SKRIPSI
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE
ADDED (MVA), PROFITABILITAS, DAN KEBIJAKAN
DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
ADRIAN ASTAMAN HARAHAP 110503111
PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Oktober 2015 Yang Membuat Pernyataan,
ABSTRAK
Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas (diproksikan dengan earning per shares), dan Kebijakan Dividen (diproksikan dengan dividend payout ratio) baik secara simultan maupun parsial terhadap Harga Saham perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Populasi penelitian yaitu perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014 dan sampel perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 25 perusahaan dari 47 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t untuk hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Shares (EPS), dan Dividen Payout Ratio (DPR) memiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi secara parsial Economic Value Added (EVA) dan Dividen Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan variabel Market Value Added (MVA) dan Earning per Shares (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
Kata Kunci : Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Earning per Shares, Dividend Payout Ratio, Property
ABSTARCT
EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), PROFITABILITY, DIVIDEND POLICY ON STOCK
PRICE OF PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research examines the impact given by Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitability (proxied by earning per share), and Dividend Policy (proxied by dividend payout ratio) that either simultaneously and partially affect stock price of Property and Real Estate company in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014. Population of this research was taken from registered property and real estate company in Indonesia Stock Exchange form 2012-2014 and research sample was selected using purposive sampling method resulting 25 company chosen over 47 company as the research sampling. Data was processed by coefficient of determination test, F test, and t tes for hypothesis.
The result of this research showed that Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Shares (EPS), and Dividend Payout Ratio (DPR) simultaneously influence stock price but partially Economic Value Added (EVA) and Dividend Payout Ratio (DPR) that negatively affect stock price. While Market Value Added (MVA) and Earning per Shares (EPS) have a positive and significant influence of stock price of Property and Real Estate company in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya , hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014” ini guna melengkapi tugas serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, dukungan, motivasi, serta doa dari berbagai pihak, terutama dari kedua orangtua
Ayahanda Asrul Astaman Harahap dan Ibunda Elitawarni Lubis yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat, serta doanya kepada penulis, semoga penulis dapat menjadi anak yang dibanggakan. Kemudian kepada kedua kakak dan adik penulis,Lheilamora Astaman Harahap dan Aulia Astaman Harahap yang selalu memberikan doa serta dukungannya kepada penulis.
Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. AzharMaksum,M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja`far, MM, Ak.selaku Sekretaris Departemen Akuntansi pada FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M, Ak. Selaku Dosen Pembimbing pada penulisan skripsi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan. Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, Oktober 2015 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DARTAR TABEL ... viii
DARTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori ... 8
2.1.1 Saham……… ... 8
2.1.1.1 PengertianSaham ... 8
2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory) ... 10
2.1.3 Teori Random Walk ... 11
2.1.4 Economic Value Added (EVA) ... 12
2.1.5 Market Value Added (MVA) ... 16
2.1.6 Profitabilitas ... 17
2.1.7 Kebijakan Dividen ... 19
2.2 TinjauanPenelitianTerdahulu ... 21
2.3 KerangkaKonseptual ... 23
2.4 HipotesisPenelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 31
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.5 DefinisiOperasionaldanPengukuranVariabelPenelitian ... 32
3.5.1 VarabelDependen (Y) ... 32
3.5.2 VariabelIndependen (X) ... 33
3.5.2.1 Economic Value Added (EVA) (X1) ... 33
3.5.2.2 Market Value Added (MVA) (X2) ... 34
3.5.2.3 Earning per Share (EPS) (X3) ... 34
3.5.2.4 Dividend Payout Ratio (DPR) ... 35
3.6 Metode Analisis Data ... 36
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 36
3.6.2.1 Uji Normalitas Data ... 36
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 37
3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 37
3.6.2.4 Uji Autokorelasi ... 38
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 39
3.6.4 Uji Hipotests ... 40
3.6.3.2 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 40
3.6.3.3 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... 40
3.6.3.4 Uji Statistik t ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif ... 43
4.2 Uji Asumsi Klasik Sebelum Transformasi ... 44
4.2.1 Uji Normalitas Data ... 44
4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 47
4.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 48
4.2.4 Uji Autokorelasi ... 49
4.3 Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi ... 51
4.3.1 Uji Normalitas Data ... 51
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 52
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 53
4.3.4 Uji Autokolerasi ... 54
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 55
4.5 Uji Hipotesis ... 57
4.5.1 Analisis Koefisien Determinasi ... 57
4.5.2 Uji F ... 58
4.5.3 Uji Statistik t ... 59
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62
5.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 22
3.1 DaftarPopulasi dan SampelPenelitian ... 30
3.2 DefinisiOperasionaldanSkalaVariabel ... 35
3.3 Tabel Durbin-Watson ... 38
4.1 Statistik Deskriptif ... 43
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 45
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi ... 48
4.4 Uji Durbin-Watson ... 50
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi ... 53
4.6 Tabel Durbin-Watson ... 55
4.7 Analisis Linear Berganda ... 55
4.8 Uji Koefisien Determinasi ... 57
4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 58
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 24
4.1 Grafik Histogram Sebelum Transformasi ... 46
4.2 Normal P-Plot Sebelum Transformasi ... 47
4.3 Diagram Scatterplot Sebelum Transformasi ... 49
4.4 Grafik Histogram Setelah Transformasi ... 51
4.5 Normal P-Plot Setelah Transformasi ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
Lampiran I Data Variabel Penelitian ... 66
Lampiran II Hasil Uji SPSS ... 69
Lampiran III Tabel F Signifikansi 5% ... 78
ABSTRAK
Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas (diproksikan dengan earning per shares), dan Kebijakan Dividen (diproksikan dengan dividend payout ratio) baik secara simultan maupun parsial terhadap Harga Saham perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Populasi penelitian yaitu perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014 dan sampel perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 25 perusahaan dari 47 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t untuk hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Shares (EPS), dan Dividen Payout Ratio (DPR) memiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi secara parsial Economic Value Added (EVA) dan Dividen Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan variabel Market Value Added (MVA) dan Earning per Shares (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
Kata Kunci : Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Earning per Shares, Dividend Payout Ratio, Property
ABSTARCT
EFFECT OF ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), PROFITABILITY, DIVIDEND POLICY ON STOCK
PRICE OF PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research examines the impact given by Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitability (proxied by earning per share), and Dividend Policy (proxied by dividend payout ratio) that either simultaneously and partially affect stock price of Property and Real Estate company in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014. Population of this research was taken from registered property and real estate company in Indonesia Stock Exchange form 2012-2014 and research sample was selected using purposive sampling method resulting 25 company chosen over 47 company as the research sampling. Data was processed by coefficient of determination test, F test, and t tes for hypothesis.
The result of this research showed that Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Earning per Shares (EPS), and Dividend Payout Ratio (DPR) simultaneously influence stock price but partially Economic Value Added (EVA) and Dividend Payout Ratio (DPR) that negatively affect stock price. While Market Value Added (MVA) and Earning per Shares (EPS) have a positive and significant influence of stock price of Property and Real Estate company in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan globalisasi saat ini memberikan pengaruh yang cukup
dominan terhadap kegiatan investasi. Investasi merupakan suatu kegiatan yang
menempatkan dana pada satu atau lebih entitas selama periode tertentu dengan
harapan dapat memperoleh keuntungan atas kegiatan tersebut. Dalam investasi,
kehadiran pasar modal mempunyai peranan yang penting. Adanya pasar
modalpun memberikan alternatif bagi perusahaan yang sedang memerlukan dana.
Dimana memalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh modal tersebut
dengan mudah dan biaya yang lebih murah, dibandingkan dengan modal yang
diperoleh dari sektor perbankan.
Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wadah untuk
menginvestasikan dananya. Investasi pada sekuritas bersifat likuid (mudah
dirubah). Oleh karena itu sebelum pengambilan keputusan investasi, investor
perlu mengadakan penilaian terhadap perusahaan melalui laporan keuangan.
Laporan keuangan digunakan perusahaan sebagai salah satu alat untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaannya. Pesatnya kemajuan perekonomian di Indonesia
saat ini mengharuskan perusahaan meningkatkan nilainya terlebih di mata
investor. Tinggi-rendahnya nilai perusahaan tercermin dari harga saham
perusahaan tesebut. Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan.
yang dimilikinya maka semakin besar kekuasaannya di perusahaan tersebut
(Kasmir, 2011: 209).
Harga saham adalah cerminan nilai perusahaan sehingga menjadi indikator
yang sangat diperhatikan oleh para investor. Harga saham akan menjadi daya tarik
utama dalam penanaman modal yang dilakukan para investor. Kecenderungan
dari perlakuan pemegang saham ataupun calon pemegang saham atas analisis
rasio keuangan tersebut akan berpengaruh terhadap kecenderungan perubahan
harga saham di pasar modal. Hal ini disebabkan adanya kelebihan permintaan
(over demand) dan kelebihan penawaran (over supply) atas saham yang ada di
pasar modal.
Dalam memenuhi tujuan investasi biasanya hal pertama yang harus
dilakukan oleh para investor adalah menilai kinerja sebuah perusahaan. Ada
banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam menilai kinerja perusahaan.
Namun, di dalam penelitian ini peneliti berusaha melihat pengukuran kinerja
melalui Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA),
Profitabilitas, dan Kebijakan dividen.
Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah yang diberikan manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu. Economic Value
Added (EVA) merupakan salah satu alat ukur keberhaasilan manajemen
perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan. Perusahaan yang
memiliki Economic Value Added (EVA) tinggi cenderung lebih dapat menarik
Economic Value Added (EVA) maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai perusahaan maka investor yang berinvestasi melalui saham
pada perusahaan juga akan bertambah, sehingga akan meningkatkan harga saham.
Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar, nilai ekuitas, dan nilai buku (Brigham dan Houston, 2010: 111). Market Value Added
(MVA) merupakan selisih antara nilai pasar saham dengan modal sendiri yang
disetor oleh pemegang saham.
Dalam praktiknya besaran Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA) telah digunakan sebagai salah satu komponen untuk mengukur kinerja antar perusahaan yang dapat menghasilkan peringkat
perusahaan dinilai dari value added. Dengan adanya analisis Economic Value
Added (EVA) dan Market Value Added (MVA), mengakibatkan pemegang saham maupun calon pemegang saham memiliki alternatif lain dalam menganalisis
kinerja perusahaan. Sehingga hal ini akan berdampak dalam perlakuan pemegang
saham maupun calon pemegang saham dalam melakukan permintaan dan
penawaran atas saham yang ada di pasar modal, yang berarti Economic Value
Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) akan berpengaruh juga terhadap perubahan harga saham.
Analisis rasio keuangan adalah merupakan alat analsis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan
data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan
pengungkit, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan. Rasio
keuangan yang umumnya digunakan untuk memproyeksikan posisi harga saham
adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam suatu
periode tertentu. Hal ini berarti bahwa earnings per share (EPS) yang temasuk
rasio profitabilitas juga berpengaruh tehadap harga saham.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal
guna pembiayaan investasi investasi di masa yang akan datang. Dividen dapat
membantu memberikan informasi yang baik mengenai manajemen perusahaan ke
pasar modal, sehingga dapat dikatakan bahwa dividen dapat dipandang sebagai
sinyal terhadap prospek perusahaan.
Kebijakan dividen sangat penting karena dapat mempengaruhi investasi
perusahaan dan harga saham. Dengan kata lain kebijakan dividen dapat
menyediakan informasi mengenai performa perusahaan. Masalah dalam kebijakan
dividen mempunyai dampak yang sangat penting bagi para investor maupun
perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Pada umumnya, para investor
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan
mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Tentunya hal
ini menjadi unik karena kebijakan dividen sangat penting untuk memenuhi
Pratama (2014) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa variabel
Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifkan terhadap
harga saham. Kebijakan Dividen (LnDPR) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap harga saham. Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap harga
saham.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel Economic Value
Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen
sebagai variabel independen dan Harga Saham sebagai variabel dependen yang
meneliti fenomena ini pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
BEI periode 2012-2014. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melanjutkan
penelitian sebelumnya dengan mengganti variabel Pertumbuhan Penjualan
dengan Market Value Added (MVA).
Peneliti melakukan penelitian terhadap perusahaan Property dan Real
Estate dengan alasan bahwa perkembangan globalisasi yang terjadi memberikan perubahan yang cukup besar terutama terhadap perusahaan Property dan Real
Estate di dunia terutama di Indonesia. Perkembangan perusahaan ini dengan mudah dapat dilihat kota-kota besar yang mayoritas masyarakatnya dikategorikan
berpenghasilan ke atas dan juga pertumbuhan penduduk yang terus terjadi dari
tahun ke tahun. Penduduk yang banyak juga akan membutuhkan tempat tinggal
yang banyak pula. Menjamurnya usaha dalam sektor property terlihat sangat jelas.
tingkat penanaman modal oleh investor yang berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan .
Berdasarkan penjabaran dimuka maka peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul : “Pengaruh Economic Value
Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan
Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “ Apakah Economic Value Added (EVA), Market Value
Added (MVA), Profitabilitas (diproyeksikan dengan Earnings per share), dan
Kebijakan Dividen (diproyeksikan dengan Dividen Payout Ratio) berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka penilitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added
(MVA), Profitabilitas (diproyeksikan dengan Earnings per share), dan Kebijakan
Dividen (diproyeksikan dengan Dividen Payout Ratio)terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Penilitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Akademisi dan peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu
menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan
penelitian sejenis berikutnya.
2. Bagi calon investor, hasil penelitian ini menjadi informasi untuk
kegiatan pengambilan keputusan dalam berinvestasi di bursa.
3. Bagi manajemen perusahaan, dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap profitabilitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham
2.1.1.1 Pengertian Saham
Menurut PSAK no. 42, efek/saham adalah surat berharga,
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham obligasi,
tanda bukti utang dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
Penyertaan ini bukan merupakan pelaksanaan ketentuan peraturan
pemerintah tersebut. Saham adalah tanda penyertaan modal dalam
suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat
diperoleh berupa dividen, capital gain, dan manfaat non-finansial
antaralain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa
kekuasaan, kebanggaan, dan khususnya hak suara dalam
menentukan jalan nya perusahaan.
Secara umum saham dapat dibagi dalam dua jenis yaitu
saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferen stock).
Harga saham menurut Jogiyanto (2000: 8) adalah harga saham
yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham dapat tercipta
efek tutup, maka closing price (harga penutup) akan menjadi harga
pasar suatu saham. Harga saham dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu:
a. Harga nominal
Harga nominal adalah harga yang tertera pada sertifikat
saham yang ditetapkan oleh emiten.
b. Harga perdana
Harga perdana adalah harga yang dicatat saat Initial
Public Offering dan terrbentuk dari kesepakatan emiten dan penjamin emisi.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor satu dan
investor lain. Transaksi ini tidak lagi melibatkan
penjamin emisi emiten. Harga ini disebut sebagai harga
di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar
mewakili harga perusahaan penerrbitnya, karena pada
transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi
negosiasi harga investor dengan perrusahaan penerbit.
Harga yang setiap hari di umumkan di surat kabar atau
2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Menurut Brigham dan Houston (2010: 444) teori sinyal adalah
teori yang mengatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen
sebagai sinyal dari perkiraan pendapatan manajemen. Signalling theory
menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada dasarnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan
datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat
diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk
mengambil keputusan investasi.
Secara umum, teori sinyal berkaitan dengan pemahaman tentang
bagaimana suatu sinyal sangat bernilai atau bermanfaat sementara sinyal
yang lain tidak berguna. Teori sinyal mencermati bagaimana sinyal
berkaitan dengan kualitas yang dicerminkan di dalamnya dan
elemen-elemen apa saja dari sinyal atau komunitas sekitarnya yang membuat
sinyal tersebut agar meyakinkan dan menarik. Teori sinyal menyatakan
bahwa menejer (agen) atau perusahaan secara kualitatif memiliki
kelebihan informasi dibandingkan dengan pihak luar dan mereka
menggunakan ukuran-ukuran atau fasilitas tertentu yang menyiratkan
mencari informasi terkait dengan sinyal, mereka tidak akan mampu
mengambil manfaat maksimal.
2.1.3 Teori Random Walk
Model random walk mengemukakan persoalan harga-harga saham
yang lalu dapat membantu meramalkan harga-harga saham atau tingkat
keuntungan waktu yang akan datang. Model ini menegaskan dua hipotesis
utama yaitu perubahan harga adalah bebas antara satu jangka waktu
dengan jangka waktu yang lain, dan perubahan harga mengikuti beberapa
distribusi probabiliti tertentu. Pada model ini asumsi pergerakan harga
adalah random.
Menurut Salim (2012:12): “sebuah informasi yang mengindikasikan bahwa sebuah harga saham berada pada under price maka para investor akan berlomba untuk membeli saham tersebut karena adanya keuntungan dalam saham tersebut. Saham yang banyak dibeli tersebut akan mengakibatkan naiknya permintaan sehingga harga saham tersebut naik pada tingkat wajar. Saham yang secara tiba-tiba naik hingga ke tingkat wajar saat semua informasi telah tersedia pastilah dikarenakan terdapat informasi baru tentang saham tersebut. Informasi terbaru pastilah tidak dapat terprediksi (unpredictable).”
Pada akhirnya perubahan harga saham yang diakibatkan reaksi
terhadap informasi baru tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu walaupun
para investor memperoleh informasi dari dalam, investor masih tidak dapat
meramal gerakan harga saham yang akan datang dengan tepat. Hal ini
karena segala informasi akan tergantung dalam harga saham itu
2.1.4 Economic Value Added (EVA)
Menurut Fatma dan Adi (2014: 130), EVA merupakan estimasi
laba ekonomi yang sebenarnya untuk tahun tertentu dan sangat jauh
berbeda dengan laba bersih akuntansi, karena laba akuntansi tidak
dikurangi dengan biaya ekuitas. Untuk perhitungan EVA biaya ekuitas
akan dikurangi. Eva menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal
termasuk modal ekuitas yang telah dikurangkan, sedangkan laba
akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan modal ekuitas. EVA saat ini
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi operasi suatu perusahaan dalam menggunakan modal untuk
menciptakan nilai tambah atau profitabilitas. Melalui konsep EVA, pihak
manajemen dapat mengetahui biaya modal yang sebenarnya dari lingkup
bisnisnya, sehingga tingkat pengembalian modal dapat terlihat jelas.
EVA sebagai alat pengukur kinerja keuangan didasarkan pada
laba ekonomis yang menyatakan bahwa kekayaan hanya tercipta ketika
sebuah perusahaan mampu menutup biaya operasi dan biaya modal. EVA
juga merupakan alat komunikasi yang efektif, baik untuk penciptaan nilai
yang dapat dijangkau oleh menejer lini yang akhirnya mendorong kinerja
perusahaan untuk berhubungan dengan pasar modal (Young & O’Byrne,
2001: 18).
Penilaian merupakan suatu yang penting dalam melakukan proses,
melakukan penilaian perusahaan dapat memilih strategi dan struktur
keuangannya, menentukan phse out terhadap unit-unit bisnis yang tidak
produktif, menetapkan balas jasa internal, dan juga menentukan harga
saham secara wajar. EVA yang dicetuskan oleh G. Bernett dan Joel M
pada tahun 1990-an merupakan jawaban terhadap metode penilaian yang
lebih baik, mengingat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh EVA (Sari,
2006) yaitu : (1) memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan
memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi, (2)
relatif mudah dilakukan, dan (3) dapat digunakan secara mandiri, artinya
tanpa memerlukan data pembanding sebagai konsep penilaian dengan
menggunakan analisis rasio.
EVA didefinisikan sebagai keuntungan operasional setelah pajak
dikurangi dengan biaya modal atau pengukuran pendapatan sisi (residual
income) yang mengurangkan biaya modal terhadap biaya operasi. Sari (2006) mengatakan bahwa ada dua hal yang harus diketahui dalam konsep
EVA, yaitu berapa biaya modal yang sebenarnya dan berapa besar yang
digunakan. Jadi konsep EVA adalah penggabungan kedua biaya tersebut
(biaya hutang dan biaya ekuitas) menurut proporsinya atau yang dikenal
sebagi weighted averagecost of capital (WACC) (Jogiyanto, 2000: 50-54).
Ada tiga asumsi dalam penerapan biaya modal. Pertama, resiko
bisnis adalah konstan. Artinya, WACC hanya tepat digunakan apabila
hanya investasi yang mempunyai tingkat resiko bisnis sama untuk
oleh perbandingan sumber pendanaan jangka panjang dalam struktur
modal. Ketiga, kebijakan dividen konstan. Kebijakan dividen akan
menentukan tingkat pertumbuhan perusahaan, peningkatan pertumbuhan
ini menentukan pertumbuhan perubahan dalam biaya modal.
Langkah-langkah menghitung EVA, menurut Brigham dan
Houston (2010: 69), EVA ditentukan dengan cara antara lain:
1. Menghitung laba bersih setelah pajak (Net Operating Profit
after Taxes/ NOPAT)
Keterangan :
Net Income = laba bersih Interest Expense = beban bunga
Tax = tarif pajak 2. Menghitung Invested Capital
3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Keterangan:
NOPAT = Net Income + Interest Expense – (1 – TAX)
Invested Capital = Total Kewajiban dan Ekuitas –
Kewajiban Jangka Pendek
WACC = Weighted Average Cost of Capital atau biaya
modal rata-rata tertimbang
D = tingkat modal dari hutang
rd = biaya hutang
E = tingkat modal dari ekuitas
re = biaya ekuitas
TAX = tarif pajak
Keterangan Tambahan:
D= Total Kewajiban
Total Kewajiban dan Ekuitas ×100%
rd= Beban Bunga
Total Kewajiban ×100%
E= Total Ekuitas
Total Kewajiban dan Ekuitas ×100%
re= Laba Bersih Setelah Pajak
Total Ekuitas ×100%
4. Mengitung Capital Charges
5. Mengitung Economic Value Added (EVA)
2.1.5 Market Value Added (MVA)
Menurut Fatma dan Adi (2014: 129), MVA merupakan perbedaan
nilai ekuitas sebuah perusahaan dengan nilai buku yang disajikan dinilai di
neraca. MVA mencerminkan antara uang yang diinvestasikan oleh Capital Chargers = WACC x Invested Capital
pemegang saham sejak perusahaan itu didirikan-termasuk laba vs kas
yang akan diterima jika mereka menjual perusahaan tersebut. Semakin
tinggi MVA maka semakin baik pekerjaan yang dilakukan oleh
manajemen bagi pemegang saham. MVA adalah perbedaan nilai wajar
ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku seperti yang disajikan di dalam
neraca, nilai pasar dihitung dengan mengalikan harga saham dengan
jumlah saham yang beredar (Brigham dan Houston, 2010: 111).
Dewan direksi sering memperhatikan MVA ketika memutuskan
kompensasi yang layak diterima oleh menejer perusahaan. Akan tetapi
perlu diketahui bahwa sebagian besar harga saham perusahaan naik
karena kondisi di bursa, bukan karena kerja manajemen. Oleh karena itu
nilai positif dari MVA bukan sepenuhnya diakibatkan oleh manajemen.
MVA positif maka perusahaan telah berhasil meningkatkan nilai modal
yang telah diinvestasikan, sedangkan jika nilai modal bernilai negatif
maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi menjadi lebih besar.
MVA dihitung dengan rumus:
Tujuan utama bagi perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan
nilai perusahaan (Market Value of Firm). MVA merupaka suatu metode
untuk mengukur seberapa besar nilai tambah yang berhasil diberikan oleh
manajemen kepada pemegang saham perusahaan. Pada metode MVA, MVA = (Saham yang Beredar x Harga Saham) –
kepentingan pemegang saham sangat diperhatikan. Hal ini terlihat
seberapa besar perusahaan atau manajemen mampu memberikan
kesejahteraan kepada pemegang saham. MVA adalah EVA yang
dihasilkan oleh kinerja menejerial sepanjang umur perusahaan yang
dipresentvalue-kan.
Jika dilihat dalam periode waktu, penerapan EVA berjangka waktu
lebih fleksibel dalam arti dapat ditentukan oleh manajemen, sementara
MVA paling tidak memiliki jangka waktu perhitungan paling tidak lima
sampai sepuluh tahun. Sehingga dalam penerapannya MVA lebih banyak
digunakan untuk mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan selama usia
perusahaan.
2.1.6 Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan
kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil
operasi (Brigham dan Houston, 2010: 146). Profitabilitas menurut Sartono
(2001) dalam Sari (2013) adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri.
Profitabilitas dapat diukur dengan berbagai macam cara
diantaranya menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return
on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earnings per Share (EPS).
EPS merupakan komponen yang harus diperhatikan dalam analisis
perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan.
EPS sering dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan
dari berbagai data akuntansi. Angka EPS sering digunakan dalam
publikasi mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya
kepada masyarakat umum (go public). Beberapa tujuan dalam perhitungan
EPS yaitu untuk melihat progress atau kemajuan dari operasi perusahaan,
menentukan harga saham pasar dan menentukan besarnya dividen yang
akan dibagikan. EPS merupakan suatu ukuran dimana baik manajemen
maupun pemegang saham menaruh perhatian yang besar. Ukuran ini
digunakan secara luas dan sering merupakan dasar untuk menetapkan
tujuan serta sasaran spesifik perusahaan. Oleh karena itu, pada umumnya
manajemen, pemegang saham, dan calon pemegang saham akan sangat
tertarik akan EPS yang merupakan suatu indikator keberhasilan
perusahaan.
Laba per lembar saham atau EPS diperoleh dari laba yang tersedia bagi
pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang
beredar.
Rumus yang digunakan untuk mengukur EPS adalah
2.1.7 Kebijakan Dividen
IAI dalam PSAK No.23 (revisi 2009) paragraf 04 menyatakan
dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai
dengan proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu.
Menurut Masum (2014), dividen policy is a major financing decision that
involves with payment to shareholders in return of their investments.
Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan
investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan, dan
posisi likuiditas (Nurmala, 2006: 18).
Kebijakan dividen memiliki hubungan dengan pembagian
pendapatan antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau diperlakukan sebagai laba ditahan
oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali. Ada beberapa teori
kebijakan dividen yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan
kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman
mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu,
teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Fatma dan Putra, 2014: 235): EPS= Pendapatan Setelah Pajak
1. The dividend irrelevance theory
2. The bird in the hand theory 3. The tax preference theory
Menurut Fatma dan Putra (2014:243), ada empat faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen, antara lain:
1. Batasan dari pembayaran dividen
2. Kemungkinan investasi
3. Tersedianya dan alternatif dari cost of capital
4. Pengaruh dari kebijaksanaan dividen terhadap tingkat
keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan (Ks)
Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio antara dividend per
share dengan earning per share. DPR mencerminkan kebijakan dividen dari manajemen mengenai besarnya dividen yang harus dibagikan kepada
pemegang saham. DPR dapat dihitung menggunakan rumus:
Dimana:
DPR = Dividend Payout Ratio
DPS = Dividend per Share
EPS = Earning per Share
Keterangan Tambahan:
DPR= DPS
DPS= Dividen Tunai Jumlah Saham Beredar
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Masum (2014) dalam penelitian yang berjudul “Dividend Policy and Its
Impact on Stock Price – a Study on Commerccial Banks Listed in Dhaka Stock Exchange” menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham.
Panahi dkk (2014) menyimpulkan bahwa EVA dan MVA menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan harga saham dalam penelitiannya yang berjudul
“The Correlation of EVA and MVA with Stock Price of Companies in Tehran
Stock Market”.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2014) berbeda dengan
penelitian Panahi dkk (2014) yang mengatakan EVA berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap harga saham, profitabilitas (ROE) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham, kebijakan dividen berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham, serta pertumbuhan penjualan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
Patriawan (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Pengaruh
Earnings per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap Harga saham pada Perusahaan Wholesaleand Retail Traid yang
saham dipengaruhi oleh EPS, sedangkan variabel ROE dan DER ternyata tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Anshori (2009) dalam penelitian yang berjudul “ Pengaruh EVA dan
MVA terhadap Harga Saham pada Perusahaan-Perusahaan yang Listing di
Jakarta Islamic Index (JII)” menyimpulkan bahwa EVA dan MVA mempunyai
pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Ikhtisar dari penelitian terdahulu di atas tercantum pada Tabel 2.1
bermanfaat bagi peneliti untuk membangun kerangka konseptual dan hipotesis
[image:35.595.110.516.411.754.2]penelitian.
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Abdullah Al Masum (2014)
Dividend Policy and Its Impact on Stock Price-A Study on Commercial Banks Listed in Dhaka Stock Exchanged Variabel Independen: Dividend Policy Variabel Dependen: Stock Price Kebijakan dividen berpengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham
Babak Panahi dkk (2014)
The Correlation of EVA and MVA with Stock Price of Companies in Tehran Stock Market
Variabel Independen:
EVA dan MVA
Variabel Dependen:
Stock Price
EVA dan MVA menunjukkan
hubungan yang signifikan dengan harga saham (stock price)
Bhagas Adhitya Ardia Pratama
(2014)
Pengaruh Economic Value Added (EVA), Profitabilitas,
Kebijakan Dividen, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur DI BEI periode 2011-2013) Variabel Independen: Economic Value Added (EVA), Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Pertumbuhan Penjualan Variabel Dependen: Harga Saham EVA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Kebijakan Dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham
Pertumbuhan
berpengaruh terhadap harga saham
Patriawan (2011)
Analisis Pengaruh Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga
saham pada Perusahaan Wholesale
and Retail Traid yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008
Variabel Independen:
Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel Dependen:
Harga Saham
EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham
ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan hargsa saham DER tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Anshori (2009) Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham Pada Perusahaan-Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Index (JII)
Variabel Independen:
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
Variabel Dependen:
Harga Saham
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai
hubungan antara Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA),
Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen, maka permasalahan dalam penelitian ini
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, harga saham menjadi variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Alasan peneliti untuk menjadikan harga saham sebagai
variabel dependen adalah tingginya kebutuhan investor terhadap informasi harga
saham. Harga saham perusahaan yang fluktuatif baik signifikan ataupun tidak,
akan menjadi pertimbangan investor dalam memprediksi keadaan di masa depan. Economic Value Added (EVA)
(X1)
Market Value Added (MVA) (X2)
Profitabilitas
Kebijakan Dividen
Harga saham pada Perusahaan Property
dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
Earnings per share (X3)
Dividend Payout Ratio(X4)
H2
H3
H4
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham
EVA atau nilai tambah ekonomis memiliki pengaruh terhadap
harga saham untuk memproyeksi kinerja perusahaan melalui tingkat
pengembalian yang diharapkan investor dan keditur. EVA
mempertimbangkan laba bersih setelah pajak dan capital charges yang
dimiliki perusahaan. EVA yang tinggi dan positif, maka harga saham
akan meningkat.
b. Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham
MVA atau nilai tambah pasar memiliki pengaruh terhadap harga
saham yang menitik beratkan pada nilai pasar perusahaan dan total modal
yang diinvestasikan sehingga mencerminkan kemakmuran yang diperoleh
pemegang saham. Kemakmuran yang diperoleh oleh pemegang saham
tinggi dan positif, maka harga saham akan meningkat.
c. Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham
Kemampuan perusahaan menciptakan atau menghasilkan
keuntungan adalah hal yang sangat disoroti para investor sebelum
menanamkan modal di suatu perusahaan. Jumlah laba bersih akan
dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau aktivitas perusahaan seperti
ekuitas dan asset untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Untuk
mencerminkan profitabilitas, digunakanlah rasio-rasio yang salah satunya
Earning pe Share (EPS) adalah tingkat keuntungan bersih untuk
tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat
menjalankan operasinya.Earning per Share (EPS) yang tinggi dan positif,
maka harga saham meningkat.
d. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham
Kebijakan dividen adalah tindakan yang dilakukan perusahaan
untuk memperlakukan dividen hak pemegang saham. Kebijakan dividen
terkait pembayaran tunai dividen ataupun alokasi dividen lewat saham.
Salah satu bentuk kebijakan dividen tunai dalam perusahaan diukur
dengan rasio keuangan yaitu Dividen Payout Ratio (DPR). DPR yang
bernilai tinggi akan menjadi pertimbangan penting bagi investor untuk
berinvestasi dalam suatu perusahaan, sehingga secara otomatis akan
mendongkrak harga saham sedemikian rupa.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori, dan
kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
2012-2014.
H2 : Market Value Added (MVA) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia
H3 : Profitabilitas (diproyeksikan dengan Earnings per share), berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real
Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014.
H4 : Kebijakan Dividen (diproyeksikan dengan Dividend Payout Ratio) berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property
dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014.
H5 : Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas (diproyeksikan dengan Earnings per share), Kebijakan Dividen
(diproyeksikan dengan Dividend Payout Ratio) berpengaruh secara simultan
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka penelitian ini tergolong penelitian kausatif (causative).
Kausatif merupakan penelitian dengan menggunakan karakteristik masalah berupa
hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji
hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dimana
penelitian bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh
Economic Value Added (EVA) (X1), Market Value Added (MVA) (X2),
Profitabilitas (diproyeksikan dengan Earnings per share) (X3), dan Kebijakan
Dividen (diproyeksikan dengan Dividend Payout Ratio) (X4) sebagai variabel
independen terhadap Harga Saham (Y) sebagai variabel dependen pada
perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 61). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan
2012-2014 yaitu sebanyak 46 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakterisitik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 62).
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 68). Seleksi sampel menggunakan kriteria
tertentu yang ditentukan peneliti pada awal penelitian. Kriteria yang digunakan
dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu atau jatah (quota) tertentu.
Adapun kriteria yang ditetapkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 selama periode
penelitian.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama
periode penelitian yakni 2012-2014.
3. Perusahaan yang diteliti tidak melakukan IPO (Initial Public Offering)
saham selama periode penelitian.
4. Perusahaan yang diteliti tidak mengalami kerugian selama periode
penelitian.
Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menetapkan sebanyak 25 sampel
perusahaan yang masuk ke dalam data sampel penelitian. Daftar nama perusahaan
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN KRITERIA SAMPEL
1 2 3 4
1 APLN Agung Podomoro Land
Tbk √ √ √ √ sampel 1
2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk √ √ √ √ sampel 2
3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √ ─ √ √ ─
4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk √ ─ √ √ ─
5 BEST Bekasi Fajar Industrial
Estate Tbk √ √ ─ √ ─
6 BIPP Bhuawanatala Indah
Permai Tbk √ √ √ ─ ─
7 BKDP Bukit Darmo Property
Tbk √ ─ √ ─ ─
8 BKSL Sentul City Tbk √ √ √ √ sampel 3
9 BSDE Bumi Serpong Damai
Tbk √ √ √ √ sampel 4
19 COWL Cowell Development
Tbk √ √ √ √ sampel 5
11 CTRA Ciputra Development
Tbk √ √ √ √ sampel 6
12 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ √ sampel 7
13 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ √ sampel 8
14 DART Duta Anggada Realty
Tbk √ √ √ √ sampel 9
15 DILD Intiland Development
Tbk √ √ √ √ sampel 10
16 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ √ sampel 11
17 ELTY Bakrieland Development
Tbk √ √ √ ─ ─
18 EMDE Megapolitan
Development Tbk √ √ ─ √ ─
19 FMII Fortune Mate Indonesia
Tbk √ √ √ ─ ─
20 GAMA Gading Development
Tbk √ ─ ─ ─ ─
21 GMTD Goa Makassar Tourism
Development Tbk √ √ √ √ sampel 12
22 GPRA Perdana Gapura Prima
Tbk √ √ √ √ sampel 13
23 GWSA Greenwood Sejahtera
Tbk √ √ ─ √ ─
24 JRPT Jaya Real Property Tbk √ ─ √ ─ ─
25 KIJA Kawasan Industri
Jababeka Tbk √ √ √ √ sampel 14
26 KPIG Global Land and
Development √ ─ √ ─ ─
28 LCGP Laguna Cipta Griya √ √ √ ─ ─
29 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ √ sampel 16
30 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ √ sampel 17
31 MGLN Modernland Realty Tbk √ ─ √ ─ ─
32 MKPI Metropolitan Kentjana
Tbk √ √ √ √ sampel 18
33 MTLA Metropolitan Land Tbk √ √ ─ √ ─
34 MTSM Metro Realty Tbk √ √ √ ─ ─
35 NIRO Nirvana Development
Tbk √ ─ ─ ─ ─
36 OMRE Indonesia Prima Property
Tbk √ √ √ ─ ─
37 PPRO PP Property Tbk √ ─ √ ─ ─
38 PLIN Plaza Indonesia Realty
tbk √ √ √ √ sampel 19
39 PUDP Pudjiati Prestige Tbk √ √ √ √ sampel 20
40 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ √ sampel 21
41 RBMS Rista Bintang Mahota
Sejati Tbk √ √ √ ─ ─
42 RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ √ √ sampel 22
43 RODA Pikko Land Development
Tbk √ √ √ √ sampel 23
44 SCBD Dadanayasa Arthatama
Tbk √ ─ √ √ sampel 24
45 SMDM Suryamas Dutamakmur
Tbk √ √ √ √ ─
46 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ √ sampel 25
47 TARA Sitara Propertindo Tbk √ ─ √ ─ ─
Sumbe
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan
yaitu laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan yang merupakan sampel
penelitian tahun 2012-2014, harga saham dan jumlah saham yang beredar. Data
yang dibutuhkan oleh peneliti diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia
3.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011 sampe dengan 2014. Data dikumpulkan dengan metode
dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis
data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan tahunan maupun
informasi yang terkait dengan lingkup penelitian ini.
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel penelitian
Tujuan dari definisi operasional adalah memberikan kejelasan akan
variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian. Variabel didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2011: 2). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel dependen dan variabel independen.
3.5.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat, variabel
konsekuen, atau variabel output. Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2011: 4). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai
variabel dependen adalah harga saham (Y). Harga saham adalah harga dari
bentuk penyertaan terhadap kepemilikan suatu perusahaan. Harga saham
3.5.2 Variabel Independen (X)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas atau
variabel prediktor. Variabel independen merupakan variabel yang
memengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (variabel bebas) (Sugiyono, 2011: 4)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel independen
yang terdiri dari Economic Value Added (EVA) (X1), Market Value Added
(MVA) (X2), Profitabilitas (diproyeksikan dengan Earnings per share)
(X3), dan Kebijakan Dividen (diproyeksikan dengan Dividend Payout
Ratio) (X4).
3.5.2.1Economic Value Added (EVA) (X1)
Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegitan atau
strateginya selama periode tertentu sehingga menjadi cara untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan. Economic Value Added
(EVA) mampu mengungkapkan bagaimana perusahaan telah
menciptakan nilai bagi pemiliknya. Economic Value Added
(EVA) dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
EVA = NOPAT – Capital Charges
Dimana:
NOPAT = Net Operating Profit after Tax
Capital Charge = Invested Capital x Cost of Capital
WACC = Weighted Average Cost of Capital
Invested Capital = Modal yang diinvestasikan
3.5.2.2Market Value Added (MVA) (X2)
Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku seperti
yang disajikan dalam neraca.nilai pasar dihitung dengan
mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar.
Market Value Added (MVA) dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut:
3.5.2.3Earning per Share (EPS) (X3)
EPS atau laba per saham adalah tingkat keuntungan
bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih
perusahaan pada saat menjalankan operasinya. EPS diperoleh
dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi
dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar. Rumus yang
digunakan untuk mengukur EPS adalah sebagai berikut: MVA = (Saham yang Beredar x Harga Saham) –
3.5.2.4Dividend Payout Ratio (DPR) (X4)
DPR merupakan rasio antara diividend per share dengan
earnings per share. DPR mencerminkan kebijakan dividen dari manajemen mengenai besarnya dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham. DPR dapat dirumuskan dengan:
Nilai DPR yang didapatkan dari hasil perhitungan menunjukkan
[image:48.595.117.516.486.721.2]distribusi net income perusahaan dan dividen yang dibayarkan.
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Skala Variabel
Variabel Definisi Indikator
EVA Nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu sehingga menjadi cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
NOPAT –��������ℎ����
MVA Perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca
(Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham biasa
EPS Tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya pendapatan setelah pajak jumlah saham yang beredar × 100%
DPR DPR merupakan rasio antara
diividend per share dengan earning per share.
DPS
EPS × 100%
Harga Saham
Nilai saham suatu perusahaan Closing Price
EPS= Pendapatan Setelah Pajak
Jumlah Saham yang Beredar����%
DPR= DPS
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013), statistik deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum, dan minimum, sehingga secara kontekstual dapat
lebih muda dimengerti oleh pembaca.
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah
dalam model regres variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal metode
pemilihan analisis data. Metode yang dipakai dalam mendeteksi
apakah data terdistribusi normal atau tidak adalah dengan dua cara
yaitu analisis grafik dan uji statistik.
Analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram dan
grafik normal profability plot. Pada grafik histogram data
terdistribusi normal jika posisi grafik berada terpusat dan tidak
condong ke kiri dan ke kanan. Dan pada grafik normal profability
plot data terdistribusi normal jika titik-titik data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik
nilai Kolmogorov-Smirnov, jika di atas 0,05 berarti data
terdistribusi secara normal. (Ghozali, 2013).
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai
Tolerance (TOL) dan metode VIF (Variance Inflation Factor).
Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF. TOL adalah besarnya
variasi dari suatu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan derajat
suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan
nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
TOL<0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2013:105).
3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik
scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2013: 139).
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui
apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang
diunitkan menurut waktu (data time series) atau ruang data (data
cross section). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)
(Ghozali, 2013: 110). Auto korelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model,
dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) yang terdapat
pada tabel 3.3.
[image:51.595.123.518.643.742.2]Tabel 3.3 Tabel Durbin-Watson
H0 Apabila Keputusan
Tidak ada auto korelasi + 0<d<d1 Menolak Tidak ada auto korelasi + d1<d<du Ragu-ragu
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda yaitu suatu model linier regresi yang
variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel
bebas. Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh
beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik
analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik
dalam perumusan kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah.
Hubungan fungsi antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu
variabel independen dapat dilakukan dengan analisis regresi berganda,
dimana Harga Saham sebagai variabel dependen sedangkan Economic
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas
(diproyeksikan dengan Earnings per Share), dan Kebijakan dividen
(diproyeksikan dengan Dividend Payout Ratio) sebagai variabel
independen.
Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y = Harga Saham
a = Konstanta
X1 = Economic Value Added (EVA)
X2 = Market Value Added (MVA)
X3 = Profitabilitas (diproyeksikan dengan Earnings per share)
X4 = Kebijakan Dividen (diproyeksikan dengan Dividend Payout Ratio)
e = Tingkat kesalahan atau error
3.6.4 Uji Hipotesis
3.6.4.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Pada model linier berganda ini, akan dilihat besarnya
kontribusi untuk variabel independen terhadap variabel
dependennya dengan melihat besarnya koefisien determinasi
totalnya (R2). Nilai R2mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤
R2 ≥ 1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk
model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel
dependen (Ghozali, 2013). Jika R2 yang diperoleh mendekati 1
maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan
hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.
3.6.4.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara
atau tidak terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian
ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis
sebagai berikut:
1. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak ada pengaruh
secara signifikan dari variabel independen secara
bersama-sama.
2. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara
signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama.
3. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 0,05 (α =
5%).
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
1. H0 diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel.
Artinya variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
2. H0 ditolak dan Ha diterima apabila F hitung > F tabel.
Artinya variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
3.6.4.3Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh
masing-masing variabel independen yang digunakan secara parsial.
Adapaun hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut:
1. H0 = b1 = 0, Artinya tidak ada pengaruh secara
signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
2. Ha = b1≠ 0, Artinya ada pengaruh secara signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Menentukan tingkat signifikan α sebesar 0,05 (5%)
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
1. H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t tabel.
Artinya variabel independen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
2. H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel.
Artinya variabel independen berpengaruh secara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran dari data
yang dipakai di dalam penelitian. Statistik deskriptif memberikan penjelasan
mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, nilai standard deviation,
dan nilai variance dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut
[image:56.595.115.561.401.718.2]tabel statistik dari variabel-variabel yang digunakan:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Economic Value Added
Market Value Added Earnings per
share
Dividend Payout Ratio
N Statistic 75 75 75 75
Range Statistic 767980204809 32177960478320 4170,30 2973,00
Minimum Statistic -356482063849 -853962379960 1,70 ,00
Maximum Statistic 411498140960 31323998098360 4172,00 2973,00
Sum Statistic 2641374390959 43967