• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pemanfaatan Bahan Perpustakaan Ruang Baca Fmipa Dengan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fmipa Jurusan Matematika Unimed Angkatan 2002/2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pemanfaatan Bahan Perpustakaan Ruang Baca Fmipa Dengan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fmipa Jurusan Matematika Unimed Angkatan 2002/2003"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMANFAATAN BAHAN PERPUSTAKAAN RUANG BACA FMIPA DENGAN PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA FMIPA

JURUSAN MATEMATIKA UNIMED ANGKATAN 2002/2003

Proposal Skripsi

D I S U S U N

OLEH :

LEDY DYANA SILITONGA 050723008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN MEDAN

(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul skripsi : Hubungan Pemanfaatan Bahan Perpustakaan di Ruanhg Baca FMIPA Dengan Penulisan Skripsi Mahasiswa FMIPA Jurusan Matematika UNIMED Angkatan 2002/2003

Oleh : Ledy Dyana Silitonga Nim : 050723008

Pembimbing I : Ishak, SS M.Hum Tanda Tangan :

________________

Tanggal :

________________

Pembimbing II : Drs. Syakirin Pangaribuan, SH Tanda Tangan :

________________

Tanggal :

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Hubungan Pemanfaatan Bahan Perpustakaan di Ruanhg Baca FMIPA Dengan Penulisan Skripsi Mahasiswa FMIPA Jurusan Matematika UNIMED Angkatan 2002/2003

Oleh : Ledy Dyana Silitonga Nim : 050723008

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan :

__________________

Tanggal :

__________________

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D Tanda Tangan :

__________________

Tanggal :

(4)

Pernyataan Orisinalitas

Karya ini adalah suatu karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu untuk dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat dan gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Desember 2007

Penulis,

Ledy Dyana Silitonga

(5)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan trima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. selaku dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner hasugian, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Ishak, SS M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH Selaku Dosen Pembimbing II atas segala petunjuk dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orangtua saya Bapak BS.Silitonga dan Ibu R. Sijabat yang selalu memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya, dan selalu memberi semangat demi keberhasilan studi penulis.

6. Seluruh staf pengajar pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi fakultas Sastra USU yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.

(6)

8. Seluruh staf Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis selama penyusunan skripsi ini.

9. Temanku Melva, Rani, Dina, Nanda yang telah banyak memberi semangat dan membantu penulis.

10.Teman satu angkatan ekstension 2005 yang yang ikut serta juga memberikan dorongan semangat dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini terutama Kak Maria (MATO).

Medan, 2007 Penulis,

(7)

Abstrak

Silitonga, Ledy Dyana EMS. 2007. Hubungan Pemanfaatan Bahan

Perpustakaan Ruang Baca FMIPA Dengan Penulisan Skripsi Mahasiswa FMIPA Jurusan Matematika UNIMED Angkatan 2002/2003. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Ruang Baca FMIPA Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan bahan perpustakaan ruang baca FMIPA dengan penulisan skripsi mahasiswa FMIPA jurusan matematika UNIMED angkatan 2002/2003. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Ruang Baca FMIPA Universitas Negeri Medan yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi ruang baca dalam menentukan kebijakan pengembangan koleksi terutama dalam penyediaan bahan perpustakaan yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa FMIPA. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bahwa pentingnya pemanfaatan ruang baca FMIPA untuk mendukung penulisan skripsi mahasiswa FMIPA, bagi peneliti yaitu dapat menjadi pendukung bagi penelitian selanjutnya, bagi penulis, yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis serta pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan ruang baca dalam penulisan skripsi.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas MIPA tahun ajaran 2002 dan 2003 yang berjumlah 70 orang. Dalam menentukan jumlah sampel, penulis berpedoman pada pendapat Sugiyono, yaitu dengan menjadikan seluruh populasi sebagai sampel karena mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini tidak terlalu besar yaitu sebanyak 70 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner, dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel yang dilakukan adalah skala likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar presentase jawaban dari responden.

Dari hasil perhitungan korelasi Product Moment di atas diperoleh nilai koefisien korelasi atau r hitung sebesar 0,99. Perhitungan hasil korelasi yang mendekati +1, ini artinya Artinya bahwa antara variabel pemanfaatan ruang baca (X) dengan variabel penulisan skripsi Mahasiswa (Y) pada ruang baca FMIPA Universitas Negeri Medan memiliki hubungan yang kuat sekali dengan nilai korelasi 0,99.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Salah satu persoalan berat yang dihadapi banyak mahasiswa dalam merampungkan kuliah adalah penyelesaian skripsi. Skripsi adalah karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang dibuat oleh para mahasiswa strata 1 pada akhir masa studinya. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi, skripsi yang dibuat harus didasarkan pada suatu penelitian ilmiah, baik penelitian lapangan, penelitian kepustakaan, ataupun penelitian pengembangan.

Menurut Widharyanto ( 2001:1 ) Skripsi idealnya adalah ”manifestasi dari akumulasi pemahaman mahasiswa mengenai bidang keilmuan yang digelutinya selama kurang lebih 5 tahun masa studinya”.

Skripsi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi inilah yang juga menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3). Penyusunan skripsi merupakan syarat mengikuti ujian tahap akhir. Keharusan tersebut dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan kemampuan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Skripsi merupakan tolak ukur sejauhmana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap ilmu yang dimiliki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis.

Menurut Syaiful (2003:1) Penyusunan skripsi adalah :

Merupakan syarat mengikuti ujian tahap akhir. Keharusan tersebut dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan kemampuan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki ke dalam kehidupan nyata. Skripsi merupakan tolak ukur sejauhmana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap ilmu yang dimiliki.

(9)

secara ilmiah sesuai dengan metodologi penelitian. Kedua kegiatan ini sama beratnya, karena persiapan untuk keduanya relatif sangat minim.

Sebagai karya tulis ilmiah, maka penyusunan skripsi harus memenuhi standar ilmiah. Syarat penulisan karya tulis ilmiah hendaklah membahas suatu tema tertentu dalam bentuk sajian yang sistematis, logis, kritis, mendalam dan didasarkan atas data-data ilmiah yang objektif. Penelitian yang dilakukan pun harus memenuhi prosedur ilmiah, seperti pengidentifikasian masalah, perumusan hipotesis, penggunaan metode penelitian, serta kerangka analisisnya. Semua itu memerlukan kemampuan akademik yang memadai. Namun tidak semua mahasiswa mempunyai kemampuan akademik yang cukup untuk menyusun skripsi, bahkan tidak tertarik dengan penelitian. Mereka inilah yang selama ini mengalami banyak kesulitan.

Kesulitan-kesulitan tersebut dapat berupa kesulitan dalam mencari judul untuk skripsi, kesulitan dalam mencari literatur dan kesulitan juga disebabkan oleh faktor dosen pembimbing. Hal ini tentu saja sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan mengingat bahwa skripsi merupakan tahap paling akhir dan paling menentukan dalam mencapai gelar sarjana. Selain itu usaha dan kerja keras yang telah dilakukan bertahun-tahun sebelumnya menjadi sia-sia jika mahasiswa gagal menyelesaikan skripsi.

Untuk itulah keberadaan sebuah perpustakaan di perguruan tinggi yang disertai dengan ketersediaan koleksi yang mutakhir yang dapat mendukung mahasiswa dalam proses penyusunan skripsi harus sesuai dengan kebutuhan sehingga akan mendorong terciptanya sebuah budaya baca yang baik dan selain itu dapat mendukung proses penulisan skripsi dengan cepat.

(10)

Tujuan utama diselenggarakannya perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut upaya yang dilakukan oleh perpustakaan perguruan tinggi adalah dengan cara mengumpulkan, mengolah dan memanfaatkan bahan pustaka kepada pemakai jasa perpustakaan perguruan tinggi yaitu civitas akademika.

Universitas Negeri Medan adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Universitas negeri Medan mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademi dan profesional pada sejumlah disiplin ilmu, teknologi, dan kesenian tertentu. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Universitas Negeri Medan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi.

2. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kesenian.

3. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.

4. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan.

5. Pelaksanaan kegiatan layanan administratif. (Buku Pedoman Universitas Negeri Medan, Tahun Akademik, 2005 : 13)

Dengan melihat bahwa perguruan tinggi pada umumnya mengembangkan berbagai bidang studi, maka jelas bahwa perpustakaan yang ada di lingkungannya pun harus mampu mendukung segala kebutuhan informasi studi yang menjadi bidang pengembangannya. Hal ini menunjukan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai sumber informasi yang sesuai dengan program perguruan tinggi yang bersangkutan, yaitu program-program akademis ilmiah yang sudah tertuang ke dalam kurikulum perguruan tinggi secara keseluruhan.

Menurut Dikti ( 1994 : 3 ) Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah :

Merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

(11)

perpustakaan Induk untuk pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar mahasiswa di lingkungan FMIPA UNIMED khususnya untuk bidang Jurusan Matematika.

Perpustakaan perguruan tinggi yang baik adalah perpustakaan yang selalu memperhatikan penambahan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, memperhatikan mutu pelayanan bagi para pengguna serta melakukan perawatan yang baik terhadap koleksi perpustakaan yang tersedia demi kenyamanan pengguna perpustakaan.

Ruang Baca FMIPA Universitas Negeri Medan adalah sebagai satu wujud dari perpustakaan perguruan tinggi yang merupakan perpustakaan yang memiliki jumlah koleksi sampai tahun 2007 berjumlah 5.668 judul dengan 7.093 eksemplar. Dengan rincian sebagai berikut : koleksi referensi sebanyak 157 judul dengan 273 eksemplar, buku ilmiah sebanyak 1.367 dengan 2.511 eksemplar, karya ilmiah/ tesis/ dan disertasis sebanyak 3.924, buku bacaan populer sebanyak 120 judul dengan 385 eksemplar, dan jumlah ilmiah yang diterbitkan Universitas

sebanyak 100 buah.

Pendidikan dan Perpustakaan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan dan perpustakaan hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai bila mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil yang baik. Keberhasilan seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya bahan ajar yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajarinya, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga tersedianya perpustakaan yang dapat mendukung mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikannya tepat waktu.

(12)

DENGAN PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA FMIPA JURUSAN

MATEMATIKA UNIMED ANGKATAN 2002/2003”

1.2 Rumusan Masalah

Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimanakah hubungan antara pemanfaatan ruang baca dengan penulisan skripsi mahasiswa FMIPA jurusan Metematika pendidikan UNIMED angkatan 2002 dan 2003 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan ruang baca dengan penyelesaian penulisan skripsi.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan ruang baca oleh mahasiswa untuk mendukung penulisan skripsi.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti yang melakukannya serta bagi orang lain. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Bagi Ruang Baca FMIPA UNIMED

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi ruang baca dalam penyediaan bahan pustaka dengan kebutuhan studi mahasisa.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bahwa pentingnya pemanfaatan ruang baca dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bagi Penelitian Lanjutan

(13)

1.6 Hipotesis Penelitian

(14)

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN

DENGAN PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA

2.1 Hasil Penelitian Perguruan Tinggi di Indonesia

Menurut http://www.asiaweek.com Data statistik menunjukkan bahwa publikasi ilmiah Indonesia di tingkat internasional hanya menyumbang 0,012% dari total publikasi ilmiah dari seluruh dunia. Padahal, menurut versi Asiaweek, kategori hasil penelitian bernilai 25% dari keseluruhan kriteria yang digunakan dalam penentuan peringkat universitas. Data tersebut juga menunjukkan dengan jelas betapa tertinggalnya Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.

Thailand misalnya, menyumbang 0,086%, Malaysia 0,064%, Singapura 0,179% dan Filipina 0,035%. Kontribusi terbesar tentu saja diduduki oleh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat 30,8%, Jepang 8,2% Inggris 7,9%, Jerman 7,2%, dan Prancis 5,6%.

Sementara hasil penelitian tentang kualitas sistem pendidikan yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC, 2001, dalam Mulyasana, 2002 : 4) terhadap 12 negara di Asia, menempatkan Indonesia pada urutan terakhir dari 12 negara yang diteliti.

Menurut Kurniawan (2003 : 166) menyatakan bahwa :

Hasil ini harus dicermati dan dikritisi sehingga pemerintah tidak terlena dengan bongkar pasang terhadap teori dan kebijakan penyelenggaraan pendidikan, tetapi yang paling penting adalah menetapkan standar, filosofi dan dasar yang jelas untuk dijadikan sebagai garis haluan bagi semua jajaran pendidikan, dan diperlukan strategi yang tepat untuk mewujudkannya.

(15)

universitas terbaik di Asia. Padahal akses informasi dan kesempatan untuk maju dengan memanfaatkan teknologi semakin terbuka lebar.

Data di atas juga menunjukkan bahwa perguruan tinggi kita sedang mengalami penurunan kualitas yang sangat signifikan. Signifikansi ini antara lain ditandai rendahnya publikasi ilmiah di tingkat internasional. Walaupun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu SDM dan sumber daya investasi, produktivitas penelitian dan publikasi di Indonesia tetap memprihatinkan.

Menurut Kurniawan (2003 : 166) menyatakan bahwa :

Selain kelemahan individu peneliti, permasalahan yang dihadapi juga menyangkut insentif yang terlalu rendah, adanya kepincangan yang luar biasa antara gaji dosen di Indonesia dengan di negara-negara lain serta promosi karier yang tidak mendorong untuk melakukan penelitian di bidang masing-masing. Kelemahan lainnya berasal dari lingkungan kerja peneliti, seperti terbatasnya sumber daya dan sarana penelitian, keterbatasan informasi, situasi institusi yang tidak stabil, kekurangan tenaga pendukung, dan lain-lain.

Hambatan-hambatan lain juga berasal dari lingkungan yang sifatnya makro, seperti tidak adanya iklim dan tradisi ilmiah yang mendukung, tidak adanya tuntutan untuk melakukan penelitian, sistem birokrasi yang terlalu kaku, minimnya investasi untuk melakukan penelitian, serta hambatan yang berasal dari sumber kebijakan dan politik. Hal ini merupakan indikasi yang banyak dijumpai di negara-negara berkembang pada umumnya, khususnya Indonesia.

2.2. Pepustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan sebagai salah satu sarana pembelajaran dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa, sekaligus menjadi tempat yang menyenangkan dan mengasyikkan. Meski hasilnya tidak dapat dirasakan dengan segera, mengelola dan mengembangkan perpustakaan sama halnya dengan human investment dan memperkuat modal sosial. Dengan memposisikan institusi dan sumber pembelajaran maka kekuatan untuk mencapai posisi strategis dan berkompetisi semakin besar.

(16)

sebagai agen perubahan sosial yang meningkatkan kualitas kehidupan dengan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat”.

Perpustakaan, dalam hal ini perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu institusi yang melekat pada jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar di universitas, akademi, maupun sekolah tinggi lainnya.

Line (1990:15) berpendapat bahwa :

Sebuah universitas yang baik tidak hanya dilihat dari seberapa banyak jumlah peneliti dan kaum intelektualnya; seberapa besar jumlah departemen yang memiliki reputasi nasional dan internasional, tetapi juga dilihat dari perlengkapan dan fasilitas yang dimiliki termasuk labolatorium yang lengkap dan sebuah perpustakaan yang baik

Jika suatu lembaga pendidikan tinggi ingin mendapatkan akreditasi resmi, maka perpusakaan dan segala isinya wajib ada. Artinya, akreditasi tidak akan diperoleh jika lembaga tersebut tidak memiliki perpustakaan. Secara teori, perpustakaan sebetulnya memiliki peran strategis dalam eksistensi pendidikan tinggi. Sebagai unsur penunjang penting, perpustakaan tidak dapat diabaikan, khususnya dalam hal pencapaian visi. Jika sebuah universitas ingin menjadi ‘universitas bertaraf internasional’, otomatis perpustakaan juga harus ikut menjadi ‘perpustakaan bertaraf internasional’.

Menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (1999:2) perpustakaan perguruan tinggi adalah ”perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan suatu unit kerja yang membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tujuannya”.

Perpustakaan juga merupakan institusi sosial yang dewasa ini dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan intelektual bersaing dan berdaya guna. Perguruan tinggi meliputi universitas, institusi, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat

(17)

mahasiswa meningkatkan mutu prestasi belajar mereka dan menyelesaikan skripsi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang diselenggarakan di universitas untuk memberikan pelayanan kepada para mahasiswa yang bertujuan untuk membantu pelaksanaan proses belajar dan meningkatkan mutu prestasi mahasiswa dan menyelesaikan skripsi melalui koleksi yang dimiliki perpustakaan. Perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat atau sarana untuk membantu menggairahkan semangat belajar, menumbuhkan minat baca, dan mendorong membiasakan diri untuk belajar secara mandiri.

Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan amat penting dalam pendidikan. Agar pemakai dapat memanfaatkan perpustakaan seefisien mungkin dan semaksimal mungkin semua bahan pustaka harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan oleh universitas dimana perpustakaan itu berada. Walaupun demikian koleksi harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan merupakan sarana yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari seluruh kegiatan pendidikan dan kegiatan belajar di universitas. Perpustakaan perguruan tinggi yang tergolong dalam sarana pendidikan termasuk salah satu sumber belajar yang penting, yaitu memungkinkan para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas ilmu pengetahuan . Kehadiran perpustakaan perguruan tinggi dirasakan perlu karena kebutuhan akan adanya perpustakaan perguruan tinggi yang dapat menunjang kegiatan belajar di universitas dan pusat pelaksanaan kurikulum di universitas semakin meningkat.

Menurut Septiyantono (2003:11) menyatakan bahwa :

(18)

perguruan tinggi, mulai dari universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi.

Perpustakaan perguruan tinggi haruslah merupakan pusat pelayanan informasi yang menyediakan berbagai jenis bahan pustaka terutama yang berhubungan dengan kurikulum pendidikan universitas.

Dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (1998 : 4) menyatakan bahwa :

Perpustakaan perguruan tinggiadalah perpustakaan yang barada dalam suatu perguruan tinggi yang merupakan unit penunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya. Pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah unit-unit perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi baik perpustakaan departemen, fakultas, hingga universitas.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 51 ) menyatakan bahwa : Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi , badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuanya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni fungsi peneliti, pendidikan , dan pengabdian masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi termasuk didalamnya perpustakaan jurusan, bagian, fakultas, institute, sekolah tinggi, politeknik, akademi maupun perpustakaan non gelar.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berperan sebagai unit sarana kelengkapan pusat suatu perguruan tinggi yang bersifat akademis dalam menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi dan merupakan institusi yang melekat pada jalur pendidikan formal yang berfungsi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bagi semua program studi yang dilaksanakan baik pada tingkat juruasan, fakultas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi hingga universitas.

(19)

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai bagian integral dari suatu perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan program Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

1. Darma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Darma yang kedua yaitu pneliti, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi para peneliti.

3. Darma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat diselenggarakan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat.(Perpustakaan Nasional RI, 1999:4 ).

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Septiyantono (2003 : 11) adalah :

1. Memenuhi keperluan informasi pengajar dan mahasiswa.

2. Menyediakan bahan literatur rujukan pada semua tingkat akademis. 3. Menyediakan jasa peminjaman serta jasa informasi aktif bagi pemakai Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah memenuhi informasi civitas akademika, serta menyediakan bahan rujukan bagi pengguna mulai dari lingkungan perguruan tinggi sampai pada lingkungan industri. Selain dari tujuan perpustakaan perguruan tinggi dalam melaksanakan tugasnya diperlukan juga apa yang namanya fungsi perpustakaan perguruan tinggi. Fungsi tersebut yaitu :

1. Pusat pengumpulan bahan informasi/ bahan pustaka. 2. Pusat pelestarian informasi/ bahan pustaka.

(20)

Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, peprustakaan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran. 2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan-bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermaksud untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilakan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademika.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya” (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004 : 3).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuh fungsi yakni fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit dan fungsi interpretasi.

Sedangkan peranan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi secara umum adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan , mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas akademika maupun masyarakat diluar kampus.

(21)

1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajar.

2. Menyediakan pustakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya.

3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan dilingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti.

4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.

5. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan local (internet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan. (Perpustakaan Nasional RI, 1999:5)

Berdasarkan peranan perpustakaan perguruan tinggi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk keperluan tersebut diatas dibutuhkan kerjasama yang erat antara pustakawan dengan pengajar, peneliti dan mahasiswa agar semua koleksi serta fasilitas yang disediakan benar-benar yang dibutuhkan pengguna.

2.3 Pemanfaatan Perpustakaan

Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber informasi tampaknya masih

terbatas pada kalangan tertentu seperti pelajar, mahasiswa, pengajar, dan peneliti

untuk tujuan belajar-mengajar serta penulisan skripsi, tesis, disertasi, proposal dan

laporan penelitian

Perpustakaan sebagai media informasi jauh ketinggalan dibandingkan

dengan institusi ilmiah lainnya. Penyebabnya antara lain adalah masih rendahnya

pemahaman masyarakat terhadap eksistensi perpustakaan dan kurangnya upaya

pustakawan memberikan pelayanan kepada pengunjung perpustakaan. Akibatnya

jika kurangnya pelayanan yang memuaskan maka pengunjung perpustakaan tidak

banyak yang memanfaatkan jasa perpustakaan.

(22)

mengandung arti adanya aktivitas dalam menggunakan berbagai jenis pelayanan perpustakaan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Pemanfaatan layanan yang dimaksud adalah keseluruhan jenis layanan yang disediakan oleh perpustakaan, baik layanan yang langsung atau tidak langsung yang ditujukan untuk mempermudah pengguna menemukan informasi yang dibutuhkan. Pemanfaatan layanan perpustakaan dapat dilakukan oleh pengguna apabila pengguna tersebut mengetahui cara memanfaatkan setiap layanan yang tersedia serta mengetahui manfaat dari setiap layanan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan akan bermanfaat bila perpustakaan atau pustakawan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengguna perpustakaan, maka keinginan untuk mengunjungi perpustakaan akan meningkat. Selain itu pustakawan haruslah berusaha meningkatkan dan menanamkan kepada pengguna perpustakaan. Kunjungan perpustakaan merupakan bagian dari pelayanan pengguna, dimana pelayanan pengguna adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan kepada pengguna berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.

Bermanfaat atau tidaknya sebuah perpustakaan, berkaitan erat dengan adanya pembinaan layanan yang diberikan oleh pihak perpustakaan, yaitu upaya untuk mendayagunakan semua koleksi dan sarana prasarana perpustakaan yang tersedia untuk dimanfaatkan secara optimal oleh pengguna perpustakaan.

Dalam menyelenggarakan perpustakaan, hal yang utama adalah mengupayakan agar semua koleksi dan layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik.

Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan sistim administrasi dan organisasi ynag berlaku bagi penyelenggaraan sebuah perpustakaan di perguruan tinggi.

(23)

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu catalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.

2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua tu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuandan ketrampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan. 3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus memberi bimbingan pemanfaatan perpustakaan kepada pengguna secara cepat guna sehingga dalam memanfaatkan berbagai pelayanan, pengguna tidak mangalami banyak kesulitan.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Darmono (2001 : 23) yang menjelaskan bahwa,”pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan”.

Proses bimbingan perpustakaan dikenal juga dengan istilah pendidikan pemakai perpustakaan atau dikenal dengan istilah library tour. Pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efesien. Peserta pendidikan pengguna adalah sivitas akademika”

Menurut Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004 : 95) Pendidikan pengguna bertujuan untuk :

1. Meningkatkan ketrampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumberdaya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknk yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan.

(24)

Untuk mencapai tujuan tersebut, hal berikut perlu diperhatikan :

1. Petugas harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

3. Petugas perlu melibatkan dosen jurusan atau fakultas.

4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu. Menurut Darmono (2001 : 23) “materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan 2. Peraturan perpustakaan

3. Alat penelusuran informasi

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan 5. pengenalan terhadap penempatan koleksi

6. Pengenalan terhadap ruang baca”

Secara umum, materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan hampir sama untuk setiap jenis perpustakaan. Perbedaannya mungkin terletak pada kedalaman penjelasan yang diberikan oleh pihak perpustakaan yang bersangkutan. Pada dasarnya materi bimbingan tersebut merupakan bagian penting dalam mempermudah pemanfaatan perpustakaan bagi pengguna perpustakaan. Dengan demikian berfungsi atau tidaknya perpustakaan dapat dilihat dari frekuensi pemanfaatan oleh pengguna terhadap semua jenis layanan yang tersedia.

.

2.4 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Koleksi adalah salah satu hal yang selalu menjadi sorotan pengguna perpustakaan di perguruan tinggi. Tidak sedikit pengguna yang selalu mengeluh bahwa koleksi perpustakaan tidak pernah berkembang dan koleksi sudah ketinggalan jaman. Sebenarnya ini adalah salah satu akibat dari kurangnya anggaran dana yang diberikan universitas kepada perpustakaan. Salah satu solusi yang mungkin adalah melakukan usaha-usaha kerjasama dengan perpustakaan lain, sehingga ada usaha saling menguntungkan antara perpustakaan perguruan tinggi.

(25)

digunakan semaksimal mungkin. Hal ini untuk menghindari pemborosan, karena pembelian koleksi yang asal-asalan akan mengakibatkan ketidakmanfaatan pada koleksi yang ada. Pada berbagai perpustakaan sering kita temui koleksi yang tidak pernah digunakan sama sekali oleh pengguna selama bertahun-tahun. Tentu hal-hal semacam ini ke depan harus dapat dihilangkan.

Menurut Dikti dalam edisi ketiga dikatakan bahwa : “Perpustakaan perguruan tinggi wajib menyediakan 80% dari bahan bacaan wajib mata kuliah yang ditawarkan di perguruan tinggi. Masing-masing judul bahan bacaan tersebut disediakan 3 eksemplar untuk tiap 100 mahasiswa.

Koleksi merupakan salah satu unsur pokok yang harus terdapat dalam perpustakaan . Tugas utama setiap perpustakaan adalah membangun koleksi yang kuat demi tujuan dan kepentingan pengguna perpustakaan. Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna informasi. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal, maka perpustakaan harus berusaha menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Menurut Prytherch (1990 :174) Koleksi adalah “kumpulan buku atau bahan literatur lainnya yang terdiri dari satu subjek atau lebih, atau bahan literatur yang sejenis atau lebih dari satu jenis, yang dikoleksi oleh seseorang maupun organisasi”.

Menurut Siregar (1998 : 2) perpustakaan perguruan tinggi menyediakan koleksi dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan civitas akademika perguruan tinggi induknya.

2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi penaungnya.

3. Memiliki koleksi bahan/ dokumen yang lampau dan mutakhir dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian, dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi tersebut. 4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta

pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya

(26)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perguruan tinggi memiliki tujuan mengumpulkan dan memiliki koleksi perpustakaan serta informasi lainnya yang dibutuhkan civitas akademika perguruan tinggi induknya.

Sesuai dengan tujuan penyediaan koleksi perpustakaan di atas, dapat dilihat juga apa fungsi dari koleksi perpustakaan tersebut. Adapun fungsi koleksi perpustakaan menurut Siregar (1998 : 3) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok dan lembaga yang membutuhkan.

2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat/ pengguna.

3. Fungsi referensi, yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat / pengguna perpustakaan.

4. Fungsi umum, dimana peprustkaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat, fungsi ini berhubungan dengan pengabdian bagi masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budi daya manusia lainnya.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok yang harus dibina secara teratur dan terencana sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan dan koleksi perpustakaan yang dipilih harus sesuai dengan fungsi perpustakaan, dan harus mencerminkan kemajuan-kemajuan manusia disegala bidang.

Dalam Buku Pedoman perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:51) menjelaskan bahwa yang termasuk ke dalam komponen koleksi peprustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

1. Koleksi rujukan seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi.

2. Bahan ajar, baik ynag diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.

3. Terbitan berkala seperti majalah umum, jurnal dan surat kabar.

4. Terbitan pemerintah seperti lembaran negara, himpunan peraturan Negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi dan sebagainya.

5. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subyek tertentu, dan sebagainya

6. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, cassette, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).

7. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.

.

(27)

memberi pelayanan kepada civitas akademika dan melaksanakan tridharma perguruan tinggi dibidang pendidikan/ pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2.5 Teknik Mengukur Keterpakaian/ Pemanfaatan Koleksi

Menurut Mount Sunt Vincent University (Dalam Marisa, 2001 : 9) mengemukakan bahwa ada beberapa teknik untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatan koleksi, yaitu :

1. Memperhatikan tingkat judul berdasarkan standar umum, dapat dilihat melalui :

f. Daftar usulan dari staff pengajar 2. Sistem Data Perpustakaan

Mencakup keseluruhan judul dalam subyek tertentu dan berhubungan dengan pengadaan, frekuensi sirkulasi peminjaman dan statistik.

3. Menguji secara langsung ke rak termasuk evaluasi kondisi fisik buku, dan 4. Survey pengguna tentang cakupan, kedalaman, kesesuaian dan

kemutakhiran koleksi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen koleksi adalah kegiatan yang meliputi pengembangan koleksi, pemeliharaan dan pengelolaan koleksi. Tujuan manajemen koleksi yaitu untuk kelengkapan, ketersediaan kemampuan untuk adanya browsing, penggunaan, keterbacaan dan kesiagaan.

Seleksi, evaluasi dan penyiangan merupakan bagian dari kebijakan pengembangan koleksi. Dalam hal penyiangan, koleksi yang sedikit digunakan sebaiknya dikelompokkan pada rak khusus sehingga lebih menarik dan memudahkan pengguna untuk menemukan koleksi yang diinginkan.

(28)

Hal ini dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna dan penggunaan yang tujuannya untuk mengetahui oleh siapa koleksi yang dimanfaatkan dan koleksi apa yang dimanfaatkan, kemudian teknik pendekatan yang berpusat pada koleksi yang tujuannya untuk mengetahui cakupan koleksi baik kedalaman, kesesuaian, maupun kemutakhirannya.

Alat ukur atau teknik yang digunakan dalam melakukan evaluasi koleksi untuk menemukan bagian koleksi yang banyak dimanfaatkan maupun bagian koleksi yang kurang atau tidak dimanfaatkan sama sekali, biasanya menggunakan teori yang dikemukakan olek ALA yaitu memeriksa daftar buku yang mencakup usia buku (tahun terbit), riwayat sirkulasi dan penggunaan terakhir buku.

2.6 Mahasiswa dan Penulisan Skripsi

Seperti yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya, mahasiswa adalah individu yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi. Sedangkan karya ilmiah (skripsi) adalah karya tulis hasil ungkapan pikiran secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan.

Menurut Sarwono (dalam Nugraha, 2001 : 6) menyatakan bahwa :

Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya selalu dalam kaitannya dengan perguruan tinggi. Sedangkan perguruan tinggi didefinisikan sebagai lembaga pendidikan formal di atas sekolah lanjutan menengah ke atas, yang terutama memberikan pendidikan teori dari suatu ilmu pengetahuan, disamping mengerjakan ketrampilan tertentu.

Mahasiswa dalam menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, diisyaratkan untuk menyusun suatu karya tulis ilmiah atau yang sering disebut dengan skripsi. Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian atau kajian kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan.

Menurut Darmono( 2003:1) Penulisan skripsi mempunyai tujuan:

(29)

Mahasiswa dengan segenap potensi yang dimilikinya mempunyai peluang yang cukup besar untuk mengembangkan kemampuannya dalam penulisan karya ilmiah. Teori-teori akademik yang telah diperoleh di bangku kuliah dapat diimplementasikan secara nyata.

Peranan skripsi sebagai karya ilmiah yaitu merupakan kegiatan belajar yang mengarahkan mahasiswa untuk meningkatkan pengalaman belajarnya dalam menghadapi suatu masalah secara mendalam, merupakan sarana kegiatan belajar mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengintegrasikan pengalaman dan ketrampilannya yang telah diperoleh, dan memberi peluang kepada mahasiswa untuk melatih diri dalam hal mengemukakan dan menyelesaikan masalah secara mandiri dan ilmiah.

Riewanto (2003 : 1) dengan tegas menyatakan bahwa :

Sebaiknya perguruan tinggi mewajibkan setiap mahasiswa program sarjana untuk membuat skripsi atau karya ilmiah. Hal ini harus dilakukan guna menumbuhkan mental akademik dan intelektual, melatih keterampilan bagi mahasiswa untuk berargumentasi secara rasional dan ilmiah dengan cara menulis dalam bentuk laporan ilmiah.

Hasan (2001 : 1) mengidentifikasi dua makna penting dari esensi sebuah penulisan karya ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa, di antaranya:

1. Sebagai wahana komunikasi hasil-hasil penelitian ilmiah dan masyarakat akademiknya untuk diuji secara terbuka dan objektif untuk mendapatkan koreksi dan kritik;

3. Wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil pengkajian dan penelitian.

Perguruan tinggi idealnya dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada mahasiswa dalam menumbuh kembangkan penulisan karya ilmiah.

Jacob (2002 : 1) melihat adanya beberapa kendala yang menyebabkan kurang optimalnya peran serta mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah, di antaranya:

1) Mahasiswa belum memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini.

2) Mahasiswa memiliki keterbatasan pengetahuan dan keterampilan pada aspek metodologi dalam penulisan karya ilmiah.

(30)

4) Mahasiswa sebagian besar kurang menyadari pentingnya penulisan karya ilmiah terhadap pengembangan akademis, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat sekitarnya.

5) Mahasiswa belum/ kurang berpikir dan bernalar secara logis, kritis, dan matematis secara cermat.

Dengan melihat kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa di atas, maka perguruan tinggi harus menyikapi permasalahan ini secara jeli. Perguruan tinggi harus mampu menciptakan iklim ilmiah yang kondusif terhadap terciptanya budaya ilmiah di kalangan sivitas akademik, sehingga dengan sendirinya kita dapat berharap tuntutan dan fungsi perguruan tinggi sebagai basis pengembang ilmu pengetahuan dapat direalisasikan secara nyata

2.7 Pengertian Skripsi/ Karya Ilmiah/ Tugas Akhir

Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok di perguruan tinggi. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni. Karya ilmiah ditulis sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.

Menurut Soemanto (2002 : 6) skripsi adalah :

Karya ilmiah yang ditulis melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan hasil penelitian ilmiah oleh mahasiswa jenjang program sarjana muda atau sarjana. Skripsi dapat merupakan tugas akhir bagi mahasiswa untuk mencapai gelar keserjanaannya.

Melalui pembuatan karya ilmiah, masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi dapat mengomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan/ atau hasil penelitian. Pelaporan karya ilmiah memerlukan suatu pedoman tentang pembuatan karya ilmiah, khususnya karya ilmiah tertulis.

Alwasilah (2001 : 1) mengatakan, “Universities are distinguished from other educational institutions by scientific orientation. They stand on the front line of exploring and developing science and technology, including concepts, methods and values”.

(31)

di perguruan tinggi harus dijawab secara nyata pula oleh dosen dan mahasiswa dalam bentuk penulisan karya-karya ilmiah dan hasil-hasil temuan di bidang ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Boyer (dalam Jacob, 2002 : 1) mengutip ungkapan seorang Profesor psikologi yang mengatakan bahwa mengajar adalah “penting, tetapi penelitian dan publikasi ilmiah adalah lebih penting”.

Dosen sebagai seorang yang profesional dalam keilmuannya diharapkan menjadi unit dasar perubahan dan pengembangan masyarakat ilmiah. Dalam hal ini, dosen berkewajiban memberikan bimbingan dan motivasi kepada mahasiswa, sehingga terjalin interaksi ilmiah yang kondusif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi.

Setiap pedoman yang diterbitkan perguruan tinggi untuk keperluan sivitas akademikanya mempunyai definisi sendiri mengenai skripsi. Secara etimologis kata “skripsi” berasal dari bahasa scriptio, yang arti harafiahnya, hal menulis, karangan tertulis mengenai sesuatu, uaraian, skripsi.

Skripsi adalah alat komunikasi ilmiah setelah mahasiswa selesai melaksanakan penelitian. Skripsi, selain sebagai syarat formal untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi, juga merupakan pertanggungjawaban ilmiah tentang apa yang dilakukan dan hasil yang diperoleh berkaitan dengan penelitian. Skripsi memuat uraian lengkap : latar belakang, permasalahan, kerangka berfikir, metode, hasil dan pembahasan , agar pembaca, termasuk dosen penguji dan dosen pembimbing, mengertu tujuan dan hasil yang dicapai dalam suatu penelitian yang sudah dilakukan.

(32)

Skripsi juga sebagai harta intelektual berupa hasil penelitian yang dapat dipergunakan sebagai komunikasi ilmiah formal agar dapat dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Pihak yang dapat memanfaatkan hasil penelitian adalah :

1. Kelompok professional (pakar, ilmuan dan pemerhati dalam bidang ilmu sejenis tentang pengembangan ilmu dan pengetahuan.

2. Birokrasi (pemerintah, birokrat dan teknokrat yang berhubungan dengan kebijakan public.

3. Masyarakat/ perorangan atao kelompok (Situmorang, 2005 : 3).

Dengan mengikuti kriteria pendefinisian tertentu, skripsi tersebut dapat digambarkan ke dalam dua buah kerekteristik berikut ini :

1. Skripsi sebagai karya tulis formal yang berfungsi untuk menyampaikan identifikasi masalah yang bersifat diagnostik. Skripsi yang berfungsi untuk mendiagnose sesuatu adalah skripsi yang berfungsi untuk mengidentifikasi masalah melalui tanda-tanda (signs), petunjuk dalam bentuk bukti yang membimbing peneliti dan penulis ke pemecahan masalah (clues), dan gejala-gejala (symptoms), misalnya, gejala kemiskinana, pengangguran, kurang gizi, salah gizi, pengeroposan tulang, kangker hati, dan kekerasan terhadap anak-anak dan pelecehan atas perempuan. Sifat diagnostik sebuah skripsi menunjukan bahwa skripsi, sebagai suatu karya tulis ilmiah itu, harus mengkaji masalah secara kritis dan berhati-hati, khususnya untuk menentukan sifat (characteristics), hakikat (nature), dan pentingnya masalah.

2. Skripsi sebagai karya tulis ilmiah yang menjadi salah satu syarat untuk mencapai peringkat sarjana Strata 1 dalam perguruan tinggi. Skripsi, sebagai karya tulis ilmiah, melekat dengan tugas kesarjanaan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi, seperti universitas, institute, sekolah tinggi, dan akademi. (Sastradipoera, 2005 : 3).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penulisan skripsi di perguruan tinggi, sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa untuk menjadi seorang sarjana dalam perguruan tinggi.

2.7.1 Tujuan Penulisan Skripsi

(33)

kutipan atau dalam kata pengantar. .

Tujuan utama penulisan skripsi adalah memberi bekal pengalaman belajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu :

1. Berfikir dan bekerja secara ilmiah. 2. Merencanakan penelitian ilmiah. 3. melaksanakan penelitian ilmiah.

4. Menuliskan karya ilmiah hasil penelitian. (Soemanto, 2002 : 6).

Walaupun harus merumuskan tujuan penulisan dan penelitian berbeda, namun tujuan tersebut pada dasarnya perlu dirumuskan secara eksplisit. Hal ini terutama berhubungan dengan premise atau teori dasar (grang theory), teori, konstruk, konsep, metodologi, dan metode yang akhirnya perlu dijelaskan.

Menurut tradisi dalam kehidupan akademi, tujuan penulisan skripsi antara lain meliputi tujuan-tujuan seperti berikut :

1. Untuk melengkapi latihan dalam organisasi dan kolerasi antara fakta dan pikiran. Melalui tulisan ilmiah seperti skripsi, mahasiswa bukan saja akan mengenal teori-teori tetapi juga masalah-masalah yang faktual.

2. Untuk memperoleh pengalaman luas, dan mendalam bagaimana seorang ilmuan menulis yang merupakan salah satu cara berkomunikasi yang sangat hakiki dalam pendidikan tingkat akademis.

3. Untuk menyiapkan mahasiswa sarjana atau pascasarjana suatu praktek terbimbing dalam melakukan dan menyajikan hasil-hasil penelitian; memperlengkapi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan menulis karya tulis bermutu.

4. Untuk memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan atau mengembangkan sikap atau prilaku dalam beberapa kegiatan. Penulisan skripsi manciptakan kajian mahasiswa lebih dari sekedar latihan belajar. (Sastradipoera, 2005 : 5).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penulisan skripsi di perguruan tinggi adalah merupakan salah satu syarat kelulusan mahasiswa, memberikan pemahaman terhadap mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

2.7.2 Kode Etik Penulisan kripsi

(34)

penyebutan sumber data atau informan”.

Dalam penulisan skripsi, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian.

Penulisan skripsi harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindakan kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

2.8 Bagian Isi Skripsi

Menurut Situmorang (2005 : 5) “Bagian isi skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab, yang diawali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab kesimpulan”. Jumlah bab tidak distandarkan tergantung keperluan dalam pembahasan isi skripsi dan tiap bab ditulis pada halaman terpisah.

2.8.1 Pendahuluan

Pandahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti. Untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan dan sebagian besar materinya berupa penyempurnaan dari materi “usulan penelitian”.

Menurut Situmorang (2005:5) Bab pertama pendahuluan memuat :

1. Latar belakang masalah berupa penjelasan latar belakang munculnya masalah yang akan dicari jawabannya, penjelasan tentang letak masalah yang akan diteliti.

2. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.

(35)

4. Manfaaat penelitian hendaknya dijelaskan kegunaanya apabila masalah penelitian berhasil dicari jawabannya.

5. Ruang lingkup dan Keterbatasan penelitian adalah yang berisikan variable yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian.

6. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang diajukan. Hipotesis dapat juaga sebagai jawaban terhadap masalah riset berdasarkan pengetahuan yang ada.

2.8.2 Kesimpulan

Bab penutup, sering diberi judul PENUTUP atau KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN merupakan bab penghabisan dalam skripsi. DAlam bab ini membahas mengenai kesimpulan umum dari keseluruhan penelitian serta kesimpulan khusus dari hasil penelitian, implikasi atau kegunaan hasil penelitian, serta dikemukakan juga saran-saran terhadap kemungkinan kegunaan praktis di lapangan serta bagi peneliti lebih lanjut sebagai tindak lanjut.

2.8.3 Tinjauan Pustaka

Disebut juga sebagai kajian pustaka atau studi pustaka. Tinjauan pustaka sangat penting bagi pembaca skripsi yaitu merupakan penyajian pertanggungjawaban ilmiah terhadap pustaka yang berhubungan dengan topic penelitian. Dalam tinjauan pustaka akan terlihat gambaran alur pikiran peneliti dalam menelusuri kajian ilmu sejenis.

Penulisan Tinjauan pustaka bertujuan membuat isi laporan menjadi rasional, mudah dimengerti, dan mempunyai landasan ilmiah yang pasti dan dapat dipertanggungjawabkan

Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalm menulis tinjauan pustaka, yaitu :

1. Buktikan bahwa literatur yang berhubungan dengan isi skripsi yang ditulis telah dikumpulkan, diketahui, dan dipahami mulai dari artikel yang paling tua sampai artikel trkini.

2. Sumber bacaan yang dikutip hanya yang relevan dan terpenting. Tidak menjadi masalah apabila artikel rujukan sedikit atau banya, tergantung pada topik penelitian. Jangan menikutsertakan artikel atau bahan bacaaan yang tidak dirujuk di dalam skripsi.

(36)

alternatif pemecahan masalah yang sudah ada, sampai pada pemecahan permasalahan yang sudah dilakukan dalam penelitian.

4. Memuat tujuan penelitian sebagai gambaran hasil penelitian. Tujuan dapat berupa penemuan baru, pengembangan, menguraikan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan, dll. Tujuan dapat dioperasionalkan menjadi tujuan khusus agar tingkat pencapaian penelitian menjadi luas.

5. Memuat kerangka berfikir yang diperlukan di dalam menyelesaikan permasalahan penelitian, termasuk diantaranya asumsi-asumsi yang dapat dijadikan sebagai landasan di dalam peneltian. (Situmorang, 2005:7).

2.8.4 Daftar Pustaka

Daftar pustaka bukan merupakan bab tersendiri, oleh karena itu tidak diberi nomor bab. Daftar pustaka ditulis di halaman baru dengan judul DAFTAR PUSTAKA dan dicetak dengan jarak 3 cm di bawah tepi atas kertas. Data pustaka dicetak tebal dengan huruf kapital dan tanpa titik di belakang huruf terakhir. Daftar pustaka hanya memuat referensi yang dirujuk oleh penulis skripsi yang tercantum dalam skripsi tersebut. Referensi yang tidak tercantum dalam skripsi, tidak boleh di tulis sebagai daftar pustaka. Dianjurkan agar mahasiswa lebih banyak merujuk pada jurnal ilmiah dan diusahakan pustaka yang paling mutakhir.

Daftar pustaka, biasanya di buat pada halaman akhir skripsi atau laporan penelitian sebelum lampiran. Daftar pustaka dapat juga di buat sebagai referens berupa footnote pada bagian bawah halaman naskah, atau endnote pada halaman akhir dokumen.

2.9 Motivasi Mengerjakan Skripsi

Setiap mahasiswa harus mempunyai motivasi untuk dapat mengakhiri kuliahnya dan lulus dengan mendapatkan gelar sarjana. Saat-saat terakhir itulah mahasiswa diuji kemampuannya melalui pembuatan skripsi. Motivasi yang baik akan tetap mengiringi setiap langkah mahasiswa, termasuk saat menyelesaikan skripsinya.

Sejalan dengan Handoko (1992 : 2) yang mengatakan bahwa ”motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya”.

(37)

hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat tertentu menuntut pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadi tujuan dari kebutuhan tersebut.

Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi butuh kosentrasi untuk memadukan semua tingkah lakunya hanya untuk mengerjakan skripsinya sampai selesai, dan bahkan harus optimis untuk memenangkan argumentasi pada saat ujian skripsi.

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu akan terlaksana dengan baik dan membuahkan hasil secara maksimal jika individu menaruh minat pada kegiatan tersebut, dalam hal ini adalah kegiatan membaca.

Hurlock (1999 : 1) Mengatakan bahwa ”seseorang senang mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan minatnya akan mencapai hasil dan tujuan. Serta dampak dari minat itu sendiri dari hasil studi yang utama adalah untuk memahami motivasi intrinsik itu sendiri”

Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi harus mempunyai kemampuan membaca yang baik, sehingga pada saat menggunakan banyak acuan skripsi mahasiswa dapat membuat suatu hubungan dari berbagai teori dan temuan terkini. Melalui diktat dan bukuteks, mahasiswa dapat menambah teori yang dibutuhkan sebagai landasan untuk membahas skrispsinya.

Melalui laporan penelitian dan jurnal, mahasiswa dapat memperkaya teori sehingga alur pembahasan dapat semakin jelas dan tegas. Semakin besar minat seseorang terhadap sesuatu, maka semakin kuat pula hubungannya dengan sesuatu itu, dan hal ini diikuti oleh perasaan lebih suka dan tertarik pada sesuatu hal tersebut. Melalui diktat, buku teks, laporan penelitian dan jurnal mengkoleksi banyak teori untuk selanjutnya dicoba membangun teori. Hal ini tentu membutuhkan berbagai cara dan tahapan, baik membaca, memfotokopi, membaca berulang-ulang, meresapkan sari yang diperoleh maupun membangun teori dan mengkaji-ulang keluaran tersebut.

(38)

Jika mahasiswa mempunyai motivasi yang baik dalam mengerjakan skripsi maka semua tingkah lakunya harus dimaksudkan untuk dapat menyelesaikan skripsi tersebut.

Menurut Rusyan (1992 : 1) suatu kegiatan akan berjalan dengan lancar apabila ada minat, minat itu dapat ditimbulkan dengan cara sebagai berikut : a. Membangkitkan suatu kebutuhan, misalnya untuk mendapatkan penghargaan. b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

c. Membeberkan untuk mendapatkan hasil yang baik. (Hurlock, 1999 : 251) menyatakan bahwa :

Minat memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, jadi dapat dikatakan minat merupakan sumber motivasi yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang mereka inginkan.

Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat tertentu menuntut pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadi tujuan dari kebutuhan tersebut. Prinsip yang umum berlaku bagi kebutuhan manusia adalah setelah kebutuhan itu terpuaskan lagi. Kemunculan kembali ini dapat dalam bentuk tujuan yang sama ataupun dengan tujuan yang sudah berubah.

2.10 Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Dengan Penulisan Skripsi

Bagi mahasiswa, menyelesaikan skripsi merupakan salah satu bentuk dari prestasi. Akibatnya karena ketidakmampuan dalam menulis karya ilmiah ini, tidak jarang mahasiswa banyak yang menunda pekerjaan skripsi atau bahkan tidak menyelesaikan skripsi.

(39)

Seperti yang dikemukakan oleh Endah (1993:2) yang mengatakan bahwa : dalam penyusunan skripsi akan terlihat dua tipe mahasiswa, yaitu mahasiswa yang benar-benar serius dan mahasiswa yang sekedar memenuhi kewajiban akhirnya. Mahasiswa yang serius akan terlihat gigih mengejar bahan pustaka yang akan menunjang topiknya. Sebaliknya mahasiswa yang tidak serius akan bekerja apa adanya. Bahkan mereka membayar orang lain untuk menyelesaikan skripsi atau mencari skripsi yang mempunyai topik yang sama dan mereka tinggal mencontohnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perpustakaan dituntut untuk terus mengembangkan koleksi, baik dalam bentuk tercetak maupun elektronis seta menyediakan fasilitas/ sarana untuk memanfaatkan informasi yang ada.

Menurut Tjitropranoto (1993:2) pemanfaatan perpustakaan adalah :

Mencakup pemanfaatan koleksi dan berbagai layanan yang tersedia di perpustakaan dan juga merupakan indikator pemanfaatan perpustakaan oleh peneliti, karena selain perpustakaan juga tersedia internet yang memudahkan peneliti untuk mengakses berbagai sumber informasi.

Pemanfaatan perpustakaan tersebut meliputi frekuensi kunjungan ke perpustakaan, pengenalan terhadap jenis layanan dan pemanfaatan koleksi serta layanan yang tersedia di perpustakaan. Jika hal tersebut dapat dilakukan dengan baik dan mahasiswa benar-benar memperoleh nilai tambah atas keberadaan perpustakaan, maka pada saat itu pengunjung dan pemakai perpustakaan merupakan salah satu potensi dan kekuatan yang perlu terus dibina sehingga kesuksesan studi yang dijalani akan lebih mudah tercapai terutama dalam penulisan skripsi.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data dengan tujuan tertentu. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisis data, salah satu diantaranya adalah metode Deskriptif. Menurut Sugiyono (1999 : 142) metode deskriptif adalah ”metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan FMIPA, yang berlokasi di jalan Willem Iskandar Medan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

“Populasi adalah objek atau sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Sugiyono (1999 : 72) mengemukakan bahwa : ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pernyataaan di atas, maka pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mahasiswa Fakultas MIPA Matematika Pendidikan tahun ajaran 2002 dan 2003 yang sedang menyelesaikan penulisan skripsi sebanyak 70 orang dan jumlah tersebut sekaligus menjadi populasi penelitian ini.

3.2.2 Sampel

(41)

3.3 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian terdiri dari beberapa macam, hal itu erat hubungannya dengan sifat penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (1999 : 97) Instrumen Penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut Variabel Penelitian.

Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, sedangkan variabel penelitian ini mencakup pemanfaatan perpustakaan dan penulisan skripsi.

3.3.1 Kuesioner

Angket sebagai instrumen penelitian berisi sejumlah pertanyaan yang akan dijawab oleh responden sebagai sumber data. Angket hanya berbeda dalam bentuknya, yaitu angket tersusun dalam bentuk kalimat pertanyaan, sedangkan kuesioner tersusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Menurut Sugiyono (1999 : 40) kuesioner adalah ”sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Pada penelitian ini kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan serta menggunakan pengukuran skala likert dimana setiap pernyataan kuesioner dan pernyataaan berpedoman pada kisi-kisi angket.

3.3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penilis menggunakan kuesioner. Kuesioner yang akan disusun berdasarkan kisi-kisi kuesioner seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator yang diukur No item

kuesioener

Jumlah Item

1 Pemanfaatan Ruang Baca (X)

1. Tujuan Pemanfaatan Ruang Baca 2. Pelayanan Ruang Baca

3. Koleksi

1 - 10 10

2 Penulisan Skripsi Mahasiswa (Y)

1. Layanan menulis skripsi lebih cepat 2. Kualitas penulisan Skripsi

(42)

3. Kajian Teoritis

15 15

3.4 Jenis dan sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan wawancara.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari jurnal, buku, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.5 Penyebaran dan Pengumpulan Data

Penyebaran angket dilakukan dalam waktu dua minggu yaitu hari Senin s.d Sabtu pada pukul 09.30 s/d 13.00 WIB dengan cara angket diberikan langsung kepada responden yang sedang menulis skripsi yaitu angket diisi ditempat sehingga angket yang diedarkan dapat dikumpulkan pada waktu itu juga.

3.6 Analisis Data

Mengingat penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pemanfaatan ruang baca dan penulisan skripsi, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam mendeskripsikan data, setiap hasil pertanyaan akan diolah sehinggga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan diolah dalam bentuk tabulasi.

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu :

rxy =

( )( )

2

2

y x

(43)

Keterangan :

rxy : Koefesien Korelasi Pearson XY : Jumlah perkalian antara x dan y

Untuk mengukur kedekatan korelasi antara variabel pemanfaatan ruang baca dengan penulisan skripsi, menggunakan koefisien korelasi disimbolkan ”r” dengan kategori sebagai berikut:

Setelah diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi dari rumus Pearson maka dapat ditentukan sejauhmana hubungan antara pemanfaatan ruang baca terhadap penulisan skriprsi mahasiswa jurusan matematika pendidikan UNIMED.

Untuk mengukur korelasi Product Moment memrlukan bobot, maka setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap indikator pertanyaan akan digunakan sistem skor Skala Likert’s dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jawaban sangat setuju mempunyai nilai 4 b. Jawaban setuju mempunyai nilai 3

c. Jawaban kurang setuju mempunyai nilai 2 d. Jawaban tidak setuju mempunyai nilai 1

Hasil perhitungan korelasi bergerak antara -1 sampai dengan +1. Jadi, kalau ada hasil perhitungan korelasi lebih besar dari pada +1 atau kurang dari -1 maka perhitungan tersebut terjadi kesalahan.

Setelah diperoleh nilai korelasi dari variabel x dan variabel y, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah pengujian data secara statistik dimana tujuannya untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Irianto (2004 : 97-98) manyatakan :

Setiap problem yang akan diperoleh selalu mengandung dua jawaban yaitu, dengan demikian maka kita akan menghadapi dua macam hipotesis adalah :

1. Ho (hipotesis nol) yang memprediksi tidak adanya hubungan suatu kondisi dengan kondisi lainnya.

2. Ha (hipotesis kerja atau hipotesis alternatif) yang memprediksi adanya hubungan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya.

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Ho : = 0 (Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan ruang baca dengan penulisan skripsi.

(44)

Menurut Sugiyono (1999 :35) bahwa “uji signifikansi korelasi Product Moment dapat dilakukan secara praktis, yaitu tidak perlu menghitung, tetapi langsung dikonsultasikan pada tabel r product moment”. Untuk mengkonsultasikan nilai r tabel, maka harus terlebih dahulu ditentukan nilai (taraf kesalahan).

Setelah diperoleh nilai r tabel, langkah selanjutnya adalah menentukan rumusan atau formula untuk menentukan apakah Ha diterima atau Ho ditolak atau sebaliknya. Untuk itu dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan rh dan rt. Untuk itu hipotesis teoritis harus dijadikan hipotesis kerja yaitu :

1. Bila r hitung (rh) ≥ r tabel (rt) = Hipotesis diterima

2. Bila r hitung (rh) ≤ r tabel (rt) = hipotesis ditolak (Sugiyono, 1999 : 151).

Gambar

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner
tabel r
Tabel 3: Pemanfaatan Ruang Baca
Tabel 4: Manfaat Ruang Baca
+7

Referensi

Dokumen terkait

KEKUATAN PEMBUKTIAN KETERANGAN SAKSI TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM PERKARA PIDANA KORUPSI1. Diajukan Oleh : DIANA

Hasil penelitian dan setelah dilakukan olahan data, kategori dukungan petugas kesehatan kurang mendukung Berdasarkan wawancara pada responden dengan dukungan petugas

Penulis juga menggunakan kualitas audit sebagai variabel dalam penelitian ini karena kualitas audit sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pihak eksternal akan laporan keuangan

Dalam dunia pendidikan agama Islam semua telah mengetahui bahwa bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam bukan hanya digunakan sebagai ilmu saja, namun dalam

Workshop Pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran (RPP, Rancangan materi ajar, LKPD, Media Pembelajaran dan

[r]

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PENJUALAN DITINJAU DARI JENIS MEKK PADA INDUSTRI TAS DAN.. KOPER M.. セセ・ MUNAAOャAヲゥMijuZヲAョMZNャ。

Soon, however, new drugs such as orexin may help people with severe sleep deprivation gain back the ability to sleep, rest, and dream about better days and nights ahead. This is a