• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat Dengan Kapasitas Produksi 12.000 Ton/Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat Dengan Kapasitas Produksi 12.000 Ton/Tahun"

Copied!
482
0
0

Teks penuh

(1)

PRA RANCANGAN PABRIK

PEMBUATAN BIO OIL DENGAN BAHAN BAKU TANDAN

KOSONG KELAPA SAWIT MELALUI PROSES PIROLISIS

CEPAT

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 12.000 TON/TAHUN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Teknik Kimia

OLEH :

TONI RIZKI ARUAN

NIM : 080405010

D E P A R T E M E N T E K N I K K I M I A

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah swt atas segala berkat dan karunia-nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, yang berjudul:

“Pra rancangan pabrik pembuatan bio oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit melalui proses pirolisis cepat dengan kapasitas produksi 12.000 ton/tahun.”

Pra rancangan pabrik ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan

merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Departemen Teknik

Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis banyak menerima bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak

dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu dengan segala ketulusan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis Bapak T. M. Aruan dan Ibu Ratna Susilawati yang telah

banyak berkorban materi dan memberikan didikan, semangat serta doa untuk

penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Taslim, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Penguji I

yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan selama Penulis

menyusun Tugas Akhir ini.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan, MT selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak memberikan masukan dan bimbingan selama Penulis menyusun

Tugas Akhir ini.

4. Ibu Ir. Renita Manurung, MT., selaku Koordinator Tugas Akhir Departemen

Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Eng Ir. Irvan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Departemen Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Ir. Fatimah MT., selaku Sekretaris Jurusan Departemen Teknik Kimia,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan Dosen Penguji I atas

saran-sarannya demi kesempurnaan tugas akhir ini.

7. Ibu Ir. Netti Herlina, MT., selaku Dosen Penguji II atas saran-sarannya demi

kesempurnaan tugas akhir ini.

8. Seluruh staf pengajar Departemen Teknik Kimia dan khususnya kepadaBapak

(4)

selalu memberikan jalan keluar kepada penulis ketika menghadapi kesulitan

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Para pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia yang telah memberikan

bantuan selama Penulis mengenyam pendidikan di Teknik Kimia.

10.Kakak Tina Ayu Sartika Aruan dan adik Bintang Kasih Aruan yang selalu

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

11.Keluarga besar Bapak Dr.Ir. Marwan Affandi M.Eng dan Ibu Dra. Sri Wahyuni

yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

12.Ranggita Dwi Nindya Affandi atas kerja sama dan bantuannya sebagai partner

selama melaksanakan Kerja Praktek, Penelitian dan Tugas Akhir dan selalu

memberi dukungan dan motivasi yang besar kepada penulis.

13.Teman-teman Angkatan 2008 yang telah banyak memberikan motivasi,

dorongan, dan saran dalam penulisan Tugas Akhir ini. Semoga persahabatan

diantara kita tidak berakhir hanya di Teknik Kimia ini saja.

14.Abang dan Kakak stambuk atas setiap informasi dan saran yang diberikan dalam

penyusunan tugas akhir ini.

15.Teman-teman asisten di Laboratorium Operasi Teknik Kimia yang selalu

membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

16.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang turut

memberikan bantuan kepada Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat kepada seluruh pembaca,

khususnya mahasiswa/i Teknik Kimia.

Medan, Januari 2013

Penulis,

(5)

INTI SARI

Pembuatan Bio Oil dilakukan dengan proses pirolisis cepat tanpa

menggunakan oksigen dengan menggunakan gas nitrogen sebagai gas fluidisasi

dalam reaktor fluidized bed pada suhu 500oC dan tekanan 4 atm.

Pabrik Bio Oil ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 12.000

ton/tahun dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun. Pabrik ini direncanakan

berlokasi di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dengan luas tanah yang dibutuhkan

adalah 17.303,3 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 250 orang dengan

bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur

utama dengan struktur organisasi sistem garis dan staf.

Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik pembuatan Bio Oil ini adalah:  Total Modal Investasi : Rp 332.374.513.833,97,-  Total Biaya Produksi : Rp 137.349.498.935,-  Hasil Penjualan : Rp 400.975.063.507,11,-  Laba Bersih : Rp 188.861.354.459,-

 Profit Margin (PM) : 65,417 %

 Break Even Point (BEP) : 27,680 %

 Return on Investment (ROI) : 56,822 %

 Pay Out Time (POT) : 2tahun

 Return on Network (RON) : 94,703 %

 Internal Rate of Return (IRR) : 72,92 

Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa pabrik

pembuatan Bio Oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit ini layak untuk

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1

1.2 Perumusan Masalah ... I-3

1.3 Tujuan Perancangan ... I-4

1.4 Ruang Lingkup Perancangan ... I-4

1.5 Manfaat Perancangan ... I-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1

2.1 Biomassa ... II-1

2.2 Bio Oil ... II-2

2.3 Pirolisis ... II-3

2.4 Seleksi Proses ... II-5

2.5 Deskripsi Proses ... II-5

2.5.1 Tahap Persiapan Bahan Baku ... II-6

2.5.2 Proses Pirolisis Cepat... II-6

2.5.3 Tahap Pemurnian ... II-6

2.6 Tandan Kosong Kelapa Sawit ... II-7

2.7 Spesifikasi Bahan Baku ... II-7

2.7.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) ... II-7

2.7.2 Nitrogen ... II-8

2.7.3 Kalium Karbonat (K2CO3) ... II-8

2.7.4 Air (H2O) ... II-8

(7)

2.8.1.1 Bio Oil (C3H8O) ... II-9

2.8.2 Produk Samping ... II-10

2.8.2.1 Arang ... II-10

2.8.2.2 Gas Tidak Terkondensasi ... II-10

2.8.2.2.1 Metana (CH4) ... II-10

2.8.2.2.2 Karbon Dioksida (CO2) ... II-11

2.8.2.2.3 Gas Hidrogen (H2) ... II-12

BAB III NERACA MASSA ... III-1

BAB IV NERACA ENERGI ... IV-1

BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1

BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1

6.1 Instrumentasi ... VI-1

6.1.1 Tujuan Pengendalian ... VI-2

6.1.2 Jenis-Jenis Pengendalian dan Alat Pengendali ... VI-3

6.1.3 Variabel-Variabel Proses dalam Sistem Pengendalian ... VI-9

6.1.4 Syarat Perancangan Pengendalian ... VI-10

6.2 Keselamatan Kerja Pabrik ... VI-16

BAB VII UTILITAS ... VII-1

7.1 Kebutuhan Uap (steam) ... VII-1

7.2 Kebutuhan Air ... VII-2

7.2.1 Kebutuhan Air Proses ... VII-2

7.2.2 Kebutuhan Air Lainnya ... VII-3

7.2.3 Screening ... VII-5

7.2.4 Sedimentasi ... VII-5

7.2.5 Klarifikasi ... VII-6

7.2.6 Filtrasi ... VII-7

7.2.7 Demineralisasi ... VII-7

7.2.7.1 Penukar Kation (Cation Exchanger) ... VII-8

7.2.7.2 Penukar Anion (Anion Exchanger) ... VII-9

7.2.8 Deaerasi ... VII-10

(8)

7.4 Kebutuhan Listrik ... VII-11

7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12

7.6 Unit Pengolahan Limbah ... VII-12

7.6.1 Bak Penampungan (BP) ... VII-14

7.6.2 Bak Pengendapan Awal (BPA)... VII-14

7.6.3 Bak Netralisasi (BN) ... VII-15

7.6.4 Unit Pengolahan Limbah dengan Sistem Activated Sludge VII-16

7.6.5 Tangki Sedimentasi (TS) ... VII-19

7.7 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-19

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1

8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1

8.1.1 Faktor Primer/Utama ... VIII-1

8.1.2 Faktor Sekunder ... VIII-2

8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-7

8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-8

BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN... IX-1

9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1

9.1.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2

9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsional ... IX-2

9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf ... IX-3

9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf ... IX-3

9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3

9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4

9.4 Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... IX-6

9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-6

9.4.2 Dewan Komisaris ... IX-6

9.4.3 Direktur ... IX-6

9.4.4 Sekretaris ... IX-7

9.4.5 Manajer Produksi ... IX-7

(9)

9.4.8 Manajer Pembelian dan Pemasaran ... IX-8

9.5 Sistem Kerja ... IX-8

9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ... IX-9

9.7 Sistem Penggajian ... IX-11

9.8 Tata Tertib ... IX-13

9.9 JAMSOSTEK dan Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-13

BAB X ANALISIS EKONOMI ... X-1

10.1 Modal Investasi ... X-1

10.1.1 Modal Investasi Tetap/Fixed Capital Investment (MCI) . X-1

10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC) ... X-3

10.1.3 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC) ... X-4

10.2 Total Penjualan / Total Sales ... X-5

10.3 Bonus Perusahaan ... X-5

10.4 Perkiraan Rugi / Laba Usaha ... X-5

10.5 Analisa Aspek Ekonomi ... X-6

10.5.1 Profit Margin (PM)... X-6

10.5.2 Break Even Point (BEP) ... X-6

10.5.3 Return on Investment (ROI) ... X-7

10.5.4 Pay Out Time (POT) ... X-7

10.5.5 Return on Network (RON) ... X-7

10.5.6 Internal Rate of Return (IRR) ... X-8

BAB XI KESIMPULAN DAN SARAN ... XI-1

DAFTAR PUSTAKA ... xv

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ... LA-1

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI ... LB-1

LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ... LC-1

LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS . LD-1

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Cadangan Minyak Bumi Indonesia ... I-1

Gambar 2.1 Skema Reaktor Fluidized Bed ... II-5

Gambar 6.1 Diagram Balok Sistem Pengendalian Feedback ... VI-4

Gambar 6.2 Sebuah Loop Pengendalian ... VI-4

Gambar 6.3 Suatu Proses Terkendali ... VI-5

Gambar 6.4 Instrumentasi pada Tangki ... VI-12

Gambar 6.5 Instrumentasi pada Pompa ... VI-12

Gambar 6.6 Instrumentasi pada Reaktor ... VI-13

Gambar 6.7 Instrumentasi pada Cooler ... VI-14

Gambar 6.8 Instrumentasi pada Knock Out Drum ... VI-14

Gambar 6.9 Instrumentasi pada Compressor ... VI-15

Gambar 6.10 Instrumentasi pada Absorber ... VI-15

Gambar 6.11 Instrumentasi pada Stripper... VI-16

Gambar 6.12 Tingkat Kerusakan di Suatu Pabrik ... VI-17

Gambar 9.1 Struktur organisasi Pabrik Pembuatan Bio Oil ... IX-16

Gambar LA.1 Diagram Alir Unit Persiapan Tandan Kosong Kelapa Sawit LA-2

Gambar LA.2 Diagram Alir Reaktor Fluidized Bed ... LA-3

Gambar LA.3 Diagram Alir Combuster ... LA-6

Gambar LA.4 Diagram Alir Siklon 1 ... LA-18

Gambar LA.5 Diagram Alir Siklon 2 ... LA-20

Gambar LA.6 Diagram Alir Kondensor ... LA-21

Gambar LA.7 Diagram Alir Knock Out Drum ... LA-22

Gambar LA.8 Diagram Alir Kolom Absorpsi dan Stripping ... LA-23

Gambar LB.1 Diagram Alir Panas Persiapan Bahan Baku ... LB-4

Gambar LB.2 Diagram Alir Panas Combuster ... LB-6

Gambar LB.3 Diagram Alir Panas Reaktor Fluidized Bed ... LB-13

Gambar LB.4 Diagram Alir Cooler ... LB-16

(11)

Gambar LB.7 Diagram Alir Kolom Absorber ... LB-22

Gambar LB.8 Diagram Alir Heat Exchanger... LB-25

Gambar LB.9 Diagram Alir Kolom Stripper ... LB-28

Gambar LB.10 Diagram Alir Cooler ... LB-31

Gambar LC.1 Gudang Penyimpanan Tandan Kosong Kelapa Sawit ... LC-1

Gambar LC.2 Horizontal Screw Conveyor Umpan TKKS ... LC-7

Gambar LC.3 Space-Bucket Centrifugal-Discharge Elevator ... LC-9

Gambar LC.4 Bin Umpan Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Tutup

Datar ... LC-10

Gambar LC.5 Horizontal Screw Conveyor Umpan TKKS ... LC-12

Gambar LC.6 Lapple Conventional Cyclone with 4 inch Insulation ... LC-22

Gambar LC.7 Bin dengan Tutup Datar ... LC-25

Gambar LC.8 Lapple Conventional Cyclone with 4 inch Insulation ... LC-27

Gambar LC.9 Bin dengan Tutup Datar ... LC-30

Gambar LC.10 Knock Out Drum tipe Vertikal dengan Tutup dan Alas

Berbentuk Segmen Elips (TorisphericalHead) ... LC-37

Gambar LC.11 Tutup Knock Out Drum dengan Menggunakan

Torispherical Head ... LC-39

Gambar LC.12 Blower tipe Fan Centrifugal ... LC-82

Gambar LC.13 Combuster (B-201) ... LC-87

Gambar LC.14 Spesifikasi Combuster... LC-90

Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Bar Scren ... LD-1

Gambar LD.2 Sketsa Pompa P-701 ... LD-2

Gambar LD.3 Sketsa 3D Bak Sedimentasi ... LD-7

Gambar LD.4 Sketsa Pompa Sedimentasi P-702 ... LD-9

Gambar LD.5A Sketsa Tangki Pelarutan Alum (T-701) ... LD-14

Gambar LD.5B Sketsa Pengaduk Tangki Pelarutan Alum (T-701) ... LD-17

Gambar LD.6 Sketsa Pompa Alum P-703 ... LD-18

Gambar LD.7A Sketsa Tangki Pelarutan Soda Abu (T-702) ... LD-24

Gambar LD.7B Sketsa Pengaduk Tangki Pelarutan Soda Abu (T-702)... LD-27

(12)

Gambar LD.9 Sketsa Clarifier (C-701) ... LD-33

Gambar LD.10 Sketsa 3D Bak Penampung Sementara Hasil Cla rifier

(B-702) ... LD-36

Gambar LD.11 Sketsa Pompa Clarifier (P-705) ... LD-37

Gambar LD.12 Sketsa Tangki Sand Filter (F-702) ... LD-43

Gambar LD.13 Sketsa Pompa Sand Filter (P-706) ... LD-46

Gambar LD.14 Sketsa Menara Air (T-703) ... LD-51

Gambar LD.15ASketsa Tangki Pelarutan Asam Sulfat (T-706) ... LD-53

Gambar LD.15BSketsa Tangki Pelarutan Asam Sulfat ... LD-56

Gambar LD.16 Sketsa Pompa Asam Sulfat (P-709)... LD-57

Gambar LD.17 Sketsa Cation Exchanger (S-701) ... LD-63

Gambar LD.18 Sketsa Pompa Cation Exchanger (P-707) ... LD-64

Gambar LD.19 Sketsa Anion Exchanger (S-702) ... LD-70

Gambar LD.20ASketsa Tangki Pelarutan NaOH (T-707) ... LD-72

Gambar LD.20B Sketsa Pengaduk Tangki Pelarutan NaOH ... LD-75

Gambar LD.21 Sketsa Pompa NaOH (P-710) ... LD-76

Gambar LD.22 Sketsa Pompa Anion Exchanger (P-708) ... LD-82

Gambar LD.23 Sketsa Tangki Air Umpan Deaerator (T-708) ... LD-87

Gambar LD.24 Sketsa Pompa Air Umpan Deaerator (P-711) ... LD-90

Gambar LD.25 Sketsa Tangki Pelarutan Kaporit (T-704) ... LD-95

Gambar LD.25BSketsa Pengaduk Tangki Pelarutan Kaporit (T-704) ... LD-98

Gambar LD.26 Sketsa Tangki Domestik (T-705)... LD-99

Gambar LD.27 Sketsa Pompa Domestik (P-707) ... LD-101

Gambar LD.28 Sketsa Deaerator (D-701) ... LD-106

Gambar LD.29 Sketsa Pompa Deaerator (P-713) ... LD-109

Gambar LD.30ASketsa Water Cooling Tower (M-701) ... LD-114

Gambar LD.30BGrafik Entalpi dan Temperatur Cairan pada Cooling Tower LD-115

Gambar LD.30CKurva Hy terhadap 1/(Hy*-Hy) ... LD-116

Gambar LD.31 Sketsa Pompa Water Cooling Tower (P-708) ... LD-117

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produk Samping Tanaman dan Olahan Kelapa Sawit untuk

Setiap Hektar ... I-3

Tabel 2.1 Jenis Proses Produksi ... II-4

Tabel 2.2 Komposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit ... II-7

Tabel 2.3 Spsesifikasi Nitrogen ... II-8

Tabel 2.4 Karakterisasi Bio Oil ... II-8

Tabel 2.5 Komposisi Gas Tidak Terkondensasi ... II-9

Tabel 3.1 Neraca Massa Unit Persiapan Baku ... III-1

Tabel 3.2 Neraca Massa Reaktor Fluidized Bed (R-201) ... III-1

Tabel 3.3 Neraca Massa Combuster (B-201)... III-2

Tabel 3.4 Neraca Massa Siklon (F-201) ... III-2

Tabel 3.5 Neraca Massa Siklon (F-202) ... III-3

Tabel 3.6 Neraca Massa Kondensor (E-202) ... III-3

Tabel 3.7 Neraca Massa Knock Out Drum (D-201) ... III-3

Tabel 3.8 Neraca Massa Kolom Absorber (AD-301) ... III-4

Tabel 3.9 Neraca Massa Kolom Stripper (S-301) ... III-4

Tabel 4.1 Neraca Panas Unit Persiapan Bahan Baku ... IV-1

Tabel 4.2 Neraca Panas Combuster (B-201)... IV-1

Tabel 4.3 Neraca Panas Reaktor Fluidized Bed (R-201) ... IV-2

Tabel 4.4 Neraca Panas Cooler (E-201) ... IV-2

Tabel 4.5 Neraca Panas Kondensor (E-202) ... IV-3

Tabel 4.6 Neraca Panas Cooler (E-203) ... IV-3

Tabel 4.7 Neraca Panas Kolom Absorber (AD-301) ... IV-3

Tabel 4.8 Neraca Panas Heat Exchanger (E-302) ... IV-4

Tabel 4.9 Neraca Panas Kolom Stripper (S-301) ... IV-4

Tabel 4.10 Neraca Panas Cooler (E-301) ... IV-4

Tabel 4.11 Neraca Panas Cooler (E-303) ... IV-4

(14)

Tabel 6.2 Daftar Penggunaan Instrumen pada Pra Rancangan Pabrik

Pembuatan Bio Oil dengan Bahan Baku Tandan Kosong

Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat ... VI-11

Tabel 7.1 Kebutuhan Uap (steam) Pabrik ... VII-1

Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pabrik ... VII-2

Tabel 7.3 Kebutuhan Air Untuk Berbagai Kebutuhan ... VII-4

Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Deli, Daerah Kawasan Industri Medan ... VII-4

Tabel 8.1 Luas Areal Pabrik ... VIII-9

Tabel 8.2 Luas Jalan ... VIII-9

Tabel 8.3 Luas Perumahan Karyawan ... VIII-10

Tabel 8.4 Perincian Luas Tanah ... VIII-10

Tabel 9.1 Susunan Jadwal Shift Karyawan ... IX-9

Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ... IX-10

Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-11

Tabel LA-1 Neraca Massa pada Unit Persiapan Bahan Baku TKKS ... LA-2

Tabel LA-2 Neraca Massa pada Reaktor Fluidized Bed ... LA-5

Tabel LA-3 Pembakaran Gas yang Tidak Terkondensasi CH4 ... LA-8

Tabel LA.4 Pembakaran Gas yang Tidak Terkondensasi CO ... LA-9

Tabel LA.5 Pembakaran Gas yang Tidak Terkondensasi H2 ... LA-10

Tabel LA.6 Neraca Massa pada Keseluruhan Reaksi Pembakaran Alur 18 .. LA-11

Tabel LA.7 Komposisi Gas Alam ... LA-11

Tabel LA.8 Pembakaran Gas Alam CH4 ... LA-13

Tabel LA.9 Pembakaran Gas Alam C2H6 ... LA-14

Tabel LA.10 Pembakaran Gas Alam C3H8 ... LA-16

Tabel LA.11 Pembakaran Gas Alam C5H12... LA-17

Tabel LA.12 Neraca Massa Keseluruhan Reaksi Pembakaran Gas Alam ... LA-17

Tabel LA.13 Neraca Massa Keseluruhan Combuster ... LA-18

Tabel LA.14 Neraca Massa pada Siklon 1(F-201) ... LA-19

Tabel LA.15 Neraca Massa pada Siklon 2 (F-202) ... LA-21

(15)

Tabel LA.18 Neraca Massa pada Kolom Absorber (AD-301) ... LA-25

Tabel LA.19 Neraca Massa pada Kolom Stripper (S-301)... LA-26

Tabel LB.1 Nilai Konstanta A.B,C dan D untuk perhitungan Cp Cairan ... LB-2

Tabel LB.2 Nilai Konstanta A.B,C,D dan E untuk perhitungan Cp Gas ... LB-2

Tabel LB.3 Kontribusi Unsur dan Gugus untuk Estimasi Cp ... LB-2

Tabel LB.4 Data Panas Pembentukan Standard ... LB-3

Tabel LB.5 Neraca Panas Masuk Unit Persiapan Bahan Baku ... LB-5

Tabel LB.6 Neraca Panas Keluar Unit Persiapan Bahan Baku ... LB-5

Tabel LB.7 Neraca Panas Masuk Combuster Alur 19 ... LB-7

Tabel LB.8 Neraca Panas Masuk Combuster Alur 28 ... LB-7

Tabel LB.9 Neraca Panas Masuk Combuster Alur 29 ... LB-7

Tabel LB.10 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-7

Tabel LB.11 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-8

Tabel LB.12 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-9

Tabel LB.13 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-9

Tabel LB.14 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-10

Tabel LB.15 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-11

Tabel LB.16 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-11

Tabel LB.17 Neraca Panas Keluar Combuster Alur 30 ... LB-12

Tabel LB.18 Neraca Panas Keseluruhan Combuster (B-201) ... LB-13

Tabel LB.19 Neraca Panas Masuk Reaktor Fluidized Bed ... LB-14

Tabel LB.20 Neraca Panas Keluar Reaktor Fluidized Bed ... LB-14

Tabel LB.21 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-15

Tabel LB.22 Neraca Panas Keseluruhan Reaktor Fluidized Bed (R-201) ... LB-16

Tabel LB.23 Neraca Panas Masuk Cooler ... LB-17

Tabel LB.24 Neraca Panas Keluar Cooler ... LB-17

Tabel LB.25 Neraca Panas Keseluruhan Cooler (E-201) ... LB-18

Tabel LB.26 Neraca Panas Masuk Kondensor ... LB-19

Tabel LB.27 Neraca Panas Keluar Kondensor ... LB-19

Tabel LB.28 Neraca Panas Keseluruhan Kondensor (E-202) ... LB-20

(16)

Tabel LB.30 Neraca Panas Keluar Cooler (E-203) ... LB-21

Tabel LB.31 Neraca Panas Keseluruhan Cooler (E-203) ... LB-22

Tabel LB.32 Neraca Panas Masuk Kolom Absorber Alur 18 ... LB-23

Tabel LB.33 Neraca Panas Masuk Kolom Absorber Alur 25 ... LB-23

Tabel LB.34 Neraca Panas Keluar Kolom Absorber Alur 19 ... LB-24

Tabel LB.35 Neraca Panas Keluar Kolom Absorber Alur 20 ... LB-24

Tabel LB.36 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-24

Tabel LB.37 Neraca Panas Keseluruhan Kolom Absorber (AD-301) ... LB-25

Tabel LB.38 Neraca Panas Masuk Heat Exchanger Alur 20 ... LB-26

Tabel LB.39 Neraca Panas Masuk Heat Exchanger Alur 22 ... LB-26

Tabel LB.40 Neraca Panas Keluar Heat Exchanger Alur 21 ... LB-27

Tabel LB.41 Neraca Panas Keluar Heat Exchanger Alur 24 ... LB-27

Tabel LB.42 Neraca Panas Keseluruhan Heat Exchanger (E-302) ... LB-27

Tabel LB.43 Neraca Panas Masuk Kolom Stripper Alur 21 ... LB-28

Tabel LB.44 Neraca Panas Keluar Kolom Stripper Alur 22 ... LB-28

Tabel LB.45 Neraca Panas Keluar Kolom Stripper Alur 23 ... LB-29

Tabel LB.46 Panas Reaksi Standard 298,15K ... LB-29

Tabel LB.47 Neraca Panas Keseluruhan Kolom Stripper (S-301) ... LB-30

Tabel LB.48 Neraca Panas Masuk Cooler Alur 24 ... LB-31

Tabel LB.49 Neraca Panas Keluar Cooler Alur 25 ... LB-31

Tabel LB.50 Neraca Panas Keseluruhan Cooler (E-301) ... LB-32

Tabel LB.51 Neraca Panas Masuk Cooler Alur 26 ... LB-32

Tabel LB.52 Neraca Panas Masuk Cooler Alur 27 ... LB-33

Tabel LB.53 Neraca Panas Keseluruhan Cooler (E-303) ... LB-33

Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan dan Sarana Lainnya ... LE-2

Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-3

Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses Import ... LE-6

Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Proses Non Import ... LE-7

Tabel LE.5 Estimasi Harga Peralatan Utilitas Non Import ... LE-7

(17)

Tabel LE.8 Perincian Biaya Kas ... LE-17

Tabel LE.9 Perincian Modal Kerja ... LE-18

Tabel LE.10 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No. 17

Tahun 2000 ... LE-20

Tabel LE.11 Perhitungan Biaya Depresiasi ... LE-21

(18)

INTI SARI

Pembuatan Bio Oil dilakukan dengan proses pirolisis cepat tanpa

menggunakan oksigen dengan menggunakan gas nitrogen sebagai gas fluidisasi

dalam reaktor fluidized bed pada suhu 500oC dan tekanan 4 atm.

Pabrik Bio Oil ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 12.000

ton/tahun dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun. Pabrik ini direncanakan

berlokasi di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dengan luas tanah yang dibutuhkan

adalah 17.303,3 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 250 orang dengan

bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur

utama dengan struktur organisasi sistem garis dan staf.

Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik pembuatan Bio Oil ini adalah:  Total Modal Investasi : Rp 332.374.513.833,97,-  Total Biaya Produksi : Rp 137.349.498.935,-  Hasil Penjualan : Rp 400.975.063.507,11,-  Laba Bersih : Rp 188.861.354.459,-

 Profit Margin (PM) : 65,417 %

 Break Even Point (BEP) : 27,680 %

 Return on Investment (ROI) : 56,822 %

 Pay Out Time (POT) : 2tahun

 Return on Network (RON) : 94,703 %

 Internal Rate of Return (IRR) : 72,92 

Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa pabrik

pembuatan Bio Oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit ini layak untuk

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Selama ini Indonesia menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai

sumber daya energi primer secara dominan dalam perekonomian nasional.Pada saat

ini bahan bakar minyak (BBM) yang ada di pasaran disintesis dari produk petrokimia

yang menggunakan bahan baku berasal dari minyak bumi. Ketersediaan minyak

bumi sangat terbatas dan merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui,

sehingga harganya akan semakin meningkat. Indonesia yang saat ini bukan sebagai

negara pengekspor minyak bumi diperkirakan juga akan mengimpor bahan bakar

minyak, karena produksi dalam negeri tidak dapat lagi memenuhi permintaan

domestik yang meningkat cepat akibat pertumbuhan penduduk dan industri. Untuk

itu perlu dilakukan upaya penghematan serta upaya pengalihan bahan bakar minyak

dari bahan yang berasal dari minyak bumi menjadi sumber energi yang dapat

diperbarui (www.indobiofuel.com, 2006).

Gambar 1.1 Peta Cadangan Minyak Bumi di Indonesia

(Ditjen Migas, 2010)

Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 cadangan minyak bumi

(20)

Sumatera Selatan (11,2%) dan Kalimantan (8,6%) dari total cadangan minyak bumi

(Ditjen migas, 2010).

Salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui adalah

pemanfaatan biomassa menjadi bio oil.Bio oil merupakan salah satu alternatif yang

dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti BBM. Bio oil adalah bahan bakar

cair bewarna gelap beraroma seperti asap dan di produksi dari biomassa, seperti

kayu, kulit kayu atau biomassa lainnya yang mengandung sellulosa. Pengembangan

bio-oil sangat efektif digunakan sebagai pensubstitusi solar dan dapat menggantikan

posisi bahan bakar hidrokarbon dalam industri, seperti untuk mesin pembakaran,

boiler, mesin diesel statis, dan gas turbin.

Bio oil dapat diperoleh dari biomassa yang berperan sebagai sumber daya

alam yang terbarukan. Bahan baku untuk biooil pada dasarnya adalah bahan yang

mengandung selulosa. Bahan baku tersebut diantaranya kayu, kulit kayu, kertas,

bagas dan bahan-bahan lain. Bahan yang memiliki kandungan lignin yang tinggi

seperti kulit kayu cenderung menghasilkan rendemen biooil yang rendah (60-65%).

Bahan baku dengan kandungan selulosa yang tinggi, cenderung menghasilkan

rendemen biooil yang lebih tinggi (75-93 %)(Winanti dan Masfuchah,2011).

Biomassa yang digunakan untuk memproduksi bio oil dapat diperoleh dari

limbah pertanian, hutan, perkebunan, industri, dan rumah tangga.Negara-negara

tropis seperti Indonesia umumnya memiliki biomassa yang berlimpah.Sekitar 250

milyar ton per tahun dihasilkan dari biomassa hutan dan limbah pertanian. Limbah

pertanian secara umum berasal dari perkebunan kelapa sawit, tebu, kelapa serta sisa

panen dan lain-lainnya yang mencapai kira-kira 40 milyar ton per tahun

(Saputradkk., 2007).

Perkebunan kelapa sawit salah satu agribisnis yang cukup besar dan

mempunyai pasar yang sangat baik di dunia karena hasil produksinya yaitu minyak

goreng.Perkebunan kelapa sawit Indonesia merupakan perkebunan nomor dua

terbesar di dunia setelah Malaysia.

Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia berjalan sangat pesat.

(21)

pengusahaan kelapa sawit juga berubah yaitu dari sebelumnya hanya perkebunan

besar, tetapi saat ini telah mencakup perkebunan rakyat (PR) dan perkebunan besar

swasta (PBS).Sumatera mendominasi ketiga jenis pengusahaan, sedangkan

Kalimantan dan Sulawesi menjadi lokasi pengembangan perkebunan swasta dan

perkebunan rakyat (Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, 2007).

Sumatera Utara memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas, sehingga

potensi tandan kosong kelapa sawit sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan

baku produksi bio oil karena tandan kosong kelapa sawit sangat melimpah jumlah

nya karena selama ini hanya diolah dengan cara pembakaran untuk menghasilkan

abu. Oleh karena itu dipilih tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku bio oil.

Limbah padat yang berasal dari pengolahan kelapa sawit berupa tandan

kosong kelapa sawit, cangkang atau tempurung, serat, lumpur, dan bungkil. Dalam 1

ha lahan pertanaman kelapa sawit akan dihasilkan limbah sekitar 6,75 ton limbah

tandan kosong kelapa sawit dan 22 ton limbah pelepan kelapa sawit. Setiap

pengolahan 1 ton tandan buah segar akan menghasilkan limbah padat berupa tandan

kosong kelapa sawit sebanyak 200 – 250 kg (CV. Meori Agro, 2012).

Biomassa atau produk samping yang dihasilkan dari tanaman dan pengolahan

kelapa sawit untuk setiap satu satuan luas tanaman kelapa sawit (ha) dalam setahun

adalah 10,011 metrik kg bahan kering seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Produk samping tanaman dan olahan kelapa sawit untuk setiap hektar

No. Biomassa Segar (kg) Bahan Kering (%)

Bahan Kering (kg) 1. Daun tanpa lidi 1.430 46.18 658

2. Pelepah 6.292 26.07 1.640

3. Tandan kosong 3.680 92.10 3.386 4. Serat perasan 2.880 93.11 2.681

5. Lumpur sawit 4.704 24.07 1.132

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Potensi bio oil yang mempunyai kegunaan sebagai bahan bakar alternatif

yang dapat menggantikan peran bahan bakar fosil harus terus ditingkatkan produksi

nya agar Indonesia mempunyai suatu bahan bakar alternatif yang dapat dibuat dari

bahan-bahan yang banyak terdapat di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu

usaha agar produksibio oil dapat dipenuhi dengan cara mendirikan pabrik bio oil.

Penggunaan bio oil sangat luas karena setelah bio oil di upgrade maka

akandidapatkan produk berupa bahan bakar minyak bio misalnya bio kerosene,

biodiesel dan lain-lain dan juga dapat digunakan sebagai pensubstitusi bahan bakar

solar yang dapat diaplikasikan sebagai bahan bakar kendaraan. Perancangan pabrik

bio oil ini menggunakan bahan baku utama tandan kosong kelapa sawit, yang

diperoleh dari limbah hasil produksi kelapa sawit oleh perusahaan pengolahan kelapa

sawit. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan bahwa tandan kosong

kelapa sawit sangat melimpah jumlahnya di Indonesia ini dan belum dimanfaatkan

dengan baik. Pembuatan bio oil akan menggunakan proses pirolisis cepat (fast

pyrolisis).Proses pirolisis cepat biomassa dari tandan kosong kelapa sawit ini

merupakan alternatif untuk menghasilkan bio oil yang bersifat renewable. Dan

permintaan bio oil di perdagangan dunia sangat tinggi, sehingga terbuka

kemungkinan untuk mengekspor produk ini keluar negeri. Dengan terpenuhinya

kebutuhan bio oil di Indonesia, maka akan berdampak pada berkurangnya

pengeluaran negara, meningkatnya perekonomian nasional dan meningkatnya

kesejahteraan masyarakat.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan pabrik bio oil dengan proses pirolisis cepat tandan

kosong kelapa sawit adalah untuk mengaplikasikan ilmu teknik kimia yang meliputi

neraca massa, neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi teknik kimia, utilitas dan

bagian ilmu teknik kimia lainnya, juga untuk memenuhi aspek ekonomi dalam

pembiayaan pabrik sehingga memberikan gambaran kelayakan pra rancangan pabrik

(23)

1.4 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup dari perancangan pabrik bio oil adalah seperti berikut :

a. Penanganan umpan (feed handling)

b. Pengecilan ukuran dan pengeringan (resizing and drying)

c. Proses pirolisis cepat(fast pyrolysis process)

d. Proses pendinginan mendadak(quenching)

e. Proses pemurnian bio oil(finishing)

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat atau kontribusi yang diberikan oleh pabrik bio oil dengan proses

pirolisis cepat tandan kosong kelapa sawit adalah seperti berikut ini.

a. Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian dan perancangan selanjutnya

tentang proses pembuatan bio oil melalui proses pirolisis cepat.

b. Sebagai bahan aplikasi bagi mahasiswa dari teori-teori yang di dapat dalam

perkuliahan.

c. Membuka pemikiran mahasiswa dan masyarakat terhadap perkembangan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biomassa

Biomassa merupakan sumber energi terbesar keempat di dunia dan khususnya

menjadi sumber energi yang menarik bagi banyak Negara karena ketersediaan dan

keberlanjutan nya.Biomassa terutama berasal dari sektor pertanian dan

kehutanan.Sekarang ini, berbagai bentuk biomassa telah diolah di seluruh dunia

untuk digunakan sebagai pembangkit energi.Biomassa menghasilkan sumber energi

bersih terbarukan yang dapat meningkatkan lingkungan, ekonomi dan keamanan

energi.Salah satu sumber biomassa yang banyak di dapatkan di Asia Tenggara adalah

berasal dari kelapa sawit.Tandan kosong kelapa sawit, serat dan cangkang umumnya

dianggap limbah (Seith, 2009).

Biomassa merupakan bahan organik yang berasal dari tumbuhan dan

hewan.Biomassa mengandung energi dari matahari. Tanaman menyerap energi

matahari dalam proses fotosintesis. Energi kimia dalam tanaman akan diteruskan ke

hewan dan manusia memakannya. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan

karena kita akan selalu bisa menanam lebih banyak pohon dan tanaman, dan limbah

sampah akan selalu ada. Beberapa contoh dari bahan bakar biomassa adalah kayu,

tanaman, pupuk dan beberapa sampah.Biomassa adalah bagian dari siklus karbon

dimana karbon di udara di konversikan menjadi biological dengan fotosintesis.

Biomassa merupakan sumber energi terbarukan.Biomassa dipandang lebih

ramah lingkungan dan lebih tahan lama daripada bahan bakar fosil. Biomassa

memiliki keuntungan lain yang signifikan dibandingkan dengan bahan bakar fosil

yaitu tanaman yang cocok untuk memproduksi biomassa dan biofuel dapat tumbuh

hampir dimana saja di seluruh dunia. Bahan bakar fosil seperti bensin atau gas dan

jenis-jenis bahan bakar fosil hanya diproduksi di daerah tertentu di dunia, tetapi

biomassa dapat dibuat dimana saja (Tahir,2009).

Komponen umum dalam suatu biomassa terbagi atas 3 yaitu:

(25)

3. Lignin mempunyai cabang yang panjang, polimer mononuclear aromatik,

sering berikatan untuk menggabungkan serat selulosa dan hemiselulosa untuk

membentuk gugus lignoselulosa (Brown, 2011).

Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk mengubah biomassa dengan cara

termokimia yaitu pembakaran, gasifikasi dan pirolisis. Pirolisis dianggap sebagai

teknologi yang baik untuk menghasilkan produk cairan diantara ketiga proses

termokimia diatas. Pirolisis adalah degradasi termal biomassa tanpa menggunakan

oksigen. Produk pirolisis terdiri dari bio oil (gas terkondensasi), gas sintetik (gas

tidak terkondensasi) dan arang ( Seith, 2009).

Padatan dalam produk pirolisis disebut arang yang pada umumnya

mengandung karbon, hidrogen dan oksigen dengan sedikit persentase unsur

logam.Komponen cair adalah campuran air dan senyawa organik teroksigenasi (bio

oil) seperti asam karboksilat, alkohol, keton, aldehid, hidrokarbon, dll.Gas dalam

pirolisis mengandung hidrogen, karbon monoksida, karbon dioksida, metana

dll.Jumlah dari produk pirolisis ini tergantung dari suhu operasi, panas reaksi, dan

waktu tinggal di dalam reaktor (Benanti et al, 2011).

2.2 Bio Oil

Bio oil merupakan salah satu jenis bioenergi yang dapat dimanfaatkan

sebagai pensubstitusi bahan bakar solar. Bio oil adalah bahan bakar cair berwarna

gelap, beraroma seperti asap dan diproduksi dari biomassa seperti kayu, kulit kayu,

kertas atau biomassa lainnya melalui teknologi pirolisis cepat.

Pemanfaatan bio oil sebagai pensubstitusi bahan bakar sebenarnya sudah

dikenal sejak lama.Bio oil terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen dengan sedikit

kandungan sulfur yang dapat dihilangkan. Komponen organik terbesar dalam bio oil

yaitu lignin, alkohol, asam organik, dan karbonil (Winanti dan Masfuchah,2011).

Bio oil dibentuk dari suatu proses yang disebut pirolisis dimana bahan baku

biomassa seperti serbuk gergaji kayu atau ampas tebu dipanaskan pada suhu

400-500oC tanpa adanya oksigen. Bio oil mengandung hingga 25% air.Komponen air di

dalam bio oil bukan pada fasa yang terpisah dan merupakan hal yang penting karena

(26)

Bio oil dari biomassa mengandung aldehid, keton, dan senyawa lain yang

dapat bereaksi melalui kondensasi aldol selama penyimpanan atau penanganan yang

akan menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam sifat fisik. Viskositas dan

kadar air dapat meningkat dan volatilitas berkurang. Variabel yang paling penting

dalam hal ini adalah suhu.Bio oil mempunyai kandungan air hingga 25% dan tidak

dapat langsung dipisahkan.Berbeda dengan bahan bakar minyak bumi, bio oil berisi

kandungan oksigen yang besar biasanya sebanyak 45-50%.Kehadiran oksigen adalah

perbedaan utama untuk perbedaan sifat antara bahan bakar hidrokarbon dan bio oil

ini.

Bio oil dapat dibuat dari berbagai limbah biomassa dari hutan dan pertanian.

Potensi limbah bahan baku biomassa yang baik termasuk ampas tebu, sekam padi,

jerami padi, gandum dan kayu. Biomassa yang digunakan untuk pembuatan bio oil

harus mempunyai kandungan air sekitar 50-60% (basis basah). Pengeringan pasif

yang dilakukan pada musim yang panas dapat mengurangi kadar air hingga 30%.

Pengeringan aktif di dalam silo dapat mengurangi kadar air sampai 12% (Steele,

2005).

Rumus molekul dari biomassa diasumsikan adalah C100H120O40 (Benanti et al,

2011).Reaksi umum dari pembentukan bio oil adalah:

(C100H120O40) 500oC 6,203C3H8O +66,976 C + 6,404 CO2 + 3,852 CO + 9,734 H2

+ 17,136 H2O + 4,159 CH4

2.3 Pirolisis

Pirolisis adalah dekomposisi termal dari komponen organik tanpa adanya

oksigen untuk mengkonversi biomassa menjadi cairan, gas dan arang.Cairan yang

dihasilkan ini kemudian dikenal sebagai bio oil (Dhaniswara dan Pratiwi, 2010).

Proses pirolisis terbagi atau konvensional dan pirolisis cepat tergantung dari kondisi

operasi yang digunakan. Pirolisis konvensional juga dikenal sebagai pirolisis lambat.

1. Pirolisis Lambat

Pirolisis lambat sudah diaplikasikan sejak beribu tahun yang lalu dan digunakan

(27)

dengan waktu tinggal antara 5 – 30 menit.Panas reaksi dari pirolisis lambat ini lebih rendah dari yang digunakan di pirolisis cepat.

2. Pirolisis Cepat

Pirolisis cepat adalah proses dengan temperatur tinggi dimana biomassa

dipanaskan tanpa kehadiran oksigen. Pirolisis cepat menghasilkan 60 – 75% bio oil, 15 – 25% berat dari arang padat dan 10 – 20% gas yang tidak terkondensasi tergantung dari bahan baku yang digunakan. Tidak ada limbah yang dihasilkan,

karena bio oil dan arang dapat digunakan sebagai bahan bakar dan gas dapat

digunakan kembali di dalam proses. Pirolisis cepat menggunakan panas reaksi

yang lebih tinggi dari pirolisis lambat.Temperatur reaksi dari pirolisis cepat

adalah sekitar 425 – 500oC dengan waktu tinggal < 2 detik (Steele, 2005). Tabel 2. Jenis Proses Produksi

Proses

Produk

Cair Arang Gas

Pirolisis Cepat

Temperatur 400 – 600oC

Waktu tinggal uap panas pendek (<2 detik)

75 % 12 % 13 %

Pirolisis Menengah Temperatur 500oC

Waktu tinggal uap panas sedang

50 % 25 % 25 %

Pirolisis Lambat

Temperatur 350 – 400oC Waktu tinggal yang lebih lama

30 % 35 % 35 %

Gasifikasi

Temperatur tinggi 800oC Waktu tinggal yang lebih lama

5 % 10 % 85 %

(Winanti dan Masfuchah,2011)

Yield dari bio oil dipengaruhi oleh temperatur, panas reaksi dan waktu tinggal

dari bahan baku (Lindfors, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pirolisis

adalah:

a. Suhu pirolisis, yang berpengaruh terhadap hasil pirolisis, karena dengan

(28)

b. Waktu pirolisis, yang berpengaruh terhadap kesempatan untuk bereaksi. Waktu

reaksi yang panjang akan meningkatkan hasil cair dan gas sedangkan hasil padat

nya akan menurun. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada jumlah dan jenis

bahan yang diproses.

c. Kadar air bahan, dimana nilainya yang tinggi akan menyebabkan timbulnya uap

air dalam proses pirolisis yang mengakibatkan tar tidak bisa mengembun di dalam

pendingin sehingga waktu yang digunakan untuk pemanasan semakin banyak.

d. Ukuran bahan, tergantung dari tujuan pemakaian, hasil arang dan ukuran alat yang

digunakan (Winanti dan Masfuchah,2011).

2.4 Seleksi Proses

Dari jenis-jenis proses pembuatan bio oil diatas yaitu dapat dilihat bahwa

proses pirolisis cepat akan menghasilkan yield bio oil yang tinggi dan produk

samping arang dan gas dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu pada tugas akhir pra

rancangan pabrik ini digunakan proses pirolisis cepat dan menggunakan reaktor

fluidized bed yang mempunyai perpindahan panas dan massa yang baik dan

menggunakan gas nitrogen sebagai gas untuk memfluidisasi biomassa yang ada di

dalam reaktor tersebut. Reaktor fluidized bed membutuhkan ukuran biomassa yang

kecil yaitu 2 – 3 mm. Berikut adalah skema reaktor fluidized bed.

(29)

2.5 Deskripsi Proses

Proses pembuatan bio oil dengan pirolisis cepat terdiri dari tiga proses utama

yaitu:

1. Tahap persiapan bahan baku

2. Proses pirolisis cepat

3. Tahap pemurnian

2.5.1 Tahap Persiapan Bahan Baku

Proses pembuatan bio oil dimulai dari mempersiapkan bahan baku yang

digunakan yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS) kering. Selanjutnya TKKS ini

akan dimasukkan ke dalam rotary cutter untuk memperkecil ukuran dengan tujuan

untuk mempercepat reaksi pirolisis, kemudian menuju belt conveyor dan dimasukkan

ke dalam screen untuk menyaring TKKS dari kotoran yang masih tersisa.

Selanjutnya akan diumpankan ke dalam reaktor fluidized bed dari bagian samping

reaktor. Selanjutnya, nitrogen akan diumpankan ke dalam reaktor yang berfungsi

sebagai fluidisasi dan pengikat oksigen. Temperatur yang digunakan dalam reaktor

adalah 500oC.

2.5.2 Proses Pirolisis Cepat

Proses utama dari pembuatan bio oil dari tandan kosong kelapa sawit adalah

proses pirolisis cepat. Dalam pirolisis cepat ini menggunakan suhu 500oC dan gas

nitrogen sebagai gas fluidisasi di dalam reaktor. Kompresor gas digunakan untuk

menaikkan tekanan gas nitrogen tersebut. Selanjutnya bahan baku TKKS yang ada di

dalam reaktor fluidized bed dipanaskan melalui jaket reaktor. Gas yang dihasilkan

dari proses ini dialirkan ke dalam siklon untuk memisahkan antara gas dan padatan

(char). Char tersebut kemudian ditampung di penampung char dan gas dialirkan ke

kondensor.

2.5.3 Tahap Pemurnian

Tahap terakhir dari pembuatan bio oil adalah tahap pemurnian. Gas yang

(30)

drum untuk memisahkan antara gas dan cairan yang terbentuk. Cairan yang

terkondensasi itulah yang disebut sebagai bio oil. Gas yang tidak terkondensasi akan

dialirkan ke dalam kolom absorber dan kolom stripper untuk memisahkan gas CO2

yang terkandung didalamnya. Kemudian gas yang tidak terkondensasi yang telah

dipisahkan CO2 nya dialirkan ke dalam combuster sebagai bahan bakar. Bio oil yang

telah didapatkan kemudian ditampung di dalam tangki penyimpanan.

2.6 Tandan Kosong Kelapa Sawit

Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah utama berlignin selulosa

yang belum termanfaatkan secara optimal dari industri pengolahan kelapa sawit.

Basis satu ton tandan buah segar akan dihasilkan minyak sawit kasar sebanyak 0,21

ton (21%), minyak inti sawit sebanyak 0,05 ton (5%) dan sisanya merupakan limbah

dalam bentuk tandan kosong, serat dan cangkang biji yang masing-masing sebanyak

0,23 ton (23%), 0,135 ton (13,5%) dan 0,055 ton (5,5%).

Tandan kosong kelapa sawit berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan

baku pembuatan bio oil karena mengandung selulosa yang cukup tinggi yaitu sekitar

45%. Selama ini pengolahan tandan kosong kelapa sawit masih sangat terbatas yaitu

dibakar di dalam incinerator untuk dijadikan abu dan untuk pembuatan kompos

(Afriani, 2011).

2.7 Spesifikasi Bahan Baku

Bahan baku untuk proses pembuatan bio oil ini adalah tandan kosong kelapa

sawit yang diperoleh dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Bahan baku pendukung

yang digunakan adalah nitrogen.

2.7.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

Tandan kosong kelapa sawit yang digunakan merupakan limbah dari pabrik

pengolahan kelapa sawit.Komposisi tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada

(31)

Tabel 3. Komposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit

Komposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit Basis Kering (%)

Selulosa 45,95

Hemiselulosa 22,84

Lignin 16,49

Abu 1,23

N 0,53

Minyak 2,41

(Afriani, 2011)

2.7.2 Nitrogen

Nitrogen digunakan sebagai gas pendorong atau fluidizing gas

partikel-partikel yang ada di dalam reaktor fluidized bed. Nitrogen merupakan gas inert yang

tidak ikut bereaksi dengan reaktan di dalam reaktor.Nitrogen mengisi 78,1% di

udara. Spesifikasi nitrogen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Spesifikasi Nitrogen

Karakteristik Nilai

Fasa Gas

Berat Molekul 14,00674

Densitas Cair 0,808 gr/cm3

Titik Didih -195,79oC

Titik Lebur -210oC

Kapasitas Panas 1,042 J/gK Entalpi Penguapan 2,7928 kJ/mol Konduktivitas Termal 25,83 mW/(m.K) (Anonim, 2012)

2.7.3 Kalium Karbonat (K2CO3)

Fungsi : sebagai campuran larutan absorben

1. Berat molekul : 138,205 gr/mol

2. Titik lebur : 891 0C

3. Densitas : 2,29 gr/cm3

4. Kelarutan dalam air : 112 g / 100 ml pada 200 C

5. Tidak larut didalam alkohol

(32)

6. Berupa padatan berbentuk serbuk

(Wikipedia,2010)

2.7.4 Air (H2O)

Fungsi: sebagai absorben gas karbondioksida (CO2) di dalam kolom Absorber

1. Berat molekul : 18,016 gr/gmol

2. Titik lebur : 0C (1 atm)

3. Titik didih : 100C (1 atm)

4. Densitas : 1 gr/ml (4C)

5. Spesifik graviti : 1,00 (4C)

6. Viskositas : 0,8949 cP

7. Kapasitas panas : 1 kal/gr

8. Panas pembentukan : 80 kal/gr

9. Panas penguapan : 540 kal/gr

10.Temperatur kritis : 374C

11.Tekanan kritis : 217 atm

(Wikipedia,2010)

2.8 Spesifikasi Produk

2.8.1 Produk Utama

2.8.1.1Bio Oil (C3H8O)

Bio oil mempunyai sifat fisik meliputi:

1. Warna : Hitam

2. Bentuk fisik : Cair

3. Bau : Seperti asap

(33)

Tabel 5. Karakterisasi Bio Oil

Karakteristik Hasil

Kandungan air (% berat) 20-25

pH 2,2

Densitas pada 15oC (Kg/L) 1,207 High Heating Value (MJ/Kg) 16 – 19 Kandungan padatan (% berat) 0,01 – 0,02 Kandungan abu (% berat) ≤ 0,02 Titik nyala (oC) 48 – 55 Viskositas kinematik pada 40oC (cSt) 19

Karbon (% berat) 42,64

Hidrogen (% berat) 5,83 Nitrogen (% berat) 0,1

Sulfur (% berat) 0,01

Klorin ( % berat) 0,012 (Dynamotive, 2012)

2.8.2 Produk Samping

2.8.2.1Arang

Arang merupakan produk samping dari proses pirolisis cepat. Berikut ini

merupakan sifat fisik dari arang:

1. Warna : Hitam

2. Bentuk : Serbuk Padatan

3. Spesific Gravity : 1,7 – 1,9 4. pH : 7,5

2.8.2.2Gas Yang Tidak Terkondensasi

Pada proses pirolisis cepat terdapat gas yang terkondensasi yaitu yang disebut

bio oil dan gas yang tidak terkondensasi yang selanjutnya akan digunakan lagi di

dalam combuster. Adapun komposisi gas yang tidak terkondensasi dapat dilihat di

(34)

Tabel 6. Komposisi Gas Yang Tidak Terkondensasi

Komponen % Berat

CO2 6,404

CO 3,852

CH4 4,159

H2 9,734

(Benanti dkk, 2011)

2.8.2.2.1 Metana (CH4)

Fungsi : hasil gas yang tidak terkondensasi.

1. Berat Molekul : 16,043 g/mol

2. Temperatur kritis : -82,7oC

3. Tekanan kritis : 45,96 bar

4. Fasa padat

• Titik cair : -182,5oC

• Panas laten : 58,68 kJ/kg 5. Fasa cair

• Densitas cair : 500 kg/m3

• Titik didih : -161,6oC

• Panas laten uap : 510 kJ/kg 6. Fasa gas

• Densitas gas : 0,717 kg/m3

• Faktor kompresi : 0,998

• Spesifik graviti : 0,55

• Spesifik volume : 1,48 m3/kg

• CP : 0,035 kJ/mol.K

• CV : 0,027 kJ/mol.K

• Viskositas : 0,0001027 poise

(35)

2.8.2.2.2 Karbon Dioksida (CO2)

Fungsi : hasil gas yang tidak terkondensasi.

1. Berat Molekul : 44,01 g/mol

2. Temperatur kritis : 31oC

3. Tekanan kritis : 73,825 bar

4. Densitas kritis : 464 kg/m3

5. Fasa padat

• Densitas padat : 1η62 kg/m3

• Panas laten : 196,10ζ kJ/kg

6. Fasa cair

• Densitas cair : 1032 kg/m3 • Titik didih : -78,5oC

• Panas laten uap : η71,08 kJ/kg • Tekanan uap : η8,η bar

7. Fasa gas

• Densitas gas : 2,81ζ kg/m3 • Spesifik graviti : 1,η21

• Spesifik volume : 0,ηζ7 m3/kg • CP : 0,037 kJ/mol.K

• CV : 0,028 kJ/mol.K

• Viskositas : 0,0001372 poise • Kelarutan : 1,7163 vol/vol

(Wikipedia,2010)

2.8.2.2.3Gas Hidrogen (H2)

Fungsi: hasil gas yang tidak terkondensasi

1. Berat molekul : 2 gr/gmol

2. Titik lebur : -259,14 oC (1 atm)

3. Titik didih : -252,87 oC (1 atm)

4. Densitas : 0,08988 g/L (0C, 1 atm)

(36)

6. Kalor peleburan : 0,117 kJ/mol

7. Kalor penguapan : 0,904 kJ/mol

8. Kapasitas panas : 28,836 J/mol K

9. Temperatur kritis : 32,19 K

10.Tekanan kritis : 1,315 MPa

(37)

PC FC R-201 F-201 TT-202 TT-201 F-202 E-201 D-201 T-201 E-203 J-201 JB-101 G-101 C-101 C-102 C-105 C-103 RC-101 DM-101 S-101 TT-101 C-104 Flue Gas B-101 TC TC TC E-202 Udara 7 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 28 29 FC 30 T-101 FC LC LC FC LI FC LC FC PC TC T-102

Skala : Tanpa Skala

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIO OIL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MELALUI PROSES PYROLISIS CEPAT

DENGAN KAPASITAS 12.000 TON/TAHUN TATA LETAK PABRIK PEMBUATAN BIO OIL DARI TANDAN KOSONG

KELAPA SAWIT

Digambar

Diperiksa / Disetujui

Nama : Toni Rizki Aruan NIM : 080405010

1. Nama : Dr. Ir. Taslim, M.Si NIP : 196501 15 199003 1 002 2. Nama : Prof. Dr. Ir. Rosdanelli H., MT NIP : 196808 08 199403 2 003

Tanggal Tanda Tangan

TC TC TC FC FC LC LC PC TC 24 LI 20 21 22 23 25 26 27 18 FC 19 FC PC Air Pendingin T-301 E-301 E-302 J-301 J-302 AD-301 S-301 JB-301 E-303 Steam Air Pendingin Bekas Kondensat

Kode Alat Keterangan

G-101 Gudang Bahan Baku C-101 C-102 C-104 C-103 Belt Conveyor Belt Conveyor Srew Conveyor Srew Conveyor RC-101 DM-101 S-101 TT-101 R-201 F-201 TT-202 TT-201 E-202 J-201 D-201 JB-101 F-202 Rotary Cutter Disk Mill Vibrating Screen Bin TKKS C-105 Bucket Elevator

Fluidized Bed Reactor Cyclone Separator I Cyclone Separator II

Bin Penampung Char Bin Penampung Char

Condenser

Pompa Bio-Oil

E-201 Cooler

Knock Out Drum

Blower Udara JB-301 Compressor Gas CO2

T-101 Tangki N2

T-201 Tangki Bio-Oil B-101 Combuster

E-203 Cooler

T-102 Tangki Gas Alam

E-302 E-303 E-301 S-301 AD-301 Heater Cooler Cooler Kolom Absorpsi Gas

Stripper

J-301 Pompa KHCO3

J-302 Pompa K2CO3

(38)

BAB III

NERACA MASSA

Berikut ini adalah hasil perhitungan neraca massa pra rancangan pabrik

pembuatan Bio Oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melalui

proses pirolisis cepat, dengan perincian sebagai berikut :

Kapasitas produksi : 12.000 ton/tahun atau 1.515,1515 kg/jam

Waktu kerja per tahun : 330 hari

Satuan operasi : kg/jam

3.1 Unit Persiapan Bahan Baku

Tabel 3.1 Neraca massa Unit Persiapan Bahan Baku

Komponen

Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 1 Alur 5 Alur 4

Tandan Kosong Kelapa

Sawit (TKKS) 6.379,5853 1.594,8963

7.974,4817

Total 7.974,4817 7.974,4817

3.2 Reaktor Fluidized Bed (R-201)

Tabel 3.2 Neraca massa Reaktor Fluidized Bed (R-201)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 7 Alur 8 Alur 9

TKKS 7.974,4817 - -

Bio Oil (C3H8O) - - 1.515,3317

Arang (C) - - 3.269,0488

Air (H2O) - - 1.254,9414

Metana (CH4) - - 271,2834

Karbon Monoksida (CO) - - 438,4889

Karbon Dioksida (CO2) - - 1.145,4124

Gas Hidrogen (H2) - - 79,9101

Gas Nitrogen (N2) - 797,4482 797,4482 Sub Total 7.974,4817 797,4482 8.771,8648

(39)

3.3 Combuster (B-101)

Tabel 3.3 Neraca massa Combuster (B-101)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 19 Alur 28 Alur 29 Alur 30

CH4 271,2834 - 358,7823 -

CO 438,4889 - - -

CO2 11,4541 - - 2.758,6515

H2 79,9101 - - -

H2O - - - 2.315,1087

O2 - 4.563,1470 - 760,5245

N2 797,4482 15.027,3325 - 15.824,7807

C2H6 - - 49,3100 -

C3H8 - - 44,7003 -

C5H12 - - 17,2084 -

Sub Total 1.598,5847 19.590,4795 470,0011 21.659,0654

Total 21.659,0654 21.659,0654

[image:39.595.108.542.129.330.2]

3.4 Siklon (F-201)

Tabel 3.4 Neraca massa Siklon (F-201)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 10 Alur 11 Alur 12

Bio Oil 1.515,3317 - 1.515,3317

Char 3.269,0488 3.236,3583 32,6905

Air 1.254,9414 - 1.254,9414

CH4 271,2834 - 271,2834

CO 438,4889 - 438,4889

CO2 1.145,4124 - 1.145,4124

H2 79,9101 - 79,9101

N2 797,4482 - 797,4482

Sub total 8.771,8648 3.236,3583 5.535,5065

(40)

3.5 Siklon (F-202)

Tabel 3.5 Neraca massa Siklon (F-202)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 12 Alur 13 Alur 14

Bio Oil 1.515,3317 - 1.515,3317

Char 32,6905 32,3636 0,3269

Air 1.254,9414 - 1.254,9414

CH4 271,2834 - 271,2834

CO 438,4889 - 438,4889

CO2 1.145,4124 - 1.145,4124

H2 79,9101 - 79,9101

N2 797,4482 - 797,4482

Sub total 5.535,5065 32,3636 5.503,1429

Total 5.535,5065 5.535,5065

3.6 Kondensor (E-202)

Tabel 3.6 Neraca massa Kondensor (E-202)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 14 Alur 15

Bio Oil 1.515,3317 1.515,3317

Char 0,3269 0,3269

Air 1.254,9414 1.254,9414

CH4 271,2834 271,2834

CO 438,4889 438,4889

CO2 1.145,4124 1.145,4124

H2 79,9101 79,9101

N2 797,4482 797,4482

(41)

3.7 Knock Out Drum (D-201)

Tabel 3.7 Neraca massa Knock Out Drum (D-201)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 15 Alur 16 Alur 18

Bio Oil 1.515,3317 1.515,3317 -

Char 0,3269 0,3269 -

Air 1.254,9414 1.254,9414 -

CH4 271,2834 - 271,2834

CO 438,4889 - 438,4889

CO2 1.145,4124 - 1.145,4124

H2 79,9101 - 79,9101

N2 797,4482 - 797,4482

Sub total 5.503,1429 2.770,5999 2.732,5429

Total 5.503,1429 5.503,1429

3.8 Kolom Absorber

Tabel 3.8 Neraca massa Kolom Absorber

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 18 Alur 25 Alur 20 Alur 19

CH4 271,2834 - - 271,2834

H2 79,9101 - - 79,9101

CO2 1.145,4124 - - 11,4541

CO 483,4889 - - 483,4889

N2 797,4482 - - 797,4482

K2CO3 - 3.556,5048 - -

H2O - 8.298,5196 7.834,6272 -

KHCO3 - - 5.142,3600 -

Sub total 2.777,5430 11.855,0244 12.976,9872 1.643,5847

Total 14.632,5674 14.632,5719

3.9 Kolom Stripper

Tabel 3.9 Neraca massa Kolom Stripper

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

Alur 20 Alur 22 Alur 23

K2CO3 - 3.556,5048 -

H2O 7.834,6272 8.298,5196 -

CO2 - - 1.133,9583

KHCO3 5.142,3600 - -

Sub total 12.976,9872 11.855,0244 1.133,9583

(42)

BAB IV

NERACA ENERGI

Basis perhitungan : 1 jam operasi

Satuan operasi : kJ/jam

Temperatur basis : 25oC atau 298,15 K

[image:42.595.111.531.401.615.2]

4.1 Unit Persiapan Bahan Baku

Tabel 4.1 Neraca panas Unit Persiapan Bahan Baku

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Umpan 51.471,2110 -

Produk - 51.471,2110

Total 51.471,2110 51.471,2110

4.2 Combuster (B-201)

Tabel 4.2 Neraca panas Combuster (B-201)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 19 Alur 28 Alur 29 Alur 30

CH4 34.814,3857 - 4.072,1172 -

CO2 562,1804 - 860,5762 1.429.679,9839

CO 25.101,2337 - - -

H2 62.733,4320 - - -

N2 45.627,4894 78,052,9792 13,0124 8.028.296,1165

O2 - 21.003,5733 - 354.545,7154

C2H6 - - 439,2046 -

C3H8 - - 380,5430 -

C5H12 - - 31,6823 -

H2O - - - 2.177.691,5403

Panas Reaksi - - - -56.339.178,61

dQ/dt -44.622.653,6760 -

(43)

4.3 Reaktor Fluidized Bed (R-201)

Tabel 4.3 Neraca panas Reaktor Fluidized Bed (R-201)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 7 Alur 8 Alur 9

TKKS 51.471,2110 - -

N2 - 4.142,7163 404.586,9615

Bio Oil - - 3.194.824,5565

Arang - - 2.010.502,1050

Air - - 1.181.014,4871

CH4 - - 390.083,8077

CO - - 224.544,3932

CO2 - - 554.149,0829

H2 - - 553.337,2820

Hr - 35.891.536,518

dQ/dt 44.348.965,266 -

Total 44.404.579,194 44.404.579,194

4.4 Cooler (E-201)

Tabel 4.4 Neraca panas Cooler (E-201)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 9 Alur 10

Bio Oil 3.194.824,5565 1.293.461,17 Arang 2.010.502,1050 1.122.146,89

Air 1.181.014,4871 663.419,07

CH4 390.083,8077 199.610,38

CO 224.544,3932 127.525,87

CO2 554.149,0829 303.375,20

H2 553.337,2820 319.985,79

N2 404.586,9615 230.574,14

Air pendingin -4.252.944,17 -

(44)

4.5 Kondensor (E-202)

Tabel 4.5 Neraca panas Kondensor (E-202)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 14 Alur 15

Bio Oil 1.293.461,17 265.468,21

Arang 112,2147 27,2145

Air 663.419,07 164.760,77

CH4 199.610,38 44.695,44

CO 127.525,87 31.973,42

CO2 303.375,20 71.965,19

H2 319.985,79 80.046,14

N2 230.574,14 58.098,36

Air pendingin -2.421.029,08 -

Total 717.034,75 717.034,75

4.6 Cooler (E-203)

Tabel 4.6 Neraca panas Cooler (E-203)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 16 Alur 17

Bio Oil 265.468,21 129.800,86

Arang 27,2145 13,4790

Air 164.760,77 82.117,8225

Air pendingin -218.324,03 -

Total 211.932,16 211.932,16

4.7 Kolom Absorber (AD-301)

Tabel 4.7 Neraca Panas Kolom Absorber (AD-301)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 18 Alur 25 Alur 19 Alur 20

CH4 44.695,4458 - 34.814,3857 -

CO2 71.965,1929 - 562,1809 -

CO 31.973,4258 - 25.101.2337 -

H2 80.046,1014 - 62.733,4320 -

N2 58.098,3629 - 45.627,4894 -

K2CO3 - 41.962,4077 - -

H2O - 2.246.715,8288 - 3.626.984,0479

KHCO3 - - - 112.341,4593

Hr - -2.514.819,33

dQ/dt -1.182.111.8642 -

(45)

4.8 Heat Exchanger (E-302)

Tabel 4.8 Neraca panas Heat Exchanger (E-302)

Senyawa Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 20 Alur 22 Alur 21 Alur 24

K2CO3 - 195.824,57 - 118.060,58

H2O 3.626.984,0479 12.051.509,77 5.208.893,9775 6.775.370,18 KHCO3 112.341,4593 - 157.278,0431 - Sub Total 3.739.325,5073 12.247.334,34 5.366.172,0206 6.893.430,76

Total 12.259.602,78 12.259.602,78

4.9 Kolom Stripper (S-301)

Tabel 4.9 Neraca panas Kolom Stripper (S-301)

Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)

Alur 21 Alur 22 Alur 23

KHCO3 157.278,0431 - -

H2O 5.208.893,9775 12.051.509,7738 -

K2CO3 - 195.824,5691 -

CO2 - - 71.965,1929

ΔHr - 2.509.682,52

dQ/dT 9.462.810,0361 -

Total 14.828.982,06 14.828.982,06

4.10 Cooler (E-301)

Tabel 4.10 Neraca panas Cooler (E-301)

Senyawa Masuk (kJ/jam) Alur 24

Keluar (kJ/jam) Alur 25 K2CO3 118.060,5827 41.962,4077 H2O 6.775.370,1806 2.246.715,829 Air pendingin -4.604.752,5269 -

Total 2.288.678,236 2.288.678,236

4.11 Cooler CO2 (E-303)

Tabel 4.11 Neraca panas Cooler (E-303)

Senyawa Masuk (kJ/jam) Alur 24

Keluar (kJ/jam) Alur 25

CO2 71.965,1929 35.495,2089

Air pendingin -36.469,984 -

(46)

BAB V

SPESIFIKASI PERALATAN

5.1 Gudang Penyimpanan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) (G-101)

Fungsi : Tempat penampungan sementara umpan TKKS

Bahan Konstruksi : Dinding bata beton dengan atap seng dan tiang beton

Bentuk : Persegi panjang

Jumlah : 1 unit

Kondisi Penyimpanan

Temperatur : T = 30oC (303,15 K)

Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)

Kebutuhan perancangan : t = 7 hari

Laju alir massa : F = 7.974,4817 kg/jam = 17.583,7322 lb/jam

Densitas TKKS : ρw = 0,4 kg/L = 400 kg/m3 = 0,4gr/cm3

Laju alir volume TKKS : Q = 19,9362 m3/jam = 3.349.2823 m3/minggu

Spesifikasi

Volume gudang : V = 3.684,2105 m3

Panjang gudang : p = 15,6721 m

Lebar gudang : l = 15,6721 m

Tinggi gudang : t = 9,4033 m

5.2 TKKS Belt Conveyor (C-101)

Fungsi : Mengangkut TKKS dari gudang ke Rotary Cutter

Tipe : Belt Conveyor

Bentuk : Inclined Conveyor

Bahan konstruksi : Carbon Steel

(47)

Kondisi Operasi

Temperatur : T = 30oC (303,15 K)

Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)

Jarak angkut : L = 50 m = 164,04199 ft

Laju alir bahan : F = 6,3796 ton/jam = 6.379,5853 kg/jam

Densitas bahan : ρ = 0,4 kg/L = 400 kg/m3 = 0,4gr/cm3 Kemiringan belt : 45o

Running angle : 30o

Spesifikasi

Panjang conveyor : p = 189,4194 ft = 57,7350 m

Tinggi conveyor : t = 94,7097 ft = 28,8675 m

Daya conveyor : P = 0,7051 hp

Daya motor : Pm = 1 hp

5.3 Rotary Cutter (RC-101)

Fungsi : Memperkecil ukuran TKKS hingga ukuran 50 mm

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 (C)

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi

Temperatur : T = 30oC (303,15 K)

Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)

Laju alir bahan : F = 7.974,4817 kg/jam = 2,2151 kg/s

Densitas bahan : ρ = 0,4 kg/L = 400 kg/m3 = 0,4gr/cm3

Spesifikasi

Diameter awal : di = 1000 mm = 1x106μm Diameter akhir : d = 50 mm = 5x104μm Daya Rotary Cutter : P = 0,6428 hp

(48)

5.4 TKKS Belt Conveyor (C-102)

Fungsi : Mengangkut TKKS dari Rotary Cutter ke Disk Mill

Tipe : Belt Conveyor

Bentuk : Horizontal Belt Conveyor

Bahan konstruksi : Carbon Steel

Jumlah : 1 unit

Kondisi Operasi

Temperatur : T = 30oC (303,15 K)

Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)

Jarak angkut : L = 50 m = 164,04199 ft

Laju alir bahan : F = 7,9745 ton/jam = 7.974,4817 kg/jam

Densitas bahan : ρ = 0,4 kg/L = 400 kg/m3 = 0,4gr/cm3 Kemiringan belt : 45o

Running angle : 30o

Spesifikasi

Panjang conveyor : p = 189,4194 ft = 57,7350 m

Tinggi conveyor : t = 94,7097 ft = 28,8675 m

Daya conveyor : P = 0,8814 hp

Daya motor : Pm = 1 hp

5.5 Disk Mill (DM-101)

Fungsi : Memperkecil ukuran TKKS hingga ukuran 0,2 mm

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-285 (C)

Jumlah : 1 unit

Kondisi operasi

Temperatur : T = 30oC (303,15 K)

(49)

Densitas bahan : ρ = 0,4 kg/L = 400 kg/m3 = 0,4gr/cm3 Spesifikasi

Diameter awal : di = 50 mm = 5x104μm Diameter akhir : d = 0,2 mm = 2x102μm Daya Rotary Cutter : P = 12,2621 hp

Daya motor : Pm = 12,5 hp

5.6 Vibrating Screen (S-101)

Fungsi : Menyaring TKKS yang telah dihaluskan oleh Disk

Mill

Jenis : Heavy Duty Vibrating Screen

Bahan screen : High Alloy Steel SA 240 (304)

Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 285 (C)

Jumlah : 1 unit

Kondisi Operasi

Temperatur : T = 30oC (303,15 K)

Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)

Laju alir bahan : F = 7,9745 ton/jam = 7.974,4817 kg/jam

Densitas bahan : ρ = 0,4 kg/L = 400 kg/m3 = 0,4gr/cm3

Spesifikasi

Kapasitas screen : 8 ton/jam

Ukuran screen :

Panjang : 30 in = 76,2 cm = 0,762 m

Lebar : 60 in = 152,4 cm = 1,524 m

Getaran mesin : 1800 rpm

(50)

5.7 TKKS Feed Screw Conveyor (C-103)

Fungsi : Mengalirkan umpan TKKS dari Screen ke Bucket

Elevator

Bahan konstruksi : Carbon Steel

Bentuk : Horizontal screw conveyor

Jumlah : 1 unit

Kondisi Operasi

Temperatur : T = 30oC (303,15 K)

Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)

Jarak angkut : L = 10 m = 32,8083 ft

Laju alir bahan : F = 7.974,4817 kg/jam = 2,2151 kg/s

Densitas bahan : ρ = 0,4 kg/L = 400 kg/m3 = 0,4gr/cm3

Spesifikasi

Daya conveyor : P = 1,5517 hp

Kapasitas conveyor : Q = 239,2344 m3/jam = 0,066454 m3/s

Daya motor : Pm = 2 hp

5.8 Elevator Tandan Kosong Kelapa Sawit (C-104)

Fungsi : Alat mengangkut umpan TKKS menuju Bin

Gambar

Tabel 3.4 Neraca massa Siklon (F-201)
Tabel 4.1 Neraca panas Unit Persiapan Bahan Baku
Gambar 6.5  Instrumentasi pada pompa
Gambar 6.6  Instrumentasi pada reaktor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan dimetil eter dari syngas hasil gasifikasi tandan kosong kelapa sawit (TKKS) ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam

Furfural masih merupakan produk yang diimpor di Indonesia dan pabrik pembuatan furfural dari tandan kosong kelapa sawit belum ada, sehingga perlu adanya studi

Salah satunya dengan mendirikan pabrik Furfural dengan bahan baku Tandan kosong kelapa sawit dan Asam Asetat dengan kapasitas 10.000 ton per tahun direncanakan beroperasi selama

Karya tulis ilmiah berupa skripsi ini dengan judul “Hydrocrackng Bio Oil Produk Pirolisis Tandan Kosong Kelapa Sawit Menggunakan Katalis /ZAA” telah dipertahankan

Pengaruh Suhu dan Waktu Pirolisis, serta Tinggi Pelet Terhadap Pembuatan Bio-oil Berbahan Baku Pelet Tandan Kosong Kelapa Sawit ABSTRAK Bio-oil adalah senyawa polar yang dapat

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Fenol Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Proses Pirolisis Dengan Kapasitas Produksi 10.000 Ton/Tahun.Medan: Departemen Teknik

TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK SURFAKTAN SODIUM LIGNOSULFONATE SLS DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TKKS DENGAN KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN Ryan Rizki Hidayat NIM.. Dian

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Dimetil Eter Dari Syngas Hasil Gasifikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton/Tahun.. Medan: Universitas Sumatera