• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN HARGA DIRI MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN

AKTUALISASI DIRI DALAM PROSES BELAJAR METODE SEVEN

JUMP DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

RAHMA FITRA

NIM : 1111104000032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)

iii

Tempat, Tanggal lahir : Batusangkar, 3 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jorong Kumango Selatan, Kec.Sungai Tarab,

Kab.Tanah Datar, Sumatera Barat.

Telepon : 085778382179/ 081283052315

E-mail : rahmafitra.RF@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. 1998-1999 : TK AISIYAH Sungai Tarab, Kab.Tanah Datar. 2. 1999- 2005 : SDN 07 Sungai Tarab, Kab. TanahDatar. 3. 2005-2008 : MTsN Pasir Lawas

4. 2008-2011 : MAN 2 Batusangkar

5. 2011-2015 : S1 Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

PENGALAMAN ORGANISASI :

1. Ketua Osis MtsN Pasir Lawas (2007- 2008)

2. Sekretaris PIK-KRR MAN 2 Batusangkar (2008 -2009)

3. Ketua Divisi Humas dan Jurnalistik MAN 2 Batusangkar (2009-2010) 4. Staf Divisi Kesejahteran Sosial BEMJ Ilmu Keperawatan (2011-2012)

(4)

iv

SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2015

Rahma Fitra, NIM : 1111104000032

Relathionship Student Self-Esteem With Ability Self-Actualization in Learning Process Seven Jump Methods at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

Xviii + 72 pages + 8 tables + 1 charts + 12 attachments

ABSTRACT

The learning process is a matter that can not be separated from the academic life of the student, where the student is required to develop all the potential and talents as a form of self-actualization, but still found the students are passive. The purpose of this study was to determine the relationship of self-esteem of students with the ability to self-actualization in the process of learning methods seven jump in Nursing Science State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The study used quantitative analytical design correlative study with cross-sectional study (α=0.05). Respondents amounted to 103 people were taken using total sampling technique. The instrument used was a questionnaire, a questionnaire that is self-esteem (Rosenberg Self-esteem) and questionnaires for self-actualization (Peak Experiences Self-Actualization). Analysis of data using univariate and bivariate analysis (Spearman Rank Correlation test). The result showed a range of self-esteem score of 11-29, while for self-actualization below Averege self-actualization (28.2%), approachingself-actualization (25.2%), moderate self-actualization (28.2%), and high self-actualization (18.4% ). There is a strong relationship between esteem of students with the ability to self-actualization in the process of learning methods seven jump in Nursing Science State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta (p=0,000, r= +0,633). The results of this study indicate that methode seven jump is able to influence the students to hone their self-esteem and self-actualization.

Keywords: Self-esteem, self-actualization, learning methods of seven jump

(5)

v

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Rahma Fitra, NIM : 1111104000032

Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri

dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

xiiiv + 72 halaman + 8 tabel + 1 bagan + 12 lampiran

ABSTRAK

Proses belajar merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan akademik mahasiswa, dimana mahasiswa dituntut untuk mampu mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki sebagai bentuk aktualisasi diri, namun masih ditemukan mahasiswa yang pasif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian menggunakan desain correlative study dengan pendekatan

cross-sectional study (α=0,05). Responden berjumlah 103 orang yang diambil

menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kuesioner harga diri (Rosenberg Self-esteem) dengan 10 item pernyataan dan kuesioner aktualisasi diri (Peak ExperiencesSelf-Actualization) dengan 28 item pernyataan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji Korelasi Spearman Rank). Hasil penelitian didapatkan nilai mean harga diri 19.89, standar deviasi 3,346 dan rentang nilai skor harga diri 11-29. Sedangkan untuk aktualisasi diri didapatkan aktualisasi diri rendah (28.2%), mendekati aktualisasi diri (25,2%), aktualisasi diri sedang (28.2%), dan aktualisasi diri tinggi (18.4%). Ada hubungan yang kuat antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (p =0,000, r= +0.633). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode seven jump mampu mempengaruhi harga diri mahasiswa untuk mengasah dan mencapai aktualisasi diri mahasiswa.

Kata kunci : Harga diri, Aktualisasi diri, proses belajar metode seven jump

(6)
(7)
(8)
(9)

ix Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dankarunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupan materil, yang selalu memberikan semangat dan untaian do’a untuk kelancaran skripsi penulis. Penulis menyadari tidak akan

mampu membalas jasa-jasa tersebut, semoga Allah azza wa jalla memberikan balasan yang dapat mengantarkan kesyurgaNya. Terkhusus kepada :

1. Bapak Dr.H.Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(10)

x

3. Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing pertama dan yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ratna Pelawati, Skp, M.Biomed, selaku dosen pembimbing kedua yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ns. Nia damiati, S.kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, dan memberi motivasi selama empat tahun duduk di bangku kuliah.

6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah. 7. Mahasiswa Program Studi Imu Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian, terkhususnya angkatan 2012, 2013, dan 2014.

8. Orang tuaku, Ayahanda Abdurrahim dan Ibunda Elvi Deswita, S.pd yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik

(11)

xi

kandungan, terima kasih atas semangat yang selalu engkau tularkan padaku, dan adikku tersayang Zilva Hayati adik kebangganku, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih. 10.Teruntuk Alm.Kakekku tercinta Samsyuar Marahat, terima kasih atas

nasehat, motivasi, dan pengalaman yang mengesankan bersamamu, hingga penulis memilih untuk mendalami Ilmu Keperawatan ini. 11.Teman-teman seangkatanku PSIK 2011 tanpa terkecuali yang telah

membantu, memotivasi untuk sama-sama berjuang dalam mencapai cita-cita

12.Sahabat-sahabati dalam naungan IKMM Ciputat (Ikatan Keluarga Mahasiswa Minang) dan IKAMANDA Ciputat (Ikatan Keluarga MAN 2 Batusangkar) sebagai keluarga yang telahmemberikan semangat, inspirasi dan pengalaman yang tak ternilai harganya.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Teriring do’a Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Achsanal Jaza’.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2015

(12)

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iii

ABSTRACT... iv

ABSTRAK.... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi

LEMBAR PENGESAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN……... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR SINGKATAN... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Pertanyaan Penelitian ... 7

1.4Tujuan Penelitian ... 7

1.5Manfaat Penelitan ... 8

1.6Ruang Lingkup ... 9

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Harga Diri 2.1.1 Pengertian harga diri... 10

2.1.2 Aspek-aspek harga diri... 11

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri... ... 11

2.2.4 Karakteristik individu berdasarkan tingkatan harga diri. 13 2.1.5 Pengukuran harga diri ... 14

2.2 Aktualisasi Diri 2.2.1 Pengertian aktualisasi diri ... 15

(13)

xiii

2.2.5 Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri ... 19

2.2.6 Pengukuran aktualisasi diri ... 24

2.3 Metode pembelajaran problem base learning(PBL) ... 25

2.4 Metode belajar seven jump 2.4.1 Pengertian metode belajar seven jump... 26

2.4.2 langkah-langkah metode belajar seven jump ... 27

2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta... 31

2.6 Kerangka teori ... 32

BAB III KERANGKA KONSEP & DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka konsep ... 34

3.2 Defenisi operasional ... 34

3.3 Hipotesa ... 37

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain penelitian ... 38

4.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 39

4.3 Instrumen penelitian ... 39

4.4 Populasi ... 41

4.5 Sampel ... 42

4.6 Pengumpulan data ... 43

4.7 Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ... 44

4.8 Pengolahan data ... 46

4.9 Teknik analisa data ... 48

4.10 Penyajian data ... 49

4.11 Etika penelitian ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran umum tempat penelitian... 51

5.2 Karakteristik Responden ... 52

5.3 Hasil Uji Normalitas... 53

(14)

xiv

5.4.1 Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta... 54 5.4.2 Gambaran Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta... 56 5.5 Hasil Analisa Bivariat... 59 5.5.1 Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan

Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di PSIKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 59

BAB VIPEMBAHASAN

6.1 Analisis Univariat

6.1.1 Karakteristik Harga Diri Mahasiswa dalam ProsesBelajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta... 62 6.1.2 Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa dalam Proses

Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta... 65 6.2Analisis Bivariat

6.2.1 Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar... 69 6.3 Keterbatasan Penelitian... 72

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan... 73

7.2 Saran... 74

(15)

xv

Tabel 5.1: Distribusi frekuensi responden mahasiswa keperawatan

berdasarkan angkatan... 51 Tabel 5.2:Hasil Uji Normalitas Data... 52 Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven

Jump... 53

Tabel 5.4: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri Responden.. 54 Tabel 5.5: Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan

Aktualisasi diri mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta... 55 Tabel 5.6: Distribusi Frekuensi Aktualisasi Diri Berdasarkan Angkatan

[image:15.595.112.493.142.522.2]

di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 56

Tabel 5.7: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri... 57

Tabel 5.8: Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan

Aktualisasi Diri dalam ProsesBelajar Metode Seven Jump

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

halaman

(17)

xvii Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Penjelasan Penelitian untuk Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 4 : Kuesioner Harga Diri

Lampiran 5 : Kuesioner Aktualisasi Diri

Lampiran 6 : Jawaban responden pada item pernyataan Harga Diri Lampiran 7 : Jawaban responden pada item pernyataan Aktualisasi Diri Lampiran 8 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Harga Diri Lampiran 9 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Aktualisasi Diri Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

AIPNI : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia PBL : Problem Base Learning

PESAI : Peak Experiance Self-Aktualization Inventory PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia pada tahun 2008 mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi pendidikan sarjana keperawatan. Kurikulum berbasis kompetensi ini adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan keperawatan (AIPNI, 2010).

(20)

2

mereka secara mandiri ketika diberikan suatu permasalahan dan aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber.

Problem based learning ini telah diterapkan pada beberapa perguruan tinggi didunia, salah satunya yaitu berhasil digunakan di Fakultas Ilmu Kesehatan Maastrict University di Belanda pada bulan Maret 2005. Di Indonesia sendiri problem based learning juga sudah diterapkan pada Institusi Perguruan Tinggi Keperawatan, salah satunya yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada September 2012 (Pedoman Akademik UIN Jakarta, 2014).

Problem based learning menggunakan prinsip student-centered learning (SCL). SCL adalah metode pembelajaran berpusat pada peserta didik yang menuntut mahasiswa agar lebih aktif dan kreatif dalam proses belajar. Salah satu metode yang menggunakan prinsip student-centered learning yaitu metode seven jump, seven jump merupakan diskusi kelompok

kecil yang menggunakan tujuh langkah untuk memecahkan masalah. Tahap-tahap seven jump yaitu: tahap pertama: mengklaifikasi istilah asing, tahap kedua: defenisi masalah, tahap ketiga: curah pendapat, tahap keempat: menganalisis masalah, tahap kelima: merumuskan masalah, tahap keenam: belajar mandiri, dan tahap ketujuh: pelaporan (Achmadi 2007 dalam Arlan, 2012).

(21)

pendapat-pendapatnya dan mengembangkan potensinya, sedangkan mahasiswa yang pasif yaitu mahasiswa yang tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Emerald et al. (2013) menyatakan bahwa kekurangan dari metode problem based learning yaitu sebagian mahasiswa mendominasi sementara yang lain pasif dalam berdiskusi dan memakan waktu, sedangkan keuntungan dari metode problem based learning yaitu memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan penemuan masalah pembelajaran, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi, dan meningkatkan dalam memperoleh informasi baru.

(22)

4

Mengasah kemampuan aktualisasi diri dalam metode belajar seven jump dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat memecahkan masalah, yaitu mampu menyampaikan pendapat, menganalisis masalah secara kritis dan mendalam, kreatif, dan mampu mengambil keputusan tanpa dipengaruhi orang lain dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambilnya (Pajouhandeh, 2013).

Menurut Dewi (2007) ciri-ciri positif orang yang teraktualisasi dirinya antara lain: jujur, terbuka, menjadi dirinya sendiri, mampu mengekspresikan pendapat berdasarkan pikiran dan emosi-emosi yang sebenarnya tanpa dipengaruhi orang lain. Mahasiswa dalam menyampaikan pendapat masih ditemukan pasif dalam berdiskusi, salah satu yang menyebabkan mahasiswa pasif dalam berdiskusi adalah kurangnya rasa percaya diri. Perasaan kurang percaya diri ini karena takut terhadap pendengar, yaitu takut ditertawakan, takut bahwa apa yang akan disampaikan tidak pantas untuk dikemukakan (Osborne 1992 dalam Wahyuni, 2014).

(23)

terhadap diri sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri sendiri, tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang (Rosenberg 1965 dalam Arif, 2010).

Hasil studi pendahuluan melalui penyebaran angket sebanyak 10 pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2014 pada 20 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta tentang harga diri dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar dengan metode seven jump sebagai berikut: (i) 7 mahasiswa merasa tidak berguna saat memecahkan masalah karena tidak mendapatkan ide-ide kreatif dalam proses belajar. (ii) 12 mahasiswa tidak mampu mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Harisanto (2010) tentang hubungan antara self confidence dengan aktualisasi diri siswa MAN 1 Malang hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self confidence dengan aktualisasi diri pada siswa MAN 1 malang dengan nilai

(24)

6

Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, peneliti belum menemukan penelitian terkait hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Peneliti juga berpikir bahwa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri penting untuk diteliti, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih mendalam mengenai “Hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa kekurangan dari metode belajar problem base learning yaitu terdapatnya mahasiswa yang dominan dan pasif dalam berdiskusi, pasif dalam berdiskusi artinya tidak mampu menyampaikan pendapat. Menyampaikan pendapat merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri dalam proses belajar, aktualisasi diri adalah mengembangkan potensi yang dimiliki tanpa batas.

Pasifnya seseorang dalam berdiskusi disebakan karena kurangnya rasa percaya diri mahasiswa terhadap kemampuan dirinya, padahal untuk mencapai aktualisasi diri seseorang harus memiliki kepercayaan diri yang baik. Kepercayaan diriberhubungan erat dengan harga diri seperti yang sudah dijelaskan dilatar belakang, sehingga harga diri juga akan menentukan pencapaian kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar menggunakan metode seven jump.

(25)

kreatif dalam proses belajar dan 12 mahasiswa tidak mampu mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3 Pertanyaan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3.2 Bagaimana gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3.3 Apakah ada hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

(26)

8

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Untuk mengetahui gambaran aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Memberikan sumber informasi terkait harga diri mahasiswa dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan, khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Institusi

(27)

aktualisasi diri mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berintegritas.

c. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang bagaimana hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump dengan metode lain yang baru atau dengan variabel yang lain.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Sarif Hidayatullah

Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari kuesioner Rosenberg

Self-Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Resonberg (1965) dan Peak

Experiences Self-Ectualization Inventory (PESAI) yang dikembangkan oleh

(28)

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 HARGA DIRI

2.1.1 Pengertian harga diri

Menurut Stuart & Sundeen (2010) harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri, sementara itu menurut Coopersmith (1967 dalam Guindon, 2010) harga diri merupakan evaluasi atau penilaian terhadap diri sendiri yang berasal dari interaksi individu dengan orang-orang yang berada disekitarnya serta dari penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain yang diterima individu.

Franzoi (2003 dalam Lubis, 2009) mengatakan harga diri melibatkan perasaan dalam menghargai diri sendiri dan kepercayaan diri. Baron dan Byerne ( 2005 dalam Dewi, 2013) mengungkapkan harga diri adalah sikap individu terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi rendah sampai tinggi. Selain itu Waitley (2012) juga menyatakan bahwa harga diri adalah adanya keyakinan pada kemampuan individu untuk menghadapi tantangan hidup, yang merupakan sebuah kepercayaan, bahwa individu layak dan berhak untuk sukses.

(29)

terhadap dirinya, serta menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu dan berharga.

2.1.2 Aspek aspek harga diri

Menurut Rosenberg 1965 dimensi-dimensi harga diri (dalam Mruk, 2006) adalah sebagai berikut :

a. Rosenberg memulai dengan menunjukkan bahwa pemahaman harga diri sebagai fenomena atau sikap diciptakan dengan kekuatan sosial dan kebudayaan.

b. Studi mengenai harga diri dihadapkan pada masalah-masalah tersendiri, salah satunya yaitu refleksitas self, yang mengandung arti bahwa evaluasi diri lebih kompleks dari pada evaluasi objek-objek eksternal lain karena refleksitas self terlibat dalam mengevaluasi harga diri itu sendiri.

c. Harga diri ini merupakan sikap yang menyangkut kebehargaan individu sebagai seseorang yang dilihat sebagai sebuah variabel yang sangat penting dalam tingkah laku.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi harga Diri

(30)

12

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu sebagai berikut: a. Faktor Internal

1) Faktor jenis kelamin

Wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah dari pada pria, seperti: perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang, dan merasa harus dilindungi.

2) Intelegensi

Berkaitan erat dengan prestasi akademik, karena pengukuran intelegensi berdasarkan kemampuan akademik individu. Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi dari pada yang memiliki harga diri yang rendah, individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung memiliki intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras.

3) Kondisi fisik

(31)

b. Faktor eksternal

1) Lingkungan Keluarga

Peran keluarga sangat menentukan perkembangan harga diri anak. Berlaku adil, pemberian kesempatan untuk aktif, dan mendidik dengan demokratis akan membuat anak mendapatkan harga diri yang tinggi. Orang tua yang sering memberikan hukuman dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga.

2) Lingkungan sosial

Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya beharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya.

2.1.4 Karakteristik Individu Berdasarkan Tingkatan Harga diri

Menurut Resonberg (1965 dalam Wahyuni, 2014) karakteristik individu diklasifikasikan berdasarkan tingkat harga diri yaitu:

a. Karakteristik individu dengan harga diri tinggi

Seseorang yang memiliki harga diri tinggi, ia akan memiliki ciri-ciri seperti:

1. Merasa bahwa dirinya berharga

2. Merasa banyak hal-hal baik yang dimiliki

(32)

14

5. Tidak memiliki sikap sombong, melainkan memiliki sikap positif terhadap berbagai hal dan dapat mengatasi segala kekurangannya dengan baik

6. Merasa puas dengan diri sendiri

b. Karakteristik individu dengan harga diri rendah

Seseorang yang memiliki harga diri rendah, ia akan memiliki ciri-ciri seperti :

1. Menilai dirinya sendiri secara negatif 2. Meragukan kemampuan dirinya 3. Merasa tidak dihargai dan dihormati 4. Merasa orang yang gagal

5. Tidak bahagia, tertekan, dan merasa bahwa dirinya tidak dapat dibanggakan

6. Merasa tidak berguna

2.1.5 Pengukuran Harga Diri

Rosenberg’s self-esteem scale (RSES) yang disusun oleh Rosenberg

(33)

5, 6, 8, & 9. Skala ini bersifat unidimensional yaitu hanya terdiri dari satu dimensi yaitu harga diri itu sendiri.

Selain itu Coopersmith (1967 dalam Hills, Francis, & Jennings, 2011) juga merupakan salah satu tokoh yang ikut mengembangkan alat ukur harga diri yang dikenal dengan istilah self-esteeem inventory (SEI). Alat ukur ini terdiri dari 25 item yang berkaitan dengan tiga bidang yaitu harga diri secara umum, hubungan dengan orang tua, dan hubungan dengan teman sebaya yang menggunakan skala guttman dengan jawaban “ YA” atau “ TIDAK”.

Dari dua alat ukur yang telas dijelaskan diatas, dalam penelitian ini peneliti memilih untuk mengadopsi alat ukur harga diri yang mengacu kepada kuesioner Rosenberg self-esteem scale (RSES) karena skala ini bersifat unidimensional dan mengukur harga diri secara umum.

2.2 Aktualisasi Diri

2.2.1 Pengertian aktualisasi diri

(34)

16

Menurut Chaplin (2008) aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengembangkan bakat dan kapasitas diri sendiri. Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan aktualisasi diri yaitu mengembangkan bakat yang dimiliki oleh individu, dimana dengan mengaktualisasikan diri seseorang akan lebih mengenal dirinya dan mengetahui bagaimana seharusnya memanfatkan potensi-potensi positif yang ia miliki, dan melihat kekurangan dan kelemahannya, kemudian akan berusaha untuk menjadi manusia yang seutuhnya.

2.2.2 Teori Abraham maslow tentang aktualisasi diri

Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Ranking kebutuhan yang dikemukakan Maslow (1943 dalam Naisaban, 2004) sebagai berikut :

1) Kebutuhan Fisiologis

Adalah kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasaannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah kebutuhan makan, minum, oksigen, kegiatan, istirahat, seks, proteksi dari cuaca yang ekstrem, dan rangsangan-rangsangan sensoris.

2) Kebutuhan rasa aman

(35)

3) Kebutuhan sosial

suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun lawan jenis, dalam keluarga maupun dalam kelompok masyarakat. Kebutuhan ini muncul dalam bentuk merasa diterima dalam keanggotaan kelompok, mengalami rasa kekeluargaan, persahabatan, kekaguman, dan kepercayaan.

4) Kebutuhan akan harga diri

Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua. Pertama, penghargaan diri sendiri yang menyangkut hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, edukasi, kemandirian, dan kebebasan. Kedua, adalah penghargaan dari orang lain, yaitu pengakuan dari orang lain karena prestasi yang telah diraihnya dan kebutuhan untuk dihormati dan dihargai orang lain. Kebutuhan harga diri diikuti oleh kebutuhan berkompetensi, kepercayaan diri, kekuatan pribadi, prestasi, independensi, dan kebebasan.

5) Kebutuhan aktualisasi diri

(36)

18

2.2.3 Faktor Penghambat dalam Beraktualisasi Diri

Maslow ( 1943 dalam Sari, 2011) mengemukakan beberapa hambatan-hambatan dalam mengaktualisasikan diri yaitu sebagai berikut:

1) Berasal dari diri sendiri

Berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga potensi itu tetap laten.

2) Berasal dari luar

Berupa kecendrungan kepribadian individu terhadap sifat-sifat, bakat, atau potensi-potensi, dimana aktualisai diri hanya mungkin terjadi apabila kondisi lingkungan menunjangnya.

3) Berasal dari pengaruh negatif

(37)

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

Menurut Rogers (1995 dalam Ginting, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri antara lain:

1) Pemeliharaan (maintenance)

Kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar seperti makan, udara dan keamanan, serta kecenderungan untuk menolak perubahan dan mempertahankan keadaan sekarang. Pemeliharaan bersifat konservatif, dalam bentuk keinginan untuk mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman.

2) Peningkatan diri (enhancement)

Walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan tetap seperti adanya, orang ingin tetap belajar dan berubah.

3) Penerimaan positif dari diri sendiri ( self regard)

Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasaan, dimana seseorang akan mampu menerima kelemahan dirinya namun tetap berusaha melakukan yang terbaik. Penerimaan positif dari diri sendiri merupakan bagian dari dimensi harga diri.

2.2.5 Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri

(38)

20

1) Mampu melihat realita secara lebih efisien.

Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk mampu menganalisis berbagai persoalan kehidupan menusia secara kritis dan mendalam. Kemampuan melihat realitas kehidupan apa adanya akan menumbuhkan sikap tidak emosional dan lebih objektif. Individu akan mendengar apa yang seharusnya ia dengar, bukan mendengar apa yang diinginkan atau ditakuti oleh orang lain. Pengamatan yang tajam terhadap realitas hidup akan menghasilkan pola pikir yang cemerlang, menerawang jauh ke depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat.

2) Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya.

Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Ia akan melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri, yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan. Sifat ini akan menumbuhkan sikap toleransi terhadap orang lain dan juga kesabaran yang tinggi didalam menerima diri sendiri dan lapang dada menerima kritikan, saran serta nasehat orang lain.

3) Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran.

(39)

prinsip yang diyakininya, ia tidak segan-segan menentangnya, misalnya : adat istiadat yang amoral, kebohongan, kehidupan sosial yang tidak manusiawi.

4) Terpusat pada persoalan.

Bagi individu yang telah mencapai aktualisasi diri, seluruh pikiran, prilaku, dan gagasan individu berpusat pada persoalan yang tengah dihadapi umat manusia, bukan pada persoalan yang sifatnya egoistis. 5) Memisahkan diri : kebutuhan akan kesendirian.

Pada umumnya, individu yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung memisahkan diri dari lingkungan, sikap ini didasarkan atas persepsinya mengenai sesuatu yang dianggap benar tanpa perlu menunjukkan sikap egois, dimana seorang individu merasa tidak bergantung atas pikiran orang lain, sikap yang demikian membuatnya tenang dan tentram dalam menghadapi hujatan dari orang lain. Individu ini senantiasa menjaga martabat dan harga dirinya meski berada dilingkungan yang kurang terhormat. Sifat memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi pengambilan keputusan, keputusan yang ia ambil tidak dipengaruhi orang lain, dan ia akan bertanggung jawab atas segala keputusan/kebijakan yang diambilnya.

6) Otonomi : kemandirian terhadap budaya dan lingkungan

(40)

22

Kemandirian ini menunjukkan pertahanan diri individu terhadap segala persoalan yang mengguncang, tanpa harus merasa putus asa apalagi sampai bunuh diri.

7) Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan.

Pada individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan manifestasi rasa syukur atas segala potensi yang dimiliiki. Individu akan diliputi perasaan senang, kagum, yang tidak bosan terhadap apa yang ia miliki meskipun hal tersebut biasa saja. Implikasinya, individu akan mampu mengapresiasikan segala yang ia miliki. Kegagalan seseorang dalam mengapresiasikan dirinya dapat membuatnya menjadi manusia yang serakah dan berprilaku melanggar hak asasi orang lain.

8) Kesadaran sosial.

Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya cenderung memiliki perasaan simpati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu orang lain walaupun orang tersebut berprilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini akan memunculkan kesadaran sosial yang membuat individu memiliki rasa bermasyarakat.

9) Hubungan interpersonal.

(41)

10) Demokratis.

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengan prilaku yang tidak membedakan orang lain berdasarkan golongan, etnis, agama, suku, ras, status, sosial-ekonomi, partai, dan lain-lain. Sikap demokratis ini lahir karena individu yang mampu mengaktualisasikan diri tidak memiliki perasaan risih bergaul dengan orang lain, rendah hati, dan senantiasa menghormati orang lain. 11) Rasa humor yang bermakna dan etis.

Rasa humor orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya berbeda dengan humor kebanyakan orang, ia tidak akan tertawa terhadap humor yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain. Humor yang ia tunjukkan tidak hanya memancing tawa, tetapi memiliki makna dan nilai pendidikan. Humornya benar-benar mencerminkan hakikat manusiawi-menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

12) Kreativitas.

(42)

24

13) Kemandirian.

Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu mempertahankan pendirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan goyah atau terpengaruh oleh berbagai guncangan atau kepentingan. 14) Pengalaman puncak.

Individu yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang menyatu dengan alam, ia merasa tidak ada batas atau sekat antara dirinya dan alam semesta. Artinya individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya akan terbebas dari sekat-sekat seperti: suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat sekat lainnya. Dengan demikian, individu akan memilikki sifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati, alami, sederhana, dan terbuka. Karakter inilah yang mencerminkan seseorang berada pada pengalaman puncak.

2.2.6. Pengukuran aktualisasi diri

Alat ukur untuk aktualisasi diri yaitu Peak ExperienceSelf-Actualization Inventory (PESAI) berdasarkan teori Maslow (1943) yang

(43)

(15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak pernah (0) terdapat pada no 7, 11, & 25.Scoring berbeda-beda dikarenakan menurut Wilsow dan Kneisl (1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh terhadap aktualisasi diri pada individu.

2.3 Metode Pembelajaran PBL

Rukmini (2006 dalam Naila, 2014) mendefinisikan PBL merupakan suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue atau pemecahan masalah dengan menggunakan problem atau kasus.

Tujuan utama dari metode PBL menurut Wahyuningsing & Santoso (2013) adalah:

a. Melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis atau mengembangkan kemampuan berpendapat, termasuk dalam hal ini kemampuan mengatasi masalah dan berpikir kritis.

b. Menuntut mahasiswa untuk aktif sharing mengenaiinformasi yang diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan mengetahui konsep atas pengetahuan yang barukaitannya dengan kasus penyakit yang sering di temui diklinik.

(44)

26

Macam-Macam Tahap Kegiatan PBL:

1. Menurut Wood (2003) terdapat “tujuh langkah” (“seven jump”) yang dikembangkan oleh Maastricht, Belanda dalam mengimplementasikan diskusi totorial PBL.

2. Menurut Sudarman (2007), terdapat 5 langkah dalam PBL. a. Konsep dasar (basic concept)

b. Pendefinisian masalah (defining the problem) c. Pembelajaran mandiri (self learning)

d. Pertukaran pengetahuan (exchange knowledge) e. Penilaian (assessment)

2.4 Metode belajar Seven Jump

2.4.1 Metode Belajar Seven Jump

(45)

2.4.2 Langkah – langkah metode belajar seven jump

Menurut Wood (2003) terdapat “Tujuh langkah” atau (seven jump)

yang dikembangkan Universitas Maastricht (Belanda) dalam mengimplementasikan diskusi tutorial PBL.

1. Langkah pertama yaitu mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum dikenal dalam skenario. Nutulen membuat daftar istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi.

2. Langkah kedua yaitu mendefenisikan masalah yang akan dibahas. Jika terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua masalah harus dipertimbangkan. Nutulen membuat daftar masalah yang sudah disepakati untuk dibahas.

3. Langkah ketiga yaitu sesi “brainstorming” (curah pendapat) untuk membahas masalah, yaitu memberikan penjelasan dan mengidentifikasi area yang belum diketahui dengan sempurna, notulen mencatat semua pokok diskusi.

4. Langkah keempat yaitu kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan menjadi solusi sementara, notulen menata penjelasan-penjelasan.

5. Langkah kelima rumuskan tujuan pembelajaran (learning objective), kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat. 6. Belajar mandiri (semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang

(46)

28

7. Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengidentifikasi sumber belajar dan berbagai hasilnya). Tutor memeriksa pembelajaran dan menilai kriteria kelompok.

Menurut Patria (2011) tujuh langkah metode seven jump yaitu :

1. Mengklarifikasi istilah asing

a. Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas.

b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya.

c. Kata-kata yang masih diperdebatkan dikelompok ditulis.

2. Mendefenisikan Masalah

a. Problem (masalah), bisa berupa istilah, fakta, fenomena, yang kemudian didefenisikan oleh kelompok.

b. Tutor mendorong seluruh anggota kelompok untuk memberi pendapat dan argumen dalam diskusi.

c. Sangat mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah. d. Membandingkan dan mengelompokkan pendapat akan meluaskan

horizon intelektual.

e. Mencatat seluruh isu, argumen dan pendapat yang telah dijelaskan oleh kelompok.

3. Curah pendapat berdasarkan hipotesis

(47)

b. Mahasiswa mencoba membuat formulasi, berdiskusi tentang berbagai kemungkinan yang sesuai dengan masalah.

c. Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke hal-hal rinci.

d. Mencatat seluruh hipotesis yang ada.

4. Menyusun hipotesa

a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum. b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang

ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman. c. Hasil diskusi berisi: pengorganisasian penjelasan terhadap masalah

ditulis secara skematik, menghubungkan ide baru yang muncul dari anggota kelompok dengan pengetahuan yang ada.

5. Mendefenisikan tujuan belajar

a. Kelompok menyusun beberapa tujuan belajar.

b. Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih focus, tidak terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia.

(48)

30

6. Belajar Mandiri

a. Dapat berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, literarure review, jurnal, specimen patologis / fisiologis, bertanya kepada pakar,

dsb.

b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota kelompok

c. Hasil tersebut didiskusikan pada langkah ketujuh.

7. Pelaporan

a. Masing-masing anggota sudah siap berdiskusi setelah belajar beberapa literatur maupun sumber belajar lainnya.

b. Tujuannnya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian mendiskusikan kembali.

c. Mahasiswa bisa beragumen dan menyampaikan pendapat untuk menambahkan, menyanggah, bertanya, dan berkomentar terhadap referensi.

d. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan membuat laporan tertulis.

(49)

2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

Kurikulum di Prodi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berlaku saat ini terdiri dari 2 macam, yaitu kurikulum berbasis isi (kurikulum lama) dan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum lama berlaku sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, dimana kurikulum lama ini mengalami revisi dan perbaikan (PSIK UIN Jakarta, 2012).

Pada tahun 2006, dilakukan peninjauan secara internal (Program Studi) yang menghasilkan perubahan distribusi mata kuliah. Kemudian pada Juni tahun 2007 dilakukan workshop pengembangan kurikulum dengan hasil berupa perubahan kurikulum pada semester I untuk seluruh program studi yang ada di Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan dalam bentuk model integrasi yang bertujuan menyamakan kompetensi dasar mahasiswa Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan pada tahun 2009 kurikulum tersebut ditinjau kembali (PSIK UIN Jakarta, 2012).

(50)

32

2.6 KERANGKA TEORI

Aktualisasi Diri

Metode belajar seven jump

Harga diri

Sosial

Keamanan

Fisiologi

Bagan 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow (1943)

Sumber : Maslow 1943 (dalam Asmadi, 2008) ; Rosenberg 1965 (dalam Wahyuni, 2014).

Faktor penghambat

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri

Aspek-aspek harga diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi

(51)

Keterangan :

: : Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

(52)

34

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini meneliti tentang “Hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) agar mudah dipahami dan menjadi acuan dalam penelitian. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variabel yang disebabkan/dipengaruhi adanya variabel bebas (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini, variabel bebas (independen) adalah harga diri mahasiswa dan aktualisasi diri sebagai variabel terikatnya (dependen).

.

3.2 Defenisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel harga diri sebagai variabel independen dan aktualisasi diri sebagai variabel dependen.

Variabel dependen Variabel independen

(53)
[image:53.842.114.761.66.505.2]

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Defenisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Harga diri Penilaian seseorang

terhadap penerimaan dirinya kelemahan, kekuatan diri, dan kepuasaan terhadap apa yang dilakukanya serta usaha-usaha individu untuk mencapai prestasi.

Item pernyataan dalam kuesioner Rosenberg Self- Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965) terdiri dari 10 item

pernyataanmenggunakan skala likert, dengan penilaian untuk

pertanyaan sangat setuju (3), setuju (2), tidak setuju (1), dan sangat tidak setuju (0)

Kuisioner Semakin tinggi skor semakin tinggi harga diri

(54)

36

No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

2 Aktualisasi diri

Kebutuhan manusia untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimiliki atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya.

Item pernyataan dalam kuesioner aktualisasi diri Peak Experiences

Self-Actualization inventori

(PASAI) yang

dikembangkan oleh Wilsow and Kneisl (1983) sejumlah 28 pernyataan menggunakan skala likert dengan scoring yang berbeda menurut Wilsow &Kneisl (1983).

Kuisioner 150 – 200 :

aktualisasi diri tinggi 112 -149:

aktualisasi diri sedang 80 – 111:

mendekati aktualisasi diri.

0-79 :

aktualisasi diri rendah (Wilsow & Kneisl, 1983)

(55)

3.3 Hipotesa

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang muncul adalah :

(56)

38

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV ini akan menjelaskan lebih rinci tentang metode yang digunakan. Diantaranya mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian, tekhnik pengolahan data, dan analisa data yang digunakan, penyajian data, dan etika penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain correlative study dengan pendekatan cross- sectional. Menurut Sugiyono (2013) menjelaskan penelitian korelatif yaitu

(57)

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dilakukan di lokasi perkuliahan mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2012, 2013 dan 2014. Waktu penelitian dilaksanakan setelah berlangsungnya seminar proposal, pada tanggal 6 April 2015.

4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan pernyataan tertutup, kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan dalam rangka wawancara terstruktur oleh peneliti kepada responden, daftar pertanyaan atau pernyataan telah disusun sedemikian rupa, sehingga responden hanya memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda atau simbol atau menceklis dari pilihan jawaban yang telah disediakan (Siregar, 2013). Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan, yaitu:

a. Kuesioner A, berisi mengenai pernyataan harga diri mahasiswa terhadap penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner Rosenberg Self- Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Rosenberg

(58)

40

menguji validitas & reliabelitas kuesioner, didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel/

b. Kuesioner B, berisi mengenai pernyataan kemampuan aktualisasi diri mahasiswa terhadap penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner Peak Experience Self-Actualization Inventori (PESAI) yang dikembangkan oleh Wilsow and Kneisl (1983) sejumlah

28 pernyataan, menggunakan skala likert dengan penilaian yang berbeda berdasarkan scoring yang sudah ditentukan Wilsow & Kneisl (1983). Kemudian peneliti menguji validitas & reliabelitas kuesioner, didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel/

Penilaian kuesioner A adalah menggunakan skala likert, yang mana skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sujarweni, 2014) yang dalam penelitian ini berupa karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan skala likert yang pemberian skoringnya dengan sangat setuju = 3, setuju = 2, tidak setuju = 1, sangat tidak setuju = 0.

(59)

terdapat pada item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 26, & 27, sedangkan item penilaian sangat sering (10), sering (7), kadang-kadang (3), dan tidak pernah (0) terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, & 28, dan item penilaian sangat sering (15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak pernah (0) terdapat pada no 7, 11, & 25. Scoring berbeda-beda dikarenakan menurut Wilsow dan Kneisl (1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh terhadap aktualisasi diri pada individu.

4.5 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta angkatan 2014, 2013 dan 2012 yang telah menggunakan metode belajar seven jump. Mahasiswa yang menggunakan metode belajar seven jump di PSIK UIN Jakarta yaitu angkatan 2012, 2013, dan 2014.

(60)

42

b. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (Imron & Munif, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah tekhnik pengambilan sampel dimana sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).

Pengambilan sampel berpedoman pada kriteria inklusi yang telah ditentukan peneliti, menurut Nursalam (2008) kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 103 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta yang sedang menjalani proses metode belajar seven jump, yaitu angkatan 2012 terdiri dari 37 orang, angkatan 2013 terdiri dari 48 orang, dan angkatan 2014 terdiri dari 18 orang. Kriteria inklusi sampel yang diambil dari populasi adalah sebagai berikut:

a. Mahasiswa aktif di PSIK UIN Jakarta tahap akademik angkatan 2012, 2013, dan 2014 yang sedang menjalani proses belajar metode belajar seven jump.

(61)

4.6 Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuesioner yang telah disetujui oleh penguji dan pembimbing setelah seminar proposal.

2. Setelah proposal penelitian dan uji validitas serta uji reliabilitas disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Setelah izin penelitian disetujui, peneliti mendatangi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti datang ke Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012, 2013, dan 2014 kemudian koordinasi dengan pengurus kelas untuk mengumpulkan calon responden. Kemudian peneliti membagikan kuisioner sebagai data primer, kuesioner dibagikan kepada 37 mahasiswa angkatan 2012, 48 mahasiswa angkatan 2013 dan 18 mahasiswa angkatan 2014. Total kuesioner yang dibagikan oleh peneliti adalah 103 kuesioner dengan jumlah pernyataan 38 item.

4. Menjelaskan kepada calon responden terkait penelitian, kemudian memberikan lembar persetujuan (Informed consent) dan kuesioner dan menjelaskan prosedur pengisian kuesioner.

5. Memberikan waktu pengisian kuesioner kepada responden ± 15 menit

(62)

44

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

4.7.1 Hasil Uji Validitas

Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya.

Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus teknik korelasi product moment seperti berikut ini.

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y N : Jumlah responden

X : Jumlah skor tiap butir Y : Skor total seluruh butir

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software komputer menggunakan metode Pearson Correlation (Korelasi Product Moment) dengan menghitung r atau koefisien korelasi. Apabila r hitung ≥ r tabel (0,05), maka pertanyaan tersebut valid. Apabila r hitung ≤ r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid (Arikunto, 2010).

[image:62.612.138.524.172.482.2]
(63)

coba minimal 30 orang. Mahasiswa yang diikutsertakan dalam uji coba instrumen ini tidak termasuk dalam responden penelitian. Hasil korelasi tiap-tiap item pernyataan kuisioner harga diri (Rosenberg Self- Esteem) berkisar antara 0,477 sampai 0,877. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel pada signifikasi 5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner

pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan10 valid dan layak digunakan untuk penelitian.

Sedangkan hasil korelasi tiap-tiap item pernyataan kuisioner aktualisasi diri (Peak Experience Self-Actualization Inventori) berkisar antara 0,369 sampai 0,779 kemudian dibandingkan dengan r tabel pada signifikasi 5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner pernyataan no 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, & 28 ini valid dan layak digunakan untuk penelitian.

4.7.2 Hasil Reliabilitas

(64)

46

Pada penelitian ini, reliabilitas kuesioner harga diri menghasilkan nilai a= 0,877 dan kuesioner aktualisasi diri menghasilkan nilai a= 0,919, angka tersebut lebih besar dari nilai konstanta (0,6) sehingga instrumen ini dianggap reliabel dan dapat dipercaya.

4.8 Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari 3 tahap (Imron & Munif, 2010):

a. Editing

Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar peranyataan, kartu, buku register dan lain-lain. Kegiatan dalam memeriksa data meliputi:

1. Perhitungan dan penjumlahan

Menghitung banyaknya lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan.

2. Koreksi

Kegiatan ketika koreksi adalah untuk melihat dan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, memeriksa keseragaman data.

b. Coding

Coding adalah tindakan untuk memudahkan pengolahan data, maka semua

(65)

adalah dengan memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, dalam memberi simbol-simbol atau kode, tahapan kegiatan yang dilalui adalah: 1) Untuk jawaban dari pertanyaan tertutup

Cara yang ditempuh adalah memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, biasanya dalam bentuk angka untuk setiap jawaban yang diberikan oleh responden.

2) Jawaban dari pertanyaan terbuka

Cara yang ditempuh ialah mengambil intisari dari jawaban yang diberikan, kemudian dikelompokkan menurut kategori tertentu dan setelah itu tiap kategori diberikan simbol-simbol atau kode berupa angka.

3) Pemindahan data

Setelah pemberian simbol atau kode pada jawaban kuisioner yang dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi kode dipindahkan ke dalam suatu media yang mudah ditangani untuk pengolahan data selanjutnya. Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara mekanis, manual atau elektronis.

c. Tabulating

(66)

48

4.9 Teknik Analisis data

Setelah dilakukan proses pengolahan/manajemen data, langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis data. Tujuan analisis data adalah agar data yang dikumpulkan memiliki arti/makna yang dapat berguna untuk mengatasi masalah kesehatan. Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti (Arikunto, 2010). Analisa univariat digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, yaitu gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dengan menghitung nilai mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum, selanjutnya melihat gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.

2. Analisa Bivariat

[image:66.612.141.529.172.509.2]
(67)

Pada uji Korelasi Spearman Rank (Rho) ini tingkat kemaknaan yang digunakan adalah α= 5% (Riwidikdo, 2013). Untuk mengetahui

terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar hubungannya dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi atau nilai r. Koefisien korelasi memiliki sifat antara -1 hingga +1 dan sifat nilai koefisien korelasi antara plus (+) atau minus (-), yang mana jika korelasi positif (+) berarti jika variabel 1 mengalami kenaikan maka variabel 2 juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya dan jika korelasi negatif (-) berarti jika variabel 1 mengalami penurunan maka variabel 2 akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya, dan keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 0.00-0.20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah, 0.21-0.40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah, 0.41-0.70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat, 0.71-0.90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat, 0.91-0.99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali, dan 1 berarti korelasi sempurna (Sujarweni, 2014).

4.10 Penyajian Data

(68)

50

4.11 Etika Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menerapkan prinsip etis (Siswanto, 2013), sebagai berikut:

1. Memperlakukan partisipan secara terhormat.

Proses penelitian menyangkut orang dan kehidupannya. Bagi beberapa orang, menjadi partisipan penelitian adalah suatu hal yang menyenangkan, namun ada juga yang tidak suka terlibat dalam penelitian, baik sebagai responden maupun informan. Ada juga yang terlibat karena terpaksa. Apapun bentuk keterlibatan orang lain, peneliti tidak boleh mengganggu kepentingan mereka sedikitpun.

2. Menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari partisipan.

Peneliti wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi yang diperoleh.

(69)

73

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan.

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan mendapatkan izin penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor:1356/D/T2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI Nomor:Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang izin penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan lulusan pendidikan profesinya mendapat sebutan Ners (Ns).

(70)

52

metode pembelajaran yang berbeda, dimana mahasiswa angkatan 2014, angkatan 2013, dan angkatan 2012 menggunakan kurikulum 2012 dengan metode pembelajaran modul yang berorientasi Student Centered Learning, sedangkan mahasiswa angkatan 2011 menggunakan kurikulum 2008 dengan metode pembelajaran conventional yang berorientasi Teacher Centered Learning.

B. Karakteristik Responden

[image:70.612.201.442.555.696.2]

Penelitian ini dilakukan pada 103 mahasiswa, dengan jumlah responden pada masing-masing angkatan yaitu angkatan 2014 sebanyak 18 orang, yang merupakan jumlah sisa dari uji validitas sebanyak 30 orang, dimana jumlah mahasiswa angkatan 2014 keseluruhan yaitu 48 orang, kemudian angkatan 2013 sebanyak 48 orang dan angkatan 2012 sebanyak 37 orang. Jumlah ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling, data didapatkan dari bagian akademik Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi responden mahasiswa keperawatan berdasarkan angkatan

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan Angkatan

No Angkatan Frekuensi Persentase

1 2012 37 35,9%

2 2013 48 46,6%

3 2014 18 17,5%

(71)

Tabel 5.1 diatas menunjukkan angkatan 2013 merupakan responden yang paling banyak yaitu berjumlah 48 orang (46,6%).

C. Hasil Uji Normalitas

[image:71.612.137.529.174.484.2]

Sebelum dilakukan analisis univariat maupun bivariat, kenormalan data terlebih dahulu diuji. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov <0.05 maka data diasumsikan tidak berdistribusi normal, begitu sebaliknya. Tabel 5.2 berikut ini adalah hasil uji normalitas pada masing-masing variabel penelitian:

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Kolmogorov Smirnov(KS) Distribusi Data

Harga Diri 0.000 Tidak normal

Aktualisasi Diri 0.002 Tidak normal

(72)

54

D. Hasil Analisa Univariat

Analisa univariat menjelaskan karakeristik harga diri dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Untuk harga diri ditampilkan dengan menghitung mean, standar deviasi, nilai minimal, dan nilai maksimal. Sedangkan nilai aktualisasi diri dihitung dengan frekuensi dan persentasi.

1. Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa

[image:72.612.120.529.155.510.2]

Distribusi skor karakteristik harga diri mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses belajar metode seven jump dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut;

Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven Jump

Responden Mean S. deviasi Min- maks

Harga diri 19.89 3.346 11-29

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas maka diperoleh nilai mean 19.89, standar deviasi 3.346, dan nilai minimun 11, serta nilai maksimum 29.

(73)

Gambar

Tabel 5.7:  Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri....................... 57
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
tabel (0,05), maka pertanyaan tersebut valid. Apabila r hitung ≤ r tabel maka
gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dengan menghitung nilai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan interaksi teman sebaya dengan kepercayaan diri remaja awal. Populasi dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan interaksi teman sebaya dengan kepercayaan diri remaja awal.. Populasi dalam penelitian ini

Tahap Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan Meditasi Asmaul Husna Terhadap Peningkatan Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa di PESMA An-Nur Surabaya. Pada tahap ini,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga dengan harga diri pada remaja, mengetahui tingkat keharmonisan keluarga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mahasiswa profesi keperawatan dalam melakukan pemberian obat (nama dan bentuk obat, sifat dan

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan pelitian “Studi Pola Penyesuaian Diri Mahasiswa Rantau Luar Pulau Jawa Di UIN Syarif Hidayatulah Jakarta” untuk mengetahui

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan manajemen diri, kemampuan menyelesaikan tugas dan perilaku belajar mahasiswa jurusan

Dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir, saya bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan efikasi Diri dengan Kemampuan Adaptasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat Pertama