• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan sistem informasi dana bantuan sekolah direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruan (studi kasus pada kementerian pendidikan nasional)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan sistem informasi dana bantuan sekolah direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruan (studi kasus pada kementerian pendidikan nasional)"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

43

(Studi Kasus Pada Kementerian Pendidikan Nasional)

Disusun Oleh :

Hadi Wibowo 204091002569

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

DANA BANTUAN SEKOLAH DIREKTORAT PEMBINAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Studi Kasus Pada Kementerian Pendidikan Nasional)

Hadi Wibowo 204091002569

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sarjana (S1)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

DANA BANTUAN SEKOLAH DIREKTORAT PEMBINAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Studi Kasus Pada Kementerian Pendidikan Nasional)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Disusun Oleh :

Hadi Wibowo 204091002569

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DANA BANTUAN

SEKOLAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN BERBASIS CLIENT-SERVER

(Studi Kasus Pada Kementerian Pendidikan Nasional)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Hadi Wibowo 204091002569

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Yusuf Durachman, M.Sc, MIT NIP. 19710522 20064 1 002

Qurrotul Aini, MT NIP. 19730325 200901 2 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknik Informatika

(5)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Pengembangan Sistem Informasi dana bantuan Sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Studi kasus pada Kementerian Pendidikan Nasional) ” yang ditulis oleh Hadi Wibowo dengan NIM 204091002569 telah diuji dan dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2 Agustus 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.

Jakarta, 2 Agustus 2011

Penguji I Penguji II

Arini, MT

NIP.19760131 200901 2 001

Andrew Fiade, M.Kom NIP.19820811 200912 1 004

Pembimbing I Pembimbing II

Yusuf Durachman, M.Sc, MIT NIP. 19710522 20064 1 002

Qurrotul Aini, MT NIP. 19730325 200901 2 001

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

Ketua

Program Studi Teknik Informatika

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001

(6)

ABSTRAK

Hadi Wibowo, Pengembangan Sistem Informasi Dana Bantuan Sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus Pada Kementerian Pendidikan Nasional). Dibimbing oleh Bapak Yusuf Durachman dan Ibu Qurrotul Aini.

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses, menyimpan dan mendistribusikan infomasi Sistem Informasi yang peneliti kembangkan untuk mendukung dalam proses pendataan proposal yang masuk kedalam Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, proses tersebut bisa berupa proses penginputan data proposal dan laporan penerimaan dana bantuan agar lebih efektif dan efisien dalam pemrosesan data yang masuk. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis melakukan penelaahan literatur dengan mengkaji faktor–faktor pendukung dan disertai pengembangan aplikasi untuk diimplementasikan pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Bagian Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mengalami kesulitan dalam pegolahan data proposal yang masuk karena proses pengolahan data masih bersifat manual dan banyak memakan waktu dalam pencarian data-data yang masuk untuk dibuat laporan penerimaan bantuan dengan menggunakan RAD. Hasil yang dicapai dari pengembangan Sistem informasi ini dapat menghemat waktu ruang dan tenaga mempersingkat dalam pemrosesan data proposal yang masuk ke Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan baik dalam pencarian data, penginputan data, pembuatan laporan. Pengembangan aplikasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan infrastuktur berbasis client-server dan pengaksesan secara mobile (jaringan wireless).

Kata Kunci : Sistem Informasi, RAD (Rapid Application Development) V Bab + 105 halaman + Daftar Pustaka + Lampiran

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, telah terlaksananya penelitian di Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka penelitian skripsi yang menghasilkan skripsi dengan judul : “Pengembangan Sistem Informasi Dana Bantuan Sekolah Direktorat pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan”.

Dalam kesempatan ini, izinkan saya sebagai peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Ibu Viva Arifin, MMSI, selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika.

3. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc, MIT dan Ibu Qurrotul Aini, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Endro, Donny Aldiansyah, Eri, Ibu Rina selaku perwakilan DIT. PSMK dalam memberikan data–data yang diperlukan.

(8)

6. Kakak-Kakaku tersayang yaitu Indah Rahayu dan Anita, SE, adik sepupuku Hendra Lengkong. Serta saudara–saudara penulis yang telah mendukung dan memberikan doanya.

7. Belahan hatiku Yuane Ayu Puspita dan keluarga, atas doa, kesabaran dan cintanya, yang menjadikan penulis menjadi lebih bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Muhammad Qadhavi, Rahmat Mulya, Wangsa Dipraja, Asalamah, Adiria, Ari Kristianto, Muhammad Agus Syarifuddin, Adnan Harist, Tina Mulyani dan sahabat–sahabat lainnya yang dapat terlalu banyak bila penulis sebutkan satu persatu yang selalu ada dalam tawa–sedihku selama awal perkuliahan sampai akhir penulisan skrispsi ini.

Ciputat, 28 Juli 2010

Hadi Wibowo

(9)

KATA MUTIARA

DOA

Kepada pemeluk teguh Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama Mu Biar susah sungguh

Mengingat kau penuh seluruh Cahaya Mu panas suci

Tinggal berkedip lilin di kelam sunyi Tuhanku

Aku hilang bentuk Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing Tuhanku

Di pintumu aku mengetuk Aku tidak bisa berpulang

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Keterangan Judul ... ii

Lembar Pengesahan Pembimbing ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Kata Mutiara ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan .. ... 4

1.5 Manfaat ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 6

1.7 Sistematika Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI... 9

2.1 Definisi Pengembangan ... 9

(11)

2.2.1 Klasifikasi Sistem ... 9

2.3 Definisi Informasi ... 12

2.3.1 Siklus Informasi ... 12

2.3.2 Kualitas Informasi ... 13

2.4 Definisi Sistem Informasi ... 14

2.4.1 Manfaat Sistem Infornasi ... 15

2.4.2 Komponen Sistem Informasi ... 15

2.4.3 Kegiatan Sistem Informasi ... 16

2.4.4 Organisasi Sistem Informasi ... 16

2.5 Infrastruktur Sistem Informasi ... 17

2.5.1 Jaringan Komputer ... 17

2.5.2 LAN (Local Area Network) ... 17

2.5.3 TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) ... 18

2.6 Dana Bantuan Sekolah ... 19

2.7 Metode Pengembangan Sistem ... 19

2.8 Data Flow Diagram (DFD) ... 21

2.9 Entity Relational Diagram (ERD) ... 23

2.9.1 Normalisasi ... 26

2.10 Basis Data ... 28

2.11 Visual Basic .NET 2008 ... 30

2.12 Microsoft SQL Server 2000 ... 31

2.13 Crystal Report 10.5 ... 32

(12)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 38

3.3 Alasan Menggunakan Metode RAD ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Fase Perencanaan Syarat-Syarat ... 43

4.1.1 Tentang Instansi ... 44

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan ... 45

4.1.3 Struktur Organisasi ... 47

4.1.4 Analisis ... 51

4.1.4.1 Analisis Sistem Berjalan ... 51

4.1.4.2 Diagram Alir Sistem Berjalan ... 51

4.1.4.3 Kelemahan Sistem yang sedang Berjalan ... 55

4.1.4.4 Kelebihan Sistem yang sedang berjalan ... 56

4.2 Fase Perancangan Pengguna ... 56

4.2.1 Perancangan Prosses ... 56

4.2.1.1 Diagram Alir Sistem Usulan ... 57

4.2.1.2 DFD (Data Flow Diagram) Sistem Usulan ... 58

4.2.2 Perancangan Basisdata (Database) ... 65

4.2.2.1 ERD (Entity Relational Diagram) ... 65

4.2.2.2 Normalisasi ... 66

4.2.2.3 Struktur Data ... 74

(13)

4. 2. 3.1 Perancangan GUI (Graphic User Interface) ... 90

4. 2. 3.2 Perancangan Struktur Menu ... 90

4. 3 Fase Konstruksi ... 92

4.3.1 Application Generation (Coding)... 92

4.3.2 Spesifikasi Komputer ... 92

4.4 Fase Implementasi/Pelaksanaan ... 95

4.4.1 Testing (Pengujian) ... 96

4.4.2 Implementasi Aplikasi ... 97

BAB V PENUTUP ... 100

5.1 Simpulan ... 100

5.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Informasi ... 13

Gambar 2.2 Lima Komponen Sistem Informasi ... 15

Gambar 2.3 Jaringan Komputer ... 17

Gambar 2.4 Jaringan Lokal atau LAN ... 18

Gambar 2.5 Simbol Terminator ... 22

Gambar 2.6 Simbol Arus Dat a ... 22

Gambar 2.7 Simbol Proses ... 23

Gambar 2.8 Simbol Penyimpanan Data ... 23

Gambar 2.9 Simbol Entitas ... 24

Gambar 2.10 Simbol Atribut ... 24

Gambar 2.11 Simbol Hubungan ... 25

Gambar 2.12 Sistem Basis Data ... 29

Gambar 2.13 Visual Basic .NET 2008 ... 31

Gambar 2.14 Ms. SQL 2000 ... 31

Gambar 2.15 Crystal Report 10.5 ... 32

Gambar 3.1Fase-Fase RAD dalam Sistem Informasi Dana Bantuan...40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dit.PSMK ... 50

Gambar 4.2 Diagram Alir Sistem yang berjalan ... 54

Gambar 4.3 Diagram alir sistem yang diusulkan ... 57

Gambar 4.4 Diagram Konteks Sistem Usulan ... 58

(15)

Gambar 4.6 Diagram Rinci Proses 1.0 Level 1 yang diusulkan ... 63

Gambar 4.7 Diagram Rinci Proses 2.0 Level 1 yang diusulkan ... 64

Gambar 4.8 ERD Sistem Usulan ... 66

Gambar 4.9 Bentuk Tidak Normal ... 67

Gambar 4.10 Normalisasi Bentuk Pertama (1NF) ... 68

Gambar 4.11 Normalisasi Bentuk Kedua (2NF) ... 70

Gambar 4.12.A Normalisasi Bentuk Ketiga (3NF) ... 71

Gambar 4.12.B Normalisasi Bentuk Ketiga (3NF) ... 72

Gambar 4.13 Relasi Normalisasi Bentuk Ketiga (3NF) ... 73

Gambar 4.14 Data Sekolah ... 74

Gambar 4.15 Master Status ... 75

Gambar 4.16 Master Penanda Tangan SK ... 75

Gambar 4.17 Master Praktek ... 76

Gambar 4.18 Master Sertifikasi ISO ... 76

Gambar 4.19 Master Provinsi ... 77

Gambar 4.20 Master Kabupaten ... 77

Gambar 4.21 Master Kecamatan ... 78

Gambar 4.22 Master Desa ... 78

Gambar 4.23 Master Bidang ... 79

Gambar 4.24 Master Kompetensi ... 79

Gambar 4.25 Master Program ... 80

Gambar 4.26 Master Pengajuan ... 80

(16)

Gambar 4.28 Master Satuan ... 81

Gambar 4.29 Master Sumber Bantuan ... 82

Gambar 4.30 Master Sumber Pendamping ... 82

Gambar 4.31 Struktur Menu Sistem informasi dana bantuan sekolah ... 91

Gambar 4.32 Perancangan Input Login ... 83

Gambar 4.33 Perancangan Menu Utama ... 84

Gambar 4.34 Perancangan Input Data Sekolah ... 85

Gambar 4.35 Perancangan Master Data Sekolah ... 86

Gambar 4.36 Perancangan Pengajuan Dana Bantuan Sekolah ... 87

Gambar 4.37 Perancangan User ... 88

Gambar 4.38 Perancangan Admin ... 89

Gambar 4.39 Rancangan Konfigurasi Jaringan ... 94

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis ... 35

Tabel 4.1 Pengujian pada Form Login ... 98

Tabel 4.2 Pengujian pada Form Input Data Sekolah ... 99

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman globalisasi pendidikan dalam suatu negara sangat penting sekali untuk memajukan bangsa, sehingga Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan program bantuan dana kepada sekolah-sekolah yang tertinggal di seluruh Indonesia untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pertimbangan arah kebijakan pendidikan nasional dan berbagai isu-isu starategis yang berkembang dalam implementasi pembangunan pendidikan nasional, maka dalam Renstra Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan ditetapkan program-program pembangunan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan prioritas pembinaan dan pengembangan. Adapun syarat wajib adalah berupa pengajuan proposal yang berisi tentang penjelasan kebutuhan yang akan diajukan yang berdasarkan pada garis-garis besar program Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat Pembinaan SMK, 2009).

(19)

Berdasarkan data pada pusat data dan informasi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan tiap tahun jumlah proposal pengajuan dana bantuan sekolah menengah kejuruan yang masuk sebanyak 50 proposal per hari dan proses penerimaan proposal dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei.

Semua kegiatan dalam pemrosesan proposal yang masuk dilakukan dengan secara manual dan masih sederhana sehingga mengalami kesulitan dan kerumitan dalam penyajian data penyaluran dana bantuan. Masalah–masalah yang sering terjadi dalam sistem informasi dana bantuan sekolah yang sedang terjadi adalah:

1. Menumpuknya dokumen–dokumen, sehingga dalam pencarian dokumen atau surat dibutuhkan waktu yang sangat lama.

2. Dalam pembuatan laporan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga sering terjadi keterlambatan.

3. Sering terjadi masalah akibat kurang telitinya dalam pencatatan dokumen maupun laporan.

4. Tidak tersimpannya dokumen–dokumen dengan baik, yang mengakibatkan hilangnya beberapa dokumen atau surat.

(20)

melakukan proses pengolahan data. (Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1).

Adapun pentingnya penggunaan sistem informasi yang terkomputerisasi berdasarkan dari beberapa jurnal yang ada seperti yang diutarakan oleh Yeni Nuraeni (2011) bahwa Sistem Informasi dapat berfungsi untuk memudahkan bagi penggunanya jika didukung oleh basisdata, sistem informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan yang terintegrasi. Arif Ranu (2007) menyatakan bahwa kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat sangatlah penting untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan pengolahan data. Devi Fitrianah dan Yudho Giri (2008) menyatakan peranan sistem informasi yang signifikan harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat sehingga kerugian–kerugian seperti data yang tidak akurat, kurangnya keamanan data dan pengambilan keputusan yang salah yang mungkin terjadi dapat dihindari.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat judul “Pengembangan Sistem Informasi Dana Bantuan Sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana cara mengembangkan sistem informasi dana bantuan sekolah pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

(21)

1.3 Batasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan dan ruang lingkup bahasan sebagai berikut:

1. Pengembangan sistem informasi dana bantuan sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah RAD (Rapid Application Development).

3. Pembuatan aplikasi menggunakan Visual Basic .NET 2008.

4. Pengembangan sistem informasi menggunakan database Microsoft SQL Server 2000.

5. Sistem ini dibatasi hanya mengolah data–data proposal yang masuk dan pembuatan laporan-laporan yang berisi tentang data dana bantuan sekolah. 6. Pengembangan sistem ini tidak membahas mengenai aspek security/

keamanannya dan tidak membahas mengenai aspek jaringan komputer yang mendalam dan terperinci.

1.4 Tujuan

Penelitian ini mengangkat judul tentang Pengembangan Sistem Informasi Dana Bantuan Sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan memiliki tujuan yaitu:

1. Tujuan penelitian bagi peneliti

(22)

2) Memberikan solusi pemecahan masalah yang ada dengan mengembangkan sistem informasi dana bantuan sekolah.

3) Mengetahui bagaimana struktur organisasi maupun ruang linkup kerja yang ada pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

4) Sebagai salah satu syarat kelulusan program strata satu (S1) Program studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta.

2. Tujuan penelitian bagi organisasi

1) Memperbaiki sistem informasi pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan sehingga efektif dalam pengolahan data yanng diaplikasikan melalui komputer sebagai media pengolahan data.

2) Mengembangkan aplikasi pengolahan data untuk memberikan kemudahan informasi yang cepat dalam proses pembuatan laporan.

1.5 Manfaat

Menurut permasalahan dan tujuan yang telah disebutkan, pengembangan Sistem Informasi Dana Bantuan Sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan yang diangkat dalam penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Manfaat penelitian bagi peneliti

(23)

2) Menerapkan kemampuan akademis yang telah diperoleh di dalam kelas, serta memiliki wawasan yang lebih luas dalam bidang ilmu yang diambil atau diminati.

3) Meningkatkan pemahaman tentang bidang Teknologi Informasi yang semakin pesat dan luas jangkauannya, khususnya dalam membangun aplikasi.

4) Dapat membandingkan teori-teori yang didapat pada kenyataan sebenarnya. 5) Memberikan gambaran kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. 3. Bagi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

1) Mempermudah proses pengolahan data proposal pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

2) Meningkatkan kinerja dan efektifitas para pegawai dalam kegiatan pengolahan data.

3) Mempermudah dalam pembuatan laporan yang berkaitan dengan proposal dana bantuan.

4) Mempermudah dalam melakukan pencarian data proposal dana bantuan sekolah yang telah ada.

1.6 Metode Penelitian

(24)

1. Metode Pengumpulan Data

Pada tahap awal penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode studi lapangan, studi pustaka dan literatur sejenis. Dengan menggunakan metode tersebut dapat mendukung rancang bangun aplikasi yang dibuat.

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan model Rapid Application Development (RAD), model ini dibuat oleh James Martin untuk membuat sistem yang cepat dan tanpa harus mengorbankan kualitas.

Tahap-tahap siklus pengembangan model Rapid Application Development (RAD), (Kendall, 2006) yang terdiri atas:

1) Fase perencanaan syarat-syarat 2) Fase perancangan pengguna 3) Fase Konstruksi

(25)

1.7 Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penelitian penelitian ini terurai sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang menjadi landasan dalam Pengembangan sistem informasi dana bantuan sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis, merancang dan membangun sistem.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti menerangkan gambaran umum profil lembaga yang dijadikan sebagai tempat penelitian, menguraikan hasil penelitian, mengidentifikasi masalah dan solusinya.

BAB V PENUTUP

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pengembangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Kemendiknas, 2008) pengembangan adalah pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005).

2.2 Definisi Sistem

Menurut Abdul Kadir (2003) sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen itu tidak berdiri sendiri, tetapi saling behubungan membentuk suatu kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Selain daripada itu sistem dapat diartikan seperti berikut, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (Mcleod, 2007).

2.2.1 Klasifikasi Sistem

(27)

Oleh karena itu menurut Ladjamudin (2005) sistem dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa sudut pandang. Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat terbuka dan tertutup. Adapun penjelasan lebih detail dan rinci akan dipaparkan berikut ini:

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi, yaitu Sistem hubungan antara Tuhan dan manusia. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalkan sistem operasi sistem komputer, sistem penjualan, dan lain sebagainya.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia. Misalkan sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dan malam, sistem kehidupan umat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut dengan human–machine-system atau man-machine-system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine-system. Karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

(28)

Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program yang dijalankan, sehingga dapat dikatakan sistem yang deterministik adalah sistem yang tidak mengenal dan menganut prinsip demokrasi, karena dalam sistem komputer misalnya seberapa banyak data yang salah yang diinput maka hasilnya akan tetap salah, sebaliknya satu data saja yan benar yang diinput di antara sekian juta data yang salah, maka hasilnya satu data tersebut akan menjadi benar. Sistem tidak tertentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem sosial, sistem politik dan sistem demokrasi merupakan sistem yang probabilistik atau tidak tertentu, dalam sistem politik kondisi masa depannya tidak bisa diprediksi bahkan dalam waktu beberapa jam saja sudah berubah, kawan menjadi lawan dan lawan yang selalu dihujat berubah menjadi kawan dan didukung habis-habisan.

(29)

mempunyai suatu pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

2.3 Definisi Informasi

1. Informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki makna tertentu bagi pengguna (Nugroho, 2004).

2. Informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti (Marshall, 2004).

3. Informasi adalah data yang telah diolah sehingga lebih bermakna (Mcleod, 2007).

2.3.1 Siklus Informasi

(30)

Gambar 2.1 Siklus Informasi

2.3.2 Kualitas Informasi

Menurut Ladjamudin (2005), kualitas informasi (Quality of Information) sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Relevan (relevancy), seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan mampu dilaksanakan dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy), suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh pesan telah benar atau sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security).

3. Tepat waktu (timeliness), berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

Proses (Model) Masukan

(Data) (InformasiKeluaran )

Data

(Ditangkap) Penerima

Tindakan Keputusan Hasil

Tindakan

(31)

4. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi .

5. Efisien (efficiency), informasi yang berkulitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana, namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam bagi yang menerima informasi tersebut.

6. Dapat dipercaya (reliability), informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah diuji tingkat kejujurannya.

2.4 Definisi Sistem Informasi

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi (Ladjamudin, 2005).

2. Sekumpulan Prosedur Organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan atau untuk mengendalikan organisasi (Ladjamudin, 2005).

(32)

2.4.1 Manfaat Sistem Informasi

Menurut Ladjamudin (2005), manfaat sistem informasi bagi organisasi adalah sebagai pengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Kita dapat mengilustrasikan 5 (lima) komponen dalam sistem informasi seperti terlihat pada Gambar 2.2 (Ladjamudin, 2005).

Kelima komponen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Hardware berfungsi sebagai mesin dan software yang berfungsi sebagai pengolah sistem informasi.

2. Brainware dan procedures yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

Mesin & Pengolah Sisfo Manusia

Gambar 2.2 Lima Komponen Sistem Informasi

(33)

2.4.3 Kegiatan Sistem Informasi

1. Input

Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses. 2. Proses

Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output

Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses sebelumnya. 4. Penyimpanan

Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Kontrol

Suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.4.4 Organisasi Sistem Informasi

(34)

2.5 Infrastruktur Sistem Informasi

2.5.1 Jaringan Komputer

Computer Network atau jaringan komputer adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan untuk melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras dan bahkan berbagi kekuatan pemrosesan (Abdul Kadir, 2003).

Gambar 2.3 Jaringan Komputer

2.5.2 LAN (Local Area Network)

LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area dalam satu ruang, satu gedung atau beberapa gedung yang berdekatan. Sebagai contoh, jaringan dalam satu kampus yang terpadu atau di sebuah lokasi perusahaan tergolong sebagai LAN (Abdul Kadir, 2003)

2.5 Infrastruktur Sistem Informasi

2.5.1 Jaringan Komputer

Computer Network atau jaringan komputer adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan untuk melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras dan bahkan berbagi kekuatan pemrosesan (Abdul Kadir, 2003).

Gambar 2.3 Jaringan Komputer

2.5.2 LAN (Local Area Network)

LAN adalah jaringan komputer yang mencakup area dalam satu ruang, satu gedung atau beberapa gedung yang berdekatan. Sebagai contoh, jaringan dalam satu kampus yang terpadu atau di sebuah lokasi perusahaan tergolong sebagai LAN (Abdul Kadir, 2003)

2.5 Infrastruktur Sistem Informasi

2.5.1 Jaringan Komputer

Computer Network atau jaringan komputer adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan untuk melakukan berbagi perangkat lunak, perangkat keras dan bahkan berbagi kekuatan pemrosesan (Abdul Kadir, 2003).

Gambar 2.3 Jaringan Komputer

2.5.2 LAN (Local Area Network)

(35)

Gambar 2.4 Jaringan Lokal atau LAN

2.5.3 TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol)

Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP) adalah sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar data antar komputer. TCP/IP merupakan protokol standar pada jaringan internet yang menghubungkan banyak komputer yang berbeda jenis mesin maupun sistem operasi agar dapat berinteraksi satu sama lain (Syafrizal, 2005). TCP/IP dirancang untuk menjadi komponen inti perangkat lunak dari suatu jaringan. Semua bagian didalam keluarga TCP/IP memiliki tugas tersendiri, misalnya mengirim e-mail, mentransfer file dan sebagainya.

Gambar 2.4 Jaringan Lokal atau LAN

2.5.3 TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol)

Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP) adalah sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar data antar komputer. TCP/IP merupakan protokol standar pada jaringan internet yang menghubungkan banyak komputer yang berbeda jenis mesin maupun sistem operasi agar dapat berinteraksi satu sama lain (Syafrizal, 2005). TCP/IP dirancang untuk menjadi komponen inti perangkat lunak dari suatu jaringan. Semua bagian didalam keluarga TCP/IP memiliki tugas tersendiri, misalnya mengirim e-mail, mentransfer file dan sebagainya.

Gambar 2.4 Jaringan Lokal atau LAN

2.5.3 TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol)

(36)

2.6 Dana Bantuan Sekolah

Dana bantuan sekolah merupakan program-program penyaluran dana bantuan dari pemerintah yang dialokasikan untuk pembangunan dan pengembangan sekolah yang ada di seluruh Indonesia (Direktorat Pembinaan SMK, 2009).

Kegiatan pembiayaan dan pembangunan sekolah yang dialokasikan bukan saja melalui APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) tetapi juga dialokasikan melalui kontribusi APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) agar adanya peningkatan dana bantuan pembangunan dan pengembangan yang dapat diterima oleh sekolah-sekolah.

2.7 Metode Pengembangan Sistem

RAD (Rapid Application Development) adalah seperangkat strategi, metodologi, dan peralatan yang terintegrasi dalam satu kerangka kerja yang menyeluruh (Mcleod, 2007).

(37)

Menurut E. Kendall dan Julie E. Kendall (2006) model RAD menekankan pada fase-fase berikut:

1. Fase perencanaan syarat-syarat

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yan ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut.

2. Fase perancangan pengguna

Fase kedua disebut juga sebagai fase desain pengguna, pengguna diminta membahas aspek-aspek desain non-teknis dari sistem, dengan bimbingan penganalisis.

3. Fase Konstruksi

Pada fase ini banyak kegiatan yang berbeda. Setiap desain yang diciptakan dalam fase sebelumnya selanjutnya ditingkatkan dengan menggunakan perangkat-perangkat, begitu fungsi yang baru tersedia, selanjutnya fungsi-fungsi baru tersebut ditunjukkan kepada pengguna untuk mendapatkan interaksi, komentar, dan revisi.

4. Fase Pelaksanaan

(38)

2.8 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram alur data (Data Flow Diagram) atau DFD, adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang berkaitan. Simbol-simbol tersebut menggambarkan unsur lingkungan yang berhubungan dengan sistem , proses, arus data, dan penyimpanaan data (Mcleod, 2007).

DFD merupakan suatu alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (Structured Analysis And System). DFD dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Dengan kata lain, DFD adalah pembuatan model yang memberikan penekanan pada fungsi sistem.

Dalam tulisan Ladjamudin (2005), tingkat atau level DFD terdiri dari: 1. Diagram konteks (Context Diagram)

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan diagram tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari system, yaitu memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. 2. Diagram Nol (DFD level 0)

(39)

yang ada, aliran data dan external entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya gambaran data store yang digunakan.

3. Diagram Rinci

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram nol atau diagram level di atasnya.

Data flow diagram (DFD) mempunyai empat komponen, yaitu External entity, data flow, process, data store.

1) Kesatuan Luar (External Entity)

sesuatu yang berada diluar sistem , tetapi ia memberikan data kedalam sistem memberikn data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External entity tidak termsuk bagian dari sistem.

Gambar 2.5 Simbol Terminator

2) Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data digambarkan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir.

(40)

3) Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Proses dikenal juga dengan nama bubble.

Gambar 2.7 Simbol Proses

3) Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data yang ada dalam sistem. Data store digambarkan dengan sepasang garis sejajar.

Gambar 2.8 Simbol Penyimpanan Data

2.9 Entity Relational Diagram (ERD)

ERD (Entity Relational Diagram) digunakan untuk mendokumentasikan data organisasi dengan mengidentifikasikan jenis entitas dan hubungannya antarentitas. ERD merupakan peralatan pembuatan data yang paling fleksibel, dapat diadaptasi untuk berbagai pendekatan dalam pengembangan sistem (Mcleod, 2007).

(41)

Menurut Ladjamudin (2005) ada tiga komponen ERD yaitu entities, attributes dan relationships.

1. Entities atau entitas

Entitas digambarkan dengan sebuah bentuk persegi panjang. Entitas adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data.

Gambar 2.9 Simbol Entitas

2. Attributes atau atribut

Atribut adalah sesuatu yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship, sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan relationship.

Gambar 2.10 Simbol Atribut

Dari setiap atribut-atribut entitas terdapat satu atribut yang dijadikan sebagai kunci (key). Ada beberapa jenis key yaitu:

1) Primary Key, atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik kemunculan pada sebuah entitas (candidate key).

(42)

3) Composite Key, candidate key yang terdiri atas dua atribut atau lebih. 4) Foreign Key, atribut pada satu relasi pada candidate key dari beberapa

relasi.

3. Relationship atau hubungan

Relationships atau hubungan adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Hubungan dapa digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat.

Gambar 2.11 Simbol hubungan

4. Cardinality atau kardinalitas

Kardinalitas mendefinisikan jumlah kemunculan yang dapat dihubungkan dengan kemunculan tunggal entitas lain. Karena sesama hubungan bersifat dua arah, maka kardinalitas harus didefinisikan untuk setiap hubungan. Derajat hubungan antar entitas dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu:

1) Derajat hubungan 1:1 (one to one)

Derajat hubungan 1:1 terjadi bila entitas A hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas B, demikian pula sebaliknya.

2) Derajat hubungan 1: m (one to many) atau m:1 (many to one)

(43)

3) Derajat hubungan m : m (many to many)

Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B, demikian pula sebaliknya.

2.9.1 Normalisasi

Menurut Abdul Kadir (2008) Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik dan tidak terdapat anomali. Anomali adalah masalah yang timbul dalam relasi ketika terjadi operasi pemutakhiran data dalam relasi. Tahapan-tahapan dalam Normalisasi:

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.

2. Normalisasi bentuk pertama (First Normal Form/ 1NF)

(44)

3. Normalisasi bentuk kedua (Second Normal Form/ 2NF)

Yaitu menghilangkan beberapa bagian ketergantungan fungsional atau dengan kata lain apabila sudah berada pada 1 NF dan setiap attribut yang bukan key tergantung pada primary key.

4. Normalisasi bentuk ketiga (Third Normal Form/ 3NF)

Yaitu menghilangkan beberapa ketergantungan transitif (Transitive dependent) atau dengan kata lain apabila sudah pada 2NF dan setiap attribut yang bukan key tidak tergantung terhadap attribut lainnya kecuali terhadap primary key.

5. Normalisasi bentuk BCNF (Boyce Codd Normal Form)

Yaitu menghilangkan beberapa sisa keganjilan dari hasil normalisasi bentuk kedua / 2NF , bila setiap determinan adalah merupakan candidate key.

6. Normalisasi bentuk ke empat (Fourth Normal Form/ 4NF)

Menghilangkan beberapa ketergantungan pada banyak harga (Multi Value Dependent/ MVD)

7. Normalisasi bentuk ke lima (Fifth Normal Form/ 5NF)

(45)

2.10 Basis Data

Basis Data adalah koleksi terpadu dari data-data yang berkaitan dari suatu perusahaan, instansi pemerintah atau swasta (Ladjamudin, 2005).

Menurut Oetomo (2002) dalam basis data disusun berdasarkan sistem hierarki yang unik, yaitu:

1. Basis data

Basis data merupakan kumpulan file yang saling terkait satu sama lain atau relasi.

2. Tabel atau File

Tabel yaitu kumpulan dari record yang saling terkait dan memiliki format field yang sama dan sejenis.

3. Kolom atau Field

Kolom adalah atribut dari record yang menunjukkan item dari data, bisa kategorikan sebagai informasi yang terdapat di dalam tabel.

4. Baris atau Record

Baris adalah kumpulan field yang menggambarkan suatu unit data individu tertentu atau kumpulan semua kolom yang berhubungan dengan kejadian tunggal.

5. Byte

(46)

6. Bit

Bit yaitu bagian terkecil dari data secara keseluruhan, berupa karakter ASCII nol atau satu yang merupakan komponen pembentuk byte.

Sekarang banyak pengembang sistem informasi telah menggunakan sistem basis data agar mudah mengelola sistem informasi tersebut. Dengan mudahnya sistem pengelolaan, pengelola tidak repot dalam proses updating dan upload ke server, untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS (Data Base Management System).

Gambar 2.12 Sistem Basis Data

Umunya DBMS menyediakan fitur-fitur sebagai berikut (Kadir, 2003): 1) Independensi data program, yaitu program dapat ditulis sehingga tidak

tergantung pada struktur data, dengan kata lain program tidak akan terpengaruh sekiranya bentuk fisik data diubah.

(47)

3) Integritas, ditujukan untuk menjaga data selalu dalam keadaan yang valid dan konsisten.

4) Konkruensi, memungkinkan data dapat diakses oleh banyak pemakai tanpa menimbulkan masalah.

5) Pemulihan (recovery), untuk mengembalikan basis data ke keadaan semula yang konsisten apabila terjadi gangguan perangkat keras (Hardware) atau kegagalan perangkat lunak (Software).

6) Katalog sistem, adalah deskripsi tentang data yang tergantung dalam basis data yang dapat diakses oleh pemakai.

7) Perangkat produktivitas, untuk menyediakan kemudahan bagi pemakai dan meningkatkan produktivitas, seperti pembangkit query dan pembangkit laporan.

2.11 Visual Basic .NET 2008

(48)

Gambar 2.13 Visual Basic .NET 2008

2.12 Microsoft SQL Server 2000

Microsoft SQL Server 2000 atau biasa disingkat Ms. SQL Server 2000, menurut Harip Santoso (2005) adalah perangkat lunak Relational Database Management System (RDBMS) yang didesain melakukan proses manipulasi database yang berukuran besar dengan berbagai fasilitas. Ms. SQL 2000 merupakan produk Microsoft untuk database server.

(49)

2.13 Crystal Report 10.5

Crystal Report 10.5 merupakan salah satu paket program yang digunakan untuk membuat, menganalisa, dan menerjemahkan informasi yang terkandung dalam database ke dalam berbagai jenis laporan yang sangat flexible. Crystal Report dirancang untuk membuat laporan yang dapat digunakan dengan berbagai bahasa pemrograman, seperti Visual Basic.Net 2008 (Wiwit Siswoutomo, 2010).

Gambar 2.15Crystal Report 10.5

2.14 Penelitian Sejenis

(50)

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis

No Judul

penelitian

Penulis Tahun Metode Tool Keunggulan Kelemahan

(51)

Setelah melakukan studi sejenis penulis melakukan proses pembuatan aplikasi dan menerapkan metode pengembangan sistem RAD yang terdiri atas empat tahapan yaitu, perencanaan syarat-syarat, perencanaan pengguna, konstruksi dan pelaksanaan. Yang membedakan dari penelitian pada Tabel 2.1 adalah penggunaan aplikasi penunjang yang berbeda untuk menambah daya tampung database sehingga dapat membantu penyimpanan data proposal sekolah yang masuk ke Direktorat Pembinaan SMK, aplikasi penunjang yang digunakan untuk pengembangan peneliti menggunakan Visual Basic .NET 2008 dengan Ms. Sql 2000 sebagai database.

Alasan penggunaan Visual Basic .NET 2008 karena aplikasi ini lebih cocok untuk membuat aplikasi perusahaan yang berskala besar maupun kecil, aplikasi-aplikasi perusahaan seperti aplikasi pembukuan atau manajemen karyawan. Selain daripada itu aplikasi ini sangat cocok dengan metode Rapid Application Development (RAD). Hal ini disebabkan oleh semakin kompleksnya pemprograman dalam Visual Basic .NET 2008, banyak fitur yang mendukung pembuatan report untuk presentasi data dan pendistribusian data ditambah dengan cepatnya pengembangan aplikasi.

Alasan penggunaan Microsoft SQL Server 2000 dalam pengembangan aplikasi ini dibandingkan dengan Mysql dan Ms Access adalah:

(52)

atau tabel. Saat pemakai mencoba untuk mengakses tabel yang terproteksi, mereka harus memasukkan suatu kata sandi. Ketika kata sandi pemakai telah terbukti keasliannya, maka mereka hanya dapat melihat field itu dimana mereka diberi akses/ ijin. Kebanyakan Microsoft SQL Server 2000 memerlukan password dan username untuk menggunakan semua database server. Sekali pemakai telah masuk ke dalam database dengan username dan password yang telah didefinisikan untuknya.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, diperlukan langkah-langkah yang nyata untuk dapat menghasilkan karya ilmiah yang baik. Oleh karena itu diperlukan adanya data-data dan informasi yang lengkap guna mendukung dalam proses pengembangan sistem informasi.

Metode yang peneliti lakukan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Di sini peneliti melakukan beberapa hal: 1) Observasi

Peneliti mengunjungi Kementerian Pendidikan Nasional khususnya pada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang sedang diteliti.

Adapun data yang diperoleh dari observasi yang telah dilakukan yaitu: Narasumber : Donny Aldiansyah

Jabatan : Staff pusat data dan informasi (Direktorat PSMK) Tanggal dan Tempat : 20 Oktober 2009

(54)

2) Wawancara

Peneliti melakukan tanya-jawab dengan narasumber yang berkompeten di bidang yang menurut peneliti berkaitan dengan penelitian skripsi ini untuk memperoleh data-data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang sedang diteliti untuk terciptanya Sistem informasi dana bantuan sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Adapun data yang diperoleh dari wawancara yang telah dilakukan yaitu: Narasumber : Donny Aldiansyah

Jabatan : Staff pusat data dan informasi (Direktorat PSMK) Tanggal dan Tempat : 2 November 2009

Hasil Wawancara : Data-data berupa sistem yang sedang berjalan pada Direktorat PSMK (Hasil lebih lengkap dari wawancara terdapat pada Lampiran1 )

2. Studi Pustaka

(55)

Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktik aplikasi bisnis), Sistem Informasi Manajemen.

Buku yang berkaitan dengan Basis data dan Analisa Perancangan Sistem berjumlah lima (5) buah. Buku tersebut tentang Analisis dan Perancangan Sistem dan Konsep Pengembangan Sistem Basis Data.

Peneliti juga menggunakan skripsi yang masih berkaitan dengan penelitian. Terdapat 4 (empat) buah skripsi yang peneliti gunakan, yaitu “Perancangan sistem Informasi Kredit dan Piutang Dagang pada PT. Arafah Setia Mandiri”, karya Ika Kartika (UIN), “Sistem informasi Pembuatan Rapor SDN. Pondok Kacang Timur IV” karya Qunut Fajri (UIN), “Sistem informasi absensi dan penggajian BMT Kariman Al-Falah berbasis Client-server”, karya Ihab Sihabudin (UNIKOM Bandung), “Sistem informasi manajemen berbasis Client-server di CV. Defourdelta”, karya Rangga Waskita Hidayat (UNIKOM Bandung)

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Pada metode pengembangan sistem ini, peneliti menggunakan empat fase dalam RAD (Rapid Application Diagram) tahapan fase-fase tersebut adalah fase perencanaa syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi, fase pelaksanaan. 1. Fase Perencanaan Syarat-Syarat

(56)

Untuk memudahkan hal tersebut, maka harus diidentifikasikan: 1) Apa saja yang akan menjadi input?

Yang menjadi input pada aplikasi ini adalah berupa data-data SMK yang akan diolah untuk menentukan turunnya dana bantuan sekolah dari Direktorat Pembinaan SMK.

2) Apa saja yang menjadi output?

Yang akan menjadi output adalah laporan-laporan yang berisi tentang data-data sekolah atau identitas sekolah dan data dana bantuan sekolah. Masalah yang harus dipecahkan dengan sistem ini adalah bagaimana proses pemasukan data-data sehingga dapat dihasilkan berupa laporan surat keputusan yang akan menjadi acuan dalam proses pencairan dana bantuan dari pemerintah kepada pihak sekolah. Adapun tujuan dari sistem ini adalah untuk media pengolahan data-data agar tidak terjadi tumpang tindih dan juga agar semua data-data yang masuk dapat tersusun dengan rapi. Sasaran utama dari sistem ini adalah jajaran Staff dan Direksi Direktorat Pembinaan SMK agar dengan mudah mengelola data-data sekolah yang telah masuk.

2. Fase Perancangan Pengguna

Pada tahap ini dilakukan tiga perancangan, yaitu: 1) Perancangan Proses

(57)

2) Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dimulai dengan perancangan tabel-tabel yang akan digunakan untuk pengolahan data (input data) dan kemudian basis data tersebut kemudian akan diimplementasikan ke dalam bentuk program. Untuk mengimplementasikan basis data ini, peneliti menggunakan Microsoft SQL Server 2000.

3) Perancangan Antarmuka Pemakai (user interface)

Pada tahap ini, peneliti merancang user interface dengan menerapkan konsep user friendly agar para pengguna tidak terlalu merasa kesulitan dalam menggunakan aplikasinya nanti.

3. Fase Konstruksi

Pada tahap ini, proses pengolahan data-data sekolah diterapkan dengan menggunakan kode-kode program. Peneliti menggunakan Visual Basic .NET 2008 sebagai tool untuk merepresentasikan proses pengolahan data tersebut. 4. Fase Pelaksanaan

Peneliti menggunakan pengujian yaitu metode black box karena metode pengujian ini dapat mengetahui kesesuaian kinerja sistem yang baik dan menyeluruh. Kemudian setelah pengujian apliksai dapat diimplementasikan dan diberikan pengarahan kepada pegawai untuk pemakaian aplikasi.

(58)

Fase Perencanaan syarat-syarat

Fase Perancangan

Fase Konstruksi

Fase Pelaksanaan

Gambar 3.1 Fase-Fase RAD dalam Sistem Informasi Dana Bantuan

3.3 Alasan Menggunakan Metode RAD

Dari beberapa model-model metode pengembangan sistem yang dikemukakan oleh E. Kendall dan Julie E. Kendall (2006), peneliti memilih model RAD sebagai metode pengembangan sistem dengan alasan sebagai berikut:

1. Aplikasi yang dirancang dan dikembangkan merupakan aplikasi yang sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan tujuan dari model RAD yang dikemukakan oleh Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall yaitu RAD digunakan untuk mempersingkat waktu antara perancangan dan penerapan sistem informasi (Kendall, 2006).

2. Dengan menggunakan metode RAD akan dicapai suatu sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek jika kebutuhan dapat dipahami dengan baik (Pressman, 2002).

Pendefinisian masalah, maksud dan tujuan pembuatan sistem dana

bantuan Perancangan proses sistem dana bantuan, basis

data, dan user interface

Sistem dana bantuan diterjemahkan kedalam

bahasa pemrograman

Pengujian Sistem dana bantuan menggunakan

(59)

3. Kekurangan dalam pengembangan metode formal antara lain banyak memakan waktu dan mahal (Pressman, 2002). Aplikasi ini sederhana dan tidak banyak memakan waktu dan biaya.

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas secara detil dan terperinci mengenai sistem yang peneliti implementasikan dengan menerapkan metode penelitian Rapid Applicatioan Development (RAD) yang diuraikan pada bab sebelumnya.

4.1 Fase Perencanaan Syarat-Syarat

Pada tahap ini dilakukan observasi pada Kementerian Pendidikan Nasional khususnya pada bagian Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan, yang menangani bidang pembinaan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam pelaksanaan observasi bermafaat untuk mengetahui bagaimana proses data-data sekolah yang masuk, penyimpanan data-data, dan mempelajari dokumen–dokumen yang terkait. Setelah melakukan studi lapangan dan mengetahui proses pengolahan data sekolah yang sedang berjalan di Kementerian Pendidikan Nasional khususnya pada bagian Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan ini peneliti dapat melakukan perencanaan bagaimana sistem yang akan dibuat.

(61)

pencatatan dan pembuatan laporan, serta dengan adanya sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai di Kementerian Pendidikan Nasional khususnya pada bagian Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan.

4.1.1 Tentang instansi

Identitas Instansi

 Nama Instansi : Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan

 Alamat Pos : Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Gedung E Lt. 12-13

 Telpon : 021-5725477, 5725466, 5725472, 5725471, 5725469, 5725473

 Fax : 021-5725475, 5725476

 Email : -

 Website : www.ditpsmk.net

Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan (Dit. PSMK) merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dibawah lingkup Kementerian Pendidikan Nasional yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E, Lantai 12-13, Komplek Kemendiknas, Senayan–Jakarta Kode pos10270.

(62)

1. Perumusan kebijakan teknis pembinaan Pendidikan Menengah Kejuruan 2. Penelitian rencana, program, dan evaluasi pembinaan Pendidikan

Menengah Kejuruan

3. Perumusan bahan penetapan sistem pengelolaan Pendidikan Menengah Kejuruan

4. Perumusan bahan penetapan standarisasi pelaksanaan kurikulum nasional dan sistem pengujian Pendidikan Menengah Kejuruan;

5. Perumusan bahan penetapan pembakuan sarana Pendidikan Menengah Kejuruan;

6. Perumusan bahan penetapan program kesiswaan Pendidikan Menengah Kejuruan

4.1.2 VISI, MISI DAN TUJUAN

VISI

Terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan tamatan yang memiliki jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar global.

MISI

 Meningkatkan profesionalisme dan good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi

(63)

 Membangun dan memberdayakan SMK bertaraf internasional sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global

 Memberdayakan SMK untuk mengembangkan potensi lokal menjadi keunggulan komparatif

 Memberdayakan SMK untuk mengembangkan kerjasama dengan industri, PPPG, LPMP, dan berbagai lembaga terkait

 Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan kejuruan yang bermutu

TUJUAN

 Mewujudkan lembaga pendidikan kejuruan yang akuntabel sebagai pusat pembudayaan kompetensi berstandar nasional

 Mendidik sumber daya manusia yang mempunyai etos kerja dan kompetensi berstandar internasional

 Memberikan berbagai layanan Pendidikan Menengah Kejuruan yang permeabel dan fleksibel secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan

 Memperluas layanan dan pemerataan mutu Pendidikan Menengah Kejuruan

(64)

4.1.3 Struktur Organisasi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dibagi menjadi beberapa Subdirektorat yang terdiri atas:

1. Subdirektorat Program

Melaksanakan pengumpulan data dan informasi, penyusunan program, evaluasi, dan pelaporan program Direktorat serta penyiapan bahan kerjasama di bidang pembinaan sekolah menengah kejuruan.

Dalam melaksanakan tugas subdirektorat Program menyelenggarakan fungsi:

 Penyiapan data dan informasi pembinaan sekolah menengah kejuruan.

 Penyusunan program dan kegiatan Direktorat.

 Penyiapan bahan kerjasama dan pemberdayaan peranserta masyarakat di bidang pembinaan sekolah menengah kejuruan.

 Penyiapan bahan evaluasi dan laporan Direktorat.

2. Subdirektorat Kelembagaan Sekolah

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi dan evaluasi kelembagaan, pemberdayaan sekolah, dan sarana dan prasarana.

Dalam melaksanakan tugas Sub direktorat Kelembagaan Sekolah, menyelenggarakan fungsi:

(65)

 Penyiapan bahan perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang kelembagaan, pemberdayaan, dan sarana prasarana sekolah menengah kejuruan.

 Pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi di bidang kelembagaan, pemberdayaan dan sarana prasarana sekolah menengah kejuruan.

3. Subdirektorat Kesiswaan

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi kegiatan kesiswaan.

Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Kesiswaan menyelenggarakan fungsi:

 Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kesiswaan.

 Penyiapan bahan perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur kegiatan kesiswaan.

 Pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi kegiatan kesiswaan.

4. Subdirektorat Pembelajaran

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran.

(66)

 Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pelaksanaan pembelajaran.

 Penyiapan bahan perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang pelaksanaan pembelajaran.

 Pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran.

5. Sub Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan Direktorat.

(67)
(68)
(69)

4.1.4 Analisis

Dari hasil studi lapangan, maka peneliti melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan di Kementerian Pendidikan Nasional khususnya pada bagian Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Kejuruan dan juga memberikan sistem usulan:

4.1.4.1 Analisis Sistem Berjalan

Analisis sistem informasi membantu dalam mengetahui informasi–informasi tentang sistem yang sedang berjalan, sehingga dengan analisis sistem bisa diketahui sejauh mana kebutuhan yang telah ditangani oleh sistem yang berjalan dan bagaimana kebutuhan yang belum dipenuhi dapat diberikan solusinya dan diterapkan dalam tahap perancangan sistem.

4.1.4.2 Diagram Alir Sistem Berjalan

Prosedur penerimaan data-data sekolah yang diserahkan kepada Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai berikut :

a. Pihak sekolah mengirimkan langsung proposal dana bantuan ke Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan sesuai dengan ketentuan.

b. Setelah semua data masuk ke Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan maka semua data diolah untuk diperiksa kelengkapannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

(70)

d. KASUBDIT memberikan daftar hasil sekolah mana saja yang akan mendapat bantuan sesuai dengan Proposal kepada KASI, KASUBDIT menugaskan KASI (Kepala Seksi) untuk mengkroscek ulang.

e. KASI memberikan kepada Pegawai tertentu untuk mengkroscek ulang agar dapat diberikan bantuan dan membuat laporan sekolah mana saja yang akan diberikan bantuan.

f. Dalam proses mengkroscek ulang pegawai memeriksa kembali data identitas sekolah, dana bantuan sekolah satu per satu secara manual apakah sekolah tersebut telah menerima bantuan dalam tiga tahun sebelumnya secara berurutan dan kemudian apabila ada sekolah yang telah menerima bantuan maka pegawai memberikan daftar laporan kepada KASI bahwa sekolah tersebut sudah mendapatkan bantuan pada tahun sebelumnya.

g. KASI akan melaporkannya kembali kepada KASUBDIT.

h. KASUBDIT akan memberikan daftar lapor sekolah yang telah menerima bantuan dalam tiga tahun terakhir kepada direktur, direktur mengkaji ulang kelayakan bantuan tersebut. Jika direktur memberikan respon YA maka sekolah tersebut akan mendapatkan bantuan yang sama jika TIDAK maka sekolah tersebut tidak dapat menerima bantuan yang tertera pada proposal pengajuan dana bantuan.

(71)

j. Semua berkas yang telah diproses sampai dengan tahap pembuatan laporan data-data tersebut disimpan didalam lemari arsip sesuai dengan urutan sekolah berdasarkan urutan yang sudah ditentukan.

(72)
(73)

4.1.4.3 Kelemahan Sistem yang sedang Berjalan

Dari hasil analisis sistem yang sedang berjalan, peneliti mendapatkan beberapa kelemahan sebagai berikut:

a. Sistem yang sedang berjalan memiliki kekurangan dari segi waktu dan membutuhkan banyaknya pegawai yang dilibatkan dalam proses pencarian data.

b. Sistem yang sedang berjalan kurang memudahkan pihak–pihak yang membutuhkan dalam pencarian data-data sekolah maupun data bantuan yang telah dan akan diajukan oleh sekolah.

b. Kurangnya ketelitian terhadap proses pemeriksaan data-data yang masuk dan pencatatannya sehingga mengakibatkan data–data menjadi tumpang tindih bahkan hal terburuk seperti hilang sudah menjadi hal yang biasa.

c. Proses pembuatan laporan membutuhkan waktu yang lama karena menunggu hasil pemeriksaan ulang dari pihak Direktur, KASUBDIT, KASI.

(74)

4.1.4.4 Kelebihan Sistem yang sedang berjalan

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem yang sedang berjalan, yaitu:

a. Karena sistem yang sedang berjalan sekarang masih manual. b. Data tiap sekolah dapat dilihat langsung didalam proposal.

4.2 Fase Perancangan Pengguna

` Pada tahap ini peneliti melakukan tiga perancangan, yaitu:

4.2.1 Perancangan Proses

Berdasarkan uraian sebelumnya peneliti mengusulkan pengembangan Sistem Informasi Dana Bantuan Sekolah. Pembuatan sistem ini bertujuan untuk membantu Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan khususnya untuk memperbaiki sistem pengolahan data sekolah dan data dana bantuan yang telah ada, sehingga dapat meminimalkan tingkat kesalahan. Adapun sistem informasi yang diusulkan memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Pengolahan data–data sekolah dan data dana bantuan menjadi terkomputerisasi, baik input, proses dan output, sehingga tingkat keakuratan dan kecepatannya menjadi lebih baik.

(75)

c. Dapat mempermudah dalam pembuatan laporan dana bantuan sekolah.

4.2.1.1 Diagram Alir Sistem Usulan

Prosedur sistem pengolahan data sekolah dan data dana bantuan yang diusulkan di Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan ditunjukkan pada Gambar 4.3

(76)

4.2.1.2 DFD (Data Flow Diagram) Sistem Usulan

Pada tahapan ini dilakukan perancangan DFD dari Sistem informasi dana bantuan sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, yang merupakan hasil analisis kebutuhan dan kondisi. DFD dirancang untuk sebuah sistem usulan berdasarkan hasil analisa sistem yang berjalan. Diagram ini merupakan sarana komunikasi antara user dengan pengembang sistem untuk mengetahui seperti apa, dimana sistem usulan tersebut akan berjalan. Diagram ini menggambarkan secara garis besar semua masukan atau keluaran yang ada pada sistem. Berikut adalah tahapan–tahapan dalam pembuatan DFD Sistem informasi dana bantuan sekolah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

A. Diagram Konteks

Gambar 4.4 Diagram Konteks Sistem Usulan

Dalam sistem yang akan diusulkan terdapat entitas Admin dan Pegawai. Berikut ini adalah penjelasan dari diagram konteks sistem usulan Gambar 4.4:

(77)

b. Kemudian setelah registrasi data dimasukkan admin akan melakukan verifikasi terhadap permintaan pegawai. Jika sudah diterima sistem akan melanjutkan proses kemenu utama untuk dapat melakukan input data.

c. Pegawai dapat langsung melakukan input data baik berupa data sekolah maupun data dana bantuan.

d. Setelah melakukan input data pegawai dapat langsung melihat dan mencetak hasil data yang telah di-input baik berupa data sekolah maupun data dana bantuan.

f. Direktur, Kasubdit, Kasi melakukan pemberian keputusan akan penyaluran bantuan yang telah diajukan, selain fungsi tersebut bisa juga melakukan melihat data bantuan dan cetak data bantuan.

e. Admin bertugas menentukan hak akses tiap–tiap bagian yang berhubungan dengan sistem dana bantuan dan mengontrol jalannya sistem dana bantuan baik berupa meng-upgrade database, lihat data, cetak data maupun menghapus data.

(78)

Gambar 4.5 Diagram Nol Sistem yang diusulkan

Gambar

Gambar 2.4 Gambar 2.4 Gambar 2.4 Jaringan Lokal atau LAN Jaringan Lokal atau LAN Jaringan Lokal atau LAN
Gambar 2.5 Simbol Terminator
Gambar 2.8 Simbol Penyimpanan Data
Gambar 2.9 Simbol Entitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sel warna hijau menunjukkan bahwa saham dominan pada third order stochastic dominance , dalam hal ini pemodal diasumsikan bersikap ruin averse, asumsi ini berarti bahwa

 Membincangkan tanggungjawab murid dalam merealisasikan Wawasan 2020 Globalisasi Simulasi : Melafazkan ikrar Rukun Negara Perbincangan kumpulan : Mentafsir prinsip Rukun

Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan

merugikan secara material namun jika untuk pasien BPJS merugikan material.Jika pasien BPJS mendapatkan kamar yang tidak sesuai dengan kelas BPJS nya maka hal tersebut

Hepa i i s B virus is transmi t ed between people by contact with the blood or other body fl uids (i.e. semen and vaginal fl uid) of an infected person.. Modes of transmission

Dari survei yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan ibu – ibu terhadap definisi, penyebab, pencegahan, dan penanganan diaper rash pada anak usia 1-3 tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa darah 2 jam post prandial seseorang yang mengkonsumsi nasi siger sebesar 89 mg/dL lebih rendah dibandingkan

(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara