• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Keadaan Demografi Kabupaten Tapanuli Selatan 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prediksi Keadaan Demografi Kabupaten Tapanuli Selatan 2010"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI KEADAAN DEMOGRAFI KABUPATEN

TAPANULI SELATAN TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ISMAIL MARZUKI SIREGAR 062407079

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : PREDIKSI KEADAAN DEMOGRAFI

KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ISMAIL MARZUKI SIREGAR

Nomor Induk Mahasiswa : 062407079

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2009

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Pengarapen Bangun, M.Si

(3)

PERNYATAAN

PREDIKSI KEADAAN DEMOGRAFI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2009

(4)

PENGHARGAAN

Diawali dengan mengucap Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Penulis kekuatan dan semangat sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Progam D3 Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Sebagai salah satu perwujudan dari proses pendidikan kemahasiswaan, penyusunan Tugas Akhir ini disajikan berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari

Selama dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan, untuk itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU, Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Pelaksana Program D3 Ilmu Komputer dan Statistika FMIPA USU dan Drs. Pengarapen Bangun, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Seluruh Staff Pengajar di FMIPA Universitas Sumatera Utara khususnya Jurusan Matematika serta pihak BAINPROM-SU. Kepada Ayahanda H. Mara Taman Siregar dan Ibunda Hj. Delima Sari Hasibuan yang telah memberikan bantuan materil dan do’a yang tiada hentinya untuk penulis dari awal perkuliahan sampai penulis menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini, dan keluargaku termasuk, abang dan kakakku yang paling saya cintai yang selalu memberi semangat dan motivasi, teman-temanku Cut Gading, Mala, Wika, Forni dan Lia dan semua teman di Program Studi D3 Statistika serta semua pihak yang telah membantu Penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, yang akhirnya dapat dimanfaatkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan pada saat ini dan yang akan datang.

Semoga Penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi pembaca dan penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2008

(5)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penulisan... 3

1.4 Metode Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan... 4

Bab 2 Tinjauan Teoritis... 6

2.1 Pengertian-pengertian... 6

2.2 Kegunaan Proyeksi Penduduk ... 8

2.3 Teori Kependudukan ... 9

2.4 Metode yang Digunakan ... 9

2.4.1 Angka Pertumbuhan Penduduk ... 10

2.4.2 Rasio Jenis Kelamin... 11

2.4.3 Komposisi atau Struktur Penduduk Menurut Umur ... 12

Bab 3 Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Selatan ... 15

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Selatan... 15

3.2 Bupati dan Wakil Tapanuli Selatan Periode ke Periode ... 21

3.2.1 Bupati Tapanuli Selatan Periode ke Periode ... 21

3.2.2 Wakil Bupati Tapanuli Selatan Perperiode ... 22

3.3 Letak dan Geografis Kabupaten Tapanuli Selatan... 22

Bab 4 Analisa dan Evaluasi... 23

4.1 Arti dan Kegunaan Analisis Data ... 23

4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 23

4.2.1 Keadaan Jumlah Penduduk ... 26

4.2.2 Perkiraan Jumlah Penduduk ... 29

4.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk... 35

4.4 Ramalan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Dirinci Berdasarkan Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010... 37

4.5 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) ... 40

(6)

Bab 5 Implementasi Sistem... 44

5.1 Tahap Implementasi ... 44

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel ... 45

5.3 Jendela Lembar Kerja Microsoft Excel... 46

5.4 Pengisian Data ... 47

5.5 Pembuatan Grafik ... 48

Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 50

6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Saran-saran ... 51 Daftar Pustaka

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut Jenis

Kelamin Tahun 1997 – 2006………. 24 Tabel 4.3 Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan

Menurut Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006………. 25 Tabel 4.4 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli

Selatan Menurut Jenis KelaminTahun 1997 – 2006………….. 28 Tabel 4.5 Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan

Menurut Jenis Kelamin tahun 1997 – 2006………... 31 Tabel 4.6 Perbandingan Sex Ratio Jumlah Penduduk Laki-laki dan

Perempuan Tahun 1997 – 2006 di Kabupaten Tapanuli

Selatan………... 33

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006 di Kabupaten Tapanuli Selatan... 34 Tabel 4.8 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Menurut Golongan

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006 di Kabupaten

Tapanuli Selatan……… 36

Tabel 4.9 Hasil Ramalan Jumlah Penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan Berdasarkan Golongan Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2010……… 38

Tabel 4.10 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2010… 41

Tabel 4.11 Struktur Umur Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut

Jenis Kelamin Tahun 1997-2006 ... 25

Gambar 4.2 Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2007-2010 Menurut Jenis Kelamin... 32

Gambar 4.3 Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Berdasarkan Golongan, Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010... 39

Gambar 4.4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2010 42 Gambar 5.2 Tampilan Item Menu Microsoft Excel... 45

Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel ... 46

Gambar 5.4 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data... 47

Gambar 5.5 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe ... 49

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh negara yang sedang berkembang, tetapi juga oleh Negara-negara maju karena menyangkut banyak segi seperti ekonomi, sosial dan budaya. Pengetahuan tentang penduduk dan masalah kependudukan merupakan salah satu masalah didunia dewasa ini, yang selalu berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan hidup yang diperlukan semua umat manusia.

Penduduk merupakan objek dan sekligus subjek dalam pembangunan nasional, kebijaksanaan dibidang kependudukan bukan saja hanya menyangkut jumlah dan kepadatan penduduk, arus migrasi, kelahiran serta kematian juga kebijaksanaan dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk yang tinggi serta mengarahkan mobilitas dan persebaran penduduk yang lebih merata, terutama didaerah yang jarang penduduknya.

(10)

Pertambahan penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan tambahan investasi dan sarana untuk menunjang kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah, dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya demi untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur sehingga tercapailah cita-cita nasional bangsa Indonesia.

Untuk itu disini penulis memilih judul “Prediksi keadaan demografi kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2010” dengan maksud untuk memberikan sedikit masukan kepada pemerintah daerah kabupaten Tapanuli Selatan dalam mengambil langkah-langkah yang dapat dilakukan ditahun-tahun mendatang dalam mengatasi pertambahan jumlah penduduk dan kegiatannya seperti program KB, transmigrasi, pengembangan kota dan lain sebagainya.

1.2.Perumusan Masalah

(11)

Untuk membahasnya permasalahan yang dihadapi maka perlu diadakan perumusan masalah, diantaranya :

1. Pengolahan data di kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan tahun 1997/2006.

2. Perhitungan dari pemasalahan ini dapat dilakukan dengan menghitung proyeksi penduduk pada tahun 2010, kemudian persentase perubahan penduduk, dan sex rasio.

3. Sumber data hanya diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara.

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah agar pemerintah pusat dan daerah, khususnya daerah kabupaten Tapanuli Selatan dapat mengambil tindakan yang akan dilaksanakan untuk tahun-tahun berikutnya dalam mengatasi pertambahan penduduk yang ada.

1.4.Metode Penelitian

Penulisan tugas akhir ini bersifat proyeksi (peramalan) tentang pertambahan penduduk di kabupten Tapanuli Selatan. Penyusunan tugas akhir ini memerlukan beberapa data yang biasa disajikan sebagai penelitian. Adapun cara yang digunakan penulis untuk memperoleh data adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

(12)

laporan yang diterima oleh BPS dari pemerintah kabupaten Tapanuli Selatan per periode). Jadi penulis tidak langsung memperoleh data dari sumbernya.

2. Penelitian Kepustakaan

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian kepustakaan yaitu mencari data dari buku-buku atau sumber terbitan lainnya yang bersifat teoritis dan relevan dengan penelitian.

1.5.Sistematika Penulisan

Didalam sistematika penulisan tugas akhir ini, penulis membagikan bagian yang akan dibahas kedalam beberapa bab yang setiap bab akan ditunjang oleh sub bab guna mempermudah pembaca untuk mengerti dan memahami isi tulisan ini.

Adapun sistematika penulisan yang akan dikemukakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

(13)

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Bab ini berisikan gambaran umum kabupaten Tapanuli Selatan dimana penulis melakukan riset untuk tugas akhir ini.

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini dijelaskan tentang perhitungan yang dilakukan untuk meramalkan jumlah penduduk ditahun yang akan datang, persentase perubahan penduduk, dan sex rasio.

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan Excel, pengisian data, dan cara membuat grafik.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1.Pengertian-pengertian

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafein” yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan mengenai rakyat atau penduduk.

Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demografi adalah :

Demografi is the scientific study of human populations in primarily with

the respect to their size, their structure (compotition) and their

development (change).

Dalam Bahasa Indonesia terjemahan kurang lebih adalah sebagai berikut :

Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi) penduduk dan perkembangannya (perubahannya).

Philip M. Hauser dan Dudley Ducan (1959) mengusulkan definisi demografi sebagai berikut :

(15)

Dari kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk disuatu wilayah. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi penduduk.

Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk dari hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang dapat pada hari dilakukan sensus dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus penduduk tersebut dilakukan maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur-unsur yang dinamis yang terdiri dari kelahiran, kematian dan migrasi. Proses perubahan tersebut disebut pula dengan proses yang dinamis.

Masalah kependudukan sangat mempengaruhi kesejahteraan dan perkembangan suatu daerah dan Negara. Pada tahun 1973 di Paris selama kongres masalah kependudukan dilangsungkan, Aldophe Laundry telah membuktikan matematik adanya hubungan antar unsur-unsur demografi secara kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Ia menyarankan penggunaan istilah “PURE DEMOGRAPHY” untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik matematik dan lain dari ilmu demografi yang bersifat deskriptif.

(16)

Studi kependudukan (Population Study) mempunyai kajian yang lebih luas dari kajian demografi murni, karena dalam memahami struktur dan proses kependudukan disuatu daerah, faktor-faktor non demografis ikut dilibatkan.

Kammeyer (1971) memperjelas perbedaan antara demografi formal dengan studi kependudukan lewat perbedaan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Jika variabel pengaruh dan variabel terpengaruh kedua-duanya terdiri dari variabel demografi maka tipe studi adalah demografi murni. Apabila salah satu variabelnya adalah variabel non demografi, maka kajian tersebut adalah studi kependudukan.

2.2. Kegunaan Proyeksi Penduduk

Penduduk ialah orang atau individual yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan Proyeksi ialah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi baik itu mengenai kependudukan, ketenagakerjaan maupun pembangunan dengan menggunakan beberapa asumsi-asumsi yang didasarkan atas data pada tahun dasar.

(17)

Mengingat semua rencana-rencana pembangunan baik ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karakteristik dari apda penduduk dimasa mendatang, proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai pernyataan minimum untuk proses perencanaan pembangunan.

2.3.Teori Kependudukan

Teori kependudukan dikembangkan oleh faktor yang sangat dominan. Pertama ialah meningkatkan pertumbuhan penduduk terutama di Negara-negara yang sedang berkembang. Hal ini menyebabkan para ahli memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Faktor kedua adalah adanya masalah-masalah yang sifatnya universal, yang menyebabkan para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana terjalin suatu hubungan antara penduduk dengan perkembangan penduduk ekonomi sosial.

2.4.Metode yang Digunakan

(18)

2.4.1. Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%). Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk digunakan beberapa asumsi-asumsi, yaitu :

1. Pertumbuhan Aritmatika

Pertumbuhan penduduk secara aritmatika ialah pertumbuhan penduduk dengan jumlah adalah sama setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pn = P0 (1 + rn) Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada n

P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun

2. Pertumbuhan Geometri

Pertumbuhan Geometri adalah pertumbuhan penduduk berskala atau bertahap dalam selang waktu tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pn = P0 (i + r)n Dimana :

(19)

P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun

3. Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan eksponensial merupakan pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus menerus dalam suatu daerah atau wilayah tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pn = P0 . em dengan :

e = jumlah konstanta yang besarnya 2.718282

2.4.2. Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu dan biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan :

100

Rasio jenis kelamin (SR) menurut kelompok umur dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut :

(20)

Dengan :

SRi = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun K = Konstanta, biasanya 100.

Besar kecilnya rasio disuatu daerah dipengaruhi oleh : 1. Sex Rasio at Birth

Dibeberapa negara umumnya berkisar antara 103-105 bayi laki-laki per 100 perempuan.

2. Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan

Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.

3. Pola migrasi penduduk laki-laki dan perempuan

Jika disuatu daerah SR > 100 berarti daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-lakinya dan sebaliknya jika SR < 100 di daerah tersebut lebih banyak perempuan daripada laki-laki.

2.4.3. Komposisi atau Struktur Penduduk Menurut Umur

(21)

diketahui jumlah penduduk di usia sekolah baik yang sekarang maupun masa yang akan datang.

Dalam demografi distribusi umur penduduk dapat digolongkan antara lain menurut “satu tahunan ataupun lima tahunan’ dan distribusi umur yang digunakan penulis untuk mengelompokkan umur penduduk adalah dengan distribusi umur lima tahunan, dengan tujuan untuk mendapatkan struktur penduduk kabupaten Tapanuli Selatan.

Contoh : Umur satu tahunan Umur lima tahunan

0 0 – 4

1 5 – 9

2…dst 10 – 14 …dst

Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi yang saling berpengaruh satu dengan yang lainnya, dengan kata lain bila satu variabel berubah maka variabel lainnya juga berubah. Faktor sosial ekonomi disuatu Negara atau daerah akan mempengaruhi struktur umur penduduk melalui ketiga variabel di atas.

Untuk mengetahui apakah suatu penduduk tergolong ‘penduduk muda’ atau ‘penduduk tua’ dapat dilakukan dengan cara :

(22)
(23)

BAB 3

GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

3.1.Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Selatan

Pada zaman penjajahan Belanda, kabupaten Tapanuli Selatan disebut AFDEELING PADANGSIDIMPUAN yang dikepalai oleh seorang residen yang berkedudukan di Padangsidimpuan.

Afdeeling Padangsidimpuan dibagi atas 3 (tiga) onderafdeeling, masing-masing dikepalai oleh seorang contrelor dibantu oleh masing-masing-masing-masing Demang yaitu :

1. Onder Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padangsidimpuan. Onder ini dibagi 3 distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang yaitu :

a. Distrik Angkola berkedudukan di Padangsidimpuan b. Distrik Batang Toru berkedudukan di Batang Toru c. Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok

2. Onder Afdeeling Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan

Onder ini dibagi atas 3 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang yaitu :

(24)

3. Onder Afdeeling Madina, berkedudukan di Kota Nopan

Onder ini dibagi atas 5 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang yaitu :

a. Distrik Panyabungan berkedudukan di Panyabungan b. Distrik Kota Nopan berkedudukan di Kota Nopan c. Distrik Muara Sipongi berkedudukan di Muara Sipongi d. Distrik Natal berkedudukan di Natal

e. Distrik Batang Natal berkedudukan di Muara Soma

Tiap-tiap onder distrik dibagi atas beberapa Luhat yang dikepalai oleh seorang kepala luhat (kepala kuria) dan tiap-tiap luhat dibagi atas beberapa kampung yang dikepalai oleh seorang kepala Hoofd dan dibantu oleh seorang kepala Ripo apabila kampung tersebut mempunyai penduduk yang besar jumlahnya.

Daerah Angkola Sipirok dibentuk menjadi suatu kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Padangsidimpuan.

Daerah padang Lawas dijadikan suatu kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Gunung Tua. Bupati pertamanya adalah Junjungan Lubis dan kemudian Sutan Katimbung.

Daerah Mandailing dan Natal dijadikan suatu kabupaten yang dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Penyabungan. Bupati pertamanya adalah Junjungan Lubis dan kemudian Fachruddin Nasution.

(25)

kantor Bupati dipindahkan secara gerilya ke daerah yang aman yang belum dimasuki oleh Belanda.

Setelah Republik Indonesia menerima kedaulatan pada akhir tahun 1949, maka pembagian Daerah Administrasi Pemerintahan mengalami perubahan pula.

Semenjak awal tahun 1950 terbentuklah Daerah Tapanuli Selatan dan seluruh pegawai yang ada pada kantor Bupati Angkola Sipirok, Padang Lawas dan Mandailing Natal, ditentukan menjadi pegawai kantor Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan yang berkedudukan di Padangsidimpuan.

Pada periode Bupati KDH Tapanuli Selatan dipegang oleh Raja Junjungan Lubis, terjadi penambahan 6 kecamatan sehingga menjadi 17 kecamatan. Penambahan kecamatan tersebut antara lain :

1. Kecamatan Batang Angkola berasal dari sebagian kecamatan Padangsidimpuan dengan Ibu Negerinya Pindu Padang.

2. Kecamatan Siabu berasal dari sebagian kecamatan Panyabungan dengan Ibu Negerinya Siabu.

3. Kecamatan SD Hole berasal dari sebagian kecamatan Sipirok dengan Ibu Negerinya Sipagimbar.

4. Kecamatan Sosa berasal dari sebagian kecamatan Barumun dengan Ibu Negerinya Pasar Ujung Batu.

5. Kecamatan Sosopan berasal dari sebagian kecamatan Barumun dan Sosa dengan Ibu Negerinya Sosopan.

(26)

Sejak tanggal 30 November 1982, wilayah Padangsidimpuan dimekarkan menjadi kecamatan Padangsidimpuan Timur, Padangsidimpuan Barat, Padangsidimpuan Utara, dan Padangsidimpuan Selatan dimana kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Selatan dibentuk menjadi kota Administratif Padangsidimpuan (PP Nomor 32 Tahun 1982).

Pada tahun 1992 kecamatan Natal dimekarkan menjadi 3 kecamatan yaitu: 1. Kecamatan Natal dengan Ibukotanya Natal

2. Kecamatan Muara Batang Gadis dengan Ibukotanya Singkuang 3. Kecamatan Batahan dengan Ibukotanya Batahan

Pada tahun 1992 dibentuk kecamatan Siais dengan ibukotanya Simarpinggan yang berasal dari sebagian kecamatan Padang Bolak.

Kemudian pada tahun 1996 sesuai dengan PP. RI No. 1 Tahun 1996 tanggal 3 Januari dibentuk kecamatan Halongonan dengan ibukotanya Huta Imbaru, yang merupakan pemekaran dari kecamatan Padang Bolak.

(27)

Selanjutnya tahun 1999 sesuai dengan PP.RI No. 43 Tahun 1999 tanggal 26 Mei 1999 terjadi pemekaran kecamatan di kabupaten Tapanuli Selatan antara lain :

1. Kecamatan Sosopan dimekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu kecamatan Sosopan dengan ibukotanya Sosopan dan kecamatan Batang Onang dengan kecamatan Pasar Matanggor.

2. Kecamatan Padang Bolak dimekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu kecamatan Padang Bolak dengan ibukotanya Gunung Tua dan kecamatan Padang Bolak Julu dengan kecamatan Batu Gana.

3. Kecamatan Sipirok dimekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu kecamatan Sipirok dengan ibukotanya Sipirok dan kecamatan Arse dengan kecamatan Arse.

4. Kecamatan Dolok Sigampulon dimekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu kecamatan Dolok dengan ibukotanya Sipiongot dan kecamatan Dolok Sigampulon dengan kecamatan Pasar Simundol.

Pada tahun 2002 sesuai dengan peraturan daerah kabupaten Tapanuli Selatan nomor 4 tahun 2002 tentang pembentukan kecamatan Sayur Matinggi, Marancar, Aek Bilah, Ulu Barumun, Portibi, Huta Raja Tinggi, Batang Lubu Sutan, Simangambat, dan kecamatan Huristak.

Kecamatan-kecamatan yang dibentuk sebagaimana tersebut di atas berasal dari :

(28)

2. Kecamatan Marancar dengan ibukotanya Marancar berasal dari sebagian Kecamatan Batang Toru.

3. Kecamatan Aek Bilah dengan ibukotanya Biru berasal dari sebagian Kecamatan Saipar Dolok Hole.

4. Kecamatan Ulu Barumun dengan ibukotanya Pasar Paringganan berasal dari sebagian Kecamatan Barumun.

5. Kecamatan Lubuk Barumun dengan ibukotanya Pasar Latong berasal dari sebagian Kecamatan Barumun.

6. Kecamatan Portibi dengan ibukotanya Portibi berasal dari sebagian Kecamatan Padang Bolak.

7. Kecamatan Huta Raja Tinggi dengan ibukotanya Huta Raja tinggi berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.

8. Kecamatan Batang Lubu Sutan dengan ibukotanya Pinarik berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.

9. Kecamatan Simangambat dengan ibukotanya Langkinat berasal dari sebagian Kecamatan Barumun Tengah.

(29)

3.2.Bupati dan Wakil Tapanuli Selatan Periode ke Periode

3.2.1. Bupati Tapanuli Selatan Periode ke Periode

No Nama Bupati Periode

1 Muda Siregar Gelar Sutan Doli 1950 – 1951

2 Raja Jungjungan Lubis 1951 – 1954

3 Abdul Azis Lubis 1954

4 Wahid R 1954

5 Abdul Azis Lubis 1954

6 Muhammad Nasib Nasution 1954 – 1955

7 Abdul Azis Lubis 1955 – 1956

8 M. Nurdin Nasution 1956 – 1961

9 M. Nurdin Nasution 1961 – 1969

10 Ahmad Negara Nasution 1969 – 1970

11 M. Nurdin Nasution 1970 – 1974

12 Bgd Syarif Hasibuan 1974 – 1979

13 Hazuzah Lubis 1979 – 1984

14 H.A. Rasyid Nasution, SH 1984 – 1989

15 Drs. Toharuddin Siregar 1989 – 1994

16 Drs. H. Soaloon Siregar 1994 – 1999

17 Ir. Suangkupon Siregar, MSc 1999 – 2000

18 Drs. H.M. Saleh Harahap 2000 – 2005

19 Ir. A. Rahim Siregar (Pejabat/Interim) 2005

(30)

3.2.2. Wakil Bupati Tapanuli Selatan Perperiode

No Nama Wakil Bupati Periode

1 Drs. H. Syahruddin Nasution 1996 – 2000

2 Harry L. Siregar, SE, MBA 2000 – 2005

3 H. Aldinz Rapolo Siregar 2005 – sekarang

3.3.Letak dan Geografis Kabupaten Tapanuli Selatan

Kabupaten Tapanuli Selatan :

1. Terletak antara : 00 10’ – 10 50’ Lintang Utara 980 50’ – 1000 10’ Bujur Timur 2. Luas wilayah : 12.261,55 km

3. Ketinggian berkisar antara : 0 - 1,915 m di atas permukaan laut 4. Kemiringan tanah terdiri dari :

a. Datar : 317.410 Ha (25,89%) b. Landai : 154.435 Ha (12,59%) c. Berbukit-bukit : 245.215 Ha (19,99%) d. Bergunung-gunung : 509.095 Ha (41,53%) 5. Batas-batas :

(31)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

4.1. Arti dan Kegunaan Analisis Data

Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut :

1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat :

a. Mengetahui komponen yang menonjol

b. Membandngkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhannya.

3. Memperkirakan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu kejadian lainnya serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variabelnya.

4.2. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2010

(32)

membagi pertambahan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada tahun awal. Pada kenyataannya banyak Negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk dan akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyak diketahui dari hasil sensus.

Dalam penelitian ini pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan model matematis yang sesuai. Model yang digunakan adalah “Model eksponensial” dengan rumus sebagai berikut :

Pt = P0 . ert

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006

Jenis Kelamin Tahun

Laki-laki Perempuan Jumlah

1997 509739 537999 1047738

(33)

0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Gambar 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 1997 - 2006

Jumlah Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah Laki-laki dan Perempuan

Tabel 4.3. Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006

Jumlah Penduduk Jumlah Perubahan / Tahun Tahun

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1997 509739 537999 5813 7575

(34)

Dengan :

Jumlah Penduduk Laki-laki tahun 1996 adalah 503.926 Jumlah Penduduk Perempuan tahun 1996 adalah 530.424 Tanda (-) : Berkurangnya Jumlah Penduduk.

Dengan menggunakan rumus di atas dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan langkah sebagai berikut :

4.2.1. Keadaan Jumlah Penduduk

Adapun perhitungan jumlah penduduk sebagai berikut :

r = e t

Po Pt

log log

1. Persentase Perubahan Penduduk Laki-laki :

(35)

2. Persentase Perubahan Penduduk Perempuan :

r1997 = log (537999 / 530424) / 0,434295 = 0,014179997 = 1,42% r1998 = log (371072 / 537999) / 0,434295 = 0,371460144 = -37,15% r1999 = log (375677 / 371072) / 0,434295 = 0,012333603 = 1,23% r2000 = log (372262 / 375677) / 0,434295 = -0,009131813 = -0,91% r2001 = log (376254 / 372262) / 0,434295 = 0,010666527 = 1,06% r2002 = log (329321 / 376254) / 0,434295 = -0,133231329 = -13,32% r2003 = log (334731 / 329321) / 0,434295 = 0,016294245 = 1,63% r2004 = log (339200 / 334731) / 0,434295 = 0,013262663 = 1,33% r2005 = log (315247 / 339200) / 0,434295 = -0,073233358 = -7,32% r2006 = log (323064 / 315247) / 0,434295 = 0,024493958 = 2,45%

3. Persentase Perubahan Penduduk Laki-laki dan Perempuan :

(36)

Tabel 4.4 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli

Selatan Menurut Jenis KelaminTahun 1997 – 2006

Tahun Persentase Perubahan Laki-laki

Sumber : Hasil Pengolahan data tabel 4.2

(37)

Dengan demikian perkembangan jumlah penduduk mengalamipenurunan setiap tahunnya. Maka pemerintah setempat diharapkan dapat mengatasi penurunan jumlah penduduk setiap tahunnya dan tahun-tahun mendatang.

4.2.2. Perkiraan Jumlah Penduduk

1. Rata-rata perubahan persentase jumlah Penduduk Laki-laki

03683

2. Rata-rata perubahan persentase jumlah Penduduk Perempuan

04958

3. Rata-rata perubahan persentase jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan

04822

Dari rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk yang diharapkan adalah angka perubahan penduduk yaitu r.

Dengan diperolehnya rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk, maka perkiraan jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan harga rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk (r) dengan rumus :

P

t

= P

0

e

rt

1. Perkiraan Jumlah Penduduk Laki-laki di Kabupaten Tapanuli Selatan

P2007

= 315509

e

-0,03683 (1)

(38)

P2008

= 315509

e

-0,03683 (2)

= 293103

P2009

= 315509

e

-0,03683 (3)

= 282505

P2010

= 315509

e

-0,03683 (4)

= 272289

2. Perkiraan Jumlah Penduduk Perempuan di Kabupaten Tapanuli Selatan

P2007

= 323064

e

-0,04958 (1)

= 307437

P2008

= 323064

e

-0,04958 (2)

= 292566

P2009

= 323064

e

-0,04958 (3)

= 278414

P2010

= 323064

e

-0,04958 (4)

= 264947

3. Perkiraan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Tapanuli Selatan

P2007

= 638573

e

-0,04822 (1)

(39)

P2008

= 638573

e

-0,04822 (2)

= 579865

P2009

= 638573

e

-0,04822 (3)

= 552600

P2010

= 638573

e

-0,04822 (4)

= 526555

Hasil perkiraan jumlah penduduk disusun pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan

Menurut Jenis Kelamin tahun 1997 – 2006

Tahun Jumlah Penduduk Laki-laki

Jumlah Penduduk Perempuan

Jumlah Penduduk Laki-laki dan

Perempuan

2007 304100 307437 608511

2008 293103 292566 579865

2009 282505 278414 552600

2010 282505 278414 526555

Jumlah 1151997 1143364 2267531

(40)

0

Gambar 4.2 Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2007-2010 Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki

Jumlah Perempuan

Jumlah Laki-laki dan Perempuan

Data hasil hasil proyeksi dapat diketahui bahwa setiap tahun jumlah penduduk semakin berkurang dengan kata lain tidak terjadi penaikan baik jumlah penduduk laki-laki maupun perempuan. Pada tahun 2006 jumlah penduduk sekitar 638.573 jiwa. Dan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2010 diperkirakan berjumlah 526.555 jiwa. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan jumlah penduduk sekitar 112.018 jiwa.

Setelah mengetahui banyaknya penduduk atau perkiraan penduduk kabupaten Tapanuli Selatan untuk tahun 2007 – 2010, maka penulis akan menjelaskan untuk mencari sex ratio digunakan rumus sebagai berikut :

(41)

Apabila SR < 100 maka di daerah tersebut lebih banyak perempuan dari pada laki-laki.

Tabel di bawah ini akan menunjukkan perbandingan Sex ratio laki-laki dan perempuan pada tahun 2007 – 2010.

Tabel 4.6. Perbandingan Sex Ratio Jumlah Penduduk Laki-laki dan

Perempuan Tahun 1997 – 2006 di Kabupaten Tapanuli Selatan

Jenis Kelamin Tahun

Laki-laki Perempuan Sex Ratio

2007 304100 307437 98,91

2008 293103 292566 100,18

2009 282505 278414 101,47

2010 272289 264947 102,77

Jumlah 1151997 1143364 100,75

(42)

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006 di Kabupaten Tapanuli Selatan

Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki dan Perempuan

Golongan

Umur 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006

0 – 4 4471 41825 42531 45317 42380 43129 90288 84205 85660

5 – 9 47036 43746 44549 44876 41970 42710 91912 85716 87259

10 – 14 46936 43648 44424 44232 41380 42095 91168 85028 86519

15 – 19 38441 35768 36410 39008 36484 37152 77449 72252 73562

20 – 24 24417 22722 23095 29239 27353 27816 53656 50075 50911

25 – 29 23884 22203 22622 27373 25596 26071 51257 47799 48693

30 – 34 21819 20285 20665 23201 21693 22098 45020 41978 42763

35 – 39 21319 19827 20193 22387 20954 21322 43706 40781 41515

40 – 44 18388 17091 17416 17604 16473 16767 35992 33564 34183

45 – 49 13658 12693 12936 12890 12058 13000 26548 24751 25212

50 – 54 9400 8801 8960 9362 8744 8917 18822 17545 17877

55 – 59 7162 6660 6815 7428 6934 7107 14590 13594 13922

60 – 64 6562 6110 6216 6580 6165 6300 13142 12275 12516

65+ 9062 8450 8677 9703 9063 9304 18765 17513 17981

Jumlah 333115 309829 315509 339200 317247 323064 672315 627076 638573

(43)

4.3. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk

Perhitungan persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki menurut golongan umur adalah sebagai berikut :

e

Dan begitu seterusnya untuk mengerjakan persentase perubahan penduduk laki-laki setiap golongan umur yang lainnya.

Perhitungan persentase perubahan jumlah penduduk perempuan menurut golongan umur adalah sebagai berikut :

%

Dan begitu seterusnya untuk mengerjakan persentase perubahan penduduk perempuan setiap golongan umur lainnya.

(44)

Tabel 4.8. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006 di Kabupaten Tapanuli Selatan

Laki-laki Perempuan Jumlah

Golongan

Umur 2004 2005 2006 2004 2005 2006 Lk. Pr.

Jumlah Keseluruhan

0 – 4 - -7,25 1,67 - -6,7 1,75 -5,58 -4,95 -10,53

5 – 9 - -7,25 1,82 - -6,69 1,75 -5,43 -4,94 -10,37

10 – 14 - -7,23 1,76 - -6,67 1,71 -5,44 -4,96 -10,4

15 – 19 - -7,13 1,78 - -6,69 1,18 -5,35 -5,51 -10,86

20 – 24 - -7,19 1,63 - -6,67 1,68 -5,56 -4,99 -10,55

25 – 29 - -7,13 1,87 - -6,71 1,84 -5,26 -4,89 -10,13

30 – 34 - -7,29 1,86 - -6,72 1,85 -5,43 -4,87 -10,3

35 – 39 - -7,25 1,83 - -6,61 1,74 -5,42 -4,87 -10,29

40 – 44 - -7,31 1,88 - -6,64 1,77 -5,43 -4,87 -10,3

45 – 49 - -7,32 1,90 - -6,67 7,52 -5,42 0,85 -4,57

50 – 54 - -6,58 1,79 - -6,83 1,96 -4,79 -4,87 -9,66

55 – 59 - -7,27 2,30 - -6,88 2,46 -4,97 -4,42 -9,39

60 – 64 - -7,14 1,72 - -6,51 2,17 -5,42 -4,34 -9,76

65+ - -6,99 2,65 - -6,82 2,62 -4,34 -4,2 -8,54

Jumlah - -100,33 26,46 - -93,82 32 -73,84 135,65

(45)

4.4. Ramalan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Dirinci

Berdasarkan Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Adapun rata-rata perubahan persentase untuk penduduk laki-laki berdasarkan golongan umur adalah :

%

r dan seterusnya untuk golongan umur lainnya

Adapun rata-rata perubahan persentase untuk penduduk perempuan berdasarkan golongan umur adalah :

%

r dan seterusnya untuk golongan umur lainnya

Setelah diperoleh nilai dari setiap variabel rata-rata perubahan persentase penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin, maka proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2010 mendatang dapat ditentukan dengan menggunakan rumus, yaitu :

P

t

= P

0

e

rt

Dengan :

e = 2,718282

(46)

Tabel 4.9. Hasil Ramalan Jumlah Penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan

Berdasarkan Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 39482 40374 79856

5 – 9 41438 39982 81420

10 – 14 41321 39406 80727

15 – 19 33908 34516 68424

20 – 24 21448 26029 47477

25 – 29 21008 24396 45404

30 – 34 19222 20711 39933

35 – 39 18783 19984 38767

40 – 44 16206 15715 31921

45 – 49 12033 13146 25179

50 – 54 8405 8358 16763

55 – 59 6377 6701 13078

60 – 64 5782 5945 11727

65+ 8188 8797 16985

Jumlah 293601 304060 597661

(47)

Gambar 4.3. Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Berdasarkan Golongan Um ur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65+

Umur

J

u

m

la

h

P

e

n

d

u

d

u

k

(48)

Dari penjelasan melalui tabel di atas, dapat dilihat bahwa ramalan (taksiran) penduduk untuk tahun 2010 mendatang adalah sebesar 597.661 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 293.601 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah sebesar 304.060 jiwa.

Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun sebelumnya (tahun 2006), yang jumlah penduduknya 638.573 jiwa, terlihat bahwa pada tahun 2010 yang akan datang jumlah penduduknya akan mengalami penurunan, bisa saja terjadi dikarenakan tingkat kematian yang tinggi, besarnya jumlah penduduk yang melakukan migrasi ke daerah perkotaan dan sebagainya.

4.5. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Setelah didapat hasil ramalan penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2010, maka selanjutnya untuk mengetahui sex ratio menurut golongan umur, digunakan rumus sebagai berikut :

(49)

Tabel di bawah ini menunjukkan rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan golongan umur tahun 2010.

Tabel 4.10. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Penduduk Kabupaten Tapanuli

Selatan Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2010

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Sex Ratio

0 – 4 39482 40374 98

5 – 9 41438 39982 104

10 – 14 41321 39406 105

15 – 19 33908 34516 98

20 – 24 21448 26029 82

25 – 29 21008 24396 86

30 – 34 19222 20711 93

35 – 39 18783 19984 94

40 – 44 16206 15715 103

45 – 49 12033 13146 92

50 – 54 8405 8358 101

55 – 59 6377 6701 95

60 – 64 5782 5945 97

65+ 8188 8797 93

Jumlah 293601 304060 97

(50)

Gambar 4.4. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2010

0 20 40 60 80 100 120

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65+

Umur

S

e

x

R

a

ti

o

(51)

Dari tabel (10) di atas dapat dilihat bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2010 sebesar 97 (besarnya dibawah 100) dan ini berarti dapat diramalkan bahwa pada tahun 2010 secara keseluruhan jumlah penduduk Perempuannya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

4.6. Komposisi atau Struktur Umur Penduduk

Untuk pembahasan terakhir, penulis akan menyampaikan informasi tentang struktur umur penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan. Perhatikan tabel berikut :

Tabel 4.11. Struktur Umur Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2010

Golongan Umur Total (%)

0 – 14 15 – 64

65+

242003 338673 16985

40,00 57,00 03,00

Jumlah 597661 100,00

(52)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Tahap Implementasi

Tahapan Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri (contohnya dalam hal efisiensi, baik itu efisiensi dalam pemakaian memori maupun dalam waktu memproses data).

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan Softwer Excel. Selain berfungsi sebagai manipulasi atau pengolah angka, Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks computer, untuk dapat menggunakan Microsoft Excel secara maksimal kita juga harus menguasai sistem operasi Microsoft Windows.

(53)

5.2. Pengaktifan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah-langkah berikut ini :

1. Dari windows, klik start pada taskbar, lalu klik program. Tampil item menu program aplikasi yanga telah diinstalasi.

2. Klik Microsoft Excel

(54)

5.3. Jendela Lembar Kerja Microsoft Excel

Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja excel yang sudah siap untuk dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri kekanan yang terdiri atas 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, di samping itu lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.

(55)

5.4. Pengisian Data

Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau pengetikan data kedalamnya. Ada dua alternative pengisian data, yakni menggunakan keyboard computer atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel. Dalam pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data 2. Ketik data yang diinginkan

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya.

(56)

Sedangkan alternative kedua dalam mengisi data adalah menggunakan sub menu pada menu edit di Excel. Dengan alternative ini, maka memiliki lebih banyak pilihan, yaitu : Down, Up, Right, Left dan Series (Autofill).

5.5. Pembuatan Grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan ialah :

1. Sorot sel atau range yang ingin dibuat grafik

2. Klik icon Insert. Maka akan tampil kotak dialog Chart Type.

3. Klik tipe grafik yang diinginkan dan klik Next. Tampil kotak dialog chart source data.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button rows atau coloums yang diinginkan, klik Next. Maka akan tampil kotak dialog chart options.

5. Pada chart options, klik judul grafik. Setelah itu klik Next. Tampil kotak dialog chart options.

(57)

Gambar 5.5. Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe

Gambar 5.6. Tampilan Hasil Grafik

(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 1997-2006 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki, persentase perubahan jumlah penduduk perempuan, serta persentase perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan (laki-laki dan perempuan) sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan dimasa yang akan datang.

2. Dari pembahasan (analisis) yang dilakukan maka dapat diketahui rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk laki-laki sebesar –3,683% setiap tahun dan rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk perempuan sebesar 4,958%, dan untuk rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk secara keseluruhan adalah sebesar –4,822% per tahun.

3. Diperkirakan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan menurut jenis kelamin, jenis kelamin laki-laki pada tahun 2010 sebesar 282.505 jiwa, jenis kelamin perempuan sebesar 278.414 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar 526.555 jiwa.

(59)

6.2.Saran-saran

Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisis jumlah pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sebagai berikut :

1. Dengan menurunnya jumlah penduduk setiap tahunnya pada tahun-tahun mendatang, diharapkan pemerintah dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menetralkan angka pertumbuhan penduduk yang terjadi, misalnya lebih memperhatikan lagi tingkat kesehatan masyarakat dan memperbaiki tingkat kualitas pendidikan agar anak-anak yang ingin bersekolah tidak perlu keluar dari daerah Tapanuli Selatan.

2. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan setiap tahunnya.

3. Memeratakan penyebaran penduduk, misalnya dengan mengadakan transmigrasi dan pemerataan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi terciptanya kesejahteraan rakyat.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Sumatera Utara. 1997 – 2006. Tapanuli Selatan dalam Angka. Medan. Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Jakarta : Pustaka Pelajar. Lembaga Demografi. FEUI. 1981. Dasar-dasar Demografi.

Gambar

Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 1997 – 2006
Tabel 4.3. Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Tapanuli Selatan
Tabel 4.4  Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki, persentase perubahan jumlah penduduk perempuan, serta perubahan

Nilai Indeks Keseragaman di perairan Danau Siais pada lima stasiun penelitian umumnya memperlihatkan nilai keseragaman yang hampir mendekati nilai yang maksimum dengan kata

Kejadian ini disebabkan oleh karena beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah kondisi demografi seperti umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat

Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Population by Age Group and

Berikut akan disajikan contoh perhitungan pemecahan penduduk dengan kelompok umur jenjang lima tahunan menjadi satu tahunan dengan menggunakan faktor pengali Sprague.. Data yang

Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mem- pelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta

Rasio Anak Perempuan ( Child Women Ratio = CWR ) adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk di bawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan usia subur

Di Kecamatan Tanjung Beringin apabila ditinjai dari jumlah penduduk menurut kelompok umur didominasi oleh penduduk yang berumur 10-14 Tahun dengan jumlah 6.311