• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan 3 Pembanding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan 3 Pembanding"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DAYA HASIL 12 GENOTIPE TOMAT

(

Solanum lycopersicum

L.) DENGAN 3 PEMBANDING

AGUNG SANTOSA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan 3 Pembanding adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Agung Santosa

(4)

ABSTRAK

AGUNG SANTOSA. Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum

L.) dengan 3 Pembanding. Dibimbing oleh SOBIR and MUHAMAD SYUKUR

Percobaan dilakukan untuk menguji daya hasil 12 genotipe potensial tomat serta mendapatkan genotipe yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik daripada varietas pembanding. Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak, satu faktor dan tiga ulangan. Faktor tersebut adalah genotipe yang terdiri atas 12 genotipe tomat potensial serta tiga varietas unggul komersial (Intan, Ratna, dan Rampai) sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat genotipe tomat potensial yang memiliki karakter agronomi yang baik yaitu genotipe F6004001-8-16-14-1 dan F6004001-8-16-14-7 (lebih cepat berbunga dan panen). Genotipe F6004009-5-7-5-7 menunjukkan daya hasil lebih tinggi (1 032.63 g) daripada semua genotipe, tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Intan (563.94g), Ratna (666.85 g), dan Rampai (640.85 g). Pada karakter padatan terlarut total (PTT) dan kekerasan buah, genotipe F6005001-4-1-12-3 dan F6005001-4-1-12-5 memiliki kualitas lebih baik daripada semua genotipe dan varietas pembanding. Genotipe F6004009-5-7-5-7 memiliki nilai produktivitas paling tinggi dan potensial untuk dilanjutkan. Produktivitas berkorelasi positif terhadap bobot buah per tanaman dan tebal daging buah.

Kata kunci: padatan terlarut total, panen, produktivitas, kekerasan buah, varietas

ABSTRACT

AGUNG SANTOSA. Yield Evaluation of 12 Tomatoes Genotype (Solanum lycopersicum L.) using 3 Comparator. Supervised by SOBIR and MUHAMAD SYUKUR

The experiments was conducted to test resources yield of 12 genotype potential of tomatoes and get the genotype who has a higher yield and better qualities than commercial varieties. The experiments used Randomized Completely Block Design, single factor and three replications. The factor was 12 tomatoes genotypes potential and three commercial varieties (Intan, Ratna, dan Rampai) as a comparison. The results showed that there are potential tomatoes genotypes have good agronomic characters which genotype F6004001-8-16-14-1 and F6004001-8-16-14-7 (faster flowering and harvesting). F6004009-5-7-5-7 genotype showed a higher yield (1 032.63 g) than all genotypes, but not significantly different from the commercial varieties Intan (563.94 g), Ratna (666.85 g), and Rampai (640.85 g). On the character of total dissolved solids (PTT) and the hardness of fruit, F6005001-4-1-12-5 and F6005001-4-1-12-3 genotype have better quality than all the genotypes and commercial varieties. F6004009-5-7-5-7 genotype had the highest productivity value and potential to continue. The productivity was positively correlated with fruit weight and fruit thickness.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

EVALUASI DAYA HASIL 12 GENOTIPE TOMAT

(

Solanum lycopersicum

L.) DENGAN 3 PEMBANDING

AGUNG SANTOSA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari hingga Mei 2014 ini ialah pemuliaan tanaman, dengan judul Evaluasi Daya Hasil 12 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan 3 Pembanding.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini, terutama kepada:

Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Ibu, kakak, dan seluruh keluarga yang telah mendukung penuh perkuliahan penulis dan selalu memberikan waktu dan doa untuk kemajuan dan kesuksesan penulis.

2. Prof Dr Ir Sobir, MSi dan Prof Dr Muhamad Syukur, SP MSi selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama melaksanakan penelitian serta menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Dr Willy Bayuardi Suwarno, SP MSi atas kesediaannya sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun kepada penulis. 4. Dr Tatiek Kartika Suharsih, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

5. Bapak Ibram, Mas Awang, Ibu Yuyun, dan seluruh pegawai Kebun Percobaan PKHT Tajur yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian ini.

6. Krisna, Rosa, Syahrina, SOBAT (Rizal, Radhiya, Imdad, Fidi, Nilam, Ufa), teman-teman Edelweiss 47, Bojes 47 serta Faperta 47 terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang tulus selama ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan turut memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

Bogor, Oktober 2014

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Hipotesis 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Tanaman Tomat 2

Syarat Tumbuh Tanaman Tomat 2

Pemuliaan Tanaman Tomat 3

Uji Daya Hasil 3

METODE PENELITIAN 4

Lokasi dan Waktu Percobaan 4

Bahan 4

Alat 4

ProsedurPercobaan 4

Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Umum 8

Karakter Kualitatif 9

Karakter Kuantitatif 13

Analisis Korelasi 19

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN 22

RIWAYAT HIDUP 34

DAFTAR TABEL

1 Karakter warna pada bagian hipokotil kecambah, bunga, buah mentah dan

buah matang pada 12 genotipe yang diuji 10

2 Penampilan karakter tipe pertumbuhan dan tipe tandan bunga tanaman

tomat yang diuji 11

3 Penampilan karakter daun pada tanaman tomat yang diuji 12 4 Penampilan karakter kualitatif bentuk buah dan bentuk ujung buah pada

genotipe yang diuji dan varietas pembanding 12

(11)

6 Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun 12 genotipe

tomat dan varietas pembanding 14

7 Nilai tengah umur berbunga dan umur panen 12 genotipe dan varietas

pembanding 15

8 Nilai tengah panjang buah dan diameter buah 12 genotipe tomat dan

varietas pembanding 16

9 Nilai tengah panjang pedisel, tebal daging buah, kekerasan buah, dan padatan terlarut total 12 genotipe tomat dan varietas pembanding 17 10 Nilai tengah bobot buah per tanaman, bobot per buah, dan jumlah buah per

tanaman 12 genotipe tomat dan varietas pembanding 18 11 Korelasi linear antar karakter kuantitatif 12 genotipe tomat dan varietas

pembanding 19

DAFTAR GAMBAR

1 Letak anak daun 5

2 Tipe tandan bunga 6

3 Tipe daun dan bentuk buah 6

4 Bentuk ujung buah 6

5 Jumlah rongga buah 7

6 Bentuk bekas putik 7

7 Kondisi persemaian 9

8 Gejala serangan hama dan penyakit pada tanaman tomat 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data curah hujan 22

2 Sidik ragam karakter tinggi tanaman 22

3 Sidik ragam karakter panjang daun 22

4 Sidik ragam karakter lebar daun 22

5 Sidik ragam karakter panjang buah 23

6 Sidik ragam karakter diameter buah 23

7 Sidik ragam karakter tebal daging buah 23

8 Sidik ragam karakter jumlah buah per tanaman 23

9 Sidik ragam karakter panjang pedisel 24

10 Sidik ragam karakter bobot buah per tanaman 24

11 Sidik ragam karakter bobot per buah 24

12 Sidik ragam karakter kekerasan buah 24

13 Sidik ragam karakter padatan terlarut total 25

14 Sidik ragam karakter umur berbunga 25

15 Sidik ragam karakter umur panen 25

16 Sidik ragam karakter jumlah tandan bunga 25

17 Deskripsi varietas Intan 26

(12)

19 Deskripsi varietas Rampai 27

20 Deskripsi genotipe F6003008-1-12-10-10 27

21 Deskripsi genotipe F6003008-1-12-16-2 28

22 Deskripsi genotipe F6004001-8-16-14-1 28

23 Deskripsi genotipe F6004001-8-16-14-7 29

24 Deskripsi genotipe F6004009-5-7-5-7 29

25 Deskripsi genotipe F6004009-5-7-10-10 30

26 Deskripsi genotipe F6004009-6-4-10-9 30

27 Deskripsi genotipe F6005001-4-1-12-3 31

28 Deskripsi genotipe F6005001-4-1-12-5 31

29 Deskripsi genotipe F9001022-2-1-5-11 32

30 Deskripsi genotipe T-64 32

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman sayuran penting di Indonesia. Masyarakat memanfaatkannya untuk berbagai keperluan baik dalam keadaan segar maupun olahan. Tomat memiliki kandungan gizi yang tinggi. Menurut Jones (2008) kandungan gizi tomat segar 100 g dalam persen nilai harian didasarkan pada diet 2 000 kalori yaitu: karbohidrat 7 g (20%), lemak 0.5 g (1%), protein 1 g, gula 4 g, Fe 2%, Ca 2%, vitamin A 20%, vitamin C 40%, serat 3 g (2%).

Permintaan tomat di dalam negeri selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri makanan. Semakin pesatnya variasi makanan dan industri yang menggunakan tomat sebagai bahan bakunya mengakibatkan peranan komoditas tomat semakin meningkat. Berdasarkan data dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika tahun 2014, konsumsi buah dan sayuran (total, segar dan olahan) di Indonesia tahun 2012–2013 sebesar 12.2–12.6 ribu ton. Jumlah tersebut kemungkinan belum dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk.

Purwati (1990) menyatakan bahwa tanaman tomat juga merupakan sayuran yang mempunyai berbagai masalah yang selalu dihadapi oleh produsen sejak tanam sampai panen. Berdasarkan data dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika tahun 2014, produktivitas tomat di Indonesia tahun 2011–2012 mengalami penurunan sebesar 8.99 ku/ha. Rendahnya produksi selain disebabkan teknik budidaya juga karena ketersediaan areal pertanaman tomat di dataran tinggi yang semakin terbatas. Menurut Jones et al. (1993) tomat bukan tanaman komersial di dataran rendah tropika. Tetapi karena ada banyak varietas di dataran rendah, sehingga dataran rendah sebagai pilihan yang tepat areal budidaya tomat. Namun demikian masih terdapat berbagai kendala dalam budidaya tomat di dataran rendah, antara lain: (1) Kesesuaian iklim. Tomat tumbuh baik pada temperatur antara 65 oF–75 oF (18.3 oC–23.9 oC) dengan kelembaban udara sekitar 95% (Jones 2008), (2) Produktivitas. Wijaya et al. (2005) melaporkan bahwa produktivitas tanaman tomat dataran rendah relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan produktivitas tanaman tomat dataran tinggi, (3) Ketahanan terhadap hama dan penyakit. Tanaman tomat dataran rendah lebih rentan terhadap penyakit. Menurut Purwati (1990) bakteri layu merupakan penyakit utama yang dapat mengakibatkan produksi tomat menurun, sehingga diperlukan pengujian untuk mengetahui daya hasil dan kualitas varietas tersebut dengan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kondisi tempat suatu varietas akan dibudidayakan.

Tujuan

(14)

2

Hipotesis

1. Terdapat daya hasil dan kualitas buah 12 genotipe tomat yang dievaluasi dengan varietas pembanding dan genotipe yang lain.

2. Terdapat minimal satu varietas harapan yang memiliki potensi untuk dikembangkan di dataran rendah.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Tomat

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan tanaman semusim berbentuk perdu dengan jumlah kromosom somatis sebanyak 2n = 2 x 24 (Hidayat

et al. 1997). Tanaman tomat hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan atas tipe

determinate dan indeterminate. Menurut Hidayat et al. (1997) tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate pada ujung tanaman terdapat tandan bunga pada setiap ruas. Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan indeterminate, tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda.

Daun tanaman tomat termasuk berdaun majemuk dan bercelah menyirip. Jumlah daun ganjil yang tersusun di setiap sisi dan antar pasangan-pasangan daun terdapat daun kecil. Daun majemuk pada tomat tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.

Bunga tanaman tomat berjenis kelamin dua. Jones (2008) menyatakan bahwa bunga tomat merupakan bunga sempurna dengan kelopak yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lainnya adalah mahkota bunga yang berjumlah 6 buah. Kepala sari berbentuk kubah dengan celah menghadap ke bawah sedangkan posisi putik berada di bawah kubah tersebut.

Jumlah bunga yang terdapat pada setiap tandan bunga berbeda antara varietas. Selain itu, jumlah setiap tandan pada tanaman tomat dapat berbeda. Menurut Hidayat et al. (1997) tandan bunga tomat ada yang bercabang misalnya F1 Tomato 375 Precisius.

Buah tomat memiliki banyak variasi, mulai dari ukuran, bentuk, warna, kekerasan, rasa dan kandungan bahan padatnya bergantung pada jenisnya. Semua komponen tersebut mempengaruhi kualitas buah tomat.

Syarat Tumbuh Tanaman Tomat

(15)

3 gembur dengan pH antara 5–6, temperatur antara 20–25 oC untuk pertumbuhan yang optimum. Apabila suhu melebihi 26 oC di daerah tropik, hujan lebat dan kelembaban rendah menyebabkan dominasi pertumbuhan vegetatif disamping masalah serangan penyakit tanaman (Ashari 1995).

Pemuliaan Tanaman Tomat

Usaha untuk meningkatkan hasil selain harus terpenuhinya syarat-syarat kultur teknis yang baik, juga harus dilakukan melalui usaha pemuliaan tanaman (Purwati dan Khairunnisa 2000). Pemuliaan tanaman adalah suatu aktivitas merakit keragaman genetik suatu populasi tanaman tertentu menjadi lebih baik atau unggul dari sebelumnya (Syukur et al. 2012). Pada umumnya tujuan pemuliaan tanaman tomat adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas, perbaikan ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu, perbaikan sifat-sifat hortikultura dan meningkatkan sifat untuk mengatasi cekaman terhadap lingkungan tertentu, sehingga diperoleh suatu varietas unggul.

Tomat termasuk tanaman menyerbuk sendiri. Sasaran yang hendak dicapai pada program pemuliaan tanaman adalah sifat unggul dan tanaman homozigot, sehingga varietas yang dituju adalah varietas galur murni (Syukur et al. 2012). Pemuliaan tanaman tomat di dataran rendah bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi tinggi, mempunyai ketahanan terhadap panas dan ketahanan terhadap beberapa penyakit penting seperti penyakit layu bakteri.

Hasil penelitian Soedomo (2012) menunjukkan bahwa galur tomat F1 hibrida dari Balitsa yaitu GH.F1-T-6 mempunyai kualitas dan produktivitas terbaik dibanding galur harapan dan varietas pembanding. Galur GH.F1-T-6 memiliki produktivitas buah hingga 5.9 kg per pohon dan jumlah buah 50.9 per pohon. Hasil ini membuktikan bahwa terdapat galur harapan F1 hibrida hasil pemuliaan Balitsa yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Uji Daya Hasil

Daya hasil merupakan sifat kuantitatif yang dikendalikan oleh banyak gen, hal ini menyebabkan upaya perbaikan daya hasil dan sifat-sifat kuantitatif lain membutuhkan waktu yang lama dari beberapa generasi. Uji daya hasil perlu dilakukan untuk mengevaluasi potensi hasil galur-galur harapan terpilih pada berbagai kondisi lingkungan. Secara umum uji daya hasil terdapat 3 tahap, yaitu uji daya hasil pendahuluan (UDHP), uji daya hasil lanjutan (UDHL), dan uji multilokasi.

(16)

4

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Percobaan

Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Tajur II dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Percobaan dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2014.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah 12 genotipe tomat potensial F6003008-1-12-10-10, F6003008-1-12-16-2, F6004001-8-16-14-1, F6004001-8-16-14-7, F6004009-5-7-5-7, F6004009-5-7-10-10, F6004009-6-4-10-9, F6005001-4-1-12-3, F6005001-4-1-12-5, F9001022-2-1-5-11, T-64, T-78, dan 3 varietas unggul nasional sebagai pembanding (Intan, Ratna dan Rampai), pupuk kandang, pupuk urea, SP-36, KCL, NPK Mutiara, kapur dolomit, pestisida dan furadan 3G.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi ajir, meteran, tray, mulsa plastik, alat tulis, kamera, timbangan, penetrometer, hand refractometer, tali rafia, dan seperangkat alat budidaya.

Prosedur Percobaan

Persiapan Lahan

Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Sebelum penanaman, lahan dibersihkan dari gulma dan diolah dengan menggunakan cangkul dan kored, lalu lahan dibiarkan terjemur matahari. Pada 1 minggu pertama tanah dicampur dengan pupuk kandang sapi 30 ton ha-1 dan kapur dolomit 2 ton ha-1 kemudian dilakukan pembuatan bedengan, selanjutnya tanah ditambahkan pupuk kandang dan pupuk dasar yaitu urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 200 kg ha-1 dicampur merata dengan tanah kemudian bedengan dipasangi mulsa plastik hitam perak dan dibiarkan kembali selama 1 minggu hingga siap ditanami.

Persemaian dan Penanaman

Benih dikecambahkan dalam bak semai (tray) menggunakan media tanam yang terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Lokasi persemain berada dalam nethouse agar benih tidak rusak karena air hujan dan sinar matahari yang berlebihan. Perawatan persemaian berupa penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari.

(17)

5 per lubang tanam. Masing-masing bedengan terdapat 2 baris tanaman dan 5 genotipe dengan 20 tanaman pada tiap populasi.

Pemeliharaan dan Pemanenan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemasangan ajir dan pemangkasan. Penyiangan dilakukan pada gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman setiap tiga minggu sekali.

Pengajiran dilakukan untuk membantu tanaman agar kokoh, mengoptimalkan sinar matahari ke tanaman, membantu penyebaran tunas, daun, ranting tomat supaya teratur dan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2 MST. Ajir dipasang tegak di setiap tanaman tomat dengan jarak 10 cm, tanaman di ikatkan ke ajir dengan menggunakan tali rafia dengan membentuk angka 8.

Pemupukan susulan dilakukan secara bertahap sebanyak 4 kali dan dengan cara fertigasi tiap tanaman pada saat tanaman berumur 4 MST. Pemupukan dilakukan menggunakan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 10 g L-1 air, tetapi pada pemupukan selanjutnya ditambah dengan KCl dengan dosis 5 g L-1. Penyemprotan pestisida yang digunakan antara lain Antracol dengan dosis 2 g L-1 air. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dikendalikan sesuai dengan tingkat serangan di lapangan.

Panen dilakukan secara manual dan bertahap tergantung pada tingkat kematangan tiap genotipe. Pemanenan dilakukan saat buah tomat masih berwarna kuning atau kemerahan agar dapat disimpan lebih lama. Pemetikan dilakukan secara bertahap karena waktu masak buah tomat tidak bersamaan.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh yang dipilih secara acak. Pengamatan dilakukan setiap minggu dengan parameter yang diamati meliputi karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter yang diamati berdasar panduan pengamatan individual (PPI) yang dikeluarkan oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) Departemen Pertanian Republik Indonesia (2007),

International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI), dan UPOV (2011). Karakter kualitatif yang diamati yaitu:

1. Tipe pertumbuhan tanaman: determinate, indeterminate.

2. Tipe daun: dwarf, potato leaf type, standard, peruvianum, pimpinellifolium, hirsutum.

3. Letak daun: semi tegak, horizontal, menggulung.

4. Letak anak daun terhadap tulang daun utama: keatas, mendatar, kebawah.

(18)

6

7. Tipe tandan bunga: secara umum uniparous, sebagian uniparous, sebagian multiparous, secara umum multiparous.

uniparous biparous multiparous (triparous)

Gambar 2 Tipe tandan bunga 8. Warna bunga: kuning, oranye.

9. Bentuk buah: pipih, agak pipih, bulat, persegi, silinder, bentuk hati, bentuk telur sungsang, bentuk telur, bentuk pear, bentuk pear lancip.

(a) (b)

Gambar 3 Tipe daun dan bentuk buah. Tipe daun (a) dan bentuk buah (b)

10.Bentuk ujung buah: melekuk, melekuk ke datar, datar, datar meruncing, meruncing.

Gambar 4 Bentuk ujung buah

(19)

7 12.Jumlah rongga buah: dua, dua dan tiga, tiga dan empat, lebih dari empat.

Gambar 5 Jumlah rongga buah

13.Bentuk bekas putik: titik, seperti bintang, garis, tidak beraturan.

Gambar 6 Bentuk bekas putik

Karakter kuantitatif yang diamati antara lain:

1. Tinggi tanaman (cm), tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai dengan titik tumbuh tanaman pada saat tanaman menjelang panen.

2. Umur berbunga, diamati saat 50% tanaman dalam populasi berbunga.

3. Umur panen, diamati saat menanam hingga 50% tanaman dalam populasi telah siap panen.

4. Jumlah tandan bunga, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe. 5. Panjang pedisel, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.

6. Ukuran buah, meliputi panjang, diameter dan tebal (cm) buah dari 10 buah setiap genotipe di setiap ulangan.

7. Kekerasan buah: lunak, sedang, keras. 8. Ketebalan daging buah: tipis, sedang, tebal. 9. Padatan terlarut total.

10.Jumlah buah per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe. 11.Bobot buah per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.

12.Bobot rata-rata per buah, diamati dari 10 buah tiap genotipe di setiap ulangan. (bobot buah dibagi jumlah buah per tanaman).

13.Produktivitas, dihitung dengan cara:

(20)

8

Analisis Data

Percobaan dilakukan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) satu faktor yaitu genotipe dengan 3 ulangan. Terdapat 12 genotipe tomat dan 3 varietas pembanding, sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdapat 10 tanaman contoh. Model rancangan kelompok lengkap teracak adalah sebagai berikut:

Yij = µ + αi + ßj+ εij Keterangan:

Yij : Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Rataan umum

αi : Pengaruh perlakuan genotipe ke-i (i = 1, 2, 3,...12) ßj : Pegaruh ulangan ke-j (j = 1, 2, dan 3)

εij : Pengaruh galat percobaan dari genotipe ke-i dan ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji-F dan apabila hasil yang diperoleh berpengaruh nyata dilakukan uji nilai tengah dengan uji BNJ pada taraf 5 % menggunakan software PKBT STAT 2.1B (Gomez dan Gomez 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan IPB Tajur II yang memiliki ketinggian ± 300 m di atas permukaan laut (dpl) mulai bulan Januari hingga Mei 2014. Tanah di kebun percobaan IPB Tajur memiliki nilai pH sebesar 5.0 sehingga dilakukan pengapuran pada saat pengolahan lahan. Menurut Cahyono (2008) tanaman tomat dapat tumbuh baik bila ditanam pada tanah yang memiliki pH 5.5–6.8.

Persemaian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 di dalam screen house

dengan naungan penuh. Daya tumbuh rata-rata tanaman tomat setiap genotipe berkisar 83%. Setelah berumur 1 minggu bibit dipindahkan ke rak penyemaian. Tanaman mengalami etiolasi karena cuaca pada saat itu tidak cerah, sebab curah hujan pada bulan Januari yaitu 802 mm. Patogen yang menyerang pada persemaian yaitu fungi Phytium sp. yang mengakibatkan rebah kecambah. Bibit tomat yang telah berumur 21 hari dipindah tanam ke lahan. Penanaman dilakukan pada pagi hari agar tanaman tidak stress. Bibit ditanam 1 bibit per lubang tanam.

(21)

9

nigricornis), ulat grayak (Spodoptera litura) dan ulat penggerek buah (Helliothis armigera). Serangan hama yang paling besar dalam populasi tanaman ditimbulkan oleh hama ulat grayak dan ulat penggerek buah, sehingga perlu dilakukan pengendalian setiap minggu.

(a) (b)

Gambar 7 Kondisi persemaian. Rak penyemaian benih (a) dan gejala putusnya pangkal batang (b)

Beberapa penyakit yang banyak menyerang tanaman tomat yaitu layu bakteri yang disebabkan oleh patogen Ralstonia solanacearum, gemini virus, dan busuk daun. Tanaman tomat yang terinfeksi patogen R. solanacearum

menunjukkan gejala layu mendadak yang ditunjukkan dengan daun terkulai ke bawah (layu) dan dapat menimbulkan kematian. Pada stadium penyakit yang lanjut, bila batang dipotong, dari berkas pembuluh keluar massa bakteri seperti lendir berwarna putih susu. Lendir lebih banyak keluar bila potongan batang ditaruh di tempat yang lembab. Jika potongan batang sakit dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air jernih, setelah ditunggu beberapa menit terlihat benang-benang putih halus, yang putus bila gelas digoyang. Benang putih tersebut adalah massa bakteri. Adanya massa lendir ini dapat dipakai untuk membedakan penyakit layu bakteri dengan layu fusarium (Semangun 2004).

(a) (b) (c)

Gambar 8 Gejala serangan hama dan penyakit pada tanaman tomat. Gejala serangan ulat penggerek buah (a), penyakit busuk buah (b) dan gemini virus (c)

Karakter Kualitatif

(22)

10

dalam kategori dan dapat dibedakan secara tegas. Purwati (2009) mengatakan bahwa kualitas tomat meliputi kualitas eksternal, seperti bentuk, ukuran, warna, sedangkan kualitas internal seperti jumlah rongga, tebal daging buah, kekerasan buah, rasa, dan aroma. Menurut Syukur et al. (2012) karakter-karakter tertentu pada tanaman seperti warna bunga, bentuk polong dan warna polong dikendalikan oleh gen sederhana (1 atau 2 gen) dan tidak atau sedikit sekali dipengaruhi lingkungan.

Hasil pengujian karakter kualitatif warna pada bagian hipokotil kecambah, bunga, buah mentah, dan buah matang menunjukkan kesamaan antar genotipe dengan varietas pembanding hanya ditemukan pada peubah warna bunga yang memiliki warna kuning. Berdasarkan hasil pengamatan, pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa warna antosianin hipokotil kecambah umumnya berwarna ungu, tetapi pada genotipe F6004001-8-16-14-7, F6004009-5-7-10-10, dan F6004009-6-4-10-9 memiliki warna antosianin hipokotil kecambah hijau. Karakter warna buah mentah dan buah matang memiliki keragaman, terutama pada genotipe F6003008-1-12-16-2 yang memiliki warna buah mentah hijau terang. Genotipe tersebut tidak memiliki kesamaan antar genotipe yang diuji dan varietas pembanding. Pada karakter warna buah masak umunya berwarna merah, tetapi terdapat genotipe yang memiliki warna oranye. Genotipe yang memiliki warna buah masak oranye adalah F6005001-4-1-12-3, F6005001-4-1-12-5, T-64, dan T-78.

Tabel 1 Karakter warna pada bagian hipokotil kecambah, bunga, buah mentah dan buah matang pada 12 genotipe yang diuji

Genotipe

F6003008-1-12-10-10 Ungu Hijau Merah

F6003008-1-12-16-2 Ungu Hijau terang Merah

F6004001-8-16-14-1 Ungu Hijau putih Merah

F6004001-8-16-14-7 Hijau Hijau putih Merah

F6004009-5-7-5-7 Ungu Hijau putih Merah

F6004009-5-7-10-10 Hijau Hijau Merah

F6004009-6-4-10-9 Hijau Hijau Merah

F6005001-4-1-12-3 Ungu Hijau Oranye

F6005001-4-1-12-5 Ungu Hijau Oranye

F9001022-2-1-5-11 Ungu Hijau gelap Merah

T-64 Ungu Hijau Oranye

T-78 Ungu Hijau gelap Oranye

Intan Ungu Hijau Merah

Ratna Ungu Hijau Merah

Rampai Ungu Hijau putih Merah

(23)

11 memliki tipe pertumbuhan indeterminate. Menurut Hidayat et al. (1997) tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate pada ujung tanaman terdapat tandan bunga pada setiap ruas. Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan indeterminate tandan bunga terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda. Pada karakter tipe tandan bunga hanya genotipe F6003008-1-12-16-2 dan F6004009-6-4-10-9 yang memiliki tipe tandan bunga sebagian multiparous, sedangkan selebihnya memiliki tipe tandan bunga secara umum uniparous.

Tabel 2 Penampilan karakter tipe pertumbuhan dan tipe tandan bunga tanaman tomat yang diuji

Genotipe Tipe

pertumbuhan Tipe tandan bunga F6003008-1-12-10-10 Indeterminate Secara umum uniparous

F6003008-1-12-16-2 Indeterminate Sebagian multiparous

F6004001-8-16-14-1 Determinate Secara umum uniparous

F6004001-8-16-14-7 Determinate Secara umum uniparous

F6004009-5-7-5-7 Determinate Secara umum uniparous

F6004009-5-7-10-10 Determinate Secara umum uniparous

F6004009-6-4-10-9 Determinate Sebagian multiparous

F6005001-4-1-12-3 Determinate Secara umum uniparous

F6005001-4-1-12-5 Determinate Secara umum uniparous

F9001022-2-1-5-11 Determinate Secara umum uniparous

T-64 Indeterminate Secara umum uniparous

T-78 Determinate Secara umum uniparous

Intan Determinate Secara umum uniparous

Ratna Determinate Secara umum uniparous

Rampai Determinate Sebagian multiparous

Penampilan karakter pada daun secara umum memiliki keragaman. Pada karakter letak daun terdapat 1 genotipe (F6004009-5-7-5-7) yang memiliki tipe horizontal dan tidak memiliki kesamaan dengan varietas pembanding. Secara umum tipe daun pada genotipe yang diuji dan varietas pembanding adalah bentuk

standard dan peruvianum (Tabel 3), tetapi terdapat 3 genotipe yang memiliki tipe daun potato leaf type. Genotipe tersebut adalah 8-16-14-1, F6004001-8-16-14-7, dan F6004009-5-7-5-7. Genotipe T-78 dan F6004009-5-7-5-7 memiliki karakter letak daun yang berbeda dari seluruh genotipe yang diuji dan varietas pembanding. Letak daun pada genotipe T-78 drooping, sedangkan pada genotipe F6004009-5-7-5-7 horizontal.

(24)

12

bentuk bulat. Genotipe lainnya memiliki bentuk buah agak pipih, dan tidak memiliki kesamaan terhadap varietas pembanding.

Penampilan karakter bentuk ujung buah pada genotipe yang diuji secara umum memiliki bentuk datar. Bentuk ujung buah pada genotipe T-64 datar meruncing dan memiliki kesamaan terhadap varietas pembanding Ratna, sedangkan bentuk ujung buah genotipe F6004009-5-7-5-7, F6005001-4-1-12-3, dan F6005001-4-1-12-5 adalah melekuk agak datar.

Tabel 3 Penampilan karakter daun pada tanaman tomat yang diuji

Genotipe Tipe daun Letak daun Letak anak

daun F6003008-1-12-10-10 Standard Semi-erect Ke atas F6003008-1-12-16-2 Standard Semi-erect Ke atas F6004001-8-16-14-1 Potato leaf type Semi-erect Mendatar F6004001-8-16-14-7 Potato leaf type Semi-erect Ke atas F6004009-5-7-5-7 Potato leaf type Horizontal Mendatar F6004009-5-7-10-10 Peruvianum Semi-erect Ke atas F6004009-6-4-10-9 Peruvianum Semi-erect Ke atas F6005001-4-1-12-3 Standard Semi-drooping Ke atas F6005001-4-1-12-5 Peruvianum Semi-drooping Mendatar F9001022-2-1-5-11 Standard Semi-drooping Mendatar

T-64 Standard Semi-erect Mendatar

T-78 Standard Drooping Mendatar

Intan Standard Semi-erect Ke atas

Ratna Standard Semi-drooping Ke atas

Rampai Peruvianum Semi-erect Mendatar

Tabel 4 Penampilan karakter kualitatif bentuk buah dan bentuk ujung buah pada genotipe yang diuji dan varietas pembanding

Genotipe Bentuk buah Bentuk ujung buah

F6003008-1-12-10-10 Agak pipih Datar

F6003008-1-12-16-2 Agak pipih Datar

F6004001-8-16-14-1 Agak pipih Datar

F6004001-8-16-14-7 Agak pipih Datar

F6004009-5-7-5-7 Bulat Melekuk agak datar

F6004009-5-7-10-10 Agak pipih Datar

F6004009-6-4-10-9 Bulat Datar

F6005001-4-1-12-3 Telur sungsang Melekuk agak datar F6005001-4-1-12-5 Telur sungsang Melekuk agak datar

F9001022-2-1-5-11 Bulat Datar

T-64 Telur sungsang Datar meruncing

T-78 Bulat Datar

Intan Bulat Melekuk agak datar

Ratna Telur sungsang Datar meruncing

(25)

13 Karakter Kuantitatif

Hasil rekapitulasi sidik ragam menunjukkan perlakuan genotipe berpengaruh sangat nyata. Nilai koefisien keragaman (KK) pada peubah-peubah yang diamati berkisar 1.37–37.65% (Tabel 5). Nilai koefisien keragaman menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan, dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan (Gomez dan Gomez 1995).

Nilai KK tertinggi ditunjukkan pada peubah bobot rata-rata per buah yaitu 37.65%, dan nilai KK terendah sebesar 1.37% pada peubah umur panen (Tabel 5). Perbedaan nilai KK pada tiap peubah menunjukkan lingkungan memberikan pengaruh yang bervariasi terhadap peubah-peubah yang diamati.

Tabel 5 Rekapitulasi sidik ragam beberapa karakter yang diamati

Karakter Genotipe KT Nilai P KK (%)

Tinggi tanaman (cm) ** 765.71 0.0000 4.04

Panjang daun (cm) ** 266.94 0.0000 1.56

Lebar daun (cm) ** 229.64 0.0000 6.26

Jumlah tandan bunga ** 182.66 0.0000 8.80

Panjang buah (cm) ** 756.90 0.0000 6.54

Diameter buah (cm) ** 1.77 0.0000 5.21

Bobot buah per tanaman (g) ** 54 995.43 0.0078 20.11 Jumlah buah per tanaman ** 270 490.76 0.0000 29.13

Jumlah fruit set (%) ** 133.25 0.0000 10.32

Bobot per buah (g) ** 729.53 0.0000 37.65

Tebal daging buah (cm) ** 0.08 0.0000 8.07

Panjang pedisel (cm) ** 0.05 0.0000 4.36

Umur berbunga (hari) ** 32.89 0.0000 2.02

Umur panen (hari) ** 85.17 0.0000 1.37

Kekerasan buah ** 0.08 0.0000 14.45

PTT ** 0.70 0.0000 9.30

Keterangan: **) nyata pada P < 0.01

Tinggi Tanaman, Panjang Daun, dan Lebar Daun

(26)

14

berbeda nyata lebih tinggi dari varietas Intan dan Rampai, sementara genotipe lainnya tidak berbeda dengan verietas Intan, Ratna, dan Rampai.

Karakter panjang daun pada genotipe F6004009-5-7-5-7 tidak berbeda dengan varietas pembanding Intan yang memiliki panjang daun 40.27 cm, sedangkan genotipe F6004001-8-16-14-1 dan F9001022-2-1-5-11 memiliki panjang daun tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Rampai dan Ratna. Genotipe F9001022-2-1-5-11 memiliki panjang daun yang berbeda lebih panjang daripada seluruh genotipe tomat yang diuji. Seluruh genotipe tomat yang diuji memiliki lebar daun nyata lebih kecil dibandingkan dengan varietas pembanding Ratna. Genotipe F6004001-8-16-14-7 memiliki lebar daun nyata lebih kecil daripada seluruh genotipe yang diuji dan 3 varietas pembanding yang digunakan, yaitu 19.52 cm.

F6003008-1-12-10-10 127.73bc 32.40g 27.27def

F6003008-1-12-16-2 126.27bc 34.63ef 29.07de

F6004001-8-16-14-1 93.97f 23.93hi 20.47gh

F6004001-8-16-14-7 95.23f 22.15i 19.52h

F6004009-5-7-5-7 104.97ef 39.42d 31.46de

F6004009-5-7-10-10 127.33bc 36.24e 27.57def

F6004009-6-4-10-9 125.47bc 34.39f 26.68efg

F6005001-4-1-12-3 120.47bcd 42.80c 39.98b

F6005001-4-1-12-5 120.30bcd 43.06c 44.38ab

F9001022-2-1-5-11 116.33cde 51.27a 39.65bc

T-64 132.83b 46.13b 39.43bc

T-78 116.83cde 47.17b 38.54bc

Intan 125.61bc 40.27d 33.43cd

Ratna 158.27a 51.92a 47.18a

Rampai 106.23def 25.29h 21.96fgh

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Umur Berbunga dan Umur Panen

Pengamatan umur berbunga ditentukan dari jumlah hari setelah

transplanting hingga 50% populasi tanaman muncul bunga, sedangkan umur panen ditentukan pada saat 50% populasi tanaman yang berbuah sudah masak atau siap dipanen. Umur berbunga dan umur panen 12 genotipe yang diamati cukup bervariasi. Umur berbunga antara 23–32.67 HST, sedangkan umur panennya berkisar 55.67–70 HST (Tabel 7).

(27)

15 rataan umur berbunga paling lama yaitu 32.33 hari, serta tidak berbeda nyata dengan genotipe F6005001-4-1-12-5, F9001022-2-1-5-11 dan varietas pembanding Ratna. Sementara genotipe F6004009-5-7-10-10, T-64 dan T-78 memiliki nilai rataan umur berbunga yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Intan. tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Genotipe F6004001-8-16-14-7 memiliki umur panen paling cepat (55.67 hari) daripada varietas pembanding dan semua genotipe yang diuji, sedangkan genotipe F6004001-8-16-14-1, F6004009-5-7-5-7, dan F6004009-6-4-10-9 memiliki nilai rataan umur panen yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Rampai. Genotipe F6005001-4-1-12-3 dan F6005001-4-1-12-5 memiliki nilai rataan umur panen yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Ratna. Kedua genotipe tersebut memiliki umur panen paling lama daripada semua genotipe yang diuji

Panjang Buah, Diameter Buah, Jumlah Tandan Bunga per Tanaman, dan

Fruit set

(28)

16

Pengamatan jumlah tandan bunga per tanaman dari setiap genotipe tomat dilakukan pada saat panen pertama hingga terakhir. Jumlah tandan genotipe F6003008-1-12-16-2 tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Rampai. Genotipe tersebut memiliki nilai rataan jumlah tandan bunga per tanaman paling banyak daripada semua genotipe yang diuji. Persentase fruit set dihitung dengan membagi jumlah tandan buah per tanaman dengan jumlah tandan bunga per tanaman dikalikan 100%. Nilai fruit set genotipe yang dievaluasi cukup kecil, yakni berkisar 21.58%–44.83%. Hal ini menunjukkan bunga yang terbentuk dalam satu tandan banyak yang mengalami kerontokan.

Tabel 8 Nilai tengah panjang buah, diameter buah, dan jumlah tandan bunga per tanaman 12 genotipe tomat dan varietas pembanding

Genotipe Panjang buah F6003008-1-12-10-10 2.75ef 2.92d 24.67bcd 35.23abc F6003008-1-12-16-2 2.56ef 2.70de 39.33a 22.11d F6004001-8-16-14-1 2.55ef 2.64de 30.67b 28.24cd F6004001-8-16-14-7 2.51ef 2.60de 27.33bc 29.43cd

F6004009-5-7-5-7 3.99d 4.06bc 23.00cd 33.79bc

F6004009-5-7-10-10 2.84e 3.12d 23.33cd 31.42cd F6004009-6-4-10-9 3.12e 2.95d 24.67bcd 34.14bc F6005001-4-1-12-3 4.73abc 4.24bc 16.00ef 37.60abc

F6005001-4-1-12-5 5.08a 4.29b 13.00f 36.11abc

F9001022-2-1-5-11 4.08cd 3.98bc 18.67def 28.88cd

T-64 4.76abc 3.90bc 24.33bcd 37.40abc tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Panjang Pedisel, Tebal Daging Buah, Kekerasan Buah, dan Padatan Terlarut Total (PTT)

Panjang pedisel genotipe F9001022-2-1-5-11, T-64, dan T-78 lebih panjang daripada seluruh genotipe yang diuji dan 3 varietas pembanding. Ketebalan daging buah genotipe yang diuji berkisar 0.17–1.6 cm. Seluruh genotipe memiliki nilai ketebalan daging buah lebih tebal daripada varietas Rampai.

(29)

17 buah tomat terhadap kerusakan mekanis khususnya selama pengangkutan dan erat kaitannya dengan kandungan kadar air pada buah tersebut. Apabila kadar airnya tinggi maka buah tersebut akan lembek, sebaliknya apabila kadar airnya rendah maka buah tersebut akan menunjukkan kekerasan yang tinggi (Wijayani 2005). Nilai kekerasan buah genotipe yang diuji berkisar 0.53–1.03 kg cm-2 (Tabel 9).

Hasil pengujian kekerasan buah pada Tabel 9 menunjukkan bahwa genotipe F6005001-4-1-12-3 memiliki nilai kekerasan buah yang tidak berbeda dengan varietas pembanding Ratna, sedangkan genotipe lainnya memiliki nilai kekerasan buah yang tidak berbeda dengan varietas pembanding Intan dan Rampai.

Tabel 9 Nilai tengah panjang pedisel, tebal daging buah, kekerasan buah, dan padatan terlarut total 12 genotipe tomat dan varietas pembanding

Genotipe F6003008-1-12-10-10 0.90d 0.31c 0.90abc 3.13cd F6003008-1-12-16-2 0.84d 0.32c 1.01ab 3.25cd F6004001-8-16-14-1 0.80d 0.22cd 0.94ab 3.31bcd F6004001-8-16-14-7 0.87d 0.23cd 0.98ab 2.95d F6004009-5-7-5-7 0.88d 0.54ab 0.66bcd 3.63abcd F6004009-5-7-10-10 0.85d 0.30c 0.83abcd 3.56abcd F6004009-6-4-10-9 0.87d 0.32c 0.89abc 3.52abcd F6005001-4-1-12-3 0.87d 0.56a 0.55cd 4.30ab F6005001-4-1-12-5 0.92cd 0.59a 0.65bcd 4.44a F9001022-2-1-5-11 1.11ab 0.60a 0.73abcd 3.91abcd

T-64 1.21a 0.57a 0.71abcd 4.10abc tidak berbeda nyata berdasar uji BNJ taraf 5%

Bobot Buah per Tanaman, Bobot per Buah, Jumlah Buah per Tanaman, dan Produktivitas

(30)

18

terakhir. Bobot per buah genotipe F6005001-4-1-12-5 memiliki nilai yang tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Ratna.

Bobot rata-rata per buah tiap genotipe berkisar 5.67–49.92 g. Genotipe F6005001-4-1-12-5 memiliki nilai rataan bobot per buah paling tinggi (49.92 g) tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Intan, Ratna dan genotipe F6005001-4-1-12-3, T-64 dan T-78.

Tabel 10 menunjukkan bahwa produktivitas seluruh genotipe yang diuji memiliki nilai rataan produktivitas yang beragam. Adanya perbedaan hasil diantara genotipe terjadi karena tanggap tanaman terhadap variasi lingkungan yang beragam dari tanaman yang satu dengan yang lainnya. (Purwati 2009). Nilai produktivitas berkisar antara 12.78–27.54 ton ha-1. Nilai rataan produktivitas tertinggi dicapai oleh genotipe F6004009-5-7-5-7 (27.54 ton ha-1), tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Ratna, Rampai dan hampir seluruh genotipe yang diuji, kecuali genotipe F6004001-8-16-14-1 yang memiliki nilai rataan produktivitas paling rendah (12.78 ton ha-1) tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Intan dan genotipe F6004001-8-16-14-7, dan F9001022-2-1-5-11.

Tabel 10 Nilai tengah bobot buah per tanaman, bobot per buah, dan jumlah buah per tanaman 12 genotipe tomat dan varietas pembanding

Genotipe F6003008-1-12-10-10 692.22ab 10.84cd 64bc 18.46ab F6003008-1-12-16-2 690.36ab 9.05d 76ab 18.41ab F6004001-8-16-14-1 479.19b 7.13d 67bc 12.78b F6004001-8-16-14-7 570.06b 8.98d 65bc 15.20b F6004009-5-7-5-7 1,032.63a 30.06abcd 35cd 27.54a F6004009-5-7-10-10 807.48ab 12.83bcd 64bc 21.53ab F6004009-6-4-10-9 732.38ab 14.83bcd 52bcd 19.53ab F6005001-4-1-12-3 682.92ab 38.05abc 18d 18.21ab F6005001-4-1-12-5 705.79ab 49.92a 15d 18.82ab F9001022-2-1-5-11 570.71b 28.43abcd 21d 15.22b

(31)

19 Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar karakter yang diamati. Tanda positif atau negatif pada nilai koefisien korelasi menunjukkan arah perubahan pada satu karakter terhadap perubahan yang lainnya. Hasil pengujian analisis korelasi (Tabel 11) menunjukkan karakter tinggi tanaman berkorelasi positif sangat nyata terhadap umur panen. Artinya, pertambahan tinggi tanaman akan diikuti dengan pertambahan umur panen tanaman tomat. Karakter lebar daun berkorelasi positif terhadap karakter panjang daun, hal ini berarti semakin panjang daun maka lebar daun akan semakin panjang pula. Umur panen berkorelasi positif sangat nyata terhadap ukuran buah. Artinya, semakin rendah umur berbunga maka semakin kecil ukuran buah tomat. Buah yang berukuran kecil cenderung lebih cepat panen dibandingkan dengan buah yang berukuran besar.

Tabel 11 Korelasi linear antar karakter kuantitatif 12 genotipe tomat dan varietas pembanding

Keterangan : *=berkorelasi nyata **=berkorelasi sangat nyata TT=tinggi tanaman PD=panjang daun, LD=lebar daun, PB=panjang buah, DB=diameter buah, BPT=bobot per tanaman, JB=jumlah buah, BB=bobot per buah, TDB=tebal daging buah, KB=kekerasan buah, PTT=padatan terlarut total, UP=umur panen.

(32)

20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Genotipe F6004009-5-7-5-7 memiliki nilai produktivitas paling tinggi (27.54 ton ha-1) dibandingkan dengan semua genotipe yang diuji, sementara itu genotipe F6004001-8-16-14-1 dan F6004001-8-16-14-7 memiliki karakter agronomi yang baik (lebih cepat berbunga dan panen). Pada karakter padatan terlarut total dan kekerasan buah, genotipe 1-12-3 dan F6005001-4-1-12-5 memiliki kualitas lebih baik daripada semua genotipe dan varietas pembanding.

Saran

Terdapat 6 genotipe tomat yang dapat dilanjutkan uji multilokasi karena memiliki nilai rataan produktivitas tinggi, antara 18.8227.54 ton ha-1. Genotipe tersebut yaitu, 2 genotipe tomat kecil yang terdiri dari genotipe F6004009-5-7-10-10 dan F6004009-6-4-F6004009-5-7-10-10-9, serta 4 genotipe tomat sedang yang terdiri dari genotipe F6004009-5-7-5-7, F6005001-4-1-12-5, T-64 dan T-78.

DAFTAR PUSTAKA

[IPGRI] International Plant Genetic Resources Institute. 1995. Descriptor for Tomato (Lycopersicon spp.). 47 p.

[PKHT] Pusat Kajian Hortikultura Tropika. 2014. Ekspor Komoditi Pertanian Subsektor Hortikultura (Total, Segar dan olahan) 2012-2013. [Internet]. [diunduh 2014 Juli 10]. Tersedia pada: http://pkht.or.id/datastatistik/konsumsi-buah-dan-sayur/9-uncategorised.

[PVVT] Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 2007. Panduan pengujian individual kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan tomat (Solanum lycopersicum L.) PVT/PPI/23/1

[UPOV] International Union For The Protection of New Varieties of Plants. 2011.

Tomato Guidelines for the Conduct of Test for Distinctness, Uniformity and Stability. Geneva (CH): UPOV Pr.

Ashari S. 1995. Hortikultura aspek budidaya. Jakarta (ID): UI Pr.

Cahyono B. 2008. Budidaya Tomat dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.

Gomez KA, Gomez AA. 1995. Prosedur Statistika untuk Percobaan Pertanian.

Sjamsudin E dan Baharsjah JS, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Statictical Procedures for Agricultural Research.

(33)

21 Jones IT. 1993. Produksi Sayuran Di Daerah Tropika. Ronoprawiro S, penerjemah; Payne WJA, editor. Yogjakarta (ID): Penerbit Gadjah Mada Pr. Terjemahan dari: Vegetable Production in The Tropics. Ed ke-1.

Jones JB. 2008. Tomato Plant Culture. New York (US): CRC Pr.

Prihadi T. 1993. Uji daya hasil dan penilaian kualitas tomat di dataran rendah. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Purwati E, Khairunnisa E. 2000. Budidaya Tomat Dataran Rendah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Purwati E. 1990. Evaluasi kultivar tomat di dataran rendah. J Hort. 1(2):33-37. Purwati E. 1997. Pemuliaan tanaman tomat. Di dalam: Duriat AS, Hadisoeganda

WW, Permadi AH, Sinaga AM, Hilman Y, Basuki RS, editor. Teknologi Produksi Tomat. Lembang (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran. hlm 42-57.

Purwati E. 2009. Daya Hasil Tomat Hibrida (F1) di Dataran Medium. J Hort.

19(2):125-130.

Semangun H. 2004. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta (ID): UGM Pr.

Soedomo PRd. 2012 Uji Daya Hasil lanjutan Tomat Hibrida di Dataran Tinggi Jawa Timur. J Hort. 22(1):8-13.

Sudarna. 2010. Teknik pengujian daya hasil lanjutan beberapa galur harapan padi sawah tipe baru. Bul. Teknik Pertanian. 15(2): 48-51.

Syukur M, Sujiprihati S, Yuniati R. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. 300 hlm.

Wijaya A, Pediar, Priadi DP. 2005. Keragaman genetik dan karakteristik beberapa genotipe tomat ranti (Lycopersicon pimpinellifolium Mill.) Dataran Rendah. J Tan Tropika. 8(2):53-6.

(34)

22

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data curah hujan

Sumber: Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor 2014

Lampiran 2 Sidik ragam karakter tinggi tanaman

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 56.84 28.42 1.21tn 3.34 5.45 0.3120 Genotipe 14 10,719.95 765.71 32.73** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 655.10 23.40

Total terkoreksi 44 11,431.88 kk = 4.04%

Lampiran 3 Sidik ragam karakter panjang daun

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.01 0.01 0.02tn 3.34 5.45 0.9823 Genotipe 14 3,737.14 266.94 756.90** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 9.87 0.35

Total terkoreksi 44 3,747.03 kk = 1.56%

Lampiran 4 Sidik ragam karakter lebar daun

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 27.50 13.75 3.33tn 3.34 5.45 0.0503 Genotipe 14 3,214.98 229.64 55.68** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 115.48 4.12

Total terkoreksi 44 3,357.96 kk = 6.26%

Bulan Curah hujan

(mm)

Januari 802

Februari 479

Maret 542

April 284

(35)

23 Lampiran 5 Sidik ragam karakter panjang buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.41 0.20 3.61* 3.34 5.45 0.0404

Genotipe 14 44.41 3.17 56.36** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 1.58 0.06

Total terkoreksi 44 46.39

kk = 6.54%

Lampiran 6 Sidik ragam karakter diameter buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.57 0.29 8.71** 3.34 5.45 0.0011 Genotipe 14 24.75 1.77 53.87** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 0.92 0.03

Total terkoreksi 44 26.24

kk = 5.21%

Lampiran 7 Sidik ragam karakter tebal daging buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.00 0.00 0.17tn 3.34 5.45 0.8417

Genotipe 14 1.06 0.08 64.99** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 0.03 0.00

Total terkoreksi 44 1.09

kk = 8.07%

Lampiran 8 Sidik ragam karakter jumlah buah per tanaman

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 70,282.18 35,141.09 2.09tn 3.34 5.45 0.1422 Genotipe 14 3,786,870.58 270,490.76 16.11** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 470,187.82 16,792.42

(36)

24

Lampiran 9 Sidik ragam karakter panjang pedisel

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.00 0.00 0.29tn 3.34 5.45 0.7508

Genotipe 14 0.66 0.05 28.36** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 0.05 0.00

Total terkoreksi 44 0.71

kk = 4.36%

Lampiran 10 Sidik ragam karakter bobot buah per tanaman

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 113,736.24 56,868.12 3.01tn 3.34 5.45 0.0653 Genotipe 14 769,936.02 54,995.43 2.91** 2.06 2.79 0.0078

Galat 28 528,549.59 18,876.77

Total terkoreksi 44 1,412,221.84 kk = 20.11%

Lampiran 11 Sidik ragam karakter bobot per buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 315.32 157.66 1.81tn 3.34 5.45 0.1821 Genotipe 14 10,213.35 729.53 8.38** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 2,437.58 87.06

Total terkoreksi 44 12,966.25

kk = 37.65%

Lampiran 12 Sidik ragam karakter kekerasan buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.05 0.03 1.92tn 3.34 5.45 0.1654

Genotipe 14 1.11 0.08 5.77** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 0.38 0.01

Total terkoreksi 44 1.54

(37)

25 Lampiran 13 Sidik ragam karakter padatan terlarut total

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.30 0.15 1.31tn 3.34 5.45 0.2849 Genotipe 14 9.86 0.70 6.12** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 3.22 0.12

Total terkoreksi 44 13.39

kk = 9.30%

Lampiran 14 Sidik ragam karakter umur berbunga

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.04 0.02 0.07tn 3.34 5.45 0.9305 Genotipe 14 460.44 32.89 106.80** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 8.62 0.31

Total terkoreksi 44 469.11

kk = 2.02%

Lampiran 15 Sidik ragam karakter umur panen

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 1.64 0.82 1.13tn 3.34 5.45 0.3370 Genotipe 14 1,192.31 85.17 117.15** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 20.36 0.73

Total terkoreksi 44 1,214.31

kk = 1.37%

Lampiran 16 Sidik ragam karakter jumlah tandan bunga

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.18 0.09 0.02tn 3.34 5.45 0.9800 Genotipe 14 2,557.24 182.66 41.53** 2.06 2.79 0.0000

Galat 28 123.16 4.40

Total terkoreksi 44 2,680.58

(38)

26

- Bentuk daun : Lebar dengan ujung meruncing - Warna daun : Hijau terang

- Tahan terhadap penyakit : Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) - Rentan terhadap penyakit : Busuk daun (Phytophtora infesntans) - Sesuai untuk : Dataran rendah/tinggi

Lampiran 18 Deskripsi varietas Ratna

- Bentuk daun : Lebar dengan ujung meruncing - Warna daun : Hijau tua

(39)

27 - Tipe pertumbuhan : Determinate

- Bentuk penampang : Bulat - Warna buah muda : Putih kehijauan - Warna buah masak : Merah

- Jumlah buah per pohon : 86–94 buah - Bobot per buah : 12.5–13 g - Potensi hasil : 18–23 ton ha-1

- Rentan terhadap penyakit : Busuk daun (Phytophtora infesntans) - Sesuai untuk : Dataran rendah/tinggi

Lampiran 20 Deskripsi genotipe F6003008-1-12-10-10 - Umur berbunga : 26 HSS

- Umur panen : 60 HSS

- Tinggi tanaman : 127.73 cm - Tipe pertumbuhan : Indeterminate

(40)

28

Lampiran 21 Deskripsi genotipe F6003008-1-12-16-2 - Umur berbunga : 26 HSS

- Umur panen : 60 HSS

- Tinggi tanaman : 126.27 cm - Tipe pertumbuhan : Indeterminate

- Warna batang : Hijau

(41)

29 Lampiran 23 Deskripsi genotipe F6004001-8-16-14-7

- Umur berbunga : 23.33 HSS - Umur panen : 55.67 HSS - Tinggi tanaman : 95.27 cm - Tipe pertumbuhan : Determinate

- Warna batang : Hijau

Lampiran 24 Deskripsi genotipe F6004009-5-7-5-7 - Umur berbunga : 26 HSS

- Umur panen : 57 HSS

- Tinggi tanaman : 104.97 cm - Tipe pertumbuhan : Determinate

- Warna batang : Hijau

- Bentuk ujung buah : Melekuk agak datar - Jumlah buah per pohon : 34.93 buah

(42)

30

Lampiran 25 Deskripsi genotipe F6004009-5-7-10-10 - Umur berbunga : 26.67 HSS

(43)

31 Lampiran 27 Deskripsi genotipe F6005001-4-1-12-3

- Umur berbunga : 32.33 HSS

- Umur panen : 68.67 HSS

- Tinggi tanaman : 120.47 cm - Tipe pertumbuhan : Determinate

- Warna batang : Hijau - Bentuk ujung buah : Melekuk agak datar - Jumlah buah per pohon : 18.20 buah

- Bobot per buah : 38.05 g - Potensi hasil : 18.21 ton ha-1

Lampiran 28 Deskripsi genotipe F6005001-4-1-12-5 - Umur berbunga : 31.67 HSS

- Umur panen : 68.67 HSS - Tinggi tanaman : 120.30 cm - Tipe pertumbuhan : Determinate

- Warna batang : Hijau - Bentuk ujung buah : Melekuk agak datar - Jumlah buah per pohon : 15.30 buah

(44)

32

Lampiran 29 Deskripsi genotipe F9001022-2-1-5-11 - Umur berbunga : 32 HSS - Tipe pertumbuhan : Indeterminate

(45)

33 Lampiran 31 Deskripsi genotipe T-78

- Umur berbunga : 28 HSS - Umur panen : 67.33 HSS - Tinggi tanaman : 116.83 cm - Tipe pertumbuhan : Determinate

- Warna batang : Hijau tua - Tipe daun : Standard

- Warna daun : Hijau

- Warna helai bunga : Kuning - Warna benang sari : Kuning - Warna putik : Kuning terang - Jumlah tandan bunga : 20 buah - Jumlah bunga per tandan : 4–9 buah - Warna buah muda : Hijau gelap - Warna buah masak : Oranye

- Ukuran buah (p x d) : 4.17 x 3.85 cm - Bentuk buah : Bulat

(46)

34

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jember, Jawa Timur pada tanggal 10 Mei 1992. Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Paat dan Ibu Mistama.

Tahun 2010 penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 4 Jember. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Masuk Seleksi IPB (USMI) sebagai salah satu mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Gambar

Gambar 2 Tipe tandan bunga
Tabel 1 Karakter warna pada bagian hipokotil kecambah, bunga, buah mentah dan
Tabel 2 Penampilan karakter tipe pertumbuhan dan tipe tandan bunga tanaman tomat yang diuji
Tabel 4 Penampilan karakter kualitatif bentuk buah dan bentuk ujung buah pada genotipe yang diuji dan varietas pembanding
+7

Referensi

Dokumen terkait

Full Domain Controler ( disini kita asumsikan bahwa anda menggunakan free dari co.cc ya..), artinya domain yang Kontrolnya ada pada kita, karena nanti kita akan melakukan

Dalam pengelolaan wilayah perbatasan, terdapat beberapa hirarki pusat pelayanan perbatasan negara yang mendukung pengembangan dan pembangunan di kawasan tersebut

Berdasarkan beberapa pandangan dan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kemajuan pendidikan terhadap kepemimpinan wanita terlihat lebih

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA..

Dari kurva ini memperlihatkan bahwa pada pengujian di bulan ke 3, clay shale menunjukkan penurunan tingkat durabilitas dari medium durability ke low durability ,

Dalam proses perancangan bentuk sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan dibuat, pemilihan warna sangat berpengaruh karena food cart barbeku diperuntukan bagi

bertujuan untuk menghindari berkaratnya peralatan yang terbuat dari besi, semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam keadaan kering dan bersih agar tidak