha surabi yang belum sangat terkenal di Bandung jika
dibandingkan dengan surabi Enhai dan Imut namun pada faktanya Soerabi
PA’iS unggul dalam hal penjualan surabinya daripada kedua usaha lainnya.
Mungkin ada hal-hal lebih yang membuat Soerabi PA’iS unggul dalam hal
penjualan produk surabinya. Dalam hal ini Penulis tertarik untuk meneliti
dari segi produk Surabinya dan Harga yang ditetapkan oleh Soerabi PA’iS.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1).Bagaimana kualitas produk surabi pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati
2).Bagaimana harga surabi yang ditetapkan oleh Soerabi PA’iS Jl. Kopo
Sayati Bandung.
3).Bagaimana Keputusan Pembelian konsumen terhadap produk surabi di
Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
4).Seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi terhadap keputusan
pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
5).Seberapa besar pengaruh harga surabi terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
6).Seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi dan harga surabi
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo
Sayati Bandung.
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dengan
Kualitas Produk dan penetapan harga yang dilakukan oleh usaha Soerabi
PA’iS Bandung dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan daya beli
konsumen terhadap produk Soerabi PA’iS.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1).Untuk mengetahui bagaimana kualitas produk surabi pada Soerabi
2).Untuk mengetahui bagaimana harga surabi yang ditetapkan oleh
Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
3).Untuk mengetahui bagaimana Keputusan Pembelian konsumen
terhadap produk surabi di Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
4).Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl.
Kopo Sayati Bandung.
5).Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga surabi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo
Sayati Bandung.
6).Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi
dan dan harga surabi terhadap keputusan pembelian konsumen
pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1).Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
perusahaan untuk menjadi gambaran bahwa kualitas produk dan harga
sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
2).Bagi pihak terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
1.4.2 Kegunaan Akademis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri untuk menambah wawasan
serta memperluas pengetahuan tentang kualitas produk dan harga
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian dan untuk melihat sejauh mana
terdapat kesesuaian antara teori yang ada dan kenyataan yang
sesungguhnya.
1) Pengembangan ilmu manajemen
Penelitian ini dapat memberikan sumber pemikiran dalam pembuatan
sebuah produk yang berkualitas dan dalam penetapan harga yang tepat
baik bagi wirausaha biasa maupun perusahaan yang besar.
2) Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin
mengkaji dalam bidang yang sama.
3) Bagi peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang
diperoleh diperkuliahan terkait hal kualitas produk dan penetapan harga
untuk mempertahankan dan meningkatkan keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen.
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1).Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pada
UKM (Usaha kecil menengah) Soerabi PA’iS yang berada di Jl. Kopo
Keterangan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan Ke 4 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Suvey awal
Penentuan judul penelitian Bimbingan Bab I
Revisi Bab I Revisi Bab I Revisi Bab I Bimbingan Bab II
Revisi Bab II Bimbingan Bab III
Revisi Bab III Sidang UP Pengumpulan Data Pengumpulan Data Pengolahan Data
Analisis Data Bimbingan Bab IV
Revisi Bab IV Bimbingan Bab V
Sidang Akhir Revisi Sidang Akhir
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Menurut keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha
Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha
yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.” Kriteria usaha kecil menurut
UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) 3. Milik warga negara indonesia (WNI) 4.
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau usaha besar 5. Berbentuk usaha orang perorangan,
badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta
unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan
2.1.3.1 Kualitas Produk
2.1.1.1 Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler & Amstrong (2008:272) Kualitas produk
(product quality) adalah karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Menurut Adam
& Ebert (1992; 256) dalam Ika Putri Iswayanti (2010)
menyatakan bahwa “Quality is the customer’s perception”.
Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu
produk itu berdasarkan persepsinya. Suatu produk dikatakan
berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.
Kualitas ditentukan oleh pelanggan, dan pengalaman mereka
terhadap produk atau jasa.
Aaker (1997) dalam Sodik (2003) dalam Asih Purwanto
(2008) mencatat ada delapan dimensi dari kualitas produk yaitu :
performance (kinerja), feature (bagian – bagian tambahan dan
produk), realibility (kehandalan), conformance (kesesuaian
karakteristik operasi produk – produk dengan spesifikasi tertentu
atau tidak ada cacat produk), durability (ketahanan), service ability
(pelayanan), estetika dan perceiced quality (kesan kualitas).
Menurut Garvin dalam Lovelock (1994) ; Peppard dan
Rowland, (1995) dalam Fandy Tjiptono (2008) faktor yang sering
digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk
Ciri-ciri atau Keistimewaan tambahan (feature) 3. Keandalan (reliability)
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), 5.
Daya tahan (durability), 6. Serviceability 7. Estetika 8. Kualitas yang
dipersepsikan (perceived quality).
Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler
(2002:29) :
1).Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar
yang telah ditetapkan.
2).Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3).Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi
sekecil mungkin.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi
serendah mungkin. Menurut Assauri (2002:48) mutu atau kualitas
produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu
barang dapat memenuhi tujuannya, yaitu untuk meningkatkan
volume penjualan. Mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh
faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi
tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan (Assauri,
2002).
2.1.1.2 Indikator Kualitas Produk
Menurut Garvin (1987) dalam penelitian Rosvita Dua
Lembang, dan menurut Garvin dalam Lovelock, 1994; Pepard dan
Rowland, 1995 dalam Fandy Tjiptono, 2008, dan menurut Aaker
mengungkapkan delapan indikator kualitas produk yaitu :
performance (kinerja), feature (bagian – bagian tambahan dan
produk), realibility (kehandalan), conformance (kesesuaian
karakteristik operasi produk – produk dengan spesifikasi tertentu
atau tidak ada cacat produk), durability (ketahanan), service
ability (pelayanan), estetika dan perceiced quality (persepsi
kualitas). Dalam penelitian ini akan digunakan indikator yang
mencirikan tentang kualitas produk yaitu :
1). Performance (kinerja)
2). Feature (bagian–bagian tambahan dan produk)
3). Realibility (kehandalan)
4). Conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk–
produk dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat
produk)
5). Durability (ketahanan)
6). Service Ability (pelayanan)
7). Estetika
8). Perceiced Quality (persepsi kualitas)
2.1.3.2 Harga
2.1.2.1 Pengertian harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) Harga (price)
adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,
memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk
atau jasa. Lamarto (1996:308) dalam Haryani (2006) Istilah harga
adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk
dan pelayanan yang menyertainya. Menurut Swastha (1990) dalam
Rosvita Dua Lembang (2010) mendefinisikan harga sebagai sejumlah
uang (ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk pelayanannya.
Menurut Fandy Tjiptono (2008:151) Harga merupakan satuan
moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu
barang atau jasa. Sementara itu dari susdut pandang konsumen harga
seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut
dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau
jasa.
Pengertian utility, nilai, dan harga merupakan konsep yang
saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah sutau atribut
yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang
tersebut, dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan
memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk
untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam
situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan barang. Harga
Penetapan harga jual berasal dari harga pokok barang tersebut.
Sedangkan harga pokok barang ditentukan oleh berapa besar biaya
yang dikorbankan untuk memperoleh atau dalam membuat barang
tersebut.
2.1.2.2 Faktor – faktor yang dipertimbangkan pada saat menetapan harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) Harga yang
diajukan oleh perusahaan akan gagal bila berada terlalu tinggi untuk
dapat menghasilkan permintaan dan bila terlalu rendah untuk
menghasilkan keuntungan. Persepsi pelanggan terhadap nilai-nilai dari
produk menjadi batas atas dari harga. Bila pelanggan menganggap
bahwa harga lebih besar daripada nilai produk, mereka tidak akan
membeli produk. Biaya produksi menetapkan batas bawah bagi harga.
Bila perusahaan menetapkan harga dibawah biaya produksi,
perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam penetapan harga
diantara dua keadaan ekstrim ini, perusahaan harus
mempertimbangkan sejumlah faktor internal dan eksternal lainnya,
termasuk strategi dan bauran pemasaran secara keseluruhan, kondisi
pasar dan permintaan, dan strategi serta harga dari para pesaing.
1). Penetapan harga berdasarkan nilai yaitu menetapkan harga
berdasarkan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya
2). Penetapan harga berdasarkan biaya yaitu penetapan harga
berdasarkan biaya produksi, distribusi, dan penjualan produk
beserta tingkat pengembalian yang wajar sebagai imbalan
bagi usaha dan risiko.
2.1.2.3 Peranan Harga
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses
pengambilan keputusan para pembeli (Fandy Tjiptono, 2008:152)
yaitu :
1).Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas
tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
2).Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam „mendidik’
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami
kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara
objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen
menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk
maupun jasa yang ditetapkan.
2.1.2.4 Indikator harga
Dalam penelitian Rosvita Dua Lembang (2010) menggunakan
empat indikator yang mencirikan harga yaitu (Stanton, 1998) :
2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3). Daya saing harga
4). Kesesuaian harga dengan manfaat
Dalam Penelitian Ika Putri (2010) menggunakan Indikator yang
mencirikan harga yaitu adalah :
1). Harga sesuai kualitas produk (X31)
2). Harga bersaing (X32)
3). Harga terjangkau (X33)
Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator harga dari
Rosvita Dua Lembang (2010) karena indikatornya didapat dari buku
Stanton, 1998 yaitu :
1). Keterjangkauan harga
2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3). Daya saing harga
4). Kesesuaian harga dengan manfaat 2.1.3.3 Keputusan Pembelian
Dalam keseharian kehidupannya konsumen selalu berbelanja
apa saja yang ia butuhkan, mulai dari komoditi yang sangat diperlukan
sampai kebarang yang sebetulnya kurang diperlukan tapi dibeli juga.
Semua perilaku ini tentu ada yang mempengaruhinya, baik secara
rasional, ataupun emosional. Lemabaga-lembaga riset selalu ingin
apa yang dibeli oleh konsumen , diamana, membeli, kapan, mengapa,
dan bagaimana serta berapa banyak yang mereka beli?
Untuk menjawab pertanyaan ini tentu perlu ditelusuri sejak
awal, mulai dari faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen yaitu berupa stimuli yang berpengaruh
menyangkut masalah ekonomi, keuangan, tekhnologi, politik, budaya,
dsb.
Stimuli datang dari informasi menegenai produk, harga,
lokasi, dan promosi. Dalam pemasaran jasa ditambah lagi dengan
physical evidence, people, dan proces. Para pembeli dipengaruhi oleh
stimuli ini, kemudian dengan mempertimbangkan faktor lain seperti
keuangan, budaya, tekhnologi, maka masuklah segala informasi
tersebut kedalam black box konsumen. Konsumen mengolah segala
informasi tersebut dan diambillah kesimpulan berupa response yang
muncul produk apa yang dibeli, merek, toko, atau dealer dan waktu
Menurut Buchari Alma (2007:97) Para pembeli memiliki
motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan
pembelian. Mengenai buying motivies ada 3 macam :
1. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang
sebenarnya misalnya, kalau orang mau makan ia akan mencari
nasi.
2. Selective buying motive, yaitu pemeliharaan terhadap barang, ini
berdasarkan ratio misalnya, apakah ada keuntung bila membeli
karcis.
3. Patronage buying motive. Ini adalah selektive buying motive
yang ditujukan kepada tempat atau toko tertentu.
2.1.3.1 Faktor-faktor yang memepengaruhi pembelian 1). Kebudayaan (culture)
Kebudayaan sangat berpengaruh terhadapdan nilai-nilai
dan pola perilaku seseorang anggota kebudayaan tertentu.
Kebudayaan ini diwariskan dari generasi kegenerasi berikutnya.
Dengan demikian selera seseorang individu akan meengikuti
pola selera yang dilakukan oleh nenek moyangnya, misalnya
terhadap perbedaan dalam makanan khas suku-suku bangsa di
indonesia.
2). Kelas sosial (social class)
Kelas sosial ini merupakan kelompok masyarakat
sikap yang berbeda dari tingkatan lain. Peneglompokan
seseorang termasuk dalam kelas sosial tertentu dapat dilihat
dari (engel et al, 1979:104 dalam Buchari Alma 2007:98) :
(1).Prestise jabatannya
(2).Penampilannya didalam kelompok sendiri
(3).Kepemilikannya
(4).Orientasi nilai-nilai yang dianutnya
3). Keluarga (family)
keluarga adalah lingkungan terdekat dengan
individu. Keluarga sangat mempengaruhi nilai-nilai serta
perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang tertentu.
4). Klub-klub (referensi group)
Klub-klub ini ialah klub arisan ibu-ibu, klub olah raga,
klub rekreasi, klub profesi, dsb. Individu sering menerima
advice, pengarahan, pemikiran dari anggota kelompok ini yang
mempengaruhi pola konsumsi mereka.
Buchari Alma (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian:
1).Social factor yaitu berupa group-group yang turut mempengaruhi
dimana seseorang masuk sebagai anggota, misalnya kelompok
family, teman, tetangga, dsb.
2).Cultural factors, yaitu faktor budaya yang begitu banyak
kelompokny, mulai dari kelompok negara, sampai kelompok
3).Personal factors, yang menyangkut masalh usia, pekerjaan,
jabatan,keadaan ekonomi pribadi, gaya hidup, kepribadian.
4).Psycologocal faktors, yang menyangkut motifasi seseorang untuk
membeli apakah mengikuti teori motifasi maslow atau karena
dorongan lainnya.
Pengambilan keputusan dan perilaku yang mempengaruhinya
ini merupakan suatu sistem, sistem dalm bahasa ilmiah ialah suatu
totalitas atau suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perhatikan gambar berikut :
Uang/daya beli Pengaruh dari dari luar dan dari dalam Usaha Promosi Faktor Lingkungan
Perilaku Pembeli
sikap
Tindakan
Kepuasan
Gambar 2.2
Kedalam diri individu, ada masukan yang mendorong ia mau
membeli. Masukan itu ialah :
1).Adanya Uang tunai, atau kemampuan membayar bila akan
membeli secara kredit.
2).Adanya pengaruh dari teman sejawat, atau keinginan dari dalam
diri sendiri.
3).Ada pengaruh dari reklame atau alat promosi lainnya.
4).Dan pengaruh dari lingkungan lainnya.
Kemudian individu mengadakn proses dalam dirinya
akhirnya melakukan pembelian dengantujuan ingin memperoleh
kepuasan dari barang yang dibelinya itu. Dari hasil kepuasan atau
ketidakpuasan terhadap yang dibeli, akan menjadi (feedback) terhadap
masukan-masukan untuk periode yang akan datang.
Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir
(individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial,
antara, bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga
yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri
atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri
atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit
yang tujuan pembeliannya adalah unutk kepentingan bisnis
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada
lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau
pemebeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peranan ini dipegang oleh
satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan
beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini
sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kelima peranan tersebut meliputi (kotler at al.,1996 dalam
Fandy Tjiptono: 20) sebagai berikut :
1).Pemrakarsa ( Initiator )
Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu
produk atau jasa tertentu.
2).Pemberi pengaruh ( Influencer )
Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi
keputusan pembelian.
3).Pengambil keputusan ( Decider )
Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan
pembelian.
4).Pembeli ( Buyer)
Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
5).Pemakai ( User )
Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
2.1.3.2 Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi.
Ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Hawkins at
al.(1992) dan engel at al (1990) dalam Fandy Tjiptono (2008:20)
membagi proses pengambilan keputusan kedalam tiga jenis yaitu
pengambilan keputusan yang luas (axtented decision making),
pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making), dan
pngambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisiopn
making).
Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis
pengambilan keputusan yang paling lengkap. Bermula dari
pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui
pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari
informasi tentang produk atau merek tertentu dan mngevaluasi
seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan
masalahnya. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi hasil
keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk
kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan
keputusan yang membutuhkan keterlibatan tinggi, misalnya pembelian
produk-produk yang mahal.
Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila
konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa
tanpa berusaha (sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk
atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian
produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang brsifat rutin.
Proses Pengambilan Keputusan pembelian bersifat kebiasaan
merupkan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal
masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli
merek favorit atau kegemarannya (tanpa evaluasi alternatif). Evaluasi
bisa terjadi apabila merek yang dipilih tersebut tidak sebagus atau/
Purnabeli tak ada ketidak cocokan evaluasi terbatas
Feed Back
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan
fisik maupun mental yang dialami oleh seorang konsumen dalam
melakukan pembelian. Philip Kotler dalam Djaslim Saladin (2003:11)
menggambarkan adanya lima tahapan dalam suatu proses pembelian
yaitu :
2.1.3.3 Proses Keputusan Pembelian
Dalam Penelitian ini akan digunakan indikator keputusan
pembelian Fandy Tjiptono (2008:23) yaitu keputusan Pembelian
2.1.3.3 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.1.4.1 Hubungan Produk Kualitas dengan Harga
Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan
para pembeli (Fandy Tjiptono, 2008:152) yaitu :
1).Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas
tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
2).Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam „mendidik’
konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini
terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami
kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara
objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen
menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk
maupun jasa yang ditetapkan.
2.1.4.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen
Menurut Ristiyanti Prasetejo dan Jhon J.O.I Ihalauw
(2004:238). Komponen input merupakan pengaruh-pengaruh eksternal
sebagai sumber informasi tentang produk tertentu dan mempengaruhi
nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
Menurut Cleland dan Bruno (1996) secara sederhana
sebenarnya hanya dua bagian besar, yaitu faktor harga dan bukan
harga. Faktor bukan harga sendiri terdiri dari faktor produk dan non
produk. Dikatakan faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait
langsung pada produk. Sedangkan faktor non produk adalah hal-hal
yang terkait secara tidak langsung dengan produk (Bilson Simamora
2003:51).
2.1.4.3 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Cleland dan Bruno (1996). Secara sederhana
mengatakan bahwa yang dipertimbangkan (keputusan) konsumen
sebenarnya hanya dua bagian besar, yaitu faktor harga dan bukan
harga. Faktor bukan harga sendiri terdiri dari faktor produk dan non
produk. Dikatakan faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait
langsung pada produk. Sedangkan faktor non produk adalah hal-hal
yang terkait secara tidak langsung dengan produk (Bilson Simamora
2003:51).
2.1.4.4 Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Ristiyanti Prasetejo dan Jhon J.O.I Ihalauw
(2004:238) Proses pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor eksternal, seperti informasi pemasaran (4P: Produk,
Menurut Cleland dan Bruno (1996). Secara sederhana
mengatakan bahwa yang dipertimbangkan (keputusan) konsumen
sebenarnya hanya dua bagian besar, yaitu faktor harga dan bukan
harga. Faktor bukan harga sendiri terdiri dari faktor produk dan non
produk. Dikatakan faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait
langsung pada produk. Sedangkan faktor non produk adalah hal-hal
yang terkait secara tidak langsung dengan produk (Bilson Simamora
2003:51).
2.2 Kerangka Pemikiran a. Naratif
Keputusan pembelian suatu produk tidak akan terlepas dari peranan
harga. Konsumen selalu mempertimbangkan harga dalam alternatif
pemilihan untuk memenuhi keinginannya, Karena harga merupakan faktor
penting bagi konsumen dalam proses pertimbangan dalam pemuasan
kebutuhannya. Harga juga menetukan kualitas sebuah produk.
Dalam menjelaskan pengaruh kualitas produk dan harga terhadap
keputusan pembelian harus memahami tentang kualitas produk, harga dan
proses keputusan pembelian. Menurut Kotler & Amstrong (2008:272)
Kualitas produk (product quality) adalah karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan
dalam Ika Putri Iswayanti (2010) menyatakan bahwa “Quality is the customer’s perception”.
Ada beberapa dimensi yang mencirikan kualitas produk. Menurut
Aaker (1997) dalam Sodik (2003) dalam Asih Purwanto (2008) dan
Menurut Garvin dalam Lovelock (1994) ; Peppard dan Rowland, (1995)
dalam Fandy Tjiptono (2008) menyatakan ada delapan dimensi yang
mencirikan tentang kualitas produk yaitu : Performance (kinerja), Feature
(bagian–bagian tambahan dan produk), Realibility (kehandalan),
Conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk–produk dengan
spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk), Durability (ketahanan),
Service Ability (pelayanan), Estetika, Perceiced Quality (persepsi kualitas).
Dalam melakukan keputusan pembelian sebuah produk biasanya
kita mempertimbangkan kualitas produk, namun selain itu juga yang
menjadi pertimbangan adalah harga produk tersebut sesuai atau tidak
dengan yang kualitas yang terkandung dalam produk tersebut. Menurut
Fandy Tjiptono (2008:151), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Menurut Stanton (1998) dalam penelitian Rosvita Dua Lembang (2010)
menyatakan ada empat indikator dari harga yaitu : keterjangkauan harga,
kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian
harga dengan manfaat.
kompleks. Hawkins et al (1992) dan engel et al (1990) membagi proses pengambilan keputusan kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making), dan pengambilan keputusan yang besifat kebiasaan (habitual decision making).
Dalam penelitian ini penulis memilih proses keputusan pembelian
terbatas. Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen
mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk
atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (sedikit
usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau
pembelian yang bersifat rutin. Proses keputusan pembelian terbatas:
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian,
purnabeli.
Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen
yaitu berupa stimuli yang berpengaruh menyangkut masalah pemasaran,
produk atau yang berada dalam produk termasuk kualitas produk, harga,
tempat, promosi, dan rangsangan lain seperti: ekonomi, keuangan,
tekhnologi, politik, budaya, dsb (Model Perilaku Pembelian Kotler & Amstrong
2008:158).
b. Perbedaan Dengan Penelitian-Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses
atau keputusan pembelian telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian
menunjukkan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain
setiawati (2006) dalam penelitiannya tentang Pengaruh kualitas produk dan
promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “Dwijoyo” di desa
penanggulan kec. Pegandon kab. Kendal, menyatakan bahwa kualitas
produk dan promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian. Ika Putri Iswayanti (2010) dalam penelitiannya tentang analisis
pengaruh kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan tempat terhadap
keputusan pembelian (studi pada rumah makan “soto angkring mas boed” di
semarang), menyatakan bahwa kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan
tempat memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Haryani
(2006) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah
Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, menyatakan bahwa
harga, produk dan promosi memiliki pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Rosvita Dua Lembang (2010) dalam penelitiannya tentang
Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap
Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol
SOSRO (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II
UNDIP, menyatakan bahwa kualitas produk, harga, promosi dan cuaca
memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Berbagai penelitian telah banyak dilakukan seperti yang telah
diuraikan diatas. Perbedaan penelitian yang sudah ada dengan penelitian
hanya produk dan harga yang diduga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian terhadap Soerabi PA’iS Bandung.
c. Bagan kerangka pemikiran
Berdasarkan permasalahan yang ada antara kualitas produk dan
harga terhadap keputusan pembelian diduga mempunyai pengaruh. Oleh
karena itu dapat digunakan untuk menggambarkan kerangka berfikir
penelitian ini. Kerangka berfikir yang telah dibahas merupakan dasar
penyusunan diafragma variabel-variabel yang dijadikan sasaran penelitian
ini yaitu:
2.4 Hipotesis
Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis secara etimologi, hipotesis dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis. Hiypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penenlitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan pengujian hipotesis dimaksud dilapangan.
Menurut Sugiono (2010), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.
Berdasarkan hal tersebut, penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis utama :
Kualitas produk dan harga berpengaruh terahadap keputusan pembelian
konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
2. Sub Hipotesis
1). Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.
2). Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
37 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Soerabi
PA’iS Jl. Kopo Sayati No. 138 Bandung sebagai Populasi, kemudian dalam
tekniknya dilakukan penarikan sampel yang dianggap mewakili seluruh populasi
konsumen Soerabi PA’iS.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melukukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan
perencanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan
dengan baik dan sistematis. Menurut Moh. Nazir dalam bukunya metode
penelitian memaparkan bahwa : “Desain penelitian adalah semua proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelititan.” Dari
pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilkukan oleh penulis dalam
melaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1).Melakukan survei awal ke beberapa usaha surabi yang populer di
bandung kemudian menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari
2).Menetapkan judul penelitian dari penomena yang terjadi.
3).Mengidentifikasi permasalahan yang yang terjadi di usaha Soerabi
PA’iS.
4).Menetapkan rumusan masalah.
5).Menetapkan tujuan penelitian
6).Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena yang terjadi
yang didukung dengan teori-teori yang bersangkutan.
7).Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
8).Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
9).Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data.
10). Melakukan analisis data yang sudah didapatkan dari teknik
pengumpulan data dengan pemilihan prosedur statistik.
11). Melaporkan hasil penelitian.
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Metode Yang
Digunakan Unit Analisis Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive dan survey
Konsumen
Soerabi PA’iS Cross Sectional T-2 Descriptive Descriptive dan
survey
Konsumen
Soerabi PA’iS Cross Sectional T-3 Descriptive Descriptive dan
3.2.2 Oprasionalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati, operasionalisasi variabel adalah proses
penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi, indikator, dan
pengukuran. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dua variabel
independent variabel (independent variable) yaitu produk (X1), harga (X2)
sebagai variable X dan variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan
pembelian sebagai variable Y.
1).Variabel Kualitas produk
Produk merupakan pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginanan konsumen
(Fandy Tjiptono 2008:95). Dalam penelitian ini akan digunakan dimensi
yang mencirikan tentang kualitas produk yaitu :
1). Performance (kinerja)
2). Feature (bagian–bagian tambahan dan produk)
3). Realibility (kehandalan)
4). Conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk–produk
dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk)
5). Durability (ketahanan)
6). Service Ability (pelayanan)
7). Estetika
2).Variabel Penetapan harga
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk
barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan
atau penggunaan suatu barang atau jasa (Fandy Tjiptono 2008:151). Dalam
penelitian ini menggunakan empat indikator harga dari Rosvita Dua
Lembang (2010) karena indikatornya didapat dari buku (Stanton, 1998)
yaitu :
1). Keterjangkauan harga
2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3). Daya saing harga
4). Kesesuaian harga dengan manfaat
3).Variabel keputusan pembelian
Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Fandy Tjiptono (2008:21).
Dalam Penelitian ini akan digunakan proses keputusan pembelian
Fandy Tjiptono (2008:23) yaitu keputusan Pembelian kebiasaan yaitu :
1).Pengenalan masalah 2).Pencarian informasi 3).Evaluasi alternatif 4).Pembelian
Variabel Konsep Indikator Ukuran Sk
ala Kualitas
Produk (X1)
8. Kualitas yang
Harga merupakan satuan
moneter atau ukuran
2). Tingkat kesesuaian harga
dengan kualitas produk
3). Tingkat daya saing harga
4). Tingkat kesesuaian harga
dengan manfaat
terjadi apabila konsumen
mengenal masalahnya,
berusaha (sedikit usaha) mencari informasi baru
tentang produk atau
merek tersebut. (fandy tjiptono 2008:21)
1). Tingkat kesesuaian dengan
3. Evaluasi
Sumber : Rancangan operasionalisasi untuk penelitian yang dikembangkan dari teori
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
Primer dan sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) data primer
sebagai :
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data”. Peneliti menggunakan
data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang
dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan
1).Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah variabel produk dan harga,
yang diperoleh langsung dari para konsumen di Soerabi PA’iS
yang menjadi objek penelitian yang kemudian menarik sampel
yang dapat mewakili dari populasi.
2). Data Sekunder
Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah:
“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data”. Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan
informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu
informasi data-data dari pihak Soerabi PA’iS Bandung.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data (penarikan sampel) 1). Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi itu (sugiono 210:389).
Menururt Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah “Objek
atau subyek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai
informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis.
ini adalah seluruh konsumen Soerabi PA’iS perkiraan dalam
satu minggu berjumlah 811 orang.
2). Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih
untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian (Umi
Narimawati, 2008). Menurut Sugiyono (2010:116) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Metode penarikan sampel yang digunakan mangacu
kepada pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :
dimana :
n = ukuran sample N = ukuran populasi
e = tingkat kesalahan dalam populasi
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui
sampel yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah 89
Orang, melalui perhitungan berikut :
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Kuesioner, wawancara,
Dokumentasi)
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field
Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada
instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data
sekunder.
1) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian. Objek penelitian dalam peneltian ini adalah Soerabi PA’iS
Bandung. Data primer dalam penelitian ini berarti data yang diperoleh
langsung dari Soerabi PA’iS Bandung. Data primer ini didapatkan melalui
teknik-teknik sebagai berikut:
(1). Observasi (Pengamatan Langsung)
Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data
yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan
Soerabi PA’iS Bandung yang berhubungan dengan variabel penelitian.
Hasil dari observasi dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan
mangambil kesimpulan.
(2). Wawancara atau interview
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan
dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan
tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi
itu berupa yang berkaitan dengan produk dan penetapan harga
implikasinya terhadap keputusan pembelian.
(3). Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakannya adalah kuesioner
tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan
dihitung secara statistik kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang
ditujukan kepada responden yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hasil kuesioner ini berupa data-data mengenai produk dan penetapan
harga terhadap keputusan penelitian.
2) Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang
merupakan data yang telah diolah oleh perusahaan, berbagai referensi
buku, makalah, materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data
yang akan diteliti oleh penulis. Data sekunder ini didapatkan melalui
teknik-teknik sebagai berikut:
(1). Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
terdapat pada perusahaan, mulai dari literatur, buku-buku yang ada.
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut cooper (2006:720) Umi Narimawati dkk (2011:42)
validitas adalah: “validity is a caracteristic of measuraenment
concerned with the extent that test measures what the research
actually wishes to measure”. Pengujian validitas dilakukan dengan
menghitung korelasi diantara masing-masing pertanyaan dengan skor
total untuk mempermudah pengolahan data maka menggunakan SPSS
17.0 for windows. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah
sebagai berikut :
Keterangan:
r= koefisien korelasi pearson
x= skor item pertanyaan
y= skor total item pertayaan
N= jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrumen
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi
Keterangan:
n= ukuran sampel
r= koefisien korelasi pearson
keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf
signifikan dengan 5% satu sisi adalah:
1).Item instrument dikatakan valid jika t hitung lebih dari atau
sama dengan t 0,05 (90)= maka instrument tersebut dapat
digunakan.
2).Item instrument dikatakan tidak valid jika t hitung kurang dari t
0,05 (90)= 1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati dkk
2011:43. reliabilitas adalah: “reability is a caracteristic of measuraenment concerned with acuracy, precision, and consistency”.
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah
selanjutnya adalah menguji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau
kepercayan alat pengungkap dari data. Dengan diperoleh nilai r dari
uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan
ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan istrument.dalam
penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji realibilitas adalah
split half methode (spearman-brown correlation) tehnik belah dua.
Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada
bagian yang sama besar (pemilihan bedasarkan genap-ganjil). Cara
kerjanya adalah sebagai berikut:
1).Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil / genap),
kemudian dikelompokan dalam kelompok I dan kelompok II.
2).Skor untuk msing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat
skor total untuk kelompok I dan kelompok II.
3).Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II.
4).Korelsikan skor total kelompok I total kelompok II.
5).Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r1= reliabilitas internal seluruh item
rb= korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan
kedua
untuk melihat ada tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan
secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien
reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan