PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN FENOL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
DENGAN PROSES PIROLISIS
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 10.000 TON/TAHUN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
OLEH : DAHLIA NIM : 070405008
D E P A R T E M E N T E K N I K K I M I A FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pra-Rancangan Pabrik Pembuatan Fenol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Proses Pirolisis dengan Kapasitas 10.000 Ton/Tahun.”Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan sidang sarjana Teknik Kimia pada Program Pendidikan Sarjana Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia dan Ibu Dr. Maulida, ST, M.Sc selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah membimbing dan memberikan masukan serta
arahan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ir. Renita Manurung, MT. Selaku koordinator Tugas Akhir.
3. Bapak Dr.Eng. Ir. Irvan, MSi. Selaku ketua Departemen Teknik Kimia dan Ibu
Dr. Ir. Fatimah, MT. Selaku sekretaris Departemen Teknik Kimia Universitas
Sumatera Utara
4. H. Legimin, kakek dan sekaligus guru juga nenek Umi Kalsum, yang telah
mengajarkan ilmu, menyampaikan pengetahuan, wawasan, nasihat terutama do’a
yang tidak bisa dinilai materi yang telah memberi kekuatan, kesabaran,
ketekunan dan kesyukuran bagi penulis sehingga mampu untuk menyelesaikan
pendidikannya.
5. Kedua orang tua, ayahanda Mahmud Priza S dan ibunda Fauziah Arif Syahbana
yang telah banyak memberikan perhatian, doa, nasehat dan dukungan baik moril
maupun materil, juga abangnda Kurniawan ST, yang telah begitu banyak
berkorban dalam penyelesaian pendidikan penulis dan kakanda Maini, SPd dan
terutama abangnda Sofian Hairi, SPd yang telah menyumbangkan tenaganya
6. Teman seperjuangan Hanifah Wita Utami, terimakasih semangat dan kerja
samanya chay.
7. Bambang Wahyu Pramono, sahabat sejati yang selalu ada dalam suka dan duka.
Dimas Kurnia yang tak jemu memberi perhatian dan semangat.
8. Andi Nata, sahabat yang selalu mampu menghilangkan kepenatan. Mhd, Darwis
dan Edo Rizqon teman seperjuangan, terimakasih untuk semua masukan yang
mendukung penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman stambuk 2007 tanpa terkecuali Aji, Andre, Wahyu, Riko, Yudha,
Siti, Lia, Arma, Fitri, Yani, Indah terima kasih untuk persahabatan dan
persaudaraannya baik dalam suka dan duka terutama dalam kepengurusan
organisasi CSG dan HIMATEK di kampus. Saman, Fikri, Andhika, Lana, Frejer,
Daniel, Harmaja, Jenal, Julius, Bresman, Roganda Sitorus, Roganda Opung,
Tomas, Jojo, Harry, Melva, Yessi, Windi, Amel, Sartika, Sriwil, Rumintang,
Ratih, Voni, Boa, Rusli, Vincent, Teddy, Stefanie, Christy, Yulie, Wilphen,
Jessica, Acai, Micek, Hermiati, terima kasih untuk persahabatan dan
semangatnya.
10. Abang-abang dan kakak-kakak senior Bang Arief Hidayat, terimakasih buat
semangat dan ilmunya. Bang Rico, Kak Elna, Bang Andri, Bang Ferry, Kak
Meida, Kak Sena, Kak Rere, terimakasih buat masukan nya.
11. Adik-adik junior tercinta, stambuk 2008 (Mamet, Rahmat, Irma, Hari, Fifah,
Ayu, Gita dkk), stambuk 2009 (Revi, Luri, Intan, dkk), stambuk 2010 (adik
kandung tercinta, Reni, Ayu, Rika, Liza, Inda, Walad, Ricky, Arion, dkk) terima
kasih atas semangat dan doanya. Juga buat Ely, terimakasih doa penyemangatnya
meski kita belum pernah bersua.
12. Buat adik-adik tersayang di 2D Vera, Indah, Winda, Rida, Qila, Frida, Rezka
terimakasih buat persaudaraannya. Juga buat Ani sebagai suhu kost yang banyak
menyemangati dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Para pegawai jurusan Pak Darsono, Pak Sutiono, Pak Syamsul, Pak Ridwan, Kak
Sri, Kak Santi, Kak Ani, Kak Pono, Bu Deli terima kasih untuk kerjasamanya
Spesial terima kasih untuk Pak Bowo pegawai bidang kemahasiswaan yang telah
banyak membantu segala urusan administrasi di fakultas dan untuk nasehat dan
arahannya selama di kampus.
14. Serta pihak-pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak dapat penulis
cantumkan satu-persatu namanya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan referensi. Untuk itu diperlukan
saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Medan, Juni 2012
Penulis,
Dahlia
INTISARI
Pembuatan fenol dilakukan dengan proses hidrolisis, pirolisis dan dilanjutkan
dengan distilasi. Pabrik fenol dari tandan kosong kelapa sawit ini direncanakan
berproduksi dengan kapasitas 10.000 ton/tahun dan beroperasi selama 330 hari dalam
setahun. Produk utama dari pirolisis tandan kosong kelapa sawit ini adalah fenol.
Adapun produk sampingnya yaitu glukosa, xilosa, cresol, metanol dan arang yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Pabrik ini direncanakan berlokasi di daerah Dumai tepatnya Kabupaten
Bengkalis, Provinsi Riau yang merupakan hilir Sungai Rokan, dengan luas tanah yang
dibutuhkan adalah 39.023 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan
pabrik adalah sebanyak 160 orang. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah
Perseoran Terbatas (PT) dan bentuk organisasinya adalah organisasi garis dan staff.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Fenol sebagai berikut: Modal Investasi Total : Rp
1.635.057.593.226,- Biaya Produksi : Rp 1.050.399.254.391,- Hasil Penjualan : Rp 2.293.203.177.552,- Laba Bersih : Rp
865.630.432.482,- Profit Margin : 53,924%
Break Even Point : 38,945 %
Return on Investment : 52,942 %
Pay Out Time : 1,889 tahun
Return on Network : 88,236 %
Internal Rate of Return : 68,292%
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah ... I-3
1.3 Tujuan Pra rancangan... I-3
1.4 Manfaat Pra Rancangan ... I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II-1
2.1 Fenol... II-1
2.2 Bahan Baku ... II-2
2.2.1 Lignin... II-3
2.2.2 Selulosa... II-3
2.2.3 Hemiselulosa ... II-4
2.3 Bahan Pendukung... II-4
2.3.1 Air (H2O) ... II-4
2.3.2 Metanol (CH3OH)... II-5
2.3.3 Nitrogen (N2) ... II-5
2.3.4 Asam Sulfat (H2SO4) ... II-6
2.4 Pembuatan Fenol ... II-6
2.4.1 Pembuatan Fenol Secara Kimiawi... II-6
2.4.2 Pembuatan Fenol Melalui Proses Pirolisis ... II-7
2.5 Pemilihan Proses ... II-8
2.6 Deskripsi Proses ... II-6
2.6.2 Tahap Pirolisis ... II-10
2.6.3 Tahap Pemurnian Produk ... II-10
BAB III NERACA MASSA... III-1
BAB IV NERACA ENERGI... IV-1
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN... V-1
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1
6.1.1 Tujuan Pengendalian... VI-3
6.1.2 Jenis-Jenis Pengendalian dan Alat Pengendali ... VI-3
6.1.3 Variabel-Variabel Proses dalam Sistem Pengendalian ... VI-9
6.1.4 Syarat Perancangan Pengendalian... VI-10
6.2 Keselamatan Kerja ... VI-17
BAB VII UTILITAS... VII-1
7.1 Kebutuhan Uap air (Steam)... VII-1
7.2 Kebutuhan Air ... VII-2
7.2.1 Kebutuhan Air Pendingin... VII-2
7.2.1 Kebutuhan Air Proses ... VII-3
7.2.2 Kebutuhan air lainnya ... VII-4
7.2.3Screening... VII-7
7.2.4 Sedimentasi ... VII-7
7.2.5 Klarifikasi... VII-7
7.2.6 Filtrasi ... VII-8
7.2.7 Demineralisasi... VII-9
7.2.7.1 Penukar Kation (Cation Exchanger)... VII-9
7.2.5.2 Penukar Anion (Anion Exchanger) ... VII-11
7.2.8 Deaerator ... VII-12
7.3 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-12
7.4 Kebutuhan Listrik... VII-13
7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-13
7.6.1 Bak Penampungan (BP) ... VII-16
7.6.2 Bak Pengendapan Awal (BPA)... VII-17
7.6.3 Bak Netralisasi (BN) ... VII-17
7.6.4 Unit Pengolahan Limbah dengan SistemActivated
Sludge(Lumpur Aktif)... VII-18
7.6.5 Tangki Sedimentasi (TS)... VII-21
7.7 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-22
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1
8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-3
8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-4
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.1.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2
9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsionil ... IX-2
9.1.3 Bentuk Organiasi Garis dan Staf... IX-3
9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsionil dan Staf... IX-3
9.2 Manajemen Perusahaan... IX-3
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... IX-6
9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-6
9.4.2 Dewan Komisaris ... IX-6
9.4.3 Direktur ... IX-6
9.4.4 Sekretaris... IX-7
9.4.5 Manager Teknik dan Produksi ... IX-7
9.4.6 Manager Umum dan Keuangan ... IX-7
9.4.7 Manager R&D (Research and Development) ... IX-7
9.5 Sistem Kerja ... IX-7
9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan... IX-9
9.8 Sistem Penggajian ... IX-11
9.9 Tata Tertib ... IX-13
BAB X ANALISIS EKONOMI... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.1.1 Modal Investasi Tetap (MIT) ... X-1
10.1.2 Modal Kerja /Working Capital(WC) ... X-3
10.1.3 Biaya Produksi Total (BPT) /Total Cost(TC) ... X-4
10.1.3.1 Biaya Tetap /Fixed Cost(FC) ... X-4
10.1.3.2 Biaya Variabel /Variable Cost(VC) ... X-5
10.1.4 Biaya Variabel (Variabel Cost)... X-5
10.2 Total Penjualan... X-5
10.3 Bonus Perusahaan ... X-5
10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha... X-5
10.5 Analisa Aspek Ekonomi... X-6
10.5.1Profit Margin(PM) ... X-6
10.5.2Break Even Point(BEP) ... X-6
10.5.3Return on Investment(ROI) ... X-7
10.5.4Pay Out Time(POT)... X-7
10.5.5Return on Network (RON)... X-8
10.5.6Internal Rate of Return(IRR)... X-8
BAB XI KESIMPULAN ... XI-1
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA... LA-1
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI... LB-1
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN... LC-1
LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS. LD-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Stuktur Fenol... II-1
Gambar 6.1 Diagram Balok Sistem PengendalianFeedback... VI-4
Gambar 6.2 Sebuah loop Pengendalian ... VI-5
Gambar 6.3 Instrumentasi Tangki Cairan ... VI-12
Gambar 6.4 Instrumentasi pada pompa... VI-12
Gambar 6.5 InstrumentasiHeater/Cooler/ Kondensor/Reboiler... VI-13
Gambar 6.6 InstrumentasiKnock Out Drum... VI-13
Gambar 6.7 Instrumentasi pada Reaktor... VI-14
Gambar 6.8 Instrumentasi Reaktoor Pirolisis ... VI-14
Gambar 6.9 Instrumentasi Tangki Berpengaduk ... VI-15
Gambar 6.10 Instrumentasi Kolom Distilasi... VI-15
Gambar 6.11 Instrumentasi padaBlower... VI-16
Gambar 6.12 Instrumentasi Dekanter ... VI-16
Gambar 6.13 Instrumentasi pada Akumulator ... VI-17
Gambar 8.1 Peta lokasi pabrik Hidrogen ... VIII-1
Gambar 8.2 Tata Letak Pabrik Fenol ... VIII-6
Gambar 9.1 Struktur organisasi pabrik pembuatan Hidrogen... IX-14
Gambar LC-1 Lapple Conventional Cyclone with 4 inch insulation... LC-54
Gambar LC-2 Tutupknock out drummenggunakantorispherical head... LC-75
Gambar LD-1 Sketsa SebagianBar Screen(dilihat dari atas) ... LD-1
Gambar LD-2 Bak Sedimentasi... LD-4
Gambar LD-3A Sketsa tangki pelarutan alum ... LD-18
Gambar LD-3B Sketsa pengaduk tangki pelarutan alum... LD-11
Gambar LD-4A Sketsa tangki pelarutan soda abu ... LD-14
Gambar LD-4B Sketsa pengaduk tangki pelarutan soda abu... LD-17
Gambar LD-5 Sketsaclarifier... LD-20
Gambar LD-6 Tangkisand filter... LD-26
Gambar LD-7B Sketsa pengaduk tangki pelarutan soda abu... LD-36
Gambar LD-17 SketsaCation Exchanger ... LD-39
Gambar LD-19 SketsaAnion Exchanger... LD-43
Gambar LD-10ASketsa tangki pelarutan NaOH... LD-47
Gambar LD-10BSketsa pengaduk tangki pelarutan NaOH ... LD-50
Gambar LD-11ASketsa tangki pelarutan Kaporit... LD-53
Gambar LD-11BSketsa pengaduk tangki pelarutan Kaporit ... LD-56
Gambar LD-12 Sketsa tangki Domestik... LD-57
Gambar LD-13 Sketsa Deaerator... LD-62
Gambar LD-14ASketsaWater Cooling Tower... LD-68
Gambar LD-14B.Grafik Entalpi dan Temperatur Cairan padaCooling Tower LD-69
Gambar LD-14CKurva Hy terhadap 1/(Hy*– Hy) ... LD-70
Gambar LE-1 IndeksMarshalldanSwift... LE-3
Gambar LE-2 Linearisasi cost index dari tahun 2003 – 2008... LE-4
Gambar LE-3 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan... LE-5
Gambar LE-4 Harga Peralatan untuk Kolom Distilasi... LE-6
Gambar LE-5 Harga TiapTraydalam Kolom Distilasi... LE-7
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kebutuhan Impor Fenol di Indonesia... I-2
Tabel 1.2 Kebutuhan Ekspor Fenol di Indonesia ... II-2
Tabel 2.1 Kandungan Tandan Kosong Kelapa Sawit ... II-1
Tabel 3.1 Neraca Massa Tangki Penampungan Bahan Baku... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa Reaktor Pra Hidrolisa ... III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa padaFilter PressI ... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa Reaktor Hidrolisa... III-3
Tabel 3.5 Neraca MassaFilter PressII... III-3
Tabel 3.6 Neraca MassaOve Dryer... III-4
Tabel 3.7 Neraca Massa Reaktor Pirolisis ... III-5
Tabel 3.8 Neraca Massa padaCyclone... III-6
Tabel 3.9 Neraca massaKnock Out Drum... III-7
Tabel 3.10 Neraca massa Tangki Berpengaduk A ... III-8
Tabel 3.11 Neraca massa Dekanter A ... III-9
Tabel 3.12 Neraca massa Tangki Berpengaduk B ... III-10
Tabel 3.13 Neraca massa Dekanter B ... III-11
Tabel 3.14 Neraca massa Tangki Berpengaduk C ... III-12
Tabel 3.15 Neraca Massa Dekanter C... III-13
Tabel 3.16 Neraca Massa Tangki Penampungan ... III-14
Tabel 3.17 Neraca Massa Distilasi I... III-14
Tabel 3.18 Neraca Massa pada Distilasi II... III-15
Tabel 4.1 Neraca Panas Reaktor Pra Hidrolisa ... IV-1
Tabel 4.2 Neraca PanasCoolerI... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Panas Reaktor Hidrolisa... IV-1
Tabel 4.4 Neraca PanasCoolerII ... IV-1
Tabel 4.5 Neraca PanasRotary Dryer... IV-2
Tabel 4.7 Neraca PanasCoolerIII ... IV-2
Tabel 4.8 Neraca PanasCoolerIV... IV-2
Tabel 4.9 Neraca PanasHeater... IV-9
Tabel 4.10 Neraca Panas Kondensor II... IV-3
Tabel 4.11 Neraca Panas Kondensor III... IV-3
Tabel 4.12 Neraca PanasCoolerDistilasi 1... IV-3
Tabel 4.13 Neraca PanasCoolerBottom 1 ... IV-3
Tabel 4.14 Neraca PanasCoolerBottom 2 ... IV-4
Tabel 4.15 Neraca PanasReboiler1 ... IV-4
Tabel 4.16 Neraca PanasReboiler2 ... IV-4
Tabel 6.1 Jenis variabel pengukuran dan controlleryang digunakan... VI-9
Tabel 6.3 Daftar Penggunanan Instrumentasi pada Pra-Rancangan Pabrik
Pembuatan Fenol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan
Proses Pirolisis ... VI-11
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap (Steam) Pabrik... VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pabrik ... VII-2
Tabel 7.3 Kebutuhan Air PProses Pabrik... VII-4
Tabel 7.4 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan ... VII-5
Tabel 7.5 Kualitas Air Sungai Rokan, Riau ... VII-6
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah... VIII-5
Tabel 9.1 Susunan Jadwal Shift Karyawan... IX-9
Tabel 9.2. Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ... IX-9
Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-11
Tabel LA-1 Kandungan Tandan Kosong Kelapa Sawit ... LA-1
Tabel LA-2 Neraca Massa Tangki Penampungan Bahan Baku... LA-3
Tabel LA-3 Neraca Massa Reaktor Pra Hidrolisa ... LA-6
Tabel LA-4 Neraca MassaFilter PressI... LA-8
Tabel LA-5 Neraca Massa Reaktor Hidrolisa... LA-12
Tabel LA-6 Neraca MassaFilter PressII ... LA-14
Tabel LA-8 Neraca Massa Reaktor Pirlosis ... LA-20
Tabel LA-9 Neraca Massa ReaktorCyclone ... LA-22
Tabel LA-10 Neraca MassaKnock Out Drum... LA-26
Tabel LA-11 Neraca Massa Tangki Pengaduk A ... LA-28
Tabel LA-12 Neraca Massa Dekanter A ... LA-32
Tabel LA-13 Neraca Massa Tangki Pengaduk B ... LA-34
Tabel LA-14 Neraca Massa Dekanter B... LA-38
Tabel LA-15 Neraca Massa Tangki Pengaduk C ... LA-40
Tabel LA-16 Neraca Massa Dekanter C... LA-44
Tabel LA-17 Neraca Massa Tangki Penampungan ... LA-47
Tabel LA-18 Neraca Massa Distilasi I ... LA-50
Tabel LA-19 Neraca Massa Distilasi II ... LA-52
Tabel LA-14 Neraca Massa Dekanter B... LA-38
Tabel LB-1 Kapasitas PanasLiquid... LB-1
Tabel LB-2 Tabel Kontribusi Unsur Atom dengan metode Hurst dan Harrison LB-2
Tabel LB-3 Data Kapasitas Panas Komponen Cair ( kJ/mol K) ... LB-2
Tabel LB-4 Data Titik Didih (K) dan Panas Laten (J/mol) ... LB-2
Tabel LB-5 Perhitungan Panas Masuk pada Reaktor Pra Hidrolisa... LB-9
Tabel LB-6 Perhitungan Panas Keluar pada Reaktor Pra Hidrolisa... LB-13
Tabel LB-7 Neraca Panas Reaktor Pra Hidrolisa ... LB-10
Tabel LB-8 Neraca Panas Keluar padaCoolerI ... LB-10
Tabel LB-9 Neraca PanasCoolerI... LB-11
Tabel LB-10 Perhitungan Panas Masuk pada Reaktor Hidrolisa ... LB-12
Tabel LB-11 Perhitungan Panas Keluar pada Reaktor Hidrolisa ... LB-13
Tabel LB-12 Neraca Panas Reaktor Hidrolisis... LB-12
Tabel LB-13 Perhitungan Panas Keluar padaCoolerII... LB-14
Tabel LB-14 Neraca PanasCoolerII ... LB-15
Tabel LB-15 Neraca Panas Masuk padaRotary Dryer... LB-16
Tabel LB-16 Neraca Panas Keluar padaRotary Dryer... LB-16
Tabel LB-18 Neraca PanasRotary Dryer... LB-17
Tabel LB-19 Neraca Panas Masuk N2pada Reaktor Pirolisis... LB-18
Tabel LB-20 Neraca Panas Keluar pada Reaktor Pirolisis... LB-19
Tabel LB-21 Neraca Panas Masuk pada Kondensor I... LB-21
Tabel LB-22 Neraca Panas Keluar pada Kondensor I... LB-22
Tabel LB-23 Neraca Panas Kondensor I ... LB-24
Tabel LB-24 Neraca Panas Keluar padaCoolerIII... LB-25
Tabel LB-25 Neraca PanasCoolerIII ... LB-26
Tabel LB-26 Perhitungan Panas Keluar padaCoolerIV ... LB-27
Tabel LB-27 Neraca PanasCoolerIV... LB-28
Tabel LB-28 Perhitungan Panas Masuk padaHeater... LB-28
Tabel LB-29 Perhitungan Panas Keluar padaHeater... LB-29
Tabel LB-30 Neraca PanasHeater... LB-30
Tabel LB-31 Titik Didih Umpan Masuk Distilasi... LB-31
Tabel LB-32 Dew PointDistilat ... LB-32
Tabel LB-33 Panas Masuk Kondensor 2 ... LB-32
Tabel LB-34 Panas Keluar Kondensor 2 ... LB-33
Tabel LB-35 Neraca Panas Kondensor 2... LB-34
Tabel LB-36 Titik Didih Umpan Masuk Distilasi II ... LB-35
Tabel LB-37 Dew PointDistilat ... LB-35
Tabel LB-38 Panas Keluar Kondensor 3 ... LB-36
Tabel LB-39 Panas Keluar Kondensor 3 ... LB-36
Tabel LB-40 Neraca Panas Kondenser 3... LB-37
Tabel LB-41 Panas KeluarCoolerDistilasi 2 ... LB-37
Tabel LB-42 Neraca PanasCoolerDistilasi 2... LB-38
Tabel LB-43 Panas KeluarCooler Bottom1... LB-38
Tabel LB-44 Neraca PanasCooler Bottom1 ... LB-39
Tabel LB-45 Panas KeluarCooler Bottom2... LB-40
Tabel LB-46 Neraca PanasCooler Bottom2 ... LB-36
Tabel LB-48 Panas KeluarBottom... LB-40
Tabel LB-49 Panas Keluar Vb... LB-41
Tabel LB-50 Neraca PanasReboiler1 ... LB-41
Tabel LB-51 Panas MasukReboiler2... LB-42
Tabel LB-52 Panas KeluarBottom2 ... LB-42
Tabel LB-53 Panas Keluar Vb... LB-42
Tabel LB-54 Neraca PanasReboiler2 ... LB-43
Tabel LD-1 Perhitungan Entalpi dalam Penentuan Tinggi Menara
Pendingin ... LD-70
Tabel LE-1 Perincian Harga Bangunan ... LE-2
Tabel LE-2 Harga IndeksMarshalldanSwift ... LE-3
Tabel LE-3 Estimasi Harga Peralatan Proses Impor ... LE-7
Tabel LE-4 Estimasi Harga Peralatan Proses Non Impor ... LE-9
Tabel LE-5 Estimasi Harga Peralatan Utilitas Impor... LE-9
Tabel LE-6 Estimasi Harga Peralatan Utilitas Non Impor ... LE-10
Tabel LE-7 Biaya Sarana Transportasi ... LE-13
Tabel LE-8 Perincian Gaji... LE-17
Tabel LE-9 Perincian Biaya Kas ... LE-19
Tabel LE-10 Perincian Modal Kerja ... LE-21
Tabel LE-11 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia
No. 17 Tahun 2000... LE-23
Tabel LE-12 Aturan Biaya Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia
INTISARI
Pembuatan fenol dilakukan dengan proses hidrolisis, pirolisis dan dilanjutkan
dengan distilasi. Pabrik fenol dari tandan kosong kelapa sawit ini direncanakan
berproduksi dengan kapasitas 10.000 ton/tahun dan beroperasi selama 330 hari dalam
setahun. Produk utama dari pirolisis tandan kosong kelapa sawit ini adalah fenol.
Adapun produk sampingnya yaitu glukosa, xilosa, cresol, metanol dan arang yang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Pabrik ini direncanakan berlokasi di daerah Dumai tepatnya Kabupaten
Bengkalis, Provinsi Riau yang merupakan hilir Sungai Rokan, dengan luas tanah yang
dibutuhkan adalah 39.023 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan
pabrik adalah sebanyak 160 orang. Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah
Perseoran Terbatas (PT) dan bentuk organisasinya adalah organisasi garis dan staff.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Fenol sebagai berikut: Modal Investasi Total : Rp
1.635.057.593.226,- Biaya Produksi : Rp 1.050.399.254.391,- Hasil Penjualan : Rp 2.293.203.177.552,- Laba Bersih : Rp
865.630.432.482,- Profit Margin : 53,924%
Break Even Point : 38,945 %
Return on Investment : 52,942 %
Pay Out Time : 1,889 tahun
Return on Network : 88,236 %
Internal Rate of Return : 68,292%
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri sebagai bagian dari usaha ekonomi jangka panjang
diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih baik dan seimbang yaitu
struktur ekonomi dengan dititikberatkan pada industri maju yang didukung oleh
ekonomi yang tangguh. Indonesia saat ini tengah memasuki era globalisasi dalam segala
bidang yang menuntut tangguhnya sektor industri dan bidang–bidang lain yang saling
menunjang. Hal ini tentunya memacu kita untuk lebih giat dalam melakukan
terobosan-terobosan baru sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya saing, efisien dan
efektif, disamping itu haruslah tetap akrab dan ramah terhadap lingkungan.
Menanggapi situasi tersebut dan dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan
impor produk kimia, pemerintah menetapkan peraturan yang mendorong perkembangan
industri tersebut. Sejalan dengan itu industri kimia di Indonesia seperti industri fenol,
juga turut berkembang. Dengan kebutuhan industri-industri kimia saat ini, maka
kebutuhan akan bahan baku industri kimia tersebut pun semakin meningkat. Bahan
baku industri ada yang berasal dari dalam negeri dan ada juga yang masih di impor.
Salah satu bahan baku yang masih di impor adalah fenol.
Fenol memiliki beragam manfaat, baik sebagai bahan baku maupun bahan
penunjang industri kimia, seperti :
1. Sebagai bahan baku pembuatan obat–obatan seperti asam salisilat, asam pikrat,
dll
2. Sebagai antiseptik (karena fenol mempunyai sifat mengkoagulasi protein)
3. Seebagai zat pewarna buatan
4. Sebagai lem kayu
Saat ini kebutuhan fenol di Indonesia masih mengandalkan impor. Dapat kita lihat
melalui perbandingan data impor dan ekspor fenol, dimana kebutuhan impor fenol jauh
lebih besar bila dibandingkan dengan kebutuhan ekspor fenol (Tabel 1.1 dan Tabel 1.2).
Tabel 1.1 Kebutuhan Fenol di Indonesia Berdasarkan Data Impor
Tahun Ke Tahun Impor (kg)
1 2005 24.701.105
2 2006 14.735.325
3 2007 18.987.920
4 2008 18.608.338
5 2009 14.037.481
6 2010 13.935.438
(Sumber : BPS, 2010)
Tabel 1.2 Kebutuhan Fenol di Indonesia Berdasarkan Data Ekspor
Tahun Ke Tahun Ekspor (kg)
1 2005 1.635.137
2 2006 720.263
3 2007 1.466.594
4 2008 1.510.393
5 2009 1.292.915
6 2010 1.066.699
(Sumber : BPS, 2010)
Kapasitas produksi pada pra rancangan pabrik fenol ini adalah 10.000 ton/tahun,
diharapkan sekitar 75% kebutuhan fenol domestik dapat dipenuhi, sehingga tidak hanya
bergantung pada impor fenol.
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi fenol adalah tandan kosong
kelapa sawit yang ketersediaanya di Indonesia cukup melimpah. Sumber bahan baku
merupakan hal penting dalam pemilihan lokasi pabrik. Hal ini dapat mengurangi biaya
transportasi dan biaya penyimpanan.
Oleh karena itu, dalam menyongsong era industrialisasi yang merupakan
program pemerintah yang sangat penting dalam rangka proses alih teknologi dan
untuk merangsang pertumbuhan industri kimia yang lain, maka perlu dibangun pabrik
fenol untuk mencukupi kebutuhan fenol dalam negeri. Pendirian pabrik fenol di
Indonesia dapat dilakukan karena didukung oleh beberapa alasan, antara lain :
1. Pabrik – pabrik industri kimia seperti pabrik pembuatan antiseptik, pabrik farmasi
misalnya asam salisilat, asam pikat semakin berkembang yang memungkinkan
kebutuhan akan fenol semakin meningkat.
2. Sampai saat ini Indonesia masih mengimpor fenol dari negara lain, dengan
mendirikan pabrik fenol maka kebutuhan akan bahan ini dapat dipenuhi sehingga
dapat menghemat devisa negara.
3. Dapat memberikan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
4. Meningkatkan kemampuan teknologi dalam mengolah limbah padat pertanian
khususnya tandan kosong kelapa sawit dan industri proses di dalam negeri.
Keberadaan pabrik fenol ini diharapkan dapat menjadi pendorong dan
menggerakkan perkembangan industri-industri kimia yang menggunakan produk ini,
baik sebagai bahan baku utama maupun bahan baku penunjangnya.
1.2 Perumusan Masalah
Kebutuhan fenol di Indonesia belum dapat terpenuhi karena masih mengimpor
fenol dari negara lain, dan di Indonesia belum banyak berdiri pabrik yang memproduksi
fenol, sehingga untuk menanggulangi kebutuhan fenol di dalam negeri maka dirasa
perlu untuk mendirikan suatu pabrik pembuatan fenol dari tandan kosong kelapa sawit.
1.3 Tujuan Pra Rancangan
Secara umum, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan fenol dari tandan kosong
kelapa sawit ini adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia khususnya di
bidang perancangan, proses dan operasi teknik kimia sehingga dapat memberikan
gambaran kelayakan pra rancangan pabrik pembuatan fenol dari tandan kosong kelapa
sawit.
Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan fenol dari tandan kosong
1.4 Manfaat Pra Rancangan
Manfaat yang dapat diperoleh dari pra rancangan ini adalah tersedianya
informasi mengenai pra rancangan pabrik fenol dari tandan kosong kelapa sawit
sehingga dapat menjadi referensi untuk pendirian suatu pabrik fenol. Manfaat lain yang
ingin dicapai adalah dapat memberikan gambaran kelayakan dari segi rancangan dan
ekonomi sehingga diharapkan akan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fenol
Fenol juga dikenal dengan nama asam karboksilat, merupakan cairan bening yang
beracun dengan bau yang khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan memiliki struktur
grup hidroksil (-OH) yang terikat dengan sebuah cincin phenyl yang juga merupakan
senyawa aromatis.
Fenol dapat dibuat dari oksidasi parsial benzen atau asam benzoat, dengan proses
cumene, atau dengan proses Raschig. Fenol juga dapat diisolasi dari batubara.
Fenol memiliki sifat antiseptik dan digunakan oleh Sir Joseph Lister(1827-1912)
pada teknik pembedahan antiseptiknya. Fenol juga merupakan bahan aktif anastesi oral
seperti Chloraseptic spray. Fenol juga merupakan bahan utama dari Carbolic Smoke
Ball, sebuah alat yang dipasarkan di London pada abad ke 19 sebagai pengaman
pengguna terhadap influenza dan penyakit lainnya.
Gambar 2.1 Struktur Fenol
(http://en. wikipedia.org/wiki/Phenol, 2011)
Fenol juga digunakan dalam proses produksi obat obatan (merupakan bahan awal
pada produksi aspirin), herbisida, dan resin sintetis (Bakelite, salah satu resin sintetis
awal yang diproduksi, merupakan sebuah polimer dari fenol dengan formaldehid).
Sifat-sifat fisika fenol:
1. Rumus molekul : C6H5OH
2. Berat molekul : 94,11 gr/mol
3. Wujud : Cair
4. Warna : Tak berwarna
5. Densitas : 1,07 gr/cm³
6. Titik didih : 181,75oC (pada 101,3 kPa)
7. Titik beku : 40,9oC (pada 101,3 kPa)
8. Kelarutan dalam air (20oC) : 8,3 g/100 ml
9. Bersifat korosif
(Ullmann’s, 2005)
2.2 Bahan Baku
Sumber bahan baku bukan pangan yang potensial untuk dieksploitasi adalah
lignoselulosa. Lignoselulosa ditemui pada kayu, rumput, sisa penebangan hutan, limbah
pertanian, dan lain lain. Umumnya, hanya kayu yang digunakan sebagai bahan dasar
untuk produksi hidrolisat lignoselulosa. Komposisi utama kayu yaitu, selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Biomassa lignoselulosa sebagian besar terdiri dari campuran
polimer karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, ekstraktif, dan abu.
Kadang-kadang disebut holoselulosa, istilah ini digunakan untuk menyebutkan total karbohidrat
yang dikandung di dalam biomassa dan meliputi selulosa dan hemiselulosa. (Isroi, 2008)
Salah satu sumber lignoselulosa yang terdapat dalam jumlah yang berlimpah dan
murah harganya di Indonesia adalah limbah padat dari industri kelapa sawit. Sebuah
pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 60 ton tandan/jam dapat menghasilkan
limbah 100 ton/hari. Di Indonesia terdapat 470 pabrik pengolahan kelapa sawit. Limbah
kelapa sawit mencapai 28,7 juta ton dalam bentuk cair dan 15,2 juta ton dalam bentuk
padat per tahun.
Limbah padat dari perkebunan kelapa sawit terdiri dari tandan kosong kelapa sawit
(TKKS), serat, cangkang, batang pohon dan pelepah daun. Dari kelima bahan tersebut,
oleh batang pohon sebesar 45,7% dan serat sebesar 39,9%, sedangkan cangkang dan
pelepah daun tidak mengandung selulosa.
Adapun kandungan dan sifat kimia tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.1 Kandungan Tandan Kosong Kelapa Sawit
No. Parameter Kandungan
1 Lignin 22,60 %
2 Selulosa 45,80 %
3 Holoselulosa 71,80 %
4 Pentosa 25,90 %
5 Kadar Abu 1,60 %
(Purwito dan Firmanti, 2005)
2.2.1 Lignin
Lignin adalah molekul komplek yang tersusun dari unit phenylphropane yang
terikat di dalam struktur tiga dimensi. Lignin adalah material yang paling kuat di dalam
biomassa. Lignin sangat resisten terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis,
maupun kimia. Karena kandungan karbon yang relatif tinggi dibandingkan dengan
selulosa dan hemiselulosa, lignin memiliki kandungan energi yang tinggi. Jumlah lignin
yang terdapat dalam tumbuhan yang berbeda sangat bervariasi dan biasanya antara
20-40%. (Isroi, 2008)
Sebelum material lignoselulosa dipirolisis untuk menghasilkan fenol diperlukan
serangkaian proses untuk memperoleh lignin dalam tandan kosong kelapa sawit.
Selulosa dan hemiselulosa dipecah (dihidrolisis) menjadi monomer gula dengan cara
enzimatis atau menggunakan asam (encer atau pekat) untuk memperoleh lignin yang
2.2.2 Selulosa
Selulosa merupakan konstituen utama kayu. Kira-kira 40-45% bahan kering dalam
kebanyakan spesies kayu adalah selulosa terutama terdapat dalam dinding sel sekunder.
Selulosa merupakan struktur dasar sel-sel tanaman, oleh karena itu merupakan bahan
alam yang paling penting yang dibuat oleh organisme hidup. Pernyataan yang sama ini
berlaku pada terdapatnya selulosa secara kuantitatif. Di dalam biosfer 27 x 1010 ton
karbon terikat dalam organisme hidup, lebih 99% dari padanya adalah terikat dalam
selulosa, yang berarti bahwa selulosa total dalam dunia nabati berjumlah sekitar 26,5 x
1010ton.
Didalam kayu, selulosa tidak hanya disertai dengan poliosa dan lignin, tetapi juga
terikat erat dengannya, dan pemisahannya memerlukan perlakuan kimia yang intensif.
Selulosa yang diisolasi tetap tidak murni. Untuk memperoleh selulosa murni 100 % dari
kayu, α-selulosa harus mengalami perlakuan intensif lebih lanjut, seperti hidrolisis parsial, pelarutan dan pengendapan serta produk yang dihasilkan terdiri dari rantai
molekul yang sangat pendek. (Fengel, D, dkk, 1995)
2.2.3 Hemiselulosa
Hemiselulosa termasuk dalam kelompok polisakarida heterogen yang dibentuk
melalui jalan biosintesis yang berbeda dari selulosa. Berbeda dengan selulosa yang
merupakan homopolisakarida, hemiselulosa merupakan heteropolisakarida. Seperti
halnya selulosa, kebanyakan hemiselulosa berfungsi sebagai bahan pendukung dalam
dinding-dinding sel. Hemiselulosa relatif mudah dihidrolisis oleh asam menjadi
komponen-komponen monomernya yang terdiri dari D-glukosa, D-manosa, D-galaktosa,
xilosa, L-arabinosa, dan sejumlah kecil L-ramnosa di samping menjadi asam
D-glukuronat, asam 4-0-metil-D-D-glukuronat, dan asam D-glukuronat. Kebanyakan
hemiselulosa mempunyai derajat polimerisasi hanya 200. Jumlah hemiselulosa dari berat
2.3 Bahan Pendukung
Bahan-bahan pendukung yang digunakan dalam proses pembuatan fenol terdiri
dari: air (H2O), metanol (CH3OH), nitrogen (N2) dan asam sulfat (H2SO4).
2.3.1 Air (H2O)
Adapun sifat-sifat fisika air adalah sebagai berikut:
1. Berat molekul : 18,015 gr/mol
2. Titik didih : 1000C (pada 101,3 kPa)
3. Titik beku : 00C (pada 101,3 kPa)
4. Densitas (250c) : 0,998 gr/ml
5. Viskositas (pada kondisi standar, 1 atm) : 8,949 mP
6. Tekanan uap (200c) : 0,0212 atm
7. Panas pembentukan : 6,013 kJ/mol
8. Panas spesifik (pada kondisi standar) : 4,180 J/kg K
9. Panas penguapan : 22,6.105J/mol
10. Kapasitas panas : 4,22 kJ/kg K
11. Tidak berbau, berasa dan berwarna
(Kirk Othmer,1968)
2.3.2 Metanol (CH3OH)
Adapun sifat-sifat fisika metanol adalah sebagai berikut:
1. Berat molekul : 32 gr/mol
2. Titik didih : 64,70C (pada 101,3 kPa)
3. Titik beku : –97,90C (pada 101,3 kPa)
4. Densitas (200C) : 0,7915 gr/ml
5. Viskositas (150C) : 0,6405 cP
6. Kapasitas panas (250C) : 81,08 J/mol K
7. Tegangan permukaan (150C) : 22,99 dyne/cm
8. Temperatur kritik : 2400C
9. Tekanan kritik : 78,5 atm
2.3.3 Nitrogen (N2)
Adapun sifat-sifat fisika nitrogen adalah sebagai berikut:
1. Berat molekul : 14,0067 gr/mol
2. Titik didih : –195,80C (pada 101,3 kPa)
3. Titik lebur : –209,860C (pada 101,3 kPa)
4. Temperatur kritis : 126,260C
5. Tekanan kritis : 33,54 atm
6. Densitas (250C, 1 atm) : 1,25046 gr/l
7. Panas peleburan : 172,3 kal/mol
8. Panas penguapan : 1332,9 kal/mol
9. Gas yang tidak berbau, berasa dan berwarna
10. Merupakan unsur diatomic
(http://en. wikipedia.org/wiki/Nitrogen, 2011)
2.3.4 Asam Sulfat (H2SO4)
Adapun sifat-sifat fisika asam sulfat adalah sebagai berikut:
1. Berat molekul : 98,079 g/mol
2. Wujud : Cair
3. Warna : Bening
4. Titik didih : 340oC (pada 101,3 kPa)
5. Titik beku : 10,49oC (pada 101,3 kPa)
6. Densitas : 1,9224 gr/cm3
7. Specific Gravity(60oF) : 1,824
8. Merupakan senyawa asam kuat yang higroskopis dan sangat stabil
(Perry, 1999 & Kirk Othmer, 1969)
2.4 Pembuatan Fenol
Secara umum, fenol dapat dibuat melalui 2 cara yaitu melalui sintesis kimia
2.4.1 Pembuatan Fenol Secara Kimiawi
Pembuatan fenol melalui sintesis kimia dapat dilakukan dengan proses-proses
sebagai berikut:
a.Cumene Hidroperoksida Process (Hock Process)
Reaksi oksidasi cumene berlangsung pada temperatur 130oC dan tekanan 1 atm
dengan ditambahkan larutan alkali membentuk CHP. Larutan yang mengandung CHP,
cumene yang tidak bereaksi dan alkali dilarutkan ke reaktor yang ke dua. Reaksi yang
terjadi dalam reaktor berpengaduk ini adalah dekomposisi CHP menjadi aseton dan
fenol, dengan katalis H2SO4pada temperatur 95oC dan tekanan 3 atm. Crude fenol yang
dihasilkan dari rekator kedua ini selanjutnya didinginkan dalam cooler sebelum
dipisahkan dari produk sampingnya untuk memperoleh kemurnian 99,9% yield yang
dihasilkan dari proses cumene ini adalah 93%.
b. Oksidasi Asam Benzoat
Oksidasi asam benzoat dipopulerkan pada tahun 1962 oleh Dow Chemical of
Canada yang berlangsung dalam Asam Benzoat yang mengandung garam copper dan
katalis.
Oksidasi asam benzoat berlangsung pada temperatur 250oC dan tekanan atmosfir
dengan katalis CuMg menjadi benzil salisilat acid yang selanjutnya dihidrolisa menjadi
asam salisilat dan asam benzoat atau dekarboxylate menjadi phenil benzoat. Hidrolisa
phenil benzoat menjadi fenol dan asam benzoat.
c. Klorinasi Benzen
Proses ini dikenalkan oleh Dow dan Bayer dimana reaksi dimulai dengan klorinasi
benzen menjadi Monochlorobenzen, HCl dengan katalis FeCl3. Selanjutnya hidrolisa
monochlorobenzen dengan 10 – 15% larutan soda kaustik pada temperatur 360 – 390oC
dan tekanan 280 – 300 atm menghasilkan sodium phenat. Kemudian sodium phenat
dicampur dengan HCl untuk mendapatkan fenol dansodium chlorida. (Ullmann’s, 2005)
2.4.2 Pembuatan Fenol Melalui Proses Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi termal tanpa adanya oksigen. Pada pirolisis,
kecil. Pirolisis cepat menghasilkan bahan bakar cair, yang dikenal sebagai bio-oil dan
menghasilkan gas dan arang padat (salah satu dari bahan bakar yang paling kuno,
digunakan untuk pemanasan dan ekstraksi logam sebelumdiscoverybatubara). Pirolisis
merupakan konversi biomassa limbah menjadi bahan yang lebih berguna. (Basu, 2010)
Bio oil yang dihasilkan dari proses pirolisis dapat digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin, turbin dan boiler. Tetapi, jika bio oil diproses lebih lanjut dengan proses
ekstraksi maka akan diperoleh bahan-bahan kimia salah satunya yaitu fenol.
(Bridgwater, 2004)
Indonesia memiliki keunggulan dalam hal biomassa lignoselulosa dibandingkan
negara-negara beriklim dingin. Kalau negara-negara Eropa mencari bahan baku, di sini
malah kebalikannya. Biomassa lignoselulosa di Indonesia, melimpah, murah, tapi juga
banyak yang disia-siakan. Ada banyak potensi biomassa lignoselulosa di Indonesia.
Sumber biomassa lignoselulosa antara lain adalah sebagai berikut:
1. Limbah pertanian/industri pertanian: jerami, tongkol jagung, sisa pangkasan
jagung, onggok, dan lain-lain.
2. Limbah perkebunan: tandan kosong kelapa sawit (TKKS), bagase, sisa
pangkasan tebu, kulit buah kakao, kulit buah kopi, dan lain-lain.
3. Limbah kayu dan kehutanan: sisa gergajian, limbah sludge pabrik kertas, dan
lain-lain.
4. Sampah organik: sampah rumah tangga, sampah pasar, dan lain-lain.
(Isroi, 2008)
2.5 Pemilihan Proses
Pemilihan proses dilakukan sesuai dengan keuntungan dari tiap proses. Proses
pembuatan fenol secara kimiawi memiliki kelebihan pada konsentrasi produk yang
dihasilkan cukup tinggi, sehingga tidak memakai banyak energi untuk pemurniannya
dan waktu reaksi yang lebih singkat dibandingkan dengan pirolisis.
Proses pembuatan fenol dengan cara pirolisis memiliki kelebihan pada stok bahan
antara lain adalah rangkaian proses untuk mendapatkan produk yaitu fenol relatif
banyak.
Proses yang dipilih dalam pembuatan fenol yaitu pirolisis. Alasan dipilihnya
proses pirolisis yaitu:
Melimpahnya limbah tandan kosong kelapa sawit di Indonesia, sehingga perlu dimanfaatkan menjadi produk yang lebih berguna dan bernilai ekonomis.
Mengurangi polusi udara. Karena selama ini limbah tandan kosong kelapa sawit hanya dibakar untuk boiler.
Pirolisis merupakan teknologi yang potensial untuk menghasilkan bahan bakar dan bahan-bahan kimia dari limbah tandan kosong kelapa sawit.
Pirolisis merupakan teknologi yang menguntungkan dalam pengolahan biomassa.
Bahan pendukung yang digunakan relatif tidak mahal dan mudah didapat. Tidak dibutuhkan peralatan bertekakan tinggi yang mahal.
2.6 Deskripsi Proses
Pada proses pembuatan fenol dari tandan kosong kelapa sawit dengan cara
pirolisis terdapat 3 proses utama yaitu:pre-treatment, pirolisis, dan pemurnian produk.
2.6.1 TahapPre Treatment
Bahan baku yang berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dipindahkan dari
gudang penyimpanan melalui bucket elevator menuju grinder dengan tujuan untuk
memperkecil ukuran TKKS. TKKS yang keluar dari crusher diperkecil lagi ukurannya
menggunakan Roll Ball Mill hingga kehalusan 100 mesh kemudian diangkut dengan
bucket elevator ditampung dalam bin. Selanjutnya menuju tangki hidrolisa. Proses pre
hidrolisa dilakukan dengan tujuan menghidrolisa hemiselulosa yang terkandung dalam
TKKS menjadi xylose yang berupa cairan sehingga dapat dipisahkan. Pre hidrolisa
dilakukan dengan cara menambahkan asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi sebagai
katalis dengan konsentrasi 4,4% dan air. Dalam hal ini % merupakan perbandingan
Perbandingan asam sulfat dan air yaitu 1: 17 (Novitri, Amelia dan Listyani, 2009).
Reaksinya adalah sebagai berikut:
(C5H8O4)n + nH2O nC5H10O5
Hemiselulosa Air Xylose
Proses pre hidrolisa dilakukan pada suhu 373 K (1000C) dengan menggunakan
medium pemanas steam. Pada tangki pre hidrolisa tebentuk xylose (C5H10O5) yang
berupaliquiddan padatan yang tidak terhidrolisa yaitu lignoselulosa (campuran selulosa
dan lignin). Konversixyloseyang terbentuk yaitu 90 % (Bedger, 2002).
Lignoselulosa dan xylose (C5H10O5) yang terbentuk dipisahkan dengan
menggunakan filter press dengan prinsip pemisahan fraksi padatan dan fraksi cair.
Effisiensi dari alat ini adalah 95% (Asumsi). Lignoselulosa diangkut menuju tangki
hidrolisa. Proses hidrolisa dilakukan dengan cara menambahkan asam sulfat (H2SO4)
yang berfungsi sebagai katalis dengan konsentrasi 8% dan air. Perbandingan asam sulfat
(H2SO4) dengan air adalah 1:10 (Novitri, Amelia dan Listyani, 2009) dari jumlah bahan
yang masuk. Reaksinya sebagai berikut:
(C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6
Selulosa Air Glukosa
Proses hidrolisa dilakukan pada tekanan 1 atm dan suhu 380 K (1800C) dengan
menggunakan media pemanas steam. Pada proses tersebut selulosa dalam lignoselulosa
akan terhidrolisa menjadi glukosa dan padatan yang tersisa sebagai hasil samping berupa
lignin. Konversi glukosa yaitu 76% (Berger, 2002). Lignin dan glukosa dipisahkan
dengan filter press dengan prinsip pemisahan fraksi padatan dan fraksi cair. Effisiensi
dari alat ini adalah 95% (Asumsi). Cake yang keluar diangkut menuju rotary dryer
dengan maksud mengurangi kadar air dari padatan lignoselulosa sampai 2% padatan
kering.
2.6.2 Tahap Pirolisis
Bahan keluaran darirotary dryeryang berupa padatan dimasukkan dalamfluidized
dengan gas N2sehingga bahan baku akan terpecah menjadi phenol dan turunannya, gas
(CO2, CO, H2, CH4), char (arang) dan gas N2. Setelah dari reaktor kemudian
dimasukkan ke dalam cyclone untuk memisahkan gas dengan char (arang). Effisiensi
alat ini yaitu 98%. Partikel padatan akan turun ke bawah sedangkan gas akan menuju
kondensor untuk mengubah fase condensable gas menjadi liquid. Liquid kemudian
menuju cooler untuk mengalami pendinginan. Liquid didinginkan hingga suhu 300C
kemudian menuju tangki penampung. Dari proses ini akan didapat phenol sebanyak
24,2% berat bahan baku (Fengel, D and Wegener, G. 1995)
Reaksi Pirolisis Secara Umum:
Biomassa +Heat Phenol dan turunannya + gas (CO2, CO, H2, CH4)) +
arang
2.6.3 Tahap Pemurnian Produk
Pemurnian produk terjadi dua tahap yaitu proses ekstraksi dan proses distilasi
2.6.3.1 Proses Ekstraksi
Liquiddari tangki penampung akan menujumixer untuk mengalami pencampuran
dengan metanol. Perbandingan antara metanol dan liquid adalah 1:3 (Kawser and Nash,
2000) dari jumlah bahan yang masuk (liquid). Metanol berfungsi sebagai pelarut yang
nantinya diharapkan bisa mengikat fenol beserta turunannya dari campuran lainnya.
Setelah terjadi pencampuran maka akan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas terdiri
dari metanol, fenol dan turunannya sedangkan lapisan bawah adalah liquid yang tidak
larut dengan metanol. Kemudian liquid menuju dekanter untuk mendapatkan lapisan
atas. Effisiensi alat ini adalah 90% (Asumsi). Proses ekstraksi yang dilakukan sebannyak
3 kali karena fenol yang dihasilkan dari proses ekstraksi pertama hanya 40%. Kemudian
lapisan atas dari dekanter 1, 2, dan 3 menuju tangki penampung. Sedangkan lapisan
bawah yang tidak larut akan ditampung di tangki penampungan untuk pengolahan B3.
2.6.3.2 Proses Distilasi
Lapisan atas dari tangki penampung yang diperoleh kemudian masuk ke dalam
digunakan untuk memisahkan fenol dan turunan-turunananya berdasarkan perbedaan
titik didih. Pada 1 atm titik didih dari fenol yaitu 181,70C dan titik didih metanol yaitu
64,70C. Proses distilasi ini dilakukan pada tekanan 1 atm dan suhu 1850C. Produk atas
dari proses distilasi terdapat metanol dan fenol sedangkan produk bawah adalah
turunan-turunan fenol. Setelah itu produk atas masuk ke dalam kolom distilasi II pada kondisi 1
atm dan 800C untuk mengalami pemisahan antara fenol dengan metanol sehingga
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pra rancangan pabrik pembuatan fenol dari
tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Kapasitas produksi : 10.000 ton / tahun
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu kerja per tahun : 330 hari
3.1 Tangki Penampungan Bahan Baku
Tabel 3.1 Neraca Massa Tangki Penampungan Bahan Baku
Komponen Alur Masuk (Kg/jam)
Alur Keluar (Kg/jam)
1 2
Lignin 7464 7464
Selulosa 18228 18228
Hemiselulosa 13374 13374
Abu 2994 2994
H2O 17940 17940
Total 60000 60000
3.2 Reaktor Pra Hidrolisa
Tabel 3.2 Neraca Massa Reaktor Pra Hidrolisa
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/jam)
4 5 6 7
Selulosa 18228 - - 18228
Hemiselulosa 13374 - - 1337,4
Abu 2994 - - 2994
H2O 17940 - 30000 48019,44545
H2SO4 4,4% - 79,2 - 79,2
H2O : H2SO44,4% - 1720,8 -
-Xylose - - - 13677,95455
Total
60000 30000 1800 91800
91800 91800
3.3Filter PressI
Tabel 3.3 Neraca Massa padaFilter PressI
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
9 10 11
Lignin 7464 7464
-Selulosa 18228 18228
-Hemiselulosa 1337,4 1337,4
-Abu 2994 2994
-H2O 48019,44545 2400,9723
-H2SO4 79,2 3,96
-Xylose 13677,95455 683,8977
-Filtrat
H2O - - 45618,4732
H2SO4 - - 75,24
Xylose - - 12994,0568
Total
91800
33112,2300 58687,7700
3.4 Reaktor Hidrolisa
Tabel 3.4 Neraca Massa Reaktor Hidrolisa
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/jam)
12 13 14 15
Lignin 7464 - - 7464
Selulosa 18228 - - 4374,72
Hemiselulosa 1337,4 - - 1337,4
Abu 2994 - - 2994
H2O 2400,972273 - 66224,46 67202,67086
H2SO4 3,96 5824,596055 - 5712,064134
Xylose 683,8977273 - 683,8977273
Glukosa - - - 15392,53333
Total
33112,23 5824,596055 66224,46 105161,2861
105161,2861 105161,2861
3.5Filter PressII
Tabel 3.5 Neraca Massa padaFilter PressII
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
17 18 19
-Selulosa 4374,72 4374,72
-Hemiselulosa 1337,4 1337,4
-Abu 2994 2994
-H2O 67202,67086 3360,1335
-H2SO4 5712,064134 285,6032
-Xylose 683,8977273 34,1949
-Glukosa 15392,53333 769,6267
-Filtrat
H2O - - 63842,5373
H2SO4 - - 5426,4609
Xylose - - 649,7028
glukosa - - 14622,9067
Total
105161,2861
20619,6783 84541,6078
105161,2861
3.6Rotary Drier
Tabel 3.6 Neraca MassaRotary Drier
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
20 21 22
Lignin 7464 7464
-Selulosa 4374,72 4374,72
-Hemiselulosa 1337,4 1337,4
-Abu 2994 2994
-H2O 3360,133543 67,2027
-H2SO4 285,6032067 5,7121
-Xylose 34,19488636 0,6839
-Glukosa 769,6266667 15,3925
H2O - - 3292,9309
H2SO4 - - 279,8911
Xylose - - 33,5110
Glukosa - - 754,2341
Total 20619,6783 16259,1112 4360,5671
20619,6783
3.7 Reaktor Pirolisis
Tabel 3.7 Neraca Massa Reaktor Pirolisis
Komponen Alur Masuk (kg/ jam) Alur Keluar (kg/jam)
21 24
Lignin 7464
-Selulosa 4374,72
-Hemiselulosa 1337,4
-Abu 2994
-H2O 67,20267086
-H2SO4 5,712064134
-Xylose 0,683897727
-Glukosa 15,39253333
-Fenol - 2112,312
o- cresol - 58,9656
m- cresol - 732,9648
p- cresol - 173,1648
Cathecol - 150,7728
Pyrocathecol - 161,2224
Guaiakol - 182,868
phenol 2-6 dimethoxy - 242,58
Eugenol - 101,5104
Octane - 93,3
actic acid - 1261,416
1,2 benzanadiol - 259,0008
Benzaldehyde - 89,568
2 propanonhydroxy - 123,9024
pentanoic acid - 138,8304
Gas (CO, H2, CO2,CH4) - 4584,300966
Gas N2 1,575 1,575
Abu - 5688,6
Total 16259,11117 16259,11117
3.8Cyclon
Tabel 3.8 Neraca MassaCyclon
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
24 25 26
Fenol 2112,312 2112,312
-o- cresol 58,9656 58,9656
-m- cresol 732,9648 732,9648
-p- cresol 173,1648 173,1648
-Cathecol 150,7728 150,7728
-Syringol 102,2568 102,2568
-Pyrocathecol 161,2224 161,2224
-Guaiakol 182,868 182,868
-Eugenol 101,5104 101,5104
-Octane 93,3 93,3
-actic acid 1261,416 1261,416
-1,2 benzanadiol 259,0008 259,0008
-Benzaldehyde 89,568 89,568
-2 propanonhydroxy 123,9024 123,9024
-pentanoic acid 138,8304 138,8304
-Gas (CO, H2, CO2,CH4) 4584,300966 4494,158447 91,71751932
Gas N2 1,575 1,575
-Abu 5688,6 - 5688,6
Total
16259,11117
10478,79365 5780,317519
16259,11117
3.9Knock out Drum
Tabel 3.9 Neraca MassaKnock Out Drum
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
29 30 31
Fenol 2112,312 42,24624 2070,06576
o- cresol 58,9656 1,179312 57,786288
m- cresol 732,9648 14,659296 718,305504
p- cresol 173,1648 3,463296 169,701504
cathecol 150,7728 3,015456 147,757344
Syringol 102,2568 2,045136 100,211664
pyrocatheol 161,2224 3,224448 157,997952
guaiakol 182,868 3,65736 179,21064
eugenol 101,5104 2,030208 99,480192
octane 93,3 1,866 91,434
acetic acid 1261,416 25,22832 1236,18768
1,2 benzanadiol 259,0008 5,180016 253,820784
benzaldehyde 89,568 1,79136 87,77664
2 propanonhydroxy 123,9024 2,478048 121,424352
pentanoic acid 138,8304 2,776608 136,053792
Gas (CO, H2, CO2,CH4) 4494,158447 4494,158447
-Gas N2 1,575 1,575
-Total 10478,79365 4613,851151 5864,942496
10478,79365
3.10 Tangki Pengaduk A
Tabel 3.10 Neraca MassaMixerA
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
33 34 35
Fenol 2070,06576 - 2070,06576
o- cresol 57,786288 - 57,786288
m- cresol 718,305504 - 718,305504
p- cresol 169,701504 - 169,701504
Cathecol 147,757344 - 147,757344
Pyrocatheol 157,997952 - 157,997952
Guaiakol 179,21064 - 179,21064
phenol 2-6 dimethoxy 237,7284 - 237,7284
Eugenol 99,480192 - 99,480192
Octane 91,434 - 91,434
acetic acid 1236,18768 - 1236,18768
1,2 benzanadiol 253,820784 - 253,820784
benzaldehyde 87,77664 - 87,77664
2 propanonhydroxy 121,424352 - 121,424352
pentanoic acid 136,053792 - 136,053792
Methanol - 17594,82749 17594,82749
Total 5864,942496 17594,82749 23459,76998
23459,76998 23459,76998
3.11 Dekanter A
Tabel 3.11 Neraca Massa Dekanter A
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
35 37 36
Fenol 2070,06576 1568,074813 501,990947
o- cresol 57,786288 57,39334124 0,39294676
p- cresol 169,701504 166,3244441 3,37705993
Cathecol 147,757344 145,2011419 2,55620205
Syringol 100,211664 99,03918753 1,17247647
Pyrocatheol 157,997952 157,997952
Guaiakol 179,21064 175,4472166 3,76342344
phenol 2-6 dimethoxy 237,7284 231,0957776 6,63262236
Eugenol 99,480192 98,31627375 1,16391825
Octane 91,434 91,434
-acetic acid 1236,18768 1236,18768
-1,2 benzanadiol 253,820784 253,820784
-Benzaldehyde 87,77664 87,77664
-2 propanon hydroxyl 121,424352 121,424352
-pentanoic acid 136,053792 136,053792
-Methanol 17594,82749 - 17594,82749
Total 23459,76998 5314,226883 18145,5431
23459,76998
23459,76998
3.12 Tangki Pengaduk B
Tabel 3.12 Neraca Massa Mixer B
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
Fenol 1568,074813 - 1568,074813
o- cresol 57,39334124 - 57,39334124
m- cresol 688,6394867 - 688,6394867
p- cresol 166,3244441 - 166,3244441
Cathecol 145,2011419 - 145,2011419
Syringol 99,03918753 - 99,03918753
Pyrocatheol 157,997952 - 157,997952
Guaiakol 175,4472166 - 175,4472166
phenol 2-6 dimethoxy 231,0957776 - 231,0957776
Eugenol 98,31627375 - 98,31627375
Octane 91,434 - 91,434
acetic acid 1236,18768 - 1236,18768
1,2 benzanadiol 253,820784 - 253,820784
Benzaldehyde 87,77664 - 87,77664
2 propanonhydroxy 121,424352 - 121,424352
pentanoic acid 136,053792 - 136,053792
Methanol - 15942,68065 15942,68065
Total 5314,226883 15942,68065 21256,90753
21256,90753 21256,90753
3.13 Dekanter B
Komponen Alur Masuk (Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
39 41 40
Fenol 1568,074813 1187,816671 380,258142
o- cresol 57,39334124 57,00306652 0,39027472
m- cresol 688,6394867 660,1986759 28,4408108
p- cresol 166,3244441 163,0145876 3,30985644
Cathecol 145,2011419 142,6891622 2,51197976
Syringol 99,03918753 97,88042904 1,15875849
Pyrocatheol 157,997952 157,997952
-Guaiakol 175,4472166 171,762825 3,68439155
phenol 2-6 dimethoxy 231,0957776 224,6482054 6,4475722
Eugenol 98,31627375 97,16597335 1,1503004
Octane 91,434 91,434
-acetic acid 1236,18768 1236,18768
-1,2 benzanadiol 253,820784 253,820784
-Benzaldehyde 87,77664 87,77664
-2 propanon hydroxyl 121,424352 121,424352
-pentanoic acid 136,053792 136,053792
-Methanol 15942,68065 - 15942,68065
Total 21256,90753 4886,874796 16370,0327
21256,90753
3.14 Tangki Pengaduk C
Tabel 3.14 Neraca MassaMixerC
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
41 42 43
Fenol 1187,816671 - 1187,816671
o- cresol 57,00306652 - 57,00306652
m- cresol 660,1986759 - 660,1986759
p- cresol 163,0145876 - 163,0145876
Cathecol 142,6891622 - 142,6891622
Syringol 97,88042904 - 97,88042904
Pyrocatheol 157,997952 - 157,997952
Guaiakol 171,762825 - 171,762825
phenol 2-6 dimethoxy 224,6482054 - 224,6482054
Eugenol 97,16597335 - 97,16597335
Octane 91,434 - 91,434
acetic acid 1236,18768 - 1236,18768
1,2 benzanadiol 253,820784 - 253,820784
Benzaldehyde 87,77664 - 87,77664
2 propanonhydroxy 121,424352 - 121,424352
pentanoic acid 136,053792 - 136,053792
Methanol - 14660,62439 14660,62439
Total 4886,874796 14660,62439 19547,49918
3.15 Dekanter C
Tabel 3.15 Neraca Massa Dekanter C
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
43 45 44
Fenol 1187,816671 899,7711283 288,045543
o- cresol 57,00306652 56,61544567 0,38762085
m- cresol 660,1986759 632,9324706 27,2662053
p- cresol 163,0145876 159,7705973 3,24399029
Cathecol 142,6891622 140,2206397 2,46852251
Syringol 97,88042904 96,73522802 1,14520102
Pyrocatheol 157,997952 157,997952
-Guaiakol 171,762825 168,1558057 3,60701933
phenol 2-6 dimethoxy 224,6482054 218,3805205 6,26768493
Eugenol 97,16597335 96,02913146 1,13684189
Octane 91,434 91,434
-acetic acid 1236,18768 1236,18768
-1,2 benzanadiol 253,820784 253,820784
-Benzaldehyde 87,77664 87,77664
-2 propanon hydroxyl 121,424352 121,424352
-pentanoic acid 136,053792 136,053792
-Methanol 14660,62439 - 14660,62439
Total 19547,49918 4553,306167 14994,1930
19547,49918
3.16 Tangki Penampungan
Tabel 3.16 Neraca Massa Tangki Penampungan
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
36 40 44 46
Fenol 501,9909468 380,2581422 288,0455427 1170,294632
o- cresol 0,392946758 0,39027472 0,387620852 1,170842331
m- cresol 29,66601732 28,4408108 27,26620531 85,37303343
p- cresol 3,37705993 3,309856437 3,243990294 9,930906661
Cathecol 2,556202051 2,511979756 2,468522506 7,536704313
Syringol 1,172476469 1,158758494 1,14520102 3,476435983
Guaiakol 3,76342344 3,684391548 3,607019325 11,05483431
phenol 2-6 dimethoxy 6,63262236 6,447572196 6,267684932 19,34787949
Eugenol 1,163918246 1,150300403 1,136841888 3,451060538
Methanol 17594,82749 15942,68065 14660,62439 48198,13252
Total 18145,5431 16370,03273 14994,19302 49509,76885
49509,76885 49509,76885
3.17 Distilasi I
Tabel 3.16 Neraca Massa Distilasi I
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
Fenol 1170,2946 1158,5917 11,7029
o- cresol 1,1708 0,0117 1,1591
m- cresol 85,3730 0,8537 84,5193
p- cresol 9,9309 0,0993 9,8316
Cathecol 7,5367 - 7,5367
Syringol 3,4764 - 3,4764
Guaiakol 11,0548 - 11,0548
phenol 2-6 dimethoxy 19,3479 - 19,3479
Eugenol 3,4511 - 3,4511
Methanol 48198,1325 48198,1325
-Total 49509,7689 49357,6890 152,0799
49509,7689 49509,7689
3.18 Distilasi II
Tabel 3.16 Neraca Massa Distilasi II
Komponen Alur Masuk
(Kg/ jam)
Alur Keluar (Kg/ jam)
56 57 58
Fenol 1158,5917 11,5859 1147,0058
o- cresol 0,0117 - 0,0117
m- cresol 0,8537 - 0,8537
p- cresol 0,0993 - 0,0993
Methanol 48198,1325 48198,1325
-Total 49357,6890 48209,7184 1147,9705
BAB IV NERACA ENERGI
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan operasi : kJ/jam
Temperatur basis : 25oC
4.1 Reaktor Hidrolisa
Tabel 4.1 Neraca Panas Reaktor Pra Hidrolisa Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 10327284,2421
-Produk - 17997135,1162
Panas Reaksi - 5624975,6720
Q 13294826,5461
-Total 23622110,7882 23622110,7882
4.2 Cooler I
Tabel 4.2 Neraca PanasCoolerI
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 17997135,1162
-Produk - 13197899,0852
Q - 4799236,0310
Total 17997135,1162 17997135,1162
4.3 Reaktor Hidrolisa
Tabel 4.3 Neraca Panas Reaktor Hidrolisis Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 33937326,3470
-Produk - 52182978,9447
Panas Reaksi - - 16998454,6790
Q 1247197,9187
-Total 35184524,2657 35184524,2657
4.4 Cooler II
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 52182978,9447
-Produk - 13197899,0852
Q - 38985079,8594
Total 52182978,9447 52182978,9447 4.5 Rotary Drier
Tabel 4.5 Neraca PanasRotary Drier
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 1771035,0477
-Produk - 2179735,4433
Q 408700,3956
-Total 2179735,4433 2179735,4433
4.6 Kondensor I
Tabel 4.6 Neraca PanasKondensor1
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 16728281,8716
-Produk - 16345441,5066
Q - 382840,3650
Total 16728281,8716 16728281,8716
4.7 Cooler III
Tabel 4.7 Neraca PanasCooler III
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 16345441,5066
-Produk - 4274185,3351
Q - 12071256,1716
Total 16345441,5066 16345441,5066
4.8 Cooler IV
Tabel 4.8 Neraca PanasCooler IV
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 4274185,3351
-Produk - 467508,4096
Q - 3806676,9254
Total 4274185,3351 4274185,3351
Tabel 4.9 Neraca PanasHeater
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 7784640,0715
-Produk - 66035040,6116
Q 58250179,7441
-Total 66035040,6116 66035040,6116
4.10 Kondensor II
Tabel 4.10 Neraca PanasKondensor2
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 121307934,5671
-Produk - 6063515,1659
Qc - 115244419,4012
Total 121307934,5671 121307934,5671
4.11 Kondensor III
Tabel 4.11 Neraca PanasKondensor3
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 4680836,1890
-Produk - 234041,8095
Qc - 4446794,3796
Total 4680836,1890 47637913,0386
4.12CoolerDistilat 1
Tabel 4.12 Neraca PanasCoolerDistilasi 1
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 6063515,1659
-Produk - 5078934,3410
Total 6063515,1659 6063515,1659
4.13Cooler Bottom1
Tabel 4.13 Neraca PanasCooler Bottom 1
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 15215872,2576
-Produk - 4733319,8789
Q -10482552,3788
Total 15215872,2576 15215872,2576
4.14Cooler Bottom2
Tabel 4.14 Neraca PanasCooler Bottom 2
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
Umpan 150556,4831
-Produk - 525395,8240
Q -374839,3409
Total 150556,4831 150556,4831
4.15Reboiler1
Tabel 4.15 Neraca PanasReboiler 1
Alur Masuk (kJ/jam)
Alur Keluar (kJ/jam)
Umpan 15699957,9534
Bottom 14570890,3340
Vb 117448321,3508
Panas yang
dibutuhkan
116319253,7314
Total 132019211,6848 132019211,6848
Tabel 4.16 Neraca PanasReboiler 2
Alur Masuk (kJ/jam)
Alur Keluar (kJ/jam)
Umpan 17996310,5873
Bottom 648818,0129
Vb 109916292,1947
Panas yang
dibutuhkan
91179952,1229
Total 110565110,2076 110565110,2076
SPESIFIKASI PERALATAN
Kelangsungan dari suatu proses produksi sangat dipengaruhi oleh alat-alat dan
instrumentasi yang digunakan. Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci, dimensi dari
alat-alat serta instrumentasi yang digunakan pada proses produksi pembuatan Fenol dari
Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Proses Pirolisis.
5.1 Elevator Cangkang Kelapa Sawit (C-101)
Fungsi : Mengangkut umpan TKKS menuju grinder
CR-101
Bahan konstruksi : Carbon steel
Bentuk : Spaced bucket elevator
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : F = 33600 kg/jam
Spesifikasi
Tinggielevator : H = 15 ft = 4,75 m
Ukuranbucket : (14 × 7 × 4¼) ft
Jarakbucket : S = 18 in = 0,457 m
Kecepatanbucket : v = 298 ft/mnt = 90,830 m/mnt = 1,514 m/s
Kecepatan putaran : ω = 43 rpm
Lebarbelt : l = 7 in = 0,1778 m =17,78 cm
5.2 Screw Conveyor (C-102)
Fungsi : Mengalirkan umpan TKKS ke reaktor prehidrolisa
(R-101)
Bahan konstruksi : Carbon steel
Bentuk : Horizontalscew conveyor
Jumlah : 2 unit
Jarak angkut : L = 10 m
Laju alir bahan : F = 30000 kg/jam (per unit conveyor)
Densitas bahan : ρ = 1219,94 kg/m3
Spesifikasi
Dayaconveyor : P = 6 hp
Kapasitas conveyor : Q = 4,9183 m3/jam
5.3 Grinder (CR-101)
Fungsi : menghaluskan ukuran TKKS
Jenis : Roll ball mill
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 2 unit
Spesifikasi
Daya grinder : 25 hp
Laju alir bahan : 30000 kg/jam
5.4 Cooler(E-101)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran bahan keluaran
reaktor prehidrolisa dari 100oC ke 80oC
Bahan konstruksi : Carbon steel