Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA 1 MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN SAHAM PADA SEKTOR
TELEKOMUNIKASI DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
DRAFT SKRIPSI
OLEH
RAHMADANI SAFITRI NASUTION 050502212
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Rahmadani Safitri Nasution (2009). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Dibimbing oleh Drs. Nakman Harahap, Msi; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi; Dra. Nisrul Irawati, MBA dan Syafrizal Helmi Situmorang, SE, Msi).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Total Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) terhadap Pendapatan Saham perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dimulai pada tahun 2004-2008 (sampai Triwulan III). Hipotesis yang dikemukakan pada penelitian ini adalah Faktor-faktor ROA, ROE, DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Saham baik secara parsial maupun bersama-sama. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil uji serempak (uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu ROA, ROE, DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Pendapatan Saham). Hal ini dapat dilihat dari hasil SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari alpha (0,021<0,05). Artinya ROA, ROE, DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Saham secara bersama-sama.
Hasil uji signifikansi individual (uji statistik t) menunjukkan bahwa faktor ROA dan PBV yang berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Saham dimana tingkat signifikansinya lebih kecil dari alpha yaitu (0,012<0,05) untuk nilai ROA dan (0,10<0,05) untuk nilai PBV. Faktor ROE dan DER tidak berpengaruh secara parsial terhadap Pendapatan Saham.
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, serta doa restu dari kedua orang tua, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan memilih judul : Analisis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada sektor Telekomunikasi di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, telah
banyak mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak
memberikan inspirasi kepada peneliti.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji I
yang telah banyak memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
4. Bapak Drs. Ami Dilham, Msi selaku Dosen Wali yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Bapak Drs. Nakman Harahap, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah
begitu sabar dalam memberikan banyak bimbingan, arahan, saran, dan
masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, Msi selaku Dosen Penguji II yang
telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
atas semua jasa yang sudah diberikan selama masa perkuliahan.
8. Orang tua tercinta Drs. Sofian Nasution dan Normi Lubis, S.Ag yang
merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang,
motivasi, nasehat, Doa dan Ridhonya, serta segala hal yang tak akan pernah
bisa terganti dan terbayar oleh apapun.
9. Abang, Kakak dan Adik tercinta yaitu Safri Romadhon Nasution,ST, Agustina
Sari Nasution, S.Pt dan Samruddin Nasution yang sudah memberikan
motivasi, kasih sayang, dukungan dan doanya.
10.Asfar Halim Dalimunthe S.Sos yang telah banyak berbagi suka dan duka,
yang memberikan motivasi, kasih sayang, dukungan, waktu dan doanya
”you’re the one...forever”.
11.Sahabat-sahabat yang selalu memberi dukungan serta doanya. Teman-teman
di manajemen ’05 baik yang sudah meraih SE dan yang masih dalam
perjuangan untuk meraih gelar yang didambakan,terimakasih atas segala
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Kepada Allah SWT jualah diri ini bersujud dan memanjatkan syukur yang
tiada terhingga, karena atas ridho-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini,
semoga bermanfaat bagi semuanya. Amin.
Medan, April 2009 Penulis
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK
……… i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ……….. v
DAFTAR TABEL………... vii
DAFTAR GAMBAR….………..viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1
B. Perumusan Masalah……….. 4
C. Kerangka Konseptual………... 5
D. Hipotesis………... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 7
F. Metode Penelitian……….. 8
1. Batasan Operasional………... 8
2. Definisi Operasional ………..……… 8
3. Populasi dan Sampel………. 10
4. Tempat dan Waktu Penelitian………... 12
5. Jenis Data………..12
6. Teknik Pengumpulan Data……….………12
7. Metode AnalisisData……….12
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu………. 18
B. Saham...…...………... 20
1. Pengertian Saham... 20
2. Pendapatan Saham... 20
3. Manfaat Kepemilikan Saham... 22
4. Resiko Kepemilikan Saham... 23
5. Harga Saham... 25
C. Teori Penilaian Investasi Saham... 26
D. Indeks Harga Saham... 28
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia... 30
B. Prospek Bisnis Perusahaan Telekomunikasi... 34
C. Profil Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI... . 36
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Variabel ... 40
B. Regresi Linear Berganda... 46
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 61
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Pendapatan Tiga Perusahaan Telekomunikasi ... 3
Tabel 1.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel ... 11
Tabel 1.3 Nama-nama Sampel Perusahaan Telekomunikasi ... 11
Tabel 1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 15
Tabel 4.1 Deskriptif Nilai Variabel ROA ... 41
Tabel 4.2 Deskriptif Nilai Variabel ROE ... 42
Tabel 4.3 Deskriptif Nilai Variabel DER ... 43
Tabel 4.4 Deskriptif Nilai Variabel PBV ... 44
Tabel 4.5 Deskriptif Nilai Variabel Pendapatan Saham ... 45
Tabel 4.6 Hasil Estimasi Regresi ... 46
Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test ... 50
Tabel 4.8 Uji Gletjser ... 51
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas... 52
Tabel 4.10 Model Summary (b) ... 53
Tabel 4.11 ANOVA (b) ... 54
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Pendapatan Tiga Perusahaan Telekomunikasi ... 3
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ... 6
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable (Pendapatan Saham) ... 48
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 49
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian suatu negara dapat dilihat melalui tingkat
perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada
negara tersebut.. Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk memperoleh dana, dimana terjadi alokasi dana dari pihak yang kelebihan
dana ke pihak yang memerlukan dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak
pilihan sumber dana bagi investor serta menambah pilihan investasi, yang dapat
juga diartikan kesempatan untuk memperoleh imbal hasil semakin besar sesuai
dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Halim, 2003:2).
Perusahaan membutuhkan pasar keuangan (financial market) untuk mendukung
investasinya. Pasar keuangan terdiri dari pasar modal (capital market) dan pasar
uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan penyediaan dana-dana yang
berjangka pendek, sementara pasar modal berkaitan dengan penyediaan dana-dana
jangka panjang.
Perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau obligasi) ke pasar
modal, umumnya adalah perusahaan yang sudah mempunyai reputasi bisnis yang
baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan akan diperjualbelikan di
bursa. Investasi di pasar modal lebih fleksibel , sebab setiap investor bisa dengan
mudah memindahkan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan dari
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
pasar modal) mengharapkan dapat memperoleh keuntungan dengan menahan
instrument investasi tersebut.
Seorang investor dalam menanamkan dananya mempunyai tujuan utama
yaitu untuk memperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa pendapatan
realisasi (realized return) atau pendapatan ekspektasi (expected return).
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:109).
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan realisasi yaitu
pendapatan yang telah terjadi.
Keputusan pemilihan investasi banyak mempertimbangkan aspek
fundamental perusahaan berupa emiten yang berkinerja baik, ataupun yang
banyak memberikan deviden yang menarik. Indeks LQ 45 merupakan salah satu
indeks yang dianggap mewakili saham-saham yang mempunyai kinerja yang baik
di Bursa Efek Indonesia. Penulis melihat, selama periode 2000-2007, dari enam
industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia, ada dua industri
yang pernah berada di Indeks LQ 45, yaitu Telekomunikasi Indonesia Tbk dan
Indosat Tbk.
Selama tahun 2004-2007 total pendapatan dari sektor telekomunikasi
cenderung terus meningkat. Hal tersebut dapata dilihat dari total pendapatan tiga
perusahaan telekomunikasi, yaitu TLKM, ISAT dan IATG dari tahun 2004-2007
terus mengalami kenaikan (dalam milyar rupiah) dari Rp. 44.657 pada tahun 2004
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
TABEL 1.1
PENDAPATAN TIGA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
(dalam milyar rupiah)
TAHUN TLKM ISAT IATG TOTAL PENDAPATAN
2004 33.948 10.549 160 44.657
2005 41.807 11.590 311 53.708
2006 51.294 12.239 406 63.939
2007 59.440 16.488 367 76.295
Sumber:
PENDAPATAN TIGA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI (dalam milyar rupiah)
Gambar 1.1 : PENDAPATAN TIGA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
Sumber
Gambar 1.1 memperlihatkan pendapatan total tiga perusahaan
telekomunikasi dari tahun 2004 sampai tahun 2007 yang terus meningkat.
Peningkatan tersebut tentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Penelitian-penelitian
yang dilakukan secara terus-menerus akhirnya menumbuhkan dan
mengembangkan alur pemikiran. Hasil penelitian pernah dilakukan menunjukkan
bahwa banyak faktor yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan
Saham, diantaranya yaitu Return on Assets (ROA) (Ulupui, 2007, Sunarto, 2001
dan Triyani, 2003), Return on Equity (ROE) (Edi, 2003, Jauhari,2004) , Debt to
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Industri telekomunikasi tumbuh dengan cepat dari sektor andalan
sebelumnya, perbankan dan transportasi. Peran telekomunikasi menjadi sangat
dominan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat modern. Berbagai
kemudahan begitu saja muncul dan telekomunikasi menjadi unsur penunjang
terbesar dalam upaya manusia menguasai dunia. Pergeseran kebutuhan dan
kemajuan teknologi jasa telekomunikasi telah menuntut adanya pembaharuan
dalam bisnis jasa telekomunikasi dan informasi. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan peluang bisnis yang pada akhirnya diharapkan dapat mendukung
kegiatan perekonomian Indonesia memasuki era globalisasi ekonomi mendatang
(KOMPAS, Kamis 16 september 2004).
Jasa telekomunikasi yang berperan penting bagi masyarakat, membuat
peluang bisnis pada sektor telekomunikasi cukup menjanjikan. Berdasarkan uraian
latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham pada Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah faktor Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to
Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Saham pada
sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah faktor Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Saham pada
sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia?
C. Kerangka Konseptual
Saham sangat identik dengan resiko. Hal ini sesuai dengan karakteristik
saham ”high risk-high return” yang menggambarkan semakin tinggi keuntungan
yang diharapkan oleh investor maka semakin tinggi juga resiko yang harus
dihadapi untuk merealisasikan keuntungan tersebut. Pendapatan merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi. Pendapatan dapat berupa pendapatan realisasi yang
sudah terjadi atau pendapatan ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang
diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2003:109).
Pendapatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan
realisasi yaitu pendapatan yang sudah terjadi. Pendapatan saham adalah hasil yang
diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode
sekarang dengan periode sebelumnya.
Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimiliki perusahaan (Abdullah, 2005:57). Return on Equity (ROE) adalah
rasio yang mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas
yang dimiliki oleh perusahaan (Abdullah, 2005:58).
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan utang dengan
ekuitas. Penggunaan hutang dalam perusahaan dapat mengurangi keuntungan
perusahaan karena perusahaan harus membayar sejumlah biaya berupa bunga
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Rasio Nilai Buku Perusahaan (PBV) menunjukkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar rasio PBV menggambarkan
kepercayaan pasar akan prospek perusahaan tersebut ( Darmadji dan Fakhrudin,
2001: 303). Bodie, Kane dan Marks (1996 : 578) menyatakan bahwa analisis
pasar modal mempertimbangkan suatu saham dengan rasio PBV yang rendah
merupakan investasi yang aman.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
ROA, ROE, DER dan PBV mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Saham
(Sunarto, 2001; Edi, 2003; Jauhari, 2004; Ulupui, 2007; Rebecca, 2008) serta
perumusan masalah yang dikemukakan, maka model kerangka konseptual yang
digunakan adalah:
Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual
Sumber : Leola (1998), Abdullah (2005), diolah peneliti
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Hipotesis sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah ROE
DER
PBV ROA
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
1. Faktor Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity
Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Saham.
2. Faktor Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity
Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Saham.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis pengaruh faktor Return on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV)
secara bersama-sama terhadap Pendapatan Saham pada Sektor
Telekomunikasi.
b. Menganalisis pengaruh faktor Return on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV)
secara parsial terhadap Pendapatan Saham pada Sektor Telekomunikasi.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan masukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja keuangan yang semakin baik,
diharapkan mampu membuat minat investor terhadap saham suatu
perusahaan juga akan semakin meningkat.
b. Bagi Investor
Bahan pertimbangan dalam melakukan penanaman modal pada saham
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
c. Bagi Peneliti
Bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang
pendapatan saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
d. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dukungan empiris
berkaitan dengan penelitian sejenis.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian yang ditetapkan oleh penulis adalah :
a. Data Laporan Keuangan industri Telekomunikasi terbuka di Indonesia per
kwartal untuk periode 2004 sampai 2008 (sampai triwulan III) serta harga
saham dan IHSG.
b. Variabel-variabel yang diteliti dalam mempengaruhi Pendapatan Saham
adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity
Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV).
2. Definisi Operasional
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Dependen (tidak bebas/terikat)
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pendapatan
saham yang diteliti adalah pendapatan realisasi yaitu pendapatan aktual yang
sudah terjadi yang disebut dengan capital gain. Capital gain adalah selisih
harga saham sekarang dengan periode sebelumnya.
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
(
)
1 1 − − − = t t t P P P Yi Dimana:Pt = harga saham penutupan pada periode ke-t
Pt-1= harga saham penutupan pada periode sebelumnya
b. Variabel Independen (bebas)
1. ROA (Return on Assets), X1
Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan
di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Nilai ROA yang digunakan adalah menurut ukuran
individual perusahaan secara rata-rata per triwulan.
Rumus (Abdullah, 2005:57) :
% 100 × = Aktiva Total Pajak setelah bersih Laba ROA
2. ROE (Return on Equity), X2
Return on Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian
perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai ROE
yang digunakan adalah menurut ukuran individual perusahaan secara
rata-rata per triwulan.
Rumus (Abdullah, 2005:60) :
% 100 × = Sendiri Modal pajak setelah bersih Laba ROE
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio
ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin
tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan. Penggunaan hutang dalam perusahaan dapat mengurangi
keuntungan perusahaan karena perusahaan harus membayar sejumlah biaya
berupa bunga pinjaman. Nilai DER yang digunakan adalah menurut ukuran
individual perusahaan secara rata-rata per triwulan.
Rumus (Sartono, 2001:121) :
Modal Total
Hutang Total
= DER
4. PBV (Price to Book Value), X4
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang menunjukkan apakah
harga saham diperdagangkan di atas ataukah di bawah nilai buku saham
tersebut. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan
(closing price) per kwartal dan ukuran nilai buku saham (book value) adalah
menurut ukuran rata-rata book value perusahaan individual per triwulan.
Rumus (Fakhruddin,2001:67) :
Saham per
Buku Nilai
Biasa Saham
Pasar a H
PBV = arg
Rasio PBV semakin besar menggambarkan kepercayaan pasar akan
prospek perusahaan tersebut ( Darmadji dan Fakhrudin, 2001: 303). Bodie,
Kane dan Marks (1996 : 578) menyatakan bahwa analis pasar modal
mempertimbangkan suatu saham dengan rasio PBV yang rendah merupakan
investasi yang aman.
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode
2004-2008 (Triwulan III). Penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah
dengan menggunakan desain sampel nonprobabilitas dengan metode “Judgment
Sampling”. Judgment Sampling adalah salah satu jenis purposive sampling
dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian beberapa karakteristik
anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003:119).
Karakteristik penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah :
a. Perusahaan termasuk dalam kategori telekomunikasi yang berturut-turut
terdaftar pada tahun 2004-2008 (sampai triwulan III).
b. Perusahaan terus listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2008
(sampai triwulan III) atau tidak pernah disuspend.
c. Perusahaan yang memiliki harga saham.
Tabel 1.2
Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel
No. Karakteristik Sampel Jumlah
1. Perusahaan telekomunikasi yang berturut-turut terdaftar selama periode 2003-2008 (sampai triwulan I)
6
2. Perusahaan yang pernah disuspend (3)
3. Perusahaan yang tidak memiliki harga saham (0)
Jumlah Akhir Sampel Perusahaan 3
Sumber: data diolah Peneliti (2009)
Berdasarkan karakteristik penarikan sampel, maka diperoleh sampel
perusahaan penelitian sebanyak tiga (3) Perusahaan Telekomunikasi. Adapun
sampel-sampel tersebut antara lain :
Tabel 1.3
Nama-nama Sampel Perusahaan Telekomunikasi
No. Kode Nama Perusahaan
1. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
3. IATG Infoasia Teknologi Global Tbk
Sumber:
4. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan November 2008 sampai dengan Maret 2009.
5. Jenis Data
Data yang digunakan peneliti dalam menyusun penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder peneliti diperoleh melalui media internet
lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi
pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang
dipublikasikan untuk mendapat gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui
data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI).
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang
dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara
objektif.
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Model analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel independen baik secara bersama-sama maupun secara
parsial terhadap variabel dependen.
Penulis menggunakan bantuan program Software SPSS 16.0 for Windows
(Statistic Product and Services Solution) dalam penelitian ini. Persamaan regresi
berganda yang digunakan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = Pendapatan Saham
a = Konstanta
X1 = ROA
X2 = ROE
X3 = DER
X4 = PBV
b1,2,3,4 = Koefisien regresi variabel X1,2,3,4
e = Kesalahan pengganggu (standard error)
Model regresi berganda yang digunakan harus memenuhi syarat asumsi
klasik, sebelum data tersebut digunakan untuk dianalisis. Syarat asumsi klasik
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2005: 110). Model yang paling baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik dan
Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas hasil Kolmogorov Smirnov lebih besar
dari 0,05 (5%), maka data terdistribusi normal. Jika data menyebar di setiap garis
diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data
menyebar jauh dari data garis diagonal atau titik-titik tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali,
2005: 91). Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut dengan
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen. Uji Multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan
Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 terdapat masalah
multikolinearitas yang serius, sebaliknya bila VIF < 5 tidak terdapat masalah
multikolinearitas yang serius.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Ghozali, 2005:
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Durbin Watson (DW) Test
dengan ketentuan:
Tabel 1.4
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<DW <dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤DW ≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4−dl< DW <4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4−du≤DW ≤4−dl Tidak ada autokorelasi, positif
atau negatif
Tidak ditolak du<DW <4−du
Sumber: Situmorang et al (2008:86)
Keterangan:
dl = Batas bawah
du = Batas atas
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Jika varians tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji Heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
c. Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan
digunakan untuk dianalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : bi = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari
ROA, ROE, DER dan PBV terhadap Pandapatan Saham.
H1 : minimal satu dari bi ≠0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari ROA,
ROE, DER dan PBV terhadap pendapatan saham.
Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat
signifikan (α) = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah :
Terima H0 bila F hitung ≤ F tabel
Tolak H0 (terima H1) bila F hitung > F tabel
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji Statistik t dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE,
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
H1 : bi ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE, DER
dan PBV secara parsial terhadap Pendapatan Saham.
Pada penelitian ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat
signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah :
H0 diterima jika : -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
H1 diterima jika : t hitung > t tabel
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Rebecca (2008) meneliti pengaruh faktor Beta, DER ( Debt to Equity
Ratio), EPR (Earning to Price Ratio), PBV (Price to Book Value) dan Sales
terhadap Pendapatan Saham sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor Beta, DER (Debt to Equity Ratio), EPR
(Earning to Price Ratio), PBV (Price to Book Value) dan Sales secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Saham. Namun
secara parsial, hanya faktor DER ( Debt to Equity Ratio) dan PBV ( Price to Book
Value) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Edi Subiyantoro (2003) tentang analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada perusahaan jasa perhotelan
yang terdaftar di pasar modal Indonesia. Hasil analisis menunjukan bahwa dari
faktor ROA, BVS, DER, stock return, market risk dan return on the market,
hanya faktor ROE dan BVS yang berpengaruh secara parsial terhadap return
saham. Sedangkan secara bersama-sama, variabel ROA, BVS, DER, stock return,
market risk dan return on the market berpengaruh signifikan terhadap harga
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Penelitian Jauhari dan Wibowo (2004) yang meneliti Analisis
Fundamental Terhadap Return Saham pada Periode Bullish dan Bearish Index
Harga Saham Gabungan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial pada
periode Bullish yang berpengaruh signifikan terhadap return saham adalah faktor
PBV dan ROE masing-masing menunjukkan kontribusi terhadap return saham
sebesar 15,4% dan 15%. Sementara dalam keadaan Bearish faktor yang signifikan
secara parsial terhadap return saham juga PBV dan ROE masing-masing
memberikan kontribusi terhadap return saham sebesar 18,6% dan 41,6%.
Penelitian yang dilakukan Ulupui (2007) yang meneliti analisis pengaruh
rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham ( studi
pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang
konsumsi di BEJ). Penelitian ini menghasilkan bahwa secara parsial ROA dan
current ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Sementara itu, secara bersama-sama ROA, current ratio, assets turn over dan debt
to equity berpengaruh signifikan terhadap return saham sebesar 44,6%.
Sunarto (2001) yang berjudul “Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan
Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ“, hasil
penelitian menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) dan Return on Equity
(ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham, sedangkan
Debt to Total Assets (DTA) berpengaruh tidak signifikan terhadap Return Saham
pada periode 1998-1999. Kemudian pada periode 1999-2000 hanya varibel ROA
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return Saham, sedangkan ROE
dan DTA berpengaruh tidak signifikan. Selama periode penelitian tersebut,
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Triyani (2005) yang berjudul ”Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage
Terhadap Return Saham Perusahaan Non Manufaktur yang terdaftar Di BEJ”,
menunjukkan bahwa variabel EPS dan ROA secara parsial berpengaruh terhadap
return saham perusahaan non manufaktur, sedangkan variabel DTA, GPM, NPM,
dan ROE tidak berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan non manufaktur.
B. Saham
1. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan
atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Anoraga,
2006:58). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.
Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (prefered stock) (Anoraga, 2006:54). Saham
biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi
yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham preferen (prefered
stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa
tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji, 2006:7).
Saham biasa (common stock) adalah saham yang paling banyak diperdagangkan di
pasar modal.
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pendapatan
dapat berupa pendapatan realisasi yang sudah terjadi atau pendapatan ekspektasi
yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang
(Jogiyanto, 2003:109).
Pendapatan realisasi (actual return) merupakan pendapatan yang telah
terjadi. Pendapatan realisasi dihitung berdasarkan data histori. Pendapatan
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Pendapatan histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan
pendapatan ekspektasi (expected return) dan risiko di masa mendatang.
Pendapatan ekspektasi (expected return) adalah pendapatan yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan
pendapatan realisasi yang sifatnya sudah terjadi, pendapatan ekspektasi sifatnya
belum terjadi.
Pendapatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan
realisasi (actual return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih
antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode
sebelumnya (Pt-1). Secara matematis pendapatan realisasi (actual return) dapat
diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110) :
(
)
1 1 . Re . − − − = t t t P P P t Act Dimana:Pt = harga saham pada periode ke-t
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode
lalu (Pt-1) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan sebaliknya apabila
harga saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga saham periode lalu (Pt-1) maka
terjadi kerugian modal (capital loss).
3. Manfaat Kepemilikan Saham
Investor yang melakukan pembelian saham, otomatis akan memiliki hak
kepemilikan di dalam perusahaan yang menerbitkannya. Banyak sedikitnya
jumlah saham yang dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor
tersebut. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki investor maka semakin besar
juga haknya atas perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Ada dua manfaat yang bisa diperoleh pembeli saham yaitu manfaat
ekonomis dan manfaat non ekonomis (Anoraga, 2006:60).
a. Manfaat ekonomis meliputi :
1) Dividen
Dividen (dividend) adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash
dividend), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa
uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat
pula berupa dividen saham (stock dividend), yaitu kepada setiap
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan adanya pembagian
dividen saham tersebut (Darmadji, 2006:12).
2).Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli
saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai
beli yang lebih rendah (Anoraga, 2006:60).
b. Manfaat Non-ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah
kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki
oleh investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.
4. Risiko Kepemilikan Saham
Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, risiko tinggi”
(high risk, high return). Artinya, saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan dan potensi risiko yang tinggi. Saham
memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang
besar dalam waktu singkat. Namun, seiring berfluktuasinya harga saham, maka
saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu
singkat. Risiko yang dihadapi oleh investor atas kepemilikan sahamnya, antara
lain (Darmadji, 2006:13-15) :
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika
mengalami kerugian.
b. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Investor juga dihadapkan
pada risiko capital loss apabila ia menjual sahamnya dengan harga jual lebih
rendah dari harga belinya.
c. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan
menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini
berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih
dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih
terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
d. Saham Dikeluarkan dari Bursa (Delisting)
Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk, misalnya
dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa
tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai Peraturan Pencatatan Efek di Bursa.
Saham yang telah di-delist tentu saja tidak dapat lagi diperdagangkan di
bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak
terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
e. Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)
Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya oleh
otoritas Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga
suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh otoritas Bursa jika suatu saham
mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh
kreditornya, dan berbagai kondisi lain yang mengharuskan Otoritas Bursa
men-suspend perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan
memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar informasi yang
belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu
informasi yang yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh
Bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.
5. Harga Saham
Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut
akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham,
maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan.
Market Price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang
paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar
yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah
harga penutupannya (closing price) (Anoraga, 2006:59).
Harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan yang
begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan dalam
hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya pesanan yang
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat lebih 400 terminal komputer di mana
para floor trader dapat memasukkan pesanan yang diterimanya dari nasabah.
Pada monitor-monitor yang memantau perdagangan saham, tertera beberapa
istilah harga saham yaitu (Darmadji, 2006:131) :
a. Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.
b. Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat
pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.
c. High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang
terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
d. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang
terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
e. Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
f. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga terakhir
yang terjadi.
g. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham pada
saat akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.
C. Teori Penilaian Investasi Saham
Penilaian investasi dalam bentuk saham terdiri dari dua pendekatan, yaitu
The Firm Foundation Theory dan The Castle in The Air Theory (Anoraga,
2006:61). The Firm Foundation Theory menyatakan bahwa setiap instrument
mempunyai landasan yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsic yang dapat
ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
turun dari nilai intrinsiknya yang bersifat pasti, maka kesempatan menjual atau
membeli muncul karena perubahan harga pasar itu pada akhirnya akan dikoreksi.
Perubahan harga pasar tersebut mengakibatkan tindakan investasi menjadi
tindakan yang kurang menarik karena sifatnya sederhana, semata-mata merupakan
hal memperbandingkan pasar suatu asset terhadap nilai intrinsiknya. Teori ini
selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Fundamental Analysis (Analisis
Fundamental).
Penilaian kinerja suatu perusahaan/emiten memerlukan suatu analisis yang
menyeluruh. Para investor dapat menggunakan suatu pendekatan yang dapat
mencakup seluruh aspek yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Ada tiga
aspek yang dapat dipakai sebagai rujukan untuk menganalisis secara fundamental,
yaitu dengan analisis secara ekonomi makro, analisis secara industry, dan pada
akhirnya investor menilai isi perut perusahaan yang bersangkutan yaitu melalui
laporan keuangannya ( Putra, 2003:61).
Analisis perusahaan sangatlah penting bagi seorang investor, karena tidak
selamanya perusahaan yang selama ini dianggap perusahaan besar, merupakan
perusahaan yang layak untuk berinvestasi. Oleh sebab itu, sebelum investor
memutuskan untuk membeli saham sebuah perusahaan ada baiknya investor
melakukan analisis tentang kinerja, serta prospek perusahaan tersebut dimasa
depan.
Salah satu alat investor untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah
penilaian melalui laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala oleh
perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa. Perusahaan tersebut harus
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
wajib memberikan dan menyampaikan laporankeuangnanya kepada public.
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat menunjukkan informasi kekayaan,
pendapatan, kinerja serta prospek ke depannya. Berdasarkan laporan keuangan
tersebut investor dapat memutuskan apakah perusahaan tersebut layak sebagai
tempat investor berinvestasi atau tidak.
Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dijadikan patokan dalam
menganalisis kinerja serta prospek suatu perusahaan, yaitu Neraca, Laporan Rugi
Laba dan Laporan Aliran Kas Perusahaan. Neraca adalah laporan keuangna yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan
Laba Rugi adalah laporan pendapatan dan keuntungan suatu perusahaan pada
periode tertentu. Laporan Rugi Laba memaparkan besarnya pendapatan dan biaya
yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu, sehingga terdapat
keuntungan atau kerugian.
D. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham merupakan indicator utama yang menggambarkan
pergerakan harga sahamv(Fakhruddin, 2001:95). Indeks harga saham
membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu, apakah suatu harga
saham mengalami kenaikan atau penurunan dibandingkan suatu waktu tertentu.
Penentuan indeks harga saham dibedakan menjadi dua, yaitu indeks harga
saham individu dan Indeks Harga Saham dan Gabungan (IHSG). Indeks
individual merupakan indeks masing-masing saham terhadap harga dasarnya
(Darmadji, 2001:95), indeks ini tidak dapat mengukur harga dari suatu saham
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Indeks Harga Saham dan Gabungan (IHSG) disebut juga Indeks Pasar
(market index) merupakan alat ukur kinerja sekuritas khususnya saham yang
listing di bursa yang digunakan oleh bursa-bursa di dunia. Indeks pasar di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan di Bursa Efek Surabaya (BES) diber nama Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan suatu nilai yang digunakan untuk
mengukur kinerja saham. Indeks di pasar modal mempunyai fungsi antara lain
sebagai benchmark kinerja portofolio, indicator trend pasar, indicator tingkat
keuntungan, dan sebagai fasilitas perkembangan produk inovatif. IHSG juga
menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek
(Anoraga, 2006:101). Indeks ini melibatkan seluruh harga saham yang terdaftar di
bursa dan paling banyak digunakan sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan
di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat digunakan untuk
menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
[image:39.595.141.462.251.469.2]BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM BURSA EFEK INDONESIA
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung
pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam
upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan
Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Bursa Efek Indonesia berawal dari berdirinya Bursa Efek di Batavia, yang
dikenal sebagai Jakarta pada saat ini, oleh pemerintah Hindia Belanda pada
tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan
obligasi perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Perkembangan Bursa Efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong
pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925
dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini
kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik di Eropa awal tahun 1939.
Bursa Efek di Jakarta pun akhirnya ditutup juga akibat terjadinya perang dunia ke
dua tahun 1942, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di
Indonesia.
Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali
Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa
Efek di Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal
ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali dan
akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai
dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul tahun 1976 berdirinya
BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan dan
investasi PT Danareksa. Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya
aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto pada tahun
1977.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan Paket Deregulasi Desember 1987 dan
Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi Bursa Efek. Paket
Deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT
Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 13 Juli 1992. Pada tahun itu juga
BAPEPAM yang awalnya Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat sehingga kegiatannya
semakin ramai dan kompleks. Hal ini menyebabkan sistem perdagangan manual
yang selama ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta tidak lagi memadai. Pada tanggal
22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang dinamakan JATS (Jakarta
Automatic Trading System). Sistem yang baru ini dapat memfasilitasi
perdagangan saham dengan frekuensi lebih besar dan lebih menjamin kegiatan
pasar yang adil dan transparan dibanding dengan sistem perdagangan manual.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) kemudian
bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2007. Penggabungan kedua bursa ini diharapkan dapat menciptakan kondisi
perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Dewan Direksi BEI
Erry Firmansyah : Direktur Utama
M. S. Sembiring : Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan
Pengembangan Usaha
T. Guntur Pasaribu : Direktur Perdagangan Fixed Income dan
Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
Justitia Tripurwasani : Direktur Pengawasan
Eddy Sugito : Direktur Pencatatan
Bastian Purnama : Direktur Teknologi Informasi
Sihol Siagian : Direktur Administrasi
Dewan Komisaris BEI
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Mustofa : Komisaris
Chaeruddin Berlian : Komisaris
Jhonny Darmawan : Komisaris
Felix Oentoeng Soebagjo : Komisaris
Kepala Divisi / Kepala Satuan BEI Direktorat Utama
1. Sekretaris Perusahaan : Friderica Widyasari Dewi
2. Satuan Manajemen Resiko : Windiarti S. Choesin
3. Satuan Pemeriksa Internal : Widodo
4. Sentra Informasi dan Edukasi : Agustina Dewi (Pjs)
Direktorat Pengawasan
5. Pengawasan Transaksi : Hamdi Hassyarbaini
6. Hukum : Dewi A. Prasetyaningtyas
7. Satuan Pemeriksa Anggota Bursa dan Partisipan : Kristian S. Manullang
Direktorat Pencatatan
8. Pencatatan Sektor Riil : I Gede Nyoman B.Y.
9. Pencatatan Sektor Jasa : Umi Kulsum
10.Pencatatan Surat Hutang : Saptono Adi Junarso
Direktorat Perdagangan Fixed Income dan Derivatif
11. Perdagangan Fixed Income : Erna Dewayani
12. Perdagangan Derivatif : Hari Purnomo
Direktorat Keanggotaan dan Partisipan
13. Keanggotaan : Bambang Widodo
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
14. Perdagangan Saham : Supandi
Direktorat Penelitian dan Pengembangan Usaha
15. Riset dan Pengembangan Produk : Kandi Sofia S. Dahlan
16. Pemasaran : Wan Wei Yiong
Direktorat Administrasi
17. Keuangan : Yohanes A. Abimanyu
18. Umum : Isharsaya
19. Sumber Daya Manusia : Mirna Kurniawati (Pjs)
Direktorat Teknologi Informasi
19.Operasi Teknologi Informasi : Yohanes Liauw
20.Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi : Didit Agung Laksono
Specialist Setingkat Kepala Divisi
21.Chief Economist : Edison Hulu
Sumber:
B. Prospek Bisnis Perusahaan Telekomunikasi
Liberalisasi sektor telekomunikasi yang terjadi di Indonesia sejak 1999,
diawali dengan UU No.36 tahun 1999 tentang telekomunikasi, telah merubah peta
struktur persaingan industri telekomunikasi nasional. Perubahan struktur industri
tersebut juga mempengaruhi perilaku para pelaku industri telekomunikasi
sehingga mereka melakukan perubahan dan penyesuaian strategi perusahaannya.
Strategi tersebut dituangkan dalam program kerja dalam bebagai bidang seperti
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Semulanya hanya ada pelaku pasar telekomunikasi tunggal yaitu Telkom,
lalu menjadi dua dengan adanya Indosat, lalu menjadi beberapa perusahaan
telekomunikasi seperti saat sekarang ini. Hingga saat ini tercatat lebih dari 10
operator telekomunikasi yang beroperasi dengan berbagai teknologi baik GSM
maupun CDMA.
Masyarakat pengguna jasa telekomunikasi sudah tidak lagi mengharapkan
jasa telekomunikasi hanya sebagai sarana penghubung suatu lokasi dengan lokasi
lainnya yang berjarak cukup jauh untuk berkomunikasi atau berbicara. Berbagai
bentuk layanan dan informasi yang dibutuhkan masyarakat telah mendorong
berkembangnya teknologi jaringan telekomunikasi berdasarkan kriteria yang
beragam pula seperti masalah keamanan, keandalan, kecepatan, cakupan,
personalitas, profitabilitas dan harga.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya informasi terus meningkat dan
mendorong fungsi jasa telekomunikasi berubah menjadi sarana untuk
mendapatkan informasi. Bentuk-bentuk informasi yang ingin diperoleh semakin
beragam, mulai dari informasi bisnis, pendidikan, komersial dan hiburan.
Sejumlah kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan secara manual, tatap muka,
mulai beralih untuk dilakukan melalui jasa telekomuniksi, seperti transaksi bisnis,
proses pengajaran jarak jauh, belanja jarak jauh, dan beberapa proses perkantoran
yang sudah beralih dengan memanfaatkan jaa telekomunikasi. Maka belakangan
ini sering kita dengar istilah : commerce, telshopping, distence learning,
banking, business, EDI, video conference, video on demand, multimedia dan
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Bisnis selular merupakan industri yang menarik saat ini. Banyak
perusahaan yang berlomba-lomba masuk ke industri ini. Hal itu terlihat dari
Jumlah pelanggan telekomunikasi yang mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada tahun 2004 jumlah pelanggan selular mencapai sekitar 40 juta pelanggan,
dan pada tahun 2008 jumlah pelanggan selular sudah lebih dari 113 juta
pelanggan selular. Dari hasil Pelanggan untuk telepon tetap maupun nirkabel juga
mengalami peningkatan, yaitu sejumlah 11 juta pada tahun 2004 menjadi lebih
dari 21 juta pelanggan pada tahun 2008.
Perusahaan telekomunikasi bergerak tidak lagi jualan jasa telekomunikasi
tetapi mereka juga bergerak menjadi perusahaan pemasaran. Perubahan kebutuhan
pelanggan yang dipicu oleh konvergensi teknologi mengakibatkan perusahaan
telekomunikasi akan menjadi semacam ”broker” yang akan menyediakan semua
kebutuhan pelanggan mulai dari yang sangat mendasar seperti voice sampai
dengan kebutuhan sehari-hari seperti transaksi atau hiburan.
Jasa-jasa telekomunikasi tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Jaringan telepon Umum/ pulic switched telephone network
1.1. Jasa pelanggan telepon/ telephone subscribe service
1.2. Jasa interkoneksi operator telekomunikasi /interconection service to to
other interconnection.
1.2.1. Interkoneksi jarak jauh internasional/ Internasional long
distance interconnection.
1.2.2. Interkoneksi sambungan tetap dan bergerak/ mobile and fixed
cellular interconnection.
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
2.1. Jasa sambungan analog/ analog cellular service.
2.2. Jasa sambungan GSM/ GSM cellular servicse.
2.3. Jasa sambungan PCN/ PCN cellular services.
2.4. Jasa satelit/ satellite services.
2.5. Jasa lainnya ( VAST, E-mail, Kartu telepon/ calling cards).
C. Profil Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
Perusahaan perseroan (persero) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada
mulanya merupakan bagian dari ” Post en telegraafdients” yang didirikan pada
tahun 1884 berdasarkan keputusan Gubernur jenderal Hindia Belanda No.7
tanggal 27 Maret 1884 dan pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi
dipecah menjadi perusahaan umum telekomunikasi (Perumtel) yang
menyelenggarakan telekomunikasi nasional maupun internasional dan PT. INTI
yang memproduksi peralatan telekomunikasi.
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perseroan (Persero)
PT. Telekomunikasi Indonesia berdasarkan peraturan pemerintah No. 25 tahun
1991. PT. Telekomunikasi IndonesiaTbk, berkantor pusat di Jalan Japati No.1
Bandung.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk:
Komisaris Utama : Tanri Abeng
Komisaris : Anggito Abimayu
Komisaris : Arief Arryman
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Direktur Utama : Rinaldt Firmansyah,IR. CFA.
Direktur : Arief Yahya
Direktur : Sudiro Asno
Direktur : Faisal Syam
Direktur : Ermady Dahlan
Direktur : I Nyoman Gede Wiryatnata
Direktur : Indra Utoyo
Direktur : Praseti
Direktur : Mahmuddin Yasin
2. PT. Indosat Tbk,
PT. Indosat Tbk, berpusat di Jalan Medan Merdeka Barat 21 Jakarta 10110
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan
Perseroan investasi asing untuk menyediakan jasa telekomunikasi internasional di
Indonesia dan mulai beroperasi di tahun 1969, perusahaan ini terdaftar di Bursa
Efek Jakarta pada tahun 1994.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Indosat Tbk :
Komisaris Utama : H.E. Sheikh Bin Mohammed Bin Saud Al-Thani
Komisaris : Jarman
Komisaris : Setyanto P. Santosa
Komisaris : Soeprapto, S.IP
Komisaris : Sheikh Mohamed Bin Suhaim Hamad Al-Thani
Komisaris : Rachmat Gobel
Komisaris : George Thia
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Komisaris : Michael Latimer
Komisaris : Nasser Marafih, Dr.
Komisaris : Rionald Silaban
Direktur Utama : Jhonny Swandi Sjam
Wakil Direktur : Kaizad Bomi Heerjee
Direktur : Fadzri Santosa
Direktur : Syakieb A. Sungkar
Direktur : Roy Kannan
Direktur : Guntur S. Siboro
Direktur : Wahyu Wjayadi
3. PT. Info Asia Teknologi Global Tbk,
PT. Info Asia Teknologi Global Tbk, berpusat di jalan M. H. Thamrin
Kav.3 Menara Thamrin Lantai 15 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada 22
Februari 1995 yang modalnya berasal dari investasi dalam dan luar negeri. PT.
Info Asia Teknologi Global Tbk terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta pada bulan
November 2001.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Info Asia Teknologi Global Tbk:
Komisaris Utama : Dafid Lazarus Simbar
Wakil Komisaris Utama : Wisnu Askari Marantika
Komisaris : A. A. Nasution
Komisaris : Shanta Dewi Simbar
Rahmadani Safitri Nasution : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2009.
USU Repository © 2009
Wakil Direktur Utama I : Noviana Halim
Direktur : Priska Emirintina Erjani
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN