• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Persamaan Infiltrasi Kostiakov dan Philip secara Empirik untuk Tanah Regosol Coklat Kekelabuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Persamaan Infiltrasi Kostiakov dan Philip secara Empirik untuk Tanah Regosol Coklat Kekelabuan"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

EV ALUASI PERSAMAAN INFIL TRASI KOSTIAKOV DAN PHILIP

SECARA E1VIPIRIK UNTUK

'.

T ANAH REGOSOL COKLAT KEKELABUAN

Oleh

M.RIZA JANUAR F 27.1068

JURUSANTEKNIK PERTANIAN FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT PERT ANI AN BOGOR

EVALUASI PERSAMAAN INFILTRASI KOSTlAKOV DAN PHILIP SECARA EMPIRlK UNTUK

TANAH REGOSOL COKLAT KEKELABUAN

SKRlPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada

Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

M. RIZAJANUAR F27.1068

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(3)

EV ALUASI PERSAMAAN INFILTRASI KOSTIAKOV DAN PHILIP SECARA EMPIRIK UNTUK

MMMMMMMMMMMMMMMセ@

T ANAH REGOSOL COKLAT KEKELABUAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada

Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

M. RIZA JANUAR

F 27.1068

Tanggal Lulus : 29 Agustus 1998

Disetujui :

Bogor, September 1998

セ@ " \ " . :'- ... • '. i

'.-/

GNGGGMMMMMNセZ@ _ /

Of. ITAsep SapeL MS Pembimbing II

(4)

M. Riza Januar. F 27.1068. Evaluasi Persamaan lnfiltrasi Kostiakov Dan Philip Secara Empirik Untuk Tanah Regosol Coklat Kekelabuan. Pembimbing: Dr. Ir Nora H.Pandjaitan, DEA dan Dr. Ir. Asep Sapei, MS.

RINGKASAN

Infiltrasi penting diketahui karena dapat digunakan untuk memprediksi besarnya air hujan yang berpotensi mempengaruhi besarnya limpasan permukaan, banjir, erosi,

ketersediaan air untuk tanaman. air tanah dan ketersediaall aliran sungai selama musim kemarau. Namun, karena persamaan kapasitas infiltrasi yang ada sekarang ini hanya berlaku pada suatu waktu dan kondisi tanah tertentu yang dilakukan pada

waktu pengukuran, maka perlu dilakukan pengumpulan data dari berbagai kondisi

tanah. Dari berbagai data tersebut kemudian ditentukan suatu persamaan infiltrasi

yang berlaku secara umum Dalam penulisan ini, persamaan infiltrasi yang dipakai

adalah Persamaan infiltrasi Kostiakov dan Philip.

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi konstanta-konstanta persamaan infiltrasi

Kostiakov dan Philip terhadap kadar air tanah awal. Pengukllran infiltrasi tersebut dilakukan pada lahan bervegetasi dan lahan yang tidak bervegetasi (Iahan terbuka).

Perhitllngan kapasitas infiltrasi dilakllkan dengan mengukur intiltrasi kumulatif Pada perhitungan infiltrasi dengan persamaan Kostiakov, persamaan infiltrasi tersebut dilogaritmakan dan diplotkan pada kertas grafik guna memperoleh persamaan regresi linier. Besarnya konstanta Kostiakov dapat dihitung dari regresi linier tersebut. Pada

perhitungan infiltrasi Philip, digunakall data dari dua interval waktu dan dua nilai

infiltrasi kumulatif pada interval tersebut. Kedua persamaan yang diperoleh pad a

(5)

akhirnya diperoleh persamaan infiltrasinya Kemudian hasil perhitungan konstanta-konstanta persamaan Kostiakov dan Philip tersebut dievaluasi terhadap berbagai kadar air tanah awal dan porositas tanah.

Dari hasil analisa terhadap hubungan konstanta (yaitu konstanta K dan n pada persamaan Kostiakov, dan konstanta C dan D pada persamaan Philip

1

dengan kadar

air tanah awal, maka hubungan erat terdapat dengan (al konstanta K pada lahan bervegetasi dan pada lahan terbuka di kedalaman rata-rata; (b

1

konstanta D pada

lahan bervegetasi di kedalaman rata-rata, dan pada lahan terbuka di kedalaman 0-10 em. Di antara semua hubungan tersebut, hubungan yang paling erat antara

konstanta dengan kadar air tanah awal ditunjukkan oleh persamaan konstanta K

(6)

KATA PEl'IGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

"EVALUASI PERSAMAAN INFILTRASI KOSTIAKOV DAN PHILIP SECARA

EMPIRIK UNTUK TANAH REGOSOL COKLAT KEKELABUAN" ini dengan

baik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada

1. Dr. Ir. Nora Herdiana Pandjaitan, DEA selaku Dosen Pembimbing Akademik utama yang telah memberikan perhatian dai1 bimbingan

1.

Dr. Ir. Asep Sapei, MS selaku pel11bil11bing kedua yang juga telah l11emberikan

pengarahan dalam penulisan ini

3. Ir. AriefSabdo Yuwono, MSc atas kesediaannya untuk menjadi penguji

4. Dr. Ir. H. M. Azron Dhalhar, MSAE at as kesediaannya memberikan konsultasi

dan saran pada awal penelitian ini

5. Bapak M. Ali Nuriwan yang telah tUrtlt membantu peralatan lapang

6. Bapak, ibu, kakak, serta adik penulis yang telah memberikan dukungan moral yang

tiada nilainya

7. Rekan Ir. Setia Daryat beserta keluarga, dan rekan-rekan lain yang tidak dapat

disebutkan satu per satu yang turut memberi motivasi.

Penulisan ini mertlpakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Teknologi Pertanian pada Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Diharapkan tulisan ini dapat

bermanfaat.

Bogor, Agustus 1998

(7)

RINGKASAN.

KATAPENGANTAR .... DAFTAR lSI.

DAFT AR T ABEL.

DAFT AR GAMBAR .. DAFT AR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ..

A Latar Belakang . B. Tujuan ..

II. TtNJAUAN PUSTAKA ... Inftltrasi .

A B. C D. E.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Infiltrasi ... . Porositas Tanah... . ... . Persamaan Inft ltrasi

Pengukuran Inftltrasi ... .

III METODOLOGI. A

B. C

Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat

Metode Penelitian ... . IV. HASIL DAl"< PEMBAHASAN ....

III IV V VI VII 2 2 3 3 3 8 10 13 15 15 15 17

A Kalibrasi Alat Ukur Kelembaban Tanah (Gypsum Block) . 23

B. Analisis Sifat Fisik Tanah.... 25

C Pengukuran Inftltrasi 28

D. Pengepasan (Filling) Persamaan Infiltrasi.. 30

E. Hubungan Antara Nilai Konstanta Dari Persamaan Infiltrasi Kostiakov dan Philip Dengan Faktor Kadar Air Tanah Awal (8) . . 36 V KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan . ... ... . B. Saran. . ... .

DAFT AR PUST AKA ... .

(8)

DAFT AR T ABEL

Tabel I Kalibrasi gypsum block pada lahan bervegetasi.... . 23

Tabel 2. Kalibrasi gypsum block pada lahan terbuka . 24

Tabel3. Hasil anal isis tekstur tanah dalam 3 fraksi ... 25

Tabel4. Hasil anal isis porositas total tanah 26

Tabel5. Hasil analisis porositas drainase tanah . 28

Tabel6. Hasil perhitungan konstanta K dan n pad a persamaan infiltrasi 31 Kostiakov untuk lahan bervegetasi ... .

Tabel7. Hasil perhitungan konstanta K dan n pada persamaan infiltrasi 32 Kostiakov untuk lahan terbuka. . . ... .

Tabel 8. Hasil perhitungan konstanta C dan D pada persamaan infiltrasi

Philip untuk lahan bervegetasi 34

Tabel9. Hasil perhitungan konstanta C dan D pada persamaan infiltrasi

Philip untllk lahan terbuka ... 35

Tabel 10. Hubungan antara konstanta K dengan kadar air tanah

awal . 36

Tabel II. Hubllngan antara konstanta n dengan kadar air tanah

awal .. ... ... . . " ... ' 38 Tabel 12. Hubungan antara konstanta

C

dengan kadar aIr tanah

awal.. ... 40

Tabel13. Hubungan antara konstanta D dengan kadar aIr tanah

[image:8.602.65.494.96.612.2]
(9)

Gambar I. Gambar 2.

Gambar 3.

Peta lokasi penelitian dan jenis tanah ..

Alat double ring infiltrometer (a) pemasangan di lahan terbuka, dan (b) penampang melintang pemasanganya ...

Kalibrasi alat gipsum dengan sampel tanah ...

Gambar 4. Kurva hasil kalibrasi hubungan antara skala dengan kadar air tanah

16

18

19

awal (% berat) pada lahan bervegetasi . 23

Gambar 5. Kurva hasil kalibrasi hubungan antara skala dengan kadar air tanah

awal (% berat) pad a lahan terbuka 24

Gambar 6 Kurva hubungan antara konstanta K dan rata-rata kadar air tanah

awal ... . . 37

Gambar 7. Kurva hubungan antara konstanta n dan rata-rata kadar air tanah

awal ... ... 39

[image:9.603.74.493.76.445.2]
(10)

DAITAR LAl\IPIRAN

Lampiran I. Regresi hasil kalibrasi gypsllm block. 48

Lampiran :2 Hasil pengukuran infiltrasi pada lahan bervegetasi 49

Lampiran 3. Hasil pengukuran infiltrasi pada lahan terbuka 5 1

Lampiran 4. Contoh grafik hubungan Log t dan Log F pada persamaan

infiltrasi Kostiakov ... 53

Lampiran 5. Contoh grafik hubungan an tara waktu dan infiltrasi kumulatif dengan menggunakan persamaan yang dihasilkan dari kombinasi

titik t[=5 menit dan t2=180 menit .. 54

Lamp,iran 6. Hasil penelitian Pamuji {I 994) . 55

Lampiran 7. Hasil penelitian Hartono (1991) 56

(11)

A. LATAR BELAKANG

Dalam pertanian. tanah berperan sebagai media tumbuhnya tanaman. Selain

un sur hara. di dalam tanah terdapat pula udara dan air.

Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Air yang sam pal ke permukaan tanah baik yang secara

langsung maupun yang mengalir setelah tertahan oleh tumbuhan at au bangunan. sebagian akan masuk ke dalam tanah melalui proses yang disebut infiltrasi. lntiltrasi (peresapan) adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui sebagian

at au seluruh permukaan tanah. Air yang terinfiltrasi 101 akan meningkatkan kelembaban tanah dan kelebihannya akan bergerak ke bawah. terutama akan menglsl all bawah tanah atau menjadi aliran bawah tanah. Peningkatan jumlah aIr

yang dapat diinfiltrasikan melalui permukaan tanah. akan mengurangi jumlah aIr

yang menjadi limpasan permukaan HウOャセヲ。」・@ runoff) dan membantu mengurangl eros!.

Laju infiltrasi perlu diketahui untuk dapat memperhitungkan maksimum intiltrasi pada suatu tanah yang disebut juga dengan kapasitas infiltrasi (daya serap). Dengan mengetahui besarnya kapasitas infiltrasi suatu tanah, maka besarnya air hujan yang mempunyai potensi untuk melimpas setelah mencapai permukaan

tanah dapat diperhitungkan.

Persamaan kapasitas infiltrasi yang ada sekarang ini tidak bersifat umum karena

(12)

2

awal, porositas total, porositas drainase, tekstur dan struktur tanah (Purwowidodo,

1986)

Mengingat hal tersebut perlu adanya pengumpulan data untuk setiap kondisi tanah dan temp at sehingga nantinya dapat ditentukan suatu persamaan infiltrasi yang

berlaku secara umum, untuk berbagai kondisi tanah.

B, TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi konstanta-konstanta pada

(13)

A. INFILTRASI

Schwab

et al.

(1981) menyatakan bahwa infiltrasi adalah proses masuk at au

merembesnya air ke dalam tanah melalui sebagian atau seluruh permukaan tanah.

1nfiltrasi merupakan proses awal dari proses perkolasi dan menyediakan air utama bagi perkolasi hingga kapasitas infiltrasi tidak dapat melebihi kapasitas

perkolasi

Proses infiltrasi dipengaruhi oleh gaya hisapan matriks tanah dan gaya gravitasi

Gaya hisapan matriks merupakan gay a pertama yang bekerja pada tanah kering yang digenangi. Gaya tersebut mengakibatkan laju aliran air ke arah lateral sarna besarnya dengan laju aliran air ke arah vertikal. Gaya gravitasi merupakan

gaya yang bekerja pada tanah-tanah yang mendekati jenuh (Hillel, 1980).

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFILTRASI

Sosrodarsono dan Takeda (1985) menyatakan bahwa kapasitas infiltrasi berbeda-beda menurut kondisi tanah, intensitas curah hujan, kelembaban tanah dan udara yang terdapat di dalam tanah. Sedangkan Purwowidodo (1986) mengemukakan bahwa sifat-sifat tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas intlltrasi adalah struktur tanah, tekstur tanah dan kandungan air tanah. Unsur struktur tanah yang terpenting adalah ukuran pori dan kematangan pori. Menurut Sosrodarsono dan

(14)

Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan teballapisan

Air genangan di lekukan permukaan tanah masuk ke dalam tanah, terutama disebabkan oleh gravitasi yang bekerja pada air tersebut. Pada saat ruang-ruang lapisan tanah di dekat permukaan telah jenuh, maka air tersebut

bergerak melalui pipa-pipa halus yang panjangnya sama dengan tebal lapisan

yang jenuh. Pergerakan air ke bawah melalui pipa-pipa halus disebabkan adanya gay a yang dipengaruhi oleh kedalaman genangan, tebal lapisan jenuh dan gaya-gaya gesekan antara air dengan permukaan part ike I tanah. Besarnya

gaya gesekan ini sebanding dengan tebal lapisan jenuh, sehingga jika lapisan '. jenuh semakin tebal maka laju inliltrasi akan semakin kecil.

2. Kelembaban Tanah

Besarnya kelembaban tanah pada lapisan teratas sangat mempengaruhi laju infiltrasi. Potensial kapiler bagian bawah lapisan tanah yang menjadi

kering (disebabkan oleh evaporasi), yang lebih kecil dari kapasitas me nahan air normal. akan meningkat jika lapisan teratas basah. Peningkatan potensial kapiler ini bersama-sama dengan gravitasi akan mempercepat infiltrasi.

Menurut Hillel (1980), kandungan ar tanah mempunyai pengaruh terhadap inliltrasi serapan tanah bernilai rendah saat kandungan air tanah awal tinggi dan serapan tanah akan meningkat dengan menurunnya kandungan air tanah.

Akibatnya laju infitrasi awal lebih tinggi pada tanah kering daripada tanah

basah. Bila tanah cukup kering, maka pembasahan pada bagian atas akan

(15)

mendorong infiltrasi. Pengaruh kedua adalah ketika tanah dibasahi, koloid-koloid dalam tanah akan mengembang dan menurunkan laju infiltrasi.

3. Pemampatan oleh curah hujan

Pukulan butir-butir hujan pada permukaan tanah akan mengurangl

kapasitas infiltrasi, karena butir-butir halus di lapisan tanah teratas akan berpencar oleh adanya pukulan-pukulan itu dan masuk ke dalam ruang-ruang

antara, sehingga terjadi efek pemampatan. Akibatnya permukaan tanah yang terdiri dari lapisan lempung akan menjadi sangat kedap oleh pemampatan butir-butir hujan tersebut sedangkan pam tidak terpengaruh oleh butir-butir-butir-butir hujan.

Dengan kata lain tanah yang mudah terdispersi akan tertutup pon-ponnya

sehingga kapasitas infiltrasinya akan cepat menurun, sedangkan tanah yang agregatnya stabil kapasitas infiltrasinya tetap tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Arsyad (1983) bahwa kapasitas infiltrasi hanya dapat terpelihara jika porositas tanah semula tidak terganggu selama waktu terjadi hujan.

4. Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus

Kadang-kadang dalam keadaan kering, banyak bahan-bahan halus terkandung di permukaan tanah. Pada waktu infiltrasi berlangsung, partikel halus ini akan terbawa bersama air ke dalam tanah, dan akan terjadi pengendapan pada ruang pori di dalam tanah, yang selanjutnya akan mengurangi kapasitas infiltrasi

di dalam tanah.

5. Pemampatan oleh orang dan hewan

Pada bagian lanah yang sering dilalui orang, hewan atau kendaraan,

(16)

6

yang berbentuk ptpa halus telah rusak sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kapasitas infiltrasi.

6. Struktur tanah

Lubang dalam tanah yang digali oleh binatang-binatang kecil dan

serangga, akar -akar tanaman mati mengakibatkan permeabilitas yang tinggi Namun Jems tanah ini sangat peka terhadap gaya pukulan oleh

hlljan sehingga seringkali kapasitas infiltrasinya tiba-tiba berkurang selama

terjadinya hujan karena adanya pemampatan.

Menurut Arsyad (1983) laju masuknya hujan ke dalam tanah ditentukan

terutama oleh ukuran dan susunan pori-pori besar. Pori yang demikian itu dinamai porositas aerasi, oleh karena pori-pori mempunyai diameter yang cukup besar (0.06 mm atau lebih besar) yang memungkinkan air keluar dengan cepat

sehingga tanah beraerasi baik.

Dari hasil penelitian Pamudj i (1994) di dapatkan bahwa tanah yang

terdiri dari partikel kasar memiliki pori lebih besar dibandingkan dengan tanah yang tersusun dari partikel halus Pemasukan air ke dalam tanah terutama tergantllng pada tersedianya pori kosong berukllran besar pada tanah terse but. engan demikian kapasitas infiltrasi pada tanah yang tersllSlln dari partikel-partikel berukuran besar menjadi lebih besar dibandingkan dengan tanah yang

tersusun dari partikel hal us.

7. Tllmbllhan-tllmbuhan

Infiltrasi dapat dipercepat jika permukaan tanah tertutllp rumput.

(17)

hujan, tetapi Juga lapisan humus yang terjadi mempercepat penggalian oleh serangga at au binatang lain, sehingga memperbesar ruang pori tanah.

Pada tanah yang bercampur lempung yang tidak tertutupi dengan

tumbuh-tumbuhan, lapisan teratas akan dimampatkan oleh curah hujan. Tetapi jika tanah

itu tertutup lapisan daun-daunan yang jatuh, maka lapisan itu mengembang dan

menjadi sangat permeabeL

Dari hasil penelitian Pamudji (1994) dan Hartono (1991) porositas total tanah pada lahan bervegetasi mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan pada lahan yang tidak bervegetasi. Selain itu pada lahan bervegetasi porositas

drainase cepat lebih besar dari lahan tidak bervegetasi dan porositas drainase lambat lebih kecil dari lahan yang tidak bervegetasi. Dari hasil penelitian

Pamudji (1994) infiltrasi akumulatif dan kapasitas infiltrasi pada lahan

bervegetasi lebih besar dibandingkan pada lahan yang tak bervegetasi dengan tekstur yang halus pada kadar air tanah awal yang sama.

8 U dara yang terjebak di dalam tanah

Pada tanah yang sangat datar, infiltrasi yang terjadi dengan kecepatan yang sama akan diperlambat oleh udara yang tertekan, karena air yang masuk membentuk sebuah bidang yang menghalang-halangi udara yang keluar Jadi udara dalam tanah menghambat intiltrasi dan merupakan sebuah faktor yang mengurangt kapasitas infiltrasi selama periode curah hujan.

9. Lain-lain

Besarnya kapasitas infiltrasi ditentukan oleh faktor-faktor tersebut di

(18)

8

perbedaan kapasitas infiltrasi dari tempat ke tempat dan faktor-faktor yang lain

mengakibatkan varlasl infi Itrasi menurut waktu.

Tumbuh-tumbuhan mempengaruhi variasi infiltrasi menurut tempat dan waktu.

Disamping faktor-fak1or tersebut di atas, maka pengurangan

kelembaban tanah oleh transpirasi melalui tumbuh-tumbuhan, varlaSI kekentalan air dalam ruang-ruang tanah akibat suhu tanah, efek pembekuan (di daerah dingin) juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas

inliltrasi.

C.

POROSITAS TANAH

Hardjowigeno (1989) mengatakan bahwa pori total tanah adalah bagian yang terisi oleh udara dan air. Porositas total tanah sebelum dilakukan infiltrasi dapat

dihitung dengan rumus: Ms

11 セ@ (1- ---) x 100% Gsx V

Dengan

11 セ@ porositas (% volume (v/v))

Gs セ@ kerapatan tanah/particle density (gram/em3)

dihitung di laboratorium dari pengambilan sam pel tanah di lapang V セ@ volume sampel tanah

mウセ@ be rat padatan tanah kering oven (gram)

Setelah dilakukan infiltrasi, porositas tanah dihitung dengan menggunakan alat

air picnometeNhree phases meter. Penggunaan alat ini untuk menghitung porositas dari ring khusus yang mempunyai volume 100 em] Alat ini bekerja berdasarkan

(19)

piston yang memberikan tekanan sama pada volume acuan dan pada suhu tetap. Porositas total tanah dihitung dengan menggunakan rumus:

P=(IOO-Vs)% Vs= (W - V)/(Gs - \) .

Dengan:

P = porositas total tanah (% VIY) Vs = volume padatan (em])

W = berat padatan tanah basah (gram) V = volume padatan + volume air (011)

.. (2)

..(3 )

Volume pori dl'ainase adalah volume air yang dapat didrainasekan dari suatu unit

volume tanah yang mempunyai nilai dari ruangan pori total sampai dengan pF 2.54 Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979) pori drainase dapat dibagi menjadi dua. yaitu

(a) Pori drainase cepat; yaitu pori drainase yang dapat dilalui air dengan cepat dari suatu unit volume tanah. Pori ini sangat berhubungan dengan tersedianya pori makro. Pori

drainase dihitung dengan rumus: PDC= RPT - KA pada pF2 . Dengan:

PDC= pori drainase cepat (% volume) RPT= ruang pori total (% volume) KA = kadar air (% volume)

..(4)

(b) Pori drainase lambat; yaitu pori drainase yang dapat dilalui air dengan lambat dari suatu unit volume tanah. Pori drainase dihitung dengan rumus:

PDL= KA pada pF2 - KA pada pF 2.54 ....

Dengan:

PDL= pori drainase lambat (% volume) KA = kadar air (% volume)

(20)

to

D. PERSAMAAN INFIL TRASI

1. Pendekatan Analitis

Richard (1931) dalam Dhalhar (1972) mengemukakan bahwa pendekatan analitis pergerakan air dalam tanah dapat ditentukan dari persamaan Darcy -Richard

v = -K(S) ilH (6)

dimana

v = debit flux at au debit per satuan penampang (em/jam) K(S) = konduktivitas hidrolik yang dipengaruhi oleh S (em/jam) S = hisapan matriks tanah (-em H20)

ilH = gradien potensial ( em H20)

H = potensial total (potensial hisapan matriks dan gravitasi) (-em H20)

Persamaan kontinuitas'

1i8/lit = - ilv .... . .(7)

Bila persamaan (\) digabungkan dengan persamaan (2), maka

ilK(S). ilH = 1i8/at ... (8)

a (Kx. IiHilix) lix + Ii (Ky. IiHi ay)! liy + Ii (Kz. IiHiliz) liz =1i8/1it (9)

Hydraulic Potential adalah:

H = S+z. . .. (I 0)

8 (Kx. 8S/lix) lix + Ii (Ky. IiSI 8y)/liy + 8 (Kz. IiS/8z) liz + IiK(8)/liz=88/8t

. .. . ... ( II )

Aliran diasumsikan berlangsung hanya pada arah vertikal, maka akan didapatkan:

B(Kz. BS/liz)/liz+IiK(8)IBz=88/8t .... ( 12)

IiS/5z = (IiS/1i8) (68/6z) ... ( 13)

Dengan memasukkan persamaan (13) ke persamaan (12), maka didapatkan

(21)

BS/Bt = B[O(S).(BS/Bz)]/ Bz + BK(S)/Bz .... (15) dimana:

S = kelembaban tanah (% volume) S = hisapan matriks (-em H20)

O(S)= difusivitas, setara dengan Kz(iSS/iSS) t = wah.1u Uam)

z = koordinat vertikal at au kedalaman (em)

Persamaan (15) memberikan dasar untuk memprediksi gerakan air ke

tanah di bawah kapasitas lapang. Persamaan ini sulit untuk diselesaikan seeara analitis, dan harus dipeeahkan dengan met ode numerik untuk setiap perubahan nilai z dan t. Oleh karena itu dicari persamaan infiltrasi yang lebih sederhana.

2:

Pendekatan Empiris

Menurut Ohalhar (1972) persamaan infiltrasi empirik seeara garis besar dapat

dibedakan atas dua tipe yaitu persamaan berdasarkan variabel waktu dan

persamaan infiltrasi berdasarkan variabel bukan waktu. a. Persamaan intiltrasi berdasarkan variabel waktu

a. I. Persamaan Horton

Horton (1940) dalam Schwab

et at.

(1981) menentukan persamaan intiltrasi sebagai berikut:

fp = fe + (fo - fe)e -kt

dimana:

fp

=

kapasitas intiltrasi (em/jam) fe = kapasitas intiltrasi awal (em/jam)

k

=

parameter tanah yang dipengaruhi oleh tipe tanah, kondisi permukaan tanah dan kelembaban tanah awal

t = waktu Uam)

fo

=

kapasitas intiltrasi akhir atau laju infiltrasi konstan (em/jam)
(22)

12

a.2. Persamaan Philip

Philip (1969) dalam Dhalhar, 1972 menentukan persamaan infiltrasi

sebagai berikut :

fp = C+Dfo5 ... (17)

dimana:

fp = kapasitas infiltrasi (mmlmenit)

C,D= konstanta yang dipengaruhi oleh faktor lahan dan kadar air tanah awal

= waktu (menit)

a.3. Persamaan Kostiakov

Kostiakov (1932) dalam Dhalhar, 1972 menentukan persamaan

infi Itrasi sebagai berikut :

fp

=

Ktn ... . . ... (18) dimana:

fp = kapasitas infiltrasi (mmlmenit)

K,n= konstanta yang dipengaruhi oleh faktor lahan dan kadar air tanah awal

t = waktu (meni t)

b. Persamaan infiltrasi berdasarkan variabel bukan waktu b. I. Persamaan Green dan Amp

Persamaan Green dan Amp (Hillel, 1971) menggunakan

asumsi bahwa tanah adalah homogen, memiliki lapisan yang dalam dan memiliki kelembaban yang seragam, dan dinyatakan dalam:

fp=fc+BfF

dimana:

fp = kapasitas infiltrasi (cm/detik) fc = laju infiltrasi konstan (cmldetik) F = infiltrasi akumulatif(cm)

... (\9)

(23)

U ntuk tanah yang digenangi:

fp = A(I+(B(P+H»IF ... (20)

dimana:

fp = kapasitas infiltrasi (em/detik) F = infiltrasi akumulatif(em) P = hisapan matriks (em)

H = perbedaan tekanan air di permukaan (em)

A,B = konstanta tergantung pada tipe dan kondisi tanah

b.2. Persamaan Holtan

Persamaan Holtan dalam Dhalhar (I 972) dinyatakan sebagai:

fp = a(S-F)n+fe dimana:

fp = Kapasitas infiltrasi (em/detik)

S potensial penyi mpanan air dalam tanah diatas lapisan kedap (em)

F = infiltrasi akumulatif(em)

fe laju infiltrasi konstan setelah tanah dibasahi (em)

... (21)

a,n = konstanta yang dipengaruhi oleh tipe dan permukaan tanah serta kondisi vegetasi

E. PENGUKURAN INFILTRASI

Menurut Harrold et al. (I 974), terdapat beberapa eara pengukuran infiltrasi di lapang yaitu: (a) infiltrometer silinder. dengan eara menggenangkan air di permukaan tanah tanpa ali ran permukaan; (b) trlgasl genangan lapangan, dengan menggenangkan air pad a lahan bereoeok tanam dan mengukur ali ran air masuk dan keluar; (c) infiltrometer simulasi eurah hujan, yaitu simulasi eurah hujan alami

dengan pereikan air dalam jumlah aliran permukaan yang diperbolehkan dan diukur;

(24)

ャセ@

Infiltrasi pada luasan kecil dapat dilakukan dengan rnenggunakan alat infiltrorneter (Arsyad, 1989). Dengan cara ini air diberikan ke tanah dengan laju yang sarna dengan kapasitas Infiltrasi. lurnlah air yang rneresap dalarn suatu jangka

waktu tertentu diukur.

Menurut Harrold

et at.

(1974), infiltrorneter silinder rnenyediakan kedalaman air konstan di atas permukaan tanah melalu i dindingnya. Infiltrometer ditanam di dalam

tanah dengan disisakan I hingga 2 inci di atas permukaan tanah. Untuk mengurangi pengaruh pergerakan air lateral, maka dipergunakan infiltometer silinder ganda. Air dimasukkan ke dalam ruang tengah, dan diukur untuk menentukan jumlah air yang

(25)

A. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian ini dilaksanakan di tepi Sungai Ciapus, Kampus IPB Darmaga, Bogor. Jenis tanah di lokasi penelitian adalah regosol coklat kekelabuan (Gambar I) berdasarkan Peta Tinjau Mendalam Sekitar Bogor (LPT dalam Nelliza, 1996)

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 1997 sampai April 1998.

C. BAHAN DAN ALA T

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah petakan lahan yang berukuran 3m x 3m dengan dua kondisi yaitu (I) lahan yang tidak ditanami vegetasi apa pun dan

(2) lahan bervegetasi rumput.

Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah (I) dua pasang infiltrometer silinder ganda atau double ring il!/iltrometer, yang berdiameter 30 em dan 60 em, (2) alat pengukur kelembaban tanah atau gyp511m block, (3) alat pengambil sampel tanah

(26)

QセNッᄋTQB@

Keterangan:

- / Jalan rayaJ kedl

Jalan 9 erobak.

セ@

Jalan kereta api

sungal

0- Danau (Situ)

if

Garis tinggi

-

.. - ..

balaS SPT

[!J Lok.asi Penelitian

Sumber: Peta Tinjau Mendalam Sekitar Bogor (LPT,

1966)

Skala: 1: 87 500

Legenda:

Nomor

1

2

3

<I

5

6

0

|セ|@

U

セ@

, I

_.

\

J

s-ploI<. ' I

)

/

/

/

00""#

MacamTanah

AJuvial Kelabu

Regosol Coklat Kekelabuan

Latosol Coklat Kemerahan

Latosol Coklat Kemerahan

LatosoJ Coklat Kekuningan Asoslaso PodsoUk Coklat

Kekunlngan dan PodsoUk Merah Kekunlngan

(27)

B. METODE PENELITIAN

L Penyiapan Lahan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan persiapan dan pemilihan terhadap lokasi

penelitian. Tanah dipetakkan berukuran 3 m x 3 m. Ini dilakukan pada dua

kondisi lahan yaitu lahan tidak bervegetasi dan lahan bervegetasi rumput.

Pada penelitian ini, kedua jenis lahan tersebut berjarak sekitar 3 meter

antara satu dengan lainnya. Kedllanya tidak diolah terlebih dahlllll, hanya dibersihkan dari rumput bagi lahan tidak bervegetasi.

2. Kalibrasi Gypsum Block

Gypsum block dikaliblllSi di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah, jllrusan Teknik Pertanian

IPB

sebelum digunakan di lapang. lumlah alat yang

dikalibrasi sebanyak empat buah yaitu untuk pengukuran pada lahan tidak bervegetasi pada kedalaman IO em dan 20 em, dan pada lahan berumpllt lIntuk kedalaman 10 em dan 20 em. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan eontoh

tanah pada lahan yang akan digunakan sesllai dengan kedalaman dan keadaan seperti yang telah disebutkan di alas

Kadar air untuk kalibrasi alat ditentukan melailli metode gravimetri Hasil kalibrasi lalll diplotkan pada grafik (skala pad a sllmbll x dan kadar air pada sllmbll y), sehingga akan didapatkan hubungan antara skala dan kadar air.

3. Pengllkuran di Lapang

Infiltrometer silinder ganda dimasllkkan ke dalam tanah sedalam 20 em

(28)

(a)

(ll)

[]..:ktroJa gyjl!iurn

...-... - ... _ ...

1---+-/

Illli III "I1I.:lo:r

イゥャQセ@

15 15

セMMMMセMMMMセ^セセMM^@

elll

20 ':111

(j"lllb"r 2 ;\1"1 dO/lhl" rlllg ili/i/fwlllc/a (a) pClllasallgall di lahan tcrbuka.

dan (b) pcnampang meiilltang pcm<tsallgan

(29)
[image:29.605.98.467.63.325.2]

Gambar 3. Kalibrasi alat gipsum dengan sample tanah

ketinggian tertentu. Penurunan mllka air diukur setiap selang waktu 2, 5, 10, 20, 30, 45, 60, 90, 120, 180,240 menit. Air ditambahkan ke dalam siliilder

secara berkala agar infiltrasi selalu berlangsung dari kedalaman yang sarna.

4. Analisa Fisik Tanah

Sebeillm dan sesudah dilakukan penelitian, sampel tanah diambil dari lokasi pengukuran untuk dianalisa tekstur, porositas dan kadar airnya Pengambilan sampel tanah yang akan diukur dilakukan dengan menggunakan ring sample dan kantong plastik. Sampel tersebut kemudian dianalisa di

Laboratorium Pusat Penelitian Tanah, Bogor.

Alat ukur kelembaban tallah yang telah dikalibrasi ditanam pada

kedalaman yang telah ditentllkan dalam silinder berukuran kecil.

(30)

20

ke dalam silinder. Hasil yang didapatkan (skala yang tertera) diinterpolasikan dengan hasil kalibrasi alat ini sebelumnya sehingga didapatkan besarnya kadar air tanah awal.

5. Pendekatan Persamaan Infi Itrasi

Pendugaan kapasitas infiltrasi dilakukan dengan menggunakan dua persamaan

infiltrasi yaitu: Persamaan infiltrasi Kostiakov (18) dan Persamaan infiltrasi Philip (17).

Nilai infiltrasi akumulatif diperoleh dengan mengintegralkan persamaan 17 dan 18. Infiltrasi akumulatifdapat dicari untuk periode tertentu dari pengukuran . intiltrasi mulai dari t=O sampai t=t. dan dapat dituliskan sebagai berikut:

I. Infiltrasi akumulatif dari Kostiakov

F= oj"(K.tn)dt= {KJ(n+I)).tn+l ... . . ... (22)

2. Infiltrasi akumulatif dari Philip

F

=

oY{D.t"°l+C)dt

=

C.t+2D.r ... . .... (23)

dimana:

F = infiltrasi akumulatif(mm) K.D.C,n = konstanta infiltrasi

t

=

waktu

Persamaan kapasitas infiltrasi dapat dicari dari persamaan intiltrasi akumulatif di atas.

I. Pengepasanlfitting persamaan infiltrasi Kostiakov

Jika persamaan infiltrasi akufllulatif dari Kostiakov dilogaritmakan maka

akan diperoleh:

(31)

Persarnaan tersebut akan rnenghasilkan garis lurus (Iinier). Nilai K dan (n+l) dapat dihitung dengan cara regresi linier. Hal ini sarna saja dengan

rnenggarnbarkan hubungan antara F dan t tanpa dilogaritrnakan.

Dari grafik tersebut, nilai (n+l) adalah kerniringan dari garis yang dapat dihitung, sehingga nilai n dapat diternukan. Nilai dari K/(n+ I)

adalah sarna dengan nilai F untuk t= I.

Dengan dernikian nilai K/(n+l) dapat dihitung sehingga nilai K dapat

diperoleh dan persarnaan kapasitas infiltrasi dapat dicari. 2. Pengepasan/fitting persarnaan intiltrasi Philip

Persarnaan infiltrasi akurnulatif Philip dapat dituliskan:

F-Ct=2.D.tO J ... (25)

Proses pengepasan dari persarnaan di atas dapat dilakukan dengan rnenggunakan data dari dua interval waktu yaitu tl dan h serta dua nilai dari infiltrasi akurnulatif pad a interval tersebut yaitu F 1 dan F2 . Sehingga:

F1-Ctl=2.D.tl°.5 ... .

Untuk rnendapatkan nilai 0, rnaka dilakukan elirninasi: (FI-Ctl=2.D.t[o.J) x h

(F2-Ctz=2.D.t20J) X tl

FI.t2-Ct t.12 F2.tl-Ctt.12

F1.tz-F2.tl Sehingga:

0=

. ... (26) ... (27)

(32)

22

Nilai D kernudian dirnasukkan ke dalarn persarnaan (26) atau (27) hingga diperoleh nilai C. Nilai C dan D kernudian dirnasukkan ke dalarn persarnaan

(\7).

Persarnaan Philip ditentukan berdasarkan hasil kornbinasi dari pernilihan titik yang paling rnendekati persarnaan Kostiakov. Hasil persarnaan Philip dengan

rnenggunakan kornbinasi tersebut diplotkan di at as kertas grafik dan dibandingkan dengan has"il garnbar dari persarnaan Kostiakov. Pernilihan titik yang sesuai adalah berdasarkan garnbar yang paling rnendekati dengan garnbar dari persarnaan Kostiakov (Dhalhar, 1972).

Evaluasi dilakukan terhadap konstanta-konstanta dari persarnaan Kostiakov (konstanta K dan n) dan dari persarnaan Philip (konstanta C dan D) yang

diperoleh dari hasil pengukuran infiltrasi untuk berbagai kadar air tanah awal di lapang. Dari evaluasi ini akan ditentukan hubungan antara konstanta-konstanta dari kedua persarnaan tersebut dengan kadar air tanah awal. Hubungan tersebut

(33)

A KALmRASI ALAT UKUR KELEMBABAN TANAH

(GYPSUM BLOCK)

-.

Hasil kalibrasi gypsum block dari sampel tanah pada lahan bervegetasi dan tidak

bervegetasi dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Dari hasil kalibrasi tersebut kemudian

dapat diperoleh persamaan regresi liniernya, yang menggambarkan hubungan skala

dan kadar air t,mah seperti terlihat pad a Gambar 4 dan 5.

Tabel I. Kalibrasi gypsum block pada lahan bervegetasi

Kedalaman 0-10 em Kedalaman 10-20 em

No

Skala Kadar Air (%beral) Skala Kadar Air (% beral)

.

1 18.00 16.90 55.00 20.90

,

2 25.00 18.45 115.00 22.82

3 65.50 19.27 140.00 24.80

4 110.00 22.25 170.50 27.29

5 135.00 24.22 196.50 28.65

6 172.50 27.50 228.00 30.45

7 205.00 30.20 260.00 30.25

8 242.00 30.15 273.00 32.95

9 274.00 31.90 282.00 33.50

10 279.00 32.15 297.00 34.25

"

35

"

30

セ@

-セ@ 25

.

25

セ@

.

20

'"

20

"

0 300

15 セ@ _ _ _ _ _ _ セ@ _ _ _ _ _ _ セ@ _ _ _ _ _ _ セ@

100 200 100 200 300

50 150 250 350

S ka!a

S ka la

Kedalaman 0-10 em Kedalaman 10-20 em

[image:33.605.72.497.224.629.2]
(34)

Rセ@

Tabel2. Kalibrasi gypsum block pada lahan terbuka

Kedalaman 0-10 em Kedalaman 10-20 em No Skala Kadar Air (%berat) Skala Kadar Air (%berat)

1 18.50 16.25 25.00 16.95

2 55.00 17.40 50.00 17.75

3 85.50 18.52 70.50 18.55

4 116.00 21.04 95.00 21.25

5 150.00 22.90 120.00 22.30

6 164.00 23.88 145.00 23.15

7 169.00 24.25 190.00 24.94

8 215.00 25.20 200.00 26.72

9 225.00 25.50 230.00 28.54

10 250.00 28.90 260.00 30.35

SPセMMMMMMMMMMMセ@ 35

y = 0.0521 x + 14.8357 o

セ@ 30 y=O.0571 x+15.1282

«

:;; 25

."

..

"

20

'"

QUセセセMセMMlMセ⦅Mj⦅セ@ 15

o 50 100 150 200 250 300

Skala

Kedalaman 0-10 em

0 50 100 150 200 250 300

Skala

Kedalaman 10-20 em .

Gambar 5. Kurva hubungan antara skala dengan kadar air tanah awal (% berat) pada lahan terbuka (hasil kalibrasi)

Hasil perhitungan regresi linier untuk masing-masing kondisi tersebut (dapat dilihat pada Lampiran 1) mempunyai nilai koefisien determinasi (R') yang mendekati 100%. Nilai koefisien determinasi tersebut menunjukkan hubungan erat

antara skala dan kadar air tanah terukur sehingga tidak mengurangi ketelitian dalam

[image:34.608.67.500.83.479.2]
(35)

B. ANALISIS SIFAT FISIK TANAH

Analisis sifat fisik tanah meliputi analisis (I) tekstur tanah, (2) porositas total

tanah, dan (3) porositas drainase tanah. Analisis terhadap porositas total tanah dan porositas drainase tanah dilakukan dua kali yaitu sebelum dan setelah penelitian, sedangkan untuk analisis tekstur tanah dilakukan hanya sebelum penelitian.

1. Tekstur Tanah

Tekstur tanah dilihat dari proporsl tiga partikel pembentuk tanah yaitu partikel liat, debu, dan pasir. Hasil analisa tekstur pada lahan bervegetasi dan

tidak bervegetasi dapat dil ihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisa tekstur tanah dalam 3 fraksi

No. Tekstur Tanah Bervegetasi Tanah Terbuka (%) 0-10 em 10-20 em 0-10 em 10-20 em

1 Pasir 67.6 67.5 59.7 61.3

2 Debu 22.7 20.4 27.8 25.2

3 Liat 9.7 12.1 12.5 13.5

Dari hasil analisa tersebut (pesentase pasir, debu dan liat) diperoleh bahwa lokasi penelitian memiliki jenis tanah lempung berpasir berdasarkan diagram segitiga tekstur.

Pada Tabel 3 terlihat bahwa tanah bervegetasi memiliki kandungan pasir yang relatif lebih besar (67.6% pada kedalaman 10 em dan 67.5% pad a kedalaman 20 em) daripada tanah terbuka (59.7% pada kedalaman 10 em dan

61.3% pada kedalaman 20 em), tetapi memiliki kandungan debu yang relatif

lebih rendah (22.7% pada kedalaman 10 em dan 20.4% pada kedalaman 20 em)

dibandingkan kandungan debu pada tanah terbuka (27.8% pad a kedalaman

J(i

em [image:35.605.92.423.336.419.2]
(36)

26

rendah (9.7% pada kedalaman 10 em dan 12.1% pada kedalaman 20.em) dibanding kandungan Ii at pada tanah terbuka (12.5% pada kedalaman 10 em dan 13.5% pada kedalaman 20 em). Hal ini menunjukkan bahwa tanah bervegetasi memiliki tekstur yang relatif lebih kasar dibanding tanah terbuka. Dan ditinjau

dari kedalamannya, tanah bervegetasi memiliki kandungan liat yang semakin meningkat pada kedalaman 10-20 em.

2. Porositas Total Tanah

Hasil analisis porositas total tanah sebelum dan setelah dilakukan infiltrasi dapat dilihat pada Tabel4.

Tabel4. Hasil analisis porositas total tanah

Sebelum penelitian Sesudah penelitian

Kondisi Lahan Kondisi Lahan

No. Kedalaman

(em) BelVegetasi Terbuka BelVegetasi Terbuka

(o';) (%) (o';) (%)

1 10 66.4 69.1 64.8 67.6

2 20 71.7 75.5 67.5 70.2

Dari hasil analisa, porositas total tanah sebelum penelitian infiltrasi memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan setelah penelitian infiltrasi. Hal tersebllt didllga akibat adanya proses pemampatan dan penlltllpan pori-pori tanah setelah pemberian air secara terus menerus selama pengukuran infiltrasi dilakukan. Penlltllpan pori tersebllt disebabkan terbawanya partikel dari

permllkaan ke dalam tanah, kemlldian mengendap di ruang pori dalam tanah.

Pad a Tabel 4 terlihat bahwa tanah bervegetasi memiliki persentase porositas

total yang relatif lebih kecil dibandingkan tanah terbllka. Hal ini karena tanah terbllka

(37)

dari segi kedalamannya, persentase pori total lebih tinggi pada kedalaman 10-20 cm dibanding pada kedalaman O-IOcm. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan liat

yang lebih tinggi pad a kedalaman 10-20cm dibanding pada kedalaman 0-10cm, dan kandungan pasir yang relatif lebih rendah pada kedalaman 10-20cm dibanding pada kedalaman 0-lOcm. Dengan demikian, diduga pori -pori makro lebih ban yak terdapat

pada kedalaman 0-lOcm dan menyebabkan terbawanya partikel tanah yang lebih

halus dari permukaan ke dalam tanah ketika dilakukannya pemberian air. Partikel tersebut mengendap di bagian tanah yang lebih dalam dan menimbulkan persentase pori-pori total yang lebih rendah setelah dilakukannya penelitian infiltrasi.

Demikian pula hasil penelitian Hartono (1991) dan Bintari (1996) yang secara keseluruhan, porositas tanah di lahan terbuka mempunyai nilai yang lebih besar

dibandingkan dengan lahan bervegetasi. Berbeda dengan hasil penelitian Pamuji (1994) yang secara keseluruhan, porositas total tanah pada lahan bervegetasi mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan pada lahan yang terbuka.

Adanya perbedaan tersebut lebih disebabkan pada pemanfaatan lahan di masing-masing lokasi misalnya adanya pengolahan lahan, serta terjadinya proses pemampatan maupun pemadatan akibat lalu lintas manusia mapun air hujan.

3. Porositas Drainase Tanah

Perhitungan porositas drainase tanah dilakukan pada Lembaga Penelitian Tanah Bogor. Hasil analisis terse but, yang dilakukan sebelum dan sesudah

pengukuran intiltrasi, dapat dilihat pada Tabel 5.

Berdasarkan kelas drainasenya, tanah dapat dibedakan menjadi kelas

(38)

28

drainase tanah, sedangkan ukuran pori drainase ditentukan oleh tekstur tanah. Semakin kasar tekstur tanah, akan semakin besar jumlah pori makro dan semakin

cepat drainasenya.

Pada Tabel 5 terlihat bahwa tanah bervegetasi memiliki porositas drainase

cepat yang lebih kecil dan porositas drainase lambat yang lebih besar dibanding tanah terbuka, namun nlainya tidak jauh berbeda jika dibanding pad a lahan

tebuka. Hal ini terutama dilihat pada kedalaman 10-20 cm. Dengan demikian, walau kandungan pasir lahan bervegetasi lebih tinggi dibandingkan lahan terbuka,

namun jumlah porositas drainase cepat lahan bervegetasi lebih rendah

dibandingkan pada lahan terbuka.

Tabel 5. Hasil analisis porositas drainase

Sebelum Sesudah

Kondisi lahan penelitian penelitian dan Porositas drainase Porositas

No. kedalaman (em) (%) drainase (%)

Cepat Lambat Cepat Lambat 1 Bervegetasi

10 41.8 3.6 35.6 4.6

20 54.9 2.7 48.3 3.3

2 Terbuka

10 46.2 3.4 41.8 3.9

20 55.6 2.6 50A 3.7

C.

HASIL PENGUKURAN INFILTRASI

Hasil pengukuran infiltrasi untuk lahan bervegetasi dapat dilihat pada Lampiran :2

dan untuk lahan terbuka pada Lampiran -'.

Pada umumnya, sebagaimana terlihat pada Lampiran 2 dan 3, hasi I pengukuran infiltrasi menunjukkan balma laju inliltrasi akan semakin berkurang

[image:38.607.143.455.375.518.2]
(39)

terdapat gaya hisapan matrik dan gay a gravitasi yang bekerja. Namun semakin lama, tanah semakin mendekati jenuh, maka gaya hisapan matrik menjadi semakin kecil dan hanya gaya gravitasi yang bekerja. Akibatnya laju infiltrasi berkurang dengan

bertambahnya waktu hingga mencapai minimum dan konstan.

Adapun terjadinya penurunan kapasitas infiltrasi pada waktu tertentu adalah disebabkan oleh proses pembasahan secara terus menerus pada partikel tanah. Proses

pembasahan tersebut menyebabkan lepasnya ikatan butir-butir tanah, kemudian butiran tersebut menutupi atau mengisi ruang pori tanah. Akibatnya terjadi penurunan jumlah air yang terinfiltrasi.

. Ditinjall dari pengaruh tekstur dan porositas tanah terhadap kapasitas infiltrasi,

maka semakin kasar tekstllr cenderung akan semakin banyak memiliki pori

berdiameter besar. Dengan demikian, kapasitas infiltrasi tanah bertekstllr kasar akan lebih besar dibandingkan kapasitas infiltrasi pada tanah bertekstllr hal LIS.

Pada hasil pengukuran infiltrasi (Lampiran 2 dan 3) terlihat bahwa ketika kadar air tanah awal rata-rata relatif sa 111 a yaitll 26.9% (pada hari ke 911ntuk lahan

bervegetasi, dan pada hari ke I untuk lahan terbllka) infiltrasi kllmlllatif lahan bervegetasi adalah sebesar 192 111m dan pada lahan terbllka adalah sebesar 443 mm. Hal tersebllt menllnjllkkan bahwa infiltrasi kllmlllatif dan kapasitas infiltrasi pada lahan terbuka memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan pada lahan bervegetasi

Hal tersebllt dapat disebabkan oleh jumlah porositas drainase cepat relatif lebih besar

pada lahan terbllka dibandingkan pada lahan bervegetasi, walall tekstllr lahan terbllka

(40)

30

Ditinjau dari segi kadar air tanah, terlihat bahwa nilai infiltrasi kumulatif akan menjadi semakin kecil dengan semakin besarnya kadar air tanah awal, sehingga akan mempercepat lercapainya laju infiltrasi konstan. Hal ini karena semakin tinggi kadar air, maka semakin banyak pori yang telah diisi dengan air sehingga mengurangi air

yang terinfiltrasi

D, HASIL PENGEPASAN (FITTING) PERSAMAAN INFILTRASI

L Hasil pengepasan persamaan infiltrasi Kostiakov

Pengepasan persamaan infiltrasi Kosliakov dilakukan dengan cara regresi

linier terhadap nilai logaritma waktu (I) dan infiltrasi kumulalif (F) Dari persamaan linier yang dihasilkan dapat dihitung nilai K dan n.

Pada Tabel 6 dapat dilihat hasil perhitungan nilai koefisien K dan n serta

hasil persamaan Kostiakov untuk lahan bervegetasi, dan pada Tabel 7 dapat

(41)

Tabel 6. Hasil Perhitungan konstanta K dan n serta persamaan infiltrasi Kostiakov untuk lahan bervegetasi

Kadar air lanah awal Konstanta Pcrsamaan

No. (% berat)

10 eIll 20 em rata-rata K n f=K.lll

I 22 . .\900 27.0856 2.\.7878 7.3953 -0.3366 [ _7.::1953.rO

.Db6

2 22.7855 27.9286 25.3570 6.7753 -(U225 ヲセVNWWUSNエ@ -lB"-'

-' 230810 28.3501 25_7156 6.7053 -0.3183 ヲセV⦅WPUSNエ@ -031S3

.\ 2J.II06 28_.\906 25_8006 5_8731 -0.3178 [=5.8731.1 _031"78

5 23.2288 28.7716 26.0002 5.6.\75 -tUO.\3 {]UNVセWUNQ@ -u3U43

(, 23.()720 29.0526 26_3623 '\_1212 -0.297.\ ヲセG|⦅QRiRNエ@ -U09"

7 13.9675 29.3336 26.6506 .\.0897 -0_3028 ヲ]セNPXYWNQ@ _!)3(128

8 2'\_1153 29.3617 26_7385 3_9966 -0_2932 [=3.9-1-61.1 ·03232

9 2,\.2630 29_61.\6 26.9388 3.875.\ -0_3557 f セS@ .875.\.t

-03;;-10 2'\_2926 30..\576 27.3751 3.8.\69 -0_2852 f=3.6596.t -03r-1

II 2.\.\ 108 30.\857 27.4.\82 3_6596 -0_3374 f=3.6382.1 _1)3128

12 25_ .\.\50 313006 28_3728 3.6382 -0.3128 [=3.2867.1 -(31)53

13 25.5928 31.5816 28_5872 3_2867 -0.3053 ヲセR⦅XSYWNエ@ _00203

1,\ 25.7.\05 31.6097 28.6751 3.2537 -0_2630 [=3.2537.1 _0:63

15 260360 31.7221 28_8791 2.9349 -0.ISI5 ヲセRNYSN|YNエ@ _01'13

16 26_6270 31.8626 29_2.\.\8 2.8397 -0_2203 f=2.8383.1 -(I ]"76)

17 26_9225 31.8907 29..\066 2.8383 -0_1763 f セRN@ 7228.1 -017"

18 27.2180 32.0031 29_6106 2_7228 -0.1742 ヲセRNVYisNエ@ -o.,n

19 28.10.\5 32.1436 30_12'\ I 2.66.\8 -0_3312 ヲセRNVVN|X⦅エ@ -0331'

20 28.\Om 32_28,\1 30_3.\21 2 . .\907 -0.226.\ f セR⦅N|YPW⦅エ@ -U."6-1

21 28.6955 32.7056 30.7006 2.3725 -0_2.\26 f=2.::1725.1 -0.2426

22 29.2865 32_9866 31.1366 2.098.\ -0_1238 f セRNャIYXN|Nエ@ _ff 1'"

"

--,

29.5820 33_2676 31..\2.\8 2_0389 -0.2044 ヲセR⦅PSXY⦅エ@ -02044

2,\ 30.1730 33.5486 31.8608 1.9773 -0_2998 f

=

1. 9773.t _0.2998

25 30.\6S5 33_8296 32.1.\91 1.7172 -0.2515 ヲセQNWQWRNエ@ -fr,m

26 30_76.\0 )'\_1106 32.\373 1.670.\ -0.1284 ヲセQNVWPN|Nエ@ -01'"

27 30.7936 3'\_1106 32..\521 1.6372 -0_1615 [=1.6372.1 ·1)1615

28 30_9118 35_5156 33.2137 1.66S1 -0.1648 ヲセQNVVXャNエ@ -01648

29 31.6505 36.6396 3,\_1.\51 1..\.\99 -0.3355 f=lA-I-99.1 -03355

[image:41.603.90.464.129.591.2]
(42)

32

Tabel 7. Hasil Perhitungan konstanta K dan n selia persall1aan intiltrasi Kostiakov llntllk lahan terbuka

Kadar air tallah awal Konstanta Pcrs3maan

No. ('X) befat)

lOeill 20 eill rala-r,II;1 K n f=K.tll

I

nnl7

29.1177 26.9262 8.3507 -0.2922 [ -8.35071 1_) __

} 2-1.9952 29.-1032 27.19n 7.8765 -U.3-188 f=7.8765.1 MQQSNNェQ\セ@

3 25.1255 29.8029 27.-16-12 7.2933 -0.3-167

[=7.2933.1·(1.1..Jt,--I 25.2557 29.8315 27.5-136 7.1163 -O.301l} f =7 .1163.1 _lJ SHャヲャセ@

5 257767 29.97-12 27.8755 6.8277 -0.3372 [=6.8277.1 ·owc

6 26.0372 30.2026 28.1199 6.-101-1 -0.3128 [=6.-101-1.1

-0.""

7 26.0631 30.2597 28.1615 6.3909 -0.3109 f=6.3909.1 -03lU9

8 260633 31.1162 28.5898 6.2151 -0.2728 [=6.215I.t -oc-"

9 262977 31.-1017 28.8-1<)7 SAil 2 -0.238-1 f =5"+ 112.1 .(1 :3S4

10 26.-1019 31.-D03 28.9 \(>1 -1.9317 -0.21113 f=-+.93 17.1 .1,:'\1,.,

II 26.5582 31.5159 290371 -1.3287 -0.3765 f= .. 1-.:)287.1 _ll.:n.'

12 26.58-13 31.5·U5 29.06-1-1 -1.0521 -lU79 f =.+.0521.1 -I) T'"

l.1 26.5999 J 1.6872 29.1-135 3.655-+ -0.3262 f=J.655 .. U .ODi:

1-1 26.8187 31.7386 29.2787 3.4599 -0.2263 f=3..t599.t ·O::'b3

15 26.8-1-18 31.9156 29.38112 32159 -0.193-1 f=3.2259.1·11

\93..\,

16 27.0792 3 I. 9727 29.5250 2.9915 -0.1507 f=2.9915.1 ·Ll151(

17 27.2355 32.018-1 29.62(,9 2.8069 -0.1563 [=2.8069.1 . I I ] ' d

18 27.3397 32.2582 29.7989 2.6918 -0.2870

[=2.6918.1·<leg-19 27.3918 32.2868 29.8393 2.5809 -0.3195 f=2.5809.t -113]<,)

20 27.6002 32.8292 30.21-17 2.-1037 -0.2997 [=2.-1037.t

-"CO'·-21 27.6002 32.8806 30.2-111-1 2.1708 -0.2591 [=2.1708.1 ." ZGセi@

22 27.70-14 33.-1002 30.5523 2.0802 -0.2513 [=2.0802.t -" ""

2J 27.7305 33.51-1-1 30.6225 1.7666 -0.1120 f = I. 7666.1 -'(,I:

24 27. 7513 33.6857 30.7185 1.5485 -0.21-12 f = 1.54851 -0::1 セZ@

25 27.8607 33.7143 30.7875 1.4795 -0.0209 f=1.4795.1 _uu:m

26 28.2515 33.7371 30.99·B I.·U28 -0.2776 [= 1.-1-128.1 ·0 c--"

27 28.3817 33.9712 31.1765 IAI09 -0.1258 [=1.-1109.1 -"iO.'>l

28 28.6422 3-1.5-122 31.5922 1.3453 -0.1796 f=1.3453.t .11]-91:>

29 28.7725 34.8277 31.8001 12729 -0.1777 [=1.2729.1

[image:42.603.92.479.111.576.2]
(43)

7 Hasil pengepasan persal11aan inliltrasi Philip

Persamaan Philip ditentukan berdasarkan hasil kOl11binasi dari pel11ilihan

titik yang paling l11endekati persamaan Kostiakov. Kombinasi titik tersebut yang

dipilih adalah kOl11binasi 2-240, 5-240, 10-240, 2-180, dan 5-180. Setelah dianalisa, terlihat bahwa titik kombinasi エャセU@ l11enit, dan t2= 180 l11enit )'ang paling l11endekati persal11aan Kostiakov. Dengan del11ikian nilai C dan D

dihitung berdasarkan persal11aan kOl11binasi titik tersebut (contoh grafik

hubungan antara waktu dan infiltrasi kUl11ulatif dengan l11enggunakan persal11aan

(44)

Tabel 8. Hasil perhitungan konstanta C dan D serta persamaan infiltrasi Philip untuk lahan bervegetasi

Kadar air tanah awal Konstanta Pcrsamaan

No. (1% bcrat) f=C + D.t.'II)

Weill 20 elll rata-rata C D

1 22.4900 27.0856 24.7878 0.7200 6.5740 [ -0.7200 + 6.5740 C'"

2 22.7855 27.9286 253570 0.7333 6.1119 [ =0.7333 + 61119C'"

3 lJ.0810 28.3501 25.7156 il.6067 1.2286 [ =0.6067 + 1.2286 Co,

4 23.1106 28.4906 25.8006 0.5800 4.9417 [ =0.5800 + 4.9417 C'"

5 23.2288 28.7716 26.0002 0.5667 4.9566 [=0.5667 + -+.9566 rll セ@

6 23.6720 29'()526 26.3623 0.6133 3.1156 [=0.6133 + 3.1156.-11

."

7 23.9675 29.3336 26.6506 0.5467 3.1901 [=0.5467 + 3.1901

r'"

S 24.1153 29.3617 26.7385 0.5933 3.3616 [=0.5933 + 3.3(Jl6 イBMセ@

9 H.2630 29.6146 26.9388 0.3733 3.6075 [=0.3733 + 3.6075 rll:'

10 24.2926 30.4576 27.3751 PNUセVW@ 3.1901 [=0.5467 + 3.1901 rll

"

II 24.4108 30.4857 27.4482 0.3667 3.3914 [ =0.3667 + 3.3914 イHャセ@

12 25.4450 313006 28.3728 0.4800 30411 [=0.4800 + 3.0411

r'"

13 25.5928 31.5816 28.5872 0.3533 3.1827 [ =0.3533 + 3.1827 C'"

14 25.7405 3 1.6097 28.6751 0.5333 2.7578 [=0.5333 + 2.7578 ell:'

15 26.0360 31.7221 28.8791 0.7133 6.1343 [=0.7133 + 6.1343 rW

;

16 26.6270 31.8626 29.2448 0.6533 2.4000 [=0.6533 + 2.4000

r'"

17 26.9225 31.8907 29.4066 0.7467 2.2957 [=0.7467 + 2.2957 ell'>

18 27.21S0 32.0031 29.6106 0.6667 2.6087 [=0.6667 + 2.6087

r'"

19 28.1045 32.1-D6 30.1241 0.2067 3.1230 [ =0.2067 + 3.1230 rll

)

21) 28.400ll 32.2841 3U.3-+21 0.5800 1.5876 [ =0.5800 + 1.5876 rll"

21 28.6955 32.7056 30.7006 0.4933 1.6845 [ =0.4933 + QNVXセU@

r'"

22 29.2865 32.9866 31.1366 0.8067 1.3342 [=0.8067 + 1.33+2 rll:'

"

_J 29.5820 33.2676 314248 0.6600 1.0510 [=0.6600 + 1.0510

r'"

24 30.1730 33.5486 31.8608 0.2000 2.0125 [ =0.2000 + 2.0125

r'"

25 30.4685 33.8296 32.1491 0.3133 1.8858 f=0.3133 + 1.8858 C'"

26 30.7640 34.1106 32-1373 0.7733 0.2534 [=0.7733 + 0.253-1-tJ5

27 30.7936 34.1106 SRNセURQ@ 0.4800 12522 [=OA8()0 + L2522rIJ5

28 31l.9118 35.5156 :n.2137 0.5533 0.7230 [=0.5533 + 0.7230 r'"

21.) .3 1.6505 36.6396 SセNQTUQ@ 0.1533 1.3938 [=0.1533 + 1.3938 rIJ5

[image:44.603.75.499.106.578.2]
(45)

Kadar air tanah :lwal Konstanta Pcrsamaan

(% bera!) f= C+D.t"1I5

No. 10 em 20 em rata-rata C 0

I H.7347 29.1177 26.9262 0.9267 8.3554 [=0.9267 + 8.3554

r'"

2 24.9952 29.4032 27.1992 0.5267 7.6846 [=0.5267 + 7.6846 Co:'

,

25.1255 29.8029 27.4642 0.50()() 7.2672 [ =0.5000 + 7.2672 I-I) セ@

4 25.2557 29.8315 27.5436 0.9133 6.1343 [=0.9133 + 6.1343 r ( l )

5 25.7767 29.9742 27.8755 0.6133 6.2461 [ =0.6133 T 6.2461 イサiMセ@

6 16.0372 30.1026 28.1199 0.6267 6.2312 [=0.6267 + 6.2312 .-11)

7 26.0631 30.2597 28.1615 0.6667 5.9628 [=0.6667 + 5.9628 fU5

X 16.(6)) 31.1162 28.5898 1.0333 5.1057 [= 1.0333 + 5.1057.-u5

9 26.2977 " .4(1l7 28.8497 1.2400 3.5330 [= 1.2400 + 3.5330 r(J5

111 2() . ..JO 19 ) 1.-B03 28.9161 1.2267 3.5479 [= 1.2267 + 3.5479

r'15

1 I 26.5582 31.5159 29.0371 0.2333 4.4349 f=0.2333 T 4.4349

r'"

12 26.5843 3J,5-PS 290644 0.2867 3.7044 [=0.2867 T 3.7044

r'"

13 26.5999 31.6872 29.1435 0.3933 3.3616 [=0.3933 + 3.3616 HiIMセ@

14 26.8187 31.7386 29.2787 0.8467 2.8547 [=0.8467 + 2.85-1-7 rL)5

15 26.8448 31.9156 29.3802 0.9600 2.7280 [=0.9600 + 2.7280

r'"

16 27.0792 31.9727 29.5259 0.9733 2.0423 [=0.9733 + 2.0423

r'"

17 27.2355 320184 29.6269 0.9133 1.8858 [=0.9133 T 1.8858 r'''

18 27.3397 32.2582 29.7989 0.5800 1.5876 [=0.5800 + 1.5876 r'''

19 27.3918 32.2868 29.8393 0.2867 2.5864 [=0.2867 + 2.586..J イ|iMセ@

1{) 27.6002 32.8292 30.2147 0.3667 20497 [=0.3667 + 2.0497

r'"

21 27.6002 328806 30.2404 0.4267 1.7590 [=0.4267 + 1.7590

r'"

12 27.7044 33.-W02 30.5523 0.4267 1.7590 [=0.4267 + 1.7590

r'"

23 27. 7305 33.51-+-1- 30.6225 0.9133 1.2149 [=0.9133 l- 1.1149

r'"

24 27.75l3 ::;3.6857 30.7185 0.4333 0.8572 [=0.4333 + 0.8572

r'"

25 27.8607 33.71 .. D 30.7875 1.3533 0.0522 [= 1.3533 + 0.0522

r

U'

26 28.2515 33.7371 30.9943 0.2667 10435 [=0.2667 + l.0435 rlJ セ@

27 28.3817 33.9712 31.1765 0.5333 1.1925 [=0.5333 + 1.1925 r'"

28 28.6422 34.5422 3 15922 0.3933 0.9019 f =0.3933 + 0.9019 t""

29 28.7725 34.8277 31.8001 OAOOO 0.8944 [ =!l.4000 + 0.8944 r'''

:;u 28.9027 3.+.8563 31.8795 0.2933 1.2373 [=0.2933 + 1.2373 rW

[image:45.602.81.495.110.574.2]
(46)

36

E. HUBVNGAN ANTARA KOSTANTA DARI PERSAl\lAAN INFILTRASI

KOSTIAKOV DAN PHILIP DENGAN FAKTOR KADAR AIR TANAH

AWAL (8)

Hubungan antara Konstanta K dari Persamaan Infiltrasi Kostiakov dengan Kadar Air Tanah awal (8)

Hubungan antara kedua faktor tersebut tereantum dalam Tabel 10 untuk

lahan bervegetasi dan lahan terbuka. Dari hasil grafik dalam kertas grafik biasa

terlihat bahwa pola hubungannya bersifat eksponensial (Gambar 6)

Tabel 10 Hubungan antara konstanta K dengan kadar air tanah awal

Kedalaman (em) K = f(8) R' r

Lallan ber,egetasi

0-10 K = 2.26 X 10' (8111) --11::..1\ 0.9524 -0.9524

10 - 20 K= 2.13 , I I)' (8,,, ) -5 YQャセX@ 0.9357 -0.9776

Rata-rata K= 6.45 x HI' (8",,, ) -'.0096 0.9697 -0.9847

Lallan terbuka

o -

I II K :0 l.·B:x ((l:\ (tJ]fJ ) -\..1,.\..1115 0.9489 -0.9741

III -20 K= 3.87 X ゥHIャセ@ (8,))) -1211\..1:- 0.9610 -0.98tn

Rata-rata K= 5.91 x 101')(8 .•

1" ) -tJ,ll..Jl 0.9634 -0.98\6

Pada Tabel 10 terlihat bahwa lahan bervegetasi memiliki koefisien korelasi

yang hampir sama dengan lahan terbuka. Hubungan antara konstanta K dengan

kadar air tanah awal yang tertinggi didapat pada kedalall1an rata-rata. baik pada

lahan terbuka maupun lahan bervegetasi.

Hasil yang diperoleh dari penelitian Bintari (1996), menunjukkan bahwa

hubungan yang paling erat antara konstanta K dengan kadar air tanah awal

terdapat pada lahan terbuka yaitu pada kedalall1an rata-rata. Demikian pula

penelitian yang dilakukan oleh Pamuji (1994) dan Hartono (1991) yang juga

menunjukkan hubungan yang paling erat antara konstanta K dengan kadar air

lanah awal terdapat pada lahan terbuka pada kedalall1an 20 em dan pada

[image:46.610.95.485.290.407.2]
(47)

8

Y = 2.26 X 10' x (X)

-4.".'

i

0

-22 24 26 28 30 32

Kadar air tanah awal (% befatl

34

a. Kedalaman 0-10 em (!ahan berYegetasi)

8 - - . - .. '

-' \ セa@ Y = 2.13 X 10' x (X) -5.9058

|ZGセ@

6

2

-o

26

'\

セセ@

LセGB@

セM - _0__,,<>

28 30 32 34 36 38

Kadar air tanah awal (% berat)

C. Kedalamanl0-20 em (lahan neryegt::tasi)

8 - - - _

<> Y = 6.45 X 10' x (X) -5.0096 :

6-

セ@

セ@

セ@

lJl4 -

セGSBッ@

§ セセM

セ@ セセ@

2- セ@

セMNq@ セMセ@

0

-24 26 28 30 32 34 36

Kadar air tanah awal (% beratl

-12 -'. --\-Y = 1.43 x 10" X (X) '-1 •.

セPUQ@

10 i :

セ@ Xセ@ o{)

セ@ I セ@ 0

ro

6f

()

1;;

c

セ@ Tセ@

"

セ@c

セ@c 0

"

"

ro

C

セ@c

0

セ@

2l

oLI _______ セ⦅セ@ _______ _

24 25 26 27 28 29

Kadar air tanah awal (% beral)

b_ Kedalaman 0-10 em (Iahan terbuka)

12

30

10 - Y = 3.87 X 1018 x (X) -12.01.5 ,

\

I

Nセ|@

8 ,

'"

. <> 6

--セ@

4

-2 - ᄁセ@ .

0 '

セM

28 30 32 34 36

Kadar air tanah awal (% beratl

d. KedalamantO-20 em (Iahan terbuka)

12 I

10

8

6

4 •

2-Y

=

5.91 X 1019 x (X) -13_11."

セ@

I

ッセ@

LセM

0

26 28 30 32 34

Kadar air tanah awal (% beratl

f Kedalaman rata-rata (lahan terbub)

(48)

38

o Hubungan Antara Konstanta n dari Persamaan Infiltrasi Kostiakov dengan Kadar Air Tanah awal (8)

Hubungan antara kedua faktor tersebut dicantumkan pad a Tabel II untuk lahan bervegetasi dan lahan terbuka. Sedangkan kurva hubungan konstanta n dan kadar air tanah dapat dilihat pada Gambar 7.

Tabel I I. Hubungan antara konstanta n dengan kadar air tanah awal

KcdaJarnan (ern) n = f(S) R' r

Lahan ben'egetasi

() - 10 n = 0.03710,,, - 1.2620 0.3730 0.6107

10 - 20 n = oNPRセR@ ャャセA@ - QNPSUセ@ 0.3286 0.5732

rJ13-rata n == n.0296 l-1 I <,I>, - 1.1322 0.3491 0.5908

Lahan terbuka

0- 10 n = 0.0176010 - 0.7155 0.0528 0.2298

10 - 20 n

=

0.0137ll,,, - 0.6807 0.0666 0.2581

. Rata-rata n== 0.0156 U"" - 0.7009 0.0613 oNRセWV@

[image:48.605.87.472.212.327.2]
(49)

24 25 26 27 28 29 30

a. Kedalaman 0-10 em (Iahan bervegetasi)

-01

-015

11

-02

セ@ -025

c

セ@

-03--035 i

_OA

l_

2_8 _ _ Ka_d_!r_

O

a_i_f

エ。セ⦅。⦅ィ⦅A⦅セ⦅セQ@

⦅セE⦅「⦅・イ⦅セT⦅エI@

_ _ _ 3_6 I;

e. Kedalaman 10-20 em (Iahan bervegetasi)

⦅セセセ@

r

セMMMZMセ@

0 0

-c {;>«' セ@ <)

J

0:2:

f

¥>"'.,

ッッZセ@

.$-:

-0

-035 Q セP@ <) <)

04 - -

-26 28 30 32 34

Kadar air tanah awal (% berat)

e. Kedalaman rata-rata (Iahan bervegetasi)

セMMᆳ

,

o

24 25 26 27

- - I

J

28 29 30

L

' Kadar air tanah awal (% berat)

.. - - -

-b. Kedalaman 0-10 em (lahan terbuka)

<>

«>

"

e

'> 0

0

28 30 32 34 36

Kadar air tanah awaJ (% berat)

d. Kedalaman 10-20 em (Iahan terbuka)

,

-o

c -0.1

11 セ@ '<>

$ -02

§

:::.c -03

"

"

»

-, _ 0 41 oo _ _ セ@

"

セi@

"

<ft

32

L

_2_6 ___

セ。、Zセ@

air tanah

Aセ。ャ@

(% berat)

34

f. Kedalaman rata-rata (Iahan terbuka)

[image:49.605.74.274.85.228.2]
(50)

40

3 Hllbllngan antara konstanta C dari persamaan infiltrasi Philip dengan kadar air tanah awal (8)

Hllbllngan kedlla variabel pada lahan bervegetasi dan lahan terbllka tercantum di Tabel 12 dengan kllrva dan persamaan regresi liniernya pada Gambar 8.

Tabel 12. Hubungan antara konstanta C dengan kadar air tanah awal

Kcdalamilll (em) C セ@ f(8) R' r

Lahan bervegctasi

0- 10 C セ@ -0.0173 81<, + 1.0028 0.0939 -O.30M

10 - 20 C セ@ -{).0252 020 + 1.J300 0.1319 -0.3632

rata-rata C = -0.0211 Hrata + 1.1319 0.1122 -0.3350

Lahan terbuka

0- 10 C セ@ -0.0894

tl",

+ 3.0602 0.0988 -0.3143

10 - 20 C セ@ -0.0536

0,,,

+ 2.3707 0.0740 -0.2720

Rata-rata C セ@ -0.0679 fin" + 2.6546 0.0844 -0.2905

Dari hasil persamaan regresi linier dan nilai koefisien determinasi terlihat hubungan yang lebih erat antara konstanta C dengan kadar air tanah awal terdapat pada lahan bervegetasi. Hal ini dilihat dari nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi pad a lahan bervegetasi dibandingkan lahan terbuka. Pada lahan bervegetasi. hubungan tererat antara konstanta C dengan kadar air tanah awal adalah pada kedalaman 10-20 em. Secara keseluruhan antara konstanta

'c

dan kadar air tanah awal tidak ada korelasi.

Berbeda halnya hasil penelitian Bintari (1996), Hartono (1991), dan Pamuji

(1994) yang menunjukkan bahwa hubllngan yang paling erat terlihat pada lahan terbllka. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh jenis tekstur tanah (persentase debu,

liat, dan pasir) maka terdapat perbedaan pada persentase pasir yang lebih kecil

(739% - 38.425%), sedangkan pad a penelitian yang dilakukan persenlase

[image:50.602.87.467.199.318.2]
(51)

1 6 -1 4

°

12

2

; y---0.0175.'( + 1.0028

c

2 08 セ@ 06

セ@ 04

-...A 0 <) セ@

'<7'<' 00'0 <7

セMFGMM -MセMDM

1) <S> ¢ セ@

o ¢ <) o セ@

I

20

__ _ 2_5 _ _ _ _ _ 3_0 _ _

jセ@

!'

Kadar air tanah awal (% berat) _

a. Kedalaman 0-10 em (Iahan bervegetasi)

1 6

-l

1 4

U 1.2 r ' セo⦅PRsRクM lセdセ@

!

2 1 l.:.. _ _ _ _ _

c

r

.£lOBI 0 0 セPPP@

.c:: 06' Mセ@ -0-M\pMセッoM --0- _ 0 I'

セPTB@ 0 0 0 4 j - - - < >

o セ@ ___ _ _____ 0- <) _ _ 0 _ _

I

25 27 29 31 33 35 37 39

Kadar air tanah awal (% berat) e Kedalaman 10-20 em (Iahan bervegetasi)

1.6

r1 4

-°12

-E

1

20.8

セ@ 0.6

セ@ 0.4

0.2

o

'y--- -O.0211x+ 1.1519

. . MNMセ@

Mセ@

n n セ@ v

Kadar air tanah awal (% berat) e, Kedalaman rata-rata (Iahan bervegetasi)

,

24 26 28 301

Kadar 。ゥセエ。ョ。ィ@ awal (% 「セイセ@ __ J

b. Kedalaman 0-10 em (Iahan terbuka)

-,

!

セMMMMM

QVセ@ - - - ,

14 L ャxセョK@ 237tH! <)

0 1 2 ¢

'"

co

Gambar

Tabel I Kalibrasi gypsum block pada lahan bervegetasi.... .
Gambar I. Peta lokasi penelitian dan jenis tanah ..
Gambar 3. Kalibrasi alat gipsum dengan sample tanah
Tabel I. Kalibrasi gypsum block pada lahan bervegetasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan bobot isi menunjukkan bahwa tanah pada penggunaan lahan pemukiman memiliki bobot isi lebih tinggi dibandingkan bobot isi tanah hutan pinus,

Pada umumnya pemberian bahan organik pada tanah bertujuan untuk meningkatkan porositas total tanah, sedangkan pada tanah berpasir pemberian biochar dan bahan pembenah tanah

beberapa kedalaman di pertanian organik pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan pertanian konvensional, meskipun kadar N- total tanah awal pada pertanian organik lebih

Hasil pengamatan bobot isi menunjukkan bahwa tanah pada penggunaan lahan pemukiman memiliki bobot isi lebih tinggi dibandingkan bobot isi tanah hutan pinus,

Sifat kimia tanah (pH, BO, KPK, N total tanah, P tersedia, K tersedia) Sifat fisika (tekstur, BV, Porositas) Unit Pengelolaan Lahan Tegalan.. Pengelolaan lahan tegalan

Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kwarsa sangat berpengaruh dalam satuan porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya

Tingkat permeabilitas tanah (cm/jam) merupakan fungsi dari berbagai sifat fisik tanah. Pada tahap awal semua variabel bebas dianalisis secara bersama-sama, sehingga diperoleh

Penggunaan lahan yang lahannya tertutup vegetasi cenderung memiliki infiltrasi yang lebih besar dan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dibandingkan dengan penggunaan