• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah (PE).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah (PE)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN BISKUIT BIOSUPLEMEN

PAKAN TERHADAP PRODUKSI SUSU DAN

PERTAMBAHAN BOBOT BADAN

KAMBING PERANAKAN ETAWAH

BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah (PE) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Benediktus Adi Hendriawan

(4)

ABSTRAK

BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN. Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah (PE). Dibimbing oleh YULI RETNANI dan IDAT GALIH PERMANA.

Kendala utama petani di daerah tropis untuk menghasilkan produksi susu yang tinggi adalah ketersediaan dan kualitas pakan terutama pada musim kemarau. Biskuit biosuplemen adalah salah satu teknologi pakan produk sebagai solusi alternatif untuk memberikan makanan bergizi, tahan lama dan mudah disimpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makan pada biskuit biosuplemen produksi susu kambing. Sebuah rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan tiga ulangan digunakan dalam penelitian ini. Perlakuan meliputi R0= 0% biskuit biosuplemen pakan, biskuit R1= 5% biskuit biosuplemen pakan, R2= 10% biskuit biosuplemen pakan dan R3= 15% biskuit biosuplemen pakan. Variabel yang diamati adalah produksi susu dan pertambahan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biskuit biosuplemen pakan memberikan ada perbedaan yang signifikan (P<0.05) pada produksi susu pada akhir penelitian namun tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan (P>0.05).

Kata kunci: biosuplemen, biskuit, kambing perah, pertambahan bobot badan, produksi susu

ABSTRACT

BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN. Effect of the Addition of Biosupplement Biscuit on Milk Production and Body Weight of Etawah Grade Cross (PE). Supervised by YULI RETNANI and IDAT GALIH PERMANA.

The main constraints of farmers in the tropics to produce high milk production is feed availability and quality mainly during the dry season. Biscuits biosupplements is one product of feed technology as an alternative solution to provide nutritious, durable and easily stored feed. The objectives of this study were to know the effect of biosupplements biscuits to goat milk production. A randomized complete block design with four treatments and three replications used in this study. The treatment were R0= 0% biscuits biosupplement, R1= 5% biscuits biosupplement, R2= 10% biscuits biosupplement and R3= 15% biscuits biosupplement. Measured variables such as milk production and body weight gain. The results showed that treatment of biscuits biosupplement feeding was significant on increase milk production at the end of the study (P<0.05), but no significant to the body weight gain (P>0.05).

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

PENGARUH PENAMBAHAN BISKUIT BIOSUPLEMEN

PAKAN TERHADAP PRODUKSI SUSU DAN

PERTAMBAHAN BOBOT BADAN

KAMBING PERANAKAN ETAWAH

BENEDIKTUS ADI HENDRIAWAN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah (PE).

Nama : Benediktus Adi Hendriawan NIM : D24090083

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc Pembimbing I

Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus hingga November 2012 ini ialah produktivitas susu kambing, dengan judul Pengaruh Penambahan Biskuit Biosuplemen Pakan terhadap Produksi Susu dan Pertambahan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah (PE).

Rendahnya kualitas pakan ketika musim kering merupakan kendala utama peternak daerah tropis dalam menghasilkan susu yang berkualitas tinggi. Biskuit biosuplemen dipilih sebagai solusi alternatif penyediaan pakan selama musim kering yang bernutrisi, awet, dan mudah disimpan. Biskuit biosuplemen ini memanfaatkan hijauan yang memiliki zat aktif serta kualitas yang tinggi yaitu daun Indigofera dan daun pepaya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

METODE. 2

Bahan 2

Alat 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Prosedur Percobaan 3

Pembuatan Biskuit Biosuplemen 3

Pemeliharaan 4

Pemerahan dan Pengukuran Produksi Susu 4

Pertambahan Bobot Badan (PBB) 4

Rancangan Percobaan dan Analisis Data 4

Perlakuan 4

Rancangan Percobaan 5

Peubah yang Diamati 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Umum Lokasi Peternakan 5

Produksi Susu 6

Bobot Badan 8

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 9

LAMPIRAN 10

RIWAYAT HIDUP 11

(10)

DAFTAR TABEL

1 Hasil analisis proksimat ransum penelitian (%BK) 2

2 Komposisi biskuit biosuplemen pakan (%) 4

3 Produksi susu awal dan akhir (gram ekor-1 hari-1) 7

4 Pertambahan bobot badan selama penelitian 8

DAFTAR GAMBAR

1Kambing yang digunakan dalam penelitian 2

2 Biskuit biosuplemen 4

3 Kandang kambing PE di DAY Farm 6

4 Produksi susu pada 4 minggu penelitian 8

5 Pertambahan bobot badan awal dan akhir selama 42 hari penelitian 10

DAFTAR LAMPIRAN

1. ANOVA rataan produksi susu awal 11

2. ANOVA rataan produksi susu akhir 11

3. ANOVA produksi susu selama penelitian 11

(11)

PENDAHULUAN

Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu selain sapi perah. Kambing perah lebih efisien jika dibandingkan dengan sapi, kuda dan kerbau serta mempunyai karakteristik yang unggul diantaranya adalah mampu beradaptasi dengan kondisi yang kurang menguntungkan, mudah dipelihara, cepat berkembangbiak dengan daya reproduksi tinggi dan efisien dalam mengubah pakan menjadi susu. Kambing perah yang dipelihara di Indonesia umumnya adalah kambing Peranakan Etawah (PE). Menurut Atabany (2001) kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Kacang asli Indonesia dengan kambing Etawah (Jamnapari) asli India. Persilangan ini dilakukan karena kambing Etawah terkenal dengan potensi pertumbuhannya dan kemampuannya dalam menghasilkan susu yang tinggi sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu kambing lokal di Indonesia.

Produksi susu yang dihasilkan oleh kambing PE masih sangat beragam. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi susu kambing PE diantaranya mutu genetik, umur induk, ukuran dimensi ambing, bobot hidup, lama laktasi, tata laksana yang diberlakukan terhadap ternak (perkandangan, pakan dan kesehatan), kondisi iklim setempat, daya adaptasi ternak dan aktivitas pemerahan (Phalepi 2004).

Pertambahan bobot badan (PBB) merupakan salah satu kriteria untuk mengukur pertumbuhan dengan mengevaluasi kualitas pakan ternak. Pertumbuhan yang diperoleh merupakan salah satu indikasi pemanfaatan zat-zat nutrisi dalam pakan untuk diubah menjadi daging. Kecepatan pertumbuhan dapat diketahui dengan melakukan penimbangan berulang setiap hari, minggu atau bulan (Tillman

et al. 1991). Kelebihan makanan yang berasal dari kebutuhan hidup pokok akan digunakan untuk meningkatkan bobot badan (Nurjannah 2006).

Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak, khususnya ternak ruminansia. Pada saat musim hujan hijauan melimpah, tetapi pada musim kemarau mengalami penurunan sehingga mengurangi penyediaan pakan. Kendala utama pada pakan ruminansia adalah sebagai berikut; rendahnya kualitas pakan, tingkat kecernaan dan palabilitas yang rendah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknologi yang sesuai untuk menghasilkan pakan ternak ruminansia yang lebih tahan lama, mudah untuk menangani, lebih mudah untuk mendistribusikan dan tersedia di semua musim (Retnani et al. 2013).

Salah satu bentuk pakan untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak pada musim kemarau adalah dengan pemberian suplemen pakan. Suplemen pakan adalah suatu bahan makanan atau campuran bahan makanan yang dicampurkan pada bahan lain untuk meningkatkan keserasian dari makanan akhir (Hartadi et al.

1980). Teknologi pengolahan pakan yang mudah dan murah diperlukan untuk membuat bahan menjadi awet, mudah disimpan, dan mudah diberikan, salah satu bentuk pengolahan pakan adalah bentuk biskuit (Retnani et al. 2013). Biskuit adalah produk kering yang relatif tahan lama dibawah kondisi penyimpanan normal dan mudah untuk menangani (Whiteley 1971). Menurut Retnani et al.

(12)

2

biosuplemen terbuat dari serat, terutama hijauan segar yaitu daun pepaya dan Indigofera sebagai pakan suplemen untuk ruminansia dalam rangka pemanfaatan serat ketika kualitas dan kuantitas pakan menurun (Retnani et al. 2013).

Biskuit biosuplemen memiliki potensi unggul sebagai suplemen pakan kambing perah, namun informasi tentang efek pemberiannya terhadap produksi susu kambing dan pertambahan bobot badannya perlu dikaji. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian biskuit biosuplemen pakan terhadap produksi susu dan pertambahan bobot badan (PBB) kambing PE.

METODE

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing peranakan etawah (PE) laktasi berumur 1–2 tahun (Gambar 1) sebanyak 12 ekor dengan masa laktasi rata-rata dua bulan serta ransum perlakuan. Ransum perlakuan yang digunakan terdiri atas ransum basal (rumput lapang dan ampas tempe) serta biskuit biosuplemen. Biskuit biosuplemen tersusun atas daun pepaya, daun Indigofera, bungkil kelapa, bungkil kedelai, corn gluten meal (CGM), molasses dan kapur. Hasil analisis proksimat ransum penelitian dalam persen BK disajikan dalam Tabel 1.

Gambar 1 Kambing yang digunakan dalam penelitian Tabel 1 Hasil analisis proksimat ransum penelitian

Komposisi Rumput lapang* Ampas tempe* Biskuit** ….………..…..(% BK)...

Abu 9.01 2.87 8.55

Protein kasar 6.38 12.77 36.65

Serat kasar 25.60 43.25 20.40

Lemak kasar 1.36 3.82 3.77

BETN 57.65 37.29 30.63

(13)

3 Ransum basal yang digunakan dalam penelitian ini merupakan ransum basal yang sehari-hari diberikan di Peternakan Doa Anak Yatim Farm (DAY Farm), Desa Cibuntu, Bogor. Pemberian biskuit biosuplemen ditetapkan 1, 2, dan 3 biskuit ekor-1 hari-1 masing-masing untuk perlakuan 5%, 10%, dan 15% biskuit biosuplemen/konsumsi BK. Persentase biskuit biosuplemen yang diberikan yaitu berdasarkan persentase dari konsumsi BK BB-1 hari-1 dengan asumsi konsumsi BK 3% BB-1 dan BB 30 kg ekor-1.

Contoh perhitungan pemberian biskuit biosuplemen 5%:

Asumsi: bobot badan (BB) kambing = 30 kg; konsumsi BK/hari = 3% BB-1 Biskuit biosuplemen : BK 92.39%; bobot 1 buah biskuit = 50 g

Pemberian biskuit biosuplemen 5% : 3 kg x 3% x (100/92.39) = 48.7 g setara dengan 1 buah biskuit

Alat

Kandang yang digunakan adalah kandang kelompok sistem panggung sebanyak 4 petak dan tiap petaknya dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum. Setiap petak kandang berisi 3 ekor kambing. Peralatan lain yang digunakan diantaranya gelas ukur, alat timbang gantung dan karung.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Agustus sampai November 2012. Pembuatan biskuit biosuplemen dilakukan di Laboratorium Industri Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pengujian produksi susu dan pertambahan bobot badan dilakukan di Peternakan Doa Anak Yatim Farm (DAY Farm) milik Bapak Dwi Suseno yang berlokasi di Kampung Suka Maju, Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Wilayah Barat, Jawa Barat.

Prosedur

Pembuatan Biskuit Biosuplemen

Daun pepaya dan daun Indigofera dipotong dengan mesin chopper

kemudian dijemur. Setelah kering, dicampur dengan bahan penyusun biskuit yang lain seperti bungkil kelapa, bungkil kedelai, CGM, molasses dan kapur. Hasil campuran dicetak dan ditekan dengan mesin pencetak biskuit kemudian didinginkan (Retnani et al. 2012). Biskuit biosuplemen yang telah siap dapat langsung diberikan pada ternak (Gambar 2).

(14)

4

Tabel 2 Komposisi biskuit biosuplemen pakan

Bahan Pakan Komposisi (%)

Kambing PE dipelihara dalam kandang kelompok selama enam minggu, yaitu dua minggu pertama sebagai masa pendahuluan (preliminary period) dan empat minggu berikutnya sebagai masa perlakuan. Penempatan ternak dan pemberian perlakuan dilakukan secara acak.

Perlakuan pakan terdiri atas ransum basal (rumput lapang dan ampas tempe) dan biskuit biosuplemen. Jumlah pemberian ransum basal mengikuti kebiasaan peternakan Doa Anak Yatim Farm (DAY Farm) yaitu rumput lapang sebanyak 1 kg ekor-1 hari-1 dan ampas tempe sebanyak 2 kg ekor-1 hari-1 sedangkan pemberian biskuit biosuplemen sesuai taraf perlakuan yaitu 1, 2, dan 3 biskuit masing-masing untuk perlakuan 5%, 10%, dan 15% biskuit biosuplemen/konsumsi BK.

Frekuensi pemberian pakan dalam sehari ada empat kali, yaitu pagi hari pukul 06.00-07.00, siang hari pukul 12.00-13.00, sore hari pukul 16.00-17.00, dan malam hari pukul 21.00-22.00. Rumput lapang diberikan pada pagi dan sore hari, ampas tempe diberikan pada siang dan malam hari, dan biskuit biosuplemen diberikan pada pagi hari sebelum pemberian rumput lapang. Air minum ad libitum

pada setiap ternak.

Pemerahan dan Pengukuran Produksi Susu

Pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul 07.00-08.00 dan sore hari pukul 16.30-17.30. Teknik pemerahan menggunakan metode whole hand

(seluruh jari tangan). Pengukuran produksi susu dilakukan pada tiap ekor ternak dengan menggunakan gelas ukur, hasil produksi susu dikonversi dari mililiter ke gram.

Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Pengukuran pertambahan bobot badan (PBB) dilakukan dengan penimbangan ternak setiap 2 minggu sekali selama pemeliharaan. Penimbangan dilakukan pada pagi hari sebelum ternak diberi pakan dengan menggunakan timbangan digital. Pertambahan bobot badan selama penelitian ini dihitung berdasarkan bobot akhir penelitian yaitu bobot badan selama 42 hari dikurangi dengan bobot badan awal setelah preliminary.

(15)

5 R3: Ransum basal + biskuit 10% R4: Ransum basal + biskuit 15% Rancangan Percobaan

Percobaan dirancang dengan rancangan acak kelompok (RAK), menggunakan empat perlakuan dan tiga kelompok (ulangan). Pengelompokkan dilakukan berdasarkan produksi susu awal dengan coefisien of variance (CV) 48.28%. Perlakuan yang diberikan adalah ransum konvensional (rumput lapang dan ampas tempe) + biskuit 0% (R1), ransum basal (rumput lapang dan ampas

tempe) + biskuit 5% (R2), ransum basal (rumput lapang dan ampas tempe) +

biskuit 10% (R3), dan ransum basal (rumput lapang dan ampas tempe) + biskuit

15% (R4). Model matematik dari rancangan percobaan tersebut adalah :

Yij = μ + αi + βj + εij

Keterangan :

Yij : nilai peubah respon pada perlakuan ke-i kelompok ke-j

μ : nilai rataan umum dari pengamatan

αi : pengaruh perlakuan ransum yang diberi suplemen ke-i

βj : pengaruh kelompok ke-j

ij : pengaruh eror perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Produksi susu

2. Pertambahan bobot badan

Data produksi susu yang diperoleh dianalisis dengan analisis ANOVA, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Peternakan

(16)

6

Kandang kambing perah merupakan kandang kelompok (Gambar 3) sistem panggung. Bahan kandang dibuat dari bahan kayu, bambu, dan kawat teralis dengan sistem atap monitor serta lantai yang dibuat dari bahan bambu. Sistem pemeliharaan kambing perah pada peternakan ini adalah pemeliharaan intensif yaitu dikandangkan sepanjang hari.

Gambar 3 Kandang kambing PE di DAY Farm

Pakan yang diberikan berupa ampas tempe dan rumput lapang. Ampas tempe berasal dari pabrik tahu dan tempe yang berlokasi di Jakarta. Rumput lapang berasal dari perkampungan sekitar. Rumput lapang merupakan hijauan yang terdiri atas beberapa rumput lokal yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput benggala (Panicum maximum), rumput Australia (Paspalum dilatatum), rumput para (Brachiaria mutica), rumput ilalang (Imperata cylindrica) dan legum rumput kacang asu (Colopogonium mucunoides).

Pakan diberikan empat kali sehari yaitu pagi hari pukul 06.00-07.00, siang hari pukul 12.00-13.00, sore hari pukul 16.00-17.00, dan malam hari pukul 21.00-22.00. Rumput lapang diberikan pada pagi dan sore hari sebanyak 1 kg ekor-1 hari

-1

dan ampas tempe diberikan pada siang dan malam hari sebanyak 2 kg ekor-1 hari-1. Air minum diberikan ad libitum pada setiap ternak.

Pemberian biskuit biosuplemen pada ternak diberikan pada pagi hari sebelum pemberian rumput lapang. Ternak pada waktu tersebut dalam kondisi lapar sehingga biskuit yang diberikan dapat habis dikonsumsi. Biskuit yang diberikan yaitu 1, 2, dan 3 biskuit masing-masing untuk perlakuan 5%, 10%, dan 15% biskuit biosuplemen perkonsumsi BK.

Produksi Susu

(17)

7 Tabel 3 Produksi susu awal dan akhir penelitian

R0 (0 % biskuit biosuplemen pakan), R1 (5% biskuit biosuplemen pakan), R2 (10% biskuit biosuplemen pakan), R3 (15% biskuit biosuplemen pakan); Angka-angka yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05).

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian biskuit biosuplemen pakan berpengaruh nyata terhadap produksi susu pada akhir penelitian, dan pemberian biskuit biosuplemen pakan juga berpengaruh nyata terhadap waktu (sebelum dan sesudah) (P<0.05). Pemberian sebanyak 10% biskuit pada R2 mampu meningkatkan produksi susu kambing PE. Terjadi penurunan produksi susu kambing PE pada pemberian lebih lebih besar dari 10% biskuit. Pemberian biskuit biosuplemen pakan pada kambing PE lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian biskuit pada R0. Produksi susu pada awal penelitian R0 (485.2), R1 (648.6), R2 (706.2), R3 (881.9) dan pemberian biskuit biosuplemen pada akhir penelian adalah R0 (453.2), R1 (928.6), R2 (1009.0), R3 (1083.8). Terdapat adanya peningkatan produksi susu pada akhir penelitian dibandingkan dengan sebelum diberikan biskuit biosuplemen. R3 (15%) lebih tinggi 18.6% produksi susunya dibandingkan dengan perlakuan perlakuan lain yakni R0 (6.9%), R1 (30.2%), dan R2 (30%). Kisaran produksi susu pada penelitian ini adalah 453.8-1083.8 gram ekor-1 hari-1. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Sukarini (2012) tentang produksi susu kambing PE yang diberi tambahan konsentrat pada awal laktasi yang memiliki kisaran produksi susu sebesar 980-1.627 gram ekor-1 hari-1.

Daun pepaya mengandung alkaloid carpain (C14H25NO2) yang banyak

terdapat pada daun muda (Kalie 1999). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kharisma et al. (2001) terhadap mencit laktasi ditemukan bahwa kandungan alkaloid yang terdapat pada daun pepaya (carpain) dapat meningkatkan produksi hormon prolaktin melalui mekanisme penghambatan terhadap dopamine. Prolaktin berperan dalam sintesis air susu dalam sel-sel sekretorius alveoli. Alkaloid ini juga dapat berperan sebagai agonis reseptor α -adrenergik yang terdapat dalam duktus kelenjar mammae yang kerjanya sinergis dengan hormon oksitosin dalam sekresi air susu. Melalui mekanisme stimulasi kerja hormon prolaktin dan oksitosin ini dapat terjadi peningkatan produksi susu. Prolaktin berperan dalam sintesis susu, sedangkan aktivitas oksitosin pada kelenjar mammae menimbulkan kontraksi sel-sel mioepitel, sehingga air susu akan terdorong menuju saluran susu.

(18)

8

Gambar 4 Produksi susu selama 4 minggu penelitian R0, R1, R2, R3

Pada Gambar 4 terlihat bahwa pemberian biskuit biosuplemen pakan mengalami peningkatan produksi susu pada akhir penelitian. Peningkatan pada pemberian ransum R3 dengan penambahan biskuit sebesar 15% memiliki rataan

produksi susu diakhir pemeliharaan sebesar 1083.8 gram ekor-1. Hal ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Sukarini (2012) tentang produksi susu kambing PE yang diberi tambahan konsentrat pada awal laktasi yang memiliki kisaran produksi susu sebesar 980-1.627 gram ekor-1 hari-1.

Bobot Badan

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian biskuit biosuplemen pakan tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan bobot badan kambing PE selama penelitian. Rataan pertambahan bobot badan disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4 Pertambahan bobot badan selama penelitian Perlakuan

Bobot Badan

Awal (kg) Akhir (kg) iΔ BB

(g ekor-1 hari-1) R0 41.37 ± 5.46 49.00 ± 7.94 181.75 ± 131.93 R1 43.00 ± 5.57 47.33 ± 3.06 103.17 ± 68.73 R2 46.00 ± 8.72 48.33 ± 13.28 55.56 ± 112.52 R3 46.33 ± 5.77 48.33 ± 5.13 47.62 ± 41.24 Rataan 44.18 ± 6.38 48.25 ± 7.35 97.02 ± 88.61 R0 (0 % biskuit biosuplemen pakan), R1 (5% biskuit biosuplemen pakan), R2 (10% biskuit

(19)

9 Pada Tabel 4 menunjukkan perubahan bobot badan kambing PE pada awal dan akhir pemeliharaan. Perlakuan R3 dengan pemberian 15% biskuit biosuplemen memiliki rataan bobot badan diakhir pemeliharaan sebesar 48.25 kg ekor-1. Nilai rataan ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Ludgate (1989) yang memiliki rataan bobot badan 35-40 kg ekor-1.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemberian biskuit biosuplemen pakan sebesar 15% meningkatkan produksi susu selama 4 minggu penelitian, tetapi pemberian biskuit biosuplemen pakan tidak mempengaruhi pertambahan bobot badan kambing PE laktasi selama penelitian.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian biskuit biosuplemen pakan melalui peningkatan level yang lebih tinggi untuk meningkatkan produksi susu yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Atabany A. 2001. Studi kasus produksi kambing Peranakan Etawah dan kambing Saanen pada peternakan kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm. [tesis]. Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hartadi H, Kearl LC, Reksohadiprodjo S, Harris LE, Lebdosukojo S, Tillman AD. 1980. Tabel-tabel dari Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia. Data Ilmu Makanan untuk Indonesia. Logan (US): Utah State Univ.

Kalie MB. 1999. Bertanam Pepaya. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Kharisma Y, Ariyoga A, Sastramiharja HS. 2011. Efek air buah pepaya (Carica papaya L.) muda terhadap gambaran histologi kelenjar mamma mencit laktasi. MKB 43 (4) : 160-165.

Ludgate PJ. 1989. Kumpulan Peragaan dalam Rangka Penelitian Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan. Cetakan kedua. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor (ID): Departemen Pertanian.

Nurjannah. 2006. Evaluasi nutrisi hijauan lahan gambut Kalimantan Tengah pada kambing kacang. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Phalepi MA. 2004. Performa kambing Peranakan Etawah (Studi kasus dipeternakan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Citarasa). [skripsi]. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ramadhan BG, Suprayogi TH, Sustiyah A. 2013. Tampilan produksi susu dan

(20)

10

Retnani Y, Permana IG, Purba LC. 2013. Physical characteristic and palatability of biscuit bio-supplement for dairy goat. Pak J Biol Sci. 13 (1):1-3.

Sukarini IAM. 2012. Produksi dan komposisi air susu kambing peranakan etawah yang diberi tambahan konsentrat pada awal laktasi. Fakultas Peternakan. Denpasar (ID): Univ Udayana.

Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprojo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekotjo S. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke- V. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Univ Pr.

(21)

11 Lampiran 1 ANOVA rataan produksi susu awal

Sumber keragaman JK db KT F Sig.

Model terkoreksi 341257.898 5 68251.580 0.946 0.514 Intercept 5556418.613 1 5556418.613 77.015 0.000

Perlakuan 241073.487 3 80357.829 1.114 0.414

Kelompok 100184.412 2 50092.206 0.694 0.536

Galat 432885.828 6 72147.638

Total 6330562.340 12

Total koreksi 774143.727 11 JK: jumlah kuadrat; db: derajat bebas; KT: kuadrat tengah

Lampiran 2 ANOVA rataan produksi susu akhir

Sumber keragaman JK Db KT F Sig.

Model terkoreksi 804977.638 5 160995.528 2.060 0.202 Intercept 9058282.567 1 9058282.567 115.906 0.000 Perlakuan 725031.282 3 241678.094 0.511 0.111

Kelompok 79943.355 2 39971.677 3.092 0.624

Galat 468912.865 6 78152.144

Total 1.033E7 12

Total koreksi 1273890.503 11 JK: jumlah kuadrat; db: derajat bebas; KT: kuadrat tengah

Lampiran 3 ANOVA produksi susu selama penelitian

Sumber keragaman JK Db KT F Sig.

Model terkoreksi 325782.182a 5 65156.436 3.683 0.072 Intercept 425595.668 1 425595.668 24.057 0.003

Perlakuan 210003.603 3 70001.201 3.957 0.072

Kelompok 115778.580 2 57889.290 3.272 0.109

Galat 106148.940 6 17691.490

Total 857526.790 12

Total koreksi 431931.122 11 JK: jumlah kuadrat; db: derajat bebas; KT: kuadrat tengah

Lampiran 4 Pertambahan bobot badan per hari

Sumber keragaman JK Db KT F Sig.

(22)

12

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rembang pada tanggal 4 bulan Mei tahun 1991 dan diberi nama Benediktus Adi Hendriawan. Penulis merupakan anak pertama dari (Alm.) Drs Henrykus Sutarno dan Dra Ch. Dewi Indriati. Pendidikan sekolah menengah dimulai dari tahun 2003 di SMP Negeri 2 Rembang sampai tahun 2006. Pendidikan lanjutan menengah atas ditempuh pada tahun 2006 sampai tahun 2009 di SMA Negeri 1 Rembang. Penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis merupakan mahasiswa daerah sehingga penulis juga aktif dalam OMDA (Organisasi Mahasiswa Daerah) HKRB Rembang dan anggota di KEPAL (Kelompok Pecinta Alam) FAPET IPB. Penulis merupakan penerima beasiswa bantuan mahasiwa (BBM) tahun 2009-2010 dan BUMN tahun 2011-2012.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dikti-Stratnas (2012-2013) yang telah mendanai penelitian tentang biskuit biosuplemen pakan yang diketuai oleh Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc. Terima kasih pula saya ucapkan kepada Ibu Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc danBapak Dr Ir Idat G Permana, MScAgr selaku pembimbing skripsi, Bapak Dr Iwan Prihantoro, SptMSi selaku dosen pembahas seminar dan selaku panitia seminar pada tanggal 12 Desember 2013, Bapak Dr Ir Suryahadi, DEA dan Bapak Ir Afton Atabany, M.Si selaku dosen penguji siding serta Ibu Dr Ir Widya Hermana, M.Si selaku panitia sidang pada tanggal 8 April 2014. Penghargaan penulis sampaikan kepada Mbak Yati, karyawan peternakan Doa Anak Yatim Farm (DAY Farm), serta staf Laboratorium Industri Pakan dan Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan IPB yang telah membantu selama pelaksanaan kegiatan penelitian ini berlangsung.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua dari penulis (Bapak dan Mama), adik dari penulis (Dek Ela), seluruh keluarga, rekan sepenelitian (Dyah dan Desca), dan sahabat-sahabat penulis (Farid, Angga, Alfian). Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman INTP 46 tercinta atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak atas bantuan selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Gambar

Gambar 1  Kambing yang digunakan dalam penelitian
Tabel 4 Pertambahan bobot badan selama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Pemberian Biskuit Biosuplemen terhadap Daya Cerna Ransum, Kadar Laktosa dan Kalsium Susu pada Kambing Peranakan

DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMA PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE). T E S

Biskuit biosuplemen pakan terdiri dari lima perlakuan yaitu R1 = Biskuit biosuplemen indigofera sp ; R2 = Biskuit biosuplemen daun katuk; R3 = Biskuit biosuplemen daun

Pemberiaan biskuit biosuplemen pakan menghasilkan produksi susu lebih tinggi sekitar 41,03% dibandingkan pakan konvensional pada peternakan dengan pola pakan

Berbedahalnyadenganhasilpenelitian dariMorand-Fehr (1991) yang menyatakan bahwa kambing perah dengan bobot badan yang lebih besar akan memiliki tingkat produksi susu

2016.. Karya ilmiah yang berjudul : Hubungan antara Ukuran-ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah Betina Dewasa di Kabupaten Klaten, dan

Meningkatkan Pertumbuhan Kelenjar Ambing dan Produksi Susu Melalui Penyuntikan Pregnant Mare Serum Gonadotrophin Pada Kambing Peranakan

(2011).Kambing peranakan etawah sumberdaya ternak penuh berkah. Jakarta: Sinar Tani.. Samsudewa, &amp; E.T. Korelasi Lingkar Skrotum dengan Bobot Badan, Volume Semen, Kualitas