i
IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAANDI NAGORI DOLOK
HATARAN KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN
SKRIPSI
OLEH
DEVI LESTARI
110903023
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
i KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalaamua’laikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun”. Skripsi ini diajukan sebagai sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) dari Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari telah menerima banyak
bimbingan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Seiring dengan rasa syukur yang tiada henti kehadirat ALLAH SWT, penulis mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. BapakDrs Rasudyn Ginting, M.Si. selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Hatta Ridho, S.SOS, M.SP selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing penulis sejak awal perkuliahan sampai pada penyelesaian skripsi ini. Yang mana dengan begitu banyaknya kesibukan, beliau masih bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan berupa nasihat maupun materi yang berguna dalam penulisan skripsi ini.
ii 5. Seluruh dosen di lingkungan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh jajaran staf di lingkungan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Kak Mega dan Kak Dian atas kelancaran dalam proses administrasi selama penulis menjalani perkuliahan.
7. Bapak Eko Syahputra, selaku Sekretaris Bagian TI/TB & Manajemen Resiko di Kantor PTPN III (Persero) Medan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi-informasi yang penulis butuhkan selama penelitian.
8. Seluruh staf pegawai PTPN III (Persero) Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian di PTPN III (Persero) Medan. 9. Secara khusus dan teristimewa kepada keluarga, terutama kedua orangtua yang telah
melahirkan dan membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang sehingga penulis sampai seperti ini, serta selalu memberikan dukungan dan doa yang selalu menjadi pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Begitu pula dengan kakak dan abang yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa.
iii 11.Terima kasih kepada sahabatku Bintang Erika Nasution dan kepada kak Sri asnani S.E, kakEvi MM,Ak, kak Fitrah S.TI, kak Mida SPd., kak Nazmi S.Edan Vera nisa yang selalu menemani hari-hariku dalam suka dan duka.
12.Sahabat-sahabat penulis yaitu Siti Aisyah Rangkuti, Sella Wilma, Usmul Safti Kartika, Suci Syahfitri, Ani Hasibuan, Devi Ariza, dan Uswatun Arifah terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebersamaan yang telah kita jalani selama 4 tahun ini. Penulis sangat beruntung memiliki sahabat-sahabat seperti kalian. Semoga semua diantara kita menjadi orang yang sukses nantinya. Amin Ya Allah.
13.Teman-teman seperjuangan Departemen Administrasi Negara 2011, terima kasih atas kerja sama dan tolong-menolongnya selama ini, baik dalam perkuliahan maupun dalam kegiatan organisasi. Salam sukses buat kita semua.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi serta menjalani pendidikan perkuliahan dari awal hingga akhir.
Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran begitu juga waktu dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Juli 2015
iv ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAANDI NAGORI DOLOK HATARAN
KECAMATANSIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN”.
Nama : Devi Lestari
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Hatta Ridho, S SOS, M SP
Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut menyelenggarakan kehidupan dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi, dan keadilan sosial.
Pemerintah menetapkan dua strategi pendekatan dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, yaitu: pertama, mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin; kedua, meningkatkan taraf hidup penduduk miskin melalui pengembangan usaha ekonomi produktif. Untuk mengimplementasikan kedua strategi tersebut, kebijakan yang sedang dan akan terus dilaksanakan senantiasa diarahkan pada upaya perluasan kerja,pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan perlindungan sosial bagi keluarga miskin.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri diharapkan dapat menjadi suatu sistem pembangunan yang memungkinan segala bentuk sumber daya pembangunan dapat diakses secara merata dan adil oleh seluruh pelaku dankomponen bangsaini. Tujuan dari PNPM Mandiri Perkotaan adalah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara nasional melalui pemberian bantuan modal untuk pengembangan kegiatan usaha produktif dan pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi perkotaan dengan tekanan pada partisipasi masyarakat, kegiatan usaha, sarana dan prasarana pengembangan kegiatan sosial ekonomi, serta kemampuan lembaga dan aparat ditingkat desa atau kecamatan dalam pemberdayaan masyarakat sedangkan secara khusus tujuan dari PNPM MP yaitu membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan atau desa peserta program mendapatkan manfaat dari peningkatan kondisi lingkungan dan tata kepemerintahan yang baik..
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah Untuk menggambarkan Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Nagoro Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun serta bagaimana kendala atau hambatan yang terjadi di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun dalam Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Dalam implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun ini yang yang telah berjalan kurang lebih enam tahun terakhir ini peneliti merasakan sudah baik dalam pelaksanaanya sesuai yang dilihat didalam masyarakat.
v
1.5.1 Kebijakan Publik... 7
1.5.2 Implementasi Kebijakan Publik... 9
1.5.3 PNPM Mandiri... 14
1.6 Defenisi Konsep... 37
1.7 Sistematika Penulisan... 38
BAB II METODE PENELITIAN...40
2.1 Bentuk Penelitian...40
2.2 Lokasi Penelitian...41
2.3 Informasi Penelitian...41
2.4 Teknik Pengumpulan Data...41
2.5 Teknik Analisis Data...43
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN...45
3.1 Sejarah Singkat PNPM...45
3.2 Visi dan Misi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat...48
3.3 Luas Wilayah dan Batas Wilayah Nagori Dolok Hataran...49
3.4 Struktur Pemerintahan Nagori Dolok Hataran...50
3.5 Potensi Wilayah Dolok Hataran...50
vi
BAB IV PENYAJIAN DATA...54
4.1 Identitas Informan...55
4.2 Penyajian Data Hasil Wawancara...56
4.2.1 Komunikasi...57
4.2.2 Sumber Daya...58
4.2.3 Disposisi...59
4.2.4 Struktur Birokrasi...60
4.2.5 Perubahan yang terjadi dimasyarakat ...62
4.2.6 Permasalahan dalam Kegiatan Pembangunan...62
BAB V ANALISIS DATA...64
5.1 Implementasi PNPM Mandiri...64
5.1.1 Komunikasi...65
5.1.2 Sumber Daya...67
5.1.3 Disposisi...69
5.1.4 Struktur Birokrasi...70
5.2 Analisis Hubungan Semua Variabel dengan Masing-Masing PNPM...71
BAB IV KESIMPILAN DAN SARAN...76
6.1 Kesimpulan...76
6.2 Saran...78
vii DAFTAR TABEL
viii DAFTAR GAMBAR
ix LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara...81
Lampiran 2 Berita Acara Pembentukan KSM di Dolok Hataran …...82
Lampiran 3 Usulan Kegiatan Pembangunan Jalan di DolokHataran... 83
Lampiran 4 Daftar calon Pekerja Proyek Pembangunan Jalan di DolokHataran... 84
Lampiran 5 Rencana Anggaran Biaya Swadaya Dan PNPM/BLM di DolokHataran...85
iv ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAANDI NAGORI DOLOK HATARAN
KECAMATANSIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN”.
Nama : Devi Lestari
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Hatta Ridho, S SOS, M SP
Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut menyelenggarakan kehidupan dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi, dan keadilan sosial.
Pemerintah menetapkan dua strategi pendekatan dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, yaitu: pertama, mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin; kedua, meningkatkan taraf hidup penduduk miskin melalui pengembangan usaha ekonomi produktif. Untuk mengimplementasikan kedua strategi tersebut, kebijakan yang sedang dan akan terus dilaksanakan senantiasa diarahkan pada upaya perluasan kerja,pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan perlindungan sosial bagi keluarga miskin.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri diharapkan dapat menjadi suatu sistem pembangunan yang memungkinan segala bentuk sumber daya pembangunan dapat diakses secara merata dan adil oleh seluruh pelaku dankomponen bangsaini. Tujuan dari PNPM Mandiri Perkotaan adalah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara nasional melalui pemberian bantuan modal untuk pengembangan kegiatan usaha produktif dan pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi perkotaan dengan tekanan pada partisipasi masyarakat, kegiatan usaha, sarana dan prasarana pengembangan kegiatan sosial ekonomi, serta kemampuan lembaga dan aparat ditingkat desa atau kecamatan dalam pemberdayaan masyarakat sedangkan secara khusus tujuan dari PNPM MP yaitu membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan atau desa peserta program mendapatkan manfaat dari peningkatan kondisi lingkungan dan tata kepemerintahan yang baik..
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah Untuk menggambarkan Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Nagoro Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun serta bagaimana kendala atau hambatan yang terjadi di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun dalam Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Dalam implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun ini yang yang telah berjalan kurang lebih enam tahun terakhir ini peneliti merasakan sudah baik dalam pelaksanaanya sesuai yang dilihat didalam masyarakat.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut menyelenggarakan kehidupan dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi, dan keadilan sosial.
Pemerintah menetapkan dua strategi pendekatan dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, yaitu: pertama, mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin; kedua, meningkatkan taraf hidup penduduk miskin melalui pengembangan usaha ekonomi produktif. Untuk mengimplementasikan kedua strategi tersebut, kebijakan yang sedang dan akan terus dilaksanakan senantiasa diarahkan pada upaya perluasan kerja,pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan perlindungan sosial bagi keluarga miskin.
Tujuan penanggulangan kemiskinan dalam jangka panjang adalah mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap dan progresif agar dapat menjalani kehidupan yang bermartabat dan menurunkan jumlah penduduk miskin.hal ini sejalan dengan Pembukaan Undang-Undang 1945 dan komitmen dalam mendukung pencapaian TujuanPembangunan Milenium(Millenium
Development Goal atau MDGs).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan di indonesia pada tahun 2014 berkurang 0,32 juta jiwa dari 28,60 juta jiwa di banding dengan pada tahun 2013 sekitar 28,28 juta jiwa.
2 (PPKT), kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor Keluarga Berencana (UPPKA KB), Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4NK), dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang semuanya diarahkan untuk memberdayakan masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan.
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai suatu kebijakan yang ditujukan untuk memberdayakan masyarakat miskin sebagai kelanjutan inpres Desa Tertinggal yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan masyakat perkotaan, meningkatkan kinerja pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.secara khusus Program Pengembangan Kecamatan (PPK) di rancang untuk meningkatkan keterpaduan pengembangan usaha produktif melalui pemberian modal usaha maupun pembangunan sarana dan prasarana.
Program ini terus dilakukan oleh pemerintah pada 1 september 2006 Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dirubah menjadi Program Nasonal Pemberdayaan Masyarakat dan terakhir pada tanggal 30 April 2007 disempurnakan menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). PNPM Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Perkotaan untuk masyarakat daerah Kabupaten, PNPM Mandiri Perkotaan untuk masyarakat daerah Kota, PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khusus, PNPM Mandiri Infrastruktur Perkotaan dan PNPM Mandiri Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah.
3 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri diharapkan dapat menjadi suatu sistem pembangunan yang memungkinan segala bentuk sumber daya pembangunan dapat diakses secara merata dan adil oleh seluruh pelaku dankomponen bangsaini. Tujuan dari PNPM Mandiri Perkotaan adalah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara nasional melalui pemberian bantuan modal untuk pengembangan kegiatan usaha produktif dan pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi perkotaan dengan tekanan pada partisipasi masyarakat, kegiatan usaha, sarana dan prasarana pengembangan kegiatan sosial ekonomi, serta kemampuan lembaga dan aparat ditingkat desa atau kecamatan dalam pemberdayaan masyarakat sedangkan secara khusus tujuan dari PNPM MP yaitu membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan atau desa peserta program mendapatkan manfaat dari peningkatan kondisi lingkungan dan tata kepemerintahan yang baik.
PNPM Mandiri perkotaan telah menjadi bagian dari tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan telah melaksanaka berbagai kegiatan pembangunan fisik dan non fisik dan telah melibatkan hampir seluruh masyarakat. PNPM Mandiri perkotaan menekankan pada strategi pembangunan bottom up yakni masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan, dengan strategi ini masyarakat menjadimotor utama pembangunan, PNPM Mandiri perkotaan memiliki proses yang cukup baik dilihat dari pelaksanaan kegiata yang sesuai dengan agenda yang direncanakan baik dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, kegiatan lingkungan fisik.
4 kegiatan sosial sedangkan kegiatan ekonomi tidak berjalan lagi dikarenakan masyarakat yang telah meminjam uang tidak dapat mengembalikan uang yang telah dipinjam tersebut.
Adapun kegiatan lingkungan seperti membangun jembatan, membangun parit, memperbaiki jalan yang rusak dan kegiatan sosial seperti memberikan bantuann atau sumbangan berupa dana, bahan pokok kepada masyarakat miskin yang membutuhkannya, pengetahuan warga seperti pengajian ibu-ibu dan posyandu yang sampai saat ini masih berjalan dengan baik.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul “ Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) di Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun
1.2Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ Bagaimana proses implementasi program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan di Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun”.
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menggambarkan Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Nagoro Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.. b. Untuk mengetahui bagaimana kendala atau hambatan yang terjadi di Kecamatan Siantar
5 1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini antara lain: a. Manfaat secara ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan pengembangan kemampuan menulis berdasarkan kajian teoriyang diperoleh dari Ilmu Administarsi Negara.
b. Manfaat secara praktis
Hasil dari penelitian ini diharapakn akan memberikan masukan pada pihak-pihak berkepentingan untuk mengambil keputusan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaaan di Nagori Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
1.5 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat-pendapat, teori, thesis mengenai situasi kasus ataupun permasalahan dan merupakan masukan eksternal bagi peneliti.
1.5.1 Kebijakan Publik
1.5.1.1 Pengertian Kebijakan Publik
Istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya dengan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan pemerintah serta perilaku Negara, pada umumnya atau seringkali diberikan makna sebagai tindakan politik. Menurut Easton (1969), Kebijakan publik diartikan sebagai pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat.
isu-6 isu dan persoalan -persoalan tersebut disusun dan didefenisikan dan bagaimana semua itu diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda politik
Menurut james E. Anderson, kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu, sebaliknya David Easton walau tidak dianggap sebagai karya utama kebijakan publik telah memberikan kontribusi penting bagi pembentukan pendekatan kebijakan.
Dengan ini, bentuk perhatian terhadap kebijakan publik benar-benar mengandung manfaat yang paling besar terhadap masyarakat. Artinya dengan mengenali rakyatnya berarti pemerintah sangat sadar benar atas apa yang di butuhkan oleh rakyatnya.
1.5.1.2 Tahapan Kebijakan Publik
Kebijakan publik memiliki tahapan yang cukup kompleks karena memiliki banyak proses dan variabel. Menurut William Dunn (1998), tahap-tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut:
a.Penyusunan Agenda (Agenda Setting)
Kelompok masyarakat seperti partai politi, organisasi masyarakat, atau pun kelompok lainnya yang menyuarakan isu mereka kepada pemerintah. Isu yang di sampaikan kepada mereka bersaing untuk dapat masuk kedalam agenda kebijakan. Mereka yang membuat kebijakan akan memilih isu yang akan mereka angkat dan isu yang lain ada yang tidak tersentuh sekalipun dan sebagian lagi akan didiamkan dalam waktu yang cukup lama.
b. Formulasi Kebijakan (Folicy Formulation)
7 Pada analisis ini kebijakan publik menerapkan beberapa teknik untuk menyimpulkan bahwa sebuah pilihan yang terbaik dari kebijakan merupakan pilihan yang terbaik untuk kebijakan yang lain.
c. Adopsi Kebijakan (Policy Adoption)
Tahap adopsi merupakan tahapa untuk menentukan pilihankebijakanmelalui dukungan atau pelaku yang terlibat, dukungan yang seperti dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.
d. Implementasi Kebijakan (Policy Implementation)
Pada tahapan ini, kebikjakan yang sudah di adopsi kemudian dirangkum melalui program-program yang harus diimplementasikan yang dilaksanakan oleh badan administrasi maupun agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil akan dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansialdan manusia dan juga berbagai kepentingan akan bersaing. e. Evaluasi Kebijakan (Policy Evaluation)
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi dan mengetahui apakah proses implementasinya sesuai dengan apa yang telah tentukan dan direncanakan untuk melihat sejauh mana kebijakan yang telah mampu memecahkan masalah dan kritik terhapan nilai-nilai yang mendasari kebijakan.
1.5.2Implementasi Kebijakan Publik
1.5.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
8 sasaran kebijakan-kebijakan dan apabila hal ini tidak di sertai dengan pengawasan maka akan menimbulkan kesalahan dan kekeliruan.
Edward III (1980:2), berpendapat bahwa implementasi kebijakan dapat mencakup kesimpulan dan tindakan yang luas, yaitu menetapkan dan mengimplementasikan intruksi-intruksi, menentukan dana pinjaman, menyerahkan bantuan, menyetujui perjanjian, mengumpulkan data, menyerahkan informasi, menganalisa masalah-masalah, mengangkat dan mengkaji, membentuk unit-unit organisasi, merencanakan masa yang akan datang dengan bermusyawarah dengan rakyat, dengan kelompok-kelompok kepentingan, dengan komisi legislatif bahkan dengan negara lain.
Van Meter dan Van Horn (1975), mendefenisikan implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu, pejabat, kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.
Dari beberapa defenisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu:
1. Adanya tujuan dan sarana kebijakan
2. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan 3. Adanya hasilnya kegiatan
9 1.5.2.2 Model-Model Implementasi Kebijakan
A. Model Van Meter dan Van Horn (1975)
Model pendekatan implementasi kebijakan yang dirumuskanVan Meter dan Van Horn, model ini menjelaskan bahwa dipengaruhi oleh beberapa variabel yang saling berkaitan, variabel-variabel tersebut yaitu:
1. Standart dan sasaran kebijakan 2. Sumber daya
3. Karakteristik organisasi pelaksana 4. Sikap para pelaksana
5. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan 6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik
B. Model MerileeGrindle (1980)
MerileeGrindle (1980), memberikan pemahaman bahwa studi implementasi kebijakan ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Grindle juga menyatakan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut. Keunikan model Grindle terletak pada pemahaman yang konteks kebijakan kebijakan yang menyangkut implementor, penerima implementasi dan arena konflik yang mungkin terjadi serta umberaya yang akan diperukan selama proses implementasi. Secara konsep dijelaskan bahwa keberhasilan proses implementasi kebijakan sampai kepada tercapainya hasil tergantung kepada kegitan program yang telah dirancang dan pembiayaan yang cukup, selain dipengaruhi oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Isi kebijakan yang dimaksud meliputi:
10 3.Derajat perubahan yang diinginkan
4.Status pembuat kepurusan 5.Pelaksanaan program 6.Serta sumber yang tersedia
C. Model Mazmanian dan Sabatier (1983)
Menyatakan bahwa studi implementasi kebijakan publik adalah upaya melaksanakan keputusan kebijakan. Model ini disebut sebagai kerangka analisis implementasi.Mazmanian dan Sabatier mengklasifikasikan proses implementasi kebijakan kedalam tiga variabel, yaitu:
1. Karakteristik dari masalah, indikatornya adalah:
a) Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan b) Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran
c) Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi d) Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan 2. Karakteristik kebijakan, indikatornya adalah
a) Kejelasan isi kebijakan
b) Besar alokasi sumberdaya finansial terhadap kebijakan tersebut c) Tingkat komitmen aparat terhadap kebijakan
d) Konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksanaan 3. Variabel lingkungan, indikatornya yaitu
a) Sikap dari kelompok pemilih
b) Dukungan publik terhadap suatu kebijakan
11 Menurut George Edward III, menegaskan bahwa masalah utama administrasi publik adalah lack of attention to implementation. Edward menyarankan untuk memperhatikan empat isu pokok agar implementasi kebijakan menjadi efektif yaitu:
a) Komunikasi, berkenaan dengan ini, bagaimana kebijakan dikomunikasikan pada organisasi atau pubik, ketersediaan sumberdaya untuk melaksanakan kebijakan, sikap dan tanggap dari pihak yang terlibat dan bagaimana struktur organisasi pelaksanaan kebijakan.
b) Sumberdaya, dengan ini, ketersediaan sumberdaya pendukung, khususnya sumberdaya manusia, hal ini berkenaan dengan kecakapan pelaksanaan yang secara efektif.
c) Disposisi, berkenaan dengan kesediaan dari para implementor untuk carry out kebijakan publik tersebut, kecakapan saja tidak mencukupi tanpa kesediaan dan komitmen untuk melaksanakan kebijakan.
d) Struktur Birokrasi, organisasi birokrasi yang menjadi penyelenggara implementasi kebijakan publik. Di indonesia sering terjadi inefektivitas implementasi kebijakan karena kurangnya koordinasi dan kerja sama diantara lembaga-lembaga negara atau pemerintah.
1.5.3Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
1.5.3.1 Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
12 (Klaster 2) adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk memperbaiki stabilitas sosial, membuka lapangan kerja, memperbaikitata pemerintahan daerah dan mencip menciptakan aset untuk kelompok miskin. Program-program penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dicirikan dengan: a) menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat; b) melakukan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat; dan c) kegiatan program dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat.
13 Gambar Struktur Kelembagaan PNPM Mandiri
14 a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik yang bersumber
dari Rupiahv Murni maupun dari pinjaman/hibah;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, terutama untukvmendukung penyediaan dana pendamping bagi kabupaten dengan kapasitas fiscal rendah;
c. APBD Kabupaten/Kota sebagai dana pendamping, dengan ketentuan minimal 20 (dua puluh) persen bagi kabupaten/kota dengan kapasitas fiskal rendah dan minimal 50 (lima puluh) persen bagi kabupaten/kota dengan kapasitas fiskal menengah ke atas dari total BLM di kabupaten/kota;
d. Kontribusi swasta sebagai perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility);
e. Swadaya masyarakat (asosiasi profesi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan individu/kelompok peduli lainnya).
PNPM Mandiri dapat dikategorikan atas :
15 2. PNPM Penguatan : terdiri dari program-program pemberdayaan
masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait dengan capaian tertentu. Termasuk dalam PNPM penguatan adalah PNPM Peningkatan Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP), PNPM Kelautan dan Perikanan (KP), PNPM Pariwisata, PNPM Generasi, PNPM Green Kecamatan Development
Program (G-KDP), PNPM Neigbourhood Development (ND), PNPM
Perumahan dan Permukiman.
3. Berdasarkan Jumlah Program yang Tergabung Dalam PNPM Mandiri : PNPM Mandiri terdiri dari 12 (duabelas) program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat sebagaimana Tabel
dibawah ini:
Tabel 1.1Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat/PNPM Mandiri dan Penerima Manfaatnya
No Program Sasaran
1 PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok Masyarakat Perkotaan
2 PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok
MasyarakatPerkotaan
3
PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus (Berakhir Tahun 2012)
Kelompok Masyarakat Pedalaman, Tertinggal dan Khusus (Bencana, Konflik dll)
4 Rural Infrastructur Support(RIS PNPM)
Kelompok Masyarakat Perkotaan
5 PNPM Pembangunan
16 Wilayah (PISEW) Perkotaan
6 8 PNPM Pariwisata Kelompok Masyarakat
Perkotaan Potensial 9 PNPM Generasi Kelompok Masyarakat
Perkotaan
11 PNPM Neigbourhood Development (ND)
elompok Masyarakat Perkotaan
12 PNPM Perumahan dan Permukiman
Masyarakat Perkotaan da Perkotaan
1.5.3.2 Prinsip-prinsip Dasar PNPM Mandiri
PNPM Mandiri menekankan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
1.Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.
17 3.Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
4.Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royomg menjalankan pembangunan.
5.Demokrasi. Setiap pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
6.Transparan dan akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka
1.5.3.3 Dasar Hukum PNPM Mandiri
Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasan konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan idiil Pancasila, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan PNPM Mandiri yang akan disusun kemudian. Peraturan perundang-undangan khususnya terkait sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pemerintahan,Dasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang digunakan adalah:
a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa.
18 d. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan.
2. Sistem Perencanaan, Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait adalah:
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN).
b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025.
c. Peraturan Presiden Nomor. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009.
d. Peraturan Pemerintah Nomor. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional.
f. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional.
3. Sistem Keuangan Negara, Dasar peraturan perundangan sistem keuangan negara adalah:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
19 c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4597);
f. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barang/jasa Pemerintah;
g. Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor.005/MPPN/06/2006 tentang Tata
cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari
Pinjaman/Hibah Luar Negeri;
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2006 tentang Tata Cara
Pemberian Hibah kepada Daerah;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
1.5.3.4 Tujuan PNPM Mandiri 1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.
20 a) Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat
miskin,kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusandan pengelolaan pembangunan.
b) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak atas masyarakat miskin.
c) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
d) Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal
e) Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulngi kemiskinan diwilayahnya.
f) meningkatnya sinergi msyatakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat,dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
1.5.3.5 Ruang Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri
Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat meliputi:
1. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan
21 2. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar
perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini;
3. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang
bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs;
4. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran
kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta
penerapan tata kepemerintahan yang baik.
1.5.3.6 Program
Dalam melakukan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang berkeseimbangan, dapat dilakukan melalui penetapan sebuah program atau proyek pembangunan yang rumusannya dilakukan melalui perencanaan program.
Program dapat di rumuskan sebagai perangkat kegiatan yang saling bergantung dan diarahkan pada satu atau beberapa tujuan khusus,penyusunan program dalam proses perencanaan sosial mencakup keputusan tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam proses perumusan program Suharto (2005:71) ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan yaitu:
1.Identifikasi program alternatif adalah penyusunan program yang merupakan tahap yang membutuhkan kreatifitas, karenanya sebelum satu program dipilih ada baiknya jika didentifikasikan beberapa program alternatifnya.
22 3.Penentu biaya adalah informasi tentang biaya mencakup keseluruhan biaya
program maupun biaya perhasil.
4.Kriteria pemilihan program adalah setelah program-program alternatif diidentifikasikan, maka harus dilakukan pemilihan diantara mereka. Pemilihan dapat dilakukan atas dasar rasional, bersandar pada kriteria tertentu. Kriteria yang tergolong rasional adalah menyangkut pentingnya efisiensi, efektivitas, keadilan dan hal-hal tertentu.
Rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui komponen program sebagai berikut:
1. Pengembangan Masyarakat: Komponen pengembangan masyarakat mencakup
serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian
masyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan
masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumberdaya,
pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang telah dicapai.Untuk mendukung
rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran
masyarakat, pengembangan relawan, dan operasional pendampingan masyarakat;
dan fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi.
2. Peran fasilitator terutama pada saat awal pemberdayaan, sedangkan relawan
masyarakat adalah yang utama sebagai motor penggerak masyarakat di
wilayahnya.
3. Bantuan Langsung Masyarakat: Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat
untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin.Peningkatan
Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal. Komponen peningkatan kapasitas
23 kapasitas pemerintah daerah dan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agar
mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi
masyarakat terutama kelompok miskin dalam menyelenggarakan hidupnya secara
layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan,
lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif, dan sebagainya.
4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program
Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi
kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli lainnya
dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen,
pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program.
24 1. Efisiensi diwujudkan dalam bentuk mencari dan membandingkan harga barang/jasa
untuk kualitas yang sama/setara, serta memilih harga yang terendah sesuai kebutuhan.Untuk mendapatkan harga yang terendah, masyarakat dapat melakukan pengadaan langsung kepada sumber penghasil barang/jasa, seperti pabrikan atau distributor/agen resmi atau pangkalan pasir/batu (dalam hal kegiatan fisik), dan sedapat mungkin menghindari pengadaan barang/jasa melalui perantara yang tidak memberikan nilai tambah.
2. Efektivitas diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang/jasa oleh masyarakat harus dilakukan secara tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat waktu, dan tepat pemanfaatan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan.
3. Keterbukaan diwujudkan dalam bentuk publikasi sekurang-kurangnya pada papan pengumuman di lokasi pelaksanaan kegiatan yang mudah dilihat dan di secretariat pelaksana kegiatan dengan mencantumkan jenis kegiatan, besaran dana, penyedia barang/jasa di atas Rp 50 juta, waktu pelaksanaan, dan penanggungjawab kegiatan sehingga memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengetahui, memonitor, dan mengontrol pelaksanaan kegiatan.
4. Keadilan diwujudkan dalam bentuk partisipasi setiap komponen masyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari hasil kegiatan tersebut.
25 Pemantauan dan pengawasan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul. Untuk mendukung pengendalian pelaksanaan PNPM Mandiri, sistem pemantauan dan pengawasan yang dilakukan meliputi:
a. Pemantauan dan pemeriksaan partisipatif oleh masyarakat – Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pemeriksaan dari mulai perencanaan partisipatif tingkat desa hingga kabupaten/kota dan pelaksanaan PNPM Mandiri.
b. Pemantauan dan pemeriksaan oleh Pemerintah – Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang dan bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan PNPM Mandiri dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan sesuai dengan tujuan program.
c. Pemantauan dan pengawasan oleh Konsultan dan Fasilitator – Pemantauan dan pengawasan oleh konsultan akan dilakukan secara berjenjang dari tingkat nasional, regional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. Kegiatan ini dilakukan secara rutin dengan memanfaatkan sistem informasi pengelolaan program dan kunjungan rutin ke lokasi program. Pengawasan melekat juga dilakukan oleh fasilitator dalam setiap tahapan pengelolaan program dengan maksud agar perbaikan dan penyesuaian pelaksanaan program dapat dilakukan dengan segera.
d. Pemantauan independen oleh berbagai pihak lainnya – PNPM Mandiri membuka kesempatan bagi berbagai pihak, antara lain, LSM, universitas, wartawan yang ingin melakukan pemantauan secara independen terhadap PNPM Mandiri dan melaporkan temuannya kepada proyek atau instansi terkait yang berwenang.
26 audit milik pemerintah akan melakukan pemeriksaan secara rutin di beberapa lokasi yang dipilih secara acak. Mekanisme pemantauan lebih lanjut akan diatur dalam pedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri.
Evaluasi program bertujuan untuk menilai kinerja pelaksanaan, manfaat, dampak, dan
keberlanjutan kegiatan yang dilaksanakan dalam kerangka PNPM Mandiri terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan evaluasi dilakukan secara rutin dan berkala, baik
oleh pengelola program maupun pihak independen seperti antara lain LSM, perguruan tinggi,
lembaga penelitian, dan sebagainya. Kegiatan evaluasi ini perlu disusun secara sistematis,
obyektif, dan transparan.Kegiatan evaluasi dilakukan berdasarkan laporan, hasil pengawasan,
dan pengaduan dari berbagai pihak. Mekanisme evaluasi lebih lanjut akan diatur dalam
pedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri.
1.5.3.7 Latar Belakang PNPM Mandiri Perkotaan
PNPM Mandiri Perkotaan adalah bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk memberdayakan masyarakat perkotaan dengan menanggulangi masalah kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. PNPM Mandiri perkotaan merupakan koreksi terhadap sistem pembangunan terdahulu yang pada umumnya bersifat sentralistik. PNPM Mandiri Perkotaan diharapkan dapat menjadi suatu sistem pembangunan yang memungkinkan segala bentuk sumberdaya pembangunan dapat diakses secara merata dan adil oleh seluruh pelaku.
27 Dalam mewujudkan visi tersebut di atas, misi PNPM Mandiri Perkotaan adalah memberdayakan masyarakat perkotaan dalam rangka menanggulangi permasalahan kemiskinan melalui:
1. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya 2. Kelembagaan sistem pembangunan partisipasif
3. Pengoptimalan fungsi dan peran pemerintah local
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dasar masyarakat. 5. Pengembangan kemitraan dalam pembangunan.
1.5.3.8 Cara Kerja PNPM Mandiri Perkotaan
PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan melalui upaya-upaya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat di wilayah perkotaan melalui tahapan-tahapan kegiatan berikut:
1. Sosialisasi dan penyebaran informasi program. Baik secara langsung melalui fórum-forum pertemuan maupun dengan mengembangkan/ memanfaatkan media/ saluran informasi masyarakat di berbagai tingkat pemerintahan
28 3. Perencanaan Partisipatif di Tingkat Dusun, Desa dan Kecamatan. Masyarakat memilih Fasilitator Desa atau Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) --satu laki–laki, satu perempuan-- untuk mendampingi proses sosialisasi dan perencanaan. KPMD ini kemudian mendapat peningkatan kapasitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengatur pertemuan kelompok, termasuk pertemuan khusus perempuan, untuk melakukan penggalian gagasan berdasarkan potensi sumberdaya alam dan manusia di desa masing-masing, untuk Menggagas Masa Depan Desa. Masyarakat kemudian bersama-sama membahas kebutuhan dan prioritas pembangunan di desa dan bermusyawarah untuk menentukan pilihan jenis kegiatan pembangunan yang prioritas untuk didanai. PNPM Mandiri Perkotaan sendiri menyediakan tenaga konsultan pemberdayaan dan teknis di tingkat kecamatan dan kabupaten guna memfasilitasi/ membantu upaya sosialisasi, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Usulan/ gagasan dari masayarakat akan menjadi bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)
29 akan menjadi bahan kajian dalam Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
5. Masyarakat Melaksanakan Kegiatan Mereka. Dalam forum musyawarah, masyarakat memilih anggotanya sendiri untuk menjadi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di setiap desa untuk mengelola kegiatan yang diusulkan desa yang bersangkutan dan mendapat prioritas pendanaan program. Fasilitator Teknis PNPM Mandiri Perkotaan akan mendampingi TPK dalam mendisain sarana/ prasarana (bila usulan yang didanai berupa pembangunan infrastruktur perkotaan), penganggaran kegiatan, verifikasi mutu dan supervisi. Para pekerja yang terlibat dalam pembangunan sarana/ prasarana tersebut berasal dari warga desa penerima manfaat
6. Akuntabilitas dan Laporan Perkembangan. Selama pelaksanaan kegiatan, TPK harus memberikan laporan perkembangan kegiatan minimal dua kali dalam pertemuan terbuka desa, yakni sebelum program mencairkan dana tahap berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan serah terima kegiatan kepada desa, serta badan operasional dan pemeliharaan kegiatan atau Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3).
1.6 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang di gunakan untuk menggambarkan secara abstrak, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun (2006:33).
Agar mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang akan diteliti, maka penulis mencoba mengemukakan defenisi dari berbagai konsep yang digunakan, yaitu:
31 BAB II
METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan dan mencoba menganalisis untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang di peroleh (Danin Sudirman, 2002). Pada pendekatankualitatif ini menekankan pada prosesnya menyimpulkan hubungan masalah-masalah penelitian yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Dalam penelitian ini, bentuk penelitian yang digunakanyaitu pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara secara mendalam. Peneliti memilih penelitian ini karena karena bersifat menyeluruh, dinamis, dan menggeneralisasi. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian yang melihat bagaimana implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, yang merupakan fenomena sosial yang memerlukan informasi secara mendalam dan menyeluruh dari masing-masing informas kunci maupun utama agar terlihat jelas apa yang sebenarnya terjadi dilapanagn.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Dolok Hataran, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
32 Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Menurut Bagong Suyanto(2005), informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:
1.Informan Kunci merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Sebagai informan kunci adalah Kepala Desa Dolok Hataran.
2.Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama adalah masyarakat yang terlibat dan menjadi anggotanya.
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara, yaitu:
1.Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara:
a) Metode observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, kemudian melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ditemukan dilapangan terkait dengan implementasi PNPM Mandiri Perkotaan. b) Metode wawancara, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data
33 melalui pertanyaan secara lisan kepada informan sehubungan dengan implementasi PNPM Mandiri Perkotaan.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan-bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:
a) Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumenyang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang berkait dengan objek penelitian.
b) Objek kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah dan pendapat para ahliyang berkompetensi, serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
2.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Menurut Moleong (2006), teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menelaah dan menyusunnya dalam satuan-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkan dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisis data, yaitu:
1.Reduksi Data
34 gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalm bentuk teks yang bersifat naratif, bagan, dan dalam bentuk tabel.
3. Penarikan Kesimpulan
35 BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat MandiriPerkotaan (PNPM MP)
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dimulai pada tahun 1993 sampai 1994, Program ini merupakan manivestari dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1993 tentang program IDT (Inpres Desa Tertinggal. Ditinjau dari aspek historis, PNPM Mandiri diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dan program ini merupakan scaling up (pengembangan yang lebih luas) dari program-program penanggulangan kemiskinan pada era-era sebelumnya. PNPM Mandiri digagas untuk menjadi payung (koordinasi) dari puluhan program penanggulangan kemiskinan dari berbagai departemen yang ada pada saat itu, khususnya yang menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat (community
development) sebagai pendekatanoperasionalnya.
36 Tujuan dari PNPM Mandiri Perkotaan adalah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara nasional melalui pemberian bantuan modal untuk pengembangan kegiatan usaha produktif dan pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi perkotaan dengan tekanan pada partisipasi masyarakat, kegiatan usaha, sarana dan prasarana pengembangan kegiatan sosial ekonomi, serta kemampuan lembaga dan aparat ditingkat desa atau kecamatan dalam pemberdayaan masyarakat sedangkan secara khusus tujuan dari PNPM MP yaitu membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan atau desa peserta program mendapatkan manfaat dari peningkatan kondisi lingkungan dan tata kepemerintahan yang baik.
Pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan di simalungun ini pada tahun 2008 pertengahan dan pada tahun 2015 program nasional pemberdayaan masyarakat berubah menjadi program peningkatan kualitas pemukiman. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perkotaan di Dolok Hataran Kecamatan Siantar kabupaten simalungun ini memiliki tiga (3) kegiatan yaitu kegiatan ekonomi, kegiatan lingkungan dan kegiatan sosial namun dalam pelaksanaannya di masyarakat yang berjalan dengan baik dan tetap bertahan yaitu kegiatan lingkungan dan kegiatan sosial sedangkan kegiatan ekonomi tidak berjalan lagi dikarenakan masyarakat yang telah meminjam uang tidak dapat mengembalikan uang yang telah dipinjam tersebut.
Adapun kegiatan lingkungan seperti membangun jembatan, membangun parit, memperbaiki jalan yang rusak dan kegiatan sosial seperti memberikan bantuann atau sumbangan berupa dana, bahan pokok kepada masyarakat miskin yang membutuhkannya, pengetahuan warga seperti pengajian ibu-ibu dan posyandu yang sampai saat ini masih berjalan dengan baik.
37 yang diartikan sebagai tiga tahapan prosespemberdayaan yaitu tahap pembelajaran,
kemandirian dan keberlanjutan.
Penggunaan warna pada logo PNPM Mandiri mengandung arti sebagai berikut
1. Biru laut melambangkan pelayanan publik 2. Hijau daun melambangkan kesejahteraan, dan 3. Orange keemasan melambangkan kemuliaan.
Secara keseluruhan warna-warna pada logo mengandung arti bahwa dengan pelayanan publik yang baik akan tercipta kesejahteraan yang pada akhirnya menuju kepada kemuliaan (melalui peningkatan harkat, martabat, dan derajat manusia).
Tulisan PNPM Mandiri juga mengandung arti bahwa program ini dirancang secara nasional sebagai upaya pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian. Logo PNPM Mandiri dapat digunakan oleh berbagai pihak yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dan sejalan dengan PNPM Mandiri.
1.2Visi dan Misi
VISI
38 MISI
1. Menciptakan lingkungan yang sehat
2. Meningkatkan perekonomian masyarakat
3. Membina kerukunan dan kepedulian sesama warga
4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Masyarakat
5. Menciptakan kesempatan kerja
6. Meningkatkan kualitas pendidikan
3.3 Luas Wilayah dengan Batas Wilayah pada Desa Dolok Hataran.
Nagori Dolok Hataran memiliki Luas Wilayah seluas 400,580 ha. Yang terdiri dari 6 huta atau dusun. Nagori ini berbatasan dengan Sebalah Utara dengan batas wilayah PTPN III Bangun, Sebelah Selatan dengan batas wilayah Sungai Bah Bolon PTPN IV Bah Jambi, Sebelah Barat dengan batas wilayah Nagori Sejahtera, Sebelah Timur dengan batas wilayah Kecamatan Tanah Jawa.
39 GAMOT HUTA
MELATI
GAMOT HUTA
MAWAR
3.4 Struktur Pemerintahan di Nagori Dolok Hataran, dapat dilihat gambar berikut ini :
3.5 Potensi Wilayah
Nagori Dolok Hataran terdiri dari 5 Huta yakni : Huta Sidauruk (Gamot/Kepala Lingkungan : Buyung Usman ), Huta Batu 8 (Gamot/Kepala Lingkungan : Deni Iswandi), dan Huta Sidodadi (Gamot/Kepala Lingkungan : Bapak Manan) dan Huta batu 7 (Gamot/Kepala Lingkungan : Bapak Arif Adi Wijaya) dan Huta Batu 6 (Gamot/Kepala Lingkungan : Bapak Haposan Raja Guguk).
1. Sarana dan prasarana transportasi
Yang ada di nagori ini cukup baik, dimana sebagian besar jalan sudah diperkeras dan sebagian kecil masih merupakan jalan tanah. Intensitas angkutan umum yang masuk ke nagori ini cukup baik.
P A N G U L U S I ANTAR ESTATE MAUJANA NAGORI
SEKRETARIS
KAUR
PEMERINTAHAN
KAUR
PEMBANGUNAN
GAMOT HUTA
ANGGREK
KAUR
40 2. Sarana pendidikan
Di Nagori Dolok Hataran tidak tepat berada di tengah-tengah Nagori Dolok Hataran, letaknya di luar nagori tapi dekat ke pemukiman warga yaitu jalan Asahan. Sarana Pendidikan tersebut terdiri dari 1 (satu) Sekolah Dasar Madrasyah, 1 (satu) Sekolah Menengah Pertama Madrasyah dan 1 (satu) Sekolah Menegah Atas Madrasyah. Ini berarti akses masyarakat untuk menempuh pendidikan cukup mudah (dari sisi jarak tempuh).
3. Sarana Kesehatan
Di Nagori ini terdapat dua orang Bidan desa, 1 puskesmas pembantu dan 3 posyandu di setiap huta nya. Sarana beribadah di Nagori Dolok Hataran terdiri dari mesjid dan gereja. Untuk melaksanakan ibadah secara massal baik bagi masyarakat muslim maupun nasrani mudah dilaksanakan karena jarak tidak jauh dari permukiman warga. 3.6 Gambaran Umum pelaksanaan Kegiatan Pembangunan PNPM Mandiri- Perkotaan di Dolok
Hataran Kecamatan Siantar
Program kegiatan pembangunan PNPM Mandiri Perkotaan di Dolok Hataran Kecamatan Siantar
sudah berlangsung sejak awal tahun 2007 yang di perkenalkan oleh Fasilitator Kelurahan. Program ini
dikelola oleh masyarakatsendiri maka dibentuklah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
Pembentukan BKM dilakukan melalui Rembug dalam 2 (dua) tahapan yaitu pemilihan anggota
BKM tingkat Basis dan pemilihan anggota BKM tingkat Kelurahan yang dilaksanakan setelah
pemilihan di tingkat basis. Pemilihan tingkat Nagori dilaksanakan pada tanggal tanggal sepuluh bulan
Desember tahun dua ribu dua belas, dilaksanakan melalui voting tertutup memilih 9 anggota BKM.
Tabel 3.1
Nama-nama Anggota BKM
No NamaAnggota BKM L/P Jabatan
41 2 Syamsul bahri Nainggolan L Anggota BKM
3 Mushab Sitanggang L Anggota BKM
4 Makmur Hanuddin S L Anggota BKM
5 Buyung Usman L Anggota BKM
6 Arif Adi Wijaya L Anggota BKM
7 Supriadi L Anggota BKM
8 Wawan L Anggota BKM
9 Jumiran L Anggota BKM
Dalam melaksanakan peran dan fungsinya BKM dilengkapi dengan Sekretariat, UP-UP yaitu terdri dar 1 orang UPK ( Unit pengelola Keuangan) UPL ( Unit pengelolah lingkungan ) dan UPS ( unt pengelolah Sosial dan BadanPengawas Keuangan BKM KARYA
BERSAMA untuk periodetahun 2012 s/d tahun 2015.
Selanjutnya BKM memfasilitasi Rembug Penyepakatan dan Penetapan Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) untuk jangka waktu 3 tahun dan Rencana Tahunan Program Penanggulangan Kemiskinan (Renta Pronangkis) untuk jangka waktu satu tahun. Adapun PJM Pronangkis disepakati pada tanggal 20 bulan desember tahun 2012.
43 BAB IV
PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis akan menyajikan data-data dari hasil pengamatan dan penelitian yang diperoleh melalui proses wawancara tentang Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh melalui metode wawancara mendalam dengan informan, data-data tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan dari informan mengenai permasalahan yang diteliti.
Penyajian data identitas informan adalah bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam mengadakan analisis penelitian nantinya, informan dalam penelitian ini terdiri dari dua katagori yaitu informan kunci dan informan utama. Setelah penulis kelapangan diperoleh informan sebagai berikut:
1. informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang di perlukan yaitu kepala desa dolok hataran.
2. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalampelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan yaitu masyarakat yang terlibat didalamnya.
4.1 Identitas Informan
Tabel 4.1 Karakteristik informan penelitian menurut jenis kelamin
44
1 Laki-Laki 5 50
2 Perempuan 5 50
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Penelitian 2015
Tabel diatas menunjukkan identitas informan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 5 orang dengan presentasi 50% dan perempuan sebanyak 5 orang dengan presentasi 50%.
Tabel 4.2Karakteristik informan penelitian menurut usia
NO Usia Frekuensi Presentase
1 21 Tahun - 30 Tahun 4 40
2 31 Tahun – 40 Tahun 2 20
3 41 Tahun – 50 Tahun 2 20
4 51 Tahun – 60 Tahun 2 20
5 >60 Tahun 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Penelitian 2015
45 presentasi 20% , usia 51 sampai 60 tahun sebanyak 2 orang dengan prekuensi 20% dan usia yang lebih dari 60 tahun tidak ada.
Tabel 4.3 Karakteristik informan mnurut tingkat pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentasi
1 SMA atau Sederajat 5 50
2 S-1 3 30
3 S-2 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Penelitian 2015
Tabel diatas menunjukkan identitas informan berdasarkan tingkat pendidikan yaitu untuk SMA atau sederajat sebanyak 5 orang dengan presentase 50% , untuk S-1 sebanyak 3 orang dengan presentase 30% , dan untuk S-2 sebanyak 2 orang dengan presentase 20%.
4.2 Penyajian Data Hasil Wawancara
Setelah peneliti melakukan penelitian dan melakukan wawancara dengan beberapa informan, maka dapat diperoleh beberapa informasi tentang beberapa faktor yang menjadi fokus dalam Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Di Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun, antara lain:
4.2.1 Komunikasi
46 menghindari kurangnya kejelasan dalam perintah-perintah implenentasi dan tumpang tindih makna.
Sosialisai merupakan tahapan pertama kegiatan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dimana pada tahap ini masyarakat, khususnya masyarakat miskin, diberikan pemahaman bahwa mereka dapat bangkit dari kemiskinan melalui program kegiatan pembangunan PNPM Mandiri Perkotaan. Sosilalisasi dilakukukan dengan mengumpulkan warga Dolok Hataran memberikan penjelasan tentang program kegiatan pembangunan.
Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antara tim pelaksana dengan masyarakatsetempat, berikut kutipan jawaban wawancara:
“Komunikasi baik dengan masyarakat setempat hanya saja tidak bertemu setiap
hari karena bersifat relawan, mereka pun mempunyai pekerjaannya
masing-masing”
Dalam wawancara ini diperkuat dengan wawancara pada ibu fitri selaku konsultan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan di desa dolok hataran kecamatan siantar kabupaten simalungun
“Dalam sosialisasi kami selalu mengadakan rapat rutin yang dilaksanakan minimal
sebulan dua kali, akan tetapi jika sedang ada kegiatan maka rapat bisa jadi
dilaksanakan seminggu dua kali, dirapat rutin itulah yang dibahas mengenai
kegiatan seperti apa, kendala-kendala, apa yang akan dilakukan kedepan itu yang
akan di bahas dalam rapat rutin tersebut untuk laporan sekretarisnya”
47 4.2.2Sumber Daya
Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif, tanpa sumberdaya kebijakan hanya tinggal diatas kertas saja bukan merupakan kebijakan yang samadilakukan dalam praktek. Sumberdaya yang dimaksud yaaitu sumberdaya manusia (SDM) sarana dan prasaranaa dan wewenang dalam implementasi kebijakan.
Komponen sumber daya ini meliputi jumlah staf, keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan program.
Untuk mengetahui mengenai sumberdaya manusia yang terlibat penulis mengajukan pertanyaan mengenai jumlah dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan. Berikut kutipan jawaban wawancara:
“yang membuat pembangunan kayak parit ya orang yang ahli dalam bidangnya” Wawancara diperkuat lagi dengan ibu fitri tentang fasilitas-fasilitas pendukung terlaksananya program PNPM ini.
“Fasilitas yang diberi seperticomputer, printer, meja, kursi itu adaKantor LKM
berada di kantor kelurahan yang digunakan untuk membagikan informasi informasi
kepada masyarakat, di depan ada papan pengumuman, disitu biasanya kita
tempelkan pengumuman-pengumuman, disini juga kita adakan rembug warga.”
4.2.3 Disposisi
48 Untuk mengetahui disposisi pelaksanaan safeguard lingkungan dalam pelaksanaan implementasi program nasional perberdayaan masyarakat mandiri perkotaan maka penulis mengajukan pertanyaan kepada pelaksana lingkungan dan sosial,Masyarakat Dolok Hataran yang merupakan objek dan juga sebagai pelaksana program sangat antusias dengan adanya program ini, seperti yang disampaikan oleh warga setempat yang mengatakan :
“Ibu sangat bersyukur dengan adanya kegiatan pembangunan jadi tidak pernah lagi
ada jalan yang rusak, kalau pergi ke kota menghemat waktu saya, Ya sangat
membantu lah dalam aktivitas sehari-hari”.
Senada dengan yang disampaikan oleh koordinator BKM yang menyampaikan:
“kita sebagai BKM merasa program ini sangat membantu , khususnya masyarakat
yang selama ini berjualan keliling. Kita berusaha agar melalui program ini
kesejahteraan masyarakat bisa terangkat”
4.2.4 Struktur birokrasi
Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering atau dominan menjadi pelaksana kebijakan. Apabila para pelaksana kebijakan telah mengetahui apa yang dilakukan dan mempunyai cukup keinginan serta sumber sumber untuk melakukannya, tetapi dalam pelaksanaanya masih terhambat oleh struktur struktur organisasi maka tujuan dari kebijakan tidak akan tercapai.
49 posedur-prosedur kerja atau ukuran ukuran dasar yang sering disebut sebagai Standart Operating Procedures (SOP) dan Fragmentasi.
SOP merupakan Salah satu dari aspek struktur paling mendasar dari struktur birokrasi, SOP ini menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.
Fragmentasi merupakan pembagian tanggung jawab untuk sebuah bidang kebijakan antar unit- unit organisasional.Dalam implementasi program kegiatan pembangunan ini maka penulis mengamatikoordinasi antara aparatur kelurahan, BKM serta UPK. Berdasarkan jawaban kutipan wawancara dengn kepala lurah dolok hataran yaitu:
“Sayamemberikan dukungan pelaksanaan program melalui keikutsertaaan dalam
memantu sosialisasi, dan memfasilitasi pertemuan antara masyarakat dengan Tim
Fasilitator”.
Berdasarkan obesevasi penulis, semua unit organisasi yang berkaitan dengan Program kegiatan pembangunan ini,memiliki peran masing masing. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) memiliki peran dalam mengkoordinir pelaksanaan program. Unit Pengelola Keuangan merupakan organisasi pengelola keuangan pembangunan serta berperan dalam Pembiayaan kegiatan pembangunan.
Berdasarkan jawaban kutipan wawancara dengan Unit Pengelola Keuangan (UPK) dolok hataran yaitu:
“ Untuk pencairan dana, BKM membuka Rekening Bank dengan specimen yang
ditanda tangani oleh 3 orang anggota BKM di Bank BSM Cabang Pematang
Siantar.serta pembiayaan kegiatan yang tercantum dalam PJM Pronangkis
dialokasikan sejumlah Rp282.576.000,- dengan komposisi swadaya sebesar Rp
59.572.000,- BLM P2KP sebesar Rp 225.000.000,- APBD sebesar Rp 9.900.000,-