• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pembuka Surat Berbahasa Jepang Dalam Buku Korespodensi Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pembuka Surat Berbahasa Jepang Dalam Buku Korespodensi Bahasa Jepang"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMBUKA SURAT BERBAHASA JEPANG DALAM BUKU KORESPONDENSI BAHASA JEPANG

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra

Jepang

OLEH

Friska Rhika Anas Sihombing NIM : 020708024

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN

(2)

ANALISIS PEMBUKA SURAT BERBAHASA JEPANG DALAM BUKU KORESPONDENSI BAHASA JEPANG

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra

Jepang OLEH

Friska Rhika Anas Sihombing NIM : 020708024

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum NIP.131422712 NIP.131763365

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG

MEDAN

(3)

Disetujui Oleh : Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, ………. 2008 Program Studi Sastra Jepang

Ketua Program Studi

Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Pada Fakultas Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Pada : Tanggal : Hari :

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D NIP. 135098531

PANITIA UJIAN 1.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi Allah, yang oleh karena kuasa, kasih setia, kebaikan dan kemurahanNyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kiranya ucapan syukur yang terus terucap ketika masih diijinkan untuk menulis skripsi ini.

Penulisan skipsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara jurusan Sastra Jepang. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah “Analisis Pembuka Surat Berbahasa Jepang Dalam Buku Korespondensi Bahasa Jepang”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis tidak terlepas dari bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., PhD selaku Dekan Fakultas Sasta Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang.

3. Bapak Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D selaku pembimbing I. 4. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum selaku pembimbing II.

5. Para Dosen dan Staff pegawai Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, khususnya para Dosen dan Staff pegawai di Jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.

(6)

mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan menulis skripsi ini. Juga kepada bang Jimmi dan adikku Juli yang selalu setia mendoakanku.

7. Keluarga di KTBku “Syaloom Gen” (Kak Sherly, Kak Mei, Ellyda, Nehemia dan Renata), “Phoebe” (Kak Hana, Eva dan Tiur), adik-adik KK-ku (Ecy, Herty, Ira, Putri, Devy, Lisbet, Nita, Rohani, Florence, Friska, Lela dan Oktri) yang selalu mendukung dan memotivasiku.

8. Seluruh sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Sastra Jepang, khususnya BCS (Reza, Rio, dkk).

9. Setiap pribadi yang telah banyak mendukung dan membantu penulis.

Medan, February 2008 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………... i

DAFTAR ISI………... iii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1Latar Belakang Masalah………. 1

1.2Perumusan Masalah……… 7

1.3Ruang Lingkup Pembahasan……….. 8

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori……… 8

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 15

1.6Metode Penelitian………... 16

BAB II PENJELASAN UMUM TENTANG SURAT BERBAHASA JEPANG……… 17

2.1 Defenisi Dan Fungsi Surat………. 17

2.2 Jenis-jenis Surat………. 21

2.3 Contoh-contoh Salam Pembuka Dalam Surat Sehubungan Dengan Musim………. 25

2.4 Bentuk Surat Dan Bagian – bagian Yang Terdapat Dalam Surat………... 31

(8)

BAB III ANALISIS PEMBUKA SURAT BERDASARKAN MUSIM DALAM BUKU KORESPONDENSI

BAHASA JEPANG………... 39

3.1 Pada Musim Semi………. 39

3.2 Pada Musim Panas……… 41

3.3 Pada Musim Gugur……….. 43

3.4 Pada Musim Dingin………. 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan………... 50

4.2 Saran………. 51 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ABSTRAK

ANALISIS PEMBUKA SURAT BERBAHASA JEPANG DALAM BUKU KORESPONDENSI BAHASA JEPANG.

Dalam kehidupan sehari-hari surat merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis yang dipergunakan untuk menyampaikan berita. Di dalam surat kita dapat melihat pesan yang dituangkan oleh si pengirim. Surat memiliki keunikan tersendiri, dapat disimpan menjadi arsip. Secara umum bagian-bagian yang terdapat dalam surat yaitu :

1. Zenbun, adalah kalimat pembuka dalam surat, terdiri dari : kepala surat (tougo), salam musim (jikou no aisatsu) dan menanyakan atau mendoakan kesejahteraan si penerima surat.

2. Honbun, adalah berita yang akan disampaikan kepada penerima surat. Dengan kata lain honbun adalah permasalahan yang diutarakan penulis kepada penerima surat.

3. Matsubun, adalah kata penutup surat.

(10)
(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari surat merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis yang dipergunakan untuk menyampaikan berita. Meskipun saat ini sudah banyak sarana komunikasi yang lebih praktis seperti internet, faksimale, telepon, dan televisi tetapi surat memiliki keunikan tersendiri, dapat disimpan menjadi arsip. Surat merupakan alat interaksi antara sesama manusia dalam bentuk tulisan. Di dalam surat kita dapat melihat pesan yang dituangkan oleh si pengirim. Selain pesan rasa hormat, sopan santun juga tersampaikan melalui surat.

(12)

akan menghubungi dalam waktu dekat dan menerangkan tujuan kedatangan kita. Bila teman – teman atau keluarga kita berada di tempat yang jauh, kita pun ingin tahu bagaimana kabar mereka. Oleh karena itu kita menulis surat.

Secara umum bagian-bagian yang terdapat dalam surat yaitu pembuka (zenbun), isi (honbun), dan penutup (matsubun).

1. Zenbun, adalah kalimat pembuka dalam surat yang terdiri dari : a. Kepala surat (Tougo).

b. Kalimat basa-basi yang terdiri dari salam musim, cuaca dan lain sebagainya.

c. Menanyakan ataupun mendoakan kesehatan dan kesejahteraan si penerima surat.

2. Honbun, adalah berita yang akan disampaikan kepada penerima surat. Dengan kata lain honbun adalah permasalahan yang diutarakan penulis kepada penerima surat.

3. Matsubun, adalah kata penutup surat. Bagian ini dapat juga disebut dengan istilah Shutketsu no aisatsu atau Tome gaki atau Ketsu – go.

(13)

dari pengirim, misalnya : kakek nenek, ibu bapak, paman bibi. Melalui kartu ucapan tersebut dapat memelihara hubungan di antara mereka.

Ketika menulis surat dengan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, dasar dalam gaya menulis surat sering menimbulkan kesan yang baik saja pada si alamat. Namun dalam bahasa Jepang sebaliknya, surat adalah benar atau kenyataan. Jika surat itu mengikuti gaya dan aturan-aturan yang benar akan menimbulkan kesan yang baik. Tetapi karena banyaknya aturan-aturan dalam menulis surat dan untuk menghindari kesalahan dalam penulisannya maka penulis tertarik untuk membahas pembuka yang terdapat pada surat berbahasa jepang dalam buku korespondensi bahasa Jepang. Salah satu aturan itu adalah melalui menulis surat dengan menggunakan salam sesuai dengan musim yang ada. Salam musim ini terletak pada pembuka surat. Pergantian musim bagi orang Jepang sangat dihormati, sehingga dalam menulis surat dalam bahasa Jepang haruslah menulis kata pendahuluan dengan salam yang sesuai dengan musim yang ada.

Musim sangat berpengaruh pada aktivitas dan kehidupan manusia pada suatu wilayah tertentu, terutama pada wilayah atau negara yang mempunyai 4 musim. Memberitahukan keadaan musim sama dengan memberitahukan keadaan lingkungan sekitar hidup seseorang.

Jepang mempunyai 4 musim, yaitu musim semi (haru), musim panas (natsu), musim gugur (aki), dan musim dingin (fuyu). Masyarakat Jepang sangat mementingkan kesopanan, budi bahasa dalam pergaulan sosial.

(14)

orang menggunakan salam yang berhubungan dengan musim untuk menandai surat – surat yang akan dikirimnya. Salam yang berhubungan dengan musim tidak digunakan dalam surat formal tapi pada surat informal. Salam ini biasanya digunakan kepada orang tua, sahabat, orang yang kita hormati atau orang – orang yang dekat dengan si pengirim surat. Salam musim juga bisa digunakan kepada orang yang baru kita kenal agar lebih mengakrabkan. Banyak surat yang diawali dengan beberapa kombinasi kalimat pendek, salam pembuka surat dalam bahasa Jepang tingkat variasinya lebih banyak, hal ini disebabkan oleh pemakaian salam yang berhubungan dengan musim. Memang bukan hanya negara Jepang saja yang menggunakan salam yang berhubungan dengan musim ini, tapi di Jepang salam yang berhubungan dengan musim ini sudah masuk ke dalam aturan menulis surat.

Contoh salam musim yang terdapat dalam pembuka surat yang diambil dari musim yang sedang berlangsung pada saat menulis surat tersebut :

Asayuu suzushiku nattemairimashita. Sono go, okawari naku ogenki de

irasshaimasuka. Okegesama de watashi mo genki desu.

Pagi sore hawa terus-menerus terasa sejuk, saya harap keadaan Bapak baik-baik saja. Berkat doa dari Bapak kondisi saya tidak ada masalah.

(15)

yang berfungsi untuk menjalin keakraban. Salam di atas biasanya digunakan kepada orang yang kita hormati, dari yang lebih muda kepada yang lebih tua. Persalaman di atas digunakan pada musim semi (’haru’) tepatnya pada awal musim semi pada awal bulan Februari .

Isi persalaman pada musim semi biasanya adalah rasa dingin yang masih tersisa dari musim dingin, bunga sakura, tumbuh tunas baru pepohonan dan lain sebagainya.

Kata yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim yaitu :

’Toukyou wa mainichi atsui hi ga tsuzuite imasuga’ artinya di Tokyo setiap hari cuaca terasa panas.

Salam di atas digunakan untuk memulai percakapan pada surat yang berfungsi untuk menjalin keakraban dan memberitahukan kondisi yang terjadi. Salam di atas biasanya digunakan kepada orang yang kita hormati, dari yang lebih muda kepada yang lebih tua. Situasi yang terjadi pada persalaman di atas pada musim panas (natsu) tepatnya pada pertengahan musim panas. Kalau diawal musim panas dan diakhir musim panas suhu udara tidak terlalu panas.

(16)

Kata yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim yaitu :

Kugatsu ni haitte, asayuu wa daibu shinogi yakusu nattemairimashita.

Sekarang memasuki bulan September, pagi sore terasa indah.

Salam di atas biasanya digunakan dalam surat ragam biasa. Salam tersebut juga kita gunakan kepada orang yang kita hormati. Situasi yang terjadi pada persalaman di atas pada musim gugur (aki), antara pertengahan sampai akhir musim gugur.

Isi persalaman pada musim gugur, kalau di awal musim gugur biasanya adalah terbebasnya dari rasa panas, kalau di pertengahan dan akhir musim gugur biasanya daun – daun pepohonan yang berubah warna (ada merah , kuning, coklat) dan daun – daun yang berguguran.

Mainichi samui desu ga Yamamoto san ogenki desuka. Kono aida wa

musumesan no tanjoubi no paatii ni shoutai shite kudassate, arigatou

gozaimashita.

Karena tiap hari dingin sekali, saya harap bisa menjaga kesehatan. Dengan surat ini saya mengucapkan terima kasih banyak karena diundang di pesta ulang tahun putri Anda.

(17)

Isi persalaman pada musim dingin adalah rasa dingin yang terjadi, acara melewati tahun atau rencana liburan dan tahun baru.

Melihat adanya variasi pembuka surat dalam bahasa Jepang penulis tertarik dengan masalah ini, karena persalaman dalam surat Jepang sangatlah penting. Persalaman ini digunakan hanya pada surat informal kepada orang yang kita hormati dan dalam surat ragam biasa. Pembuka surat dalam bahasa Jepang disebut Zenbun. Dalam Zenbun ini kita harus melihat permasalahannya melalui kajian sosiolinguistik. Dedi Sutedi (2003;6) menyatakan, sosiolinguistik yaitu salah satu cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat pemakai bahasa tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Bila mempelajari atau meneliti bahasa, tentu tidak terlepas dari mempelajari atau meneliti linguistik bahasa seperti fonologi, semantik, sintaksis, sosiolinguistik dan lain-lain yang termasuk ke dalam bidang linguistik.

Dalam menganalisa bahasa Jepang juga ada ketentuan dan kaidah yang harus diperhatihan karena bahasa Jepang adalah bahasa yang sangat kompleks dan variatif penggunaannya baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam bahasa tulisannya sehingga menimbulkan kebingungan bagi orang yang sedang mempelajarinya.

(18)

Bila mempelajari atau meneliti tentang surat Jepang sangat banyak variasinya, maka di sini penulis hanya akan membatasi pada pembuka surat yang di dalamnya terdapat salam musim dan tidak semua surat yang memakai salam musim hanya pada surat-surat tertentu.

Dalam masalah ini akan dirumuskan :

1. Apa - apa saja bagian-bagian yang terdapat dalam surat.

2. Apa-apa saja kata salam musim dalam pembuka surat berbahasa Jepang yang terdapat dalam buku korespondensi bahasa Jepang dan pada situasi bagaimana salam tersebut dipakai.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini diperlukan ruang lingkup pembahasan agar nantinya tidak mengambang dan berkembang terlalu jauh, sehingga penulisan skripsi ini lebih terarah. Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu ”Analisis Pembuka Surat Berbahasa Jepang Dalam Buku Korespondensi Bahasa Jepang” maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan atau permasalahan yang berhubungan atau berkaitan dengan kata pembuka dalam surat sehubungan dengan musim yang biasa digunakan dalam surat bahasa Jepang .

1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerang Teori a) Tinjauan Pustaka

Kalimat pembuka dalam surat dikenal dengan sebutan Zenbun yang terdiri dari :

(19)

b. Kata-kata salam yang berkaitan dengan musim.

c. Menanyakan ataupun mendoakan kesehatan dan kesejahteraan si penerima surat.

Kepala surat biasanya cukup dengan menuliskan kata ‘haikei’ (dengan hormat).

Ucapan salam berarti aisatsu, contoh : ohayoogozaimasu. Dalam bahasa Inggris aisatsu disebut dengan greeting yang memiliki arti yaitu salam.

Dala

untuk sengaja mengkomunikasikan kepedulian/ kesadaran akan keberadaan orang lain untuk menunjukkan perhatian antara individu atau kelompok masyarakat yang menjalin hubungan komunikasi dengan sesamanya.

Menurut Herpinus (2006 : 4) Aisatsu adalah ucapan salam yang diucapkan di awal pembicaraan baik secara lisan maupun tulisan. Dengan jalan demikian tidak terjadi kekakuan.

Kata – kata salam yang berhubungan dengan musim disebut dengan jikou no aisatsu.

(20)

Menurut Soedjito dan Solchan (1994 ; 1) ditinjau dari isinya, surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di dalam paparan pengarang mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.

Menurut Soedjito dan Solchan (1994 ; 1) ditinjau dari wujud peraturannya, surat adalah percakapan yang tertulis. Jadi sejenis dengan ragam percakapan (dialog) seperti yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Soedjito dan Solchan (1994 ; 1) ditinjau dari fungsinya, surat adalah suatu alat atau sarana komunikasi tulis. Surat dipandang sebagai alat komunikasi tulis yang paling efisien, efektif, ekonomis dan praktis. Dibandingkan dengan alat komunikasi lisan, surat mempunyai kelebihan – kelebihan, misalnya : alat bukti historis, alat pengingat dan lain sebagainya.

secara umum surat dibagi menjadi tiga :

a. Surat untuk orang yang dihormati (me ue no hito)

Adalah surat yang ditujukan kepada orang yang dihormati atau yang dianggap yang lebih tua dari si penulis, misalnya surat untuk kakek nenek, paman bibi, ibu bapak dan lain-lain.

Penulisan kalimat untuk jenis me ue no hito tegami ini menggunakan ragam bahasa hormat (keigo), yang artinya adalah pihak pertama/ penulis menaruh rasa hormat kepada pihak kedua, dengan merendahkan diri. Ragam surat ini merupakan golongan surat pribadi, dan bukan mewakili dari suatu institusi.

b. Surat biasa/ dinas (ippan teki nabae)

(21)

pengumuman, surat undangan, surat tagihan dan lain – lain. Biasanya untuk isi surat ini menggunakan ragam biasa (desu, masu). Bisa juga merupakan wakil instansi dan ditujukan untuk orang maupun lembaga.

c. Surat buat sahabat (Tomodachi ni)

Surat ini biasanya ditujukan kepada sahabat/ orang yang sudah dikenal dekat. Untuk isi surat digunakan ragam biasa (tenei go) karena merupakan surat pribadi, orang-perorangan.

b) Kerangka Teori

Penulis akan membahas tentang penggunaan persalaman dalam surat berbahasa Jepang. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir untuk memecahkan atau menyoroti masalah. Karena itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah itu akan disoroti.

(22)

namanya merupakan gabungan dari disiplin ilmu-ilmu yang bergabung. Sosiolinguistik merupakan gabungan antara disiplin sosiologi dan disiplin linguistik (Abdul Chaer, 1995 : 2).

Menurut Dittmar (dalam Abdul Chaer, 1995 : 6) istilah sosiolinguistik muncul pada tahun 1952 dalam karya Haver C. Currie yang menyarankan perlu adanya penelitian mengenai hubungan antara perilaku ujaran dengan status sosial. Sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perician-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa/ dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa/ dialek tertentu yang dilakukan penutur dan latar pembicaraan.

Tentang sosiologi telah banyak batasan yang dibuat para sosiolog, intinya kira – kira adalah bahwa sosiologi itu adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidanga ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat (Abdul Chaer 1995 : 2 – 3). Beberapa rumusan mengenai sosioliguistik dari beberapa pakar dalam Abdul Chaer (1995 : 4 – 5) adalah sebagai berikut :

(23)

- Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan ... disebut sosiolinguistik (Nababan).

- Sociolinguistics is the study of the characteristics of language varieties, the characteristics of their speakers as these three constantly interact,

chage chage another within a speech community (= sosiolinguistik adalah

kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi – fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lainnya dalam suatu masyarakat tutur (J.A. Fishman).

- Sociolinguististyiek is de studie van taal en taalgebruik in de context van maatschapij en kultuur (= sosiolinguistik adalah kajian mengenai bahasa

dan pemakainya dalam konteks sosial dan kebudayaan (Rene Appel, Gerad Hubert, Greus Meijer).

- Sociolinguistiek is subdisiplin van de taalknde, die bestudert welke social factoren een rol spleen in het taalgebruik er welke taal spelt in het social

verkeer (= sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang

mempelajari faktor – faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial (G.E. Booij, J.G. Kersten, dan H.J. Verkuyl). - Sociolinguistics is the study of language in operation, its porpuse is to

investigate how the convention of the language use relate to other aspects

of social behavior (= sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam

(24)

- Sociolinguistics is a developing subfield of linguistics which takes speech variation as its focus, viewing variation or it social context.

Socialinguistics is concerned with the correlation between such social

factors and linguistics variation (= Sosiolinguistik adalah pengembangan

subbidang linguistik yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti kolerasi antara faktor-faktor sosial itu dengan variasi bahasa (Nancy Parrot Hickerson).

Konferensi sosiolinguistik pertama yang berlangsung di University of california, Los Angeles, tahun 1964, telah merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosioliguistik. Ketujuh dimensi yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah :

1. Identitas sosial dari penutur adalah, antara lain, dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa pentutur tersebut dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya

2. Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi. 3. Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi.

4. Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial.

5. Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran.

6. Tingkatan variasi dan ragam linguistik.

7. Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.

(25)

berhubungan dengan identitas sosial dari penutur dan pendengar (dalam hal ini pengirim dan penerima surat) yang terlibat dalam proses komunikasi dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa tutur. Dalam menganalisa kata pembuka surat dalam buku korespondensi bahasa Jepang kita akan melihat ketiga aspek permasalahan dalam sosiolingustik yang telah disebutkan di atas. Itulah sebabnya penelitian ini termasuk ke dalam kajian sosiolingustik.

1.5 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu yang dapat memberi arah pelaksanaan penelitian. Hal ini sangat penting supaya tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagian-bagian dan aturan-aturan yang terdapat dalam penulisan surat.

2. Untuk mengetahui apa-apa saja salam musim yang digunakan dalam pembuka surat berbahasa Jepang dalam buku korespondensi bahasa Jepang.

Yang menjadi manfaat penulisan surat ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui salam musim yang digunakan dalam surat berbahasa Jepang.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi apabila ada penulis lain yang ingin menulis masalah yang berhubungan dengan judul skripsi ini.

(26)

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan (Winarno,1972)

Hal ini dilakukan dengan cara memanfaatkan literatur yang ada di perpustakaan. Cara studi literatur yang digunakan yaitu mencari bahan teoritis yang ada kaitannya dengan masalah penelitian. Kemudian mempelajari literatur masalah penelitian dan membaca buku-buku sumber tersebut yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas untuk memperoleh sumber-sumber data atau informasi yang relevan dengan penelitian. Di samping itu juga penulis juga mendapatkan data-data dari catatan maupun artikel-artikel yang pernah penulis baca berkenaan dengan masalah ini, serta menyimpulkan informasi dengan sumber-sumber yang diperoleh.

Sedangkan yang menjadi menjadi objek penelitian adalah buku korespondensi bahasa Jepang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian.

2. Membaca buku korespondensi bahasa Jepang.

3. Mencari, mengumpulkan dan mengklasifikasikan salam pembuka dalam surat bahasa Jepang dalam buku tersebut.

4. Melakukan analisis.

(27)

BAB II

PENJELASAN UMUM MENGENAI SURAT BERBAHASA JEPANG

2.1 Defenisi dan fungsi surat

Surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu. Fungsi surat adalah untuk menyampaikan informasi yang berupa bahasa tertulis dari pihak satu kepada pihak kedua, yang mana kedua belah pihak dibatasi oleh jarak, ruang, tempat dan waktu (Doni Judian ,2005;1).

Menurut Soedjito dan Solchan (1994;1) ditinjau dari isinya, surat adalah jenis karangan (komposisi) paparan. Di dalam paparan pengarang mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.

Menurut Soedjito dan Solchan (1994;1) ditinjau dari wujud peraturannya, surat adalah percakapan tertulis. Jadi sejenis dengan ragam percakapan (dialog) seperti yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

(28)

Surat merupakan bagian dari bentuk komunikasi berwujud tulisan. Surat memiliki beberapa macam fungsi sebagai salah satu sarana dalam kegiatan berbahasa tulis antara lain :

1. Sebagai alat bukti sejarah.

Surat merupakan wujud kegiatan berbahasa tulis, sehingga dapat diabadikan sebagai bukti sejarah. Misalnya arsip lama yang dapat sebagai alat komunikasi.

Dalam hal ini surat dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi. Wujud dari informasi itu bisa berupa pemberitahuan, pernyataan, proposal, ijin dan penawaran.

2. Sebagai wakil penulis

Fungsi ini surat dapat mewakili keinginan penulis dan tidak perlu bersusah payah untuk berjumpa orang yang dimaksud yang mungkin dibatasi oleh jarak, waktu, dan tempat. Harapan keinginan penulis cukup dituangkan dalam surat saja, tapi digunakan sebagai bahan penelitian atau pengkajian guna mengetahui kegiatan atau keadaan suatu instansi atau masa yang telah lewat. 3. Sebagai pedoman pelaksanaan kerja.

Sebagai wujud tertulis, surat dapat berupa ketentuan atau pedoman bagi pelaksanaan sesuatu. Surat-surat yang dimaksud pada fungsi ini, misalnya surat keputusan, surat instruksi, surat edaran.

4. Sebagai alat pengingat.

(29)

fungsi ini adalah surat-surat yang diarsipkan dan suatu saat dapat dibuka lagi untuk mempermudah penyelesaian suatu pekerjaan.

5. Sebagai alat bukti tertulis.

Surat dapat dijadikan sebagai bukti tertulis dari suatu urusan. Sehingga jika terjadi kekeliruan atau kesalahpahaman, surat merupakan bukti tertulis. Contoh untuk fungsi ini adalah surat perjanjian, surat kontrak, surat sewa-menyewa, surat wasiat, dan lain sebagainya.

6. Sebagai alat untuk memperpendek jarak dan penghemat tenaga.

Surat dapat dijadikan media hantar informasi yang tidak terhambat oleh jarak, dengan surat hambatan jarak menjadi alasan pemborosan energi dan waktu.

Sedangkan menurut Ali & Tanjili dalam skripsi Supriyanto Triyadi (2007;14) fungsi surat dalam masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Sebagai wakil atau duta sipenulis atau sipengirim surat.

(30)

2. Karena surat merupakan alat komunikasi tertulis, ia juga dapat dijadikan sebagai bahan bukti hitam di atas putih yang mempunyai kekuatan hukum, seperti kuitansi, tanda terima, faktur, surat perjanjian yang dapat dijadikan bahan bukti sebagaimana yang bisa dilakukan dalam dunia bisnis dan perniagaan.

3. Referensi dalam merencanakan atau menindaklanjuti suatu aktivitas surat-menyurat yang diarsipkan merupakan sumber data yang diperlukan dalam perencanaan dan menindaklanjuti suatu aktivitas atau pemograman. Berdasarkan pengalaman pengtahuan masa lalu, sebuah organisasi atau badan usaha dapat bertindak lebih lanjut dan tidak kehilangan arah dengan adanya surat-menyurat dan kearsipan serta data-data.

4. Alat pengikat, sesuatu yang terlupakan dalam kegiatan masa lalu dapat dilihat dan ditinjau kembali.

5. Alat untuk memperpendek jarak, penghemat tenaga dan waktu. Sesuatu yang harus dikunjungi jika tidak begitu penting dapat dihubungi dengan memakai surat saja.

6. Jaminan keamanan, misalnya : surat jalan.

7. Alat promosi pihak pengiriman (dalam surat-menyurat bisnis). Biasanya promosi ini dilakukan dengan logo atau kop surat yang tertera disampul luar ataupun lembaran isi pada surat yang dikirimkan.

(31)

1. Praktis, karena surat merupakan sarana komunikasi yang dapat menyimpan rahasia atau juga dapat mencatat informasi secara panjang lebar dibandingkan sarana komunikasi lainnya dengan biaya yang dapat terjangkau, bahkan oleh pengguna di lapisan bawah sekalipun.

2. Efektif, karena informasi atau keterangan yang disampaikan itu sesuai dengan sumber aslinya, tanpa adanya peningkatan atau istilah-istilah khusus yang kadang tidak dapat dimengerti oleh penerimanya seperti telegram atau teleks. 3. Ekonomis, karena biaya pembuatan serta pengirimannya relatif jauh lebih

murah, dibandingkan sarana komunikasi lainnya. Dengan segala kelebihannya tersebut, apalagi ditambah dengan lokasi di daerah-daerah di negara kita yang terpancar dengan beribu-ribu pulau yang terdapat di dalamnya, maka peranan surat sangat diperlukan dan sulit digantikan dengan aneka sarana komunikasi lainnya meski jauh lebih canggih sekalipun mengingat daerah-daerah tersebut sulit dijangkau alat komunikasi lainnya.

2.2 Jenis – Jenis Surat

Dalam korespondensi bahasa Jepang mengenal banyak jenis surat antara lain kartu pos (kagi), memo, kartu ucapan terima kasih (orei kaado) dan sebagainya. Tetapi secara umum surat dibagi menjadi tiga :

a. Surat untuk orang yang dihormati (me ue no hito)

(32)

Penulisan kalimat untuk jenis me ue no hito tegami ini menggunakan ragam bahasa hormat (keigo), yang artinya adalah pihak pertama/ penulis menaruh rasa hormat kepada pihak kedua, dengan merendahkan diri. Ragam surat ini merupakan golongan surat pribadi, dan bukan mewakili dari suatu institusi.

b. Surat biasa/ dinas (ippan teki nabae)

Yang dimaksud dengan surat biasa atau ippan teki nabae adalah surat yang ditujukan kepada orang yang belum dikenal dengan baik, misalnya surat edaran, pengumuman, surat undangan, surat tagihan dan lain – lain. Biasanya untuk isi surat ini menggunakan ragam biasa (desu, masu). Bisa juga merupakan wakil instansi dan ditujukan untuk orang maupun lembaga.

c. Surat buat sahabat (Tomodachi ni)

Surat ini biasanya ditujukan kepada sahabat/ orang yang sudah dikenal dekat. Untuk isi surat digunakan ragam biasa (tenei go) karena merupakan surat pribadi, orang-perorangan.

Berdasarkan kepentingan/ urgensi surat bisa digolongkan menjadi beberapa bagian antara lain :

- Surat biasa

Adalah surat secara penulisannya maupun pengirimannya tidak diprioritaskan untuk sampai untuk sampai secepatnya kepada tujuan.

- Surat segera

(33)

- Surat kilat

Adalah surat yang harus diprioritaskan untuk dikirim sesegera mungkin, karena menyangkut validitas informasi dan si pengirim menginginkan secapat respon/ balasan dari pihak tujuan surat tersebut.

Selain jenis-jenis surat di atas, di Jepang juga mengenal beberapa surat antara lain :

a. Memo/ catatan kecil

Fungsi dari memo adalah ketika kita menerima pesan dari seseorang lewat dan dicatat di kertas kecil, biasanya berupa pesan singkat. Misalnya di kantor ketika kita menerima telepon dari seseorang untuk pimpinan kita, tetapi beliau sedang keluar. Maka kita wajib menulis pesan si penelepon ke dalam memo. Karena memo adalah catatan kecil pastikan pesan tersebut mengandung unsur 5 W + 1 H (Who, What, When, Where, Why dan How) siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana. Dalam bahasa Jepangnya (dare ni, nani o, itsu, doko de, neze, dono youni). Atau saat kita sedang keluar kantor, kita bisa

meninggalkan pesan lewat memo. Isi memo pesannya harus singkat tetapi harus jelas dan tidak bertele-tele.

Untuk jenis memo dapat digolongkan lagi menjadi tiga jenis, yaitu : biasa (ippan teki na baai), buat orang yang dihormati (me ue no hito ni), buat teman (tomodachi ni).

b. Kartu pos (hakagi)

(34)

padat dan sederhana, bisa dimengerti si penerima berita. Bagian yang penting dalam penulisan kartu pos adalah alamat surat (jusho). Mengapa harus diperhatikan? Jika kita tidak menulis nama dan alamat dengan benar, bisa jadi kartu pos kita salah alamat dan akibatnya pesan kita tidak sampai. Karena informasi yang kita tulis via kartu pos berarti bukan termasuk berita rahasia maupun konfidensial.

Untuk penulisan kartu pos Jepang, kita mengenal dua cara penulisan yaitu format mendatar (yoko kaki) dan format vertical (tatte gaki). Selain itu kartu pos yang disertai macam-macam gambar/ foto di sisi belakang.

Penulisan pesan di kartu pos tidak selengkap dalam menulis surat biasa karena ruang untuk menulisnya sangat terbatas. Kartu pos pada umumnya diminati pada penyambutan tahun baru, yaitu dengan menggunakan nengajou (kartu ucapan selamat tahun baru).

c. Formulir/ blanko (shoshiki)

Formulir berfungsi untuk penulisan data, keterangan tentang diri kita atau orang lain. Misalnya formulir pendaftaran masuk universitas, blanko pengiriman paket pos dan lain-lain.

d. Pesan di papan pengumuman dan bulletin board (den gon ban/ ke ji ban)

(35)

e. Poster/ pengumuman (posutaa)

Sifat dari poster/ pengumuman adalah terbuka, ditujukan kepada khalayak ramai tentang suatu informasi. Misalnya pamflet, surat selebaran promosi dan lain sebagainya.

2.3 Contoh-contoh salam pembuka dalam surat sehubungan dengan musim 1. Pada Musim Semi (Haru)

Isi persalaman pada musim semi biasanya adalah rasa dingin yang masih tersisa dari musim dingin, bunga sakura, tumbuh tunas baru pepohonan dan lain sebagainya.

Contoh :

Asayuu suzushiku nattemairimashita

. Sono go, okawari naku ogenki de

irasshaimasuka. Okegesama de watashi mo genki desu.

Pagi sore hawa terus-menerus terasa sejuk, saya harap keadaan Bapak baik-baik saja. Berkat doa dari Bapak kondisi saya tidak ada masalah. Bagian yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim.

Contoh kalimat lain yang digunakan sebagai salam pada musim semi (haru) :

Haru rashikunatte mairimashita.

(36)

Sakura no utsukushii kisetsu ni narimashita.

Sekarang sedang musim bunga sakura bermekaran dengan indahnya.

Shinryoku no kisetsu ni narimashita.

Sekarang memasuki musim di mana tanaman mulai pada tumbuh.

Haru wa atsuku mo naku, samuku mo arisamasen.

Pada musim semi, tidak terasa panas, dan tidak terasa dingin. 2. Pada Musim Panas ( Natsu)

Isi persalaman pada musim panas biasanya adalah rasa panas yang terjadi.

Contoh :

Toukyou ha mainichi atsui hi ga tsuzuite imasu ga

, okawari naku ogenki

de irasshaimasu ka. Motto hayaku gorenraku shiyou to omotteorimashita

(37)

Saya harap Anda baik-baik saja karena akhir-akhir ini iklim di Tokyo terasa panas sekali. Maafkan saya karena baru bisa sekarang untuk membalas surat Anda, sebetulnya saya ingin secepatnya menulis surat balasan kepada Anda. Bagian yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim.

Contoh kalimat lain yang digunakan sebagai salam pada musim panas (natsu) :

Kibishii atsusa ga tsuzuite orimasu. Panas yang menyengat berlanjut terus.

Nihon no natsu wa hijou ni mushi atsui desu. Musim panas di Jepang cukup panas/ cukup gerah.

Kochira dewa saikin, atsui hi ga tsuzuite imasu. Di sini hawanya panas sekali.

Hontou ni mushi atsui hi desu ne.

(38)

3. Pada Musim Gugur (Aki)

Isi persalaman pada musim gugur, kalau di awal musim gugur biasanya adalah terbebasnya dari rasa panas, kalau di pertengahan dan akhir musim gugur biasanya daun – daun pepohonan yang berubah warna (ada merah , kuning, coklat) dan daun – daun yang berguguran.

Contoh :

Sukkari aki rashiku natte mairimashita ga

, sono go okawarinaku osugoshi

de irasshaimasu ka. Watashi mo okagesama de, genki ni kurashite

orimasu.

Sekarang sudah memasuki musim gugur. Saya percaya sejak kita bertemu beberapa hari yang lalu tidak ada masalah dengan keadaan Anda. Berkat doa Anda saya di sini baik-baik saja. Bagian yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim.

Contoh kalimat lain yang digunakan sebagai salam pada musim gugur (aki) :

(39)

Nihon dewa aki ga ichi nen de ichiban utsukushii kisetsu desu.

Musim gugur adalah musim yang paling indah dalam satu tahun di Jepang.

Yama ya oka wa utsukushii momiji shita ki no ha de oowarete imasu.

Gunung dan bukit terlihat memerah karena daun-daun mulai merah dan berguguran.

Aki ni wa takusan no taifuu ga kimasu.

Pada musim gugur biasanya banyak angin taufan.

Taitei no taifuu wa aki no hajime no asottekimasu. Biasanya angina taufan datang pada awal musim gugur.

4. Pada Musim Dingin (Fuyu)

Isi persalaman pada musim dingin adalah rasa dingin yang terjadi, acara melewati tahun atau rencana liburan dan tahun baru.

Contoh :

(40)

Mainichi samui desu ga Yamamoto san ogenki desuka. Kono aida wa

musumesan no tanjoubi no paatii ni shoutai shite kudassate, arigatou

gozaimashita.

Karena tiap hari dingin sekali, saya harap bisa menjaga kesehatan. Dengan surat ini saya mengucapkan terima kasih banyak karena diundang di pesta ulang tahun putri Anda. Bagian yang digarisbawahi di atas merupakan salam musim.

Contoh kalimat lain yang digunakan sebagai salam pada musim dingin (yuki) :

Kotoshi mo nogori sukunaku narimashita. Sekarang mendekati akhir tahun.

Kibishii samusa ga tsuzuite orimasu.

Cuaca dingin yang menusuk tulang masih berlanjut.

Yuki ga chira hora furi hajimemashita.

Salju mulai bertaburan turun dari langit.

(41)

Men no youna yuki ga futte imasu.

Salju turun bagaikan kapas.

Watashitachi wa ni wa ni yuki daruma ya yuki no ie o tsukurimasu. Kami di halaman rumah membuat boneka salju.

2.4 Bentuk surat dan bagian – bagian yang terdapat dalam surat

Dalam menulis surat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : kepada siapa surat ditujukan, kalimat yang digunakan, isi surat dan lain – lain. Oleh karena itu, untuk menulis surat yang baik, kita harus mengikuti kaidah cara penulisan surat agar terlihat bermutu, enak dibaca dan tidak menimbulkan salah penfsiran.

Wawasan tentang surat-menyurat dan administrasinya : penguasaan bahasa tetulis yang memadai, penguasaan lingkup permasalahan yang hendak ditulis atau masalah akan dikemukakan dalam surat dan perhatikan sopan santun dalam bahasa tulis.

Di Jepang bentuk penulisan surat terdiri dari 2 bentuk yaitu :

(42)

Dari kedua bentuk surat tersebut mempunyai sedikit perbedaan, hal ini dapat dilihat pada format-format gambar berikut ini :

a. Format surat secara Horizontal

---

Paragraf Pembuka Hajime Aisatsu

---

---

Isi Surat Hon bun

---

---

Paragraf Penutup Owari Aisatsu

(43)

b. Format surat secara Vertikal

Dalam surat ada bagian-bagiannya yaitu :

Bagian surat yang terdapat dalam format surat di atas : 1. Zenbun, adalah kalimat pembuka dalam surat yang terdiri dari :

a. Kepala surat (Tougo).

b. Kalimat basa-basi yang terdiri dari salam musim, cuaca dan lain sebagainya.

(44)

c. Menanyakan ataupun mendoakan kesehatan dan kesejahteraan si penerima surat.

2. Honbun, adalah berita yang akan disampaikan kepada penerima surat. Dengan kata lain honbun adalah permasalahan yang diutarakan penulis kepada penerima surat.

3. Matsubun, adalah kata penutup surat, bagian ini dapat juga disebut dengan istilah sebagai berikut :

a. Shutketsu no aisatsu b. Tome gaki

c. Ketsu – go

Untuk menyempurnakan kerangka surat tersebut di atas perlu ditambahkan atozuke (penyempurnaan penutup) umumnya terdiri dari 3 unsur :

1. Tanggal, bulan.

2. Nama si pengirim surat. 3. Nama si penerima surat.

Kita juga dapat melihat bagian-bagian yang terdapat dalam surat seperti di bawah ini :

1. (Haikei) Kata Pembuka

(45)

2. (Zenbun) Pendahuluan

Isinya biasanya berupa : pertanyaan mengenai keadaan, salam musim, dan lain-lain

3. (Honbun) Isi Surat

Isi surat dimulai pada baris baru, satu tau dua spasi/ baris dari atas. 4. (Matsubun) Salam Penutup

Salam penutup ditulis pada baris berikutnya setelah isi surat. Biasanya berisi permohonan untuk dibalas, mendoakan orang yang disurati atau permohonan menyampaikan salam untuk keluarga yang disurati.

5. (Keigu) Kata Penutup

Kata penutup ditulis setelah baris berikutnya, setelah salam penutup. 6. (Hitsuke) Tanggal

Tanggal ditulis pada baris berikutnya, agak direndahkan dari paragraf isi surat. 7. (Shomei) Penulisan Nama

Nama pengirim ditulis seteh penulisan tanggal 8. (Atena) Nama si Alamat

Nama si alamat/ nama tujuan ditulis setelah nama si pengirim 9. (Ketsubun) NB atau catatan tambahan

(46)
(47)

Cara baca romaji

Haikei

Toukou wa mainichi atsui hi ga tsuzuite imasu ga, okawai naku ogenki de

irashaimasu ka. Motto hayaku gorenraku shiyou to omotteorimashita ga, osoku

nari moshiwake arimasen.

Kyonen no ku gatsu ni Nihon ni kite, mou sugu ichi nen ni narimasu,

hajime wa Nihongo ga wakarazu kurou shimashita ga, ima dewa, kanari

wakaru youni nari, Toukyou no seikatsu o tanoshin de imasu.

Shici gatsu ni wa, depaato de arubaito o shimashita. Shinamono o

housou suru shigoto datta no de, taikutsu shimashita ga, sono okane de

hokkaidou o ryokousuru koto ga dekimashita. Nihongo gakkou wa juu

gatsu ni owarimasu no de, sono ato boueki kaisha de hataraku yotei

desu.

Sore dewa, okusama ni mo douzo yoroshiku otsutaete kudasai.

Keigu

Hachi gatsu ni juu hachi nici

Yamada sensei

(48)

Arti dalam bahasa Indonesia

Kepada

Dengan hormat,

Saya harap Anda baik-baik saja karena akhir-akhir ini iklim di Tokyo terasa panas sekali. Maafkan saya karena baru bisa sekarang untuk membalas surat Anda, sebetulnya saya ingin secapatnya menulis surat balasan kepada Anda.

Saya tiba di Jepang pada bulan September tahun lalu, jadi hampir satu tahun saya tinggal di Jepang. Pada awalnya saya mengalami sedikit kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di Jepang, tetapi sekarang sudah dapat menyesuaikan diri dengan kultur di Jepang.

Pada bulan Juli saya bekerja part time di depatement store sebagai pengepak barang dagangan. Pekerjaan tersebut sedikit berat tetapi gaji dari part time bisa buat liburan ke Hokkaidou. Setelah menyelesaikan sekolah bahasa Jepang pada Oktober besok saya rencana akan bekerja di perusahaan niaga.

Tolong sampaikan salam saya kepada istri bapak.

Hormat saya 28 Agustus

Yamada Sensei Kou Juan

(49)

BAB III

ANALISIS PEMBUKA SURAT BERBAHASA JEPANG BERDASARKAN MUSIM DALAM BUKU KORESPONDENSI BAHASA JEPANG

3.1 Pada Musim Semi

Salam musim yang biasa digunakan pada musim semi adalah rasa dingin yang masih tersisa dari musim dingin, bunga sakura, tumbuh tunas baru pepohonan dan lain sebagainya.

Contoh Surat :

(50)

Asayuu suzushiku nattemairimashita

. Sono go, okawari naku ogenki de

irasshaimasuka. Okagesama de watashi mo genki desu.

Pagi sore hawa terus-menerus terasa sejuk, saya harap keadaan Bapak baik-baik saja. Berkat doa dari Bapak kondisi saya tidak ada masalah.

Surat di atas merupakan surat ragam hormat. Pembuka surat di atas terdiri dari salam musim yaitu Asayuu suzushiku nattemairimashita dan ucapan terima kasih atas doa yang telah diberikan oleh penerima surat yaitu Okegesama de dan harapan kesejahteraan atau kesehatan si penerima surat yaitu Sono go,

okawari naku ogenki de irasshaimasuka.

Bagian surat yang digarisbawahi di atas :

1. Suzushiku nattemairimashita, si pengirim menggunakan kata nattemairimashita untuk menghormati penerima surat. Si pengirim

menggunakan kata mairimashita sebagai bentuk merendahkan diri. Bila si pengirim berkomunikasi dengan bawahan atau sederajat, maka kata mairimashita boleh tidak digunakan, atau cukup dengan menggunakan

kata narimashita atau natte kimashita.

2. Ogenki de irasshaimasuka, kata irasshaimasu digunakan si pengirim

(51)

3. Okagesama de, kata ini sering digunakan dalam surat berbahasa Jepang

sebagai ucapan rasa terima kasih atas doa yang telah diberikan oleh penerima surat.

3.2 Pada Musim Panas

(52)

Haikei

Toukyou ha mainichi atsui hi ga tsuzuite imasu ga, okawari naku ogenki de

irasshaimasu ka. Motto hayaku gorenraku shiyou to omotteorimashita ga, osoku

nari, moshiwake arimasen.

Dengan hormat,

Saya harap Anda baik-baik saja karena akhir-akhir ini iklim di Tokyo terasa panas sekali. Maafkan saya karena baru bisa sekarang untuk membalas surat Anda, sebetulnya saya ingin secepatnya menulis surat balasan kepada Anda.

Surat di atas merupakan surat ragam hormat. Pembuka surat di atas di atas terdiri dari kepala surat yaitu haikei yang artinya dengan hormat, salam yang sesuai dengan musim pada saat penulisan surat tersebut yaitu Toukyou ha mainichi atsui hi ga tsuzuite imasu ga, harapan dan doa kepada si penerima surat

yaitu okawari naku ogenki de irasshaimasu dan ucapan minta maaf karena terlambat membalas surat yaitu Motto hayaku gorenraku shiyou to omotteorimashita ga, osoku nari, moshiwake arimasen.

Bagian surat yang digarisbawahi di atas :

(53)

3.3 Pada Musim Gugur Contoh 1

(54)

Haikei

Kugatsu ni haitte, asayuu wa daibu shinogi yasuku nattemairimashita. Ogenki de

irassaimasuka.

Sekarang memasuki bulan September, pagi sore terasa indah. Saya harap anda sehat-sehat saja.

Pembuka surat di atas terdiri dari :

1. Haikei yang artinya dengan hormat yang ditulis dibaris pertama pembuka surat.

2. Salam musim yaitu Kugatsu ni haitte, asayuu wa daibu shinogi yakusu nattemairimashita. Biasanya salam musim yang biasa digunakan pada

musim gugur, kalau di awal musim gugur biasanya adalah terbebasnya dari rasa panas, kalau di pertengahan dan akhir musim gugur biasanya daun – daun pepohonan yang berubah warna (ada merah , kuning, coklat) dan daun – daun yang berguguran.

3. Mendoakan kesehatan si penerima surat yaitu Ogenki de irassaimasu. Surat di atas merupakan surat ragam hormat, Bagian surat yang digarisbawahi di atas :

1. yasuku nattemairimashita, si pengirim menggunakan kata nattemairimashita untuk menghormati penerima surat. Si pengirim

menggunakan kata mairimashita sebagai bentuk merendahkan diri. Bila si pengirim berkomunikasi dengan bawahan atau sederajat, maka kata mairimashita boleh tidak digunakan, atau cukup dengan menggunakan

(55)

2. Ogenki de irasshaimasuka, kata irasshaimasu digunakan si pengirim karena si penerima kedudukannya lebih tinggi dari pada si pengirim. Kalau mengirim surat kepada orang yang sederajat atau yang lebih rendah cukup dengan menggunakan kata o genki desuka atau o genki sugoshite imasuka.

Contoh 2

(56)

Haikei

Sukkari aki rashiku natte mairimashita ga, sono go okawarinaku osugoshi de

irasshaimasu ka. Watashi mo okagesama de, genki ni kurashite orimasu.

Dengan hormat,

Sekarang sudah memasuki musim gugur. Saya percaya sejak kita bertemu beberapa hari yang lalu tidak ada masalah dengan keadaan Anda. Berkat doa Anda saya di sini baik-baik saja.

Pembuka surat di atas isinya :

1. Haikei yang artinya dengan hormat

2. Salam musim yaitu Sukkari aki rashiku natte mairimashita ga,

3. Harapan dan doa kepada si penerima surat yaitu sono go okawarinaku osugoshi de irasshaimasu

4. Ucapan terima kasih atas doa dari si penerima surat yaitu Watashi mo okagesama de, genki ni kurashite orimasu.

Surat di atas merupakan surat ragam hormat, Bagian surat yang digarisbawahi di atas :

(57)

sedangkan si pengirim adalah bawahan sebagai bahasa hormat untuk merendahkan diri terhadap si penerima surat.

2. Okawarinaku osugoshi de irasshaimasu ka,dalam hal ini si pengirim ingin agar si penerima surat baik-baik saja dengan menggunakan kata irasshaimasu. Kata irasshaimasu digunakan kepada orang yang kita

hormati/ atasan. Untuk teman atau bawahan kata irasshaimasu kurang tepat dipakai.

3. Okagesama de, kata ini sering digunakan dalam surat berbahasa Jepang

sebagai ucapan rasa terima kasih atas doa yang telah diberikan oleh penerima surat.

4. Genki ni kurashite orimasu, untuk menceritakan dirinya si pengirim menggunakan kata orimasu pada akhir kalimat, ini merupakan bahasa surat merendahkan diri untuk menghormati si penerima surat. Untuk kalangan anak muda kata orimasu dapat diganti dengan imasu.

3.4 Pada Musim Dingin Contoh surat :

(58)

Yang menjadi pembukadalam surat di atas adalah :

Mainichi samui desu ga Yamamoto san ogenki desuka

. Kono aida wa musumesan

no tanjoubi no paatii ni shoutai shite kudassate, arigatou gozaimashita.

Karena tiap hari dingin sekali, saya harap bisa menjaga kesehatan. Dengan surat ini saya mengucapkan terima kasih banyak karena diundang di pesta ulang tahun putri Anda.

Yang menjadi isi dari pembuka surat di atas adalah :

(59)

2. Dan ucapan terima kasih atas undangan beberapa waktu lalu yaitu kono aida wa musumesan no tanjoubi no paatii ni shoutai shite kudassate,

arigatou gozaimashita.

Surat di atas merupakan surat ragam biasa, Bagian surat yang digarisbawahi di atas :

1. Yamamoto san ogenki desuka, pada surat ini si pengirim dan si penerima surat sudah merupakan teman baik, si pengirim langsung membuat nama si penerima surat diawal ketika ingin bertanya kabar, dilihat dari gaya bahasa terasa tidak kaku.

2. Arigatou gozaimashita, si pengirim surat mengucapkan terima kasih kepada si penerima surat. Kata arigatou artinya terima kasih tapi jika diikuti kata gozaimasu biasanya menandakan ucapan terima kasih kepada orang yang kita hormati atau atasan, tapi dalam hal ini pemakaian kata arigatou gozaimasu ini digunakan agar si penerima surat tidak tersinggung

(60)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi, pernyataan atau pesan kepada pihak lain yang mempunyai keperluan kegiatan denganbentuk tertentu. Dengan demikian surat membawa informasi, pernyataan atau pesan yang diharapkan akan terkirim kepada yang dituju oleh si penulis.

Penulisan surat yang baik dan benar haruslah sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku sehingga dapat terciptanya komunikasi yang lancar. Dalam penulisan surat berbahasa Jepang terdiri dari 2 bentuk : yaitu secara vertical dan secara horizontal. Secara vertical dimulai dari dari kanan ke bawah, sedangkan secara horizontal dimulai dari kiri atas ke kanan.

Tahapan penulisan surat terdiri dari pembuka (zenbun), isi (honbun) dan penutup (matsubun). Pembuka ditulis di atas pada baris pertama atau kolom pertama, kolom berikutnya isi surat dan penutup ditulis paling bawah setelah isi surat. Jika penulisan surat itu sudah mengikuti gaya dan aturan-aturan yang benar maka akan menimbulkan kesan yang baik.

(61)

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis menyarankan beberapa hal, antara lain :

1. Dalam penulisan surat berbahasa Jepang kita harus memperhatikan aturan-aturan yang terdapat dalam penulisan surat.

2. Menulis surat harus sesuai dengan format-format yang ada sehingga mudah dibaca dan dimengerti agar tercipta komunikasi yang berjalan dengan baik dan lancer.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul & Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Danandjaja James. 1997. Foklor Jepang Dilihat Dari Kaca Mata Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Judian, Dodi. 2005. Korespondensi Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.

Mente, Boye De. 2004. Bahasa Jepang Sehari-hari. Jakarta : Kesaint Blanc. Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia. Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.

Jakarta: Kesaint Blanc.

Soedjito dan Solchan T.W. 1994. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung : PT Remaja Posdakarya.

Supriyanto, Triady. 2007. Skripsi Penggunaan Bahasa Surat Dalam Bahasa Jepang Ditinjau Dari Pengirim Dan Penerima. Medan : Uninersitas

Sumatera Utara

Surachmad, Winarno. 1972. Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung. Tarsito. Suryabrata, Sumadi. 1994. Metodelogi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar – dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.

(63)

Taniguchi, Goro. 1992. Kamus Standar Bahasa Indonesia Jepang. Jakarta : Dian Rakyat.

Yasuo, Yoshida. 1996. Bahasa Jepang Sehari – hari. Jakarta : Grasindo.

Yudi Cahyono, Bambang. 1995. Kristal – kristal Ilmu Bahasa. Surabaya : Air Langga University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tataran sintaksis bahasa Jepang, kalimat bahasa Jepang dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Kalimat non verbal adalah kalimat yang dibentuk dari kategori nomina atau

Adapun dalam penelitian linguistik modern pada Alquran antara lain mengkontrastifkan. bentuk sintaksis teks bahasa Arab Alquran (AA) dan non-Alquran

Jadi berdasarkan definisi semantik di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa semantik adalah sebuah cabang ilmu dalam linguistik yang mempelajari tentang makna dari

Berdasarkan hasil analisis kesalahan berbahasa bidang ejaan, morfologi, semantik dan sintaksis pada surat kabar Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi Desember 2017, dapat

Kata semantik merupakan istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik atau dengan kata lain, bidang studi dalam

Dasar - Dasar Linguistik Bahasa Jepang (Edisi Ketiga) Bandung: Humaniora Utama Press.. Dasar- Dasar Linguistik Bahasa

Sementara, sosiolinguistik mempelajari bahasa-bahasa yang digunakan oleh setiap kelompok- kelompok sosial masyarakat tersebut atau mengkaji penggunaan bahasa dalam

Tugas linguistik adalah menemukan "aturan bahasa X", dan baru kemudian ahli sosiolinguistik memasuki masalah dan mempelajari kemungkinan masalah yang muncul dalam kontak antara aturan