Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene
di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
SRI AYU LESTARI
122500033
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpah kan
Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini dengan tepat waktu. Sholawat beriringkan salam atas nabi besar kita
Muhammad SAW karna berkat kasih sayangnya, membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman yang terang benderang serta kaya akan ilmu
pengetahuan.
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kebutuhan Dasar Personal hygiene di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas
2015” sebagai suatu tugas akhir pada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan dapat
diselesaikan tanpa dukungan, bantuan, motivasi dan inspirasi dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesa-besarnya kepada:
1. dr. Dedi Ardinata M. Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII
keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S. Kp, M.Kep, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Keluarga tercinta, ayahanda Alm. Mana pula walaupun ayah tidak berada
disamping saat ini tapi penulis yakin dari kejauhan sana senantiasa melihat
dan mendoakan, dan ibunda Erna Ningsih serta abang dan adik tersayang
Handianata dan Prabowo Rynaldi yang telah memberikan motivasi dan
dukungan penuh baik secara moral maupun materil serta doa yang tiadak
putus-putusnya. Terima kasih atas kasih sayang kalian semua.
iii
Sugesti Srg, Anitaria Br Tarigan, Junita Sari Lubis, dan Putri Anggraini
semoga persahabatan ini akan kekal selamanya.
6. Teman-teman Fakultas Keperawatan stambuk 2012 yang telah memberikan
inspirasi melalui semangat kalian semua.
Penulis mengharapkan semoga segala yang diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan dari kebaikan Allah SWT. Atas semua kekhilafan dan
kekurangan penulis yang lakukan, dengan segenap hati penulis memohon maaf
sebesar-besarnya kepada semua pihak.
Tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritikan serta saran semua pihak atas karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, khususnya penulis. Amin
Medan, 28 Juli 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah personal hygiene ... 4
1. Pengkajian ... 14
2. Analisa Data ... 16
3. Rumusan Masalah ... 21
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 24
1. Pengkajian ... 24
2. Analisa Data ... 37
3. Rumusan Masalah ... 37
4. Perencanaan dan Rasional ... 39
5. Implementasi dan Evaluasi ... 40
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Personal hygiene adalah suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri
seseorang yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk
memperbaiki status kesehatannya. Salah satu indikator dari Personal hygiene
adalah perawatan kaki, tangan, dan kuku (Perry & Potter, 2005).
Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana
kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien atau membantu anggota keluarga untuk
melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien
(Potter& Perry, 2005).
Setiap individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hygiene mereka
sendiri tidak hanya berisiko memiliki kondisi psikologis yang buruk, tetapi juga
mengalami penurunan kondidi fisik. Secara umum, hygiene pasien yang baik telah
dianggap sebagai komponen penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Kulit
merupakan pertahanan pertama melawan penyakit dan terdapat bukti bahwa
menjaga kebersihan kulit dapat mengurangi jumlah mikroorganisme, misalnya
bakteri yang dapat menyebabkan penyebaran infeksi (Horton & Parker, 2002).
Pemenuhan personal hygienemerupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Ini
berarti bahwa setiap manusia membutuhkan kenyamanan pada diri sendiri.
Kebutuhan personal hygienesangat penting karena akan berdampak pada proses
2
Dengan terpenuhinya kebutuhan personal hygiene dan lingkungan dapat
membangkitkan motivasi klien untuk bekerja sama dalam program perawatan.
Pelaksanaan pemenuhan personal hygiene pada klien dilakukan pada pasien yang
tidak mampu secara sendiri dalam memenuhipersonal hygiene. Prosedur
pemenuhan kebutuhan diri dalam pelayanan keperawatan dapat meliputi merawat
kulit pada daerah yang tertekan, merawat rambut, merawat gigi dan mulut,
merawat kuku, hygiene vulva dan memandikan pasien (Hidayat & Uliyah, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah pemenuhan
kebutuhan dasar Personal hygiene pada kasus Stroke dikelurahan
Harjosari II Medan Amplas.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan pemenuhan kebutuhan
personal hygiene dengan diagnosa medis stroke di kelurahan harjosari
II Medan Amplas.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien pemenuhan
kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke di
kelurahan harjosari II Medan Amplas.
c. Menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke
di kelurahan harjosari II Medan Amplas.
3
kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke di
kelurahan harjosari II Medan Amplas.
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan diagnosa medis stroke
dikelurahan harjosari II Medan Amplas.
f. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan diagnose
medis stroke dikelurahan harjosari II Medan Amplas.
C. Manfaat
1. Pelayanan kesehatan
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan bagi klien dimasyarakat.
2. Institusi pendidikan
Karya tulis ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam
memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi peserta didik keperawatan
4
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Personal hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya (Laila Isro’in, 2014).
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu
dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, masalah kebersihan biasanya kurang
diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalah sepeleh, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi
kesehatan secara umum. Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini
diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal
hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis
tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Dengan implementasi tindakan
hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu
5 2.1 Tujuan personal hygiene
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain
(Wartonah, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene Menurut Tawoto
(2004), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah
faktor antara lain:
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap
peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu terhadap dirinya
sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktek sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas
atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perawatan personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat
berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal
dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam
lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam
rumah mereka sendiri, karna mereka tidak mempunyai kemampuan fisik
6
c. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan iti
sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara
perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentang penyakit atau kondisi
yang mendorong. individu untuk meningkatkan personal hygiene.
Misalnya pada pasien penderita diabetes militus selalu menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
perawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakatjika individu sakit
tertentu maka tidak boleh dimandikan. Seseorang dari latar belakang
kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek keperawatan personal
hygiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan
definisi tentang kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien
dengan praktik hygiene yang berbeda, perawat menghindari menjadi
pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar
7
f. Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan
melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan shampoo dan
lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, Tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya. Orang yang menderita penyakit
tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energy fisik
atau ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang
menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi
membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi jantung,
neurologis, paru-paru dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau
menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal
hygiene total.
2.2 Macam-macam Personal hygiene dan Manfaatnya
Pemeliharaan Personal hygiene berarti tindakan memlihara kebersihan dan
kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga
kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut,
mata, hidung dan telinga, kaki dan kuku, genetalia, serta kebersihan dan kerapihan
pakaiannya. Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene
8 a. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari
berbagai kuman atau trauma, sekresi, ekresi, pengatur temperature dan
sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu
epidermis, dermis dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau
melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan
atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal hygiene.
Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan
beresiko terjadinya Keruskan kulit. Bagian badan yang tergantung dan
terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh
atau lapisan linen yang berkerut) akan mengurangi sirkulasi pada bagian
tubuh yang terkena sehingga dapat memyebabkan dekubitus. Pelembab
pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan
menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis dan dapat
menyebabkan maserasi kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan
memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan
rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera serta dapat berpartisifasi dan
memahami metode perawatan kulit.
b. Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat
dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur
yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan
9
yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien
dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung
dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene, terbaring ditempat tidur
dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh
mandi sebagian ditempat tidur. Tujuan memandikan pasien ditempat tidur
adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit
kotor, memperlancar sistem peredaran darah dan menambah kenyamanan
pasien.
c. Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat menigkat akibat penyakit
atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan
setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi yang
melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok
dan membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, bakteri,
memasase gusi dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari
bau dan rasa tidak yang tidak nyaman. Tujuan perawatan hygiene mulut
pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi
baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui
mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi,
10
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene
mulut dengan benar.
d. Perawatan mata, hidung dan telinga
Perawatan mata, hidung dan telinga perhatian khusus diberikan untuk
membersihkan mata , hidung dan telinga selama pasien mandi. Secara
normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena
secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata. Normalnya, telinga tidak
terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang
terlalu banyak telinganya perrlu dibersihkan baik mandiri pasien atau
dilakukan oleh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai
implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada
kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung
berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan
kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing
kedalam system pernapasan. Pasien yang memilii keterbatasan mobiliasi
memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan
perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan
telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal,
mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan
mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari-hari.
e. Perawatanrambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara
penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
11
rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara
dasar hygienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi
indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional
maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat-obatan
dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Tujuan perawatan rambut
adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan
sehat, pasien akan mencapai rasa naman dan harga diri, dan pasien dapat
berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
f. Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan pehatian khusus mentuk mencegah
infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar
akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang
terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki
kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan
bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan
kuku dengan benar.
g. Perawata genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian daari mandi lengkap. Pasien yang
paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko
12
diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin
menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada
pasien pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika
memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalm ruangan
pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan prawatan genitalia
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan
genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal
hygiene.
2.3 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah
personal hygiene yaitu :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya personal hygiene dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku dan kaki.
b. Dampak psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene pada pasien
immobilisasi adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
13
2.4 Upaya perawat dalam melakukan personal hygiene
Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi
kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006):
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencatus.
b. Pemeriksaaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari
ekstremitas atas sampai bawah:
1) Pertama dimulai dari rambut, amati kondisi dan keadaan rambut mulai
dari warna, tekstur, dan kualitas. Apakah rambut pasien tampak
kusam? Apakah ditemukan kerontokan pada rambut pasien?
2) Kedua adalah kepala, amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan
pada kepala pasien.
3) Ketiga yaitu bagian mata, amati adanya tanda-tanda icterus,
konjungtiva pucst, secret pada kelopak mata, kemerahan dan
gatal-gatal pada kelopak mata.
4) Keempat yaitu bagian hidung, amati kondisi kebersihan hidung pasien.
Kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak
kunjung sembuh, tanda-tanda alergi,atau perubahan pada daya
14
5) Kelima yaitu bagian mulut, amati kondisi mulut dan juga
kelembabanya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau
sariawan, kekeringan dan pecah-pecah.
6) Keenam yaitu bagian gigi, amati kondisi dan kebersihn gigi.
Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, keries, gigi pecah-pecah,
tidak lengkap atau terdapat gigi palsu.
7) Ketujuh yaitu bagian telinga, amati kondisi dan kebersihan telinga
pasien. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi,
infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
8) Kedelapan yaitu bagian kulit, amati kondisi kulit mulai dari tekstur,
tutgor, kelembaban dan kebersihan kulit pasien.
9) Kesembilan yaitu bagian kuku tangan dan kaki, amati bentuk dan
kebersihan kuku pasien. Perhatikan lah adanya kelainan atau luka.
10)Kesepuluh yaitu bagian genetalia, amati kondisi dan kebersihan
genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Dan
pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. Dan yang
terakhir yaitu bagian personal hygiene secara umum. Amati kondisi
dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit
atau bentuk tubuh.
1. PENGKAJIAN
Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi
kebutuhan personal hygiene pasien.Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara
15
1) Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
2) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari
ekstremitas atas sampai bawah. Pengkajian mulai dilihat dari keadaan
rambut. Apakah keadaan rambut kusam, berbau, kotor dan bagaimana
keadaan tekstur rambut. Selanjutnya pemeriksaan pada kepala, apakah
terdapat Alopesia dikepala klien, atau ada tidak ketombe, kutu, dan
eritema. Bagaimana kondisi mata klien, apakah terdapat skelera ikterik,
kongjungtiva klien apakah terlihat pucat, bagaimana dengan kebersihan
matanya apakah mata klien terlihat merah dan klien merasakan gatal pada
daerah mata. Pada hidung adakah klien itu pilek dan alergi, perdarahan,
perubahan yang terjadi pada penciuman, kebersihan hidung, membrane
mukosa pada hidung dan adakah septum deviasi. Pada mukosa mulut
klien, bagaimana dengan kelembabannya, adakah lesi dimulut, dan
kebersihan mulut klien. Pada gigi Adakah karang gigi dan karies pada gigi
klien, bagaimana dengan kelengkapan gigi, dan bagaimana pertumbuhan
dan kebersihan gigi klien. Pada bagian telinga apakah terdapat serumen,
lesi, dan bagaimana bentuk telinga klien apakah juga terdapat infeksi di
telinga. Selanjutnya pemeriksaan pada kulit klien, bagaimana dengan
kebersihan kulit, adakah terdapat lesi, keadaan turgor apakah bisa kembali
16
tekstur serta pertumbuhan bulu klien. Pada pemeriksaan kuku bagaimana
dengan bentuk, warna, dan ada atau tidak lesi, serta bagaimana
pertumbuhan kuku tangan dan kaki klien. Selanjutnya pemeriksaan
genetalia, bagaimana dengan pertumbuhan rambut pubis, keadaan kulit,
dan bagaimana keadaan lubang uretra, skrotum dan testis pada pria. Dan
yang terakhir adalah pemeriksaan tubuh secara umum, bagaimana dengan
kebersihan tubuh secara umumnya, apakah normal atau tidak, dan
bagaimana dengan postur tubuh apakah terdapat kelainan-kelainan yang
terjadi saat pemeriksaan dilakukan.
2. ANALISA DATA
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar: Mengumpulkan data secara
sistematis, Menyotir dan mengatur data yang dikumpulkan, Mendokumentasikan
data dalam format yang dapat dibuka kembali. Data dasar pasien adalah
kombinasi data yang dikumpulkan dari wawancara untuk pengambilan riwayat
pasien (metode mendapatkan informasi subjektif dengan berbicara dengan pasien
dan atau orang terdekat dan mendengarkan respon mereka); pemeriksaan fisik
(mendapatkan informasi objektif dengan menggunakan tangan); dan data yang
diperolah dari hasil pemeriksaan laboratorium/diagnostic (Doenges. dkk, 2000).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap
17
dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tinakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus-menerus (on going assessment), serta
pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data re-assesment (Sigit, 2010).
a. Tujuan pengumpulan data
1) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
2) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
3) Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
4) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan
langkah-langkah berikutnya.
b. Tipe data
1) Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu situasi dan kejadian.
Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup
persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatannya, misalnya
tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual,
perasaan malu (Sigit, 2010).
2) Data Objektif
Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan
18 c. Karakteristik Data
1) Lengkap
Perawat harus melakukan pengkajian lebih dalam mengenai masalah
klien tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: apakah
tidak mau makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja?,
apakah karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal yang
patologis?, bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan(Sigit,
2010).
2) Akurat dan Nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir akurat dan
nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat,
diamati, dan diukur melalui pemeriksaan, ada tidaknya validasi
terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat
masih kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah
dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang
lebih mengeti. Pada observasi:” klien selalu diam dan sering menutup
mukanya dengan kedua tangannya. Perawat berusaha berkomunikasi
dengan klien yang tidak mau makan. Pengkajian lebih lanjut dilakukan
untuk menetapkan kondisi klien. Dokumtasikan apa adanya sesuai
yang ditemukan pada saat pengkajian (Sigit, 2010).
3) Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak
sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam
19
data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data
relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data focus
terhadap masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus (Sigit, 2010).
d. Sumber Data
1) Sumber data primer: Klien adalah sumber utama data (primer) dan
perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah
kesehatan klien.
2) Sumber data sekunder: orang terdekat, informasi dapat diperoleh
melalui orang tua, suami dan istri, anak, teman klien, jika klien
mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau
kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau
dalam kondisi tidak sadar.
3) Sumber data lainnya
a) Catatan medis dan anggota tim kesehatan laiinya: catatan
kesehatan terdahul dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
b) Riwayat penyakit: pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan
merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi
yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi
patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
c) Konsultasi: kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota
tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnose
medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis.
Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan
20
d) Hasil pemeriksaan diagnostic: seperti hasil pemeriksaan
laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai
data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan
klien. Hasil pemeriksaan diagnostic dapat digunakan membatu
mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.
e) Perawat lain: jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan
lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat
yang telah merawat klien sebelumnya. Hql ini untuk kelanjutan
tindakan keperawatan yang telah diberikan.
f) Kepustakaan: ntuk mendapatkan data dasar klien yang
komprehensig, perawat dapat membawa literature yang
berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literature sangat
membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
benar dan tepat (Sigit, 2010).
e. Metode pengumpulan data
1) Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk
memperoleh data dan informasi dari narasumber secara lisan. Proses
wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengn
pasien atau narasumber. Dalam proses wawancara diajukan
pertanyaan, baik dengan meminta penjelasan dan jawaban dari
pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal
yang diungkapkan pasien kepadanya.
2) Obsevasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
21
merupakan metode yang cukup mudah dilakukan untuk pengumpulan
data.
3) Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ tubuh
dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi),
dan mendengarkan (auskultasi).
4) Studi dokumentasi yaiu mencari data yang berupa catatan melalui
peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termsuk juga buku
mengenai pendapat yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.
3. RUMUSAN MASALAH
a. Defisit perawatan diri
Defenisi: kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya.Kemungkinan berhubungan dengan kelelahan
fisik dan penurunan kesadaran. Kemungkinan data yang ditemukan:
1) Badan kotor dan berbau
2) Rambut kotor.
3) Kuku panjang dan kotor.
4) Bau mulut dan kotor.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Stroke
2) Fraktur
22 Tujuan yang diharapkan:
1) Kebersihan diri sesuai pola
2) Keadaaan badan, mulut, rambut dan kuku bersih.
3) Pasien merasa nyaman.
Intervensi Rasional
1. Kaji kembali pola kebersihan diri
2. Bantu klien dalam kebersihan
Meningkatkan pengetahuan dan
membuat klien lebih kooperatif.
b. Gangguan integritas kulit
Defenisi: risiko kerusakan kulit adalah keadaan kulit individual berisiko
berubah secaramerugikan (Kim, 1995 dalam buku Potter & Perry, 2005).
Kemungkinan yang berhubungan dengan:
1) Bagian tubuh yang lama tertekan.
23 Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Storke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis
Tujuan:
1) Klien akan memiliki kulit utuh selama hopitalisasi.
2) Klien akan bebas bau badan selama hospitalisasi.
Hasil yang diharapkan:
1) Kulit tanpa kemerahan.
2) Kulit akan hangat, lembut, halus, dan terhidrasi baik.
3) Bau berkurang atau hilang
Intervensi Rasional
a. Mandikan klien setiap hari
b. Ubah posisi secara teratur (minimal setiap 2 jam)
c. Gunakan lotion pada kulit setelah mandi
d. Keringkan kulit dengan
teliti setelah setiap kali pembersihan.
e. Berikan perawatan perineal setelah setiap kali buang air kecil dan buang air besar.
Pembersihan mengangkat minyak yang
berlebihan, keringat, sel kulit mati, dan kotoran yang menigkatkan perkembangan bakteri.
Tekanan yang digunakan lebih lama, lebih besar
berisiko terjadi kerusakan kulit. Tekanan
mengurangi sirkulasi, yang menghilangkan
oksigen dan nutrisi pada jaringan. (Pires, Mueller, 1991)
Emolien menghaluskan kulit dan mencegah kehilangan kelembaban.
Kelembaban yang berlebihan menyebabkan
maserasi kulit, ysng meningkatkan perkembangan bakteri Sekresi keringat yang berlebihan dari kelenjar apokrin didaerah aksila dan pubis menyebabkan bau yang tidak sedap. Mandi meminimalkan bau.
Sekresi yang terakumulasi pada permukaan kulit
sekitar genetalia berperan sebagai tempat
24 B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 62 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswata
Alamat : Jln. Bajak II H, Gg Mushollah
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2015
Diagnosa Medis : Stroke
II. KELUHAN UTAMA
Ekstremitas diri tidak dapat digerakan dan lemah, rasa seperti
kesemutan atau kebas pada bagian sebelah kiri, sakit kepala/pusing dengan
skala nyeri sedang, penglihatan menurun atau kehilangan daya lihat sebagian,
gangguan atau kehilangan fungsi bahasa (kesulitan untuk mengungkapkan
25
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Provocative/Palliative
a. Apa penyebabnya
Klien tidak tidur semalaman, setelah itu pada pagi hari badan pasien
terasa lemah terutama tangan dan kaki kiri, sulit bicara/pelo. Setelah
itu klien tidak bisa berjalan dan tidak mampu melakukan aktivitas
sama sekali, dan sejak itu juga sampai sekarang klien hanya bisa
berbaring ditempat tidur tanpa bisa melakukan apa-apa dengan
keadaan kulit tampak kotor dan kering dan pergerakan terbatas.
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Istirahat, minum obat, Melakukan perawatan kebutuhan personal
hygiene dan mobilisasi pada klien.
2. Quantity/Quality
a. Bagaimana dirasakan
Klien merasakan sakit kepala/kesemutan dan kesulitan untuk
berbicara.
b. Bagaimana dilihat
Klien tampak terbaring lemah di tempat tidur, dengan keadaan
kurangnya defisit perawatan diri serta terdapat beberapa bagian
tubuh adanya luka decubitus.
3. Region
a. Dimana lokasinya
Klien mengalami luka decubitus pada bagian kepala, punggung dan
26
b. Apakah menyebar
Luka decubitus yang ada pada pasien tidak lah menyebar, luka
hanya terdapat didaerah kepala, punggung dan kaki
4. Severity
Penyakit yang diderita klien yaitu Stroke menyebabkan kelumpuhan
yang
mengakibatkan klien tidak dapat melakukan kegiatan secara total,
sehingga berdampak terhadap masalah pemenuhan kebutuhan dasar
personal hygiene.
5. Time
Klien tidak tidur semalaman, setelah itu pada pagi hari badan pasien
terasa lemas terutama tangan dan kaki kiri, sulit bicara/pelo. Setelah itu
klien tidak bisa berjalan dan melakukan aktivitas sama sekali dan
selama itu juga sampai sekarang.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami
Pada tahun 2012, klien pernah dirawat karena stroke dan hipertensi.
2. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien pernah dirawat dirumah sakit dan perawatan di ICU selama 3
hari.
3. Pernah dirawat/dioperasi
Klien pernah dirawat di Rumah Sakit saat klien mengalami stroke yang
27
4. Lama dirawat
Klien di rawat di Rumah Sakit ± 1 bulan
5. Alergi
Klien tidak memiliki alergi baik makanan, minuman, ataupun
obat-obatan.
6. Imunisasi
Iya, imunisasi klien lengkap seperti: BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan
Campak. Klien mendapatkan semua imunisasi tersebut.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Orang tua
Orang tua klien menderita penyakit hipertensi selama 1 tahun yang lalu.
2. Saudara kandung
Kakak klien pernah mengalami stroke selama 1/2 tahun dan selama
sakit dirawat di ICU, stroke yang diderita kakak klien menimbulkan
efek yang membuatnya terbaring lemah ditempat tidur. Pengobatan
maupun terapi yang pernah dijalaninya hampir berhasil, namun
kehendak berkata lain kakak klien meninggal dunia pada tahun 2012.
3. Penyakit keturunan yang ada
Hipertensi, karena orang tua klien mempunyai penyakit hipertensi
4. Anggota keluarga yang meninggal
Kakak klien anak pertama dari berempat saudara
5. Penyebab meninggal
28
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan yakin bahwa penyakit yang dideritanya bisa
disembuhkan. Klien juga cemas tentang penyakit yang diderita
sekarang, tetapi klien tetap optimis bahwa dirinya bisa sembuh.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Klien merasa
dirinya
adalah seorang anggota masyarakat dan adik yang baik bagi
keluarganya.
b. Ideal diri
Klien tidak dapat menjalankan tugasnya karena sakit yang
membuatnya terbaring lemah.
c. Harga diri
Klien merasa dirinya berharga bagi anggota keluarganya dan ingin
cepat sembuh akibat penyakit yang dideritanya yaitu (Stroke
berulang).
d. Peran diri
Klien bekerja sebagai petani dan klien merupakan kepala keluarga
yang rajin serta baik bagi anggota keluarganya.
d. Identitas
Klien anak ketiga dari empat bersaudara. Klien berjenis laki-laki
29 3. Keadaan Emosi
Klien adalah orang yang dapat mengendalikan emosinya. Klien
kooperatif, klien menerima setiap tindakan yang diberikan dan mau
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan, meskipun terkadang apa
yang diucapkan klien kurang jelas.
4. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti: Istri dan anak-anaknya.
b. Hubungan dengan keluarga: Klien mengatakan hubungan dengan
keluarga sangat baik.
c. Hubungan dengan orang lain: Klien mengatakan hubungannya
dengan orang lain juga baik.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak memiliki
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Klien tampak lemah dan keadaan hygiene kurang rapi dan bersih.
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu tubuh : 37,30C
b. Tekanan darah : 160/100 mmHg
c. Nadi : 100 x/menit
d. Pernapasan : 24 x/menit
e. Tinggi badan : 185 cm
30 3. Pemeriksaan head to toe
Kepala
a. Bentuk : Bulat dan simetris
b. Kulit kepala : Kulit kepala klien tampak kotor, kurang
kebersihan dan tidak ada pembengkakan
Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut: Penyebaran rambut merata dan
menyeluruh, keadaan rambut kusam dan kotor.
b. Bau : Berbau khas
c. Warna kulit: Sawo matang
Wajah
a. Warna kulit : Sawo matang
b. Struktur wajah : Simetris, tidak ada kelainan pada wajah dan tidak
ada pembengkakan.
Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris kiri dan kanan
b. Palpebra : Tidak ada oedema
c. Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis dan
sclera tidak ikterus
d. Pupil : Ishokor, reflek tehadap cahaya
31 Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan simetris
b. Lubang hidung : Normal dan simetris kiri
kanan
c. Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasaan
cuping hidung
Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris kiri kanan, tidak ada
kelainan
b. Ukuran telinga : Ukuran telinga normal
c. Lubang telinga : Tidak terdapat serumen pada
lubang telinga
d. Ketajaman pendengaran : Ketajaman pendengaran kurang
Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Mukosa kering dan pucat
b. Keadaan gusi dan gigi : Gigi tampak kotor dan berlubang dan gusi
berwarna kemerahan
c. Keadaan lidah : Tekstur lidah terlihat putih kotor
d. Orofaring : Tidak ada kelainan
Leher
a. Posisi trachea : Normal dan simetris
b. Thyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid
c. Suara : Kurang jelas
32
e. Vena jugularis : Vena jugularis teraba kuat
f. Denyut nadi karotis : Teraba kuat
Pemeriksaan Integumen
a. Kebersihan : Permukaan kulit tampak kotor
b. Warna : Warna kulit sawo matang
c. Turgor : Turgor pada kulit sedikit lambat
d. Kelembaban : Kulit klien tampak kering
e. Kelainan pada kulit : Terdapat decubitus pada daerah yang
tertekan, dipunggung, kaki,dibagian kepala
Pemeriksaan thoraks/dada
a. Inspeksi thoraks : Normal
b. Pernapasan
- Frekuensi : 24 x/mnt
- Irama : Teratur
c. Tanda kesulitan bernapas : Tidak ada tanda kesulitan saat
bernapas
Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : Vocal premitus
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi
d. Suara nafas : Vocal fremitus
33 Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : Simetris
b. Palpasi : Tidak ada kelainan
c. Perkusi : Suara pekak
d. Auskultasi : Bunyi jantung lup dup dan frekuensi 92 x/mnt
Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi : Simetris, tidak terdapat massa
b. Auskultasi : Terapat peristaltic usus
c. Palpasi : Tidak ada kelainan
d. Perkusi : Thympani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
a. Genetalia
1) Rambut pubis : -
2) Lubang uretra : -
b. Anus dan perineum
1) Lubang anus : -
2) Kelainan pada anus : -
3) Perineum : -
Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas
a. Kesimetrisan : Otot simetris kanan kiri
b. Kekuatan otot : 3
c. Edema : Tidak terdapat edema
Pemeriksaan neurologis
34
b. Nervus optikus/N II : Ketajaman penglihatan berkurang
sejak klien terkena stroke, silau
melihat cahaya
c. Nervus okulomotorius/N III : Midriasis, N IV Abdusen, N VI :
reaksi pupil mengecil saat
melakukan pencahayaan
d. Nervus trigeminus/N V : Didaerah ekstremitas kiri kanan
tidak mampu membedaakan
panas/dingin, tajam/tumpul dan
getaran
e. Nervus fasialis/N VII : Dapat menggerakkan dahi, otot
wajah dapat digerakan
f. Nervus vestibullocochleris/N VIII: Klien tidak mampu berdiri, klien
bedrest total.
g. Nervus glossopharingeus/N XI, N X : Vagus, Klien mampu
membuka mulut dan
mengatakan huruf “a”dan
mampu mengangkat
bahunya.
h. Nervus assesoris/N XI : Baik, dapat memutarkan kepala dan
leher
35 Fungsi motorik
a. Identifikasi sentuhan : Klien tidak dapat mengidentifikasi
sentuhan saat dilakukan pengkajian
b. Tes tajam tumpul : Klien tidak dapat membedakan benda
tajam dan tumpul saat melakukan
pengkajian
c. Panas dingin : Klien tidak dapat membedakan panas dan
dingin saat melakukan pengkajian
d. Getaran : Klien tidak dapat mengidentifikasi getaran
saat melakukan pengkajian.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Pola makan dan minum
a. Frekunsi makan/hari : 3x sehari
b. Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien berkurang
selama sakit
c. Nyeri ulu hati : Klien tidak pernah mengeluh sakit
atau nyeri diulu hati
d. Alergi : Klien tidak ada alergi makanan atau
minuman
e. Mual dan muntah : Tidak ada
f. Waktu pemberian makan : Pagi (jam 8.03) siang (13.00)
malam (18.00)
36
h. Waktu pemberian cairan/minuman : Sesuai dengan kebutuhan pasien
i. Masalah makan dan minum : Tidak ada
2. Perawatan diri/Personal hygiene
a. Kebersihan tubuh : Tubuh pasien tampak kotor
b. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi tampak kotor, berlubang, dan
mulut tampak kering
c. Kebersihan kuku (kaki dan tangan) : Kuku klien terlihat panjang
dan kotor
3. Pola kegiatan/aktivitas
Kegiatan Mandiri Sebahagian Total
Mandi
Makan
BAB
BAK
Gantian pakaian
4. Pola eliminasi
a. BAB
1) Pola BAB : 1 x/hari
2) Karakter feses : Feses lunak, kuning, berbau khas
3) Riwayat perdarahan : Tidak ada
4) BAB terakhir : Tidak ada
5) Diare : Tidak ada
6) Penggunaan laksatif : Tidak ada
b. BAK
1) Pola BAK : 4-6 kali
2) Karakteristik urin : Jernih, berbau khas
37
4) Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat
penyakit
38 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri ketidakmampuan untuk membersihkan tubuh
berhubungan dengan kerusakan serebrovaskuler ditandai dengan kuku
klien panjang dan kotor, rambut kusam berbau, kulit kering dan terdapat
luka, gigi berlubang, serta mulut kering dan luka.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama dan
immobilisasi ditandai dengan luka decubitus pada daerah bagian tubuh
39
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/tanggal Perencanaan keperawatan Selasa,
19 Mei 2015
Tujuan Dan Kriteria Hasil:
NOC : Self Care Assistance (mandi, berpakaian, makan, toileting.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri
KH:
Klien terbebas dari bau, dapat makan sendiri, dan berpakaian sendiri No.Dx Rencana Tindakan Rasional
I NIC: Self Care intervensi langsung dapat menentukan intervensi yang tepat untuk klien b. Pemeliharaan dan promosi
hygiene oral dan kesehatan
20 Mei 2015 Tujuan Dan Kriteria Hasil
NOC: Mempertahankan integritas kulit
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam integritas kulit tetap adekuat dengan indikator:
Tidak terjadi kerusakan kulit ditandai dengan tidak adanya kemerahan, luka decubitus
II NIC:Berikan manajemen tekanan
a. Lakukan penggantian alat tenun setiap hari dan tempatkan kasur yang sesuai
b. Pantau kulit adanya area kemerahan pecah-pecah. c. Pantau area yang tertekan d. Berikan massage pada
punggung/daerah yang tertekan serta berikan pelembab pada area yang pecah-pecah
e. Pantau status nutrisi
a. Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi resiko gatal-gatal
b. Menandakan gejala awal lanjutan kerusakan integritas kulit
c. Area yang tertekan biasanya sirkulasi kurangnya optimal sehingga menjadi pencetus lecet.
d. Memperlancar sirkulasi e. Status nutrisi baik dapat
40
5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Hari/Tanggal No. klien terlihat bersih dan tidak berbau lagi.
O :
- Pasien bersih dan tidak berbau lagi, kuku pada
kaki dan tangan
pendek dan bersih,
gigi klien tampak
bersih, rambut dan kepala tampak bersih dan tidak berbau lagi.
II - Melakukan peggantian
alat tenun setiap hari
41
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulisan membahas kesimpulan pada asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada Tn. M dengan diagnosa medis
Stroke di Kelurahan Harjosari II Medan Amplas, yang dikaji pada tanggal 18 Mei
2015 yang merupakan masalah utama yang harus diatasi. Dari hasil pengkajian
yang didapatkan penulis pada Tn. M lemah, pada pemeriksaan integument, kulit
Tn. M teraba hangat, kulit terlihat kering dan terdapat beberapa luka decubitus
pada daerah yang tertekan seperti kepala, punggung, dan kaki, tekstur lidah
tampak putih kotor (coated tongue),rambut terlihat kusam dan kotor, membrane
mukosa kering dan kuku tampak kotor dan panjang. Pada pengukuran tanda-tanda
vital didapatkan suhu 38,30C, RR 24x/menit, HR 80x/menit dan TD 160/100
mmHg. Berdasarkan dengan data tersebut penulis dapat menegakkan prioritas
diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan sesuai dengan data pengkajian
pada Tn. M dengan tujuan dan criteria hasil setelah dilakukan tindakan selama
2x24 jam diharapkan kebutuhan personal hygiene terpenuhi dengan pasien bersih
dan tidak berbau, kuku kaki dan tangan pendek dan bersih, gigi klien tampak
bersih, rambut dan kepala tampak bersih dan tidak berbau, kulit pasien tampak
42 B. Saran
1. Pelayanan Kesehatan
Hal ini diharap kan pada pelayanan kesehatan dapat memberikan
pelayanan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik antara tim
kesehatan dan klien yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pada pasien
kurangnya kebutuhan personal hygiene yang kadang tidak mendapatkan
penanganan dan dianggap hal biasa khususnya. Diharapkan pihak
Puskesmas atau pun Rumah Sakit mampu menyediakan fasilitas dan
pelayanan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pasien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan
professional sehingga dapat tercipta perawat professional, terampil, handal
dan mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu seefektif mungkin
dan dapat terus belajar untuk mengetahui dan memahami dalam
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak W. I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: ECG.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi Keempat, Volume 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi keempat, volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. EdisiKetiga. Jakarta. Penerbit Salemba Medika
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi Ketiga. Jakarta. Penerbit Salemba Medika
LAMPIRAN
b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien
c. Melakukan personal hygiene pada pasien, memotong kuku pasien.
d. Mengusapkan lotion pada tubuh pasien.
e. Memantau daerah bagian tubuh yang tertekan, apakah ada kemerahan atau iritasi pada kulit.
f. Melakukan perawatan luka decubitus pada kepala, punggung, dan tangan.
g. Mengatur posisi pasien setiap 2jam sekali. I
b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien
c. Melakukan personal hygiene pada pasien, membersihkan telinga, hidung, serta mengusapkan madu pada bibir pasien dengan tujuan untuk melembabkan bibir klien agar tidak kering.
d. Membantu keluarga untuk memandikan pasien dan mengusapkan lotion pada tubuh pasien.
e. Memantau daerah bagian tubuh yang tertekan, apakah ada kemerahan atau iritasi pada kulit.
f. Melakukan perawatan luka decubitus pada kepala, punggung, dan tangan.
g. Mengatur posisi pasien setiap 2 jam sekali. h. Memberikan makan siang pada pasien
i. Memantau perubahan pasien dalam merespon stimulus. I
b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien
c. Membantu memotong anggota keluarga pasien untuk memotong rambut pasien karena sudah panjang. d. Mengusapkan lotion pada tubuh pasien.
e. Memantau daerah bagian tubuh yang tertekan, apakah ada kemerahan atau iritasi pada kulit.
f. Mengatur posisi pasien setiap 2 jam sekali. g. Memberikan makan siang pada pasien.
h. Memberikan posisi nyaman pada pasien Semifowler. I
b. Mengkaji tanda-tanda vital pada pasien.
c. Melakukan perawatan luka decubitus pada kepala, punggung, dan tangan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN "PERSONAL HYGIENE"
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Pokok Bahasan : Personal Hygiene
B. Sub pokok bahasan : 1.Pengertian Personal Hygiene
2. Macam-macam Personal Hygiene
3. Tujuan Personal Hygiene
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Personal Hygiene
C. Waktu : 22 Mei 2015 jam 11.00 s.d selesai
D. Tempat : Kelurahan Harjosari II Medan Amplas
E. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai personal hygiene
diharapkan Klien dan Keluarga mengerti dan memahami tentang personal
hygiene.
F. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan penkes 1x25 menit, diharapkan sasaran mampu :
1. Menjelaskan pengertian personal hygiene
2. Mendemonstrasikan dan menjelaskan macam-macam personal hygiene
3. Menyebutkan dan menjelaskan tujuan personal hygiene
4. Menyebutkan dan menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene
G. Metode : Ceramah
I. Alat dan Bahan : Sisir, gunting kuku, cotton bud, sampel makanan,
washlap dan peralatan mandi
J. Pelaksanaan :
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta 1.
macam personal hygiene.
3.Menyebutkan dan
Personal hygiene (kebersihan perorangan) adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.
2. Macam-macam Personal Hygiene
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah klien untuk memelihara perawatan rambut
sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo (minimal 2 kali
seminggu) adalah cara-cara dasar higienis untuk perawatan kulit rambut
dan kepala.
b. Perawatan Mata.
1) Cahaya harus cukup terang ketika membaca atau bekerja.
2) Hindari tempat berdebu.
3) Makanlah makanan yang banyak mengandung vitamin A (wortel,
hati dll).
c. Perawatan Hidung.
1) Untuk mengurangi masuknya polusi udara yang masuk pakailah
kain untuk menutupi hidung pada saat berjalan.
2) Supaya tidak tertular ketika orang bersin/batuk pakailah penutup
hidung.
3) Hiruplah udara segar pada pagi hari.
d. Perawatan Telinga.
1) Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.
2) Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke
daun telinga dengan lembut.
e. Perawatan Kuku Kaki dan Tangan.
Potonglah kuku kaki dan tangan yang pendek dan memperhatikan
f. Perawatan Genitalia.
Gunakan celana dalam yang bahan kainnya dapat menyerap keringat
serta jangan ketat (kalau bisa terbuat dari katun) serta ganti ketika terasa
lembab.
g. Perawatan Kulit Seluruh Tubuh.
Mandi dua kali sehari, yang bertujuan:
a) Membersihkan kulit dari bakteri, mengurangi keringat dan sel kulit
yang mati yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi
kesempatan infeksi.
b) Mengurangi bau badan.
c) Peningkatan citra diri.
d) Meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan
kenyamanan.
3. Tujuan Personal Hygiene
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan terhadap penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Body image (Citra Tubuh)
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
peduli terhadap kebersihannya. Citra tubuh merupakan konsep subyektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Gambaran individu terhadap
dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
Citra tubuh merupakan konsep subyektif seseorang tentang penampilan
fisiknya.
b. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik higiene pribadi. Pada anak-anak selalu dimanja
dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola
personal hygiene.
c. Status Sosiol ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan digunakan. Bahan-bahan yang penting seperti deodoran,
kosmetik, sampo, pasta gigi, sikat gigi, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal higiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan.
N. Evaluasi
Soal :
1. Bagaimana perawatan pada telinga yang benar? Peragakan!
Jawaban :
1. Cara membersihkan telinga :
a. Bersihkan telinga dengan menggunakan cotton buds.
b. Bisa menggunakan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke daun
telinga dengan lembut.
2. Tujuan personal hygene adalah :
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan terhadap penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.