DAMPAK EKONOMI DAN ANALISIS STAKEHOLDER
WISATA PANTAI GONDORIAH SUMATERA BARAT
VIDYA
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Ekonomi dan Analisis Stakeholder Wisata Pantai Gondoriah Sumatera Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Vidya
Sumatera Barat. Dibimbing oleh METI EKAYANI dan NUVA.
Wisata bahari merupakan salah satu contoh wisata alam yang juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Pantai Gondoriah merupakan salah satu objek wisata bahari yang ada di Sumatera Barat . Kegiatan wisata dapat menimbulkan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar, namun di sisi lain juga berpotensi terhadap penurunan kualitas sumberdaya alam. Secara umum multi stakeholder menilai kegiatan wisata saat ini di Pantai Gondoriah sudah baik, dan keberadaan objek wisata di Pantai Gondoriah saat ini tidak menimbulkan kerusakan terhadap sumberdaya alam. Dampak ekonomi Wisata Pantai Gondoriah dapat diestimasi dengan menggunakan pendekatan multiplier effect, dimana Dampak ekonomi langsung, tidak langsung dan lanjutan berturut-turut sebesar Rp 502.308.304, Rp 695.120.645 dan Rp 90.257.025. Didapatkan nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,12, nilai Ratio Multiplier Income Tipe I adalah 2,38 dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 2,56. Pengeluaran wisatawan tidak semuanya dapat dinikmati oleh masyarakat lokal karena masih terdapat pengunjung yang mengeluarkan sejumlah uang di luar objek wisata atau yang disebut dengan kebocoran. Kebocoran yang terjadi memiliki nilai sebesar Rp 15.867.657.020 per tahun. Stakeholder yang memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan paling tinggi dalam pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah diantaranya Dinas Budaya dan Pariwisata, LPM, Dinas PU, Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Lingkungan Hidup, dan Masyarakat lokal.
Kata Kunci: multiplier effect, analisis stakeholder, Pantai Gondoriah, dampak ekonomi wisata.
ABSTRACT
VIDYA. Economics Impact And Stakeholder Analysis of Gondoriah Beach Tourism Area at West Sumatera. Supervised by METI EKAYANI dan NUVA.
was 1,12, Income Multiplier Ratio value Type I was 2,38 and Type II Income Multiplier Ratio was 2,56. However, the economic impact can not be fully enjoyed by people around the beach because there are visitors who spent money outside attraction called the leak. The leakage has a value of IDR 15.867.657.020 per year. Stakeholders who have a level of influence and the highest interest in the management of Gondoriah Beach attractions were the Department of Culture and Tourism, LPM, Department of Public Works, Department of Fisheries and Marine Resources, Department of Enviromental, and local communities.
DAMPAK EKONOMI DAN ANALISIS STAKEHOLDER
WISATA PANTAI GONDORIAH SUMATERA BARAT
VIDYA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Skripsi : Dampak Ekonomi dan Analisis Stakeholder Wisata Pantai Gondoriah Sumatera Barat
Nama : Vidya
NRP : H44090045
Disetujui oleh
Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Nuva, SP, M.Sc Pembimbing 1 Pembimbing 2
Diketahui oleh
Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 sampai Mei 2013 ini ialah ekonomi wisata dengan judul Dampak Ekonomi dan Analisis Stakeholder Wisata Pantai Gondoriah Sumatera Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc selaku dosen pembimbing 1 dan Nuva, SP, M.Sc selaku dosen pembimbing 2 atas saran dalam perbaikan skripsi ini. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Dinas Budaya dan Pariwisata atas kerjasama dan bantuannya serta seluruh responden yang telah membantu penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada papa, mama, abang, adik, Akmal Hartanto, teman-teman dalam satu bimbingan, serta seluruh keluarga, atas segala doa, support dan kasih sayangnya.
Bogor, Januari 2014
DAFTAR TABEL ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Wisata Bahari ... 6
2.2 Pendukung Jasa Wisata ... 6
2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata ... 7
2.4 Dampak Pariwisata terhadap Lingkungan Fisik ... 8
2.5 Pengembangan Kelembagaan ... 9
2.6 Penelitian Terdahulu ... 10
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN ... 12
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 12
3.1.1 Multiplier Effect Kegiatan Wisata ... 12
3.1.2 Kebocoran Ekonomi (Economic Leakages) ... 12
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 13
BAB IV METODE PENELITIAN ... 16
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
4.2 Jenis dan Sumber Data ... 16
4.3 Metode Pengambilan Contoh ... 17
4.4 Metode Pengolahan Data ... 17
4.5 Metode Analisis ... 18
4.5.1 Analisis Deskriptif Kualitatif ... 18
4.5.2 Multiplier Effect ...... 20
4.5.3 Analisis Stakeholder ... 21
BAB V GAMBARAN UMUM ... 24
5.2 Gambaran Umum Responden ... 25
5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung ...... 25
5.2.2 Karakteristik Responden Unit Usaha ...... 27
5.2.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ...... 28
5.2.4 Karakteristik Responden Masyarakat Lokal ...... 30
5.2.5 Responden Key Person ...... 31
BAB VI PERSEPSI MULTI STAKEHOLDER TERHADAP FASILITAS, AKSESIBILITAS, LINGKUNGAN DAN KONDISI SOSIAL DI PANTAI GONDORIAH ... 32
BAB VII DAMPAK EKONOMI WISATA PANTAI GONDORIAH ... 35
7.1 Proporsi Pengeluaran Responden Pengunjung Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 35
7.2 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Effect) ... 36
7.3 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Effect) ... 38
7.4 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Effect) ... 40
7.5 Nilai Efek Pengganda (Multipier Effect) ... 42
BAB VIII ANALISIS TINGKAT PENGARUH DAN KEPENTINGAN STAKEHOLDER ... 44
8.1 Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Wisata Pantai Gondoriah Pariaman ... 44
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
9.1 Kesimpulan ... 52
9.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN ... 56
DAFTAR TABEL
1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Pariaman Tahun 2004-2012 ... 2
2. Penelitian Terdahulu ... 10
3. Alat Analisis dan Kebutuhan Data untuk Penelitian ... 18
4. Persepsi Multi Stakeholder ... 19
5. Kriteria Kepentingan Stakeholder ...... 22
6. Analisis Stakeholder Objek Wisata Pantai Gondoriah ... 22
7. Karakteristik Pengunjung di Kawasan Wisata Pantai Godoriah Tahun 2013 ... 26
8. Karakteristik Responden Unit Usaha di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 28
9. Karakteristik Responden Tenaga Kerja di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 29
10. Karakteristik Responden Masyarakat Lokal di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 30
11. Responden Key Person di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 31
12. Persepsi Multi Stakeholder terhadap Kondisi Kegiatan dan Kualitas Sumberdaya di Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 32
13. Proporsi Pengeluaran Responden Pengunjung di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 35
14. Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 37
15. Dampak Ekonomi Langsung di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 38
16. Pengeluaran Unit Usaha di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 39
17. Dampak Ekonomi Tidak Langsung di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 40
18. Proporsi Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ......... 41
19. Dampak Ekonomi Lanjutan di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 42
20. Nilai Efek Pengganda dari Arus Uang yang Terjadi di Pantai Gondoriah .... 43
ii
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15
2. Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder dalam Pengelolaan Objek Wisata Pantai Gomdoriah ... 22
3. Struktur Pengelolaan Wisata Pantai Gondoriah ... 25
4. Pemetaan Stakeholder dalam Pengelolaan Objek Wisata Pantai Gondoriah ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
1. Proporsi Pengeluaran Pengunjung Pantai Gondoriah ... 562. Pengeluaran Unit Usaha di Pantai Gondoriah ... 58
3. Pendapatan Tenaga Kerja Lokal di Pantai Gondoriah ... 60
4. Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal di Pantai Gondoriah ... 61
5. Persepsi Multi Stakeholder terhadap Fasilitas, Kondisi Sosial dan Aksesibilitas di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 62
6. Persepsi Multi Stakeholder terhadap Kondisi Lingkungan di Kawasan Pantai Gondoriah ... 64
7. Foto Hasil Pengamatan Lapang Wisata Pantai Gondoriah ... 65
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara. Pengembangan pariwisata berpengaruh positif terhadap penerimaan suatu daerah ataupun suatu negara. Penerimaan tersebut didapat dari besarnya pengeluaran wisatawan selama melakukan kegiatan wisata di suatu daerah atau negara (Riska, 2013). Pengembangan wisata juga penting khususnya bagi sejumlah negara berkembang untuk mendukung ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitar (Ekayani dan Nuva, 2013).
Perkembangan aktifitas wisata di suatu wilayah akan meningkatkan peluang usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat berupa penyediaan berbagai jasa yang terdapat di daerah wisata. Hal tersebut akan membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi pengusaha hotel, wisma, restoran, warung, pedagang asongan, pemandu wisata dan sebagainya. Peluang tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bekerja sekaligus dapat menambah pendapatan untuk menunjang kehidupan rumah tangga (Soeriaatmadja 1997 dalam Hamidah 2006).
Wisata bahari merupakan salah satu contoh wisata alam yang juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu negara yang memiliki potensi bahari adalah Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 13.466 pulau dengan garis pantai sepanjang 95.181 km serta memiliki potensi pesisir dan lautan yang sangat besar (BIG, 2012).
2
antara tahun 2006-2007, karena adanya pembenahan terhadap objek wisata di Kota Pariaman dengan penambahan beberapa fasilitas dan melakukan promosi wisata secara besar-besaran mengingat Pariaman memiliki potensi wisata yang besar. Peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan juga disebabkan oleh pendataan yang kurang akurat yang terjadi pada tahun 2006-2007. Pantai yang berada di Pariaman meliputi pantai Gondoriah, Pantai Kata, dan Pantai Cermin. Kota Pariaman selain memiliki bentang alam yang indah juga memiliki potensi seni dan budaya yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Potensi seni dan budaya yang dimiliki berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki.
Tabel 1. Jumlah kunjungan wisatawan ke Pariaman Tahun 2004-2012 Tahun Jumlah Kunjungan wisatawan
2004 4.850
2005 13.821
2006 32.027
2007 508.069
2008 525.736
2009 609.774
2010 640.263
2011 705.581
2012 750.321
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, 2013
pekerjaan dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Penelitian yang mempelajari seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata bahari baik postif atau negatif di Pantai Gondoriah belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat lokal, persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan dan sumberdaya alam serta pengelolaan objek wisata akan menjadi informasi penting bagi pemerintah. Informasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan untuk pengembangan dan pengelolaan wisata Pantai Gondoriah kedepannya agar dapat lebih baik.
1.2 Perumusan Masalah
Pantai Gondoriah memiliki potensi yang besar sebagai objek wisata alam. Potensi ini didukung dengan letaknya yang strategis serta mudahnya akses menuju lokasi. Keindahan panorama alam yang dimiliki harus dipertahankan agar pengunjung yang datang merasa nyaman untuk berkunjung. Penyelenggaraan festival budaya tabuik di Pantai Gondoriah setiap tahunnya menjadi daya tarik utama objek wisata alam ini. Akses menuju lokasi wisata Pantai Gondoriah didukung dengan kereta api yang melayani penumpang dari Kota Padang hingga Pariaman, sehingga menjadikan Pantai Gondoriah ramai dikunjungi wisatawan khususnya pada akhir pekan.
Semakin banyaknya pengunjung yang datang ke Pantai Gondoriah akan mendatangkan dampak ekonomi. Kegiatan Pengunjung di dalam kawasan akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi. Transaksi tersebut dapat menimbulkan dampak pengganda bagi sektor ekonomi di kawasan wisata. Dampak ekonomi memiliki keterkaitan dengan perekonomian masyarakat lokal sehingga hal ini perlu dikaji. Masyarakat di daerah pesisir pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai nelayan dengan pendapatan menengah ke bawah, sehingga dibutuhkan alternatif pekerjaan lain untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Adanya kegiatan wisata ini diharapkan dapat membantu meningkatkan penerimaan masyarakat lokal.
4
kunjungan tersebut selain dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya yang ada. Oleh karena itu, diperlukan penilaian terhadap kondisi sumberdaya alam di Pantai Gondoriah dengan melihat persepsi dari beberapa pihak, sehingga dampak dari kegiatan wisata terhadap sumberdaya alam dapat diketahui dan sebagai masukan untuk pengelolaan yang lebih baik.
Pengelolaan objek wisata pantai Gondoriah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman yang bekerjasama dengan beberapa lembaga pemerintah dan non pemerintah. Pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan tersebut perlu dilihat tingkat pengaruh dan kepentingannya untuk melihat pihak mana yang terlibat secara langsung dan tidak langsung di dalam merumuskan kebijakan, sehingga bisa diketahui pengelolaan wisata di Pantai Gondoriah sudah baik atau belum. Peranan dari semua pihak diperlukan agar kepuasan pengunjung yang berwisata ke Pantai Gondoriah terus meningkat, sehingga akan mendatangkan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan uraian tersebut beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam di Pantai Gondoriah?
2. Bagaimana dampak kegiatan objek wisata pantai Gondoriah terhadap perekonomian masyarakat sekitar?
3. Bagaimana tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam mengelola objek wisata pantai Gondoriah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengindentifikasi persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam di Pantai Gondoriah?
3. Mengidentifikasi tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam mengelola objek wisata pantai Gondoriah.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pantai Gondoriah yang terletak di Pariaman Sumatera Barat. Persepsi terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam saat ini di Pantai Gondoriah penilaiannya diberikan oleh responden pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja, key person dan masyarakat lokal. Pengunjung yang akan menjadi responden adalah wisatawan nusantara baik yang berkelompok maupun individu. Unit usaha dan tenaga kerja lokal yang menjadi responden adalah masyarakat lokal yang berada di sekitar Pantai Gondoriah. Analisis
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wisata Bahari
Secara umum pengertian pariwisata merupakan perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana
biasanya hidup dan bekerja termasuk juga usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut seperti usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan
wisata, pramuwisata, konvensi, informasi pariwisata), usaha sarana dan prasarana
(akomodasi, rumah makan, angkutan wisata) dan usaha-usaha yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pariwisata. Pariwisata itu meliputi beberapa jenis, salah
satunya adalah wisata bahari (Burkart dan Medik, 1987).
Wisata bahari merupakan salah satu dari jenis wisata yang telah dikenal
saat ini. Wisata bahari adalah jenis pariwisata alternatif yang berkaitan dengan
kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah
permukaan laut. Wisata bahari banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air
dengan memanfaatkan danau, sungai, pantai, teluk atau laut lepas seperti untuk
kegiatan jet sky, berenang, menyelam ataupun menikmati pemandangan bawah
laut. Menurut Sastrayudha (2010) rencana pengembangan kawasan bahari harus
dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan
masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak
pengetahuan tentang kondisi obyektif wilayahnya, oleh karena itu dalam
pengembangan kawasan wisata bahari hendaknya dimulai pendekatan terhadap
masyarakat setempat.
2.2 Pendukung Jasa Wisata
Menurut Damanik dan Weber (2006) kelompok pendukung jasa wisata
adalah kelompok usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa
wisata tetapi seringkali bergantung pada wisatawan sebagai pengguna jasa dan
a. Pemerintah
Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan dan
peruntukkan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata.
Selain itu pemerintah bertanggung jawab dalam menentukan arah yang dituju
perjalanan pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan
panduan bagi stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing.
b. Masyarakat lokal
Masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan
wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya
mereka yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan
kualitas produk wisata. Masyarakat lokal merupakan “pemilik” langsung atraksi
wisata yang dikunjungi sekaligus dikonsumsi wisatawan. Masyarakat lokal ini
sering kali sudah lebih dulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata
sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan. Oleh sebab itu, peran
mereka terutama tampak dalam bentuk penyediaan tenaga kerja. Selain itu
masyarakat lokal juga memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan wisata.
c. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga pemerintah non lokal, regional dan internasional yang
melakukan kegiatan di kawasan wisata sebelum pariwisata berkembang di
kawasan tersebut. Kegiatan yang biasanya dilakukan berhubungan dengan
konservasi dan regulasi kepemilikan serta pengusahaan sumberdaya alam
setempat. Selain itu, organisasi non pemerintah ini juga melakukan kerjasama
dengan masyarakat.
2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata
Suatu kawasan wisata yang relatif kecil cenderung tidak memperhitungkan
dampak ekonomi secara luas sehingga dampak penerimaan devisa dan pendapatan
daerah tidak diperhitungkan. Dampak yang diperhitungkan dalam analisis dapat
dilihat dari aspek pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, harga-harga,
distribusi manfaat, kepemilikan dan kontrol serta pembangunan sekitar kawasan
8
Menurut Vanhove (2005), dampak ekonomi ini terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu dampak langsung (direct), tidak langsung (indirect) dan lanjutan
(induced). Dampak langsung yang bersifat positif adalah nilai dari pengeluaran
wisatawan dikurangi impor untuk penyediaan produk dan jasa pada front-line
bisnis. Dampak tidak langsung (indirect) adalah aktivitas ekonomi lokal dari
pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung. Dampak lanjutan (induced)
adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi yang dihasilkan dari pengeluaran
rumah tangga dari pendapatan yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung
dari wisata. Dampak lanjutan ini misalnya seperti pegawai restoran atau parkir
yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan wisata.
Mereka membelanjakan pendapatannya untuk perumahan, transportasi, makanan
dan kebutuhan lainnya di daerahnya.
Dampak ekonomi pariwisata merupakan jumlah keseluruhan dampak yang
terjadi baik langsung, tidak langsung maupun lanjutan, yang masing-masing dapat
diukur sebagai keluaran bruto (gross output) atau penjualan (sales), penghasilan
(income), penempatan tenaga kerja (employment) dan nilai tambah (value added).
Pengeluaran pengunjung di suatu komunitas dapat menghasilkan efek
ganda melebihi efek asli dari pendapatan tersebut. Kenyataannya dampak
pengganda meningkat oleh bisnis lokal, rumah tangga serta pembelian barang dan
jasa. Pengganda (multiplier) adalah angka yang menunjukkan meringkas efek
pengeluaran baik langsung ataupun tidak langsung. Wisatawan yang berkunjung
ke suatu wilayah pasti akan membelanjakan uang mereka untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan selama berkunjung. Uang yang dibelanjakan tersebut
tidak berhenti beredar, tetap berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain
selama periode tertentu (Yoeti, 2008).
2.4 Dampak Pariwisata terhadap Lingkungan Fisik
Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan
fisik. Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik
meliputi lingkungan alam (flora, fauna, bentangan alam dan gejala alam) dan
sejarah). Lingkungan fisik merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak
karena sifat lingkungan fisik tersebut rapuh dan tak terpisahkan (Ismayanti, 2010).
Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan
wisatawan digunakan untuk memelihara dan melindungi alam guna
keberlangsungan pariwisata. Hubungan pariwisata tidak selamanya saling
menguntungkan, sehingga dibutuhkan suatu upaya konservasi, apresiasi dan
pendidikan, tetapi kenyataannnya ada hubungan yang justru menimbulkan
konflik. Ismayanti (2010) menjelaskan ketidaklarasan lingkungan fisik dan
pariwisata terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi di
antaranya:
1. Sifat dari pariwisata
Sifat tidak dapat dipisahkan menjadi faktor penting yang menimbulkan
manfaat dan beban pariwisata terhadap lingkungan fisik.
2. Sifat dari daerah tujuan wisata (lingkungan alam)
Konsentrasi ruang untuk kegiatan pariwisata dapat menimbulkan tekanan pada
lingkungan alam karena sifat lingkungan alam yang rapuh.
3. Jenis aktivitas wisata
Beberapa aktivitas wisata mengeksploitasi lingkungan fisik secara berlebih
yang semata-mata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wisata.
4. Dimensi waktu
Secara teoritis, sifat musiman dari pariwisata memberikan manfaat bagi
lingkungan alam karena ketika musim sepi pengunjung, lingkungan fisik dapat
dipulihkan dari tekanan kunjungan wisata.
2.5 Pengembangan Kelembagaan
10
ekonomi masyarakat, dan sering dijadikan sebagai pilihan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, apabila partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan, maka penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat adalah merupakan suatu syarat pokok (Daryanto, 2004).
Adanya kelembagaan dalam pengelolaan suatu objek wisata dapat menjadikan objek wisata tersebut terus berkembang dan berkelanjutan. Selain itu dengan pengelolaan yang baik menjadikan objek wisata memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. Hal itu berdampak pada beberapa aspek pendukung seperti sosial dan lingkungan menjadi lebih lestari dan terjaga keberadaannya. Kelembagaan yang bersifat dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan objek wisata menjadikan suatu kebutuhan dalam pengelolaan objek wisata.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian untuk menilai persepsi dari multi stakeholder terhadap kondisi
kegiatan wisata dan sumberdaya alam saat ini, mengukur dampak ekonomi dari
kegiatan wisata terhadap pendapatan masyarakat lokal, dan mengidentifikasi
tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder telah banyak dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penelitian terdahulu
1. Dampak ekonomi dari pengeluaran wisatawan lebih tanggi di P. Untung Jawa dibandingkan di P. Pramuka
2. Multiplier Income di P. Untung Jawa: -Lokal Income Multiplier : 1,85 -Ratio Income Multiplier tipe 1 : 1,47 -Ratio Income Multiplier tipe 2 : 1,94 3. Multiplier Income di P. Pramuka:
-Lokal Income Multiplier : 1,16 -Ratio Income Multiplier tipe 1 : 1,40 -Ratio Income Multiplier tipe 2 : 1,78 4. Nilai manfaat jasa lingkungan:
-P. Untung Jawa = Rp 719,3 milyar/tahun -P. Pramuka = Rp 23,1 milyar/tahun
No Nama Judul Hasil Penelitian
1. Koefisien output multiplier tipe I tertinggi adalah sektor peternakan dan hasil-hasilnya dengan koefisien 1,958.
2. Koefisien output multiplier tipe II yang memiliki koefisien tertinggi adalah sektor peternakan dan perikanan sebesar 2,599. 3. Koefisien income multiplier tipe I yang
tertinggi adalah sektor industri makanan dan tembakau yaitu 1,874
4. Koefisien income multiplier tipe II yang tertinggi adalah sektor jasa sosial dan kemasyarakatan yaitu 2,392
5. Dampak yang ditimbulkan akibat kenaikan konsumsi wisatawan sebanyak 15 persen akan mampu meningkatkan pertumbuhan output perekonomian Bali sebesar 6,07 persen 6. Dampak yang ditimbulkan akibat penurunan
konsumsi wisatawan sebanyak 10 persen akan menurunkan pertumbuhan output pariwisata Bali secara keseluruhan sebesar 4,05 persen. 3 Rajasenan
1. Ekowisata telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ekowisata 2. Diperlukan kebijakan yang mendukung berkembangnya daerah ekowisata di Kerala sehingga memungkinkan ekowisata Kerala sebagai tujuan wisata penting dalam peta
1. Pengembangan kelembagaan (pranata) sosial ekonomi baik itu yang bersifat formal maupun informal mutlak dilaksanakan untuk mendukung pemenuhan modal sosial dalam pembangunan
2. Perlu dilakukan upaya selalu memperkuat kelembagaan sosial ekonomi masyarakat sebagai modal sosial dalam pembangunan, dimana untuk menciptakan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
- Perbaikan struktur dan fungsi kelembagaan masyarakat
- Pemanfaatan informasi dan teknologi yang berimbang
- Peningkatan program-program pendidikan dan pelatihan secara berkelompok
- Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana aktifitas kelembagaan
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu,
yaitu penelitian ini selain melihat dampak ekonomi juga melihat tingkat pengaruh
dan kepentingan dari stakeholder di dalam pengelolaan objek wisata. Tingkat
pengaruh dan kepentingan perlu dikaji untuk melihat apakah wisata Pantai
Gondoriah sudah dikelola dengan baik, sehingga dapat meningkatkan dampak
ekonomi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam Pantai
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis akan menjelaskan teori mengenai multiplier
effect dan kebocoran ekonomi.
3.1.1 Multiplier Effect Kegiatan Wisata
Keunikan pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak ganda
(multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi (ismayanti 2010). Pariwisata
memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait
dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung tekait dengan
industri pariwisata. Analisis dampak ekonomi kegiatan wisata terkait dengan
elemen-elemen penghasilan, penjualan dan tenaga kerja di daerah kawasan wisata
yang terjadi akibat kegiatan pariwisata.
Dampak ekonomi kegiatan pariwisata terhadap masyarakat lokal dapat
diukur dengan dua tipe pengganda, yaitu (META, 2001):
1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa
besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan
masyarakat lokal.
2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar
dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung yang
berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak
tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced).
3.1.2 Kebocoran Ekonomi (Economic Leakages)
Berdasarkan perhitungan perspektif ekonomi yang akurat, sumbangan
pariwisata ke masyarakat adalah jumlah dari keseluruhan pengeluaran wisatawan
yang diperoleh dari ekonomi lokal, tingkat penggunaan tenaga kerja dan
pemerataan distribusi dari keuntungan ekonomi. Selain permintaan tambahan
yang dihasilkan dari pengeluaran langsung oleh wisatawan di daerah tujuan
wisata, lapangan kerja dan pemasukan yang ditimbulkan oleh perputaran uang
disebut sebagai efek berganda (Yoeti, 2008).
Kebocoran ekonomi wisata disebabkan oleh uang yang dibelanjakan
seterusnya yang tidak dibelanjakan dan tidak memberi pengaruh pada kegiatan
perekonomian setempat. Menurut (Yoeti, 2008) ada beberapa bentuk kebocoran
ekonomi wisata itu antara lain:
1. Sebagian uang yang diterima ditabung (saving) untuk keperluan berjaga-jaga
untuk kebutuhan di waktu yang akan datang.
2. Ada sebagian uang yang diterima itu digunakan untuk membiayai keperluan
impor barang-barang di luar negeri.
3. Ada sebagian uang itu yang dibayarkan kepada orang-orang asing yang
bekerja di sektor pariwisata, setelah diterima langsung ditransfer ke negara
asalnya.
4. Ada sebagian dari uang itu digunakan untuk mengimpor keperluan hotel di
luar negeri.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kegiatan wisata Pantai Gondoriah memiliki hubungan yang erat dengan
masyarakat, pelaku usaha dan pengunjung. Keberadaan wisata Pantai Gondoriah
secara langsung ataupun tidak langsung memberikan dampak positif terhadap
masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan
umumnya memiliki pendapatan rendah, sehingga membutuhkan alternatif
pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pantai Gondoriah merupakan salah satu pantai yang memiliki potensi
pariwisata yang besar. Akses menuju Pantai Gondoriah cukup mudah, karena
letaknya yang strategis dan dilewati oleh kereta api dari Padang. Pantai Gondoriah
lebih banyak dikunjungi pada akhir pekan karena objek wisata ini sangat cocok
sebagai tujuan wisata keluarga. Banyak keindahan yang ditawarkan oleh Pantai
Gondoriah seperti pemandangan ketika sunset dan kuliner khas yang ditawarkan
oleh penduduk lokal.
Semakin berkembangnya kawasan wisata Pantai Gondoriah akan semakin
meningkatkan jumlah kunjungan ke kawasan wisata tersebut yang diiringi dengan
peningkatan jumlah unit usaha, sehingga dapat memberikan dampak secara
ekonomi terhadap pendapatan masyarakat lokal. Pengunjung yang datang
berkunjung ke Pantai Gondoriah akan mengeluarkan beberapa biaya seperti biaya
14
oleh pengunjung dapat memberikan dampak ekonomi yang dapat dihitung
menggunakan analisis multiplier.
Peningkatan jumlah kunjungan ke objek wisata selain dapat menimbulkan
dampak ekonomi, juga dapat menimbulkan penurunan kualitas sumberdaya alam
di lokasi wisata Pantai Gondoriah. Penurunan kualitas sumberdaya tersebut dapat
disebabkan karena pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah tidak
memperhatikan kelestarian sumberdaya alam yang ada sehingga dalam jangka
panjang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan di kawasan tersebut.
Pengelolaan Pantai Gondoriah tidak terlepas dari peranan beberapa pihak,
dimana pihak tersebut memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan yang
berbeda-beda. Analisis tingkat pengaruh dan kepentingan dilakukan untuk mengetahui
pengelolaan wisata di Pantai Gondoriah sudah optimal atau belum. Persepsi pihak
yang terlibat terhadap kondisi kegiatan wisata saat ini dan sumberdaya alam di
Pantai Gondoriah juga perlu diketahui, sehingga dapat dijadikan informasi di
dalam pengambilan keputusan di dalam mengembangkan wisata Pantai Gondoriah
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
dampak ekonomi dan tetap memperhatikan lingkungan Perkembangan usaha
masyarakat sekitar Pantai Gondoriah
Direct Indirect Induced
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Gondoriah yang
berlokasi di kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi ini
dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Pantai Gondoriah
merupakan tempat diselengarakannya pertunjukan budaya di Pariaman setiap
tahunnya (Dinas Budaya dan Pariwisata, 2013). Masyarakat yang tinggal di
sekitar Pantai Gondoriah memiliki alternatif pekerjaan dengan membuka usaha di
sekitar lokasi. Panorama alam yang indah, menjadikan Pantai Gondoriah salah
satu objek wisata favorit bagi masyarakat Pariaman dan Sumatera Barat.
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2013.
4.2 Jenis dan Sumber data
Pengumpulan data diperoleh melalui survey lapangan dengan wawancara
kepada responden dengan bantuan kuesioner. Wawancara dilakukan kepada
pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja yang ditemui pada saat penelitian.
Jumlah responden untuk pengunjung Pantai Gondoriah adalah 100 orang. Selain
itu, jumlah responden untuk unit usaha sebanyak 30 responden unit usaha, dimana
unit usaha tersebut sudah memenuhi keterwakilan dari seluruh jenis unit usaha
yang berada di sekitar lokasi wisata, dan untuk tenaga kerja lokal sebanyak 30
orang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif dan diinterpretasikan secara
deskriptif. Data primer yang diperlukan adalah bagaimana persepsi multi
stakeholder (mengenai kondisi kegiatan dan sumberdaya alam saat ini), data
pengeluaran pengunjung, keterlibatan masyarakat lokal dan tingkat pengaruh dan
kepentingan dari masing-masing stakeholder. Data sekunder diperlukan untuk
mengetahui keadaan umum lokasi kawasan wisata (letak, sejarah, luas dan potensi
pantai). Data sekunder ini diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh (responden) pada penelitian ini dilakukan untuk
mencari informasi yang berkaitan dengan tujuan-tujuan penelitian. Metode yang
digunakan adalah non-probability sampling. Hal ini disebabkan karena setiap
anggota populasi tidak diberikan peluang atau kesempatan untuk dipilih menjadi
sampel. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling
yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dari responden pengunjung dapat dilihat berdasarkan tipe keluarga, cara kedatangan dan daerah asal pengunjung.
Kriteria untuk responden unit usaha yaitu berdasarkan keterwakilan dari jenis usaha yang terdapat di sekitar lokasi wisata seperti kios makanan, pedagang asongan, dan jenis unit usaha lain. Pengambilan contoh responden tenaga kerja berdasarkan keterwakilan dari masing-masing jenis unit usaha. Sementara itu, pertimbangan kriteria untuk masyarakat adalah masyarakat lokal yang merasakan langsung aktifitas kegiatan wisata. Responden key person dipilih dari instansi yang dianggap memiliki informasi penting terkait penelitian.
4.4 Metode Pengolahan Data
18
Tabel 3. Alat analisis dan kebutuhan data untuk penelitian No. Tujuan Penelitian Alat
Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif
kualitatif, multiplier effect serta analisis stakeholder.
4.5.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi
persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam
saat ini di wisata pantai Gondoriah. Identifikasi perlu dilakukan agar informasi
dapat dijadikan acuan atau rekomendasi dalam pengelolaan dan pengembangan
kawasan wisata Gondoriah agar dapat lebih baik dan dapat memaksimalkan
potensi yang dimiliki.
Persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata saat ini dilihat
dari kondisi fasilitas wisata, kondisi sosial dan aksesbilitas. Sedangkan untuk
kondisi sumberdaya alam saat ini dinilai dari kebersihan, kualitas udara, kondisi
pantai, dan panorama alam. Persepsi dapat diukur dengan menggunakan skala
likert mulai dari skala terendah dengan nilai 0, sangat buruk deberi nilai 1, buruk
diberi nilai 2, sedang diberi nilai 3, baik diberi nilai 4, dan sangat baik diberi nilai
Tabel 4. Persepsi multi stakeholder
No. Keterangan Alat Analisis
Data Jenis Penilaian
1 Persepsi fasilitas dan aksesbilitas 2 Persepsi Kondisi Sosial Deskriptif Data penilaian
pengunjung,
Indikator persepsi multi stakeholder terhadap fasilitas:
Sangat baik = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios
cenderamata) yang terdapat pada objek wisata Pantai Gondoriah
telah tersedia dengan lokasi yang strategis dan tidak terdapat
kerusakan.
Baik = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios
cenderamata) telah tersedia dengan lokasi yang strategis dan
terdapat sedikit kerusakan.
Sedang = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios
cenderamata) telah tersedia dengan lokasi yang sulit dijangkau
dan terdapat sedikit kerusakan.
Buruk = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios
cenderamata) tersedia dalam jumlah yang terbatas, lokasi yang
sulit dijangkau dan terdapat kerusakan.
Sangat buruk = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios
cenderamata) tersedia dalam jumlah yang terbatas, lokasi sulit
dijangkau, dan fasilitas tidak dapat digunakan lagi
Tidak tersedia = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios
cenderamata) yang terdapat pada objek wisata Pantai Gondoriah
20
Analisis awal yang dilakukan adalah mendeskriptifkan data yang diperoleh
dengan mempresentasikan hasil tersebut dan diinterpretasikan.
4.5.2Multiplier Effect
Menurut Marine Ecotourism for Atlantic Area (META, 2001), analisis
terhadap dampak ekonomi kegiatan wisata akan dilakukan pada masing-masing
kelompok pelaku kegiatan wisata. Kelompok pertama adalah unit usaha lokal
penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan
dampak ekonomi adalah: (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari
pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan
kerja yang dapat dicipakan oleh unit usaha tersebut (full time, par time, seasonal),
(3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal, supplier,
investor dan pajak, (4) tipe dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, apakah
berasal dari luar atau dalam wilayah dan (5) rencana investasi ke depan. Sejumlah
informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh perkiraan dampak langsung dari
pengeluaran pengunjung terhadap masyarakat lokal, perkiraan biaya sumberdaya
yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh
pengunjung, serta estimasi mengenai rencana investasi ke depan.
Kelompok kedua adalah jasa tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal
penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan
dampak ekonomi adalah (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata,
(2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3) proporsi dari pengeluaran sehari-hari
pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah, (4) kondisi pekerjaan
sebelum bekerja di unit usaha saat ini, (5) pelatihan atau kursus yang pernah
diikuti. Dari data tersebut diperoleh estimasi mengenai efek tidak langsung dari
pengeluaran pengunjung.
Keseluruhan dari informasi responden maka akan diperoleh informasi
mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang sejumlah dana yang
memberikan manfaat langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat induced.
Data tersebut didapatkan melalui wawancara dengan unit usaha dan tenaga kerja
yang terlibat di dalamnya. Unit usaha dalam penelitian ini dikelompokkan
berdasarkan skala usaha yang dimiliki yaitu unit usaha skala besar, skala
responden yang dapat mewakili total populasi unit usaha dan tenaga kerja yang
terlibat. Menurut (META, 2001) untuk mengukur dampak ekonomi kegiatan
wisata di tingkat lokal, terdapat dua tipe pengganda secara matematis dirumuskan:
Keynesian Income Multiplier = ………(4.1)
Ratio Income Multiplier, Tipe I = ………(4.2)
Ration Income Multiplier,Tipe II= ………...(4.3)
Dimana:
E = tambahan pengeluaran pengunjung (Rp)
D = pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rp)
N = pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (Rp)
U = pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rp)
4.5.3 Analisis Stakeholder
Analisis Stakeholder dilakukan terkait dengan pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata Pantai Gondoriah di Kota Pariaman, Sumatera Barat.
Stakeholder atau aktor adalah orang/lembaga/organisasi yang berperan dalam pengelolaan kawasan wisata. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui siapa saja, apa peran, dan bagaimana pelaksanaan tugas dari setiap stakeholder yang terkait dengan pengelolaan kawasan wisata tersebut.
Setiap stakeholder berperan penting dalam merumuskan suatu kebijakan, namun masing-masing stakeholder memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda. Maka dari itu, analisis stakeholder dalam penelitian ini perlu dilakukan. Analisis stakeholder diperlukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi stakeholder berdasarkan kepentingannya dalam kaitannya dengan isu atau sumberdaya yang ada. Tahapan analisis stakeholder menurut Ramirez (1999) dalam Siregar (2012):
1. Identifikasi stakeholder
2. Membuat tabel stakeholder, yang berisi informasi mengenai: a. Daftar stakeholder
22
2 = kurang tinggi; 1 = rendah. Indikator tinggi dilihat dari seberapa penting pengelolaan kawasan wisata terhadap masing-masing stakeholder. Tabel 5. Kriteria kepentingan stakeholder
Skor Kriteria Keterangan
5 sangat tinggi Memiliki kepentingan yang sangat tinggi didalam pengelolaan wisata.
4 Tinggi memiliki kepentingan yang tinggi didalam pengelolaan wisata
3 cukup tinggi memiliki kepentingan yang cukup tinggi didalam pengelolaan
wisata
2 kurang tinggi memiliki kepentingan yang kecil didalam pengelolaan wisata
1 Rendah tidak memiliki kepentingan dalam pengelolaan wisata
c. Tingkat pengaruh stakeholder. Pengaruh stakeholder mengacu pada tiga aspek yang dimiliki stakeholder, yaitu aspek sumber daya manusia (SDM), finansial, dan politik.
Tabel 6. Analisis stakeholder objek wisata Pantai Gondoriah
Stakeholder
3. Selanjutnya dibuat pemetaan aktor grid untuk mengetahui tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder serta posisi stakeholder apakah masuk pada kategori subjek, pemain, penonton, atau aktor.
Tinggi
Kepentingan
Rendah Tinggi
Pengaruh
Kuadran A (subjek) menunjukkan kelompok aktor yang memiliki kepentingan yang tinggi terhadap kegiatan tetapi rendah pengaruhnya. Kuadran B (pemain) merupakan kelompok aktor yang memiliki derajat pengaruh dan kepentingan yang tinggi untuk mensukseskan kegiatan. Kuadran C ( penonton) merupakan kelompok aktor yang rendah pengaruh dan kepentingannya. Kuadran D (aktor) merupakan aktor yang terpengaruh tetapi rendah kepentingan dalam tujuan dan hasil kebijakan.
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi stakeholder beserta pengaruh dan kepentingannya dalam pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah.
Stakeholder yang dipilih dilihat dari keterlibatannya di dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah. Hal ini dilakukan untuk melihat pihak-pihak apa saja yang memiliki peranan di dalam mengelola objek wisata Pantai Gondoriah. Stakeholder
V GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Wisata pantai Gondoriah adalah objek wisata yang terletak di Kelurahan Pasir, Kecamatan Pariaman Tengah, Provinsi Sumatera Barat. Peta lokasi wisata Pantai Gondoriah dapat dilihat pada Lampiran 13. Secara administratif kawasan Pantai Gondoriah memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Batang Air Pauh Sebelah Barat : Samudera Hindia Sebelah Selatan : Pantai Cermin Sebelah Timur : Kampung Perak
Aksesbilitas ke kawasan wisata Pantai Gondoriah mudah dicapai oleh pengunjung karena terletak di Pusat Kota Pariaman dan dengan kondisi jalan yang baik. Pengunjung yang ingin berwisata ke Pantai Gondoriah dapat menggunakan akses kendaraan umum seperti kereta api khusus untuk pengunjung yang berasal dari kota Padang, sedangkan pengunjung yang berasal dari luar Kota Pariaman dapat menggunakan angkutan umum dengan tujuan Kota Pariaman.
Wisata Pantai Gondoriah menawarkan berbagai aktivitas wisata yang bisa dilakukan oleh individu atau keluarga, seperti wisata pantai dan wisata kuliner. Setiap hari Sabtu dan Minggu pengunjung akan dihibur oleh kesenian dan budaya dari Kota Pariaman seperti tarian atau lagu daerah. Pantai Gondoriah juga memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap seperti wahana permainan anak, pentas kesenian dan penginapan yang tidak jauh dari lokasi wisata, selain itu juga didukung oleh berbagai fasilitas seperti mushola yang nyaman, toilet yang bersih dan kapal kecil untuk aksesbilitas ke Pulau Angso. Kondisi Pantai yang bersih menimbulkan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin berwisata.
selain itu LPM juga akan berkoordinasi dengan PNPM dalam penyaluran dana bantuan. Dinas Koperasi dan Perdagangan akan memberikan pelatihan kepada UKM dan pemilik usaha primer. Struktur pengelolaan wisata Pantai Gondoriah dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur pengelolaan wisata Pantai Gondoriah
5.2 Gambaran Umum Responden
Responden dibagi atas lima kelompok yaitu pengunjung, tenaga kerja, unit usaha, masyarakat lokal, dan stakeholder. Gambaran umum mengenai karakteristik masing-masing responden dapat dijelaskan sebagai berikut:
5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung
Pengunjung yang datang ke kawasan wisata Pantai Gondoriah pada umumnya berasal dari berbagai golongan usia, profesi, dan daerah asal. Karakteristik tersebut diperoleh berdasarkan hasil survey terhadap 100 orang pengunjung. Gambaran karakteristik pengunjung dapat dilihat pada Tabel 7.
Pelaku Usaha (UKM dan Usaha Primer)
LPM Wisata Pantai Gondoriah Dinas
Kebudayaan &
Pariwisata Kesehatan Dinas
Dinas Koperasi & Perdagangan Dinas
Perikanan & Kelautan Dinas
PU
BLH Pol PP Polisi
PNPM Pariwisata Masyarakat
26
Tabel 7. Karakteristik pengunjung di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013
No Karakteristik Frekuensi Presentase (%) 1 Jenis Kelamin Sumber: Data Primer, Diolah (2013)
wisata yang cocok untuk dijadikan tempat wisata oleh usia muda atau keluarga yang memiliki anak kecil. Tingkat pendidikan responden berdasarkan pendidikan formal terakhir yang dijalani memiliki proporsi yang bervariasi. Mayoritas pendidikan terakhir responden adalah di tingkat SMA.
Mayoritas jenis pekerjaan responden adalah wiraswasta dan yang paling sedikit responden memiliki pekerjaan sebagai buruh sisanya memiliki pekerjaan IRT, karyawan swasta, pelajar/mahasiswa dan PNS. Pendapatan dari responden pengunjung bervariasi dimulai dari pendapatan paling rendah sampai pendapatan yang paling besar berkisar antara Rp 500.000-Rp 1500.000.
Daerah asal pengunjung dibagi menjadi tiga yaitu yang berasal dari Kota /Kabupaten Pariaman, Kota Padang dan Luar Pariaman. Daerah asal pengunjung yang berasal dari luar pariaman terdiri dari beberapa daerah seperti Jambi, Bukittinggi, Padang Panjang, dan Agam. Responden pengunjung paling banyak berasal dari Kota Padang karena jarak yang tidak terlalu jauh dan akses yang mudah menuju Kota Pariaman dengan menggunakan kereta api.
Karakteristik berwisata dari responden pengunjung dapat dibagi menjadi dua yaitu dilihat dari frekuensi berkunjung selama satu tahun terakhir dan dapat juga dilihat dari jenis kendaraan yang digunakan untuk berwisata ke Pantai Gondoriah. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat sebanyak 48% pengunjung melakukan kunjungan ke kawasan wisata lebih dari satu kali dan jenis kendaraan yang digunakan umumnya adalah kendaraan umum seperti kereta api. Hal ini berkaitan dengan pengunjung yang paling banyak berasal dari Kota Padang sehingga lebih banyak menggunakan kereta api dibandingkan dengan kendaraan umum. Sebanyak 46% pengunjung melakukan kunjungan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini dapat menyebabkan polusi udara yang berasal dari asap kendaraan, selain itu kendaraan tersebut juga membutuhkan tempat parkir yang lebih luas. Hal tersebut dapat diatasi dengan menambahkan alat transportasi yang nyaman bagi pengunjung, sehingga pengunjung lebih memilih menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi.
5.2.2 Karakteristik Responden Unit Usaha
28
barang dan skala dari usahanya. Proporsi pendapatan dari unit usaha beragam dimulai dari pendapatan tertinggi sampai dengan pendapatan terendah. Mayoritas unit usaha yang terdapat di Pantai Gondoriah memiliki pendapatan sebesar
Rp 1000.000–Rp 3.000.000. Hal ini karena jenis unit usaha yang dominan memiliki skala usaha kecil seperti warung tenda. Mayoritas unit usaha telah menjalankan usahanya dari 1-4 tahun lamanya. Hal ini disebabkan karena adanya penataan area untuk berjualan sehingga banyak pemilik unit usaha yang baru mendirikan usahanya. Responden dari unit usaha yang dijadikan sample sebanyak 30 orang dan hasil karakteristik unit usaha dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Karakteristik responden unit usaha di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013
No Karakteristik Frekuensi Presentase (%)
1 Pendapatan
<1000000 10 33,33
1000001-3000000 13 43,00
3000001-5000000 6 20,00
>5000000 1 3,33
3 Lama Menjalankan Usaha
1-4 tahun 11 36,67
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
5.2.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja
pekerjaan baru bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah Pantai Gondoriah. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden sebagian besar tenaga kerja berasal dari masyarakat lokal yang bermukim di sekitar Pantai Gondoriah. Karakteristik tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Karakteristik responden tenaga kerja di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013
No Karakteristik Frekuensi Presentase
1 Jenis Kelamin
500001-1000000 20 66,67
1000001-1500000 2 6,67
1500001-2000000 5 16,67
Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
30
5.2.4 Karakteristik Responden Masyarakat Lokal
Masyarakat sekitar yang merupakan penduduk asli memiliki peranan penting dalam pariwisata, karena masyarakat yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas tempat wisata. Masyarakat yang dijadikan responden merupakan masyarakat yang berasal dari kelurahan Pasir. Karakteristik masyarakat lokal dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Karakteristik responden masyarakat lokal di kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013
No Karakteristik Frekuensi Presentase
1 Jenis Kelamin
Penduduk pendatang 6 20,00
Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
di kawasan Pantai Gondoriah tetapi juga warga pendatang yang menetap di lokasi wisata baik untuk bekerja atau ikut dengan suami atau istri mereka.
5.2.5 Responden Key Person
Pengelolaan wisata Pantai Gondoriah tidak lepas dari peran berbagai pihak baik lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Secara umum pengelolaaan wisata Pantai Gondoriah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman yang bekerjasama lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Setiap stakeholder menjalankan peranan masing-masing untuk menjaga kelestarian dan menciptakan kenyaman pengunjung yang datang berwisata ke Pantai Gondoriah. Responden yang akan dijadikan sample untuk key person berjumlah 30 orang baik dari lembaga non pemerintah atau lembaga non pemerintah. Karakteristik responden key person dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11.Responden key person di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013
No Jenis Lembaga Jabatan Jumlah
1 Lembaga Pemerintah
-Dinas budaya dan pariwisata Kepala bidang, staf dinas pariwisata 3 -Badan lingkungan hidup Staf badan lingkungan hidup 2
-Dinas pekerjaan umum
Kabid tata ruang dan tata
bangunan,kasi PP,staf 3 -Dinas perikanan dan
kelautan
Penyuluh perikanan dan staf dinas
perikanan 2
-Dinas koperasi dan perdagangan
Kepala dinas,kabid koperasi,kasi pengembangan industri non agro dan
aneka 3
-Pol PP Staf pol PP 3
-Polisi Anggota staf reskrim polres Pariaman 2 -Dinas kesehatan Petugas kesehatan 2 -Pemerintah kota Asisten sosial budaya 2
2 Lembaga Non Pemerintah -Lembaga pemberdayaan
masyarakat Ketua dan anggota LPM 2 -PNPM pariwisata koordinator dan sekretaris PNPM 2 Sumber: Data Primer, diolah (2013)
Tabel 11 menjelaskan jabatan dari masing-masing key person. Key person
VI PERSEPSI MULTI STAKEHOLDER TERHADAP KONDISI
KEGIATAN WISATA DAN KONDISI SUMBERDAYA DI
PANTAI GONDORIAH
Pariwisata memberikan penawaran terhadap produk dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh wisatawan saat melakukan kegiatan wisata. Produk dan jasa wisata tidak lepas dari atraksi, aksesbilitas dan fasilitas yang ada di objek wisata tersebut. Semakin lengkap unsur-unsur tersebut maka semakin kuat penawaran dari suatu objek wisata. Pihak terkait yang akan memberikan penilaian terhadap objek wisata Pantai Gondoriah yaitu multi stakeholder yang terdiri dari pengunjung, unit usaha, tenaga kerja, masyarakat lokal dan key person. Persepsi
muti stakeholder dibedakan menjadi persepsi terhadap kondisi kegiatan wisata saat ini yang dilihat dari fasilitas, aksesbilitas serta kondisi sosial dan persepsi terhadap kondisi sumberdaya alam di Pantai Gondoriah. Persepsi terhadap kondisi kegiatan wisata dinilai oleh pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja yang terkait langsung dan mendapatkan manfaat dengan adanya aktivitas wisata. Persepsi terhadap kondisi sumberdaya alam dinilai oleh semua multi stakeholder karena semua merasakan kondisi sumberdaya alam di dalam kawasan wisata Pantai Gondoriah. Persepsi terhadap kondisi kegiatan wisata dan kondisi sumberdaya alam dapat dilihat pada Tabel 12 dan Lampiran 5 dan 6.
Tabel 12. Persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan dan kualitas sumberdaya alam di wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013
Persepsi Pengunjung Unit usaha
Sumber: Data Primer, diolah (2013)
penunjuk arah dan tempat informasi wisata. Pihak pengelola harus menambahkan papan penunjuk arah untuk mempermudah pengunjung menemukan fasilitas lainnya. Peningkatan fasilitas tersebut untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung yang berdampak terhadap jumlah pengunjung, sehingga dampak ekonomi juga dapat lebih ditingkatkan.
Aksesbilitas baik akses di dalam lokasi maupun akses menuju kawasan wisata mendapatkan penilaian yang baik dari multi stakeholder. Akses menuju kawasan wisata mudah untuk dijangkau dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum serta didukung oleh kondisi jalan yang baik. Sedangkan akses di dalam lokasi juga baik karena kendaraan dibebaskan untuk memasuki kawasan wisata. Kondisi sosial di wisata Pantai Gondoriah secara umum sudah baik. Sikap masyarakat sekitar yang ramah menyambut kedatangan para pengunjung untuk membuat para pengunjung nyaman ketika berkunjung.
Keberadaan obek wisata Pantai Gondoriah selain menimbulkan dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar, juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya alam. Hal itu dapat mengancam keberlanjutan kawasan wisata. Oleh karena itu diperlukan persepsi dari multi stakeholder
terhadap sumberdaya alam agar dampak negatif tersebut dapat diminimalkan. Secara umum penilaian multi stakeholder terhadap kondisi sumberdaya alam di dalam kawasan wisata Pantai Gondoriah adalah baik. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas wisata tidak menimbulkan kerusakan terhadap sumberdaya alam. Kondisi sumberdaya alam saat ini harus ditingkatkan sehingga tidak mengancam keberlanjutan wisata Pantai Gondoriah dan tetap dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kondisi sumberdaya alam dapat dilihat dari kebersihan, panorama alam, kondisi pantai dan kualitas udara.
34
tempat sampah yang hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu menyebabkan pengunjung membuang sampah tidak pada tempatnya.
VII DAMPAK EKONOMI WISATA PANTAI GONDORIAH
7.1 Proporsi Pengeluaran Responden Pengunjung Pantai Gondoriah Tahun 2013
Total pengeluaran pengunjung per bulan diestimasi dari rata-rata pengeluaran pengunjung per hari dan jumlah kunjungan per bulan. Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh sektor pariwisata umumnya diukur dari keseluruhan pengeluaran pengunjung untuk keperluan akomodasi, konsumsi, perjalanan, dokumentasi, dan keperluan lainnya. Proporsi pengeluaran pengunjung Pantai gondoriah dapat dilihat pada Tabel 13 dan pada Lampiran 1. Tabel 13. Proporsi pengeluaran responden pengunjung di kawasan Pantai
Gondoriah Tahun 2013
Pengeluaran di luar kawasan wisata
Biaya perjalanan 42.180 31,59
Konsumsi dari rumah 29.300 21,94
Kebocoran/kunjungan (a) 71.480 53,53
Pengeluaran di dalam kawasan wisata
Konsumsi di dalam kawasan 45.455 34,04 Penginapan di dalam kawasan 0,00 0,00
Dokumentasi 1.090 0,82
Souvenir 4.680 3,50
Sewa alat 1.350 1,01
Parkir 1.070 0,80
Toilet 1.870 1,40
Wahana permainan 6.530 4,89
Pengeluaran di lokasi/kunjungan (b) 62.045 46,46
Rata-rata Pengeluaran/kunjungan (Rp/hari/orang) (c=a+b)
133.525 100,00
Jumlah kunjungan Tahun 2012 (orang) (d) 222.000
Total kebocoran/Tahun (e=c x proporsi a x d) 15.867.657.020
Sumber:Data Primer, diolah (2013)
36
yang berasal dari luar Sumatera Barat sebagian besar membelanjakan uangnya untuk menikmati makanan khas Pariaman yang dijual di dalam lokasi.
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, jumlah kunjungan yang datang ke Pantai Gondoriah per bulan adalah 18.500 orang, dengan proporsi pengeluaran pengunjung di lokasi wisata 46,46% sehingga total pengeluaran pengunjung yang dilakukan di kawasan wisata per bulan adalah sebesar Rp 1.147.660.728 Kebocoran yang terjadi memiliki proporsi 53,53% sehingga total kebocoran pertahun yang terjadi adalah Rp 15.867.657.020.
Kebocoran dari aktivitas wisata di Pantai Gondoriah berasal dari biaya perjalanan dan konsumsi dari rumah. Kebocoran disebabkan oleh biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung yang berasal dari luar Kota Pariaman. Sebagian besar pengunjung berasal dari Kota Padang dan rata-rata pengunjung biasanya menggunakaan kendaraan pribadi atau kereta api sehingga biaya transportasi memiliki proporsi yang besar. Sedangkan kebocoran yang berasal dari konsumsi di luar kawasan wisata memiliki proporsi sebesar 21,94%. Hal ini disebabkan oleh harga yang ditawarkan oleh penjual makanan terkadang tidak sesuai dengan keinginan pengunjung sehingga untuk meminimalkan biaya pengunjung membawa makanan dari rumah. Kebocoran ini dapat diminimalisir dengan meningkatkan kualitas dan menyesuaikan harga dari konsumsi yang biasa dibeli oleh pengunjung sehingga dapat lebih meningkatkan pengeluaran pengunjung di kawasan wisata.
7.2 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Effect)
Penerimaan yang diterima oleh pemilik unit usaha adalah pengeluaran pengunjung yang kemudian digunakan kembali oleh mereka untuk menjalankan kegiatan unit usaha. Pemilik unit usaha membutuhkan bahan baku untuk menjalankan usaha, baik yang bersal dari dalam lokasi maupun dari luar lokasi wisata. Komponen biaya yang dikeluarkan oleh pemiliki unit usaha adalah biaya gaji tenaga kerja, biaya sewa, biaya transportasi, biaya bahan baku. Sebagian lagi menjadi pendapatan pemilik unit usaha. Proporsi pendapatan pemilik unit usaha Pantai Gondoriah dapat dilihat pada Tabel 14 dan Lampiran 2.
Tabel 14. Proporsi pendapatan pemilik unit usaha di kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013
Unit Usaha Rata-rata Pendapatan (Rp) Proporsi (%)
Rumah makan 4.875.000 29,99
Warung tenda 2.633.333 50,09
Pedagang asongan 575.000 35,74
Souvenir 1.875.000 37,82
Wahana permainan 2.833.333 82,26
Sewa karpet 900.000 84,77
Toilet 650.000 49,43
Rata-rata 2.048.810 52,74
Sumber:Data primer, diolah (2013)
Manfaat yang dirasakan unit usaha dari aliran uang pengunjung dapat dilihat dari pendapatan bersih pemilik unit usaha. Proporsi rata-rata pendapatan pemilik unit usaha adalah 52,74 % dari total penerimaan yang diperoleh unit usaha dari pengeluaran pengunjung di kawasan wisata. Pemilik usaha sewa karpet merupakan unit usaha dengan proporsi pendapatan terbesar, sedangkan pemilik usaha rumah makan merupakan unit usaha dengan proporsi pendapatan terkecil.
38
Tabel 15. Dampak ekonomi langsung di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013
Unit Usaha (a) Pendapatan Per Bulan (Rp) (b)
Jumlah Unit Usaha ( c)
Pendapatan Total Unit Usaha (d)=( b)x (c) Rumah makan 4.875.000 40 195.000.000
Warung tenda 2.633.333 75 197.499.975 Pedagang asongan 575.000 50 28.750.000 Souvenir 1.875.000 15 28.125.000 Wahana permainan 2.833.333 13 36.833.329 Sewa karpet 900.000 15 13.500.000
Toilet 650.000 4 2.600.000
Total (Dampak Ekonomi langsung) 502.308.304 Sumber:Data Primer, diolah (2013)
Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha berupa pendapatan pemilik berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha. Dapat dilihat pada Tabel 15, bahwa unit usaha yang memiliki dampak ekonomi langsung paling besar adalah warung tenda adalah sebesar Rp 197.499.975 per bulannya. Hal ini karena jumlah warung tenda lebih banyak dibandingkan dengan unit usaha lainnya. Dampak ekonomi langsung paling kecil dirasakan oleh pemilik toilet adalah sebesar Rp 2.600.000 per bulannya. Hal ini karena jumlah toilet lebih sedikit dibandingkan dengan unit usaha lainnya. Total dampak ekonomi langsung uang dirasakan oleh unit usaha adalah sebesar Rp 502.308.304 per bulannya.
7.3 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Effect)