ISSN 0854-5804
PENGARUH HUKUM
TERHADAP
SISTIM BAG1 HASIL PERIKANAN
(KASUS
MUARA ANGKE, JAKARTA)
(The Effect of Customary Law on Catch Share
System in Fisheries, A Cause Study
:In Muara Angke, Jakarta)
E T T Y
ABSTRACT
Factors controling the practice of catch sharing system of fishing
in Angke, were studied employing observation approach. I t was in this investigation that traditional norms (custom) has been more
the practice of catch sharing in the community than the official law (Catch
nelayan nielakukan suatu
kenliskinannya. satu peniilik faktor
produksi peniilik faktor produksi lainnya (Irawan 1988). biasanya
bagi pada sektor perikanan) biasanya
Pengajar Sosial Ekonomi Perikanan, IPB.
tu yang terdapat masyarakat desa
an yang turun-temurun 1982). Sebagian besar hukum masih tidak serta berupa kehidupan sehari-hari yang penting pergaulan masyarakat (Wisnyodipuro, 1973).
yang sekarang tidak terdapat
an niengenai besarnya bagian nelayan dan penggarap. yang besarnya perbandingan tergantung dari dan kapal atau perahu yang serta
lik kapal 1982). hukum dan
lain yang UU N o . 16 1964 adalah
ketergantungan penggarap yang
tidak dapat nelayan penggarap
Metoda Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus. kan pengambilan dilakukan dengan acak herstrata tak sebanding
relatif dari setiap Pengambilan data primer diperoleh
wawancara dengan responden, data sekunder diperoleh
yang dengan penelitian.
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan d i M u a r a Angke. Jakarta dan dilakukan lama hulan Agustus tahun
1991.
KERANGKA PEMIKIRAN
dari yang berlaku
nlasyarakat. akan terhadap pembaharuan hukum,
harus kondisi yang akan
agar dapat alat untuk masyarakat tadi.
yang adalah: (a) aturan-
aturan yang tetap, merupakan aturan
dapat (c) Tidak ada
uran yang (d)
para warga masyarakat untuk tersehut;
terlalu pada dapat
kan warga masyarakat pegangan bagi kegiatan-kegiatannya:
Ada dengan atau
sebut.
Nelayan sebagai masyarakat yang struktur sosial dan kebudayaannya se-
derhana (Soekanto dan 1981). sebagai
Hubungan dan masyarakat (2)
sosil didasarkan pada yang terbentuk tradisi; (3) percayaan kuat pada kekuatan gaib yang kehidupan manusia, akan tetapi dapat dikuasai olehnya; (4) Tidak ada lembaga khusus untuk memberi
dalam yang diwariskan orang tua kepada
(5) Tingkat tuna tinggi; (6) Hukum yang tidak (7)
besar meliputi untuk keperluan dan (8)
giatan ekonomi yang memerlukan orang se-
tradisional dan royong hubungan dan
Pada praktek kehidupan sehari-hari, sering adanya pelaksanaan (sebagai produk dari lembaga pemerintah yang
tak (yang dikenal dengan
konteks bagi hasil perikanan, pemerintah telah
Nomor 16 1964 Hasil Perikanan. pihak,
nelayan, bagi hasil perikanan telah ditetapkan secara
yang pada
hentuk hagi hasil produk dari masyarakat
yang
diuraikan secara sebagai berikut:
Kapal layar kapal atau yang dengan
Hasil rupiah) nelayan
total untuk selama laut, biaya
retribusi, dan biaya
Hasil rupiah) 16 tahun
1964 total yang dari
dengan bagi para penggarap rnenurut kebiasaan setempat, rangi dengan beban-beban yang tanggungan bersama antara nelayan lik dan nelayan penggarap, yaitu restribusi. biaya perbekalan, sedekah laut, yang diusahakan oleh dan koperasi.
bagi hasil adalah yang diadakan dalam antara nelayan dan nelayan penggarap,
akan yang sebelurnnya.
Nelayan penggarap orang yang turut
penangkapan ikan laut.
orang atau yang dengan apapun
ikan tangkapan rupiah).
HASIL PENELITIAN
Bagi Hasil Gill Net
alat penangkapan Gill Net yang ada Muara Angke ada 33 unit. yang rata-rata 6 orang. satu trip penangkapan 20 satu bulan. Cara bagi untuk alat adalah untuk 50% dan penggarap dengan pernbagian sebagai berikut: 3 bagian, KKM 2 bagian. dan 1 bagian.
Yang dibagihasilkan adalah hasil bersih. Yang dimaksud dengan hasil bersih adalah hasil ikan dikurangi dengan biaya
ISSN 0854-5804 7
2. Kemampuan Tenaga Kerja
Bagian yang diperoleh penggarap tergantung pada dan kesepakatan saat perjanjian dilakukan.
3. Kebiasaan
Cara bagi hasil yang dianut Muara Angke tergantung pada daerah yang berlaku sejak dulu. Walaupun muncul ngusahaan baru namun bagi hasil yang digunakan akan mengikuti yang sudah ada.
Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Undang-undang 16 Tahun
1964
Bagi Hasil Perikananhasil penelitian dapat bahwa yang faktor Undang-undang Bagi Hasil adalah:
- Tingkat Pendidikan
Tingkat yaitu
tidak sekolah, % sekolah, Sekolah Dasar (SD),
% Sekolah Tingkat Pertania (SLTP), %
lah Tingkat (SLTA) dan Perguruan Dan
hasil ternyata % tidak adanya Undang-undang
yang mengatur bagi hasil perikanan hanya saja yang adanya Undang-undang tersebut.
- Kebiasaan
Kuatnya yang dipertahankan sejak dulu
nyebabkan sulit untuk suatu perubahan
PEMBAHASAN
Hasil di Muara bagi hasil ternyata
yang berbeda ketentuan yang terdapat pada 3 ayat
1 a Undang-undang No. 16 tahun 1964. Hukum bagi hasil ditentukan dengan imbangan 5 0 % untuk nelayan pemilik dan 5 0 % untuk nelayan
penggarap, dalam Bagi 6 0 %
untuk nelayan 4 0 % untuk nelayan bagi
hasil perikanan di Muara Angke tidak menunjang dalam dang perikanan. Jadi dapat dikatakan, bahwa Undang-undang No. 16 tahun 1964 sebagai tertulis yang tidak efektif, karena tidak
pada yang telah mengalami seleksi praktek kehidupan nelayan.
Dari 1 , 5 0 % salali satu unsur
yang dasar dari bagi hasil laut Muara Angke.
sistini bagi hasil didasarkan pula pada dari budaya nlasyarakat nelayan, yang agar
bagi penggarap.
6 0 % pada 16
1964 dapat rasa tidak tidak nelayan
nelayan itu sebagian
tuk hiaya alat Hal yang bahwa U
penguasa dapat masyarakat, baliwa
masyarakat.
rasa pada lain
masyarakat ,
Dari bahwa tertulis tidak dapat
sebagai alat niengubali tidak sesuai
budaya nlasyarakat sistini bagi
perikanan kuat pada nelayan,
sistini baru bagi yang tidak dapat
nelayan.
Dari hasil bahwa
Muara Angke tidak bahwa ada yang
tur bagi hasil salali satu sebab tidak
tersebut.
Muara oleh
nelayan sulit suatu
pada yang
Ditinjau nelayan penggarap Muara Angke yang
mempergunakan alat tangkap Gill Net penghasilan Rp per yang alat tangkap Purse Seine Rp 1.23 1.86 per hari. dan yang
alat tangkap Perahu Rp per
Kenyataan bahwa nelayan pendega
yang tingkat ckonominya dan faktor kehidupannya ditentukan oleh faktor-faktor kurangnya pendidikan dan serta
sifat Mengingat nelayan yang produktif, patut
tuk perhatian dan diadakan
perekonomian nelayan tersebut.
ketentuan U n d a n g - u n d a n tiap nelayan pemilik wajib
perawatan dan tanggungan kepada pada penggarap yang rnenderita sakit karena tugasnya laut, apalagi apabila sampai mengakibatkan kematian. nelayan
pemilik wajib kepada yang ditinggalkan.
Di Muara Angke sumbangan kepada yang rnaupun bantuan kepada
yang pada
perjanjian tidak ada yang Setiap kerja jika rnerasa tidak rnengoperasikan unit alat yang oleh
hasil Pelelangan Ikan dan penentuan harga oleh dan penggarap, sehingga
hasil dengan
SARAN
hasil dapat
1. bagi hasil yang berlaku di Muara Angke didasarkan berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1964 Bagi
para yang
3. Faktor-faktor yang bagi hasil Angke
di sebagai
1. Perlu kembali bagi hasil yang agar dengan
Perlu bagi para
3. Perlu kepada modal.
DAFTAR
M . 1982. Nelayan
Nomor 16 1982, Penerbit DPP HNSI
Jakarta.
A . S. M. Pasaribu M . Syukur. 1988. Bagi
Dan Ikan
Nelayan
6
S., Y. M . Colter., A. C.
- Survey Agro
ISSN 0854-5804
Soekanto, S. dan Tabeno, S. B. 198 1. Beberapa Permasalahan Kerangka Pembangunan Di Indonesia. Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Soepomo. 1977. Bab-bab Hukum Jakarta.
Wignyodipuro, S. 1973. Pengantar Dan Penerbit
ISSN 0854-5804
PENGARUH HUKUM
TERHADAP
SISTIM BAG1 HASIL PERIKANAN
(KASUS
MUARA ANGKE, JAKARTA)
(The Effect of Customary Law on Catch Share
System in Fisheries, A Cause Study
:In Muara Angke, Jakarta)
E T T Y
ABSTRACT
Factors controling the practice of catch sharing system of fishing
in Angke, were studied employing observation approach. I t was in this investigation that traditional norms (custom) has been more
the practice of catch sharing in the community than the official law (Catch
nelayan nielakukan suatu
kenliskinannya. satu peniilik faktor
produksi peniilik faktor produksi lainnya (Irawan 1988). biasanya
bagi pada sektor perikanan) biasanya
Pengajar Sosial Ekonomi Perikanan, IPB.
tu yang terdapat masyarakat desa
an yang turun-temurun 1982). Sebagian besar hukum masih tidak serta berupa kehidupan sehari-hari yang penting pergaulan masyarakat (Wisnyodipuro, 1973).
yang sekarang tidak terdapat
an niengenai besarnya bagian nelayan dan penggarap. yang besarnya perbandingan tergantung dari dan kapal atau perahu yang serta
lik kapal 1982). hukum dan
lain yang UU N o . 16 1964 adalah
ketergantungan penggarap yang
tidak dapat nelayan penggarap
Metoda Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus. kan pengambilan dilakukan dengan acak herstrata tak sebanding
relatif dari setiap Pengambilan data primer diperoleh
wawancara dengan responden, data sekunder diperoleh
yang dengan penelitian.
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan d i M u a r a Angke. Jakarta dan dilakukan lama hulan Agustus tahun
1991.
KERANGKA PEMIKIRAN
dari yang berlaku
nlasyarakat. akan terhadap pembaharuan hukum,
harus kondisi yang akan
agar dapat alat untuk masyarakat tadi.
yang adalah: (a) aturan-
aturan yang tetap, merupakan aturan
dapat (c) Tidak ada
uran yang (d)
para warga masyarakat untuk tersehut;
terlalu pada dapat
kan warga masyarakat pegangan bagi kegiatan-kegiatannya:
Ada dengan atau
sebut.
Nelayan sebagai masyarakat yang struktur sosial dan kebudayaannya se-
derhana (Soekanto dan 1981). sebagai
Hubungan dan masyarakat (2)
sosil didasarkan pada yang terbentuk tradisi; (3) percayaan kuat pada kekuatan gaib yang kehidupan manusia, akan tetapi dapat dikuasai olehnya; (4) Tidak ada lembaga khusus untuk memberi
dalam yang diwariskan orang tua kepada
(5) Tingkat tuna tinggi; (6) Hukum yang tidak (7)
besar meliputi untuk keperluan dan (8)
giatan ekonomi yang memerlukan orang se-
tradisional dan royong hubungan dan
Pada praktek kehidupan sehari-hari, sering adanya pelaksanaan (sebagai produk dari lembaga pemerintah yang
tak (yang dikenal dengan
konteks bagi hasil perikanan, pemerintah telah
Nomor 16 1964 Hasil Perikanan. pihak,
nelayan, bagi hasil perikanan telah ditetapkan secara
yang pada
hentuk hagi hasil produk dari masyarakat
yang
diuraikan secara sebagai berikut:
Kapal layar kapal atau yang dengan
Hasil rupiah) nelayan
total untuk selama laut, biaya
retribusi, dan biaya
Hasil rupiah) 16 tahun
1964 total yang dari
dengan bagi para penggarap rnenurut kebiasaan setempat, rangi dengan beban-beban yang tanggungan bersama antara nelayan lik dan nelayan penggarap, yaitu restribusi. biaya perbekalan, sedekah laut, yang diusahakan oleh dan koperasi.
bagi hasil adalah yang diadakan dalam antara nelayan dan nelayan penggarap,
akan yang sebelurnnya.
Nelayan penggarap orang yang turut
penangkapan ikan laut.
orang atau yang dengan apapun
ikan tangkapan rupiah).
HASIL PENELITIAN
Bagi Hasil Gill Net
alat penangkapan Gill Net yang ada Muara Angke ada 33 unit. yang rata-rata 6 orang. satu trip penangkapan 20 satu bulan. Cara bagi untuk alat adalah untuk 50% dan penggarap dengan pernbagian sebagai berikut: 3 bagian, KKM 2 bagian. dan 1 bagian.
Yang dibagihasilkan adalah hasil bersih. Yang dimaksud dengan hasil bersih adalah hasil ikan dikurangi dengan biaya
ISSN 0854-5804 7
2. Kemampuan Tenaga Kerja
Bagian yang diperoleh penggarap tergantung pada dan kesepakatan saat perjanjian dilakukan.
3. Kebiasaan
Cara bagi hasil yang dianut Muara Angke tergantung pada daerah yang berlaku sejak dulu. Walaupun muncul ngusahaan baru namun bagi hasil yang digunakan akan mengikuti yang sudah ada.
Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Undang-undang 16 Tahun
1964
Bagi Hasil Perikananhasil penelitian dapat bahwa yang faktor Undang-undang Bagi Hasil adalah:
- Tingkat Pendidikan
Tingkat yaitu
tidak sekolah, % sekolah, Sekolah Dasar (SD),
% Sekolah Tingkat Pertania (SLTP), %
lah Tingkat (SLTA) dan Perguruan Dan
hasil ternyata % tidak adanya Undang-undang
yang mengatur bagi hasil perikanan hanya saja yang adanya Undang-undang tersebut.
- Kebiasaan
Kuatnya yang dipertahankan sejak dulu
nyebabkan sulit untuk suatu perubahan
PEMBAHASAN
Hasil di Muara bagi hasil ternyata
yang berbeda ketentuan yang terdapat pada 3 ayat
1 a Undang-undang No. 16 tahun 1964. Hukum bagi hasil ditentukan dengan imbangan 5 0 % untuk nelayan pemilik dan 5 0 % untuk nelayan
penggarap, dalam Bagi 6 0 %
untuk nelayan 4 0 % untuk nelayan bagi
hasil perikanan di Muara Angke tidak menunjang dalam dang perikanan. Jadi dapat dikatakan, bahwa Undang-undang No. 16 tahun 1964 sebagai tertulis yang tidak efektif, karena tidak
pada yang telah mengalami seleksi praktek kehidupan nelayan.
Dari 1 , 5 0 % salali satu unsur
yang dasar dari bagi hasil laut Muara Angke.
sistini bagi hasil didasarkan pula pada dari budaya nlasyarakat nelayan, yang agar
bagi penggarap.
6 0 % pada 16
1964 dapat rasa tidak tidak nelayan
nelayan itu sebagian
tuk hiaya alat Hal yang bahwa U
penguasa dapat masyarakat, baliwa
masyarakat.
rasa pada lain
masyarakat ,
Dari bahwa tertulis tidak dapat
sebagai alat niengubali tidak sesuai
budaya nlasyarakat sistini bagi
perikanan kuat pada nelayan,
sistini baru bagi yang tidak dapat
nelayan.
Dari hasil bahwa
Muara Angke tidak bahwa ada yang
tur bagi hasil salali satu sebab tidak
tersebut.
Muara oleh
nelayan sulit suatu
pada yang
Ditinjau nelayan penggarap Muara Angke yang
mempergunakan alat tangkap Gill Net penghasilan Rp per yang alat tangkap Purse Seine Rp 1.23 1.86 per hari. dan yang
alat tangkap Perahu Rp per
Kenyataan bahwa nelayan pendega
yang tingkat ckonominya dan faktor kehidupannya ditentukan oleh faktor-faktor kurangnya pendidikan dan serta
sifat Mengingat nelayan yang produktif, patut
tuk perhatian dan diadakan
perekonomian nelayan tersebut.
ketentuan U n d a n g - u n d a n tiap nelayan pemilik wajib
perawatan dan tanggungan kepada pada penggarap yang rnenderita sakit karena tugasnya laut, apalagi apabila sampai mengakibatkan kematian. nelayan
pemilik wajib kepada yang ditinggalkan.
Di Muara Angke sumbangan kepada yang rnaupun bantuan kepada
yang pada
perjanjian tidak ada yang Setiap kerja jika rnerasa tidak rnengoperasikan unit alat yang oleh
hasil Pelelangan Ikan dan penentuan harga oleh dan penggarap, sehingga
hasil dengan
SARAN
hasil dapat
1. bagi hasil yang berlaku di Muara Angke didasarkan berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1964 Bagi
para yang
3. Faktor-faktor yang bagi hasil Angke
di sebagai
1. Perlu kembali bagi hasil yang agar dengan
Perlu bagi para
3. Perlu kepada modal.
DAFTAR
M . 1982. Nelayan
Nomor 16 1982, Penerbit DPP HNSI
Jakarta.
A . S. M. Pasaribu M . Syukur. 1988. Bagi
Dan Ikan
Nelayan
6
S., Y. M . Colter., A. C.
- Survey Agro