• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra pada PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra pada PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

EV

CA

PR

VALUAS

ARDINAL

N

ROGRAM

D

FAKUL

IN

SI DAN P

L TETRA

NANDA D

M SARJA

DEPART

LTAS EK

NSTITUT

EMILIHA

A PADA P

INDON

DEWI RA

ANA ALI

TEMEN M

KONOMI

T PERTA

BOGO

2015

AN PEM

PT QIAN

NESIA

ACHMAT

H JENIS

MANAJE

DAN MA

ANIAN BO

OR

5

MASOK IK

HU JOE

TIKA

MANAJ

MEN

ANAJEM

OGOR

KAN HIA

E AQUAT

JEMEN

MEN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra Pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam bacaan dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

(3)

ABSTRAK

NANDA DEWI RACHMATIKA. Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra Pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Dibimbing oleh EKO RUDDY CAHYADI.

Pemasok merupakan salah satu bagian supply chain yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Pemilihan pemasok yang tidak tepat dapat mengganggu kegiatan operational perusahaan, sedangkan pemilihan supplier yang tepat akan meminimalkan biaya pembelian, meningkatkan daya saing pasar dan kepuasan pengguna akhir. Pemilihan pemasok yang tepat juga dapat digunakan perusahaan dalam menjalin kerjasama jangka panjang.Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menentukan bobot kriteria penilaian kinerja pemasok sehingga didapatkan peringkat pemasok dengan menggunakan model AHP (Analytical Hierarci Process). Kriteria penilaian kinerja disesuaikan dengan kondisi perusahaan meliputi kriteria Kualitas, Biaya, Pengiriman, flexibility dan responsiveness. Hasil penilaian didapatkan kriteria Kualitas sebagai prioritas tertinggi dengan bobot 0.373. Hasil penilaian subkriteria dengan nilai prioritas tertinggi adalah Harga ikan hias dengan bobot 0.833. Peringkat pemasok dengan tingkat prioritas tertinggi berturut-turut adalah pemasok Irwan rosdi (0.281), Farm (0.219), Catur (0.215), Kodrat (0.123), Sukirman (0.082) dan Jo aquatic (0.080). Kata Kunci: AHP, pemilihan pemasok, SCM

ABSTRACT

NANDA DEWI RACHMATIKA.Evaluation and Supplier Selection Cardinal Tetra Fish at PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Supervised by EKO RUDDY CAHYADI.

Supplier is one of important part in supply chain for manufacture. Selecting inappropriate suppliers can disturb the manufacture operational’s activity, whereas selecting the appropriate one can reduce the purchasing cost, improves competitiveness of the market and the satisfaction of end-user product. The selecting of the rightsuppliers also can be used by the company in the long-term cooperation. The purpose of this research is to identify and delong-termine the weight of the criteria in suppliers assessment performance with the result suppliers performance rank by using AHP (Analytic HierarcyProcess) method. The criteria of assesment performance is adjusted with manufacture’s condition include some criteria such as quality, cost, delivery, flexibility, and responsiveness. The assesment result of criteria is Quality as highest priority with of weight 0.373. The assesment result of subciteria is Price of Fish as highest priority with of weight 0.833. Suppliers rank with highest priority are Irwan rosdi (0.281), Farm (0.219), Catur (0.215), Kodrat (0.123), Sukirman (0.082) and Jo aquatic (0.080).

(4)

EVALUASI DAN PEMILIHAN PEMASOK IKAN HIAS CARDINAL

TETRA PADA PT QIAN HU JOE AQUATIC INDONESIA

NANDA DEWI RACHMATIKA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra pada PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia

Nama : Nanda Dewi Rachmatika

NIM : H24124067

Disetujui oleh

Dr Eko Ruddy Cahyadi, SHut, MM Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanau wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul Penelitian yang dipilih dalam penelitian yang diselesaikan sejak bulan Mei 2014 sampai bulan Agustus2014 ini ialah Evaluasi dan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut.,MMselaku dosen pembimbing dan ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak manajemen PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas dukungan doa dan kasih sayang yang selalu menyertai penulis, tidak lupa kepada teman-teman satu bimbingan skripsi, teman-teman ekstensi manajemen angkatan 10, sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Rantai Pasok 4

Kriteria Pemilihan Pemasok 4

Proses Hirarki Analitik (AHP) 6

Penelitian Terdahulu 6

METODE 7

Kerangka Pemikiran 7

Lokasi dan Waktu Penelitian 8

Jenis Data 9

Metode Pengumpulan Data 9

Metode Pengolahan dan Analisis Data 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gambaran Umum PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia 10

Struktur Organisasi Perusahaan 11

Approve Supplier 13

Tahap Pengadaan dan Sistem Pembayaran 15

Analisis Hasil Pengolahan Hierarki Utama 16

Implikasi Manajerial 24

SIMPULAN DAN SARAN 24

DAFTAR PUSTAKA 25

(8)

DAFTAR TABEL

1 Volume produksi budidaya ikan hias di Pulau Jawa tahun 2007-2011 1

2 Nilai prioritas AHP 10

3 Pesanan cardinal tetra per tahun 2013 13

4 Spesifikasi cardinal tetra PT QHJAI 16

5 Hasil penilaian goal/tujuan terhadap kriteria 18

6 Bobot hasil penilaian tiap subkriteria 19

7 Bobot hasil penilaian subkriteria terhadap alternatif 20

8 Bobot hasil penilaian akhir alternatif 21

9 Identifikasi pemasok 23

10 Transaksi pemasok cardinal tetra per tahun 2013 23

DAFTAR GAMBAR

1 Kematian ikan cardinal tetra tahun 2013 2

2 Kerangka penelitian 8

3 Struktur organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia 12

4 Cardinal tetra 13

5 Mekanisme pengadaan ikan hias 15

6 Struktur hierarki 17

7 Struktur hierarki pemilihan pemasok ikan hias cardinal tetra 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan Expert Choice 2000 29

2 Kegiatan di PT QHJAI 30

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komoditas ikan hias mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek yang cukup menjanjikan jika ditinjau secara ekonomi. Trend produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya, tercatat sampai dengan bulan Oktober 2012 produksi ikan hias telah mencapai 834.060.990 ekor. Wilayah sentra produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di lima provinsi yakni, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan D.I. Yogyakarta. Sementara, sentra-sentra produksi ikan hias lainnya tersebar di 13 provinsi lainnya.

Ikan hias adalah jenis ikan yang mempunyai daya tarik tersendiri baik warna, bentuk maupun tingkah lakunya yang unik. Di samping itu, ikan hias mempunyai nilai artistik yang tinggi bagi kehidupan manusia. Ikan hias dapat dinilai dari segi keindahannya yang memberikan rasa puas dan damai dalam jiwa. Selain itu, ikan hias juga berkaitan erat dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, kesehatan, kesenian dan rekreasi (KEMENDAG 2013).

Tabel 1 Volume produksi budidaya ikan hias di Pulau Jawa tahun 2007-2011

Provinsi

Volume Produksi Budidaya Ikan Hias per Tahun (Ton) Kenaikan Rata-Rata

(%) 2007 2008 2009 2010 2011

DKI Jakarta 124 508 212 3,713 2,244 466.26

Jawa Barat 55,105 60,733 61,915 99,472 88,914 15.55 Jawa Tengah 16,770 14,295 16,423 12,666 14,601 -1.87 D. I.Yogyakarta 1,435 1,908 2,438 5,354 4,532 41.25

Jawa Timur 12,705 51,085 18,559 35,822 38,049 84.41

Banten 5,914 9,717 5,730 4,960 6,852 12.00

Sumber: KKP (2011)

(10)

Seiring dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dan semakin tingginya ekspektasi konsumen dalam era informasi ini, menjadikan perusahaan harus berputar otak untuk menyusun strategi untuk memenangkan persaingan bisnis. Pengaruh lainnya dari semakin ketatnya persaingan bisnis menjadikan perusahaan semakin sadar bahwa keberhasilan bisnis tidak hanya ditentukan oleh aspek internal, tapi juga aspek eksternal perusahaan salah satunya ialah supplier atau pemasok (Muslim dan Iriani 2010). Dalam rantai pasokan, koordinasi antara perusahaan dengan para pemasok biasanya merupakan hubungan yang sulit sekaligus penting dalam jaringan distribusi, karena pemasok merupakan bagian eksternal perusahaansehingga koordinasi menjadi tidak mudah.

Evaluasi dan aktivitas seleksi pemasok memainkan peran kunci dalam Supply Chain Managementsuatu perusahaan karena perputaran uang pada divisi/bagian ini cukup besar.Tanggung jawab yang diberikan manajemen tingkat atas yang dilimpahkan pada bawahannya menjadi tangtangan tersediri, khususnya pada manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat bawah dalam proses pengambilan keputusan baik secara taktis maupun teknis. Disamping itu, tuntutan aspek kualitas, waktu pengiriman dan biayadalam persaingan pasar yang semakin mengglobal saat ini menambah kompleksitas keputusan seleksi pemasok ini (Ting dan Cho2008).

Gambar 1Kematian ikan cardinal tetra tahun 2013 (PT QHJI 2013)

Pada tahun 2013 tingkat kematian ikan hias cardinal tetrayang berasal dari berbagai berbagai pemasok memiliki presentase kematian yang cukup tinggi dengan tingkat kematian tertinggi mencapai 63%, sedangkan standar kematian ikan yang ditetapkan perusahaan hanya sebesar 3%.Hal ini sangat merugikan perusahaan karena tingkat kematian ikan yang diharapkan sangat jauh melebihi standar perusahaan yang mempengaruhi cash flowatau perputaran uang dan profitabilitasperusahaan. Kondisi ini harus diperhatikan oleh perusahaan demi menghindari hal-hal yang dapat merugikan eksistensi perusahaan dalam menjalankan bisnis ekspor komoditi ikan hiasair tawar. Hal tersebut menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan perusahaan terhadap pemasok ikan hias cardinal tetrauntuk melihat apakah pemasok memiliki kinerja dengan baik atau tidak, karena pemasok dengan kinerja yang tidak baik dikhawatirkan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Selain itu, menilai subjektivitas

10%

43%

32%

55%

63%

31%

3% 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

irwan rosdi

catur farm kodrat sukirman jo aquatic standar PT

(11)

manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat bawah dalam pengambilan keputusan dalam memilih pemasok terbaik. Pentingnya mengevaluasi dan memilih pemasok terbaikdiharapkan mampu melihat kinerja pemasok dan memilih pemasok yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan harapan dapat membantu strategi rantai pasok perusahaan khususnya dalam mengevaluasi dan memilih pemasok ikan hias cardinal tetra.

Perumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dirumuskan adalah:

1. Faktor apa yang menjadi prioritas utama dalam pemilihan pemasok ikan hias Cardinal Tetra PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia.

2. Menganalisa keputusan alternatif pemilihan pemasok PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia (PT QHJAI).

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan model seleksi pemasok dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP).

2. Menganalisis pemasok terbaik atau dengan tingkat prioritas tertinggi.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Informasi dan bahan masukan bagi PT QHJAI dalam melakukan strategi supply chain (rantai pasok).

2. Informasi, referensi, dan masukan bagi penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang terkait dengan pemilihan pemasok.

Ruang Lingkup Penelitian

(12)

TINJAUAN PUSTAKA

Rantai Pasok

Rantai pasok atau supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan2005). Russel dan Taylor serta Chase, et al. dalam Haming & Nurnajamuddin (2012), menyatakan bahwa suatu rantai pasok terdiri atas organisasi yang saling berhubungan, sumber daya dan proses yang menciptakan dan menyerahkan produk dan jasa kepada pelanggan akhir. Rantai pasokan merupakan sekumpulan aktivitas (fisik dan pembuatan keputusan) yang dihubungkan oleh aliran material dan informasi serta terkait aliran uang dan hak milik yang melewati batas-batas organisasi (Van der Vorst 2006). Konsep rantai pasokan merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik.Konsep lama melihat logistik sebagai persoalan internal masing-masing perusahaan dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara internal diperusahaan masing-masing.Dalam konsep baru masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang dari bahan dasar sampai bahan jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang (Indrajit dan Djokopranoto 2002).

Tujuan setiap rantai pasokan seharusnya adalah untuk memaksimumkan keseluruhan nilai yang dihasilkan. Nilai tersebut sangat berkaitan erat dengan profitabilitas rantai pasokan (supply chain profitability or surplus), yaitu selisih antara pendapatan yang diperoleh dari konsumen dengan keseluruhan biaya yang terjadi sepanjang rantai pasokan. Semakin tinggi profitabilitas rantai pasokan, semakin sukses rantai pasokan tersebut (Chopra dan Meindl2001). Mengelola pasokan dapat memainkan peran penting dalam sebuah perusahaan dalam perencanaan strategis, manajemen rantai pasokan, dan profitabilitas. Pemilihan supplier merupakan salah satu kunci keputusan yang harus dibuat dalam perencanaan strategis rantai pasokan yang memiliki implikasi yang luas dalam tahap berikutnya dari perencanaan dan pelaksanaan strategi rantai pasokan (Shahroodiet al.2012).

Kriteria Pemilihan Pemasok

(13)

pemilihan ini perusahaan mungkin harus melakukan perangkingan untuk menentukan mana supplier yang dijadikan supplier utama dan mana yang akan dijadikan supplier cadangan.

Benyoucef et al. (2003) mengkaji secara komprehensif mengenai karakteristik masalah seleksi pemasok, sebagai berikut.

1. Keputusan strategis

Memilih pemasok yang paling tepat telah lama dinilai sebagai salah satu fungsi paling penting yang dimiliki bagian (departemen) pengadaan. Kesulitan dan kepentingan keputusan ini diperkuat oleh kecenderungan bisnis akhir-akhir ini seperti persentase nilai komponen (barang) yang dibeli oleh perusahaan manufaktur dari total pendapatannya yang semakin meningkat, ekspansi pengadaan (dari pemasok) luar negeri, tingkat perkembangan teknologi yang semakin tinggi, disertai dengan siklus hidup produk yang menurun. Dengan demikian, keputusan terkait dengan masalah seleksi pemasok menentukan viabilitas jangka panjang perusahaan. Keputusan tersebut pada mulanya akan mempengaruhi koordinasi berbagai pelayanan perusahaan, dan pada tahap selanjutnya akan berdampak pada posisi daya saingnya di pasar industri. Oleh karena itu, keputusan dalam memilih pemasok haruslah disejalankan dengan strategi perusahaan untuk mencapai tujuannya.

2. Multi-aktor

Keputusan seleksi pemasok membutuhkan keterlibatan berbagai layanan dalam perusahaan, bahkan keputusan ini akan tercermin dalam kegiatan layanan perusahaan, seperti produksi, transportasi, penyimpanan, pembelian, dan sebagainya. Disamping itu, sebagian besar kriteria keputusan yang dipertimbangkan bersifat subjektif.

3. Multi-kriteria

Keputusan seleksi pemasok biasanya membutuhkan pertimbangan beberapa kriteria. Sering kali pula kriteria-kriteria tersebut bersifat kontradiktif (misalnya aspek kualitas produk dengan harganya). Dengan demikian, pemilihan pemasok didasarkan pada nilai kompromi antarkriteria tersebut yang lebih baik.

4. Kriteria subjektif

Pada prakteknya, sejumlah kriteria keputusan yang signifikan bersifat subjektif. Kriteria semacam ini tidak dapat direpresentasikan dengan cara kualitatif, misalnya kriteria “kemauan bisnis” pemasok. Selain kriteria subjektif, dipertimbangkan pula kriteria objektif, yaitu kriteria yang dapat diukur dengan dimensi kuantitatif yang konkrit (harga, misalnya). Masalahnya, penentuan dimensi kuantitatif tersebut tidaklah selalu mudah. Kualitas, misalnya, tidak dapat diukur secara langsung. Penilaian kriteria ini perlu didekati dengan memperhitungkan biaya penolakan produk, biaya layanan purnajual, dan sebagainya.

5. Karakteristik lain

(14)

pemasok atau pembeli juga seringkali ditemui dalam pengambilan keputusan ini, semisal kapasitas terbatas pemasok, kuantitas order minimum atau maksimum, kualitas, waktu pengiriman, dan lain-lain.

Proses Hirarki Analitik (AHP)

Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process- AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli (judgment) dalam memilih alternatif yang paling disukai (Saaty dalam Marimin dan Maghfiroh 2010). Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat dikontruksikan sebagai diagram bertingkat (hirarki) yang dimulai dengan goal sasaran lalu kriteria dan alternatif. Terdapat berbagai bentuk hirarki keputusan yang disesuaikan dengan substansi dan persoalan yang dapat diselesaikan dengan AHP. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan

keputusan.

Peralatan utama dari model AHP ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah kedalam kelompok-kelompoknya dan kemudian diatur menjadi satu bentuk hirarki. Model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan komprehensif, artinya memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif sekaligus (Astriani 2011). Teknik ini juga menyediakan prosedur untuk memeriksa kekonsistenan dalam penilaian sehingga mengurangi bias dalam pengambilan keputusan (Firdaus dan Farid 2008). Pendekatan ini dapat menggabungkan kriteria kuantitaif dan kualitatif. Keunggulan pendekatan ini terletak pada kemampuannya dalam menyusun masalah yang kompleks, multi-aktor, multi-atribut, dan multi-periode secara hierarkis. AHP sering dipertimbangkan sebagai suatu metode seleksi pemasok karena pendekatan ini memungkinkan pembuat keputusan meranking pemasok berdasarkan kepentingan relatif kriteria dan kesesuaiannya dengan pemasok (Tahriri et al. 2007).

Penelitian Terdahulu

(15)

sebesar 0,189, kriteria delivery sebesar 0,188, kriteria responsiveness sebesar 0,180, dan kriteria quality sebesar 0,153. Tiga sub kriteria terpenting adalah pemberian diskon untuk pembelian dalam jumlah besar, dapat merespon masalah dengan baik, ketepatan spesifikasi kertas yang dikirim terhadap order pembelian. Diperoleh penilaian akhir terhadapap Supplier B (UD. SK) yang merupakan alternatif terpilih sebagai supplier yang tepat bagi CV. GD Malang, dengan bobot tertinggi yaitu 0,365.

Astriani (2011), melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesesuaian Pemasok Bahan Baku Roti Tawar Spesial(Rts) Dengan Kriteria Yang Ditetapkan Oleh Perusahaan (Studi Kasus: PT Nippon Indosari Corpindo). Kriteria yang ditetapkan pada penelitian ini adalah Kehalalan, Kualitas, Harga, Ketersediaan Barang, Reputasi Pemasok dan Waktu Pengiriman. Dalam kriteria tersebut kemudian diturunkan kembali menjadi beberapa subkriteria. Analisis AHP menunjukkan Kriteria yang menjadi prioritas utama dalam memilih pemasok bahan baku RTS di PT NIC adalah kualitas dengan bobot 0,216. Subkriteria yang menjadi prioritas utama adalah perusahaan pemasok dan produknya sudah banyak dikenal dengan bobot 0,712. Pemasok dengan kinerja paling baik yaitu PT Jaya Fermex dengan bobot 0,337.

Özkanet al.(2011) melakukan penelitian dalam jurnal internasional yang berjudul Supplier Selection Using Analytic Hierarchy Process: An Application From Turkey. Dalam penelitian ini, mereka harus membeli 2000 komputer dan printer 500 per tahun pada sebuah lembaga pemerintah dan harus memutuskan pemasok terbaik, kemudian pemilihan pemasok dilakukan dengan menggunakan AHP. Ada 4 kriteria utama, 16 subkriteria dan 3 pemasok potensial: A, B dan C. Menurut hasil AHP, kriteria kualitas layanan menjadi kriteria yang paling penting dan subkriteria yang paling penting kemasan dan kemampuan memasok barang. Alternatif yang diperoleh adalah alternatif C sebagai pemasok terbaik.

METODE

Kerangka Pemikiran

(16)

pemasok yang tepat dan mengendalikan kelompok pemasok yang kompeten. Metode AHP digunakan dalam penelitian ini sebagai model pengambilan keputusan bagi perusahaan dalam memilih pemasok ikan hias terbaik dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan dan menganalisis hasil penilaian alternatif yang dihasilkan model AHP sehingga dapat diketahui pemasok terbaik atau dengan tingkat prioritas tertinggi, kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei 2014 hingga Agustus 2014 di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia yang merupakan perusahan terbuka kerja sama antara Joe Aquatic Indonesia dengan Qian Hu Ltd. Singapura. Pemilihan lokasi ini dipilih karena PT QHJAI merupakan eksportir ikan hias yang cukup besar di Kabupaten Bogor dengan omset penjualan yang besar tiap tahunnya.

Banyak pilihan pemasok

Penentuan pemasok terbaik Pasar usaha ikan hias

yang kompetitif

Analisis alternatif Penyusunan hierarki model evaluasi dan pemilihan pemasok

Pentingnya memilih pemasok terbaik

Kesimpulan dan Saran

(17)

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam suatu penelitian ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya.Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.

Metode Pengumpulan Data

Perolehan data primer menggunakan metodewawancara kepada narasumber, diskusi, pengamatan dan penggunaan istrumen penelitian. Wawancara dan diskusi dilakukan kepada responden ahli yang terkait dengan penelitian ini yaitu Head of Operation, Head of purchasing dan Supervisor QC. Selain itu pengumpulan data primer diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu membagikan kuesioner kepada responden ahli. Data sekunder diperoleh dari penelusuran dokumen atau rekaman perusahaan yang diijinkan untuk dipublikasikan untuk kepentingan penelitian, selain ini penulis juga melakukan studi pustaka dengan mempelajari beberapa literatur sebagai referensi seperti skripsi, buku dan jurnal.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dengan mengembangkan model AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam membantu menganalisis kriteria dan subkriteria dalam pemilihan pemasok dan penggunaan perangkat lunak Expert Choice 2000 sebagai alat bantu pengolahan data secara kuantitatif. Prinsip kerja AHP pada dasarnya adalah memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit (Pujawan 2005), langkah yang dapat dilakukan dalam menggunakan model AHP yaitu:

1. Penyusunan Hierarki

Penyusunan hierarki dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengetahuan atau informasi yang sedang diamati. Susunan hierarkisnya terdiri dari goal/ tujuan, kriteria, subkriteria dan alternatif.

2. Pembobotan

(18)

Tabel 2 Nilai prioritas AHP

Nilai Keterangan 1 Faktor vertikal sama penting dengan faktor horizontal

3 Faktor vertikal lebih penting dengan faktor horizontal 5 Faktor vertikal jelas lebih penting dengan faktor horizontal 7 Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dengan faktor horizontal 9 Faktor vertikal mutlak lebih penting dengan faktor horizontal 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua elemen yang berdekatan

1/(2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9 Sumber : Pujawan (2005)

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan

Pembuatan matriks perbandingan berpasangan menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Konsistensi logis

Penilaian yangmempunyai konsistensi tinggi sangat diperlukan dalm persoalan pengambilan keputusan agar hasil keputusannya akurat.AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio konsistensi. Nilai rasio konsistensi harus 10% atau kurang. Jika lebih dari 10% maka penilaian masih acak dan perlu diperbaiki.

Pendekatan AHP dipilih untuk memodelkan seleksi pemasok pada PT QHJAI. Alasan utamanya yaitu karena kelebihan pendekatan model ini yang mampu mengakomodasi faktor-faktor kualitatif yang sangat penting, terutama dalam kebijakan hubungan dengan pemasok (Abror 2011). Pendekatan AHP membantu pengambilan keputusan untuk memberi peringkat alternatif pemasok yang didasarkan pada pengambil keputusan yang bersifat subjektif tentang tingkat kepentingan suatu kriteria (Shahroodiet al. 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia

(19)

Pengambilan nama CV Aquatic Indonesia tersebut didasarkan atas bidang usaha yang dijalankan, yaitu bidang usaha ekspor hasil-hasil perikanan yang diambil dari perairan (aquatic). Pada akhir 2004 CV Aquatic Indonesia berganti nama menjadi PT Joe Aquatic Indonesia.

Pada bulan Februari tahun 2011 PT Joe Aquatic Indonesia bergabung dengan grup perusahaan Qian Hu Coorporation Limited yang berpusat di negara Singapura melalui proses kerjasama dalam bentuk permodalan yang disebut PMA atau penanaman modal asing. Negara yang bergabung dalam perusahaan ini diantaranya Singapura, Malaysia, China dan Thailand. Tujuan perusahaan bergabung dengan perusahaan Qian Hu yaitu untuk memperluas pangsa pasar dan memperoleh konsumen baru. Kini perusahaan telah mendapatkan tambahan konsumen baru yaitu negara Rusia, Turki, Israel dan China. Sebagai perusahaan multinasional PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia sampai saat ini berkembang menjadi perusahaan ekspor yang memiliki pasar yang mencakup empat benua, yaitu Benua Asia (Singapura, Malaysia, Thailand, Cina, Jepang, Korea, Sri Lanka dan Israel), Benua Amerika (Kanada), Benua Australia (Australia Barat dan New South Wales) danBenua Eropa (Rusia, Turki, Swedia dan Swiss).

PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki visi dan misi untuk selalu maju dan berkembang disemua aspek dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Adapun visi dari PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, yaitu Menjadi Perusahaan Ikan Hias Yang Terbesar dan Terbaik Dari Singapore. Upaya untuk mewujudkan visinya tersebut, PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki misi perusahaan sebagai berikut :

1. Menjadi Perusahaan Ekspor Ikan Hias Air Tawar Peringkat Ketiga di Indonesia dalam Kurun Waktu Lima Tahun.

2. Menjadi Perusahaan Impor Ikan Hias Air Tawar Peringkat Pertama di Indonesia dalam Kurun Waktu Tiga Tahun.

3. Menyeimbangkan cakupan pasar yang dimiliki, yaitu dengan proporsi 50 persen pasar dalam negeri dan 50 persen pasar luar negeri.

4. Meningkatkan nilai atau volume transaksi melalui kuantitas kiriman produk kepadakonsumensetiap bulan.

5. Meningkatkan frekuensi jumlah kiriman (shipment) setiap bulan. 6. Menstabilkan perusahaan dan menambah pasar baru bagi perusahaan.

7. Menghasilkan produk yang memiliki ciri khas dan berkualitas untuk para konsumen.

8. Meningkatkan dan memajukan perusahaan. 9. Mensejahterakan para karyawan.

10. Mengembangkan perusahaan melalui investasi dalam unit-unit usaha baru. 11.Turut menjadi perusahaan impor untuk komoditi peralatan-peralatan,

aksesoris dan kebutuhan untuk hewan peliharaan sebagai.

Struktur Organisasi Perusahaan

(20)

satu dari berbagai fungsi yang ada dalam perusahaan, dimana fungsi-fungsi tersebut secara keseluruhan dilibatkan dalam pencapaian tujuan perusahaan atau dalam implementasi strategi.Struktur organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.

Perusahaan merekrut sumber daya manusia (SDM) umumnya berasal dari daerah disekitar lokasi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar dan membantu warga sekitar untuk memperoleh pekerjaan. PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki karyawan lulusan sarjana dan diploma, jumlah karyawan sebanyak 12 orang untuk manajemen dan admisitrasi, sedangkan untuk bagian farm perusahaan memiliki karyawan sebanyak 7 orang dengan lulusan SD sampai dengan SLTA. Farm disini ialah suatu ruangan khusus tempat pennyimpanan dan pembesaran ikan-ikan yang termasuk pada kelompok ikan-ikan musiman. Meskipun pendidikan-ikan karyawan di bagian farm tidak tinggi, karyawan tersebut memuliki kemauan yang tinggi untuk selalu belajar dan kemampuan yang lebih dibandingkan karyawan pada umumnya.

Keterangan bagan :

= Responden ahli

Gambar 3 Struktur organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia (PT QHJAI, 2012)

PT QHJAI melakukan kegiatan pembesaran ikan hias yang berasal dari pemasok dengan cara membeli dalam ukuran kecil dan di tampung sampai ukuran jual. Penjualan ikan hias yang dilakukan oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan ikan hias dalam setiap proses produksinya. Penyediaan ikan hias PT QHJAI dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu

General Manager

Head of Sales

Head of Purchasing

Head of Operational

Head of Finance & ACCT

HR

Leader of Sales

Leader of Purchasing

Supervisor

Staff

Leader of Packing

Managing Director

Staff

Leader of Quarantinne

Staff Staff

Supervisor

Leader of Security

Security

(21)

penyediaan melalui pemasok dan kegiatan penampungan dalam proses pembesaran. PT QHJAI menawarkan berbagai jenis ikan, baik ikan budidaya maupun ikan tangkap. Beberapa jenis avertebrata seperti lobster, kepiting, udang dll dan aksesoris lainnya, terdapat 360 jenis ikan hias yang diusahakan oleh PT QHJAI dalam bisnis ekspor ikan hiasnya. Beberapa komoditas ikan hias budidaya yang menjadi andalan (key item) adalah ikan hias cardinal tetra. Komoditas ikan hias ini menjadi salah satu andalan di PT. QHJAI karena jumlah penjualan ikan hias cardinal tetra cukup tinggi setiap bulannya.

Tabel 3 Pesanan cardinal tetra per tahun 2013

Ukuran Jumlah pesanan per tahun 2013 Persentase

1.5 cm 9.500 PCS 4%

1.7 cm 53.500 PCS 24%

2.0-2.2 cm 107.557 PCS 49%

2.5 cm 17.675 PCS 8%

2.5-2.8 cm 630 PCS 0%

2.8 cm 12.885 PCS 6%

3.0 cm 13.400 PCS 6%

3.2 cm 5.020 PCS 2%

Total 220.167 PCS 100%

Cardinal Tetra atau Paracheirodon Axelrodimerupakan ikan air tawardari keluarga Characin (keluarga Charachidae) dari ordo Characiformes. Tumbuh panjang total sekitar 3 cm, cardinal tetra memiliki karakteristik garis biru warna warni mencolok dengan garis merah dibawahnya dari sirip muka sampai ke ekor. Ikan cardinal tetra merupakan ikan akuarium yang sudah semakin populer dan sudah mulai banyak peternak yang memproduksi ikan tersebut. Cardinal tetra hasil budidaya cenderung lebih kuat untuk beradaptasi dengan kondisi air disekitarnya daripada cardinal tetra hasil tangkapan liar.

Gambar 4 Cardinal tetra (PT QHJAI, 2014)

Gambaran Umum Pemasok

(22)

QHJAI memiliki banyak pemasok dalam menyediakan ikan hias cardinal tetra, diantaranya Irwan rosdi, Catur, Farm, Kodrat, Sukirman dan Jo Aquatic.

Pemasok Irwan rosdi berlokasi di Cibinong atau sekitar 13,3 Km dari perusahaan dan sudah menjadi mitra perusahaan sejak tahun 2007. Irwan rosdi mampu menyediakan seluruh ikan hias cardinal tetra dengan berbagai ukuran mulai dari yang terkecil (1,5 cm) sampai terbesar (3,2 cm) dengan kisaran harga mulai dari Rp 600-Rp 2500. Irwan rosdi juga mampu memberikan garansi atau jaminan terhadapa ikan hias yang dikirim, garansi tersebut berlaku hingga ikan hias sampai ke tangan konsumen.

Pemasok kedua ialah Catur yang berlokasi di Cibinong dan sudah menjadi mitra perusahaan sejak tahun 2004. Catur mampu menyediakan ikan hias cardinal tetra dengan ukuran 1,5 cm-2,5 cm dan 2,8 cm-3,2 cm dengan kisaran harga mulai dari Rp 600-Rp 2250. Garansi atau jaminan yang diberikan Catur kepada perusahaan maksimal 2 hari atau saat ikan yang dikirimsampai ke perusahaan.

Pemasok ketiga ialah Farm yang berlokasi di Jakarta sekitar 33,3 Km dari perusahaan. Farm sudah menjadi mitra bisnis perusahaan sejak tahun 1994 dan mampu menyediakan cardinal tetra dengan ukuran 1,5 cm-2,5 cm dan 2,8 cm-3,2 cm. Kisaran harga yang ditetapkan oleh Farm mulai dari Rp 600-Rp 2500. Garansi atau jaminan yang diberikan Farm kepada perusahaan maksimal 2 hari.

Pemasok keempat ialah Kodrat yang berlokasi di Cibinong dan sudah menjadi mitra bisnis sejak tahun 2009. Kodrat hanya mampu menyediakan ikan cardinal tetradengan ukuran 1,7 cm-2,2 cm dan 3,0 cm-3,2 cm. Kisaran harga yang ditetapkan yaitu Rp 800-Rp 2400. Garansi atau jaminan yang diberikan Kodrat kepada perusahaan maksimal 2 hari.

Pemasok kelima ialah Sukirman yang berlokasi di Bekasi Barat atau sekitar 47,2 Km dari perusahaan. Sukirman sudah menjadi mitra bisnis perusahaan sejak tahun 2004 dan hanya mampu menyediakan satu ukuran cardinal tetra yaitu ukuran 1,7 cm dengan harga Rp 800. Sukirman juga memberikan jaminan kepada perusahaan yakni maksimal 2 hari.

Pemasok terakhir ialah Jo aquatic yang berlokasi di Cimahpar atau sekitar 9,5 Km dari perusahaan. Jo aquatic sudah menjadi penyedia ikan hias untuk perusahaan sejak tahun 2000 dengan menyediakan cardinal tetradengan ukuran 1,7 cm-2,2 cm denga kisaran harga Rp 800-Rp1000. Jo Aquatic juga memberikan jaminan kepada perusahaan yakni maksimal 2 hari.

Approve Supplier

(23)

Ap menetap s untuk mem ialah kepe pemasok p untuk men untuk di p Syarat pem kemampua pemasok, diberikan. Me sedang tre tersebut b penggunaa transparan ingin peru yang lainn Pe kebutuhan dengan ca maka ikan bagian pem mengambi kesepakata pengirima pembelian pengambil mengguna perusahaa pprove supp secara beta milih konsu ercayaan, k pada umum nilai pemaso prioritaskan masok yang an menyed harga yang edia approv en pada sa berisikan pa

an media t nsi mengena usahaan cap nya dan terp

mbelian ik n kiriman da

ara pemesa n-ikan akan mbelian. Pe il ikan di lo an atau per an barang. P n bersama s lan ikan de akan seped an, biasanya

G

plier tidak m hun-tahun umen merek karena tidak mnya. Appr

ok manakah n oleh peru g menjadi b diakan pesa g ditawarkan

ve supplier aat ini yaitu

ara pemaso tersebut ial ai pesanan, pai sehingga pacu untuk b

Tahap Pen

kan oleh b an persedia anan kepada

n diantar o engambilan okasi pemas rjanjian ke Pengambilan staf handlin engan jumla a motor. I a diantar den

Gambar 5 M (

mengikat p melainkan ka sendiri. M

k menggun rove supplie

h yang mem usahaan teru bagian dari anan, item n pemasok, perusahaan u membuat ok yang tel

lah menunj harga yang a antar pem bisa menyed

ngadaan da

bagian pem aan ikan di

a pemasok oleh pemas n ikan oleh ok, Bandara dua belah n ikan deng ng dengan ah sedikit d

kan-ikan y ngan mengg

Mekanisme p (PT QHJAI

ara pemaso memberi k Modal utam nakan doku er digunaka miliki kinerj utama dari approve sup atau varias cara pemba n mengikut grup khus lah menjad jukan kepa diinginkan masok dapat diakan kebu

an Sistem P

mbelian di perusahaan terlebih d sok ke peru

staf pembe a Internasio pihak atau gan jumlah

menggunak dilakukan o yang dianta

gunakan mo

pengadaan ik , 2014)

oknya deng kebebasan k ma dari siste umen resmi

an sebagai ja yang baik

sisi pemes upplier yaitu si ikan hia ayaran, dan ti kemajuan sus pada m di approve

ada para ap perusahaan bersaing se utuhan PT Q

Pembayara ilakukan un n. Pembelian dahulu. Sete usahaan ata elian dilakuk onal Soekarn lokasi kan banyak dil kan mobil oleh staf pe ar oleh pem obil atau mo

kan hias an kontrak kepada pem em kerjasam seperti ko cara perusa k sehingga sanan ikan u dilihat dar as yang dim n pelayanan n teknologi media chat.

supplier, tu approve sup

n dan target ehat satu de QHJAI.

n

(24)

Sistem pembayarandilakukan kepada seluruh pemasok dengan cara Cash atau melalui Transfer antar bank. Pembayaran dilakukan oleh perusahaan maksimal 2 minggu setelah ikan sampai ke perusahaan. Pembayaran secara cash dilakukan perusahaan kepada pemasok baru. Pemasok baru disini adalah pemasok yang memiliki jumlah transaksi dengan perusahaan kurang dari 5x transaksi. Pembayaran melalui transfer antar bank dilakukan perusahaan kepada pemasok yang jumlah transaksi dengan perusahaan sudah lebih dari 5x transaksi.

Analisis Hasil Pengolahan Hierarki Utama

Penyusunan Hierarki dan Penyusunan Bobot Prioritas

Proses penyusunanhierarki disusun berdasarkan hasil observasi, studi literatur dan wawancara dengan manajemen tingkat atas dan responden ahli di PT QHJAI. Hasil diskusi dengan responden ahli disepakati empat level hierarki yang digunakan pada model AHP, level I yaitu Goal atau tujuan yaitu pemilihan pemasok ikan hias cardinal tetra di PT QHJAI. Pada level II ditetapkan kriteria-kriteria yang dinilai penting dalam usaha ikan hias cardinal tetra yaitu Kualitas, Biaya, Pengiriman, Fleksibilitas dan Responsiveness. Pada level III masing-masing kriteria tersebut diturunkan ke dalam berbagai subkriteria.

Kriteria kualitas diturunkan kedalam dua subkriteria yaitu kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan dan kemampuan menyediakan kualitas ikan yang konsisten, spesifikasi ikan cardinal tetra dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan kriteria biaya diturunkan kedalam dua subkriteria yaituharga ikan hias dan cara pembayaran. Kriteria pengiriman diturunkan kedalam dua subkriteria yaitu ketepatan waktu pengirimandan ketepatan jumlah ikan hias. Kriteria fleksibilitas diturunkan kedalam dua subkriteria yaitu mampu menambah/mengurangi perubahan pesanan dan pemenuhan waktu perubahan pengiriman sedangkan kriteria responsivenessditurunkan kedalam dua subkriteria yaitu kemampuan mengantisipasi ikan yang mati dan kemampuan merespon keluhan.

Tabel 4 Spesifikasi cardinal tetra PT QHJAI

Ukuran ikan Warna Ikan Ikan dalam kondisi sehat 1,5 cm

1,7 cm 2,0-2,2 cm

2,5 cm 2,5-2,8 cm

2,8 cm 3,0 cm 3,2 cm

Cerah - Ikan tidak memiliki jamur berupa cilia halus berwarna putih di seluruh badan.

- ikan tidak memiliki white spot pada tubuh dan sirip ikan. - Insang ikan tidak berwarna

merah. Sumber : PT QHJAI (2014)

(25)

hasildiskusi disajikan pada Gambar 5.Langkah berikutnya ialah dengan memberikan nilai bobot pada tiap-tiap level dengan skala prioritas 1-9. Pembobotan dilakukan oleh responden pakar yang terdiri dari Head of Operational, Supervisor of Quality Control dan head of Purchasing dengan mengisi kuesioner penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan terpisah dan berlainan hari dengan didampingi oleh peneliti agar dapat mengarahkan cara pengisian kuesioner yang benar dan membantu para responden apabila menemui kesulitan dalam pengisian kuesioner. Hasil pembobotan pada tiap level hierarki dapat berbeda-beda dikarenakan perbedaan persepsi masing-masing responden ahli dalam memandang tingkat kepentingan dalam pemilihan pemasok ikan hias cardinal tetra.

Gambar 6 Struktur hierarki

Hasil Pengolahan Perbandingan Berpasangan

Analisis Hasil Pengolahan Kriteria secara Vertikal dalam AHP

Pengolahan matriks perbandingan berpasangan terhadap masing-masing level yang telah diberi nilai bobot diolah dengan menggunakan alat bantu software Expert Choice 2000. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat Expert Choice 2000, yang menjadi kriteria dengan bobot

Goal

Kriteria

Sub-Kriteria

Alternatif

Biaya Pengiriman Flesksibilitas Pemilihan Pemasok

Ikan Hias Cardinal Tetra Responsive ness Kesesua ian ikan dengan spesifika si Perusah aan Kemamp uan menyedia kan kualitas ikan yg konsisten Cara pemba yaran Harga ikan hias Ketepa tan waktu pengiri man Ketepata n jumlah ikan hias Mampu menam bah/ mengur angi perubah an pesanan Pemen uhan peruba han waktu pengiri man Kemamp uan merespo nkeluhan Kemam puan mengan tisipasi ikan yang mati Irwan rosdi

Catur Farm Kodrat Sukirman Jo aquatic

(26)

tingkat kepentingan yang paling tinggi adalah Kualitas dengan nilai bobot 0.373. Tingkat kepentingan selanjutnya berturut-turut ialah kriteria Fleksibilitas dengan nilai bobot 0.175, kriteria Pengiriman dengan nilai bobot 0.155, kriteria Biaya dengan nilai bobot 0.152, dan kriteria Responsivenessdengan nilai bobot 0.145.

Kualitas menjadi tolak ukur yang paling diutamakan perusahaan dibandingkan kriteria yang lain karena perusahaan mengacu pada kepuasan pelanggan yang menginginkan kualitas ikan hias cardinal tetra yang dihasilkan bernilai tinggi dan tidak mengecawakan pelanggan. Biaya tidak menjadi tingkat kepentingan yang utama walaupun profitabilitas perusahaan bergantung pada biaya yang dikeluarkan perusahaan, namun apabila biaya yang ditetapkan pemasok diikuti dengan kualitas ikan hias cardinal tetra yang baik, perusahaan akan tetap mementingkan kualitas ikan hias tersebut. Umumnya harga termurah akan lebih disukai, tapi yang termurah tidak selalu yang terbaik (Özkan et al. 2011). Hasil pengolahan kriteria pemilihan pemasok ikan hias cardinal tetra di PT QHJAI dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Hasil penilaian goal/tujuan terhadap kriteria

Elemen Kriteria Bobot Prioritas

Kualitas 0.373 1

Fleksibilitas 0.175 2

Pengiriman 0.155 3

Biaya 0.152 4

Responsiveness 0.145 5

Analisis Hasil Pengolahan Subkriteria secara Vertikal dalam AHP

Pengolahan data selanjutnya yaitu dengan melakukan perbandingan tingkat kepentingan antara subkriteria pada masing-masing kriteria yang pada tiap kriteria memiliki dua subkriteria. Hal ini bertujuan untuk melihat seberapa besar tingkat kepentingan subkriteria bagi perusahaan yang berperan dalam mengidentifikasi kinerja pemasok secara lebih rinci.

Pada kriteria Kualitas, didapatkan subkriteria dari yaitu “kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan” menjadi tingkat prioritas tertinggi dengan nilai bobot 0.657. Kesesuaian ikan yang disesuaikan dengan spesifikasi dan standar perusahaan berdasarkan model AHP menjadi salah satu syarat yang dibutuhkan untuk menjadi approve supplier perusahaan dalam menyediakan ikan hias cardinal tetra yang baik.

Pada kriteria Biaya didapat subkriteria dengan tingkat kepentingan tertinggi oleh “Harga ikan hias” dengan nilai bobot 0.833. Harga ikan hias yang ditawarkan pada tiap-tiap pemasok memiliki perbedaan yang tidak jauh signifikan, variasi harga tergantung dengan ukuran ikan yang dipesan.Cara pembayaran dianggap tidak menjadi prioritas utama selama perusahaan dan pemasok telah menyetujui kesepakan pembayaran yang sudah disepakati dalam kontrak pemasok.

(27)

stock harus diperhatikan. Apabila jumlah ikan hias pada aquarium stock tidak mencukupi jumlah pesanan sesuai permintaan pelanggan, maka perusahaan akan memesan ikan hias kepada pemasok. Ketepatan pemasok dalam mendistribusikan ikan hias ke perusahaan menjadi prioritas perusahaan untuk memenuhi pesanan konsumen berdasarkan model AHP.

Pada kriteria Fleksibilitas, diperoleh nilai bobot tertinggi sebesar 0.631 pada subkriteria “kemampuan menambah/mengurangi jumlah pesanan”. Ikan hias merupakan makhluk hidup yang memiliki resiko dalam pengiriman maupun human error. Perubahan pesanan biasanya terjadi akibat human erroratau kesalahan bagian staf Quarantine atau karantina ikandalam menghitung jumlah ikan yang tersedia di aquarium stock, sehingga terkadang perlu memesan ulang jumlah pesanan kepada pemasok.

Pada kriteria Responsiveness diperoleh subkriteria dengan nilai bobot tertinggi sebesar 0.631 pada “Kemampuan mengatisipasi ikan yang mati”. Kemampuan pemasok dalam mengatisipasi ikan hias yang mati merupakan salah satu cara mempertahankan jumlah pesanan dan meminimalisir kerugian bagi pemasok. Kematian ikan bisa disebabkan beberapa faktor, yaitu lokasi dan jarak pemasok yang terlalu jauh, terlalu lama di dalam bag atau kantung ikan dan human erorr. Pada Tabel 6 disajikan hasil penilaian tingkat kepentingan tiap subkriteria pada tiap-tiap kriteria.

Tabel 6 Bobot hasil penilaian tiap subkriteria

Kriteria Subkriteria Bobot Prioritas

Kualitas - Kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan.

- Kemampuan menyediakan kualitas ikan yang konsisten

0.657 0.343

1 2

Biaya

Pengiriman

Fleksibilitas

- Harga ikan hias - Cara pembayaran

- Ketepatan waktu pengiriman - Ketepatan jumlah ikan hias - Mampu menambah/ mengurangi perubahan pesanan

- Pemenuhan perubahan waktu pengiriman

0.833 0.167 0.814 0.186 0.375 0.625

1 2 1 2 2 1

Responsiveness - Kemampuan merespon keluhan - Kemampuan mengantisipasi ikan

yang mati

0.369 0.631

2 1

Analisis Hasil Pengolahan Subkriteria secara Horizontal dalam AHP

(28)

dengan pemasok satu dengan pemasok lainnya terhadap seluruh subkriteria yang ada pada struktur hierarki. Masing-masing alternatif memiliki nilai bobot yang beragam terhadap subkriteria.

Alternatif Irwan rosdi dan Farm mendominasi bobot tertinggi dibandingkan alternatif lainnya. Dari 10 subkriteria yang ada, Irwan rosdi unggul dalam 5 subkriteria yaitu Kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan, Kemampuan menyediakan kualitas ikan yang konsisten, Harga ikan hias, Cara pembayaran dan Ketepatan waktu pengiriman. Pemasok pesaing yang juga mendominasi bobot tertinggi yaitu Farm. Farm unggul dalam 5 subkriteria dari 10 subkriteria yang ditetapkan, yaitu ketepatan jumlah ikan hias, mampu menambah/mengurangi jumlah pesanan, kemampuan merespon keluhan dan kemampuan mengantisipasi ikan yang mati. Pada Tabel 7 dibawah ini hasil penilaian subkriteria terhadap masing-masing alternatif.

Tabel 7 Bobot hasil penilaian subkriteria terhadap alternatif

Subkriteria Alternatif (pemasok)

Irwan Catur Farm Kodrat Suk Jo A

- Kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan. - Kemampuan

menyediakan kualitas ikan yang konsisten 0.370 0.435 0.255 0.258 0.212 0.132 0.069 0.077 0.044 0.055 0.051 0.046

- Harga ikan hias - Carapembayaran 0.427 0.314 0.221 0.210 0.155 0.092 0.111 0.153 0.047 0.131 0.039 0.101

-Ketepatan waktu pengiriman -Ketepatan jumlah

ikan hias 0.337 0.161 0.234 0.124 0.186 0.392 0.118 0.193 0.060 0.072 0.064 0.057

- Mampu menambah/ mengurangi pesanan - Pemenuhan perubahan

waku pengiriman 0.140 0.164 0.210 0.106 0.303 0.253 0.261 0.120 0.112 0.134 0.064 0.143 - Kemampuanmerespon keluhan - Kemampuanmengantisi pasi ikanmati 0.075 0.175 0.132 0.216 0.315 0.243 0.180 0.145 0.155 0.100 0.143 0.121

Analisis Hasil Penilaian Akhir

(29)

pemasok Irwan rosdi. Peringkat kedua diperoleh “Farm” dengan nilai bobot 0.219, kemudian peringkat ketiga diperoleh pemasok Catur dengan nilai bobot 0.215, peringkat ke empat diperoleh pemasok Kodrat dengan nilai bobot 0.123, peringkat ke lima diperoleh pemasok Sukirman dengan nilai bobot 0.082 dan peringkat terakhir diperoleh pemasok Jo aquatic dengan nilai bobot 0.080.

Penilaian yang mempunyai konsistensi tinggi sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan agar hasil keputusannya akurat, jika nilai consistensy ratio lebih dari 10% maka penilaian masih acak dan perlu diperbaiki. Penilaian akhir pada alternatif menghasilkan CR atau consistensy ratio kurang dari 10% yaitu sebesar 0.04, hal ini menunjukan bahwa penilaian yang diberikan responden ahli telah konsisten. Pada nilai yang diperoleh masing-masing pemasok, terlihat perbedaan nilai yang tidak jauh signifikan antara pemasok satu dengan yang lainnya. Tabel hasil penilaian akhir terhadap alternatif dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Bobot hasil penilaian akhir alternatif

Alternatif (Pemasok) Nilai Bobot Peringkat

Irwan Rosdi 0.281 1

Farm 0.219 2

Catur 0.215 3

Kodrat 0.123 4

Sukirman 0.082 5

Jo Aquatic 0.080 6

Total 1

CR (consistensy ratio) 0.04

(30)
[image:30.595.28.538.71.456.2]

Gambar 7 Struktur hierarki pemilihan pemasok ikan hias cardinal tetra Analisis Alternatif

Faktor yang mempengaruhi pendapat responden ahli dalam memberikan nilai bobot Irwan rosdi lebih tinggi daripada yang lain ialah dilihat dari segi lokasi pemasok yang berada di Cibinong, harga ikan hias yang ditawarkan, lead-time, kapasitas ikan yang disediakan pemasok dan On-time performance,dan pemberian jaminan atau garansi terhadap ikan hias tersebut. Lokasi Irwan rosdi yang tidak terlalu jauh dari lokasi perusahaan merupakan keuntungan Irwan rosdi agar mampu memenuhi pesanan perusahaan dengan lead-time pengiriman ikan hias yang rendah bahkan mencapai 0 hari apabila stock mencukupi. Harga per ukuran ikan yang ditawarkan pemasok Irwan rosdi cukup rendah dibandingkan harga dari pemasok lainnya. Negosiasi dengan pemasok pun lebih mudah dibandingkan pemasok lain baik dalam tawar menawar harga maupun pemenuhan pemesanan ikan hias cardinal tetra dengan beragam ukuran. Selain itu berdasarkan hasil diskusi dengan responden ahli, faktor yangpaling diperhatikan adalah kemampuan Irwan rosdi dalam menyediakan pesanan perusahaan dalam skala besar ditambah dengan konsistensi kualitas ikan yang disediakan.

Nilai bobot pada penilaian akhir pada Irwan rosdi, Catur dan Farm memang tidak terlalu berbeda secara signifikan, namun responden ahli menilai bahwa pemasok Irwan rosdi yang dianggap memiliki kinerja yang baik. Tabel perbandingan identifikasi pemasok dapat dilihat pada Tabel 8. Melakukan

Goal Kriteria Sub-Kriteria Alternatif Biaya (0.134) Pengiriman (0.144) Flesksibilitas (0.208) Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal

(31)
[image:31.595.99.523.108.828.2]

transaksi pada satu pemasok lebih mudah, baik dalam bernegosiasi yang berkaitan dengan harga,kapasitas pemesanan dan jadwal pengiriman maupun dalam penyampaian keluhan.

Tabel 9 Identifikasi pemasok

Size Pemasok

Irwan Catur Farm Kodrat Sukirman Jo aquatic

1,5 cm Rp 600 Rp 600 Rp 600 - - -

1,7 cm Rp 800 Rp 900 Rp 1000 Rp 800 Rp 800 Rp 800

2,0-2,2 cm Rp 1000 Rp 1200 Rp 1000 Rp 1000 - Rp 1000

2,5 cm Rp 1600 Rp 1600 Rp 1600 - - Rp 1000

2,5-2,8 cm Rp 1600 - - -

2,8 cm Rp 2000 Rp 2000 Rp 2000 - - -

3,0 cm Rp 2300 Rp 2250 Rp 2400 Rp 2400 - -

3,2 cm Rp 2500 Rp 2250 Rp 2500 Rp 2400 - -

Lokasi/Jarak Cibinong (13,3 Km) Cibinong (13,3 Km) Jakarta (33,3 Km) Cibinong (13,3 Km) Bekasi barat (47,2 Km) Cimahpar (9,5 Km) Kapasitas :

- Ukuran 3,2 cm - Ukuran 2,5 cm - Ukuran 2 cm

1800-13500 1000-30000 5000-37500 1800-13500 1000-30000 5000-37500 1800-13500 1000-30000 5000-37500 1000-13500 1000-30000 5000-37500 1000-13500 1000-30000 5000-37500 1000-13500 1000-30000 5000-37500

Lead-time 0-3 Hari 0-3 Hari 0-3 Hari 0-3 Hari 0-3 Hari 0-3 Hari

On-time performance: -Hari kedatangan - Jam kedatangan On-time on-time On-time on-time On-time on-time On-time Jarang on-time On-time Jarang on-time On-time on-time

Sumber : PT QHJAI (2014)

Keputusan perusahaan dalam memilih alternatif pemasok “Irwan rosdi” sebagai pemasok dengan nilai tertinggi berbanding lurus dengan total transaksi pemasok pada tahun 2013. Pada tabel 10 menunjukan peran pemasok “Irwan rosdi” yang mendominasi jumlah pesanan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar sebesar 79%, dibandingkan pemasok lainnya yang hanya mendapatkan porsi lebih kecil dari Irwan rosdi.

Tabel 10 Transaksi pemasok cardinal tetra per tahun 2013

Pemasok Jumlah Transaksi per tahun 2013

Persentase Peringkat

Irwan Rosdi Rp 19.071.772.800 79% 1

Catur Rp 1.412.284.000 6% 3

Farm Rp 3.035.309.500 13% 2

Kodrat Rp 287.781.000 1% 4

Sukirman Rp 7.360.000 0% 6

Jo Aquatic Rp 178.020.000 1% 5

[image:31.595.108.519.153.413.2]
(32)

Implikasi Manajerial

Dalam hasil penilaian proses pengambilan keputusan menggunakan metode AHP, diketahui keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing pemasok. Informasi tersebut dapat menjadi dasar acuan manajemen perusahaan dalam proses evaluasi dan seleksi pemasok selanjutnya, serta upaya dalam membangun kerjasama yang lebih baik dan bersifat jangka panjang.

Dalam aspek perencanaan, manajemen perusahaan dapat menyusun strategi Supply Chain Management (SCM) dengan mempertimbangkan perolehan nilai prioritas pada kualitas dan fleksibilitas pemasok. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menentukan prioritas proses order (share pesanan) kepada pemasok yang memiliki nilai bobot tertinggi dilihat dari kualitas maupun fleksibilitas berdasarkan hasil evaluasi pemasok. Pemasok Irwan rosdi mendapat prioritas order sebesar 28%, Farm sebesar 22%, Catur sebesar 22%, Kodrat sebesar 12%, Sukirman sebesar 8% dan Jo aquatic sebesar 8%. Selanjutnya dalam aspek pengorganisasian, perusahaan dapat menambahkan tugas kepada head of operation untuk mengevaluasi para pemasok. Evaluasi dilakukan secara berkala minimal 2 kali dalam setahun guna melihat kinerja pemasok manakah yang mengalami kenaikan maupun penurunan, sehingga sewaktu-waktu share pesanan terhadap pemasok dapat berubah sesuai dengan hasil evaluasi.

Implementasi atas yang dapat dilakukan perusahaan ialah memberikan informasi mengenai spesifikasi ikan cardinal tetra yang diinginkan perusahaan secara rinci kepada pemasok dan informasi yang berkaitan dengan pelanggan perusahaan yang kebanyakan berasal dari luar negeri, sehingga perusahaan dan pemasok dapat bekerja sama dalam mengestimasi waktu pengiriman ikan sesuai dengan jadwal pengiriman yang telah disepakati. Informasi yang bisa diberikan berupa lamanya proses karantina ikan di perusahaan untuk persiapan pengiriman dan tanggal pengiriman kepada pelanggan. Implementasi lain yang dapat dilakukan ialah perusahaan harus mampu meminimalisasi pembatalan pesanan ikan hias kepada pemasok. Kemudian pengawasan (contolling) dilakukan oleh supervisor quality control, leader of packing dan leader of quarantinne untuk selalu mencatat segala kegiatan yang berkaitan dalam proses pengadaan dan penerimaan ikan seperti ketepatan waktu pengiriman (hari dan jam kedatangan), lead-timetiap pemasok, ikan hias yang mengalami return atau pengembalian akibat mati atau tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan dari tiap-tiap pemasok dan melaporkannya kepada head of operation setiap minggu.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan yang dapat diambil pada penelitian mengenai analisispemilihan pemasok ikan hias cardinal tetra di PT Quan Hu Joe Aquatic Indonesia yaitu :

(33)

Masing-masing level terdiri dari 5 kriteria, 10 subkriteria dan 6 alternatif. Pada level kriteria, kriteria kualitas menempati nilai bobot tertinggi menyusul setelahnya berturut-turut adalah kriteria fleksibilitas, pengiriman, biaya danresponsiveness. Kemudian, kriteria-kriteria tersebut diturunkan ke dalam subkriteria. Pada kriteria kualitas, subkriteria terpenting adalah kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan. Pada kriteria biaya, subkriteria terpenting adalah harga ikan hias. Pada kriteria pengiriman, subkriteria terpenting adalah ketepatan waktu pengiriman. Pada kriteria fleksibilitas, subkriteria terpenting adalah mampu menambah/mengurangi perubahan pesanan dan pada kriteria responsiveness subkriteria yang terpenting adalah kemampuan mengantisipasi ikan yang mati. Level alternatif yang digunakan adalah para pemasok ikan hias cardinal tetra yaitu Irwan rosdi, Catur, Farm, Kodrat, Sukirman, Jo aquatic.

2. Peringkat pemasok dengan bobot tertinggi menurut model AHP secara berturut-turut adalah Irwan rosdi, Farm, Catur, Kodrat, Sukirman dan Jo aquatic. Analisa pengambilan keputusan yang dilakukan telah sesuai antara subjektivitas penilaian terhadap pemasok dengan nilai transaksi terbesar sepanjang tahun 2013. Hal ini menunjukan pemilihan Irwan rosdi sebagai pemasok utama ikan hias cardinal tetra untuk tahun mendatang mampu menyeimbangkan antara permintaan konsumen yang selalu berubah-ubah dengan persedian ikan yang dimiliki perusahaan.

Saran

Saran-saran yang dapat diajukan kepada PT Quan Hu Joe Aquatic Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan melakukan evaluasi pemasok secara berkala, sehingga kinerja pemasok dari waktu ke waktu dapat terdokumentasi agar memudahkan share pesanan terhadap pemasok.

2. Perusahaan dapat memberikan informasi kepada para pemasok mengenai spesifikasi ikan cardinal tetra secara rinci, jadwal pengiriman ikan kepada pelanggan, dan informasi mengenai kematian ikan yang diterima dari tiap-tiap pemasok.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abror N. 2011. Kajian Seleksi dan Evaluasi Pemasok pada Rantai Pasokan Kertas[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Astriani E. 2011. Analisis Kriteria Pemilihan Pemasok Roti Tawar Spesial Di PT.Nippon Indosari Corpindo Cikarang, Bekasi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Benyoucef L, Ding H, Xie X. 2003. Supplier selection problem: Selection criteria and methods. France (FR):INRIA-LORRAINE, MACSI Project.

Chopra S. dan Meindl P. 2001. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation (3rd Edition).New Jersey (US) : Pearson Prentice Hall. Firdaus M dan MA Farid. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih Untuk

Manajemen dan Bisnis.Bogor (ID):IPB Press.

Haming M dan Nurjanamuddin M. 2012.Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta (ID):PT Bumi Aksara.

Hernawan W. 2013. Risiko Produksi Ikan Hias Pada PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia Di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Indrajit RE dan Djokopranoto R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta (ID): PTGramedia Widiasarana Indonesia.

[KEMENDAG] Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 2013. Warta Ekspor: Peluang Ekspor Ikan Hias. [Internet]. [Diunduh 2014 Agustus 5]. Tersediapada:

[KKP]Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditi Tahun 2007-2011, Volume Produksi Perikanan Tahun 2007-2011, Volume Produksi Budidaya Ikan Hias Menurut Provinsi Tahun 2007-2011. Statistik Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya : KKP Indonesia. Marimin dan Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam

Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press.

Merry L, Ginting M, Marpaung B. 2014. Pemilihan Supplier Buah Dengan Pendekatan Metode Analytical Hierarci Process dan TOPSIS: Studi KasusPada Perusahaan Retail. Jurnal teknik dan Ilmu Komputer.Jakarta Barat (ID): Universitas Kristen Krida Wacana.

Muslim B dan Iriani Y. 2010. Pemilihan Supllier Bahan Baku Tinta Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (AHP) (Studi Kasus di PT INFIGO). National Conference: Design and Application of Technology. Bandung (ID): Universitas Widyatama.

Özkan B, Başlıgil H, Şahin N. 2011. Supplier Selection Using Analytical Hierarci Process: An Application From Turkey. London (GB): Proceedings of the World Congress on Engineering vol II.

Permadi BS. 1992. AHP. Jakarta (ID): PAU-EK-UI.

Pujawan NI. 2005. Supply Chain Management. Surabaya (ID): Guna Widya. Putri FC. 2012. Pemilihan Supplier dengan Bahan Baku Kertas dengan Model

(35)

Shahroodi K,Keramatpanah A, Amini S, Shiri E, Najibzadeh M. 2012. Application of Analytical Hierarchy Process (AHP) Technique To Evaluate and Selecting Suppliers in an Effective Supply Chain. Kuwait (SA): Kuwait Chapter of Arabian Journal of Business and Management Review Vol. 1 no.6.

Tahriri F, Osman MR, Ali A, Yusuff RM. 2007. A review of supplier selection methods in manufacturing industries. Thailand (TH): Suranaree Journal of Science and Technology 15 (3): 201-208.

Ting SC dan Cho DI. 2008. An integrated approach for supplier selection and purchasing decisions. Taiwan (TW): Suppy Chain Management International Journal 13 (2): 116-127.

Van der Vorst JGAJ. 2006. Performance measurement in agri-food supply-chain networks: An overview. In: Quantifying The Agri-Food Supply Chain 13-24. Logistics and Operations Research Group. Hollandseweg (NL):Wageningen University.

(36)
(37)
(38)
(39)

Lampiran 3 Kuesioner penelitian

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK IKAN HIAS

CARDINAL TETRADIPT QUAN HU JOE AQUATIC

INDONESIA

Kuesioner Pemilihan Pemasok Cardinal Tetra

Bapak/ ibu yang terhormat,

Saya Nanda Dewi Rachmatika/H24124067 adalah mahasiswi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra pada PT Quan Hu Joe Aquatic Indonesia.kuesioner ini dilakukan untuk menilai kinerja pemasok di PT Quan Hu Joe Aquatic Indonesia. saya mengharapkan bapak/ibu dapat memberikan informasi yang akurat dan jujur demi kelancaran penelitian ini. Informasi bapak/ibu berikan akan diolah secara agregat sehingga tidak diketahui identitasnya.

Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Data Responden

Nama : ... Jenis kelamin : 1. Pria 2. Wanita Jabatan : ...

Pendidikan terakhir : 1. SMA/sederajat 2. Diploma/Sarjana muda

3. Sarjana S1 4. Sarjana S2/S3

Tanggal Pengisian : ... Petunjuk Pengisian

1. Isi kolom identitas yang terdapat pada halaman sebelumnya.

2. Berikan penilaian terhadap hierarki kriteria pemilihan pemasok PT Quan Hu Joe Indonesia dengan cara mengisi lembar penilaian.

3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan/ peran komponen dalam satu level hierarki yang berkaitan dengan komponen level sebelumnya menggunakan skala penilaian yang terdapat pada petunjuk.

(40)

Lanjutan Lampiran 3 Skala Penilaian

Nilai komparasi (A dibandingkan B)

Definisi

1 A dan B sama pentingnya

3 A sedikit lebih penting

daripada B

1/3 Kebalikannya (B sedikit lebih penting dari A)

5 A lebih penting daripada B

1/5 Kebalikannya (B jelas lebih penting dari A)

7 A sangat jelas lebih

penting daripada B

1/7 Kebalikannya (B sangat jelas lebih penting dari A)

9 A mutlak lebih penting

dari B

1/9 Kebalikannya (B mutlak lebih penting dari A)

2,4,6,8 atau ½, ¼, 1/6, 1/8

(41)

Lanjutan Lampiran 3

Struktur Hierarki

Kriteria

Sub-Kriteria

Alternatif

Biaya Pengiriman Flesksibilitas Responsive ness

Kesesua ian ikan dengan spesifika si Perusah

aan

Kemamp uan menyedia

kan kualitas ikan yg konsisten

Cara pemba yaran Harga

ikan hias

Ketepa tan waktu pengiri man

Ketepata n jumlah ikan hias

Mampu menam

bah/ mengur

angi perubah

an pesanan

Pemen uhan peruba han waktu pengiri man

Kemamp uan merespo nkeluhan

Kemam puan mengan

tisipasi ikan yang mati

Irwan rosdi

Catur Farm Kodrat Sukirman Jo aquatic

Kualitas

Goal Pemilihan Pemasok

(42)

Lanjutan Lampiran 3 A. Kriteria

1. Kualitas adalahkemampuan pemasok untuk menyediakan ikan hias yang berkualitas sesuai dengan spesifikasi perusahaan.

2. Biaya adalah kemampuan pemasok dalam mengontrol komponen yang berhubungan dengan biaya.

3. Pengiriman adalahkemampuan pemasok dalam mengirimkan ikan hias secara tepat waktu.

4. Fleksibilitas adalah kemampuan pemasok ketika perusahaan meminta penundaan pengiriman atau penambahan/pengurangan pada jumlah ikan hias yang dipesan dalam menanggapi permintaan konsumen yg berubah-ubah.

5. Responsivness adalahkemampuan pemasok merespon masalah atau keluhan oleh pihak perusahaan.

B. Sub-Kriteria

Dalam Kriteria yang telah dipilih terdapat Sub-kriteria yang dapat sebagai berikut:

1. Kualitas : Kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan dan Kemampuan menyediakan kualitas ikan yg konsisten.

2. Biaya :Harga ikan hias dan Cara pembayaran.

3. Pengiriman :Ketepatan jumlah ikan hias dan Ketepatan waktu pengiriman.

4. Fleksibilitas : Mampu menambah atau mengurangi perubahan pesanan dan Pemenuhan perubahan waktu pengiriman.

5. Responsiveness: Kemampuan merespon keluhan dan Kemampuan mengantisipasi ikan yang mati

C. Alternatif

(43)

Lanjutan Lampiran 3

KUESIONER

Berilah tanda (√) pada kolom skor yang sesuai untuk penilaian tingkat kepentingan (skor) antara masing-masing kriteria (kolom kiri dibandingkan dengan kolom kanan) berkaitan dengan goal Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra.

Kolom kiri Diisi bila sama penting

Diisi jika sektor kolom kiri lebih penting dibanding sektor kolom kanan

Diisi jika sektor kolom kanan lebih penting dibanding sektor kolom kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Kualitas Biaya

pengiriman

Fleksibilitas

Responsiveness

Biaya pengiriman

Fleksibilitas

Responsiveness

Pengiriman Fleksibilitas

Responsiveness

Fleksibilitas Responsiveness

Berilah tanda (√) pada kolom skor yang sesuai untuk penilaian tingkat kepentingan (skor) antara masing-masing subkriteria (kolom kiri dibandingkan dengan kolom kanan) berkaitan dengan tujuan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra.

Kolom kiri Diisi bila sama penting

Diisi jika sektor kolom kiri lebih penting dibanding sektor kolom kanan

Diisi jika sektor kolom kanan lebih penting dibanding sektor kolom kiri

Kolom kanan

(44)

Lanjutan Lampiran 3

Kolom kiri Diisi bila sama penti ng

Diisi jika sektor kolom kiri lebih penting dibanding sektor kolom kanan

Diisi jika sektor kolom kanan lebih penting dibanding sektor kolom kiri

Kolom kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan

merespon keluhan

Kemamp uan menganti sipasi ikan yang mati

Berilah tanda (√) pada kolom skor yang sesuai untuk penilaian tingkat kepentingan (skor) dilihat dari Kesesuaian ikan dengan spesifikasi perusahaan antara masing-masing Pemasok (kolom kiri dibandingkan dengan kolom kanan) berkaitan dengan tujuan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra.

Kolom kiri (pemasok)

Diisi bila sama penting

Diisi jika sektor kolom kiri lebih penting dibanding sektor kolom kanan

Diisi jika sektor kolom kanan lebih penting dibanding sektor kolom kiri

Kolom kanan (pemasok) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Pemasok 1

(Irwan rusdi) Pemasok 2 (Catur)

Pemasok 3 (Farm) Pemasok 4 (Kodrat) Pemasok 5 (Sukirman)

Pemasok 6

(Jo aquatic) Pemasok 2

(Catur) Pemasok 3 (Farm)

Pemasok 4 (Kodrat) Pemasok 5 (Sukirman)

Pemasok 6

(Jo aquatic) Pemasok 3

(Farm) Pemasok 4 (Kodrat)

(45)

Lanjutan Lampiran 3

Kolom kiri (pemasok)

Diisi bila sama penting

Diisi jika sektor kolom kiri lebih penting dibanding sektor kolom kanan

Diisi jika sektor kolom kanan lebih penting dibanding sektor kolom kiri

Kolom kanan (pemasok)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Pemasok 6

(Jo aquatic) Pemasok 4

(Kodrat)

Pemasok 5

(Sukirman)

Pemasok 6

(Jo aquatic) Pemasok 5

(Sukirman)

Pemasok 6

(Jo aquatic)

Berilah tanda (√) pada kolom skor yang sesuai untuk penilaian tingkat kepentingan (skor) dilihat dari Kemampuan menyediakan kualitas ikan yang konsisten antara masing-masing Pemasok (kolom kiri dibandingkan dengan kolom kanan) berkaitan dengan tujuan Pemilihan Pemasok Ikan Hias Cardinal Tetra.

Kolom kiri (pemasok)

Diisi bila sama penting

Diisi jika sektor kolom kiri lebih penting dibanding sektor kolom kanan

Diisi jika sektor kolom kanan lebih penting dibanding sektor kolom kiri

Kolom kanan (pemasok) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9

Pemasok 1

(Irwan rusdi) Pemasok 2 (Catur)

Pemasok 3 (Farm) Pemasok 4 (Kodrat) Pemasok 5 (Sukirman)

Pemasok 6

(Jo aquatic) Pemasok 2

(Catur) Pemasok 3 (Farm)

Pemasok 4 (Kodrat) Pemasok 5 (Sukirman)

Pemasok 6

(Jo aquatic) Pemasok 3

(Farm) Pemasok 4 (Kodrat)

Pemasok 5 (Sukirman)

Pemasok 6

(46)

Lanjutan Lampiran 3 Kolom kiri (pe

Gambar

Gambar 1Kematian ikan cardinal tetra tahun 2013
Gambar 2 Kerangka penelitian
Gambar 3 Struktur organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
Tabel 3 Pesanan cardinal tetra per tahun 2013
+5

Referensi

Dokumen terkait

 The use of bilingual language by the teacher in English class made students easy to understand the material given by the teacher, because there was L1. use in

Berdasarkan kerangka konseptual penelitian, bahwa hipotesis yang diambil untuk pengujian yaitu, suasana yang mendukung bagi proses belajar, fasilitas yang mendukung

darah sehingga mereka tidak mengkonsumsi secara rutin untuk diet dalam menjaga tekanan darahnya supaya dalam batas normal, 2 penderita hipertensi yang pernah mengetahu

Responden penelitian adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten temanggung dengan jumlah responden 95 orang (37 pria, 58 wanita) dan pengambilan sampel

Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha kantin

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan Pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Higienis siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Godean termasuk

Ekli je samo nešto promumlao kad mu je Stredleter rekao "Kako si?" Nije hteo da mu odgovori, ali nije imao petlje da ništa ne promumla.. Onako bez košulje

Oleh karena itu pembuatan serta pengunaan sistem Billing dan Booking berbasis web ini, diharapkan dapat memudahkan pihak manajemen dalam mengatur kebijakan perusahaan dan