• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD. dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD. dr. Pirngadi Medan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi

di RSUD. dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Marina Safitri

112500091

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

“Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD.

dr. Pirngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program pendidikan Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatra Utara Medan.

2. Ibu Nur Afi Darti S. Kp, M. Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

3. Bapak Mula Tarigan S. Kp, M. Kep, selaku Sekretaris Program studi DIII Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan .

4. Ibu Nur Asnah Sitohang S. Kep, Ns, M. Kep selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Yang terhormat kepada kedua orang tua, Ayahanda Abdul Basir Saputra dan Ibunda Siti Ain

Ritonga serta kakak saya Juwita Bastian yang tidak pernah lelah memberikan dukungan

moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan

Furqan Faisal, Siti Rawiyah Pane, Eka Ernita, Fitria Sawitri, Stella Purnama Sari, Siti

Hardianti, Rianty Saragih dan seluruh teman-teman Program Studi DIII Keperawatan

Stambuk 2011 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis

(4)

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunannya.Maka dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Medan, 28 Juni 2014

Penulis

MARINA SAFITRI

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 4

Bab II Pengelolaan kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi ... 5

1. Pengkajian ... 10

2. Analisa Data ... 12

3. Rumusan Masalah ... 13

4. Perencanaan ... 14

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 16

2. Analisa Data ... 27

3. Rumusan Masalah ... 28

4. Perencanaan ... 29

5. Implementasi ... 31

6. Evaluasi ... 34

Bab III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36

Daftar Pustaka ... 37

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap

manusia memiliki lima kebutuhan dasar. Dasar paling bawah atau tingkat pertama,

termasuk kebutuhan fisiologis seperti udara, air dan makanan. Tigkat kedua yaitu

kebutuhan keamanan dan perlindungan, termasuk juga keamanan fisik dan psikologis.

Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk di dalamnya

hubungan pertemanan, hubungan sosial, hubungan cinta. Tingkat keempat yaitu

kebutuhan akan penghargaan diri,termasuk juga kepercayan diri, pendayagunaan,

penghargaan, dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan kebutuhan aktualisasi diri,

keadaan pencapaian potensi, dan mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah

dan beradaptasi dengan kehidupan ( Potter & Perry, 2009).

Oksigen(O2) adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara

normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 di ruangan setiap kali

bernapas(Tarwoto & Wartonah, 2006).

Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara

melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)

sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.Oksigenasi adalah memberikan

aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi

oksigen meningkat dalam tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut

Hierarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat

berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang

maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung

lama akan terjadi kematian. Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan

(7)

Pada pasien Congestive Heart Failure (gagal jantung) dibutuhkan meningkatkan

oksigenasi jaringan dengan pemberian oksigen untuk mengurangi sesak napas yang

dialami pasien atau dengan membuat posisi semi fowler untuk membantu ekspansi paru.

New York Heart Assosiation (NYHA) membuat klasifikasi fungsional klien gagal

jantung ke dalam 4 kelas yaitu:

- Kelas 1 :

Bila klien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan

- Kelas 2 :

Bila klien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari-hari

tanpa keluhan

- Kelas 3 :

Bila klien tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa keluhan

- Kelas 4 :

Bila klien sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan harus tirah

baring.

Faktanya saat ini 50% penderita gagal jantung akan meninggal dalam waktu 5

tahun. Begitu juga dengan resiko untuk menderita gagal jantung belum bergerak dari

10% untuk kelompok diatas 70 tahun, dan 50% untuk kelompok usia 60-69 tahun serta

2% untuk kelompok usia 40-59 tahun. Didunia, gagal jantung telah melibatkan

setidaknya 23 juta penduduk . Sekita 4-7 juta orang menderita gagal jantung di Amerika

(1,5-2% dari total populasi), dengan tingkat insiden 550.000 kasus per tahun. Dari

sejumlah pasien tersebut, hanya 0,4-2% saja yang mengeluhkan timbulnya gejala

(Irnizanfka, 2011).

Di Eropa, kejadian gagal jantung berkisar 0,4%-2% dan meningkat pada usia

yang lebih lanjut dengan rata-rata umur 74 tahun. Di Inggris, sekitar 100.000 pasien

dirawat di rumah sakit setiap tahun untuk gagal jantung. Menurut WHO, penyakit

kardiovaskuler akan segera menjadi penyebab terbanyak kasus kematian di seluruh dunia

bahkan Indonesia, penyakit ini menjadi pembunuh nomor satu . Prevalensi penyakit

jantungdi Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut SKRT(Survei

Kesehatan Rumah Tangga) tahun 1986 yang dilakukan di 7 provinsi dengan

(8)

15-24 tahun adalah 18,3 per 100.000 penduduk. Angka ini meningkat dengan tajam pada

golongan umur 45-54 tahun, yakni 174,6 per 100.000 penduduk dan 461,9 per 100.000

penduduk pada usia 55 tahun ke atas.

Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari sistem

pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplay kebutuhan oksigen tubuh. Pada saat

mengimplementasikan mahasiswa diharapakan lebih memahami tentang pemberian

oksigenasi pada pasien. Ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi

yang tidak memberi ventilasi yang adekuat (Nic,Noc, 2011).

Melihat permasalahan diatas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi maka penulis mengangkat judul “

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan dasar Oksigenasi”.

B. Tujuan

- Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah(KTI) adalah agar mahasiswa

mengetahui akan kebutuhan dasar manusia khususnya oksigenasi dengan

diagnosa Congestive Heart Failure(gagal jantung) dengan menggunakan asuhan

keperawatan.

- Tujuan Khusus

• Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan kebutuhan oksigenasi CHF.

• Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan

kebutuhan oksigenasi CHF.

• Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S dengan

kebutuhan oksigenasi CHF.

• Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan kebutuhan

oksigenasi CHF.

• Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan kebutuhan

oksigenasi CHF.

(9)

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada beberapa pihak antara

lain:

• Kegiatan belajar mengajar

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa sebagai

sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama

menempuh pendidikan, untuk menjadi bahan tambahan serta pengalaman dalam

perawatan pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia khususnya oksigenasi dalam

asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. S dengan diagnose Congestive

Heart Failure (gagal jantung) dengan masalah oksigenasi.

• Praktik Keperawatan

Dalam praktik keperawatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berguna sebagai dasar

mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar

manusia .

• Kebutuhan Klien

Untuk kebutuhan klien sendiri khususnya Tn. S, Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

berguna untuk mempercepat proses kesembuhan dan mengaplikasikan asuhan

keperawatan yang tepat untuk Tn. S terutama pada kebutuhan oksigenasi.

• Rumah Sakit

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat dijadikan ajaran dalam meningkatkan mutu

serta pelayanan dirumah sakit ataupun klinik keperawatan khususnya RSUD.

Pirngadi Medan

• Instansi Pendidikan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan

informasi atau pengetahuan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Oksigenasi

A. Konsep Dasar

Oksigen(O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara

normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 di ruangan setiap kali

bernapas(Tarwoto & Wartonah, 2006).

Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara

melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)

sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Fisiologi sistem pernafasan:

Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan

lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa

ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,

dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi

pernapasan antara 12-15 kali per menit.

Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, difusi, dan perfusi paru.

1. Ventilasi

Yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau

sebaliknya.

Proses keluar masuknya udara dari paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Pada inspirasi,

dada mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi

merupakan gerakan pasif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :

(11)

b. Jalan nafas yang bersih

c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi

Yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan

kapiler paru-paru.

Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar

ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat

tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini

kadang disebut membran respirasi.

Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran

respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen

antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.

Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :

a. Luas permukaan paru

b. Tebal membran respirasi

c. Jumlah darah

d. Keadaan/jumlah kapiler dara

e. Afinitas

f. Waktu adanya udara di alveoli

3. Perfusi paru

Yaitu gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana

pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonalis dari

ventrikel kanan jantung. Pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh

dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu

ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan

dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan

hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin.

Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :

a. Curah jantung (cardiac Output / CO)

(12)

c. Hematokrit darah

d. Latihan (exercise)

e. Keadaan pembuluh darah

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi,

kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

• Sistem Respirasi

Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa

ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen,

dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak.

Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari

sel tubuh sampai ke luar tubuh.

• Sistem kardiovaskuler

Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk

memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena

pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup aorta.

Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol,

dan kapiler serta menyatu kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung

melalui atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui

katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan kiri untuk berdifusi.

Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersikulasi secara

sistemik berdampak pada kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.

• Hematologi

Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbon dioksia dari

jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah

berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah

merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi

dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk

oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph,

(13)

Dengan demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.

Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan oksigen.

1. Faktor Fisiologi

a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.

b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas

bagian atas.

c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2

terganggu.

d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan

lain-lain.

e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,

obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.

2. Faktor Perkembangan

a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.

b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.

c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.

d. Dewasa muda dan pertengahan

mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.

e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan

arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.

3. Faktor Perilaku

a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang

buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkuran

menimbulkan arterioklerosis.

b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.

d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun

mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat

pernapasan.

(14)

4. Faktor Lingkungan

a. Tempat kerja

b. Suhu lingkungan

c. Ketinggian tempat dan permukaan laut.

Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :

1. Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).

2. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada pasien dekom

menimbulkan hipoksia jaringan.

3. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang

mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.

4. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri

koroner ke miokardium.

Perubahan Fungsi pernapasan

1. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar

pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :

a. Kecemasan

b. Infeksi/sepsis

c. Keracunan obat-obatan

d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.

Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest

pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.

(15)

Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan

O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan

atelektasis (kolaps paru).

Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan

kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan

kardiak arrest.

3. Hipoksia

Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau

meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :

a. Menurunnya hemoglobin

b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.

c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.

d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.

e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.

f. Kerusakan/gangguan ventilasi.

Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan

konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan

clubbing( Tawoto & Wartonah,2006).

Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi

1. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan

Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi meliputi pengkajian tentang

masalah pernafasan dulu dan sekarang ; gaya hidup ;adanya batuk, sputum, nyeri dan

adanya faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi.

1. Masalah pada pernafasan ( dulu dan sekarang)

2. Riwayat penyakit atau masalah pernafasan

a. Nyeri

b. Paparan lingkungan atau geografi

(16)

d. Bunyi nafas mengi

e. Faktor risiko penyakit paru (mis perokok aktif/pasif)

f. Frekuensi infeksi pernafasan

g. Masalah penyakit masa lalu

h. Penggunaan obat

3. Adanya batuk dan penanganan

4. Kebiasaan merokok

5. Masalah pada fungsi sistem kardiovaskular

6. Faktor risiko yang memperberat masalah oksigenasi

a. Riwayat hipertensi, penyakit jantung,.

b. Merokok

c. Usia paruh baya atau lanjut

d. Obesitas

e. Diet tinggi-lemak

f. Peningkatan kolesterol

7. Riwayat penggunaan medikasi

8. Stresor yang dialami

9. Status atau kondisi kesehatan ( Mubarak, 2007 )

b. Pengkajian fisik

Inspeksi

Mengamati dari kepala sampai ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan

warna membran mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sirkulasi

sistemik, pola pernafasan, dan gerak dinding dada.

Palpasi

Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar di atas dada

klien. Saat palpasi, perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan punggung

klien dengan memintanya menyebutkan “ tujuh-tujuh” secara berulang. Jika klien

mengikuti instruksi tersebut secara tepat, perawat akan merasakan adanya getaran

(17)

di aksila dan jaringan payudara. Palpasi pada ekstermitas menghasilkan data tentang

sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna dan pengisian kapiler.

Perkusi

Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk

mengkaji adanya abnormalitas, cairan, atau udara dalam paru. Perkusi sendiri

dilakukan dengan menekan jari tengah pemeriksa mendatar di atas dada

klien.Kemudian jari tersebut diketuk-ketuk dengan menggunakan ujung jari tengah

atau jari telunjuk tengah sebelahnya. Normalnya, dada menghasilkan bunyi

resonan.Pada penyakit tertentu ( mis; pneumotoraks, emfisema ), adanya udara pada

dada atau paru-paru menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum.

Auskultasi

Auskultasi adalah proses mendengarkan suara yang dihasilkan dalam tubuh.

Auskultasi dapat dilakukan langsung atau dengan menggunakan stetoskop. Bunyi

yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi, dan kualitasnya.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat, auskultasi sebaiknya dilakukan

lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan fisik paru, auskultasi dilakukan untuk

mendengarkan bunyi nafas vesikuler, bronkial, bronkuvesikuler, ronkhi; juga untuk

mengetahui adanya perubahan bunyi nafas serta lokasi dan waktu terjadinya (

Potter&Perry, 2005).

c. Pemeriksaan diagnostik

Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara lain:

a. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah

arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.

b. Tes struktur sistem pernafasan: sinar-x dada, bronkoskopi, scan paru.

c. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan: kultur

(18)

2. Analisa Data

Data Subyektif

a. Perasaan lemah

b. Sesak nafas

c. Nyeri dada

d. Batuk tidak efektif

e. Demam

f. Riwayat merokok

g. Ansietas

h. Berat badan menurun

Data Obyektif

a. Gelisah

b. Trauma

c. Dispnea

d. Suara nafas tidak normal

e. Perubahan frekuensi dan kedalaman nafas

f. Infeksi paru

g. Edema

h. Atelektasi

3. Rumusan Masalah

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Ketidakefektifan pola nafas

c. Gangguan pertukaran gas

4. Perencanaan

Bersihan jalan napas tidak efektif

Inter vensi:

a. Auskultasi dada bagian anterior dan posterior

Rasional : untuk mengetahui adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan bunyi

tambahan.

(19)

Rasional : Merangsang terjadinya batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik

pada pasien yang tak mampu batuk secara efektif dan penurunan kesadaran

c. Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.

Rasional : memobilisasi keluarnya sputum

d. Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam untuk memudahkan keluarnya

sekresi.

Rasional : memudahkan ekspansi maksimal paru atau jalan napas lebih kecil dan

membantu silia untuk mempermudah jalan napas

e. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,

analgesik

Rasional : Untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.

f. Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.

Rasional : untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret

g. Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain

mis : spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.

Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuanga

2. Pola napas tidak efektif

a. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi semi fowler

Rasional : Merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru

b. Bantu klien untuk melakukan batuk efektif & napas dalam

Rasional : Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga mudah

untuk dikeluarkan

c. Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi

Rasional : Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi.

d. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian ekspektoran

Rasional : Membantu mengencerka

3. Gangguan pertukaran gas

(20)

Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan dapat memperbaiki

hipoksemia jaringan

b. Pantau GDA Pasien

Rasional : Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran gas semakin membaik

c. Pantau pernapasan

(21)

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

1. Pengkajian

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 42 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Pasar V Matita Martubung Tanggal Masuk RS : 21-05-2014

No. Register : RM.13.MB Ruangan/ kamar : IMZ Kenanga II Golongan darah : -

Tanggal pengkajian : 02-06-2014

Tanggal operasi : Belum pernah dioperasi

Diagnosa medis : CHF + Susp. TB Paru + Liver injury

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengeluh sesak nafas disertai nyeri dada.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Pasien mengatakan bahwa penyebab sakitnya adalah pola makan (suka makan bersantan) dan merokok.

Hal-hal yang menyebabkan

(22)

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Pasien mengatakan sesak nafas, nyeri dada yang terasa perih. Frekuensi nafas pasien 24x/i, tidak ada cuping hidung, skala nyeri 3(ringan), tidak ada retraksi iga.

2. Bagaimana dilihat

Pasien terlihat sesak nafas dan menggunakan nasal kanul.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Nyeri terasa perih didaerah dada

2. Apakah menyebar Nyeri tidak menyebar

D. Severity

Mengganggu aktivitas pasien seperti berjalan.

E. Time

Saat melakukan aktivitas, dan penyakit ini dialami pasien sejak 3 bulan terakhir.

IV. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien tidak memiliki penyakit sebelumnya

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Tidak dilakukan pengobatan

C. Pernah dirawat/dioperasi

Tidak pernah dirawat sebelumnya

D. Lama dirawat

Tidak pernah dirawat sebelumnya

E. Alergi

(23)

F. Imunisasi

Imunisasi pasien lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Tidak ada menderita penyakit

B. Saudara kandung

Tidak ada menderita penyakit

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Jika ada, hubungan keluarga:

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Gejala: Tidak ada gejala gangguan jiwa

Riwayat pengobatan/perawatan: Tidak ada pengobatan yang dilakukan

E. Anggota keluarga yang meninggal

Tidak ada anggota keluarga yang meninggal

F. Penyebab meninggal

(24)

Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

_ _ _ _ _ : Tinggal serumah

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL :

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan bahwa Tuhan menguji sakitnya, ingin cepat sembuh dan beraktifitas

seperti biasanya.

B. Konsep diri :

- Gambaran diri :

Pasien terus berusaha untuk cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan keluarga.

- Ideal diri :

Pasien berharap dan percaya bahwa pasien bisa sembuh dan ingin cepat pulang

- Harga diri :

(25)

- Peran diri :

Pasien sebagai kepala keluarga dirumah yang bertugas menafkahi istri dan anaknya.

- Identitas :

Pasien sebagai kepala keluarga dirumah dan bekerja sebagai wiraswasta.

C. Keadaan emosi: emosi pasien dalam keadaan stabil (pasien dalam keadaan tenang)

D. Hubungan sosial:

- Orang yang berarti :

Orang yang berarti dalam hidup pasien adalah keluarga terutama anak dan istri.

- Hubungan dengan keluaga

Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien tidak pernah berkelahi dengan

keluarga.

- Hubungan dengan orang lain

Hubungan pasien baik dengan orang lain yang disekitarnya , pasien tidak pernah

bermusuhan dengan orang lain.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tidak ada hambatan pasien berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Pasien meyakini Allah SWT sebagai Tuhannya dan Sholat lima waktu adalah

kewajiban pasien sebagai pemeluk agama Islam, sebelum pasien sakit (bedrest)

pasien taat menjalankan ibadah sholat lima waktu, dan mengikuti kegiatan

pengajian/wirit dilingkungan.

- Kegiatan ibadah : Selama berada dirumah sakit pasien tidak melakukan sholat

(26)

F. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum :

Pasien memiliki tingkat kesadaran penuh dengan GCS:15, pasien tampak gelisah, pulsasi

jantung telihat, akral hangat, pasien terlihat sesak nafas dan menggunakan nasal kanul.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37o celcius

- Tekanan darah: 130/80 mmHg

- Nadi: 68x/i, reguler

- Pernafasan: 24x/i, cepat

- Skala nyeri: 3 (ringan)

- Tinggi badan: 160 cm

- Berat badan: 65 kg

- Edema: tidak ada edema

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : Bentuk kepala pasien simetris, tidak ditemukan adanya benjolan atau

kelainan.

- Ubun-ubun: normal

- Kulit kepala: kotor, sedikit berminyak

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut: penyebaran rambut merata, lebat dan lurus

- Bau: rambut pasien tidak berbau

- Warna kulit: warna rambut pasien hitam

Wajah

- Warna kulit: warna kulit pasien sawo matang

(27)

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan: pasien memiliki mata yang lengkap dan simetris

antara kanan dan kiri.

- Palpebra: refleks mengkedip pasien bagus.

- Konjungtiva dan sklera: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

- Pupil: isokor, pupil pasien ikut mengecil pada saat diberi rangsangan cahaya.

- Kornea dan iris: bening, iris hitam.

- Tekanan bola mata: tekanan bola mata sama, tidak ada tanda peningkatan.

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi: lengkap dan simetris

- Lubang hidung: bersih, lubang hidung pasien 2 dan dipakai selang oksigen.

- Cuping hidung: tidak ada menggunakan pernafasan cuping hidung.

Telinga

- Bentuk telinga: pasien memiliki 2 telinga dengan bentuk yang normal dan simetris

antara kanan dan kiri.

- Ukuran telinga: Ukuran telinga pasien antara kanan dan kiri sama besar.

- Lubang telinga: Lubang hidung pasien tampak bersih dan tidak terdapat cairan yang

keluar dari lubang telinga pasien.

- Ketajaman pendengaran: pasien masih mampu mendengar suara dengan baik.

Mulut dan faring

- Keadaan bibir: Bibir pasien simetris dan bibir klien terlihat kering.

- Keadaan gusi dan gigi: bersih, gigi pasien tidak mengalami kelainan tetapi jumlah

gigi pasien tidak lengkap lagi.

- Keadaan lidah: Keadaan lidah pasien berada di garis tengah dan pasien mampu untuk

(28)

Leher

- Posisi trachea: simetris, trachea berada pada posisi yng normal tidak ditemukan

adanya kelainan.

- Thyroid: tidak ditemukan massa di daerah thyroid pasien dan tidak ada pembesaran

kelenjar thyriod pasien

- Suara: suara pasien kurang jelas, karena berbicara terlalu cepat.

- Kelenjar limfe: tidak ada pembengkakan

- Vena jugularis: tidak ada peningkatan

- Denyut dan nadi karotis: teraba

Pemeriksaan integument

- Kebersihan: tampak bersih, kering

- Kehangatan: akral hangat

- Warna: sawo matang

- Turgor: kembali <2 detik

- Kelembaban: kering

- Kelainan kulit: tidak ada kelainan

Pemeriksaan payudara dan ketiak :

-Ukuran dan bentuk :

Ukuran dan bentuk payudara pasien sama besar dan simetris antara kanan dan kiri.

-Warna payudara dan areola :

Aerola pasien berwarna coklat dan tidak ada kelainan.

-Kondisi payudara dan puting :

Payudara pasien dalam keadaan baik dan tidak ditemukan adanya kelainan.

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks: bentuk thoraks pasien simetris

(29)

- Tanda kesulitan bernafas: pasien terpasang oksigen dengan nasal kanul sebanyak 4

liter/i.

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara : Getaran yang dirasakan antara paru-paru kanan dan kiri sama.

- Perkusi: terdapat bunyi resonan di seluruh lapang paru

- Auskultasi: tidak ada suara nafas tambahan seperti ronchi atau wheezing. Bunyi nafas

pasien vesikuler.

Pemeriksaan jantung

- Inspeksi: terlihat pulsasi jantung yang kuat

- Palpasi: pulsasi lebih terasa di sebelah kiri

- Perkusi: terdapat bunyi resonan di seluruh lapang paru

- Auskultasi: tidak terdapat bunyi gallup, murmur.

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi: tidak ditemukannya benjolan pada abdomen pasien dan abdomen simetris

- Auskultasi: tidak ditemukannya kelainan pada abdomen pasien dengan peristaltik

usus 10x/i.

- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada hepatomegali

- Perkusi: suara abdomen thympani dan tidak ditemukan kelainan pada abdomen

pasien.

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya :

- Genitalia :

Genitalia pasien tidak mengalami kelainan.

- Anus dan perineum :

Anus dan perineum tidak ditemukan kelainan

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas: Kesimetrisan otot pada ekstermitas pasien

simetris antara kanan dan kiri tidak ditemukannya edema dan pasien memiliki

(30)

Pemeriksaan neurologi:

NI: Fungsi penghidung pasien normal, masih bisa mencium bau-bauan seperti bau

balsem.

NII: ketajaman penglihatan dan lapang pandang pasien masih normal, bisa membaca

majalah atau Koran pada jarak 30 cm.

NIII, NIV, NVI: refleks pupil terhadap cahaya normal, pergerakan otot bola mata normal

ke lateral atas, ateral bawah, lateral, medial atas, medial bawah, medial.

NV : Fungsi sensori masih bagus, bisa merasakan raba, nyeri, suhu, rasa getar dan refleks

korneal.

NVII: Pasien bisa merasakan sensasi rasa manis, asam, asin, dan pahit.

NVIII: Fungsi keseimbangan dan pendengaran pasien normal, pasien bisa berdiri tegak.

NIX, N X : Refleks menelan dan refleks gag pasien masih bagus, dan pita suara normal.

NXI: Pasien bisa mengangkat bahu dengan adanya tahanan.

NXII: Pasien bisa menjulurkan lidah, dan mendorong salah satu sisi pipi dengan ujung

lidah.

Fungsi motorik: pasien bisa mengatupkan dan menutup mulut, pasien bisa mengunyah,

pasien bisa merapatkan gigi, pasien bisa menutup mata sekuat-kuatnya dan bisa

menggembungkan pipi.

Fungsi sensorik: Pasien bisa merasakan rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu, rasa getar, rasa

manis, asam, asin dan pahit.

Refleks: Refleks (bisep, trisep,patella, tendon achiles)

Refleks pasien terangsang dengan baik tidak ditemukannya kelainan pada refleks pasien.

Refleks bisep : otot bisep berkontraksi dengan jelas (fleksi)

(31)

Refleks patellar : tungkai bawah bergerak kedepan(ekstensi)

Refles tendon Achilles : sentakan kaki kebawah (ekstensi)

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan: nafsu makan bagus, pasien makan selalu habis.

- Nyeru ulu hati: tidak ada nyeri ulu hati

- Alergi: tidak ada alergi terhadap makanan, obat, cuaca.

- Mual dan muntah: tidak ada

- Waktu pemberian makan: pukul 07.00, pukul 12.00,pukul 18.00 WIB

- Jumlah dan jenis makan: jenis makanan nasi biasa, diet pasien MB.

- Waktu pemberian cairan/minum : minimal 8 gelas sehari

- Masalah makan dan minum: tidak ada masalah

B. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh: bersih

- Kebersihan gigi dan mulut: bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan: bersih

C. Pola kegiatan/aktivitas: Pasien membatasi kegiatan seperti berjalan untuk

mengurangi nyeri dan sesak napas.

D. Pola eliminasi

1. Buang Air Besar (BAB)

- Pola BAB: kurang teratur, pasien BAB 2x sehari

- Karakter feses: lunak

- Riwayat perdarahan : tidak ada

- BAB terakhir: satu hari yang lalu

- Diare: tidak ada

- Penggunaan laksatif : tidak ada

2. Buang Air Kecil (BAK)

- Pola BAK: teratur, 4-5x sehari

(32)

- Kesulitan BAK: tidak ada

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: tidak ada

- Penggunaan diuretic: tidak ada

- Upaya mengatasi masalah: tidak ada

E. Mekanisme koping

- Adaptif: Pasien mengatasi nyeri dengan melakukan teknik relaksasi(tarik napas

dalam).

Pemeriksaan Laboratorium

Kimia klinik Hasil Normal

SGOT 34 0-40U/I

SGPT 18 0-40U/I

Alkhaline phosphate 61 30-142U/I

Total bilirubin 0,45 0,00-1,20 mg/dl

Direct bilirubin 0,3 0,05-0,3

Ureum 50 10-50 mg/dl

Creatinin 1,1 0,6-1,2 mg/dl

Urid Acid 6,4 3,5-7,0 mg/dl

PEMERIKSAAN RADIOLOGI (FOTO THORAKS)

Pada foto thoraks, tidak ditemukan pembesaran jantung dan tanda-tanda bendungan

paru.

PEMERIKSAAN EKG

Gambaran EKG pada pasien terjadi iskemik dan gangguan fungsi konduksi ventrikel,

(33)

2.ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1 DS : Pasien mengatakan sesak nafas,

dan mudah lelah.

DO : Pasien menggunakan nasal

kanul dengan konsentrasi

oksigen 4 liter/menit, dan

tampak gelisah.

- Tekanan darah: 130/80

mmHg

- Nadi: 68x/i, reguler

- Pernafasan: 24x/i, cepat

- Retraksi iga tidak ada

- Tidak menggunakan

cuping hidung.

Pola nafas tidak

efektif

2 DS : - Klien mengatakan mudah terbangun dan sulit untuk tidur kembali ketika nyeri kambuh.

- Sesak nafas

DO : - Klien pucat, gelisah dan lemas.

-Terdapat kantung mata, dan merah.

Gangguan isitirahat tidur

Gangguan istirahat

(34)

3 DS : Pasien mengatakan takut akan kematian akibat penyakit yang dialaminya saat ini.

DO : Pasien tampak gelisah, dan cemas ( ancaman kematian ).

Ancaman kematian

Perubahan status

kesehatan

Perubahan peran

Status sosio-ekonomi

Gelisah

Cemas

3. MASALAH KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif

2. Gangguan istirahat dan tidur

3. Cemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif b/d ketidakadekuatan ventilasi (nyeri), penurunan kapasitas pembawa oksigen d/d sesak nafas.

2. Gangguan isitirahat dan tidur b/d sesak nafas dan adaptasi lingkungan kurang maksimal d/d gelisah, cemas(ancaman kematian).

(35)

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif Yang berhubungan dengan:

• Ketidakadekuatan ventilasi ( nyeri/kelemahan otot)

• Penurunan kapasitas pembawa oksigen ( kehilangan darah)

• Penurunan ekspansi paru

Hari/

tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa,

03-06-2014

1 Tujuan dan Kriteria Hasil:

Tujuan:

− Pola nafas kembali normal

− Oksigenasi/ ventilasi adekuat memenuhi kebutuhan aktivitas pasien.

Kriteria hasil:

− Mempertahankan pola nafas normal/efektif

− Irama, frekuensi, kedalaman pernafasan berada dalam batas normal

Rencana Tindakan Rasional

1. Mengobservasi pola pernafasan

2. Observasi penyimpangan dada selidiki

penurunan ekspansi atau ketidaksimetrisan gerakan dada.

3. Tinggikan kepala tempat tidur letakkan pada posisi setengah duduk (semi fowler).

4. Berikan tambahan oksigen dengan nasal kanul atau masker

Distres pernafasan dan perubahan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stres fisiologis atau dapat menunjukkan syok akibat hipoksia.

Udara atua cairan pada area pleura mencegah ekspansi lengkap dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi.

Merangsang fungsi pernafasan/ekpansi paru. Efektif

pada pencegahan dan perbaikan kongesti paru

Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan

(36)

2. Gangguan istirahat dan tidur

Yang berhubungan dengan:

• Sesak nafas

• Adaptasi lingkungan kurang maksimal

• Gelisah dan cemas

Hari/

tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Rabu,

04-06-2014

2 Tujuan dan Kriteria Hasil :

- Mempertahankan pola tidur

- Pola tidur teratur

- Gelisah berkurang

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.

2. Menganjurkan pasien menghindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur saat akan tidur.

3. Menganjurkan pasien istirahat dan mempertahankan tidur

4. Memodifikasi lingkungan sekitar pasien

5. Membantu pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas yang meningkatkan keterjagaan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan kecemasan menurun atau pasien dapat tenang

Mengurangi kesulitan tidur

Pola tidur teratur dan terpenuhi

Memberi rasa nyaman

Mengatur penggunaan energi dan

(37)

3. Cemas

Yang berhubungan dengan :

• Ancaman kematian

• Gelisah

Hari/

Tanggal

No. Dx Perencanaan Keperawatan

Kamis,

05-06-2014

3 Tujuan dan Kriteria Hasil:

- Cemas berkurang

- Pasien tampak tenang

Rencana Tindakan Rasional

1. Mengidentifikasi perasaan

cemas pasien

2. Mengidentifikasi penyebab

timbulnya kecemasan pasien

3. Mengidentifikasi kekuatan

mekanisme koping yang

dipakai pasien mengatasi

kecemasannya.

4. Bersama dengan keluarga

membantu pasien untuk

menangani cemas.

Mengetahui perasaan cemas terhadap

penyakit.

Mengetahui penyebab kecemasan.

Mempertahankan mekanisme koping yang

positif.

(38)

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/

tanggal No.

Dx

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Selasa,

1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien:

• Suhu tubuh : 37o celcius

• Tekanan darah:

130/80 mmHg

• Nadi: 68x/i, regular

• Pernafasan: 24x/i,

cepat

• Skala nyeri: 3

(ringan)

2. Mengevaluasi frekuensi

pernafasan dan

kedalaman.mencatat upaya

pernafasan, penggunaan otot

bantu nafas.

3. Memberikan oksigen

sebanyak 4 liter/menit.

S:

Pasien mengatakan Sesak nafas berkurang.

O:

Pernafasan : 23x/i

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan

dengan tetap memantau

tanda-tanda vital

pasien, dan pola

pernafasan pasien.

1. Mengkaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.

2. Menganjurkan pasien

menghindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur saat akan tidur.

3. Menganjurkan pasien

istirahat dan

S: Pasien mengatakan tidur mulai teratur

O: Pasien tidak gelisah

dan cemas berkurang, kantung

mata tidak ada, mata tidak merah. A: Masalah teratasi

(39)

13.30

14.00

mempertahankan tidur

4. Memodifikasi lingkungan sekitar pasien

5. Membantu pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas yang meningkatkan keterjagaan

dilanjutkan, tetap

memantau

kegiatan pasien

dan pola tidur

pasien.

1. Mengidentifikasi perasaan

cemas pasien

2. Mengidentifikasi penyebab

timbulnya kecemasan pasien

3. Mengidentifikasi kekuatan

mekanisme koping yang

dipakai pasien mengatasi

kecemasannya.

4. Bersama dengan keluarga

membantu pasien untuk

menangani cemas.

S : Pasien mengatakan

cemas berkurang

O : Pasien tidak gelisah

A: Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi

dilanjutkan, tetap

memantau emosi

(40)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam sistem (kimia atau fisika).

Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan

dalam metabolisme sel.

a. Hasil pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi pada Tn. S yaitu

ketidakadekuatan ventilasi akibat nyeri. Diagnosis yanng ditemui setelah pengkajian

adalah ketidakefektifan pola nafas (gangguan oksigenasi) berhubungan dengan

penurunan kapasitas pembawa oksigen .Rencana asuhan keperawatan dengan

gangguan oksigenasi pada Tn. S yaitu, kaji fungsi pernafasan, catat upaya pernafasan

misalnya ada pengguanaan otot bantu nafas. Implementasi asuhan keperawatan

dengan gangguan oksigenasi pada Tn. S yaitu, mengkaji fungsi pernafasan, mencatat

upaya pernafasan misalnya ada pengguanaan otot bantu nafas Evaluasi dengan

pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada Tn. S yaitu pasien mengatakan sesak

sedikit berkurang dan pasien tidak menggunakan nasal kanul lagi.

3.1Saran

a. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa

sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama

menempuh pendidikan, untuk menjadi bahan tambahan serta pengalaman dalam

(41)

b. Bagi Praktek Keperawatan

Hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berguna sebagai dasar mengembangkan ilmu

pengetahuan terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu masalah

kebutuhan dasar oksigenasi.

.

c. Bagi Penulis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi penulis

tentang kebutuhan dasar oksigenasi, sehingga penulis dapat memberikan asuhan

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Asmadi (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :Salemba Medika

Baradero, M (2005). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta : EGC

Doenges, M (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Mubarak, I, W (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC

Muttaqin, A (2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter , Perry (2005). Fundamental Keperawatan Edisi 4 dan 7. Jakarta : Salemba Medika

Ruhyanudin, F (2007). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler. Malang: UMM

(43)

LAMPIRAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/tgl Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

1. Selasa/

- Mengkaji tanda-tanda vital pasien:

• Suhu tubuh : 37o celcius

• Tekanan darah: 130/80 mmHg

• Nadi: 68x/i,

regular

• Pernafasan: 24x/i,

cepat

• Skala nyeri: 3 (ringan)

- Mengobservasi pola

pernafasan pasien.

- Mengobservasi

penyimpangan dada inspeksi penurunan

ekspansi atau ketidaksimetrisan

gerakan dada.

- Meninggikan kepala

tempat tidur atau membuat posisi pasien semi fowler(setengah duduk).

- Memberikan oksigen

sebanyak 4 liter/menit.

S:

Pasien mengatakan Sesak nafas berkurang.

O:

- Terpasang oksigen 4 liter/menit.

- Posisi semi fowler

- T: 37o celcius

- TD : 120/80 mmHg

- Nadi : 68x/i

- Pernafasan : 22x/i

- Tidak terdengar bunyi nafas tambahan

- Dada bergerak simetris.

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan:

− Memberikan terapi oksigen

− Memberi posisi yang nyaman kepada klien

− Observasi ketidaksimetrisan gerakan dada

(44)

-1.

Rabu/04-- Mengkaji tanda-tanda vital pasien:

• Suhu tubuh : 37o celcius

• Tekanan darah: 120/80 mmHg

• Nadi: 70x/i,

regular

• Pernafasan: 26x/i,

cepat

• Skala nyeri: 3

(ringan)

- Mengobservasi pola

pernafasan pasien.

- Mengobservasi

penyimpangan dada inspeksi penurunan

ekspansi atau ketidaksimetrisan

gerakan dada.

- Meninggikan kepala

tempat tidur atau membuat posisi pasien semi fowler(setengah duduk).

- Memberikan oksigen

sebanyak 2 liter/menit.

S:

Pasien mengatakan Sesak nafas berkurang.

O:

- Terpasang oksigen 2 liter/menit.

- Posisi semi fowler

- T: 37o celcius

- TD : 120/80 mmHg

- Nadi : 68x/i

- Pernafasan : 22x/i

- Tidak terdengar bunyi nafas tambahan

- Dada bergerak simetris.

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan:

− Memberikan terapi oksigen

− Memberi posisi yang nyaman kepada klien

(45)

1.

Kamis/05-- Mengkaji tanda-tanda vital pasien.

• Suhu tubuh : 37o celcius

• Tekanan darah: 130/80 mmHg

• Nadi: 68x/i,

regular

• Pernafasan: 24x/i,

cepat

• Skala nyeri: 3

(ringan)

- Mengobservasi pola

pernafasan pasien

- Mengobservasi

penyimpangan dada inspeksi penurunan

ekspansi atau ketidaksimetrisan

gerakan dada.

- Meninggikan kepala

tempat tidur atau membuat posisi pasien semi fowler(setengah duduk).

- Memberikan oksigen

sebanyak 2 liter/menit.

S:

Pasien mengatakan Sesak nafas berkurang.

O:

- Terpasang oksigen 2 liter/menit.

- Posisi semi fowler

- T: 37o celcius

- TD : 120/80 mmHg

- Nadi : 70x/i

- Pernafasan : 20x/i

- Tidak terdengar bunyi nafas tambahan

- Dada bergerak simetris.

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan:

− Memberikan terapi oksigen

− Memberi posisi yang nyaman kepada klien

Gambar

Gambaran diri :

Referensi

Dokumen terkait

Bourne, Pathogenesis of acy- clovir-resistant herpes simplex type 2 isolates in animal models of genital herpes: models for antiviral evalua- tions 47 , 159.. Bernstein, D.I.,

Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas yang diakuisisi, dan pengukuran atas seluruh jumlah tersebut telah ditelaah, dalam kasus pembelian dengan

[r]

Dihitung berdasarkan pada SNI 1726-2012.

Pada saat pengakuan awal, Pada saat pengukuran awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

ETABS, STAAD, MIDAS atau software lain... Integrity, Professionalism, &amp;

Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi- asumsi yang digunakan dalam estimasi nilai pakai dalam laporan keuangan konsolidasian adalah tepat dan wajar, namun demikian,

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui